sak angina pectoris.doc
DESCRIPTION
sak anginaTRANSCRIPT
SAK
ANGINA PEKTORIS
A. Definisi Angina Pektoris
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau
terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang
timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena
iskhemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel, selain itu
angina pektoris ini juga diartikan sebagai sindroma kronis dimana klien
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau
terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang
timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti( Smeltzer,2001 & Sudoyo,2006).
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam
daerah retrosternum.
Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan
nyeri dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada
yang sering menjalar ke lengan kiri, nyeri dada tersebut biasanya timbul
pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas
dihentikan, nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke
rahang atau ke daerah perut, yang bisa disalahartikan sebagai gejala
maag.
B. Klasifikasi Angina Pektoris
Angina pektoris mempunyai beberapa tipe yaitu:
1. Angina Pektoris Stabil
a. Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang
meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
b. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
c. Durasi nyeri 3 – 15 menit.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
a. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina
pektoris stabil.
b. Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
c. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat
aktifitas ringan.
d. Kurang responsif terhadap nitrat.
e. Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
f. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus
atau trombosit yang beragregasi.
3. Angina Prinzmental (Angina Varian).
a. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi
hari.
b. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
c. EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
d. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
e. Dapat terjadi aritmia.
4. Classical effort angina(angina klasik)
Pada nekropsi biasanya didapatkan arterosklerosis koroner.Pada
keadaan ini,obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya
iskemik seperti waktu istirahat.Akan tetapi,bila kebutuhan aliran darah
melewati jumlah yang dapat melewati obstruksi tersebut,maka terjadi
iskemik dan timbul gejala angina.Angina pectoris akan timbul pada
setiap aktivitas yang dapat meningkatkan denyut jantung,tekanan
darah,dan status inotropik jantung sehingga kebutuhan oksigen akan
bertambah seperti pada aktivitas fisik dan udara dingin.
C. Etiologi
Penyebab angina pektoris adalah
1. suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung
dibandingkan kebutuhan.
2. Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja
jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat.
3. Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen
juga meningkat; Oksigen ini dibutuhkan untuk menghasilkan energi
kerja.
4. Jantung mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi terutama dari
pembuluh darah koroner.
5. Saat beban jantung meningkat, pembuluh darah koroner akan
melebar untuk memberikan aliran darah yang adekuat bagi
kebutuhan otot jantung.
6. Namun jika pembuluh darah koroner mengalami kekakuan atau
menyempit, otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang
memadai bagi kerja jantung.
7. Otot jantung akan memproduksi jalur energy lain yang tidak
menggunakan oksigen. Jalur energy ini menghasilkan asam laktat
yang bersifat asam. Derajat keasaman otot jantung akan meningkat.
Hal inilah yang menimbulkan rasa nyeri.
8. Apabila kebutuhan energi jantung berkurang,ketika aktivitas
dihentikan, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan otot kembali
ke proses wajar untuk membentuk energi. Proses ini tidak
menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam
laktat, maka nyeri angina mereda. Dengan demikian, angina pektoris
merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat.
Beberapa keadaan yang dapat merupakan penyebab angina
pektoris tidak stabil adalah:
1. Faktor di luar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan
aliran koroner yang terbatas, maka hipertensi sistemik, takiaritmia,
tirotoksikosis dan pemakaian obat- obatan simpatomimetik dapat
meningkatkan kebutuhan O2 miokard sehingga mengganggu
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai O2. Penyakit paru
menahun dan penyakit sistemik seperti anemi dapat menyebabkan
takikardi dan menurunnya suplai O2 ke miokard.
2. Sklerotik arteri koroner
Sebagian besar penderita angina pectoris tidak stabil
mempunyai gangguan cadangan aliran koroner yang menetap
yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau tanpa
disertai trombosis baru yang dapat memperberat
penyempitan pembuluh darah koroner. Sedangkan sebagian lagi
disertai dengan gangguan cadangan aliran darah koroner ringan
atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran koroner
sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.
3. Agregasi trombosit
Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi
dan stasis aliran darah sehingga menyebabkan
peningkatan agregasi trombosit yang akhirnya
membentuk trombus dan keadaan ini akan
mempermudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.
4. Trombosis arteri koroner
Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah
yang sklerotik sehingga penyempitan bertambah dan kadang-
kadang terlepas menjadi mikroemboli dan menyumbat
pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis akut ini
diduga berperan dalam terjadinya ATS.
