salinan - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/undang-undang-17-2019-su… · bab i...

90
Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESTA NOMOR I7 TAHUN 2019 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa air merupakan kebutuhan dasar hidup manusia yang dikaruniakan oleh Tlrhan Yang Maha Esa bagi seluruh bangsa Indonesia; b. bahwa air sebagai bogian dari sumber daya air merupakan cabang produksi penting dan menguasai hajat hidup orang banyak yang dikuasai oleh negara untuk dipergunakan bagi sebesar-besar kemakmuran ralgrat sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c. bahwa dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, sumber daya air perlu dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi guna memenuhi kebutuhan ralgrat atas air; d. bahwa dengan diberlakukannya kembali Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan setelah Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, masih terdapat banyak kekurangan dan belum dapat mengatur secara menyeluruh mengenai pengelolaan sumber daya air sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat sehingga perlu diganti; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Sumber Daya Air; SK No 011594 A Mengingat . . . SALINAN

Upload: others

Post on 22-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

Menimbang

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESTA

NOMOR I7 TAHUN 2019

TENTANG

SUMBER DAYA AIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa air merupakan kebutuhan dasar hidup manusiayang dikaruniakan oleh Tlrhan Yang Maha Esa bagiseluruh bangsa Indonesia;

b. bahwa air sebagai bogian dari sumber daya air merupakancabang produksi penting dan menguasai hajat hidup orangbanyak yang dikuasai oleh negara untuk dipergunakanbagi sebesar-besar kemakmuran ralgrat sesuai denganamanat Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

c. bahwa dalam menghadapi ketidakseimbangan antaraketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhanair yang semakin meningkat, sumber daya air perludikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkunganhidup, dan ekonomi secara selaras untuk mewujudkansinergi dan keterpaduan antarwilayah, antarsektor, danantargenerasi guna memenuhi kebutuhan ralgrat atas air;

d. bahwa dengan diberlakukannya kembali Undang-UndangNomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan setelah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Airdibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, masih terdapatbanyak kekurangan dan belum dapat mengatur secaramenyeluruh mengenai pengelolaan sumber daya air sesuaidengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakatsehingga perlu diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlumembentuk Undang-Undang tentang Sumber Daya Air;

SK No 011594 A

Mengingat . . .

SALINAN

Page 2: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

Mengingat

Dengan Persetqiuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

danPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANGTEMANGSUMBERDAYAAIR.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Pasal 18A, Pasal 188, Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

I . Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yangterkandung di dalamnya.

2. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupundi bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertianini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yangberada di darat.

3. Air Permukaan adalah semua Air yang terdapat padapermukaan tanah.

4. Air Tanah adalah Air yang terdapat dalam lapisan tanahatau batuan di bawah permukaan tanah.

5. Air Minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpapengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapatlangsung diminum.

6. Sumber Air adalah tempat atau wadah Air alami dan/ ataubuatan yang terdapat pada, di atas, atau di bawahpermukaan tanah.

7. Daya Air adalah potensi yang terkandung dalam Airdan/atau pada Sumber Air yang dapat memberikanmanfaat ataupun kerugian bagi kehidupan danpenghidupan manusia serta lingkungannya.

SK No 011598 A

8. Pengelolaan...

Page 3: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-3-

8. Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upayamerencanakan, melaksanakan, memantau, danmengevaluasi penyelenggaraan Konservasi Sumber DayaAir, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan PengendalianDaya Rusak Air.

9. PoIa Pengelolaan Sumber Daya Air adalah kerangka dasardalam merencanakan, melaksanakan, memantau, danmengevaluasi kegiatan Konservasi Sumber Daya Air,Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian DayaRusak Air.

10. Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air adalah hasilPerencanaan secara menyeluruh dan terpadu yangdiperlukan untuk menyelenggarakan Pengelolaan SumberDaya Air.

11. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah PengelolaanSumber Daya Air dalam satu atau lebih Daerah AliranSungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurangdari atau sama dengan 2.000 (dua ribu) kilometer persegi.

12. Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yangmerupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anaksungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, danmengalirkan Air yang berasal dari curah hujan ke danauatau ke laut secara alamiah, yang batas di daratmerupakan pemisah topografis dan batas di laut sampaidengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitasdaratan.

13. Cekungan Air Tanah adalah suatu wilayah yang dibatasioleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadianhidrogeologis, seperti pengimbuhan, pengaliran, danpelepasan Air Tanah berlangsung.

14. Konservasi Sumber Daya Air adalah upaya memeliharakeberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsiSumber Daya Air agar senantiasa tersedia dalamkuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhikebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya, baikpada waktu sekarang maupun yang akan datang.

15. Pendayagunaan Sumber Daya Air adalah upayapenatagunaan, penyediaan, penggunaan, danpengembangan Sumber Daya Air secara optimal agarberhasil guna dan berdaya guna.

SK No011503 A

16. Daya. . .

Page 4: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

-4-

16. Daya Rusak Air adalah Daya Air yang merugikankehidupan.

17. Pengendalian Daya Rusak Air adalah upaya untukmencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakankualitas lingkungan yang disebabkan oleh Daya RusakAir.

18, Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untukmenentukan tindakan yang akan dilakukan secaraterkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuanPengelolaan Sumber Daya Air.

19. Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air adalahkegiatan yang meliputi pengaturan, pelaksanaan,perawatan, pemantauan, dan evaluasi untuk menjaminkeberadaan dan kelestarian fungsi serta manfaat SumberDaya Air dan prasarananya.

20. Prasarana Sumber Daya Air adalah bangunan Air besertabangunan lain yang menunjang kegiatan PengelolaanSumber Daya Air, baik langsung maupun tidak langsung.

21. Pengelola Sumber Daya Air adalah institusi yang diberitugas dan tanggung jawab oleh Pemerintah Pusat atauPemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sumber Daya Airberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

22. Masyarakat Adat adalah masyarakat hukum adatdan/atau masyarakat tradisional yang hidup secaraturun-temurun di wilayah geogralis tertentu dan diikatoleh identitas budaya, hubungan yang kuat dengan tanah,serta wilayah dan sumber daya alam di wilayah adatnya.

23. Hak Ulayat adalah hak persekutuan yang dimiliki olehMasyarakat Adat tertentu atas suatu wilayah tertentuyang merupakan lingkungan hidup para warganya, yangmeliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, dan Airbeserta isinya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

i+. S.ti"p Orang adalah orang perseorangan atau korporasi,baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

25. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden danmenteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

SK No 011504 A

26. Pemerintah . . .

Page 5: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

26. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.

27. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang Sumber Daya Air.

28, Eiaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yangselanjutnya disingkat BJPSDA adalah biaya yangdikenakan, baik sebagian maupun secara keseluruhan,kepada pengguna Sumber Daya Air yang dipergunakan

. untuk Pengelolaan Sumber Daya Air secaraberkelanjutan.

29. Sistem Penyediaan Air Minum adalah satu kesatuansarana dan prasarana penyediaan air minum.

Pasal 2

Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan berdasarkan asas:a. kemanfaatan umum;b. keterjangkauan;c. keadilan;d. keseimbangan;e. kemandirian;f. kearifan lokal;

C. wawasan lingkungan;h. kelestarian;i. keberlanjutan;j. keterpaduan dan keserasian; dan

k. transparansidan akuntabilitas.

Pasal 3

Pengaturan Sumber Daya Air bertujuan:

a. memberikan pelindungan dan menjamin pemenuhan hakralqrat atas Air;

b. menjamin keberlanjutan ketersediaan Air dan Sumber Airagar memberikan manfaat secara adil bagi masyarakat;

SK No 011505 A

c. menJamln . , ,

Page 6: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

c. menjamin pelestarian fungsi Air dan Sumber Air untukmenunjang keberlanjutan pembangunan;

d. menjamin terciptanya kepastian hukum bag,terlaksananya partisipasi masyarakat dalam pengawasanterhadap pemanfaatan Sumber Daya Air mulai dariperencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pemanfaatan;

e. menjamin pelindungan dan pemberdayaan masyarakat,termasuk Masyarakat Adat dalam upaya konservasi Airdan Sumber Air; dan

f. mengendalikan Daya Rusak Air secara menyeluruh yangmencakup upaya pencegahan, penanggulangan, danpemulihan.

BAB IIRUANG LINGKUP PENGATURAN

Pasal 4

Ruang lingkup pengaturan Sumber Daya Air meliputi:penguasaan negara dan hak rakyat atas Air;tugas dan wewenang dalam Pengelolaan Sumber Daya Air;Pengelolaan Sumber Daya Air;perizinan;sistem informasi Sumber Daya Air;pemberdayaan dan pengawasan;pendanaan;hak dan kewajiban;partisipasi masyarakat; dankoordinasi.

BAB IIIPENGUASAAN NEGARA DAN HAK RAKYAT ATAS AIR

Bagian KesatuPenguasaan Negara

Pasal 5

Sumber Daya Air dikuasai oleh negara dan dipergunakanuntuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

a.b.c.d.e.f.

c.h.i.j.

Pasal 6...

SK No 011506 A

Page 7: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

-7 -

Pasal 6

Negara menjamin hak rakyat atas Air guna memenuhi kebutuhanpokok minimal sehari-hari bagi kehidupan yang sehat dan bersihdengan jumlah yang cukup, kualitas yang baik, aman, terjagakeberlangsungzrnnya, dan terjangkau.

Pasal 7

Sumber Daya Air tidak dapat dirniliki dal/ atau dikuasai olehperseorangan, kelompok masyarakat, atau badan usaha.

Bag'an KeduaHak Rakyat Atas Air

Pasal 8

(1) Hak rakyat atas Air yang dijamin pemenuhannya olehnegara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakankebutuhan pokok minimal sehari-hari.

(21 Selain hak rakyat atas Air yang dijamin pemenuhannyaoleh negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) negaramemprioritaskan hak rakyat atas Air sebagai berikut:

a. kebutuhan pokok sehari hari;

b. pertanian ralryat; dan

c. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhanusaha guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-harimelalui Sistem Penyediaan Air Minum.

(3) Dalam hal ketersediaan Air tidak mencukupi untukprioritas pemenuhan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) pemenuhan Air untuk kebutuhan pokok sehari-harilebih diprioritaskan dari yang lainnya.

l4l Dalam hal ketersediaan Air mencukupi, setelah urutanprioritas pemenuhan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) urutan prioritas selanjutnya adalah:

a. penggunaan Sumber Daya Air guna memenuhikegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik;dan

b. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhanusaha lainnya yang telah ditetapkan izinnya.

SK No 011507 A

(5) Pemerintah . . .

Page 8: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

-8-

(5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menetapkanurutan prioritas pemenuhan Air pada Wilayah Sungaisesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (21, ayat (3), danayat (4).

(6) Dalam menetapkan prioritas pemenuhan Airsebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pemerintah Pusatatau Pemerintah Daerah terlebih dahulumemperhitungkan keperluan Air untuk pemeliharaanSumber Arr dan lingkungan hidup.

(71 Hak ral<yat atas Air bukan merupakan hak kepemilikanatas Air, tetapi hanya terbatas pada hak untukmemperoleh dan menggunakan sejumlah kuota Air sesuaidengan alokasi yang penetapannya diatur denganPeraturan Pemerintah.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaErn SumberDaya Air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari,pertanian rakyat, dan kebutuhan usaha guna memenuhikebutuhan pokok sehari-hari melalui Sistem PenyediaanAir Minum, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sertauntuk memenuhi kegiatan bukan usaha untukkepentingan publik dan kebutuhan . usaha lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur denganPeraturan Pemerintah.

BAB IVTUGAS DAN WEWENANG

Pasal 9

(1) Atas dasar penguasaan negara terhadap Sumber Daya Airsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Pemerintah Pusatdan/atau Pemerintah Daerah diberi tugas dan wewenanguntuk mengatur dan mengelola Sumber Daya Air.

(21 Penguasaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksudpada ayat (l) diselenggaralan oleh Pemerintah Pusatdan/atau Pemerintah Daerah dengan tetap mengakui HakUlayat Masyarakat Adat setempat dan hak yang serupadengan itu, sepanjang tidak bertentangan dengankepentingan nasional dan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(s) Hak. . .

SK No 011508 A

Page 9: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

(3) Hak Ulayat dari Masyarakat Adat atas Sumber Daya Airsebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap diakuisepanjang kenyataannya masih ada dan telah diaturdengan Peraturan Daerah.

Pasal 1O

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, PemerintahPusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) bertugas:

a. menJrusun kebijakan nasional Sumber Daya Air;

b. menJrusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintasprovinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional, termasukCekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;

c. menJrusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintasprovinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional, termasukCekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;

d. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintasprovinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional, termasukCekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;

e. mengelola kawasan lindung Sumber Air pada WilayahSungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, danWilayah Sungai strategis nasional;

f. menyelenggarakan proses perizinan penggunaan SumberDaya Air pada Wilayah Sungai lintas negara, WilayahSungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategisnasional;

g. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan AirMinum lintas daerah provinsi dan Sistem Penyediaan AirMinum untuk kepentingan strategis nasional;

h. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitasuntuk pemenuhan kebutuhan pokok minimal sehari-harimasyarakat pada Wilayah Sungai lintas negara, WilayahSungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis

nasional;

SK No 011509 A

i. mengembangkan . . .

Page 10: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

i. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagaisatu kesatuan sistem pada daerah irigasi yang menjadikewenangan Pemerintah Pusat;

j. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertibanpelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air pada WilayahSungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, danWilayah Sungai strategis nasional;

k. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalamPengelolaan Sumber Daya Air kepada Pemerintah Daerahprovinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota;

l. mengembangkan teknologi. di bidang Sumber Daya Air;

m. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas danwewenang Pengelolaan Sumber Daya Air PemerintahDaerah provinsi dan/ atau Pemerintah Daerahkabupaten/kota;

n. melakukan pengawas€ur terhadap pelaksanaan tugas danwewenang pengembangan dan pengelolaan SistemPenyediaan Air Minum lintas daerah provinsi;

o. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas danwewenang pengembangan dan pengelolaan sistem irigasipada daerah irigasi kewenangan Pemerintah Daerahprovinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota; dan

p. memfasilitasi penyelqsaian sengketa antarprovinsi dalamPengelolaan Sumber Daya Air.

Pasal 11

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, PemerintahPusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (l)berwenang:

a. menetapkan kebijakan nasional Sumber Daya Air;

b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintasprovinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;

c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintasprovinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;

SK No011510 A

. menetapkan . . .

Page 11: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada WilayahSungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, danWilayah Sungai strategis nasional;

e. menetapkan zona konservasi Air Tanah pada CekunganAir Tanah di Wilayah Sungai lintas negara, WilayahSungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategisnasional;

f. menetapkan status daerah irigasi;g. mengatur, menetapkan, dan memberi izin penggunaan

Sumber Daya Air untuk kebutuhan bukan usaha dan izinpenggunaan Sumber Daya Air r.rntuk kebutuhan usahapada lokasi tertentu di Wilayah Sungai lintas negara,Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungaistrategis nasional;

h. membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber DayaAir pada Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungailintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;

i. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteriaPengelolaan Sumber Daya Air;

j. membentuk Pengelola Sumber Daya Air;k. menetapkan nilai satuan BJPSDA dengan melibatkan

para pemangku kepentingan terkait;1. menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam

penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum; dan

m. memungut, menerima, dan menggunakan BJPSDA padaWilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintasprovinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional.

Pasal 12

T\rgas dan wewenang Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) meliputi tugas dan wewenangPemerintah Daerah provinsi dan/atau Pemerintah Daerahkabupaten/ kota.

Pasal 13

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, PemerintahDaerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12bertugas:

a, menyusun . , .

