sabtu, 10 desember 2011 puncak la liga - ftp.unpad.ac.id filepuncak la liga bara konfl ik...

1
a belum mematahkan mitos bahwa mereka cenderung tampil d dengan sang rival abadi. 19 SABTU, 10 DESEMBER 2011 LAHRAGA Puncak La Liga Bara Konflik Primordial dan Politik Spanyol The Special One Sesungguhnya PERSETERUAN Real Madrid dengan Barcelona yang dilabeli El Gran Clasico lebih daripada pertemuan dua tim besar Spanyol dan perebutan troliga. El Cla- sico adalah segregasi dua kultur, dua gerakan sosial, dan dua pandangan poli- tik. Dengan melihat arti penting kemenang- an bagi kedua klub, tak berlebihan ra- sanya jika dikatakan tidak ada yang melebihi kemegahan dan makna laga El Clasico. TroLa Liga tanpa kemenangan di duel itu terasa hambar bagi Real Ma- drid yang menjadi simbol hegemoni ibu kota Spanyol dan Barcelona yang meme- gang kehormatan Provinsi Catalan. Harga diri dua budaya, dua kelas so- sial, dan konik politik kedua daerah menjadi bahan bakar bagi tempo panas dan permainan keras. El Clasico merep- resentasikan bentrokan kultur Castillian Madrid dan Catalan serta perjuangan masyarakat sosialis ‘terjajah’ yang menuntut kemerdekaan melawan kaum opresif nasionalis. Sejak dulu, orang- orang Catalan menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol dan merupa- kan bangsa yang merasa berada di bawah penjajahan Spanyol. Dengan bahasa, adat istiadat, dan bendera yang berbeda, daerah Catalan memang sejak lama merasa bukan bagian dari Spanyol. Konik sosial-politik yang memicu potensi laten disintegrasi me- nyeruak sejak era 1930-an dan merambah ke ranah sepak bola, dalam hal ini Real Madrid dan Barcelona. Walaupun kedua klub telah bersua sejak 1902, aroma kebencian El Clasico antara lain diprovokasi sadisnya perang saudara yang mengemuka di Spanyol pada 1936 hingga 1939. Di bawah kepemimpinan ekstrem Jenderal Fran- cisco Franco yang berpandangan fasis- nasionalis, jurang pemisah di antara kedua budaya tidak diperkecil, tetapi makin diperlebar. Ia memandang sinis perbedaan bahasa dan nilai-nilai Cata- lan. Jenderal Franco meluluhlantakkan Catalan dan menjadikan Real Madrid sebagai simbol hegemoni kaum nasionalis terhadap para republikan Catalan. Ia se- cara represif memaksa Barcelona untuk mengalah kepada Madrid pada pertan- dingan Madrid dengan Barcelona di ajang Copa del Rey 1943 sehingga Madrid menumbangkan Barca dengan skor paling telak yang pernah mereka buat, 11-1. Presiden Barcelona 1930-an Josep Sunol bahkan dihukum mati oleh rezim Franco pada 1936. Tak lama setelahnya, Franco menyatakan FC Barcelona sebagai musuh negara selain komunisme, anarkisme, dan separatisme. Elite militer Kota Madrid pun ikut campur dalam persaingan Madrid-Barca mendapatkan tanda tangan bocah ajaib Argentina Alfredo di Stefano pada 1953. Di Stefano yang nyaris pindah ke Barce- lona dari River Plate dihambat larangan Federasi Sepak Bola Spanyol terhadap transfer pemain asing yang secara men- dadak diberlakukan. Dendam dan ke- bencian terus berlanjut dari generasi ke generasi. Hal itu tak pelak juga diakibat- kan perasaan terkekangan bangsa Cata- lan yang masih terus berlanjut hingga kini. Perpindahan pemain ke kubu lawan pun menjadi sesuatu yang tabu. (Dari berbagai sumber/*/R-1) TEMA: Babak Baru Pemilihan Kepala Daerah POLKAM SENIN (12/12/2011) FOKUS pertemuan kedua Piala Super Spanyol, 17 Agustus 2011. Kali ini, Mou sangat mungkin juga akan menurunkan kerangka yang sama, yaitu pola 4-2-3-1 dengan tekanan tinggi di lini belakang dan mengandalkan kecepatan individu dalam membangun serangan. De- ngan kata lain, Mou bakal fokus di lini tengah untuk meredam pergerakan gelandang Barca yang selalu menjadi pusat aliran bola ke lini depan. Dengan tipe-tipe gelandang de- stroyer seperti Sami Khedira dan Xabi Alonso, Mesut Oezil mungkin dipilih Mou untuk menyeimbangkan emosi Los Blancos dengan tipe permainan tenang yang dimilikinya. Di ujung, Victor Valdes harus fokus menghadapi gempuran Angel di Maria-Cristiano Ronaldo plus Karim Benzema. Sementara itu, tim tamu tampaknya lebih nyaman bekerja dengan sistem 4-3-3 dan segala bentuk perubahannya seperti 3-5-2 atau 3-4-3. Secara keselu- ruhan, Pep Guardiola tampaknya tak akan berjudi dengan menurunkan pemain yang kurang pengalaman dengan skema itu. Di depan, Lionel Messi akan di- pasang di puncak trisula dengan du- kungan David Villa dan Cesc Fabregas atau Alexis Sanchez. Di tengah, pang- kat jenderal tetap ada pada pundak Xavi Hernandez dengan bantuan An- dres Iniesta dan Sergio Busquets. Messi dan Ronaldo Melihat 22 pemain bintang ber- jibaku di El Clasico merupakan peman- dangan biasa. Namun, selalu ada aura persaingan