s k r i p s ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/m. choirul... · 2016-02-15 · i...

92
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R I P S I Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh: MUHAMMAD CHOIRUL UMAM NIM 111 09 112 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 08-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN

DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD

KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh:

MUHAMMAD CHOIRUL UMAM

NIM 111 09 112

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

ii

Page 3: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

NOTA PEMBIMBING

Lamp : -

Hal : Naskah skripsi

Saudara Muhammad Choirul Umam

Kepada:

Yth. Ketua IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Muhammad Choirul Umam

NIM : 111 9 112

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kitab Nashaihul

„Ibad Karya Imam Nawawi Al-Bantani

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 11 Maret 2015

Pembimbing

Muh. Hafidz, M. Ag.

NIP. 19730801 200312 1002

Page 4: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB

NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD CHOIRUL UMAM

NIM : 111 09 112

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 11 April 2015, dan telah dinyatakan

memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam.

Susunan Panitia Ujian

Ketua Penguji : Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. __________________

Sekretaris Penguji : Muh. Hafidz, M.Ag. __________________

Penguji I : Prof. Dr.H. Mansur, M.Ag. __________________

Penguji II : Muna Erawati, M.Si. __________________

Salatiga, 11 April 2015

Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP: 19670121 199903 1 002

Page 5: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

v

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Choirul Umam

NIM : 111 09 112

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Judul : Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kitab Nashaihul ‟Ibad Karya

aaaaaaaaaaaaaaaaaImam Nawawi Al-Bantani

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau

karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah..

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 11 Maret 2015

Penulis

Muhammad Choirul Umam

NIM: 111 09 112

Page 6: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

vi

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra‟d: 11).

“Manusia Berusaha dan berdo‟a, Tuhan yang menentukan”

Barang Siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah

sampai ia kembali.(H.R. Tirmidzi)

Page 7: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Ibuku Siti Aisyah dan Bapakku Asmudi yang selalu sabar dalam mendidik,

memberi motivasi dan merawat serta membesarkanku dengan keringatnya

hingga sampai pada titik ini. Semoga tetesan keringat ibu dan bapak dibalas

oleh Allah dengan balasan yang lebih baik.

2. Keluargaku di kampung halaman, Bani Sajad Yasir. Terutama kedua adikku

Al-Istianah dan Sayyidatus Syarifah, kalian adalah semangatku.

3. Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As‟ad Haris N.F., Abah

Taufiqurrohman, Ibunda Fatichah Ulfah dan Ummah Chusnul Halimah serta

seluruh keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-Manar. yang senantiasa

memberikan ilmu pengetahuan hingga saat ini.

4. Teman-teman seperjuangan Keluarga besar pondok pesantren Al-Manar,

jajaran kepengurusan, Dewan Asatidz MADIN Al-Manar dewan guru

Madrasah Aliyah dan Dewan Guru MTs serta seluruh santri yang selalu

membagi tawanya kepadaku.

5. Almamaterku tercinta, IAIN Salatiga, tempatku menimba pengetahuan .

teman teman PAI-D angkatan 2009. Kalian luar biasa.

6. Seluruh sahabat terbaikku yang telah meluangkan waktunya dalam hal

apapun. Pakdhe Ilzamsyah Am., Sobet Rieadie Ijah, Tumbrok, Gembel, Cah

Ayu, Tante nafi‟ teteh Lutfi dan Bunda kamal serta siapa saja yang aku lupa

namanya.

Page 8: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

viii

7. Calon pendampingku, Tulang rusukku yang akan menemaniku kelak, ibu dari

anak-anak Kita semoga kau setia menungguku.

8. Seluruh Umat Islam di belahan dunia manapun yang bersedia membaca karya

kecil ini.

Page 9: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

ix

KATA PENGANTAR

Asslamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah INSTITUTAGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Allah SWT tuhan yang tiada duanya dan Rosulullah SAW seorang

Nabi yang menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya.

2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

3. Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. , selaku ketua program studi

Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak M. Hafidz, M.Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan

tugas ini.

5. Bapak M. Ghufron, M.Ag., selaku pembimbing akademik

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

x

7. Mu‟allif kitab Nashaihu „Ibad, Imam Nawawi Al-Bantany

8. Seluruh keluarga besar Yayasan Al-Manar Bener, Tengaran,

Semarang.

9. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan

dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam

menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan

kesabaran.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Salatiga, 11 Maret 2015

Penulis

Muhammad Choirul Umam

Page 11: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

xi

ABSTRAK

Umam, Muhammad Choirul. 2015 Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kitab Nashaihul

„Ibad Karya Imam Nawawi Al-Bantani. Skripsi Jurusan Tarbiyah

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Hafidz, M.Ag.

Kata kunci: Nilai Pendidikan, Nashaihul „Ibad

Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Imam Nawawi al-Bantani

merupakan seorang ulama‟ salaf pemikir yang menghasilkan karya-karya besar

yang cukup fundamental.Beliau merasa bahwa sangat pentingnya sebuah pribadi

yang memiliki keimanan yang kuat, kesempurnaan akidah dan akhlak serta

pendidikan yang unggul dan memadai harus dimiliki oleh setiap hamba dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan mengkaji apa saja nilai pendidikan dalam kitab nashaihul „ibad

karya imam nawawi al bantani. Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian

ini adalah: 1) Bagaimana sistematika penulisan dalam kitab nashaihul „ibad?, 2)

Bagaimana nilai pendidikan menurut Imam Nawawi di dalam kitab nashaihul

„ibad?, 3) Bagaimana implikasi pendidikan menurut Imam Nawawi dalam

kehidupan sehari-hari?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini

menggunakan pendekatan kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu

dengan jenis penelitian kepustakaan(Library Research), sedangkan sumber data

primer dari penelitian ini adalah kitab nashaihul „ibad dan sumber sekundernya

adalah buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian.

Adapun teknis analisis data menggunakan metode deduktif dan metode

induktif dan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pendidikan dalam

kitab Nashaihul „Ibad karya Imam Nawawi ini sangat dibutuhkan bagi peserta

didik dan pendidik dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Karakter pemikiran

beliau dapat digolongkan dalam corak praktis yang tetap berpegang teguh dengan

al Qur‟an dan Hadits serta atsar para ulama‟. Beliau menyatakan bahwa ilmu itu

sesuatu yang suci dan hanya akan dapat diserap oleh jiwa yang suci pula.

Pendidikan tidak hanya didapat dari bangku sekolah saja, namun kita bisa

mendapatkannya melalui siapa saja dan apa saja. Ilmu dapat diperoleh dengan

cara berkumpul dengan orang saleh, menjaga diri dari perbuatan yang dilarang

agama dan senantiasa mendekatkan diri pada Allah. Sikap kita kepada sesama

manusia dan makhluk lain juga akan berpengaruh dalam pendidikan. Menghargai

orang lain, menjaga lisan rendah hati serta sikap-sikap yang seharusnya kita

lakukan kepada makhluk lain akan menjadikan kita sebagai hamba yang santun

dan bijak dalam mengarungi bahtera kehidupan. Kecenderungan lain dalam

pemikiran beliau adalah mengetengahkan nasihat-nasihat kepada para hamba

sebagai bekal dalam menjalani kehidupan dan kebahagiaan yang hakiki.

Page 12: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................. ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

DEKLARASI ................................................................................................ v

MOTTO........................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

ABSTRAK ................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian.................................................................... 5

E. Penegasan Istilah......................................................................... 7

F. Metode Penelitian....................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan Skripsi.................................................... 11

BAB II. BIOGRAFI

A. Latar Belakang Penulisan Kitab Nashaihul „Ibad..................... 13

B. Sistematika Penulisan Kitab Nashaihul „Ibad........................... 13

C. Riwayat Hidup Imam Nawawi................................................... 16

D. Pendidikan Imam Nawawi Al-Bantani....................................... 17

Page 13: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

xiii

E. Nasionalisme............................................................................. 19

F. Gelar-gelar................................................................................ 21

G. Karya-karya.............................................................................. 22

H. Nasab Imam Nawawi............................................................... 25

I. Silsilah Guru Imam Nawawi.................................................... 27

BAB III. NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL „IBAD

A. Pengertian Pendidikan............................................................. 30

B. Pemikiran Imam Nawawi tentang Nilai Pendidikan dalam Kitab

Nashaihul „Ibad........................................................................ 32

BAB IV. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL

„IBAD

A. Nilai Pendidikan dalam Nashaihu „Ibad................................ 41

B. Implikasi Nilai Pendidikan Dalam Kehidupan...................... 61

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................... 70

B. Saran..................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan Agama rahmatan lil‟alamin yang dibawa oleh

Rasulullah Muhammad SAW sebagai pedoman hidup umat manusia dan

pendidikan bagi manusia dan seluruh alam. Islam sangat memperhatikan

segala aspek yang dikerjakan manusia, mulai dari hal-hal yang kecil

sampai pada hal yang besar. Baik masalah tersebut berhubungan dengan

Allah maupun dengan sesama manusia. Tidak heran jika hal itu sangat

menjadi topik utama dalam kehidupan ini. Menjadi awal dan dasar

kehidupan seseorang untuk menjadi bahagia di dunia dan akhirat.

Dasar utama dalam Islam adalah mengakui keberadaan-Nya dan

para utusannya. Dengan mengakui bahwa:” Aku mengakui, bahwa tiada

Ilah selain Allah SWT, tunggal Maha sendiri-Nya,tiada sekutu bagi-Nya,

demikian tinggi Dia dengan ketinggian yang Maha Agung. Dia

menciptakan seluruh langit dan bumi serta segala apa yang ada diantara

keduanya dalam kurun wangsa waktu enam periode hari, kemudian Dia

bersemayam di Arasy al Rahman” (Soedjarwo, 1990: 27).

Islam juga sangat menjunjung tinggi ilmu. Begitu tingginya orang

yang memiliki ilmu, hingga dalam sebuah ayat, Allah berfirman:

......

Page 15: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

2

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. (Q.S. Al-Mujadalah. 11). (http//www.alquran-digital.com).

Ibnu Abbas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat

para ahli ilmu dan orang mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat

sejauh perjalanan 500 tahun (Ihya‟ Ulum Al-Din)

Dalam keseharian manusiapun, seorang yang memiliki illmu akan

lebih dihormati dibanding orang-orang biasa. Sebagai contoh konkrit,

seorang yang memiliki pemahaman dan kearifan dalam ilmu agama,

terkait dengan akidah, fikih, dan lain sebagainya, di masyarakat akan

dijadikan panutan oleh masyarakat. Selain itu, perkataan yang beliau

ucapkanpun akan lebih dipatuhi dibanding orang pada umumnya.

Begitulah Allah mengangkat derajat hamba-Nya yang memiliki

ilmu. Bahkan, tidak terbatas dalam ilmu agama semata, dalam bidang

keilmuan umumpun Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya yang

berilmu. Sebagai contoh orang yang memiliki kepandaian dalam bidang

ilmu hitung atau matematika, masyarakat juga tidak akan sungkan-

sungkan menimba ilmu dengannya, atau jika memang memungkinkan,

ketika orang tersebut membuka sebuah wadah pembelajaran berbentuk les

privat, masyarakat tidak akan segan-segan mengarahkan putra-putrinya

untuk menimba ilmu padanya.

Disisi lain, manusia semakin cerdas dan mendayagunakan

fikirannya untuk menemukan konsep dan metode yang benar-benar

Page 16: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

3

relevan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pendidikan berkembang

dari konsep pedagogi, andragogi dan education. Dalam konsep paedagogi,

kegiatan pendidikan ditujukan hanya kepada anak yang belum dewasa.

Tujuannya mendewasakan anak. Namun, karena banyak hasil didikan

yang justru menggambarkan perilaku yang tidak dewasa, maka sebagai

anti tesis dari kenyataan itu, muncullah gerakan andragogi. Selanjutnya

gerakan modern memunculkan konsep education yang berfungsi ganda,

yakni “transfer of knowledge” dan “ making scientific attitude” pada sisi

yang lain.

Ketiga hal tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Hal ini

dikarenakan kaidah-kaidah tersebut menunjukkan bahwa dalam proses

pendidikan ada pendidikan yang berfungsi sebagai pelatih, pengembang,

pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat pula bahan yang dilatihkan,

dikembangkan, diberikan serta diwariskan yakni berupa pengetahuan,

keterampilan, berfikir, karakter yang berupa bahan ajar, serta ada murid

yang menerima latihan, pengembangan, pemberian dan pewarisan

pengetahuan, keterampilan pikiran dan karakter.

Ilmu juga berkaitan erat dengan kecerdasan. Pembicaraan

mengenai kecerdasan sangatlah luas. Teori-teori kecerdasan terus

berkembang, mulai dari Plato, Aristoteles, Darwin, Alfred Binet, Stanberg,

Piaget, sampai Howard Gardner. Perkembangan ini mengerucut pada pola

yang sama, yaitu makna kecerdasan banyak ditentukan oleh faktor situasi

dan kondisi (konteks) yang terjadi pada saat teori tersebut muncul. Pada

Page 17: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

4

akhirnya, makna kecerdasan sangatlah tergantung pada banyaknya

kepentingan eksternal dari hakikat kecerdasan itu sendiri. Kepenitingan

ekstenal tersebut meliputi kepentingan politik, eugenic (keturunan),

keunggulan ras, dan banyak lagi.

Dari uraian di atas, penulis ingin lebih jauh mengkaji tentang nilai

pendidikan pada pemikiran Imam Nawawi Al-Bantani melalui sebagian

karya-karyanya yang cukup fundamental yaitu kitab Nashaihul „Ibad yang

di dalamnya terdapat beberapa uraian tentang pendidikan. Untuk itu, maka

penulis mencoba untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul: NILAI-

NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA

IMAM NAWAWI AL-BANTANI, dengan harapan semoga dapat

memberikan kontribusi dan manfaat terutama bagi penulis dan umumnya

bagi pembaca.

Page 18: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sistematika penulisan kitab Nashaihul „Ibad?

2. Bagaimana nilai pendidikan menurut Imam Nawawi di dalam kitab

Nashaihul „Ibad?

3. Bagaimana implikasi pendidikan menurut Imam Nawawi dalam dunia

pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sistematika penulisan kitab Nashaihul „Ibad.

2. Mengetahui nilai pendidikan menurut Imam Nawawi di dalam kitab

Nashaihul „Ibad.

3. Mengetahui implikasi pendidikan menurut Imam Nawawi dalam dunia

pendidikan.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua

bagian, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

berupa pengetahuan tentang nilai pendidikan yang terkandung dalam

Page 19: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

6

karya Imam Nawawi serta bermanfaat sebagai kontribusi pemikiran

bagi dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan Islam.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai nilai

pendidikan untuk selanjutnya dijadikan sebagai pedoman dalam

aktifitas sehari-hari

b. Bagi Lembaga Pendidikan

1) Dapat menjadi masukan yang membangun guna

meningkatkan kualitas lembaga pendidikan terutama

pendidikan Islam, termasuk para pendidik yang ada di

dalamnya dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan

serta pemerintah secara umum.

2) Sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia

pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di

Indonesia terutama pendidikan Islam (seperti Madrasah

Diniyah, Pondok Pesantren) sebagai solusi terhadap

permasalahan pendidikan yang ada.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

1) Menambah khazanah mengenai nilai pendidikan yang

terdapat dalam kitab Nashaihul „Ibad sehingga mengetahui

betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian seorang mukallaf akan berusaha

Page 20: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

7

memperbaiki diri agar semakin meningkatkan mutu kualitas

diri menjadi yang lebih baik dihadapan Allah dan dihadapan

manusia.

2) Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan terutama

ilmu pendidikan Islam, sehingga dapat memperkaya dan

menambah wawasan dibidang tersebut khusunya dan bidang

ilmu pengetahuan yang lain pada umumnya.

E. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas judul di atas serta menghindari kesalahan

dalam memahami istilah, maka penulis perlu membatasi istilah yang

berkaitan dengan permasalahan tersebut. Adapun tujuannya agar asumsi

yang akan muncul nantinya akan dapat diartikan secara tepat sesuai

dengan yang dikehendaki penulis, antara lain:

1. Nilai-Nilai Pendidikan

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling

benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-

perbuatannya (Ensiklopedi Pendidikan, 2009: 106)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Page 21: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

8

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

bangsa dan negara (Ensiklopedi Pendidikan, 2009: 130).

2. Nashaihul ‟Ibad

Adalah sebuah karya Muhammad Nawawi Bin „Umar Al-

Bantani Al-Jawi yang disajikan untuk seorang hamba sebagai pedoman

dan rujukan berperilaku sesuai tuntunan islami yang dapat membawa ke

arah kebaikan dan menjadikan seseorang berbudi pekerti santun dan

berjiwa lembut. Kandungannya begitu dalam dan hakikatnya begitu

tinggi, sehingga bila difahami dengan ikhlas dalam kehidupan sehari-

hari dapat menghantarkan kita pada kebersihan hati, kesucian jiwa dan

kesantunan budi pekerti serta dapat mengingatkan kita akan pentingnya

mrmahami makna hidup hakiki dan mempersiapkan diri menghadap

Sang Maha Kuasa dengan membawa berbagai amal kebaikan dan budi

pekerti yang baik (Kauma, 2005: 5)

Kitab ini terdiri dari 11 bab pembahasan, dimulai dari Khutbatul

Kitab dilanjutkan dengan bab satu, dua, tiga, sampai dengan sebelas

pada akhir kitab. Kitab ini juga disertai dengan fahrasat (daftar isi).

3. Imam Nawawi

Adalah Abu Abdul Mu‟ti Muhammad Nawawi bin „Umar bin

„Arabi bin „Ali At-Tanari Al-Bantani Al-Jawi. Beliau dilahirkan di desa

Tanar, Banten, Jawa Barat, pada tahun 1230 H bertepatan dengan 1813

M, didalam keluarga yang mulia yang terkenal dengan dakwah

islamiyahnya. Sejak kecil beliau hidup dan menimba ilmu di Makkatul

Page 22: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

9

Mukarromah dan berbagai daerah seperti: Madinah, Syiria, dan Mesir.

Kemudian menetap kembali di Makkah. Beliau dikenal dengan “sayid

ulama hijaz”, syeikh yang terkemuka, dermawan, bertakwa, zuhud,

rendah hati, lembut hatinya, pecinta fakir miskin. Beliau wafat pada

tahun 1314 H bertepatan dengan tahun 1897 M di Makkatul

Mukarromah (Al-Qof, 2008:183).

F.Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian

kepustakaan (library research), karena semua yang digali adalah

bersumber dari pustaka (Hadi, 1990: 3). Dan yang dijadikan obyek

kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran.

2. Sumber Data

Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan

(library research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur.

Adapun referensi yang menjadi sumber data primer adalah kitab

Nashaihul ‟Ibad karya imam Nawawi.

Kemudian yang menjadi sumber data sekunder adalah terjemah

Nashaihul ‟Ibad, kitab Risalatul Mu‟awwanah, Kapita Selekta

Pendidikan Islam serta kitab-kitab dan buku-buku lainnya yang ada

relevansinya dengan obyek pembahasan penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Page 23: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

10

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang

menjadi sumber data primer yakni kitab Nashaihul ‟Ibad dan data

sekunder yakni terjemah Nashaihul ‟Ibad, kitab Risalatul

Mu‟awwanah, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan buku-buku serta

kitab yang relevan lainnya. Setelah data terkumpul, maka dilakukan

penelaahan secara sistematis dalam hubunganya dengan masalah yang

diteliti, sehingga diperoleh data/informasi untuk bahan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Yaitu penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan

jalan memilah-milah antara pengertian satu dengan pengertian yang

lain untuk memperoleh kejelasan mengenai halnya.

Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis

masalah adalah sebagai berikut:

a. Metode Deduktif

Yaitu apa yang dipandang benar dalam peristiwa dalam

suatu kelas atau jenis, berlaku pada hal yang benar pada semua

peristiwa yang termasuk dalam kelas atau jenis. Hal ini adalah

suatu proses berfikir dari pengetahuan yang bersifat umum dan

beragkat dari pengetahuan tersebut, ditarik suatu pengetahuan yang

khusus (Hadi, 1990: 26). Metode ini digunakan oleh penulis untuk

menganalisis data tentang konsep yang akan dibahas yaitu nilai

pendidikan.

Page 24: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

11

b. Metode Induktif

Yaitu metode yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus,

peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian dari fakta-fakta dan

peristiwa yang konkrit ditarik dalam generalisasi yang bersifat

umum (Hadi, 1990:26). Metode ini penulis gunakan untuk

menganalisis data tentang kebahagiaan yang hakiki dalam kitab

Nashaihul ‟Ibad, sehingga dapat diketahui nilai pendidikan yang

terkandung didalamnya.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan yang penulis maksud disini adalah sistematika

penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu

kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini bertujuan

agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan

skripsi ini.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, menguraikan tentang : Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

Metode Penelitian, Penegasan Istilah, dan sistematika Penulisan

sebagai gambaran awal dalam memahami skripsi ini.

BAB II : Latar Belakang penulisan kitab Nashaihul ‟Ibad, Sistematika

penulisan kitab Nashaihul ‟Ibad, Biografi dan pemikiran imam

Nawawi, menguraikan tentang: Biografi imam Nawawi yang

meliputi riwayat kelahiran, kehidupan intelektual, dan

Page 25: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

12

perjalanan karirnya. Selain itu dalam bab ini juga membahas

perkembangan intelektual, karya-karyanya, silsilah nasab dan

silsilah gurunya.

BAB III : Deskripsi pemikiran imam Nawawi.

BAB IV : Pembahasan, menguraikan signifikansi pemikiran, relevansi,

pemikiran, dan implikasi.

BAB V : Penutup, menguraikan kesimpulan dan saran.

Page 26: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

13

BAB II

BIOGRAFI

A. Latar Belakang Penulisan Kitab Nashailul „Ibad

Mushanif, yakni imam Nawawi, merasa penting sekali dalam

menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan nasehat-nasehat dalam

menjalani kehidupan agar dapat menjadi manusia yang lebih baik

dihadapan Tuhan dan manusia. Melihat konteks kehidupan yang sangat

dibutuhkannya ilmu ini, maka beliau menulis kitab yang dirasa cukup

memuat pembahasan tentang nasehat-nasehat para orang terdahulu, kitab

tersebut merupakan syarah yang disusun guna mensyarahi sebuah kitab

yang berisi nasehat-nasehat, karya Al-Allamah Al-Hafizh Syaikh

Syihabuddin Ahmad bin „Ali bin Muhammad bin Ahmad Asy-Syafi‟iy

yang terkenal dengan nama Ibnu Hajar Al-Asqalani Al-Mishri. dan beliau

beri nama kitab tersebut dengan Nashaihul „Ibad yang berisikan

penjelasan terhadap kalimat-kalimat yang ada dalam kitab Al-Munabbihaat

„alal Isti‟daad Li Yaumil Ma‟ad (Peringatan dan nasehat untuk melakukan

persiapan menghadapi hari Kiamat) (Kauma, 2005: 19).

B. Sistematika Penulisan Kitab Nashailul „Ibad

Sistematika yang dipakai dalam penulisan kitab Nashaihul „Ibad

adalah tematik, yang penulisannya dari satu bab ke bab yang lain

berdasarkan jumlah nasehat dan pokok masalah yang terkandung

didalamnya. Mulai dari dua pokok masalah, tiga pokok masalah, dan

seterusnya sampai sepuluh pokok masalah. Jumlah pembahasannya ada

Page 27: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

14

214 yang didasarkan pada 45 Hadits dan sisanya merupakan atsar

(perkataan sahabat dan tabi‟in). Adapun rincian bab yang terdapat dalam

kitab ini yaitu:

1. Bab I, khutbatul kitab yang berisi kata pengantar dan sambutan dari

penulis.

2. Bab II, dalam bab ini terdapat 30 nasehat yang masing masing terdiri

dari 2 poin. Empat diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya

berupa atsar. Adapun urutannya adalah:

a. Dua hal yang sangat utama

b. Dua perintah Nabi agar bergaul dengan ulama‟

c. Dua perumpamaan masuk kubur tanpa bekal

d. Dua kemuliaan

e. Dua kesedihan

f. Dua pencarian

g. Dua sikap orang mulia dan bijaksana

h. Dua modal yang berbeda hasilnya

i. Dua dasar kemaksiatan

j. Dua jenis tangisan

k. Larangan meremehkan dosa kecil

l. Dua jenis dosa

m. Dua aktivitas utama

n. Dua bukti belum mengenal Allah dan dirinya sendiri

o. Dua kerusakan

Page 28: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

15

p. Dua nasehat tentang nafsu dan sabar

q. Dua pengendalian akal

r. Dua keuntungan menjauhi keharaman

s. Dua wahyu Allah kepada Nabinya

t. Dua kesempurnaan akal

u. Dua perbedaan antara yang berilmu dan yang bodoh

v. Dua ciri orang yang taat kepada Allah

w. Dua aktivitas inti

x. Dua sumber dosa dan fitnah

y. Dua pengakuan kelemahan diri

z. Dua perbuatan tercela

3. Bab III, dalam bab ini terdapat 55 nasehat yang masing masing terdiri

dari 3 poin. Tujuh diantaranya berupa Hadits Nabi, sedang sisanya

berupa atsar.

4. Bab IV, dalam bab ini terdapat 37 nasehat yang masing masing terdiri

dari 4 poin. Delapan diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya

berupa atsar.

5. Bab V, dalam bab ini terdapat 27 nasehat yang masing masing terdiri

dari 5 poin. Enam diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya

berupa atsar.

6. Bab VI, dalam bab ini terdapat 17 nasehat yang masing masing terdiri

dari 6 poin. Dua diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya berupa

atsar.

Page 29: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

16

7. Bab VII, dalam bab ini terdapat 10 nasehat yang masing masing terdiri

dari 7 poin. Lima diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya berupa

atsar.

8. Bab VIII, dalam bab ini terdapat 5 nasehat yang masing masing terdiri

dari 8 poin. Satu diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya berupa

atsar.

9. Bab IX, dalam bab ini terdapat 5 nasehat yang masing masing terdiri

dari 9 poin. Satu diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya berupa

atsar.

10. Bab X, dalam bab ini terdapat 28 nasehat yang masing masing terdiri

dari 10 poin. Sebelas diantaranya berupa hadits nabi, sedang sisanya

berupa atsar.

C. Riwayat hidup Imam Nawawi

Beliau adalah seorang yang memiliki nama Abu Abdul Mu‟ti

Muhammad bin „Umar bin „Arabi bin „Ali at-Tanari al-Bantani al-Jawi.

Beliau dilahirkan di desa Tanar, Banten, Jawa Barat pada tahun 1230 H

/1813 M dalam keluarga yang terkenal dengan dakwah islamiahnya.

Kedua orang tua beliau memberi nama dengan Muhammad Nawawi.

Nama pada bagian awal diambil dari nama pemimpinya para Nabi dan

Rasul yang memiliki risalah yaitu Muhammad bin Abdullah SAW. Dan

nama pada bagian dua diambil dari nama syaikhul Islam waliyullah

Mukhyiddin Abi Zakaria Yahya bi Syarif an-Nawawi. Beliau wafat di

Makkah pada tahun 1314 H diakhir bulan ayawal bertepatan dengan tahun

Page 30: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

17

1897 M. Beliau dimakamkan di pemakaman Mi‟la dekat dengan makam

sayyidah Asma‟ binti Abu Bakar as-Sidiq, dan dekat dengan ulama‟ ahli

tahqiq yaitu Ibnu Hajar al-Haitami (Al-Qof, 183-184).

Ayah beliau bernama K. H „Umar bin „Arabi, seorang pejabat

penghulu yang memimpin sebuah masjid. Dilacak dari segi silsilah, imam

Nawawi merupakan keturunan ke-11 dari Maulana Syarif Hidayatullah

(Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu cucu dari Maulana Hasanuddin

(Sultan Banten I) yang bernama Sunyaratas (Tajul Arsy). Nasabnya

bersambung dengan Nabi Muhammad SAW. Melalui jalur imam Ja‟far

ash-Shadiq, imam Muhammad al-Baqir, imam Ali Zainal Abidin,

Sayyidina Husain, Fatimah az-Zahra (Ghofur, 2008:189). Beliau

bersaudara tiga orang yaitu Nawawi, Tamim dan Ahmad (Syamsu,

1996:271).

D. Pendidikan

Imam Nawawi adalah pecinta ilmu agama yang mengamalkan

ilmunya, yang mencintai sampai dilubuk hatinya (Al-Qof, 2008:183).

Semenjak kecil beliau terkenal cerdas, otaknya dengan mudah menyerap

pelajaran yang diberikan ayahnya sejak umur 5 tahun. Pertanyaan-

pertanyaan kritisnya sering membuat ayahnya bingung. Melihat potensi

yang begitu besar pada putranya, pada usia 8 tahun sang ayah

mengirimkannya keberbagai pesantren di Jawa. Beliau mula-mula

mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, kemudian berguru kepada

Page 31: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

18

kiyai Sahal banten, setelah itu mengaji kepada kiyai Yusuf Purwakarta

(http://id.Wikipedia.org).

Pada usia 15 tahun, Imam Nawawi bersama dua saudaranya

berangkat ke Makkah untuk menunaikan haji. Namun selepas musim haji,

ia enggan kembali ke Indonesia. Dahaga keilmuan yang mencekik telah

meneguhkan keinginannya untuk tetap menetap di Makkah. Di tanah suci

ini beliau mencerap pelbagai pengetahuan. Ilmu kalam (teologi), bahasa

dan sastra arab, ilmu hadis, tafsir dan terutama ilmu fiqih adalah sederet

pengetahuan yang dikajinya dari para ulama besar di sana (Ghofur,

2008:190). Beliau berguru kepada para ulama‟ terkenal di Makkah, seperti:

syeikh Khatib al-Sambasi, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni,

„Abdul Hamid Dhagestani, Syeikh Ahmad Zaini Dahlan, Syeikh

Muhammad Khatib Hambali, dan Syeikh Junaid al-Betawi. Akan tetapi

guru yang paling berpengaruh adalah Syeikh Sayyid Ahmad Nahrawi,

Syeikh Juneid al-Betawi, dan Syeikh Ahmad Dimyati ulama‟ terkemuka di

Makkah, lewat karakter ketiga syeikh inilah karakter beliau terbentuk.

Selain itu juga ada dua ulama‟ lain yang berpengaruh besar mengubah

alam pikirannya, yaitu Syeikh Muhammad Khatib al-Sambasi dan Syeikh

Ahmad Zaini Dahlan, ulama‟ besar Madinah (http://id.Wikipedia.org).

Setelah beliau menggali ilmu di Madinah, kemudian beliau

mengembara jauh dari tempat tinggalnya di Makkah, menuju ke daerah

Kinanah, Mesir, yang menjadi kota sekaligus gudangnya ilmu, dan menuju

universitas Al-Azhar yang menjadi kiblat ilmu dan ulama‟. Beliau di sana

Page 32: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

19

berkeinginan berjumpa dengan pembesar para ulama‟. Dan akhir

perjalanannya menuju ke kota Syam (Syiria) untuk mencari jati dirinya

(Al-qof, 2008:183).

