s1 farmasetika.pptx

26
Supositoria

Upload: miftahul-farid

Post on 02-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: S1 Farmasetika.pptx

Supositoria

Page 2: S1 Farmasetika.pptx

• DefinisiSediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vaginal atau urethra. Umumnya meleleh, melunak,atau melarut dalam suhu tubuh• Macam-macam• Rektal suppositoria; bentuk peluru/torpedo

digunakan lewat dubur atau anus, bobot krg lbh 2g

• Vabinal suppositoria/ovula;bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat vagina, bobot krg lbh 5 g

• Urethral suppositoria/

Page 3: S1 Farmasetika.pptx

Keuntungan

• Dapat menghindari terjadinya iritasi pd lambung

• Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan oleh asam lambung

• Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek lebih cepat dari pd penggunaan per oral

• Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar

Page 4: S1 Farmasetika.pptx

Tujuan penggunaanA. Lokal (rektum, vaginal atau uretra) seperti penyakkit

haemoroid/ wasir atau infeksi lainnya• Secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik. Karena

dapt diserap oleh membran mukosa dalam rektum• Apabila penggunaan oral tidak memungkinkan, seperti

pasien mudah muntah atau tidak sadar• Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat

diabsorpsi melalui mukosa rektal langsung masuk kedlm sirkulasi darah

• Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym didlm saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di dlm hepar

Page 5: S1 Farmasetika.pptx

Faktor-faktor yg mempengaruhi absorpsi obat per rektal

• Faktor fisiologi; rektum mengandung sedikit cairan dgn ph 7,2, kapasitas dapar rendah, epitel rektum berlipoid, maka diutamakan permeable terhadap obat yg terionisasi

• Faktor fisika kimia dari obat dan basis• Kelarutan obat• Kadar obat dalam basis• Ukuran partikel• Basis suppositoria

Page 6: S1 Farmasetika.pptx

Basis suppositoria

• Bahan dasar berlemak (oleum cacao/lemak coklat)

• Bahan dasar yg dapat bercampur atau larut dalam air (gelatin tergliserinasi, PEG)

• Bahan dasar lain (pembentuk emulsi A/M)

Page 7: S1 Farmasetika.pptx

Syarat basis suppos

• Padat pd suhu kmar, tetapi dpt melunak pd suhu rektal dan dpat bercampur dgn cairan tubuh

• Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi• Dapat bercampur dgn bermacam-macam obat• Stabil dalam penyimpanan• Kadar air cukup• Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan

iodium, dan bilangan penyabunan harus jelas

Page 8: S1 Farmasetika.pptx

Suppos dgn basis oleum cacao

• Merupakan trigliserida dari as.oleat, as. Stearat, as. Palmitat, warna putih kekuningan, padat berbau seperti coklat, meleleh pd suhu 31-34 c

• Mudah tengik.• Oleum cacao dpt menunjukan polimorfisme dari

bentuk kristalnya karena pemanasan tinggi. Di atas titik leburnya, ol.cacao akan meleleh sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yg berguna untuk membentuk kristalnya kembali.

Page 9: S1 Farmasetika.pptx

• Bentuk2 kristal ol.cacao-bentuk alfa; terjadi bila lelehan ol.cacao tadi didinginkan segera pd 0c dan bentuk ini titik leburnya 24 c-bentuk beta; terjadi bila lelehan ol.cacao tadi di aduk2 pd suhu 18-23 c dan bentuk ini titik leburnya 28-31 c-bentuk beta stabil; terjadi dari perubahan perlahan2 bentuk disertaai kontraksi volume dan bentuk ini titik leburnya 34-35 c- Bentuk gama terjadi dari pendinginan lelehan ol.cacao yg sudah dingin (20 c) dan bentuk ini mempunyai titik lebur 18 c

Page 10: S1 Farmasetika.pptx

Salep

• Definisi ; sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir

• Syarat Mudah dioleskan Digunakan sebagai obat luar Bahan dasar harus larut/terdispersi homogendalam

dasar salep yg cocok Tidak boleh berbau tengik Kecuali dinyatakan lain kadar bahn obat dalam salep yg

mengandung obat keras atau narkotik adalah 10%

Page 11: S1 Farmasetika.pptx

• Berdasarkan konsistensiCerata pasta unguenta cream gel• Berdasarkan efek terapiSalep epidermic (salep penutup)Salep endodermicSalep diadermic (salep serap)• Berdasarkan dasar salepSalep hidropobicSalep hidropilic

Page 12: S1 Farmasetika.pptx

Dasar / basis salep

• Dasar salep hidrokarbonBerlemak, salep penutup, terutama sebgai emolien, sukar cuci, tidak mengering, dan tidak mudah berubah dalam waktu lama.Co; vaselin putih, kuning, salep putih, parafin cair, padat, minyak nabati.• Dasar salep serapDapat juga bersifat emolienCo; parafin hidropilik, adeps lanae, lanolin, unguentum simpleks, hidropilik petrolatum

Page 13: S1 Farmasetika.pptx

• Dasar salep yg dapat dicuci dgn airMudah dicuci dgn air, biasanya digunakan sbg basis kosmetik, dapat diencerkan dgn air, mudah menyerap air pada kelainan dermatologik,Co; salep hidropilik (krim), vanishing cream, hidropilik oinment.• Dasar salep larut dalam airDisebut juga dasar salep tak berlemak, lebih tepat disebut gel, karena terdiri dari konstituen larut air.Co; PEG, campuran PEG, tragacant dan gom arab.