5. Pendarahan plak ateroma
Robeknya plak ateroma ke dalam lumen
pembuluh darah kemungkinan mendahului dan
menyebabkan terbentuknya trombus yang menyebabkan
penyempitan arteri koroner.
6. Spasme arteri koroner
Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan
berkurangnya aliran koroner karena spasme pembuluh darah
disebutkan sebagai penyeban ATS. Spame dapat terjadi pada arteri
koroner normal atupun pada stenosis pembuluh darah koroner.
Spasme yang berulang dapat menyebabkan kerusakan artikel,
pendarahan plak ateroma,agregasi trombosit dan trombus pembuluh
darah.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko angina tidak stabil adalah:
1. Merokok
Merokok memiliki risiko dua kali lebih besar terhadap serangan
jantung dibandingkan orang yang tidak pernah merokok,dan berhenti
merokok telah mengurangi kemungkinan terjadinya serangan
jantung. Perokok aktif memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap
serangan jantung dibandingkan bukan perokok
2. Tidak berolahraga secara teratur
3. Memiliki hipertensi , atau tekanan darah tinggi
4. Mengkonsumsi tinggi lemak jenuh dan memiliki kolesterol tinggi
5. Memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
6. Memiliki anggota keluarga (terutama orang tua atau saudara kandung)
yang telah memiliki penyakit arteri koroner.
7. Menggunakan stimulan atau rekreasi obat, seperti kokain atau
amfetamin
8. Atherosclerosis, atau pengerasan arteri, adalah kondisi di mana
simpanan lemak, atau plak, terbentuk di dalam dinding pembuluh
darah. Aterosklerosis yang melibatkan arteri mensuplai jantung
dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Plak dapat memblokir aliran
darah melalui arteri. Jaringan yang biasanya menerima darah dari
arteri ini kemudian mulai mengalami kerusakan akibat kekurangan
oksigen. Ketika jantung tidak memiliki oksigen yang cukup, akan
meresponnya dengan menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan
yang dikenal sebagai angina.Angina tidak stabil terjadi ketika
penyempitan menjadi begitu parah sehingga tidak cukup darah
melintasi untuk menjaga jantung berfungsi normal, bahkan pada saat
istirahat. Kadang-kadang arteri bisa menjadi hampir sepenuhnya
diblokir. Dengan angina tidak stabil, kekurangan oksigen ke jantung
hampir membunuh jaringan jantung.
D. Patofisologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan
karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner
(ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang
bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis
merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan.
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen
juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat
maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan
oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami
kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan
oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No
(nitrat Oksid) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang
reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos
berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu
nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 %
serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner
akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob
untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini
menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang,
maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi
oksidatif untuk membentuk energi. Angina pectoris adalah nyeri hebat
yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon terhadap respons
terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miocard di
jantung. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung,
rahang, dan daerah abdomen.
Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan
oksigen juga akan meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat
pada jantung yang sehat, maka arteri-arteri koroner akan berdilatasi dan
mengalirkan lebih banyak oksigen kepada jaringan. Akan tetapi jika
terjadi kekakuan dan penyempitan pembuluh darah seperti pada
penderita arteosklerotik dan tidak mampu berespon untuk berdilatasi
terhadap peningkatan kebutuhan oksigen. Terjadilah iskemi miocard,
yang mana sel-sel miocard mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan ini sangat tidak
efisien dan menyebabkan terbentuknya asalm laktat. Asam laktat
kemudian menurunkan PH Miocardium dan menyebabkan nyeri pada
angina pectoris. Apabila kebutuhan energy sel-sel jantung berkurang
(istirahat, atau dengan pemberian obat) suplay oksigen menjadi kembali
adekuat dan sel-sel otot kembali melakukan fosforilasi oksidatif
membentuk energy melalui proses aerob. Dan proses ini tidak
menimbulkan asam laktat, sehingga nyeri angina mereda dan dengan
demikian dapat disimpulkan nyeri angina adalah nyeri yang berlangsung
singkat (Corwin, 2000).
E. Manifestasi Klinis
Angina sendiri bukanlah sebuah penyakit, melainkan kumpulan
dari beberapa gejala, adapun gejala-gejala tersebut adalah:
1. Tekanan tidak nyaman pada dada, kepenuhan, terasa seperti
meremas, atau nyeri di tengah dada.
