s-atika puspita s.pdf

127
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN ENGINEERING BP TANGGUH, TELUK BINTUNI, PAPUA SKRIPSI ATIKA PUSPITA SARI 1006816022 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA DEPOK JUNI 2012 Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Upload: hanhu

Post on 13-Jan-2017

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: S-Atika Puspita S.pdf

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN ENGINEERING BP TANGGUH, TELUK

BINTUNI, PAPUA

SKRIPSI

ATIKA PUSPITA SARI

1006816022

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA

DEPOK

JUNI 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 2: S-Atika Puspita S.pdf

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN ENGINEERING BP TANGGUH, TELUK

BINTUNI, PAPUA

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Administrasi dalam bidang Ilmu Administrasi

ATIKA PUSPITA SARI

1006816022

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA

DEPOK

JUNI 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 3: S-Atika Puspita S.pdf

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 4: S-Atika Puspita S.pdf

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 5: S-Atika Puspita S.pdf

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

yang berjudul Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan Kesehatan Kerja

terhadap Produktivitas Kerja pada: Karyawan Engineering BP Tangguh, Teluk

Bintuni, Papua ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan

gelar sarjana dari Program Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,

dorongan serta motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung, baik dalam pengumpulan data dan bahan pengajian pembahasan. Maka

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. DR. Bambang Shergi Laksmono, Msc selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

2. Drs. Asrori, MA, FLMI selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Ilmu

Administrasi FISIP UI.

3. Fibria Indriati, S. Sos, M. Si selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Ilmu

Administrasi Niaga FISIP UI. Terima kasih atas semua informasi dan

semangat yang telah diberikan.

4. Drs. Heri Faturrahman, M.Si selaku Ketua Sidang.

5. Drs. Kusnar Budi, M.Bus selaku Pembimbing Skripsi. Terima kasih

banyak atas semua waktu, arahan, bimbingan dan kesabaran dalam

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. Pantius D. Soeling, M.Si selaku Penguji.

7. Nurul Safitri, S.Sos, M.A selaku Sekretaris Sidang dan dosen riset bisnis.

Terima kasih banyak atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis.

8. Segenap staf pengajar Program Sarjana Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga

FISIP UI yang telah banyak membantu, serta membagi ilmu dalam

perkuliahan.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 6: S-Atika Puspita S.pdf

9. Bunda, Ayah, Kakak Gita, Mas Faham, Adik Nisa dan Adel yang selalu

mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis. Terutama untuk Mas

Faham, terima kasih buat semua bantuannya ya, mas.

10. Seluruh Karyawan engineering dari BP Tangguh, terima kasih banyak

karena telah meluangkan waktunya untuk pengisian kuesioner penelitian.

11. Teman-teman seperjuangan: Mega, Yetta, Gera, Ria, Dhita, Rini, Fifi, dan

Fitri yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman Administrasi Niaga Ekstensi angkatan 2010, terutama untuk

penyetaraan 72. Terima kasih atas saat-saat yang menyenangkan di FISIP

UI. Im gonna miss you all.

13. Seluruh pegawai dan staf administrasi Program Ekstensi Ilmu

Administrasi FISIP UI yang telah banyak membantu penulis dalam

pengurusan berbagai berkas yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi

ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan mereka.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan di dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis meminta maaf

sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan tulisan baik yang disengaja maupun

tidak. Harapan dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun

yang ingin melakukan penelitian serupa.

