sanitasi pesawat

17
Tugas Kelompok Blok 18C SANITASI PESAWAT OLEH FAHMIDA ASNITA( 0808151173) RIKHA VEBRIANTI (0808121328) RIANI SRI RAHAYU (0808121236) DEBI ASTRINI SUMARLI (0808151226 DEVI (0808151385) YULLYA TRI UTARI (0808151225) IHSAN PUTRA (0808121087) JAVANICO SERLY (0808113118) FEBDI MAULANA (0808114750) FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: suyantokit

Post on 30-Nov-2015

626 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

kkp

TRANSCRIPT

Tugas Kelompok Blok 18C

SANITASI PESAWAT

OLEH

FAHMIDA ASNITA( 0808151173)

RIKHA VEBRIANTI (0808121328)

RIANI SRI RAHAYU (0808121236)

DEBI ASTRINI SUMARLI (0808151226

DEVI (0808151385)

YULLYA TRI UTARI (0808151225)

IHSAN PUTRA (0808121087)

JAVANICO SERLY (0808113118)

FEBDI MAULANA (0808114750)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS RIAU

2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan penulis

kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas pembuatan paper dengan judul

“SANITASI PESAWAT” ini.

Selama pembuatan tugas ini, penulis menerima banyak bantuan dari keluarga, teman-

teman, dan dosen pembimbing, baik berupa dukungan ataupun bantuan lainnya. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih pada keluarga yang telah memberikan dukungan untuk

terus menyelesaikan tugas ini, pada teman-teman yang telah banyak membantu, dan pada dosen

yang telah memberikan pengarahan. Terutama untuk para dosen dari pihak Kantor Kesehatan

Pelabuhan yang telah banyak memberikan pengetahuan, pengalaman, serta bimbingan pada

penulis.

Penulis sadar bahwa tugas ini tidak luput dari kesalahan, baik yang besar maupun yang

kecil. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca

demi kemajuan dan perbaikan diri penulis di masa yang akan datang.

Pekanbaru, 17 Juni 2011

Penulis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001

TENTANG: KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan, telah diatur

ketentuan-ketentuan mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dipandang perlu

mengatur ketentuan mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan dengan Peraturan

Pemerintah;

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-UndangDasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan

Kedua Undang-UndangDasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Keamanan

Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor

51, TambahanLembaran Negara Nomor 3234);

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, TambahanLembaran Negara Nomor 3839);

Memutuskan:

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEAMANAN DAN

KESELAMATAN PENERBANGAN

BAB VII

PERSONIL DAN KESEHATAN PENERBANGAN

BagianKedelapan

KesehatanPenerbangan

Pasal 87

(1) Pelayanankesehatan penerbangan diselenggarakan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya

dapat dilimpahkan kepada badan hukum Indonesia atau perorangan yang mempunyai kualifikasi

kesehatan penerbangan.

(2) Pelayanan kesehatan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi kegiatan:

a. Pengujian dan/atau pemeliharaan kesehatan terhadap:

1. Personil operasi pesawat udara;

2. Personil penunjang operasi pesawat udara;

3. Personil pelayanan navigasi penerbangan;

4. Personil pelayanan pengoperasian bandara udara;

5. Personil pelayanan keamanan dan keselamatan perusahaan angkutan udara.

b. Pemeriksaan hygiene dan sanitasi bandara udara, fasilitas penunjang bandara udara,

kesehatan dan keselamatan kerja fasilitas penunjang penerbangan;

c. Pemeriksaan hygiene dan sanitasi pesawat udara.

(3) Terhadap hasil pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a dan

huruf b, diberikan sertifikat kesehatan oleh Menteri.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan penerbangan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 15

Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan

dan evaluasi dibidang pengendalian sector dan binatang penular penyakit, pembinaa n

sanitasi lingkungan, jejaringkerja, kemitraan, kajian, dan pengembangan teknologi serta

pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja pelabuhan/

bandara dan lintas batas darat.

