s pkim 054532 bab 2 -...

22
9 PBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai literasi sains dan teknologi, pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi, aspek keterampilan berpikir kritis, hubungan literasi sain dan teknologi dengan berpikir kritis serta tinjauan materi klasifikasi zat. A Literasi Sains dan Teknologi. Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf (Echols dan Shadily, 1990). Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa Inggris science yang diambil dari bahasa latin sciencia dan berarti pengetahuan. Menurut Robert B. Sund (dalam Widyatiningtyas, 2008), sains merupakan suatu tubuh pengetahuan (body of knowledge) dan proses penemuan pengetahuan. Dengan demikian, pada hakekatnya sains merupakan suatu produk dan proses. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Proses sains meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah, dan cara bersikap. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2003).

Upload: dangcong

Post on 06-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

9

PBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai literasi sains dan teknologi,

pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi, aspek keterampilan berpikir

kritis, hubungan literasi sain dan teknologi dengan berpikir kritis serta tinjauan

materi klasifikasi zat.

A Literasi Sains dan Teknologi.

Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

gerakan pemberantasan buta huruf (Echols dan Shadily, 1990). Sedangkan istilah

sains berasal dari bahasa Inggris science yang diambil dari bahasa latin sciencia

dan berarti pengetahuan.

Menurut Robert B. Sund (dalam Widyatiningtyas, 2008), sains merupakan

suatu tubuh pengetahuan (body of knowledge) dan proses penemuan pengetahuan.

Dengan demikian, pada hakekatnya sains merupakan suatu produk dan proses.

Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Proses sains

meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan

yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah, dan cara

bersikap. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan (Depdiknas, 2003).

Page 2: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

10

Dalam konteks PISA (Programme for International Student Assessment),

literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan sains,

mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti,

dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan

perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. (Rustaman et

al., 2004). Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat

multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains,

melainkan lebih luas dari itu. PISA juga menilai pemahaman peserta didik

terhadap karakteristik sains sebagai penyelidikan ilmiah, kesadaran akan betapa

sains dan teknologi membentuk lingkungan material, intelektual dan budaya, serta

keinginan untuk terlibat dalam isu-isu terkait sains, sebagai manusia yang

reflektif. Sesuai dengan pandangan di atas, penilaian literasi sains dalam PISA

tidak semata-mata berupa pengukuran tingkat pemahaman terhadap pengetahuan

sains, tetapi juga pemahaman terhadap berbagai aspek proses sains, serta

kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata

yang dihadapi peserta didik, baik sebagai individu, anggota masyarakat, serta

warga dunia.

Teknologi merupakan suatu perangkat keras ataupun perangkat lunak yang

digunakan untuk memecahkan masalah bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

sedangkan literasi teknologi, dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan

teknologi yang didasari kemampuan identifikasi, sadar akan efek hasil teknologi,

dan mampu bersikap serta mampu menggunakan alat secara aman, tepat, efisien

dan efektif.

Page 3: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

11

Melek sains dan teknologi merupakan salah satu syarat bagi seseorang untuk

dapat hidup dan bekerja, serta mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat

dan dapat melakukan tindakan-tindakan pribadi dan sosial yang

bertanggungjawab (Hidayat, 1997). Karena itu pendidikan sains di sekolah juga

memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai dan kesadaran akan

tanggung jawab pribadi dan sosial pada peserta didik sebagai warga negara dan

warga masyarakat. Dalam literasi sains, berbagai kompetensi dalam setiap aspek

(pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai) saling berhubungan dan saling

mendukung.

Menurut Nation Science Teachers Association (dalam Poedjiadi, 2005), bahwa

seseorang yang memiliki literasi sains dan teknologi memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

a. Menggunakan konsep-konsep sains, keterampilan proses dan nilai apabila mengambil keputusan yang bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari.

b. Memenuhi sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori sains dan mampu menggunakannya.

c. Menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang dimilikinya. d. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan menggunakan

teknologi. e. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi yang dipercaya

dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan keputusan. Hasil diskusi yang dilakukan IPN (Institüt für Pädagogik der