Depok, Juni 2012

Atika Puspita Sari

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 7: S-Atika Puspita S.pdf

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 8: S-Atika Puspita S.pdf

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I

LEMBAR PENGESAHAN II

KATA PENGANTAR III

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH IV

ABSTRAK V

DAFTAR ISI VI

DAFTAR GAMBAR VII

DAFTAR TABEL VIII

DAFTAR LAMPIRAN IX

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Pokok Permasalahan 4

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 5

1.5 Batasan Penelitian 6

1.6 Sistematika Penulisan 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Penelitian Terdahulu 8

2.2 Konstruksi Model Teoritis 14

2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 14

2.2.1.1 Peranan MSDM 14

2.2.2 Produktivitas Kerja 15

2.2.3 Keselamatan Kesehatan Kerja 16

2.2.3.1 Tujuan dan Manfaat K3 19

2.2.4 Keselamatan Kerja 20

2.2.4.1 Kecelakaan Kerja 23

2.2.5 Kesehatan Kerja 26

2.2.6 Sistem Manajemen K3 27

2.2.6.1 Tujuan SMK3 28

2.2.7 Pengaruh K3 Terhadap Produktivitas Kerja 30

2.3 Model Analisis 31

2.4 Hipotesis 32

2.5 Operasionalisasi Konsep 32

BAB 3 METODE PENELITIAN 37

3.1 Pendekatan Penelitian 37

3.2 Jenis Penelitian 37

3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian 37

3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian 37

3.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu 38

3.2.4 Berdasarkan Metode Penelitian 38

3.3 Teknik Pengumpulan Data 38

3.3.1 Data Primer 38

3.3.2 Data Sekunder 39

3.4 Populasi dan Sampel 39

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 40

3.5.1 Uji Validitas 40

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 9: S-Atika Puspita S.pdf

3.5.2 Uji Reliabilitas 40

3.6 Teknik Analisis Data 41

3.7 Keterbatasan Penelitian 44

BAB 4 PEMBAHASAN 45

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 45

4.1.1 BP Tangguh, Papua 46

4.1.2 Visi dan Misi 46

4.1.3 Struktur Organisasi 47

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 49

4.2.1 Hasil Uji Validitas 49

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas 55

4.3 Data Responden 56

4.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin 56

4.3.2 Berdasarkan Usia 57

4.3.3 Berdasarkan Lama Bekerja 57

4.3.4 Berdasarkan Status Pernikahan 59

4.4 Pembahasan Data Jawaban Responden 59

4.4.1 Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja 60

4.4.2 Variabel Produktivitas Kerja 74

4.5 Analisis Spearman 82

4.6 Koefisien Determinasi 84

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 85

5.1 Simpulan 85

5.2 Saran 85

DAFTAR PUSTAKA 86

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 10: S-Atika Puspita S.pdf

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2-1 Teori Domino Terjadinya Kecelakaan 24

Gambar 2-2 Model Analisis 31

Gambar 4-1 Struktur Organisasi Karyawan Engineering BP

Tangguh

48

Gambar 4-2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 56

Gambar 4-3 Data Responden Berdasarkan Usia 57

Gambar 4-4 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja 58

Gambar 4-5 Data Responden Berdasarkan Status 59

Gambar 4-6 Kurva Penerimaan Ho 83

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 11: S-Atika Puspita S.pdf

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1-1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek 2008-2011 1

Tabel 2-1 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu 8

Tabel 2-2 Operasionalisasi Konsep Keselamatan Kesehatan Kerja 33

Tabel 2-3 Operasionalisasi Konsep Produktivitas Kerja 35

Tabel 3-1 Skor Penilaian 39

Tabel 3-2 Nilai Kekuatan Hubungan Antar Variabel 42

Tabel 4-1 Jumlah Karyawan Engineering BP Tangguh 47

Tabel 4-2 Nilai KMO Barlett Test Of Sphericity 50

Tabel 4-3 Nilai Anti Image (VI) Mengukur dan Mengawasi 51

Tabel 4-4 Nilai Anti Image (VI) Pencegahan Kecelakaan 51

Tabel 4-5 Nilai Anti Image (VI) Pencegahan Penyakit 52

Tabel 4-6 Nilai Anti Image (VI) Manajemen Tekanan 52

Tabel 4-7 Nilai Anti Image (VI) Program Kesehatan 53

Tabel 4-8 Nilai Anti Image (VD) Kuantitas Kerja 53

Tabel 4-9 Nilai Anti Image (VD) Kualitas Kerja 54

Tabel 4-10 Nilai Anti Image (VD) Ketepatan Waktu 54

Tabel 4-11 Reliabilitas Dimensi Variabel K3 55

Tabel 4-12 Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja 55

Tabel 4-13 awaban esponden “Mendata Semua Kecelakaan” 60

Tabel 4-14 awaban esponden “Membuat Tim nvestigasi” 61

Tabel 4-15 awaban esponden “Menganalisa Hasil nvestigasi” 61

Tabel 4-16 awaban esponden “Membuat aporan Kecelakaan” 62

Tabel 4-17 awaban esponden “Prosedur Kerja Memadai” 62

Tabel 4-18 awaban esponden “Prosedur Kerja ipahami” 63

Tabel 4-19 awaban esponden “Peralatan Sesuai Pekerjaan” 64

Tabel 4-20 awaban esponden “Peralatan Sesuai Metode” 64

Tabel 4-21 awaban esponden “Peralatan Ber ungsi Baik” 65

Tabel 4-22 awaban esponden “Pengecekan utin Peralatan” 65

Tabel 4-23 awaban esponden “Alat Pelindung iri” 66

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 12: S-Atika Puspita S.pdf

Tabel 4-24 awaban esponden “Sarana Kesehatan yang Memadai” 67

Tabel 4-25 awaban esponden “Tim Medis epat Tanggap” 67

Tabel 4-26 Jawaban esponden “Medical Check p” 68

Tabel 4-27 awaban esponden “ zin it To ork” 68

Tabel 4-28 awaban esponden “Penyuluhan Kebersihan” 69

Tabel 4-29 awaban esponden “Pengiriman Tips Kesehatan” 69

Tabel 4-30 awaban esponden “Pelatihan Pengenalan

ingkungan”