E. Nasionalisme

Tiga tahun lamanya Imam Nawawi bermukim di Makkah. Setelah

merasa cukup, beliau kembali ke tanah air untuk menyebarkan ilmu dan

hukum yang ia peroleh, terhadap putra-putri atau generasi tanah air dan

para pecintanya. Beliau melakukannya dengan nasehat dan menguatkan

para tokoh mereka dengan jalan dakwah, dan berperan aktif dalam

membangun serta membina masyarakat Islam (Al-Qof, 2008:184). Ketika

beliau pulang ke tanah air, dan menyebarkan ilmunya, beliau melihat

praktik-praktik ketidak adilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan

dari Pemerintah Hindia Belanda. Beliau melihat itu semua lantaran

kebodohan yang masih menyelimuti umat. Tak ayal, semangat jihad pun

berkobar. Beliau keliling Banten mengobarkan perlawanan terhadap

penjajah. Tentu saja pemerintah belanda membatasi gerak geriknya. Beliau

dilarang berkhutbah di masjid-masjid. Bahkan belakangan beliau dituduh

sebagai pengikut pangeran Diponegoro yang ketika itu sedang

mengobarkan perlawanan terhadap penjajahan belanda

(http://id.wikipedia.org).

Sebagai intelektual yang memiliki komitmen tinggi terhadap

prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran, apa boleh buat, Imam Nawawi

terpaksa kembali ke negeri Makkah, tepat ketika perlawanan Pangeran

Page 33: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

20

Diponegoro padam pada tahun 1830 M. Ulama besar ini di masa mudanya

juga menularkan semangat Nasionalisme dan Patriotisme di kalangan

Rakyat Indonesia. Begitulah pengakuan Snouck Hourgronje. Begitu

sampai di Makkah beliau segera kembali memperdalam ilmu agama

kepada guru-gurunya. Beliau tekun belajar selama 30 tahun, sejak tahun

1830 hingga 1860 M. Ketika itu memang beliau berketepatan hati untuk

mukim di tanah suci, satu dan lain hal untuk menghindari tekanan kaum

penjajah Belanda. Nama beliau mulai masyhur ketika menetap di Syi'ib

„Ali, Makkah (http://id.wikipedia.org).

Beliau mengajar di halaman rumahnya. Mula-mula muridnya cuma

puluhan, tapi makin lama makin jumlahnya kian banyak. Mereka datang

dari berbagai penjuru dunia. Maka jadilah Syeikh Nawawi al-Bantani al-

Jawi sebagai ulama yang dikenal piawai dalam ilmu agama, terutama

tentang tauhid, fiqih, tafsir, dan tasawwuf (http://id.wikipedia.org).

Seorang orientalis kenamaan yang pernah berkunjung ke Makkah pada

1884-1885, Snouck Hourgronje, menuturkan bahwa Imam Nawawi setiap

hari sejak pukul 07.30-12.00 menyampaikan tiga perkuliahan sesuai

dengan kebutuhan jumlah muridnya. Di antara muridnya yang berasal dari

Indonesia adalah K.H. Asnawi dari Kudus, K.H. Tubagus Bakri, K.H.

Arsyad Thawil dari Banten, K.H. Hasyim Asy‟ari dari Jombang, dan K.H.

Kholil dari Madura. Merekalah yang kelak menjelma sebagai ulama besar

dan berpengaruh di Indonesia (Ghofur, 2008:191).

F. Gelar-gelar

Page 34: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

21

Untuk kedua kalinya Imam Nawawi tinggal di Makkah.

Kesempatan ini tidak disia-siakannya. Bahkan, lantaran ketajaman

otaknya, ia tercatat sebagai salah satu murid terpandang di Masjidil

Haram. Sewaktu Syeikh Ahmad Khatib Sambas uzur sebagai Imam

Masjidil Haram, Imam Nawawi ditunjuk sebagai pengganti. Sejak saat itu,

ia dikenal dengan sebutan Syekh Nawawi al-Jawi (Ghofur, 2008:191).

Ketika berada di Mesir, para ulama‟ Mesir memuliakan

kedudukannya dan derajatnya karena ketakjubannya pada beliau, dan

mereka memberikan gelar sebagai “Sayyid Ulama‟ Hijaz” yaitu tokoh

ulama‟ hijaz (jazirah arab), atau sekarang lebih dikenal dengan Arab

Saudi, karena kesemangatannya yang tinggi di dalam meraih ilmu agama

dan kedudukan yang mulia dalam berilmu. Beliau merupakan seorang

syeikh yang terkemuka, dermawan, bertakwa, zuhud, rendah hati, lembut

hatinya, dan pecinta para fakir miskin. Semoga Allah merahmati beliau

dan memberi ampunan (Al-Qof, 2008:104). Itulah sebabnya ketika

Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya, Mesir negara yang pertama-

tama mendukung atas kemerdekaan Indonesia (http://id.wikipedia.org).

Kemudian Snouck Hourgronje mengelarinya sebagai “Doktor

Ketuhanan”, karena memiliki ilmu yang dalam, rendah hati, tidak congkak,

bersedia berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Di kalangan

intelektual masa itu juga mengelarinya sebagai al-Imam wa al-Mudaqqiq

(Tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam). Sementara

Page 35: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

22

para ulama‟ Indonesia mengelarinya sebagai “Bapak Kitab Kuning

Indonesia” (http://id.wikipedia.org).

G. Karya-karya

Kurang lebih 15 tahun sebelum wafat, Imam Nawawi sangat subur

dalam membuahkan kitab. Waktu mengajarnya pun sengaja dikurangi

untuk menambah kesempatan menulis. Maka tak heran jika Nawawi

mampu melahirkan puluhan, bahkan menurut sebuah sumber ratusan karya

tulis meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu teolog, sejarah,

syari‟ah, tafsir dan lainnya. Paling tidak, Yusuf alias Sarkis mencatat 34

karya Imam Nawawi dalam Dictionary of Arabic Printed Books (Ghofur,

2008:192).

Sedangkan ulama mesir Syeikh „Umar „Abdul Jabbar dalam

kitabnya “al-Durus min Madhi al-Ta‟lim wa Hadrilih bi al-Masjidil al-

Haram” (beberapa kajian masa lalu dan masa kini tentang pendidikan di

Masjidil Haram) menulis bahwa syeikh Nawawi sangat produktif dalam

menulis hingga karyanya mencapai seratus judul lebih, meliputi berbagai

disiplin ilmu. Banyak pula karyanya yang berupa syarah atau komentar

terhadap kitab-kitab klasik (http://id.wikipedia.org).

Sebagian diantara karya-karya Imam Nawawi diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Bidayah al-Hidayah

2. Sullam Munajah syarah Safînah al-Shalâh

3. Tanqihul al-Qoul al-Hasis syarah Lubab al-Hadits

Page 36: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

23

4. Salalim al-Fudala syarah Mandhumah Hidayah al-Azkiya

5. As-Simar al-Yani‟ah fi Riyadh al-Badi‟ah

6. Al-„Aqd al-Tsamin syarah Fath al-Mubin

7. Bahjah al-Wasail syarah al-Risalah al-Jami‟ah bayn al-Usul wa al-

Fiqh wa al-Tasawwuf

8. Al-Tausyih/Quwt al-Habib al-Gharib syarah Fath al-Qarib al-Mujib

9. Nihayah al-Zayyin syarah Qurrah al-„Ain bi Muhimmah al-Din

10. Maraqi al-„Ubudiyyah syarah Matan Bidayah al-Hidayah

11. Nashaih al-„Ibad syarah al-Manbahatu „ala al-Isti‟dad li yaum al-

Mi‟ad

12. Qami‟u al-Thugyan syarah Mandhumah Syu‟bu al-Iman

13. Kasyf al-Maruthiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah

14. Fath al-Ghafir al-Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah

musamma al-Kawakib al-Jaliyyah

15. Nur al-Dhalam „ala Mandhumah al-Musammah bi „Aqîdah al-

„Awwam

16. Madarij al-Shu‟ud syarah Maulid al-Barzanji

17. Targhib al-Mustaqin syarah Mandhumah Maulid al-Barzanji

18. Fath al-Shamad al „Alam syarah Maulid Syarif al-„Anam

19. Fath al-Majid syarah al-Durr al-Farid

20. Tîjan al-Darary syarah Matan al-Baijury

21. Fath al-Mujib syarah Mukhtashar al-Khathib

22. Muraqah Shu‟ud al-Tashdiq syarah Sulam al-Taufiq

Page 37: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

24

23. Kasyifah al-Saja syarah Safinah al-Naja

24. Al-Futuhah al-Madaniyyah syarah al-Syu‟b al-Imaniyyah

25. „Uqud al-Lujain fi Bayan Huquq al-Zaujain

26. Qathr al-Ghais syarah Masail Abi al-Laits

27. Naqawah al-„Aqidah Mandhumah fi Tauhid

28. Al-Nahjah al-Jayyidah syarah Naqawah al-„Aqidah

29. Suluk al-Jadah syarah Lam‟ah al-Mafadah fi bayan al-Jumu‟ah wa

almu‟adah

30. Hilyah al-Shibyan syarah Fath al-Rahman

31. Al-Fushush al-Yaqutiyyah „ala al-Raudlah al-Bahiyyah fi Abwab

al-Tashrifiyyah

32. Mishbah al-Dhalam‟ala Minhaj al-Atamma fi Tabwib al-Hukm

33. Dzariyy‟ah al-Yaqin „ala Umm al-Barahin fi al-Tauhid

34. Al-Ibriz al-Daniy fi Maulid Sayyidina Muhammad al-Sayyid al-

Adnany

35. Baghyah al-„Awwam fi Syarah Maulid Sayyid al-Anam

36. Al-Durrur al-Bahiyyah fi syarah al-Khashaish al-Nabawiyyah

37. Lubab al-bayyan fi „Ilmi Bayyan

38. Al-Tafsir al-Munir li al-Mu‟alim al-Tanzil al-Mufassir „an wujuh

mahasin al-Ta΄wil musamma Murah Labid li Kasyafi Ma‟na Qur΄an

Majid

Page 38: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

25

Kitab yang disebut terakhir ini bahkan telah ditetapkan sebagai

buku wajib di dunia pesantren. Popularitasnya hanya diungguli oleh Tafsir

Jalalain karya Jalaludin as-Suyuthi dan Jalaludi al-Mahalli. Lantaran

karyanya yang bergaung luas dengan bahasa yang mudah dicerna tanpa

mengurangi kepadatan isi, nama Nawawi termasuk dalam barisan ulama

besar abad ke-14 H/ 19 M. Karena keilmuannya ia dikaruniai gelar: al-

Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhmah al-Mudaqqiq dan Sayyid Ulama al-

Hijaz (Ghofur, 2008:192).

Karya-karya di atas itulah merupakan sebagian dari karya Imam

Nawawi yang penulis sebutkan hanya sebagian saja, masih banyak karya-

karya beliau yang belum bisa disebutkan di sini dikarenakan terbatasnya

sumber yang penulis dapatkan. Dan memang dari sumber yang penulis

dapatkan, banyak dari karya-karya beliau yang belum diterbitkan oleh

penerbit-penerbit.

H. Nasab Imam Nawawi

Telah disebutkan di atas, bahwa nasab Imam Nawawi bersambung

sampai pada baginda Nabi Muhammad SAW. Adapun urutan nasab beliau

adalah sebagai berikut:

1. Sayyiduna Muhammad SAW

2. Sayyiduda „Ali bin Abi Tholib Karomawallahu wajh wa Sayyidatuna

Hababah Fatimah Azzahro al-Batul Ra.

3. Sayyiduna Imam Maulana Husain Ra.

4. Sayyiduna Imam „Ali Zainal „Abidin Assajad Ra.

Page 39: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

26

5. Sayyiduna Imam Muhammad Baqir Ra.

6. Sayyiduna Imam Ja‟far Shodiq Ra.

7. Sayyiduna Imam „Ali „Uroidhi Ra.

8. Sayyiduna Imam Muhammad Naqib Ra.

9. Sayyiduna Imam Isa Syakir Arrumi Ra.

10. Sayyiduna Imam Ahmad al-Muhajir Ra.

11. Sayyiduna Imam Ubaidullah Ra.

12. Sayyiduna Imam Alawi Ra.

13. Sayyiduna Imam Muhammad Ra.

14. Sayyiduna Imam Alawi Ra.

15. Sayyiduna Imam „Ali Kholi Qosam Ra.

16. Sayyiduna Imam Muhannad Shohib Marbath Ra.

17. Sayyiduna Imam „Ali Hadroh Maut (yaman) Ra.

18. Sayyiduna Imam Abdul Malik Ra.

19. Sayyiduna Imam Abdullah Khon Ra.

20. Sayyiduna Imam Ahmad Syah Jalaliddin Ra.

21. Sayyiduna Imam Jmaluddin al-Akbar Ra.

22. Sayyiduna Imam „Ali Nurril „Alim Siyam Ra.

23. Sayyiduna Imam Abdullah Umdataddin Ra.

24. Sunan Gunung Jati Raden Syarif Hidayatullah Cirebon Ra.

25. Maulana Hasanuddin Banten Ra.

26. Maulana Yusuf Banten Ra.

27. Maulana Muhammad Nashriddin Banten Ra.

Page 40: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

27

28. Maulana Abul Mafakhir Muhammad Abdil Qadir Ra.

29. Maulana Abul Ma‟ali Ahmad Kanari Banten Ra.

30. Maulana Abul Fath Abdil Fattah Tirtayasa Banten Ra.

31. Maulana Mangsuruddin Cikaduen Banten Ra.

32. Maulana Nawawi Ra.

33. Maulana „Ali Ra.

34. Maulana „Umar Attanar al-Bantani Ra.

35. Syaikhul Kabir wa „Alim Hijaz Abdul Mu‟thi Muhammad Nawawi

Ra.

Demikianlah runtunan nasab beliau yang sampai pada baginda

Nabi Muhammad melalui jalur sayyiduna Husain ra

(http//id.wikipedia.org).

I. Silsilah Guru-guru Imam Nawawi

Guru Imam Nawawi yang paling berpengaruh terhadap beliau yang

mampu mengubah alam pikirnya adalah syeikh Khatib as-Sambasi yang

pada waktu uzur Imam Nawawi mengantikan beliau menjadi imam

masjidil haram sehingga menjadikan beliau masyhur dan terkenal sebagai

syekh Nawawi al-Jawi. Adapun silsilah guru-guru beliau melalui syeikh

Khatib as-Sambasi adalah sebagai berikut:

1. Allah SWT.

2. Malaikat Jibril

3. Nabi Muhammad SAW.

4. Sayyiduna „Ali bin Abi Thalib Karromawallahu Wajh.

Page 41: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

28

5. Sayyiduna Imam Maulana Husain Ra.

6. Sayyiduna Imam Ali Zainal Abidin Ra.

7. Sayyiduna Imam Muhammad Baqir Ra.

8. Sayyiduna Imam Ja‟far Shodiq Ra.

9. Sayyiduna Imam Musal Khazim Ra.

10. Sayyiduna Imam Ali Ridho Ra.

11. Sayyiduna Syeikh Abu Mahfuzh Ma‟ruf al-Kharkhi Ra.

12. Sayyiduna Syeikh Abul Hasan Sirriddin Assaqathi Ra.

13. Sayyiduna Syeikh Abul Qasimil Junaidi al-Baghdadi Ra.

14. Sayyiduna Syeikh Abu Bakar Dullaf bin Juhdur Asy-Syibli Ra.

15. Sayyiduna Syeikh Abdul Aziz at-Tamimi Ra.

16. Sayyiduna Syeikh Abu Fadl Abdil Wahid bin Abdil Aziz at-Tamimi

Ra.