Naturwiscenschaft) menghasilkan apa yang semestinya dapat dan diharapkan dari

konsep literasi sains (Gräber dan Bolte, 1997; Gräber, et al., 2002). Salah satu

kesimpulan dari diskusi ini adalah model skematik yang mengindikasikan bahwa

literasi sains semestinya berisi berbagai kompetensi, satu diantaranya adalah

materi subjek. Kompetensi di luar materi subjek seringkali disebut sebagai

Page 4: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

12

kompetensi lintas kurikulum, yang dapat diterapkan pada setiap mata pelajaran

tetapi masih mempunyai karakteristik tertentu dalam domain sains (Gräber, et al.,

, 2002). Kompetensi berkomunikasi dalam laboratorium sains misalnya akan

nampak berbeda dengan kompetensi berkomunikasi yang dikenal dalam mata

pelajaran pendidikan jasmani. Asumsi bahwa materi subjek, bagaimanapun

pentingnya sebagai bagian dari literasi sains, hanya merupakan salah satu bagian

dan bukan keseluruhan, merupakan salah satu filosofi penting Chemie im Kontext.

Dalam model skematik tersebut ada 7 kompetensi yang mencakup literasi sains,

yaitu materi subjek,epistemologi, moral, sosial, prosedural, komunikasi dan

belajar (learning ) seperti terlihat dalam domain berikut:

Kompetensi belajar meliputi kemampuan untuk menggunakan strategi belajar

yang berbeda dan cara mengkonstruksi pengetahuan sains. Kompetensi sosial

Literasi Sains

Pengetahuan

Keterampilan

Nilai dan sikap

� Kompetensi Mata Pelajaran

� Kompetensi Epistemologi

� Kompetensi Etika

� Kompetensi Belajar � Kompetensi Komunikasi � Kompetensi Sosial � Kompetensi Prosedural

Gambar 2.1 Model Bagan Pembagian Kompetensi dalam Literasi Sains

Page 5: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

13

meliputi kemampuan untuk bekerjasama dalam tim untuk mengumpulkan,

menghasilkan, memproses atau menginterpretasikan secara ringkas, untuk

menggunakan informasi ilmiah. Kompetensi berkomunikasi meliputi kemampuan

dalam menggunakan dan memahami bahasa ilmiah, pelaporan, membaca dan

berargumen akan informasi ilmiah.

Kompetensi mata pelajaran meliputi pengetahuan yang bersifat konseptual dan

pengungkapan, meliputi rangkaian pengetahuan sains dan pemahaman

menyeluruh dari berbagai ranah sains. Kompetensi epistemologi meliputi

pengertian mendalam tentang pendekatan sains yang sistematis sebagai satu cara

untuk melihat dunia, dibandingkan dengan teknologi, seni rupa, agama, dan lain

lain.

Kompetensi sikap/etika meliputi pengetahuan norma-norma, pemahaman

tentang relatifitas norma-norma pada waktu dan lokasinya, dan kemampuan untuk

mencerminkan norma-norma dan mengembangkan nilai hierarki.

B Pembelajaran Kimia Berbasis Literasi Sains dan Teknologi

Pada umumnya kurikulum IPA/kimia yang dilaksanakan di sekolah cenderung

lebih mengutamakan materi subjek sedangkan aplikasinya menjadi fokus

berikutnya.

Menurut Holbrook (1998), supaya pembelajaran IPA (kimia) lebih relevan

bagi siswa, maka :

1. Diperlukan partisipasi siswa dalam memilih konteks sosial untuk pembelajaran

sains.

Page 6: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

14

2. Penambahan aktivitas siswa akan memberi kesempatan besar kepada siswa

untuk dapat belajar sendiri.

3. Untuk mengembangkan siswa lebih maksimal maka menghindari

pembelajaran yang berpusat pada guru.

Siswa perlu mengetahui relevansi dari sebuah pengajaran, seperti pada

kehidupan sehari-hari atau relevansinya pada kehidupan bermasyarakat. Dengan

demikian pendidikan IPA (kimia) diharapkan dapat membimbing siswa untuk

mencapai cita–citanya dalam pendidikan melalui kimia. Hal ini penting bagi siswa

untuk dapat lebih menghargai kimia dalam pendidikan mereka (Holbrook, 2005).

Dalam pembelajaran IPA/kimia, menghubungkan konsep IPA dengan

perkembangan yang ada di masyarakat bukanlah hal yang baru. Pendekatan STS

(Science Technology Society) juga telah mencoba mengaitkan masalah sosial dan

teknologi dengan pembelajaran konsep-konsep sains (Yager dan Lutz dalam

Holbrook, 2005).