70

Tabel 4-31 awaban esponden “Pelatihan Keselamatan Kerja” 70

Tabel 4-32 awaban esponden “Mengadakan Seminar” 71

Tabel 4-33 awaban esponden “Mengadakan Acara Gathering” 72

Tabel 4-34 awaban esponden “Penawaran munisasi Gratis” 72

Tabel 4-35 awaban esponden “Asuransi Kesehatan” 73

Tabel 4-36 awaban esponden “Sarana Olahraga” 73

Tabel 4-37 awaban esponden “Bertanggung awab atas Output” 74

Tabel 4-38 awaban esponden “Mencapai Target Kerja” 74

Tabel 4-39 Jawaban Responden “Memaksimalkan Hasil Pekerjaan” 75

Tabel 4-40 awaban esponden “Menyelesaikan Pekerjaan” 76

Tabel 4-41 awaban esponden “Nyaman dalam Bekerja” 76

Tabel 4-42 awaban esponden “Fasilitas Kerja” 77

Tabel 4-43 awaban esponden “Teliti dalam Bekerja” 77

Tabel 4-44 awaban esponden “Berkonsentrasi dalam Bekerja” 78

Tabel 4-45 awaban esponden “Kondisi Kerja” 78

Tabel 4-46 awaban esponden “Pekerjaan dengan api” 79

Tabel 4-47 awaban esponden “Mengoptimalkan Kemampuan” 79

Tabel 4-48 Jawaban esponden “Masuk Kerja Tepat aktu” 80

Tabel 4-49 awaban esponden “Menyelesaikan Pekerjaan” 80

Tabel 4-50 awaban esponden “Bekerja Sesuai am Kerja” 81

Tabel 4-51 awaban esponden “Meman aatkan aktu am Kerja” 81

Tabel 4-52 Korelasi Rank Spearman 82

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 13: S-Atika Puspita S.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian X

Lampiran 2 Hasil SPSS Uji Validitas & Reliabilitas XI

Lampiran 3 Hasil SPSS Data Responden XII

Lampiran 4 Hasil SPSS Jawaban Responden XIII

Lampiran 5 Hasil SPSS analisis Rank Spearman XIV

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 14: S-Atika Puspita S.pdf

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, angka kecelakaan kerja menunjukkan angka yang sangat

mengkhawatirkan. Bahkan menurut penelitian International Labor Organization

(ILO). Indonesia menempati urutan ke 52 dari 53 negara dengan manajemen K3

yang buruk. Padahal biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan sangat

besar apabila sampai terjadi kecelakaan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;172).

Menurut data International Labour Organitation (ILO) pada tahun 2010,

tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat kecelakaan

dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja

dan terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (ILO

2009 dalam Ramli, 2010;2)

Berdasarkan data PT. Jamsostek jumlah kasus kecelakaan dalam 10 tahun

terakhir berfluktuasi. Hal ini sejalan dengan jumlah peserta aktif yang juga

bersifat fluktuatif. Adapun mengenai rincian Jumlah kasus kecelakaan selama

tahun 2008-2011 dapat dijabarkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1-1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek Selama Periode

2008-2011

Tahun Jumlah Kecelakaan

2008 93.823

2009 96.135

2010 86.692

2011 92.000

Sumber: Jamsostek, http://www.jamsostek.co.id/ diunduh pada 27 Maret 2012

Dari total kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2010,

pembayaran klaim oleh PT. Jamsostek sebesar Rp 358,458 miliar. Sedangkan

selama tahun 2011, Jamsostek telah membayarkan klaim jaminan kecelakaan

kerja (JKK) sebesar Rp 400 miliar lebih dari sekitar 92.000 kasus kecelakaan

kerja yang terjadi. (Jamsostek. “Perlindungan Maksimal untuk Perlindungan Kerja”.

2011, http://www.jamsostek.co.id/ diakses pada 27 Maret 2012). Semuanya ini

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 15: S-Atika Puspita S.pdf

2

Universitas Indonesia

mengindikasikan masih rendahnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja di

tanah air kita. Keselamatan dan kesehatan kerja belum mendapat perhatian dan

menjadi budaya di tengah masyarakat Indonesia.

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar

bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa

kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban

jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini

merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya

sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. (Gravel,

Rheaume & Legendre, 2011;166)

Dengan mengurangi tingkat dan parahnya kecelakaan kerja, penyakit,

kekerasan di tempat kerja, dan tekanan karena penyakit, serta dengan

meningkatkan kualitas kehidupan kerja bagi pegawainya, maka perusahaan bisa

lebih efektif. Beberapa konsekuensi positif dari tempat kerja yang aman dan sehat

adalah (Jackson, Schuler, dan Werner, 2011;264):

Produktivitas yang lebih tinggi karena berkurangnya hari kerja

yang hilang,

Meningkatnya efisiensi dan kualitas tenaga kerja yang lebih sehat,

Berkurangnya pengeluaran medis dan asuransi,

Menurunnya tingkat pembayaran pegawai dan pembayaran

langsung karena sedikitnya tuntutan yang diajukan,

Meningkatnya reputasi sebagai perusahaan terbaik.

Bertolak pada kurangnya kesadaran akan pentingnya program K3, maka

seharusnya pihak manajer perusahaan perlu memberikan perhatian yang sungguh-

sungguh terhadap pentingnya pemahaman, serta program pelaksanaan K3 dalam

organisasi perusahaan. Karena hanya dengan langkah-langkah serius cerdas dan

kongkret dari pihak pemilik/manajemen perusahaan, K3 tersebut dapat

terwujudkan.

Dewasa ini program keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi hal

penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Manajemen K3 bukan hanya

menjadi tanggung jawab bagian Departemen Sumber Daya Manusianya saja,

tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak yang ada di dalam perusahaan.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 16: S-Atika Puspita S.pdf

3

Universitas Indonesia

Dengan meningkatkan keselamatan dan kesehatan tempat kerja,

perusahaan dapat mengurangi pengeluaran sekaligus memenuhi kebutuhan

pegawainya, serta memenuhi kewajiban mereka bagi masyarakat luas. Karena

program K3 dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih produktif yang

dapat melaksanakan pekerjaan secara kreatif. Selain itu K3 dapat mendorong

pegawai untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya,

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Shikdar & Sawaqed,

2004;224).

