sasd

Upload: ridwan-fauzi

Post on 07-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dsdsd

TRANSCRIPT

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PIUTANG USAHAI. Metodologi Desain Pengujian Perincian SaldoMetodologi desain pengujian perincian saldo yang menggunakan model resiko audit digunakan para auditor dalam mendesain pengujian yang tepat untuk saldo piutang dagang.Dalam metodologi tersebut berkaitan dengan kertas kerja perencanaan bukti yang diperkenalkan dalam bab materialitas dan resiko.Bukti yang memadai yangakan dipakai dalam pengujian perincian saldo harus diputuskan berbasis dengan tujuan dengan tujuan(objective-by-objective).Pengambilan keputusan ini menjadi kompleks karena adanya beberapa interaksi yang mempengaruhi atas bukti tersebut.Contohnya auditor harus mengevaluasi pelanggaran dan mempertimbangkan risiko bawaan (inherest risk).Potensi dan resiko ini dapat bervariasi sesuai dengan tujuannnya, seperti halnya hasil pengujian pengendalian identifikasi risiko, yang bervariasi sesuai dengan tujuan.Auditor itu harus pula mempertimbangkan hasil pengujian subtantif dari penjualan dan penerimaan kas.Dalam mendesainpengujian perincian saldo piutang dagang, auditor harus memenuhi delapan tujuan perincian saldo.Delapan tujuan umum ini sama untuk seluruh akun, yang disebuttujuan audit yang terkait dengan saldo piutang dagang.Kedelapan tujuan tersebut adalah sebagai berikut :1. Piutang dagang dalam neraca saldo sesuai dengan jumla pada berkas utama, dan jumlah totalnya secara tepat ditambahkan sesuai dengan buku besar (kecocokan perincian).2. Perincian piutang dagang yang terjadi (Keberadaan).3. Seluruh piutang dagang sudah dihitung (Kelengkapan).4. Jumlah piutang dagang yang tepat (Akurasi).5. Piutang dagang diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi).6. Pisah batas waktu piutang dagang yang tepat (pisah batas)7. Piutang dagang dinyatakan dalam nilai yang dapat direalisasikan (Nilai Terealisasi)8. Klien memiliki hak atas piutang dagangKolom dalam kertas kerja perencanaan bukti termasuk tujuan audit terkait saldo.auditor menggunakan faktor-faktor yang ada untuk membantu mengetahui resiko deteksi piutang dagang yang terencana, sesuai tujuannya.II. Mendesain Pengujian Perincian SaldoMeskipun auditor menekankan akun-akun neraca dalm pengujian perincian saldo, akun laporan laba-rugi tidak dilupakan karena akun laporan laba/rugi diuji sebagai produk sampingan dari pengujian neraca. Sebagai contoh, jika auditor mengkonfirmasi saldo piutang dagang dan menemukan lebih saji yang disebabkan karena kesalahan dalam penagihan ke pelanggan, maka baik piutang dagang maupun penjualan menjadi lebih saji.Konfirmasi atas piutang dagang merupakan pengujian terpentingterhadap perincian piutang dagang. Kita akan mendiskusikan konfirmasi secara singkat sambil mempelajari pengujian yang memadai untuk setiap tujuan audit-terkait saldo. Kita akan membahasnya lebih terperinci dalam bab ini.Dalam membahas pengujian perincian saldo piutang dagang, kita berfokus pada tujuan audit terkait saldo. Kita akan mengasumsikan dua hal, yaitu:1. Auditor telah melengkapi kertas kerja.2. Auditor telah menetapkan risiko deteksi terencana untuk pengujian atas tujuan audit-terkait saldo.Piutang Dagang Ditambahkan secara Tepat dan Sesuai dengan Berkas Utama dan Buku BesarPada umumnya, pengujian atas piutang dagang dan cadangan kerugian piutang dilakukan berdasarkan neraca saldo. Sebuah neraca saldo menyajikan saldo piutang dagang pada tanggal neraca termasuk data saldo piutang untuk setiap pelanggan disertai perincian saldo untuk kurun waktu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca.Biasanya, auditor melakukan pengujian atas informasi yang didapatkan dari kecocokan perincian(detail tie-in)dalam neraca saldo, sebelum melakukan pengujian lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diuji sama dengan buku besar dan piutang dagang pada berkas utama. Total kolom dan kolom yang berkaitan dengan umur piutang harus diuji dan total pada neraca saldo dibandingkan dengan buku besar. Sebagai tambahan, auditor harus menelusuri sampel untuk saldo masing-masing dokumen pendukung, seperti duplikat bukti penjualan untuk mencocokkan nama pelanggan, saldo, dan penghitungan umur piutang yang tepat. Perluasan pengujian terhadap kecocokan perincian bergantung pada jumlah rekening, tingkat pengujian atas berkas utama sebagai bagian dari uji pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi, dan tingkat pengujian yang dilakukan oleh auditor internal atau pihak independen lain sebelum auditor. Auditor sering kali menggunakan peranti lunak audit untuk menjumlah ke bawah(foot)dan ke samping(cross-foot)pada neraca saldo dan menghitung ulang taksiran umur piutang.Piutang Dagang Dicatat Sesuai KeberadaannyaKonformasi atas saldo tagihan pelanggan merupakan pengujian paling penting untuk menentukan keberadaan piutang dagang yang dicatat. Ketika pelanggan tidak menanggapi konfirmasi, maka auditor perlu memeriksa dokumen pendukung untuk mengecek pengiriman barang , juga menguji bukti penerimaan kas selama masa tenggat(subsequent)untuk mengetahui apakah pembayaran sudah