sabtu askep kk
TRANSCRIPT
Sabtu, 03 November 2012
ASKEP KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER: HIPERTENSI
KHUSUSNYA PADA Ny. S DI DESA KAYEN LORKECAMATAN PLEMAHAN
KABUPATEN KEDIRI
OLEH : M. AINUR ROHIM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
a. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan
di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon
dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32 - 33).
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluargA dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketegantungan ( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul Effendy, 1998, hal ; 32).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat
2) Terdiri dari 2 orang atau lebih
3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4) Hidup dalam satu rumah tangga
5) Di bawah asuhan seorang kepala keluarga
6) Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga
7) Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing
8) Menciptakan, mempertahankan suatu budaya
2. Ciri – ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998 hal 33 dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Terorganisasi : Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing – masing.
3. Tipe Keluarga
Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34 tipe keluarga terdiri dari :
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
b. Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan suatu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
satu keluarga.
4. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34
adalah sebagai berikut :
a. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari
nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau
konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat
mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;
a. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa,
memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggota keluarga.
b. Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan
untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai
penganugrahan status anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber
daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan
mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.
e. Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang,
papan dan perawatan kesehatan.
6. Tahap perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 –135, tahap dan tugas perkembangan
keluarga ada 8, yaitu:
Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan keluarga.
No Tahap Perkembangan Tugas perkembangan1 Keluarga pemula a. membangun perkawinan yang saling
memuaskan b. menghububgkan jaringan persaudaraan
secara harminisc. keluarga berencana (keputusan tentang
kedudukan sebagai orangtua2 Keluarga sedang mengasuh anak a. Membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit yang mantap.b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan
yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek nenek3 Keluarga dengan anak usia
prasekolaha. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
se[erti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
b. Mensosialisasikan anakc. Mengintegrasikan anak yang baru
sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
4 Keluarga dengan anak usia sekolah
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5 Keluarga dengan anak remaja a. Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6 Keluarga melepaskan anak dewasa muda
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
7 Orangtua usia pertengahan a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan8 Keluarga lansia a. Mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskanb. Menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurunc. Mempertahankan hubungan
perkawinan d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangane. Mempertahankan ikatan keluarga antar
generasif. Meneruskan untuk memahami
eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)
7. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI
1. Konsep Keperawatan Keluarga
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
2. Konsep Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
b. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1) Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga
Hipertensi Idiopatik.
Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah :
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Obesitas
e) Serum lipid
f) Diet
g) Perokok
2) Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme sindrom chausing, hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
c. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National
Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999
hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal
b. Perbatasan
c. Hipertensi tingkat I
d. Hipertensi tingkat 2
e. Hipertensi tingkat 3
< 130
130 – 139
140 – 159
160 – 179
> 180
< 85
85 – 89
90 – 99
100 – 109
> 110
d. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila demikian, gejala
baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering
ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata berkunang-kunang
dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
3. Fokus Intervensi
a. Fokus Intervensi Individu
Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang
berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet,
pengobatan, faktor resiko.
Intervensi :
1) Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang menghalangi.
2) Bangun rasa percaya dan kekuatan.
3) Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.
4) Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan keluarga.
5) Jelaskan dan bicarakan :
a) Proses penyakit
b) Aturan pengobatan
c) Perubahan gaya hidup yang diperlukan
d) Metode untuk memantau kondisi
6) Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan membutuhkan waktu untuk
integrasi.
7) Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.
Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2) Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala.
3) Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan rasa sakit kepala,
misalnya mengejan.
4) Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.
b. Fokus Intervensi pada keluarga
Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan pada masalah hipertensi
sesuai dengan 5 tugas keluarga :
1) Mengenal masalah kesehatan
Intervensi :
a) Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi
b) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi
c) Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab
hipertensi
d) Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Intervensi :
a) Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani dengan tepat
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat guna menangani hipertensi
c) Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Intervensi :
a) Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi
b) Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk hipertensi
c) Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya
d) Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga
4) Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
Intervensi :
Jelaskan tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di rumah
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Intervensi :
a) Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk
pengobatan hipertensi
b) Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas kesehatan
c) Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
I. Identitas Umum Keluarga
A. Identitas kepala keluarga
Nama KK : Tn. G
Umur : 56 Tahun
Alamat : Dsn. Kademangan Ds. Kayan lor RT.01 RW.02
Pekerjaan KK : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Komposisi Keluarga
N
o
Nama Umur L/P Hub. klg Pendidikan Pekerjaan
1
2
3
Tn. G
Ny. S
Ny. S
56 th
54 th
70 th
L
P
P
KK
Istri
Mertua
SMA
SMP
SD
Wiraswasta
Penjahit
-
B. Genogram
C. Keterangan :
× : meninggal dunia : tinggal serumah
: laki-laki : garis keturunan
: perempuan : klien
D. Tipe Keluarga : Keluarga besar (Extended Family)
E. Suku Bangsa : Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa,dengan kultur budaya
Jawa.Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa “ngoko halus”. Tidak ada
pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan
agama.