Perkembangan perusahaan sangat tergantung pada produktivitas karyawan

yang dimilikinya. Melalui program K3 yang baik, diharapkan dapat menurunkan

tingkat kecelakaan kerja dan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan.

Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan

produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan

bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya (Ridley,

2008;39).

Produktivitas adalah interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor yang

mendasar, yaitu investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan

teknologi, serta riset, manajemen dan tenaga kerja (Sinungan dalam

Setiawan, 2009;48).

Saat ini banyak perusahaan-perusahaan perminyakan yang berlokasi di

Indonesia, salah satunya adalah British Petroleum Indonesia atau yang lebih

dikenal dengan sebutan BP Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

eksplorasi dan produksi minyak serta gas alam cair di perairan laut Jawa dan

Tangguh, Irian Jaya. BP Indonesia memiliki satu proyek yang berlokasi di Teluk

Bintuni Papua, yang dinamakan proyek Tangguh atau BP Tangguh.

BP Tangguh merupakan operator dari proyek Tangguh sebagai kontraktor

PSC (Production Sharing Contract) untuk minyak dan gas di Indonesia dengan

BP Migas (Badan Pengawas Minyak & Gas). Proyek Tangguh itu sendiri

mengolah gas alam yang diubah ke dalam bentuk cair (LNG) sehingga lebih

mudah untuk didistribusikan ke pasar asing yangberlokasi di Asia maupun Eropa.

(http://www.bp.com/ diakses pada 14 Maret 2012)

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 17: S-Atika Puspita S.pdf

4

Universitas Indonesia

Dalam sebagian besar proses kerjanya dalam eksplorasi dan produksi gas

dan perminyakan, tentunya proses kerja banyak dilakukan di luar ruangan, untuk

proyek Tangguh sendiri yang terletak di Teluk Bintuni Papua dilakukan di lepas

pantai. Melihat akan kondisi lingkungan serta proses kerja yang sangat rawan dan

berisiko tinggi terhadap tingginya kecelakaan, maka BP harus dapat memenuhi

tanggung jawabnya dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi para

karyawannya dengan menerapkan program keselamatan kesehatan kerja.

Mengingat hal itu dalam perusahaan BP keselamatan kesehatan kerja

sangat diutamakan dalam menjalankan bisnisnya, karena tujuan dari perusahaan

ini adalah tidak ada kecelakaan, tidak membahayakan orang lain, dan tidak

merusak lingkungan. Oleh karena itu terdapat satu departemen yang dibentuk

khusus untuk menangani keselamatan kesehatan kerja bagi karyawannya (HSE).

HSE merupakan kepanjangan dari Health Safety Environment, departemen ini

mencakup tentang pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja, selain

itu juga menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif, aman, nyaman,

serta memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai sesuai dengan standar

keamanan yang diharapkan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi para

pekerjanya (http://www.bp.com/ diakses pada 14 Maret 2012).

1.2 Pokok Permasalahan

Keberhasilan perusahaan tergantung pada produktivitas kerja dari para

karyawannya. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dari

perusahaan merupakan faktor yang akan membuat karyawan merasakan aman dan

nyaman dalam bekerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja dari

karyawan tersebut meningkat dan dapat membantu perusahaan dalam mencapai

tujuannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diteliti lebih lanjut pengaruh

keselamatan kesehatan kerja terhadap tingkat produktivitas kerja pada karyawan

lapangan BP Tangguh yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua. Dalam penelitian

ini terdapat beberapa masalah yang dituangkan dalam pertanyaan, sebagai berikut:

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 18: S-Atika Puspita S.pdf

5

Universitas Indonesia

1. Apakah pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dapat

mempengaruhi tingkat produktivitas kerja pada karyawan lapangan BP

Tangguh bagian Engineering?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh pelaksanaan program keselamatan

kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja pada karyawan lapangan BP

Tangguh bagian Engineering.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi akademisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

pemahaman tentang pelaksanaan program kesehatan keselamatan kerja.

b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam

mengatasi masalah yang sama atau terkait di masa yang akan datang.

c. Sebagai sumbangan pemikiran yang akan berguna bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

2. Bagi praktisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh

pelaksanaan kesehatan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan lapangan BP Tangguh bagian Engineering.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi

pihak manajemen sumber daya manusia pada BP Tangguh dalam

membantu mengidentifikasi bagaimana kesehatan keselamatan kerja akan

berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan lapangan bagian

Engineering.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 19: S-Atika Puspita S.pdf

6

Universitas Indonesia

1.5 Batasan Penelitian

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, oleh

karena keterbatasan peneliti, maka pada penelitian ini peneliti hanya membatasi

pada program kesehatan dan keselamatan kerja, serta yang diteliti adalah

karyawan lapangan bagian Engineering pada BP Tangguh yang dalam

kesehariannya berhadapan langsung dengan pekerjaan beresiko tinggi yang erat

kaitannya dengan masalah Keselamatan kesehatan kerja, dan semua faktor

produktivitas yang telah disebutkan dianggap tetap.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada bagian sistematika penulisan ini, peneliti menguraikan secara singkat

mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian yang berkaitan dengan objek

penelitian. Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab

dengan susunan sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah,

pokok permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis mengemukakan tinjauan pustaka dengan

menghimpun teori dan konsep dari berbagai literatur yang berasal

dari penelitian terdahulu, konstruksi model teoritis, model analisis,

hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari hasil penelitian,

dan diakhiri dengan operasionalisasi konsep.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menjabarkan mengenai metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari pendekatan penelitian,

jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel,

teknik analisis data, serta diakhiri dengan keterbatasan penelitian.