2. Merasa seperti sesak, terbakar atau mempunyai beban berat.
3. Rasa sakit dapat menyebar ke bahu, leher dan lengan.
4. Terletak di bagian atas perut, punggung atau rahangn.
5. Intensitas rasa sakit dari yang ringan sampai parah.
Adapun gejala lain yang mungkin terjadi pada penderita angina
adalah:
1. Sesak napas
2. Pingsan
3. Kecemasan/gugup
4. Berkeringat dingin
5. Mual
6. Denyut jantung cepat dan tidak teratur
7. Kulit nampak pucat.
Gejala ini hampir sama dengan gejala serangan jantung, tetapi
yang membedakan angina dengan serangan jantung adalah serangan
jantung berlangsung lama, sedangkan angina hanya berlangsung
beberapa saat saja. Selain gejala, ada juga penyebab terjadinya angina
pectoris, yaitu:
a. Angina stabil
Angina stabil adalah angina yang paling umum dan tipe yang paling
berarti ketika mereka merujuk pada angina.
a. Orang yang dengan angina stabil biasanya memiliki gejala angina
terjadi secara teratur, episode-episode terjadi dalam pola teratur
dan dapat di prediksi.
b. Bagi kebanyakan orang, gejala angina terjadi setelah ledakan
singkat tenaga.
c. Angina stabil biasanya berlangsung kurang 5 menit.
d. Biasanya nyeri hilang dengan istirahat dan obat, seperti
nitrogliserin di bawah lidah.
b. Angina tidak stabil
Angina tidak stabil adalah angina yang jarang terjadi/ tidak umum.
Gejala angina yang tidak terduga dan sering terjadi pada saat
istirahat.
a. Angina tidak stabil terjadi untuk menunjukkan memburuknya
angina stabil.
b. Gejala-gejala lebih buruk pada angina ini, seperti rasa sakit lebih
sering terjadi, lebih parah, lebih lama, terjadi pada saat istirahat
dan tidak berkurang dengan nitogliserol diu bawah lidah.
c. Angina tidak stabil tidak sama dengan serangan jantung, tetapi
pasien angina stabil perlu di rawat di rumah sakit untuk mencegah
serangan jantung.
F. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis angina tidak stabil dimulai dengan gejala parien dan
pemeriksaan fisik.Angina pectoris tidak stabil biasanya didiagnosis bila:
a. orang dengan angina stabil memiliki peningkatan mendadak dalam
jumlah atau beratnya episode nyeri dada selama hari-hari sebelumnya
atau minggu
b. orang tanpa angina mengembangkan meningkatkan episode nyeri
dada atau nyeri dada saat istirahat
c. orang yang mungkin atau mungkin tidak memiliki angina di masa lalu,
mengembangkan nyeri dada berkepanjangan tetapi tidak
menunjukkan bukti karena serangan jantung.
Untuk mendiagnosa angina pektoris tidak stabil, dokter akan
mengambil riwayat kesehatan menyeluruh (termasuk deskripsi lengkap
gejala-gejala pasien), melakukan pemeriksaan fisik, mengukur tekanan
darah, dan melakukan satu atau lebih dari tes berikut:
1) Elektrokardiogram (EKG)
Tes EKG memonitor aktivitas listrik jantung. Ketika temuan EKG
tertentu yang hadir, risiko angina tidak stabil maju denagn serangan
jantung meningkat secara signifikan. Sebuah EKG biasanya normal
ketika seseorang tidak memiliki rasa sakit dada dan sering
menunjukkan perubahan tertentu ketika rasa sakit berkembang.
Pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) lebih sering
ditemukan adanya depresi segmen ST dibandingkan angina pektoris
yang stabil. Gambaran EKG penderita Angina pectoris tidak stabil
dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen ST disertai inversi
gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His dan
tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan
EKG pada Angina pectoris tidak stabil bersifat sementara dan
masing-masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun
bersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan
angina dan kembali ke gambaran normal atau awal setelah
keluhan angina hilang dalam waktu 24 jam Bila perubahan tersebut
menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi gelombang Q,maka
disebut sebagai IMA. Tetapi kelainan EKG pada angina yang tidak
stabil masih reversible.
2) Enzim LDH, CPK dan CK-MB
Pada Angina tidak stabil kadar enzim LDH dan CPK dapat normal
atau meningkat tetapi tidak melebihi nilai 50% di atas normal. CK-MB
merupakan enzim yang paling sensitif untuk nekrosis otot
miokard. Hal ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan
kadar enzim secara serial ntuk mengidentifikasi adanya IMA.
