sap tab anak kelompok 5

26
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS BERMAIN CARA MENCUCI TANGAN PADA ANAKUSIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO Topik : Cara Mencuci tangan Terapis : 5 orang mahasiswa STIKES BINAWAN Sasaran : Klien (anak) yang kooperatif sebanyak 4 orang dan sesuai kriteria 1. PENDAHULUAN Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan. 1

Upload: muhammad-hasnul-fahmy

Post on 09-Feb-2016

239 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tab

TRANSCRIPT

Page 1: Sap Tab Anak Kelompok 5

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN CARA MENCUCI TANGAN

PADA ANAKUSIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

DI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

Topik : Cara Mencuci tangan

Terapis : 5 orang mahasiswa STIKES BINAWAN

Sasaran : Klien (anak) yang kooperatif sebanyak 4 orang dan sesuai kriteria

1. PENDAHULUAN

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan

pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan

ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai

faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan

akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan

menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,

memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan

yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh

hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain

merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat

menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan

kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain

merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak

akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,

1

Page 2: Sap Tab Anak Kelompok 5

melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak

serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress

yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit

akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses

relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan

merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak

bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak

seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak

memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan

perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,

kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh

emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah

kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu

yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk

bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal

sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah

berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa

kecilnya   kurang mendapat kesempatan bermain

2. TUJUAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah  dilakukan terapi bermain pada anak 3-5 tahun selama 60

menit, anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan

menurunkan kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit

dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman

selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang

anak yang normal atau sehat.

2

Page 3: Sap Tab Anak Kelompok 5

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu:

1) Bisa merasa tenang selama dirawat.

2) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan

perawat

3) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

4) Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah

5) Kognitifnya berkembang dengan mengetahui cara mencuci tangan

dengan teknik yang benar

6) Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang

dirawat diruang yang sama

7) Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi

berkurang.

8) Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan

sesudah kegiatan

9) Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru

10) Melatih sosial emosi anak

3. MANFAAT TERAPI BERMAIN

1) Memfasilitasi situasi yang tidak familiar

2) Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

3) Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan

4) Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian

tubuh

5) Memberi peralihan dan relaksasi.

6) Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.

7) Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk

mengekspresikan perasaan.

8) Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap

yang positif terhadap orang lain.

9) Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

3

Page 4: Sap Tab Anak Kelompok 5

10) Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).

4. RENCANA KEGIATAN TERAPI

1) Jenis Program Bermain

a. Menonton video cara mencuci tangan yang benar

b. Mempraktekan cara mencuci tangan yang benar

2) Karakteristik Bermain

a. Melatih motorik kasar

b. Melatih kedisiplinan terhadap perawatan diri

3) Karaketristik Peserta

a. Usia 6-12 tahun

b. Jumlah peserta + 4 anak dan didampingi oleh orang tua

c. Keadaan umum mulai membaik

d. Klien dapat duduk

e. Peserta kooperatif

4) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal               : Jum’at, 09 Oktober 2015

Waktu                         : 10.00 WIB s/d selesai

Tempat                        : Ruang Terapi Bermain Anak IKA 2

5) Metode

Menonton video, demonstrasi, praktik

6) Alat-alat yang digunakan (Media)

a. Demonstrasi Mencuci Tangan Yang Benar

- Laptop

- Handscrub

- Kertas mewarnai

- Crayon

7) Orientasi dan Uraian Tugas

Struktur organisasi

a. Leader : Devi Tias M, S.Kep        

b. Co. Leader : Arlina Afriani, S.Kep

4

Page 5: Sap Tab Anak Kelompok 5

c. Fasilitator : 1. Dyah Fajarina P, S.Kep

2. Fitriah Siti N, S.Kep

d. Observer : Idah Royani, S.Kep

Uraian Tugas

a) Leader

 Menjelaskan tujuan bermain

 Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

 Menjelaskan aturan bermain pada anak

 Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

b) Co.Leader

 Membantu leader dalam mengorganisasi anggota

c) Fasilitator

 Menyiapkan alat-alat permainan

 Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang

sedang dijelaskan

 Mempertahankan kehadiran anak

 Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun

dalam

d) Observer

 Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non

verbal

 Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,

 Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

Setting Tempat

5

Page 6: Sap Tab Anak Kelompok 5

Keterangan:

5. STRATEGI

PELAKSANAAN

No Terapis Waktu Subjek Terapi

1 Persiapan (Pra interaksi)

Menyiapkan ruangan

Menyiapkan alat-alat

Menyiapkan anak

5 menit Ruangan, alat-

alat dan anak

sudah siap

2 Pembukaan (Orientasi)

Mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Anak yang akan bermain

saling berkenalan

Menjelaskan kepada anak

maksud dan tujuan terapi

bermain

5 menit Anak menjawab

salam, anak

saling

berkenalan, anak

memperhatikan

terapis

3 Kegiatan (Kerja) 15 menit Anak

6

: Leader : Observer

: Fasilitator

: Klien: Co- Leader

: pembimbing

: Anak

Page 7: Sap Tab Anak Kelompok 5

Menjelaskan kepada anak

tujuan, manfaat bermain

selama perawatan, dan cara

permainan yang akan

dilakukan

Mengajak anak untuk

mengikuti kegiatan bermain

CARA MENCUCI TANGAN

Anak diminta

untuk menonton video

animasi cara mencuci

tangan dengan benar.

Anak diminta

mempraktikkan mencuci

tangan yang benar.

Anak diminta mewarnai

gambar tangan dan

handscrub

memperhatikan

penjelasan

terapis, anak

melakukan

kegiatan yang

diberikan oleh

terapis, anak

memberikan

respon yang baik

4 Penutup (Terminasi)

Memberikan reward pada

anak atas kemamuan

mengikuti kegiatan bermain

sampai selesai, serta

memberikan reward pada

anak turut aktif dalam

lomba mencuci tangan

Mengucapkan terimakasih

Mengucapkan salam

5 menit Anak tampak

senang,

menjawab salam

6. EVALUASI YANG DIHARAPKAN

7

Page 8: Sap Tab Anak Kelompok 5

1) Evaluasi Struktur

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan

b. memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

c. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar

d. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan

e. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

f. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

2) Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung

jawab dalam antisipasi masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada

kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3) Evaluasi Hasil

a. Diharapkan anak dan  mampu  menjelaskan , mempraktikkan apa yang

sudah diajarkan.

b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan

c. Anak menyatakan rasa senangnya

              Mengetahui,                                                  Kelompok Mahasiswa

       Pembimbing Praktek, Ketua

8

Page 9: Sap Tab Anak Kelompok 5

(Ns. INTAN PARULIAN T.R, S.Kep MN)            SHELPI N.KRISTIANI S.Kep)

9

Page 10: Sap Tab Anak Kelompok 5

LAMPIRAN MATERI

A. DEFINISI

Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,

meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada

di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang

mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang

sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting

untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).

Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah

selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit

Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting.

Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan

motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata,

menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi

manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik,

intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk

belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan

diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal

waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan

sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster, 1989).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain

sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak,

belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan,

belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial

anak.”

10

Page 11: Sap Tab Anak Kelompok 5

B. FUNGSI BERMAIN

1) Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan

melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini

aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh

bayi dapat dilakukan rangsangan  taktil,audio dan visual melalui

rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal

tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau

dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya

akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru

dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau

dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari

anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2) Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal

ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba

melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek

permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan

dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan

berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi

bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif

selanjutnya.

3) Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh

dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap

kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada

usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini

sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain

peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi

11

Page 12: Sap Tab Anak Kelompok 5

seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain,

kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan

teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi

dengan teman dan orang

4) Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas,

dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada

dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan

sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti

bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5) Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk

ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang

merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau

belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

6) Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman

sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat

bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.

7) Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada

anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah

dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya,

dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus

dilakukan tidak boleh dilanggar.

12

Page 13: Sap Tab Anak Kelompok 5

C. MANFAAT BERMAIN

Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:

1) Membuang ekstra energi.

2) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot

dan organ-organ.

3) Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4) Anak belajar mengontrol diri.

5) Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang

hidupnya.

6) Meningkatnya daya kreativitas.

7) Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada

disekitar anak.

8) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan

kedukaan.

9) Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10) Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

D. MACAM  - MACAM BERMAIN

1) Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari

apa yang diperbuat oleh mereka sendiri.Bermain aktif meliputi :

a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa

alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada

bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha

membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-

rumahan.

13

Page 14: Sap Tab Anak Kelompok 5

c. Bermain drama (Dramatic Play)

Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan

dengan teman-temannya.

d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2) Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat

dan  mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain

aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan

keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita

atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan

dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi

untuk aktif bermain.

b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d. Tidak mempunyai teman bermain.

E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan

tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat

menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari

motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda,

bola, mainan yang ditarik dandidorong, tali, dll. Motorik halus :

gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

14

Page 15: Sap Tab Anak Kelompok 5

b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan

kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku

cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,

bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku

cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan

interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.Contoh alat

permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak

pasir, bola, tali, dan lain-lain.

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan

anak.

b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum

meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.

d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin 

bermain.

e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN

a. Tahap perkembangan

b. Jenis kelamin anak

c. Status kesehatan anak

d. Lingkungan yang tidak mendukung

e. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

15

Page 16: Sap Tab Anak Kelompok 5

H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEKOLAH)

1) Dari aspek fisik

2) Dari aspek sosial

3) Dari aspek kognisi

4) Dari aspek bahasa

5) Dari aspek kepribadian

I. KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 6-12 TAHUN (SEKOLAH)

Alat permainan yang cocok untuk anak usia 6-12 tahun:

J. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI

Tujuan kegiatan :

a. Memberi informasi.

b. Memicu normalisasi.

c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d. Mengidentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :

a. Mendesain tanda selamat dating.

b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak

c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan

d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e. Proaktif melakukan permainan.

16

Page 17: Sap Tab Anak Kelompok 5

K. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :

1) Kelompok umur yang sama

2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur

yang sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan

usia dan tingkat perkembangan anak.

3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang

4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi

silang dapat dihindari

5) Tidak banyak energi serta permainan singkat

6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain

sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang

tidak menguras tenaga energi yang besar

7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua

8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang

tua dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan

penyakit dapat segera diketahui secara dini.

Beberapa tips melatih anak mencuci tangan :

1. Tidak memaksa dan menciptakan kegiatan mencuci tangan menjadi

sesuatu yang menyenangkan

Misalnya dengan mengajak mencuci tangan, sambil bercermin , bercerita

sambil memperagakan. Memberi contoh sambil bermain .

Menyediakan handscrub yang menarik. Satu dipegang anak, satu dipegang

perawat

2. Kemajuan Bukan Kesempurnaan

Pada awal ‘pelajaran’ mencuci tangan ini, tak perlu menuntut

kesempurnaan dari anak. Tujuan Anda saat ini adalah menanamkan

kebiasaan mencuci tangan agar tangannya selalu bersih dan bebas dari

kuman

3. Posisi Yang Tepat

17

Page 18: Sap Tab Anak Kelompok 5

Saat mengajari mencuci tangan, posisi Anda sebaiknya di belakang anak

sambil memegang tangannya. Sesekali boleh juga Anda pura-pura

‘berlomba’ mencuci tangan dengannya. Gunakan teknik mencuci tangan

dengan menggosok dari punggung tangan, telapak tangan, hingga seluruh

tangan

4. Terapkan Aturan

Sekurang-kurangnya si kecil harus mencuci tangan setiap sebelum dan

sesudah makan.

L.   DAFTAR REFERENSI

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.

Diakses Pada Tanggal 25-08-2015. www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

18