Menurut Holbrook (2005), untuk mengembangkan pelajaran kimia yang

relevan dengan proses dan produk yang sehari-hari digunakan dalam masyarakat

dapat diterapkan pendekatan Science-Technology-Literacy (STL).

Sebuah proyek kerjasama beberapa universitas di Jerman yang mengkaji dan

mengembangkan berbagai hal tentang pendidikan sains (kimia), Chemie im

Kontext (ChiK), memberikan landasan teoritis dan arahan untuk

mengimplementasikan pembelajaran berbasis STL. Menurut ChiK (Nentwig et

al., 2002), bahwa “Ada tiga landasan teoritis dalam pembelajaran berbasis literasi

Page 7: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

15

sains dan teknologi (STL), yaitu literasi sains, teori motivasi, dan teori

konstruktivisme”.

a. Teori Motivasi

Callahan dan Clark (dalam Mulyasa, 2005) mengemukakan bahwa motivasi

adalah tenaga pendorong atau penarik yang dapat menyebabkan adanya

tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Dengan motivasi akan tumbuh

suatu dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian

tujuan. Seseorang akan melakukan sesuatu jika ia memiliki tujuan atas

perbuatannya motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

yang ada pada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan, perasaan, dan

emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai

tujuan (Mulyasa, 2005).

Siswa akan termotivasi untuk belajar apabila topik yang dipelajarinya menarik

dan berguna bagi dirinya. Hal yang sama diungkapkan oleh Dahar (1989)

yaitu untuk memotivasi siswa dalam belajar bisa dilakukan dengan

membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran, dan dengan

mengemukakan kegunaannya dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu,

dalam pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi materi disajikan

dalam bentuk konteks, serta mengangkat isu-isu sehari-hari yang ada disekitar

atau yang ada di masyarakat ke dalam konsep kimia, sehingga topik yang

dipelajari terasa lebih menarik, bermakna dan berguna bagi siswa (Holbrook,

2005).

Page 8: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

16

b. Teori Konstruktivisme

Esensi dari teori konstruktivisme adalah Suatu proses dimana

pengetahuan diperoleh dengan jalan mengaitkan informasi baru kepada

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pengetahuan bukanlah

seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat.

Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memperoleh

makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan

masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan

ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka

sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses

mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam pandangan

konstruktivisme strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan

seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.

Berkaitan dengan hal di atas, maka untuk menerapkan pembelajaran berbasis

literasi sains dan teknologi di kelas dilakukan tahapan-tahapan pembelajaran

yang diadopsi, diadaptasi dan dimodifikasi dari proyek ”Chemie im Kontex” atau

ChiK (Nentwig et al., 2002). Hal ini dilakukan karena sampai saat ini belum ada

pedoman yang baku dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran berbasis

literasi sains dan teknologi. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Kontak (Contact Phase)

Pada tahap ini dikemukakan isu-isu, masalah yang ada di masyarakat atau

menggali berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar siswa dan mengaitkannya

Page 9: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

17

dengan materi yang akan dipelajari sehingga siswa menyadari pentingnya

memahami materi tersebut. Topik yang dibahas dapat bersumber dari berita,

artikel atau pengalaman siswa sendiri.

b. Tahap Kuriositi (Curiosity Phase)

Pada tahap ini dikemukakan pertanyaan-pertanyaan, dimana jawabannya

membutuhkan pengetahuan kimia yang dapat mengundang rasa penasaran dan

keingintahuan siswa.

c. Tahap Elaborasi (Elaboration Phase)

Pada tahap ini dilakukan eksplorasi, pembentukan dan pemantapan konsep

sampai pertanyaan pada tahap kuriositi dapat terjawab. Eksplorasi,

pembentukan dan pemantapan konsep tersebut dapat dilakukan dengan

berbagai metode, misalnya ceramah bermakna, diskusi dan kegiatan praktikum,

atau gabungan dari ketiganya. Melalui kegiatan inilah berbagai kemampuan

siswa akan tergali lebih dalam, baik aspek pengetahuan, keterampilan proses

maupun sikap dan nilai.

d. Tahap Pengambilan Keputusan (Making Decision Phase)

Menurut Holbrook (1998) kemampuan penting dalam pembelajaran STL

selain penyelesaian masalah adalah pengambilan keputusan sosial-ilmiah.

Pada tahap ini dilakukan proses pengambilan keputusan melalui diskusi

berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam pembelajaran, khususnya

yang dikemukakan pada tahap kuriositi.