dilakukan. Biasanya, auditor tidak menguji dokumen pengiriman atau bukti penerimaan kas dalam sampel yang dikonfirmasi, melainkan memperluas penggunaan dokumen tersebut sebagai alternative bukti bagi konfirmasi yang tidak ditanggapi.Piutang Dagang Dicatat secara LengkapBagi auditor, sulit untuk melakukan pengujian saldo rekening di luar neraca saldo, kecuali bergantung pada pertimbangan data piutang dagang di berkas utama. Contohnya, jika klien tanpa sengaja tidak memasukkan piutang dagang pada neraca saldo, kemungkinan hal ini akan dapat dideteksi ketika auditor melakukan penjumlahan ke bawah terhadap piutang dagang di neraca saldo, kemudian melakukan rekonsiliasi saldo melalui akun pengntrol di buku besar.Jika seluruh penjualan kepada pelanggan tidak dimasukkan dalam jurnal penjualan, maka kurang saji pada piutang dagang tidak dapat diungkap melalui pengujian perincian saldo. Sebagai contoh, auditor jarang mengirimkan konfirmasi piutang dagang kepada pelanggan dengan saldo nol, sebagian karena hasil penelitian menyebutkan bahwa pelanggan biasanya tidak merespons permintaan konfirmasi yang menunjukkan saldo mereka kurang. Sebagai tambahan, penjualan yang tidak tercatat kepada pelanggan baru akan sulit diidentifikasi dalam konfirmasi karena nama pelanggan tersebut tidak masuk dalam berkas utama. Kurang saji atas penjualan dan piutang dagang lebih baik dideteksi dari prosedur analitis dan pengujian substantive atas transaksi pengiriman yang dilakukan, tetapi tidak dicatat (tujuan kelengkapan atas pengujian transaksi penjualan).Akurasi Piutang DagangKonfirmasi rekening yang diambil dari neraca saldo merupakan bentuk pengujian perincian saldo yang paling umum dilakukan untuk mengetahui akurasi piutang dagang. Bila pelanggan tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor dapat melihat data pendukung untuk memperoleh keyakinan atas keberadaan piutang tersebut. Auditor melakukan pengujian debet dan kredit pada saldo pelanggan individu dengan memeriksa dokumen pendukung untuk pengiriman dan penerimaan kas.Piutang Dagang Diklasifikasikan dengan BenarUmumnya, auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang dagang dengan mudah, yaitu dengan menelaah neraca saldo untuk piutang yang jumlahnya material dari afiliasi, karyawan, direktur, atau pihak terkait lainnya. Auditor perlu mengecek apakah piutang yang sifatnya jangka panjang sudah dipisahkan dari piutang dagang biasa, dan saldo kredit pada piutang dagang yang jumlahnya besar diklasifikasikan kembali menjadi utang dagang.Terdapat hubungan erat antara tujuan audit-terkait klasifikasi saldo dengan klasifikasi terkait, penyajian atas pemahamannya, dan tujuan pengungkapannya. Untuk mencapai tujuan audit-terkait klasifikasi saldo, auditor harus menetapkan apakah klien telah mengklasifikasikan piutang dagang secara benar. Sebagai contoh, auditor akan menetapkan apakah piutang dari pihak terkait telah dipisahkan di neraca saldo. Untuk memenuhi persyaratan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memastikan bahwa klasifikasi disajikan secara benar dengan menentukan apakah transaksi antara pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan telah dicatat secara tepat dalam laporan keuangan selama menyelesaikan tahapan audit.Penetapan Pisah Batas (Cutoff) Piutang Dagang secara TepatSalah saji akibat pisah batas(Cutoff Misstatement)terjadi ketika transaksi dalam waktu berjalan dicatat selama jeda waktu antara pembuatan pelaporan dan waktu audit, atau sebaliknya. Tujuan pengujian pisah batas, tanpa memperhatikan jenis transaksi, adalah untuk melihat apakah transaksi yang terjadi di akhir periode akuntansi dicatat pada periode yang tepat. Hal ini adalah salah satu tujuan terpenting dari siklus karena salah saji dalam pisah batas memengaruhi laba periode berjalan. Sebagai contoh, kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja dalam menetapkan penjualan yang terjadi setelah tanggal neraca sebagai penjualan periode berjalan, atau kesalahan tidak memasukkan pembelian barang dagangan pada periode berjalan, akan menyebabkan lebih saji laba bersih secara material.Salah saji akibat penetapan pisah batas terjadi padapenjualan, retur dan cadangan barang dagangan, serta penerimaan kas.Untuk masing-masing hal tersebut, auditor perlu melakukan tiga pendekatan dalam menetapkan kewajaran pisah batas, yaitu:1. Menetapkan kriteria pisah batas yang tepat.2. Mengevaluasi apakah klien telah melakukan prosedur yang memadai untuk menentukan tingkat kewajaran pisah batas.3. Menguji apakah pisah bats yang ditetapkan adalah tepat.Pisah Batas Penjualan.Sebagian besar klien yang bergerak di bidang perdagangan dan manufaktur mencatat penjualan berdasarkan kriteria pengiriman barang. Beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat perpindahan kepemilikan, yang dapat terjadi sebelum pengiriman (seperti dalam kasus barang yang diproduksi khusus), pada saat memulai pengiriman, atau selama pengiriman berlangsung. Agar pengukuran dilakukan secara tepat pada periode berjalan, maka metode yang digunakan harus mengikuti Prinsip Akuntansi Berterima Umum(Generally Accepted Accounting Principles/GAAP)dan diterapkan secara konsisten.

