sap tab anak kelompok 5
DESCRIPTION
tabTRANSCRIPT
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN CARA MENCUCI TANGAN
PADA ANAKUSIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)
DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
Topik : Cara Mencuci tangan
Terapis : 5 orang mahasiswa STIKES BINAWAN
Sasaran : Klien (anak) yang kooperatif sebanyak 4 orang dan sesuai kriteria
1. PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan
yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
1
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress
yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit
akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain
2. TUJUAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 3-5 tahun selama 60
menit, anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan
menurunkan kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit
dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman
selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang
anak yang normal atau sehat.
2
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu:
1) Bisa merasa tenang selama dirawat.
2) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
3) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4) Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah
5) Kognitifnya berkembang dengan mengetahui cara mencuci tangan
dengan teknik yang benar
6) Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang
dirawat diruang yang sama
7) Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang.
8) Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan
9) Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru
10) Melatih sosial emosi anak
3. MANFAAT TERAPI BERMAIN
1) Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
2) Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3) Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
4) Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian
tubuh
5) Memberi peralihan dan relaksasi.
6) Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
7) Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk
mengekspresikan perasaan.
8) Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap
yang positif terhadap orang lain.
9) Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
3
10) Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).
4. RENCANA KEGIATAN TERAPI
1) Jenis Program Bermain
a. Menonton video cara mencuci tangan yang benar
b. Mempraktekan cara mencuci tangan yang benar
2) Karakteristik Bermain
a. Melatih motorik kasar
b. Melatih kedisiplinan terhadap perawatan diri
3) Karaketristik Peserta
a. Usia 6-12 tahun
b. Jumlah peserta + 4 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
4) Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 09 Oktober 2015
Waktu : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Terapi Bermain Anak IKA 2
5) Metode
Menonton video, demonstrasi, praktik
6) Alat-alat yang digunakan (Media)
a. Demonstrasi Mencuci Tangan Yang Benar
- Laptop
- Handscrub
- Kertas mewarnai
- Crayon
7) Orientasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi
a. Leader : Devi Tias M, S.Kep
b. Co. Leader : Arlina Afriani, S.Kep
4
c. Fasilitator : 1. Dyah Fajarina P, S.Kep
2. Fitriah Siti N, S.Kep
d. Observer : Idah Royani, S.Kep
Uraian Tugas
a) Leader
Menjelaskan tujuan bermain
Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
Menjelaskan aturan bermain pada anak
Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
b) Co.Leader
Membantu leader dalam mengorganisasi anggota
c) Fasilitator
Menyiapkan alat-alat permainan
Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang
sedang dijelaskan
Mempertahankan kehadiran anak
Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam
d) Observer
Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non
verbal
Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain
Setting Tempat
5
Keterangan:
5. STRATEGI
PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan (Pra interaksi)
Menyiapkan ruangan
Menyiapkan alat-alat
Menyiapkan anak
5 menit Ruangan, alat-
alat dan anak
sudah siap
2 Pembukaan (Orientasi)
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Anak yang akan bermain
saling berkenalan
Menjelaskan kepada anak
maksud dan tujuan terapi
bermain
5 menit Anak menjawab
salam, anak
saling
berkenalan, anak
memperhatikan
terapis
3 Kegiatan (Kerja) 15 menit Anak
6
: Leader : Observer
: Fasilitator
: Klien: Co- Leader
: pembimbing
: Anak
Menjelaskan kepada anak
tujuan, manfaat bermain
selama perawatan, dan cara
permainan yang akan
dilakukan
Mengajak anak untuk
mengikuti kegiatan bermain
CARA MENCUCI TANGAN
Anak diminta
untuk menonton video
animasi cara mencuci
tangan dengan benar.
Anak diminta
mempraktikkan mencuci
tangan yang benar.