SK No011511 A

Page 12: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_12_

a. men)rusun kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Airprovinsi berdasarkan kebljakan nasional Sumber Daya Airdengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya;

b. men5rusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas kabupaten/ kota;

c. menJrusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas kabupaten/kota;

d. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas kabupaten/kota, termasukCekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;

e. mengelola, kawasan lindung Sumber Air pada WilayahSungai lintas kabupaten/ kota;

f. menyelenggarakan proses perizinan penggunaan SumberDaya Air pada Wilayah Sungai lintas kabupaten lkota;

g. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitasuntuk pemenuhan kebutuhan pokok minimal sehari-harimasyarakat pada Wilayih Sungai lintas kabupaten / kota;

h. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagaisatu kesatuan sistem pada daerah irigasi yang menjadikewenangan Pemerintah Daerah provinsi;

i. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan AirMinum lintas daerah kabupaterr/ kota;

j. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertibanpelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air pada WilayahSungai lintas kabupaten/ kota;

k. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalamPengelolaan Sumber Daya Air kepada Pemerintah Daerahkabupaten/ kota;

l. memfasilitasi penyelesaian sengketa antarkabupatendan/atau antarkota dalam Pengelolaan Sumber Daya Air;dan

m. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas danwewenang Pengelolaan Sumber Daya Air PemerintahDaerah kabupaten/ kota.

Pasal 14

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, PemerintahDaerah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12berwenang:

a. menetapkan . . .

SK No 01'1512 A

Page 13: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_13_

a. menetapkan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air diwilayahnya berdasarkan kebijakan nasional Sumber DayaAir dengan memperhatikan kepentingan provinsisekitarnya;

b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas kabupaten/ kota;

c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai lintas kabupaten / kota denganmemperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya;

d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada WilayahSungai lintas kabupaten/ kota;

e. menetapkan zona konservasi Air Tanah'pada CekunganAir Tanah di Wilayah Sungai lintas kabupaten;/kota;

f. menetapkan kebijakan dan strategi provinsi dalampenyelenggaraan Sistem Penyediaan Air' Minum;

C. mengatur, menetapkan, dan memberi izin penggunaanSumber Daya Air untuk kebutuhan bukan usaha dan izinpenggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahapada lokasi tertentu di Wilayah Sungai lintaskabupaten/kota;

h. membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber DayaAir pada Wilayah Sungai lintas daerah kabupaten/kota;

i. menetapkan nilai satuan BJPSDA dengan melibatkanpara pemangku kepentingan terkait; dan

j. memungut, menerima, dan menggunalan BJPSDA padaWilayah Sungai lintas kabupaten/ kota.

Pasal 15

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, PemerintahDaerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal12 bertugas:a. menyusun kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air

kabupaten,/ kota berdasarkan kebijakan nasional SumberDaya Air dan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Airprovinsi dengan memperhatikan kepentingan .

kabupaten/ kota sekitarnya;b. men5rusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada

Wilayah Sungai dalam satu kabupaten / kota;

c. menlrusun . . .

SK No 011513 A

Page 14: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-14-

c. menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota;

d. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagaisatu kesatuan sistem pada daerah irigasi yang menjadikewenangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota;

e. mengelola kawasan lindung Sumber Air pada WilayahSungai dalam satu kabupaten/ kota;

Daya Air padakabupaten/kota;

proses perizinan penggunaan SumberWilayah Sungai dalam satu

menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitasuntuk pemenuhan kebutuhan pokok minimal sehari-harimasyarakat pada Wilayah Sungai dalam satukabupaten/kota;

f.

e

h penyediaan air untukpertanian ralryat, kegiatan bukan usaha, dan/ ataukegiatan usaha pada wilayah sungai dalam satukabupaten/kota;

i. memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Airbagi masyarakat di wilayah kabupaten / kota;

j. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota, termasukCekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;

k. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan AirMinum di daerah kabupaten/ kota;

L menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertibanpelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air pada WilayahSungai dalam satu kabupaten/ kota;

m. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalamPengelolaan Sumber Daya Air kepada pemerintah desa;dan

n. memfasilitasi penyelesaiAn sengketa dalam .satu

kabupaten/kota dalam Pengelolaan Sumber Daya'Air.

Pasal 16

Dalam mengatur.dan mengelola Sumber Daya Air, PemerintahDaerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal12 berwenang:

SK No011514 A

a. menetapkan . . .

Page 15: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK lNDONESIA

-15-

a. menetapkan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air diwilayahnya berdasarkan kebijakan nasional Sumber DayaAir dan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air provinsidengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kotasekitarnya;

b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota denganmemperhatikan kepentingan kabupaten/ kota sekitarnya;

c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air padaWilayah Sungai dalam satu kabupaten/ kota denganmemperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;

d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada WilayahSungai dalam satu kabupaten/ kota;

e. mengatur, menetapkan, dan rnemberi izin penggunaanSumber Daya Air untuk kebutuhan bukan usaha dan izinpenggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahapada lokasi tertentu di Wilayah Sungai dalam satukabupaten/kota;

f. membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber DayaAir pada Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/ kota;

g. menetapkan nilai satuan BJPSDA dengan melibatkanpara pemangku kepentingan terkait;

h. memungut, menerima, dan menggunakan BJPSDA padaWilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota; dan

i. menetapkan kebllakan dan strategi kabupaten / kotadalam penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.

Pasal 17

Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain memilikitugas meliputi:

a. membantu Pemerintah Pusat dan/ atau PemerintahDaerah dalam mengelola Sumber Daya Air di wilayah desaberdasarkan asas kemanfaatan umum dan denganmemperhatikan kepentingan desa lain;

b. mendorong prakarsa dan.. partisipasi masyarakat desadalam Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayahnya;

c.ikut...

SK No 011515 A

Page 16: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

c

d

PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

-16-

ikut serta dalam menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas,dan ketertiban pelaksanaan Pengelolaan Sumber DayaAir; darr

membantu Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalammemenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Airbagi warga desa.

Pasal 18

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 Pemerintah Pusatmenyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagiankewenangannya kepada perangkat Pemerintah Pusat atauwakil Pemerirrtah Pusat di daerah, atau dapat menugaskannyakepada Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 19

(1) Sebagian tugas dan wewenang Pemerintah Pusatdan/atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10, Pasal 11, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15,dan Pasal 16 dalam mengelola Sumber Daya Air yangmeliputi satu Wilayah Sungai dapat ditugaskan kepadaPengelola Sumber Daya Air.

l2l Pengelola Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat berupa unit pelaksana tekniskementerian/unit pelaksana teknis daerah atau badanusaha milik negara/ badan usaha milik daerah di bidangPengelolaan Sumber Daya Air.

(3) Sebagian tugas dan wewenang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak termasuk:a. menetapkankebijakan;b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air;c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air;d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air;e. menetapkan izin;f. nrembentuk wadah kooordinasi;g. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria;h. membentuk Pengelola Sumber Daya Air; dani. menetapkan.nilaisatuanBJPSDA.

SK No011516 A

(4) Badan. . .

Page 17: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

-L7-

(4) Badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah dibidang Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) harus memenuhi ketentuansebagai berikut:

a. memiliki tugas menyelenggarakan sebagian fungsiPengelolaan Sumber Daya Air, yaitu pembangunan,pengoperasian, dan pemeliharaan;

b. memiliki tugas penggunaan Sumber Daya Air untukkebutuhan usaha hanya pada wilayah kerjanya;

c. melakukan pelayanan yang berkualitas denganprinsip pengelolaan perusahaan yang sehat;

d. memiliki tugas memungut, menerima, danmenggunakan BJPSDA;

e. mendapat tugas khusus yang diberikan olehPemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; dan

f. tidak semata-mata berorientasi untuk mengejarkeuntungan.

(5) Penugasan Pemerintah Pusat kepada badan usaha miliknegara di bidang Pengelolaan Sumber Daya Airsebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur denganPeraturan Pemerintah.

(6) Penugasan Pemerintah Daerah kepada badan usaha milikdaerah di bidang Pengelolaan Sumber Daya Airsebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur denganperaturan kepala daerah.

Pasal 20

(1) Dalam hal Pemerintah Daerah provinsi dan/atauPemerintah Daerah kabupaten/ kt'rta belum dapatmelaksanakan sebagian tugas dan wewenangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sampai denganPasal 16, Pemerintah Daerah provinsi dan/atauPemerintah Daerah kabupaten/kota dapatmenyerahkannya kepada pemerintah di atasnya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 011517 A

(2) Pelaksanaan . ..

Page 18: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 18-

(2) Pelaksanaan sebagian tugas dan wewenang PengelolaanSumber Daya Air oleh Pemerintah Daerah provinsidan/ atau Pemerintah Daerah kabupaten/ kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sampai denganPasal 16, wajib diambil alih oleh pemerintah di atasnyadalam hal:

a. Pemerintah Daerah provinsi dan/ atau PemerintahDaerah kabupaten/kota tidak melaksanalansebagian tugas dan wewenang Pengelolaan SumberDaya. Air sehingga dapat membahayakankepentingan umum;

b. Pemerintah Daerah provinsi dan/ atau PemerintahDaerah kabupaten/kota tidak melaksanakansebagian tugas dan wewenang Pengelolaan SumberDaya Air sehingga dapat mengganggu pelayananumum; dan/atau

c. adanya sengketa antarprovinsi atau antarkabrrpatendan/atau antarkota yang tidak dapat diselesaikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan danpengambilalihan tugas dan wewenang diatur denganPeraturan Pemerintah.

BAB VPENGELOI,AAN SUMBER DAYA AIR

Bagian KesatuUmum

Pasal 2 1

(1) Sumber Daya air mempunyai fungsi sosial, lingkunganhidup, dan ekonomi yang diselenggarakan sertadiwujudkan secara selaras.

(21 Sumber Daya Air dikelola secara terpadu, berkelanjutan,dan berwawasan lingkungan.

Pasal 22...

SK No011518 A

Page 19: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

Pasal 22

(1) Pengelolaan Sumber Daya Air didasarkan pada WilayahSungai dengan memperhatikan keterkaitan penggunaanAir Permukaan dan Air Tanah dengan mengutamakanpendayagunaan Air Permukaan.

(21 Pengelolaan Sumber Daya Air berdasarkan WilayahSungai sebagaimana drmaksud pada ayat (1) palingsedikit memperhatikan:

a. Daerah Aliran Sungai secara alamiah;

b. karakteristik fungsi Sumber Air;

c. daya dukung Sumber Daya Air;

d. kekhasan dan aspirasi daerah dan masyarakatsekitar dengan melibatkan para pemangkukepentingan terkait;

e. kemampuanpendanaan;

f. perubahan iklim;g. konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya;

h. pengembangan teknologi; dan

i. jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksipertumbuhannya.

(3) Air Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (l)merupakan Air Tanah pada Cekungan Air Tanah yangterdapat pada Wilayah Sungai yang bersangkutan.

(41 Wilayah Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungailintas provinsi, Wilayah Sungai strategis nasional, WilayahSungai lintas kabupaten/ kota, dan Wilayah Sungai dalamsatu kabupaten fkota.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata carapenetapan Wilayah Sungai diatur dengan PeraturanPemerintah.

(6) Wilayah Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

SK No 011519 A

Pasal 23...

Page 20: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Pasal 23

(1) Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan secaramenyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidupdengan tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan Air yangberkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuranrakyat.

{21 Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air meliputiKonservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan SumberDaya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air.

Bagian KeduaKonservasi Sumber Daya Air

Pasal24

(1) Konservasi Sumber Daya Air ditqiukan untuk menjagakelangsungan keberadaan, daya dukung, daya tampung,dan fungsi Sumber Daya Air.

(21 Konservasi Surnber Daya Air sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannyaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Konservasi Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan mengacu pada RencanaPengelolaan Sumber Daya Air melalui kegiatan:a. pelindungan dan pelestarian Sumber Air;b. pengawetan Air;c. pengelolaan kualitas Air; dand. pengendalian pencemaral Air.

(41 Pelindungan dan pelestarian Sumber Air sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a ditqjukan untukmelindungi dan melestarikan Sumber Air besertalingkungan keberadaannya terhadap kerusakan ataugangguan yang disebabkan oleh daya alam dan yangdisebabkan oleh tindakan rrranusia.

(5) Pengawetan Air sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf b ditqiukan untuk memelihara keberadaan danketersediaan Air atau kuantitas Air sesuai dengan fungsidan manfaatnya.

SK No 011520 A

(6) Pengelolaan . . .

Page 21: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-21 -

(6) Pengelolaan kualitas Air sebagaimana dimaksud padaayat (3) huruf c dilakukan dengan cara memperbaikikualitas Air pada Sumber Air dan Prasarana Sumber DayaAir.

(71 Pengendalian pencemaran Air sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf d dilakukan dengan cara mencegahmasuknya pencemaran Air pada Sumber Air danPrasarana Sumber Daya Air.

(8) Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (3) menjadi salah satu acuan dalamPerencanaan tata ruang,

Pasal 25

Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan yangmengakibatkan:a. terganggunya kondisi tata Air Daerah Aliran Suneai;b. kerusakan Sumber Air dan/atau prasErrananya;

c. terganggunya upaya pengawetan Air; dand. pencemaran Air.

Pasal 26

(1) Konservasi Sumber Daya Air dilaksanakan pada mata Air,sungai, danau, waduk, rawa, daerah imbuhan Air Tanah,Cekungan Air Tanah, daerah tangkapan Air, kawasansuaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan hutan,dan kawasan pantai.

(21 Konservasi Sumber Daya Air yang berada di dalamkawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasanhutan, dan kawasan pantai sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 27

Ketentuan lebih lanjut mengenai Konservasi Sumber Daya Airsebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal26 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

SK No011521 A

Bogian

Page 22: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

Bagian KetigaPendayagunaan Sumber Daya Air

Pasal 28

(1) Pendayagunaan Sumber Daya Air ditujukan untukmemanfaatkan Sumber Daya Air secara berkelanjutandengan prioritas utama untuk pemenuhan Air bagikebutuhan pokok sehari-hari masyaralat.

l2l Dalam hal masih terdapat ketersediaan Sumber Daya Airyang mencukupi untuk kebutuhan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), prioritas pemenuhan kebutuhanAir selanjutnya dilakukan untuk pemenuhan Air bagikebutuhan irigasi untuk pertanian rakyat.

(3) Urutan prioritas pemenuhan kebutuhan Air ditetapkandalam Pola Pengelolaan Sumber Daya Air dan RencanaPengelolaan Sumber Daya Air yang mencakup prioritaspemenuhan Air bagi kebutuhan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (21dan urutan pemenuhan Air bagikebutuhan kegiatan bukan usaha dan kegiatan usaha.

Pasal 29

(1) Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksuddalam Pasal 28 meliputi:a. Air Permukaan pada mata Air, sungai, danau,

waduk, rawa, dan Sumber Air Permukaan lainnya;b. Air Tanah pada Cekungan Air Tanah;c. Air hujan; dand. - Air laut yang berada di darat.

(2) Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan:a. penatagunaan Sumber Daya Air;b. penyediaan Sumber Daya Air;c. penggunaari Sumber Daya Air; dand. pengembangan Sumber Daya Air.

(3) Kegiatan Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) mengacu pada Pola PengelolaanSumber Daya Air dan Rencana Pengelolaan Sumber DayaAir dengan memperh-atikan keseimbangan aspek ekologi,ekonomi, dan sosial budaya.

SK No 011522 A

Pasal 30

Page 23: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK ]NDONESIA

-23-

Pasal 30

(l) Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3) yangdilakukan dalam suatu Wilayah Sungai denganmembangun dan/atau menggunakan saluran transmisihanya dapat dilakukan untuk Wilayah Sungai lainnya jikaketersediaan Air melebihi keperluan penduduk padaWilayah Sungai yang bersangkutan"

(21 Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan padaPola Pengelolaan Sumber Daya Air dan RencanaPengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai yangbersangkutan dengan melibatkan para pemangkukepentingan terkait.

Pasal 31

Dalam keadaan memaksa, Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah mengatur dan menetapkan penggunaanSumber Daya Air s6lagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayal(21 huruf c untuk kepentingan konservasi, persiapanpelaksanaan konstruksi, dan pemenuhan prioritaspenggunaan Sumber Daya Air.