17. Sayyiduna Syeikh Abul Faraj Ath-Thartusi Ra.

18. Sayyiduna Syeikh Abul Hasan Ali bin Yusuf al-Qirusyi al-Hankari

Ra.

19. Sayyiduna Abu Said Mubarrok bin Ali al-Makhzumi RA.

20. Sayyiduna Imam Ghoutsul A‟zhom Abu Muhammad Abdil Qadir

Jailani Ra.

21. Sayyiduna Imam Abdul Aziz bin Abdil Qadir jailani Ra.

22. Sayyiduna Syeikh Muhammad Hattak Ra.

23. Sayyiduna Syeikh Samsuddin Ra.

24. Sayyiduna Syeikh Syarofuddin Ra.

Page 42: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

29

25. Sayyiduna Syeikh Nuruddin Zainiddin Ra.

26. Sayyiduna Syeikh Waliyuddin Ra.

27. Sayyiduna Syeikh Nuruddin Hisyamiddin Ra.

28. Sayyiduna Syeikh Yahya Ra.

29. Sayyiduna Syeikh Abu Bakar Ra.

30. Sayyiduna Syeikh Abdur Rohim Ra.

31. Sayyiduna Syeikh Utsman Ra.

32. Sayyiduna Syeikh Abdul Fattah Ra.

33. Sayyiduna Syeikh Muhammad Murad Ra.

34. Sayyiduna Syeikh Syamsuddin Ra.

35. Sayyiduna Syeikh Ahmad Khatib Syambasi bin Abdil Ghaffar Ra.

36. Syeikhul kabir wa Alimul Hijaz Abu Abdil Mu‟thi Muhammad

Nawawi Ra.

Demikian silsilah guru-guru beliau melalui jalur syeikh khatib as-

Sambasi yang wusul pada Allah SWT. yang mana telah kita ketahui di

atas, bahwasannya syeikh khatib merupakan guru beliau yang memberikan

kontribusi yang sangat besar bagi diri pribadi Imam Nawawi, sehingga diri

beliau lebih terbentuk dan termotivasi dengannya. Dengan demikian,

Semoga dapat memberikan kefahaman dan pengetahuan kepada para

pembaca.

Page 43: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

30

BAB III

NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL „IBAD

KARYA IMAM NAWAWI

A. Pengertian pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Dalam buku kapita selekta pendidikan islam, bahwa untuk

memahami pengertian pendidikan dengan benar, pendidikan dapat

dibedakan dari dua pengertian, pengertian yang bersifat filosofis, dan

pengertian yang bersifat pendidikan dalam arti praktis (Nata, 2003:210).

Pengertian pendidikan dalam arti teoritik filosofis adalah pemikiran

manusia terhadap masalah-masalah kependidikan untuk memecahkan dan

menyusun teori-teori baru dengan mendasarkan pada pemikiran normatif,

spekulatif, rasional empirik, nasional filosofis, maupun historis filosofik

(Nata, 2003: 210).

Pendidikan dalam arti praktis adalah suatu proses pemindahan

pengetahuan ataupun pengembangan-pengembangan potensi-potensi yang

dimiliki subyek didik untuk mencapai perkembangan secara optimal serta

membudayakan manusia melalui proses transformasi nilai-nilai utama

(Nata, 2003: 211).

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN, bab 1

pasal 1) pendidikan diartikan sebagai “usaha sadar untuk mempersiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan,

bagi perannya di masa yang akan datang” (Nata, 2003:211).

Page 44: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

31

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (Indar, 1994:16).

Dikatakan dalam kitab „Izhotun Nasyi‟in, bahwa anak-anak itu

dikemudian hari akan menjadi generasi, jadi ketika telah terbiasa

berperilaku baik yang bisa meningkatkan derajatnya, dan menghasilkan

ilmu yang manfaat bagi negaranya (Al-Ghulayaini, 2009:69).

Anak-anak itu akan menjadi pondasi kokoh yang akan menjadi

landasan umat, ketika membiasakan budi pekerti yang baik, dan

meninggalkan ilmu yang dapat merusak negara yang ditempati umat itu

sendiri. (Al-Ghulayaini, 2009:69).

Pendidikan bagi kaum muslimin itu merupakan hal yang wajib,

sebagaimana dikatakan imam Ghozali bahwa, mendidik anak adalah suatu

kewajiban bagi kedua orang tuanya, sebab anak adalah amanah bagi kedua

orang tuanya, hati anak yang bersih itu merupakan hal yang paling

berharga dibanding berlian, karena anak yang dididik dan terbiasa berbudi

baik dan ia menjadi ahli kebaikan, maka orang yang mendidik dan kedua

orang tuanya dapat pahala dari amal yang akan dikerjakan oleh anak

tersebut (Al-Ghulayaini, 2009:70).

Mendidik anak itu adalah menanamkan pekerti yang baik dihatinya

para pemuda, sehingga dapat menciptakan generasi yang ikhlas beramal,

lebih mementingkan maslahah umat, dan akan menjadikan negara yang

makmur dan diridhai Allah SWT (Al-Ghulayaini, 2009:70).

Page 45: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

32

Jadi, pendidikan itu merupakan sesuatu yang mendasar bagi

manusia yang harus diberikan, karena pendidikan kunci kesuksesan dalam

menjalankan kehidupan ini, baik berkeluarga, bermasyarakat, maupun

berbangsa dan bernegara.

Seseorang yang dididik akan menimbulkan suatu talenta tersendiri

yang dapat dilihat dalam perilaku atau moralitasnya setiap memberikan

keputusan, setiap bertindak, dan bersosialisasi dengan masyarakat.

B. Pemikiran Imam Nawawi tentang Nilai Pendidikan dalam Kitab

Nashaihul „Ibad

Salah satu karya Imam Nawawi yang sudah dikenal dalam dunia

pesantren adalah kitab Nashaihul „Ibad. Karya beliau yang satu ini

mengajak kita terutama para pemuda untuk menjadi hamba yang santun

dan bijak dalam mencari ilmu. Dengan harapan agar dalam mencari ilmu

tidak hanya memperoleh pemahaman saja, namun juga keberkahan dari

ilmu yang dicari tersebut.

Islam menekankan pendidikan yang berorientasi pada pencapaian

kebaikan bagi individu dengan menawarkan amal saleh sebagai simbol

orientasi baru. Dengan amal saleh akan lahir manusia baru yang berhak

memperoleh kebaikan, sebab amal saleh yang dilakukannya akan

membuatnya berbeda dari sebelum memperoleh pendidikan dan amal saleh

(Aly, 2008: 80).

Kebahagiaan hakiki bukan terletak pada meteri, jabatan, status

sosial, dan kedudukan-kedudukan yang lain, melainkan terletak pada

Page 46: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

33

kebersihan dan kesucian hati dalam bertawajjuh kepada Allah (Kauma,

2005: 17).

Berangkat dari pengertian pendidikan di atas, selanjutnya akan kita

bahas dan ketahui bagaimana penjabaran tentang nilai pendidikan menurut

imam Nawawi dalam kitab Nashaihul „Ibad di bawah ini.

1. Bab 2 Perkara

a. Perintah Bergaul dengan Ulama‟

ن هللا ت ل ل يي اق ب إ ا ال ا ا ا م ا ا ت بن ور ا يي

ا ا مل .ر مل

“Hendaklah kalian duduk bersama ulama dan mendengarkan

perkataan hukama‟ (orang bijak). Karena sesungguhnya Allah Ta‟ala

menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana

menghiduplan bumi yang mati dengan hujan.”(Nawawi, tt: 2)

b. Dua Pencarian

من ن ف ط ب ال نت جلن ف ط بو من ن ف ط اب ا لص . نت ان ر ف ط بو

“Barang siapa mencari ilmu, Berarti ia sedang mencari surga dan

barang siapa mencari kemaksiatan, berarti ia sedang mencari

neraka.”

Yang dimaksud ilmu disini adalah ilmu yang bermanfaat, yang

wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap orang yang baligh dan

berakal sehat.

c. Perbedaan Antara yang Berilmu dan yang Bodoh

. ب ا ل ا طن ا ى :

Page 47: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

34

“ Orang yang berpengetahuan tidak akan merasa asing dimanapun ia

berada dan orang yang tidak berpengetahuan akan merasa terasing

dimanapun ia berada.”

Artinya seseorang yang bersifat memiliki ilmu dan amal maka

sesungguhnya ia akan dihormati diantara manusia di mana saja

berada. Oleh karena itu di mana saja berada layaknya mereka seperti

di negeri sendiri dan dihormati. Sebaliknya orang yang bodoh adalah

kebalikannya meskipun di negeri sendiri mereka merasa asing

(Kauma, 2005: 36)

2. Bab 3 Perkara

a. Umar R.A. Berkata:

ح ن ا ودد إل ان س نصف الق ح ن ا ؤ ل نصف ال ح ن . ا ب نصف ا ل

“Bersikap simpatik dengan orang lain adalah bagian dari kecerdasan

akal, Bertanya dengan cara yang baik adalah bagian dari ilmu, dan

kepandaian memanage adalah bagian dari penghidupan.”

b. Tiga Nasehat

ن ه ر ى أن رج من بن إا ئ خ ج إل ط ب ال ف ب غ ذاك ب ه اي ف ب لث إا و فأت ه ف ق ل او ي ف ت إن أ ظك بث ث خص ل ف آلخ ين خف هللا ف ا ال ن أم ك ا نك ن خل ق تذ ى إ ب نظ خب زك اذى تأ و حت ي ون من ا ل ف م نع الت ن

. خل ج

“Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa ada seorang lelaki

dari kalangan Bani Israil yang hendak pergi menuntut ilmu dan berita

itu sampai kepada Nabi mereka, lalu ia dipanggil untuk menghadap.

Page 48: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

35

Setelah datang , Sang Nabi berkata kepadanya: Wahai anak muda,

Camkanlah! aku akan memberimu beberapa wejangan dari ilmu

orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,

yaitu: Takutlah kepada Allah baik sewaktu berada ditempat sepi

maupun ditempat ramai, jaga lisanmu jangan sampai engkau berkata

sembarangan kepada orang lain, kecuali hal-hal yang baik, dan

perhatikan makananmu jangan sampai kau memakannya kecuali dari

hasil yang halal. Karena beratnya pesan tersebut, sedang tiada

kemampuan bagi pemuda itu untuk menunaikannya bila jauh dari

Nabinya, akhirnya dia mengurungkan niatnya mecari ilmu ke negri

lain.”

c. Tiga Azas Agar Ilmu Bermanfaat

ر ى أن رج من بن إا ئ مجع مث ني ت بوت من ال ل ين لع بل و فأ حي هللا ت ل ل إل نب ه أن ل لذ جل مع او مجلت ث من ال ل ؤمني

للك إ أن ت ل بث ث أش ا تب ا ن ف ت ب ر مل ي ن .تص حب ا ن ف س ب ف ق ملؤمني تؤذ أح ف س حب ف ملؤمني

“Diceritakan dalam suatu riwayat bahwa dahulu pada masa

kaum Bani Israil terdapat seorang lelaki yang mempunyai 80 peti

yang penuh dengan kitab-kitab ilmu yang telah dibacanya, namun ia

tidak beroleh manfaat dari ilmunya, Allah pun menurunkan wahyu

kepada Nabi-Nya untuk menyampaikan kepada lelaki tersebut:

“Meskipun engkau mengumpulkan ilmu yang banyak niscaya ilmu itu

tidak akan memberi manfaat bagimu, kecuali engkau mengerjakan

tiga hal berikut: Jangan engkau mencintai dunia, karena dunia bukan

tempat orang-orang beriman menerima pahala-Nya, Jangan berteman

dengan setan, karena setan bukan teman orang-orang beriman,

Jangan mengganggu seseorang, Karena mengganggu orang lain

bukanlah pekerjaan orang-orang beriman.”

3. Bab 4 Perkara

a. Empat Penentu Tegaknya Agama dan Dunia

Ali R.A. Berkata

Page 49: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

36

ن ئ ي م د مت أرب ل : ن راي هللا نو ي ز ل ا ين ا أش ا م د م ن ا ي بخ ون خول م د م ال ا ي ل ون و

لون م د م جله ا ي ب ن ل ي ل و م د م الق ا يب . خ ت ه ب ن ى

“Agama dan dunia akan selalu tegak selama empat golongan berfungsi

dengan baik, yaitu selama orang kaya tidak bakhil, selama para ulama‟

mengamalkan ilmunya, selama orang-orang bodoh tidak takabbur dari

sesuatu yang tidak mereka ketahui dan selama orang-orang fakir tidak

menjual akhirat mereka dengan duniawi.”

b. Empat Perkara Tempat Terdapatnya Empat Perkara Lainnya

ن ى ف أرب ل فأح أن ط ه : ن ح م ا لف ررو هللا أنو ل أرب ل ط ب ن ن اغن ف ا ل ف وج ن ف اقن ط ب ف وج ن ى ف أرب ل أخ ى ط ب

ن ا ذ ت ف انل ف وج ن ى ا ح ف اث ة ف وج ن ى ف ا ل ط ب ن ال ف ب ن شبع فوج ن ه ف ب ن ج ئع .ف اب ن اص ط ب

“Hamid Al-Lafaf berkata: “Aku telah mencari empat hal dalam empat

hal yang lain, tetapi ternyata aku salah, kemudian aku baru

menemukannya dalam empat hal yang lainnya lagi, yaitu:

- Aku mencari kecukupan dalam harta, namun aku temukan dalam

sikap qana‟ah

- Aku mencari ketenangan dalam banyaknya harta, namun aku

temukan dalam harta yang sedikit

- Aku mencari kenikmatan dalam kesenangan, namun aku temukan

pada badan yang sehat

- Aku mencari ilmu dengan keadaan perut kenyang, namun aku

temukan dalam keadaan perut lapar.”

4. Bab 5 Perkara

a. Lima Larangan Meremehkan

Sabda Rasulullah:

Page 50: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

37

من أى ن خ خ خ من : ر ن ان هللا و ا ن من ا خف ب ال ا خ ا ين من ا خف ب م ا خ ا ا خف ب جل ن خ ا ن فع من ا خف ب ب ا خ اودة من

. ا خف بأى و خ ط ب ا ل “Barang siapa meremehkan lima golongan, maka ia rugi dalam lima

hal, yaitu:

- Barang siapa meremehkan ulama‟, maka ia akan rugi dalam

urusan agama.

- Barang siapa meremehkan pemerintah, maka ia akan rugi dalam

urusan dunia.

- Barang siapa meremehkan tetangga, maka ia akan rugi dalam

beberapa hal yang ia perlukan.

- Barang siapa meremehkan kaum kerabat, maka ia akan rugi

dalam urusan kasih sayang.

- Barang siapa meremehkan istrinya, maka ia akan rugi dalam

urusan kenikmatan hidup.

5. Bab 6 Perkara

a. Enam Nasehat Yahya bin Mu‟adz Ar-Razi

ال دا ال اله ا ال : ن ي بن مل ذ ا زى ررو هللا ن ين ا ن وب ا ل رد ا ا ب الق ئ ا خ لوى م ب ا ذ

.او آلخ ة Yahya bin Mu‟adz Ar-Razi berkata: “Ilmu itu pembimbing amal,

pemahaman itu wadahnya ilmu, Akal itu penuntun pada kebaikan,

hawa nafsu itu kendaraan dosa, harta itu pakaian orang-orang takbur

dan dunia itu pasarnya akhirat.”