Bagian terpenting pada evaluasi metode klien dalam menetapkan pisah batas adalah saat menentukan prosedur apa yang digunakan. Jika klien menerbitkan dokumen pengiriman secara urut nomor, maka auditor akan sangat mudah mengevaluasi dan menguji pisah batasnya. Pemisahan tugas antara fungsi pengiriman dan penagihan juga menguatkan kecenderungan untuk mencatat transaksi pada periode yang tepat. Bagaimana pun juga, jika pengiriman dilakukan oleh armada perusahaan, jika pencatatan pengiriman tidak diberi nomor, dan jika orang yang melakukan pengiriman dan penagihan tidak independen satu sama lain, maka auditor akan sulit memastikan bahwa pisah batas yang ditetapkan adlah akurat.Ketika pengendalian internal klien dianggap memadai, maka auditor biasanya dapat melakukan verifikasi pisah batas dengan memeriksa nomor dokumen pengiriman pada saat pengiriman terakhir di akhir periode, lalu membandingkan nomor ini dengan pencatatan penjualan selama periode berjalan dan periode jeda (subsequent). Sebagai ilustrasi, diasumsikan nomor dokumen pengiriman untuk pengriman terakhir periode berjalan adalah 1489. Seluruh penjualan yang dicatat sebelum akhir periode harus diawali dengan dokumen nomor 1490 dan tidak ada penjualan dicatat dan dikirimkan selama periode jeda yang bernomor 1489 atau lebih kecil. Seorang auditor dapat menguji hal ini dengan membandingkan catatan penjualan dan dokumen pengiriman terkait untuk beberapa hari terakhir pada periode berjalan, dan beberapa hari di awal periode jeda.Pisah Batas Retur dan Cadangan Penjualan.GAAP mensyaratkan retur penjualan harus dibandingkan dengan penjualan terkait jika jumlahnya material. Sebagai contoh, jika pengiriman pada periode berjalan dikembalikan pada periode jeda (subsequent period), maka retur penjualan seharusnya dianggap sebagai persediaan periode berjalan). Di kebanyakan perusahaan, retur penjualan dicatat pada periode akuntansi di mana transaksi ini terjadi, dengan asumsi yang hamper sama, yaitu adanya saling-hapus (offsetting) jumlah pada awal dan akhir periode akuntansi. Pendekatan ini dapat diterima selama jumlahnya tidak material. Beberapa perusahaan menyediakan cadangan, mirip dengan cadangan piutang tak tertagih, untuk jumlah retur yang diperkirakan terjadi selama periode jeda.Jika auditor yakin bahwa klien mencatat seluruh retur penjualan tepat pada waktunya, maka pengujian pisah batas bias dilakukan dengan mudah dan langsung. Auditor dapat menguji dokumen pendukung sebagai sampel untuk retur dan cadangan penjualan yang dicatat selama periode jeda sampai tanggal penutupan untuk menentukan tanggal penjualan. Jika auditor melihat bahwa jumlah yang dicatat selama periode jeda secara signifikan berbeda dari retur dan cadangan penjualan di awal periode audit, maka mereka perlu melakukan penyesuaian. Sebagai contoh, suatu perusahaan bisa mengalami kenaikan retur penjualan saat melakukan penjualan melalui internet. Hal ini disebabkan karena pembeli tidak bisa memeriksa produk sebelum dibeli. Sebagai tambahan, jika evaluasi pengendalian internal atas pencatatan retur dan cadangan penjualan hasilnya tidak efektif, maka lebih banyak sampel dibutuhkan untuk melakukan verifikasi terhadap pisah batas.Pisah Batas Penerimaan Kas.Dalam audit, biasanya penentuan pisah batas penerimaan kas dianggaptidak terlalu pentingdibandingkan pisah batas untuk penjualan, retur, dan cadangan penjualan. Hal ini disebabkan karena penentuan pisah batas penerimaan kas yang kurang tepat hanya akan memengaruhi saldo kas dan piutang dagang, bukan laba. Jika salah saji tersebut material, maka hal tersebut dapat memengaruhi penyajian wajar atas akun-akun ini, terutama ketika jumlah kas kecil atau bersaldo negative.Pengujian untuk salah saji pisah batas penerimaan kas (biasanya disebutholding the cash receipts book open) cukup mudah dilakukan, yaitu dengan menelusuri pencatatan penerimaan kas ke setoran bank pada periode jasa yang terdapat di laporan bank. Jika beberapa hari tertunda, maka terdapat indikasi salah saji dalam penentuan pisah batas.Pada tingkat tertentu, auditor dapat mengandalkan konfirmasi atas piutang dagang untuk menemukan salah saji pada pisah batas penjualan, retur, dan cadangan penjualan, dan penerimaan kas. Sulit membedakan salah saji pisah batas dari suatubeda waktu(timing difference) normal yang terjadi karena pengiriman dan pembayaran dalam perjalanan pada akhir periode. Sebagai contoh, jika pembeli mengirimkan dan mencatat pembayaran cek kepada klien untuk rekening yang belum dibayar tanggal 30 Desember sedangkan klien menerima dan mencatatnya tanggal 2 Januari, maka pencatatan oleh pembeli dan klien akan berbeda pada tanggal 31 Desember. Hal ini bukan salah saji, melainkan terdapat beda waktu sehubungan dengan waktu pengiriman. Sulit bagi auditor untuk menentukan apakah situasi seperti ini disebut salah saji atau beda waktu, jika jawaban konfirmasi dijadikan sumber informasi. Situasi tersebut membutuhkan penyelidikan lebih lanjut, misalnya dengan pemeriksaan dokumen pendukung.Piutang Dagang Dinyatakan dalam Nilai TerealisasiGAAP mensyaratkan perusahaan mencatat piutang dagang dalam jumlah tertinggi yang dapat ditagih. Nilai terealisasi piutang dagang sama dengan jumlah total piutang dagang dikurangi dengan cadangan piutang tak tertagih. Untuk menghitung cadangan, klien mengestimasi jumlah total piutang dagang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Prediksi