salpingitis

22
SALPINGITIS Andreas 1210211131

Upload: dreandreaas

Post on 07-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

salpingitis

TRANSCRIPT

Salpingitis

SalpingitisAndreas 1210211131DefinisiSalpingitis adalah infeksi atau peradangan pada saluran tuba. Apabila tidak ditangani maka infeksi ini akan menyebabkan kerusakan pada tuba fallopi secara permanen yang menyebabkan sel telur yang dikeluarkan dari ovarium tidak dapat bertemu dengan seperma sehingga dapat menyebabkan infertilitas.

EpidemologiLebih dari satu juta kasus salpingitis akut dilaporkan setiap tahun di AS, namun jumlah insiden ini mungkin lebih besar.Bagi wanita berusia 16-25, salpingitis adalah infeksi serius yang paling umum.Ini mempengaruhi sekitar 11% dari wanita usia reproduktif. Salpingitis memiliki insiden yang lebih tinggi di antara anggota kelas-kelas sosial ekonomi rendahKlasifikasiAda dua jenis salpingitis: salpingitis salpingitis akut dan kronis.

Salpingitis AkutDalam salpingitis akut, tuba falopii menjadi merah dan bengkak dan mengeluarkan cairan ekstra sehingga dinding bagian dalam tabung sering terjadi perlengketan. Dalam kasus yang jarang terjadi, pecah tabung dan menyebabkan infeksi berbahaya rongga perut (peritonitis).

Salfingitis KronisSalpingitis kronis biasanya berasal dari salpingitis akut. Salpingitis kronik apabila infeksi sudah berat atau meluas, bertahan lama dan mungkin saja gejala sudah terasa tidak mengganggu.

EtiologiPenyakit menular seksual seperti Gonorrhea dan Chlamydia.Bisa timbul radang adneksa akibat tindakan (kerokan, laparatomi, pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.GejalaNyeri abdomen di kedua sisiPerdarahan pervaginam atau sekret vaginaMenggigil dan demamAnoreksia, nausea dan vomitus berkaitan dengan iritasi peritoneum.Disuria dan sering kencing menunjukkan adanyan keterkaitan dengan uretritis dan sistitis.

DismenoreaTidak nyaman atau hubungan seksual yang menyakitkanPada periksa dalam nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan uterus, kadang-kandang ada penebalan dari tuba.Nyeri saat ovulasi

Pemeriksaan fisikPemeriksaan Umum: suhu biasanya meningkat, sering sampai 120F atau 103F. Tekanan darah biasanya normal, walaupun deyut nadi seringkali cepat.Pemeriksaan Abdomen: Nyeri maksimum pada kedua kuadran bawah. Nyeri lepas, ragiditas otot, defance muscular, bising usus menurun dan distensi merupakan tanda peradangan peritoneum.Pemeriksaan Pelvis: sering sulit dan tidak memuaskan karena pasien mersa tidak nyaman dan rigiditas abdomen. Pada pemeriksaan dengan spekulum, sekret purulen akan terlihat keluar dari ostium ueteri. Serviks sangat nyeri bila digerakkan. Uterus ukurannya normal, nyeri (terutma bila digerakkan).Adneksa bilateral sangat nyeri.

Pemeriksaan PenunjangHitung darah lengkap dan Apusan darah : hitung leukosit cenderung meningkat dan dapat sampai 20.000 dengan peningkatan leukosit PMN dan peningkatan rasio bentuk batang dengan segmen. Kadar hemoglobin dan hemokrit biasanya dalam batas-batas normal. Laparoskopi untuk melihat langsung gambaran tuba fallopi.Pemeriksaan ini invasive sehingga bukan merupakan pemeriksaan rutin.

Pewarnaan gram endoserviks dan biakan : diplokokus gram-negatif intraseluler pada asupan pewarnaan gram baik dari cairan serviks ataupun suatu AKDR dengan pasien dengan salphingitis simptomatik merupakan penyokong adanya infeksi neisseria yang memerlukan pengobatan.

TalakPerawatan penyakit salpingitis dilakukan dengan pemberian antibiotic (sesering mungkin sampai beberapa minggu). Antibiotik dipilih sesuai dengan mikroorganisnya yang menginfeksi. Pasangan yang diajak hubungan seksual harus dievaluasi, disekrining dan bila perlu dirawat, untuk mencegah komplikasi sebaiknyatidak melakukan hubungan seksual selama masih menjalani perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi kembali.

1.Antibiotik

Cefoxitin, 2 g intravena setiap 6 jam, atau cefotetan, 2 g setiap 12 jam, ditambah doksisiklin, 100 mg intravena atau oral setiap 12 jam . Klindamisin, 900 mg intravena setiap 8 jam, ditambah gentamisin intravena dalam dosis pemuatan 2 mg / kg diikuti dengan 1,5 mg / kg setiap 8 jam. 2.Perawatan Rumah sakitPerawatan penderita salpingitis di rumah sakit adalah denganmemberikan obat antibiotic melalui Intravena (infuse) Jika terdapat keadaan-keadaan yang mengancam jiwa ibu.

3.Tindakan BedahPembedahan pada penderita salpingitis dilakukan jika pengobatan dengan antibiotic menyebabkan terjadinya resistan pada bakteri.Histerektomi dan bilateral salpingo-ooforektomi mungkin diperlukan untuk infeksi berat

4.Berobat JalanJika keadaan umum baik, tidak disertai demam, Berikan antibiotic seperti :-Cefotaksitim 2 gr IM, atau-Amoksisilin 3 gr peroral, atau-Ampisilin 3,5 per osMasing-masing disertai dengan pemberian probenesid 1gr per os diikuti dengan:-Dekoksisiklin 100 mg per os dua kali sehari selama 10-14 hari-Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari(dekoksisilin dan tetrasiklin tidak digunakan untuk ibu hamil).

5.Tirah baring6.Kunjungan ulang 2-3 hari atau jika keadaan memburuk7.Bantu mencapai rasa nyaman:-Mandi teratur-Obat untuk penghilang gatal-Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri-Pemberian terapi analgesic

8.Konseling dan edukasi-Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya-Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman-Cara mengetasi infeksi yang berulang10.Pengobatan dilanjutkan sampai pasien pulang dan sembuh total.

KomplikasiKomplikasi potensial yang dapat terjadi akibat salpingitis meliputi ooforitis, peritonitis, Infertilitas dimasa depan, dan kehamilan ektopik akibat kerusakan tuba.