Page 10: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

18

e. Tahap Nexus (Nexus Phase)

Pada tahap ini dilakukan proses pengambilan intisari (konsep dasar) dari

materi yang dipelajari, kemudian mengaplikasikannya pada konteks yang lain

(dekontekstualisasi), artinya masalah yang sama diberikan dalam konteks

yang berbeda dimana memerlukan konsep pengetahuan yang sama untuk

pemecahannya (Vanderbilt dalam Nentwig et al., 2002). Tahap ini dilakukan

agar pengetahuan yang diperoleh lebih aplikatif dan bermakna di luar konteks

pembelajaran.

f. Tahap penilaian (Assesment Phase)

Pada tahap ini dilakukan penilaian pembelajaran secara keseluruhan yang

berguna untuk menilai keberhasilan belajar siswa. penilaian dilakukan bukan

hanya untuk menilai aspek keterampilan berpikir kritis saja, tetapi juga aspek

konten sains, aspek keterampilan proses sains dan konteks aplikasi sains.

(Nentwig et al., 2002).

C Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan.

Berpikir adalah tujuan akhir dari proses belajar mengajar (Arifin, 2003). Robert

Ennis (1962) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan

menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir untuk mendapatkan

pengetahuan yanng disertai pengkajian kebenarannya yang efektif berdasarkan

pola penalaran tertentu.

Berpikir kritis artinya mempertimbangkan sesuatu untuk menentukan

apakah sesuatu itu benar atau salah, baik atau tidak baik. Orang yang berpikir

Page 11: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

19

kritis, berpikir dan bertindak secara normatif siap bernalar tentang kualitas dari

apa yang mereka lihat dengan atau yang mereka pikirkan. Kemampuan berpikir

seseorang juga berhubungan dengan tingkat perkembangan intelektualnya. Piaget

dalam Dahar (1996) mengemukakan, bahwa ada empat tahap perkembangan

intelektual dari setiap individu yaitu:

1. Tahap sensori-motor (umur 0-2 tahun)

Anak pada tahap ini memperoleh pengalaman melalui gerakan fisik (motorik)

dan sensorinya (koordinasi indra).

2. Tahap pra –operasional (umur 2-7 tahun)

Pada tahap ini anak memasuki tahap persiapan untuk pengorganisasian

operasional konkrit berupa tindakan-tindakan kognitif, seperti

mengklasifikasikan sekelompok objek dan menata benda menurut ururtan

tertentu.

3. Tahap operasional konkrit (umur 7-11 tahun)

Pada tahap ini anak telah memahami operasi logis atau berpikir rasional

bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami

kemampuan untuk mengklasifikasikan, mampu memandang suatu objek dari

sudut pandang yang berbeda secara objektif.

4. Tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas)

Pada tahap ini anak sudah mampu bernalar tanpa harus berhadapan

dengan objek atau peristiwa langsung.

Selain Keterampilan berpikir meningkat sesuai dengan perkembangan

usia, juga dapat berkembang jika sering dihadapkan dengan sesuatu yang

Page 12: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

20

menuntutnya untuk berpikir. Berpikir dalam pengajaran dikembangkan

dengan asumsi (Winocur, 1965 dalam arifin ) bahwa umumnya anak dapat

mencapai tingkat berpikir tinggi, berpikir dapat diajarkan, dipelajari, sebagai

dasar dalam proses belajar dan merupakan suatu hal yang penting dalam

menghadapi masalah sosial.

Menurut Presseien dalam Costa (1985), berpikir dianggap sebagai suatu

upaya yang kompleks dan reflektif bahkan suatu pengalaman yang kreatif.

Keterampilan berpikir dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu keterampilan

berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks. Proses berpikir dasar

merupakan gambaran dari proses berpikir rasional yang mengandung sekumpulan

proses mental dari yang sederhana menuju yang kompleks. Proses berpikir

kompleks dikenal sebagai proses berpikir tingkat tinggi yang dikategorikan ke

dalam 4 kelompok yang meliputi pemecahan masalah, pembuatan keputusan,

berpikir kritis, dan berpikir kreatif (Costa, 1985). Mengingat keterampilan

berpikir yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangkan

kognitif siswa maka keterampilan berpikir rasional tepat untuk dikembangkan

pada pendidikan dasar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi termasuk di

dalamnya keterampilan berpikir kritis (Costa, 1985) dipilih untuk dikembangkan

pada pendidikan tingkat menengah. Kemampuan berpikir kritis siswa merupakan

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang penting untuk dimiliki siswa karena

kemampuan berpikir kritis dapat membekali siswa dalam menghadapi berbagai

persoalan di masa depan bukan hanya dalam pembelajaran di kelas.