ini tentunya tidak dapat dilakukan secara tepat, tetapi auditor perlu mengevaluasi apakah klien sudah menetapkan cadangannya secara masuk kal dengan mempertimbangkan semua fakta. Untuk melakukan evaluasi ini, auditor sering kali menyiapkan skedul audit yang menganalisis cadangan piutang taktertagih.Untuk memulai evaluasi cadangan atas piutang tak tertagih, auditor menganalisis hasil pengujian pengendalian mengenai kebijakan kredit klien. Jika kebijakan ini tidak berubah dan hasil pengujian kebijakan kredit dan persetujuan kredit konsisten dengan tahun sebelumnya, maka perubahan saldo cadangan piutang tak tertagih seharusnya hanya merefleksikan perubahan kondisi ekonomi dan volume penjualan. Jika kebijakan kredit klien berubah secara signifikan, maka auditor harus berhati-hati dalam mempertimbangkan dampak dari perubahan ini.Auditor sering kali mengevaluasi kecukupan cadangan dengan memeriksa akun-akun jangka panjang pada neraca saldo secara hati-hati untuk menentukan mana yang belum dibayar setelah tanggal neraca. Besaran saldo dan umur piutang yang belum dibayar dapat dibandingkan dengan informasi serupa tahun-tahun sebelumnya untuk mengevaluasi apakah jumlah piutang jangka panjang meningkat atau menurun selama kurun waktu tersebut. Auditor dapat juga menilai kolektibilitas piutang dagang dengan memeriksa berkas-berkas kredit, mendiskusikan dengan manajer kredit dan menganalisis berkas korespondensi klien. Prosedur ini sangat penting jika terdapat hanya sedikit rekening bersaldo tingi yang tidak tterbayarkan dengan basis regular.Auditor menghadapi dua kesalahan yang biasa terjadi dalam mengevaluasi cadangan dengan memeriksa saldo jangka panjang secara individu pada neraca saldo. Pertama, mereka mengabaikan tingkat kecukupan cadangan untuk akun jangka pendek, meskipun beberapa akun ini jelas-jelas tak tertagih. Kedua, sulit untuk membandingkan hasil tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dalam basis yang tidak terstruktur. Jika akun-akun ini secara progresif tidak tertagih selama beberapa tahun, maka akun ini telah diabaikan. Untuk menghindari dua kesalahan tersebut, klien dapat menyusun sejarah penghapusan piutang tak tertagih (bad debt write-offs) selama kurun waktu tertentu sebagai referensi dalam mengevaluasi cadangan tahun berjalan. Sebagai contoh, klien dapat menetapkan 2% dari akun berjalan, 10% dari akun berumur 30-90 hari, dan 35% dari semua saldo yang berumur lebih dari 90 hari dianggap tidak tertagih. Auditor dapat memberlakukan persentase ini ke neraca saldo dan membandingkan hasilnya dengan saldo pada akun cadangan. Auditor tentunya harus memverifikasi kewajaran dari persentase yang digunakan dan berhati-hati dalam memperhitungkan perubahan kondisi.Piutang Tak TertagihSetelah auditor puas dengan akun cadangan, mudah baginya untuk memeriksa piutang tak tertagih. Diasumsikan bahwa: Saldo awal akun cadangan diverifikasi sebagai bagian dari audit sebelumnya. Jumlah tak tertagih yang dihapus diverifikasi sebagai bagian dari pengujian substantive atas transaksi.Saldo akhir akun cadangan diverifikasi untuk berbagai tujuan.Piutang tak tertagih merupakan saldo sisa yang diverifikasi dari perhitungan kembali.Klien Berhak atas Piutang DagangHak klien atas piutang dagang biasanya tidak menyebabkan masalah audit karena piutang umumnya memang milik klien. Dalam beberapa kasus, ada bagian dari piutang dagang yang dijadikan jaminan, ditujukan untuk pihak lain, atau dijual dengan nilai lebih rendah. Umumnya, pelanggan tidak tahu-menahu tentang hal tersebut, sehingga konfirmasi piutang pun tidak dapat memberikan kejelasan. Untuk mendapatkan informasi mengenai keterbatasan hak klien atas piutangnya, auditor perlu mendiskusikan dengan klien, melakukan konfirmasi ke bank, atau memeriksa kontrak utang sebagai bukti bahwa piutang dagang dipakai sebagai jaminan, dan memeriksa berkas korespondensi.Penyajian dan Pengungkapan Piutang dagangPengujian dari keempat tujuan audit-terkait penyajian dan pengungkapan dilakukan sebagai bagian dari penyelesaian tahapan audit. Beberapa pengujian atas penuajian dan pengungkapan dilakukan untuk memenuhi tujuan audit-terkait saldo. Contohnya, ketika pengujian penjualan dan piutang dagang dilakukan, auditor harus memahami dan mengevaluasi kewajaran kebijakan klien atas pengakuan pendapatan untuk mengetahui pengungkapannya secara wajar dalam laporan keuangan. Auditor juga perlu memutuskan apakah klien secara wajar telah menghitung saldo dan menyajikan informasi dari pihak-pihak terkait. Untuk mengevaluasi kecukupan penyajian dan pengungkapan tersebut, auditor perlu memiliki pemahm SAK dan persyaratan penyajian dan pengungkapan secara menyeluruh.Bagian penting dari evaluasi meliputi keputusan apakah klien telah memisahkan hal-hal material yang memerlukan pengungkapan terpisah dalam laporan keuangan. Contohnya, piutang dari pegawai atau perusahaan afiliasi harus dipisahkan dari piutang dengan pelanggan lainnya, jika jumlahnya material. Dengan cara yang serupa, SEC mensyaratkan juga bahwa perusahaan harus memisahkan pengungkapan penjualan dan asset dari segmen bisnis yang berbeda. Buku besar gabungan dalam laporan keuangan juga perlu memisahkan saldo akun-akun yang tidak relevan dengan pengguna eksternal laporan. Jika seluruh akun gabungan yang dimasukkan dalam buku besar diungkapkan secara terpisah dalam laporan, maka hal ini akan membingungkan pengguna laporan.