tersendiri antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang mengudara dalam setiap pertemuan kedua tim, terutama soal pencapai- an pribadi bernama troEl Pichichi (pencetak gol terbanyak). Lima hari lalu, keduanya baru saja berada dalam daftar yang sama se- bagai kandidat pemain terbaik dunia demi trofi Ballon d’Or versi FIFA. Namun, jauh sebelumnya, rivalitas Messi-Ronaldo sudah terjadi sejak detik pertama CR7 berkostum Real Madrid, 1 Juli 2009. Tahun lalu, troEl Pichichi memang lebih memilih Ronaldo yang me- ngoleksi 40 gol di semua kompetisi di Spanyol. El Messiah menebusnya dengan menggenggam Ballon d’Or. Tahun ini, perebutan titel individu se- bagai striker tersubur La Liga musim ini berlanjut dengan keduanya telah sama-sama menjaringkan 17 bola ke gawang lawan. Di pentas El Clasico sendiri, Messi lebih unggul ketimbang kompeti- tornya tersebut. Ia sudah mencetak 13 gol dalam 15 pertemuan dengan Madrid, sementara anak Portugal itu baru membobol tiga kali gawang Valdes dalam 9 penampilannya di battle of titans tersebut. Di antaranya, Messi pernah mencetak gol indah ke gawang Iker Casillas ketika kedua tim bertemu di seminal Liga Champion musim lalu. Ronaldo juga tak akan lupa ketika gol bocah Argentina itu 2 menit jelang usai membuat torehannya di menit 82 sia-sia dalam pertemuan kedua Piala Super Spanyol. Secara pribadi, Messi menolak un- tuk dibanding-bandingkan dengan Ronaldo. Ia menilai, 17 gol yang sudah dibukukannya tak terlepas dari ban- tuan rekan-rekan setimnya sehingga satu-satunya hal yang akan dilakukan- nya ialah menjaga kepercayaan ketika menjadi ujung tombak tim. Messi pun sudah memperingatkan rekan-rekannya bahwa laga ini merupa- kan penentuan kelanjutan nasib mereka di La Liga. Menderita kekalahan kedua bisa berarti sinyal bahaya bagi mahkota juara yang sudah berada di lemari me- reka selama lima tahun berturut-turut. “Meraih kemenangan sangatlah penting. Jika tidak, kami harus me- maksa diri untuk selalu t, terlebih kami masih harus berlaga di Piala Dunia Antarklub dan mereka (Real Madrid) tidak,” ujar Messi. (Berbagai Sumber/R-1) [email protected] KARAKTER unik Jose Mourinho ialah satu faktor yang membuatnya terdiferensiasi dari pelatih lain. Istilah the Special One yang ia tujukan untuk dirinya sendiri merupa- kan satu bukti kecil tabiatnya yang ek- sepsional dan membuat Mourinho rentan ter- hadap kri- tik. Masih lekat dalam ingatan para pecinta La Liga Spanyol bagaima- na selebrasi kemenangan Mourinho yang dinilai berlebihan saat merayakan kemenangan 2-3 Madrid atas Valencia di Mestalla pada 20 November lalu. Pascaraihan gol ke- tiga yang menentukan keunggulan Madrid, sosok yang kerap dipanggil Mou itu melakukan selebrasi dengan bahasa tubuh seakan sedang menaiki kuda perang sebelum meloncat ke pung- gung gelandang Jose Callejon di pinggir lapangan. Pemain Valencia Jeremy Mathieu me- ngatakan Mourinho tidak menunjukkan penghormatan kepada klubnya dengan sikap berlebihannya kala itu. Di sisi lain, Mou justru menyebut Valencia seharusnya bangga dengan perayaan berlebihannya yang ia klaim sebagai kelegaan luar bia- sa. “Kami merayakannya dengan sangat mencolok justru karena Valencia ialah la- wan yang sulit. Mereka seharusnya tersan- jung oleh cara selebrasi kami,” terang pelatih asal Portugal tersebut. Selain ucapan nyeleneh dan tajam yang menjadi ciri khasnya, komentar-komentar Mou sering dianggap tidak pada tempat- nya dan menyinggung sesama kolega. Ambil contoh saat ia mengungkapkan kepada publik bahwa dirinya hampir menerima posisi pelatih Inggris beberapa jam sebelum Fabio Capello ditunjuk seba- gai pelatih. Padahal, saat itu Capello tengah disorot publik akibat menunjuk kembali John Terry sebagai kapten Inggris. Tak ayal Capello naik pitam dan berujar Mou tidak menghormati sesama pelatih. Namun, prestasi mentereng yang me- ngiringi karier Mourinho seakan menu- tupi suara-suara negatif atas karak- teristik uniknya. Dengan dimulai saat melatih Porto pada 2002, ia selalu mem- bawa klub yang dibe- sutnya meraih gelar bergengsi. Manis- nya prestasi Mou bisa dilihat antara lain dengan mempersem- bahkan gelar Liga Champion bagi FC Porto dan Inter Milan, dua troLiga Inggris dan satu Com- munity Shield untuk Chelsea, raihan scudetto bagi Inter Milan, dan Copa del Rey di musim pertamanya bersama Real Ma- drid. Pelatih Barcelona Pep Guar- diola yang pernah menjadi target komentar pedas Mourinho pun di satu kesem- patan tak segan untuk menye- but Mou salah satu pelatih sepak bola terbaik saat ini. (*/R-1) Jose Mourinho Pelatih Real Madrid AP AP/ANDRES KUDACKI aldo saat El Clasico di Santiago Bernabeu, dini hari nanti.