Page 13: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

21

Menurut Ennis (dalam Costa, 1985) terdapat 12 indikator keterampilan

berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi lima aspek yaitu:

1. Memberikan penjelasan sederhana

2. Membangun keterampilan dasar

3. Menyimpulkan

4. Memberikan penjelasan lanjut

5. Mengatur strategi dan taktik

Dari 12 indikator keterampilan berpikir kritis tersebut dirinci lebih lanjut

menjadi lebih spesifik, tetapi hanya sebagian diantaranya yang sesuai untuk

pembelajaran ilmu pengetahuan alam:

Tabel 2.1 Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

No. Indikator Sub-Indikator

1

Memfokuskan pertanyaan

(a) mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (c) memelihara situasi dalam pikiran.

2 Menganalisis pertanyaan

(a) mengidentifikasi kesimpulan, (b) mengidentifikasi alasan yang dikemukakan, (c) mengidentifikasi alasan yang tidak

dikemukakan, (d) menemukan persamaan dan perbedaan, (e) mengidentifikasi hal yang relevan dan (g) merangkum.

3 Bertanya dan menjawab pertanyaan

(a) bertanya dan menjawab pertanyaan tentang penyebab,

(b) bertanya dan menjawab pertanyaan tentang hal terpenting,

(c) bertanya dan menjawab untuk menjelaskan. 4 Mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

(f) menyesuaikan dengan sumber, (g) memberikan alasan, dan (h) kebiasaan berhati-hati

5 Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi

(c) melaporkan sebagian yang diharapkan, (d) melaporkan generalisasi eksperimen, (e) mempertegas pemikiran, dan

Page 14: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

22

No. Indikator Sub-Indikator

(g) mengkondisikan cara yang baik. 6 Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

(a) menggenaralisasikan, dan (b) melakukan eksperimen.

7 Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

(c) menginterprestasikan pertanyaan.

8 Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

(c) menerapkan prinsip yang dapat di terima dan (d) mempertimbangkan alternative.

9 Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi dalam tiga dimensi

(b) menentukan strategi terdefinisi, dan (d) menentukan definisi materi subyek.

10 Mengidentifikasi asumsi (a) mengidentifikasi asumsi dari alasan yang tidak dikemukakan, dan (b) mengkontruksi pertanyaan.

11 Menentukan tindakan (a) merumuskan masalah, (b) memilih criteria untuk mempertimbangkan

penyeleseaian, dan (c) merumuskan alternatif penyesuaian.

12 Berinteraksi dengan orang lain.

(b) menggunakan strategi logis.

Dalam penelitian ini, keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan

adalah:

1) Menemukan persamaan dan perbedaan

2) Menggeneralisasikan tabel

3) Mengidentifikasi alasan yang dikemukakan

4) Menyimpulkan

5) Menerapkan prinsip yang dapat diterima

Page 15: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

23

D. Hubungan Antara Literasi Sains Dan Teknologi Dengan Berpikir Kritis

Sains dan Teknologi telah melekat erat ke dalam setiap gaya hidup dan

kehidupan modern, bahkan begitu pentingnya bagi pelajar, dan menjadi tuntutan

dalam kehidupan professional kita, maka belajar sains dan mengembangan

keterampilan sains dan teknologi pada saat ini adalah sangat penting dan menjadi

keniscayaan. Sains dan teknologi merupakan sarana yang tepat untuk

mengembangkan kreatifitas termasuk mengembangkan keterampilan dalam

pemecahan masalah (problem solving) dan berpikir kritis.

Literasi sains memungkinkan orang-orang untuk menggunakan prinsip-prinsip

sains dan proses dalam pembuatan keputusan personal dan untuk berpartisipasi

dalam diskusi mengenai isu-isu sains yang mempengaruhi lingkungan sosial.