3) Kateterisasi jantung dan angiografi
Dokter dapat merekomendasikan kateterisasi jantung dan
angiografi, terutama jika perubahan penting EKG istirahat adalah tes
darah jantung atau ada abnormal. Selama angiography, sebuah
kateter dimasukkan ke arteri di paha atau lengan dan maju ke
jantung. Ketika kateter diposisikan dekat arteri yang memasok darah
ke jantung, dokter menyuntikkan zat warna kontras. Sebagai pewarna
perjalanan melalui arteri, X-ray gambar diambil untuk melihat
seberapa baik darah mengalir melalui arteri, dan jika ada
penyumbatan maka terjadi coronary arteri disease.
4) Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi tidak memberikan data untuk
diagnosis angina tidak stabil secara langsung.Tetapi bila tampak
adanya gangguan faal ventrikel kiri,adanya insufisiensi mitral,dan
abnormalitas gerakan dinding regional jantung,menandakan prognosis
kurang baik.Ekokardiografi sres juga dapat membantu menegakkan
adnya iskemia
G. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk angina tidak stabil berfokus pada tiga tujuan:
menstabilkan plak apapun yang mungkin pecah dalam rangka untuk
mencegah serangan jantung, menghilangkan gejala, dan mengobati
penyakit arteri koroner yang mendasarinya.
1. Menstabilkan plak
Dasar dari sebuah stabilisasi plak pecah adalah mengganggu
proses pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan
jantung.. Pasien yang mengalami gejala-gejala angina tidak stabil dan
yang tidak minum obat harus segera mengunyah aspirin, yang akan
memblok faktor pembekuan dalam darah.Mengunyah aspirin, daripada
menelan utuh, mempercepat tubuh proses menyerap aspirin stabil
Ketika angina terjadi pasien harus mencari bantuan medis segera di
rumah sakit. Setelah di rumah sakit, obat-obatan lainnya untuk blok
pembekuan proses tubuh dapat diberikan, termasuk heparin,
clopidogrel, dan platelet glikoprotein (GP) IIb / IIIa obat reseptor
blocker.
Dalam beberapa kasus, prosedur untuk mengurangi atau
menstabilkan penyumbatan dalam arteri koroner mungkin diperlukan
di samping obat anti-pembekuan.. Paling umum Prosedur untuk ini
koroner angioplasti Dalam angioplasti koroner, sebuah balon berujung
kateter dimasukkan ke pembuluh darah di lengan atau pangkal paha
dan maju melalui pembuluh darah dan ke jantung. Ketika kateter
mencapai penyumbatan di arteri koroner, dokter mengembang balon
di ujung kateter. Balon mengembang dan mengempis, menekan
penumpukan plak pada dinding arteri koroner dan meningkatkan
diameter arteri,. Sering-mesh tabung logam, dikenal sebagai stent,
ditempatkan di arteri untuk tetap terbuka. stent tetap secara
permanen di arteri koroner, dan balon dan kateter dikeluarkan pada
akhir prosedur.
2. Menghilangkan gejala-gejala
Obat angina,baik dan prosedur untuk mengurangi penyumbatan
dalam arteri koroner bisa meringankan gejala angina tidak stabil.
Tergantung pada keadaan pasien individu, obat sendiri atau obat
dalam kombinasi dengan prosedur yang dapat digunakan untuk
mengobati angina.
3. Mengobati penyakit arteri koroner yang mendasarinya
Penatalaksanaan pada dasarnya bertujuan untuk
memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidup dengan
mencegah serangan angina baik secara medikal atau pembedahan.
4. Pengobatan medikal
Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan
angina. Ada 3 jenis obat yaitu :
a. Golongan nitrat
Umumnya dikenal sebagai nitrogliserin, nitrat adalah obat
yang paling umum diresepkan untuk mengobati angina. Nitrat
melebarkan pembuluh darah, yang memungkinkan lebih banyak
darah mengalir melewati penyumbatan. Nitrat juga menurunkan
resistensi jantung wajah ketika memompa darah ke seluruh tubuh,
yang pada gilirannya dapat mengurangi stres (beban kerja) pada
jantung. Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama
pada serangan angina akut. Mekanisme kerjanya sebagai
dilatasi vena perifer dan pembuluh darah koroner. Efeknya
langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler.Nitrogliserin
juga dapat meningkatkan toleransi pada penderita angina
sebelum terjadi hipokesia miokard. Bahan utama yang
menyebabkan pembuluh-pembuluh darah kecil seperti areteri
koroner melebar (dilatasi) adalah oksida nitrat (NO).Ini dihasilkan
secara alami oleh sel-sel pelapis arteri sebagi respon terhadap
perubahan pada aliran darah dan kimia darah.Di dalam
darah,nitrat diubah menjadi oksida nitrat dan membuka pembuluh
darah. Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual)
atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia
dalam 3 menit.