III. Konfirmasi Piutang DagangPersyaratan Standard AuditingStandard audit mensyaratkan konfirmasi piutang dagang dalam kondisi normal. PSA 07 (SSA 330) menyebutkan tiga pengecualian terhadap persyaratan konfirmasi tersebut, yaitu :1. Piutang dagang jumlahnya tidak material. Hal ini biasa terjadi pada perusahaan tertentu, misalnya totko diskon dengan penjualan tunai dan kartu kredit.2. Auditor mempertimbangkan bahwa konfirmasi merupakan bukti yang tidak efektif karena tingkat respon yang rendah atau tidak dapat diandalkan. Dalam industry tertentu, seperti rumah sakit, tingkat respon untuk konfirmasi itu sangat rendah.3. Kombinasi dari tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian adalah rendah dan bukti substantive lain dapat diakumulasikan sebagai bukti yang cukup. Jika klien memiliki pengendalian internal efektif dan risiko bawaan yang cukup rendah terhadap siklus penjualan dan penagihannya, maka auditor perlu memenuhi persyaratan dengan melakukan pengujian pengendalian, pengujian substantive atas transaksi, dan prosedur analitis.

IV. Jenis-jenis Konfirmasi1.Konfirmasi positifKonfirmasi positif adalah konfirmasi yang ditujukan kepada debitur untk meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalam konfirmasi tersebut benar atau salah.Formulir konfirmasi kosongadalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyebutkan jumlah yang dikonfirmasi, tetapi mensyaratkan penerima untuk mengisi jumlahnya atau memasukkan informasi lain. Formulir kosong ini jarang digunakan dalam praktik karena biasanya tingkat responnya lebih rendah.

