sap imunisasi

31
SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI Oleh: Semester V Non Reguler Oleh : Nandini Nelanda Antika Ditya Opica Anindita Rani Rofika Kurniawati Ita Natijatul Amaliyah NON REGULER / SEMESTER V KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: dityaopica

Post on 09-Nov-2015

133 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

IMUNISASI DASAR PADA BAYI

Oleh:

Semester VNon Reguler

Oleh :

Nandini Nelanda Antika

Ditya Opica Anindita

Rani Rofika Kurniawati

Ita Natijatul Amaliyah

NON REGULER / SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D.3 KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO

SURABAYA2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN1. Topik

: Asuhan Kebidanan pada Bayi dan Balita2. Sub Topik

: Imunisasi3. Sasaran: Pengunjung Puskesmas Tanjungsari4. Jumlah Sasaran: 20 orang5. Tempat

: Puskesmas Tanjungsari6. Hari / tanggal: Selasa, 19 Mei 20157. Pukul

: 09.00-09.30 WIB

8. Tujuan

8.1 Tujuan Umum

Setelah peserta mengikuti penyuluhan selama 30 menit, peserta dapat memahami tentang Imunisasi8.2Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang imunisasi, peserta dapat menjelaskan tentang:

8.2.1. Pengertian Imunisasi dasar8.2.2. Tujuan imunisasi

8.2.3. Macam-macam imunisasi

8.2.4 Jadwal pemberian imunisasi

8.2.5 Efek samping imunisasi9.Materi: Imunisasi9.1 Penatalaksanaan Imunisasi

9.1.1 Pengertian Imunisasi dasar9.1.2 Tujuan imunisasi

9.1.3 Macam-macam imunisasi

9.1.4 Jadwal pemberian imunisasi

9.1.5 Efek samping imunisasi10. MetodeMetode yang digunakan adalah ceramah dana Tanya jawab

11. Media Media yang digunakan adalah leaflet dan LCD12. Kegiatan yang dilakukan12.1 Penatalaksanaan ImunisasiNoPukul

(WIB)KegiatanKegiatan

PenyajiPeserta

12356

1.09.00-09.02Pembukaan

(2 menit)Mengucapkan salam.

Memperkenalkan diriMenjelaskan tujuanMenjelaskan topik dan sub topikMenjelaskan waktu yang akan digunakan untuk penyuluhan.Mengulas kembali pengetahuan peserta tentang imunisasiMembagikan

leaflet

Peserta membaca leaflet di tempat penyuluhan dan di rumah Menjawab salam.

Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikanMendengarkan dan memperhatikan

Mendengarkan dan memperhatikan. Menjelaskan tentang imunisasiPeserta

menerima leaflet

Peserta

membaca di tempat penyuluhan dan di rumah

2.09.02-09.10Pelaksanaan Penyuluhan (8 menit)Menyajikan dan menjelaskan Materi penyuluhan. Menunjukkan gambar penyakit yang dapat terjadi bila tidak imunisasiMemberikan penjelasan materiMendengarkandan memperhatikan.

Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pada gambar.

Mendengarkan dan memperhatikan

3.09.10-09.20Evaluasi (10 menit)Bertanya kepada peserta

Menjawab pertanyaan peserta

Pembimbing menambahkan penjelasanMenjawab pertanyaan dari penyaji

Mengajukan pertanyaan kepada penyaji Mendengarkan, memperhatihan

4.09.20-09.25Simpulan

(5 menit)Penyaji menyimpulkan materi yang sudah dibahasPenyaji menyimpulkan materi

5.09.23-09.30Penutup

(5 menit)Mengucapkan

SalamMenjawab

Salam

13. Pengorganisasian13.1 Pembimbing Pendidikan

Rekawati S.A.,Per.,Pen.,M.KesDwi Purwanti,S.Kp.,SST.,M.Kes

13.2 Pembimbing Praktik dari Puskesmas Tanjungsari :

dr. Ratna Trianasari13.2 Moderator: Ditya Opica ATugas:

1. Membuka acara penyuluhan

2. Mengatur jalannya penyuluhan

3. Menyampaikan sub topik penyuluhan

4. Memfasilitasi Tanya jawab

5. Menutup acara penyuluhan13.3Penyaji : Ita Natijatul ATugas : Menyajikan materi penyuluhan13.4 Observer :Rani Rofika K.Tugas:

1. Mengevaluasi jalannya penyuluhan

2. Mengobservasi ketepatan waktu penyuluhan13.5 Notulen : Nandini Nelanda ATugas:1. Mencatat semua peserta yang hadir2. Mencatat semua pertanyaan peserta3. Menyimpulkan penjelasan dan jawaban hasil penyuluhan13.6 Fasilitator : Semua mahasiswa14. Kegiatan Evaluasi14.1 Kriteria Hasil 14.1.180% (16 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan Pengertian Imunisasi14.1.2 80% (16 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan dapat memahami dan menjelaskan Tujuan Imunisasi14.1.380% (16 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan tentang Macam-Macam Imunisasi14.1.4 80% (16 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan tentang Jadwal Pemberian Imunisasi14.1.5 80% (16 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan tentang Efek samping Imunisasi14.1.6 80% (16 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan serta mempraktikkan tentang cara menyusui yang benar14.1.7 Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan acara sampai acara selesai.14.2 Antisipasi Masalah7.1.1 Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang kita ajukan, maka memberikan kesempatan kepada pembimbing untuk memberikan masukan. 7.1.2 Jika peserta tidak memperhatikan kita memberikan stimulasi dengan cara mengajaknya berinteraksi dengan kita yaitu dengan memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana yang sekiranya dapat diketahui.MATERI PENYULUHAN

IMUNISASI DASAR PADA BAYI2.1. Konsep Dasar Imunisasi2.1.1. Pengertian.

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti resisten atau kebal. (Proverawati A dan Andhini CSD, 2010). Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merasngsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sabagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antingen yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih cepat dan banyak walaupun antigen bersifat lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu imunisasi efektif mencegah penyakit infeksius. (Proverawati A dan Andhini CSD, 2010).

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat antibodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin BCG, DPT, campak dan melalui mulut, seperti vaksin polio. (UU No 36 Tahun 2009).Sistem imunisasi dapat mencegah antigen menginfeksi tubuh. Sistem imunitas ini bersifat alami dan artificial. Imunitas alami bersifat spesifik dan non spesifik. Saat antigen menginfeksi tubuh, imunitas non spesifik yang terdiri dari sel komplemen dan makrofag akan bertarung dengan cara memakan zat antigen tersebut. Setelah itu baru imunitas spesifik menyempurnakan perlawanan dari imunitas kita. Imunitas spesifik terdiri dari imunitas humoral dan imunitas seluler. Sistem pertahanan humoral menghasilkan imonuglobulin ( IgM, IgA, IgD, IgG, IgE), sedangkan sistem pertahanan seluler terdiri dari sel limfosit B dan sel limfosit T ( sel Th1, Th2,Tc ). Pada tahap selanjutnya, imunitas spesifik menghasilkan suatu sistem memori. Pada anak-anak imunitas selular akan berkembang spesifik setelah 2-3 tahun sedangkan imunitas humoral harus menunggu sampai 6-9th. (Atikah Proverawati, 2010)

Imunitas arificial, bekerja secara aktif dan pasif, bekerja secara aktif bila sesuatu zat diinduksikan ke dalam tubuh yang bertujuan untuk merangsang sistem imun mengeluarkan antibodi, sebagai contoh adalah imunisasi. Bekerja secara pasif jika menyuntikkan serum yang berisi antibodi kedalam tubuh, sebagai contoh serum bisa ular. 2.1.2. Tujuan Imunisasi.

1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap infeksi/penyakit-penyakit tertentu (Markum, 1997).

2. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia misal pada imunisasi cacar. (imunisasi Indonesia, 2001).2.1.3. Macam-macam imunisasi.1. Imunisasi aktif.Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi aktif buatan adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan contoh imunisasi aktif alami adalah, anak yang telah terkena penyakit campak maka sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen sehingga tidak terkena campak kembali

2. Imunisasi Pasif.

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

Contoh imunisasi pasif buatan adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh imunisasi pasif alami adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.Namun, berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan. Imunisasi wajib imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Sedangkan imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu.

1. Imunisasi Wajib terdiri atas: a. Imunisasi rutinImunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus sesuai jadwal. (2) Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun. Jenis imunisasi dasar terdiri atas: a. Bacillus Calmette Guerin (BCG); b. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib); c. Hepatitis B pada bayi baru lahir; d. Polio; dan e. Campak.

Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi diberikan pada : a. anak usia bawah tiga tahun (Batita); b. anak usia sekolah dasar; dan c. wanita usia subur. Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak. Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar terdiri atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia subur berupa Tetanus Toxoid (TT). b. Imunisasi tambahan Imunisasi tambahan diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu. Pemberian imunisasi tambahan tidak menghapuskan kewajiban pemberian imunisasi rutinc. Imunisasi khususImunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus antara lain terdiri atas imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti Rabies (VAR). Pasal 10 (1) Menteri dapat menetapkan jenis imunisasi wajib selain yang diatur dalam Peraturan Menteri ini berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).2. Imunisasi Pilihan

Jenis imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi Haemophillus influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles Mumps Rubella, Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papilloma Virus (HPV), dan Japanese Encephalitis. (2) Menteri dapat menetapkan jenis imunisasi pilihan selain yang diatur dalam Peraturan Menteri ini berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization). 2.1.4. Jenis Vaksinasi.

Dibedakan berdasarkan :

1. Bahan dasar (komposisi).

a. Kuman yang telah dimatikan .

Meliputi :1. Vaksin Pertusi.

2. Vaksin polio salk.

b. Kuman atau racun yang telah dilemahkan.

Meliputi :

1. Vaksin BCG.

2. Vaksin TT (Tetanus toxoid).

3. Vaksin DT (Difteri toxoid).

4. Vaksin polio sabin.

5. Vaksin campak.c. Protein Khusus Kuman.

Vaksin Hepatitis B.

2. Jenis imunisasi dasar pada bayi (permenkes 42 2013ttg imunisasi)Terdiri dari :

1. BCGFungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit TBC yang disebabkan oleh virus bacilus tuberculosis. 2. PolioFungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit polio. Polio adalah sejenis penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan.3. DPT

Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk melindungi anak dari 3 penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis dan tetanus.4. Hepatitis BFungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit yang mengakibatkan kerusakan pada hati.

5. CampakAdalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat menular,yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah pada seluruh tubuh. Pemberian vaksin ini saat bayi berusia 9 bulan.

2.1.5. Spesifikasi Vaksin.

a. BCG. 1. Jenis.

Mengandung kuman BCG (Bacillus calmatte Guerin) yang masih hidup dan telah dilemahkan.

2. Guna.

Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC).

3. Dosis. :

Bayi 1 tahun : 0,05 ml.4. Cara Imunisasi.

Sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai dengan umur 3 bulan.

Tempat infeksi : lengan kanan atas.

Cara injeksi : intracutan (IC).

Penyuntikan berhasil jika tampak suatu benjolan ditempat suntikan.Benjolan tersebut akan berbekas.5. Kekebalan.

Jaminan imunisasi tidaklah mutlak 100% akan terhindar dari penuyakit TBC. Namun memungkinkan bayi terhindar dari penyakit TBC yang berat.

6. Reaksi imusisasi.

Biasanya setelah suntikan bayi tidak akan menderita demam, bila demam umumnya di sebabkan oleh keadaan lain.7. Efek Samping (side effect).

Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi BCG1) Reaksi lokal: 1- 2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikkan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung berisi nanah). Lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8- 12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.

2) Reaksi regional: pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3- 6 bulan8. Kontra indikasi.

a. Mengidap penyakit TBC.b. Anak menderita gizi buruk.c. Sedang menderita demam tinggi.d. Menderita infeksi kulit yang luas.e. kehamilan.

9. KIPI

KIPI adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, suatu keadaan dimana timbul efek samping setelah imunisasi diberikan.

KIPI pada imunisasi BCG, yakni ulkus lokal superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Sembuh dalam 2-3 bulan, meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi, maka ulkus yang timbul lebih besar. Penyuntikan yang teralu dalam membuat parut yang terjadi tertarik ke dalam (retracted). Kadang- kadang dijumpai limfadenitis supuratif di aksila atau leher, tergantung umur anak, dosis dan starin vaksin. Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula, dibersihkan/ dilakukan drainase dan diberikan obat anti tuberkolosis oral. BCG-itis, eritema nodusum, iritis, lupus vulgaris dan osteomielitis adalah komplikasi yang jarang terjadi. Apabila terjadi, harus diobati dengan kombinasi obat anti tuberkolosisb. Hepatitis

1. Jenis.

Terbuat dari bagian virus hepatitis B yang dinamakan Hb 5 Ag.2. Guna.Memberikan kekebalan aktif.

