sampul depan sumber foto : agus budiyanto desain cover...

135

Upload: nguyendieu

Post on 27-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase
Page 2: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Page 3: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

STUDI BASELINE TERUMBU KARANG

DI LOKASI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT

KABUPATEN BIAK NUMFOR

TAHUN 2008

Koordinator Tim Penelitian

ANNA E.W. MANUPUTTY

Disusun oleh :

SUYARSO DJUWARIAH

Page 4: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

PENDAHULUAN

Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase sebelumnya banyak kegiatan yang telah dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan diuji coba dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi si pengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas, karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan sendiri monitoring kondisi terumbu karang di masing-masing lokasi DPL, yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan studi baseline ekologi di lokasi Daerah Perlindungan Laut (DPL), yang meliputi pengamatan di bidang Sistem Informasi Geografis (SIG), kondisi karang, ikan karang dan megabentos membuat plot transek permanen untuk keperluan pemantauan diwaktu mendatang. Data yang dikumpulkan dipakai sebagai data dasar, dan acuan untuk pemantauan di lokasi yang sama pada waktu mendatang.

Page 5: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

ii

HASIL

Pengamatan yang dilakukan di 46 lokasi transek dari 21 DPL di Kabupaten Biak Numfor diperoleh hasil sebagai berikut:

• Lokasi DPL seluruhnya terletak di ujung tubir rataan terumbu karang yang menempel pada pulau. DPL Pulau Wundi merupakan DPL terluas dengan luas 70,99 ha, dan yang terkecil terdapat di DPL Anggaduber (1,04 ha).

• Dari hasil pengamatan di 21 lokasi DPL, diperoleh jenis karang batu sebanyak 115 jenis yang mewakili 15 suku.

• Jumlah jenis terbanyak dijumpai di DPL Mios Manguandi (BIAP29, BIAP30 dan BIAP31), sebanyak 28 jenis yang mewakili 10 suku dan lokasi yang sedikit jumlah jenis karang batu adalah DPL Nurwar yaitu 1 jenis yang mewakili 1 suku.

• Dari 46 transek yang dilakukan di 21 lokasi DPL, dicatat bahwa biota megabentos didominasi oleh karang jamur (CMR) Fungia spp., diikuti oleh bulu babi (Diadema setosum), dan Drupella sp.

• Jumlah individu megabentos tertinggi terdapat di DPL Samberpasi (BIAP36 dan BIAP37), sebanyak 202 individu, dan yang terendah di DPL Desa Nurwar (BIAP1 dan BIAP2) yaitu, 7 individu.

• Hasil sensus visual di 21 lokasi DPL, dicatat total jumlah jenis dan jumlah individu ikan karang 301 jenis (32 suku), 23.201 individu dengan perincian: ikan major 150 jenis, 14.442 individu; ikan target 118 jenis, 6.606 individu dan ikan indikator 33 jenis, 2.153 individu.

• Kelompok ikan indikator yang dicatat dalam pengamatan ini, hanya Hemitaurichthys polylepis (suku Chaetodontidae) yang memiliki jumlah individu yang sangat dominan, yaitu sebanyak 813 individu. Jenis ini banyak ditemukan pada lokasi DPL Pulau Wadibu.

• Untuk kelompok ikan major, yang memiliki jumlah jenis maupun jumlah individu terbanyak dalam pengamatan ini, berturut-turut didominasi oleh Chromis ternatensisi, yaitu sebanyak 2.120 individu dengan nilai presentase kehadiran sebesar 50,00 %, diikuti Acanthochromis polyacanthus, 1.250 individu (54,35%) dan Chromis margaritifer 1.083 individu (67,39%).

Page 6: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

iii

• Dari kelompok ikan target, Naso brevirostris (suku Acanthuridae) adalah jenis yang sangat dominan, yaitu sebanyak 1.537 individu. Jenis ini banyak ditemukan pada lokasi DPL di Pulau Rubras Besar, yang dicatat sebanyak 1.400 individu. Sedangkan untuk jenis Pterocaesio tile (suku Caesionidae), dicatat sebanyak 615 individu, dengan kelimpahan teringgi ditemukan di lokasi DPL Desa Nurwar dan Desa Saribra, masing-masing 180 individu dan 110 individu.

SARAN

Perlu adanya keseragaman kriteria dalam penentuan batas-batas, luasan suatu DPL, dengan memperhitungkan kondisi geografi, batimetri dan kondisi pantai maupun pesisir lainnya, seperti kondisi pesisir pantai yang landai atau terjal. Hal ini disebabkan karena penarikan batas wilayah DPL pada daerah ini dimulai pada ujung tubir hingga ke arah garis pantai sejajar dengan lebar rataan terumbu. Berbeda halnya dengan DPL lainnya yang wilayahnya ditentukan hanya pada wilayah tubir dan sejajar mengikuti bentuk tubir. Keberadaan DPL hendaknya dapat mewakili keseluruhan desa secara merata di Kabupaten Biak Numfor. Kondisi seperti ini sangat berpengaruh terutama dalam lebar atau sempitnya terumbu yang berpengaruh langsung pada zonasi karang.

Page 7: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penelitian ilmiah.

Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini beberapa penelitian telah dilakukan, dengan penyandang dana dari ”World Bank” (WB). Salah satu diantaranya penelitian ekologi terumbu karang untuk mendapatkan data dasar (baseline) di lokasi-lokasi COREMAP. Khususnya di lokasi ”Daerah Perlindungan Laut” (DPL) yang dicanangkan oleh penduduk setempat, dilakukan pengamatan dengan menggunakan metode ”Point Intercept Transect” (PIT), yang lebih sederhana tapi menghasilkan data yang lebih cepat dan terukur.

Kegiatan baseline ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal terumbu karang di lokasi tersebut. Hasil studi baseline akan dipakai sebagai data dasar, berupa data rujukan untuk pengamatan selanjutnya dengan metode yang sama dan di lokasi yang sama.

Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian lapangan dan analisa data, sehingga buku tentang studi baseline terumbu karang dengan metode ”PIT” dapat tersusun dengan baik.Kami menyadari , buku ini belum sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan, demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2008

Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI

Prof.Dr.Ir.Kurnaen Sumadiharga, M.Sc.

Page 8: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

v

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………................ i

A. PENDAHULUAN ……………………………………............... i

B. HASIL …………………………………………….................... ii

C. SARAN ……………………………………………................... iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………................. iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………….................. v

DAFTAR TABEL ……………………………………………..................... vi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………................. xi

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………............... 1

I.1. LATAR BELAKANG ………………………............ 1

I.2. TUJUAN PENELITIAN …………………………....... 2

I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN …………………... 2

BAB II. METODE PENELITIAN ………………………………............ 4

II.1. LOKASI PENELITIAN ……………………………...... 4

II.2. WAKTU PENELITIAN …………………………........ 6

II.3. PELAKSANAAN PENELITIAN …………………...... 6

II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA .............................................

6

II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) 6

II.4.2. Karang ................................ 9

II.4.3. Megabentos .......................... 10

II.4.4. Ikan Karang .......................... 10

BAB III. HASIL PENGAMATAN..................................... 12

III.1. Hasil Pengamatan SIG 12

III.2. Hasil Pengamatan Karang .................... 16

III.3. Hasil Pengamatan Megabentos .............. 50

III.4. Hasil pengamatan Ikan Karang ............... 53

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................. 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................... 59

LAMPIRAN ............................................................. 60

Page 9: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan

substrat di lokasi DPL Desa Nurwar, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008 ..............

17

Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Anggaduber, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.

18

Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Wadibu (Sariori), Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.................................................

19

Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Saba, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008 ................

20

Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Owi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

22

Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Besar, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.......................................

23

Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Kecil, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.......................................

25

Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Auki, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.................................................

26

Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Sandidori, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..

28

Page 10: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

vii

Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Wundi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..

29

Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pai, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..

31

Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nusi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008..

33

Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Supraima, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...

35

Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Mios Manguandi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008........................................

37

Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Dawi (Yansoren), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008........................................

39

Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nukori, kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...

40

Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Samberpasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...

42

Tabel 18. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008....

43

Tabel 19. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...

44

Page 11: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

viii

Tabel 20. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL di Desa Saribra, Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008..................................

47

Tabel 21. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Padaidori (Sasari), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008........................................

49

Tabel 22. Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Ikan Mayor, Target serta Ikan Indikator Pada 20 DPL di perairan Biak.....................

54

Tabel 23. Frekuensi Relatif kehadiran ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, Perairan Kabupaten Biak Numfor, 2008.....

55

Page 12: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

ix

DAFTAR GAMBAR Gambar 1a. Peta stasiun DPL di Kecamatan Biak Timur,

Kabupaten Biak Numfor, 2008 ...............

4

Gambar 1b. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ......

5

Gambar 1c. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ...............

5

Gambar 2. Peta dasar dengan Citra komposit.Obyek mangrove ditunjukkan dengan warna jingga gelap, dan vegetasi lainnya berwarna jingga terang............................................

7

Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Perlindungan Laut di Kabupaten Biak Numfor, 2008 ...............

12

Gambar 4. Peta bentuk dan luas DPL di pesisir Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008...................................

13

Gambar 5. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau Padaido, Kabupaten Biak Numfor, 2008..................................

14

Gambar 6. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008...................................

15

Gambar 7. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008..........................

21

Gambar 8. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak, 2008..........................

34

Page 13: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

x

Gambar 9. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak, 2008..........................

49

Gambar 10. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor, 2008...

52

Gambar 11. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor, 2008...

52

Gambar 12. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor, 2008...

53

Gambar 13. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008............................................

56

Gambar 14. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode“UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak, 2008.............................................

57 Gambar 15. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor,

ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode“UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak, 2008.............................................

57

Page 14: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Posisi DPL di Kabupaten Biak Numfor,

2008............................................

60

Lampiran 2. Sebaran jenis karang batu di di lokasi DPL Kecamatan Biak Timurdan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ................

62

Lampiran 3. Sebaran jenis karang batu di di lokasi DPL Kecamatan Padaido bawah dan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ..........

67

Lampiran 4. Sebaran jenis karang batu di di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor,2008...................................

73

Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008 .................................

79

Lampiran 6. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008 ..................................

80

Lampiran 7. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 .................................

81

Lampiran 8. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor,2008...................................

82

Lampiran 9. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008...................................

96

Lampiran 10. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008 .................................

109

Page 15: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

1

BAB I. PENDAHULUAN

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Komponen yang sangat penting dalam menyusun ekosistem ini adalah karang batu. Biota-biota lain seperti ikan, moluska, ekhinodermata dan rumput laut memanfaatkan lingkungan terumbu karang sebagai tempat hidup, membesarkan diri, melahirkan keturunan serta mencari makan.

Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau Biak dan pulau-pulau sekitarnya secara administratif termasuk dalam Provinsi Papua. Secara umum ekosistem pantai di perairan ini didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun.

Hasil pengamatan kondisi terumbu karang Indonesia yang dilakukan oleh COREMAP menunjukkan bahwa hanya tinggal 6 % karang yang sangat baik dan 32 % kurang baik. Informasi ini menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun badan internasional untuk dapat mengurangi tekanan uyang terjadi terhadap terumbu karang. Salah satu solusi yang diajukan adalah menciptakan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) dengan fokus utamanya adalah daerah perlindungan laut (DPL). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi karang yang ada di kawasan daerah perlindungan laut Pulau Biak sebagai studi awal untuk mendapatkan nilai persentase tutupan karang hidup di lokasi DPL dengan harapan hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi semua stakeholders (instansi pemerintah, perusahan, LSM, akademisi dan kelompok masyarakat) dalam memanfaatkan kawasan laut sebagai sumber kehidupannya. I.1. LATAR BELAKANG

Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase sebelumnya Fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan diujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metode-metode yang dipakai disesuaikan

Page 16: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

2

dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode “Rapid Reef Resources Inventory” (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi si pengamat. Metode pemantauan dengan “Line Intercept Transect” dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode “Point Intercept Transect” (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan sendiri monitoring kondisi terumbu karang di masing-masing lokasi DPL, yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat. Dengan demikian informasi akurat tentang perubahan kondisi terumbu karang yang terjadi di lokasi DPL dapat dicatat, untuk kemudian dilakukan langkah pengelolaan selanjutnya.

I.2. TUJUAN PENELITIAN

Melakukan studi baseline ekologi di lokasi Daerah

Perlindungan Laut (DPL), meliputi:

• Pengamatan di bidang Sistem Informasi Geografis (SIG), kondisi karang, ikan karang dan megabentos

• Membuat plot transek permanen untuk keperluan pemantauan diwaktu mendatang.

I.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup studi baseline ekologi ini meliputi empat

tahapan yaitu:

Page 17: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

3

• Tahap persiapan, meliputi kegiatan administrasi, koordinasi dengan tim penelitian baik yang berada di Jakarta maupun di daerah setempat, pengadaan dan mobilitas peralatan penelitian serta perancangan penelitian untuk memperlancar pelaksanaan survey di lapangan. Selain itu, dalam tahapan ini juga dilakukan persiapan penyediaan peta dasar untuk lokasi penelitian yang akan dilakukan.

• Tahap pengumpulan data, yang dilakukan langsung di lapangan yang meliputi data tentang tutupan karang hidup (LC), bentos dan ikan karang.

• Tahap analisa data, yang meliputi verifikasi data lapangan dan pengolahan data sehingga data lapangan bisa disajikan dengan lebih informatif.

• Tahap pelaporan, yang meliputi pembuatan laporan sementara dan laporan akhir.

Page 18: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

BAB II. METODE PENELITIAN

II.1. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian dipusatkan di Kabupaten Biak Numfor khususnya di lokasi DPL yang telah ditentukan, di pulau-pulau sekitar Kabupaten Biak Numfor. Lokasi DPL ini terletak di pulau-pulau kecil dan pesisir Pulau Biak yang meliputi 46 stasiun pengamatan, yaitu di Kecamatan Biak Timur meliputi 4 desa yaitu Desa Nurwar (BIAP 01, BIAP 02), Desa Anggaduber (BIAP 03, BIAP 04), Desa Wadibu (BIAP 05, BIAP 06, BIAP 07), Desa Saba (BIAP 08, BIAP 09); Kecamatan Padaido Bawah meliputi P. Owi (BIAP 10, BIAP 11), P. Rurbras Besar (BIAP 12, BIAP 13), P. Rubras Kecil (BIAP 14), P. Auki (BIAP 15, BIAP 16), Sandedori (BIAP 17, BIAP 18, BIAP 19, BIAP 20), P. Wundi (P. BIAP 21, BIAP 22), P. Pai (BIAP23, BIAP24), P. Nusi (BIAP25, BIAP26); serta Kecamatan Padaido Atas, meliputi Desa Supraima (Biap27, BIAP28), P. Mios Manguandi (BIAP29, BIAP30, BIAP31), P. Dawi (BIAP32, BIAP33, BIAP34), P. Nukori (BIAP35), Samber Pasi (BIAP36, BIAP37), Pulau Pasi (BIAP38, BIAP39), P. Mbromsi (BIAP40, BIAP41), D. Saribra (BIAP42, BIAP43, BIAP44) dan D. Padaidori (BIAP45, BIAP46), (Gambar 1a, 1b dan 1c).

Gambar 1a. Peta stasiun DPL di Kecamatan Biak Timur,

Kabupaten Biak Numfor,2008.

4

Page 19: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 1b. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor,2008.

Gambar 1c. Peta stasiun DPL di Kecamatan Padaido Atas,

Kabupaten Biak Numfor,2008.

5

Page 20: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

6

II.2. WAKTU PENELITIAN

Pengamatan kondisi karang dan biota lainnya di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor dilakukan pada bulan Mei 2008.

II.3. PELAKSANA PENELITIAN

Penelitian dilakukan oleh Staf CRITC-COREMAP-LIPI Jakarta, dibantu oleh beberapa Staf dan teknisi Puslit Oseanografi LIPI Jakarta dan personal CRITC daerah setempat

II.4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA

Metode penarikan sampel diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang terlibat dalam penelitian ini.

II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis)

Penyiapan Peta Dasar

Peta dasar terumbu karang dibuat dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat. Saluran panjang gelombang yang digunakan pada penelitian ini adalah saluran tampak hingga inframerah dekat dan tengah. Pada citra Landsat, saluran tersebut terdapat pada saluran 1, 2, 3, 4, dan 5. Liputan citra yang digunakan adalah liputan 1 scene Landsat dengan ukuran masing–masing 185 km x 185 km persegi pada liputan path/row 104/061 dan 103/061, yang merekam bagian timur Kepulauan Biak. Ukuran terkecil objek yang diwakili oleh satu piksel pada citra multispektral (saluran 1, 2, 3, 4, 5, dan 7) mewakili area permukaan bumi dengan ukuran 30 m x 30 m persegi.

Citra yang digunakan merupakan citra satelit Landsat ETM+ 7 level 1G, sehingga citra tersebut sudah mengalami restorasi citra yang mencakup koreksi radiometri dan koreksi geometri. Koreksi radiometri dilakukan untuk mengatasi distorsi citra yang menyebabkan gangguan yang sifatnya spektral, sedangkan koreksi geometri dilakukan untuk gangguan yang sifatnya spasial. Pada citra level 1G, koreksi geometri yang dilakukan adalah koreksi geometri untuk kesalahan atau distorsi yang sifatnya sistematis sehingga sudah diperhitungkan sebelumnya (NASA, 1999).

Page 21: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Identifikasi objek pada terumbu karang dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi saluran 1, 2, dan 3 yang merupakan saluran tampak. Saluran tampak digunakan untuk identifikasi objek di terumbu karang, karena pada panjang gelombang ini, sinar sanggup menembus kolom air hingga kedalaman 20 meter (Campbell, 1996). Saluran 4 yang merupakan saluran inframerah dekat, digunakan untuk membatasi wilayah daratan dan perairan serta untuk membedakan obyek vegetasi, dalam hal ini mangrove. Pembedaan objek vegetasi mangrove dengan vegetasi lainnya dilakukan dengan memanfaatkan saluran 5. Hal ini disebabkan karena saluran 5 merupakan saluran inframerah tengah yang peka terhadap kelembaban lahan. Mangrove tumbuh pada lahan basah, sehingga dapat dibedakan dengan vegetasi lainnya menggunakan saluran 5 ini. Ciri khas lahan yang ditumbuhi mangrove pada citra komposit saluran 453 adalah berwarna jingga gelap (Gambar 1). Warna jingga mewakili warna vegetasi yang ditonjolkan oleh saluran 4, dan warna gelap menunjukkan pada objek tersebut terletak pada lahan yang basah.

Mangrove

Vegetasi lainnya

Gambar 2. Peta dasar dengan Citra komposit.

Peta sebaran terumbu karang dan mangrove tentatif dibuat

terlebih dahulu di laboratorium sebelum dilakukan kerja lapangan. Peta ini digunakan sebagai bahan untuk pemilihan lokasi sampling dan alat bantu navigasi di lapangan. Peta

7

Page 22: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

8

tentatif ini selanjutnya akan dijadikan sebagai peta dasar terumbu karang setelah diuji/dikoreksi dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.

Pemetaan Daerah Perlindungan Laut (DPL)

Pemetaan DPL dilakukan dengan memanfaatkan informasi koordinat batas DPL yang tersedia di daerah kajian. Informasi koordinat tersebut bersifat sementara, sehingga informasi lebih lanjut/detil didapatkan melalui keterangan penduduk setempat. DPL yang dibuat oleh penduduk/masyarakat, merupakan DPL yang digunakan untuk perlindungan ekosistem terumbu karang. Penentuan batas DPL berbeda-beda tergantung pada karakteristik terumbu. Pada terumbu karang yang menempel pulau, batas DPL dapat berupa bentuk segiempat atau lebih pada tubir terumbu karang, atau dapat juga berupa wilayah yang mencakup keseluruhan rataan terumbu karang mulai dari daerah tubir hingga garis pantai dengan jalan menarik garis batas mulai dari garis pantai tegak lurus kearah tubir terumbu karang. Untuk wilayah DPL yang terletak pada gosong (patch reef) batas wilayah berupa bentuk bidang segiempat atau lebih yang disesuaikan dengan bentuk gosong.

Langkah-langkah pemetaannya adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan peta tentatif posisi DPL dilakukan dengan

jalan memasukkan koordinat DPL sementara berdasarkan informasi awal ke dalam peta dasar terumbu karang yang dikombinasikan dengan data citra satelit. Peta tentatif ini nantinya digunakan sebagai panduan untuk mendatangi lokasi yang diduga sebagai DPL pada saat kerja lapangan.

2. Setelah peta dibawa ke lapangan, melalui informasi yang didapat di lapangan baik melalui informasi penduduk maupun dari dinas terkait, maka ujung-ujung batas DPL dipetakan dengan mencatat koordinatnya menggunakan alat GPS. Pembuatan sket bentuk DPL juga dilakukan agar dapat digunakan sebagai panduan dalam penarikan garis batas pada saat pembuatan peta DPL.

3. Pembuatan peta DPL dilakukan di laboratorium dengan memanfaatkan perangkat lunak SIG dan pengolah data tabular (excel). Data yang diambil dari GPS merupakan data koordinat ujung-ujung batas DPL yang bentuknya berupa data tabular. Data ini diolah didalam perangkat lunak SIG menjadi peta sebaran titik. Kemudian, titik-

Page 23: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

9

titik tersebut dihubungkan dengan garis sehingga membentuk sebuah wilayah DPL, sehingga dapat diketahui luasannya.

II.4.2. Karang

Bahan yang dibutuhkan untuk pengamatan karang, biota bentik dan substrat (komponen bentik) ialah peralatan selam lengkap (SCUBA), perahu motor (rubber boat), alat tulis dalam air (kertas, pensil), papan pengalas, pita berskala (100 m), besi (diameter ±20 mm) dengan panjang 30 cm yang digunakan sebagai patok, martil (palu) dan tali plastik (nilon) ukuran diameter 6 mm.