BAB 4 : PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang profil obyek penelitian,

pengujian dan hasil analisis data, pembuktian hipotesis, pembahasan

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 20: S-Atika Puspita S.pdf

7

Universitas Indonesia

hasil analisis, dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

disebutkan dalam pokok permasalahan.

BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan, serta saran

dari hasil penelitian yang didapat.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 21: S-Atika Puspita S.pdf

8

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan

bahwa pelaksanaan program K3 di setiap perusahaan merupakan hal yang sangat

penting dilakukan. Faktor dari program K3 tersebut dapat mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada keberhasilan perusahaan

dalam mencapai tujuannya.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengambil rujukan dari beberapa

penelitian sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih

sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan informasi yang lebih mengenai topik penelitian yang akan

dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu, yaitu berupa 2 (dua) buah skripsi yang

berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja.Perbandingan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan penulis dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 2-1 Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu

Peneliti 1

Alifiyaumi

(2007)

Peneliti 2

Fitri Asvianti

Handayani

(2010)

Peneliti 3

P. Katsuro,

C.T. Gadzirayi,

Taruwona M,

Suzanna

Mupararano

(2010)

Judul Pengaruh Program

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

Terhadap

Produktivitas Kerja

(Studi pada karyawan

bagian produksi PT.

Perkebunan Nusantara

X (Persero) Pabrik

Gula Gempolkerep

Mojokerto)

Persepsi Karyawan

Mengenai Pengaruh

Penerapan K3

Terhadap

Produktivitas Kerja

di PT. Cahaya Kawi

Ultra Polyintraco

Impact of

Occupational

Health and

Safety on

Worker

Productivity: A

case of

Zimbabwe food

industry

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 22: S-Atika Puspita S.pdf

9

Universitas Indonesia

Lanjutan Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3

Tujuan 1. Untuk

mendeskripsikan

program

keselamatan

kerja, kesehatan

kerja, dan

produktivitas

kerja karyawan.

2. Untuk

mengetahui ada

tidaknya

pengaruh

program

keselamatan

kesehatan kerja

terhadap

produktivitas

kerja karyawan.

Penelitian ini

berusaha

menjelaskan

tentang pengaruh

program

keselamatan dan

kesehatan kerja

terhadap

produktivitas

kerja karyawan di

PT. Perkebunan

Nusantara X

(Persero) Pabrik

Gula

Gempolkerep

Mojokerto.

Untuk mengetahui

pengaruh faktor

keselamatan dan

kesehatan kerja serta

jaminan kesehatan

terhadap

produktivitas kerja

yang dihasilkan oleh

karyawan di bagian

produksi.

1. Untuk

mengetahui

jenis masalah

kesehatan

karyawan

melalui jenis

pekerjaan

mereka.

2. Untuk

menguji

dampak

standar

keselamatan

dan

kesehatan

kerja pada

produktivitas 3. Untuk

menilai sikap

manajemen

terhadap

keselamatan

dan

kesehatan

kerja

karyawan

Pendekatan Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif

Jenis

Penelitian

Deskriptif

Korelasional Deskriptif Deskriptif

Teknik

Pengumpulan

Data

Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan

menyebar kuesioner

terhadap karyawan di

bagian produksi

sebagai responden.

Teknik

pengumpulan data

yang digunakan

dalam penelitian ini

adalah studi

kepustakaan melalui

buku dan laporan

instansi terkait serta

Teknik

pengumpulan

data dilakukan

dengan

menyebar

kuesioner

dengan bantuan

supervisor

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 23: S-Atika Puspita S.pdf

10

Universitas Indonesia

studi lapangan

dengan melakukan

survey dengan

menggunakan

kuesioner yang

diberikan kepada

karyawan bagian

produksi PT.

Cahaya Kawi

Ultra Polyintraco.

produksi,

tinjauan

pustaka,

wawancara dan

observasi.

Hasil

1. Program

keselamatan kerja

di PT.

Perkebunan

Nusantara X

(Persero) Pabrik

Gula

Gempolkerep

Mojokerto,

tergolong cukup

baik. Hal ini

terbukti bahwa

terdapat pengaruh

yang signifikan

antara sub

variabel

keselamatan kerja

terhadap

produktivitas

kerja karyawan.

2. Program

kesehatan kerja di

PT. Perkebunan

Nusantara X

(Persero) Pabrik

Gula

Gempolkerep

Mojokerto,

dikategorikan

baik. Hal ini

terbukti bahwa

terdapat pengaruh

yang signifikan

antara sub

variabel

kesehatan kerja

terhadap

Keselamatan kerja,

kesehatan kerja, dan

jaminan kesehatan

secara keseluruhan

dan bersama-sama

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap

produktivitas kerja

karyawan di bagian

produksi pada PT.