3. Dosis.0,5 ml.

4. Cara Imunisasi.

a. Frekuensi 3 kali.b. Interval : - HB I dan II : 1 bulan ( 4 minggu).

- HB II dan HB III : 5 bulan.- pemberian imunisasi HB I-III ini bersamaan dengan imunisasi DPT- Imunisasi ulang : 5 tahun setelah imunisasi dasar.

c. Cara injeksi : IM.

d. Tempat Injeksi : Paha bagian luar.5. Khusus bayi yang lahir dari seorang ibu dengan HBV + harus dilakukan imunisasi pasif memakai imuno globulin khusus anti HBV dalam 2 jam post partum.

6. Kekebalan.Daya proteksi : 94 96 %.

7. Reaksi imunisasi. Biasanya hanya berlangsung 2 hari. Nyeri lokal ditempat suntikan. Panas. Pembengkakan. Demam ringan.8. Efek samping. Efek lokal. Demam ringan. Perasaan tidak enak pada perut Sistematis.

9. Kontera indikasi. Sakit berat. Pada ibu hamil.

10 KIPI

Reaksi KIPI yang umumnya terjadi berupa reaksi lokal yang ringan dan sementara, kadang- kadang terjadi demam ringan 1-2 hari a. Campak.

1. Jenis .

Mengandung kuman yang sudah dilemahkan.

2. Guna.

Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

3. Dosis.

Gunakan pelarut khusus (oplos) dan berikan 0,5 ml.

4. Cara Imunisasi.

a. Cara injeksi : IM /SC dalam.

b. Tempat injeksi : Deltoid/paha bagian luar.c. Waktu pemberian : 6-7 bulan : dapat diberikan.9 bulan

: harus diberikan.

15 bulan

: suntikan ulang. (Teori mana yang dianut dan digunakan di yankes apa)5. Kekebalan.

Daya proteksi : 96 99 %.

6. Reaksi imunisasi.

Demam ringan. Bercak merah pada pipi dibawah telinga. Pembengkakan.7. Efek samping. Kejang-kejang. Radang otak.

8. Kontra indikasi .

Sakit parah. TBC. Kurang gizi. Gangguan kekebalan. Penyakit keganasan9.KIPI

Reaksi KIPI akibat imunisasi campak banyak dijumpai pada pemberian vaksin campak dari vitus yang dimatikan. Reaksi KIPI dari imunisasi campak tersebut, antara lain: demam lebih dari 39,5C pada hari ke 5-6 selama 2 hari yang dapat merangsang terjadinya kejang demam, ruam pada hari ke 7-10 selama 2-4 hari, serta gangguan sistem syaraf pusat, di antaranya: sensefalitis dan ensefalopati paska imunisasib. DPT

1. Jenis .Mengandung toksin kuman difteri dan pertusis + tetanus yang diolah dan dikemas dalam bentuk vaksin DPT atau dalam bentuk DTY saja.2. Guna.Memberi kekebalan katif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit dipteri, pertusis, dan tetanus.3. Dosis.: 0,5 ml.4. Cara Imunisasi.

Frekuensi

: 3x. Interval

: IM.( 4 minggu). Cara injeksi : Paha bagian luar. Waktu pemberian. ; imunisasi dasar :

DPT I : 2 bulan.

DPT II : 3 bulan.

DPT III : 4 bulan.Untuk imunisasi massal tetap harus diberikan 2x karena suntikan yang satu tidak diberikan perlindungan apa-apa sebelum mendapat suntikan sebanyak 3x.5. Reaksi Imunisasi.

Demam ringan. Pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 1-2 hari.6. Efek samping.Demam tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan karena pertusisnya, bisa hanya diberikan DT tidak menimbulkan efek samping.

7. Kontra indikasi. Sakit parah. Demam tinggi. Riwayat kejang. Demam komplek dan batuk rejan.8. KIPI

Reaksi KIPI vaksin ini, antara lain: reaksi lokal kemerahan, bengkak, nyeri pada lokasi injeksi, demam ringan, gelisah, dan menangis terus menerus beberapa jam pasca penyuntikan. Reaksi KIPI yang paling serius, adalah ensefalopati akut dan reaksi anafilaksis c. Polio Myelitis.

1. Jenis.Mengandung virus polio tipe 1-2-3 yang sudah dimatikan (polio salk) dan virus polio tipe 1-2-3 yang hidup dan dilemahkan (polio sabin).