6. Bab 8 Perkara

a. Delapan Hal Yang Tidak Pernah Kenyang

Page 51: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

38

مث ن أش ا ت بع من مث ن الي من انظ : ل انب و ا م ر من ا ن ث من اذ ال ل من ال ا ئ من ا ئ

ا ان ر من ا ب . ا ي من جل ع اب من مل

“Ada delapan hal yang tidak pernah kenyang dari delapan hal, yaitu:

Mata tidak akan pernah kenyang dari memandang, bumi tidak akan

pernah kenyang dari menerima hujan, wanita tidak akan pernah

kenyang dari laki-laki, Ulama tidak akan pernah kenyang dari

menuntut ilmu, pengemis tidak akan pernah kenyang dari meminta-

minta, orang serakah tidak akan pernah kenyang dari mengumpulkan

harta benda, lautan tidak akan pernah kenyang dari menampung air

dan api tidak akan pernah kenyang dari memakan kayu bakar.

b. Delapan Perhiasan

يق راي هللا نو : مث ن أش أ ىن زي ن اث ن ش ا : ل أب و ب اص الل زي ن الق ا زي ن انل اصب زي ن اب ا ا و اع زي ن ا ب ا زي ن ال ا ذا زي ن ا ل ت ك ا ن زي ن إلح ن

. خل وا زي ن اص ة

“Ada delapan perkara yang merupakan perhiasan bagi delapan

perkara yang lain, Yaitu:

- Memelihara diri dari meminta-minta merupakan perhiasan bagi

kefakiran.

- Bersyukur kepada Allah merupakan perhiasan bagi nikmat yang

telah diberikan-Nya

- Sabar adalah perhiasan bagi musibah

- Tawadhu‟ adalah perhiasan bagi (kemuliaan) nasab

- Santun adalah perhiasan bagi ilmu

- Rendah hati adalah perhiasan bagi seorang pelajar

- Tidak menyebut-nyebut pemberian merupakan perhiasan bagi

kebaikan

- Khusyu‟ adalah perhiasan bagi sholat.”

7. Bab 10 Perkara

Page 52: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

39

a. Sepuluh Hal yang Sia-Sia

ل ي ئ نو : أا ع ش ا ة : ل ث ن راي هللا نو ي ل بو رأ و ب ي قب ا ح ي ل م يص لق منو خ ت ب ازى ف ف و مص ف ي ق أ ف و م ل ي ن

ن طوي ي ز د ف و ا ل ه .ب ن من ي ي ا

“Utsman bin „Affan berkata: Ada sepuluh hal yang sungguh sia-sia,

yaitu:

- Orang alim yang tidak ditanyai tentang ilmunya

- Ilmu yang tidak diamalkan

- Pendapat benar yang tidak diterima

- Senjata yang tidak dipakai

- Masjid yang tidak dipakai sholat

- Al-Qur‟an yang tidak dibaca

- Harta yang tidak diinfaqkan

- Kuda (kendaraan) yang tidak ditunggangi

- Ilmu zuhud di hati orang yang cinta keduniaan

- Umur panjang yang tidak digunakan untuk mencari bekal (ke

akhirat).

b. Sepuluh Hal Terbaik

م ث دب خ ح ف ا قوى : ل راي هللا نو ال خ ئ ح ن خل ق خ بض ال اص ا خ خ ز د الب دة خ ون ا وت خ ين ا خ زي اقن خ ن ا وف ق خ

.مؤدب

“Ali R.A. berkata: Ilmu adalah sebaik-baik harta warisan, sopan

santun adalah sebaik-baik perolehan, Taqwa adalah sebaik-baik ke

akhirat, ibadah adalah sebaik-baik harta perniagaan, amal shalih

adalah sebaik-baik penuntun (ke surga), budi pekerti yang mulia

adalah sebaik-baik teman, sifat hilm (santun) adalah sebaik-baik

pembantu, Qana‟ah adalah sebaik-baik kekayaan, taufiq adalah sebaik-

Page 53: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

40

baik pertolongan, mati adalah sebaik-baik pendidik (menuju kebaikan

akhlak).

c. Sepuluh Aneka Kesentausaan

ال ف ة أ جو خ ف : ل راول هللا هللا و ا ن ال الب دة ا ز من ا ل ن خ ف آلخ ة فأم ات ف ا ا ة ا انل أم ات ف آلخ ة فإنو يأت و م ك اصب ا ا وت ب ا ر ا ف ي و من ن ف اقب ي ون من ف الز ا مع ف خ ب ت ا أتو ت قب ح ن تو ي اص ط اب ا

. جلن ف ا م

“Rasulullah SAW bersabda: Kesentosaan (orang beriman) itu ada

sepuluh macam, lima diberikan di dunia dan lima lagi diberikan di

akhirat. Adapun yang diberikan di dunia adalah:

- Memiliki ilmu

- Bisa beribadah

- Memperoleh rizqi yang halal

- Sebar ketika menerima musibah

- Bisa mensyukuri nikmat Allah.

Adapun lima macam kesentosaan yang diberikan di akhirat adalah:

- Malaikat izroil datang kepadanya dengan kasih sayang dan

lembut (sewaktu mencabut ruhnya)

- Malaikat Munkar dan Nakir tidak akan mengejutkan dan

membentak dirinya dalam pertanyaan kuburnya

- Dia akan merasa aman dari ketakutan yang maha dahsyat

- Ketika segala keburukannya dihapus dan diterima segala amal

shalihnya

- Ketika melintas shirat bagaikan kilat sehingga bisa masuk surga

dengan selamat.

Page 54: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

41

BAB IV

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB

NASHAIHUL „IBAD

A. Nilai Pendidikan dalam Nashaihul „Ibad

Nabi Muhammad merupakan uswatun hasanah terbaik di dunia ini,

beliaun adalah sebaik-baik umat, sumber pendidik sepanjang zaman.

Beliau adalah Nabi dan Rosul terakhir yang tidak ada keraguan perihal

keimanannya. Tetapi, beliau tetap terus berusaha menambah keimanan

setiap hari, walaupun kehidupan akhirat beliau telah dijamin masuk surga.

Banyak para sahabat sampai ulama‟ yang mengikuti jejak beliau baik

dalam hal keilmuan maupun akhlaknya. Termasuk yang berusaha

mengikuti jejak beliau adalah Imam Nawawi Al-Bantani. Seorang ulama‟

indonesia yang namanya kini mendunia.

Kita sebagai umat beliau tentu harus dengan semaksimal mungkin

meniru perilaku beliau dalam hal keilmuan dan akhlak. Manusia diberi

keutamaan lebih daripada makhluk lain. Manusia dilantik menjadi khalifah

di bumi untuk memakmurkannya. Untuk itu dibebankan kepada manusia

amanah. Diberikan pula kebebasan dan tanggung jawab memiliki serta

memelihara nilai-nilai keutamaan. Keutamaan yang diberikan bukan

karena bangsanya, bukan juga karena warna, kecantikna perwatakan,

harta, derajat, jenis profesi dan kasta sosial atau ekonominya. Tetapi

semata-mata karena iman, takwa, akhlak, ketinggian akal dan amalnya.

Page 55: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

42

Selain itu karena kesediaan insan menimba ilmu pengetahuan yang

berbagai jenis (Al-Syaibany, 1983: 107)

Manusia harus mempunyai pendidikan sebagai pembeda dari makhluk

lain. Utamanya pendidikan dalam masalah agama. Dalam kaitan ini Malik

Fajar mengatakan bahwa hubungan antara Islam dengan pendidikan

bagaikan dua sisi dari sekeping mata uang, artinya Islam dan pendidikan

mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar. Namun demikian,

upaya menghubungkan antara Islam dengan pendidikan dan masalah

lainnya dalam peta pemikiran Islam, masih dijumpai adanya perdebatan

yang hingga kini masih belum tuntas (Nata, 2003:222).

Menuntut ilmu hukumnya wajib. Sebagaimana dalam sabda

Rasulullah SAW:

ط ب ال ف يض ي م

Artinya:”Menuntut ilmu itu wajib atas semua orang Islam.” (H. R.

Baihaqi) (Kitab Sunan Ibnu Majah, Juz 1, halaman 98).

Begitu pentingnya Ilmu pengetahuan hingga seorang pelajar rela

mengeluarkan biaya yang besar untuk sebuah ilmu. Namun tidak cukup itu

saja. Para pelajar tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat

mengambil manfaatnya tanpa mau menghormati guru. Karena ada yang

mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil, mereka ketika masa

mencari ilmu sangat menghormati ilmu dan gurunya, dan orang-orang

Page 56: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

43

yang tidak berhasil dalam menuntut ilmu karena mereka tidak mau

menghormati ilmu dan gurunya (Al-Zarnuji, tt:16).

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam menuntut ilmu,

yaitu: pertama, bagi murid hendaknya berniat suci untuk menuntut ilmu,

jangan berniat untuk hal-hal duniawi, dan jangan melecehkan dan

menyepelekannya. Kedua, bagi guru dalam mengerjakan ilmu hendaknya

meluruskan niatnya terlebih dahulu, tidak mengharapkan materi semata-

mata. Di samping itu, yang diajarkan hendaknya sesuai dengan tindakan-

tindakan yang diperbuat.

Dalam kitab Nashaihul „Ibad karya Imam Nawawi menjelaskan

perihal nilai pendidikan bagi seorang pelajar dalam meraih ilmu

pengetahuan. Adapun analisis yang dapat ditarik dari pembahasannya,

yaitu:

1. Berperilaku Takwa

Banyak sekali definisi takwa yang dikemukakan para ahli,

antara lain:

a. Takwa ialah melaksanakan segala perintah Allah SWT dan

menjauhi segala yang dilarang-Nya, baik secara lahiriah

maupun batiniah dengan cara mensyiarkan agama Allah

SWT dan mencintai-Nya dengan penuh keikhlasan.

b. Takwa adalah ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT

semata.

Page 57: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

44

c. Barang siapa yang ingin takwanya diterima, tinggalkanlah

maksiat dan perbuatan dosa.

Perilaku takwa harus ditanamkan dalam jiwa seorang pelajar

agar ilmu yang diperoleh dapat memberi manfaat bagi dirinya sendiri

maupun kepada orang lain dengan tidak melupakan Allah sebagai

sumber seluruh ilmu pengetahuan. Seorang berilmu yang tertanam

takwa dalam dirinya akan merasa takut unutk melakukan larangan-

larangan Allah serta senantiasa melaksanakan apa yang telah

diperintah-Nya.

Dalam Al-Qur‟an dijelaskan:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalaian

kepada Allah dan katakan perkataan yang benar, niscaya Allah akan

memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa

kalian. Dan barangsiapa yang menta‟ati Allah dan Rosulnya maka

sungguh dia telah mendapat kemenangan yang besar. (Q.S. Al-Ahzab

70-71) (Http//www.alquran-digital.com).

Jelas janji Allah dalam ayat tersebut bahwa jika kita bertakwa

denga sebenar-benarnya takwa maka Allah akan memperbaiki amal dan

mengampuni dosa kita.

Takwa adalah membuat perlindungan dari siksa Allah, yaitu

dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-

Page 58: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

45

larangan-Nya. Inilah yang disebut takwa. Dan ini adalah batasan yang

terbaik untuk mengartikan kata “takwa”.

Bertakwalah kepada Allah SWT di mana pun engkau berada,

yakni di tempat mana pun engkau berada. Engkau tidak hanya bertakwa

kepada Allah SWT di tempat yang disana orang-orang melihatmu saja.

Seperti bertakwa hanya saat berada di masjid, kantor, rumah dan

jalanan saja. Bertakwa juga tidak hanya di bulan ramadhan, tapi juga di

waktu-waktu yang lain karena semua waktu adalah milik Allah SWT.

Dan tidak hanya bertakwa kepada-Nya di tempat-tempat yang engkau

tidak dilihat oleh seorang pun, karena Allah SWT senantiasa

melihatmu, di tempat manapun engkau berada. Oleh karena itu,

bertakwalah di manapun engkau berada.

2. Berperilaku syukur

Syukur berarti berterima kasih atas segala nikmat yang telah

diberikan Allah. Dan perilkau ini yang harus ada dalam diri seorang

pelajar. Karena setiap nafas yang kita hirup merupakan kuasa-Nya.

Syukur menurut (Al-Raghib Tt, 265) terbagi dalam 3 macam. Pertama

syukur hati yaitu dengan mengingat-ingat nikmat yang telah diberikan

Allah dengan perasaaan hati. Kedua syukur lisan yaitu bentuk syukur

yang diucapkan dengan lisan, baik kepada Allah atau kepada sesama

manusia. Diantara syukur lisan adalah dengan mengucap

Alhamdulillah. Ketiga adalah syukur anggota badan yaitu bentuk

Page 59: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

46

syukur yang dilakukan dengan membalas nikmat atau kebaikan dengan

kepatutan atau kepantasan yang layak.

Seorang hamba tentulah harus selalu bersyukur kepada

Tuhannya. Terkadang saat mendapat nikmat dan kebahagiaan kita lalai

dalam mensyukuri nikmat tersebut namun saat mendapatkan cobaan

atau musibah mengaku bahwa kita sedang diuji oleh-Nya padahal saat

sedang bahagia tidak mengingatNya. Padahal Allah selalu ada untuk

kita dalam keadaan apapun.

Begitu penting dan besarnya manfaat syukur dalam kehidupan

hingga Allah berfirman dalam Al-Qur‟an:

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti aku akan menambah

nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku ,

sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.(Q.S. Ibrahim: 7).

(Http//www.alquran-digital.com).

3. Khusyu‟

Khusyu adalah dengan kerendahan hati atau dengan sungguh-

sungguh. Sebagai peserta didik haruslah mengetahui tentang tujuannya

mencari ilmu, memalingkan diri dari ilmu yang dapat mendatangkan

kebingungan terhadap dirinya sendiri. Al-Ghazali berkata, ilmu-ilmu

yang semata-mata mementingkan khilafiyyat (perbedaan pendapat

dalam ilmu fiqih) atau mujadalat (perdebatan) dalam ilmu kalam, atau

pengetahuan tentang cabang-cabang yang amat rinci, maka pemusatan

pikiran tentangnya sambil memalingkan diri dari selainnya, tidak akan

Page 60: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

47

berakibat lain kecuali kekerasan hati, kelalaian akan Allah SWT.

keterlibatan dalam kesesatan yang berlanjut serta menguatnya ambisi

untuk meraih kedudukan dalam masyarakat. Kecuali siapa-siapa yang

diselamatkan oleh Allah SWT. dengan rahmat-Nya, atau

mencampurinya dengan pelbagai ilmu keagamaan (Al-Baqir,

1996:192). Untuk itu peserta didik haruh memfokuskan diri pada

pencapaian suatu keberhasilan dalam ilmu, amal dan akhlak yang baik.

Sedangkan bagi seorang pendidik sendiri maka harus

merendahkan hati dalam menyampaikan ilmu dan bersungguh-sungguh

terhadap pencapaian sebuah ilmu, mencerdaskan dan membentuk

karakter perilaku pada peserta didik. Hendaknya ia tidak mengabaikan

apapun untuk menasehati muridnya. Kemudian, hendaknya ia selalu

mengingatkan bahwa tujuan sebenarnya dari upaya mencari ilmu adalah

demi ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan demi

meraih jabatan, kepemimpinan atau untuk bersaing dengan rekan

sesamanya.