F. Agama : semua anggota keluarga beragama Kristen
G. Status Sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.G termasuk keluarga dengan ekonomi tinggi dengan penghasilan 1.500,000 rupiah
perbulan. Biaya makan tiap hari ± 20-30 ribu, listrik 80ribu. Memiliki perabotan rumah tangga
yang lengkap.
H. Aktivitas rekreasi keluarga: Kelurga Tn. G beraktivitas rekreasi dengan menonton TV sambil
bercengkrama, kalau ada waktu luang biasanya berkebun dengan istrinya
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn. G untuk saat ini berada pada tahap perkembangan
keluarga usia tua
b. Tugas perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :
Tugas perkembangan keluarga pada usia tua yang belum terpenuhi adalah belum dapat
memodifikasi lingkungan kesehatan. Ini dapat diketahui dari pernyataan Ny. S bahwa Ny. S suka
makan asin dan berlemak.
c. Riwayat keluarga inti :
Dalam keluarga Ny. S menderita hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg dan
kadang-kadang merasa pusing.
d. Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
Ny. S mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan tidak ada yang
menderita penyakit menular.
III. Pemeriksaan Fisik Keluarga
Pemeriksaan fisik Tn. G Ny. S Ny.STD 130/100mmHg 120/80 mmHg 180/100 mmHgN 86x/mt 84x/mt 72x/mtRR 22x/mt 24x/mt 20x/mtRambut tidak ada ketombe,
kulit kepala bersih, tidak ada luka
tidak ada ketombe, kulit kepala bersih, tidak ada luka
Beruban, kulit bersih, tidak ada luka
Konjungtiva Merah muda Merah muda Merah mudaSklera Putih Putih PutihHidung Simetris, tidak ada
secret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan
Simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan
Telinga Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benda asing
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan, tidak ada perdarahan
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada:Paru
jantung
Bentuk dada simetrisada suara nafas tambahan ronchiIrama jantung teratur dan tampak jelas
Bentuk dada simetris Tidak ada suara nafas tambahanIrama jantung teratur
Bentuk dada simetris Tidak ada suara nafas tambahanIrama jantung teratur
Abdomen Datar, ada bising usus14x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani
Datar, ada bising usus 15x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani
Datar, ada bising usus 13x/mt, tidak nyeri tekan, suara perkusi timpani
Ekstremitas Tidak edema, baik Tidak edema, baik
Kaki sebelah kanan lumpuh
Kulit Bersih, kuning, tidak tampak keriput
Bersih, kuning, tidak tampak keriput dan lembab
Kuning, bersih, tampak keriput dan kering
Turgor kulit Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik Lebih dari 1 detik
Keluhan Tidak ada Pusing pusing
IV. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah Jenis bangunan rumah Ny. S bersifat permanent dengan ukuran 9 x 15 m2, dengan status
kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 kamar mandi/WC (beserta septictank), 1 ruang makan dan 1 ruang dapur. Ventilasi rumah baik dengan 1 jendela tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dan tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah dikubur dan di bakar, kondisi air bening tetapi terdapat jentik. Tendon air dikuras ± 1-2 minggu sekali. Jarak sumber air dengan pembuangan air limbah > 10m.
b. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN
Lingkungan rumah Tn. G mayoritas sebagai wiraswasta tiap pagi berangkat kerja dengan naik sepeda. Tn. G sangat akrab dengan tetangga sekitar.
c. Mobilitas geografis keluargaKeluarga Tn. G belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga yang sakit
biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda motor atau angkutan untuk mencapai tempat pelayanan kesehatan.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga Tn G sering dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini digunakan oleh
keluarga untuk saling bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga tampak baik dan harmonis. Tn. G kurang aktif dalam kegiatan di tempat tinggalnya.
e. System Pendukung KeluargaApabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota yang lain memberikan
dorongan atau mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas). Jarak antara rumah Tn. G dengan tempat pelayanan kesehatan ± 500m.
V. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluargaDalam berkomunikasi sehari-hari Ny. S dan anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa
dengan komunikasi secara verbal. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn. G selaku kepala rumah tangga.
b. Struktur Peran Peran formal : Tn. G mampu menjalankan perannya sebagai kepala keluarga, Ny. S juga mampu menjalankan
perannya sebagai Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, manager keuangan, bekerja juga sebagai penjahit kalau menerima pesanan
Peran Informal : setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih.
c. Nilai atau norma kel;uarga Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga yang satu
dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny, S semua anggota keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam
nilai. Keluarga Ny. S mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak dirasakan sehingga jarang kontrol.
VI. Fungsi Keluarga
a. Fungsi AffektifKeluarga Ny. S tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling menghargai dan
menghormati. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anaknya. Sehingga menjadikan anaknya berhasil dalam pendidikannya dan sekarang bekerja diluar kota.
b. Fungsi SosialisasiHubungan antara anggota keluarga tampak baik dimana anaknya sering menjenguk Ny. S
sekeluarga. Tn. G menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya baik disiplin waktu maupun disiplin dalam janji. Kluarga Tn. G mengikuti adat dan norma yang ada di masyarakat.
c. Fungsi Perawatan KesehatanKeluarga Ny. S kurang mengenal masalah kesehatan dibuktikan dengan Ny. S sering
makan makanaan yang asin dan berlemak serta jarang control ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn. G belum dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, hal ini bisa dilihat bahwa Ny. S jarang kontrol.
Keluarga Ny. S kurang tahu bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya dengan pola makan dalam keluarga tersebut.
Keluarga Ny. S jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas, dokter swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
d. Fungsi reproduksi Jumlah anak keluarga Tn. G ada tiga dan saat ini sudah berkerja semuanya. Ny. S tidak
ikut KB karena sudah lansia.
e. Fungsi ekonomiPenghasilannya tiap bulan Tn.G 1.500.000 rupiah dan tidak ada sumber penghasilan yang
lain. Pakaian yang penting bersih. Keluarga Tn. G mempunyai rumah sendiri.VII. Stress dan Koping Keluraga
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjangStresor pendek : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah merasa ditinggal oleh anak-anaknya. Kadang
merasa sepi dan sendiri apabila anak-anaknya tidak datang menjenguknya.Stresor jangka panjang : Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada anak disampingnya.
b. Strategi koping yang di gunakan Apabila ada masalah di selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan dicari
jalan yang terbaik serta tidak lupa berdoa.c. Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor
Keluarga tidak bisa apa-apa, hanya bisa menuggu anaknya datang. Dan mengusir kesepiannya dengan bermain kerumah tetangga.
VIII. Harapan Keluarga
Harapan keluarga Tn G pada petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi yang berguna bagi kesehatan anggota keluarganya dan harapan pada puskesmas baik tapi kalau bisa tarif berobat tidak naik.
IX. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Ny. S mengatakan tidak tahu tentang
penyakitnya. Namun sering merasa
nyeri kepala. Keluarga merasa
masalah ini merupakan hal yang
biasa.
Do : TD = 180/100 mmHg,
N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,
Ds : Ny. S mengatakan suka makanan
yanga asin dan berlemak. Apabila
kambuh keluarga hanya memberikan
obat gosok dan Jarang periksa ke
pelayanaan kesehatan
Do : Makanan terasa asin Ny. S jarang
dan tidak mau periksa ke pelayanaan
kesehatan. TD : 180/ 100 mmHg, RR
: 20 x/mt, N : 72 x/mt
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit.
Resiko gg. perfusi
jaringan
Ketidak efektifan
penatalaksanaan
program terapeutik.
X. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
2. Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang sakit.
XI. Skoring
1. Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan
No kriteria skore
bobot jumlah total pembenaran
1
2.
3.
4.
