sabtu askep kk

32
Sabtu, 03 November 2012 ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER: HIPERTENSI KHUSUSNYA PADA Ny. S DI DESA KAYEN LOR KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI OLEH : M. AINUR ROHIM

Upload: anggun-anjund-andund

Post on 03-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Sabtu, 03 November 2012

ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER: HIPERTENSI

KHUSUSNYA PADA Ny. S DI DESA KAYEN LORKECAMATAN PLEMAHAN

KABUPATEN KEDIRI

OLEH : M. AINUR ROHIM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes BHAKTI MULIA

PARE-KEDIRI

2012

LAPORAN PENDAHULUAN

A.    KONSEP KELUARGA

1. Pengertian

a.       Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan

atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan

di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon

dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32 - 33).

b.      Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluargA dan beberapa

orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling

ketegantungan ( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32).

Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :

1)      Unit terkecil dari masyarakat

2)      Terdiri dari 2 orang atau lebih

3)      Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

4)      Hidup dalam satu rumah tangga

5)      Di bawah asuhan seorang kepala keluarga

6)      Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga

7)      Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing

8)      Menciptakan, mempertahankan suatu budaya

2. Ciri – ciri Struktur Keluarga

Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi menjadi 3 yaitu :

a.       Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

b.      Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.

c.       Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya

masing – masing.

3. Tipe Keluarga

Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34 tipe keluarga terdiri dari :

a.       Keluarga inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.

b.      Keluarga besar (Extended Family)

Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c.       Keluarga berantai (Serial Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan

merupakan suatu keluarga inti.

d.      Keluarga duda atau janda (Single Family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e.       Keluarga berkomposisi (Compocite)

Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.

f.       Keluarga kabitas (Cahabitation)

Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk

satu keluarga.

4. Peran Keluarga

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34

adalah sebagai berikut :

a.       Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari

nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota

dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b.      Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus

rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu

kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c.       Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau

konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat

mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;

a.       Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa,

memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggota keluarga.

b.      Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan

untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai

penganugrahan status anggota keluarga.

c.       Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber

daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.

d.      Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan

mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.

e.       Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang,

papan dan perawatan kesehatan.

6. Tahap perkembangan keluarga

Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 –135, tahap dan tugas perkembangan

keluarga ada 8, yaitu:

Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan keluarga.

No Tahap Perkembangan Tugas perkembangan1 Keluarga pemula a.       membangun perkawinan yang saling

memuaskan b.      menghububgkan jaringan persaudaraan

secara harminisc.       keluarga berencana (keputusan tentang

kedudukan sebagai orangtua2 Keluarga sedang mengasuh anak a.       Membentuk keluarga muda sebagai

sebuah unit yang mantap.b.      Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan

yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.

c.       Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d.      Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan

peran-peran orangtua dan kakek nenek3 Keluarga dengan anak usia

prasekolaha.       Memenuhi kebutuhan anggota keluarga

se[erti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan

b.      Mensosialisasikan anakc.       Mengintegrasikan anak yang baru

sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain

d.      Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

4 Keluarga dengan anak usia sekolah

a.       Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat

b.      Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

c.       Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

5 Keluarga dengan anak remaja a.       Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

b.      Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

c.       Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

6 Keluarga melepaskan anak dewasa muda

a.       Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak

b.      Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan

c.       Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri

7 Orangtua usia pertengahan a.       Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

b.      Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak

c.       Memperkokoh hubungan perkawinan8 Keluarga lansia a.       Mempertahankan pengaturan hidup

yang memuaskanb.      Menyesuaikan terhadap pendapatan

yang menurunc.       Mempertahankan hubungan

perkawinan d.      Menyesuaikan diri terhadap kehilangan

pasangane.       Mempertahankan ikatan keluarga antar

generasif.       Meneruskan untuk memahami

eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

7. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :

a.       Mengenal masalah kesehatan.

b.      Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

c.       Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d.      Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

e.       Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.

B.     KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

HIPERTENSI

1. Konsep Keperawatan Keluarga

Pengertian

Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan

atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai

tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.

