sap penyuluhan anak dbd

Upload: allen-salman

Post on 02-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

demam berdarah dengue

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHANPENYAKIT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)

PADA KELUARGA PASIEN ANAK DI RUANG ANAK BOUGENVILERSUD Dr. HARYOTO LUMAJANGDisusun guna memenuhi tugas praktek profesi Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Kelompok 4Khoirul Ramadhan., S.Kep

(082311101031)

Yosyita Rahmah., S.Kep.

(102311101004)

Muhammad Rofiq, S.Kep.

(102311101085)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015SATUAN ACARA PENYULUHANTopik/ Materi: Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Sasaran

: Keluarga dari anak yang di Rawat di Ruang Anak

Bougenville

Hari/Tgl

: Rabu, 6 Mei 2015

Alokasi Waktu: 45 Menit

Tempat: Rawat di Ruang Anak Bougenville RSD Dr. Haryoto LumajangA. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang sehingga mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit merupakan salah satu strategi Departemen Kesehatan tahun 2010 sampai dengan 2014 yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular (Depkes RI, 2010). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang diprioritaskan dalam program pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Penyakit DBD merupakan penyakit demam akut yang berpotensi menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000). Penyakit ini ditularkan melalui gigitan

nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina (Ginanjar, 2008). World Health Organization (WHO) mencatat bahwa Asia Tenggara mencapai 1,3 miliar atau 52% dari 2,5 miliar orang di seluruh dunia berisiko DBD (WHO, 2011). WHO memperkirakan 50 sampai 100 juta infeksi terjadi setiap tahun, termasuk 500.00 kasus DBD dan 22.000 mortalitas, sebagian besar anak -anak (CDC, 2012). DBD pertama kali ditemukan di Indonesia tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya. Setiap tahun Indonesia merupakan daerah endemis DBD dan menempati urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN, jumlah kasus DBD tahun 2010 ada 150.000 kasus (Kompas, 2013) dan kelompok usia anak-anak memiliki proporsi 70 persen (okezone.com, 2013).

Provinsi Jawa Timur (Jatim) merupakan daerah endemis DBD, tahun 2010 kasus DBD di Jatim mencapai 26.059 kasus dengan jumlah kematian 234 orang, tahun 2011 mencapai 5.372 kasus dengan jumlah kematian 63 orang dan akhir bulan Desember tahun 2012 mencapai 5.140 kasus dengan jumlah kematian 69 orang (Dinkes Provinsi Jatim, 2012). Jurnal Nasional (2012) menyebutkan bahwa Jember termasuk salah satu wilayah endemik yang mempunyai insidensi kasus DBD yang tinggi di Jawa Timur. Kasus DBD di Jember yaitu 161 kasus dan angka kematian sampai September 2012 yaitu 1.86% sedangkan target Case Fatality Rate (CFR) DBD Provinsi Jatim 1% (Dinkes Provinsi Jatim, 2012).DHF banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue tiap tahun. Hal ini disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus. Puncak kasus DHF terjadi pada musim hujan yaitu bulan Desember sampai dengan Maret. WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis DHF. Anak merupakan salah satu generasi yang diharapkan sebagai penerus bangsa, sehingga anak diharapkan menjadi seorang yang cerdas dan sehat rohani maupun jasmsani. Jika balita sakit maka harus ditangani secara cepat dan tepat, keluarga sebagai orang yang paling dekat dengan balita hendaknya menegerti dan tahu bagaimana cara penanganan awal pada balita yang sakit sebelum dibawa ke rumah sakit ataupun pelayanan kesehatan yang terdekat. Penanganan yang diberikan oleh keluarga hendaknya juga penangan yang tepat dan tidak justru membahayakan ataupun memperparah kondisi balita, sehingga orang tua perlu mengetahui bagaimana penanganan awal pada balita yang sakit.Kondisi sakit yang sering dialami oleh anak dengan DHf adalah demam. Selain pemberian antipiretik, demam juga dapat diturunkan dengan melakukan pengompresan. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai komponen-komponen dalam menjaga keseimbangan energi dan keseimbangan suhu tubuh. Diantaranya adalah hipotalamus, asupan makanan, kelenjar keringat, pembuluh darah kulit dan otot rangka. Dan juga manusia memiliki mekanisme untuk menurunkan suhu tubuh apabila tubuh memperoleh terlalu banyak panas dari aktifitas otot rangka atau dari lingkungan eksternal yang panas. Suhu tubuh harus diatur karena kecepatan reaksi kimia sel-sel bergantung pada suhu tubuh dan panas yang berlebihan dapat merusak protein sel (Sherwood, 2001).Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu. Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat memicu refleks-refleks yang memperantarai pengurangan panas (Ganong, 2002). Sehingga pemberian kompres hangat memberikan sinyal ke hipotalamus menyebabkan terjadinya vasodilatasi. Hal ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat (berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali. Pemberian kompres hangat ini dilakukan secara berulang-ulang dan lakukan evaluasi suhu tubuh anak setelah 20 menit (Budiartha, 2009).Data pasien anak yang dirawat di ruang anak Bougenvile RSUD dr. Haryoto Lumajang adalah sebanyak 231 anak pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 pada bulan Januari 32 anak, Februari 40 anak, Maret 31 anak dan April 31 anak dan semua dari keluhan utama pasien DHF yang datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan tidak mau makan.B. TUJUAN1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya DHF pada anak di ruang anak bougenvile RSD Dr. Haryoto Lumajang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga tentang bahaya penyakit DHF pada anak, mengetahui pencegahan dan penatalaksanaanya. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:

a. mengerti mengenai tentang bahaya penyakit DHF dan penyebebnya pada anak minimal 80%;

b. mengerti tentang tentang tanda gejala dan proses perjalanan penyakit DHF pada anak yang benar minimal 80%;;

c. mengerti tentang penanganan DHF pada anak minimal 80%;;

d. mengetahui dan paham tentang pencegahan DHF pada anak minimal 80%;;

C. POKOK BAHASAN

: Konsep dasar dan penatalakasanaanpenyakit DHF D. SUB POKOK BAHASAN :1. Pengertian dan bahaya penyakit DHF

2. Penyebab penyakit DHF

3. Tanda dan gejala penyakit DHF

4. Proses perjalanan penyakit DHF

5. Pencegahan penyakit DHF6. Penatalaksanaan penyakit DHFE. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan(Waktu)TindakanMedia dan Alat Demonstrasi

Kegiatan PenyuluhKegiatan Sasaran

Pendahuluan(5 menit)a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhanb. Menjelaskan materi secara umum dan manfaat bagi sasaran

c. Menjelaskan TIU dan TIKMemperhatikan dan menjawab salam

Memperhatikan

MemperhatikanLeaflet

Penyajian(25 Menit)a. Menanyakan kepada keluarga pasien tentang materi yang diberikan apakah pernah diperoleh sebelumnya

b. Menerima jawaban dan memberi komentar terhadap jawaban kepada keluarga pasienc. Menjelaskan tentang bahaya DHF secara umum:1) Pengertian DHF.

2) Penyebab DHF.3) Tanda gejala DHF4) Proses perjalanan penyakit DHF5) Komplikasi6) Pencegahan pneumoni.d. Menanyakan kepada keluarga pasien mengenai materi yang baru disampaikan.e. Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan.Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

MenyakanLeafletSlide PPT

LCD

Penutup(15 Menit)a. Menutup pertemuan dengan memberi kesimpulan dari materi yang disampaikan

b. Mengajukan pertanyaan kepada sasaran

c. Mendiskusikan bersama jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan

d. Menutup pertemuan dengan memberi salamMemperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memberi komentar

Memperhatikan dan membalas salamLeaflet

F. MEDIA PENYULUHAN

1. Leaflet2. Slide Power point3. LCDG. PENGORGANISASIAN1. Penanggungjawab: Khoirul Ramadhan, S. Kep

2. Panyaji

: Yosyita Rahmah, S. Kep

3. Moderator

: Muhammad Rofiq, S. Kep

H. METODE PENYULUHAN

1. Jenis model pembelajaran: ceramah dan tanya jawab

2. Landasan teori: Konstruktivisme dengan metode ceramah dan diskusi Langkah pokok:

a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik;b) Mengajukan masalah;c) Membuat keputusan nilai personal;d) Mengidentifikasi pilihan tindakan;e) Memberi komentar;f) Menetapkan tindak lanjutI. EVALUASI