Upload: truongmien

Post on 07-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

a belum mematahkan mitos bahwa mereka cenderung tampil d dengan sang rival abadi.

19 SABTU, 10 DESEMBER 2011LAHRAGA

Puncak La Liga

Bara Konfl ik Primordial dan Politik Spanyol

The Special One Sesungguhnya

PERSETERUAN Real Madrid dengan Barcelona yang dilabeli El Gran Clasico lebih daripada pertemuan dua tim besar Spanyol dan perebutan trofi liga. El Cla-sico adalah segregasi dua kultur, dua gerakan sosial, dan dua pandangan poli-tik.

Dengan melihat arti penting kemenang-an bagi kedua klub, tak berlebihan ra-sanya jika dikatakan tidak ada yang melebihi kemegahan dan makna laga El Clasico. Trofi La Liga tanpa kemenangan di duel itu terasa hambar bagi Real Ma-drid yang menjadi simbol hegemoni ibu kota Spanyol dan Barcelona yang meme-gang kehormatan Provinsi Catalan.

Harga diri dua budaya, dua kelas so-sial, dan konfl ik politik kedua daerah menjadi bahan bakar bagi tempo panas dan permainan keras. El Clasico merep-resentasikan bentrokan kultur Castillian Madrid dan Catalan serta perjuangan masyarakat sosialis ‘terjajah’ yang menuntut kemerdekaan melawan kaum opresif nasionalis. Sejak dulu, orang-orang Catalan menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol dan merupa-

kan bangsa yang merasa berada di bawah penjajahan Spanyol.

Dengan bahasa, adat istiadat, dan bendera yang berbeda, daerah Catalan memang sejak lama merasa bukan bagian dari Spanyol. Konfl ik sosial-politik yang memicu potensi laten disintegrasi me-nyeruak sejak era 1930-an dan merambah ke ranah sepak bola, dalam hal ini Real Madrid dan Barcelona.

Walaupun kedua klub telah bersua sejak 1902, aroma kebencian El Clasico antara lain diprovokasi sadisnya perang saudara yang mengemuka di Spanyol pada 1936 hingga 1939. Di bawah kepemimpinan ekstrem Jenderal Fran-cisco Franco yang berpandangan fasis-nasionalis, jurang pemisah di antara kedua budaya tidak diperkecil, tetapi makin diperlebar. Ia memandang sinis perbedaan bahasa dan nilai-nilai Cata-lan.