4. Sabar

Sabar adalah menahan hawa nafsu agar tetap berada pada batas-

batas yang telah ditentukan oleh agama. Sabar merupakan salah satu

sifat keutamaan yang sangat dibutuhkan oleh seorang muslim, baik

dalam kehidupan dunianya maupun dalam kehidupan agamanya. Antara

sabar dan syukur ada keterkaitan seperti keterkaitan yang ada antara

nikmat dan cobaan dimana manusia tidak bisa terlepas dari keduanya.

Page 61: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

48

Karena syukur dengan amal perbuatan menuntut adanya kesabaran

dalam beramal.

Ulama‟ membagi sabar menjadi tiga:

a. Sabar dalam musibah, yaitu kerelaan menerima kehendak Allah

yang pad awalnya terasa tidak nyaman seperti sakit, kurang harta,

ketakutan, kelaparan , bencana alam dan sebagainya.

b. Sabar dalam ibadah, kerelaan melakukan kehendak Allah yang

wujud dalam perintah-perintah-Nya.

c. Sabar dalam maksiat, kerelaan diri menerima ujian melakukan

hal-hal yang menjadi larangan-Nya (Sultoni, 2007: 153)

Oleh karena itu, sabar adalah separuh iman, sebab tidak satupun

maqam iman kecuali disertai kesabaran (Hawa, 2004:370). Bahkan

Allah akan memberikan derajat yang tinggi dan kebaikan, dan

menjadikannya sebagai buah dari kesabaran. Firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-

orang dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka

perbuat” (QS. An-Nahl:96). (http//www.alquran-digital.com).

Untuk itu, seorang guru harus sabar dalam menyampaikan ilmu,

pelan-pelan dalam menyampaikannya dan memahami karakter setiap

murid agar para murid tetap antusias dalam menerima pelajaran.

Sedangkan murid sendiripun juga harus sabar dalam menerima ilmu,

dan bersabar pula terhadap kekerasan seorang guru. Murid harus

Page 62: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

49

berfikir terhadap hal yang ditujukan kepadanya, dengan fikiran yang

positif, bahwa hal yang demikian itu untuk kebaikan dirinya.

5. Zuhud

Sederhana disini yaitu menggunakan segala sesuatu yang

tersedia baik berupa benda dan lain-lain menurut keperluan dan tidak

berlebih-lebihan. Baik guru maupun murid senantiasa berperilaku

sederhana dalam segala hal, tidak berlebihan dan tidak pula kikir. Hidup

sederhana tidaklah berarti hidup melarat atau hidup serba kekurangan.

Hidup sederhana adalah hidup yang wajar yang terletak diantara hidup

kekurangan dan hidup yang mewah, atau dengan kata lain hidup secara

seimbang.

Zuhud merupakan pertanda kebahagiaan, manifestasi penjagaan

Allah, apabila cinta dunia merupakan pangkal kekeliruan, maka

membencinya merupakan pangkal segala ketaatan dan kebaikan.

Mengenai zuhud ini, kita bisa menyimak ayat al-Qur‟an yang menyifati

dunia dengan mata‟ul ghurur (kesenangan yang menipu). Allah

berfirman:

Page 63: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

50

Artinya: “ Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini

hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan

bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang

banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya

mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan

kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat

(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-

Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang

menipu. (QS. Al-Hadid:20) (Http//www.alquran-digital.com).

Kehidupan yang dihimbaukan oleh Islam adalah kehidupan

yang seimbang antara dunia dan akhirat, seimbang kehidupan jasmani

dan rohani. Orang yang semata-mata mendasarkan kehidupan untuk

menuntut kesenangan duniawi biasanya lupa pada kehidupan ukhrawi.

Sehari-hari pikirannya tertuju bagaimana supaya hartanya bertambah

dan menjadi banyak, dan hanya memenuhi keinginan-keinginan

nafsunya.

Tingkatan terendah zuhud adalah tidak meninggalkan ketaatan

karena dunia atau tidak mengerjakan maksiat karenanya. Sedangkan

tingkatan tertinggi zuhud adalah tidak mengambil sedikit pun dari dunia

ini, kecuali bila yakin bahwa mengambilnya lebih disenangi oleh Allah

daripada meninggalkannya. Di antara derajat tersebut, terdapat derajat

lainnya. Zuhud yang benar ditandai oleh tiga hal: tidak merasa senang

dengan pa yang kita miliki, tidak merasa sedih tatkala harta kita sirna,

dan tidak menyibukkan diri mencari dunia dan bersenang-senang

dengannya (Al-Husaini, 1999:202). Seorang guru dan murid senantiasa

membiasakan perilaku zuhud ini, karena akhlak ini untuk membentengi

Page 64: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

51

dari sifat pemborosan dan bakhil, serta tidak terlalu memikirkan dunia

yang menjadi penghambat terhadap tercapainya keberhasilan ilmu dan

akhlakul karimah.

6. Menjaga dari hal yang haram (wira‟i)

Berperilaku wira‟i disini merupakan sikap kehati-hatian

terhadap perkara yang syubhat bahkan haram dalam segala aspek

perilaku kehidupan. Baik guru maupun murid harus berperilaku wirai

terhadap makanan, minuman, tempat dan segala sesuatau yang

dibutuhkan dalam pencapaian ilmu. Dengan akhlak ini hati akan mudah

menangkap ilmu, cahaya dan kemanfaat ilmu.

Menghindarkan diri dari suatu yang syubhat bahkan haram ini

dapat memperkokoh keberagamaan dan merupakan kebiasaan para

ulama‟ yang mengamalkan ilmunya. Rasulullah SAW. bersabda:

من ن ه مور م به ت ي ل هن ث ب ن ا م ب ي ن ا ل ب ي ب ه ت ب ه ت ف ق ا ب أ ا ينو او من ع ف ا ان س ف ن ت ق ا

.(ر ه ابخ رى م ) ع ف ا م

Artinya: “Sesungguhnya yang halal itu sudah jelas, demikian pula yang

haram. Antara keduanya terdapat sesuatu syubhat yang sebagian besar

manusia tidak mengetahuinya. Siapa saja yang berhati-hati darinya,

selamatlah agamanya dan dirinya. Sebaliknya siapa yang tergelincir ke

dalamnya, ia akan jatuh ke dalam keharaman. (HR. Bukhari dan

Muslim). (An-Nawawi, tt:9).

Perlu diketahui sesungguhnya makanan yang haram atau

syubhat tidak akan mendorong pemakannya untuk melakukan amal

saleh. Apabila ia melakukan amal saleh tersebut, ia tidak akan terhindar

Page 65: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

52

dari penyakit hati, seperti ujub dan riya‟. Jelasnya, amal orang yang

memakan harta haram akan ditolak. Sebab, Allah adalah dzat yang baik

dan hanya menerima yang baik. Setiap amal perbuatan pasti dilakukan

oleh anggota badan. Sedangkan gerakan badan didorong oleh daya yang

dihasilkan oleh makanan, jika makanannya haram maka daya yang akan

dihasilkannyapun akan jelek (A-Husaini, 1999:128). Untuk itu, sikap

wirai ini perlu diperhatikan baik bagi guru maupun murid. Dengan

berhati-hati maka tidak akan cenderung untuk menuruti hawa nafsu dan

syahwat yang nantinya akan menimbulkan keburukan dan kejahatan.

Syaikh al-Zarnuji berkata bahwa seorang murid yang

berperilaku wirai, maka ilmunya akan lebih bermanfaat, dan belajarnya

lebih mudah. Termasuk perilaku wirai adalah menghindari rasa

kenyang, banyak tidur, dan banyak bicara. (al-Zarnuji, tt:39).

7. Qona‟ah

Qona‟ah yakni menerima segala sesuatu yang telah diberikan

oleh Allah. Guru dan murid senantiasa harus berperilaku qonaah dalam

segala aspek kehidupan. Dengan menerima segala yang telah diberikan

Allah, maka pendidikan ini akan lebih mempermudah dalam

pencapaian keluasan ilmu dan amal, karena pendidikan ini dapat

membentengi pecahnya hati dan akal terhadap hal-hal yang kurang

bermanfaat dan akan menimbulkan semangat pencapaian sebuah ilmu.

Dengan berakhlak qona‟ah maka akan muncul berbagai sumber

hikmah.

Page 66: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

53

Imam Syafi‟i berkata:

ل ا ن من ط بو بذا , ي ل من ط ب ال بلزة ان لس ال مل . ان لس ا ق ال خ م ال ا أف

Artinya: “Tidak akan beruntung bagi orang yang mencari ilmu dengan

memulyakan dirinya dan berlebihan dalam kebutuhannya, akan tetapi

orang yang beruntung itu adalah orang yang merendahkan diri,

mencukupkan kebutuhan dan melayani ulama” (Asy‟ari, tt:26).

8. Rendah Hati (tawadhu‟)

Tawadhu‟ bukanlah merendahkan maupun menghinakan diri.

Melaikan tawadhu‟ adalah akhlak yang luhur dan sifat yang tinggi,

sedangkan kesombongan bukan termasuk akhlaknya dan tidak patut

bersanding dengannya. Seorang muslim bertawadhu‟ adalah untuk

dimuliakan dan tidak mau sombong agar tidak dicampakkan, sebab

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang tawadhu‟ dan

merendahkan orang-orang yang sombong.

Rasulullah SAW bersabda,

م ت و اع أح , م ز د هللا ب بللو إ ز , م ن قصت من م ل (ر ح مل ). إ رف لو هللا

Artinya: Shadaqah tidak mengurangi harta dan Allah tidak menambah

hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan, dan seseorang tidak

bertawadhu‟ karena Allah kecuali Allah mengangkat derajatnya” (H.R.

Muslim : 2588).

9. Berperilaku Kasih Sayang

Page 67: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

54

Salah satu sifat yang dianugrahkan Allah kepada makhluknya

adalah sifat kasih sayang, tidak hanya kepada sesama manusia

melainkan juga kepada semua makhluk yang bernyawa. Bukan hanya

manusia saja yang diberi sifat kasih sayang oleh Allah, akan tetapi

binatang pun juga diberi oleh-Nya. Allah memerintahkan kepada umat

Islam agar mengasihi sesama manusia, terlebih terhadap sesama

mukmin. Allah berfirman:

Artinya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab

itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu

dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS.

Al-Hujarat:10). (http//www.alquran-digital.com).

Bersikap saling mengasihi dan menyayangi merupakan suatu

kewajiban bagi seorang murid dan guru guna mencapai suatu tujuan.

Guru adalah penyebab kehidupannya di alam yang baka. Dan sekiranya

bukan karena pendidikan sang guru, niscaya apa yang diperoleh dari

ayah akan menjerumuskannya ke dalam kebinasaan yang terus-

menerus. Sedangkan apa yang diperolehnya dari guru, itulah yang akan

berguna baginya untuk kehidupan ukhrawinya yang langgeng. Yang

dimaksud tentunya adalah guru yang mengajarkan ilmu-ilmu akhirat,

atau ilmu-ilmu duniawi untuk digunakan sebagai sarana untuk akhirat,

bukan untuk dunia saja (Al-Baqir, 1996:188).

Dengan berperilaku kasih sayang maka akan muncul sifat saling

menghormati antar sesama. Sikap menghormati sesama manusia ini

Page 68: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

55

sangat ditekankan, karena merupakan suatu bentuk tindakan menjaga

hak-hak sesama manusia. Termasuk menghormati sesama manusia

adalah ramah tamah, berbicara dengan sopan, tidak menyinggung

perasaan, dan mengucapkan salam ketika bertemu baik di jalan maupun

dalam suatu majlis.

10. Menjaga Lisan

Lidah tak bertulang dan lentur namun memiliki efek yang luar

biasa ketika digunakan.sehingga begitu penting kita menjaga lisan.

Allah mengingatkan agar kita berhati-hati dalam menggunakannya. Jika

kita tidak bisa berkata baik maka lebih baik diam. Allah SWT

berfirman:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalaian

kepada Allah dan katakan perkataan yang benar. (Q.S. Al-Ahzab 70).

(Http//www.alquran-digital.com).

Jika kita tidak hati-hati dalam menggunakan lisan akan bisa

menimbulkan bencana dan musibah. Dua orang yang asalnya berteman

bisa saling membenci hanya karena salah perkataan. Maka dapat

dibenarkan apabila ada perkataan bahwa lisan itu lebih tajam daripada

pedang.

Imam Al-Syafii mengatakan, apabila seseorang ingin berbicara,

hendaklah berfikir dulu. Bila jelas maslahatnya maka berbicaralah, dan

Page 69: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

56

jika dia ragu maka janganlah dia berbicara hingga nampak maslahatnya

(http://inilah.com)

11. Mengekang Hawa Nafsu

Ibnu Abbas mengatakan “dinamakan dengan hawa karena

menjatuhkan pelakunya kepada neraka”. Adapun Nafs maknanya

adalah jiwa atau ruh.namun kata nafs ini telah menjadi kalimat yang

berkonotasi negatiff, yaitu yang bermakna selalu mengajak kepada

keburukan. Begitu juga dengan hawa. Hali ini juga sebagaimana telah

dijelaskan dalam al-Qur‟an yang memang pada asalnya nafsu itu selalu

menyuruh kepada keburukan (http//muaraiman.blogspot.com)

Firman Allah:

Artinya: “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),

karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,

kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya

tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Yusuf: 53)

(http//www.alquran-digital.com).

Melihat ayat di atas bahwasanya seorang hamba harus

membersihkan diri dari hawa nafsu, karena sudah jelas bahwa nafsu itu

cenderung pada hal-hal yang bersifat negatif. Maka kebersihan batin itu

harus selalu berusaha untuk dilatih. Sedangkan kebersihan batin dapat

dilakukan dengan membersihkan hati dari akhlak-akhlak yang tercela.

Page 70: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

57

Seperti sombong, riya‟, hasud, dengki, cinta keduniaan dan lain-lain.

Serta menghiasinya dengan budi pekerti yang terpuji, seperti tawadhu‟,

mempunyai rasa malu, ikhlas, dermawan, dan sifat terpuji lainnya. Agar

memperoleh akhlaqul karimah yang telah disampaikan oleh Imam al

Ghazali dalam kitabnya Ihya „Ulumuddin juz II.

12. Berkumpul dengan Ulama‟

Ulama‟ atau adalah pewaris para Nabi. Bukan harta, kedudukan

ataupun kejayaan namun ilmu pendidikan yang diwariskan kepada para

ulama‟. Berkumpul dengan mereka akan mendapatkan banyak

pengetahuan terutama tentang ilmu agama. Dapat mendidik tingkah

laku menjadi baik berkat pengaruh kebiasaan-kebiasaan mereka yang

tentunya jauh lebih baik.

Ulama‟ itu terbagi menjadi 3 macam,

1. Ulama‟ yang sangat menguasai dan memahami hukum-

hukum Allah. Mereka itulah yang memiliki fatwa.

2. Ulama‟ yang sangat dalam kemampuannya tentang ma‟rifat

kepada dzat Allah. Ulama seperti ini disebut Hukama‟.

Golongan ulama‟ ini senantiasa menitikberatkan pada upaya

memperbaiki tingkah laku dan akhlaq, baik untuk diri

sendiri maupun umatnya.

3. Ulama-ulama besar yang disebut dengan Al-Kubara‟.

Ulama‟ seperti ini senantiasa melakukan hal-hal yang terpuji

untuk kepentingan makhluk Allah, terutama ahli ibadah.

Page 71: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

58

Lirikannya lebih memberi manfaat daripada ucapannya

(kauma, 2005: 29)

13. Tholabul „Ilmi

Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi umat Islam. Karena

jika seseorang tidak berilmu maka tak akan dapat menjalankan ketaatan

yang difardhukan Allah SWT, menjauhi kemaksiatan yang diharamkan

Allah SWT, apalagi ibadah sunnah yang berfungsi mendekatkan diri

kepada Allah SWT.