2. Dosis : 2 tetes.

3. Cara imunisasi.

Frekuensi

: 4x.

Interval

: 1 bulan.( 4 minggu).

Waktu pemberian :Imunisasi dasar.

Polio I

: 0 bulan + BCG.

Polio II : 2 bulan.+ DPT1Polio III : 3 bulan + DPT2.

Polio IV : 4 bulan + DPT3.

4. Kekebalan.

Daya proteksi : 95 % - 100 %.

5. Reaksi imunisasi : Berak berak ringan.6. Efek samping :

Kelumpuhan anggota gerak. Kejang-kejang.7. Kontra indikasi. Diare berat. Gangguan kekebalan.8. KIPI

Reaksi KIPI dari vaksin polio, antara lain gejala pusing, diare ringan dan nyeri otot. Kasus poliomielitis berkaitan dengan vaksin polio, terjadi pada resipien (VAPP= vaccine associated polio paralytic) dan pada kontak dengan virus yang yang menjadi neurovirulen (VDPV=vaccine derivate polio virus). Pada pemberian OPV, virus asal vaksin dapat bereplikasi dalam usus manusia, diekskresikan melalui tinja selama 2-3 bulan. Pada saat replikasi tersebut kemungkinan terjadi mutasi virus (reversion), sehingga virus yang semula sudah dilemahkan kembali berbentuk neurovirulen yang mengebabkan kelumpuhan layuh akut (VAPP). Selain itu, virus neurovirulen tersebut dapat dieksresikan melalui tinja sehingga menyebabkan kelumpuhan orang sekitar (VDPV).2.1.6. Jadwal ImunisasiVaksinFrekuensiIntervalUmurKet

BCG1x< 1 bulanTidak ada batasan max

HB3x4 minggu0-11 bulan

DPT3x4 minggu2-11 bulan

Polio4x4 minggu2-11 bulanDilenglapi sebelum umur 11 bulan

Campak1x9-11 bulan

Jadwal pemberian imunisasi pada bayi yang dilahirkan di RS / RB (berdasarkan IDAI)Umur (bulan)Vaksin

0

2

3

49UNIJECT BCG DPT/ HB 1DPT/ HB IIDPT/ HB III Campak

Jadwal imunisasi wajib bila bayi datang ke Posyandu atau Puskesmas (berdasarkan permenkes 42 thn 2013)

Umur (bulan)Vaksin

0 7 hari

1

2

3

4

9HB I

BCG + POLIO IDPT/ HB 1 + + POLIO II

DPT/ HB II + POLIO III

DPT/ HB III + POLIO IV

Campak

Gambar : jadwal imunisasi dasar lengkap

2.1.7. Faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas vaksin.

a. Cara pemberian.

b. Dosis vaksin.

c. Frekuensi pemberian.

d. Jenis pemberian.

2.1.7. Tempat pelayanan vaksina. Bidan Praktek Mandirib. Puskesmas

c. Rumah SakitDaftar Pertanyaan Penyaji

Penyuluhan Kesehatan pada bayi, balita, dan anakSubtopik Imunisasi Dasar pada BayiDi Puskesmas Tanjung Sari SurabayaNoPertanyaanJawaban

1.Apakah yang dimaksud dengan imunisasiImunisasi adalah pengimunan, pengebalan terhadap penyakit

2.Sebutkan macam-macam imunisasi dasar dan waktu pemberian HB

BCG

DPT HIB POLIO

CAMPAK

3.Sebutkan Syarat dapat dilakukannya imunisasi Bayi dalam keadaan sehat

Sesuai dengan jadwal imunisasi

Surabaya, 19 Mei 2015DAFTAR PUSTAKAAchmadi, Umar Farmi. 2009. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. jakarta: Penerbit Salemba.

Ibrahim, Christina. 2009. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta: Bratara.

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya EMBED PowerPoint.Slide.12

_1459614962.unknown

0-7 hr

9 Bulan

Imunisasi Dasar LengkapUsia < 1 Tahun

VAKSINGRATIS

Hep B 0 (HB 0)

BCGPolio 1

DPT-HB-Hib 1Polio 2

DPT-HB-Hib 2Polio 3

DPT-HB-Hib 3Polio 4

CAMPAK

1 Bulan

2 Bulan

3 Bulan

4 Bulan

10