2. Konsep Hipertensi

a.      Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap

mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90

mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).

b.      Penyebab

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)

1)      Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga

Hipertensi Idiopatik.

Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah :

a)      Usia

b)      Jenis kelamin

c)      Riwayat keluarga

d)     Obesitas

e)      Serum lipid

f)       Diet

g)      Perokok

2)      Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal

Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti penggunaan estrogen,

penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi

yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

c.       Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National

Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999

hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg

a.       Normal

b.      Perbatasan

c.       Hipertensi tingkat I

d.      Hipertensi tingkat 2

e.       Hipertensi tingkat 3

< 130

130 – 139

140 – 159

160 – 179

> 180

< 85

85 – 89

90 – 99

100 – 109

> 110

d.      Manifestasi Klinik

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila demikian, gejala

baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering

ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata berkunang-kunang

dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).

3.      Fokus Intervensi

a.       Fokus Intervensi Individu

Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang

berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet,

pengobatan, faktor resiko.

Intervensi :

1)        Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang menghalangi.

2)        Bangun rasa percaya dan kekuatan.

3)        Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.

4)        Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga.

5)        Jelaskan dan bicarakan :

a)      Proses penyakit

b)      Aturan pengobatan

c)      Perubahan gaya hidup yang diperlukan

d)     Metode untuk memantau kondisi

6)        Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan membutuhkan waktu untuk

integrasi.

7)        Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.

Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral.

Intervensi :

1)      Pertahankan tirah baring selama fase akut.

2)      Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.

3)      Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan rasa sakit kepala,

misalnya mengejan.

4)      Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.

b.      Fokus Intervensi pada keluarga

Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah hipertensi

sesuai dengan 5 tugas keluarga :

1)      Mengenal masalah kesehatan

Intervensi :

a)      Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi

b)      Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi

c)      Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab

hipertensi

d)     Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi

2)      Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat

Intervensi :

a)      Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan tepat

b)      Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna menangani hipertensi

c)      Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga

3)      Merawat anggota keluarga yang sakit

Intervensi :

a)      Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi

b)      Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi

c)      Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya

d)     Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga

4)      Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan

Intervensi :

Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di rumah

5)      Memanfaatkan fasilitas kesehatan

Intervensi :

a)      Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk

pengobatan hipertensi

b)      Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatan

c)      Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

I.      Identitas Umum Keluarga

A.    Identitas kepala keluarga

Nama KK : Tn. G

Umur : 56 Tahun

Alamat : Dsn. Kademangan Ds. Kayan lor RT.01 RW.02

Pekerjaan KK : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Komposisi Keluarga

N

o

Nama Umur L/P Hub. klg Pendidikan Pekerjaan

1

2

3

Tn. G

Ny. S

Ny. S

56 th

54 th

70 th

L

P

P

KK

Istri

Mertua

SMA

SMP

SD

Wiraswasta

Penjahit

-

B.     Genogram

 

C.     Keterangan :

× : meninggal dunia : tinggal serumah

: laki-laki : garis keturunan

: perempuan : klien

D.    Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family)

E.     Suku Bangsa : Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa,dengan kultur budaya

Jawa.Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa “ngoko halus”. Tidak ada

pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan

agama.

F.      Agama : semua anggota keluarga beragama Kristen

G.    Status Sosial ekonomi keluarga

Keluarga Tn.G termasuk keluarga dengan ekonomi tinggi dengan penghasilan 1.500,000 rupiah

perbulan. Biaya makan tiap hari ± 20-30 ribu, listrik 80ribu. Memiliki perabotan rumah tangga

yang lengkap.

H.    Aktivitas rekreasi keluarga: Kelurga Tn. G beraktivitas rekreasi dengan menonton TV sambil

bercengkrama, kalau ada waktu luang biasanya berkebun dengan istrinya

II.      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a.       Tahap Perkembangan keluarga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga Tn. G untuk saat ini berada pada tahap perkembangan

keluarga usia tua

b.      Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :

Tugas perkembangan keluarga pada usia tua yang belum terpenuhi adalah belum dapat

memodifikasi lingkungan kesehatan. Ini dapat diketahui dari pernyataan Ny. S bahwa Ny. S suka

makan asin dan berlemak.

c.       Riwayat keluarga inti :

Dalam keluarga Ny. S menderita hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg dan

kadang-kadang merasa pusing.

d.      Riwayat Kesehatan Sebelumnya:

Ny. S mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan tidak ada yang

menderita penyakit menular.