Konfirmasi tagihanadalah bentuk lain dari konfirmasi positif yang merupakan konfirmasi individual, bukan saldo keseluruhan piutang pelanggan. Banyak pelanggan menggunakan systemvouchersehingga mereka bisa mengkonfirmasi tagihanindividual, tetapi bukna informasi saldo keseluruhan. Akibatnya, penggunaan konfirmasi tagihan ini menaikkan tingkat respon.2.Konfirmasi negativeKonfirmasi negative juga ditujukan kepada debitur, tetapi hanya meminta respon jika debitur tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan dalam konfirmasi.Konfirmasi positif merupakan bukti yang lebih dapat diandalkan karena auditor dapat melakukan prosedur lain jika respon tidak diperoleh dari debitur. Dengan konfirmasi negative, pelanggan bisa saja tidak merespon dan dianggap menyetujui jumlah yang dikonfirmasi, meskipun mungkin sebenarnya pelanggan mengabaikan permintaan konfirmasi.Auditor berhak menentukan jenis konfirmasi yang akan digunakan, dan hal ini sebaiknya berdasarkan fakta dalam audit. PSA 07 menyatakan bahwa konfirmasi negative dapat dilakukan hanya jika tiga kondisi berikut dipenuhi.1. Piutang dagang terdiri dari sejumlah besar akun bersaldo kecil.2. Kombinasi antara risiko pengendalian dan risiko bawaan adalah rendah. Kombinasi risiko tidak dapat dikatakan rendah jika pengendalian internal tidak efektif atau terdapat kemungkinan salah saji. Jika audit tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa piutang dagang sering tidak akurat, maka konfirmasi negative tidak tepat untuk dilakukan.3. Jika diyakini bahwa penerima konfirmasi tidak mengabaikan konfirmasi yang diminta. Misalnya, jika tingkat respon konfirmasi positif tahun-tahun sebelumnya sangat tinggi atau jika terdapat tingkat respon yang tinggi pada klien yang sama.Biasanya, jika konfirmasi negative dilakukan, maka auditor akan memberikan penekanan pada efektifitas pengendalian internal, pengujian substantive dan prosedur analitis sebagai bukti kewajaran piutang dagang, dan mengasumsikan bahwa mayoritas penerima konfirmasi akan membaca dengan seksama dan merespon permintaan konfirmasi.Konfirmasi negative biasanya digunakan untuk audit rumah sakit, toko ritel, bank, dan industry lain yang piutang dagangnya berhubungan dengan masyarakat umum. Kombinasi konfirmasi negative dan konfirmasi positif juga biasa dilakukan dengan mengirimkan konfirmasi positif kepada debitur dengan saldo besar dan menggunakan konfirmasi negative kepada debitur bersaldo kecil.Pilihan konfirmasi oleh auditor dipengaruhi oleh materialitas dari total piutang dagang, jumlah dan ukuran setiap akun, risiko pengendalian, risiko yang tak terhindarkan, efektifitas dari konfirmasi sebagai bukti audit, dan ketersediaan bukti audit lain.