Efek utama adalah pada vena yang besar,sehingga darah
berkumpul di vena dan kurang kembali ke jantung.Ini menurunkan
tekanan yang tercipta di dalam jantung,dan menurunkan
kebutuhan oksigen jantung.Dengan membuka arteri-arteri terkecil
di perifer atau pinggiran tubuh,terutama di anggota tubuh,nitrat
juga menurunkan tekanan yang dibutuhkan jantung untuk
mendorong aliran darah,dan juga menurunkan kebutuhan oksigen
dari jantung.Golongan obat ini juga menyebarkan peredaran
koroner ke area-area jantung,jauh di dalam otot jantung,yang telah
kekurangan darah selama serangan angina.Pada semua cara
ini,obat-obatan golongan nitrat cenderung mengembalikan
perimbangan pasokan kebutuhan ke keadaan normal.
Efek samping pemakaian golongan nitrat adalah sakit kepala
dan tekanan darah rendah.
b. Ca- Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi
frekuensi serangan pada beberapa bentuk angina.
Cara kerjanya :
1) Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat
tonus vasometer pembuluh darah arteri koroner
2) Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke
miokard
3) Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer
dan menurunkan afterload.
4) Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi
denyut, jantung dan kontraktilitis sehingga mengurangi
kebutuhan O2.
c. Beta Bloker
Beta-blocker memperlambat denyut jantung dan menurunkan
kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga mengurangi tekanan
pada jantung. Obat-obatan seperti diltiazem, nifedipin, atau
verapamil, cara kerjanya menghambat sistem
adrenergenik terhadap miokard yang menyebabkan
kronotropik dan inotropik positif, sehingga denyut jantung
dan curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif,
obat ini sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah
serangan angina pektoris pada sebagian besar penderita.
Efek samping Beta-blocker dapat menyebabkan:
1) detak jantung lambat
2) tekanan darah rendah
3) depresi
5. Pembedahan
Prinsipnya bertujuan untuk :
a. memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung
b. memperbaiki obstruksi arteri koroner.
Ada 4 dasar jenis pembedahan :
a. Coronary angioplasty:
Selama angioplasti koroner, sebuah balon berujung kateter
dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan atau pangkal
paha dan melalui pembuluh darah dan ke jantung. Ketika kateter
mencapai penyumbatan di arteri koroner, dokter akan
mengembangkan balon di ujung kateter. Balon mengembang dan
mengempis, menekan penumpukan plak pada dinding arteri
koroner dan meningkatkan diameter arteri,. Sering-mesh tabung
logam, dikenal sebagai stent, ditempatkan di arteri untuk tetap
terbuka. stent tetap secara permanen di arteri koroner, dan balon
dan kateter dikeluarkan pada akhir prosedur. Ini membuka kembali
arteri dan memungkinkan darah kembali mengalir.
b. Operasi Bypass grafting arteri koroner (CABG)
Bila penyumbatan terlalu banyak atau sulit diobati dengan
angioplasti koroner, CABG operasi mungkin diperlukan. Dalam
prosedur ini, vena diambil dari kaki atau pembuluh darah diambil
dari dada dan digunakan untuk menghindari penyempitan atau
penyumbatan sebagian dari arteri di jantung.
Tabung stent, atau sempit, yang ditempatkan ke dalam arteri
di daerah dibuka kembali untuk menjaga dari penyempitan lagi
d. pembedahan laser, yang menggunakan gelombang cahaya untuk
membubarkan plak
c. atherectomy
Prosedur pembedahan di mana plak yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah akan dihapus.
Seseorang yang terkena serangan angina pectoris tidak stabil akan
dimonitor di rumah sakit untuk memastikan perawatan terus bekerja.
Jika orang tersebut telah menjalani operasi, penyedia layanan kesehatan
juga akan memeriksa untuk memastikan bahwa aliran darah tidak tiba-
tiba menjadi tersumbat lagi. Sebuah program rehabilitasi jantung akan
dimulai dan akan terus setelah orang meninggalkan rumah sakit.
Bila nyeri dada muncul,tentu langkah pertama yang harus diambil
adalah istirahat sejenak dan menenangkan diri,tubuh harus dibuat
senyaman mungkin hingga gejala berkurang.Posisi yang paling baik
adalah duduk bersandar dengan kaki diselonjorkan sambil menarik nafas
panjang dan dalam.Setelah gejala berkurang,sebaiknya segera ke rumah
sakit terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan awal.Bila
serangan yang timbul mendadak dan hebat,maka harus segera ke rumah
sakit untuk penanganan lebih lanjut.Perlu diingat bahwa nyeri dada
merupakan pertanda awal ada yang tidak beres di pada
jantung,sehingga harus segera memeriksakan diri dan menjalani
pengobatan atau terapi pencegahan untuk mencegah serangan jantung.