III.      Pemeriksaan Fisik Keluarga

Pemeriksaan fisik Tn. G Ny. S Ny.STD 130/100mmHg 120/80 mmHg 180/100 mmHgN 86x/mt 84x/mt 72x/mtRR 22x/mt 24x/mt 20x/mtRambut tidak ada ketombe,

kulit kepala bersih, tidak ada luka

tidak ada ketombe, kulit kepala bersih, tidak ada luka

Beruban, kulit bersih, tidak ada luka

Konjungtiva Merah muda Merah muda Merah mudaSklera Putih Putih PutihHidung Simetris, tidak ada

secret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan

Simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan

Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan

Telinga Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing

Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing

Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing

Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan

Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan

Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

Dada:Paru

jantung

Bentuk dada simetrisada suara nafas tambahan ronchiIrama jantung teratur dan tampak jelas

Bentuk dada simetris Tidak ada suara nafas tambahanIrama jantung teratur

Bentuk dada simetris Tidak ada suara nafas tambahanIrama jantung teratur

Abdomen Datar, ada bising usus14x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

Datar, ada bising usus 15x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

Datar, ada bising usus 13x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani

Ekstremitas Tidak edema, baik Tidak edema, baik

Kaki sebelah kanan lumpuh

Kulit Bersih, kuning, tidak tampak keriput

Bersih, kuning, tidak tampak keriput dan lembab

Kuning, bersih, tampak keriput dan kering

Turgor kulit Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik

Keluhan Tidak ada Pusing pusing

IV.      Pengkajian Lingkungan

a.       Karakteristik rumah Jenis bangunan rumah Ny. S bersifat permanent dengan ukuran 9 x 15 m2, dengan status

kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 kamar mandi/WC (beserta septictank), 1 ruang makan dan 1 ruang dapur. Ventilasi rumah baik dengan 1 jendela tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dan tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah dikubur dan di bakar, kondisi air bening tetapi terdapat jentik. Tendon air dikuras ± 1-2 minggu sekali. Jarak sumber air dengan pembuangan air limbah > 10m.

b.  KARAKTERISTIK LINGKUNGAN

Lingkungan rumah Tn. G mayoritas sebagai wiraswasta tiap pagi berangkat kerja dengan naik sepeda. Tn. G sangat akrab dengan tetangga sekitar.

c.       Mobilitas geografis keluargaKeluarga Tn. G belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga yang sakit

biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda motor atau angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.

d.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga Tn G sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini digunakan oleh

keluarga untuk saling bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Tn. G kurang aktif dalam kegiatan di tempat tinggalnya.

e.       System Pendukung KeluargaApabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain memberikan

dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Jarak antara rumah Tn. G dengan tempat pelayanan kesehatan ± 500m.

V.      Struktur Keluarga

a.       Pola komunikasi keluargaDalam berkomunikasi sehari-hari Ny. S dan anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa

dengan komunikasi secara verbal. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn. G selaku kepala rumah tangga.

b.      Struktur Peran Peran formal : Tn. G mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny. S juga mampu menjalankan

perannya sebagai Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, manager keuangan, bekerja juga sebagai penjahit kalau menerima pesanan

Peran Informal : setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih.

c.       Nilai atau norma kel;uarga Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga yang satu

dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny, S semua anggota keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam

nilai. Keluarga Ny. S mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak dirasakan sehingga jarang kontrol.