Pasal 16 D

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 15, Bidang

Pengendalian Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

a. pengawasan penyediaan air bersih, serta pengamanan makanan dan minuman

b. hygiene dan sanitasi lingkungan gedung/ bangunan dan perusahaan;

c. pengawasan pencemaran udara, air, dan tanah;

d. pemeriksaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi kapal/ pesawat di

lingkungan pelabuhan/ bandara dan lintas batas darat;

e. pemberantasan serangga penular penyakit, tikus dan pinjal, di lingkungan

pelabuhan/ bandara dan lintas batas darat;

f . ka j i an dan pe ngemb an gan t ekno log i d i b idan g pen genda l i an r i s i k o

l i n gku nga n pe l abuha n / bandara dan lintas batas darat;

g. pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan pelabuhan/

bandara dan lintas batas darat;

h. pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pengendalian risiko

lingkungan pelabuhan/ bandara dan lintas batas darat.

Formulir Sanitasi Pesawat Udara

Pesawat udara harus selalu dalam keaadaan saniter, adapun formulir sanitasi

pesawatudara adalah sebagai berikut :

1. Estetika = jasa pelayanan-keutungan

Menyangkut kebersihan, kenyamanan, keindahan, tidak ada vektor, tenang, dan damai

2. Melaksanakan komitmen internasional=menghindari tindakan karantina.

-Tidak merugikan komersial

-Tidak ada nyamuk (vektor)

-Tidak ada penderita penyakit karantina pada penerbangan

3. Ruangan yang perlu di awasi:

-Kabin penumpang: kursi, kantongdibelakangmeja, tempat abu rokok, rak-rak bagasi,

lantai karpet, jendela, fitting, ruangkabin.

-Ventilasi dan tangga

- Ruang dapur meliputi oven ,tempatsampah, meja dapur

-Toilet meliputi westafel, cermin, toilet duduk

-Flight deck/ ruangan penerbangan pilot dan copilot meliputi kursi, instrumen, jendela-

jendela kaca, cermin, dan tempat sampah

4.Penyediaan air bersih

a.Kuantitas (ratio penerbangan)

Jarak terbang (lama):

-          1,70 liter/ penumpang – (1-3 jam)

-          3,12 liter/ penumpang – (3-5 jam)

-          4,55 liter/ penumpang – (5-12 jam)

b.Kualitas (harus memenuhi persyaratan international)

1.syarat fisik = warna, bau, rasa, kekeruhan

2.syarat kimia

3.syarat bakteriologis

c.Pemeriksaan kualitas air

1.pemeriksaan fisik air (setiap waktu)

2.pemeriksaan kimia

-50.000 konsumen – 1 bulan

-bahan kimia toxic – 1 bulan sekali

5.Penyediaan makanan

-flight catering (penyimpanan dalam pengawet – 4 prinsip

a. Keep the quality to ecceptable

b. Keep it cold

c. Keep it clean

d. Keep it covered

6.PTAL

a.electric (chemical toilet)

- 4 jam 250 gr (urin) +300 gr (feces+urine)

- 6 jam 375 gr (urine) +450 gr (feces+urine)

- 8 jam 495 gr (urine) +595 gr (feces+urine)

- 10 jam 625 gr (urine) +740 gr (feces+urine)

Gambar 1:

Gambar 2:

Keterangan: Suasana bongkar muat bagasi

Gambar 3:

Gambar 4:

Keterangan: pemeriksaa hygiene dan sanitasi pesawat meliputi : pantry, lavatory, kabin

penumpang, kabin awak pesawat dan kargo (bagasi) serta persediaan obat/ P3K

Gambar 5:

Gambar 6:

Keterangan: Suasana bandara di tengah kesibukan para pengunjung

Gambar 7:

Gambar 8:

Keterangan: Suasana kabin pesawat umum dengan pesawat pribadi

Gambar 9:

Gambar 10:

Keterangan: Suasana bandara internasional Incheon