sap imunisasi

18
SAP KONSELING IMUNISASI Pada Bayi dan Balita Di Ruang Matahari RSUP DR. SARDJITO Yogyakarta Tugas Kelompok Stase Keperawatan Anak Program Pendidikan Profesi Keperawatan PSIK UGM Yogyakarta Disusun Oleh : Merry Gustiana Tanti Suryawantie Rika Monika Dewi Purnasiwi PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: asri-dharmastuti

Post on 31-Jul-2015

502 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Imunisasi

SAP KONSELING IMUNISASI

Pada Bayi dan Balita Di Ruang Matahari RSUP DR. SARDJITO Yogyakarta

Tugas Kelompok Stase Keperawatan Anak

Program Pendidikan Profesi Keperawatan PSIK UGM Yogyakarta

Disusun Oleh :

Merry Gustiana

Tanti Suryawantie

Rika Monika

Dewi Purnasiwi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: SAP Imunisasi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Imunisasi pada AnakSub Pokok Bahasan : Imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT dan Campak pada

AnakSasaran : Pengunjung/Keluarga klien di Ruang Matahari RSUP

Dr. Sarjito YogyakartaTarget : Pengunjung / keluarga klien

Waktu : 45 menit

Hari / Tanggal : Sabtu, 19 April 2008Tempat : Ruang MatahariPenyuluh : Mahasiswa Tahap Profesi Ners PSIK FK-UGM Yogyakarta

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMSetelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit pengunjung/keluarga pasien mampu

memahami tentang pengertian imunisasi dan pemberian imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT dan Campak pada Anak

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan pengunjung/keluarga pasien

mampu :1. Menjelaskan pengertian Imunisasi2. Menjelaskan jadwal pelaksanaan/pemberian imunisasi3. Menjelaskan mengenai imunisasi BCG4. Menjelaskan mengenai imunisasi Hepatitis B5. Menelaskan mengenai imunisasi Polio6. Menjelaskan mengenai imunisasi DPT7. Menjelaskan mengenai imunisasi Campak

METODECeramah dan tanya jawab

MEDIALeaflet, OHP

KISI-KISI MATERI1. Menjelaskan pengertian Imunisasi2. Menjelaskan jadwal pelaksanaan/pemberian imunisasi3. Menjelaskan mengenai imunisasi BCG4. Menjelaskan mengenai imunisasi Hepatitis B5. Menjelaskan mengenai imunisasi Polio6. Menjelaskan mengenai imunisasi DPT7. Menjelaskan mengenai imunisasi Campak

Page 3: SAP Imunisasi

PENGORGANISASIAN

No KEGIATAN RESPON KELUARGA

WAKTU

1. Pendahuluana. Menyampaikan salamb. Menjelaskan tujuanc. Apersepsi

a. Membalas salam

b. Memperhatikan

c. Memberikan respon

5 menit

2. Penyampaian materi

a. Menjelaskan dan menguraikan materi ttg:- Menjelaskan pengertian Imunisasi- Menjelaskan jadwal pelaksanaan/

pemberian imunisasi- Menjelaskan mengenai imunisasi

BCG- Menjelaskan mengenai imunisasi

Hepatitis B- Menjelaskan mengenai imunisasi

DPT- Menjelaskan mengenai imunisasi

Polio- Menjelaskan mengenai imunisasi

Campak

b. Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya

c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi yang belum jelas

a. Memperhatikan penjelasan dan demonstrasi dengan cermat

b. Menanyakan hal yang belum jelas

c. Memperhatikan jawaban penyuluh

25 menit

3. Penutupa. Tanya jawab (Evaluasi)b. Menyimpulkan hasil materic. kontrak waktu selanjutnyad. Mengakhiri kegiatan (Salam)

a. Menanyakan hasil

b. Mendengarkan

c. memperhatikan

d. Menjawab salam

5 menit

SETTING TEMPAT

Page 4: SAP Imunisasi

Duduk berhadapan antara penyuluh dengan peserta penyuluhanSUSUNAN ACARA PELAKSANAAN

1. Pendahuluan2. Penyampaian Materi3. Penutup

METODE EVALUASIMenanyakan pada peserta penyuluhan tentang :

1. Menjelaskan pengertian Imunisasi2. Menjelaskan jadwal pelaksanaan/pemberian imunisasi3. Menjelaskan mengenai imunisasi BCG4. Menjelaskan mengenai imunisasi Hepatitis B5. Menjelaskan mengenai imunisasi Polio6. Menjelaskan mengenai imunisasi DPT7. Menjelaskan mengenai imunisasi Campak

Page 5: SAP Imunisasi

IMUNISASI

Pengertian Dasar Imunisasi:Imunisasi adalah :

Upaya pencegahan primer mencakup semua upaya yang bertujuan untuk menghindari sakit, kejadian yang berakibat sakit, cedera, dan cacat.

Cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen.

Tujuan Imunisasia. Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu ( intermediate goal )b. Menurunkan prevalensi penyakit ( mengubah epidemiologi penyakit )c. Eradikasi penyakit ( final goal )

Reaksi Antigen AntibodiDalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen.

Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat oleh tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antitoksin. Berhasil tidaknya tubuh anak memusnahkan antigen atau kuman itu tergantung jumlah zat anti yang dibentuk. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan. Dengan dasar reaksi antigen antibody ini tubuh akan memberikan reaksi perlawanan terhadap benda benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh.

Jenis VaksinAda beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak, yang

pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi. Diantara penyakit berbahaya tersebut termauk penyakit cacar, TBC, difteri tetanus, batuk rejan, poliomyelitis, tifus, campak, hepatitis B dan demam kuning. Karena penyakit tersebut di atas sangat berbahaya, pemberian imunisasi dengan cara penyuntikan kuman/antigen murni akan menyebabkan anak benar benar menjadi sakit. Maka untuk itu diperlukan pembuatan suatu jenis vaksin dari kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan terlebih dahulu, sehingga tidak membahayakan atau tidak menimbulkan penyakit. Bahkan sebaliknya kuman penyakit yang sudah dilemahkan itu merupakan rangsangan bagi tubuh anak untuk membuat zat anti terhadap penyakit tersebut. Akibat suntikan imunisasi jenis kuman tersebut, reaksi tubuh anak pun hanya berupa demam ringan yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.Pada dasarnya vaksin dibuat dari: kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan zat racun kuman (toksin) yang telah dilemahkan bagian kuman tertentu/komponen kuman yang biasanya berupa protein khusus

Vaksinasi Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut

Page 6: SAP Imunisasi

untuk merangsang kekebalan tubuh penerima hati-hati : dapat menimbulkan KIPI

Imunisasi aktif dan Imunisasi PasifAda dua jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Berbagai jenis

vaksin yang dikemukakan diatas bila di berikan pada anak merupakan contoh imunisasi aktif. Dalam hal ini tubuh anak akan membuat sendiri zat anti setelah suatu rangsangan antigen dari luar tubuh, setelah rangsangan ini, kadar zat anti dalam tubuh anak akan meningkat. Sehingga anak menjadi imun atau kebal. Pada imunisasi aktif, tubuh anak sendiri secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh. Lain halnya dengan imunisasi pasif. Dalam hal ini imunisasi dilakukan dengan penyuntikan sejumlah zat anti, sehingga kadarnya dalam darah meningkat. Perbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif adalah:a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat,

pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif

b. Kekebalan yang terdapat dalam imunisasi aktif bertahan lama (bertahun tahun), sedangkan pada imunsiasi pasif hanya berlangsung beberapa bulan.

Pelaksanaan ImunisasiDalam kebijakan melaksanakan imunisasi perlu dipertimbangkan dua hal yaitu:

a. manfaat imunisasi beserta komplikasi atau efek samping yang mungkin timbulb. akibat buruk dan bahaya penyakit tersebut

Page 7: SAP Imunisasi
Page 8: SAP Imunisasi

Jenis Imunisasi:A. Vaksin BCG:

vaksinasi dan jenis vaksin

Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap

penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacillus Calmette-

Guerin) yang masih hidup. Jenis kuman TBC ini telah dilemahkan.

Penjelasan penyakit

Di Indonesia dan negara yangs sedang berkembang, penyakit TBC merupakan

penyakit rakyat yang mudah menular. Di negara yang sudah berkembang penyakit ini

sudah jarang ditemukan karena dilaksanakannya imunisasi BCG dengan luas,

pengawasan luas terhadap penderita TBC dan perbaikan keadaan social ekonomi.

