sasana sewaka: tinjauan semantik pada arsitektur...
TRANSCRIPT
Nama : Galuh Puspita SariNrp : 3208.202.005Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo,M.Arch
Ir. Sri Amiranti Sastro Hoetomo.M.S
SASANA SEWAKA: TINJAUAN SEMANTIK PADA ARSITEKTUR JAWA-EROPA DI SURAKARTA
PERIODE PAKUBUWANA X
PendahuluanDugaan perjumpaan Arsitektur Eropa terhadap Arsitektur
Jawa memberikan peluang terhadap pola pemikiranbaru. Mengimbas pada makna arsitektur yang tertata
sebelumnya.
Pada Sasana Sewaka ditemukan perjumpaan antaraArsitektur Jawa dan Arsitektur Eropa.
Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu gamabaranmengenai ekspresi pengamat terhadap Sasana Sewaka, dalam
upaya menunjukkan konsistensinya sebagai ArsitekturNusantara.
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana pembacaan semantik terhadap Arsitektur SasanaSewaka dengan teori Hjemslev ?
Bagaimana pengaruh dugaan perjumpaan Arsitektur Jawa dan Eropa pada arsitektur Sasana Sewaka dari hasil pembacaan semantik?
Batasan Penelitian
LingkupWilayah PenelitianMemfokuskan pada masa pemerintahan PakuBuwana X
Obyek PenelitianArsitektur Sasana Sewaka yang mengalami perjumpaan Arsitektur Jawa dan Arsitektur Eropa
Subyek PenelitianMenggali semantik dari wujud fisik yang terlihatpada Sasana Sewaka melalui teori Hjemslev
Tujuan:
Mengetahui dan memahami pemaknaansemantik dari komposisi(fisik) penyusun Sasana Sewaka
Karaton Surakarta serta menemukan ungkapan-ungkapan ekspresi visual akibat perjumpaan arsitektur
Jawa–Eropa di tinjau dari pembacaan semantik.
Manfaat PenelitianSecara Teoritis :
Mengetahui relevansi teori Hjelmslev yang dapat terbaca maupun tidak terbaca melalui obyek Sasana Sewaka.
Memberikan bentuk gambaran(model) ekspresi yang divisualisasikan dalam suatu rancangan dengan studi kasus Sasana Sewaka, yang memiliki karakteristik tersendiri dan yang bersifat
lokal sebagai kekayaan Arsitektur Nusantara.
Secara Praktis :
Upaya mengadaptasi pemaknaan nilai – nilai tradisi sesuai perkembangan jaman untuk pelestarian Arsitektur Nusantara selanjutnya. Mencari peluang arsitektur tradisional memberikan andil untuk tetap eksis dalam perkembangannya.
Meskipun mengalami perubahan bentuk dengan adanya perjumpaan budaya baru namun dasar pemahaman maknanya masih dapat diketahui (diakrabi pemakainya) dan tidak kehilangan identitasnya.
Membantu upaya program pemerintah kota meningkatkan citra kota Surakarta dalam konteks kekinian.
Tinjauan Pustaka
Semiotika
Semiotik merupakan teori yang mempelajari tanda dalam bahasa.
Pada bidang arsitektur, arsitektur tidak dilihat hanya sebagai sebuah bangunan, tetapi memiliki sesuatu yang ekplisit seperti halnya pada
Arsitektur Jawa.
Charles Morris menjabarkan semiotika menjadi tiga konsep dasar, yaitu pragmatik, sintaktik dan semantik.
Definisi Semantik
Perluasan studi ini ke bidang arsitektur menaruh perhatiantentang makna yang di komunikasikan melalui komposisiarsitektur.
Semantik arsitektur menggunakan visualitas yang di tangkap olehalat indra sebagai tanda. Tanda inilah yang memiliki keserupaan
dengan bahasa tulisan atau sering kali di sebut dengan teks.
Oleh karena itu rangkaian tanda sebagai ungkapan makna harus memiliki kesamaan dengan tanda yang di pahami pengamat. Melalui tinjauan semantik digunakan untuk meninjau obyek arsitektur sehingga menjadikan makna tersebut dapat diketahui
teori Louis Hjelmslev s (substance)CONTENT -----------------
f ( form )
ARSITEKTUR--------------------------------f ( form )
EXPRESSION----------------s (substance)
sub teori Hjelmslev dalam Umberto Eco 1980 dijabarkan sebagai berikut:
Substance of content (Cs) menunjukan makna yang mengandung nilai/ide filosofidan makna yang melatarbelakangi konsep penunjukan karya arsitektur. Makna inibelum tentu dapat ditranformasikan seluruhnya ke dalam wujud arsitektur.