1. Sebutkan pengertian dan penyebab penyakit DHF?

2. Sebutkan tanda gejala dan komplikasi DHF?

3. Sebutkan penatalaksanaan dan pencegahan terjadinya penyakit DHF?

J. LAMPIRAN

1. Materi

2. Media yang digunakan (booklet)3. SOP kompres hangat4. Daftar hadir peserta

5. Berita acara penyuluhan

K. REFERENSI

Depkes RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Anak Kementrian Kesehatan RI. [serial on line] http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/01/Buku-Kader-Seri-Kesehatan-Anak.pdf . [2 Mei 2015].CDC. Global Dengue [serial online]. http://www.cdc.gov/dengue/epidemiology/ [diakses tanggal 2 Mei 2015].

Dardjito, dkk. Beberapa Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Banyumas [serial online].http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fejournal.litbang.depkes.go.id%2Findex.php%2FMPK%2Farticle%2Fdownload%2F1080%2F544&ei=Ty9AUtfmLsa5rgedhoG4CA&usg=AFQjCNG72mIyIaNB85xytjhwk88QLUBOew&bvm=bv.52434380,d.bmk [diakses tanggal 2 Mei 2015].

Dahlan Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Penemuan dan Tatalaksana Penderita Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Depkes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Depkes RI

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta : Depdiknas.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2012. Program Pengendalian Penyakit

Menular Di Jawa Timur. Surabaya : Dinkes Provinsi Jawa TimurGinanjar, Dr. Genis. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Hastuti, Oktri. 2008. Demam Berdarah Dengue Penyakit Cara Pencegahannya. Yogyakarta: Kanisius.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Jakarta : Depkes RI.WHO. Comprehensive Guideline for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever [serial online]http://www.searo.who.int/entity/vector_borne_tropical_diseases/documents/SEAROTPS60/en/index.html [diakses tanggal 2 Mei 2015]

WHO. 2001. Pencegahan dan Pengendaliaan Dengue dan Demam Berdarah Dengue : Panduan Lengkap. Jakarta : EGC.

Lampiran 1

MATERI

a. DefinisiDemam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini cenderung polanya berubah ke orang dewasa. Gejala yang ditimbulkan dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock yang dapatmenimbulkan kematian. (Depkes, 2006). Infeksi virus dengue dapat menyebabkan Demam Dengue (DD), Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), dan Syndrom Shock Dengue (SSD). Infeksi dengue di jumpai sepanjang tahun dan meningkat pada musim hujan. Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini masih disebabkan oleh karena tingginya angka morbiditas dan mortalitas (Depkes, 2006).b. Penyebab Timbulnya Penyakit DHF

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropod-borne viruses) artinya virus yang di tularkan melalui gigitan arthropoda misalnya nyamuk aedes aegypti (betina). Arthropoda akan menjadi sumber infeksi selama hidupnya sehingga selain menjadi vektor virus dia juga menjadi hospes reservoir virus tersebut yang paling bertindak menjadi vektor adalah berturut turut nyamuk. (Soegijanto,2004)Ciri nyamuk ini adalah tubuhnya dan kakinya yang berbelang-belang putih. Nyamuk ini hanya muncul dan beraksi di jam-jam tertentu misal di waktu pagi dan sore hari. Berkembangbiak di tempat penampungan air ( TPA) dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti: Bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dll. Nyamuk aedes Aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan /got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah. Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hari dan mampu terbang sampai 100 meter.Nyamuk yang menyebarkan virus dengue ini ada dua jenis yaitu nyamuk aedes aegypti dan nyamuk aedes albopictus. Nyamuk yang pertama biasa beraksi di dalam rumah, sedangkan nyamuk ke dua lebih suka berhabitat di pekarangan atau halaman rumah. Jika anda memiliki anak-anak yang suka bermain-main di halaman atau pekarangan terutama pada pagi atau sore hari sebaiknya oleskan lotion anti nyamuk demam berdarah ke anak anda agar terhindar dari gigitan nyamuk demam berdarah tersebut.c. Tanda dan gejala Penyakit DHFPenyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

3) Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur dsb.

4) Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung padakematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.Pada awal sakit, dimana penderita infeksi virus dengue timbul gejala panas, tidak dapat dibedakan apakah akan menjadi varian klinis Demam Dengue atau Demam Berdarah Dengue. Pada saat panas turun, penderita Demam Berdarah Dengue ditandai dengan penampilan klinis yang memburuk. Penderita tampak sakit berat, gangguan hemostatik yang berupa gejala perdarahan menjadi lebih prominen dan kebocoran plasma yang ditandai dengan adanya defisit cairan yang ringan berupa peningkatan PCV 20 % sampai gangguan sirkulasi/syok.1) Demam

Timbul mendadak, berlangsung 2-7 hariDisertai dengan tidak mau bermain (not doing well), nafsu makan menghilang, mual , dan tidak jarang disertai muntah.Kadang kurva suhu berbentuk pelana (sadle-back fever)Suhu turun mendadak, kemudian penderita merasa/tampak membaik dan muncul nafsu makan.2) Nyeri

Nyeri kepalaNyeri belakang mata (retro orbital)Nyeri otot (myalgia)Nyeri sendi (arthralgia)3) Ruam

Pada awal sakit dapat timbul kemerahan (flushing) pada kulit penderitaPada periode penyembuhan dapat muncul confalescence rash, berupa morbilli like rash yang lokasinya di ekstremitas bawah (shoe like appearance) dan di ekstremitas atas (handglove like appearance)4) Manifestasi perdarahan

tidak selalu adaDapat berupa tourniquet test yang positip, petekiae, epistaksis, perdarahan gusi dan dapat terjadi perdarahan masif berupa hematemesis/melena yang sampai membutuhkan transfusi darah.Dapat dijumpai gejala gastro intestinal, berupa diare dan gejala saluran napas atas berupa batuk serta pilek yang ringand. KompilkasiPada kasus-kasus tertentu, demam berdarah bisa sampai menimbulkan kematian yang disebut denganDengue Shock Syndromeatau DSS. Gejala demam berdarah pada anak yang mengalami DSS ini awalnya akan mengalami gejala-gejala sakit demam berdarah seperti yang sudah kita bahas di atas. Namun, setelah demam mereda akan mulai muncul gejala-gejala lain yang lebih parah seperti sulit bernapas atau sesak napas, perut sakit, dan terjadi masalah pada sistem pencernaan. Apabila terlambat untuk ditangani maka anak bisa mengalami syok seperti tekanan darah yang turun secara drastis dan cepat, dehidrasi, serta pendarahan hebat.

e. Penatalaksanaan

Pertolongan Pertama Penderita Demam Berdarah

Dr Rita menjelaskan dalam menangani kasus demam berdarah hanya perlu bermain dengan cairan, saat terjadi kebocoran harus banyak minum, tapi saat kebocorannya sudah selesai maka dalam waktu 224 jam asupan cairan harus dikurangi.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk pertolongan pertama terhadap penderita demam berdarah yaitu:

1) Memberikan minum sebanyak mungkin, Minum banyak 1,5 2 Liter / hari, berupa air gula, susu teh dengan gula atau air buah dan oralit2) Kompres hangat agar panasnya turun.

3) Memberikan obat penurun panas.

4) Segera bawa ke rumah saki:

a) Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas.

b) Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondiai bertambah parah, kesadaran menurun atau hilang maka harus dirawat di rumah sakit.c) Nyeri abdomen

d) Tanda perdarahan dikulit, petekiae dan ekimosis

e) Perdarahan lain seperti epistaksis dan perdarahan gusi

f) Penderita tampak loyo, mengantuk, lemas dan pada perabaan terasa dinginf. PencegahanCara pencegahan dilakukan dengan :1) PemberantasanPemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara; Menguras, menutup, mengubur barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. Pengurasan tempat tempat penampungan air perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak ditempat itu. Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan memelihara ikan pemakan jentik yaitu ikan kepala timah, ikan

gupi, ikan cupang/tempalo dan lain-lain.2) Fogging atau pengasapan

Foging dilaksanakan pada kasus-kasus dengan PE positif, 2 penderita positif atau lebih, ditemukan 3 penderita demam dalam radius 100 m dari tempat tinggal penderita DBD Positif atau ada 1 penderita DBD meninggal