NSES (National Science Education Standards, 1996) menyatakan sains

memperkuat berbagai skill yang dipakai orang setiap hari seperti pemecahan

masalah secara kreatif, berpikir kritis, bekerja secara kooperatif dalam kelompok,

penggunaan teknologi secara efektif, dan penilaian hidup selama belajar. Berpikir

sebagai proses pemecahan masalah , persepsi memberikan andil dalam

menciptakan hasil yang diharapkan, sehingga perlu mendapat perhatian dalam

pengajaran. Menurut Knowles (Meyers, 1986 dalam mulyati arifin) untuk dapat

mengikuti perubahan yang cepat saat ini siswa tidak hanya perlu memiliki

keterampilan proses, tetapi perlu memiliki self guided inqury, suatu kemampuan

mandiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Dari kedua pemikiran itu

untuk menghadapi perubahan teknologi yang cepat saat ini, maka kemampuan

berpikir kritis merupakan aspek yang perlu mendapat penakanan dalam

pengajaran.

Page 16: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

24

Dengan demikian literasi sains dan teknologi sebagai kemampuan

menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep-konsep sains, mengenal

teknologi yang ada beserta dampaknya di sekitar, mampu menggunakan produk

teknologi dan memeliharanya, kreatif membuat produk teknologi sederhana, dan

mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai membutuhkan kemampuan

berpikir kritis yang merupakan aspek yang perlu mendapat penekanan dalam

pengajaran berbasis literasi sains dan teknologi.

E. Tinjauan Materi (Kimia SMP kelas VII)

1. Kedudukan Materi Pokok Klasifikasi Zat dalam Standar Isi Materi

Pelajaran IPA

Berdasarkan standar isi materi pelajaran Kimia 2006, Klasifikasi zat

merupakan materi pokok yang diberikan di kelas VII semester II. Standar

kompetensinya adalah memahami klasifikasi zat sedangkan kompetensi

dasarnya adalah 1. Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa dan

larutan netral menggunakan alat dan indikator yang tepat, 2. Melakukan

percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Deskripsi Materi Klasifikasi Zat

Asam dan basa terdapat dalam banyak bahan yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Produk-produk yang beredar baik yang alami maupun

buatan ada yang terasa masam, pahit, licin, dan sebagainya dapat diketahui

dengan menggunakan alat indera. Akan tetapi indera pengecap sebaiknya

Page 17: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

25

tidak digunakan untuk menguji adanya asam atau basa karena tidak semua

bahan yang ada disekitar kita aman untuk dicicipi, banyak diantaranya bersifat

racun dan korosif. Seperti halnya rasa, indera peraba juga bukan merupakan

alat yang aman untuk menguji sifat asam-basa.

a. Pengertian Asam, Basa, dan Garam

Asam adalah senyawa berasa masam, dapat memerahkan lakmus biru,

larutannya mempunyai pH lebih kecil dari 7, dan dapat menetralkan larutan

basa, sedangkan basa adalah senyawa yang mempunyai sifat berasa kesat/

pahit, mempunyai pH lebih besar dari 7, dan dapat membirukan lakmus

merah. Selain itu, asam dan basa bersifat korosif. Sifat korosif dari asam dapat

menyebabkan rusaknya sel-sel kulit, kain menjadi rusak bahkan sampai sobek

dan menyebabkan korosi pada logam. Basa mengakibatkan luka bakar dan

rusaknya jaringan jika terkena kulit.

Contoh asam yang aman dikonsumsi adalah minuman sari buah-buahan,

sedangkan asam yang berbahaya jika tersentuh atau tertelan adalah air aki

(accu) yang biasa digunakan dalam kendaraan bermotor untuk menghasilkan

listrik. Basa banyak digunakan pada antasid (obat maag) dan desinfektan.

Basa (seperti sabun) dapat bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel

sel kulit akan mengalami pergantian.

Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa. Contohnya, sifat

antasid yang sangat efektif untuk mengobati sakit maag. Pada saat kita sakit

maag, lambung mengeluarkan banyak asam lambung (HCl). Kerja antasid

Page 18: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

26

adalah untuk menetralkan kelebihan asam lambung dengan cara bereaksi

dengan asam lambung tersebut membentuk garam. Umumnya zat-zat dengan

sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi satu sama

lainnya. Reaksi asam dan basa merupakan pusat kimiawi sistem kehidupan,

lingkungan, dan industri. Reaksi asam dan basa akan membentuk air dan

garam.

b. Identifikasi Larutan Asam, Basa Dan Garam

1) Kertas lakmus

Untuk mengidentifikasi suatu larutan yang bersifat asam, basa, atau netral

secara sederhana umumnya digunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri

dari dua warna, ada kertas lakmus merah dan ada kertas lakmus biru.