Pasal 32

Setiap Orang yang menggunakan Sumber Daya Airsebagaimana dimalsud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf cdilarang melakukan pencemaran dan/atau pemsakan padaSumber Air, lingkungan, dan Prasarana Sumber Daya Air disekitarnya.

Pasal 33(1) Setiap Orang dilarang melakukan

Sumber Daya Air di kawasan suaka alam dan kawasanpelestarian alam.

(21 Larangan Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orangperseorangan untuk pemenuhan kebutuhan pokoksehari-hari yang tidak dimanfaatkan sebagai bentukusaha.

Pasal 34...

SK No 0115?3 A

Page 24: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Pasal 34

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pendayagunaan SumberDaya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 sampaidengan Pasal 33 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian KeempatPengendalian Daya Rusak Air

Pasal 35

(1) Pengendalian Daya Rusak Air dilakukan secaramenyeluruh yang mencakup upaya pencegahan,penanggulangan, dan pemulihan.

(21 Pengendalian Daya Rusak Air sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diutamalan pada upaya pencegahan melaluiPerencanaan Pengendalian Daya Rusak Air yang disusunsecara terpadu dan menyeluruh dalam Pola PengelolaanSumber Daya Air.

(3) Pencegahan Daya Rusak Air sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditujukan untuk mencegah terjadinya bencanayang diakibatkan oleh Daya Rusak Air.

(4) Penanggulangan Daya Rusak Air sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditujukan untuk meringankan penderitaanakibat bencana melalui mitigasi bencana.

(5) Upaya penanggulangan Daya Rusak Air yang dinyatakansebagai bencana dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(6) Dalam keadaan yang membahayakan, gubernur dan/ataubupati/wali kota berwenang mengambil tindakan daruratguna keperluan penanggulangan Daya Rusak Air.

(71 Upaya pemulihan Daya Rusak Air dilakukan melaluikegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi.

Pasal 36

Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan yang dapatmengakibatkan terjadinya Daya Rusak Air.

SK No011524 A

Pasal 37...

Page 25: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Pasal 37

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengendalian Daya Rusak Airsebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 diatur denganPeraturan Pemerintah.

Bagian KelimaTahapan Pengelolaan Sumber Daya Air

Paragraf 1

Umum

Pasal 38

Tahapan Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi:a. Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air;b. pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air dan

pelaksanaan nonkonstruksi;c. pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air;

dand. pemantauan dan evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

Paragraf 2Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air

Pasal 39

(1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya menJrusun Pola PengelolaanSumber Daya Air untuk terselenggaranya PengelolaanSumber Daya Air yang dapat memberikan manfaat yangsebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat.

(21 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan WilayahSungai dengan prinsip keterpaduan antarsektor danantarwilayah serta keterkaitan penggunaan antara AirPermukaan dan Air Tanah.

(3) Pola Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diuraikan lebih lanjut dalamRencana Pengelolaan Sumber Daya Air sebagai acuanpelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air jangkapanjang.

(4) Rencana...

SK No011525 A

Page 26: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

(4) Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (3) merupakan acuan penyusunanprogram Pengelolaan Sumber Daya Air dan programkementerian atau lembaga pemerintah nonkementerianyang terkait.

(5) Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air merupalan dasardan salah satu unsur dalam penyusunan, peninjauankembali, dan/atau penyempurnaan rencana tata ruangwilayah.

(6) Program Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada .ayat (41 merupakan acuan dalampenJrusunan rencana kegiatan Pengelolaan Sumbir DayaAir dan rencana kegiatan kementerian atau lembagapemerintah nonkementerian yang terkait.

(71 Pelaksanaan rencana kegiatan Pengelolaan Sumber DayaAir meliputi kegiatan konstruksi Prasarana Sumber DayaAir, kegiatan nonkonstruksi, serta kegiatan Operasi danPemeliharaan Sumber Daya Air.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan PolaPengelolaan Sumber Daya Air, Rencana PengelolaanSumber Daya Air, program Pengelolaan Sumber Daya Air,dan rencana kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Airsebagaimana dimaksud pada iyat (2) sampai dengan ayat(6), diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Paragraf 3

Pelaksanaan Konstruksi Prasarana Sumber Daya Airdan Pelaksanaan Nonkonstruksi

Pasal 40

(1) Pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air danpelaksanaan nonkonstruksi dilakukan oleh PemerintahPusat dan/ atau Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangannya berdasarkan program dan rencanakegiatan.

(21 Pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air danpelaksanaan nonkonstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan dengan melibatkan peran sertamasyarakat.

SK No 011526 A

(3) Setiap...

Page 27: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-27-

(3) Setiap Orang atau kelompok masyarakat atas prakarsasendiri dapat melaksanakan kegiatan konstruksiPrasarana Sumber Daya Air dan pelaksanaannonkonstruksi untuk kepentingan sendiri berdasarkanizin dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerahsesuai dengan kewenangannya.

(41 Pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air danpelaksanaan nonkonstruksi dilakukan dengan:a. mengikuti norma, standar, prosedur, dan kriteria;b. memanfaatkan teknologi dan sumber daya lokal; danc. mengutamakan keselamatan, kgamanan kerja, dan

keberlanjutan fungsi ekologissesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Kewajiban memperoleh izin sebagaimana dimaksud'padaayat (3) dikecualikan bagi kegiatan nonkonstruksi yangtidak mengakibatkan perubahan fisik pada Sumber Air.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai izin sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur dengan PeraturanPemerintah.

Paragraf 4Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air

Pasal 41

(1) Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Airterdiri atas pemeliharaan Sumber Air serta operasi danpemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air.

(21 Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Suinber Daya Airsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputipengaturan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasiuntuk menjamin kelestarian fungsi serta manfaat SumberDaya Air dan prasarananya.

(3) Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Airdilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/ atau PemerintahDaerah sesuai dengan kewenangannya dan dapatmelibatkan peran serta masyarakat.

SK No 011s27 A

(4) Pelaksanaan . . .

Page 28: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

(41 Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan PrasaranaSumber Daya Air yang dibangun oleh Setiap Orang ataukelompok masyarakat menjadi tugas dan tanggung jawabpihak-pihak yang membangun.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Operasidan Pemeliharaan Sumber Daya Air diatur denganPeraturan Pemerintah.

Pasal 42

Setiap Orang dilarang melakukan kegiatanmengakibatkan kerusakan Prasarana Sumber Daya Air.

yanS

Paragraf 5Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air

Pasal 43

(1) Pemantauan Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukanterhadap:

a. Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air;

b. pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Airdan pelaksanaan nonkonstruksi; dan

c. pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan SumberDaya Air.

(21 Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukanberdasarkan hasil pemantauan Sumber Daya Airsebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap tujuanPengelolaan Sumber Daya Air.

(3) Hasil evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air digunakansebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikanpenyelenggaraan Pengelolaan Sumber Daya Air.

(41 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi PengelolaanSumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (l)dan ayat (2) dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemantauan danevaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air diatur denganPeraturan Pemerintah.

SK No 011528 A

BAB VI

Page 29: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREFIJBLIK INDONESIA

-29-

BAB VIPERIZINAN

Bagian KesatuUmum

Pasal 44

(l) Penggunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksuddalam Pasal 29 ayat (2) huruf c untuk kebutuhan usahadan kebutuhan bukan usaha dilakukan berdasarkan izin.

(2) Izin penggunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan fungsikawasan dan kelestarian lingkungan hidup.

(3) Izin penggunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimalsudpada ayat (l) diberikan oleh Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.

l4l Izin penggunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksudpada ayat (21 tidak dapat disewakan ataudipindahtangankan, baik sebagian maupun seluruhnya.

rzin penggunaan Sumber #}*ixl'TfIX Kebutuhan Bukan usaha

Pasal 45

Izin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan bukanusaha terdiri atas:

a. izin penggunaan Sumber Daya Air untuk pemenuhankebutuhan pokok seharihari diperlukan jika:

1) cara penggunaannya dilakukan dengan mengubahkondisi alami Sumber Air; dan/atau

2l penggunaannya ditqjukan untuk keperluankelompok yang memerlukan Air dalam jumlah yangbesar.

b. izin penggunaan Sumber Daya Air untuk pemenuhankebutuhan pertanian ralryat diperlukan jika:

1) cara penggunannya dilakukan dengan mengubahkondisi alami Sumber Air; dan/atau

SK No 011529 A

2) penggunaannya . . .

Page 30: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

c

2l penggunaa.nnya untuk pertanian ralqrat di luarsistem irigasi yang sudah ada.

izin penggunaan Sumber Daya Air untuk pemenuhankebutuhan bagi kegiatan selain untuk memenuhikebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian ralqrat yangbukan merupakan kegiatan usaha.

Bagian KetigaIzin Penggunaan Sumber Daya Air untuk Kebutuhan Usaha

Pasal 46

(1) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahadiselenggarakan dengan memperhatikan prinsip:

a. tidak mengganggu, tidak mengesampingkan, dantidak meniadakan hak rakyat atas Air;

b. pelindungan negara terhadap hak rakyat atas Air;

c. kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hakasasi manusia;'

d. pengawasan dan'pengendalian oleh negara atas Airbersifat mutlak;

e. prioritas utama penggunaan Sumber Daya Air untukkegiatan usaha diberikan kepada badan usaha miliknegara, badan usaha milik daerah, atau badan usahamilik desa; dan

f. pemberian izin penggunaan Sumber Daya Air untukkebutuhan usaha kepada pihak swasta dapatdilakukan dengan syarat tertentu dan ketat setelahprinsip sebagaimana dimaksud pada huruf a sampaidengan huruf e dipenuhi dan masih terdapatketersediaan Air.

12) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahaditujukan untuk meningkatkan kemanfaatan SumberDaya Air bagi kesejahteraan ralqrat.

(3) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan denganmengutamakan kepentingan umum.

Pasal 47...

SK No 011530 A

Page 31: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-31-

Pasal 47

(1) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahadapat diselenggarakan apabila Air untuk kebutuhanpokok sehari-hari dan pertanian ralqyat telah terpenuhiserta sepanjang ketersedman Air masih mencukupi.

(2) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahadilakukan dengan memperhatikan fungsi sosial danlingkungan hidup serta terjaminnya keselamatankekayaan negara dan kelestarian lingkungan.

Pasal 48

Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 diselenggarakanberdasarkan rencana penyediaan Air dan/atau zorLapemanfaatan ruang pada Sumber Air yang terdapat dalamRencana Pengelolaan Sumber Daya Air dengan melibatkanpara pemangku kepentingan terkait.

Pasal 49

(1) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dapat berupapenggunaan:a. Sumber Daya Air sebagai media;b. Air dan Daya Air sebagai materi;c. Sumber Air sebagai media; dan/ataud. Air, Sumber Air, dan/atau Daya Air sebagai media

dan materi.

(2) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki izin.

(3) Pemberian izin dilakukan secara ketat dengan urutanprioritas:a. pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari bag

kelompok yang memerlukan Air dalam jumlah yangbesar;

b. pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yangmengubah kondisi alami Sumber Air;

SK No 011531 A

c. pertanian . . .

Page 32: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

. c. pertanian ralryat di luar sistem irigasi yang sudahada;

d. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhanusaha guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-harimelalui Sistem Penyediaan Air Minum;

e. kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik;f. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan

usaha oleh badan usaha milik negara, badan usahamilik daerah, atau badan usaha milik desa; dan

g. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhanusaha oleh badan usaha swasta atau perseorangan.

(4) Izin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhanusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapatdiberikan untuk:a. titik atau tempat tertentu pada Sumber Air;b. ruas tertentu pada Sumber Air; atauc. bagran tertentu dari Sumber Air.

(5) Izin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhanusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapatdiberikan kepada:a. badan usaha milik negara;

b. badan usaha milik daerah;c. badan usaha milik desa;

d. koperasi;e. badan usaha swasta; atauf. perseorangan.

Pasal 50

Izin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahadengan menggunakan Air dan Daya Air sebagai materisebagaimana, dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) huruf b yangmenghasilkan produk berupa Air minum untuk kebutuhanpokok sehari-hari diberikan kepada badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah, atau badan usaha milik desapenyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum.

SK No011532 A

Pasal 5l ...

Page 33: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESTA

-33-

Pasal 51

lzin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahadapat diberikan kepada pihak swasta setelah memenuhi syarattertentu dan ketat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat( 1) huruf f paling sedikit:

a. sesuai dengan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air danRencana Pengelolaan Sumber Daya Air;

b. memenuhi persyaratan teknis administratif;

c. mendapat persetqjuan dari para pemangku kepentingandi kawasan Sumber Daya Air; dan

d. memenuhi kewajiban biaya Konservasi Sumber Daya Airyang merupakan komponen dalam BJPSDA dankewajiban keuangan lainnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 52

(1) Penggunaan Sumber Daya Air untuk negara lain dilarang,kecuali untuk tujuan kemanusiaan.

(21 Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemenuhi persyaratan telah dapat terpenuhinyakebutuhan penggunaan Sumber Daya Air di WilayahSungai yang bersangkutan serta daerah sekitarnya.

(3) Penggunaan Sumber Daya Air untuk negara lainsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkanpada Pola Pengelolaan Sumber Daya Air dan RencanaPengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai yangbersangkutan dan memperhatikan kepentingan daerah disekitarnya.

(4) Rencana penggunaan Sumber Daya Air untuk negara laindilakukan melalui proses konsultasi publik olehPemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya.

(5) Penggunaan Sumber Daya Air untuk negara lainsebagairnana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) wajibmendapat izin dari Pemerintah Pusat berdasarkanrekomendasi dari Pemerintah Daerah dan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 011533 A

Pasal 53...

Page 34: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-34-

Pasal 53

Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan penggunaanSumber Daya Air untuk kebutuhan bukan usaha sebagaimanadimaksud dalam Pasal 45 dan perizinan penggunaan SumberDaya Air untuk kebutuhan usaha sebagaimana dimaksuddalam Pasal 46 sampai dengan Pasal 51 serta perizinanpenggunaan Sumber Daya Air untuk negara lain sebagaimanadimaksud dalam Pasal 52 diatur dengan PeraturanPemerintah.

BAB VIISISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR

Pasal 54

(l) Untuk mendukung Pengelolaan Sumber Daya Air,Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahmenyelenggarakan pengelolaan sistem informasi SumberDaya Air sesuai dengan kewenangannya.

(21 Sistem informasi Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan jaringan informasiSumber Daya Air yang tersebar dan dikelola oleh berbagaiinstitusi.

(3) Jaringan informasi Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (2) harus dapat diakses oleh berbagaipihak yang berkepentingan dalam bidang Sumber DayaAir.

(4) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pengelola SumberDaya Air, badan hukum, organisasi, lembaga, danperseorangan bertanggung jawab menjamin keakuratan,kebenaran, dan ketepatan waktu atas informasi yangdisampaikan.

(5) Informasi Sumber Daya Air meliputi informasi mengenaikondisi hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis,kebijakan Sumber Daya Air, Prasarana Sumber Daya Air,teknologi Sumber Daya Air, lingkungan pada SumberDaya Air dan sekitarnya, serta kegiatan sosial, ekonomi,dan budaya masyarakat yang terkait dengan SumberDaya Arr.

SK No011534 A

(6) Guna . . .

Page 35: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESTA.

-35-

(6) Guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas sisteminformasi Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud padaayat (1) tiap-tiap institusi sesuai dengan kewenangannyamelakukan:a. optimalisasi pemanfaatan data dan informasi terkait

Sumber Daya Air, termasuk Sistem InformasiHidrologi, Hidrometeorologi, dan Hidrogeologi;

b. pengelolaan yang terintegrasi;c. pembagian peran yang jelas dan proporsional

antarinstitusi;d. pengaturan akses data;e. pengaturan alur data; danf. pengaturan pemanfaatan data.

(71 Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi SumberDaya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Pemerintah.