Sifat masalah : Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah dapat diubah :Masalah mudah diubah
Potensi untuk dicegah : cukup
Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan
2
2
1
0
1
2
2
1
2/3 x 1
2/2 x1
2/3 x 1
0/1 X 1
2/3
1
2/3
0
Apabila masalah yang dialami Ny.S berkelanjutan maka akan mengakibatkan suatu masalah yang semakin fatal yaitu stroke
Masalah dapat mudah diubah karena dalam hal ini keluarga belum mengenal masalah dan jarang pergi ke YanKes sehingga diharapkan dengan pendekatan yang baik dari petugas bisa mengubah kebiasaan diet makanannya dan dengan bantuan peran serta anggota keluarga
Masalah belum berat walaupun Ny.S tidak merasakan keluhan apa-apa, tetapi TD Ny.S apabila tidak mendapatkan tindakan akan
MembahayakanNy.S tidak merasakan keluhan apa-apa.Dan keluarga menganggap masalah ini hal yang biasa .
Jumlah 1 1/2
2. Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan
ketidak tahuan kelurga dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
No Kriteria skor bobot Jumlah total pembenaran1.
2.
Sifat masalah: actual
Kemungkinan masalah dapat
3
1
1
2
3/3 X 1
1/2 X 2
1
1
Masalah adalah actual sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada masalah lain (stroke)
Masalah dapat dicegah untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta
3.
4
diubah: sebagian
Potensial untuk dicegah: cukup
Menonjolnya masalah tidak dirasakan
2
0
1
1
2/3 X 1
0 X1
total
2/3
0
3 1/3
keluarga yang amat besar, dalam merubah perilaku pemenuhan nutrisi, ada tenaga kesehatan yang akan membina.
Masalah belum berat, dan membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan keluarga
Ny.S menganggap masalahAnggapan keluarga, bahwa masalah HT ini adalah masalah yang biasa dan oleh Ny.S tidak dirasakan
Prioritas masalah keperawatan 1) Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan
ketidak tahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2) Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan
XII. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO
.
Dx
Tujuan / Kriteria
HasilRencana Tindakan Rasional
1 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 kali
kunjungan diharapkan
keluarga mampu
melaksanakan diit
hipertensi dengan
kriteria hasil :
Klien melaksanakan
diit
Klien tidak lagi
1. Bina hubungan saling percaya,
kontrak dengan keluarga dan klien
2. observasi pengetahiuan keluarga
dank lien tentang hipertensi
3. Berti penjelasan klien tentang :
Pengertian hipertensi
Penyebab hipertensi
Tanda dan gejala
Akibat hipertensi
Cara pencegahan hipertensi
termasuk diit hipertensi
1. Menciptakan
kerjasama ytang
kooperatif dengan klien
dan keluarga
2. Mengtahui sejauh
mana pengetahuan klien
dan menentukan
intervensi
3. Menambah
pengetahuan klien
tentang hipertensi
makan makanan yang
dapat meningkatkan
tekanan darah naik.
Pengetahuan
meningkat
4. Anjurkan klien untuk tidak makan
makanan peningkat tekanan darah
5. Anjurkan periksa ke puskesmas /
panti bila penyakit berlanjut
4. Ketaatan diit
mencegah terjadinya
serangan berulang
5. Mengetahui
perkembangan kesehatan
lebih lanjut
XIII. IMPLEMENTASI
Tanggal JamNo. Dx
Implementasi Ttd.
0.9.30
10.00
10.00
I1. Membina hubungan saling percaya dengan klien
(perkenalan identitas)
2. Kontrak dengan keluarga dan klien untuk pertemuan akan
datang
1. Observasi pengetahuan keluarga dan klien tentang
penyakitnya
2. Menyakan penyebab tekanan darah tingginya naik lagi
3. Kontrak waktu pertemuan berikutnya untuk memberikan
penyuluhan tentang diit hipertensi
1. Memberikn penjelasan tentang :
Pengertian hipertensi
Penyebab hipertensi
Tanda dan gejala
Akibat hipertensi
Cara pencegahan hipertensi termasuk diit hipertensi
2. Menganjurkan klien untuk tidak makan makanan yang
dapat meningkatkan tekanan darahnya naik (seperti, pete,
jengkol, mengurangi makanan bersantan, makanan asin
dll).
3. Menganjurkan klien untuk periksa ke Puskesmas bila
penyakit berlanjut
XIV. EVALUASI
Tanggal/jamNo.
DxEvaluasi Ttd
I S : Klien mengatakan sudah mengerti tentang
penyakitnya
O :
Klien dapat menjelaskan pengertian hipertensi
Klien akan berusaha menjalankan diit
Klien akan berusaha mengontrol penyakitnya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi (1 s/d 6) lanjutkan keluarga pasien
Diposkan oleh Muhammad Ainurrohim di 03.10
Link ke posting ini
Buat sebuah Link