Seorang anak akan menderita TBC karena terhisapnya percikan udara yang mengandung

kuman TBC yang berasal dari orang dewasa berpenyakit TBC.

Cara imunisasi

Pemberian imunisasi TBC sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai

berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umun 0-2 bulan. Imunisasi BCG diberikan satu

kali saja. Pada anak yang berumur lebih dari 2 tahun dianjurkan untuk melakukan uji

mantoux sebelum imunisasi BCG, gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit

penyakit TBC.

Reaksi imunisasi

Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan mendertita Demam. Bila ia

demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh keadaan lain, untuk itu

dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter.

Efek samping

Umunya pada imunisasi TBC jarang dijumpai akibat samping. Mungkin terjadi

pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya menyembuh

sendiri walaupun lambat. Bila suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan

kelenjar terdapat di ketiak atau leher bagian bawah. Suntikan di paha dapat menimbulkan

pembengkakan di selangkangan. Komplikasi pembengkakan kelenjar ini biasanya

disebabkan karena tehnik penyuntikan yang kurang tepat yaitu penyuntikan terlalu dalam.

Indikasi kontra

Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang

berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif

Page 9: SAP Imunisasi

B. Vaksin Hepatitis B

♪ vaksinasi dan jenis vaksin

Vaksin terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang dinamakan HbsAg yang dapat

menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit. HbsAg ini dapat diperoleh

dari serum manusia atau dengan cara rekayasa genetika dengan bantuan sel ragi.

♪ Penjelasan penyakit

Penyakir hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B. cara penularan

hepatitis B dapat melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik yang tercemar. Pada

bayi cara penularannya adalah dari ibu melalui plasenta semasa dalam kandungan atau

pada saat kelahiran. Kelainan utama pada penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada

hati. Virus hepatitis B yang masuk ke dalam tubuh akan berkembangbiak di dalam

jaringan hati dan kemudian merusaknya. Gejala yang timbul dapat bervariasi dari tanpa

gejala sampai kelainan hati yang berat atau penyakit yang berjalan menahun (kronis).

Biasanya gejala penyakit hepatitis ialah kekuningan pada mata, rasa lemah, mual,

muntah, tidak nafsumakan dan demam.

♪ Cara imunisasi

Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar sebanyak 3

kali dengan jarak 1 bulan antara suntikan 1 dan 2 dan lima bulan antara suntikan 2 dan 3

♪ Reaksi imunisasi

Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan,

yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan. Reaksi ini

akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam

ringan.

C. Vaksin Poliomielitis

vaksinasi dan jenis vaksin

Imunisasi diberikan untukmendapatkan kekebalan terhadap penyakit

poliomyelitis. Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran darah yang masing masing

mengandung virus polio tipe I, II dan II yaitu

1) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang sudah dimatikan

(virus salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan.

2) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih hidup tetapi

telah dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberiannya melalui mulut dalam

bentuk pil atau cairan

Page 10: SAP Imunisasi

Penjelasan penyakit

Poliomielitis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus polio. Ada 3

jenis virus polio yaitu tipe I, II dan III. Viruspolio akan meruak bagian anterior (bagian

muka) susunan syaraf pusat tulang belakang. Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari

gejala ringan sampai timbul kelumpuhan, bahkan mungkin sampai kematian. Gejala

yang umum dan mudah dikenal adalah anak mendadak menjadi lumpuh pada salahsatu

anggota geraknya, setelah ia menderita demam selama 2-5 hari. Bila kelumpuhan itu

terjadi pada otot pernafasan, mungkin anak akan meninggal karena sukar bernafas.

Penyakit ini dapat langsung menular dari seorang penderita polio atau dengan melalui

makanan.

Cara imunisasi

Di Indonesia dipakai vaksin sabin yang diberikan melalui mulut. Imunisasi dasar

diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya setiap 4-6

minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin

epatitis B dan DPT.

Reaksi imunisasi

Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat berak barak ringan.

Efek samping

Pada imunisasi polio hampir tidak ada efek samping. Bila ada, mungkin berupa

kelumpuhan anggota gerajs eperti pada penyakit polio sebenarnya.