3) AbatisasiYaitu dengan menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau tempat penampungan air.4) Sistem kewaspadaan diniMenghidari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang cukup, menggunakan kelambu dan memakai obat nyamuk. Laporan penderita penyakit dari rumah sakit dikirim ke Puskesmas di wilayah penderita untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi.Lampiran 3.PSIK

Universitas JemberSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KOMPRES HANGAT

1PengertianMetode penurunan Temperatur Tubuh dengan cara menyeka dan mengompres tubuh pasien dengan menggunakan air hangat kuku

2Tujuana. Memberikan kebutuhan rasa nyaman pada anak

b. Menurunkan temperature tubuh dalam kondisi set poin normal

c. Menurunkan panas akibat lingkungan

3IndikasiAnak hipertermi non infeksi

4KontraindikasiAnak hipotermi

5Persiapan pasiena. Kaji kondisi anak

b. Jelaskan maksut dan tujuan pada keluarga

c. Libatkan orang tua atau pengasuh

6Persiapan alata. Ember atau Waskom berisi air hangat

b. Thermometer tubuh

c. Perlak

d. Handuk atau waslap

e. Botol yang berisi air hangat

7Cara kerja1. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan

2. Letakan perlak di bawah tubuh balita

3. Lepaskan baju dan pasang selimut

4. Celup washlap pada air hangat, peras sebelum digunakan

5. Letakan washlap lembab menutupi pembuluh darah besar (lipatan lengan atas, selangkangan, dan bawah lutut) ganti bila waslap hangat

6. Letakan botol air panas tertutup pada bawah lutut dan letakan handuk yang sudah di rendam air hangat pada kepala

7. Lanjutkan menyeka pada bagian tubuh lain, seka dada dan perut selama 5 menit dan cek suhu tubuh balita

8. Keringkan seluruh bagian tubuh dan perikasa kembali kondisi dan respon balita terhadap terapi kompres

8Evaluasi1. Evaluasi repon penderita

2. Berikan reinforcement positif

3. Akhiri pertemuan dengan baik

9Dokumentasi1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan

2. Catat respon klien

Dikutip dari: Buku Praktikum keperawatan anak 2, PSIK UNEJ

Lampiran 4.BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

P3N STASE MATERNITAS ANAK

PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2014/2015Pada hari ini, Rabu tanggal 6 bulan Mei tahun 2015 jam 08.00 s/d 08.30 WIB bertempat di Ruang Anak Bougenvil RSD dr. Haryoto Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa Timur, telah dilaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan oleh Kelompok 4 Mahasiswa P3N Stase Maternitas Anak PSIK Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir).

Lumajang, 6 Mei 2015

Mengetahui,

Pembibing Klinik

Penyuluhan KesehatanPembimbing Akademik

PJMA P3N Stase Anak

Ns.Sri Nur Laily. S.Kep

NIP.19780417 200604 2 019Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes

NIP. 19780323 200501 2 002

Kepala RuanganRuang Perinatologi,

Ns. Winarniningsih, S.Kep

NIP. 19681001 199001 2 003Lampiran 5.

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

P3N STASE MATERNITAS ANAK

PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2014/2015Kegiatan pendidikan kesehatan : hari ini, Rabu tanggal 6 bulan Mei tahun 2015 jam 08.00 s/d 08.45 WIB bertempat di Ruang Anak Bougenvile RSD dr. Haryoto Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa Timur.

NO.NAMAALAMATTANDA TANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Lumajang, 6 Mei 2015Mengetahui,Pembibing Klinik

Penyuluhan KesehatanPembimbing Akademik

PJMA P3N Stase Anak

Ns.Sri Nur Laily. S.Kep

NIP.19780417 200604 2 019Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes

NIP. 19780323 200501 2 002

Kepala RuanganRuang Perinatologi,

Ns. Winarniningsih, S.Kep

NIP. 19681001 199001 2 003