Tentu mencegah lebih baik daripada mengobati,nyeri dada ini
dapat muncul bila ada gangguan pada jantung kita.Berikut adalah
langkah-langkah sederhana dalam menurunkan risiko timbulnya penyakit
jantung:
1. Hindari makanan yang mengandung kolesterol/lemak tinggi
2. Olahraga teratur
3. Hindari merokok
4. Jaga berat badan pada rentang normal
5. Istirahat yang cukup
6. Pemeriksaan teratur dengan EKG untuk mengetahui kelainan dini
penyakit jantung.
Dan bila memiliki factor risiko tanbahan seperti memiliki penyakit
gula darah(diabetes militus),hipertensi,atau penyakit pembuluh darah
lainnya,maka hal penting yang harus dilakukan adalah menjaga
kestabilan gula darah ataupun tekanan darah,dengan kata lain menjaga
kestabilan kesehatan demi mengurangi risiko terkena serangan jantung.
H. Asuhan Keperawatan Pada Angina Pektoris
PENGKAJIAN
Dasar data pengkajian pasien
Aktivitas/istirahat
Gejala :
pola hidup monoton,kelemahan,kelelahan,perasaan tidak berdaya
setelah latihan,nyeri dada bila bekerja.
Tanda :
dispnea saat kerja.
Sirkulasi
Gejala :
riwayat penyakit jantung,hipertensi,kegemukan.
Tanda :
takikardia,distritmia,tekanan darah normal,meningkat atau
menurun,bunyi jantung mungkin normal, S4 ambat atau murmur
sistolik transien lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat
nyeri.
Makanan/cairan
Gejala :
mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan, diet tinggi
kolesterol/lemak, garam, kafein, minuman keras.
Tanda :
ikat pinggang sesak,distensi gaster.
Integritas ego
Gejala :
stressor kerja,keluarga,lain-lain.
Tanda :
ketakutan,mudah marah.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri dada substernal,anterior yang menyebar ke
rahang,leher,bahu,dan ekstremitas atas (lebih pada kiri dari pada
kanan)
Kualitas :
ringan sampai sedang,tekanan berat,tertekan,terjepit,terbakar.
Durasi :
biasanya kurang dari 15 menit,kadang-kadang lebih dari 30 menit
(rata-rata 3 menit)
Faktor pencetus :
nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar,seperti
marah,olahraga pada suhu ekstrem,atau mungkin tak dapat
diperkirakan dan/atau terjadi selama istirahat.
Faktor penghilang :
nyeri mungkin responsif terhadap mekanisme penghilang tertentu
(contoh : istirahat,obat antiangina)
Nyeri dada baru atau terus menerus yang teah berubah
frekuensi,durasinya,karakter atau dapat diperkirakan (contoh : tidak
stabil,bervariasi,prinzmetal).
Tanda :
wajah berkerut,meletakkan pergelangan tangan pada
midsternum,memijit tangan kiri,tegangan otot,dan gelisah.
Respon otomatis contoh takikardi,perubahan TD.
Pernafasan
Gejala :
dispnea saat kerja,riwayat merokok.
Tanda :
meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan kedalaman.
Penyuluhan pembelajaran
Gejala :
riwayat keluarga sakit jantung,hipertensi,stroke,diabetes.
Penggunaan/kesalahan penggunanan obat jantung, hipertensi atau
obat yang dijual bebas.
Penggunaan akohol teratur, obat narkotik contoh kokain, amfetamin.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik
(iskemia miokard transien/memanjang)
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot
jantung, berkurangnya curah jantung.
4. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman
terhadap status kesehatan.
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
J. RENCANA KEPERAWATAN
1. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
pasien berkurang/ teratasi
Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien
melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan
beratnya.
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan pasien untuk
memberitahu perawat dengan
cepat bila terjadi nyeri dada.
Nyeri dan penurunan curah
jantung dpat merangsang sistem
saraf simpatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar
nor epineprin, yang
meningkatkan agregasi
trombosit dan mengeluarkan
trombokxane A2.Nyeri tidak bisa
ditahan menyebabkan respon
vasovagal, menurunkan TD dan
frekuensi jantung.
Identifikasi terjadinya faktor
pencetus, bila ada: frekuensi,
durasi, intensitas dan lokasi nyeri.