Page 14: S1 Farmasetika.pptx

Kualitas dasar salep yg baik

• Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh suhu dan kelembapan kamar

• Lunak • Mudah dipakai• Cocok • Terdistribusi merata

Page 15: S1 Farmasetika.pptx

Aturan umum pembuatan salep

• Zat yg dapat larut dalm dasar salep dilarutkan bila perlu dengan pemanasan yg rendah

• Zat yg tidak cukup larut dalam dasar salep lebih dulu diserbuk dan diayak dgn derajat ayakan no. 100

• Zat yg mudah larut dan stabil, serta dasar salep mampu mendukung/ menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalm air yg tersedia, setelah itu ditambahkan bag. Dasar salep yg lain

• bila dasar salep dibuat dgn peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk sampai dingin

Page 16: S1 Farmasetika.pptx

Penanganan khusus pd pembuatan salep

• Bahan obat dalam salep yg tidak boleh dilarutkan dalam AgNO3, pehnol, pirogalol, crysarobin, zinci sulfas, antibiotika, ol. Iecoris aseli,

Zat padat larut dalam air

Protargol

Coralgol

AgNO3

Phenol

Page 17: S1 Farmasetika.pptx

Penanganan khusus pd pembuatan salep

Zat padat larut dalam air

Sulfur

Acidum boricum

Zinci oxidum

Page 18: S1 Farmasetika.pptx

Penanganan khusus pd pembuatan salep

Page 19: S1 Farmasetika.pptx

• Lain-lainNaphtolBentonit • Bahan yg ditambahkan terakhir pd salepIcthyolBalsam dan m. atsiriAir gliserin

Page 20: S1 Farmasetika.pptx

Pasta

• Pasta adalah suatu sediaan semi padat yg mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk)

• Kelompok p[asta yg pertma adalah pasta yg dibuat dari gel, fase tunggal mengandung air (misal; pasta natrium CMC), kelompok yg kedua adalah pasta berlemak (misal pasta zinc oxid) yg digunakan sbg penutup

• Pembuatan pasta umumnya bahan dasar yg berbentuk setengah padat dicairkan terlebih dahulu baru dicampur dgn bahan padat dalam keadaan panas agar lebih mudah bercampur dan homogen

Page 21: S1 Farmasetika.pptx

Cremores (krim)

• Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yg sesuai. Krim memepunyai konsistensi sbg emulsi air dlam lemak atau emulsi minyak dalam air.

• Untuk krim tipe air dalam minyak, digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolestrol dan cera. Untuk krim minyak dalam air digunakan sabun monovalen seperti TEA, natrium stearat, kalium stearat, amonium stearat. Selain itu bisa juga dipakai tween, kuning telur, gelatin, casein, CMC, emulgid.

Page 22: S1 Farmasetika.pptx

• Penyimpanan krim dilakkukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera “obat luar”

• Pembuatan krim adalah dgn melebur bag., berlemak dia atas tangas air, kemudian tambahkan air dan zat pengemulsi dalam keadaan sama2 panas, aduk sampai terjadi suatu campuaran yg berbentuk krim.

Page 23: S1 Farmasetika.pptx

Gel

• Gel adalah sediaan setengah padat yg terdiri dari suspensi yg dibuat dari partikel anorganik kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan

• Gel fase tunggal terdiri dari makro molekul organik yg tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yg terdispersi dan carian. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makro molekul sintetik (karbomer) atau dari gom alam (tragacant)

Page 24: S1 Farmasetika.pptx

• Gel system 2 fase terdiri dari jaringan partikel kecil yg terpisah. Jika ukuran partikel fase dispersnya relatif besar disebut magma

• Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, yaitu membentuk semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan.

Page 25: S1 Farmasetika.pptx

Oculenta/salep mata

• Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata• Pada pembuatannya bahan obat ditambahkan sebagai

larutan steril atau serbuk steril yang termikronisasi pada dasar salep yang steril, hasil akhir dimasukan scara aseptis kedalam tube steril. Bahan obat dan dasar salep di sterilkan dengan cara yang cocok. Tube disterilkan dalam autoklaf pada suhu 115-116 c, selama tidak kurang dari 30 menit.

• Sebagai bahan dasar digunakan bahan dasar oculentum simplex atau dapat pula menggunakan campuran carbowax 400 dan carbowax 4000.

Page 26: S1 Farmasetika.pptx

Syarat salep mata• Mengandung bahan atua campuran bahan yang

sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba

• Bahan obat harus dalam bentuk larutan atau serbuk halus

• Harus bebas dari partikel kasar dan memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep mata

• Wadah harus steril