VI.      Fungsi Keluarga

a.       Fungsi AffektifKeluarga Ny. S tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling menghargai dan

menghormati. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anaknya. Sehingga menjadikan anaknya berhasil dalam pendidikannya dan sekarang bekerja diluar kota.

b.      Fungsi SosialisasiHubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana anaknya sering menjenguk Ny. S

sekeluarga. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya baik disiplin waktu maupun disiplin dalam janji. Kluarga Tn. G mengikuti adat dan norma yang ada di masyarakat.

c.       Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga Ny. S kurang mengenal masalah kesehatan dibuktikan dengan Ny. S sering

makan makanaan yang asin dan berlemak serta jarang control ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn. G belum dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, hal ini bisa dilihat bahwa Ny. S jarang kontrol.

Keluarga Ny. S kurang tahu bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya dengan pola makan dalam keluarga tersebut.

Keluarga Ny. S jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga.

d.      Fungsi reproduksi Jumlah anak keluarga Tn. G ada tiga dan saat ini sudah berkerja semuanya. Ny. S tidak

ikut KB karena sudah lansia.

e.       Fungsi ekonomiPenghasilannya tiap bulan Tn.G 1.500.000 rupiah dan tidak ada sumber penghasilan yang

lain. Pakaian yang penting bersih. Keluarga Tn. G mempunyai rumah sendiri.VII.      Stress dan Koping Keluraga

a.       Stresor jangka pendek dan jangka panjangStresor pendek : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah merasa ditinggal oleh anak-anaknya. Kadang

merasa sepi dan sendiri apabila anak-anaknya tidak datang menjenguknya.Stresor jangka panjang : Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada anak disampingnya.

b.      Strategi koping yang di gunakan Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan dicari

jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa.c.       Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor

Keluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa menuggu anaknya datang. Dan mengusir kesepiannya dengan bermain kerumah tetangga.

VIII.      Harapan Keluarga

Harapan keluarga Tn G pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya dan harapan pada puskesmas baik tapi kalau bisa tarif berobat tidak naik.

IX.      ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem

1.       Ds : Ny. S mengatakan tidak tahu tentang

penyakitnya. Namun sering merasa

nyeri kepala. Keluarga merasa

masalah ini merupakan hal yang

biasa.

Do : TD = 180/100 mmHg,

N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,

Ds : Ny. S mengatakan suka makanan

yanga asin dan berlemak. Apabila

kambuh keluarga hanya memberikan

obat gosok dan Jarang periksa ke

pelayanaan kesehatan

Do : Makanan terasa asin Ny. S jarang

dan tidak mau periksa ke pelayanaan

kesehatan. TD : 180/ 100 mmHg, RR

: 20 x/mt, N : 72 x/mt

Ketidakmampuan

keluarga mengenal

masalah kesehatan

Ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit.

Resiko gg. perfusi

jaringan

Ketidak efektifan

penatalaksanaan

program terapeutik.

X.      PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan

2.      Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang sakit.

XI.      Skoring

1.      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal

masalah kesehatan

No kriteria skore

bobot jumlah total pembenaran

1

2.

3.

4.

Sifat masalah : Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah dapat diubah :Masalah mudah diubah

Potensi untuk dicegah : cukup

Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan

2

2

1

0

1

2

2

1

2/3 x 1

2/2 x1

2/3 x 1

0/1 X 1

2/3

1

2/3

0

Apabila masalah yang dialami Ny.S berkelanjutan maka akan mengakibatkan suatu masalah yang semakin fatal yaitu stroke

Masalah dapat mudah diubah karena dalam hal ini keluarga belum mengenal masalah dan jarang pergi ke YanKes sehingga diharapkan dengan pendekatan yang baik dari petugas bisa mengubah kebiasaan diet makanannya dan dengan bantuan peran serta anggota keluarga

Masalah belum berat walaupun Ny.S tidak merasakan keluhan apa-apa, tetapi TD Ny.S apabila tidak mendapatkan tindakan akan

MembahayakanNy.S tidak merasakan keluhan apa-apa.Dan keluarga menganggap masalah ini hal yang biasa .

