sap peraturanpemerintah 2005 no24 bulteksap 07 akuntansi dana bergulir
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
1/34
Buletin Teknis
STANDAR AKUNTANSIPEMERINTAHAN
Nomor 07
AKUNTANSI DANA
BERGULIR
AKUNTANSI DANA
BERGULIR
Buletin Teknis
STANDAR AKUNTANSIPEMERINTAHAN
Nomor 07
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
2/34
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan i
1
2
3
4
5
6
78
9
10
11
1213
14
15
16
17
18
19
20
2122
23
24
25
26
27282930313233343536373839404142434445
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan(KSAP)
Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan yangmenyatakan bahwa :
1. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) dapat dilengkapi dengan
Buletin Teknis yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SAP;
2. Buletin Teknis disusun dan ditetapkan oleh KSAP;
Dengan ini KSAPmenetapkan Buletin Teknis Nomor 06 tentang Akuntansi Piutang.
Jakarta, Agustus 2008Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
Binsar H. Simanjuntak Ketua
Ilya Avianti Wakil Ketua
Sonny Loho SekretarisSugijanto Anggota
Hekinus Manao Anggota
Jan Hoesada Anggota
A.B. Triharta Anggota
Soepomo Prodjoharjono Anggota
Gatot Supiartono Anggota
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
3/34
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....
A. Latar Belakang ....B. Permasalahn Dana Bergulir ...
C. Dasar Hukum dan Tujuan Bultek .....
BAB II PENGERTIAN DAN MEKANISME PENYALURAN DANA BERGULIR
A. Pengertian Dana Bergulir ....
B. Mekanisme Penyaluran Dana Bergulir ...
BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN DANA BERGULIR ...
A. Akuntansi Anggaran Dana Bergulir ...
B. Akuntansi Realisasi Pengeluaran Anggaran dari APBN/APBD ...C. Akuntansi dan Pelaporan Penagihan Dana Bergulir ....
D. Akuntansi Pengguliran Kembali Dana Bergulir ....
BAB IV AKUNTANSI PIUTANG YANG DIPERSEPSIKAN SEBAGAI DANA
BERGULIR .......
A. Akuntansi Anggaran ....
B. Akuntansi Realisasi Anggaran ...
C. Akuntansi Penarikan Kembali Dana Bergulir ....
BAB V PENYAJIAN DAN PENGKUNGKAPAN DANA BERGULIR ....
A. Penyajian Dana Bergulir ....
B. Pengungkapan Dana Bergulir .......
BAB VI KESIMPULAN ......
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan ii
1
2
3
45
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
4/34
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 1
1
2
3
B A B IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangDalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat,
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pengguliran dana untuk membantupermodalan usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi. Saat ini, pengguliran danabukan hanya untuk bidang usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi tetapi jugauntuk usaha skala besar yang dilayani oleh badan usaha khususnya untuk bidangusaha yang pendanaannya tidak menarik bagi lembaga keuangan bank maupun nonbank.
Dari segi kebutuhan, layanan dana bergulir sangat dibutuhkan oleh puluhan juta
usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi dimana pada tahun 2003 jumlah usahamikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 99,9% dari seluruh unit usaha. Dari segimanfaat, dana bergulir sangat membantu usaha kecil dan mikro di mana sektor inilangsung bersentuhan dengan rakyat kecil. Pada tahun 2004 UMKM mencapai sekitar44 juta unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja 79 juta jiwa atau sekitar 99,5%dari jumlah tenaga kerja. Jika sektor ini berkembang maka akan terjadi penguranganrakyat miskin dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan. Demikianjuga dari besaran dana bergulir mempunyai jumlah yang sangat besar. KontribusiUMKM dalam produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2003 sebesar 56,7%
dari total PDB nasional.Berdasarkan pertimbangan di atas, pemerintah perlu menetapkan kebijakan
penyediaan dana bagi usaha mikro, kecil, menengah, koperasi dan sektor lainnyaberupa dana bergulir. Dana bergulir tersebut harus dikelola secara efektif sehingga menghasilkan manfaat yang berkelanjutan. Pengelolaan dana bergulir dilakukansesuai dengan praktek bisnis yang sehat dengan meningkatkan transparansi danakuntabilitas pengelolaan dana bergulir.
B. Permasalahan Dana Bergulir
Program penguatan permodalan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah padatahun 1993/1994 merupakan cikal bakal program penyaluran dana bergulir. Danabergulir mulai diterapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2000.Berdasarkan pengelolaan dana bergulir yang dilakukan selama ini terdapatpermasalahan sebagai berikut:
1. Kinerja pelayanan dan keuangan dana bergulir rendah dan tidak dapat diukurdengan jelas.
Tujuan dari program dana bergulir adalah penguatan modal UMKM dan usahaberskala besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan
mekanisme dana bergulir, diharapkan semakin banyak masyarakat dapatmenerima dana bergulir sehingga terjadi snowballing effects. Kinerja danabergulir diukur dari banyaknya penerima dana bergulir tepat sasaran,tingginya tingkat pengembalian dana kepada penyelenggara dan perguliran
4
5
6
7
8
9
10
11
1213
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
3839
40
41
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
5/34
Buletin Teknis Akuntansi Piutang
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2
1
2
3
4
5
6
7
8
k emb a l i d a n a k e p a d a p e n e r im a s e r t a m e n i n g k a t n y a kesejahteraan/kemampuan ekonomi penerima dana bergulir. Dengan ukurankinerja seperti ini, semakin lama seharusnya penerima dana bergulir semakinbanyak sehingga dengan demikian akan semakin banyak masyarakat yangmeningkat kesejahteraannya. Selain itu, dana bergulir seharusnya semakinbesar jumlahnya sebagai akibat adanya hasil yang diperoleh atau minimalsama besar dengan dana bergulir awal, sehingga dana tidak berkurangkarena tidak adanya dana bergulir yang tidak tertagih.
Kinerja dana bergulir seharusnya semakin bertambah dan dapat diukur sertadilaporkan, namun hal tersebut tidak dapat diwujudkan dikarenakanpengelola dana bergulir belum melaksanakan pengelolaan dana bergulir sesuai dengan praktekmanajemen yang sehat.
Dalam penatausahaan dana bergulir, pengelola dana bergulir belummelakukan pencatatan piutang sehingga tidak diketahui berapa dana berguliryang beredar, berpotensi kembali dan berpotensi macet. Dengan demikianpengelola dana bergulir tidak mempunyai kendali dan media untukmengendalikan dan mengambil kebijakan yang diperlukan dalam rangkapengamanan/penagihan dana bergulir serta memperluas sasaran danmenambah guliran dana.
2. Rendahnya produktivitas dana bergulir yang disebabkan oleh masalahinternal UMKM
Penerima dana bergulir mempunyai kualitas sumber daya manusia (SDM) dibidang manajemen keuangan, pemasaran dan penguasaan teknolgi yangrendah. Disamping itu UMKM mempunyai akses permodalan yang kurangsehingga dana bergulir yang diberikan oleh pemerintah tidak dapatmemberikan hasil yang maksimal. Hal ini juga menyebabkan dana bergulirtersebut tidak dapat dikembalikan oleh UMKM tersebut sehingga danabergulir semakin tergerus, pada akhirnya UMKM yang dapat dilayani terbatas.
3. Pengelola dana bergulir pada kementerian negara/lembaga masih beragam.Saat ini pengelolaan dana bergulir tersebar di beberapa kementerian negara
antara lain Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Departemen Pertanian,Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Kehutanan, DepartemenPekerjaan Umum dan Kementerian Negara Perumahan Rakyat. Pengelolaandana bergulir oleh beberapa kementerian negara lembaga juga beragam.Secara umum pola pengelolaan dana bergulir yang dilakukan olehkementerian negara/lembaga saat ini adalah sebagai berikut:
a) Kementerian negara/lembaga menyalurkan dana bergulir kepadamasyarakat (kelompok UMKM, koperasi, individu dan usaha skala besar),selanjutnya masyarakat yang akan mengulirkan dana tersebut. Dana tidak
dikembalikan lagi kepada kementerian negara/lembaga namunkementerian negara melakukan monitoring terhadap pengguliran danatersebut.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
2223
24
25
26
27
28
29
30
3132
33
34
35
36
37
38
39
4041
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
6/34
Contoh, Departemen A, pada tahun 2005, mulai menyalurkan danabergulir untuk nelayan/kelompok nelayan sebasar Rp 50 miliar. Salah satukelompok nelayan yang menerima dana adalah kelompok nelayan MinaSejahtera, Kabupaten Sarua sebesar Rp 100 juta, dengan jumlah anggotasebanyak 100 nelayan. Mina Sejahtera menerima dana 100 juta danmenyalurkan dana kepada anggotanya maksimum Rp 5 juta dengan sukubunga sebesar 12% per tahun dan jangka waktu pengembalian palinglama 1 tahun. Nelayan akan mengembalikan dana yang diterima kepadaMina Sejahtera sesuai dengan aturan ditetapkan, Mina Sejahtera akanmenyalurkan kembali dana tersebut kepada nelayan yang lain. MinaSejahtera mempunyai tanggungjawab penuh terhadap pengelolaan danabergulir, setiap saat memberikan laporan mengenai perkembangan danabergulir kepada Departemen A.
Departemen A melakukan pembinaan terhadap Mina Sejahtera dannelayan sehubungan dengan pemanfaatan dana bergulir. Departemen Ahanya melaporkan pengeluaran dana bergulir yang pertama sekalidilakukan, dan tidak melaporkan aset berupa Dana Bergulir di NeracaDepartemen A.
b) Kementerian negara/lembaga menyalurkan dana bergulir kepadamasyarakat (kelompok UMKM, koperasi, individu dan usaha skala besar),selanjutnya masyarakat yang akan mengulir dana tersebut. Dana tidak
dikembalikan lagi kepada kementerian negara/lembaga tersebut dan tidakmelakukan monitoring terhadap pengguliran dana bergulir. Pergulirandana bergulir seutuhnya dipercayakan kepada masyarakat.