Dengan ilmu, maka akan dapat mengetahui hal yang wajib,

sunnah dan haram. Maka menuntut ilmu dan mengamalkan wajib

hukumya. Karena begitu besar peranan ilmu, dengan mengamalkan

ilmu maka akan diperoleh kebahagiaan dan kesuksesan dunia dan

akhirat.

Nabi bersabda: barang siapa menempuh jalan mencari ilmu

maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR.

Bukhori) (Abi Jamrah, 2005: 30)

Ilmu yang wajib dituntut oleh setiap muslim yaitu ilmu yang

menjelaskan tentang ketentuan yang diwajibkan oleh Allah SWT dan

keharaman yang diharamkan-Nya.

14. Keutamaan Ilmu

Mencari ilmu merupakan kewajiban setiap hamba. Tanpa ilmu

kita tidak bisa menjalani hidup ini dengan baik. Orang yang tidak

memiliki ilmu biasanya akan dimanfaatkan orang lain. Mudah

diperdaya karena kebodohannya, tidak dapat tegak didalam memenuhi

Page 72: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

59

apa yang difardhukan Allah dan tidak dapat taat didalam menjauhi

larangan-Nya.serta tidak dapat menjalankan apa yang disyari‟atkan-

Nya. Ilmu yang barokah adalah ilmu yang memberikan kemanfaatan

kepada kita sehingga menunjukkan jalan yang diridhoi oleh Allah. Ilmu

juga termasuk amalan yang tidak terputus pahalanya. Apabila kita

mengajarkan satu ilmu kebaikan kemudian terus digunakan maka satu

ilmu itu bisa menjadi tabungan kita kelak di akhirat.

Perlu diketahui, bahwa orang yang beribadah tanpa berdasarkan

ilmu, maka bahayanya akan mengancam dirinya. Sebab, ibadah

ibadahnya akan banyak bermanfaat padanya, jika ia mengerti ilmunya.

Banyak orang yang banyak beribadah, kaan tetapi hanyalah

menyusahkan dirinya, karena dia jatuh dalam kemaksiatan. Dia

menganggap taat sebagai maksiat, sedangkan maksiat dianggap bukan

maksiat (Suchaimi, Tt: 73).

Ilmu mengungguli amal, sebab dengan adanya ilmu sekalipun

amal kecil dapat dirasakan manfaatnya, tetapi tanpa ilmu sekalipun

amal besat/ banyak tiada manfaatnya. Maka dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa: “Nilai ilmu lebih berharga daripada amal

ibadah, dan sudah menjadi ketentuan wajib bagi orang yang beramal

ibadah, dibarengi dengan ilmunya, pelanggaran ketentuan tersebut

berakibat sia-sia amal ibadahnya, bagai debu berhambur ditiup angin

(Ramadlan, 1987: 59).

15. Manajemen Waktu

Page 73: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

60

Waktu sangatlah penting bagi guru dan murid. Untuk itu harus

mengoptimalkan waktu yang dimilikinya, baik di waktu malam maupun

siang dengan menggunakan kesempatan yang ada dari sisa-sisa

umurnya. Umur yang tersisa adalah harga yang dimilikinya, dengan

begitu senantiasa pergunakanlah untuk berdiskusi, mengarang,

mengulang pelajaran dan menghafal. Agar waktu tersebut tidak

terbuang secara percuma.

Seorang murid harus menunjukkan perhatiannya yang sungguh-

sungguh kepada tiap-tiap disiplin ilmu agar mengetahui tujuannya

masing-masing. Jika ia masih ada kesempatan, sebaiknya ia berusaha

untuk mendalaminya. Mengurangi segala keterkaitan dengan

kesibukan-kesibukan duniawi. Sebab keterkaitan akan memalingkan

dari tujuan yang hendak dicapai.

Selain itu juga harus mengisi waktu dengan segala aktivitas

ibadah hingga tak ada waktu sedikit pun, baik siang maupun malam,

kecuali untuk mengabdi kepada Allah SWT. Dengan demikian akan

tampak keberkahan waktu, memperoleh faedah umur dan senantiasa

menghadapkan diri pada-Nya. Demikian pula sediakan waktu khusus

untuk mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, minum, dan

mencari nafkah.

Hujjatul Islam, Imam al Ghazali mengatakan bahwa:

“Hendaklah engkau membagi waktumu, mengatur wiridmu dan

menetapkan waktumu dengan segala aktivitas yang tidak akan engkau

langgar dan janganlah engkau terpengaruh dengan hal lain dalam

masalah waktu ini. Barangsiapa menelantarkan dirinya dari aktivitas,

Page 74: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

61

maka ia laksana orang yang tersesat di jalan, bermaksud untuk

menyibukkan diri, tetapi ia sendiri selalu menyia-nyiakan waktunya.

Ketahuilah, waktu itu adalah umurmu dan umur adalah modal untuk

investasi (ibadahmu). Dengan umur itu pula engkau dapat memperoleh

kenikmatan abadi di sisi Allah SWT. Setiap nafasmu bagaikan mutiara

yang tak ternilai harganya, dan bila hilang percuma engkau tak

mungkin mampu mengembalikannya.”

Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan sehari-hari diantaranya:

1) Shalat witir

2) Shalat Dhuha

3) Shalat Awabin

4) Shalat Sunnah Malam

5) Membaca al Qur‟an

6) Mempelajari Ilmu yang bermanfaat

7) Dan aktivitas lainnya yang bermanfaat

B. Implikasi Nilai Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan

Individu manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan apapun, tetapi

ia telah dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk

menguasai berbagai pengetahuan dan peradaban. Dengan memfungsikan

fitrah itulah ia belajar dari lingkungan dan masyarakat oeang dewasa yang

mendirikan institusi pendidikan (Aly, 2008: 1). Kondisi awal individu dan

proses pendidikannya tersebut diisyaratkan oleh Allah di dalam firman-

Nya sebagai berikut:

Dan Allah mengelurakan kamu dari perut ibumu dalam keadaaan

tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl :78)

(http//www.alquran-digital.com).

Page 75: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

62

Sedangkan menengok arti pendidikan itu sendiri adalah usaha

sadar dan sistematis yang dilakukan tidak hanya untuk memanusiakan

manusia tetapi juga agar manusia menyadari posisinya sebagai

kholifatullah fil ardhi, yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan

dirinya untuk menjadi manusia yang bertakwa, beriman, berilmu dan

beramal saleh. Di dalam islam, manusia yang beriman, berilmu dan

beramal saleh memang memiliki derajat yang tinggi. Dalam konteks ini

juga menjadi terkenal kredo dalam agama islam tentang perlunya ilmu

yang amaliyah dan amal yang ilmiah (TPIP FIP-UPI, 2007: ix)

Untuk menjadikan sebuah umat yang berilmu, berakhlak dan

berbudi pekerti yang baik serta berpendidikan yang berkualitas, maka

peran orang tua dalam masalah ini harus lebih mengedepankannya dari

msalah-masalah yang lain. Terlebih perhatian orang tua kepada anak-

anaknya. Maka sudah semestinya semenjak dini orang tua harus sudah

mengenalkan anaknya terhadap hal-hal yang positif dan bernilai luhur,

menjauhkannya dari sifat negatif yang dapat merusak kesucian fitrah

seorang anak. Karena kesucian fitrah inilah yang dapat menentukan

karekteristiknya dimasa mendatang.

Kita bisa menengok bahwa Imam Al-Ghazali, seorang filosof

terbesar sejak dari zamannya dulu hingga saat kini, mengatakan demikin:

“Seseorang anak, sejak ia dilahirkan itu adalah merupakan amanat atau

titipan dari Tuhan kepada kedua orang tuanya. Kalbu anak itu masih bersih

dan suci, bagaikan suatu permata yang maha berharga, sunyi dari segala

Page 76: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

63

macam lukisan dan gambaran. Manakala anak itu dibiasakan kepada hal-

hal yang baik, diperlihatkan kepadanya hal-hal yang bagus dan sekaligus

diajarkan serta diperintah mengamalkannya, maka anak itu akan tumbuh

menjadi manusia, makin hari makin besar dan makin tertancap serta makin

meresaplah kebaikan –kebaikan itu dalam jiwanya. Dengan demikian tidak

perlu disangsikan lagi bahwa anak itu akan memperoleh kebahagiaan di

dunia dan akhirat” (Ghulayaini, 1967: 314).

Pembelajaran dan pendidikanlah yang mampu mengantarkan

seseorang memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, terlebih dalam

menjadikan masyarakat yang berperadaban dan beradab. Melalui proses

belajar dengan mengikuti pola-pola dan norma-norma sosial, mengikatkan

diri pada ideologi dan sistem nilai, serta terlibat dalam aktivitas saling

menukar pengetahuan dan pengalaman, mereka kemudian menjadi

masyarakat yang berperadaban dan beradab. Memang pendidikan

merupakan alat unutk memajukan peradaban, mengembangkan

masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi

kepentingan mereka.

Melihat penjelasan pendidikan di atas, karya Imam Nawawi yang

tertuang dalam kitab Nashaihul „Ibad dapat membimbing kita untuk

menjadi seseorang yang santun dan bijak. Baik terhadap Allah, Rasul-Nya,

maupun sesama manusia. Maka analisis pendidikan yang dapat ditarik

adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Akhlak

Page 77: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

64

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya „ulumuddin

mendefinisikan akhlak sebagai berikut:

خ ىي ل ر اخ ف اق ب تص ر نه و ل فل ل ب هوا من ف رؤي

Artinya: “Akhlak dalah suatu sifat yang tertanam dalam hati, yang

dapat diwujudkan atau dilahirkan dalam bentuk perkataan maupun

perbuatan dengan mudah tanpa dipikir atau diangan-angan terlebih

dahulu.

Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa akhlak itu

terjadi begitu saja tanpa ada rencana sebelumnya. Sifat bawaan yang

akan muncul dengan sendirinya tanpa direkayasa atau difikir terlebih

dahulu. Dengan demikian untuk meraih kesempurnaan akhlah ,

seseorang harus melatih diri dan membiasakannya dalam hidup sehari-

hari. Seseorang harus berlatih dan membiasakan diri berfikir dan

berkehendak, serta membiasakan mewujudkan pemikiran dan

kehendaknya itu dalam hidup sehari-hari. Dengan demikia seseorang

akan meraih kesempurnaan akhlak. Sebab akhlak seseorang bukanlah

tindakan yang direncanakan pada saat-saat tertentu saja, namun akhlak

merupakan keutuhan kehendak dan perbuatan yang melekat pada

seseorang yang akan tampak pada perilaku sehari-hari.

Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,

menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dan

menunjukkan jalan unutk melakukan apa yang harus diperbuat. Akhlak

merupakan sifat yang dekat hubungannya dengan iman (Siroj, 2009: 2).

Page 78: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

65

Baik buruknya akhlak menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya

keimanan seseorang. Orang yang beriman kepada Allah akan

membenarkan dengan seyakin-yakinnya akan keesaan Allah. Meyakini

bahwa Allah mempunyai sifat dengan segala sifat kesempurnaannya.

Seseorang akan dinilai baik oleh orang lain bukan pada tinggi

ilmunya, berbagai macam prestasi yang dia raih atau tinggi pangkatnya.

Namun seorang muslim akan dipandang melalui akhlaknya. Bahkan

Rasulullah diutus ke dunia bukan untuk kedudukan, kekayaan apalagi

politik namun tidak lain hanya untuk menyempurnakan Akhlah.

Sebagaimana sabda Nabi SAW:

ت م رم ح (ر ح أر )إمن بلثت Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-

akhlak mulia.” (HR. Ahmad).

2. Pendidikan Ikhlas

Ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan terus menerus karena

melaksanakan perintak Allah SWT tidak supaya dihormati oleh orang

lain. Perbuatan bisa diumpamakan sebagai jasad dan yang menjadi

ruhnya adalah ikhlas. Jasad sewaktu ditinggal oleh ruh yang dapat

menyebabkan jasad bisa hidup tegak, pasti akan berubah menjadi

bangkai dan tidak bisa bergerak dan akan berubah menjadi bangkai

yang tidak ada manfaatnya. Begitu juga dengan perbuatan yang

dipisahkan dari ruh (Siroj, 2009: 8)

Allah berfirman:

Page 79: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

66

Artinya: ”Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya

menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam

(menjalankan) agama. (QS. Az-Zumr:11) (http//www.alquran-

digital.com).

Ayat di atas memerintahkan kepada kita untuk melandasi segala

aktivitas dengan keikhlasan. Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak

ada motivasi yang membangkitkannya kecuali mencari taqarrub kepada

Allah (Hawa: 2004:320). Keikhlasan hati kepada Allah itulah yang akan

mengangkat derajat amal duniawi semata-mata menjadi amal ibadah

yang diterima oleh Allah.

Keikhlasan yang mendalam adalah masalah yang sangat penting

dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebab ilmu adalah nilai tertinggi yang

oleh Allah dijadikan alat penentu orang-orang mulia di antara hamba-

hambanya. Sesungguhnya ilmu dengan berbagai cabangnya, duniawi

ataupun yang bersifat ukhrawi itu tidak akan bercahaya dan sampai

pada suatu derajat tertinggi, melainkan harus didasari dengan

keikhlasan dan tujuan yang mulia (Masy‟ari, 2008:56). Untuk itu setiap

manusia janganlah berniat kesebalikannya dalam melaksanakan amal

perbuatan dan beribadah, yang bertujuan untuk meraih keduniawiaan

semata. Baik untuk mencari kedudukan, mencari kekayaan, dan

berperilaku untuk mengungguli terhadap manusia. Karena setiap amal

yang di dasari dengan nafsu, tanpa adanya keikhlasan dan niat yang

Page 80: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

67

tulus karena Allah justru akan mengeruhkan kejernihan dari amal itu

sendiri.

3. Pendidikan Tawadhu‟

Tawadhu‟ merupakan sikap merendahkan hati, tidak

memandang pada diri sendiri lebih dari orang lainnya, dan tidak

menonjolkan diri sendiri, yang mana sikap ini perlu dimiliki oleh

seorang hamba. Tawadhu‟ merupakan suatu bentuk perilaku yang mulia

hingga Allah memerintahkan utuk bersikap tawadhu‟ melalui firman-

Nya:

Artinya: “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang

beriman.” (al-Hijr:88) (http//www.alquran-digital.com).

Bagi seorang pelajar hendaknya tidak bersikap angkuh terhadap

ilmu dan tidak pula menonjolkan kekuasaan terhadap guru yang telah

mengajarinya, tetapi menyerahkan sepenuhnya kendali dirinya dan

mematuhi segala nasihatnya. Pelajar sudah sepatutnya bersikap

demikian dihadapan gurunya, dan mengharapkan pahala serta

kemuliaan dengan berkhidmat kepadanya.

Sedangkan bagi seorang hamba, sikap tawadhu‟ perlu

ditamankan dalam hati. Dengan cara menundukkan dirinya dari sikap

sombang, riya, dan angkuh terhadap orang lain yang memiliki kapasitas

keilmuan, derajat maupun pangkat dibawahnya.

4. Pendidikan Tekun

Page 81: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

68

Tekun adalah rajin atau bersungguh-sungguh. Dengan kata lain

tekun adalah kesungguhan tekad dalam melakukan (mencapai) sesuatu.