Form of content ( Cf) sebagai makna yang menyusun konsep perancangan yang dapat ditranformasikan ke dalam bentuk fisik arsitektur.
Form of expression ( Ef) sebagai bentuk fisik dari arsitektur secara keseluruhan(sistem) maupun komponen-komponennya (penyusunnya).
Subtance of expression ( Es) menunjukan pembagian dan penyusunan unsur-unsuryang membentuk wujud fisik maupun komponen-komponen dari arsitektur.
Semiotik HJELMSLEV
CONTENT EXPRESSION
Semantik OEHLKE
Cs Cf Ef Esinformasi
kontekstual yang dimediasi objek
relevan Kurang relevan Tidak relevan Tidak relevan
INFORMASIinformasi obyek
fungsionalKurang relevan relevan Tidak relevan Tidak relevan
informasi struktural dan material
Kurang relevan relevan Tidak relevan Tidak relevan
makna lingkungan relevan Kurang relevan Tidak relevan Tidak relevan
MAKNA makna obyektif Kurang relevan relevan Tidak relevan Tidak relevan
makna elementer (dasar)
Kurang relevan relevan Tidak relevan Tidak relevan
ekpresi eksistensi bermakna sosial
budayaTidak relevan Tidak relevan Kurang relevan Kurang relevan
EKSPRESIekspresi eksistensi
kegunaan fungsionalTidak relevan Tidak relevan relevan Kurang relevan
ekspresi eksistansi elemen elementer
Tidak relevan Tidak relevan Kurang relevan Relevan
Dari hasil penyandingan teori semantik produk dansemiotika terdapat adanya relasi hubungan yang pendekatanyang hampir sama antara semiotika dan semantik produk.Meskipun terdapat bagian-bagian yang tidak relevan karenaperbedaan disiplin ilmu (konteks dan definisi) tetapi relevan danketidakrelevanan tersebut dapat memberi nilai lebih sebagaipemahaman lebih dalam semantik.
Seperti pada aspek informasi semantik yang tidak terdefinisikan dalam semiotik, aspek informasi dalam semantik mempunyai
kecenderungan sebagai makna (content) dalam semiotika. Sehingga keberadaan muatan aspek informasi terwakilkan oleh
makna.
Penyandingan Arsitektur Jawa dan Arsitektur Eropakriteria Elemen Arsitektur Jawa Elemen Arsitektur EropaBudaya o Sinkretisme.
o Masyarakat yang guyup(sosial-heterogen)o Dalam masyarakat Jawa, rumah
menunjukkan identitas pemiliknya
o Politheisme.o menjunjung tinggi filsafat dan seni.o Arsitektur (rumah) menunjukkan
sebagai tempat berlindung dariperubahan musim yang drastis
Bangunano Elemen arsitektur Jawa terdiri dari : atap
yang ditopang oleh saka guru dantumpang sari
o Bersifat terbukao Sebagian besar menggunakan material
kayuo Hanya mengenal bentuk persegi.
o Elemen arsitektur Eropa (Yunani)terdiri dari: pediment yang ditopangoleh kolom dan entablature.
o Bersifat monumental dan masifo Menggunakan material batu alamo Mengenal bentuk geometri lainnya.
Makna o representasi makrokosmos danmikrokosmos.
o Mencapai harmoni dan kesempurnaanhidup.
o Menunjukan status pemiliknya
o Menghargai alam (lebih dekatdengan alam)
o Pusat kekuasan titisan dewa yangberkuasa (kehadiran para dewa)
o Kebesaran, keindahan dankeagungan
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian secara deduktif.
Penelitian ini menekankan sudut pandang Hjemslev denganmenyandingkan sudut pandang semantik produk dari Oehlke.
Hasil penyandingan Sasana Sewaka dengan cara mencari maknasemantik dari penguraian arsitektur Sasana Sewaka dan
metafora. Oleh karena hal tersebut penelitian ini menjadipenelitian kualitatif
Tinjauan Semantik
Konsep metafora
Content & Expression
Semantic produk (Teori Oelhke)
Kaidah fungsi arsitektur (Teori Jenck)
Sasana SewakaDugaan adanya Arsitektur Jawa-Eropa
Pengkategorian komponen Sasana Sewaka
Konsep analisis komponen Eco
Rantai Semantik Jencks
Semiotik arsitektur (Teori Hjemslev)
Memunculkan Atribut
Pembacaan Semantik melalui teori Hjemslev
Temuan dan Simpulan
Pembacaan matrik
Tahap Pemahaman
Tahap Analisis
Tahap Penyimpulan
Arsitektur Sasana Sewaka
Pandangan makro dan mikrokosmos pada karaton Pertemuan pusat sumbu arah mata mata angin terletak pada Sasana Sewaka.