Jumlah 1 1/2

2.      Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan

ketidak tahuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi

No Kriteria skor bobot Jumlah total pembenaran1.

2.

Sifat masalah: actual

Kemungkinan masalah dapat

3

1

1

2

3/3 X 1

1/2 X 2

1

1

Masalah adalah actual sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada masalah lain (stroke)

Masalah dapat dicegah untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta

3.

4

diubah: sebagian

Potensial untuk dicegah: cukup

Menonjolnya masalah tidak dirasakan

2

0

1

1

2/3 X 1

0 X1

total

2/3

0

3 1/3

keluarga yang amat besar, dalam merubah perilaku pemenuhan nutrisi, ada tenaga kesehatan yang akan membina.

Masalah belum berat, dan membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan keluarga

Ny.S menganggap masalahAnggapan keluarga, bahwa masalah HT ini adalah masalah yang biasa dan oleh Ny.S tidak dirasakan

Prioritas masalah keperawatan 1)      Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan

ketidak tahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

2)      Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal

masalah kesehatan

XII.      PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO

.

Dx

Tujuan / Kriteria

HasilRencana Tindakan Rasional

1 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3 kali

kunjungan diharapkan

keluarga mampu

melaksanakan diit

hipertensi dengan

kriteria hasil :

    Klien melaksanakan

diit

    Klien tidak lagi

1.  Bina hubungan saling percaya,

kontrak dengan keluarga dan klien

2.  observasi pengetahiuan keluarga

dank lien tentang hipertensi

3.  Berti penjelasan klien tentang :

     Pengertian hipertensi

     Penyebab hipertensi

     Tanda dan gejala

     Akibat hipertensi

     Cara pencegahan hipertensi

termasuk diit hipertensi

1.                 Menciptakan

kerjasama ytang

kooperatif dengan klien

dan keluarga

2.                 Mengtahui sejauh

mana pengetahuan klien

dan menentukan

intervensi

3.                 Menambah

pengetahuan klien

tentang hipertensi

makan makanan yang

dapat meningkatkan

tekanan darah naik.

    Pengetahuan

meningkat

4.  Anjurkan klien untuk tidak makan

makanan peningkat tekanan darah

5.  Anjurkan periksa ke puskesmas /

panti bila penyakit berlanjut

4.                 Ketaatan diit

mencegah terjadinya

serangan berulang

5.                 Mengetahui

perkembangan kesehatan

lebih lanjut

XIII.      IMPLEMENTASI

Tanggal JamNo. Dx

Implementasi Ttd.

0.9.30

10.00

10.00

I1.      Membina hubungan saling percaya dengan klien

(perkenalan identitas)

2.      Kontrak dengan keluarga dan klien untuk pertemuan akan

datang

1.      Observasi pengetahuan keluarga dan klien tentang

penyakitnya

2.      Menyakan penyebab tekanan darah tingginya naik lagi

3.      Kontrak waktu pertemuan berikutnya untuk memberikan

penyuluhan tentang diit hipertensi

1.      Memberikn penjelasan tentang :

         Pengertian hipertensi

         Penyebab hipertensi

         Tanda dan gejala

         Akibat hipertensi

         Cara pencegahan hipertensi termasuk diit hipertensi

2.      Menganjurkan klien untuk tidak makan makanan yang

dapat meningkatkan tekanan darahnya naik (seperti, pete,

jengkol, mengurangi makanan bersantan, makanan asin

dll).

3.      Menganjurkan klien untuk periksa ke Puskesmas bila

penyakit berlanjut

XIV.      EVALUASI

Tanggal/jamNo.

DxEvaluasi Ttd

I S : Klien mengatakan sudah mengerti tentang

penyakitnya

O :

   Klien dapat menjelaskan pengertian hipertensi

   Klien akan berusaha menjalankan diit

   Klien akan berusaha mengontrol penyakitnya

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi (1 s/d 6) lanjutkan keluarga pasien

Diposkan oleh Muhammad Ainurrohim di 03.10

Link ke posting ini

Buat sebuah Link