Menyelesaikan Pengujiandalam Siklus Penjualan dan Penagihan : Piutang UsahaTujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha adalah sebagai berikut :a.Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkaitdan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umumb.Piutang usaha yang dicatat adac.Piutang usaha yang telah dicantumkand.Piutang usaha sudah akurate.Piutang telah diklasifikasikan dengan benarf.Pisah batas sudah benarg.Klien memiliki hakatas piutangh.Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usahaAuditor mempelajari industri dan lingkungan eksternal klien serta mengevaluasi tujuan manajemen dan proses bisnis untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien yang dapat mempengaruhi laporan keuangan.Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inherenAuditor akan memutuskan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan termasuk piutang uasahaMenilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihanAuditor harus menghbungkan risiko pengndalian untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dengan tujuan audit yang diberikan dengan saldo dalam memutuskan risiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi pengujian atas rician saldo.Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substanif atas transaksiDari hasil pengujin pengendalian akan menentukan apakah penilaian risiko pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas harus direvisi. Dan auditor menggunakan hasil pengujian substantif atas ransaksi untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang direncanakan akan dipenuhi setiap tujuan audit.

Merancang dan melaksanakan prosedur analitisAuditor harus melaksanakan prosedur analitis untu siklus penjualan dan penagihan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan hubungan yang erat antara akun akun laporanlaba rugi dengan akun di neraca.

Merancang dan melakukan prosedur analitikal untuk akun dalam siklus penjualan dan penagihanKebanyakan prosedur analitikal dilakukan selama tahap pengujian rinci telah selesai setelah tanggal neraca tapi sebelum pengujian rinci atas neraca. Auditor harus mengidentifikasi kemungkinan salah saji dalam penjualan atau retur penjualan menggunakan prosedur analitikal.1.Membandingkan dengan lini produk:a.Prosentase laba kotor dengan tahun sebelumnyab.Penjualan per bulanc.Retur penjualan sebagai prosentase penjualan kotor dengan tahun sebelumnya2.Membandingkan dengan tahun sebelumnya:a.Saldo piutang untuk setiap pelangganb.Biaya kerugian piutang sebagai prosentase penjualan kotorc.Jumlah hari piutang dagang jatuh tempod.Kategori umur piutang sebagai prosentase piutange.Cadangan piutang tak tertagih sebagai prosentase piutang dagangf.Penghapusan piutang tak tertagih sebagai prosentase total piutang dagang

Mendesain dan Melakukan Pengujian Saldo Rinci mengenai Piutang Usaha untuk Tiap Tiap Tujuan Audit Saldo Terkait