Anak diminta mewarnai
gambar tangan dan
handscrub
memperhatikan
penjelasan
terapis, anak
melakukan
kegiatan yang
diberikan oleh
terapis, anak
memberikan
respon yang baik
4 Penutup (Terminasi)
Memberikan reward pada
anak atas kemamuan
mengikuti kegiatan bermain
sampai selesai, serta
memberikan reward pada
anak turut aktif dalam
lomba mencuci tangan
Mengucapkan terimakasih
Mengucapkan salam
5 menit Anak tampak
senang,
menjawab salam
6. EVALUASI YANG DIHARAPKAN
7
1) Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
b. memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
c. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
d. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan
e. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
f. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
2) Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan anak dan mampu menjelaskan , mempraktikkan apa yang
sudah diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
c. Anak menyatakan rasa senangnya
Mengetahui, Kelompok Mahasiswa
Pembimbing Praktek, Ketua
8
(Ns. INTAN PARULIAN T.R, S.Kep MN) SHELPI N.KRISTIANI S.Kep)
9
LAMPIRAN MATERI
A. DEFINISI
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada
di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang
mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang
sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting
untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah
selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit
Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting.
Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan
motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata,
menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi
manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan
diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal
waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan
sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak,
belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan,
belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial
anak.”
10
B. FUNGSI BERMAIN
1) Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan
melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini
aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh
bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui
rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal
tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau
dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya
akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru
dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
2) Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal
ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba
melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek
permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan
dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan
berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi
bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif
selanjutnya.
3) Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh
dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap
kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada
usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini
sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain
peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi
11
seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain,
kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan
teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang
4) Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas,
dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada
dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan
sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti
bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5) Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang
merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau
belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
6) Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman
sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat
bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
7) Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada
anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah
dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya,
dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus
dilakukan tidak boleh dilanggar.
12
C. MANFAAT BERMAIN
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
1) Membuang ekstra energi.
2) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
3) Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4) Anak belajar mengontrol diri.
5) Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6) Meningkatnya daya kreativitas.
7) Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9) Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10) Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
D. MACAM - MACAM BERMAIN
1) Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri.Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa
alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
13
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan
dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2) Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita
atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan
dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda,
bola, mainan yang ditarik dandidorong, tali, dll. Motorik halus :
gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
14
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.Contoh alat
permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak
pasir, bola, tali, dan lain-lain.
F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin
bermain.
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN
a. Tahap perkembangan
b. Jenis kelamin anak
c. Status kesehatan anak
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
15
H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEKOLAH)
1) Dari aspek fisik
2) Dari aspek sosial
3) Dari aspek kognisi
4) Dari aspek bahasa
5) Dari aspek kepribadian
I. KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 6-12 TAHUN (SEKOLAH)
Alat permainan yang cocok untuk anak usia 6-12 tahun:
J. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI
Tujuan kegiatan :
a. Memberi informasi.
b. Memicu normalisasi.
c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
d. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
a. Mendesain tanda selamat dating.
b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak
c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan
d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
e. Proaktif melakukan permainan.
16
K. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT
Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :
1) Kelompok umur yang sama
2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur
yang sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan
usia dan tingkat perkembangan anak.
3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang
4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi
silang dapat dihindari
5) Tidak banyak energi serta permainan singkat
6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain
sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang
tidak menguras tenaga energi yang besar
7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua
8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang
tua dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan
penyakit dapat segera diketahui secara dini.
Beberapa tips melatih anak mencuci tangan :
1. Tidak memaksa dan menciptakan kegiatan mencuci tangan menjadi
sesuatu yang menyenangkan
Misalnya dengan mengajak mencuci tangan, sambil bercermin , bercerita
sambil memperagakan. Memberi contoh sambil bermain .
Menyediakan handscrub yang menarik. Satu dipegang anak, satu dipegang
perawat
2. Kemajuan Bukan Kesempurnaan
Pada awal ‘pelajaran’ mencuci tangan ini, tak perlu menuntut
kesempurnaan dari anak. Tujuan Anda saat ini adalah menanamkan
kebiasaan mencuci tangan agar tangannya selalu bersih dan bebas dari
kuman
3. Posisi Yang Tepat
17
Saat mengajari mencuci tangan, posisi Anda sebaiknya di belakang anak
sambil memegang tangannya. Sesekali boleh juga Anda pura-pura
‘berlomba’ mencuci tangan dengannya. Gunakan teknik mencuci tangan
dengan menggosok dari punggung tangan, telapak tangan, hingga seluruh
tangan
4. Terapkan Aturan
Sekurang-kurangnya si kecil harus mencuci tangan setiap sebelum dan
sesudah makan.
L. DAFTAR REFERENSI
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.
Diakses Pada Tanggal 25-08-2015. www.nursingbegin.com
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
18