Contoh: Departemen B, pada tahun 2006, mulai menyalurkan danabergulir untuk koperasi primer sebesar Rp 60 miliar. Salah satu koperasiyang menerima dana adalah Koperasi Seiasekata, Kabupaten BukitMerindu sebesar Rp 200 juta, dengan jumlah anggota sebanyak 100kepala keluarga. Koperasi Seiasekata menyalurkan dana kepada anggotanya maksimum Rp 5 juta dengan suku bunga sebesar 12% per
tahun dan jangka waktu pengembalian paling lama 1 tahun. Anggotanyaakan mengembalikan dana yang diterima kepada Koperasi Seiasekatasesuai dengan aturan di atas, dan selanjutnya disalurkan kembali danatersebut kepada anggota yang lain. Departemen B menyerahkanmekanisme penyaluran dana bergulir kepada Koperasi Seiasekata.Tanggungjawab terhadap pengelolaan dana bergulir ada di KoperasiSeiasekata. Dana tersebut pada prinsipnya telah menjadi milik KoperasiSeiasekata, karena dari awal Departemen B berniat untuk tidakmencampuri pengelolaan dana yang telah disalurkan. Departemen Bhanya melaporkan pengeluaran dana bergulir yang pertama sekali
dilakukan, dan tidak melaporkan aset berupa Dana Bergulir di NeracaDepartemen B.
Buletin Teknis Akuntansi Piutang
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3132
33
34
35
36
37
38
39
4041
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
7/34
c) Kementerian negara/lembaga menyalurkan dana bergulir kepadamasyarakat, masyarakat mengembalikan dana tersebut kepadakementerian negara/lembaga, selanjutnya kementerian negara/lembagamenyalurkan kembali dana bergulir kepada masyarakat. Pengelolaandana bergulir seutuhnya dikuasai oleh kementerian negara/lembaganamun dana bergulir tersebut tidak dilaporkan dalam laporan keuangankementerian negara/lembaga.
Contoh: Departemen C, pada tahun 2006, mulai menyalurkan danabergulir untuk koperasi sebasar Rp 70 miliar. Salah satu koperasi yangmenerima dana adalah Koperasi Mandiri, Kabupaten Timur Baratdayasebesar Rp 150 juta, dengan jumlah anggota sebanyak 150 kepalakeluarga. Koperasi Mandiri menyalurkan dana kepada anggotanyamaksimum Rp 5 juta dengan suku bunga sebesar 12% per tahun danjangka waktu pengembalian paling lama 2 tahun. Anggotanya akanmengembalikan dana yang diterima kepada Koperasi Mandiri sesuaidengan aturan di atas, dan menyalurkan kembali dana tersebut kepadaanggota yang lain.
Departemen C menyalurkan dana kepada koperasi melalui BankKemakmuran yang bertindak sebagai excuting agency. Departemen Cakan mentransfer dana dari Kas Negara ke rekening Departemen C di BankKemakmuran. Sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama antara
Departemen C dengan Bank Kemakmuran, Bank Kemakmuranmempunyai kewenangan untuk memilih koperasi yang akan menerimadana dari Departemen C, menyalurkan dana menagih dana tersebut danbertanggung jawab terhadap resiko ketidaktertagihan dana. Sebagaiimbalan atas jasa yang diberikan, Bank Kemakmuran mendapat 7%bunga dari bunga pinjaman yang disalurkan kepada koperasi, sehinggaDepartemen C hanya memperoleh bunga sebesar 5%.
Bank Kemakmuran mengirimkan secara periodik posisi dana kepadaDepartemen C, Departemen C mencatat perkembangan dana tetapi tidak
melaporkannya dalam laporan keuangan Departemen C.d) Kementerian Negara/Lembaga menyalurkan dana bergulir dengan atau
tanpa bunga kepada penerima dana bergulir. Dana bergulir tersebut akanditagih dari penerima masyarakat, dan langsung disetor oleh KementerianNegara/Lembaga kepada Rekening Kas Umum Negara. Pada akhir tahunjumlah dana yang terdapat di masyarakatmenjadi nol (tidak ada).
Disamping pola penyaluran dana bergulir yang beragam,mulai 2007 pengelolaandana yang selama ini dipersepsikan sebagai dana bergulir dapat dilakukan oleh 3(tiga) institusi yaitu:
(1)Satuan kerja biasa
Satker biasa merupakan satker di lingkungan pemerintah pusat/daerah yangmengelola keuangan negara/daerah sesuai dengan ketentuan APBN/APBD.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
8/34
Karakteristik satker biasa antara lain adalah satker tersebut harus menyetorpendapatan yang diterima oleh satker secepatnya ke Rekening Kas UmumNegara/Kas Daerah dan tidak boleh mengelola kas. Jika dana dikelola olehsatker biasa, satker menarik dana dari rekening Kas Umum Negara/KasDaerah, dengan atau tanpa lembaga perantara, untuk diteruskan kepadamasyarakat. Satker menagih kembali dana tersebut dari masyarakat, untuklangsung disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah. Pada akhirtahun anggaran, satker biasa tidak boleh mempunyai saldo kas. Jika danatersebut hendak digulirkan kembali kepada masyarakat, satker harusmencantumkannya dalam dokumen pengganggaran dan dokumenpelaksanaan anggaran (DIPA/DPA).
Dari uraian di atas, dana yang digulirkan oleh satker biasa tidak memenuhikarakteristik dana bergulir sebagaimana dijelaskan dalam Bab II. Danatersebut lebih tepat diklasifikasikan sebagai Piutang, pengeluaran untuk danatersebut dialokasikan sebagai Pengeluaran Pembiayaan. Konsekuensi daripengeluaran pembiayaan tersebut, satker yang mengelola dana ini, sesuaidengan ketentuan perundangan adalah satker yang berada di bawahBUN/BUD. Dalam implementasinya, satker BUN/BUD dapat menetapkanKuasa Pengguna Anggaran (KPA) di kementerian/lembaga/satuan kerjaperangkat daerah (SKPD) untuk menyalurkan dana tersebut. Akuntansiuntuk dana yang dikelola akan diuraikan dalam Bab IV.
(2) Satuan kerja yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan LayananUmum/Badan Layanan Umum Daerah (BLU/BLUD)
BLU/BLUD merupakan satuan kerja di lingkungan kementeriannegara/lembaga/pemerintah daerah yang diberikan fleksibilitas dalampengelolaan keuangan sesuai dengan Pasal 68 dan 69 Undang-UndangNomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, selanjutnya diaturdalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor61 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan LayananUmum Daerah. Sesuai dengan ketentuan di atas, BLU/BLUD diberikanfleksibilitas dalam pengelolaan keuangan antara lain dapat mengelolalangsung pendapatan tanpamenyetor terlebih dahulu ke Rekening Kas UmumNegara/Kas Daerah dan dapatmengelola kas.
Jika dana bergulir tersebut dikelola oleh BLU/BLUD, BLU/BLUD menarik danabergulir dari rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah, dengan atau tanpalembaga perantara, untuk diteruskan kepada masyarakat. BLU/BLUDmenagih kembali dana bergulir tersebut dari masyarakat untuk digulirkankembali tanpa perlumemasukkan dalamDIPA/DPA. BLU/BLUDmengelola kas
yang diperoleh dari APBN/APBD maupun dari penagihan kembali danabergulir.
Satker biasa mempunyai beberapa kelemahan dalam pengelolaan dana yangakan digulirkan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, BLU/BLUD lebih sesuai
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
2223
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
4041
42
43
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
9/34
untuk dana bergulir dibandingkan dengan satker biasa, dan diharapkandengan dikelola oleh satker BLU/BLU, dapat mendorong peningkatan kinerjadana bergulir.
(3) Institusi di luar satker pemerintahPemerintah Pusat/Daerah dapat juga menggunakan lembaga lain selainlembaga pemerintah untuk mengelola dana bergulir, misalnya BUMN/D dibidang pembiayaan. Pemerintah mengeluarkan sejumlah dana kepadalembaga tersebut untuk dikelola dengan skim dana bergulir. Dana tersebutmasih dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah melakukan monitoringperkembangan dana dan melaporkannya dalam laporan keuanganpemerintah sebagai Dana Bergulir. Pengeluaran untuk dana bergulir tersebutakan dialokasikan sebagai Pengeluaran Pembiayaan. Bultek ini tidak akan
menjelaskan lebih lanjut akuntansi dana bergulir yang dikelola oleh institusidiluar pemerintah.
4. Alokasi anggaran untuk dana bergulir beragam.
Saat ini alokasi anggaran untuk pengeluaran dana bergulir dimasukkan kedalam Belanja Bantuan Sosial, Subsidi, Belanja Hibah, dan Belanja Modal NonFisik Lainnya. Alokasi anggaran ke dalam empat jenis belanja di atas tidaktepat dengan alasan sebagai berikut:
a. Belanja bantuan sosial
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Rencana Kerja danAnggaran Kementerian Negara/Lembaga menyatakan bahwa BelanjaBantuan Sosial merupakan pengeluaran transfer uang atau barang yangdiberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinanterjadinya resiko sosial. Lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 58Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwabantuan sosial merupakan pengeluaran yang tidak terus-menerus danselektif dalam bentuk uang/barang kepada masyarakat yang bertujuanuntuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat.
Di samping itu, karakteristik dari belanja bantuan sosial adalahpengeluaran yang tidak menghasilkan aset untuk pemerintah. Jikapemerintah mengeluarkan anggaran untuk bantuan sosial, makapemerintah tidak akanmencatat adanya perolehan aset.