Cahaya Kawi Ultra

Polyintraco.

Studi ini menemukan

bahwa buruknya

pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja di

pabrik-pabrik

makanan dapat menurunkan

kinerja pekerja

sehingga

produktivitas karyawan

menurun. Oleh

karena itu penerapan

keselamatan dan

kesehatan kerja di pabrik-pabrik

makanan harus

dikelola dengan

baik agar dapat meningkatkan

produktivitas

kerja karyawan.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 24: S-Atika Puspita S.pdf

11

Universitas Indonesia

produktivitas

kerja karyawan.

3. Produktivitas

kerja karyawan di

PT. Perkebunan

Nusantara X

(Persero) Pabrik

Gula

Gempolkerep

Mojokerto juga

dikategorikan

baik.

Sumber: Diolah Oleh Penulis

Berdasarkan tabel diatas, penelitian pertama berjudul “Pengaruh Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada

karyawan bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula

Gempolkerep Mojokerto)” yang ditulis oleh Alifiyaumi mahasiswi Fakultas

Ekonomi, Universitas Negeri Malang, Jurusan Manajemen tahun 2007. Penelitian

ini bertujuan untuk mendeskripsikan program keselamatan kerja, kesehatan kerja,

dan produktivitas kerja karyawan. Selain itu untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh program keselamatan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang pengaruh program

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di PT.

Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto.

Penelitian ini memiliki 2 (dua) variabel, yaitu variabel Independent(X)

adalah Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2), sedangkan variabel

Dependent adalah produktivitas kerja karyawan (Y). Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan menyebar kuesioner terhadap karyawan di bagian produksi

sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT.

Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto yang

berjumlah 62 orang. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan

regresi berganda.

Hasil temuan dari penelitian ini adalah:

1. Program keselamatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)

Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto, tergolong cukup baik. Hal ini

Lanjutan

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 25: S-Atika Puspita S.pdf

12

Universitas Indonesia

terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel

keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

2. Program kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik

Gula Gempolkerep Mojokerto, dikategorikan baik. Hal ini terbukti bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel kesehatan kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan.

3. Produktivitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)

Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto juga dikategorikan baik.

Berdasarkan hasil analisis data dibuktikan bahwa program keselamatan

dan kesehatan kerja mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT. Perkebunan

Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto. Serta dibuktikan

pula bahwa program kesehatan kerja lebih mempengaruhi produktivitas

dibandingkan program keselamatan kerja.

Penelitian kedua berupa skripsi yang berjudul “Persepsi Karyawan

Mengenai Pengaruh Penerapan K3 Terhadap Produktivitas Kerja di PT. Cahaya

Kawi Ultra Polyintraco” yang ditulis oleh Fitri Asvianti Handayani Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara Medan, Jurusan Teknik Industri tahun 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor keselamatan dan

kesehatan kerja serta jaminan kesehatan terhadap produktivitas kerja yang

dihasilkan oleh karyawan di bagian produksi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dipakai untuk

menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan tingkat produktivitas kerja pada

karyawan bagian produksi di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco berdasarkan

indikator variabel yang disesuaikan dengan pengaruh penerapan K3 pada PT.

Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studi kepustakaan melalui buku dan laporan instansi terkait

serta studi lapangan dengan melakukan survey dengan menggunakan kuesioner

yang diberikan kepada karyawan bagian produksi PT. Cahaya Kawi Ultra

Polyintraco.

Dalam pengolahan data akan digunakan persamaan regresi berganda,

pengujian hipotesis, dan koefisien determinasi. Uji ini dipakai untuk mengetahui

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 26: S-Atika Puspita S.pdf

13

Universitas Indonesia

bagaimana pengaruh faktor keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan

kesehatan terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian produksi.

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa keselamatan kerja, kesehatan

kerja, dan jaminan kesehatan secara keseluruhan dan bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian

produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco.

Penelitian ketiga berupa Journal of Business Management yang berjudul

“Impact of Occupational Health and Safety on Worker Productivity: A case of

Zimbabwe food industry” yang ditulis oleh P. Katsuro, C. T. Gadzirayi, Taruwona

M, dan Suzanna Mupararano pada tahun 2010. Dalam penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif

digunakan untuk tindakan strategi yang mempelajari situasi saat ini untuk

menentukan masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 124 orang yang terdiri dari 73

karyawan toko, 1 perawat klinik industri dan 50 karyawan pabrik. Hasil dari

penelitian ini menemukan bahwa masih buruknya keselamatan dan kesehatan

kerja di pabrik-pabrik makanan yang ada di Zimbabwe, yang dapat menurunkan

kinerja pekerja sehingga menyebabkan penurunan produktivitas karyawan.

Dengan demikian keselamatan kesehatan kerja di suatu perusahaan maupun

pabrik makanan penting untuk dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan

produktivitas kerja karyawan.

Dari 3 (tiga) penilitian terdahulu diatas, ada beberapa persamaan dengan

penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya yaitu memiliki tema penelitian

yang sejenis yaitu mengenai pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan

kerja, dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Selain itu sama-

sama menggunakan pendekatan kuantitatif.