Metode yang digunakan adalah metode transek garis, panjang transek 25 meter, dibentangkan sejajar garis pantai dimana daratan/pulau berada di sebelah kiri. Pencatatan kehadiran koloni karang dilakukan dengan “Point Intercept Transect (PIT)“ tiap koloni karang, biota bentos maupun substrat yang dilewati atau berada di bawah garis transek dicatat dengan interval 50 cm. Secara teknis di lapangan, yang dicatat ialah komponen bentik dimulai dari titik 0,50; 1; 1,50; 2; 2,5 dan seterusnya sampai ke titik 25. Total jumlah titik yang dilalui dan dicatat, 50 titik. Transek dilakukan di daerah lereng terumbu bagian atas dengan asumsi pertumbuhan karang batu cukup baik di area ini. Data pengamatan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel untuk kepentingan analisa lanjutan antara lain untuk melihat persentase kehadiran jenis karang, biota bentik dan substrat. Disamping itu untuk melengkapi laporan ini dibuat deskripsi lokasi dan gambar bentuk dasar perairan tiap lokasi. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk Tabel maupun peta tematik. Untuk analisa data hanya dilakukan secara deskriptif, dengan perhitungan persentase komponen bentik sebagai berikut:

Jumlah Tiap Komponen

(%) Jumlah individu = ------------------------------ x 100 % Total Komponen

Page 24: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

10

II.4.3. Megabentos

Sampling dilakukan sesudah kegiatan PIT, dengan metode ”Reef Check” pada transek yang sama sepanjang 25 m dan dengan lebar 1 meter ke kanan dan 1 meter ke kiri dari garis transek. Total bidang pengambilan/pencatatan biota makrobentik: (2 X 25) m2 = 50 m2. Biota yang dicatat jumlah individunya sepanjang transek ialah:

Lobster (udang barong) ”Banded coral shrimp” (udang karang kecil yang hidup

di sela cabang karang Acropora spp, Pocillopora spp. atau Seriatopora spp.)

Acanthaster planci (bintang bulu seribu) Diadema setosum (bulu babi hitam) “Pencil sea urchin” (bulu babi seperti pensil) “Large Holothurian” (teripang ukuran besar,

panjangnya ≥ 20 cm) “Small Holothurian” (teripang ukuran kecil,

panjangnya < 20 cm) “Large Giant Clam” (kima ukuran besar, panjangnya ≥

20 cm) “Small Giant Clam” (kima ukuran kecil, panjangnya <

20 cm) Trochus niloticus (lola) Drupella sp. (sejenis keong, berukuran kecil yang

hidup disela-sela karang) “Mushroom coral’ (karang jamur, Fungia spp.)

II.4.4. Ikan Karang

Seperti halnya karang, pengamatan ikan dilakukan di sepanjang garis transek. Metode yang digunakan yaitu metode ”Underwater Fish Visual Census” (UVC), dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 25 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5x25) = 125 m2. Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda et al. (1984), Kuiter (1992) dan Lieske & Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall & Heemstra (1991) dan Heemstra & Randall (1993).

Page 25: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

11

Selain itu juga dihitung kelimpahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/transek. Data kelimpahan tiap jenis ikan karang yang dicatat di masing-masing stasiun transek, ditampilkan dalam bentuk tabel dan peta tematik.

Jenis-jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (ENGLISH et al., 1997), yaitu:

a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang / daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kaka tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);

b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);

c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5–25 cm, dengan karakteristik warna yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada diperairan terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).

Page 26: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

III. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan akan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang diamati, yaitu SIG, karang, megabentos dan ikan karang. Karena luasnya pulau, untuk menjadikan lebih informatif, peta-peta yang ditampilkan dipilah menjadi beberapa gambar.

III.1. Hasil Pengamatan SIG

Hasil pengamatan SIG disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan polygon dan luas daerah DPL (Gambar 3, 4 dan 5). Posisi masing-masing DPL disajikan dalam lampiran.

Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Perlindungan Laut di Kabupaten

Biak Numfor, 2008. Daerah Perlindungan Laut (DPL) di lokasi COREMAP di

Kabupaten Biak Numfor yang dilakukan transek PIT berjumlah 21 (Gambar 3). Keseluruhan DPL berada di sebelah Timur Kabupaten Biak Numfor. Kabupaten Biak Numfor itu sendiri memiliki dua pulau besar yaitu Pulau Biak dan Pulau Numfor. Pulau Biak merupakan pulau yang paling besar dan pusat dari kabupaten tersebut. DPL yang terdapat di pesisir Pulau Biak hanya berjumlah 4 yaitu DPL Nurwar, DPL Anggaduber, DPL Wadibu, dan DPL Saba. DPL lainnya terletak pada rataan terumbu yang terdapat di gugusan pulau-pulau

12

Page 27: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

kecil yang berada di sebelah Tenggara Pulau Biak. Secara umum, rataan terumbu pada DPL yang berada di pesisir Pulau Biak relatif sempit. Rataan terumbu yang sempit biasanya berasosiasi dengan kondisi topografi pulau yang berbukit hingga bergelombang, serta dataran pantai yang sempit. Sebaliknya, pada pulau-pulau kecil yang bertopografi landai hingga datar memiliki rataan terumbu yang relatif lebar. Kondisi demikian mempengaruhi ukuran luas DPL yang ditentukan.

Gambar 4. Peta bentuk dan luas DPL di pesisir Kecamatan Biak

Timur , Kabupaten Biak Numfor, 2008. Peta pada Gambar 4 menunjukkan 4 DPL yang berada di pesisir

Timur – Tenggara Pulau Biak. Wilayah DPL tersebut relatif sempit dengan luas masing-masing DPL antara lain; 1) DPL Saba 2,2 ha, 2) DPL Wadibu 2,42 ha, 3) DPL Anggaduber 1,04 ha, dan 4) DPL Nurwar 5,43 ha. Keseluruhan DPL tersebut masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Biak Timur, dan lokasinya saling berdekatan. Selisih jarak terjauh yaitu antara DPL Anggaduber dengan DPL Nurwar yang jaraknya mencapai ± 6 Km. DPL Nurwar lebih luas dibandingkan dengan 3 DPL lainnya pada Gambar 3, karena DPL ditentukan hingga batas garis pantai. Rataan terumbu pada DPL tersebut juga lebih lebar yaitu ± 400 meter. Hal ini sejalan dengan kondisi pantainya yang relatif datar dan lebar dengan kombinasi vegetasi mangrove.

13

Page 28: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 5. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau

Padaido, Kabupaten Biak Numfor, 2008. Wilayah DPL pada peta Gambar 5 cenderung luas karena terdapat di gugusan pulau-pulau kecil yang rataan terumbunya cenderung lebih lebar. DPL pada Gambar 3 keseluruhan terdapat pada terumbu kategori “fringing reef”. DPL yang luas, penarikan batasnya cenderung mengikuti lebar terumbu hingga mencapai garis pantai. Tipe DPL seperti demikian pada Gambar 5 antara lain: 1) DPL P. Owi 8,99 ha, 2) DPL P. Rurbas Besar 2,68 ha, 3) DPL Rurbas Kecil 1,82 ha, 4) DPL P. Auki II 34,77 ha, 5) DPL P. Wundi 70,99 ha, dan 6) DPL P. Pai 37,7 ha. DPL lainnya yaitu DPL P. Auki I hanya memiliki wilayah pada ujung tubir terumbu dengan luas hanya 2,45 ha. Terumbu yang terdapat pada P. Auki, P. Wundi, P. Nusi, dan P. Pai saling terhubung membentuk rataan terumbu yang luas dengan bentuk melingkar seperti cincin (atol). Jika dilihat pada Gambar 3, 5 DPL terdapat pada terumbu tersebut dan wilayahnya cenderung lebih luas daripada DPL yang berada pada terumbu P. Owi, P. Rurbas Besar, dan P. Rurbas Kecil.

14

Page 29: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 6. Peta bentuk dan luas DPL di Kecamatan Pulau-Pulau

Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Peta pada Gambar 6 menampilkan wilayah DPL yang terdapat pada ujung Timur wilayah kegiatan survei baseline DPL. Keseluruhan DPL pada Gambar 6 terdapat pada terumbu kategori “fringing reef”. Luas masing-masing DPL antara lain; 1) DPL Padaido 6,43 ha, 2) DPL Mbromsi 5,99 ha, 3) DPL Nyansoren 10,15 ha, 4) DPL P. Pasi 10,52 ha, 5) DPL Sumber Pasi 5,44 ha, 6) DPL Mios Manguandi 38,17 ha, 7) DPL Supraima 22,95 ha, 8) DPL P. Nukori 3,34 ha, dan 9) DPL P. Dawi 46,12 ha. P. Bromsi, P. Pasi, dan P. Manggwandi masing-masing memiliki 2 DPL, karena memiliki pulau dan rataan terumbu yang lebih luas. Walaupun demikian, wilayah DPL terluas terdapat pada Pulau Dawi. Pulau Dawi tidak lebih besar daripada pulau lainnya, tetapi memiliki rataan terumbu yang cukup lebar hingga mencapai ± 560 meter, bahkan terumbunya terhubung hingga P. Nukori yang juga terdapat DPL.

Berdasarkan perhitungan luasan DPL melalui analisa SIG (Sistem Informasi Geografi) maka didapatkan jumlah total luasan 21 DPL yang terdapat di Kabupaten Biak yaitu sebesar 331,96 Ha atau 3,32 Km2. Jika dibandingkan dengan total luasan terumbu karang di Kabupaten Biak yaitu 207,28 Km2 (Wnardi, 2008), maka persentase total luas DPL terhadap luasan terumbu karang adalah 1,6%. Berdasarkan data tersebut, maka 98,39% luasan terumbu karang di Kabupaten Biak merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan positif lainnya.

15

Page 30: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

16

III.2. Hasil Pengamatan Karang

Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Biak Numfor dilakukan di 21 lokasi dengan total 46 transek (Point Intercept Transect), yang termasuk dalam 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Biak Timur (4 Lokasi), Kecamatan Padaido Bawah (8 Lokasi) dan Kecamatan Padaido Atas (9 Lokasi). Masing-masing lokasi dibuat sebanyak 1-4 transek permanen, tergantung dari luas masing-masing lokasi DPL, dengan rata-rata panjang (sejajar garis pantai) ± 400-1.200 meter. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan peta tematik. Untuk menampilkan peta yang lebih jelas dan informatif, maka peta tematik ditampilkan dalam beberapa gambar. Hasil pengamatan diuraikan selanjutnya berdasarkan wilayah kecamatan dimana DPL itu berada.

Kecamatan Biak Timur

1. DPL Desa Nurwar

Lokasi DPL di Desa Nurwar terletak di Kecamatan Biak Timur, Pulau Biak. Pantai ditumbuhi oleh vegetasi mangrove diselingi dengan tumbuhan pantai lainnya. Panjang reef flat ± 300 m, yang didominasi oleh turf algae, patahan karang mati (rubble, R) dan bongkahan karang (bolder). Kemiringan lereng terumbu ± 45°. Di lokasi ini hanya dilakukan 2 kali transek permanen. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang atau tidak berarus, dengan jarak pandang ± 8-10 meter. Substrat dasar tersusun dari patahan karang, sebagian berpasir, dan lumpur yang ditumbuhi sedikit lamun. Pertumbuhan karang pada lokasi ini relatif jarang, dan hanya ditemukan jenis Porites lobata, Favites sp. dan karang lunak Sinularia spp. Indikasi kerusakan terumbu karang yang terjadi pada lokasi ini disebabkan oleh ledak bom, yang digunakan oleh penduduk setempat untuk menangkap ikan.

Dari hasil transek yang dilakukan, tidak ditemukan jenis-jenis karang dari kelompok Acropora, serta jenis karang dari kelompok Non-Acropora, hanya diwakili oleh Porites lobata. Jenis karang pada lokasi ini, adalah yang terendah dibandingkan dengan jenis-jenis karang yang dicatat pada DPL lainnya. Sedangkan dari komponen lain, didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA), dengan persentase tutupan sebesar 56% dan 68%, dan diikuti oleh kategori patahan karang (R), yaitu 38% dan 22 %. Kedua kategori ini ditemukan secara bersama-sama pada transek BIAP1 dan BIAP2. Jumlah total nilai persentase komponen lain pada kedua lokasi tersebut ditemukan relatif berimbang, (Tabel 1).

Page 31: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

17

Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Nurwar, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP1 BIAP2 BIAP1 BIAP2

NON-ACROPORA Porites lobata 1 2 2 4 Total 1 2 2 4 Komponen Lain DCA 28 34 56 68 SC 1 1 2 2 R 19 11 38 22 S 1 2 2 4 Total 49 48 98 96 Jumlah total 50 50 100 100

2. DPL Desa Anggaduber

Sama dengan Lokasi DPL Desa Nurwar, DPL Desa Anggaduber juga terletak di Kecamatan Biak Timur, Pulau Biak. Pantai berpasir putih yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Panjang reef flat ± 100 m, dengan lereng terumbu yang agak curam, yaitu ± 70°. Di lokasi ini dilakukan 2 kali transek permanen. Pertumbuhan karang batu pada daerah reef slope didominasi oleh Porites lobata, karang dengan bentuk pertumbuhan “massive” yaitu jenis Oulophyllia sp. dan Diploastera heliopora. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang, tidak berarus, dan jernih, dengan jarak pandang ± 8-10 meter. Substrat dasar tersusun dari patahan karang dan sebagian berpasir, yang ditumbuhi sedikit lamun. Pada kedalaman 5 m, Pertumbuhan karang relatif jarang. Dalam pengamatan ini juga ditemukan biota lain seperti Acanthaster plancii.

Dari hasil transek yang dilakukan, tidak ditemukan jenis-jenis karang dari kelompok Acropora. Sedangkan dari kelompok Non-Acropora, hanya diwakili oleh Favia sp., Merulina scabricula, Millepora sp., Montipora sp. dan Porites lobata. Dari jenis karang batu yang dicatat dalam pengamatan, Millepora sp. memiliki nilai persentase tutupan yang cukup tinggi dibandingkan jenis lainnya, yaitu sebesar 8% (BIAP3). Secara umum, kehadiran jenis-jenis karang batu Pada BIAP3 lebih beragam dibandingkan BIAP4 (1 jenis). Dari komponen lain, hanya didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA), yaitu sebesar 58% dan 80% yang dicatat pada transek BIAP3 dan BIAP4. Sedangkan kategori lain seperti other biota (OT), karang lunak (SC), alga (FS) dan patahan karang (R), memiliki persentase tutupan relatif rendah, yaitu di bawah 15%, (Tabel 2).

Page 32: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

18

Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Anggaduber, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP3 BIAP4 BIAP3 BIAP4

NON-ACROPORA Favia sp. 2 0 4 0 Merulina scabricula 1 0 2 0 Millepora sp. 4 0 8 0 Montipora sp. 1 0 2 0 Porites lobata 1 2 2 4 Total 9 2 18 4 Komponen Lain DCA 29 40 58 80 SC 2 1 4 2 OT 7 5 14 10 FS 2 0 4 0 R 1 2 2 4 Total 41 48 82 96 Jumlah total 50 50 100 100

3. DPL Desa Wadibu (Sariori)

Lokasi daerah perlindungan laut (DPL) Desa Wadibu (Sariori), berdekatan dengan Desa Anggaduber, dan termasuk dalam Kecamatan Biak Timur, Pulau Biak. Pantai berpasir putih, ditumbuhi oleh tumbuhan kelapa dan vegetasi pantai lainnya. Panjang reef flat cukup bervariasi, ± 50 m hingga 100 m, dengan pertumbuhan karang didominasi oleh Porites sp, Montipora, Millepora (CME) dan rock (RK). Lereng terumbu relatif curam, dengan sudut kemiringan ± 50° - 70°. Di lokasi ini dilakukan 3 kali transek permanen. Pertumbuhan karang batu pada daerah lereng terumbu didominasi oleh Pocillopora sp, Porites,(massive), karang Millepora (CME), dan jenis karang lainnya yang baru tumbuh. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang atau tidak berarus, dengan kecerahan ± 9 – 10 meter. Substrat dasar berupa batu, yang ditumbuhi oleh “turf algae” dan alga jenis alga Halimeda sp.. Di lokasi ini banyak ditemukan algae Turbinaria sp., selain itu ditemukan juga bulu babi Diadema sp. dan Acanthaster planci.

Sama dengan kedua lokasi sebelumnya, jenis-jenis karang dari kelompok Acropora juga tidak ditemukan di lokasi ini. Karang kelompok Non-Acropora, dicatat sebanyak 13 jenis, didomonasi

Page 33: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

19

oleh Porites lobata, dengan persentase tutupan tertinggi ditemukan pada transek BIAP5 dan BIAP7, masing-masing 12% dan 16%, (Tabel 3). Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang dominan, dengan persentase tutupan pada masing-masing transek sebesar 50% (BIAP5), 46% (BIAP6) dan 48% (BIAP7). Sedangkan karang lunak (SC), memiliki nilai persentase tutupan yang terendah, yaitu 2% yang dicatat di lokasi BIAP7.

Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat

di lokasi DPL Desa Wadibu (Sariori), Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP5 BIAP6 BIAP7 BIAP5 BIAP6 BIAP7

NON-ACROPORA Favia speciosa 1 0 0 2 0 0 Millepora sp. 0 0 3 0 0 6 Montipora sp. 1 2 0 2 4 0 Montipora venosa 1 1 0 2 2 0 Montipora verrucosa 0 1 0 0 2 0 Pavona varians 1 0 0 2 0 0 Platygyra pini 0 1 0 0 2 0 Platygyra sinuosa 1 0 0 2 0 0 Pocillopora damicornis 1 0 0 2 0 0 Porites lobata 6 2 8 12 4 16 Porites lutea 3 0 0 6 0 0 Porites rus 0 0 1 0 0 2 Porites sp. 1 0 0 2 0 0 Total 16 7 12 32 14 24 Komponen Lain DCA 25 23 24 50 46 48 SC 0 0 1 0 0 2 SP 2 2 0 4 4 0 OT 4 18 7 8 36 14 R 3 0 4 6 0 8 S 0 0 2 0 0 4 Total 34 43 38 68 86 76 Jumlah total 50 50 50 100 100 100

4. DPL Desa Saba

Daerah Perlindungan Laut (DPL) Desa Saba terletak paling barat dari semua lokasi yang terdapat di Biak Timur. Di lokasi ini hanya dilakukan 2 kali transek permanen. Pantai berpasir putih, serta banyak ditumbuh oleh vegetasi pohon kelapa. Panjang rataan terumbuh ± 500 m, dan banyak ditemukan karang dari jenis Porites sp. dan karang api Millepora sp. Lereng terumbu tergolong landai

Page 34: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

20

dengan substrat karang mati, yang ditumbuhi oleh “turf algae”. Sepanjang lereng terumbu, pertumbuhan karang sangat sedikit ditemukan alga Halimeda sp., karang Tubastrea micrantha, Porites lobata dan “sea fan” atau jenis gorgonia, adalah jenis-jenis yang banyak ditemukan pada garis transek.

Karang batu yang dicatat dalam pengamatan ini adalah sebanyak 6 jenis, dan hanya diwakili oleh kelompok Non-Acropora. Kehadiran jenis karang batu dari kelompok Non-Acropora cenderung berimbang (BIAP9), terutama oleh Porites lobata, diikuti oleh Montipora sp. dan Tubastrea micrantha. Masing-masing memiliki persentase tutupan sebesar 8% dan 6%. Sedangkan jenis yang memiliki nilai persentase tutupan terendah adalah Cyphastrea microphthalma dan Montipora foliosa, masing-masing 2%. Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang dominan, dengan persentase tutupan pada masing-masing transek sebesar 48% dan 36%, dan diikuti oleh OT dengan nilai persentase tutupan 34% dan 20%. Sedangkan spong (SP), karang lunak (SC), alga (FS) dan patahan karang (R) memiliki nilai persentase tutupan di bawah 10%. Komposisi jenis dan persentase tutupan karang batu ditampilkan pada Tabel 4. Persentase tutupan karang dan komponen bentik serta substrat lainnya di pesisir Biak Timur disajikan dalam bentuk peta tematik pada Gambar 7.

Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat

di lokasi DPL Desa Saba, Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP8 BIAP9 BIAP8 BIAP9

NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Millepora sp. 2 2 4 4 Montipora foliosa 0 1 0 2 Montipora sp. 1 3 2 6 Porites lobata 0 4 0 8 Tubastrea micrantha 0 3 0 6 Total 4 13 8 26 Komponen Lain DCA 24 18 48 36 SC 0 1 0 2 SP 4 1 8 2 OT 17 10 34 20 FS 1 4 2 8 R 0 3 0 6 Total 46 37 92 74 Jumlah total 50 50 100 100

Page 35: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 7. Persentase jumlah individu, biota bentik dan substrat

hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.

Kecamatan Pulau-Pulau Padaido Bawah.

5. DPL Pulau Owi

Lokasi ini, berupa pulau-pulau kecil terletak di bagian selatan Pulau Biak, termasuk dalam Kecamatan Padaido Bawah. Bagian pantai ditutupi pasir putih yang ditumbuhi oleh pohon kelapa dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Panjang rataan terumbu ± 1 km, dengan karang didominasi oleh “turf algae”. Kemiringan lereng terumbu ± 30°-45°. Pada lokasi ini hanya dilakukan 2 kali transek permanen. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang atau tidak berarus, dengan kecerahan berkisar antara 14 – 16 meter. Substrat dasar tersusun dari patahan karang dan sebagian berpasir, dan selanjutnya karang mati yang ditumbuhi sedikit lamun.

Dari hasil transek dicatat sebanyak 9 jenis karang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu Acropora (4 jenis) dan Non-Acropora (5 jenis).

21

Page 36: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

22

Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Owi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP10 BIAP11 BIAP10 BIAP11

ACROPORA Acropora florida 2 3 4 6 Acropora formosa 3 1 6 2 Acropora hyacinctus 0 2 0 4 Acropora sp. 24 18 48 36 Total 29 24 58 48 NON-ACROPORA Montipora informis 0 3 0 6 Montipora sp. 2 1 4 2 Pocillopora sp. 1 0 2 0 Pocillopora verrucosa 0 1 0 2 Seriatopora sp. 1 0 2 0 Total 4 5 8 10 Komponen Lain DCA 10 11 20 22 OT 1 4 2 8 FS 3 5 6 10 R 2 0 4 0 S 1 1 2 2 Total 17 21 34 42 Jumlah total 50 50 100 100

Jenis karang pada lokasi ini hanya didominasi oleh Acropora sp., dengan nilai persentase tutupan sebesar 48% (BIAP10) dan 36% (BIAP11), untuk jenis-jenis karang lain, memiliki nilai persentase tutupan kurang dari 10% pada kedua lokasi transek. Sedangkan komponen lain didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA) dengan persentase tutupan sebesar 20% (BIAP10) dan 22% (BIAP11) dan diikuti oleh alga (FS), yaitu 10% yang ditemukan pada transek BIAP11, (Tabel 5).

6. DPL Pulau Rubras Besar

Transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini sama dengan lokasi lainnya, yaitu sebanyak 2 kali transek. Ini disebabkan oleh sempitnya DPL pada lokasi tersebut. Pantai berpasir putih ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas memiliki lebar ± 100 m - 250 m ke arah tubir,

Page 37: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

23

dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh Acropora spp., (bentuk pertumbuhan bercabang dan bentuk meja) Pocillopora sp. dan alga jenis Valonia sp. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Perairan jernih dengan jarak pandang ± 10 m. Lereng terumbu landai dengan sudut kemiringan 15°-20°. Jenis-jenis karang batu yang umum ditemukan pada lereng terumbu (tubir) adalah dari marga Acropora, Porites, Pocillopora, dan Montipora.