Dari uraian di atas maka pengeluaran untuk dana bergulir tidak tepatdimasukkan dalam klasifikasi Belanja Bantuan Sosial karena karakteristikBelanja Bantuan Sosial adalah sebagai berikut:
t Tidak diperuntukkan untuk memperoleh aset pemerintah
t Diperuntukkan untuk menanggulangi masalah sosial misalnya bantuanpendidikan, keagamaan dan bencana alam.
t Bersifat tidak terus-menerus dan selektif.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 6
1
2
3
45
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
2122
23
24
25
26
27
28
29
3031
32
33
34
35
36
38
3940
41
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
10/34
Dengan karakteristik Belanja Bantuan Sosial di atas, maka dengansendirinya kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerahyang mempunyai program dana bergulir dan mengalokasikan danatersebut dalam Belanja Bantuan Sosial, tidak akan mengakui adanya asetberupa dana bergulir, pada hal dalam kenyataannya dana bergulir tersebutada dan nilainya sangat besar.
b. Subsidi
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Rencana Kerja danAnggaran Kementerian Negara/Lembaga menyatakan bahwa BelanjaSubsidi merupakan alokasi anggaran yang diberikan kepadaperusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor ataumengimpor barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak,sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat terjangkau olehmasyarakat. Pengeluaran subsidi untuk dana bergulir ini biasanya untukmensubsidi beban bunga pinjaman yang dikenakan perbankan kepadamasyarakat sehingga beban bunga yang ditanggung oleh penerimasubsidi tidak sebesar suku bunga pasar.
c. Belanja Hibah
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Rencana Kerja danAnggaran Kementerian Negara/Lembaga menyatakan bahwa BelanjaHibah merupakan transfer rutin/modal yang sifatnya tidak wajib kepada
negara lain atau kepada organisasi internasional. Lebih lanjut PeraturanPemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerahmenyatakan bahwa hibah digunakan untuk menganggarkan pemberianuang/barang atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah lainnya,perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yangsecara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dantidak mengikat serta secara tidak terus-menerus.
d. Belanja Modal Fisik Lainnya
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga menyatakan bahwa BelanjaModal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangkapembentukan modal baik dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin,gedung dan bangunan, jaringan maupun dalam bentuk fisik lainnyaseperti buku, binatang dan aset lainnya. Belanja Modal Fisik Lainnyamerupakan pengeluaran yang dipergunakan dalam kegiatanpembentukan modal dalam bentuk aset fisik lainnya seperti buku,binatang dan aset lainnya yang tidak termasuk dalam tanah, peralatan danmesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan irigasi.
Berdasarkan pengertian di atas, pengeluaran untuk dana bergulirdimasukkan sebagai belanja modal fisik lainnya tidak tepat karena danabergulir bukan merupakan aset yang dihasilkan oleh belanja modal(bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
2223
24
25
26
27
28
29
30
3132
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
11/34
maupun dalam bentuk fisik lainnya) melainkan merupakan bagian dariInvestasi Jangka Panjang.
5. Entitas akuntansi dan pelaporan beberapa dana bergulir tidak jelas.
Salah satu kendala dalam pelaporan dana bergulir adalah entitas akuntansidan pelaporan dana bergulir tidak jelas. Penyebabnya adalah sebagai berikut:
n Instansi pemerintah sering hanya bertanggung jawab pada saatpenyaluran dana bergulir pertama sekali.
n Instansi pemerintah yang menguasai anggaran untuk dana bergulirberanggapan bahwa alokasi anggaran untuk dana merupakanpengeluaran habis pakai yang tidak menghasilkan aset, oleh sebab itudana bergulir tersebut tidak perlu dipertanggungjawabkan.
n Dana bergulir tersebut sering hanya dikelola oleh lembaga non
pemerintah.
6. Akuntansi dan pelaporan dana bergulir belum sesuai prinsip-prinsippengelolaan keuangan negara dan Standar Akuntansi Pemerintahan
Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 pasal 2menyatakan bahwa keuangan negara termasuk juga kekayaan yangdiperoleh dengan menggunakan fasilitas negara. Oleh sebab itu dana bergulirbaik yang digulirkan atau dikuasai oleh masyarakat yang berasal daripemerintah merupakan kekayaan negara yang harus dikelola sesuai dengankaidah-kaidah pengelolaan keuangan negara. Pengeluaran dana bergulir
maupun aset dana bergulir tersebut harus dilaporkan dalam laporankeuangan pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 paragraf 16 huruf (c) PernyataanStandar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 6, Akuntansi Investasi menyatakanbahwa dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakatseperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakatdimasukkan ke dalam kelompok investasi jangka panjang non permanen.Selanjutnya Paragraf 21 PSAP No.6, Akuntansi Investasi menyatakan bahwapengeluaran anggaran untuk perolehan investasi jangka panjang diakui
sebagai pengeluaran pembiayaan.
C. DasarHukumdanTujuan Bultek
Penyusunan Buletin Teknis ini berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dengan memperhatikanketentuan peraturan yang mengatur tentang dana bergulir, pembiayaan, penerimaannegara bukan pajak (PNBP) antara lain:
n Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara BukanPajak.
n Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.n Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.n
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana KerjaPemerintah.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 8
1
2
3
45
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
12/34
n Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Rencana Kerja dan AnggaranKementerian/Lembaga.
Buletin teknis dana bergulir ini menjadi pedoman bagi pemerintah pusat dan
daerah dalam melakukan akuntansi dan pelaporan dana bergulir. Buletin teknis inijuga dapat dijadikan acuan bagi instansi pemerintah pusat dan daerah yangmenerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU/BLUD) dalammelakukan akuntansi dan pelaporan untuk tujuan konsolidasi dengan laporankeuangan kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 9
1
2
3
45
6
7
8
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
13/34
B A B I IPengertian dan Mekanisme penyaluran Dana Bergulir
A. Pengertian Dana BergulirDana bergulir merupakan dana yang dipinjamkan untuk dikelola dan digulirkan
kepada masyarakat oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran yangbertujuan meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya. Adapun karakteristik daridana bergulir adalah sebagai berikut:
1. Dana tersebut merupakan bagian dari keuangan negara/daerah.
Dana bergulir dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) dan luarAPBN/APBD misalnya dari masyarakat atau hibah dari luar negeri. Sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,dana bergulir yang berasal dari luar APBN, diakui sebagai kekayaannegara/daerah jika dana itu diberikan dan/atau diterima atas namapemerintah/pemerintah daerah.
Contoh, pada tahun 2007, sebagai bagian dari program kepedulian terhadapmasyarakat sekitarnya (corporate social responsibility), BUMN XYZmenghibahkan dana sebesar Rp 10 miliar kepada Pemda A yangdiperuntukkan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah denganskim dana bergulir.
Berdasarkan informasi di atas, dana sebesar Rp 10 miliar yang diperolehPemda A dari BUMN XYZ merupakan bagian dari keuangan Pemda A karenaBUMN XYZmemberikan dana itu kepada Pemda A.
2. Dana tersebut dicantumkan dalam APBN/APBD dan/atau laporan keuangan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara menyatakan semua pengeluaran negara/daerahdimasukkan dalam APBN/APBD. Oleh sebab itu alokasi anggaran untuk danabergulir harus dimasukkan ke dalam APBN/APBD. Pencantuman alokasi
anggaran untuk dana bergulir dapat dicantumkan dalam APBN/APBD awalatau revisi APBN/APBD (APBN-P atau APBD Perubahan)
3. Dana tersebut harus dikuasai, dimiliki dan/atau dikendalikan oleh PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).
Pengertian dikuasai dan/atau dimiliki mempunyai makna yang luas yaitu PA/KPA mempunyai hak kepemilikan atau penguasaan atas dana bergulir,sementara dikendalikan maksudnya adalah PA/KPA mempunyai kewenangandalam melakukan pembinaan, monitoring, pengawasan atau kegiatan laindalam rangka pemberdayaan dana bergulir.
4. Dana tersebut merupakan dana yang disalurkan kepada masyarakat ditagihkembali dari masyarakat dengan atau tanpa nilai tambah, selanjutnya danadisalurkan kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat demikianseterusnya (bergulir).
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 10
1
2
34
5
6
7
8
9
10
11
1213
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
2930
31
32
33
34
35
36
37
38
39
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
14/34
5. Pemerintah dapatmenarik kembali dana bergulir.
Dana yang digulirkan oleh pemerintah dapat ditagih oleh KementerianNegara/Lembaga baik untuk dihentikan pergulirannya atau akan digulirkan
kembali kepada masyarakat.Contoh dana bergulir, Instansi A di lingkungan Departemen ABC yang mempunyaiprogram pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Pada Tahun Anggaran 2007,instansi A mendapat alokasi anggaran dari APBN sebesar Rp 50 miliar yang akandisalurkan untuk membantu permodalan para pedagang kecil. Kriteria pengusahakecil dan menengah ditentukan oleh instansi. Instansi A menyalurkan danamaksimum sebesar Rp 50 juta kepada pedagang/kelompok pedagang dalambentuk pinjaman lunak dengan masa pengembalian paling lama 2 tahun dan sukubunga sebesar 15 % per tahun. Pedagang/kelompok pedagang tersebut harus
mengembalikan dana sesuai dengan perjanjian kepada instansi A, dan selanjutnyadana akan disalurkan kembali kepada pedagang/kelompok pedagang yang lain,demikian seterusnya, dana tersebut akan digulirkan sehingga semakin banyakpedagang/kelompok pedagang yang terlayani. Dana dikelola oleh Instansi A dandipertanggungjawabkan sebagai aset pemerintah berupa Dana Bergulir melaluineraca instansi A dan Departemen ABC.
B. MekanismePenyaluran Dana Bergulir.
Penyaluran Dana Bergulir dilakukan oleh satuan kerja pemerintahpusat/pemerintah daerah dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Satuan kerja mendapat alokasi dana dari APBN/APBD yang tercantum dalamdokumen pelaksanaan anggaran (DIPA/DPA).