BAB VIIIPEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 55

(l) Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya menyelenggarakanpemberdayaan para pemilik kepentingan dankelembagaan Sumber Daya Air secara terencana dansistematis untuk meningkatkan kinerja PengelolaanSumber Daya Air.

(2) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (l)dilaksanakan pada kegia.tan Perencanaan, pelaksanaan,operasi dan pemeliharaan, serta pemantauan danevaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

(3) Pernberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat melibatkan peran masyarakat.

l4l Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan melalui kerja sama antara PemerintahPusat dan/ atau Pemerintah Daerah dengan institusibidang pengembarrgan Sumber Daya Air dari dalam negerrataupun luar negeri yang kompeten.

SK No 011535 A

(s) Pemilik

Page 36: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-36-

(5) Pemilik kepentingan atas prakarsa sendiri juga dapatmelaksanakan upaya pemberdayaan untuk kepentinganmasyarakat dengan berpedoman pada tujuanpemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 56

(1) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan olehPemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya terhadap Pengelolaan SumberDaya Air.

(21 Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (l) dapat dilakukan denganmelibatkan peran masyarakat.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan PengelolaanSumber Daya Air diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IXPENDANAAN

Pasal 57

(1) Pendanaan Pengelolaan Sumber Daya Air ditetapkanberdasarkan kebutuhan nyata Pengelolaan Sumber DayaAir.

(2) Pendanaan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan huludan hilir Daerah Aliran Sungai dan fungsi kawasan.

(3) Pendanaan Pengelolaan Sumber Daya Air dapatbersumber dari:a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara;b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; dan/atauc. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.(41 Pendanaan Pengelolaan Sumber Daya Air yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan/atauAnggaran Pendapatan Belanja Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b yang menjaditanggung jawab Pemerintah Pusat atau PemerintahDaerah didasarkan pada kewenangan masing-masingdalam Penlelolaan Sumber Daya Air.

(5) Dalam . . .

SK No 0115s6 A

Page 37: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

-37-

(5) Dalam hal terdapat kepentingan mendesak dalamPengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintasprovinsi, lintas kabupaten/kota, dan strategis nasional,pendanaan pengelolaannya dilakukan melaluikesepakatan antara Pemerintah Pusat dan/ atauPemerintah Daerah yang bersangkutan.

(6) Dalam hal badan usaha milik negara, badan usaha milikdaerah, badan usaha milik desa, koperasi, badan usahaswasta, dan perseorangan yang melalsanakanpenggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha,pendanaannya ditanggung oleh tiap-tiap pihak yangmelaksanakad kegiatan tersebut.

(7) Penyediaan Prasarana Sumber Daya Air dapat dilakukanmelalui kerja sama pendanaan dengan badan usahaswasta atau pemerintah negara lain.

(8) Kerja sama pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat(7) tidak termasuk kerja sama dalam pelaksanaankegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air.

Pasal 58

(1) Pengguna Sumber Daya Air tidak dibebani BJPSDA jikamenggunakan Sumber Daya Air untuk:a. pemenuhan kebutuhan pokok sehari-harf;b. pertanian ralryat;c. kegiatan selain untuk memenuhi kebutuhan pokok

sehari-hari dan pertanian rakyat yang bukanmerupakan kegiatan usaha; dan

d. kegiatan konstruksi pada Sumber Air yang tidakmenggunakan Air.

(21 Pengguna Sumber Daya Air selain sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menanggung BJPSDA.

(3) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya berhak atas hasil penerimaanBJPSDA yang dipungut dari para pengguna Sumber DayaAir.

(4) BJPSDA sebagaimana dimaksud pada ayat' (3)dipergunakan untuk keberlanjutan Pengelolaan SumberDaya Air pada Wilayah Sungai yang bersangkutan.

SK No 011537 A

Pasal 59...

Page 38: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Pasal 59

Pembayaran BJPSDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58harus memperhatikan prinsip pemanfaat membayar.

Pasal 60

Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan PengelolaanSumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57sampai dengan Pasal 59 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 61

(1) Dalam melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air,masyarakat berhak untuk: .

a. memperoleh akses untuk memanfaatkan SumberDaya Air;

b. menggunakan Air bagi pemenuhan kebutuhan pokokminimal sehari-hari, pertanian rakyat, dan kegiatanbukan usaha;

c. memperoleh manfaat atas Pengelolaan Sumber DayaAir;

d. memperoleh penggantian yang layak atas kerugianyang dialaminya sebagai akibat pelaksanaanPengelolaan Sumber Daya Air;

e. memperoleh informasi yang berkaitan denganPengelolaan Sumber Daya Air;

f. menyatakan pendapat terhadap RencanaPengelolaan Sumber Daya Air yang sudahdiumumkan dalam jangka waktu tertentu sesuaidengan kondisi setempat;

g. mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihakyang berwenang atas kerugian yang menimpa dirinyayang berkaitan dengan penyelenggaraan PengelolaanSumber Daya Air; dan/atau

SK No 011538 A

h. mengajukan . . .

Page 39: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-39-

h. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadapberbagai masalah Sumber Daya Air yang merugikankehidupannya.

(21 Laporan dan pengaduan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf g diajukan kepada Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, dan/atau wadah koordinasi tingkatWilayah Sungai.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan danpengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturdengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 62

(1) Dalam menggunakan Sumber Daya Air, masyarakatberkewajiban untuk:a. melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi

Sumber Daya Air;

b. melindungi dan-mengamankan Prasarana SumberDaya Air;

c. melakukan usaha penghematan dalam penggunaanAir;

d. melakukan usaha pengendalian dan pencegahanterjadinya pencemaran Air;

e. melakukan perbaikan kerusakan lingkungan yangdisebabkan oleh kegiatan yang ditimbulkan;

f. memberikan akses untuk penggunaan Sumber DayaAir dari Sumber Air yang berada di tanah yangdikuasainya bagi masyarakat;

g. memberikan kesempatan kepada pengguna Air lainuntuk mengalirkan Air melalui tanah yangdikuasainya;

h. memperhatikan kepentingan umum; dan

i. melaksanakan kewajiban lain sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Pemerintah.

BABXI ...

SK No 011539 A

Page 40: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

-40-

BAB XIPARTISIPASI MASYARAKAT

Pasal 63

(1) Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untukberpartisipasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air.

(21 Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan untuk menyalurkan aspirasi, pemikiran, dankepentingan masyarakat dalam Pengelolaan SumberDaya Air.

(3) Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan dalam bentuk:a. konsultasi publik;b. musyawarah;c. kemitraan;d. penyampaianaspirasi;e. pengawasan;dan/atauf. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai partisipasi masyarakatdalam Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diahrrdengan Peraturan Pemerintah.

BAB XIIKOORDINASI

Pasal 64

(1) Pengelolaan Sumber Daya Air mencakup kepentinganlintas sektoral dan lintas wilayah yang memerlukanketerpaduan tindak untuk menjaga kelangsungan fungsidan manfaat Air dan Sumber Air.

(21 Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui koordinasi denganmengintegrasikan kepentingan berbagai sektor, wilayah,dan para pemilik kepentingan dalam bidang SumberDaya Air.

SK No 011540 A

(3) Koordinasi . . .

Page 41: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_41 _

(3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan pada tingkat:

nasional;provinsi;kabupaten/ kota; danWilayah Sungai.

Pasal 65

(1) Koordinasi pada tingkat nasional sebagaimana dimaksuddalam Pasal 64 ayat (3) huruf a dilakukan oleh DewanSumber Daya Air Nasional.

(21 Koordinasi pada tingkat nasional sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diselenggarakan untuk:a. merumuskan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya

Air tingkat nasional;b. men5rusun rancangan penetapan Wilayah Sungai

serta perubahan penetapan Wilayah Sungai; danc. merumuskan kebijakan pengelolaan sistem informasi

hidrologi, hidrometeorologi, dan hidrogeologi padatingkat nasional.

(3) Dewan Sumber Daya Air Nasional sebagaimana dimaksudpada ayat (1) beranggotakan wakil pemerintah sebagaianggota tetap dan wakil nonpemerintah sebagai anggotatidak tetap.

(41 Dewan Sumber Daya Air Nasional sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan oleh Presiden.

(5) Koordinasi pada tingkat provinsi atau kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) huruf bdan huruf c dilakukan oleh dewan Sumber Daya Airdaerah yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan sertaberanggotakan wakil Pemerintah Daerah sebagai anggotatetap dan wakil non-Pemerintah Daerah sebagai anggotatidak tetap.

(6) Dalam hal dewan Sumber Daya Air pada tingkat provinsiatau kabupaten/kota belum atau tidak terbentuk,koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)dilakukan oleh dinas yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang Sumber Daya Air.

a.

b.c.

d.

SK No011541 A

(7) Koordinasi . . .

Page 42: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-42-

l7l Koordinasi pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota' sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diselenggarakan

untuk perumusan kebljakan Pengelolaan Sumber DayaAir pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota.

(8) Dewan Sumber Daya Air provinsi atau kabupaten/kotasebagaimana dimaksud pada ayat (5) beranggotakan wakilPemerintah Daerah sebagai anggota tetap dan wakilnonpemerintah Daerah sebagai anggota tidak tetap.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dantata kerja Dewan Sumber Daya Air Nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Presiden.

(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman susunanorganisasi, tata kerja, dan pembentukan dewan SumberDaya Air provinsi atau kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 66

(1) Koordinasi pada tingkat Wilayah Sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) huruf d dilakukan olehsuatu wadah koordinasi tingkat Wilayah Sungai.

(2) Wadah koordinasi tingkat Wilayah Sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas pokok:

a. menyelaraskan kepentingan antarsektor,antarwilayah, dan antarpemilik kepentingan dalamPengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai;

b. memberikan saran kepada Pemerintah Pusatdan/atau Pemerintah Daerah terkait pelaksanaanPengelolaan Sumber Daya Air sesuai dengan hasilkoordinasi sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan

c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan programdan rencana kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Airpada Wilayah Sungai.

(3) Wadah koordinasi tingkat Wilayah Sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1) beranggotakan wakil instansipemerintah dan masyarakat yang mewakili para pemilikkepentingan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai yangbersangltutan.

SK No011542 A

(4) Dalam . . .

Page 43: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-43-

(4) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimanadimaksud pada ayat (2), wadah koordinasi menghadirkanwakil masyarakat yang terkait permasalahan yang perludikoordinasikan.

(5) Wakil masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)merupakan representasi para pihak yang disepakati olehPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/ atau parapemangku kepentingan Sumber Daya Air.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tatakerja, dan pedoman pembentukan wadah koordinasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

BAB XIIIPENYIDIKAN

Pasal 67

(1) Selain penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia,pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkunganinstansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang Sumber Daya Air diberi wewenangsebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam HukumAcara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidanaSumber Daya Air.

(2) Pejabat penyidik pegawai negeri sipil sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan

atau keterangan tentang adanya tindak pidanaSumber Daya Air;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badanusaha yang diduga melakukan tindak pidanaSumber Daya Air;

SK No011543 A

c memanggil

Page 44: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-44-

c. memanggil orang untuk didengar dan diperiksasebagai saksi atau tersangka dalam perkara tindakpidana Sumber Daya Air;

d. melakukan pemeriksaan Prasarana Sumber Daya Airdan menghentikan peralatan yang diduga digunakanuntuk melakukan tindak pidana;

e. melakukan penangkapan, penahanan, danpenggeledahan;

f. menyegel dan/ atau menyita alat kegiatan yangdigunakan untuk melakukan tindak pidana sebagaialat bukti;

g. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaantugas penyidikan tindak pidana Sumber Daya Air;

h. membuat dan menandatangani berita acara danmengirimkannya kepada penyidik Kepolisian NegaraRepublik Indonesia; dan/atau

i. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapatcukup bukti atau peristiwa tersebut bukanmerupakan tindak pidana.

(3) Pejabat penyidik pegawai negeri sipil sebagaimanadimaksud pada ayat (2) memberitahukan dimulainyapenyidikan kepada penyidik Kepolisian Negara RepublikIndonesia.

(4) Pejabat penyidik pegawai negeri sipil sebagaimanadimaksud pada ayat (2) menyampaikan hasil penyidikankepada penuntut umum melalui penyidik KepolisianNegara Republik Indonesia sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(5) Pejabat penyidik pegawai negeri sipil dalam melaksanakanwewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)berada di bawah koordinasi dan pengawasan penyidikKepolisian Negara Republik Indonesia sesuai denganKitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XIV. . .

SK No 011544 A

Page 45: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

_45_

BAB XIVKETENTUAN PIDANA

Pasal 68

Setiap Orang yang dengan sengaja:

a. melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakanSumber Air dan prasarananya dan/atau pencemaran Airsebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b dan hurufd; atau

b. melakukan kegiatan yang mengakibatkan terjadinya DayaRusak Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahundan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikitRp5.OO0.0O0.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyakRp I 5.000.000. 000,00 (lima belas miliar rupiah).

Pasal 69

Setiap Orang yang dengan sengaja:

a. mengganggu upaya pengawetan Air sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 huruf c;

b. menggunakan Sumber Daya Air yang menimbulkankerusakan pada Sumber Air, lingkungan dan/atauPrasarana Sumber Daya Air di sekitarnya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32;

c. melakukan Pendayagunaan Sumber Daya Air di kawasansuaka alam dan kawasan pelestarian alam sebagaimanadimaksud dalam Pasal 33 ayat (1); atau

d. melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakanPrasarana Sumber Daya Air sebagaimana dimaksuddalam Pasal 42

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 18 (delapanbelas) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda palingsedikit Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)dan paiing banyak Rp10.00O.000.000,00 (sepuluh miliarrupiah).

SK No011545 A

Pasal 70...

Page 46: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

Pasal 70

Setiap Orang yang dengan sengaja:

a. melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi PrasaranaSumber Daya Air dan nonkonstruksi pada Sumber Airtanpa memperoleh izin dari Pemerintah Pusat atauPemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal40 ayat (3);

b. menyewakan atau memindahtangankan, baik sebagianmaupun keseluruhan izin penggunaan Sumber Daya Airuntuk kebutuhan bukan usaha atau izin penggunaanSumber Daya Air untuk kebutuhan usaha sebagaimanadimaksud dalam Pasal 44 ayat (4); atau

c. melakukan penggunaan Sumber Daya Air untukkebutuhan usaha tanpa izin sebagaimana dimaksuddalam Pasal 49 ayat(21

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahundan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikitRp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyakRp5.0O0.000.00O,O0 (lima miliar rupiah).

Pasal 71

Setiap Orang yang karena kelalaiannya:

a. melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunyakondisi tata Air Daerah Aliran Sungai, kerusakan SumberAir dan prasarananya, dan/atau pencemaran Airsebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a, huruf b,dan huruf d; atau

b. melakukan kegiatan yang mengakibatkan terjadinya DayaRusak Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulandan paling lama 18 (delapan belas) bulan dan denda palingsedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan palingbanyak Rp3.000. 000.000,00 (tiga miliar rupiah).

SK No 011546 A

Pasal 72

Page 47: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-47-

Pasal T2

Setiap Orang yang karena kelalaiannya:a. mengganggu upaya pengawetan Air sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25 huruf c;b. menggunalan Sumber Daya Air yang menimbulkan

kerusakan pada Sumber Air, lingkungan dan/atauPrasarana Sumber Daya Air di sekitarnya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32;

c. melakukan Pendayagunaan Sumber Daya Air di kawasansuaka alam dan kawasan pelestarian alam sebagaimanadimaksud dalam Pasal 33 ayat (1); atau

d. melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknyaPrasarana Sumber Daya Air sebagaimana dimaksuddalam Pasal 42

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) bulandan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling sedikitRp500.0O0.O00,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyakRp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Pasal 73Setiap Orang yang karena kelalaiannya:a. melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi Prasarana

Sumber Daya Air dan nonkonstruksi pada Sumber Airtanpa izin dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4O ayat (3); atau

b. menggunakan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahatanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (21

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulandan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikitRp30O.00O.00O,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling banyakRpl.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 74(1) Dalam. hal tindak pidana Sumber Daya Air sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 68 sampai dengan Pasal 73dilakukan oleh badan usaha, pidana dikenakan terhadapbadan usaha, pemberi perintah untuk melakukan tindakpidana, dan/ atau pimpinan badan usaha yangbersangkutan.