Pada pengamatan ini, ditemukan sebanyak 24 jenis karang batu, yang terdiri dari Kelompok Acropora (7 jenis) dan Non-Acropora (17 jenis). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total persentase tutupan kelompok karang Acropora tertinggi hanya terdapat di lokasi transek BIAP12, yaitu sebesar 28%. Sama halnya dengan kelompok Acropora, total persentase tutupan tertinggi dari jenis karang Non-Acropora, juga terdapat di transek BIAP12, yaitu 48%. Sedangkan komponen lain, didominasi oleh kategori karang mati beralgae (DCA), jenis ini dicatat dengan persentase tutupan sebesar 44% (BIAP13), sedangkan persentase tutupan terendah diwakili oleh soft coral (SC), yaitu 2% (BIAP12), Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Besar, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP12 BIAP13 BIAP12 BIAP13

ACROPORA Acropora clathrata 4 0 8 0 Acropora grandis 1 0 2 0 Acropora hyacinctus 2 0 4 0 Acropora millepora 1 0 2 0 Acropora paniculata 3 0 6 0 Acropora sp. 2 0 4 0 Acropora tenuis 1 0 2 0 Total 14 0 28 0 NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Cyphastrea serailia 0 1 0 2 Favia pallida 1 0 2 0 Goniastrea sp. 0 1 0 2 Hydnophora rigida 1 0 2 0 Madracis sp. 1 0 2 0 Montastrea sp. 0 1 0 2 Montipora millepora 0 1 0 2

Page 38: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

24

Montipora sp. 1 1 2 2 Montipora venosa 0 1 0 2 Pocillopora meandrina 1 0 2 0 Pocillopora verrucosa 7 1 14 2 Porites cylindrical 1 0 2 0 Porites lobata 5 2 10 4 Porites lutea 2 0 4 0 Porites nigrescens 0 3 0 6 Porites rus 3 1 6 2 Total 24 13 48 26 Komponen Lain DCA 4 22 8 44 SC 1 0 2 0 SP 2 0 4 0 OT 5 0 10 0 FS 0 6 0 12 R 0 3 0 6 S 0 6 0 12 Total 12 37 24 74 Jumlah Total 50 50 100 100

7. DPL Pulau Rubras Kecil

Daerah Perlindungan Laut (DPL) Pulau Rubras Kecil terletak di sebelah timur Pulau Rubras Besar. Di lokasi ini hanya dilakukan 1 kali transek permanen. Daerah pantai lokasi ini banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa dan vegetasi tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas memiliki lebar ± 100 meter ke arah tubir, dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh karang lunak, Acropora dan “turf algae”. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Perairan jernih dengan jarak pandang sekitar 12 meter. Lereng terumbu tergolong landai dengan substrat tersusun dari pasir dan pecahan karang mati yang banyak ditumbuhi oleh alga Halimeda spp.

Jenis-jenis karang batu yang umum ditemukan di lereng terumbu (tubir) adalah dari jenis Porites, Acropora dan Montipora. Dalam pengamatan ini, jenis karang dari kelompok Acropora hanya diwakili oleh Acropora brueggemanni. Jenis ini hadir dengan nilai persentase tutupan tertinggi, yaitu sebesar 12%. Sedangkan jenis-jenis karang batu dari kelompok Non-Acropora memiliki nilai persentase tutupan yang cukup berimbang, dengan kata lain, tidak ada dominansi tutupan dari jenis tertentu. Jenis karang dan biota bentik lain ditampilkan pada Tabel 7.

Dari empat kategori yang dicatat dalam pengamatan ini, hanya patahan karang (R), yang memiliki nilai persentase tutupan

Page 39: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

25

tertinggi, yaitu sebesar 38%, kemudian diikuti oleh karang mati beralgae (DCA) 22%. Sedangkan untuk kategori biota lain (OT) dan alga (FS), masing-masing memiliki persentase tutupan 12% dan 2%.

Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Rubras Kecil, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu

% Jumlah Individu

BIAP14 BIAP14 ACROPORA Acropora brueggemanni 6 12 Total 6 12 Non-ACROPORA Fungia fungites 1 2 Fungia molluccensis 1 2 Montipora sp. 2 4 Montipora venosa 2 4 Porites nigrescens 1 2 Total 13 26 Komponen Lain DCA 11 22

OT 6 12 FS 1 2 R 19 38 Total 37 74 Jumlah total 50 100

8. DPL Pulau Auki

Pengamatan di DPL, Pulau Auki, dilakukan sebanyak 2 transek permanen. Daerah pantai ditutupi oleh pasir putih, yang ditumbuhi oleh vegetasi semak belukar dan pohon kelapa. Panjang reef flat ± 1 Km, pertumbuhan karang pada areal ini didominasi oleh turf algae. Lereng terumbu tergolong landai dengan sudut kemiringan ± 12°-14°, dengan substrat terdiri dari pasir dan karang mati yang ditutupi “turf algae”. Pertumbuhan karang di lereng terumbu tidak begitu padat, namun relatif beragam terutama jenis-jenis dari marga Acropora, Montipora, Faviidae, Platygyra dan Goniastrea. Dominasi biota lain yang ditemukan dalam pengamatan ini adalah dari jenis Fungia spp. dan Halimeda.

Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 1 jenis, yang diwakili oleh Acropora sp. dan Non-Acropora 20 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

Page 40: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

26

total individu karang pada kedua lokasi transek relatif berimbang dengan kisaran nilai persentase

Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Auki, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Indivudu % Jumlah Individu BIAP15 BIAP16 BIAP15 BIAP16

ACROPORA Acropora sp. 2 2 4 4 Total 2 2 4 4 NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum 0 1 0 2 Diploastrea heliopora 0 1 0 2 Echinophora lamellosa 1 0 2 0 Favia sp. 0 2 0 4 Favia stelligera 1 0 2 0 Favites abdita 0 2 0 4 Favites halicora 0 1 0 2 Favites sp. 4 2 8 4 Goniastrea sp. 1 1 2 2 Goniopora retiformis 2 0 4 0 Hydnophora rigida 1 0 2 0 Montipora informis 0 1 0 2 Montipora sp. 1 1 2 2 Pavona sp. 0 1 0 2 Platygyra daedalea 1 0 2 0 Pocillopora damicornis 2 0 4 0 Porites cylindrica 0 1 0 2 Porites lobata 0 3 0 6 Porites lutea 3 2 6 4 Porites sp. 1 0 2 0 Seriatopora hystrix 0 2 0 4 Total 18 21 36 42 Komponen Lain DC 0 1 0 2 DCA 18 21 36 42 SC 0 3 0 6 SP 4 0 8 0 R 7 1 14 2 S 1 1 2 2 Total 30 27 60 54 Jumlah total 50 50 100 100

Page 41: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

27

tutupan antara 2%-8%. Kehadiran jenis-jenis karang batu dengan persentase tutupan yang relatif sama mengindikasikan bahwa komposisi jenis karang batu pada kedua lokasi transek cenderung sama pula.

Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA) ditemukan dengan jumlah individu yang dominan pada kedua lokasi transek tanpa diikuti oleh jenis lainnya. Kategori ini hadir dengan persentase tutupan sebesar 36% pada BIAP15 dan 42% (BIAP16). Sedangkan karang mati (DC) dan pasir (S) adalah jenis yang memiliki persentase tutupan yang terendah, yaitu 2%. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di lokasi transek ditampilkan pada Tabel 8.

9. DPL Desa Sandidori

Pada DPL di Desa Sandidori dilakukan sebanyak 4 kali transek permanen. Lokasi ini memiliki pantai berpasir putih yang ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas landai, dengan panjang ± 400 m - 1 km ke arah tubir. Lereng terumbu landai hingga cukup curam dengan sudut kemiringan sekitar 30° -60°. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 5 meter. Perairan jernih dengan jarak pandang sekitar 8-10 meter, memiliki substrat keras yang ditutupi “turf algae”. Pertumbuhan karang batu di daerah lereng terumbu (tubir) tidak merata atau secara bergerombol dan didominasi oleh karang bentuk “massive” seperti marga Porites, Favia dan Goniastrea, diikuti karang lunak, kelompok gorgonia dan biota lainnya. Indikasi kerusakan terumbu diakibatkan oleh adanya penggunaan bom dalam penangkapan ikan.

Dari hasil transek, dicatat sebanyak 19 jenis karang batu, dengan rincian 2 jenis dari kelompok Acropora dan 17 jenis dari kelompok Non-Acropora. Di lokasi ini, semua jenis karang batu memiliki nilai persentase tutupan yang cukup berimbang. Dengan kata lain, tidak adanya jenis yang dominan baik untuk kelompok Acropora maupun Non-Acropora. Dari 4 stasiun transek permanen, Kelompok karang Acropora hanya dicatat pada transek BIAP17, dibandingkan dengan kelompok Non-Acropora yang hadir pada semua lokasi. Sedangkan komponen lain dicatat sebanyak 7 kategori, yang didominasi oleh karang mati beralge (DCA). Kategori ini memiliki nilai persentase tutupan tertinggi pada semua lokasi transek, masing-masing 22% (BIAP17), 26% (BIAP18), 30% (BIAP19) dan 31 (BIAP20), dan yang memiliki nilai persentase tutupan terendah adalah spong (SP), yaitu 2% dan 4%, (Tabel 9).

Page 42: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

28

Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Sandidori, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Indivudu % Jumlah Individu

BIAP 17

BIAP 18

BIAP 19

BIAP 20

BIAP 17

BIAP 18

BIAP 19

BIAP 20

ACROPORA Acropora humilis 1 0 0 0 2 0 0 0 Acropora sp. 1 0 0 0 2 0 0 0 Total 2 0 0 0 4 0 0 0 NON-ACROPORA Diploastrea heliopora 1 4 0 0 2 8 0 0 Echinophora lamellosa 0 0 1 0 0 0 2 0 Favia sp. 1 0 0 0 2 0 0 0 Favia stelligera 1 0 0 0 2 0 0 0 Favites abdita 1 0 0 0 2 0 0 0 Favites chinensis 0 0 1 0 0 0 2 0 Favites sp. 0 0 2 1 0 0 4 2 Galaxea fascicularis 0 1 0 0 0 2 0 0 Goniastrea sp. 0 0 2 0 0 0 4 0 Goniopora retiformis 1 0 0 1 2 0 0 2 Goniopora sp. 1 0 0 0 2 0 0 0 Merulina scabricula 0 0 0 1 0 0 0 2 Montipora informis 0 0 0 1 0 0 0 2 Montipora sp. 0 0 1 1 0 0 2 2 Montipora spumosa 1 0 0 0 2 0 0 0 Oxypora lacera 0 0 0 1 0 0 0 2 Porites lobata 1 0 1 0 2 0 2 0 Porites lutea 0 0 2 0 0 0 4 0 Porites nigrescens 0 0 1 0 0 0 2 0 Psammocora sp. 0 0 0 1 0 0 0 2 Total 8 5 11 7 16 10 22 14 Komponen Lain DC 2 0 0 0 4 0 0 0 DCA 22 26 30 31 44 52 60 62 SC 0 5 1 1 0 10 2 2 SP 1 0 2 0 2 0 4 0 OT 4 7 3 2 8 14 6 4 R 1 4 3 5 2 8 6 10 S 10 3 0 4 20 6 0 8 Total 40 45 39 43 80 90 78 86 Jumlah total 50 50 50 50 100 100 100 100

Page 43: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

29

10. DPL Pulau Wundi

Pengamatan di DPL, Pulau Wundi, dilakukan sebanyak 2 transek permanen. Daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi pantai dan pohon kelapa, dengan substrat pasir putih. Pertumbuhan karang di rataan terumbu atas didominasi oleh jenis-jenis dari marga Pocillopora, Pavona dan Porites diikuti Acropora. Lereng terumbu landai, perairan jernih tidak berarus, dengan jarak pandang sekitar 20 meter. Pertumbuhan karang batu pada daerah ini terdiri dari jenis-jenis dari marga Pocillopora, Acropora dan Montipora, diikuti karang lunak. Dominasi biota lain yang ditemukan dalam pengamatan adalah kima, baik pada terumbu atas maupun lereng terumbu.

Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 4 jenis, dan Non-Acropora 19 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total individu karang pada kedua lokasi transek relatif berimbang, dan hanya Pocillopora damicornis (BIAP21) yang relatif dominan, jenis ini dicatat dengan persentase tutupan sebesar 12%. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa kehadiran karang dari kelompok Acropora sangat sedikit, baik dari jumlah jenis maupun persentase tutupan, bila dibandingkan dengan kelompok Non-Acropora, (Tabel 10). Dari komponen lain, kategori karang lunak (SC) dan karang mati beralgae (DCA) ditemukan dengan nilai persentase tutupan tertinggi pada transek BIAP21, masing-masing 20% dan 14%. Sedangkan pada BIAP22 persentase tutupan tertinggi hanya diwakili oleh DCA, yaitu sebesar 34%. Komposisi karang batu dan nilai persentase di setiap lokasi ditampilkan pada.

Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Wundi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP21 BIAP22 BIAP21 BIAP22

ACROPORA Acropora formosa 0 2 0 4 Acropora hyacinctus 1 0 2 0 Acropora sp. 0 1 0 2 Acropora tenuis 1 1 2 2 Total 2 4 4 8 NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Favia pallida 1 1 2 2 Favites halicora 1 0 2 0

Page 44: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

30

Galaxea astreata 0 1 0 2 Montipora incrassate 4 2 8 4 Montipora informis 4 2 8 4 Montipora monasteriata 0 3 0 6 Montipora sp. 3 2 6 4 Montipora turgescens 2 0 4 0 Montipora venosa 0 1 0 2 Montipora verrucosa 0 1 0 2 Pavona minuta 1 1 2 2 Pavona sp. 0 1 0 2 Pocillopora damicornis 6 1 12 2 Pocillopora verrucosa 2 1 4 2 Porites cylindrical 1 0 2 0 Porites lobata 1 3 2 6 Psammocora sp. 1 0 2 0 Seriatopora hystrix 1 1 2 2 Total 29 21 58 42 Komponen Lain DCA 7 17 14 34 SC 10 0 20 0 SP 0 1 0 2 OT 2 3 4 6 FS 0 1 0 2 R 0 2 0 4 S 0 1 0 2 Total 19 25 38 50 Jumlah total 50 50 100 100

11. Lokasi DPL di Pulau Pai

Daerah DPL ini terletak di sebelah selatan Pulau Pai. Transek permanen hanya dilakukan sebanyak 2 kali, ini disesuaikan dengan luas DPL tersebut. Secara umum daerah pesisir pantai ditutupi oleh substrat pasir putih, ditumbuhi oleh vegetasi tumbuhan pantai yang diselingi oleh pohon kelapa dalam jumlah yang sedikit. Rataan terumbu atas tergolong landai, dengan substrat pasir putih yang ditumbuhi sedikit lamun, kemudian diikuti oleh koloni karang dari jenis karang bercabang dan Pocillopora damicornis. Lereng terumbu landai dengan substrat pasir yang ditumbuhi oleh lamun dari jenis Enhalus sp. dan Thallasodendron sp. Pada saat pengamatan, perairan tidak berarus dan jernih, dengan jarak pandang ± 20 meter. Pertumbuhan karang pada garis transek didominasi oleh pertumbuhan karang bercabang dan karang “massive”.

Page 45: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

31

Jenis-jenis karang batu yang dicatat dalam pengamatan ini didominasi oleh Acropora sp., dengan nilai persentase tutupan sebesar 10% (BIAP23). Dari kelompok Non-Acropora, didominasi oleh jenis Montipora digitata, dengan nilai persentase tutupan sebesar 84% yang dicatat pada transek BIAP24. Dibandingkan dengan lokasi lainnya, lokasi DPL ini memiliki jumlah jenis karang batu yang relatif sedikit. Dari kelompok lain, kategori biota lain (OT) adalah yang dominan dibanding kategori lainnya. ketegori ini dicatat dengan presentase tutupan terbesar 28% dan pada BIAP23, (Tabel 11).

Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pai, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP23 BIAP24 BIAP23 BIAP24

ACROPORA Acropora cytherea 0 1 0 2 Acropora nasuta 2 0 4 0 Acropora sp. 5 2 10 4 Total 7 3 14 6 NON-ACROPORA Fungia sp. 0 1 0 2 Millepora tenella 2 0 4 0 Montipora digitata 0 42 0 84 Pocillopora damicornis 12 0 24 0 Seriatopora hystrix 1 0 2 0 Total 15 43 30 86 Komponen Lain DCA 5 3 10 6 OT 14 1 28 2 FS 1 0 2 0 S 8 0 16 0 Total 28 4 56 8 Jumlah total 50 50 100 100

Page 46: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

32

12. DPL Pulau Nusi

Jumlah transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini sama dengan lokasi sebelumnya di Pulau Pai, yaitu sebanyak 2 kali transek. Ini disebabkan oleh sempitnya DPL pada lokasi tersebut. Pantai berpasir putih ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas landai, dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh marga Montipora, Porites serta alga jenis Turbinaria sp. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Kondisi perairan saat pengamatan berlangsung cukup tenang, jernih dan tidak berarus, dengan jarak pandang ± 20 meter. Lereng terumbu landai dengan sudut kemiringan ± 40°, dengan substrat tersusun dari pasir dan pecahan karang mati. Jenis-jenis karang batu yang umum ditemukan di lereng terumbu (tubir) adalah dari jenis Porites cylindrica, P. lobata, P. nigrescens dan Montipora sp. serta Turbinaria sp.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai persentase tutupan karang batu tertinggi dicatat di lokasi BIAP26, yaitu sebesar 26%, dengan tutupan tertinggi dicatat pada jenis Turbinaria sp., yaitu sebesar 18%. Sedangkan Kehadiran jenis karang dari kelompok Non-Acropora tidak ditemukan dalam pengamatan ini. Sedangkan persentase tutupan tertinggi dari komponen lain, dicatat pada lokasi transek BIAP25, yaitu sebesar 88% dibandingkan BIAP26 (74%). Dari 6 kategori yang dicatat, karang mati beralgae (DCA) memiliki persentase tutupan tertinggi, yaitu 34% yang dicatat pada BIAP25, diikuti sponge (SP) 22% (BIAP26) dan pasir (SA) 18% pada BIAP25. Sedangkan karang lunak (SC) memiliki persentase tutupan yang terendah, masing-masing 2% pada BIAP25 dan BIAP26. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di lokasi transek ditampilkan pada Tabel 12 dan Gambar 7.

Page 47: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

33

Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nusi, Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu

BIAP25 BIAP26 BIAP25 BIAP26 ACROPORA 0 0 0 0 NON-ACROPORA Montipora monasteriata 1 0 2 0 Montipora sp. 1 2 2 4 Porites cylindrica 3 0 6 0 Porites lobata 1 1 2 2 Porites nigrescens 0 1 0 2 Turbinaria sp. 0 9 0 18 Total 6 13 12 26 Komponen Lain DCA 17 12 34 24 SC 1 1 2 2 SP 6 11 12 22 OT 5 8 10 16 R 6 3 12 6 S 9 2 18 4 Total 44 37 88 74 Jumlah total 50 50 100 100

Page 48: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

34

Gambar 8. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan

substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Kecamatan Pulau-Pulau Padaido Atas

13. DPL Desa Supraima

Daerah perlindungan laut (DPL) Desa Supraima, secara administratif terletak di kecamatan Padaido Atas. Transek permanen di lokasi ini dilakukan 2 kali. Pesisir pantai ditumbuhi oleh tumbuhan pantai dan pohon kelapa, dengan substrat pasir putih. Lebar rataan terumbu atas ± 500m–700 m ke arah tubir. Pertumbuhan karang di rataan terumbu didominasi oleh marga Porites, Acropora dan Seriatopora. Lereng terumbu tergolong landai, dengan substrat didominasi oleh pasir dan patahan karang mati, yang ditutmbuhi alga Halimeda sp. Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, tidak berarus dan jernih, dengan jarak pandang ± 25 meter.

Jenis-jenis karang batu di lokasi ini didominasi oleh jenis –jenis dari marga Acropora, Porites dan Montipora. Dari hasil transek dicatat 26 jenis karang batu yang terdiri dari 8 jenis kelompok Acropora dan 18 jenis dari kelompok Non-Acropora.

Page 49: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

35

Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Desa Supraima, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP27 BIAP28 BIAP27 BIAP28

ACROPORA Acropora cuneata 2 0 4 0 Acropora florida 1 0 2 0 Acropora grandis 0 1 0 2 Acropora humilis 0 1 0 2 Acropora palifera 0 1 0 2 Acropora pallida 2 0 4 0 Acropora sp. 1 0 2 0 Acropora tenuis 1 1 2 2

Total 7 4 14 8 NON-ACROPORA Coeloseris mayeri 0 1 0 2 Cyphastrea microphthalma 1 0 2 0 Favia sp. 0 1 0 2 Favia speciosa 1 0 2 0 Leptastrea pruinosa 1 0 2 0 Merulina ampliata 1 0 2 0 Montipora sp. 0 1 0 2 Montipora venosa 0 1 0 2 Pachyseris rugosa 1 0 2 0 Platygyra sinensis 1 0 2 0 Pocillopora damicornis 1 2 2 4 Pocillopora verrucosa 1 0 2 0 Porites cylindrica 5 7 10 14 Porites lichen 2 0 4 0 Porites lobata 1 3 2 6 Porites lutea 0 1 0 2 Porites nigrescens 2 0 4 0 Seriatopora caliendrum 0 1 0 2

Total 18 18 36 36 Komponen Lain

DCA 6 16 12 32

SC 0 2 0 4

SP 3 2 6 4 OT 5 2 10 4

Page 50: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

36

R 8 2 16 4

S 3 4 6 8

Total 25 28 50 56 Jumlah total 50 50 100 100

Secara umum nilai persentase tutupan yang dicatat di kedua lokasi transek relatif berimbang. Hanya Porites cylindrica, dari kelompok Non-Acropora yang memiliki nilai persentase tutupan sedikit lebih tinggi dibadingkan jenis lainnya, yaitu 10% (BIAP27) dan 14% (BIAP28). Sedangkan dari komponen lain, kategori karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang memiliki nilai persentase tutupan yang tertinggi, yaitu 32% pada BIAP28, dan persentase tutupan terendah dicatat pada karang lunak (SC), yang hanya ditemukan pada BIAP28 (2%), (Tabel 13).