Jenderal Franco meluluhlantakkan Catalan dan menjadikan Real Madrid sebagai simbol hegemoni kaum nasionalis terhadap para republikan Catalan. Ia se-cara represif memaksa Barcelona untuk

mengalah kepada Madrid pada pertan-dingan Madrid dengan Barcelona di ajang Copa del Rey 1943 sehingga Madrid menumbangkan Barca dengan skor paling telak yang pernah mereka buat, 11-1.

Presiden Barcelona 1930-an Josep Sunol bahkan dihukum mati oleh rezim Franco pada 1936. Tak lama setelahnya, Franco menyatakan FC Barcelona sebagai musuh negara selain komunisme, anarkisme, dan separatisme.

Elite militer Kota Madrid pun ikut campur dalam persaingan Madrid-Barca mendapatkan tanda tangan bocah ajaib Argentina Alfredo di Stefano pada 1953. Di Stefano yang nyaris pindah ke Barce-lona dari River Plate dihambat larangan Federasi Sepak Bola Spanyol terhadap transfer pemain asing yang secara men-dadak diberlakukan. Dendam dan ke-bencian terus berlanjut dari generasi ke generasi. Hal itu tak pelak juga diakibat-kan perasaan terkekangan bangsa Cata-lan yang masih terus berlanjut hingga kini. Perpindahan pemain ke kubu lawan pun menjadi sesuatu yang tabu. (Dari berbagai sumber/*/R-1)

TEMA:Babak Baru

Pemilihan Kepala Daerah

POLKAMSENIN (12/12/2011)

FOKUS

pertemuan kedua Piala Super Spanyol, 17 Agustus 2011.

Kali ini, Mou sangat mungkin juga akan menurunkan kerangka yang sama, yaitu pola 4-2-3-1 dengan tekan an tinggi di lini belakang dan mengandalkan kecepatan individu dalam membangun serangan. De-ngan kata lain, Mou bakal fokus di lini tengah untuk meredam pergerakan gelandang Barca yang selalu menjadi pusat aliran bola ke lini depan.

Dengan tipe-tipe gelandang de-stroyer seperti Sami Khedira dan Xabi Alonso, Mesut Oezil mungkin dipilih Mou untuk menyeimbangkan emosi Los Blancos dengan tipe permainan tenang yang dimilikinya. Di ujung, Victor Valdes harus fokus menghadapi gempuran Angel di Maria-Cristiano Ronaldo plus Karim Benzema.

Sementara itu, tim tamu tampaknya lebih nyaman bekerja dengan sistem 4-3-3 dan segala bentuk perubahannya seperti 3-5-2 atau 3-4-3. Secara keselu-ruhan, Pep Guardiola tampaknya tak akan berjudi dengan menurunkan pemain yang kurang pengalaman dengan skema itu.

Di depan, Lionel Messi akan di-pasang di puncak trisula dengan du-kungan David Villa dan Cesc Fabregas atau Alexis Sanchez. Di tengah, pang-kat jenderal tetap ada pada pundak Xavi Hernandez dengan bantuan An-dres Iniesta dan Sergio Busquets.

Messi dan RonaldoMelihat 22 pemain bintang ber-

jibaku di El Clasico merupakan peman-dangan biasa. Namun, selalu ada aura persaing an tersendiri antara Lionel

Messi dan Cristiano Ronaldo yang mengudara dalam setiap pertemuan kedua tim, terutama soal pencapai-an pribadi bernama trofi El Pichichi (pencetak gol terbanyak).

Lima hari lalu, keduanya baru saja berada dalam daftar yang sama se-bagai kandidat pemain terbaik dunia demi trofi Ballon d’Or versi FIFA. Namun, jauh sebelumnya, rivalitas Messi-Ronaldo sudah terjadi sejak detik pertama CR7 berkostum Real Madrid, 1 Juli 2009.

Tahun lalu, trofi El Pichichi memang lebih memilih Ronaldo yang me-ngoleksi 40 gol di semua kompetisi di Spanyol. El Messiah menebusnya dengan menggenggam Ballon d’Or. Tahun ini, perebutan titel individu se-bagai striker tersubur La Liga musim ini berlanjut dengan keduanya telah

sama-sama menjaringkan 17 bola ke gawang lawan.

Di pentas El Clasico sendiri, Messi lebih unggul ketimbang kompeti-tornya tersebut. Ia sudah mencetak 13 gol dalam 15 pertemuan dengan Madrid, sementara anak Portugal itu baru membobol tiga kali gawang Valdes dalam 9 penampilannya di battle of titans tersebut.