2. Satuan kerja mengajukan pencairan dana kepada Bendahara UmumNegara/Bendahara UmumDaerah (BUN/BUD).
3. Penyaluran dana bisa dilakukan melalui lembaga keuangan bank (LKB),lembaga keuangan bukan bank (LKBB), koperasi, modal ventura dan lain-lain. Lembaga-lembaga tersebut dapat berperan sebagai executing agencyatau chanelling agency sesuai dengan perjanjian yang dilakukan oleh satuankerja pemerintah dengan lembaga dimaksud. Jika berfungsi sebagai
executing agency, lembaga tersebut mempunyai tanggungjawab menyeleksidan menetapkan penerima dana bergulir, menyalurkan dan menagih kembalidana bergulir serta menanggung resiko terhadap ketidaktertagihan danabergulir. Jika berfungsi sebagai chanelling agency, lembaga tersebut hanyamenyalurkan dana bergulir kepada penerima dana bergulir dan tidakmempunyai tanggungjawab menetapkan penerima dana bergulir.
4. Dana yang disalurkan tersebut merupakan pinjaman yang harusdikembalikan oleh peminjam (masyarakat) kepada satuan kerja baik melaluilembaga lain atau langsung kepada satuan kerja pemerintah yang
bersangkutan.5. Satuan kerja melakukan pengelolaan dana melakukan pengendalianpenagihan dana dari masyarakat, menyalurkan kembali dana tersebutkepada masya rakat /kelompok masya rakat , melaporkan dan mempertanggungjawabkan dana tersebut.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 11
1
2
3
45
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3132
33
34
35
36
37
38
39
4041
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
15/34
BAB IIIAkuntansi dan Pelaporan Dana Bergulir
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengisyaratkanbahwa setiap pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran (PA/KPA) wajibmenyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan atas transaksi-transaksi keuangannya. Demikian juga Menteri Keuangan dan Kepala Satuan KerjaPengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Negara/ Bendahara UmumDaerah wajib menyelenggarkan akuntansi dan menyusun laporan arus kas yangberisikan informasi arus masuk dan arus keluar uang ke/dari Rekening Kas UmumNegara/Kas Daerah. Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, Pemerintah Pusatmaupun pemerintah daerah harus mengembangkan Sistem Akuntansi Pemerintahyang minimal terdiri dari 2 (dua) subsistem akuntansi yaitu sistem akuntansi instansi
(akuntansi di PA/KPA) dan sistem akuntansi kas umum negara/kas daerah (akuntansidi BUN/BUD).
Sistem akuntansi instansi merupakan sistem akuntansi yang mencatat transaksidi Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) untuk menghasilkanLaporan Realisasi Anggaran dan Neraca termasuk juga PA/KPA yang menguasaitransaksi pembiayaan di mana transaksi pembiayaan tersebut harus dikelolatersendiri. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah merupakan sistemakuntansi yang mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran uang ke/dariRekening Kas Umum Negara/Kas Daerah. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas
Daerah akan menghasilkan Laporan Arus Kas. Laporan Keuangan PemerintahPusat/Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kasdan Catatan atas Laporan Keuangan adalah gabungan laporan keuangan seluruh PAditambah laporan arus kas yang dihasilkan oleh BUN/BUD.
A. Akuntansi AnggaranDana Bergulir.
Salah satu unsur laporan keuangan instansi pemerintah adalah Laporan RealisasiAnggaran, yang berisikan informasi realisasi pendapatan, belanja diperbandingkandengan anggarannya dalam satu periode. Laporan Realisasi Anggaran tersebut
merupakan statutory report atau sering juga disebut budgetary report. Dalam rangkamenghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dimaksud, maka sistem akuntansipemerintah harus melakukan akuntansi atas anggaran (budgetary report). Akuntansianggaran hanya terdapat pada sistem akuntansi instansi yang dilaksanakan olehPA/KPA, meliputi akuntansi anggaran pendapatan, belanja, penerimaan pembiayaandan pengeluaran pembiayaan. Adapun jurnal untuk akuntansi anggaran adalahsebagai berikut:
Akuntansi anggaran pendapatan :
Estimasi PendapatanHutang Kepada KUN/BUD
Rp. xxxRp. xxx
(untuk mencatat alokasi anggaran pendapatan)
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 12
1
2
34
5
6
7
9
10
11
12
13
1415
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3132
33
34
35
36
37
38
39
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
16/34
Piutang Kepada KUN/BUD
Allotment Belanja
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat alokasi anggaran pengeluaran belanja)
Akuntansi anggaran belanja :
Estimasi Penerimaan Pembiayaan
Hutang kepada KUN/BUD
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat anggaran penerimaan pembiayaan)
Akuntansi anggaran penerimaan pembiayaan :
Piutang dari KUN/BUD
Allotment Pengeluaran Pembiayaan
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat alokasi anggaran pengeluaran pembiayaan)
Akuntansi anggaran pengeluaran pembiayaan :
Akuntansi anggaran hanya dicatat pada sistem akuntansi instansi/SKPDsedangkan Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah tidak mencatat transaksianggaran karena alokasi anggaran belum mempengaruhi kas di Rekening Kas Umum
Negara/Kas Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar AkuntansiPemerintahan, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) 6, AkuntansiInvestasi, paragraf 16 huruf (c) menyatakan bahwa dana yang disisihkan pemerintahdalam rangka pelayanan masyarakat, misalnya bantuan modal kerja secara bergulirkepada kelompokmasyarakat, dimasukkan dalam kelompok investasi jangka panjangnon permanen. Lebih lanjut Paragraf 21 PSAP 6, Akuntansi Investasi menyatakanbahwa pengeluaran anggaran untuk perolehan investasi jangka panjang diakuisebagai Pengeluaran Pembiayaan. Konsekuensinya adalah pemerintah harus
mengakui pengeluaran untuk dana bergulir sebagai pengeluaran pembiayaan baikdalam dokumen penganggaran, pelaksanaan anggaran maupun laporan keuanganpemerintah. Selanjutnya, pemerintah juga harus mencatat adanya perolehan asetberupa Dana Bergulir sebesar perolehan atau pengeluaran pembiayaan yangdilakukan.
Sesuai dengan karakteristik dana bergulir, penyaluran dana bergulir sebaiknyadilaksanakan oleh satker yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan LayananUmum (BLU/BLUD) karena dapat mengelola kas sehingga dana bergulir yang ditagihdapat kembali secara langsung digulirkan kepada masyarakat tanpa disetor ke
Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah. BLU/BLUD tersebut harus merupakansatker yang berada dibawah BUN/BUD karena transaksi pembiayaan, sesuai denganUU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, merupakan transaksi yangdikuasai oleh BUN/BUD. Dalam rangka meningkatkan manajemen dana bergulir,
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1920
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
17/34
dapat dibentuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di kementerian/lembaga/SKPD. KPAtersebut berfungsi sebagai entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban secaraperiodik untuk menyampaikan Laporan Keuangan yang berisikan transaksi danakepada BUN/BUD. KPA ini juga akan membantu melakukan sinkronisasi antaraprogram kementerian/lembaga/SKPD dengan dana yang disediakan oleh pemerintah.
Sesuai dengan PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum, BLU/BLUD menerapkan sistem akuntansi sesuai dengan StandarAkuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, tetapi untuktujuan konsolidasi dengan Kementerian Negara/Lembaga/ Pemerintah Daerah,BLU/BLUD harus menyusun dan menyampaikan laporan keuangan sesuai denganStandar Akuntansi Pemerintahan. Oleh sebab itu pengaturan akuntansi dana bergulirdalam buletin teknis ini adalah dalam rangka menghasilkan laporan keuangan untuktujuan konsolidasi laporan keuangan BLU/BLUD ke dalam laporan keuanganKementerian Negara/Lembaga/ Pemerintah Daerah.
Adapun akuntansi untuk mencatat alokasi anggaran untuk pengeluaran danabergulir adalah sebagai berikut:
Piutang Kepada KUN/BUD
Allotment Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat alokasi anggaran pengeluaran untuk Dana bergulir)
Sistem akuntansi instansi/SKPD:
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah tidak mencatat transaksianggaran karena alokasi anggaran belum mempengaruhi Rekening Kas UmumNegara/Kas Daerah.
Contoh: Pemerintah Kabupaten Tapsel mengalokasikan anggaran untuk dana bergulirpada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BUD Tapsel Tahun Anggaran 2007sebesar Rp 5 miliar. Dana tersebut dimaksudkan untuk perkuatan modal KUKM.Adapun jurnal anggaran pengeluaran dana bergulir yang dibuat pada awal tahun 2007
adalah sebagai berikut:
Piutang dari BUD
Allotment Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Rp. 5 miliar
Rp. 5 miliar
(untuk mencatat alokasi anggaran pengeluaran untuk Dana bergulir)
Sistem akuntansi instansi :
Sistem akuntansi kas daerah tidak mencatat alokasi anggaran untuk dana
bergulir karena alokasi anggaran tersebut belum mempengaruhi kas daerahKabupaten Tapsel.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
3031
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
18/34
B. Akuntansi Realisasi PengeluaranAnggarandari APBN/APBD
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, alokasi anggaran untuk dana bergulir beradadi BUN/BUD, tetapi pelaksanaan dana bergulir dapat didelegasikan kepada
Kementerian Negara/Lembaga/SKPD. Walaupun pelaksanaan didelegasikan, tetapitransaksi dana bergulir tersebut tetapmerupakan transaksi pembiayaan.
Realisasi pengeluaran untuk dana bergulir dicatat jika telah terjadi pengeluarandefinitif dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang ditandai dengandikeluarkannya SPM LS/SP2D LS atau dokumen lain yang dipersamakan sesuaidengan ketentuan perundangan.