Berikut adalah tabel 2.4 perubahan warna kertas lakmus merah dan biru:

Tabel 2.2 Perubahan Warna Kertas Lakmus Merah Dan Biru

Jenis

kertas lakmus

Larutan asam Larutan basa Larutan netral

Lakmus merah Merah Biru Merah

Lakmus biru Merah Biru Biru

Kertas lakmus hanya bisa digunakan untuk membedakan larutan asam, basa

dan garam tapi tidak bisa menentukan kekuatan asam basanya.

2) Indikator Universal

Indikator universal dapat digunakan untuk menentukan derajat

keasaman suatu zat. Perubahan warna pada indikator menunjukkan sifat zat

tersebut. Berikut adaah gambar perubahan warna pada indikator universal:

Page 19: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

27

Gambar 2.2 Indikator universal

3) Larutan Indikator

Larutan indikator asam basa adalah zat-zat warna yang berbentuk

cair yang mempunyai warna yang berbeda dalam larutan asam, larutan

basa, atau larutan netral, sehingga dapat digunakan untuk membedakan

larutan yang bersifat asam, basa, dan netral. Di laboratorium, indikator

yang sering digunakan adalah larutan fenolftalein, metil merah, dan metil

jingga.

Tabel 2.3 Perubahan Warna dari Larutan Indikator

Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral

Phenolphtalein Tidakberwarna Merah Tidak berwarna

Metil Merah Merah Kuning Kuning

Metil Jingga Merah Kuning Kuning

Page 20: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

28

4) Indikator Alami

Sebenarnya berbagai bahan tumbuhan berwarna dapat digunakan

sebagai indikator asam basa yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat

warna yang terdapat dalam bahan-bahan alam seperti kunyit, bunga, kulit

buah-buahan, atau sayuran. Contohnya kulit manggis, bunga sepatu, dan

kol ungu.

a) Kulit Manggis

Manggis termasuk jenis buah-buahan yang mempunyai

kulit yang cukup tebal dengan rasa buah yang manis tapi

terkadang ada yang masam juga. Kulit manggis biasanya

dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan

air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Ekstrak kulit

manggis berwarna ungu yang dapat berubah warna bila dicampurkan

dengan zat lain yang bersifat asam atau basa. Warna ungu dari ekstrak

kulit manggis dapat berubah warna menjadi coklat kemerahan pada susana

asam dan berubah warna menjadi biru kehitaman pada suasana basa.

b) Bunga Sepatu

Tanaman bunga sepatu (kembang sepatu) ini

umumnya ditanam sebagai tanaman hias di

pekarangan, atau sebagai tanaman pagar di pedesaan.

Kembang sepatu memiliki banyak jenis, salah satunya

kembang sepatu yang berwarna merah terang.

Kembang sepatu jenis ini mempunyai warna yang kuat dan apabila kita

Page 21: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

29

mengekstrak warnanya kemudian kita campurkan dengan zat yang bersifat

asam atau basa, maka warna merah muda ini akan berubah. Perubahan dari

ekstrak bunga sepatu ini adalah berwarna kuning kehijauan pada suasana

basa dan jingga pada suasana asam.

c) Kol Ungu

Kol ungu, seperti namanya, memiliki warna ungu,

biasa digunakan untuk lalapan dan rasanya seperti

kolputih. Warna ungu ini dapat digunakan untuk

memberikan warna ungu alami pada kue-kue, itu

dapat dijadikan indikator alam yang sangat baik

karena perbedaan warna yang ditunjukkan oleh indikator kol ungu sangat

jelas pada zat yang bersifat asam, basa, atau netral. Berikut adalah gambar

perubahan warna pada indikator kol ungu.

Tabel 2.4. Perubahan warna ekstrak kubis ungu

Perubahan warna Sifat Larutan

Merah tua Asam kuat

Merah Asam medium

Merah keunguan Asam lemah

Ungu Netral

Biru Kehijauan Basa lemah

Hijau Basa medium

Kuning Basa kuat

Page 22: S PKIM 054532 BAB 2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_054532_bab_2.pdf · Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf atau

30

Gambar 2.3 : Perbedaan Warna Indikator Kol Ungu pada Beberapa

Larutan(Dari Kiri Ke Kanan Asam-Netral-Basa)

Gambar 2.4 Perubahan Warna pada Indikator Kol Ungu