SK No 011547 A

(2) Pidana . . .

Page 48: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-48-

(21 Pidana yang dikenakan terhadap badan usahasebagaimana dimaksud pada ayat (l) berupa:a. pidana denda terhadap badan usaha sebesar dua kali

pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68sampai dengan Pasal 73;

b. pidana penjara terhadap pemberi perintah untukmelakukan tindak pidana yang lamanyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 sampaidengan Pasal 73; dan/ atau

c. pidana penjara terhadap pimpinan badan usaha yangbesarnya sama seperti yang diatur dalam Pasal 68sampai dengan Pasal 73.

BAB XVKEIENTUAN PERALIHAN

Pasal 75

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

a. izin Penggunaan Sumber Daya Air atan izin PengusahaanSumber Daya Air dan izin Pengusahaan Air Tanah yangtelah dikeluarkan sebelum berlakunya Undang-Undangini tetap berlaku sampai izin berlakunya habis.

b. permohonan izin Penggunaan Sumber Daya Air atau izinPengusahaan Sumber Daya Air dan izin Pengusahaan AirTanah yang diajukan sebelum berlakunya Undang-Undang ini dan belum dikeluarkan izinnya wajibmenye suaikan dengan Undang-undang ini.

BABXVIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 76

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,

a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tenrang Pengairan(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, TambahanLembaran Negara Nomor 3046) dicabut dan dinyatakantidak berlaku; dan

SK No 011548 A

b. semua . . .

Page 49: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-49-

b semua peraturan pelaksanaan yang mengatur mengenaiSumber Daya Air dinyatakan tetap berlaku sepanjangtidak bertentangan dan belum diganti berdasarkanUndang-Undang ini.

Pasal77Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, ketentuanmengenai pembagian urusan pemerintahan konkuren antaraPemerintah Pusat dan pemerintah daerah provinsi danpemerintah daerah kabupaten/ kota, Angka I Matrikspembagian urusan pemerintahan konkuren antara pemerintahpusat dan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerahkabupaten/kota:

a. huruf C Pembagian Urusan Pemerintahan BidangPekerjaan Umum dan Penataan Ruang Nomor 1 Sub-Urusan Sumber Daya Air (SDA) kolom 3 huruf b, kolom 4huruf b, dan kolom 5 huruf b;

b. huruf CC Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Energidan Sumber Daya Mineral Nomor I Sub-Urusan Geologikolom 3 huruf a, kolom 4 huruf b, dan kolom 5

yang tertuang dalam lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Undang-Undang Nomor, 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah(l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679),dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 78Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harusditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangk-an.

Pasal 79

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

SK No 011549 A

Agar

Page 50: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREFUBLTK INDONESIA

-50-

Agar Setiap Orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannyadalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 15 Oktober 2019

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 16 Oktober 2O19

PLT. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

TJAHJO KUMOLO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR I9O

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ukum dan Perundang-undangan,

ttd

De

tKl

=rdJ*

SK No 011596 A

anna Djaman

Page 51: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 17 TAHUN 2019

TENTANG

SUMBER DAYA AIR

I. UMUM

Air merupakan kebutuhan dasar hidup manusia yang dikaruniakanoleh Tuhan Yang Maha Esa bagi seluruh bangsa Indonesia. Air sebagaibagran dari Sumber Daya Air merupakan cabang produksi yang pentingdan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara untukdipergunakan bagi sebesar-besar kemakmuran ralgrat sesuai denganamanat Pasal 33 ayaf (21 dan ayat (3) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. Di dalam pasal itu dinyatakan bahwabumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai olehnegara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Olehkarena itu, penyusunan Undang-Undang tentang Sumber Daya Air harusditujukan untuk mengoptimalkan Pengelolaan Sumber Daya Air gunamencapai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

Air merupakan kebutuhan yang amat penting bagi kehidupan.Dengan adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan Air yangcenderung menurun dan kebutuhan Air yang semakin meningkat, sumberdaya Air perlu dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkunganhidup, dan ekonomi secara selaras untuk mewujudkan sinergi danketerpaduan antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi gunamemenuhi kebutuhan rakyat atas Air.

Sejak diundangkan pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 7Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air telah beberapa kali dilakukanpengujian di Mahkamah Konstitusi, yaitu Perkara Nomor 058-059-060-063lPUU-1112004, Perkara Nomor 008/PUU-III/2005 tanggal l9 Juli 2005,dan Perkara Nomor 85|PUU-X112013 tanggal 18 Februari 2O15. Padaakhirnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU-IX/2013mencabut keberlakuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentangSumber Daya Air dan memberlakukan kembali Undang-Undang Nomor 11Tahun 1974 tentarrg Pengairan yang pada kenyataannya sudah tidaksesuai dengan kondisi Pengelolaan Sumber Daya Air saat ini.

SK No 011593 A

Undang-Undang . . .

Page 52: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-2-

Undang-Undang tentang Pengairan yang diberlakukan kembalitersebut masih terdapat banyak kekurangan dan belum dapat mengatursecara menyeluruh Pengelolaan Sumber Daya Air sesuai denganperkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat saat ini sehingga perludiganti.

Pengaturan mengenai Sumber Daya Air dilakukan agar PengelolaanSumber Daya Air diselenggarakan berdasarkan asas kemanfaatan umum,keterjangkauan, keadilan, keseimbangan, kemandirian, kearifan lokal,wawasan lingkungan, kelestarian, keberlanjutan, keterpaduan dankeserasian, serta transparansi dan akuntabilitas. Adapun pengaturanSumber Daya Air bertujuan untuk memberikan pelindungan danmenjamin pemenuhan hak rakyat atas Air; menjamin keberlanjutanketersedian Air dan Sumber Air agar memberikan manfaat secara adil bagimasyarakat; menjamin pelestarian fungsi Air dan Sumber Air untukmenunjang keberlanjutan pembangunan; menjamin terciptanya kepastianhukum bagi terlaksananya partisipasi masyarakat dalam pengawasanterhadap pemanfaatan Sumber Daya Air mulai dari Perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pemanfaatan; menjamin pelindungan danpemberdayaan masyarakat, termasuk Masyarakat Adat dalam upayakonservasi Sumber Daya Air, dan pendayagunaan Sumber Daya Air; sertamengendalikan Daya Rusak Air.

Materi pokok yang diatur dalam Undang-Undang tentang SumberDaya Air ini meliputi penguasaan negara dan hak ralryat atas Air;wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahdalam Pengelolaan Sumber Daya Air; Pengelolaan Sumber Daya Air;perizinan penggunaan Suniber Daya Air; sistem informasi Sumber DayaAir; pemberdayaan dan pengawasan; pendanaan; hak dan kewajiban;partisipasi masyarakat; dan koordinasi. Selain itu, diatur pula ketentuanmengenai penyidikan dan ketentuan pidana atas pelanggaran terhadapketentuan dalam Undang-Undang ini.

Undang-Undang menyatakan secara tegas bahwa Sumber Daya Airdikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuranraLyat. Untuk itu, negara menjamin hak rakyat atas Air guna memenuhikebutuhan pokok minimal sehari-hari bagi kehidupan yang sehat danbersih dengan jumlah yang cukup, kualitas yang baik, aman, terjagakeberlangsungannya, dan terjangkau. Selain itu, negara memprioritaskanhak ralcyat atas Air untuk (1) kebutuhan pokok sehari -lrari, (21 pertanianrakyat, (3) kebutuhan usaha guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-harimelalui Sistem Penyediaan Air Minum, (4) kegiatan bukan usaha untukkepentingan publik; dan (5) kebutuhan usaha lain yang telah ditetapkanizinnya.

SK No 011552 A

Terbatasnya . . .

Page 53: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-3 -

Terbatasnya ketersediaan Sumber Daya Air pada satu sisi danterjadinya peningkatan kebutuhan Air pada sisi lain menimbulkanpersaingan antarpengguna Sumber Daya Air yang berdampak padamenguatnya nilai ekonomi Air. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkankonflik kepentingan antarsektor, antarwilayah, dan berbagai pihak yangterkait dengan Sumber Daya Air. Untuk itu, diperlukan pengaturan yangdapat memberikan pelindungan terhadap kepentingan masyarakat untukmemenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi pertanian rakyat. Olehkarena itu, penyediaan Air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-haridan irigasi pertanian ra\rat dalam sistem irigasi yang sudah adamerupakan prioritas utama di atas semua kebutuhan Air lainnya.

Atas dasar penguasaan negara terhadap Sumber Daya Air,Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah diberi tugas dan wewenanguntuk mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, termasuk tugas untukmemenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Air bagi masyarakat.Di samping itu, Undang-Undang ini juga memberikan kewenanganPengelolaan Sumber Daya Air kepada pemerintah desa, atau yang disebutdengan nama lain, untuk membantu pemerintah dalam PengelolaanSumber Daya Air serta mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakatdesa dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayahnya.

Sebagian, tugas dan wewenang Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah dalam mengelola Sumber Daya Air yang meliputi satuWilayah Sungai dapat ditugaskan kepada Pengelola Sumber Daya Air yangdapat berupa unit pelaksana teknis kementerian/unit pelaksana teknisdaerah atau badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah dibidang Pengelolaan Sumber Daya Air.

Keberadaan Air sebagai sumber kehidupan masyarakat, secaraalamiah, bersifat dinamis dan mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpamengenal batas wilayah administratif. Keberadaan Air mengikuti siklushidrologi yang erat hubungannya dengan kondisi cuaca pada suatu daerahsehingga menyebabkan ketersediaan air tidak merata dalam setiap waktudan setiap wilayah. Hal tersebut menuntut Pengelolaan Sumber Daya Airdilakukan secara utuh dari hulu sampai ke hilir dengan basis Wilayahsungai.

Berdasarkan hal tersebut, pengaturan kewenangan dan tanggungjawab Pengelolaah Sumber Daya Air oleh Pemerintah Pusat, pemerintahprovinsi, dan pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada keberadaanWilayah sungai. Untuk mencapai keterpaduan pengelolaan Sumber DayaAir, perlu disusun sebuah acuan bersama bagi para pemangkukepentingan dalam satu wilayah sungai yang berupa Pola PengelolaanSumber Daya Air dengan prinsip keterpaduan antara Air Permukaan danAir Tanah. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air tersebut disusun secaraterkoordinasi antarinstansi yang terkait.

SK No 011553 A

Pola

Page 54: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-4-

Pola Pengelolaan Sumber Daya Air tersebut kemudian dijabarkanke dalam Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air. Rencana PengelolaanSumber Daya Air merupakan rencana induk Konservasi Sumber Daya Air,Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air yangdisusun secara terkoordinasi dan berbasis Wilayah Sungai. Rencanatersebut menjadi dasar dalam penJrusunan program Pengelolaan SumberDaya Air yang dljabarkan lebih lanjut dalam rencana kegiatan setiapinstansi yang terkait.

Pada dasarnya penggunaan Sumber Daya Air untuk memenuhikebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat dapat dilakukan tanpaizin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan bukan usaha. Namun,dalam hal penggunaan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari dilakukan pengubahan kondisi alami Sumber Air atauditujukan untuk keperluan kelompok yang memerlukan Air dalam jumlahbesar, penggunaannya harus dilakukan berdasarkan izin penggunaanSumber Daya Air untuk kebutuhan bukan usaha. Penggunaan Air untukmemenuhi kebutuhan irigasi pertanian rakyat juga harus dilakukanberdasarkan izin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan bukanusaha apabila dilakukan dengan cara mengubah kondisi alami Sumber Airatau digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudahada.

Semua jenis dan bentuk penggunaan dan pengembangan SumberDaya Air untuk kegiatan usaha harus dilakukan berdasarkan izinpenggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha. Jumlah kuota Airyang ditetapkan dalam izin merupakan volume Air maksimum yang dapatdiberikan kepada pemegang izin yang tidak bersifat mutlak dan tidakmerupakan izin untuk menguasai Sumber Daya Air.

Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usahadiselenggarakan dengan memperhatikan prinsip (a) tidak mengganggu,tidak mengesampingkan, dan tidak meniadakan hak rakyat atas Air; (b)pelindungan negara terhadap hak rakyat atas Air; (c) kelestarianlingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi manusia; (d) pengawasandan pengendalian oleh negara atas Air bersifat mutlak; (e) prioritas utamapenggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha diberikan kepadabadan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan usahamilik desa; dan (f) pemberian lzin Penggunaan Sumber Daya Air untukkebutuhan usaha kepada pihak swasta dapat dilakukan dengan syarattertentu dan ketat setelah prinsip sebagaimana dimaksud dalam huruf asampai dengan huruf e dipenuhi dan masih terdapat ketersediaan Air.

SK No 011554 A

Penggunaan . . .

Page 55: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-5 -

Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha ditujukanuntuk meningkatkan kemanfaatan Sumber Daya Air bagi kesejahteraanrakyat dengan mengutarrrakan kepentingan umum dan tetapmemperhatikan fungsi sosial Sumber Daya Air dan kelestarian lingkunganhidup. Penggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha pada tempattertentu dapat diberikan kepada badan usaha milik negara atau badanusaha milik daerah, badan usaha swasta, dan/ atau perseoranganberdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan usaha yang telah disusunmelalui konsultasi publik dan izin penggunaan Sumber Daya Air untukkebutuhan usaha dari pemerintah.

Penggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha tersebut dapatberupa penggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha yangmemerlukan Air baku sebagai bahan baku produksi, sebagai salah satumedia atau unsur utama dari kegiatan suatu usaha, seperti perusahaandaerah air minum, perusahaan minuman dalam kemasan, . pembangkitlistrik tenaga Air, olahraga arung jeram, dan sebagai bahan pembantuproses produksi, seperti Air untuk sistem pendingin mesin (utater coolingsgsteml atau Air untuk pencucian hasil eksplorasi bahan tambang.Penggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha tidak termasukpenguasaan Sumber Airnya, tetapi hanya terbatas pada penggunaan'Airsesuai dengan kuota Air yang ditetapkan dan penggunaan sebagianSumber Air untuk keperluan bangunan sarana prasarana yang diperlukan,misalnya penggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usahapembangunan sarana prasarana pada Sumber Air.

Untuk terselenggar€mya Pengelolaan Sumber Daya Air secaraberkelanjutan, penerima manfaat jasa Pengelolaan Sumber Daya Air, padaprinsipnya, wajib menanggung biaya pengelolaan sesuai dengan manfaatyang diperoleh. Kewajiban itu tidak berlaku bagi pengguna Air untukkebutuhan pokok sehari-hari, pertanian rakyat, dan kegiatan selain untukmemenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat yang bukankegiatan usaha.

Pengelolaan Sumber Daya Air melibatkan kepentingan banyakpihak yang sering kali tidak sejalan dan menimbulkan potensi konflik.Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan koordinasi untukmengintegrasikan kepentingan antarsektor dan antarwilayah serta untukmerumuskan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air secara sinergis.

Koordinasi pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupate t lkotadiperlukan dalam penyusunan kebijakhn Pengelolaan Sumber Daya Air.Pada tingkat Wilayah Sungai, koordinasi perlu dilakukan terkait dengankegiatan operasional yang menyangkut berbagai kepentingan. Koordinasipada tingkat Wilayah Sungai perlu diwadahi dalam suatu lembagapern€rnen yang berupa wadah koordinasi tingkat Wilayah Sungai.

SK No 011555 A

Untuk . . .

Page 56: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREFUELIK INDONESIA

-6-

Untuk menjamin terselenggaranya kepastian dan penegakanhukum dalam hal yang berkaitan dengan Pengelolaan Sumber Daya Air,selain penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, diperlukan penyidikpegawai negeri sipil yang diberi wewenang penyidikan.