Adapun jurnal untuk mencatat realisasi pengeluaran dana bergulir adalahsebagai berikut:
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Piutang Kepada KUN/BUD
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat realisasi pengeluaran untuk Dana bergulir)
Sistem akuntansi instansi/SKPD :
Dana Bergulir
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat realisasi perolehan Dana bergulir)
dan
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Kas di Kas Negara/Kas Daerah
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat pengeluaran untuk Dana Bergulir dari Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah)
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah :
Contoh: Pada tahun anggaran 2007, APBNmengalokasikan anggaran
untuk dana bergulir sebesar Rp 150 miliar. Dana bergulir tersebut akan dikelola olehBLU A, Departemen A. Pada tahun 2007, dana bergulir tersebut disalurkan kepadapenerima dana melalui SPM LS/SP2D LS.
Adapun jurnal untuk mencatat pengeluaran dana bergulir sebagai berikut:
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Piutang dari KUN
Rp. 150 miliar
Rp. 150 miliar
(untuk mencatat realisasi pengeluaran untuk Dana bergulir)
Sistem akuntansi instansi/SKPD :
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 15
1
2
3
45
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
19/34
Dana Bergulir
Diinvestasikan dalam Investasikan Jangka Panjang
Rp. 150 miliar
Rp. 150 miliar
(untuk mencatat perolehan Dana bergulir)
Sistem Akuntansi instansi/SKPD :
Pengeluaran pembiayaan di atas menghasilkan aset berupa Dana Bergulir yangmerupakan bagian dari Investasi Jangka Panjang Non Permanen dan dicatat denganharga perolehan yaitu sebesar dana yang digulirkan. Jurnal untuk mencatat danabergulir tersebut sebagai berikut:
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Kas di Kas Negara
Rp. 150 miliar
Rp. 150 miliar
(untuk mencatat pengeluaran untuk Dana Bergulir dari Rekening Kas Umum Negara)
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara :
C. Akuntansi dan Pelaporan Penagihan Dana Bergulir
Salah satu karakteristik dana bergulir adalah dana tersebut disalurkan kepadamaSalah satu karakteristik dana bergulir adalah dana tersebut disalurkan kepadamasyarakat, masyarakat akan mengembalikan dana tersebut kepada satker yangmengelola dana bergulir. Satker yang mengelola dana bergulir akan menerimakembali dana yang disalurkan kepada masyarakat.
Pengembalian dana kepada satker pengelola dana bergulir dapat dilakukandengan cicilan atau pengembalian sekaligus. Dana bergulir yang ditarik darimasyarakat terdiri dari dua unsur yaitu dana yang berasal dari pinjaman pokok danpendapatan. Pendapatan dapat berupa bunga atau bagi hasil.
Besaran cicilan pokok yang dibayar olehmasyarakat adalah sebesar pinjaman danayang diterima dengan memperhitungkan jangka waktu pengembalian. Sementara itubesaran pendapatan yang dibayar kepada satker pengelola dana bergulir adalahsebesar suku bunga atau bagi hasil yang disepakati antara penerima dana dengansatker pengelola dana bergulir.
Perlakuan akuntansi untuk penerimaan cicilan pokok dana bergulir danpenerimaan pendapatan dari dana bergulir berbeda, oleh sebab itu jika satkerpengelola dana bergulir menerima pengembalian dana bergulir dari masyarakat,maka satker tersebut harus dapat memisahkan cicilan pokok pinjaman danpendapatan yang diterima berupa bunga atau bagi hasil.
Penerimaan cicilan pokok dana bergulir tidak dicatat dan dilaporkan dalam laporankeuangan untuk tujuan konsolidasi dengan kementerian negara/lembaga/pemerintah
daerah, karena dana bergulir yang dikelola satker pengelola dana bergulir, ketikaditransfer ke rekening satker pengelola dana bergulir, telah dilaporkan dalam laporankeuangan Pengguna Anggaran. Transaksi tersebut cukup diungkapkan dalamCatatan atas Laporan Keuangan. Penerimaan cicilan pokok dana bergulir tersebut
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
20/34
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1415
16
17
18
19
20
21
22
2324
25
26
dilaporkan dalam laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan(SAK).
Bendahara Umum Negara/Daerah (BUN/BUD) dapat menarik pokok dana bergulir
yang terdapat pada satker pengelola dana bergulir. Jika terjadi penarikan ataupenyetoran pokok dana bergulir ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah, satkerpengelola dana bergulir harus mencatat dan melaporkan transaksi tersebut dalamlaporan keuangan untuk tujuan konsolidasi sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan. Penarikan/penyetoran pokok dana bergulir tersebut akan dicatatsebagai Penerimaan Pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran, danpengurangan Dana Bergulir dalam Neraca. Adapun akuntansi untuk mencatatpenarikan/penyetoran dana bergulir ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerahsebagai berikut:
Sistem akuntansi instansi/SKPD :Hutang kepada BUN/BUD
Penerimaan Pembiayaan-Dana Bergulir
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat penyetoran pokok dana bergulir)
dan
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Dana Bergulir
Rp. 1 juta
Rp. 1 juta
(untuk mencatat penurunan dana bergulir karena penyetoran pokok dana bergulir)
Sistem akuntansi kas umum negara/BUD :
Kas di BLU/BLUD
Penerimaan Pembiayaan-Dana Bergulir
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat penerimaan tagihan pokok Dana Bergulir)
Pendapatan yang diterima satker pengelola dana bergulir berupa bunga dan bagihasil dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi dengankementerian negara/lembaga/pemda sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan yaitu dalam Laporan Realisasi Anggaran. Adapun akuntansi untukmencatat pendapatan dari dana bergulir adalah sebagai berikut:
Sistem akuntansi instansi/SKPD :Akuntansi untuk penerimaan pendapatan dari dana bergulir
Hutang kepada KUN/BUD
Pendapatan
Rp. xxx
Rp. xxx(untuk mencatat penerimaan pendapatan dari dana bergulir)
dan
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
21/34
Sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan
BLU/BLUD, kas yang diterima baik yang berasal dari penagihan dana bergulir danpenadapatan dari dana bergulir dapat dikelola langsung oleh BLU/BLUD tanpa perludisetor ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerah. Dalam rangka pengesahanpenerimaan cicilan pokok dan pendapatan dari dana bergulir oleh BUN/BUD,BLU/BLUD secara periodik perlu menyampaikan Surat Perintah MembayarPengesahan (SPM Pengesahan) kepada BUN/BUD, selanjutnya diterbitkan SuratPerintah Pencairan Dana Pengesahan (SP2D Pengesahan).
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
Kas di BLU
Ekuitas Dana Lancar
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat penerimaan kas dari pendapatan)
Sistem akuntansi kas umum negara/BUD :Akuntansi untuk penerimaan pendapatan dari dana bergulir
Kas di BLU/BLUD
Pendapatan
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat penerimaan pendapatan dari Dana Bergulir)
D. Akuntansi PengguliranKembali Dana Bergulir
Jika satker yang menerapkan pengelolaan keuangan BLU/BLUD menagih danabergulir yang disalurkan kepada masyarakat, maka dana bergulir yang ditagih darimasyarakat baik yang berupa pokok dana bergulir maupun pendapatan (bunga, bagihasil dan lain-lain) tidak akan disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Kas Daerahmelainkan langsung dikelola oleh BLU/BLUD. Cicilan pokok dana bergulir dapatdigulirkan kepada masyarakat sedangkan pendapatan (bunga, bagi hasil dan lain-lain) dapat digunakan untuk pengeluaran operasional dan/atau digulirkan kembali.Jika pendapatan dari dana bergulir digulirkan kembali kepada masyarakat tentu akanmenambah jumlah pokok dana bergulir.
Ada tiga sumber dana untuk pengguliran kembali dana bergulir yang dapatdilakukan oleh satker BLU/BLUD yaitu berasal dari DIPA yang bukan Bagian AnggaranBLU/BLUD, penarikan pokok dana bergulir dan pendapatan dana bergulir (bunga,bagi hasil dan lain-lain).
a. Dana bergulir yang bersumber dari DIPA Bagian Anggaran Lain
Terdapat kemungkinan alokasi anggaran untuk dana bergulir pada BagianAnggaran lain yang berbeda dengan Bagian Anggaran BLU/BLUD (tidak satu BagianAnggaran dengan BLU/BLUD sebagai pengelola dana bergulir). Jika terdapat kondisiseperti itu, pengeluaran anggaran dan aset dana bergulir akan dicatat oleh Bagian
Anggaran yang menguasai anggaran tersebut. Untuk tujuan konsolidasi laporankeuangan dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga/ pemerintahdaerah sesuai dengan SAP, BLU/ BLUD tidak mencatat dan melaporkan pengeluarananggaran dan aset dana bergulir yang diperoleh. BLU/BLUD akan mencatat transaksi
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
22/34
tersebut ke dalam sistem akuntansi yang berpedoman pada Standar AkuntansiKeuangan.
Contoh: Pada tahun 2008, BLU di lingkungan Departemen PU mendapatkan
alokasi anggaran sebesar Rp 20 miliar yang dianggarkan dalam DIPA BagianAnggaran Penyertaan Modal Negara (BA 99). BLU menggunakan dana tersebut untukdana bergulir dalam rangka pembebasan lahan untuk infrastruktur. Adapun jurnaluntukmencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Piutang dari KUN
Rp. 20 miliar
Rp. 20 miliar(untuk mencatat pengeluaran pembiayaan untuk dana bergulir)
Akuntansi di Bagian Anggaran Penyertaan Modal Negara (BA 99)
Jurnal untuk mencatat perolehan investasi jangka panjang berupa dana berguliradalah sebagai berikut:
Dana Bergulir
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Rp. 20 miliar
Rp. 20 miliar(untuk mencatat perolehan dana bergulir)
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir
Kas di Kas Negara
Rp. 20 miliar
Rp. 20 miliar(untuk mencatat pengeluaran kas untuk dana bergulir)
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah:
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara tidak mencatat perolehan Dana Bergulir karenahanya mencatat penerimaan dan pengeluaran kas ke/dari Rekening Kas UmumNegara.