14. DPL Pulau Mios Manguandi

Pengamatan di DPL Pulau Mios Manguandi, dilakukan sebanyak 3 transek permanen. Daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi semak belukar yang diselingi oleh pohon kelapa, dengan substrat pasir. Lebar Rataan terumbu atas ± 100 m ke arah tubir (lereng terumbu), dengan pertumbuhan karang didominasi oleh jenis-jenis dari marga Acropora, Pocillopora dan Porites. Lereng terumbu landai, dengan sudut kemiringan ± 15°-25°, substrat didominasi oleh karang mati yang ditumbuhi turf algae. Jenis-jenis karang batu didominasi oleh Acropora spp. (baik yang berbentuk tabulate, bercabang maupun digitate),jenis karang dari marga Pocillopora, Montipora dan Styllopora. Pertumbuhan karang masih ditemukan hingga kedalaman 15 m-20 m. Kondisi perairan saat pengamatan relatif tenang dan tidak berarus. Perairan jernih, dengan jarak pandang ± 15 meter.

Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 14 jenis, dan Non-Acropora juga 14 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai persentase tutupan dari setiap jenis karang yang dicatat pada ketiga lokasi transek relatif berimbang. Dengan nilai persentase tutupan berkisar antara 2%-8%. Dari komponen lain, karang mati beralgae (DCA), memiliki nilai persentase tertinggi yang dicatat pada ketiga lokasi transek, tanpa diikuti oleh jenis lainnya. Masing-masing sebesar 40% (BIAP29), 24% (BIAP30 dan 28% (BIAP31). Sedangkan yang terendah adalah patahan karang (R), masing-masing 2% yang dicatat pada BIAP29 dan BIAP31, (Tabel 14).

Page 51: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

37

Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Mios Manguandi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu

BIAP29 BIAP30 BIAP31 BIAP29 BIAP30 BIAP31

ACROPORA Acropora caroliniana 1 0 0 2 0 0 Acropora clathrata 0 0 4 0 0 8 Acropora florida 0 1 0 0 2 0 Acropora formosa 0 3 0 0 6 0 Acropora glauca 0 1 0 0 2 0 Acropora grandis 0 0 1 0 0 2 Acropora horrida 1 0 1 2 0 2 Acropora humilis 1 0 0 2 0 0 Acropora hyacinctus 3 4 2 6 8 4 Acropora monticulosa 0 1 0 0 2 0 Acropora palifera 1 0 2 2 0 4 Acropora sarmentosa 0 1 0 0 2 0 Acropora sp. 4 2 0 8 4 0 Acropora tenuis 1 1 2 2 2 4 Total 12 14 12 24 28 24 NON-ACROPORA Acanthastrea sp. 1 0 0 2 0 0 Hydnophora pilosa 1 0 0 2 0 0 Montipora faveolata 0 0 1 0 0 2 Montipora incrassata 1 1 0 2 2 0 Montipora sp. 0 0 1 0 0 2 Montipora undata 1 0 0 2 0 0 Montipora venosa 2 0 0 4 0 0 Pocillopora damicornis 0 6 2 0 12 4 Pocillopora eydouxi 0 0 2 0 0 4 Pocillopora verrucosa 2 2 0 4 4 0 Porites cylindrica 0 2 1 0 4 2 Porites lutea 0 1 0 0 2 0 Seriatopora hystrix 0 1 1 0 2 2 Stylophora pistillata 0 1 1 0 2 2 Total 8 14 9 16 28 18 Komponen Lain DCA 20 12 14 40 24 28 SC 8 7 1 16 14 2 SP 1 3 11 2 6 22 R 1 0 1 2 0 2 S 0 0 2 0 0 4

Total 30 22 29 60 44 58 Jumlah total 50 50 50 100 100 100

Page 52: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

38

15. DPL Pulau Dawi (Yansoren)

Di lokasi DPL Pulau Dawi, Desa Yansoren dilakukan 3 transek permanen. Bagian pantai ditutupi pasir putih, yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai dan pohon kelapa. Panjang rataan terumbu atas ke arah tubir ± 150 m-300 m. Pertumbuhan karang didominasi oleh marga Acropora, Porites dan Styllopora. Lereng terumbu landai, dengan sudut kemiringan ± 15°-30°. Substrat dasar perairan tersusun dari pasir, patahan karang mati dan batu karang yang ditumbuhi oleh turf algae (TA). Marga Arcopora, Porites, karang lunak dan spong banyak ditemukan di lokasi ini. Pertumbuhan karang batu masih ditemukan hingga kedalaman 20 m.

Jenis-jenis karang batu yang ditemukan dalam pengamatan ini terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok Non-Acropora sebanyak 23 jenis dan kelompok Acropora hanya 3 jenis. Dari 26 jenis karang batu yang dicatat, hanya jenis Porites cylindrica dan Porites nigrescens yang ditemukan tumbuh pada ketiga lokasi transek permanen tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, sebaran jenis karang batu pada lokasi DPL ini relatif sempit. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa, umumnya setiap jenis karang batu yang ditemukan pada masing-masing transek memiliki nilai persentase tutupan yang relatif berimbang. Hanya Porites cylindrica dan Porites nigrescens, yang memiliki nilai persentase tutupan relatif menonjol, masing-masing hadir sebesar 10% pada BIAP34; 10% (BIAP32) dan 12% (BIAP33). Komponen lain dicatat sebanyak 6 kategori, dengan persentase tutupan tertinggi diwakili oleh patahan karang (R) sebesar 32% (BIAP) dan karang mati beralgae (DCA) 28% pada BIAP34. Sedangkan persentase tutupan terendah ditemukan pada kategori karang lunak (SC), yaitu 4% pada BIAP32, (Tabel 15).

Page 53: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

39

Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Dawi (Yansoren), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu

BIAP 32

BIAP 33

BIAP 34

BIAP 32

BIAP 33

BIAP 34

ACROPORA Acropora florida 1 0 0 2 0 0 Acropora granulosa 0 1 0 0 2 0 Acropora valenciennessi 1 0 0 2 0 0

Total 2 1 0 4 2 0

NON-ACROPORA Cyphastrea microphthalma 0 0 1 0 0 2 Cyphastrea serailia 0 0 2 0 0 4 Echinopora horrida 1 0 0 2 0 0 Favia pallida 0 0 1 0 0 2 Favites sp. 1 0 0 2 0 0 Fungia paumotensis 0 1 0 0 2 0 Galaxea fascicularis 0 0 1 0 0 2 Goniastrea favulus 1 0 1 2 0 2 Montastrea sp. 0 1 0 0 2 0 Montipora millepora 0 0 2 0 0 4 Montipora sp. 0 0 2 0 0 4 Pavona minuta 0 1 0 0 2 0 Pavona sp. 0 0 2 0 0 4 Pavona venosa 0 0 1 0 0 2 Pocillopora damicornis 1 2 0 2 4 0 Porites cylindrical 1 1 5 2 2 10 Porites lobata 0 0 2 0 0 4 Porites lutea 1 0 0 2 0 0 Porites nigrescens 5 6 2 10 12 4 Porites sp. 0 0 1 0 0 2 Seriatopora caliendrum 0 1 0 0 2 0 Seriatopora hystrix 2 0 1 4 0 2 Stylophora pistillata 0 3 0 0 6 0

Total 13 16 24 26 32 48

Komponen Lain

DCA 9 5 14 18 10 28 SC 2 0 0 4 0 0 SP 1 6 4 2 12 8

OT 0 8 0 0 16 0 R 16 9 6 32 18 12 S 7 5 2 14 10 4

Total 35 33 26 70 66 52

Jumlah total 50 50 50 100 100 100

Page 54: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

40

16. DPL Pulau Nukori

Lokasi DPL Pulau Nukori terletak di sebelah utara P. Dawi. Substrat pantai berpasir putih yang ditumbuhi tumbuhan pantai dan pohon kelapa. Lebar rataan terumbu atas ke arah tubir ± 150 m, yang ditumbuhi oleh karang batu dari marga Pavona dan Pocillopora. Lereng terumbuh landai, dengan kemiringan ± 30°. substrat terdiri dari pasir, patahan karang mati dan batu karang mati, yang ditutupi oleh turf algae (TA). Pada lokasi ini hanya dilakukan 1 transek permanen. Pertumbuhan karang batu didominasi oleh jenis karang dari marga Cyphastrea, dari suku Faviidae serta Porites sp. Dominasi biota lain yang dicatat terdiri dari karang lunak, dan spong. Pertumbuhan karang masih ditemukan hingga kedalaman 15 m. Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, dengan jarak pandang ± 12 m.

Dalam pengamatan ini hanya ditemukan jenis-jenis karang dari kelompok Non-Acropora, yaitu sebanyak 13 jenis, dengan nilai persentase tutupan setiap jenis karang batu yang berimbang. Sedangkan dari kompenen lain, karang mati beralgae (DCA) dan patahan karang (R), memiliki persentase tutupan yang tinggi, masing-masing sebesar 24% dan 22%. Sedangkan karang lunak (SC) dan biota lain (OT), memiliki nilai persentase tutupan yang terendah, yaitu 2%, (Tabel 16).

Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Nukori, kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu

Jumlah Individu

% Jumlah Individu

BIAP35 BIAP35 ACROPORA 0 0 Total 0 0 NON-ACROPORA Coeloseris sp. 1 2 Cyphastrea microphthalma 3 6 Echinopora lamellosa 1 2 Favites halicora 1 2 Goniastrea sp. 1 2 Leptastrea purpurea 1 2 Leptoria phrygya 1 2 Montastrea sp. 1 2

Page 55: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

41

Montipora sp. 1 2 Platygyra pini 1 2 Platygyra sinensis 1 2 Porites cylindrica 1 2 Porites lobata 1 2 Total 15 30 Komponen Lain DCA 12 24 SC 1 2 SP 4 8 OT 1 2 R 11 22 S 6 12 Total 35 70 Jumlah total 50 100

17. Lokasi DPL Samberpasi

Daerah perlindungan laut (DPL) Desa Samberpasi terletak di Pulau Pasi. Transek permanen di lokasi ini dilakukan sebanyak 2 kali. Secara umum daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi tumbuhan pantai dan pohon kelapa, dengan substrat berbatu. Lebar rataan terumbu atas ± 150m - 200m kearah tubir. Pertumbuhan karang di rataan terumbu didominasi oleh kelompok Acropora bercabang (ACB). Lereng terumbu tergolong landai, dengan sudut kemiringan 25°, dengan substrat didominasi oleh patahan karang mati, yang ditutupi oleh turf algae (TA). Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, dan jernih, dengan jarak pandang ± 14 meter.

Jenis-jenis karang batu yang dicatat dalam pengamatan ini terdiri dari jenis karang dari marga Acropora, Montipora, Fungia dan Porites. Keragaman karang batu yang ditemukan dalam pengamatan ini relatif rendah. Dari hasil transek dicatat sebanyak 8 jenis karang, dengan rincian 2 jenis dari kelompok Acropora dan 6 jenis dari kelompok Non-Acropora. Secara umum nilai persentase tutupan yang dicatat relatif berimbang untuk semua jenis, kecuali Acropora brueggemanni, dari kelompok Acropora yang memiliki nilai persentase tutupan tertinggi, yaitu 48% (BIAP36). Sedangkan dari komponen lain, kategori karang mati beralgae (DCA), adalah jenis yang memiliki nilai persentase tutupan yang tertinggi, yaitu 30% pada BIAP36 dan 48% pada BIAP37, sedangkan persentase

Page 56: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

42

tutupan terendah dicatat pada kategori pasir (S), yang hanya ditemukan pada BIAP37 (2%), (Tabel 17).

Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan

substrat di lokasi DPL Samberpasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP36 BIAP37 BIAP36 BIAP37

ACROPORA Acropora brueggemanni 24 0 48 0 Acropora sarmentosa 1 6 2 12 Total 25 6 50 12 NON-ACROPORA Ctenactis echinata 1 0 2 0 Fungia repanda 1 0 2 0 Fungia sp. 0 1 0 2 Montipora sp. 0 1 0 2 Pocillopora verrucosa 0 2 0 4 Porites sp. 0 1 0 2 Total 2 5 4 10 Komponen Lain 0 0 DCA 15 23 30 46 SP 0 3 0 6 OT 7 9 14 18 R 1 3 2 6 S 0 1 0 2 Total 23 39 46 78 Jumlah total 50 50 100 100

18. DPL Pulau Pasi

Pengamatan di DPL Pulau Pasi, dilakukan sebanyak 2 transek permanen. Bagian pantai ditutupi pasir putih yang diselingi batu, dan ditumbuhi oleh vegetasi pantai serta pohon kelapa. Panjang rataan terumbu atas ke arah tubir berkisar antara 150 m-200 m. Pertumbuhan karang disini didominasi kelompok Acropora bentuk bercabang, bentuk meja dan karang “massive” dan diselingi oleh “turf algae”. Lereng terumbu landai, dengan sudut kemiringan ± 25°-45°. Substrat dasar perairan tersusun dari pasir, patahan karang mati dan batu karang yang ditumbuhi oleh turf algae (TA).

Page 57: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

43

Kondisi perairan saat pengamatan cukup tenang, dan jernih, dengan jarak pandang ± 12 meter. Pertumbuhan karang didominasi oleh karang bercabang (CB), karang jamur (CMR),jenis karang dari marga Acropora dan Styllopora. Di kedalaman 8 m, ditemukan juga karang Acropora dengan ukuran koloni yang besar. Pertumbuhan karang batu masih ditemukan hingga kedalaman 15 m.

Jenis-jenis karang batu yang ditemukan dalam pengamatan ini tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di DPL Desa Samberpasi, yaitu jenis–jenis dari marga Acropora, Montipora, Pocillopora dan Porites. Dari 2 transek yang dilakukan, ditemukan sebanyak 13 jenis karang batu yang terdiri dari 4 jenis (kelompok Acropora) dan 9 jenis (kelompok Non-Acropora). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap jenis karang batu yang dicatat pada setiap stasiun transek, memiliki nilai persentase tutupan yang berimbang. Komponen lain dicatat sebanyak 6 kategori, dengan persentase tutupan tertinggi diwakili oleh karang mati beralgae, yaitu sebesar 60% pada BIAP38 dan 40% pada BIAP39. Sedangkan nilai persentase tutupan terendah diwakili oleh kategori spong (SP) dan biota lain (OT), masing-masing 2%, dan hanya ditemukan pada BIAP38, (Tabel 18).

Tabel 18. Jumlah dan persentase karang biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Pasi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu

BIAP38 BIAP39 BIAP38 BIAP39 ACROPORA Acropora brueggemanni 1 0 2 0 Acropora formosa 1 0 2 0 Acropora palifera 0 4 0 8 Acropora sp. 0 2 0 4 Total 2 6 4 12 NON-ACROPORA Euphyllia divisa 1 0 2 0 Galaxea fascicularis 0 2 0 4 Lobophyllia hattaii 1 0 2 0 Montipora sp. 0 1 0 2 Pocillopora verrucosa 1 3 2 6 Porites lutea 0 1 0 2 Porites nigrescens 1 1 2 2 Seriatopora caliendrum 0 1 0 2 Stylophora pistillata 1 0 2 0

Page 58: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

44

Total 5 9 10 18 Komponen Lain DCA 30 20 60 40 SC 2 0 4 0 SP 1 0 2 0 OT 1 0 2 0 R 6 12 12 24 S 3 3 6 6 Total 43 35 86 70 Jumlah total 50 50 100 100

19. DPL Pulau Bromsi

Jumlah transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini adalah sebanyak 2 kali transek. Ini disebabkan oleh sempitnya DPL pada lokasi tersebut. Pantai berpasir putih dan ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya, dan memiliki rataan terumbu atas ± 150 m – 200 m.

Tabel 19. Jumlah dan persentase karang biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP40 BIAP41 BIAP40 BIAP41

ACROPORA Acropora florida 1 0 2 0 Acropora hyacinctus 1 0 2 0 Acropora palifera 1 1 2 2 Acropora pallida 1 0 2 0 Acropora sp. 1 3 2 6

Total 5 4 10 8

NON-ACROPORA Coeloseris mayeri 1 1 2 2 Favites abdita 0 1 0 2 Heliopora coerulea 1 0 2 0 Leptastrea purpurea 0 1 0 2 Montipora incrassata 2 0 4 0 Montipora informis 1 1 2 2 Montipora monasteriata 0 1 0 2 Montipora sp. 1 0 2 0 Montipora undata 0 1 0 2

Page 59: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

45

Montipora venosa 1 0 2 0 Pocillopora damicornis 0 1 0 2 Pocillopora verrucosa 1 0 2 0 Porites cylindrica 0 2 0 4 Seriatopora caliendrum 0 2 0 4 Seriatopora hystrix 0 2 0 4

Total 8 13 16 26 Komponen Lain DCA 24 19 48 38 SC 0 2 0 4 SP 5 1 10 2 OT 3 0 6 0 FS 1 0 2 0 R 2 11 4 22 S 2 0 4 0

Total 37 33 74 66 Jumlah total 50 50 100 100

Pertumbuhan karang pada areal ini terdiri dari jenis-jenis dari marga Acropora, Pocillopora, Heliopora, dan kelompok Acropora dengan bentuk pertumbuhan seperti jari (ACD). Lereng terumbu landai dengan kemiringan ± 15°. Substrat dasar perairan adalah pasir dan berbatu yang ditutupi “turf algae” (TA) dan didominasi oleh pertumbuhan karang dari marga Acropora, Montipora dan Pocillopora. Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Kondisi perairan saat pengamatan berlangsung cukup tenang dan tidak berarus, dengan jarak pandang sekitar 10 meter.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap jenis karang batu yang dicatat pada masing-masing stasiun transek, memiliki nilai persentase tutupan yang berimbang. Namun bila dilihat dari sebaran jenis, maka dapat dikatakan bahwa sebaran jenis karang batu pada daerah DPL ini relatif sempit. Dari komponen lain yang dicatat pada lokasi ini, kategori karang mati beralgae (DCA) memiliki persentase tutupan tertinggi, yaitu 48% (BIAP40) dan 38% (BIAP41). Sedangkan alga (FS) memiliki persentase tutupan yang terendah, yaitu 2% yang hanya dicatat pada BIAP40. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di lokasi transek ditampilkan dalam Tabel 19.

Page 60: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

46

20. DPL Desa Saribra, Pulau Bromsi

Pengamatan di DPL Desa Saribra, Pulau Bromsi, dilakukan 3 transek permanen. Daerah pesisir pantai ditumbuhi oleh vegetasi pantai dan pohon kelapa, dengan substrat pasir putih dan patahan karang mati. Pertumbuhan karang di rataan terumbu atas didominasi oleh jenis-jenis dari marga Porites, Faviidae diikuti Acropora. Lereng terumbu landai, dengan kemiringan ± 20°, bersubstrat keras diselingi pasir dan patahan karang mati. Perairan jernih tidak berarus, dengan jarak pandang ± 18 meter. Pertumbuhan karang batu pada daerah ini terdiri dari jenis-jenis dari marga Pocillopora, Acropora dan Montipora, diikuti karang lunak.

Jenis-jenis karang yang dicatat pada garis transek, terdiri dari kelompok Acropora 5 jenis, dan Non-Acropora 13 jenis. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total individu tertinggi dari kelompok karang Acropora, ditemukan pada stasiun trasnek BIAP42 (24 individu) dengan persentase tutupan sebesar 48%, dan terendah di BIAP44 (3 individu), atau 6 %. Sedangkan dari kelompok Non-Acropora, jumlah individu tertinggi terdapat di BIAP43 sebanyak 14 individu atau 28%. Dari total jenis yang dicatat, Acropora sp., memiliki nilai Persentase tutupan tertinggi, yaitu 32% yang dicatat pada BIAP42. Dari komponen lain, kategori karang mati beralgae (DCA) ditemukan dengan nilai persentase tutupan tertinggi di ketiga stasiun transek, masing-masing 22%, 42% dan 72%. Sedangkan 5 kategori lainnya memiliki nilai persentase < 10%. Komposisi karang batu dan nilai persentase di setiap transek ditampilkan dalam Tabel 20.

Page 61: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

47

Tabel 20. Jumlah dan persentase karang biota bentik dan substrat di lokasi DPL di Desa Saribra, Pulau Bromsi, Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu

BIAP 42

BIAP 43

BIAP 44

BIAP 42

BIAP 43

BIAP 44

ACROPORA Acropora brueggemanni 2 0 0 4 0 0 Acropora cuneata 0 0 1 0 0 2 Acropora formosa 5 0 0 10 0 0 Acropora palifera 1 1 0 2 2 0 Acropora sp. 16 7 2 32 14 4 Total 24 8 3 48 16 6 NON-ACROPORA 0 0 0 Favia flexuosa 0 1 0 0 2 0 Favia stelligera 0 0 1 0 0 2 Favites sp. 1 1 0 2 2 0 Galaxea fascicularis 0 1 0 0 2 0 Merulina ampliata 1 0 0 2 0 0 Montipora sp. 1 6 3 2 12 6 Oulophyllia sp. 1 0 0 2 0 0 Pocillopora verrucosa 0 2 2 0 4 4 Porites cylindrica 1 0 0 2 0 0 Porites nigrescens 2 1 1 4 2 2 Porites sp. 0 1 0 2 0 Seriatopora hystrix 0 0 1 0 0 2 Stylophora pistillata 0 1 1 0 2 2 Total 7 14 9 14 28 18 Komponen Lain DCA 11 21 36 22 42 72 SC 1 1 0 2 2 0 OT 1 0 1 2 0 2 FS 0 0 1 0 0 2 R 4 0 0 8 0 0 S 2 6 0 4 12 0 Total 19 28 38 38 56 76 Jumlah total 50 50 50 100 100 100

Page 62: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

48

21. DPL Pulau Padaidori (Sasari)

Jumlah transek permanen yang dilakukan pada lokasi ini adalah sebanyak 2 kali transek. Pantai berpasir putih dan berbatu yang ditumbuhi vegetasi pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Rataan terumbu atas landai, dengan lebar ke arah tubir ± 1 km, dengan pertumbuhan karang batu didominasi oleh jenis-jenis dari marga Porites, Montipora dan Styllopora. Lereng terumbu tergolong landai dengan sudut kemiringan ± 25°, dengan substrat tersusun dari pasir dan pecahan karang mati yang ditumbuhi turf algae (TA). Pengamatan karang batu dilakukan pada kedalaman 4-5 meter. Kondisi perairan saat pengamatan berlangsung cukup tenang, tidak berarus, dengan jarak pandang ± 15 meter. Pertumbuhan karang pada lokasi ini didominasi oleh bentuk pertumbuhan folioso dari jenis Porites rus, Styllopora pistillata serta Acropora dan Montipora. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai persentase tutupan karang batu tertinggi dari kelompok Acropora diwakili oleh Acropora sp., dengan nilai persentase tutupan 14% yang dicatat pada BIAP46. Sedangkan untuk kelompok Non-Acropora terdapat di lokasi BIAP45, yaitu sebesar 54%, dengan tutupan relatif tinggi dicatat pada jenis Montipora sp., yaitu sebesar 8%, diikuti Goniopora sp., Montipora foliosa, Porites sp. dan Stylophora pistillata, masing-masing 6%. Persentase tutupan tertinggi dari komponen lain, dicatat pada lokasi transek BIAP46, yaitu sebesar 52% dibandingkan BIAP45 (42%). Nilai Persentase tutupan tertinggi dari 5 kategori yang dicatat, diwakili oleh kategori karang mati beralgae (DCA), yaitu 28% (BIAP45) dan 38% (BIAP46). Sedangkan spong (SP) memiliki persentase tutupan yang terendah, yaitu 2%, dan hanya ditemukan pada BIAP45. Komposisi karang batu dan nilai persentase tutupan di setiap lokasi transek ditampilkan pada Tabel 21 dan Gambar 9.