II. PASALDEMI PASAL

Pasal ICukup jelas.

Pasal 2Huruf a

Yang dimaksud dengan asas "kemanfaatan umum" adalah bahwaPengelolaan $umber Daya Air dilaksanakan untuk memberikanmanfaat sebesar-besamya bagr kepentingan umum.

Huruf bYang dimaksud dengan asas "keterjangkauan" adalah bahwadalam Pengelolaan Sumber Daya Air, ketersediaan Air harusdapat dijangkau setiap individu, baik secara lokasi maupunsecara ekonomi.

Huruf cYang dimaksud dengan asas "keadilan" adalah bahwaPengelolaan Sumber Daya Air dilakukan secara merata keseluruh lapisan masyarakat di wilayah tanah Air sehingga setiapwarga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama untukberperan dalam Pengelolaan Surnber Daya Air dan menggunakanSumber Daya Air.

Huruf dYang dimaksud dengan asas "keSeimbangan" adalah bahwaPengelolaan Sumber Daya Air harus memperhatikankeseimbangan antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, danfungsi ekonomi.

Huruf eYang dimaksud dengan asas "kemandirian" adalah bahwaPengelolaan Sumber Daya Air dilakukan dengan mengoptimalkansumber daya nasional.

Huruf fYang dimaksud dengan asas "kearifan lokal" adalah bahwa dalamPengelolaan Sumber Daya Air harus memperhatikan nilai-nilailuhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.

SK No 011556 A

Hurt-f g. . .

Page 57: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBL]K INDONESIA

-7-

Huruf gYang dimaksud dengan "wawasan lingkungan" adalah bahwaPengelolaan Sumber Daya Air memperhatikan keseimbanganekosistem dan daya dukung lingkungan.

Huruf hYang dimaksud dengan asas ukelestarian" adalah bahwaPendayagunaan Sumber Daya Air diselenggarakan denganmenjaga keberadaan fungsi Sumber Daya Air secaraberkelanjutan.

Huruf iYang dimaksud dengan asas "keberlanjutan" adalah bahwaPengelolaan Sumber Daya Air tidak hanya ditujukan untukkepentingan generasi sekarang tetapi juga ditujukan untukkepentingan generasi yang akan datang.

HurufjYang dimaksud dengan asas "keterpaduan dan keserasian"adalah bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan secaraterkoordinasi dan terpadu dengan melibatkan semua pemangkukepentingan antarsektor dan antarwilayah administratif sertamewujudkan keserasian untuk berbagai kepentingan denganmemperhatikan sifat alamiah Air yang dinamis.

Huruf kYang dimaksud dengan asas "transparansi dan akuntabilitas"adalah bahwa Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan secaraterbuka dan dapat dipertanggungiawabkan.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6Yang dimaksud kebutuhan pokok minimal sehari hari adalah Airuntuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari untuk keperluansendiri yang kebutuhan airnya sebanyak 60 liter/ orang/ hari (enampuluh liter per orang per hari).

SK No 011557 A

Pasal 7. . .

Page 58: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Pasal 7Yang dimaksud dengan 'tidak dapat dimiliki dan/ atau dikuasai"adalah perseorangan, kelompok masyarakat, atau badan usaha hanyamendapatkan akses atau kesempatan untuk menggunakan SumberDaya Air yang diberikan oleh pemerintah.

Termasuk yang tidak dapat dimiliki dan/ atau dikuasai adalah SumberAir yang berada di dalam tanah pekarangan milik pribadi atau badanusaha. Namun, pemilik tanah tetap dapat menggunakan Air dariSumber Air yang ada di pekarangannya untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari. Pemilik tanah yang akan menggunakan Air dariSumber Air yang ada di pekarangannya untuk keperluan usahadilakukan berdasarkan izin.

Pasal 8Ayat (l)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Yang dimaksud dengan "kebutuhan pokok sehari-hari"adalah kebutuhan Air untuk memenuhi kebutuhan hidupsehari-hari untuk keperluan sendiri guna mencapaikehidupan yang sehat dan bersih, misalnya untukkeperluan ibadah, minum, masak, mandi, cuci, danpeturasan.

Huruf bYang dimaksud dengan "pertanian rakyat" adalah budi dayapertanian yang meliputi berbagai komoditas, yaitu pertaniantanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, dankehutanan yang dikelola oleh rakyat dengan luas tertentuyang kebutuhan airnya tidak lebih dari dua liter per detikper kepala keluarga.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

SK No 011558 A

Ayat(a)...

Page 59: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

Ayat (a)Yang dimaksud dengan nketersediaan Air mencukupi" adalahpemenuhan Air untuk (i) kebutuhan pokok sehari-hari, (ii)pertanian rakyat, (iii) kebutuhan penggunaan Sumber Daya Airuntuk kebutuhan usaha guna memenuhi kebutuhan pokoksehari-hari melalui Sistem Penyediaan Air Minum, (iv) keperluanAir untuk pemeliharaan Sumber Air, dan (v) lingkungan hiduptelah terpenuhi dan masih terdapat sisa Air yang dapatdialokasikan untuk pemenuhan penggunaan Sumber Daya Airlainnya.

HurufaYang dimaksud dengan "kegiatan bukan usaha" adalahkegiatan pemanfaatan Air yang tidak bertujuan untukmemperoleh keuntungan secara materiel, sepertipemanfaatan Air untuk kegiatan keagamaan, kebudayaan,dan kemasyarakatan.

Huruf bCukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Yang dimaksud dengan "kuota Air" adalah volume Air maksimumyang ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-haridan pertanian rakyat.

Ayat (8)Cukup jelas.

Pasal 9Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "hak yang serupa dengan itu" adalah hakyang sebelumnya diakui dengan berbagai sebutan masing-masing daerah yang pengertiannya sama dengan Hak Ulayat,misalnya: tanah wilayah pertuanan di Ambon; pangam peto atarupewatasan di Kalimantan; ueutengkon di Jawa, prabumian danpagar di Bali; totabuan di Bolaang-Mangondouw, torluk diAngkola, limpo di Sulawesi Selatan, muru di Pulau Buru, paer diLombok, dan panjaean di Tanah Batak.

SK No 011559 A

Ayat(s)...

Page 60: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESTDENREPUBLIK TNDONESIA

-10_

Ayat (3)Pengakuan adanya Hak Ulayat Masyarakat Adat, termasuk hakyang serupa dengan itu dipahami bahwa yang dimaksud denganMasyarakat Adat adalah sekelompok orang yErng terikat olehtatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatupersekutuan hukum adat yang didasarkan atas kesamaantempat tinggal atau atas dasar keturunan. Hak UlayatMasyarakat Adat dianggap masih ada apabila memenuhi tigaunsur, yaitu

a. unsur Masyarakat Adat, yaitu terdapatnya sekelompok orangyang masih merasa terikat oleh tatanan hukum adatnyasebagai warga bersama suatu persekutuan hukum tertentu,yang mengakui dan menerapkan ketentuan-ketentuanpersekutuan tersebut dalam kehidupannya sehari-hari;

b. unsur wilayah, yaitu terdapat tanah ulayat tertentu yangmenjadi lingkungan hidup para warga persekutuan hukumtersebut dan tempat mengambil keperluan hidupnya sehari-hari; dan

c. unsur hubungan antara masyarakat tersebut danwilayahnya, yaitu terdapat tatanan hukum adat mengenaipengurusan, penguasaan, dan penggunaan tanah ulayatnyayang masih berlaku dan ditaati oleh para warga persekutuanhukum tersebut,

Pasal 10Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eYang dimaksud dengan "kawasan lindung Sumber Air" adalahkawasan yang memberikan fungsi pelindungan terhadap SumberAir, misalnya daerah sempadan Sumber Air, kawasan resapanair, kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar mataair.

Huruf f. . .

SK No011560 A

Page 61: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

REPUFRESIDENBLIK INDONESIA

- 11-

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iYang dimaksud dengan "mengelola sistem irigasi" adalahpengelolaan jaringan irigasi yang meliputi kegiatan operasi,pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.Sistem irigasi sebagai satu kesatuan sistem adalah kesatuansistem irigasi primer, sekunder, dan tersier yang mencakupkeandalan penyediaan air irigasi, prasarana irigasi, manajemenirigasi, lembaga pengelola irigasi, dan sumber daya manusia.

HurufjYang dimaksud dengan "efektivitas" adalah pelaksanaanPengelolaan Sumber Daya Air berorientasi untuk mewujudkantujuan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai yangbersangkutan.Yang dimaksud dengan "efisiensi" adalah melaksanakanPengelolaan Sumber Daya Air dengan meminimalkan biaya dansumber daya yang dimiliki.Yang dimaksud dengan "kualitas" adalah Pengelolaan SumberDaya Air dilaksanakan sesuai dengan standar layanan.Yang dimaksud dengan "ketertiban" adalah Pengelolaan SumberDaya Air dilaksanakan secara teratur dan sesuai denganprosedur.

Huruf k"Bantuan teknis dan bimbingan teknis" dilakukan dalam bentukberbagai pelatihan, peningkatan kemampuan, dan supervisidalam Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai yangmenjadi kewenangan Pemerintah Daerah provinsi danPemerintah Daerah kabupaten/kota, antara lain dalampen5rusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air dan RencanaPengelolaan Sumber Daya Air.

HuruflDalam upaya menjamin ketersediaan Air, terutama Air Minum diseluruh wilayah Indonesia, Pemerintah Pusat mengembangkanteknologi Sistem Penyediaan Air Minum, antara lain yangbersumber dari Air hujan dan/atau Air laut.

Hurufm...

SK No 011561 A

Page 62: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK TNDONESIA

-L2-

Huruf mCukup jelas.

HurufnCukup jelas.

Huruf oCukup jelas.

Huruf pCukup jelas.

Pasal 1 1

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gLokasi tertentu bempa tempat tertentu, ruas tertentu, ataubagian/ area tertentu.

HurufhCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kNilai satuan BJPSDA misalnya:a. listrik: Rp/kwh;b. Air untuk Sistem Penyediaan Air Minum: Rp/m3;c. industri: Rp/m3;d. usaha pertanian: Rp/ha.

SK No 011562 A

Yang. . .

Page 63: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Yang dimaksud dengan "pemangku kepentingan terkait" adalahpemegang izin penggunaan Sumber Daya Air yang dikenaikewajiban membayar BJPSDA.

HuruflCukup jelas.

Huruf mCukup jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

HurufhCukup jelas.

Huruf iGubernur dalam menetapkan nilai satuan BJPSDA berdasarkanpedoman yang ditetapkan oleh Menteri.

HurufjCukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

SK No011563 A

Pasal 16. . .

Page 64: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK TNDONESIA

-14 -

Pasal 16Hurufa

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gBupati/wali kota dalam menetapkan nilai satuan BJPSDAberdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.

HurufhCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Pasal 17Yang dimaksud dengan "desa" adalah desa, desa adat, atau yangdisebut dengan nama lain yang merupakan kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengaturdan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/ atauhak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahanNegara Kesatuan Republik Indonesia.

SK No 011564 A

Pasal 18. . .

Page 65: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Ayat (1)

Sebagian tugas dan wewenang Pemerintah Pusat dalamPengelolaan Sumber Daya Air yang dapat ditugaskan kepadapemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/ kota, misalnyaadalah pelaksanaan pemeliharaan dan rehabilitasi Sumber Airserta Prasarana Sumber Daya Air berdasarkan asas tugaspembantuan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 20Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Membahayakan kepentingan umum, misalnya adalah tidakterurusnya kawasan pelindungan tempat Sumber Air,terutama pada daerah hulu Sumber Air; tingkat pencemaranyang terus meningkat di Sumber Air; pengambilankomoditas tambang di sungai yang tidak terkendali sehinggamengancam kerusakan pada fondasi jembatan, tanggulsungai, atau bangunan prasarana umLlm lainnya di SumberAir; atau tanah longsor yang diperkirakan dapat mengancamaltivitas perekonomian masyarakat secara luas.

Huruf bCukup jelas.

f c . . .

SK No 011565 A

Page 66: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-16-

Huruf cPenyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui berbagaicara, misalnya mediasi, peringatan, fasilitasi, dan/ataupengambilalihan kewenangan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 21Ayat (1)

Sumber Daya Air mempunyai fungsi sosial berarti bahwa SumberDaya Air merupakan kebutuhan pokok dari kehidupan manusiadan makhluk hidup lainnya yang tidak dapat tergantikan.

Sumber Daya Air mempunyai fungsi lingkungan hidup berartibahwa Sumber Daya Air menjadi bagian dari ekosistem sekaligussebagai tempat kelangsungan hidup flora dan fauna.

Sumber Daya Air mempunyai fungsi ekonomi berarti bahwaPendayagunaan Sumber Daya Air harus didasarkan pada nilaiekonomi.

Ayat (2)Pengelolaan Sumber Daya Air secara menyeluruh mencakupsemua bidang pengelolaan yang meliputi konservasi,pendayagunaan, dan Pengendalian Daya Rusak Air, sertameliputi satu sistem wilayah pengelolaan secara utuh yangmencakup semua proses Perencanaan, pelaksanaan, sertapemantauan dan evaluasi.

Pengelolaan Sumber Daya Air secara terpadu merupakanpengelolaan yang dilaksanakan dengan melibatkan semuapemilik kepentingan antarsektor dan antarwilayah administratif.

Yang dimaksud dengan '?engelolaan Sumber Daya Airberkelanjutan" adalah Pengelolaan Sumber Daya Air yang tidakhanya ditqjukan untuk kepentingan generasi sekarang, tetapijuga termasuk untuk kepentingan generasi yang akan datang.

Yang dimaksud dengan '?engelolaan Sumber Daya Airberwawasan lingkungan hidup" adalah pengelolaan yangmemperhatikan keseimbangan ekosistem dan daya dukunglingkungan.

SK No011566 A

Pasal 22.

Page 67: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-17 -

Pasd22Ayat (1)-

Prinsip keterpaduan antara Air Permukaan dan Air Tanahmenekankan pentingnya keseimbangan Pengelolaan SumberDaya Air karena Air Tanah merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari ekosistem dan berinteraksi dengan AirPermukaan.

Pengelolaan Sumber Daya Air memperhatikan keterkaitan AirPermukaan dan Air Tanah sebagai satu kesatuan daur hidrologiyang bersumber pada Air hujan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Penetapan Wilayah Sungai termasuk Cekungan Air Tanah yangberada di dalam Wilayah Sungai tersebut.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal 24Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "kelangsungan keberadaan Sumber DayaAir" adalah terjaganya keberlanjutan keberadaan Air dan SumberAir, termasuk potensi yang terkandung di dalamnya.

Yang dimaksud dengan "daya dukung Sumber Daya Aif adalahkemampuan Sumber Daya Air untuk mendukung perikehidupanmanusia dan makhluk hidup lainnya.

Yang dimaksud dengan "daya tampung Air dan Sumber Aifadalah kemampuan Air dan Sumber Air untuk menyerap zat,energi, dan/ atau komponen lain yang masuk atau dimasukkanke dalamnya.

Ayat (2)Cukup jelas.

SK No011567 A

Ayat(3) ...

Page 68: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENPUBLIK INDONESIA

-18-

Ayat (3)Dalam hal Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air belumditetapkan, kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dilakukanberdasarkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air yang telahditetapkan.

Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air jugamemperhatikan karakteristik biofrsik Daerah Aliran Sungai,antara lain, adalah karst, gambut, dan rrulkanik.

Ayat (a)Pelindungan dan pelestarian Sumber Air terdiri atas pelindungandan pelestarian Sumber Air Permukaan dan pelindungan danpelestarian Sumber Air Tanah.