Namun penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan 3 (tiga) penelitian

terdahulu yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu jenis penelitian ini termasuk

kedalam penelitian eksplanatif, penelitian ini juga menggunakan konsep/teori dan

indikator yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Selain itu objek penelitian

yang diteliti juga berbeda dengan penelitian sebelumnya. Objek penelitian yang

diteliti oleh penulis adalah Perusahaan Minyak dan Gas, sedangkan dalam

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 27: S-Atika Puspita S.pdf

14

Universitas Indonesia

penelitian sebelumnya objek penelitian yang diteliti adalah Pabrik gula, makanan

dan perusahaan manufaktur.

2.2 Konstruksi Model Teoritis

Dalam penelitian ini terdapat beberapa konsep yang digunakan, yaitu

Manajemen Sumber Daya Manusia, Produktivitas Kerja, Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan

Pengaruh K3 terhadap Produktivitas Kerja.

2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Suatu organisasi baik perusahaan maupun instalasi dalam melakukan

aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung

usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu

masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian

bagi perusahaan. ( Dessler, 2006;4)

Manusia sebagai sebuah sumber daya, di dalam sebuah organisasi haruslah

diatur dan dikelola sedemikian rupa agar dapat terkoordinasi dengan baik dan

bisa mendukung pencapaian rencana strategis organisasi. Apabila sumber daya

manusia ini tidak dikelola dengan baik, maka kesuksesan sebuah organisasi

dalam pencapaian tujuan serta rencana strategisnya sulit untuk diwujudkan.

Sumber daya manusia yang dikelola dengan baik, dapat mewujudkan

keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan

organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama

perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan

usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada produktivitas tenaga

kerja yang ada di perusahaan (Mondy, 2008;191).

2.2.1.1 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari

manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia.

Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk

untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi

semua pihak (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;12).

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 28: S-Atika Puspita S.pdf

15

Universitas Indonesia

.

Manajemen sumber daya manusia penting bukan hanya bagi manajer di

bagian HR departemen, tapi juga penting bagi semua manajer di semua bagian.

Hal ini bertujuan agar para manajer tersebut mampu menerapkan pengelolaan

sumber daya manusia yang baik dan benar (Hanggraeni, 2012;5).

Dalam proses pemanfaatan sumber daya manusia terdapat sebuah

aktivitas-aktivitas yang mencoba untuk memfasilitasi orang-orang yang ada di

dalam organisasi untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian rencana strategis

organisasi (Dessler, 2006;5). Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah

keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya di

tempat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Jackson, Schuler,

& Werner, 2011;13).

2.2.2 Produktivitas Kerja

Produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena

apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka

perusahaan akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin

(Gomes, 2003;159). Usaha peningkatan produktivitas harus direncanakan secara

baik dan sistematis, sehingga berhasil apabila diaplikasikan kedalam suatu

perusahaan (Hameed & Amjad, 2009;2).

Produktivitas menurut Cascio (2003;25) adalah ukuran dari output hasil

berupa barang dan jasa relatif terhadap input-input tenaga kerja, bahan baku dan

peralatan. Klingner & Nanbaldian dalam Gomes (2003;160) menyatakan bahwa

produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort), yang

didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability).

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa produktivitas kerja

adalah penggunaan sumber daya manusia, keterampilan, teknologi dan

manajemen untuk memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik dari hari

sebelumnya. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu

menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan

lain dalam waktu yang sama (Hameed & Amjad, 2009;3)

Mengingat pentingnya peranan manusia dalam suatu perusahaan, yang

apabila salah memanfaatkan tenaga kerja manusia tersebut akan dapat

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 29: S-Atika Puspita S.pdf

16

Universitas Indonesia

menimbulkan masalah yang sangat rumit, yang justru bisa menghancurkan tujuan

perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, tenaga kerja manusia sangat perlu

mendapatkan perhatian yang khusus karena pemakaian tenaga kerja manusia

secara efektif merupakan kunci dari peningkatan produktivitas (Ardana, Mujiati &

Utama, 2012;269).

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya

adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan

kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan

produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses kerjanya terjadi kecelakaan

atau kerusakan yang dapat mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas

produksi tidak tercapai (Shikdar & Sawaqed;564). Oleh sebab itu keselamatan dan

kesehatan kerja berperan penting dalam menjamin keamanan dalam proses

produksi, sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai (Ridley, 2008;57).

Adapun alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah mengacu pada teori Hameed & Amjad (2009;5). Menurutnya faktor-faktor

yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi:

Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan

dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau

ditetapkan oleh perusahaan.

Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan

dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini

merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan

oleh perusahaan.

Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal

waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output

serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan

waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang

diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

2.2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Peningkatan produktivitas kerja karyawan dan keselamatan kesehatan

kerja adalah aspek utama yang diperhatikan oleh setiap perusahaan. Beberapa

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 30: S-Atika Puspita S.pdf

17

Universitas Indonesia

yang menjadi masalah adalah tempat kerja yang tidak layak, hal ini dapat

mengarah kepada bahaya yang dapat timbul di tempat kerja itu sendiri, kesehatan

pekerja yang rendah, dan menurunnya produktivitas kerja dari karyawan. Program

keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

produktivitas kerja karyawan. Apabila perusahaan dapat mengelola keselamatan

dan kesehatan kerja dengan baik maka dapat mengurangi atau menghilangkan

kecelakaan serta penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas

kerja karyawan (Shikdar & Sawaqed, 2004;223-224).