Ketika membahas pengujian atas rincian saldo piutang usaha , kita akan berfokus pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kita juga akan mengasumsikan dua hal :1.Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti.2.Auditor telah memutuskan risiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Merancang Pengujian atas Rincian Saldo :1.Piutang usaha telah dijumlahkan dengan benar dan sesuai dengan master file dan buku besar.Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah , sedang , atau tinggi . Sebagian besar pengujian piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan pada Aged Trial Balance.Aged Trial Balancemenyajikan daftar saldo- saldo dalam file name induk piutang usaha pada file neraca.2.Mencatat piutang usaha yang ada3.Piutang usaha yang ada telah dicatat semuaKonfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas rincian saldo yang paling penting untuk menentukan keberadaan atau eksistensi piutang usaha dicatat. Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan padaAged Trial Balancedkecuali mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha.4.Piutang usaha adalah akurat5.Piutang usaha diklasifikasikan secara tepat6.Pisah batas piutang usahaSalah saji pisah batas (cutoff misstatement) terjadi apabila transaksi periode berjalan dicatat dalm periode selanjutnya atau sebaliknya. Tujuannya adalah untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode telah dicata pada periode yang tepat.Salah saji pisah batas dapat terjadi untuk penjualan , retur dan pengurangan penjualan dan penerimaan kas. Bagi masing masing pos tersebut , auditor memerlukan pendekatan rangkap tiga untuk menentukan keltakan pisah batas :a.Memutuskan kriteria pisah batas yang tepat.b.Menegvaluasi apakah klien memeiliki prosedur yang memadai yang ditetapkan untuk memastikan kelayakan pisah batas.c.Menguji apakah pisah batas sudah benar.Pisah batas penjualan,sebagian besar klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan berdasarkan kriteria pengirimna barang. Akan tetapi, beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat pengiriman dan setelah pengiriman.Pisah batas retur dan pengurangan penjualan ,prisip prisip akuntansi yang diterima umum memngharuskan bahwa retur dan pengurangan penjualan ditandingkan dengan penjualan yang terkait.Pisah batas penerimaan kas,untuk sebagian besar audit , pisah batas atas penerimaan kas yang benar begitu penting dibandingkan pisah batas penjualan atau retur pengurangan penjualan karena pisah batas kas yang tidak tepat hanya mempengaruhi saldo kas dan piutang usaha bukan laba.7.Piutang usaha disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasi8.Klien mempunyai hak atas piutang usaha9.Penyajian dandisclosurepiutang usaha adalah tepat

Tahap 3: Merancang dan melakukan pengujian rinci atas saldo akun piutang dagangPerencanaan risiko deteksi untuk setiap tujuan audit merupakan keputusan yang diambil auditor secara subjektif setelah mereka mengkombinasikan kesimpulan tentang setiap faktor dalam daftar.Mengkombinasi faktor yang menentukan risiko deteksi yang direncanakanmerupakan hal yang sangat komplek karena pengukuran untuk setiap faktor sangat subjektif bergantung pada masing-masing auditor. Contohnya auditor mengetahui bahwa risiko bawaan tinggi atau risiko pengendalian menurunkan risiko deteksi yang direncanakan dan meningkatkan pengujian substantif yang direncanakan, sebaliknya hasil yang baik atas pengujian substantif transaksi meningkatkan risiko deteksi yang direncanakan dan menurunkan pengujian substantif yang lain.

Memperoleh dan mengevaluasi konfirmasi piutang usahaI. Standar auditing mengharuskan komfirmasi piutang usaha dalam situasi yang normal. Adpun pengecualian itu ada tiga diantaranya :1-Piutang usaha tidak material2-Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif3-Gabungan tingkat resiko pengendalian inheren dan rendahII. Adapun jenis konfirmasi yang dimaksud diantaranya :Konfirmasi positif-konfirmasi positif (positive confirmation),formulir comfirmasi yang kosong ( blank confirmation form), komfirmasi faktur (invoice confirmation), dan konfirmasi Negatif konfirmasi negatif (negatif confirmation).III. Untuk memperoleh evaluasi komfirmasi piutang juga bisa dengan melakukan penetapan Waktu, keputusan sumpling, menyelenggarakan pengendalian, menindak lajuti non respons, Analisi perbedaan, dan yang terakhir dilakukan penarikan kesimpulan.Terkait dengan analisa perbedaan setidaknya ada beberapa penyebab perbedaan yang sering terjadi dan sangat membutuhkan perhatian audit diantaranya;1-Pembayaran telah dilakukan2-Barang belum diterima3-Barang telah dikembalikan4-Kesalahan Klerikal danjumlah yang diperdebatkanUntuk menganalisis perbedaan-perbedaan yang ada terkait kejadian-kejadian diatas, maka yang harus dilakukan oleh seorang auditor, yaitu denganmeminta klien untuk merekonsiliasi perbedaan.

Mengembangkan pengujian program audit yang terinciKertas kerja perencanaan bukti harus disiapkan auditor ntuk membantu memutuskan luas pengujian atas rincian saldo yang direncanakan. Sumber setiap baris adalah sbagai berikut :Salah saji yang dapat ditoleransiRisiko audit ang dapat diterimaRisiko inhernPisiko pengendalianHasil pengujian substantif atas transaksi