Pelindungan dan pelestarian Sumber Air Permukaan dilakukanmelalui kegiatan:

a. pemeliharaan kelangsungan fungsi Sumber Air, resapan Air,dan daerah tangkapan Air;

b. pengendalian pemanfaatan Sumber Air;

c. pengisian Air pada Sumber Air;

d. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;

e. pelindungan Sumber Air dalam hubungannya dengankegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada SumberAir;

f. pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;g. pengaturan daerah sempadan Sumber Air;

h. rehabilitasi hutan dan lahan; dan/ atau

i. pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dankawasan pelestarian alam.

Pelindungan dan pelestarian Sumber Air Tanah dilakukanmelalui kegiatan:a. menjaga daya dukung dan fungsi daerah imbuhan Air Tanah;

SK No 011568 A

b. menjaga . . .

Page 69: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-19_

b. menjaga daya dukung akuifer; dan/atauc. memulihkan kondisi dan lingkungan Air Tanah pada zona

kritis dan zona rusak.

Ayat (5)Yang dimaksud dengan "pengawetan Ai/ adalah upaya yangdilakukan untuk:a. menyimpan Air yang berlebih pada saat hujan agar dapat

dimanfaatkan pada waktu diperlukan;b. menghemat Air dengan pemakaian yang efisien dan efektif;

dan/atauc. meningkatkan kapasitas imbuhan Air Tanah.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Dalam pen5rusunan rencana tata ruang dan pelaksanaannya,dilakukan mekanisme pengukuran dampakterhadap siklus hidrologis.

Pasal 25Huruf a

Yang dimaksud dengan "terganggunya kondisi tata Air DaerahAliran Sungai" adalah perubahan tata Air daerah alitan sungaiyang tidak sesuai dengan Pola Pengelolaan Sumber Daya Airdan/atau Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air.

HurufbYang dimaksud dengan 'kerusakan Sumber Air" adalahberkurangnya daya tampung atau fungsi Sumber Air.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Pasal 26Ayat (1)

Yang dimaksud dengan 'daerah imbuhan Air Tanah' adalahdaerah resapan Air yang mampu menambah Air Tanah secaraalamiah pada Cekungan Air Tanah.

SK No011569 A

Ayat(2)...

Page 70: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-20 -

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal2TCukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Penatagunaan Sumber Daya Air pada Air Permukaanditujukan untuk menentukan zona pemanfaatan ruang padaSumber Air dan peruntukan Air pada Sumber Air dilakukandengan:a. zona untuk fungsi lindung dan budi

daya;b. menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran

secara teknis hidrologis;c. memperhatikan ruang Sumber Air yang dibatasi oleh

garis sempadan Sumber Air;d. memperhatikan kepentingan berbagai jenis

pemanfaatan;e. melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain

yang berkepentingan; danf. memperhatikan fungsi kawasan.

Penatagunaan Sumber Daya Air pada Air Tanah ditujukanuntuk menetapkan zona pemanfaatan rt-ang padaCekungan Air Tanah dan peruntukan Air Tanah padaCekungan Air Tanah yang disusun berdasarkarL zor:akonservasi Air Tanah dilakukan denganmempertimbangkan:a. sebaran dan karakteristik akuifer;b. kondisihidrogeologis;c. kondisi dan lingkungan Air Tanah;d. kawasan lindung Air Tanah;e. kebutuhan Air bagi masyarakat dan pembangunan;

SK No011570 A

f. data

Page 71: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-21 -

f. data dan informasi hasil inventarisasi pada CekunganAir Tanah; dan

g. ketersediaan Air Permukaan.

Huruf bPenyediaan Sumber Daya Air, baik Air Permukaan maupunAir Tanah ditujukan untuk menyediakan ataumeningkatkan ketersediaan Sumber Daya Air gunamemenuhi berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dankuantitas.

Huruf cPenggunaan Surnber Daya Air, baik Air Permukaan maupunAir Tanah ditujukan untuk pemanfaatan Sumber Daya Airdan prasarananya sebagai media dan/atau materi sesuaidengan penatagunaannya.

Huruf dPengembangan Sumber Daya Air, baik Air Permukaanmaupun Air Tanah ditujukan untuk peningkatankemanfaatan fungsi Sumber Daya Air guna memenuhikebutuhan Air, Daya Air, dan/atau Sumber Air untukrumah tangga, irigasi/pertanian, industri, pertambangan,ketenagaan, perhubungan/ transportasi Air, pertahanan,olahraga, dan pariwisata serta untuk berbagai keperluanlainnya.

Peningkatan kemanfaatan fungsi Sumber Daya Air, antaralain, melalui modifikasi cuaca dan pembangunan PrasaranaSumber Daya Air, misalnya bendung, waduk, bangunanpenangkap Air, Sistem Penyediaan Air Minum, dan jaringanirigasi.

Ayat (3)Cukup Jelas.

Pasal 3OAyat (1)

Yang dimaksud dengan 'saluran transmisi" adalah saluranpembawa Air baku, baik yang berupa Saluran terbuka maupuntertutup yang berfungsi untuk mengalirkan Air dari satu WilayahSungai ke Wilayah Sungai lain yang bersebelahan.

SK No011571 A

Ayat(2)...

Page 72: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-22 -

Ayat (2)Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya upayapenggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha yangmelampaui batas-batas daya dukung lingkungan Sumber DayaAir sehingga berpotensi mengancam kelestariannya.

Pasal 31Yang dimaksud dengan "keadaan memaksa" adalah keadaan yangbersifat darurat, yakni keadaan sukar atau sulit yang tidak tersangka-sangka yang memerlukan penanggulangan segera.

Penggunaan Sumber Daya Air untuk kepentingan konservasi,misalnya adalah untuk penggelontoran Sumber Air di kawasanperkotaan yang tingkat pencemarannya sudah sangat tinggi (terjadikeracunan).

Penggunaan Sumber Daya Air untuk persiapan pelaksanaankonstruksi, misalnya adalah untuk mengatasi kerusakan mendadakyang terjadi pada Prasarana Sumber Daya Air (tanggul jebol).

Penggunaan Sumber Daya Air untuk pemenuhan prioritaspenggunaan Sumber Daya Air, misalnya adalah untuk pemenuhankebutuhan pokok sehari-hari pada saat terjadi kekeringan.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas.

Pasal 35Ayat (1)

Upaya pencegahan ditujukan untuk mencegah terjadinyabencana yang diakibatkan oleh Daya Rusak Air.

Upaya penanggulangan ditujukan untuk meringankanpenderitaan akibat bencana.

Upaya Pemulihan akibat Daya Rusak Air ditujukan untukmemulihkan fungsi Sumber Daya Air serta sistem PrasaranaSumber Daya Air setelah terjadinya Daya Rusak Air.

Ayat (21

Cukup jelas.

SK No 01 '1572 A

Ayat(3)...

Page 73: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-23 -

Ayat (3)Yang dimaksud dengan Daya Rusak Air, antara lain, berupa:a. banjir;b. erosi dan sedimentasi;c. tanah longsor;d. banjir lahar dingin;f. perubahan sifat dan kandungan kimiawi, biologi, dan fisika

Air;g. terancam punahnya jenis tumbuhan dan/atau satwa;h. wabah penyakit;i. tanah ambles;j. intrusi; dan/atauk. perembesan.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Keadaan yang membahayakan merupakan keadaan Air yang luarbiasa yang melampaui batas rencana sehingga jika tidak diambiltindakan darurat diperkirakan dapat menjadi bencana yang lebihbesar terhadap keselamatan umum.

Ayat (7)Yang dimaksud dengan "rekonstruksi" adalah pembangunankembali, termasuk pembangunan baru prasarana Sumber DayaAir.

Yang dimaksud dengan "rehabilitasi" adalah perbaikan sistemPrasarana Sumber Daya Air sehingga dapat difungsikan kembali.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas.

SK No011573 A

Pasal 39...

Page 74: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

'24 -

Pasal 39Ayat (1)

Pola Pengelolaan Sumber Daya Air disusun untuk membuatstrategi Pengelolaan Sumber Daya Air pada masa yang akandatang, termasuk upaya untuk memenuhi kebutuhan Air untukmasa yang akan datang untuk menciptakan keseimbanganantara kebutuhan (demand) dan kemampuan penyediaan(sttpplal.

Ayat (2)Prinsip keterpaduan antarsektor dan antarwilayahdiselenggarakan dengan memperhatikan wewenang dantanggung jawab tiap-tiap instansi sesuai dengan tugas danfungsinya.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Wilayah Sungaidalam satu kabupaten/kota, Rencana Pengelolaan Sumber DayaAir untuk Wilayah Sungai lintas kabupaten/ kota, RencanaPengelolaan Sumber Daya Air untuk Wilayah Sungai lintasprovinsi, Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air untuk WilayahSungai strategis nasional, dan Rencana Pengelolaan SumberDaya Air untuk Wilayah Sungai lintas negara menjadi masukanrencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, rencana tata ruangwilayah provinsi, dan rencana tata ruang nasional.

Selain sebagai masukan untuk penyusunan rencana tata ruangwilayah, Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada WilayahSungai juga digunakan sebagai masukan untuk meninjaukembali rencana tata ruang wilayah dalam hal terjadi perubahan-perubahan, baik pada Rencana Pengelolaan Sumber Daya Airmaupun pada rencana tata ruang pada periode waktu tertentu.Perubahan yang dimaksud merupakan tuntutan perkembangankondisi dan situasi.

Antara Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air dan rencana tataruang wilayah terdapat hubungan yang bersifat dinamis danterbuka untuk menyesuaikan.

SK No011574 A

Ayat(6)...

Page 75: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_25 _

Ayat (6)Rencana kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air disusun untuksetiap tahun anggaran.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Pasal 40Ayat (l)

Yang dimaksud dengan "konstruksi" adalah suatu kegiatanmembangun prasarana ataupun sarana Sumber Daya Air, antaralain, yaitu pembangunan bendungan, pembangunan bendung,pembangunan tanggul, dan pembangunan saluran.

Yang dimaksud dengan "nonkonstruksi" adalah suatu kegiatanyang tidak menghasilkan sarana dan Prasarana Sumber DayaAir, antara lain, yaitu men5rusun dan menaati tata ruang,mengendalikan pemanfaatan ruang, manajemen kebutuhan(demand management), dan penghijauan.

Ayat (2)Cukpp jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (s)Yang dimaksud dengan 'kegiatan nonkonstruksi" antara lainadalah menanam pohon di daerah sabuk hijau dan upacarakeagamaan di Sumber Air.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal 41Ayat (1)

Operasr merupakan tindakan pengaturan aliran Air,pengalokasian Air, pengaliran Air, dan pengalokasian ruangSumber Air yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemanfaatanSumber Daya Air dan Prasarana Sumber Daya Air.

SK No011575 A

Pemeliharaan . . .

Page 76: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-26 -

Pemeliharaan merupakan tindakan perawatan dan pelindunganSumber Air beserta Prasarana Sumber Daya Air yang bertujuanuntuk menjaga kelestarian fungsi Sumber Daya Air danPrasarana Sumber Daya Air serta untuk menunjang kelancaranpelaksanaan dan tercapainya tujuan operasi Prasarana SumberDaya Air.

Ayat (2)Pengaturan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan SumberDaya Air, antara lain, adalah pengaturan pembagian Air,pengaturan jadwal pemberian Air, teknik pemanfaatan Air, danpengaturan pemanfaatan sempadan Sumber Air.

Ayat (s)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup je1as.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Ayat (l)

Cukup jelas.

Ayat (2)Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air mengacu pada PolaPengelolaan Sumber Daya Air.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi dalamayat ini mencakup pengamatan dan penilaian secara berkala ataspraktik penyelenggaraan Pengelolaan Sumber Daya Air, baikdalam konteks kesesuaiannya dengan rencana pengelolaan yangsudah ditetapkan maupun dalam konteks ketaatannya,termasuk rekomendasi tindak lanjutnya sesuai denganketentuan peraturan perundangan-undangan.

Ayat (5)Cukup jelas.

SK No 011576 A

Pasal 44...

Page 77: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Pasal 44Cukup jelas.

Pasal 45Huruf a

Angka 1)

Yang dimaksud dengan "mengubah kondisi alami SumberAir" adalah mempertinggi, memperendah, dan membelokkanSumber Air.

Mempertinggi adalah perbuatan yang dapat mengakibatkanAir pada Sumber Air menjadi lebih tinggi, misalnya adalahmembangun bendung atau bendungan.

Termasuk dalam pengertian mempertinggi adalah memompaAir dari Sumber Air.

Memperendah adalah perbuatan yang dapat mengakibatkanAir pada Sumber Air menjadi lebih rendah atau turun darisemestinya, misalnya adalah menggali atau mengeruksungai.

Membelokkan adalah perbuatan yang dapat mengakibatkanaliran Air dan alur Sumber Air menjadi berbelok dari aluryang sebenamya.

Penggunaan Air Tanah yang mengubah kondisi alamidengan menggunakan tenaga manusia dari sumur gali tidaktermasuk yang memerlukan izin penggunaan Sumber DayaAir.

Angka 2)Yang dimaksud dengan "Air dalam jumlah yang besar'untukAir Permukaan adalah kuota Air Permukaan yang jumlahnyamelebihi kebutuhan pokok sehari-hari untuk 150 (seratuslima puluh) orang dari satu titik pengambilan atau lebih dari60 (enam puluh) liter per orang per hari.

Yang dimaksud dengan "air dalam jumlah yang besar" untukAir Tanah adalah jika Air Tanah diambil dari sumur borberdiameter lebih dari 2 (dua) inci atau lebih dari 5 (lima)sentimeter atau lebih dari 25 (dua puluh lima) meter kubikper bulan per kepala keluarga.

Huruf bAngka 1)

Cukup jelas.

SK No 011577 A

Angka2) ...

Page 78: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-28 -

Angka 2)Yang dimaksud dengan "pertanian rakyat di luar sistemirigasi yang sudah ada" adalah lahan pertanian yangkebutuhan airnya belum diperhitungkan dalamPerencanaan atau belum termasuk di dalam daerah irigasiyang terbangun.

Huruf cPenggunaan Sumber Daya Air bagi kegiatan selain untukmemenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanlan rakyatyang bukan merupakan kegiatan usaha, misalnya, adalahpenggunaan Air untuk penyiraman taman kota, penggunaan Airuntuk rumah ibadah, penggunaan ruang pada Sumber Airuntuk membangun jembatan di perkampungan, ataupenggunaan Daya Air untuk pembangkit listrik tenagamikrohidro bagi kepentingan masyarakat setempat yang tidakdiusahakan.

Pasal 46Cukup jelas.

Pasal 47Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan "terjaminnya keselamatan kekayaannegara" adalah mencegah hilangnya atau dikuasainya SumberDaya Air oleh pihak tertentu akibat penggunaan Sumber Daya Airbagi kegiatan usaha.

Pasal 48Yang dimaksud dengan 'rencana penyediaan Air" adalah rangkaiankegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air yang akan dilakukan untukmenyediakan Air dengan jumlah tertentu untuk berbagai jeniskebutuhan penggunaan Sumber Daya Air, misalnya, adalah melaluipembangunan bendungan, saluran Air baku, dan sumur/pengeboranAir Tanah.Penyediaan Sumber Daya Air untuk penggunaan Sumber Daya Airuntuk kebutuhan. usaha misalnya adalah penyediaan Air untukperusahaan daerah 'Air Minum, perusahaan minuman dalamkemasan, pembangkit listrik tenaga Air, olahraga arung jeram, dansebagai bahan pembantu proses produksi, seperti Air untuk sistempendingin wresin (water cooling sgsteml atau Air untuk pencucian hasileksplorasi bahan tambang.

SK No 011578 A

Yang . . .

Page 79: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-29 -

Yang dimaksud dengan "zona pemanfaatan ruang pada Sumber Air"adalah ruang pada Sumber Air (waduk, danau, rawa, sungai, atauCekungan Air Tanah) yang dialokasikan, baik sebagai fungsi lindungmaupun fungsi budi daya. Misalnya, membagi permukaan suatuwaduk, danau, rawa, atau sungai ke dalam berbagai zonapemanfaatan, antara lain, ruang yang dialokasikan untuk budi dayaperikanan, penambangan bahan galian golongan C, transportasi Air,olahraga Air dan pariwisata, pelestarian unsur lingkungan yang unikatau dilindungi, dan/atau pelestarian cagar budaya.