Tekun merupakan suatu sifat terpuji yang harus dipeganggi oleh setiap

hamba, dan tidak boleh berputus asa dalam menekuni setiap ibadah dan

beramal. Untuk mencapai apa yang di cita-citakan, seseorang harus

menanamkan kesadaran diri untuk senantiasa tekun. Orang akan sukses

apabila tekun dalam melakukan apapun dan tidak bermalas-malasan.

Allah telah berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri”.(QS. Ar-Ra‟du:11). (http//www.alquran-digital.com).

Ayat di atas mengajarkan kepada kita bahwa manusia haruslah

mengusahakan segala hal untuk kehidupannya. Tidak sekedar

menunggu apapun itu dari Allah dengan berpangku tangan. Dengan

ketekunan akan meninggkatkan kesejahteraan diri, mewujudkan cita-

cita dan mengapai tujuan hidup. Terlebih dalam pembelajaran, peserta

didik bersungguh-sungguh dalam belajarnya maka kesejahteraan hidup

di dunia dan akhirat akan dapat diraih.

5. Pendidikan Tawakal

Tawakal adalah kesadaran diri bahwa apapun upaya yang kita

lakukan maka hasilnya adalah terserah Allah SWT (Siroj, 2009: 17).

Orang yang bertawakal selalu dapat mensyukuri rezeki yang

diterimanya dan dapat menerima dengan rela bila tidak mempunya apa-

Page 82: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

69

apa. Orang yang bertawakal tetap saja taat dan melaksanakan ibadah

kepada Allah dalam keadaaan kaya maupun miskin. Karena perubahan

keadaannya tidak pernah mengubah ketaatannya terhadap Sang

Pencipta.

Barangsiapa bertawakal dan pasrah kepada Allah SWT, maka ia

akan dicukupi, ditolong dan selalu dikasihi-Nya. Tawakal tumbuh dari

buah tauhid yang mantap dan sudah mendarah daging dalam hati dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Allah SWT berfirman:

Artinya:”Bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang

yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159). (http//www.alquran-

digital.com).

Inti tawakal kepada Allah adalah sadarnya hati bahwa segala

sesuatu berada di tangan-Nya, baik yang bermanfaat, bermudharat,

yang menyusahkan serta yang membahagiakan. Sangat meyakini bahwa

seandainya seluruh makhluk dikumpulkan untuk memberi kemanfaatan

ataupun kemudharatan, maka mereka sedikit pun tidak akan mampu

melaksanakannya kecuali dengan adanya ketetapan dan ketentuan dari

Allah (Al-Hadad, Tt: 206).

Page 83: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian yang dilakukan oleh

penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistematika penulisan dalam kitab Nashaihul „Ibad.

Sitematika yang dipakai dalam penulisan kitab ini adalah

tematik, yang penulisannya dari satu bab ke bab yang lain berdasarkan

jumlah nasehat dan pokok masalah yang terkandung didalamnya.

Mulai dari dua pokok masalah, tiga pokok masalah, dan seterusnya

sampai sepuluh pokok masalah. Jumlah pembahasannya ada 214 yang

didasarkan pada 45 Hadits dan sisanya merupakan atsar (perkataan

sahabat dan tabi‟in).

2. Bagaimana nilai pendidikan dalam kitab Nashaihul „Ibad karya Imam

Nawawi Al-Bantani.

Dalam kitab Nashaihul „Ibad beliau memaparkan betapa

pentingnya pendidikan pada segala sendi kehidupan. Manusia harus

memiliki pendidikan sebagai pembeda dari makhluk lain. Bahkan

pentingnya pendidikan dalam islam sampai diibaratkan seperti dua sisi

dari sekeping mata uang, artinya Islam dan pendidikan mempunyai

hubungan filosofis yang sangat mendasar dan tidak dapat dipisahkan.

Sangat penting bagi pelajar untuk mengetahui sikap yang harus

dilakukan agar ilmu yang didapatkan dapat memberi manfaat bagi

Page 84: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

71

dirinya sendiri dan orang lain. Beliau menyatakan bahwa ilmu itu

sesuatu yang suci dan hanya akan dapat diserap oleh jiwa yang suci

pula. Pendidikan tidak hanya didapat dari bangku sekolah saja, namun

kita bisa mendapatkannya melalui siapa saja dan apa saja. Dengan

cara berkumpul dengan orang saleh, menjaga diri dari perbuatan yang

dilarang agama dan senantiasa mendekatkan diri pada Allah. Sikap

kita kepada sesama manusia dan makhluk lain juga akan berpengaruh

dalam pendidikan. Menghargai orang lain, menjaga lisan rendah hati

serta sikap-sikap yang seharusnya kita lakukan kepada makhluk lain

akan menjadikan kita sebagai hamba yang santun dan bijak dalam

mengarungi bahtera kehidupan.

3. Implikasi nilai pendidikan kitab Nashaihul „Ibad dalam dunia

pendidikan.

Pendidikan yang telah dipaparkan kitab Nashaihul „Ibad

memberikan penekanan pada sikap yang harus diambil oleh seorang

hamba dalam memperoleh pendidikan dan mengamalkan pendidikan.

Dari pemaparan beliau, implikasi pendidikan yang dapat diterapkan

dalam kehidupan adalah pendidikan akhlak, pendidikan ikhlas,

tawdhu‟, tekun dan tawakal. Dengan pendidikan tersebut seorang

pelajar akan mampu mengarungi bahtera kehidupannya dengan baik.

.

Page 85: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

72

B. Saran

Pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan kita

sebagai manusia terutama pendidikan agama. Baik dalam

hubungannya kepada Sang Pencipta maupun makhluk-Nya. Seseorang

akan ditinggikan derajatnya apabila dia berilmu pengetahuan luas.

Dalam hal „ubudiyah misalnya, kita harus mengtahui ilmu cara sholat,

syarat dan rukunnya agar ibadah kita tidak sia-sia dan diterima Allah.

Oleh karena itu hendaknya pendidikan lebih di prioritaskan daripada

apapun agar nantinya dapat menjadi orang yang memiliki

kesempurnaan akal fikiran.

Page 86: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

73

DAFTAR PUSTAKA

Abi Jamrah, Ibnu. 2005. Khosiyah Abi „Ala Mukhtshar Ibnu „Abi Jamrah lil

Bukhori. Indonesia: Haromain.

Al-Ghazali, Muhammad. Tt. Ihya „Ulumuddin. Indonesia: Al-Haromain

…………… Tt. Al-„Ilm. Terjemah oleh Al-Baqir, Muhammad. 1996. Bandung:

Karisma.

Al-Ghulayaini, Musthafa. Tt. Izhatun Nasyi‟in. Terjemah jilid 2 oleh Siroj,

Zainuri, Hadi Nur. 2009. Jakarta: PT. Albama.

…………………………. Tt. Izhatun Nasyi‟in. Terjemah oleh Moh Abdai

Rathomy. 1976. Semarang: C.V. Toha Putra.

Al-Hadad, Sayyid Abdullah bin Alwi Bin Muhammad. Tt. Risalatul Mua‟awanah.

Terjemah oleh Ihsan dan Suchaimi, Ainul Ghoerry. Jalan Menempu

Ridho Allah. Tt. Surabaya: Al-Hidayah.

Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. Tt. Falsafatut Tarbiya Al-Islamiyah.

Terjemah Oleh Hasan Langgulung. Falsafah Pendidikan Islam. 1983.

Jakarta: Bulan Bintang.

Aly, Hery Noer dan Munzier S. 2008. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska

Agung Insani.

Az-Zarnuji. Tt. Ta‟limul Muta‟alim. Surabaya. Darul Ilmi.

Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Ghofur, Saiful Amin. 2008. Profil Para Mufassir Al-Qur‟an. Yogyakarta. Pustaka

Insan Madani.

Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta. Andi Offset.

Hawa, Sa‟id bin Muhammad Daib. Tt. Al-Musthalakh fii Tazkiyatil Anfus.

Terjemah oleh Tamhid dan Aunur Rafiq Shaleh. 2004. Jakarta: Robbani

Press.

Indar, Djumberansyah. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya. Karya Abditama.

Nata, Abuddin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.

Nawawi, Muhammad. Tt. Nashaihul „Ibad. Semarang: Karya Putra.

...................................... Nashaihul ‟Ibad. Terjemah oleh Kauma, Fuad. 2005.

Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Ramadlan, Abu HF. 1987. Tarjamah Duratun Nasihin. Surabaya: Mahkota.

Siroj, Zaenuri dan Al-Arif, Adib. 2009. Hebatnya Akhlak di atas Ilmu dan Tahta

Jilid 2 . Surabaya: Bintang Books.

Sultoni, Ahmad. 2007. Sang Maha-Segalanya Mencintai Sang Mahasiswa.

Salatiga: STAIN Salatiga press.

Page 87: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

74

Syamsu, Muhammad. 1996. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya.

Jakarta: Lentera.

Tim Pengambang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

bagian III. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.

http//www.alquran-digital.com.

http//muaraiman.blogspot.com/2010/05/wasapadalah-terhadap-hawa-

nafsu.html?m=1

http://inilah.com/news/detail/2145055/keutamaan-menjaga-lisan-1.

Wikipedia.org/wiki/nawawi-al-bantani.

Page 88: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

75

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Muhammad Choirul Umam Jurusan : Tarbiyah

Nim : 111 09 112 Progdi : PAI

No Nama kegiatan Tanggal Keterangan Nilai

1 OPAK “ Sentralisasi Paradigma Gerak

Menuju Mahasiswa Ideal Dalam Menghadapi

Situasi Global” (DEMA)

20 Agustus 2009 Peserta 3

2 Pelatihan Emosional Spiritual Intelligence

Quotient (ESIQ) (STAIN Salatiga)

21 Agustus 2009 Peserta 3

3 User Education (UPT Perpustakaan) 29 Agustus 2009 Peserta 3

4 Seminar Lingkungan Hidup Mapala Mitapasa

Event Fusion 2010 (MAPALA)

24 Mei 2010 Peserta 3

5 Audisi MC & Qori‟ Haflah Akhirussanah ke

63 Pon-Pes Al-Manar

10 Juli 2010 Peserta 2

6 Khotmil Qur‟an Binnadzor Pondok Pesantren

Al-Manar

01 Agustus 2010 Peserta 2

7 Basic Training LK 1 “Mewujudkan

Mahasiswa Islami yang Ideal Demi

Terwujudnya Kader yang Militan

(HMI)

28 Oktober 2010

Peserta

3

8 Praktikum Baca Tulis Al- Qur‟an (BTA) 02 November 2010 Peserta 2

9 Seminar Nasional Pendidikan

“Membudayakan sebuah Pendidikan

Berkarakter Ke-Indonesia-an dakam

Pendidikan Formal” (HMJ Tarbiyah)

06 November 2010 Peserta 3

10 Praktikum Etika Profesi Keguruan 25 November 2010 Peserta 2

11 Praktikum Metodologi Pendidikan Agama

Islam

23 September 2011 Peserta 2

12 Seminar Pendidikan “Menuju Pendidikan

Indonesia Yang Ideal” (HMI)

28 Desember 2011 Panitia 2

13 Training Senoir Course (SC) Se-Jateng dan

DIY “Tranformasi Nilai-nilai Pengkaderan

Menuju Kompetensi Pendidik yang

Berkualitas” (HMI)

20 Februari 2012 Panitia 3

14 Praktikum Telaah Kurikulum Pendidikan

Agama Islam (STAIN Salatiga)

13 Maret 2012 Peserta 2

Page 89: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

76

15 Seminar “Peran Mahasiswa dalam Mengawal

BLSM BLT Tepat Sasaran” (DEMA)

03 Mei 2012 Peserta 4

16 Bedah Buku “Ketika Cinta Bertasbih” (HMI) 13 Mei 2012 Peserta 2

17 Sertifikat Ujian Praktek Pengalaman dan

Keilmuan Lapangan (PPKL) (Pondok

Pesantren Al-Manar)

13 Juli 2012 Peserta 3

18 Musabaqoh Lughoh „Arobiyah “Mewujudkan

Potensi Berbahasa dengan Musabaqoh

Lughoh „Arobiyah” (ITTAQO)

17 Oktober 2012 Peserta 3

19 Workshop Penelitian “Reaktualisasi

Perwujudan Amanah Tri Darma Perguruan

Tinggi dalam Memecahkan Problematika di

Masyarakat” LPM DinamikA)

26 November 2012 Peserta 3

20 Basic Training LK 1”Membangun Paradigma

Mahasiswa yang Berintelektual dan Berjiwa

Nasionalis Religius dalam Perwujudan Insan

Paripurna” (HMI)

03 Desember 2012 Panitia 3

21 Seminar Nasional Kebangsaan “Menggagas

Menasionalismekan Ber-Agama; Upaya

Membingkai Perbedaan keberagamaan dalam

Ke-Indonesiaan” (IPNU)

27 Desember 2012 Peserta 6

22 Dies Natalis HMI ke 66 “66 Tahun HMI

untuk Umat Islam dan bangsa Indonesia”

(HMI)

06 Februari 2013 Panitia 2

23 Follow Up Mission HMI “Membangun Kader

HMI yang Militan” (HMI)

18 Februari 2013 Peserta 2

24 Bedah Buku “Sholat Ngebut Bikin Benjut”

(HMI)

13 Mei 2013 Peserta 2

25 Haflah Akhirussanah dan Haul KH. Djalal

Suyuthi ke 66 Pondok Pesantren Al-Manar

29 Juni 2013 Panitia 2

26 Lomba Cerdas Cermat Ilmu Agama di Pondok

Pesantren Al-Manar

29 Juni 2013 Panitia 2

27 Sosialisasi Empat Pilar (MPR-RI) 23 September 2013 Peserta 6

28 Sarasehan Akbar HMI Komisariat Walisongo

“Merajut Ukhuwah Memperkokoh

Kebersamaan” (HMI)

11 Oktober 2013 Panitia 2

29 Bedah Film “Tanah Surga Katanya” (HMI) 29 Desember 2013 Peserta 2

30 Bahsul Masa‟il Kubro Pondok Pesantren Al-

Mas‟udiyah Blater

28 Januari 2014 Peserta 3

31 Sarasehan Akbar Bersama Tokoh Nasional

“Komitmen Politik Islam dalam Menata Arah

Masa Depan Bangsa Indonesia” )LDMI PB

15 Maret 2014 Peserta 3

Page 90: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

77

HMI)

32 Haflah Akhirussanah dan Haul KH. Djalal

Suyuthi ke 67 Pondok Pesantren Al-Manar

21 Juni 2014 Sekretaris 2

33 Gebyar Rebana Dalam Rangka Haflah

Akhirussanah 7 Haul Pon Pes Al-Manar

21 Juni 2014 Panitia 2

34 Kilatan Ramadhan 1435 H Pondok Pesantren

Al-Manar

19 Juli 2014 Sekretaris 2

Page 91: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

78

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Choirul Umam

Nim : 111 09 112

Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Tempat,tanggal,lahir : Kab. Semarang, 07 Agustus 1991

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Gentan, Rt 07/08, Truko, Kec. Bringin, Kab. Semarang,

__________Jawa Tengah (50772)

No Hp. : 085 727 001 955

Riwayat Pendidikan :

1) SD Negeri Banding 02

2) MTs Sudirman Truko

3) MA Al-Manar

4) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Program Studi

Pendidikan agama Islam (PAI) strata 1

Demikian daftar riwayat hidup (pendidikan) ini penulis susun dengan sebenar-

benarnya.

Wonosobo, 11 April 2015

Penulis

M. Choirul Umam

Page 92: S K R I P S Ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/201/1/M. CHOIRUL... · 2016-02-15 · i NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB NASHAIHUL ‟IBAD KARYA IMAM NAWAWI AL-BANTANI S K R

79