Akuntansi instansi di BLU
Tidak ada jurnal untuk mencatat pengeluaran anggaran untuk dana bergulir
dan aset berupa Dana Bergulir, karena pengeluaran untuk dana Bergulir telahdicatat di BA 99.
Dana bergulir yang diterima oleh satker BLU/BLUD dari APBN/APBD tidak dicatatdan dilaporkan dalam sistem akuntansi dan pelaporan untuk tujuan konsolidasidengan kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah, tetapi dicatat olehBLU/BLUD dalam sistem akuntansi yang berpedoman pada Standar AkuntansiKeuangan.
BLU/BLUD dapat menyalurkan dana bergulir yang diterima dari APBN/APBDkepada masyarakat oleh BLU/BLUD pada tahun anggaran yang sama maupunberbeda degan tahun anggaran APBN/APBD. Dana yang disalurkan oleh BLU/BLUDtersebut tidak akan dilaporkan baik pada Bagian Anggaran yang menguasai anggarandana bergulir maupun BLU/BLUD dalam laporan keuangan sesuai SAP. Satker
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
23/34
BLU/BLUD akan mencatat dan melaporkan transaksi tersebut dalam laporankeuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Contoh: Dari Rp 20 miliar yang diterima satker BLU dari BA 99 pada tahun 2008 di
atas, pada tahun yang sama satker menggulirkan dana tersebut kepada masyarakatsebesar Rp 15 miliar. Bagaimana akuntansi dan pelaporan pengguliran dana sebesarRp 15miliar?
Jawaban: pengeluaran dana bergulir yang dilakukan oleh satker BLU maupun asetberupa dana bergulir tidak dicatat dan dilaporkan baik oleh BA 99maupun oleh satkerBLU, karena pengeluaran untuk dana bergulir dan aset dana bergulir tersebut telahdicatat dan dilaporkan oleh BA 99 ketika dana tersebut dikeluarkan dari APBN. SatkerBLU melakukan pencatatan dan pelaporan dalam sistem akuntansi yang berpedomanpada SAK. Demikian juga Sistem Akuntansi Kas Umum Negara tidak akan mencatat
dan melaporkan transaksi tersebut.b. Dana bergulir yang bersumber dari tagihan pokok dana bergulir
Satker BLU/BLUD dapat menagih dana bergulir yang disalurkan kepadamasyarakat jika telah jatuh tempo. Penerimaan yang berasal dari pokok danabergulir tersebut dikelola langsung oleh BLU/BLUD tanpa perlu disetor keRekening Kas Umum Negara/ Kas Daerah dan dapat digulirkan kembalikepada masyarakat.
Pengguliran kembali dana bergulir yang berasal dari penerimaan pokok danabergulir dan aset berupa Dana Bergulir tidak akan dicatat dan dilaporkan oleh
satker yang menguasai anggaran dana bergulir maupun BLU/BLUD karenapengeluaran untuk dana bergulir dan aset dana bergulir tersebut telah dicatatdan dilaporkan oleh kementerian negara/lembaga satker yang menguasaianggaran dana bergulir ketika dana tersebut dikeluarkan dari APBN/APBD.Satker BLU melakukan pencatatan dan pelaporan dalam sistem akuntansiyang berpedoman pada SAK.
Contoh: Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) A yang berstatus BLUDdibawah BUD yaitu Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), ProvinsiSumut yang mempunyai tugas, pokok dan fungsi menyalurkan dana kepada
KUKM dengan skim dana bergulir. BLUD tersebut menagih dana bergulir darimasyarakat sebesar Rp 1 miliar pada tahun 2008. Pada tahun yang sama,UPTD tersebut menyalurkan kembali dana tersebut kepada KUKM lainnya.Bagaimana akuntansi dan pelaporan pengguliran kembali dana sebesar Rp 1miliar?
Jawaban: pengguliran kembali dana bergulir, yang berasal dari penerimaanpokok dana bergulir, yang dilakukan oleh UPTD A tidak akan dicatat dandilaporkan BPKD (yang menguasai anggaran dana bergulir) maupun UPTD Akarena pengeluaran untuk dana bergulir dan aset dana bergulir tersebut telah
dicatat dan dilaporkan BPKD yang menguasai anggaran dana bergulir ketikadana tersebut dikeluarkan APBD. Sistem akuntansi kas daerah juga tidak akanmencatat transaksi tersebut karena tidak berpengaruh terhadap kas daerah.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
24/34
UPTD melakukan pencatatan dan pelaporan dalam sistem akuntansi yangberpedoman pada SAK.
c. Dana bergulir yang bersumber dari Pendapatan
Dana yang digulirkan oleh satker dapat dikenakan bunga atau hasil l a i nnya kepada pener ima dana be rgu l i r s esua i dengan perjanjian/kesepakatan/aturan yang berlaku antara kedua belah pihak.Pendapatan dari dana bergulir tersebut dapat dikelola langsung oleh satkerberstatus BLU/BLUD dan dapat digunakan untuk membiayai operasionalBLU/BLUD maupun untuk digulirkan kembali. Jika pendapatan tersebutdigulirkan kembali maka aset dana bergulir yang dikelola oleh satker akanbertambah.
BLU/BLUD mencatat pendapatan ketika menerima pendapatan dari dana
bergulir, dan akan digabungkan ke dalam laporan keuangan kementeriannegara/lembaga/pemerintah daerah. Pendapatan yang digulirkan kembaliakan dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan BLU/BLUD untukk o n s o l i d a s i d e n g a n l a p o r a n k e ua n g a n k e m e n t e r i a n negera/lembaga/pemerintah daerah. Oleh sebab itu alokasi anggaran untukpengguliran kembali dana yang berasal dari pendapatan harus dimasukkandalam DIPA/DPA sebagai anggaran Pengeluaran Pembiayaan. Selanjutnyarealisasi pengeluaran untuk dana bergulir tersebut, dicatat oleh satkerBLU/BLUD sebagai Pengeluaran Pembiayaan dan akan dicatat adanyaperolehan Dana Bergulir sebesar Pengeluaran Pembiayaan, dengan jurnalsebagai berikut:
Sistem Akuntansi instansi/SKPD (di BLU/BLUD) :
Pengeluaran Pembiyaan-Dana Bergulir Rp xxx
Piutang dari KUN Rp. xxx
(untuk mencatat pengeluaran dana bergulir)
dan
Ekuitas Dana Lancar Rp xxx
Kas di BLU Rp. xxx
(untuk mencatat pengeluaran pembiayaan yang berasal dari kas BLU)
dan
Dana Bergulir Rp xxx
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp. xxx
(untuk mencatat pengeluaran dana bergulir)
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
25/34
Pengeluaran Pembiayaan - Dana Bergulir
Kas di BLU/BLUD
Rp. xxx
Rp. xxx
(untuk mencatat pengeluaran dana bergulir di Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah)
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah:
Walaupun tidak terjadi pengeluaran kas dari Rekening Kas Umum Negara/KasDaerah untuk perolehan Dana bergulir, tetapi Sistem Akuntansi Kas UmumNegara/Kas Daerah harus mencatat transaksi tersebut sehingga transaksidimaksud tercantum dalam Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat/PemerintahDaerah.
Contoh: Pada Tahun 2007, UPTD A, yang berstatus BLUD dibawah BUD
(BKPD) Provinsi Sumut, mempunyai tugas pokok dan fungsi menyalurkandana bergulir untuk sektor KUKM, memperoleh pendapatan berupa bungadari dana bergulir sebesar Rp 1 miliar. Pada tahun anggaran 2008, UPTD Amenggunakan pendapatan tersebut untuk keperluan operasionalnya sebesarRp 400 juta dan digulirkan kembali sebesar Rp 600 juta denganmencantumkannya dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) UPTD A.Pengeluaran untuk operasional diperuntukkan untuk perjalanan dinas danpembelian alat tulis kantor (ATK). Pengeluaran untuk operasional danpengguliran kembali dana bergulir dilakukan pada bulan Maret 2008.Bagaimana akuntansi dan pelaporan pendapatan sebesar Rp 1 miliar,pengeluaran belanja sebesar Rp 400 juta dan pengguliran kembali danasebesar Rp 600 juta yang berasal dari pendapatan UPTD A?
Jawaban: Penerimaan pendapatan sebesar Rp 1 miliar yang berasal daribunga dana bergulir akan dicatat sebagai pendapatan dengan jurnal sebagaiberikut:
Hutang Kepada BUD Rp 1 miliar
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp 1 miliar(mencatat penerimaan pendapatan dari dana berguli dengan asumsi pendapatandari dana bergulir dimasukkan ke dalam Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah)
Sistem akuntansi instansi/SKPD ( BLUD):
dan
Kas di BLU Rp 1 miliar
Ekuitas Dana Lancar Rp 1 miliar
(untuk mencatat penerimaan kas yang berasal dari pendapatan BLU)
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
26/34
Kas di BLUD Rp 1 miliar
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp 1 miliar
(mencatat penerimaan pendapatan dari dana bergulir dengan asumsi pendapatandari dana bergulir dimasukkan ke dalam Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah)
Sistem Akuntansi Kas Umum Daerah :
Walaupun tidak terjadi penerimaan kas ke Rekening Kas Daerah daripendapatan dana bergulir, tetapi Sistem Akuntansi Kas Umum Daerah harusmencatat transaksi tersebut sehingga penerimaan pendapatan tercantumdalam Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah.