Penentuan zona pemanfaatan ruang pada Sumber Air bertujuanuntuk mendayagunakan fungsi/potensi yang terdapat pada SumberAir yang bersangkutan secara berkelanjutan, baik untuk kepentingangenerasi sekarang maupun yang akan datang.

Dalam penetapal zona pemanfaatan ruang pada Sumber Air, selainuntuk menentukan dan memperjelas batas tiap-tiap zonapemanfaatan, termasuk juga ketentuan, persyaratan, atau kriteriapemanfaatan dan pengendaliannya.

Pasal 49Ayat (l)

Huruf aPenggunaan Sumber Daya Air sebagai media, misalnyaadalah Penggunaan Sumber Daya Air untuk transportasi,pembangkit tenaga listrik, arung jeram, olahraga,pariwisata, dan perikanan budi daya pada Sumber Air.

Huruf bPenggunaan Air dan Daya Air sebagai materi untukkebutuhan usaha, baik berupa produk Air maupun berupaproduk bukan Air, meliputi:

l. penggunaan Air baku sebagai bahan baku produksi,seperti usaha Air minum yang dikelola badan usahamilik daerah, usaha Air minum dalam kemasan, danusaha minuman dalam kemasan lainnya;

2. penggunaan Air baku sebagai salah satu unsur atauunsur utama dari kegiatan suatu usaha, seperti usahamakanan, usaha perhotelan, usaha perkebunan, usahaindustri (misalnya untuk membantu proses produksi,seperti Air untuk sistem pendingin mesin), atau kegiatanusaha lain.

Hurufc . ..

SK No 01'1579 A

Page 80: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-30 -

Huruf cYang dimaksud dengan "penggunaan Sumber Air sebagaimedia" misalnya adalah penggunaan Sumber Air untuk:l. konstruksi pada Sumber Air yang dapat berupa

konstruksi jembatan, jaringan perpipaan, dan jaringankabel listrik/telepon;

2. tempat budi daya pertanian semusim atau budi dayaikan pada bantaran sungai; dan

3. tempat budi daya tanaman tahunan pada sabuk hijaudanau, embung, dan waduk.

HurufdYang dimaksud dengan "penggunaan Air, Sumber Air,dan/atau Daya Air sebagai media dan materi" dapat berupaeksplorasi, eksploitasi, dan pemurnian bahan tambang dariSumber Air.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Huruf a

Yang dimaksud dengan "Air dalam jumlah yang besar'adalah kuota Air yang jumlahnya melebihi kebutuhan pokoksehari-hari.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "sistem irigasi" meliputi prasaranairigasi, Air irigasi, manajemen irigasi, institusi pengelolairigasi, dan sumber daya manusia.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eKegiatan bukan usaha antara lain adalah taman kota yangtidak dipungut biaya, rumah ibadah, dan fasilitas umumatau fasilitas sosial lainnya.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Ayat(a)...

SK No 011580 A

Page 81: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESTDENREFUBLIK INDONESIA

- 31 -

Ayat (a)Huruf a

Yang dimaksud dengan "titik atau tempat tertentu padaSumber Air' adalah tempat pada Sumber Air dengan satutitik koordinat tertentu. Kegiatan usaha yang menggu.nakanSumber Daya Air pada titik atau tempat tertentu padaSumber Air, antara lain, berupa kegiatan usaha yangdilakukan dengan mengambil atau mengalirkan Air darisuatu titik atau tempat tertentu di sungai, anak sungai,mata Air, atau lapisan akuifer, misalnya untuk Air bakuperusahaan Air Minum, Air baku perusahaan minumandalam kemasan, Air untuk usaha perikanan budidaya, Airuntuk usaha pertanian, Air untuk usaha pertambangan,dan Air untuk usaha industri lainnya.

Huruf bYang dimaksud dengan "ruas tertentu pada Sumber Air2adalah bagian dari Sumber Air yang terletak di antara titikkoordinat tertentu dengan titik koordinat yang lain. Kegiatanusaha yang menggunalan Sumber Daya Air pada ruastertentu pada Sumber Air, antara lain, berupa kegiatanusaha untuk transportasi Air, olahraga arung jeram, danlalu lintas Air.

Huruf cYang dimaksud dengan "bagian tertentu dari Sumber Air"adalah ruang tertentu yang berada pada dan/atau di dalamSumber Air. Kegiatan usaha yang menggunakan SumberDaya Air pada bagian tertentu dari Sumber Air antara lain,berupa kegiatan usaha pada situ, danau, atau waduk untukpembangkit listrik tenaga Air, jaring apung/ keramba,transportasi Air, dan pariwisata Air.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal 50Yang dimaksud dengan "Air Minum untuk kebutuhan pokok sehari-hari' adalah Air Minum yang diselenggarakan melalui SistemPenyediaan Air Minum, tidak termasuk Air Minum dalam kemasan.

Air minum dalam kemasan nierupakan produk manufaktur untukmemenuhi segmen pasar demi kepraktisan dan gaya hidup.

Pasal 5l ...

SK No011581 A

Page 82: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-32 -

Pasal 51Huruf a

Cukup jelas.Huruf b

Cukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "persetqjuan" adalah hasil pertemuandengan pemangku kepentingan di sekitar lokasi Sumber Air yangakan digunakan untuk kegiatan usaha yang berisi rekomendasiterhadap rencana kegiatan usaha tersebut.

.. Yang dimaksud dengan upemangku kepentingan di kawasanSumber Daya Ai/ adalah perwakilan kelompok masyarakat yangberada di sekitar lokasi Sumber Air yang akan digunakan untukkegiatan usaha.

HurufdCukup jelas.

Pasal 52Cukup jelas.

Pasal 53Cukup jelas.

Pasal 54Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup je1as.

Ayat (4)Cukup je1as.

Ayat (s)Informasi kondisi hidrologis, misalnya, adalah tentang curahhujan, debit sungai, dan tinggi muka Air pada Sumber Air.

Informasi kondisi hidrometeorologis, misalnya tentangtemperatur udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara.

SK No 011582 A

Informasi

Page 83: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-33 -

Informasi kondisi hidrogeologis mencakup Cekungan Air Tanah,misalnya, adalah potensi Air Tanah dan kondisi akuifer ataulapisan pembawa Air.

Yang dimaksud dengan 'kebijakan Sumber Daya Ai/ adalahsemua arahan pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air,baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kota/kabupaten,misalnya berupa Peraturan Pemerintah, peraturan presiden,Peraturan Menteri, dan Peraturan Daerah.

Yang dimaksud dengan oteknologi Sumber Daya Ai/, misalnya,adalah teknologi Konservasi Sumber Daya Air, teknologiPendayagunaan Sumber Daya Air, dan teknologi PengendalianDaya Rusak Air.

Yang dimaksud dengan "informasi kondisi lingkungan padaSumber Daya Ai/, misalnya, adalah kondisi ruang di dalamsempadan Sumber Air, kondisi kawasan resapan Air, dan kondisiDaerah Aliran Sungai.

Yang dimaksud dengan "informasi kegiatan sosial, ekonomi, danbudaya masyarakat yang terkait dengan Sumber Daya Air",misalnya, adalah jumlah penduduk, mata pencaharian,penghasilan per kapita, tingkat pendidikan, dan keberadaanMasyarakat Adat.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Pasal 55Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "para pemilik kepentingan" adalah parapihak yang terkait secara langsung ataupun tidak langsungdalam Pengelolaan Sumber Daya Air, misalnya, adalah dinasterkait Sumber Daya Air, Pengelola Sumber Daya Air, danpengguna Sumber Daya Air.

Ayat (2)Kegiatan pemberdayaan dilakukan antara lain melaluipendidikan, pelatihan, pendampingan, dan pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi dalam bidang Sumber Daya Air.

SK No 011583 A

Ayat(3)...

Page 84: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-34 -

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "melibatkan peran masyarakat" adalahpada saat melakukan Pengelolaan Sumber Daya Air, PemerintahPusat ataupun Pemerintah Daerah secara sendiri atau bersamadengan pemuka masyarakat melakukan kegiatan:

a. menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkanberkembangnya potensi masyarakat;

b. memperkuat potensi atau daya yang dimiliki olehmasyarakat; dan

c. memberikan pelindungan terhadap aktivitas masyarakatyang berdampak positif terhadap Pengelolaan Sumber DayaAir.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (s)Cukup jelas.

Pasal 56Cukup jelas.

Pasal 57Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "kebutuhan nyata" adalah dana yangdibutuhkan semata-mata untuk membiayai Pengelolaan SumberDaya Air sehingga dapat menjamin keberlanjutan fungsi SumberDaya Air.

Jenis pendanaan Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi:a. biaya sistem informasi;b. biaya Perencanaan;c. biaya pelaksanaan konstruksi dan nonkonstruksi;d. biaya operasi dan pemeliharaan; dane. biaya pemantauan, evaluasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Ayat (2)Cukup Jelas.

Ayat (3)Huruf a

Cukup jelas.

SK No 011584 A

Hurufb...

Page 85: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENUBLIK INDONESIA

-35 -

HurufbCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "sumber lain yang sah" antara lainadalah anggaran swasta, hibah, dan BJPSDA.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Ketentuan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan yangdianggap sangat mendesak oleh daerah, tetapi belum menjadiprioritas pada tingkat nasional untuk Wilayah Sungai lintasprovinsi dan Wilayah Sungai strategis nasional, atau belummenjadi prioritas pada tingkat regional untuk Wilayah Sungailintas kabupaten/kota.

Ayat (6)Pendanaan dalam ketentuan ini meliputi biaya Perencanaan,pelaksanaan konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan, sertapemantauan dan evaluasi terhadap prasarana yang diperlukan.

Ayat (7)Yang dimaksud dengan "kerja sama pendanaan" adalah kerjasama dalam rangka penyediaan dana yang diperlukan untukpembangunan Prasarana Sumber Daya Air.

Yang dimaksud dengan "badan usaha swasta" adalah badanusaha swasta aslng atau badan usatra swasta dalam negeri.

Ayat (8)Cukup jelas.

Pasal 58Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan okebutuhan pokok sehari hari"adalah Air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hariuntuk keperluan sendiri guna mencapai kehidupan yangsehat dan bersih, misalnya untuk keperluan ibadah, minum,masak, mandi, cuci, dan peturasan.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf d. . .

SK No 011585 A

Page 86: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-36 -

Hun.f dYang dimaksud dengan kegiatan konstruksi pada SumberAir yang tidak menggunakan Air antara lain adalahjembatan, pipa, kabel, dan,liber optik melintasi Sumber Air.

Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan biayayang dibutuhkan untuk melakukan Pengelolaan SumberDaya Air agar Sumber Daya Air dapat didayagunakan secaraberkelanjutan.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Dana yang dikumpulkan dari BJPSDA harus dimanfaatkanuntuk peningkatan pelayanan dalam Pengelolaan Sumber DayaAir pada Wilayah Sungai terkait.

Pasal 59Prinsip pemanfaat membayar diterapkan untuk penggunaan SumberDaya Air untuk kebutuhan usaha secara komersial.

Yang dimaksud dengan pemanfaat meliputi pemanfaat Air, pemanfaatSumber Air, dan/atau pemanfaat Daya Air, misalnya:

a. penggunaan Air sebagai Air baku Air minum dan industri;b. memanfaatkan Sumber Air sebagai tempat tampungan limbah

terolah atau pelepasan Air ke Sumber Air; dan

c. memanfaatkan Daya Air untuk pembangkitan tenaga listrik.

Pasal 60Cukup jelas.

Pasal 61Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "masyarakat" adalah Setiap Orang yangmenggunakan sumber daya air.

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

SK No 011586 A

Hurufc. . .

Page 87: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENFEPUBLIK INDONESIA

-37 -

Huruf cCukup jelas.

HurufdBentuk kerugian yang dialami sebagai akibat pelaksanaanPengelolaan Sumber Daya Air, misalnya, adalah hilang atauberkurangnya fungsi atau hak atas tanah, bangunan,tanaman, dan benda-benda lain yang berada di atasnyakarena adanya pembangunan bendungan, bendung,tanggul, saluran, dan bangunan prasarana PengelolaanSumber Daya Air lainnya.

Pemberian ganti rugi dilaksanakan sesuai dengan ketentuanyang berlaku meliputi ganti rugi frsik dan/ atau nonfisikterhadap pemilik atau penggarap hak atas tanah dan/ ataubenda-benda lain beserta tanaman yang berada di atasnya.

Ganti rugi fisik dapat berupa uang, permukiman kembali,saham, atau dalam bentuk lain.

Ganti rugi nonfisik dapat berupa pemberian pekerjaan, ataujaminan penghidupan lain yang tidak mengurangi nilaisosial ekonominya.

Huruf eYang dimaksud dengan informasi yang berkaitan denga"nPengelolaan Sumber Daya Air antara lain adalah kondisi Airdan Sumber Air serta rencana pembangunan PrasaranaSumber Daya Air.

Huruf fCukup jelas.

HurufgKerugian yang berkaitan denganPengelolaan Sumber Daya Air, misalnya, adalah terjadinyapemberian Air yang tidak sesuai dengan jadwal waktu, tidaksesuai dengan kuota Air, dan/ atau kualitas Air yang tidaksesuai dengan baku mutu.Yang dimaksud dengan "pihak yang benvenang" adalahPengelola Sumber Daya Air dan pihak lain yang mempunyaitugas dan wewenang menerima pengaduan terkait denganPengelolaan Sumber Daya Air.

Huruf hCukup jelas.

SK No 011587 A

Ayat(2)...

Page 88: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-38 -

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 62Ayat (r)

Hurrf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fYang dimaksud dengan memberikan akses yaitu tidakmenutup secara fisik dan nonfisik Sumber Air yangmengakibatkan masyarakat pengguna Air di sekitar SumberAir tidak dapat mencapai Sumber Air secara langsung untukmemenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.Menutup secara fisik, misalnya, adalah dengan membangunpagar di sekitar Sumber Air sehingga menghalangimasyarakat untuk mengambil Air.Menutup secara nonfisik, misalnya, adalah membuatlarangan pengambilan Air untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari.

HurufgCukup jelas.

Huruf hYang dimaksud dengan 'kepentingan umum", misalnya,adalah penggunaan Air untuk pemadam kebakaran,kesehatan lingkungan, peribadatan, dan kegiatan sosialbudaya.

Huruf iYang dimaksud umelaksanakan kewajiban lain" misalnyaadalah kewqiiban keuangan dan kewajiban perizinan.

SK No 011588 A

Ayat(2) ...

Page 89: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-39 -

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 63Ayat (1)

Bentuk partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Sumber DayaAir, misalnya, adalah menyampaikan pemikiran dan gagasandalam pengambilan keputusan, laporan,dan/atau pengaduan kepada pihak yang berwenang.

Bentuk partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Sumber DayaAir yang mencakup pelaksanaan konstruksi serta operasi danpemeliharaan, misalnya, adalah sumbangan waktu, tenaga,material, dan dana.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 64Cukup jelas.

Pasal 65Cukup jelas.

Pasal 66Cukup jelas.

Pasal 67Cukup jelas.

Pasal 68Cukup jelas.

Pasal 69Cukup jelas.

Pasal 70Cukup jelas.

Pasal 71 ...

SK No 011589 A

Page 90: SALINAN - pamsimas.orgpamsimas.org/konten/pustaka/peraturan/Undang-Undang-17-2019-Su… · BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: PRESIDEN REPUBLIK

FRESIDENREPUELIK INDONESIA

_40 _

Pasal 71Cukup jelas.

Pasa772Cukup jelas.

Pasal 73Cukup jelas.

Pasal 74Cukup jelas.

Pasal 75Cukup jelas.

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal77Cukup je1as.

Pasal 78Cukup jelas.

Pasal 79Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6405

SK No 011592 A