Di antaranya, Messi pernah mencetak gol indah ke gawang Iker Casillas ketika kedua tim bertemu di semifi nal Liga Champion musim lalu. Ronaldo juga tak akan lupa ketika gol bocah Argentina itu 2 menit jelang usai membuat torehannya di menit 82 sia-sia dalam pertemuan kedua Piala Super Spanyol.

Secara pribadi, Messi menolak un-tuk dibanding-bandingkan dengan Ronaldo. Ia menilai, 17 gol yang sudah

dibukukannya tak terlepas dari ban-tuan rekan-rekan setimnya sehingga satu-satunya hal yang akan dilakukan-nya ialah menjaga kepercayaan ketika menjadi ujung tombak tim.

Messi pun sudah memperingatkan rekan-rekannya bahwa laga ini merupa-kan penentuan kelanjutan nasib mereka di La Liga. Menderita kekalahan kedua bisa berarti sinyal bahaya bagi mahkota juara yang sudah berada di lemari me-reka selama lima tahun berturut-turut.

“Meraih kemenangan sangatlah penting. Jika tidak, kami harus me-maksa diri untuk selalu fi t, terlebih kami masih harus berlaga di Piala Dunia Antarklub dan mereka (Real Madrid) tidak,” ujar Messi. (Berbagai Sumber/R-1)

[email protected]

KARAKTER unik Jose Mourinho ialah satu faktor yang membuatnya terdiferensiasi dari pelatih lain. Istilah the Special One yang ia tujukan untuk dirinya sendiri merupa-

kan satu bukti kecil tabiatnya yang ek-

s e p s i o n a l d a n m e m b u a t M o u r i n h o

rentan ter-h a d a p

k r i -

tik.M a s i h

l e k a t d a l a m ingatan para pecinta La Liga Spanyol bagaima-na selebrasi kemenangan Mourinho yang dinilai berlebihan saat merayakan kemenangan 2-3 Madrid atas Valencia di Mestalla pada 20 November lalu. Pascaraihan gol ke-tiga yang menentukan keunggulan Madrid, sosok yang kerap dipanggil Mou itu melakukan selebrasi dengan bahasa tubuh seakan sedang menaiki kuda perang sebelum meloncat ke pung-gung gelandang Jose Callejon di pinggir lapangan.

Pemain Valencia Jeremy Mathieu me-ngatakan Mourinho tidak menunjukkan penghormatan kepada klubnya dengan sikap berlebihannya kala itu. Di sisi lain, Mou justru menyebut Valencia seharusnya bangga dengan perayaan berlebihannya yang ia klaim sebagai kelegaan luar bia-sa.

“Kami merayakannya dengan sangat mencolok justru karena Valencia ialah la-wan yang sulit. Mereka seharusnya tersan-jung oleh cara selebrasi kami,” terang pelatih asal Portugal tersebut.

Selain ucapan nyeleneh dan tajam yang menjadi ciri khasnya, komentar-komentar Mou sering dianggap tidak pada tempat-nya dan menyinggung sesama kolega.

Ambil contoh saat ia mengungkapkan kepada publik bahwa dirinya hampir menerima posisi pelatih Inggris beberapa jam sebelum Fabio Capello ditunjuk seba-gai pelatih.

Padahal, saat itu Capello tengah disorot publik akibat menunjuk kembali John Terry sebagai kapten Inggris. Tak ayal Capello naik pitam dan berujar Mou tidak menghormati sesama pelatih.

Namun, prestasi mentereng yang me-ngiringi karier Mourinho seakan menu-tupi suara-suara negatif atas karak-

teristik uniknya. Dengan dimulai saat melatih Porto pada

2002, ia selalu mem-bawa klub yang

d i b e -sutnya meraih gelar bergengsi. Manis-nya prestasi Mou bisa dilihat antara lain de ngan mempersem-bahkan gelar Liga Champion bagi FC Porto dan Inter Milan, dua trofi Liga Inggris dan satu Com-munity Shield untuk Chelsea, raihan scudetto bagi Inter Milan, dan Copa del Rey di musim pertamanya bersama Real Ma-drid.

Pelatih Barcelona Pep Guar-diola yang pernah menjadi ta rge t komentar pedas Mourinho pun di satu kesem-patan tak segan untuk menye-but Mou salah satu pelatih sepak bola terbaik saat ini. (*/R-1)

Jose MourinhoPelatih Real Madrid

AP

AP/ANDRES KUDACKI

aldo saat El Clasico di Santiago Bernabeu, dini hari nanti.