Page 63: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

49

Tabel 21. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Padaidori (Sasari), Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Jenis Karang Batu Jumlah Individu % Jumlah Individu BIAP45 BIAP46 BIAP45 BIAP46

ACROPORA Acropora gemmifera 1 0 2 0 Acropora sp. 1 7 2 14 Total 2 7 4 14 NON-ACROPORA Echinopora lamellose 1 0 2 0 Favites sp. 0 1 0 2 Goniopora minor 1 1 2 2 Goniopora retiformis 0 1 0 2 Goniopora sp. 3 0 6 0 Merulina ampliata 1 0 2 0 Montipora foliosa 3 0 6 0 Montipora informis 1 0 2 0 Montipora sp. 4 2 8 4 Platygyra lamellina 1 0 2 0

Pocillopora verrucosa 0 1 0 2 Porites annae 1 0 2 0 Porites cylindrica 0 1 0 2 Porites lichen 1 0 2 0 Porites lobata 0 1 0 2 Porites lutea 1 0 2 0 Porites rus 1 0 2 0 Porites sp. 3 4 6 8 Seriatopora hystrix 1 1 2 2 Stylophora pistillata 3 4 6 8 Turbinaria frondens 1 0 2 0 Total 27 17 54 34

Komponen Lain DCA 14 19 28 38 SC 0 3 0 6 SP 1 0 2 0 R 4 2 8 4

S 2 2 4 4 Total 21 26 42 52 Jumlah total 50 50 100 100

Page 64: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 9. Persentase jumlah individu karang, biota bentik dan

substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak

Numfor, 2008.

Sebaran karang di lokasi DPL Kabupaten Biak Numfor disajikan dalam Lampiran 2, 3 dan 4.

III.3. Hasil Pengamatan Megabentos

Pengamatan biota megabentos dilakukan di lokasi transek yang sama dengan lokasi pengamatan karang. Panjang transek 25 meter, luas bidang pengamatan: 2 x 25 m = 50 m2. Biota bentik yang dicatat ialah biota-biota yang berperan langsung dalam kesehatan suatu terumbu karang. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam Gambar 10, 11 dan 12. Dari 46 transek yang dilakukan di 21 lokasi DPL, dicatat biota megabentos didominasi oleh karang jamur (CMR) Fungia spp. Sedangkan kelompok “Large Holothurian”, adalah jenis yang dicatat dengan jumlah individu yang terendah. Jenis ini hanya ditemukan pada transek BIAP04 di DPL Desa Anggaduber. Biota CMR tertinggi dicatat di BIAP36, yaitu di Desa Samberpasi (118 individu/transek) dan terendah di BIAP09 Desa Saba (1 individu/transek). Sedangkan di DPL Desa Nurwar, D. Wadibu, Pulau Mios Manguandi dan P. Bromsi, jenis ini tidak ditemukan.

50

Page 65: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

51

Kelimpahan tertinggi biota Diadema setosum (bulu babi), dicatat di BIAP 09 (Desa Saba), yaitu sebanyak 127 individu/transek. Sedangkan yang terendah dicatat di transek BIAP01 (Desa Nurwar), BIAP04 (Desa Anggaduber), BIAP21 (P. Wundi), BIAP28 (Supraima), BIAP35 (P. Dawi Utara), BIAP41 (P. Bromsi) dan BIAP44 (Desa Saribra), masing-masing 1 individu/transek. Dalam pengamatan ini, kelimpahan tertinggi dari Drupella sp. dicatat pada transek BIAP09 (Desa Saba), yaitu 32 individu/transek, dan yang terendah ditemukan di BIAP12 (P. Rubras Besar) dan BIAP 21 (P. Wundi), masing-masing 1 individu/transek. Kelompok gastropoda ini dikenal sebagai pemakan polip karang. Umumnya jenis ini ditemukan melimpah pada karang yang baru mati, terutama pada karang Acropora (karang bercabang).

Kima berukuran besar (large giant clam), dicatat sebanyak 4 individu/transek, dimana setiap individu yang ditemukan pada masing-masing lokasi DPL relative berimbang jumlah individunya. Sedangkan dari jumlah individu kima berukuran kecil (small giant clam) yang dicatat, transek BIAP15 dan BIAP 16 (P. Auki) memiliki jumlah individu tertinggi tinggi. Masing-masing sebanyak 8 individu/transek dan terendah di BIAP10 (P. Owi), BIAP44 (Desa Saribra) dan BIAP45 (P. Padaidori), masing-masing 1 individu/transek. Biota lain yang diketahui sebagai predator utama karang seperti Acanthaster planci ditemukan dalam jumlah individu yang relatif sedikit. Pada pengamatan ini, kosentrasi biota tersebut berada di lokasi DPL yang terletak di Biak Timur seperti, DPL Anggaduber (5 individu/transek), DPL Wadibu (3 individu/transek), DPL Saba (1 individu/transek), sedangkan di DPL Pulau Owi (2 individu/transek), serta DPL Sandedori, P. Nusi dan P. Dawi Utara, masing-masing 1 individu/transek. Udang karang (“banded coral shrimp”) dicatat 3 dan 2 individu/transek, ditemukan di BIAP16 dan BIAP45. Biota lain seperti “pencil sea urchin” Lobster dan small Holothurian tidak ditemukan di lokasi DPL manapun. Hasil transek biota megabentos di lokasi DPl Kabupaten Biak Numfor disajikan dalam Lampiran 5, 6 dan 7.

Page 66: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 10. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline

dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

52

Gambar 11. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline

dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL Kecamatan Padaido bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Page 67: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 12. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode “Reef Check” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

III.4. Hasil Pengamatan Ikan Karang

Pengamatan ikan karang dilakukan di lokasi transek yang sama dengan megabentos. Luas bidang pengamatan ikan karang pada masing-masing transek yaitu 2 x 2,5 x 25 m = 125 m2. Ikan-ikan yang disensus dikelompokkan kedalam kelompok ikan major, ikan target dan kelompok ikan indikator. Hasil pengamatan disajikan dalam bentul tabel mapun peta.

Dari 21 Daerah Pelindungan Laut (DPL) yang diamati pada Pulau Pulau Padaido dan Kecamatan Biak Timur sebanyak 301 jenis ikan karang yang termasuk dalam 32 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 23.201 individu pada luasan area 5.750 m2. Hasil ringkasan jumlah individu total, jumlah jenis, jumlah ikan kategori Major, ikan Target dan ikan Indikator pada 21 DPL (5.750 m2) dapat dilihat pada Tabel 22 dibawah ini. Sebaran ikan karang di lokasi DPL, Kabupaten Biak Numfor dapat dilihat dalam Lampiran 8,9 dan 10.

53

Page 68: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

54

Tabel 22. Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Ikan Mayor, Target serta Ikan Indikator Pada 20 DPL di perairan Biak.

No Lokasi DPL JIT JJT JIM JJM JITr JJTr JII JJI JIH JIC

1 Nurwar 811 52 292 29 504 29 15 6 0 1

2 Anggaduber 682 53 561 35 60 17 61 17 0 1

3 Wadibu 1172 110 1211 60 602 57 643 21 0 3

4 Saba 1662 137 569 66 813 67 280 35 0 0

5 OWI 2699 115 2133 40 370 40 196 21 0 1

6 Rubras Besar 5360 127 3360 56 1714 47 286 24 0 0

7 Rubras Kecil 788 69 512 41 254 19 22 9 0 1

8 Auki 743 70 418 30 285 34 40 6 0 0

9 Sandendori 802 77 588 41 145 20 61 15 0 1

10 Wundi 1172 110 784 43 236 46 112 20 0 0

11 Pai 597 54 426 27 100 18 67 8 0 0

12 Nusi 467 77 265 38 179 32 23 7 0 0

13 Supraima 555 81 351 38 122 27 67 15 0 1

14 Miosmanguandi 950 96 508 39 300 39 109 17 1 1

15 Dawi 1591 123 1085 61 424 49 82 13 0 3

16 Pasi 1 1011 50 918 30 83 15 10 5 0 0

17 Pasi 2 346 49 220 30 104 14 22 5 0 0

18 Mbromsi 327 68 213 38 81 20 33 10 0 0

19 Saribra 686 70 357 39 277 22 52 9 0 0

20 Sasari 506 40 310 20 168 12 28 8 0 0

TOTAL 38984 301 25146 150 10656 118 3182 33 1 13

JIT JJT JIM JJM JITr JJTr JII JJI JIH JIC

Keterangan : JIT = Jumlah Individu Total JJT = Jumlah Jenis Total JIM = Jumlah Individu Major JJM = Jumlah Jenis Major

JITr = Jumlah Individu Target JJTr = Jumlah Jenis Target JII = Jumlah Individu Indikator

JJI = Jumlah Jenis Indikator JIH = Jumlah Individu Humphead

JIC = Jumlah Individu Napoleon

Dari hasil yang tertera pada Tabel 22 terlihat bahwa dari duapuluh satu lokasi DPL yang diteliti terlihat bahwa lokasi Rubras Besar memiliki jumlah individu ikan karang yang terbanyak (5.360 indv/250 m2, baik ikan major maupun ikan target, sedangkan ikan indikator tertinggi kelimpahannya dicatat di lokasi Wadibu (643 indv/250 m2)

Page 69: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

55

Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh satu lokasi DPL ternyata jenis Chromis ternatensis merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 2.120 individu, kemudian diikuti oleh Naso brevirostris (1.537 individu) dan Acanthocromis polyacanthus 1.250 individu). Dua puluh jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dalam area 5.750 m2 ditampilkan dalam Tabel 23.

Tabel 23. Frekuensi Relatif kehadiran ikan karang, hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL, Perairan Kabupaten Biak Numfor, 2008.

No Jenis Jumlah Presentase Individu Kehadiran 1 Chromis ternatensis 2.120 50,00 2 Naso brevirostris 1.537 30,43 3 Acanthochromis polyacanthus 1.250 54,35 4 Chromis margaritifer 1.083 67,39 5 Chromis weberi 855 23,91 6 Chromis xanthura 824 41,67 7 Hemitaurichthys polylepis 813 21,74 8 Dascyllus reticulatus 766 54,35 9 Pterocaesio tile 615 28,26 10 Pomacentrus moluccensis 505 73,91 11 Ctenochaetus striatus 399 73,91 12 Caesio caerulaurea 410 19,57 13 Zebrasoma scopas 326 80,43 14 Caesio teres 335 19,57 15 Dascyllus trimaculatus 290 56,25 16 Chromis viridis 290 29,17 17 Abudefduf sexfasciatus 272 16.67 18 Abudefduf saxatilis 250 8,33 19 Abudefduf vaigiensis 238 20,83 20 Chaetodon kleini 211 79,17

Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan pada 21 DPL seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 626 individu/5.750 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 127 individu/5.750 m2, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 1.478 individu/ha. Ikan kepe-kepe (Butterfly

Page 70: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 2.215 individu/ha. Sedangkan ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) terlihat pada 9 lokasi DPL dengan kehadiran berkisara antara 1 sd 2 ekor pada tiap stasiun dengan total individu 13 ekor.

Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator di lokasi masing-masing daerah perlindungan laut (DPL) disajikan dalam Gambar 13, 14 dan 15. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator tersebut adalah: 14.442 individu, 6.606 individu dan 2.153 individu, sehingga perbandingan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator adalah 7:3:1. Ini berarti bahwa untuk setiap 11 ikan yang dijumpai di perairan Kabupaten Biak, kemungkinan komposisinya terdiri dari 7 ikan mayor, 2 ikan target dan 1 individu ikan indikator.

Gambar 13. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan

target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak, 2008.

56

Page 71: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Gambar 14. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode “UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak, 2008.

Gambar 15. Perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator hasil studi baseline dengan metode“UVC” di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak, 2008.

57

Page 72: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

58

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Survey dari CRITC Jakarta, CRITC daerah dan Peneliti dan Teknisi Puslit Oseanografi LIPI,yang terlibat dalam kegiatan lapangan.

Page 73: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

59

DAFTAR PUSTAKA Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London:

Taylor & Francis. English. S.; C. Wilkinson and V. Baker 1997. Survey Manual for

Tropical Marine Resources. Second edition. Australia Institute of Marine Science. Townsville: 390 pp.

Heemstra. P.C. and J.E. Randall 1983. FAO Species Catalogue. Vol.

16. Grouper of the World (Family Serranidae. Sub Family Epinephelidae).

Kuiter, R.H. 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacific,

Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Lieske E. and R. Myers 1994. Reef Fishes of the World. Periplus

Edition, Singapore: 400 pp. Matsuda, A.K.; C. Amoka; T. Uyeno and T. Yoshiro 1984. The Fishes

of the Japanese Archipelago. Tokai University Press. NASA 1999. Guide to Landsat 7. USA: Earth Observing System

Project Science Office NASA. Randall, J.E. and P.C. Heemstra 1991. Indo-Pacific. Revision of

Indo-Pacific Grouper (Perciformis: Serranidae: Epinephelidae). With Description of Five New Species.

Stefanovic, P. 1991. Elements of Computer-Assisted Cartography.

Revised March.

Page 74: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

60

LAMPIRAN

Lampiran 1. Posisi DPL di Kabupaten Biak Numfor, 2008. Stasiun  LONG  LAT  Nama_DPL BIAP01  136,364617 ‐1,096367 Nurwar BIAP02  136,363350 ‐1,097383 Nurwar BIAP03  136,327650 ‐1,133183 Anggaduber BIAP04  136,326700 ‐1,133767 Anggaduber BIAP05  136,298783 ‐1,144750 Wadibu DPL Desas Sariori BIAP06  136,297750 ‐1,145300 Wadibu DPL Desa Sariori BIAP07  136,297117 ‐1,145617 Wadibu DPL Desa Sariori BIAP08  136,285267 ‐1,152300 Saba BIAP09  136,284317 ‐1,152750 Saba BIAP10  136,219300 ‐1,227600 P. Owi BIAP11  136,225117 ‐1,227900 P. Owi BIAP12  136,210583 ‐1,307650 Rurbas Besar BIAP13  136,211583 ‐1,310117 Rurbas Besar BIAP14  136,217590 ‐1,309200 Rurbas Kecil BIAP15  136,334833 ‐1,239017 Pulau Auki BIAP16  136,336983 ‐1,239033 Pulau Auki BIAP17  136,339700 ‐1,239017 Sandedori BIAP18  136,341217 ‐1,239067 Sandedori BIAP19  136,352550 ‐1,239300 Sandedori BIAP20  136,353583 ‐1,239817 Sandedori BIAP21  136,360630 ‐1,260340 P.  Wundi BIAP22  136,362430 ‐1,264080 P.  Wundi BIAP23  136,443750 ‐1,237383 Pulau Pai BIAP24  136,440567 ‐1,243500 Pulau Pai BIAP25  136,432750 ‐1,270570 P.Nusi BIAP26  136,430820 ‐1,273200 P.Nusi BIAP27  136,597550 ‐1,308760 Supraima BIAP28  136,597890 ‐1,305140 Supraima BIAP29  136,612660 ‐1,275910 Mios Manguandi BIAP30  136,614460 ‐1,279710 Mios Manguandi BIAP31  136,615630 ‐1,283140 Mios Manguandi BIAP32  136,665620 ‐1,288730 P. Dawi BIAP33  136,665860 ‐1,282790 P.Dawi 

Page 75: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

61

BIAP34  136,665410 ‐1,278650 P.Dawi BIAP35  136,666080 ‐1,262790 P.Dawi utara / P. Nukori BIAP36  136,615733 ‐1,251317 Sumber Pasi BIAP37  136,612567 ‐1,253983 Sumber Pasi BIAP38  136,598700 ‐1,252683 Pulau Pasi BIAP39  136,595067 ‐1,249417 Pulau Pasi BIAP40  136,616350 ‐1,214840 Mbromsi BIAP41  136,616030 ‐1,210420 Mbromsi BIAP42  136,583900 ‐1,191167 Saribra BIAP43  136,581983 ‐1,192017 Saribra BIAP44  136,579983 ‐1,192933 Saribra BIAP45  136,591683 ‐1,139950 Padaidori BIAP46  136,592483 ‐1,137700 Padaidori 

Page 76: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 2. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur dan Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP

JENIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

I ACROPORIDAE

1 Acropora brueggemanni - - - - - - - - - - - - - + - -

2 Acropora clathrata - - - - - - - - - - - + - - - -

3 Acropora florida - - - - - - - - - + + - - - - -

4 Acropora formosa - - - - - - - - - + + - - - - -

5 Acropora grandis - - - - - - - - - - - + - - - -

6 Acropora hyacinctus - - - - - - - - - - + + - - - -

7 Acropora millepora - - - - - - - - - - - + - - - -

8 Acropora paniculata - - - - - - - - - - - + - - - -

9 Acropora sp. - - - - - - - - - + + + - - + +

10 Acropora tenuis - - - - - - - - - - - + - - - -

11 Montipora foliosa - - - - - - - - + - - - - - - -

12 Montipora informis - - - - - - - - - - + - - - - +

13 Montipora millepora - - - - - - - - - - - - + - - -

14 Montipora sp. - - + - + + - + + + + + + + + +

62

Page 77: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

15 Montipora venosa - - - - + + - - - - - - + + - -

16 Montipora verrucosa - - - - - + - - - - - - - - - -

II AGARICIIDAE

17 Pavona varians - - - - + - - - - - - - - - - -

III DENDROPHYLLIIDAE

18 Tubastrea micrantha - - - - - - - - + - - - - - - -

19 Turbinaria sp. - - + - - - - - - - - - - - - -

IV FAVIIDAE

20 Cyphastrea chalcidicum - - - - - - - - - - - - - - - +

21 Cyphastrea

microphthalma - - - - - - - + - - - + - - - -

22 Cyphastrea serailia - - - - - - - - - - - - + - - -

23 Diploastrea heliopora - - - - - - - - - - - - - - - +

24 Echinophora lamellosa - - - - - - - - - - - - - - + -

25 Favia pallida - - - - - - - - - - - + - - - -

26 Favia sp. - - + - - - - - - - - - - - - +

27 Favia speciosa - - - - + - - - - - - - - - - -

63

Page 78: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

28 Favia stelligera - - - - - - - - - - - - - - + -

29 Favites abdita - - - - - - - - - - - - - - - +

30 Favites halicora - - - - - - - - - - - - - - - +

31 Favites sp. - - - - - - - - - - - - - - + +

32 Goniastrea sp. - - - - - - - - - - - - + - + +

33 Montastrea sp. - - - - - - - - - - - - + - - -

34 Platygyra daedalea - - - - - - - - - - - - - - + -

35 Platygyra pini - - - - - + - - - - - - - - - -

36 Platygyra sinensis - - - - + - - - - - - - - - - -

V FUNGIIDAE

37 Fungia fungites - - - - - - - - - - - - - + - -

38 Fungia molluccensis - - - - - - - - - - - - - + - -

VI MERULINIDAE

39 Hydnophora rigida - - - - - - - - - - - + - - + -

40 Merulina scabricula - - + - - - - - - - - - - - - -

64

Page 79: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

VII MILLEPORIDAE

41 Millepora sp. - - + - - - + + + - - - - - - -

VIII POCILLOPORIDAE

42 Pocillopora damicornis - - - - + - - - - + - - - - + -

43 Pocillopora meandrina - - - - - - - - - - - + - - - -

44 Pocillopora verrucosa - - - - - - - - - - + + + - - -

45 Seriatopora hystrix - - - - - - - - - - - - - - - +

46 Seriatopora sp. - - - - - - - - - + - - - - - -

IX PORITIDAE

47 Goniopora retiformis - - - - - - - - - - - - - - + -

48 Porites cylindrica - - - - - - - - - - - + - - - +

49 Porites lobata + + + + + + + + - - - + + - - +

50 Porites lutea - - - - + - - - - - - + - - + +

51 Porites nigrescens - - - - - - - - - - - - + + - -

52 Porites rus - - - - - - + - - - - + + - - -

53 Porites sp. - - - - + - - - - - - - - - + -

Jumlah jenis 1 1 6 1 9 5 3 4 4 6 7 17 10 6 12 14

65

Page 80: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Keterangan : + = ada ; - = tidak ada

BIAP  1 & 2  : Nurwar  BIAP 10 & 11  : Pulau Owi 

BIAP  3 & 4  : Anggaduber  BIAP 12 & 13  : Rurbas Besar 

BIAP  5, 6 & 7  : Wadibu DPL Desa Sariori  BIAP 14  : Rurbas Kec il 

BIAP  8 & 9  : Saba  BIAP 15 & 16  : Pulau Auki 

66

Page 81: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 3. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah dan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP

JENIS 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

I ACROPORIDAE

1 Acropora caroliniana - - - - - - - - - - - - + - -

2 Acropora clathrata - - - - - - - - - - - - - - +

3 Acropora cuneata - - - - - - - - - - + - - - -

4 Acropora cytherea - - - - - - - + - - - - - - -

5 Acropora florida - - - - - - - - - - + - - + -

6 Acropora formosa - - - - - + - - - - - - - + -

7 Acropora glauca - - - - - - - - - - - - - + -

8 Acropora grandis - - - - - - - - - - - + - - +

9 Acropora horrida - - - - - - - - - - - - + - +

10 Acropora humilis + - - - - - - - - - - + + - -

11 Acropora hyacinctus - - - - + - - - - - - - + + +

12 Acropora monticulosa - - - - - - - - - - - - - + -

13 Acropora nasuta - - - - - - + - - - - - - - -

14 Acropora palifera - - - - - - - - - - - + + - +

67

Page 82: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

15 Acropora pallida - - - - - - - - - - + - - - -

16 Acropora sarmentosa - - - - - - - - - - - - - + -

17 Acropora sp. + - - - - + + + - - + - + + -

18 Acropora tenuis - - - - + - - - - - + + + + +

19 Montipora digitata - - - - - - - + - - - - - - -

20 Montipora incrassata - - - - + + - - - - - - + + -

21 Montipora informis - - - + + + - - - - - - - - -

22 Montipora monasteriata - - - - - + - - + - - - - - -

23 Montipora sp. - - + + + + - - + + - + - - +

24 Montipora turgescens - - - - + - - - - - - - - - -

25 Montipora undata - - - - - - - - - - - - + - -

26 Montipora venosa - - - - - + - - - - - + + - -

27 Montipora verrucosa - - - - - + - - - - - - - - -

II AGARICIIDAE

28 Coeloseris mayeri - - - - - - - - - - - + - - -

29 Pachyseris rugosa - - - - - - - - - - + - - - -

30 Pavona minuta - - - - + + - - - - - - - - -

31 Pavona sp. - - - - - + - - - - - - - - -

68

Page 83: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

III DENDROPHYLLIIDAE

32 Turbinaria sp. - - - - - - - - - + - - - - -

IV FAVIIDAE

33 Cyphastrea

microphthalma - - - - + - - - - - + - - - -

34 Diploastrea heliopora + + - - - - - - - - - - - - -

35 Echinophora lamellosa - - + - - - - - - - - - - - -

36 Favia pallida - - - - + + - - - - - - - - -

37 Favia sp. + - - - - - - - - - - + - - -

38 Favia speciosa - - - - - - - - - - + - - - -

39 Favia stelligera + - - - - - - - - - - - - - -

40 Favites abdita + - - - - - - - - - - - - - -

41 Favites chinensis - - + - - - - - - - - - - - -

42 Favites halicora - - - - + - - - - - - - - - -

43 Favites sp. - - + + - - - - - - - - - - -

44 Goniastrea sp. - - + - - - - - - - - - - - -

45 Leptastrea pruinosa - - - - - - - - - - + - - - -

46 Platygyra sinensis - - - - - - - - - - + - - - -

69

Page 84: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

V MERULINIDAE

47 Hydnophora pilosa - - - - - - - - - - - - + - -

48 Merulina ampliata - - - - - - - - - - + - - - -

49 Merulina scabricula - - - + - - - - - - - - - - -

VI MILLEPORIDAE

50 Millepora tenella - - - - - - + - - - - - - - -

VII MUSSIDAE

51 Acanthastrea sp. - - - - - - - - - - - - + - -

- - - - - - - - - - - - - - -

VIII OCULINIDAE

52 Galaxea astreata

53 Galaxea fascicularis - + - - - - - - - - - - - - -

54 Oxypora lacera - - - + - - - - - - - - - - -

IX POCILLOPORIDAE

55 Pocillopora damicornis - - - - + + + - - - + + - + +

56 Pocillopora eydouxi - - - - - - - - - - - - - - +

70

Page 85: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

57 Pocillopora verrucosa - - - - + + - - - - + - + + -

58 Seriatopora caliendrum - - - - - - - - - - - + - - -

59 Seriatopora hystrix - - - - + + + - - - - - - + +

60 Stylophora pistillata - - - - - - - - - - - - - + +

X PORITIDAE

61 Goniopora retiformis + - - + - - - - - - - - - - -

62 Goniopora sp. + - - - - - - - - - - - - - -

63 Porites cylindrica - - - - + - - - + - + + - - +

64 Porites lichen - - - - - - - - - - + - - - -

65 Porites lobata + - + - + + - - + + + + - - -

66 Porites lutea - - + - - - - - - - - + - + -

67 Porites nigrescens - - + - - - - - - + + - - - -

XI SIDERASTREIDAE

68 Psammocora sp. - - - + + - - - - - - - - - -

Jumlah jenis 9 2 8 7 16 15 5 3 4 4 17 13 13 14 12

71

Page 86: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Keterangan : + = ada ; - = tidak ada BIAP 17, 18, 19 & 20  : Sandedori  BIAP 25 & 26   : Pulau Nusi 

BIAP 21 & 22  : Pulau Wundi  BIAP 27 & 28  : Supraima 

BIAP 23 & 24   : Pulau Pai  BIAP 29, 30 & 31   : Mios Manguandi 

72

Page 87: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 4. Sebaran jenis karang batu di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP

JENIS 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

I ACROPORIDAE

1 Acropora brueggemanni - - - - + - + - - - + - - - -

2 Acropora cuneata - - - - - - - - - - - - + - -

3 Acropora florida + - - - - - - - + - - - - - -

4 Acropora formosa - - - - - - + - - - + - - - -

5 Acropora gemmifera - - - - - - - - - - - - - + -

6 Acropora granulosa - + - - - - - - - - - - - - -

7 Acropora hyacinctus - - - - - - - - + - - - - - -

8 Acropora palifera - - - - - - - + + + + + - - -

9 Acropora pallida - - - - - - - - + - - - - - -

10 Acropora sarmentosa - - - - + + - - - - - - - - -

11 Acropora sp. - - - - - - - + + + + + + + +

12 Acropora valenciennessi + - - - - - - - - - - - - - -

13 Montipora foliosa - - - - - - - - - - - - - + -

14 Montipora incrassata - - - - - - - - + - - - - - -

73

Page 88: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

15 Montipora informis - - - - - - - - + + - - - + -

16 Montipora millepora - - + - - - - - - - - - - - -

17 Montipora monasteriata - - - - - - - - - + - - - - -

18 Montipora sp. - + + + - + - + + - + + + + +

19 Montipora undata - - - - - - - - - + - - - - -

20 Montipora venosa - - - - - - - - + - - - - - -

II AGARICIIDAE

21 Coeloseris mayeri - - - - - - - - + + - - - - -

22 Coeloseris sp. - - - + - - - - - - - - - - -

23 Pavona minuta - + - - - - - - - - - - - - -

24 Pavona sp. - - + - - - - - - - - - - - -

25 Pavona venosa - - + - - - - - - - - - - - -

III DENDROPHYLLIIDAE

26 Turbinaria frondens - - - - - - - - - - - - - + -

IV EUPHYLLIDAE

27 Euphyllia divisa - - - - - - + - - - - - - - -

74

Page 89: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

V FAVIIDAE

28 Cyphastrea

microphthalma - - + + - - - - - - - - - - -

29 Cyphastrea serailia - - + - - - - - - - - - - - -

30 Echinophora lamellosa - - - + - - - - - - - - - - -

31 Echinopora horrida + - - - - - - - - - - - - - -

32 Echinopora lamellosa - - - - - - - - - - - - - + -

33 Favia flexuosa - - - - - - - - - - - + - - -

34 Favia pallida - - + - - - - - - - - - - - -

35 Favia stelligera - - - - - - - - - - - - + - -

36 Favites abdita - - - - - - - - - + - - - - -

37 Favites halicora - - - + - - - - - - - - - - -

38 Favites sp. + - - - - - - - - - + + - - +

39 Goniastrea favulus + - + - - - - - - - - - - - -

40 Leptastrea purpurea - - - + - - - - - + - - - - -

41 Leptoria phrygya - - - + - - - - - - - - - - -

42 Montastrea sp. - - - + - - - - - - - - - - -

43 Oulophyllia sp. - - - - - - - - - - + - - - -

44 Platygyra lamellina - - - - - - - - - - - - - + -

45 Platygyra pini - - - + - - - - - - - - - - -

75

Page 90: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

46 Platygyra sinensis - - - + - - - - - - - - - - -

VI FUNGIIDAE

47 Ctenactis echinata - - - - + - - - - - - - - - -

48 Fungia paumotensis - + - - - - - - - - - - - - -

49 Fungia repanda - - - - + - - - - - - - - - -

50 Fungia sp. - - - - - + - - - - - - - - -

VII HELIOPORIDAE

51 Heliopora coerulea - - - - - - - - + - - - - - -

VIII MERULINIDAE

52 Merulina ampliata - - - - - - - - - - + - - + -

IX MUSSIDAE

53 Lobophyllia hattaii - - - - - - + - - - - - - - -

X OCULINIDAE

54 Galaxea fascicularis - - + - - - - + - - - + - - -

76

Page 91: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

XI POCILLOPORIDAE

55 Pocillopora damicornis + + - - - - - - - + - - - - -

56 Pocillopora verrucosa - - - - - + + + + - - + + - +

57 Seriatopora caliendrum - + - - - - - + - + - - - - -

58 Seriatopora hystrix + - + - - - - - - + - - + + +

59 Stylophora pistillata - + - - - - + - - - - + + + +

XII PORITIDAE

60 Goniopora minor - - - - - - - - - - - - - + +

61 Goniopora retiformis - - - - - - - - - - - - - - +

62 Goniopora sp. - - - - - - - - - - - - - + -

63 Porites annae - - - - - - - - - - - - - + -

64 Porites cylindrica + + + + - - - - - + + - - - +

65 Porites lichen - - - - - - - - - - - - - + -

66 Porites lobata - - + + - - - - - - - - - - +

67 Porites lutea + - - - - - - + - - - - - + -

68 Porites nigrescens + + + - - - + + - - + + + - -

69 Porites rus - - - - - - - - - - - - - + -

70 Porites sp. - - + - - + - - - - - + - + +

Jumlah jenis 10 9 14 12 4 5 7 8 12 12 10 10 8 18 11

77

Page 92: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Keterangan : + = ada ; - = tidak ada

BIAP 32, 33 & 34  : Pulau Dawi  BIAP 40 & 41   : Mbromsi 

BIAP 35  : Pulau Nukori  BIAP 42, 43 & 44  : Saribra 

BIAP 36 & 37   : Sumber Pasi  BIAP  45 & 46  : Padaidori 

BIAP 38 & 39  : Pulau Pasi 

78

Page 93: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, 2008. Kecamatan Biak Timur

Megabentos Nurwar Anggaduber Wadibu DPL Desa Sariori Saba Tot. Ind. % Tot. Ind. BIAP01 BIAP02 BIAP03 BIAP04 BIAP05 BIAP06 BIAP07 BIAP08 BIAP09

Acanthaster planci 0 0 3 2 2 1 0 1 0 9 3,64

Coral Mushroom (CMR) 0 2 12 3 3 0 5 2 1 28 11,34

Diadema setosum 1 0 7 1 8 5 7 2 127 158 63,97

Drupella sp. 2 0 3 4 0 0 0 5 32 46 18,62

Large Giant Clam 2 0 0 0 0 0 0 1 0 3 1,21

Small Giant Clam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Large Holothurian 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0,40

Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Trochus sp. 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0,81

Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Jumlah Individu 5 2 25 13 13 6 12 11 160 247 100,00

Jumlah Jenis 3 1 4 6 3 2 2 5 3

79

Page 94: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 6. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Kecamatan Padaido Bawah

Megabentos Pulau Owi Rurbas Besar R. Kecil

Pulau Auki Sandedori Pulau Wundi Pulau Pai Pulau Nusi Total %

Total

Indiv. Indiv.

BIAP 10

BIAP 11

BIAP 12

BIAP 13

BIAP 14

BIAP 15

BIAP

16

BIAP

17

BIAP

18

BIAP

19

BIAP

20

BIAP

21

BIAP

22

BIAP

23

BIAP

24

BIAP

25

BIAP

26

Acanthaster planci 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 0,79 Coral Mushroom (CMR) 13 2 33 6 81 23 53 11 3 35 6 48 60 11 22 5 23 435 69,05

Diadema setosum 0 2 0 0 0 41 27 4 4 4 0 1 7 0 0 2 1 93 14,76

Drupella sp. 0 5 1 0 0 8 3 0 0 0 0 1 3 4 15 0 2 42 6,67

Large Giant Clam 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 1 3 2 0 1 2 1 14 2,22

Small Giant Clam 1 0 0 0 0 8 8 4 5 2 6 0 3 0 0 0 0 37 5,87

Large Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Trochus sp. 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,16 Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0,48

Jumlah Individu 14 11 34 6 81 80 99 21 12 41 13 53 75 15 38 10 27 630 100

Jumlah Jenis 2 4 2 1 1 4 7 4 3 3 3 4 5 2 3 4 4

80

Page 95: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 7. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

Kecamatan Padaido Atas Total % Total

Megabentos BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP Indv. Indiv.

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

Acanthaster planci 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,17 Coral Mushroom (CMR) 25 11 4 2 0 25 85 24 27 118 58 39 3 0 29 16 10 4 3 7 490 85,51

Diadema setosum 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 0,70

Drupella sp. 3 2 3 0 0 0 0 0 0 17 9 0 0 0 4 3 6 0 9 6 62 10,82

Large Giant Clam 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 9 1,57

Small Giant Clam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0,35

Large Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Small Holothurian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Lobsters 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Pencil Sea Urchin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00

Trochus sp. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0,52 Banded Coral Shrimp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0,35

Jumlah Individu 28 15 8 2 0 26 86 25 29 135 67 40 3 0 34 20 17 6 18 14 573 100,00

Jumlah Jenis 2 4 3 1 0 2 2 2 3 2 2 2 1 0 3 3 3 3 6 3

Ket.: BIAP 27-28 (Supraima); BIAP 29-30-31 (Mios Manguandi); BIAP 32-33-34 (Pulau Dawi); BIAP 35 (P. Nukori); BIAP 36-37 (Sumber Pasi); BIAP 38-39 (Pulau Pasi); BIAP 40-41 (Mbromsi); BIAP 42-43-44 (Saribra) BIAP 45-46 (Padaidori).

81

Page 96: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 8. Sebaran jenis ikan karang, di lokasi DPL Kecamatan Biak Timur dan Kecamatan Padaido Bawah, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP Kategori

JENIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

I ACANTHURIDAE

1 Acanthurus dussumieri - - - - - - + - + - - - - - - - Target

2 Acanthurus grammoptilus - - - + - - + - - - - - - - - - Target

3 Acanthurus lineatus - + - - + + + + - - - + + - - - Target

4 Acanthurus nigricans + + + + + + - + + + + + + - - - Target

5 Acanthurus nigroris - + - - - - - - - - - - - - - - Target

6 Acanthurus pyroferus + + - + + + - + + + + + + - + + Target

7 Acanthurus sp. - - - - - + - - - - - - - - - - Target

8 Acanthurus triostegus - - + + - - - - + - - - - - - - Target

9 Ctenochaetus binotatus - - - - + - + - - - - - - - - - Target

10 Ctenochaetus striatus + - + - + + + + + + + + + + - + Target

11 Ctenochaetus strigosus - + - - - + + - - - - + - - + - Target

12 Grammoptilus sp. - - - - + + - - - - - - - - - - Target

13 Naso brevirostris - - - - + + + + + + + + + - - - Target

14 Naso vlamingii - - - - - - + - - - - - - - - - Target

15 Zebrasoma scopas + + + - + + + - + + + + + + + + Major

82

Page 97: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Zebrasoma veliferum - - - - + + + - + - - + + + - - Major

