sap kanker serviks (kelompok 1)

24
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KANKER SERVIKS DI RUANG ALAMANDA RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Program Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah Disusun oleh: KELOMPOK 1 Agung Susanto PPN 14146 Dessy Angghita PPN 14166 Eirene Ruth PPN 14174 Fransiska Sriwatini PPN 14186 Gabriel H. Wungblolong PPN 14187 Ita Juwita Sari PPN 14201 Sustania PPN 14255 Yun Paulina Mesah PPN 14721 Yunita Sari PPN 14272

Upload: dessy-angghita

Post on 19-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

satuan acara penyuluhan kanker serviks

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KANKER SERVIKS

DI RUANG ALAMANDA RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Program Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal BedahDisusun oleh:

KELOMPOK 1

Agung Susanto

PPN 14146Dessy Angghita

PPN 14166

Eirene Ruth

PPN 14174

Fransiska Sriwatini

PPN 14186

Gabriel H. WungblolongPPN 14187

Ita Juwita Sari

PPN 14201Sustania

PPN 14255Yun Paulina Mesah

PPN 14721Yunita Sari

PPN 14272PROGRAM PROFESI NERS XIII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2015

SATUAN ACARA PENYULUHANKANKER SERVIKSHari/Tanggal

: Jumat, 06 Maret 2015Waktu

: 09.00-09.30

Topik

: Kanker Serviks

Sasaran

: Pasien dan Keluarga Pasien Ruang Alamanda

Sasaran utama : Pasien Kanker Serviks Ruang AlamandaTempat

: Ruang Alamanda RSUP dr. Hasan Sadikin A. Tujuan Instruksional umum

Setelah proses penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami materi mengenai kanker serviks.B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 1 x 30 menit, peserta penyuluhan diharapkan mampu:1. Menyebutkan pengertian kanker serviks

2. Menyebutkan penyebab kanker serviks

3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks

6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviksC. Sub Pokok Bahasan1. Pengertian kanker serviks2. Penyebab kanker serviks3. Tanda dan gejala kanker serviks4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks5. Stadium kanker serviks6. Pencegahan kanker serviks 7. Penatalaksanaan kanker serviksD. Proses Pelaksanaan KegiatanTahapanAlokasi waktuKegiatan penyuluhanKegiatan sasaranPenanggung jawab

Pembukaan 5 menit1. Memberi salam dan memperkenalkan diri.

2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

3. Melakukan kontrak waktu.

4. Apersepsi pengetahuan peserta mengenai kanker serviks.1. Menjawab salam dan mendengarkan.

2. Mendengarkan.

3. Mendengarkan.

4. Mendengarkan.

Isi penyuluhan20 menit1. Menjelaskan materi penyuluhan mengenai:

a. Pengertian kanker serviksb. Penyebab kanker serviksc. Tanda dan gejala kanker serviks

d. Cara deteksi dini (skrining) kanker servikse. Stadium kanker serviksf. Pencegahan kanker serviks

g. Penatalaksanaan kanker serviks.

2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.

1. Mendengarkan dan memperhatikan.

2. Bertanya dan mendengarkan jawaban dari pertanyaan yang di ajukan.

Penutup5 menit1. Melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah diberikan.2. Memberikan pujian.

3. Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam.1. Memperhatikan dan melakukan.

2. Memberikan tepuk tangan

3. Menjawab salam.

E. Metode Penyuluhan1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

F. Media Penyuluhan1. Materi Penyuluhan2. Power point

3. Leaflet G. Evaluasi1. Evaluasi Struktur

a. Peserta hadir ditempat penyuluhan

b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Ruang Alamanda RSUP Hasan Sadikin.2. Evaluasi Proses

a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan:

a. Menyebutkan pengertian kanker serviks

b. Menyebutkan penyebab kanker serviks

c. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviksd. Mengetahui deteksi dini kanker servikse. Menyebutkan stadium dari kanker serviks

f. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviksg. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

H. Daftar PustakaHartono, P. (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2Mansyur, A. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media AesculapiusNeville, H. (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2. Jakarta: HipokratesRasjidi, I. (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta: EGCMATERI PENYULUHAN KANKER SERVIKA. PENGERTIAN

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker serviks (Mansyur, 2005). Kanker leher rahim (kanker servik) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus (rahim) dengan liang vagina (Rasjidi, 2007).

B. PENYEBAB

Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam tubuh (metastasis).

Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah pada Ca Serviks (Hartono, 2000).

Faktor risiko kanker leher rahim :

1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.

2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka berganti2 pasangan

3. MerokokDari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.

4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)

Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita penyakit yang sama

5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks. Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.

6. pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering

7. diet tinggi lemak

8. kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten

9. personal hygine yang kurang

10. grande multi para

C. TANDA DAN GEJALAPasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala tersebut dapat berupa (Neville, 2001):1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode menstruasi, atau setelah menopause.

2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang busuk.

3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

D. SKRININGJika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21. Skrining dapat berupa:1) Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks leher sempit dari uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa ada tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel abnormal pada serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh. Kanker atau prekanker yang ditemukan pada stadium preinvasif jarang membahayakan nyawa dan biasanya hanya membutuhkan pengobatan rawat jalan.

2) Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya paling mungkin menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV DNA mengambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel sebelum perubahan pada sel serviks dapat terlihat.Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal, kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan tidak dikaitkan dengan kanker serviks.

E. DIAGNOSISJika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan :

1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter dapat menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya, dapat diambil sample sel untuk analisis (biopsy). Gambar 1. Colposcopy untuk mengambil jaringan yang abnormal

2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter mengambil sample dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus. Pada punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang abnormal.

F. STADIUMJika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan faktor kunci yang menentukan pengobatan. Pemeriksaan untuk menentukan stadium dapat berupa :

1. Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized tomography (CT) Scan atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah kanker telah menyebar disekitar serviks.

2. Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt menggunakan alat khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung (cystoscopy) dan rektum (proctoskopi).

Pembagian stadium kanker adalah

1. Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.

2. Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks

3. Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..

4. Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina.

5. Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-paru, hati, atau tulang. G. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan kanker serviks menurut Rasjidi tahun 2007 diantaranya:1. Kanker noninvasive, terbatasPenatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk membuang kanker noninvasif termasuk :

a. Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.

b. Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.

c. Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.

d. Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan prekanker..

e. Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.

2. Kanker invasifKanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan. Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari:a. Operasi. Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini Invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal Membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut merupakan operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi

b. Radiasi. Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.c. Kemoterapi. Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten. Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan 16% dari terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin, doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan untuk membandingkan kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi. Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita premenopause.d. Kemoradiasi. Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan kanker serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis efek terapeutik dari dua modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2 modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi, penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43% (Harapan hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh.

H. PENCEGAHAN

Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi, tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV. Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks yaitu :

1. Menghindari hubungan sex pada umur muda.

2. Memiliki partner seks tunggal

3. Menghindari merokok

Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12 tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali. Penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga disuntikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan atas.

Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70% kasus kanker serviks, vaksin ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan kanker serviks selain itu membutuhkan biaya yang mahal Rp 4 juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin untuk skrining kanker serviks lah yang paling penting. Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini. Panduan jadwal Pap rutin adalah sebagai berikut:

1. Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)

2. Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau 2 tahun sekali.

3. Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.

4. Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear sudah dapat dihentikan.