Indikasi kontra

Pada anak dengan diare berat atau yangs edang sakit parah, imunisasi polio

sebaiknya ditangguhkan. Demikian pula pada anak dengan gangguan kekebalan tidak

diberikan iminisasi polio. Alasan untuk tidakmemberikan vaksin polio pada keadaan

diare berat aialah kemungkinan terjadinya diare yang lebih parah. Pada anak dengan

batuk, pilek, demam, atau diare ringan, imunisasi polio dapat diberikan seperti

biasanya.

D. Vaksin DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus)

vaksinasi dan jenis vaksin

Manfaat pemberian imunisasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam

waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Di

Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam 3 jenis kemasan

yaitu dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT

Page 11: SAP Imunisasi

(difteri, tetanus) dan kombinasi DPT (vaksin tripel). Vaksin difteri terbuat dari toksin

kuman difteria yang telah dilemahkan. Biasanya diolah dan dikemas bersama sama

dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT atau dengan tetanus dan pertusis dalam

bentuk vaksin DPT. Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toksoid

tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.

Penjelasan penyakit

Difteria : Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bekteria yang disebut

corynebacterium diphteria. Sifatnya sangat ganas dan mudah menular. Penularannya

menular melalui percikan udara yang mengandung kuman. Anak yang terjangkit difteria

akan menderita demam tinggi, selain itu pada tonsil (amandel) atau tenggorok terlihat

selaput putih kotor, dengan cepat selaput ini akan meluas ke bagian tenggorok sebelah

dalam dan menutup jalan nafas.

Tetanus : penyakit tetanus ada pada luka seperti terjatuh, luka tusuk, luka bakar,

koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka tersebut merupakan pintu

masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai clostridium tetani. Kuman ini akan

berkembang biak dan membentuk racun yang berbahaya. Racun ini akan merusak sel

susunan syaraf pusat tulang belakang yang menjdi dasar penyakit. Gejala tetanus yang

khas adalah kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras

dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar terbuka, serta muka yang menyeringai

serupa setan

Pertusis : pertusis atau penyakit batuk rejan atau lebih dikenal dengan batuk seratus

hari, disebabkan oleh kumam bordetella pertusis. Gejala yang khas yaitu anak tiba tiba

batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan,

keluar air mata dan kadang kadang sampai muntah, kadang disertai darah.

Cara imunisasi

Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 bulan dengans

elang waktu antara penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang pertama dilakukan

pada usia 1,5-2 tahun atau kurang lebih satu tahun setelah suntikan imunisasi dasar

ketiga.

Reaksi imunisasi

Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa

nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari.

Efek samping

Page 12: SAP Imunisasi

Kadang kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam

tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh unsure pertusisnya. Bila hanya DT

maka tidak akan timbul akibat samping yang demikian

Indikasi kontra

Imunisasi tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang

menderita penyakit kejang demam kompleks, anak dengan batuk yang duduga batuk

rejan dalam tahap awal atau pada gangguan kekebalan.

E. Vaksin Campak

vaksinasi dan jenis vaksin

Vaksin campak mengandung virus campak yang telah dilemahkan.

Penjelasan penyakit

Penyakit campak sangat menular. Kuman penyebabnya ialah sejeni virus yang

termasuk ke dalam golongan paramiksovirus. Gejala yang khas yaitu timbulnya bercak

bercak merah di kulit, 3-5 hari setelah anak menderita demam, batuk atau pilek. Bercak

merah ini semula timbul pada pipi di bawah telinga, kemudian menjalar ke muka, tubuh

dan anggota gerak.

Cara imunisasi

Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit campk

dari ibunya ketika dalam kandungan. Menurut WHO imunisasi campak cukup diberikan

1 kali suntikan setelah bayi berumur 9 bulan, lebih baik lagi setelah umur 1 tahun.

Gejala yang dapat diamati adalah demam yang disertai dengan timbulnya bercak merah

di kulit.

Reaksi imunisasi

Tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan tampak

sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan.

Mungkin juga terjadi pembengkakan di daerah penyuntikan.

Efek samping

Sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada

hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis

atau ensefalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.

Page 13: SAP Imunisasi

Daftar pustaka

Muscari, Mary E. 2005. Keperawatan Pediatrik, Edisi 3. EGC : Jakarta.

Merenstein, Kaplan, Rosenberg. 2002. Buku Pegangan Pediatri, Edisi 17. Penerbit Widya

Medika : Jakarta.

Wong, Donna L. 2002. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. EGC. Jakarta.