Pengeluaran operasional yang didanai dari pendapatan BLUD untuk perjalanan dinas maupun untuk pembelian ATK dicatat dan dilaporkan
sebagai belanja barang dan jasa dalam laporan keuangan BLUD untuk tujuankonsolidasi dengan laporan keuangan BPKD. Adapun jurnal untuk mencatatpengeluaran untuk belanja operasional yang berasal dari pendapatan BLUDadalah sebagai berikut:
Belanja Barang dan Jasa Rp. 400 juta
Piutang kepada KUN Rp. 400 juta
(mencatat pengeluaran untuk operasional UPTD yang didanai dari pendapatan)
Sistem Akuntansi Instansi/SKPD (satker BLUD) :
dan
Ekuitas Dana Lancar Rp. 400 juta
Kas di BLU Rp. 400 juta
(untuk mencatat pengeluaran belanja yang didanai dari pendapatan BLUD)
Sistem Akuntansi Kas Umum Daerah
Belanja Barang dan Jasa Rp. 400 jutaKas di BLUD Rp. 400 juta
(mencatan pengeluaran untuk operasional UPTD yang didanai dari pendapatan BLUD )
Walaupun tidak terjadi pengeluaran kas dari Rekening Kas Daerah untuk pengeluaranoperasional, tetapi Sistem Akuntansi Kas Umum Daerah harus mencatat transaksitersebut sehingga transaksi dimaksud tercantum dalam Laporan Arus Kas PemerintahDaerah.
Pengeluaran untuk pengguliran kembali dana bergulir yang berasal dari pendapatan,akan dicatat dan dilaporkan sebagai Pengeluaran Pembiayaan dalam laporankeuangan BLUD untuk tujuan konsolidasi dengan laporan keuangan BPKD.Pengeluaran tersebut juga mengakibatkan aset berupa dana bergulir bertambah.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
27/34
BPKD tidak mencatat pengeluaran pembiayaan dan penambahan aset dana bergulir,tetapi informasi tersebut akan tercantum dalam laporan keuangan BPKD ketikalaporan keuangan BLUD dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan BPKD. Adapunjurnal untuk mencatat pengeluaran untuk pengguliran kembali dana bergulir danperolehan aset dana bergulir adalah sebagai berikut:
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir Rp 600 juta
Piutang Kepada KUN Rp 600 juta
(mencatat pengeluaran pembiayaan untuk pengguliran dana bergulir yangdidanai dari pendapatan BLUD)
Sistem akuntansi instansi (BLUD):
dan
Ekuitas Dana Lancar Rp 600 juta
Kas di BLU Rp 600 juta
(untuk mencatat pengeluaran perguliran dana dari pendapatan BLUD)
Jurnal untuk mencatat Dana Bergulir sebagai berikut:
Dana Bergulir Rp 600 juta
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp 600 juta
(mencatat penambahan dana bergulir dari pendapatan BLUD)
Sistem Akuntansi Kas Umum Daerah :
Pengeluaran Pembiayaan-Dana Bergulir Rp 600 juta
Kas di BLUD Rp 600 juta
(mencatat pengeluaran pembiayaan untuk pengguliran dana berguliryang didanai dari pendapatan BLUD)
Walaupun tidak terjadi pengeluaran kas dari Rekening Kas Daerah untuk perolehanDana bergulir, tetapi Sistem Akuntansi Kas Umum Daerah harus mencatat transaksitersebut sehingga Pengeluaran Pembiayaan tersebut tercantum dalam Laporan ArusKas Pemerintah Daerah.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 24
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
28/34
BAB IVAkuntansi Piutang yang dipersepsikan
Sebagai Dana Bergulir
Saat ini terdapat persepsi yang beragam tentang dana bergulir di kementeriannegara/lembaga/pemerintah daerah sebagaimana diuraikan dalam Bab I. Akibatnyaadalah terdapat kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah yang salah dalammendefinisikan dana bergulir sehingga banyak dana yang disalurkan kepadamasyarakat menggunakan nomenklatur dana bergulir. Secara substansi danatersebut tidak memenuhi karakteristik dana bergulir sebagaimana diuraikan dalamBab II, tetapi lebih tepat dikategorikan sebagai Piutang Jangka Pendek atau PiutangJangka Panjang, sesuai dengan jangka waktu jatuh tempo piutang yangbersangkutan. Alasannya adalah dana yang disalurkan kepada masyarakat harus
ditagih dari masyarakat dan secepatnya disetor ke Rekening Kas Umum Negara/KasDaerah. Jika dana tersebut hendak disalurkan kembali kepada masyarakat, satkerharus mengalokasikan pengeluaran dana dalam dokumen penganggaran dandokumen pelaksanaan anggarannya sehingga dana tersebut tidak memenuhikarakteristik dana bergulir dimana dana bergulir dapat ditagih dan langsungdigulirkan kembali kepada masyarakat tanpa perlu menyetor ke Rekening Umum KasNegara/Kas Daerah (revolving fund) .
Jika dana bergulir harus disalurkan oleh BLU/BLUD, Piutang sebagaimanadiuraikan diatas, dapat disalurkan oleh satker biasa. Satker tersebut harusmerupakansatker di bawah BUN/BUD karena pengeluaran untuk piutang tersebut merupakantransaksi pembiayaan sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara, yangmenyatakan bahwa transaksi yang hanya berada di BUN/BUD.
Dalam rangka operasional dan pengawasan, BUN/BUD dapat membentuk KuasaPengguna Anggaran (KPA) BUN/BUD di kementerian negara /lembaga/SKPD. KPAtersebut berfungsi sebagai entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban secaraperiodik untuk menyampaikan Laporan Keuangan yang berisikan transaksi danakepada BUN/BUD yang berfungsi sebagai entitas pelaporan untuk dikonsolidasikan.
KPA ini juga akan membantu melakukan sinkronisasi antara programkementerian/lembaga/SKPD dengan dana yang disediakan oleh pemerintah.
Jika BUN/BUD membentuk KPA di kementerian negara/lembaga/SKPD,akuntansi untuk mencatat transaksi dana dilakukan oleh KPA, sedangkan BUN/BUDsebagai Pengguna Anggaran (PA) melakukan konsolidasi laporan keuangan yangditerima dari KPA. Adapun akuntansi untuk dana yang disalurkan oleh KPA sebagaiberikut :
A. Akuntansi AnggaranPasal 1 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa
pembiayaan merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/ataupengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yangbersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Pernyataan StandarAkuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 Laporan Realisasi Anggaran menyatakan
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
29/34
Pembiayaan merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/ataupengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yangbersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya yang dalam penganggaranpemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkansurplus anggaran. Selanjutnya PSAP Nomor 06 Akuntansi Investasi menyatakanbahwa investasi merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaatekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapatmeningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Dana yang disalurkan oleh pemerintah ke masyarakat dalam rangka perkuatanmodal atau meningkatkan kemampuan ekonomi dapat dikelompokkan sebagaiPiutang. Piutang tersebut dapat dikelompokkan sebagai aset lancar atau investasijangka panjang tergantung dari jatuh temponya. Jika piutang tersebut mempunyaijatuh tempo paling lama 12 bulan maka piutang tersebut dikelompokkan sebagai asetlancar, jika jatuh tempo piutang lebih dari 12 bulan maka piutang tersebutdikelompokkan sebagai investasi jangka panjang.
Adapun akuntansi anggaran untuk mencatat alokasi anggaran untuk pengeluarandana adalah sebagai berikut:
Sistem akuntansi KPA dibawah BUN/BUD:
Piutang Kepada KUN/BUD Rp xxx
Allotment Pengeluaran Pembiayaan-Piutang Rp xxx
(Untuk mencatat alokasi anggaran pengeluaran Piutang)
Sistem Akuntansi Kas Umum Negara/Kas Daerah:
Tidak ada jurnal, karena anggaran tidak mempengaruhi kas di BUN/BUD.
B. Akuntansi Realisasi Anggaran
Realisasi pengeluaran untuk dana yang dikategorikan sebagai piutangdilaksanakan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar dan Surat PerintahPencairan Dana (SPM/SP2D). Adapun jurnal untuk mencatat realisasi pengeluarananggaran adalah sebagai berikut:
Sistem Akuntansi instansi :
Pengeluaran Pembiayaan-Piutang Rp xxx
Piutang Kepada KUN/BUD Rp xxx(Untuk mencatat realisasi pengeluaran anggaran)
dan
Piutang Dana Rp xxx
Diinvestasikan dlm Investasikan Jk Panjang Rp xxx(Untuk mencatat perolehan piutang jangka panjang)
Jurnal di atas merupakan jurnal untuk mencatat perolehan Piutang yangmempunyai jatuh tempo lebih 12 bulan. Jika piutang tersebut dikategorikan sebagai
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
30/34
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
31/34
BAB VPENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN DANA BERGULIR
A. Penyajian Dana BergulirPengeluaran dana Bergulir diakui sebagai Pengeluaran Pembiayaan yang disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran maupun Laporan Arus Kas. PengeluaranPembiayaan tersebut dicatat sebesar jumlah kas yang dikeluarkan dalam rangkaperolehanDana Bergulir.
Dana Bergulir disajikan di Neraca sebagai Investasi Jangka Panjang- Investasi NonPermanen-Dana Bergulir. Pada saat perolehan dana bergulir, dana bergulir dicatatsebesar harga perolehan dana bergulir. Tetapi secara periodik, KementerianNegara/Lembaga/Pemerintah Daerah harus melakukan penyesuaian terhadap Dana
Bergulir sehingga nilai Dana Bergulir yang tercatat di neraca menggambarkan nilaibersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Nilai yang dapat direalisasikanini dapat diperoleh jika satker pengelola dana bergulir melakukan penatausahaandana bergulir sesuai dengan jatuh temponya (aging scedule). Berdasarkanpenatausahaan tersebut, akan diketahui jumlah dana bergulir yang benar-benar tidakdapat ditagih, dana bergulir yang masuk kategori diragukan dapat ditagih dan danabergulir yang dapat ditagih.