II APOGONIDAE

17 Apogon sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Major

III AULOSTOMIDAE

18 Aulostomus chinensis - - - - + + - - - - + + + + - + Major

IV BALISTIDAE

19 Balistapus undulatus - + - + + + + - + - + + + + + - Major

20 Balistoides conspicillum - - - - - - - - + - + + + - - - Major

21 Balistoides viridescens - - - - - - - - - - + - - + - - Major

22 Odonus niger - - + + - - + - - - - - - + - - Major

23 Rhinecanthus verrucosus - - - - + + + - + - - - - + - - Major

24 Sufflamen chrysopterus - - + + - - - - - - - - - - - - Major

V CAESIONIDAE

25 Caesio caerulaurea - - - - - + + - + - + - - + - - Target

26 Caesio cuning - - - - - - - - - - - - - - - + Target

27 Caesio lunaris - + - - - - - - - - - + - - - - Target

28 Caesio teres - - - - + - + - - - - + - - - - Target

29 Caesio tile - - - - + - - - - - - - - - - - Target

83

Page 98: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

30 Pterocaesio sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Target

31 Pterocaesio tile - + - - - + + - + - - - - - + + Target

VI CARANGIDAE

32 Caranx melampygus - - - - + - - - - - - - - - - - Target

33 Caranx sp. - - - - - - - - + - - + + - - - Target

34 Elagatis bipinnulata - - - - - - - - - - - + - - - - Target

35 Etilis sp. - - - - - - - - - - - - + - - - Target

VII CHAETODONTIDAE

36 Chaetodon auriga - - - - + - - - + - - - - - - - Indicator

37 Chaetodon baronessa - - + - - + + - + + + + + - + + Indicator

38 Chaetodon bennetti - - - + + - + - - - - + + + - - Indicator

39 Chaetodon citrinellus + + + + + + + + + + + + - - + - Indicator

40 Chaetodon ephippium - - - - + - - + + - + - - - - - Indicator

41 Chaetodon falcula - - - + - - - - - - - - - - - - Indicator

42 Chaetodon guentheri - - - - - + - - - - - + - - - - Indicator

43 Chaetodon guttatissimus - - - - - - - - + - - - - - - - Indicator

44 Chaetodon kleini + - + + + + + + + + + + - + + + Indicator

45 Chaetodon lineolatus - - - - - - + + + - - + + - - - Indicator

46 Chaetodon lunula - - - - + - + + + - + - + + - - Indicator

84

Page 99: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

47 Chaetodon melannotus - - - - - - - + + - - - - - - - Indicator

48 Chaetodon meyeri - - + - - + - - + + + + - - - - Indicator

49 Chaetodon ocellicaudus - - - - - - - - - - - + - - - - Indicator

50 Chaetodon ornatissimus - - - - - + + - + + + + - + - - Indicator

51 Chaetodon punctatofasciatus - - - - - - + + + - - + + - - - Indicator

52 Chaetodon rafflesii - - + + - + - + + + + + + - + - Indicator

53 Chaetodon semeion - - - - - - - - - - + + - - - - Indicator

54 Chaetodon trifascialis - - - - - + + - - + + + + + - - Indicator

55 Chaetodon trifasciatus - - - + - + + + - + + + + + + - Indicator

56 Chaetodon ulietensis - - - - - - + + + - + + + - - - Indicator

57 Chaetodon unifasciatus - - - - - - - - + - + - - - - - Indicator

58 Chaetodon unimaculatus - - - - - - + - + - - + + + - - Indicator

59 Chaetodon vagabundus + + + + + + - + + - - + + + + + Indicator

60 Forcipiger flavissimus - - - + - - - - - - - - - - - - Indicator

61 Forcipiger longirostris - - - - - + + + + + + + + + - - Indicator

62 Hemitaurichthys polylepis - - + + + + + + + - - + + - - - Indicator

63 Heniochus acuminatus - - - - - - - - - - - + - - - - Indicator

64 Heniochus chrysostomus + - - - - + - - + - + + + - - - Indicator

65 Heniochus monoceros - - - - - - - - + + + + + - - - Indicator

66 Heniochus varius - - - + - - - - + + + + + - + + Indicator

85

Page 100: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

VIII CIRRHITIDAE

67 Paracirrhites forsteri - - - - - - - - - + - - - - + + Major

IX HAEMULIDAE

68 Plectorhinchus goldmani - - - - - - - - + - - - - - - - Target

69 Plectorhinchus orientalis + - - - - - - - + - - - - - + - Target

X HOLOCENTRIDAE

70 Holocentrus rubrum - - - - - - - + - - + - + - - - Target

71 Neoniphon argenteus - - - - - - - + - + + - - - - - Major

72 Neoniphon sammara - - - - - - - + - + - - - - - + Major

73 Sargocentron caudimaculatus - - - - - - - + - - + + + - + - Major

74 Sargocentron melanospilos - - - - - - - - - - + - - - - - Major

75 Sargocentron springeri - - - - - - - - - - - - + - - - Major

XI KYPPOSIDAE

76 Kyphosus spp. - - - - - - - - + - - - - - - - Target

77 Kyphosus vaigiensis - + - - - - - - - - - - + - - - Target

XII LABRIDAE

86

Page 101: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

78 Anampses melanurus - - - - - + + + - - - - - + - - Major

79 Anampses meleagrides + - - - - - - - - - - - - - - - Major

80 Bodianus axillaris - - - - - - + - + - - - - - - - Major

81 Bodianus mesothorax + - - - - + + + + - - - + - - - Major

82 Cheilinus chlorurus - - - - - - + - - - + + - + - - Target

83 Cheilinus diagrammus - - - - - - + + - - + + - - - - Target

84 Cheilinus fasciatus - - - - + - + + - - - + - + - - Target

85 Cheilinus trilobatus - + - - - - - - - - - - - - - - Target

86 Cheilinus undulatus + - + - + - + - - - + - - + - - Target

87 Choerodon anchorago + - - - - - - - - - - - - - - - Major

88 Cirrhilabrus cyanopleura - - - - - - - - - - - - - + - - Major

89 Diproxtaxanthus sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Major

90 Epibulus insidiator - - - - - + - - - - - + + + - + Major

91 Gomphosus varius - - + - - - - + + + + + + - - - Major

92 Halichoeres argus - - - - - - + - - - - - + - - - Major

93 Halichoeres chrysus + - - - - - - - - - - - - - - - Major

94 Halichoeres hortulanus + + + - + + + + + + + + + + - - Major

95 Halichoeres prosopeion - - - - + + + + + - - - - - + - Major

96 Hemigymnus fasciatus - - - - + - - + + - + + + + - + Target

97 Hemigymnus melapterus - - + - + - - + + - + + + + - - Target

98 Labroides bicolor - - - - - - + - - - - - + - - + Major

87

Page 102: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

99 Labroides dimidiatus + + + + + + + + + + + + + + - - Major

100 Labroides pectoralis - - - - + - - - - - - + - + - - Major

101 Macropharyngodon meleagris - - - - - - - - - + - - - - - - Major

102 Novaculichthys taeniurus - - - - + - - - - - - - - - - - Major

103 Pseudocheilinus hexataenia - - - - - - - - - - - - - - - + Major

104 Stethojulis albovittata - - - - - - - - - + - - - - - - Major

105 Stethojulis bandanensis - - - - - - - + - - - - - - - - Major

106 Stethojulis strigiventer + + - + - - - - - - - - - - + - Major

107 Thalassoma amblycephalus - - - + - + - + + - - + - - - + Major

108 Thalassoma hardwickei - - + + + - - + - + + + + + - + Major

109 Thalassoma janseni - + + - - - - - + - - - - - - - Major

110 Thalassoma lunare + - - + + + - + - + + + + + + + Major

XIII LETHRINIDAE

111 Gnathodentex aureolineatus - - - - - - - - - - - - - - - + Target

112 Lethrinus harak - - - - + + + - + - + + - - - - Target

113 Lethrinus olivaceus - - - - + - - - + - - - - - - - Target

114 Lethrinus ornatus - - - - + - - - + - - - - - - - Target

115 Lethrinus sp. - - - - - - - - - - - - - - + - Target

XIV LUTJANIDAE

88

Page 103: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

116 Lutjanus biguttatus - - - - - - - - - - - + - - - + Target

117 Lutjanus bohar - - - - - - - - + - + - + - - + Target

118 Lutjanus decussatus - - - - - - - - - - - - - - + + Target

119 Lutjanus ehrenbergi - + - - - - - - - - - - - - - - Target

120 Lutjanus fulviflamma - - - - - - - - + - + + - - - - Target

121 Lutjanus fulvus + - - - + + + + + - + + + - + + Target

122 Lutjanus gibbus - - - - - - - - + - - - - - - - Target

123 Lutjanus rivulatus - - - - - - - - - - - - + - - - Target

124 Lutjanus semicinctus - - - + - + - + + + + + - - + - Target

125 Lutjanus sp. - - - - - - - - - - - - - - + + Target

126 Macolor macularis - + - - - + + - + - + + + + - - Target

127 Macolor niger - - - - + - - - + + + + + + + - Target

XV MONACANTHIDAE

128 Aluterus scriptus - - - - - - - - - + - - - - - - Major

129 Amanses scopas - - - + - - - - - - + - - - - - Major

XVI MULLIDAE

130 Parupeneus barberinus + + + - - - - + + + + - + + + - Target

131 Parupeneus bifasciatus + + - - + + + + + + + + + + + + Target

132 Parupeneus cyclostomus - - - - - + - + + - - + + - + - Target

89

Page 104: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

133 Parupeneus multifasciatus - - - - + - + + + - + + + + - + Target

XVII POMACANTHIDAE

134 Apolemichthys trimaculatus - - - - - - - - + - - - - - - - Major

135 Centropyge bicolor + - - - + + - + + + + + + + - + Major

136 Centropyge tibicen - - - - - - - - - - + - - - - - Major

137 Centropyge vroliki + + + + + + + + + - - + + + + + Major

138 Pygoplites diacanthus - - - + - - - - - - + - - - - + Major

XVIII POMACENTRIDAE

139 Abudefduf saxatilis - - - - - - - - - - - + - - - - Major

140 Abudefduf sexfasciatus - - - - + - - - - - - + + + - - Major

141 Abudefduf vaigiensis - - - + + - - - - - + + + - + - Major

142 Acanthochromis polyacanthus - - - - + + + - - - + + + - + + Major

143 Amblyglyphidodon aureus - - - - + + + + + - - + + + - - Major

144 Amblyglyphidodon curacao - - - - + + - - - - - + + + - - Major

145 Amblyglyphidodon leucogaster - - - - + - + + + - + + + - - - Major

146 Amphiprion clarkii - - + - + + - + - + + + - + - - Major

147 Amphiprion ephipium - - - - + + + - - - - - - - - - Major

148 Amphiprion frenatus - - - + - - - - - - - - - + - - Major

149 Amphiprion perideraion - - - - + + + + + - - - - - - - Major

150 Amphiprion sandaracinos + - - - + + + + + - - + - + - - Major

90

Page 105: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

151 Chromis alpha - - - - + + + - - - - - + - - - Major

152 Chromis amboinensis - - - - - - - - - - - + - - - - Major

153 Chromis atripes - - + - + + + + + - - + + + - - Major

154 Chromis caudalis - - - - - - - - - - - - + - - - Major

155 Chromis lineata - - - - - - - - - - - - + + + - Major

156 Chromis margaritifer + + + + + + + + + + + + + + - - Major

157 Chromis retrofasciata - - - - - - + - - - - - - - - - Major

158 Chromis ternatensis - - - - + + + + + + + + + + - - Major

159 Chromis viridis - - - - - - - - - + + - - - - + Major

160 Chromis weberi + - - - + - + - + - - + + + - - Major

161 Chromis xanthura - - - - + - + + + - - + + + - - Major

162 Chrysiptera cyanea - - + + + - - + - + - - - + - - Major

163 Chrysiptera hemicyanea - - - - - - - - - - - - - - + - Major

164 Chrysiptera rex - - - - - - + - + - - - - - - - Major

165 Chrysiptera rollandi - - - - - + + + - - - - - - + - Major

166 Chrysiptera talboti - - - - + + + + + - - - + + - + Major

167 Dascyllus reticulatus - - + - + + + + - + + + + - - - Major

168 Dascyllus trimaculatus - - + + + - + + + - - + + + - - Major

169 Dischistodus prosopotaenia - - - - - - - - - - - - - - + - Major

170 Paraglyphidodon nigroris - - - - + - - + + - - + - + - - Major

171 Plectroglyphidodon dicki - - - - - - + - - + + + - - - - Major

91

Page 106: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

172 Plectroglyphidodon lacrymatus + + + - + + + + + + + + + + - - Major

173 Pomacentrus alexanderae - - - - + - + + + - - - + + - - Major

174 Pomacentrus bankanensis + + + + + - + + - + + + + + + + Major

175 Pomacentrus chrysurus + - - - - - - - - - - - - - - - Major

176 Pomacentrus lepidogenys - + - - - - + + - + + + + - + - Major

177 Pomacentrus margaritifer - - - - - - - - - - - + - - - - Major

178 Pomacentrus moluccensis - + - - + + + - + + + + + - + + Major

179 Pomacentrus sextriatus - - - - - - + - + - + - + + - - Major

180 Pomacentrus sp. - - - - - - - - - - - - - - - + Major

181 Pomacentrus tripunctatus - - - - + - - - - - - - - - - - Major

XIX PSEUDOCHROMIDAE

182 Labracinus cyclophthalmus - - - - - - - - - - + - - - - - Major

183 Labrichthys unilineatus - - - - - - - - - - + + - + - - Major

XX SCARIDAE

184 Chlorurus sordidus + - - - - - - - - - - - - - + + Target

185 Scarus bicolor - - - - + + + + + + + - + - - - Target

186 Scarus bleckeri - - - - + + + - + - - + + + - - Target

187 Scarus dimidiatus - - - + + + + + + + + - + + - - Target

188 Scarus forsteni - - - - + + + - - + - + - - - - Target

92

Page 107: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

189 Scarus hypselopterus - - - - + - - - + - - - - - - - Target

190 Scarus microhinos - - - - - + - - - - - - - - - - Target

191 Scarus prasiognathus - - - - + + - + - - + + + - - + Target

192 Scarus schlegeli - - - + + - + - - - - + + + + - Target

193 Scarus sordidus - + - - + + - + + - + - + - - + Target

XXI SCOLOPSIDAE

194 Scolopsis bilineatus + + - + - - - + + - - - - + - + Target

195 Scolopsis lineatus - - - - - - - - + + + - - - + - Target

196 Scolopsis margaritifer + - - + + - + - - - + - - - - - Target

197 Scolopsis trilineatus - - - - - - - - - + - - - - + - Target

XXII SCOMBRIDAE

198 Scomberomorus sp. - - - - - - + - - - - - - - - - Target

XXIII SERRANIDAE

199 Anthias hutchi - - - - - + - - - - - + - - - - Major

200 Anthias squamispinis - - - - - - - - - - - + - - - - Major

201 Anthias tuka - - - - - + - - - - - - - - - - Major

202 Cephalopholis argus + - - - + - + + + - + + + - - - Target

203 Cephalopholis boenak - - - - - - - - - - - + - - - + Target

93

Page 108: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

204 Cephalopholis cyanostigma - - - - + + - + + - - - - - - - Target

205 Cephalopholis miniata - - - - - - - - - - + - - - - - Target

206 Cephalopholis sexmaculata - - - - - - - - - - - - + - - - Target

207 Cephalopholis sp. - - - - - - - - - - - - - - + - Target

208 Cephalopholis urodeta - - + - - + - - - - + + + + + - Target

209 Epinephelus fasciatus - - - - - - + - - - - - - - - - Target

210 Epinephelus merra - + - - - - - - - - - - - - - - Target

211 Epinephelus sp. - - - - - - - + - - - - - - - - Target

212 Gracila albomarginata - - - - - - + - - + + - + - - - Target

213 Plectropoma leopardus - - - - - + - - - - - - - - - - Target

214 Plectropoma maculatum - - - - + - - - - - - - - - - - Target

215 Pseudanthias hutchi - - - - - - - - - - - - + + - - Major

216 Pseudanthias pascalis - - - - - + - - - - - + + + - - Major

217 Pseudanthias tuka - - - - - - - - - - - - + - - - Major

XXIV SIGANIDAE

218 Siganus corallinus - - - - - - + - - - - + - + - - Target

219 Siganus doliatus - - - - - - + - - - - - - - - - Target

220 Siganus guttatus - - + - - - - - - - - - - - - - Target

221 Siganus puellus - - - - - - + - + - - + - - + - Target

222 Siganus punctatus - - - - - + - - - - - - - - - - Target

94

Page 109: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

223 Siganus vermiculatus - - - - - - - - + - - - - - - - Target

224 Siganus virgatus - + - - - - + - - - - - - - - - Target

225 Siganus vulpinus - - - - + + + - + - + + - + - - Target

XXV TETRAODONTIDAE

226 Arothron nigropunctatus - - - - - - - - - + + - - - - - Major

227 Canthigaster compressus - - - - + - - - - - - - - - - - Major

228 Canthigaster valentini - - - - + - - - - - - - - - - - Major

XXVI ZANCLIDAE

229 Zanclus cornutus - - - + + + + + + + + + + + + + Major

33 31 32 37 85 76 89 72 96 51 84 103 91 69 44 44 Keterangan : + = ditemukan; - = tidak ditemukan BIAP  1 & 2  : Nurwar  BIAP 10 & 11  : Pulau Owi 

BIAP  3 & 4  : Anggaduber  BIAP 12 & 13  : Rurbas Besar BIAP  5, 6 & 7  : Wadibu DPL Desa Sariori  BIAP 14  : Rurbas Kec il BIAP  8 & 9  : Saba  BIAP 15 & 16  : Pulau Auki 

95

Page 110: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 9. Sebaran jenis ikan karang, di lokasi DPL Kecamatan Padaido Bawah dan Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor, 2008.