Sasana Sewaka
Penelusuran Rantai Semantik Pada Sasana Sewaka melalui Metafora
• Berdasarkan pengelompokan bangunan menjadi tigabagian digunakan untuk mencari metafora danpenelusuran rantai semantik.
• Prijotomo memetaforakan sebuah rumah seperti beradadi bawah pohon (Prijotomo,1999).
• Kemudian rumah di metaforakan oleh AryaRonald(1990) sebagai gunung, alam dan laut.
• Pada masyarakat Nusantara, memetaforakan rumahsebagai manusia yang terbagi menjadi kepala, badan dankaki.
Penelusuran Rantai Semantik Pada Sasana Sewaka
Atap
Bagian bangunan jawa yang lengkap
Menutupi tempat berteduh
wujud
Fungsi/denotasi
No. Gunung Rimbun daun kepala
1 Tinggi Rimbun Keras
2 Besar Sejuk Utama
3 Agung Nyaman Koordinasi
4 Kekuatan Perlindungan Hormat
5 kekuasaan Ketentraman Kekuasaan
6 Sejahtera7
1.Atap
tiang
Bagian bangunan jawa yang seperti batang disusun secara vertikal
penopang struktur utama rumah dan membentuk ruang
wujud
Fungsi/denotasi
2. Tiang
No. Darat Batang
(pohon)
Badan
1 Penopang Penopang Perantara
2 Pijakan Saluran Aktivitas
3 Berdiam
Lantai
Struktur bangunan bagian bawah
Tempat berpijak,
wujud
Fungsi/denotasi
3. Lantai
No. Laut Akar (pohon) Kaki
1 Pelengkap Penguat Penegak
2 Penopang Penyuplai
No ContentForm (CF)
Content-Subtance (CS)
ExpressionForm (EF)
Expression Subtance(ES)
Diskusi pengaruh Eropaterhadap Sasana sewaka
1 Atap Rimbun daun,gunung, kepala
Atap jogloSasana Sewaka
Mengayomi, rasanyaman,memberikanrasa aman, kekuasaaanbagian yang palingdihormati(sakral)
Pada bentuk atap tidak adapengaruh arsitektur Eropa
2 Tiang Batang, darat,badan
Saka guru, sakarowo, sokoemper, kolom
Penopang, saluran(pengantara),pijakkan, tempatberaktivitas
Bentuk tiang menyerupaikolom Corinthian padaarsitektur Eropa (Neoklasik)tetapi masih tetapmemadukan dengan unsurJawa sehingga pengaruhEropa tidak merubahsemantik dari SasanaSewaka
3 Lantai Akar, laut, kaki Lantai marmer Penguat, penyuplai,penegak
Lantai menggunakanmarmer merupakanpercampuran arsitektur Jawadengan arsitektur Eropa,namun tidak merubahpemaknaan semantikarsitektur Sasana Sewaka
SimpulanDari tinjauan semantik didapatkan bahwa perjumpaan
Arsitektur Jawa dan Arsitektur Eropa pada arsitektur Nusantara (Sasana Sewaka) dapat dibaca menggunakan teori Hjemslev.
keberadaan perjumpaan Arsitektur Eropa-Jawa pada ArsitekturSasana Sewaka tidak merubah arti dari arsitektur Jawa(Tradisional) secara keseluruhan. Identitas dan nilai yangberakar pada masyarakat Jawa masih melekat kuat meskipunmengalami perjumpaan antara Arsitektur Eropa dan ArsitekturJawa. Arsitektur Eropa merupakan tambahan terhadap Jawa,tambahan ini sebagai representasi yang menunjukkan kesejajarandengan bangsa-bangsa yang lain.
Saran Saran mengenai obyek penelitian
obyek penelitian ini hanya meneliti bagian inti dari Kraton KasunananSurakarta yaitu pada bagian Pendhapa Sasana Sewaka dan belum sampai kebagian dalam Dalem Parasedya.
melalui progam pemerintah dapat dilakukan pelestarian dengan membangunarsitektur Jawa yang lengkap pada instansi-instansi pemerintah.
Saran mengenai tinjauan teorimeninjau semantik dapat di lakukan dengan teori-teori yang lain serta aspeklain selain wujud fisik obyek
diharapkan adanya peninjauan yang lebih mendalam lagi mengenai falsafah,hermeneutika serta penelitian-penelitian mengenai fenomenologi dan dariaspek-aspek tinjau yang berbeda.