Penyajian dana bergulir di neraca berdasarkan nilai yang dapat direalisasikandilaksanakan dengan mengurangkan perkiraan Dana Bergulir Diragukan Tertagih dari
Dana Bergulir yang dicatat sebesar harga perolehan, ditambah dengan pergulirandana yang berasal dari pendapatan dana bergulir. Dana Bergulir Diragukan Tertagihmerupakan jumlah dana bergulir yang tidak dapat tertagih dan dana bergulir yangdiragukan tertagih. Dana bergulir dapat dihapuskan jika Dana Bergulir tersebut benar-benar sudah tidak tertagih dan penghapusannya mengikuti ketentuan yang berlaku.Akun lawan (contra account) dari Dana Bergulir Diragukan Tertagih adalahDiinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang.
B. Pengungkapan Dana Bergulir
Disamping mencantumkan pengeluaran dana bergulir sebagai Pengeluaran
Pembiayaan di Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas, dan Dana Bergulirdi Neraca, perlu diungkapkan informasi lain dalam Catatan atas Laporan Keuangan(CaLK) antara lain:
n Dasar Penilaian Dana Bergulir;
n Jumlah dana bergulir yang tidak tertagih dan penyebabnya;
n Besarnya suku bunga yang dikenakan;
n Saldo awal dana bergulir, penambahan/pengurangan dana bergulir dan saldoakhir dana bergulir:
n Informasi tentang jatuh tempo dana bergulir berdasarkan umur dana
bergulir.
Untuk memudahkan pengguna laporan keuangan, pengungkapan pada CaLK dapatdisajikan dengan narasi, bagan, grafik, daftar, atau bentuk lain yang lazim.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 28
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
32/34
BAB VIKESIMPULAN
Dalam rangka penyediaan dana bagi usaha mikro, kecil, menengah, koperasi, dansektor lainnya pemerintah sejak tahun 2000 mulai menyalurkan dana bergulir melaluiKementerian Negara Koperasi dan UKM, yang kemudian berkembang dan tersebar dibeberapa kementerian negara/lembaga. Selama ini pengelolaan dana bergulirdilakukan dengan pola yang beragam, antara lain:
a. Terdapat dana bergulir disalurkan oleh kementerian negara/lembaga kepadamasyarakat, selanjutnya masyarakat yangmenggulirkan dana tersebut. Danatersebut tidak dikembalikan lagi kepada kementerian negara/lembaga,kementerian negara/lembaga hanya melakukan monitoring terhadap
pergulirannya.b. Terdapat dana bergulir disalurkan oleh kementerian negara/lembaga kepada
masyarakat, selanjutnya masyarakat yang menggulirkan seutuhnya danatersebut. Dana tersebut tidak dikembalikan lagi kepada kementeriannegara/lembaga dan tidakmelakukan monitoring.
c. Terdapat dana bergulir disalurkan oleh kementerian negara/lembaga kepadamasyarakat, dikembalikan kepada kementerian negara/lembaga untukselanjutnya digulirkan kembali kepada masyarakat. Namun tidak dilaporkandalam laporan keuangan kementerian negara/lembaga.
d. Terdapat dana bergulir disalurkan oleh kementerian negara/lembaga kepadamasyarakat. Kementerian negara/lembaga menagihnya dan menyetor keRekening Kas Umum Negara, sehingga pada akhir tahun jumlah dana yangterdapat dimasyarakat akan tidak ada.
Dari sisi alokasi anggaran, alokasi anggaran untuk pengeluaran dana bergulir masihberagam yaitu dimasukkan ke dalam Belanja Bantuan Sosial, Subsidi, Belanja Hibah,dan Belanja Modal Fisik Lainnya. Alokasi anggaran untuk dana bergulir tidak sesuaiketentuan perundangan antara lain UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,UU No. 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, PP No. 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah, PP No. 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja danAnggaran Kementerian/Lembaga dan PP 24 Tahun 2005 tentang Standar AkuntansiPemerintahan. Definisi belanja sesuai dengan PP 24 Tahun 2005 adalah semuapengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/aerah yang mengurangi ekuitas danalancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperolehpembayarannya kembali oleh pemerintah. Sementara itu dana bergulir akan ditagihkembali oleh pemerintah. Jika alokasi anggaran dana bergulir dimasukkan sebagaiBelanja Bantuan Sosial, Subsidi, Belanja Hibah maka definisi dari masing-masingbelanja tidak akan sesuai dengan karakteristik dana bergulir, selain itu belanja
ditujukan bukan untuk memperoleh aset. Oleh sebab itu jika kementeriannegara/lembaga mengalokasikan pengeluaran dana bergulir ke belanja-belanja diatas maka kementerian negara/lembaga tidak akan mencatat adanya perolehan asetberupa dana bergulir. Jika alokasi anggaran dana bergulir dimasukkan sebagai Belanja
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 29
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
33/34
Modal Fisik Lainnya, maka aset berupa dana bergulir harus masuk sebagai AsetLainnya bukan sebagai sebagai bagian Investasi Jangka Panjang Non Permanen.
Kondisi di atas menyebabkan pelaporan dana bergulir menjadi tidak tepat, tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara dan Standar AkuntansiPemerintahan.
Agar pelaporan pengelolaan dana bergulir sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahanmaka perlu dirumuskan karakteristik dana bergulir yaitu:
1. Merupakan bagian dari keuangan negara/daerah;
2. Tercantum dalam APBN/APBD dan/atau laporan keuangan;
3. Dikuasai, dimiliki dan/atau dikendalikan oleh Pengguna Anggaran/KuasaPengguna Anggaran (PA/KPA);
4. Merupakan dana yang disalurkan kepada masyarakat ditagih kembali darimasyarakat dengan atau tanpa nilai tambah, selanjutnya dana disalurkankembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat demikian seterusnya(bergulir); dan
5. Pemerintah dapatmenarik kembali dana bergulir.
Jika istilah Dana Bergulir digunakan untuk dana yang digulirkan kepada masyarakat,karakteristik di atas harus terpenuhi. Alokasi anggaran untuk dana bergulir, sesuaidengan PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dimasukkansebagai Pengeluaran Pembiayaan dan aset yang diperoleh dari Pengeluaran
Pembiayaan tersebut berupa dana bergulir merupakan bagian dari Investasi JangkaPanjang Non Permanen. Penagihan kembali dana bergulir dimasukkan sebagaiPenerimaan Pembiayaan.
Sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan, transaksiPembiayaan dilaksanakan oleh Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara(BUN) atau Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah sebagai BendaharaUmum Daerah (BUD), oleh sebab itu entitas pelaporan adalah BUN/BUD. Untukmelaksanakan dana bergulir BUN/BUD dapat saja menunjuk satker di kementeriannegara/lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mempunyai program dana
bergulir sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Satker tersebut harus satker yangmenerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum/Daerah (BLU/BLUD)karena BLU/BLUD dapat mengelola kas, tidak perlu disetor ke Rekening Kas UmumNegara/Daerah.
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1314
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
3940
41
42
-
8/14/2019 SAP PeraturanPemerintah 2005 No24 BulTekSaP 07 Akuntansi Dana Bergulir
34/34
Buletin Teknis Akuntansi Dana Bergulir
Komite Standar Akuntansi PemerintahanKomite Konsultatif :
1. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan, Ketua merangkapAnggota2. Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah, Departemen DalamNegeri,
Wakil Ketua merangkap Anggota
3. Direktur Jenderal Otonomi Daerah, DepartemenDalamNegeri, Anggota4. StafAhli Menteri Keuangan Bidang PengeluaranNegara, Anggota5. Ketua DewanPimpinanNasional Ikatan Akuntan Indonesia, Anggota6. Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia, Anggota7. Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia, Anggota8. Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia, Anggota9. Ketua DewanPenasehat Magister Akuntansi, Universitas Indonesia, Anggota Komite Konsultatif
Komite Kerja :1. Dr. Binsar H. Simanjuntak,CMA, Ketuamerangkap Anggota2. Dr. Ilya Avianti, SE, M.Si., Ak.,Wakil KetuamerangkapAnggota3. Sonny Loho, Ak.,MPM, Sekretarismerangkap Anggota4. Drs. Sugijanto, Ak., MM, Anggota5. Dr. Soepomo Prodjoharjono, Ak., M.Soc.Sc., Anggota6. Dr. HekinusManao, M.Acc. CGFM, Anggota7. Drs. JanHoesada,Ak., MM,Anggota8. Drs. AB Triharta, Ak., MM, Anggota9. Gatot Supiartono, Ak.,M.Acc., Anggota
Sekretariat :
1. Mulat Handayani, SE., Ak, Ketuamerangkap Anggota2. Chalimah Pujihastuti, SE., Ak, MAFIS, Wakil Ketuamerangkap Anggota3. Rahayu Puspasari, SE,MBA, Anggota4. HamimMustofa, Ak., Anggota5. Joko Supriyanto, SST., Ak, Anggota6. Yulia Candra Kusumarini SE, S.Sos, Anggota7. YusronKamal,SE., Anggota
8. Andri Fuadhy, SE., Anggota9. Zulfikar Aragani, Anggota
KelompokKerja :1. Yuniar Yanuar Rasyid, Ak., MM, Ketuamerangkap Anggota2. Firmansyah N. Nazaroedin, Ak., M.Sc,Wakil Ketuamerangkap Anggota3. Margustienny OA, Ak., MBA , Anggota4. Moh. Hatta, Ak., MBA, Anggota5. Amdi Very Dharma, Ak., M.Acc, Anggota6. Bambang Pamungkas, SE., Ak.,MBA, Anggota7. Sumiyati, Ak., MFM, Anggota8. Drs. M. Agus Kristianto, Ak.,MA, Anggota9.