NO. SUKU BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP BIAP Kategori

JENIS 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

I ACANTHURIDAE

1 Acanthurus dussumieri - - - - - + - - - - - - + - + Target

2 Acanthurus lineatus - - - - + - - - - - - - + + + Target

3 Acanthurus nigricans - - - - + + - - + - + + + + + Target

4 Acanthurus pyroferus - + + + + - - + + - + - + + + Target

5 Acanthurus triostegus - - + - - - - - - - - - - - - Target

6 Ctenochaetus binotatus - - - - - + - - - - - + + - - Target

7 Ctenochaetus striatus - - + - + + + - + + + + + + +- Target

8 Ctenochaetus strigosus + + - + - + - - + - - - - - - Target

9 Ctenochaetus tominiensis - - - - - - - - + + - + - - - Target

10 Naso brevirostris - - - - + - - - - - - + - + + Target

11 Zebrasoma scopas + - + + + + - + + + - + + + + Major

12 Zebrasoma veliferum - - + - - - + - - - - - + - - Major

II APOGONIDAE

13 Apogon compressus - - - - - + - + - - - - - - - Major

96

Page 111: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

14 Apogon kallopterus - - - - - - - + - - - - - - - Major

15 Apogon macrodon - - - - + - - - - + - - - - - Major

III AULOSTOMIDAE

16 Aulostomus chinensis - - - - - - - + - - - + - - - Major

IV BALISTIDAE

17 Balistapus undulatus + - - - - + - - - - + - + + + Major

18 Odonus niger - - - - - - - - - - - - + - - Major

19 Rhinecanthus verrucosus - - - - - - - - - - - + - - - Major

20 Sufflamen chrysopterus - - - - - - - - - - + - - - + Major

21 Suflamen bursa - - - + - - - - - - - - - - - Major

22 Suflamen chrysopterus - - - - - - - - - + - - - - - Major

V CAESIONIDAE

23 Caesio caerulaurea - - - - - - - - + + - + + - - Target

24 Caesio cuning + - - - + - - - - - - - - - - Target

25 Caesio teres - - - - + - - - + - - - + - - Target

26 Pterocaesio tile - - - - + - - - + + - + - - - Target

27 Pterocaesio trilineata - - - - - - - - - + - - - - - Target

97

Page 112: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

VI CARANGIDAE

28 Caranx sp. - - - - - + - - - - - + - - - Target

VII CHAETODONTIDAE

29 Chaetodon auriga - + - - + + - - - - - - - - + Indicator

30 Chaetodon baronessa + - + - + + + + - - + + - + + Indicator

31 Chaetodon citrinellus - + + + + - - - - - - - - - - Indicator

32 Chaetodon collare + - - - - - - - - - - - - - - Indicator

33 Chaetodon ephippium - + - - - - + + - + - + - - - Indicator

34 Chaetodon falcula - - - - - - - - - - - - - - + Indicator

35 Chaetodon guttatissimus - - - - + - - - - - - - - - - Indicator

36 Chaetodon kleini + + + + + + + + + + + + + + Indicator

37 Chaetodon lunula - - - - + + - - - - - + - - + Indicator

38 Chaetodon melannotus - - - - + - - - - - - - - - - Indicator

39 Chaetodon meyeri + - - - + - - - - - - - + + + Indicator

40 Chaetodon ocellicaudus - + + - - - - - - - - - - - - Indicator

41 Chaetodon ornatissimus + - - - + + - - - - + + + + + Indicator

42 Chaetodon punctatofasciatus - - - - + + - - - - - + - + + Indicator

43 Chaetodon rafflesii - - + - + + + + + - + + - + + Indicator

44 Chaetodon semeion - - - - + - - - - - - - - - + Indicator

45 Chaetodon trifascialis - - - - + - - - - + + + + + + Indicator

98

Page 113: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

46 Chaetodon trifasciatus + + + + + + + + - - + + + + + Indicator

47 Chaetodon ulietensis - - - - - - - - - + - - - - + Indicator

48 Chaetodon unimaculatus - - - - + - - - - - + + - - - Indicator

49 Chaetodon vagabundus - + + + + + - + + - - + - - - Indicator

50 Forcipiger flavissimus - - + - - - - - - - - - - - - Indicator

51 Forcipiger longirostris - - - - + + - - + - - + - + + Indicator

52 Hemitaurichthys polylepis - - - - - - - - - - - - + - - Indicator

53 Heniochus chrysostomus - + + - + - - - - - - + + + - Indicator

54 Heniochus monoceros - - - - + - - - - - - + - - - Indicator

55 Heniochus singularis - - - - - - + + - - - - - - - Indicator

56 Heniochus varius - - - + + + - + - - + + + - - Indicator

VIII CIRRHITIDAE

57 Paracirrhites forsteri - - + - - - - - - - - - - - - Major

IX GOBIIDAE

58 Amblygobius sp. + - - - - - - - - - - - - - - Major

X HAEMULIDAE

59 Plectorhinchus goldmani - - - - + - - - - - - - - - - Target

60 Plectorhinchus orientalis - - - - + - + - - - - - - + - Target

99

Page 114: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

XI HOLOCENTRIDAE

61 Holocentrus rubrum - - - - + + - - - - - - - - - Target

62 Myripristis kuntee - - - - - - + - - - - - - - - Major

63 Myripristis murdjan - - - - - - + - - - - - - - - Major

64 Neoniphon argenteus - - - - + - - - - - - - - - - Major

65 Neoniphon sammara - - - - - - + + - - - - - - - Major

66 Sargocentron caudimaculatus - - - - + - - - - - + - - - + Major

67 Sargocentron rubrum - - - - - - - - - + - - - - - Major

68 Sargocentron springeri - - - - + + - - - - - - - - - Major

XII KYPPOSIDAE

69 Kyphosus vaigiensis - - - - - - - - - - - - + - - Target

XIII LABRIDAE

70 Anampses melanurus - - - - - - - - + - + - - + + Major

71 Bodianus axillaris - - - - + - - - - - - - - + - Major

72 Bodianus mesothorax - - - - + + - - - - - + - + - Major

73 Cheilinus chlorurus - - - - - - - - + - + - + - - Target

74 Cheilinus diagrammus - - - - - - - - - + + - - + - Target

75 Cheilinus fasciatus - - - - - - - - + - - - + + - Target

76 Cheilinus undulatus - + - - - - - - - - - + - + - Target

100

Page 115: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

77 Cheilio inermis - - - + - - - - - - - - - - - Major

78 Choerodon anchorago + + + + - - - - - + - - - - - Major

79 Cirrhitichthys falco + - + - - - - - - - - - - - + Major

80 Coris batuensis - - - - - - - - + + - - - - - Major

81 Epibulus insidiator - - - - - - - + - - + + - - - Major

82 Gomphosus varius - - - + - - - - - - + - + + - Major

83 Halichoeres argus - - - - - - - - - + - - - - - Major

84 Halichoeres hortulanus + + + - + + - + + + + - + + + Major

85 Halichoeres marginatus - - - - - - - - + - - - - - - Major

86 Halichoeres prosopeion - - - - + - - - - - - - - - - Major

87 Hemigymnus fasciatus + + - - + + - - - + - - + + - Target

88 Hemigymnus melapterus - - + + + + + + - + + - + + + Target

89 Labroides bicolor - - - - - - - + + + - - - - - Major

90 Labroides dimidiatus - - - + - - - + + + + + + - + Major

91 Labroides pectoralis - - - - - - - - - + - - - - - Major

92 Novaculichthys taeniurus - - - - - - - - - - + - - - - Major

93 Stethojulis bandanensis - - - - - - - - + - - - - + - Major

94 Stethojulis strigiventer + - - - - - - - - - - - - - - Major

95 Thalassoma amblycephalus + - - - - + - - - - + + - + + Major

96 Thalassoma hardwickei - - + + + + + + + + + + + + + Major

97 Thalassoma janseni - - - - + - - - - - + + + + + Major

101

Page 116: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

98 Thalassoma lunare + + + - + + - + - + + + - + + Major

XIV LETHRINIDAE

99 Gnathodentex aureolineatus - - - - - - - - - + - - - - - Target

100 Lethrinus harak - - - - + + - - - - + - + - - Target

101 Lethrinus olivaceus - - - - - - - - - - - - + - + Target

102 Lethrinus ornatus - - - - - - - - - - - - - - + Target

XV LUTJANIDAE

103 Lutjanus biguttatus - - - - - - - - - + - - - - - Target

104 Lutjanus bohar - - - - - + - - - - - - - - - Target

105 Lutjanus carponotatus - - - - + + - - - - - - - - - Target

106 Lutjanus decussatus + + + - - - + - - - - - - - - Target

107 Lutjanus fulviflamma - - - - + - - - - - - + - - - Target

108 Lutjanus fulvus - - + - + + + - - - - - - - - Target

109 Lutjanus semicinctus - - - - + + - - - - - - - - + Target

110 Lutjanus sp. - - - - - - - - - - - - - - - Target

111 Macolor macularis - + - - - - - - - - - - - + - Target

112 Macolor niger - - - - - - - - - - + - - + - Target

102

Page 117: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

XVI MICRODESMIDAE

113 Ptereleotris evides - - - - - - - - - - - + - - - Major

XVII MONACANTHIDAE

114 Amanses scopas - + - - - - - - - - - - + - - Major

XVIII MULLIDAE

115 Parupeneus barberinus - + + + - - + - + - - + - + + Target

116 Parupeneus bifasciatus + + + - + + - - + + + + + + + Target

117 Parupeneus cyclostomus - - - - + - - - - + - - - - - Target

118 Parupeneus multifasciatus - - + - + + - - + - + + + + + Target

XIX PEMPERIDAE

119 Pempheris vanicolensis - - - - - - - - - - - - - + - Major

XX PINGUIPEDIDAE

120 Parapercis sp. - - - - - - - - + - - - - - - Major

XXI POMACANTHIDAE

121 Apolemichthys trimaculatus - - - - - - - - - - - - - + + Major

122 Centropyge bicolor + - - + + + - + + + + + + + + Major

103

Page 118: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

123 Centropyge nox - - - - + - - - - + - - - - - Major

124 Centropyge tibicen - - - - - - - + - - - - - - - Major

125 Centropyge vroliki - + + - + + + - + - + + + + - Major

XXII POMACENTRIDAE

126 Abudefduf saxatilis - - - - - - - - - - - + + + - Major

127 Abudefduf sexfasciatus - - + - + + + - - - - - - - - Major

128 Abudefduf vaigiensis - - + - + - - - - - - - - - - Major

129 Acanthochromis polyacanthus + + + + + + - - + + + + - + - Major

130 Amblyglyphidodon aureus - - - - + + - - - - - - - - - Major

131 Amblyglyphidodon curacao + + + + - + - - + + - - - - - Major

132 Amblyglyphidodon leucogaster - - - - + + - - - + - - - - - Major

133 Amphiprion clarkii + - + - - - - + + - + - - + - Major

134 Amphiprion sandaracinos - - - + - - - - - + - - - - - Major

135 Chromis analis - - - - + + - - - - - - - - - Major

136 Chromis atripectoralis - - - + - - - - - - - - - - - Major

137 Chromis atripes - - - - + + - + - - - + - - - Major

138 Chromis lineata - - - - + + - - - + + + - - - Major

139 Chromis margaritifer - - - - + - - - + - + + + + + Major

140 Chromis retrofasciata - - - - + + - - - - - - - - - Major

141 Chromis ternatensis - - - - + + - - - - + + + - - Major

104

Page 119: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

142 Chromis viridis + - - - - - + - + - - - + + - Major

143 Chromis weberi - - - - + + - + - - - - - + - Major

145 Chromis xanthura - - - - + + - - +- - + - + + + Major

146 Chrysiptera cyanea - - - + - + - - - - + - + - + Major

147 Chrysiptera rollandi + + - - - - - - + + - - - - - Major

148 Chrysiptera talboti - + - + - + - - + + - - - - - Major

149 Dascyllus aruanus + - - - - - - - - - - - - - - Major

150 Dascyllus melanurus + - - - - - + + - - - - - - - Major

151 Dascyllus reticulatus + - - - + + - - - - + - + + + Major

152 Dascyllus trimaculatus + + + + + + - + - - + - + + + Major

153 Dischistodus chrysopoecilus - - - - - - + - - - - - - - - Major

154 Dischistodus melanotus - + - - - - + + - - - - - - - Major

155 Dischistodus perspicillatus - + - - - - - - - - - - - - - Major

156 Lepidozygus tapeinosoma - - - - - - - - - + - - - - - Major

157 Paraglyphidodon nigroris - - - - - - - + - + - + - - - Major

158 Plectroglyphidodon dicki - - - - - - - - - - - - + + + Major

159 Plectroglyphidodon lacrymatus + - - + - - - - + - + + + - + Major

160 Pomacentrus alexanderae - - - - + - - - + + - - + - - Major

161 Pomacentrus amboinensis + + - + - - - - - - - - - - - Major

162 Pomacentrus bankanensis - + - - + + - - + + + - + + + Major

163 Pomacentrus coelestis + + - - - - - - - - - - - - - Major

105

Page 120: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

164 Pomacentrus lepidogenys - - - - + + - - - - + + - - + Major

165 Pomacentrus moluccensis + - + + + + - + + + + + + + + Major

166 Pomacentrus nagasakiensis - - - - - + - - - - - - - - - Major

167 Pomacentrus nigromanus - - - - + - - - - - - - - - - Major

168 Pomacentrus sextriatus - - - - + - - - - - + - - - - Major

169 Pomacentrus sp. - - + - - - - - - - - - - - - Major

170 Pomacentrus tripunctatus - - - - - - - - - - + - + - - Major

XXIII PSEUDOCHROMIDAE

171 Labrichthys unilineatus - - - - - - - - + - + - - - - Major

172 Pseudochromis paccagnellae - - - - - + - - - - - - - - - Major

XXIV SCARIDAE

173 Bolbometopon muricatum - - - - - - - - - - - - - - + Target

174 Chlorurus sordidus - - + + - - - + - - - - - - - Target

175 Scarus bicolor - - - - - + - - - - - - + - - Target

176 Scarus bleckeri - - - - + + - - + + + - + - - Target

177 Scarus bowersi - - - - - - - - - - - - - - - Target

178 Scarus dimidiatus - - - - + - + - + - + + + + - Target

179 Scarus ghoban - - - - - + - - - + - - + + + Target

180 Scarus hypselopterus - - - - + + - - - - - - - - - Target

106

Page 121: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

181 Scarus oviceps - - - - - - - - - - + - - - - Target

182 Scarus prasiognathus - - - - + - - - + + + - + + + Target

183 Scarus schlegeli - - - - + - - - - - - - + + + Target

184 Scarus sordidus - + - - + + + - + + + + + + + Target

XXV SCOLOPSIDAE

185 Scolopsis bilineatus + + - + - - - - + + - - - - + Target

186 Scolopsis lineatus - - - - - - - + - - - - - + - Target

187 Scolopsis margaritifer - - - - - - - + - - + - - - - Target

188 Scolopsis monogramma - - - - - - - + - - - - - - - Target

189 Scolopsis trilineatus - - + - - - - - - + - - - - - Target

190 Scolopsis trivittatus - - - - - - + - - - - - - - - Target

XXVI SERRANIDAE

191 Cephalopholis argus - - - - + - - - - - - - - - - Target

192 Cephalopholis cyanostigma - - - - + + - - - - - - - - - Target

193 Cephalopholis sp. - - - - - - + - - - - - - - - Target

194 Cephalopholis urodeta + - - + - + - - - - - - + + + Target

195 Epinephelus quoyanus - - - - - - - + - - - - - - - Target

196 Pseudanthias hutchi - - - - - + - - - - - - - - - Major

197 Pseudanthias tuka - - - - + - - - - - - - - - - Major

107

Page 122: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

XXVII SIGANIDAE

198 Siganus argenteus - - - - - + - - - - - - - - - Target

199 Siganus corallinus - - - - + - - - + - - - - - - Target

200 Siganus guttatus - - - - + - - - - - - - - - - Target

201 Siganus puellus - - - - + - + - + + - - - - - Target

202 Siganus punctatissimus - - - - - + - - - - - - - - - Target

203 Siganus virgatus - + - + - - - - + - - - - - - Target

204 Siganus vulpinus - - - - + - - - - + - + - - - Target

XVIII ZANCLIDAE

205 Zanclus cornutus - - - + + - + + + + + - + + + Major

36 34 37 32 90 68 29 36 50 52 56 54 60 62 58 Keterangan : + = ditemukan; - = tidak ditemukan

BIAP 17, 18, 19 & 20  : Sandedori  BIAP 25 & 26   : Pulau Nusi BIAP 21 & 22  : Pulau Wundi  BIAP 27 & 28  : Supraima BIAP 23 & 24   : Pulau Pai  BIAP 29, 30 & 31   : Mios Manguandi 

108

Page 123: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

Lampiran 10. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Padaido Atas, Kabupaten Biak Numfor 2008. NO.  SUKU  BIAP  BIAP  BIAP  BIAP  BIAP  BIAP  Kategori 

JENIS 32 33 34 35 36 37 38 39 40  41  42  43 44 45 46 I ACANTHURIDAE                                 

1  Acanthurus hepatus - - - - - - - - - - - - +  - - Target 2  Acanthurus leucosternon - - - - - - - - - - - - - +  - Target 3  Acanthurus lineatus ‐  ‐  +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐ +  + +  +  +  +  Target 4  Acanthurus lituratus +  - - - - - - - - - - - - - - Target 5  Acanthurus nigricans ‐  ‐  ‐  +  ‐  ‐    ‐    ‐  ‐ + +  +  + +  +  Target 6  Acanthurus nigrofuscus +  - - - - - - - - - - - - - - Target 7  Acanthurus olivaceus - - - - - - - - - - - - - - +  Target 8  Acanthurus pyroferus ‐  ‐  ‐  +  +  ‐    ‐    ‐    ‐ + +  +  +  + + Target 9  Ctenochaetus striatus +  +  +  +  ‐  ‐  ‐    ‐ +  +  +  +  + +  +  Target

10  Ctenochaetus strigosus - ‐  ‐  ‐  +  +  ‐  ‐    ‐ - + +  - ‐  ‐  Target 11  Naso brevirostris - - - +  ‐  ‐  ‐  ‐  - ‐  - ‐  - ‐  ‐  Target 12  Paracanthurus hepatus - - - - - - - - - - - - +  - - Target 13  Zebrasoma scopas +  +  +  +  +  +  +  ‐    ‐  ‐  ‐ +  +  +  + Major 14  Zebrasoma veliferum - - - - - - - - - - - - - - +  Major      

II  AULOSTOMIDAE

109

Page 124: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

15  Aulostomus chinensis - - - - - - +  - - - - - - - - Major      

III  BALISTIDAE    16  Balistapus undulatus ‐  ‐  +  +  +  +  +  ‐  +  +  +  +  +  +  +  Major 17  Odonus niger - - - - - - - - - - - - +  - - Major 18  Sufflamen chrysopterus - - - - - - - +  +  - - - +  - - Major 19  Suflamen chrysopterus - - +  - +  - +  - - - - - - - - Major 20  Suflamen sp. - - - - +  +  - - - - - - - - - Major   

IV  BLENIIDAE 21  Bleniid - - - - - - - - +  - - - - - - Major      

V  CAESIONIDAE    22  Caesio teres - +  +  - - - - - - - +  - - - - Target 23  Pterocaesio tile +  ‐    ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐    ‐ + + + - ‐  ‐  Target   

VI  CARANGIDAE 24  Caranx sp. - - +  - - +  - - - - - - - - - Target   

VII  CHAETODONTIDAE

110

Page 125: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

25  Chaetodon baronessa +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ + Indicator26  Chaetodon citrinellus ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  +  +  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐ + Indicator27  Chaetodon ephippium - +  +  - - ‐  +  +  - - +  - - - +  Indicator28  Chaetodon guentheri - - +  - - - - - - +  - - - - - Indicator29  Chaetodon guttatissimus - - - - - - - - +  - - - - - - Indicator30  Chaetodon kleini +  +  +  +  +  ‐    ‐    ‐    ‐  ‐ + +  + +  + Indicator31  Chaetodon meyeri ‐  +  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐    ‐ + +  +  +  +  + Indicator32  Chaetodon ornatissimus ‐  ‐  +  ‐    ‐  ‐    ‐  ‐  ‐ + +  +  +  + +  Indicator33  Chaetodon punctatofasciatus - - +  - ‐  ‐  ‐  ‐  +  ‐  - - - ‐  ‐  Indicator34  Chaetodon rafflesii - - - +  ‐  ‐  ‐  ‐  - +  - - - ‐  +  Indicator35  Chaetodon trifascialis +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ +  + Indicator36  Chaetodon trifasciatus +  ‐    ‐  ‐  ‐ +  +  + +  +  +  +  +  +  +  Indicator37  Chaetodon ulietensis - - - - - - - - - - - - +  - - Indicator38  Chaetodon vagabundus +  +  +  +  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐    ‐ +  + + +  +  Indicator39  Forcipiger longirostris +  - +  - ‐  ‐  ‐  ‐  - - - - - ‐  ‐  Indicator40  Heniochus singularis - - - - - - - - - - - - - +  - Indicator41  Heniochus varius ‐  +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐    ‐ + + Indicator  

VIII  CIRRHITIDAE 42  Paracirrhites forsteri - - - - +  - - - - +  - +  - - +  Major

111

Page 126: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

IX  GOBIIDAE             43  Gobiid - - - - - - - - +  - - - - - - Major      

X  HAEMULIDAE    44  Plectorhinchus goldmani - +  - - - - - - - - - - - - - Target 45  Plectorhinchus orientalis - - - - - - - - - - +  - - - - Target      

XI  HOLOCENTRIDAE    46  Holocentrus rubrum - - - +  - - - - - - - - - - - Target

47  Myripristis murdjan - - - - - - +  - - - - - - - - Major 48  Neoniphon sammara - - - - - - +  - - - - - - - - Major 49  Sargocentron caudimaculatus - ‐  +  +  +  ‐  ‐  ‐    ‐ + +  +  - ‐  ‐  Major   

XII  LABRIDAE 50  Anampses melanurus - - - - - - - - +  - - - - - - Major 51  Bodianus mesothorax - ‐  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐ +  + +  - ‐  ‐  Major 52  Cheilinus chlorurus +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  +  +  - ‐  - ‐  ‐  Target 53  Cheilinus diagrammus - - +  - - - - - - - - - - - - Target 54  Cheilinus fasciatus - - +  +  - - - - - - - - - - - Target 55  Cheilinus undulatus - - +  +  - - - - - - - - - - - Target 56  Choerodon anchorago - - - - - - - - - - +  - - - - Major

112

Page 127: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

57  Cirrhilabrus cyanopleura - - - - +  +  +  - - - - - - - - Major 58  Cirrhilabrus sp. - - - - +  +  - - - - - - - - - Major 59  Cirrhitichthys falco - - - - - +  - - - - - - - - - Major 60  Coris batuensis +  - - - - - - - - - - - - - - Major 61  Diproxtaxanthus sp. - +  - - - - - - - - - - - - - Major 62  Epibulus insidiator - - +  +  - - - - - - +  - - - - Major 63  Gomphosus varius +  ‐    ‐  ‐    ‐    ‐ +  +  +  + +  + + +  +  Major 64  Halichoeres argus +  +  +  +  - - - - - - - - - - - Major 65  Halichoeres chrysus - - - - - - - - - - - - - - - Major 66  Halichoeres hortulanus +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  +  +  +  +  +  +  +  +  Major 67  Halichoeres marginatus - - - - - - - - +  - - - - - - Major 68  Halichoeres podostigma - - - - - - - - - - - - +  - - Major 69  Halichoeres scapularis - - - +  - - - - - - - - - - - Major 70  Hemigymnus fasciatus ‐  +  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐    ‐  ‐  ‐ +  +  +  + + Target 71  Hemigymnus melapterus +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ +  +  + Target 72  Hologymnosus doliatus - - - - +  - - - - - - - - - - Major

73  Labroides bicolor - - - - +  - - - - - - - - - - Major 74  Labroides dimidiatus +  +  +  +  +  +  ‐  ‐    ‐    ‐  ‐ +  + +  + Major 75  Labroides pectoralis +  - - - - - - - - - +  - - - - Major 76  Macropharyngodon sp. - - - - - - - - +  - - - - - - Major 77  Novaculichthys taeniurus - - - - - - - - - - - - - - - Major

113

Page 128: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

78  Stethojulis albovittata - - - - - - - - +  +  - - - - - Major 79  Stethojulis bandanensis - - - - - - - +  - - - - - - - Major 80  Stethojulis strigiventer - - - - +  - - +  - - - - - - - Major 81  Thalassoma amblycephalus - - +  +  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐ - - - - + Major 82  Thalassoma hardwickei +  +  +  +  +  +  +  +  +  ‐    ‐ +  +  + +  Major 83  Thalassoma janseni - +  - - ‐  ‐  ‐  +  +  +  - - - ‐  +  Major 84  Thalassoma lunare +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  - +  - +  - ‐  ‐  Major      

XIII  LETHRINIDAE    85  Lethrinus erythropterus - +  - - - - - - - - - - - - - Target 86  Lethrinus harak - +  - ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  - - - - +  ‐  ‐  Target 87  Lethrinus ornatus - +  - - - - - - - - - - - - - Target   

XIV  LUTJANIDAE 88  Lutjanus bohar - - - +  - - - - - - - - - - - Target 89  Lutjanus decussatus - - - - - +  +  +  - - - - - +  - Target 90  Lutjanus fulviflamma - +  +  - - - - - - - - - - - - Target 91  Lutjanus fulvus - - +  +  ‐  ‐    ‐ + - - - - - - - Target 92  Lutjanus gibbus - - - - +  - - - - - +  - - - - Target 93  Lutjanus lutjanus - - - - - - +  - - - - - - - - Target 94  Lutjanus semicinctus - +  +  ‐    ‐  ‐  ‐ + - ‐  - ‐  - ‐  ‐  Target

114

Page 129: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

95  Lutjanus sp. - - - - - - - - - - - - - +  - Target 96  Macolor niger - - - - ‐  - ‐  - - +  +  - - ‐  - Target   

XV  MICRODESMIDAE 97  Ptereleotris evides - - - - - - - - - - - +  - - - Major      

XVI  MONACANTHIDAE    98  Aluterus scriptus - - - - - - - - +  - - - - - - Major 99  Amanses scopas - - - - +  - - +  - - - - +  - - Major

100  Oxymonacanthus longirostris - - - - - - - - - - +  - - - - Major      

XVII  MULLIDAE    101  Parupeneus barberinus +  +  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐    ‐    ‐  ‐  ‐ + + +  + Target 102  Parupeneus bifasciatus +  +  +  +  ‐    ‐    ‐  ‐  ‐    ‐ +  + +  + + Target 103  Parupeneus cyclostomus - - - - - - - - - - - - - - +  Target 104  Parupeneus multifasciatus ‐  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  Target

   XVIII  PINGUIPEDIDAE 105  Parapercis sp. - - - - - - - - - +  - - - - - Major 106  Parapercis clathrata - - - - - - - - - - - - - +  - Major 107  Parapercis cylindrica - - - - - - - - - - - - +  - - Major

115

Page 130: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

XIX  POMACANTHIDAE    108  Centropyge bicolor +  +  ‐    ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ +  +  + +  +  + Major 109  Centropyge vroliki +  +  ‐    ‐    ‐    ‐ +  +  +  +  + +  +  + + Major 110  Pygoplites diacanthus +  - - - +  - - - - - +  - - - - Major

   XX  POMACENTRIDAE 111  Abudefduf vaigiensis - +  - +  - - - - - - - - - - - Major 112  Acanthochromis polyacanthus +  +  +  +  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐ + + Major 113  Amblyglyphidodon aureus +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  - ‐  - ‐  - ‐  ‐  Major 114  Amblyglyphidodon curacao +  - +  +  ‐  ‐    ‐ + - - +  - - ‐  ‐  Major 115  Amblyglyphidodon leucogaster +  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ +  + - ‐  ‐  Major 116  Amphiprion clarkii +  +  +  +  ‐  ‐    ‐    ‐  ‐  ‐  ‐    ‐ + + + Major 117  Amphiprion perideraion - - - - - - - - - - - +  - - - Major 118  Amphiprion sandaracinos - +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  - - - +  - ‐  ‐  Major 119  Chaetodontoplus mesoleucus - - - - - - - - +  +  - - - - - Major 120  Chromis analis - - +  - - - - - - - - - - - - Major 121  Chromis atripes - +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  - - - - - ‐  ‐  Major 122  Chromis caudalis - - - - - - - - - - - - +  +  +  Major 123  Chromis chrysura - - - - - - - - - - - - - +  - Major 124  Chromis lineata - +  +  +  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐ + - - - ‐  +  Major 125  Chromis margaritifer +  +  +  +  ‐    ‐    ‐    ‐  ‐  ‐ + +  +  + + Major

116

Page 131: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

126  Chromis retrofasciata +  - +  +  - - - - - - - - - - - Major 127  Chromis sp. - - - - - - - - - - - - - +  - Major 128  Chromis ternatensis +  +  +  +  +  +  ‐  ‐    ‐    ‐  ‐  ‐  ‐ + + Major 129  Chromis viridis - +  - - +  ‐    ‐ + - +  +  - - ‐  +  Major 130  Chromis weberi - - - - - - - - - - - - - - - Major 131  Chromis xanthura +  +  +  +  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐ + + Major 132  Chrysiptera cyanea +  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐ + - +  - - + Major 133  Chrysiptera rollandi ‐  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  - ‐  +  Major 134  Chrysiptera talboti +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  - - - - - ‐  ‐  Major 135  Dascyllus aruanus - +  - - - - - - - - - - - - - Major 136  Dascyllus reticulatus +  +  +  +  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐ +  +  +  +  + Major 137  Dascyllus trimaculatus ‐  +  +  +  ‐  ‐    ‐    ‐    ‐  ‐  ‐ + +  + + Major 138  Dischistodus melanotus - - - - - +  - - - - - - - - - Major 139  Lepidozygus tapeinosoma - - +  - - - - - - - - - - - - Major 140  Paraglyphidodon nigroris - - +  - - +  +  - - - - - - - - Major 141  Plectroglyphidodon dicki +  - ‐  - ‐  ‐  +  +  +  ‐    ‐ - ‐  - + Major 142  Plectroglyphidodon lacrymatus +  +  +  +  +  ‐  ‐    ‐  ‐ +  +  +  +  + +  Major 143  Pomacentrus alexanderae +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  - - - - - ‐  ‐  Major 144  Pomacentrus bankanensis +  +  +  +  +  +  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ +  +  + Major 145  Pomacentrus lepidogenys ‐  +  +  +  +  +  +  ‐    ‐    ‐  ‐  ‐ +  + + Major 146  Pomacentrus margaritifer - +  - +  - - - - +  +  - - - - - Major

117

Page 132: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

147  Pomacentrus moluccensis +  +  +  +  +  +  +  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐ +  +  + Major 148  Pomacentrus nigromanus - +  - - - +  - - - - - - - - - Major 149  Pomacentrus sextriatus +  +  +  +  - - - - - - - - - - - Major 150  Pomacentrus sp. - - - - - - - - - - - - - +  +  Major 151  Pomacentrus tripunctatus +  - +  +  - - - - - - - - - - - Major

   XXII  PSEUDOCHROMIDAE 152  Labracinus cyclophthalmus - - - +  - - - - - +  - - - - - Major 153  Labrichthys unilineatus - +  - - +  - - - - +  - - - - - Major

   XXIII  SAURIDAE 154  Saurida sp. - - - +  - - - - - - - - - - - Major

      XXIV  SCARIDAE    155  Chlorurus sordidus - - - - +  - - - - - +  - - - - Target 156  Scarus bicolor - +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  - +  - - - ‐  ‐  Target 157  Scarus bleckeri +  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ +  + +  + Target 158  Scarus bowersi - +  - - - - - - - - - - - - - Target 159  Scarus dimidiatus +  +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ + Target 160  Scarus forsteni - +  - - - - - - - - - - - - - Target 161  Scarus ghoban +  - - +  - - - - - +  - - - - - Target

118

Page 133: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

162  Scarus microhinos +  - - +  - - - - - - - - - - - Target 163  Scarus prasiognathus ‐  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ +  + Target 164  Scarus rubroviolaceus - - - - - - +  - - - - - - - - Target 165  Scarus schlegeli ‐  +  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐ + - ‐  ‐  Target 166  Scarus sordidus +  ‐    ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐    ‐ +  +  + + + Target

      XXV  SCOLOPSIDAE    167  Scolopsis bilineatus +  +  +  +  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐  ‐  ‐  ‐ + Target 168  Scolopsis lineatus - - +  - - - - - +  - - +  - - +  Target 169  Scolopsis margaritifer +  +  +  - - - - - - - - - - - - Target

   XXVI  SERRANIDAE 170  Anyperodon leucogrammicus - - - - - +  - - - - - - - - - Target 171  Cephalopholis argus - - - +  - - - - - - - - - - - Target 172  Cephalopholis boenak - - - +  - - - - - - - - - - - Target 173  Cephalopholis sp. - - - - +  - - - - - - +  - - - Target 174  Cephalopholis urodeta ‐  ‐  ‐  +  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐  ‐    ‐  ‐ + +  + Target 175  Epinephelus sp. - - - - - +  - - - - - - - - - Target 176  Gracila albomarginata - +  - - - - - - - - +  - - - - Target 177  Plectropomus laevis - - - - - - - - - - +  - - - - Target 178  Pseudanthias hutchi - +  +  +  - - - - - - - - - - - Major

119

Page 134: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

120

179  Pseudanthias pascalis +  +  - - - - - - - - - - - - - Major 180  Pseudanthias squamipinnis +  +  +  - - - - - - - - - - - - Major 181  Pseudanthias tuka - +  +  - - - - - - - - - - - - Major 182  Variola louti - - - +  - - - - - - - - - - - Target

      XXVII  SIGANIDAE    183  Siganus puellus - +  - - ‐  +  +  +  - - - - - ‐  ‐  Target 184  Siganus vulpinus - +  - - ‐  ‐  +  ‐  - - - - - ‐  ‐  Target

   XXVIII  ZANCLIDAE 185  Zanclus cornutus ‐  +  ‐  ‐  ‐  ‐    ‐  ‐    ‐  ‐    ‐ + + + +  Major

      54 71 72 72 36 28 33 24 50 49 37 34 22 25 25   

BIAP 32, 33 & 34  : Pulau Dawi  BIAP 40 & 41   : Mbromsi BIAP 35  : Pulau Nukori  BIAP 42, 43 & 44  : Saribra BIAP 36 & 37   : Sumber Pasi  BIAP  45 & 46  : Padaidori BIAP 38 & 39  : Pulau Pasi 

Keterangan : + = ditemukan; - = tidak ditemukan

Page 135: Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover ...coremap.or.id/downloads/DPL_Baseline_Ekologi_Biak_2008.pdf · Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase

121