Membantu membedakan nyeri
dada dini dan alat evaluasi
kemungkinan kemajuan menjadi
angina tidak stabil (angina stabil
biasanya berakhir 3 sampai 5
menit sementara angina tidak
stabil lebih lama dan dapat
berakhir lebih dari 45 menit.
Evaluasi laporan nyeri pada
rahang, leher, bahu, tangan atau
lengan (khusunya pada sisi kiri.
Nyeri jantung dapat menyebar
contoh nyeri sering lebih ke
permukaan dipersarafi oleh
tingkat saraf spinal yang sama.
Letakkan pasien pada istirahat
total selama episode angina.
Menurunka kebutuhan oksigen
miokard untuk meminimalkan
resiko cidera jaringan atau
nekrosis.
Tinggikan kepala tempat tidur bila
pasien napas pendek
Memudahkan pertukaran gas
untuk menurunkan hipoksia dan
napas pendek berulang
Pantau kecepatan atau irama
jantung
Pasien angina tidak stabil
mengalami peningkatan
disritmia yang mengancam
hidup secara akut, yang terjadi
pada respon terhadap iskemia
dan atau stress
Panatau tanda vital tiap 5 menit
selama serangan angina
TD dapat meningkat secara dini
sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian turun bila
curah jantung dipengaruhi.
Pertahankan tenang , lingkungan
nyaman, batasi pengunjung bila
perlu
Stres mental atau emosi
meningkatkan kerja miokard
Berikan makanan lembut. Biarkan
pasien istirahat selama 1 jam
setelah makan
Menurunkan kerja miokard
sehubungan dengan kerja
pencernaan, manurunkan risiko
serangan angina
Kolaborasi:
Berikan antiangina sesuai indikasi:
nitrogliserin: sublingual
Nitrigliserin mempunyai standar
untuk pengobatan dan
mencegah nyeri angina selam
Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi
Pantau perubahan seri EKG
lebih dari 100 tahun.
Meningkatkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan
miokard/mencegah iskemia.
Iskemia selama serangan angina
dapat menyebabkan depresi
segmen ST atau peninggian dan
inversi geombang T. Seri
gambaran perubahan iskemia
yang hilang bila pasien bebas
nyeri dan juga dasar yang
membandingkan pola perubahan
selanjutnya.
2. PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN
PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD
TRANSIEN/MEMANJANG)
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi
peningkatan curah jantung.
Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea,
angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas,
klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan
kerja jantung.
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda vital, contoh
frekuensi jantung, tekanan darah.
Takikardi dapat terjadi karena
nyeri, cemas, hipoksemia, dan
menurunnya curah jantung.
Perubahan juga terjadi pada TD
(hipertensi atau hipotensi)
karena respon jantung
Evaluasi status mental, catat
terjadinya bingung, disorientasi.
Menurunkan perfusi otak dapat
menghasilkan perubahan
sensorium.
Catat warna kulit dan adanya
kualitas nadi
Sirkulasi perifer menurun bila
curah jantung turun, membuat
kulit pucat dan warna abu-abu
(tergantung tingkat hipoksia)
dan menurunya kekuatan nadi
perifer.
Mempertahankan tirah baring
pada posisi nyaman selama
episode akut
Menurunkan konsumsi oksigen
atau kebutuhan menurunkan
kerja miokard dan risiko
dekompensasi
Berikan periode istirahat adekuat.
Bantu dalam atau melakukan
aktivitas perawatan diri, sesuai
indikasi
Penghematan energy,
menurunkan kerja jantung.
Pantau dan catat efek atau
kerugian respon obat, catat TD,
frekuaensi jantung dan irama
(khususnya bila memberikan
kombinasi antagonis kalsium,
betabloker, dan nitras)
Efek yang diinginkan untuk
menurunkan kebutuhan oksigen
miokard dengan menurunkan
stress ventricular. Obat dengan
kandungan inotropik negative
dapat menurunkan perfusi
terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat
beta dapat memberi efek
terkumpul pada curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala
GJK
Angina hanya gejalab patologis
yang disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang
emepengaruhi fungsi jantung
emnjadi dekompensasi.
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi :
penyekat saluran kalsium, contoh
ditiazem (cardizem); nifedipin
(procardia); verapamil(calan).
Meskipun berbeda pada bentuk
kerjanya, penyekat saluran
kalsium berperan penting dalam
mencegah dan menghilangkan
iskemia pencetus spasme arteri
koroner dan menurunkan
tahanan vaskuler, sehingga
menurunkan TD dan kerja
jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja
(tenormin); nadolol (corgard);
propanolol (inderal); esmolal
(brebivbloc).
jantung dengan menurunkan
frekuensi jantung dan TD sistolik.
3. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN
SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH
JANTUNG.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien
dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi
aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam
tanda-tanda intoleransi fisiologis.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji respons klien terhadap
aktivitas, perhatikan frekuensi
nadi lebih dari 20 kali per menit di
atas frekuensi istirahat;
peningkatan TD yang nyata
selama/sesudah aktivitas; dispnea
atau nyeri dada; keletihan dan
kelemahan yang berlebihan;
diaphoresis; pusing atau pingsan.
Menyebutkan parameter
membantu dalam mengkaji
respons fisiologi terhadap stress
aktivitas dan, bila ada
merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan
dengan tingkat aktivitas.
Instruksikan pasien tentang teknik
penghematan energi.
Teknik menghemat energi
mengurangi penggunaan energy,
juga membantu keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
Berikan dorongan untuk
melakukan aktivitas/perawatan
diri bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatan kerja
jantung tiba-tiba. Memberikan
bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
4. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON
PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS
KESEHATAN.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan
ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas
dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping
efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan
ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan tes dan prosedur,
contoh tes stress.
Menurunkan cemas dan takut
terhadap diagnose dan
prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan
takut,contoh menolak, depresi,
dan marah.
Perasaan tidak ekspresikan
dapat menimbulkan kekacauan
internal dan efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk
menganggap pasien sebelumnya.
Meyakinkan pasien bahwa peran
dalam keluarga dan kerja tidak
berubah.
Kolaborasi :
berikan sedative, tranquilizer
sesuai indikasi
Mungkin diperlukan untuk
membantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk
membuat strategi koping
adekuat
5. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI
KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN
KURANGNYA INFORMASI.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan
pengetahuan pasien bertambah.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses
penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan
serta melakukan perubahan pola hidup.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang patofisiologi kondisi.
Tekankan perlyunya mencegah
Pasien dengan angina
membutuhkan belajar mengapa
serangan angina. hal itu terjadi dan apakah dapat
dikontrol. Ini adalah focus
manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari
faktor/situasi yang sebagai
pencetus episode angina, contoh:
stress emosional, kerja fisik,
makan terlalu banyak/berat,
terpajan pada suhu lingkungan
yang ekstrem
Dapat menurunkan insiden
/beratnya episode iskemik.
Kaji pentingnya control berat
badan, menghentikan merokok,
perubahan diet dan olahraga.
Pengetahuan faktor resiko
penting memberikan pasien
kesempatan untuk membuat
perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk
memantau nadi sendiri selama
aktivitas, jadwal/aktivitas
sederhana, hindari regangan.
Membiarkan pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
dapat dimodifikasi untuk
menghindari stress jantung dan
tetap dibawah ambang angina.
Diskusikan langkah yang diambil
bila terjadi serangan angina,
contoh menghentikan aktivitas,
pemberian obat bila perlu,
penggunaan teknik relaksasi.
Menyiapkan pasien pada
kejadian untuk menghilangkan
takut yang mungkin tidak tahu
apa yang harus dilakukan bila
terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan
untuk mengontrol/mencegah
serangan angina.
Angina adalah kondisi rumit yang
sering memerlukan penggunaan
banyak obat untuk menurunkan
kerja jantung, memperbaiki
sirkulasi koroner, dan
mengontrol terjadinya serangan.
Tekankan pentingnya mengecek
dengan dokter kapan
menggunakan obat-obat yang
dijual bebas.
Obat yang dijual bebas
mempunyai potensi
penyimpangan.
PATHWAY ANGINA PEKTORIS
Aterosklerosis
Spasme pembuluh darah
Pajanan terhadap dingin
Stress Latihan fisik
Makan makanan berat
vasokontriksi
Kebutuhan jantung meningkat
Adrenalin meningkat
Aliran O2 meningkat ke mesentrikus
Aliran O2 arteri coronaria meningkat
Aliran O2 ke jantung menurun
Jantung kekurangan O2
Penurunan Curah Jantung b.d iskemia
miokard transien/memanjang
Takut kematianIskemia otot jantung
Kontraksi otot jantungNyeri
Nyeri akut b.d iskemia
Perlu menghindari komplikasiCemas
Kurang pengetahuan b.d kurang pajanan
informasiDiperlukan pengetahuan tingggi
Cemas b.d kematian
Curah jantung menurun
Intoleransi aktivitas b.d serangan iskemia otot
jantung, berkurangnya curah jantung