Keselamatan dan kesehatan kerja amat berkaitan dengan upaya

pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa

terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera.

Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menimbulkan

dampak negatif, tidak saja bagi perusahaan bahkan merugikan manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu dan seni dalam

pengelolaan hazard (bahaya) dan risiko agar tercipta kondisi tempat kerja yang

aman dan sehat. ILO telah menetapkan bahwa penerapan K3 sangat penting guna

memberikan perlindungan bagi para pekerja dari bahaya penyakit dan kecelakaan

yang dapat ditimbulkan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;176).

Kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja bisa berdampak negatif bagi

perusahaan, karena akan mengurangi efisiensi perusahaan. Maka dari itu dapat

dikatakan bahwa pihak manajer perusahaan perlu memberi perhatian yang

sungguh-sungguh terhadap pentingnya pemahaman, program pelaksanaan K3

dalam organisasi perusahaan (Shidkar & Sawaqed, 2004;224).

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengacu pada kondisi

fisiologis-fisikal dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan

yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran

keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan

mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di

perusahaan tersebut (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;267).

Kondisi fisiologis-fisikal adalah penyakit dan kecelakaan kerja

seperti hilangnya nyawa atau anggota tubuh, cedera karena gerakan

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 31: S-Atika Puspita S.pdf

18

Universitas Indonesia

repetitif, cedera punggung, serta kondisi-kondisi lain yang

merupakan akibat dari lingkungan kerja yang tidak sehat.

Kondisi psikologis pekerja mencakup gejala-gejala kesehatan

mental yang buruk dan kejenuhan pada pekerjaan, termasuk

kelesuan, kelelahan emosional, menutup diri, bingung akan tugas

dan peran, tidak mempercayai orang lain, tidak pernah

memperhatikan, mudah marah, dan kecenderungan untuk merasa

bingung atas sesuatu hal. Kondisi-kondisi tersebut merupakan

akibat dari tekanan di tempat kerja dan kualitas kehidupan kerja

yang buruk.

Untuk meningkatkan keselamatan kesehatan kerja terdapat banyak upaya

yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Beberapa diantaranya adalah

mengukur dan mengawasi, pencegahan kecelakaan, pencegahan penyakit,

manajemen tekanan, dan program kesehatan (Jackson, Schuler, & Werner,

2011;289).

Dessler (2003;834) mengatakan bahwa program keselamatan dan

kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:

1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan

dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan.

Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan

keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan

yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman

yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak yang melanggar cukup berat.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat

dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata

bertanggung jawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.

3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan

dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi

kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk memberi ganti

rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat

kerja.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 32: S-Atika Puspita S.pdf

19

Universitas Indonesia

2.2.3.1 Tujuan dan Manfaat K3

Tujuan utama penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah

kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugian materi. Tujuan keselamatan

dan kesehatan kerja antara lain: (Lamm, Massey & Perry, 2006;76)

1. Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam

berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan

2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan

sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja

3. Meningkatkan produktivitas

4. Mengelola pengeluaran

Hakikat dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu bahwa

faktor K3 berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja pada tenaga kerja dan

juga berpengaruh terhadap efesiensi produksi dari suatu perusahaan industri,

sehingga dengan demikian mempengaruhi tingkat pencapaian produktivitasnya.

Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas

hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga

kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktivitas yang

semaksimalnya dari suatu perusahaan dapat lebih terjamin (Ridley, 2008;54).

Selain itu manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di

perusahaan menurut Mondy (2008;87) antara lain:

1. Pengurangan Absentisme

Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

secara serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit

kerja di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya karyawan

yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja.

2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan

Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar

memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya

kemungkinkan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah

kecil, sehingga semakin kecil pula kemungkinan klaim

pengobatan/kesehatan dari mereka.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 33: S-Atika Puspita S.pdf

20

Universitas Indonesia

3. Pengurangan Turnover Pekerja

Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas

pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan

kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi

merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya.

4. Peningkatan Produktivitas

Perusahaan yang menerapkan program K3 dengan baik dapat mendorong

karyawannya untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan

pekerjaannya, sehingga dengan kondisi kerja dan program K3 yang baik

dapat menjadikan karyawan senang dalam bekerja yang pada akhirnya

dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Berdasarkan pada teori di atas tentang tujuan dan manfaat dari program

keselamatan kesehatan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa adanya program

keselamatan kesehatan kerja akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman

kepada setiap pekerja, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas

kerja bagi karyawan maupun perusahaan.

2.2.4 Keselamatan Kerja

Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi

naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka bumi, secara

tidak sadar mereka telah mengenal aspek keselamatan untuk mengantisipasi

berbagai bahaya di sekitar lingkungan hidupnya (Ramli, 2010;6).

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu

perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut sebagai upaya agar tenaga kerja

merasa aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk dapat meningkatkan

produksi dan produktivitas karyawan (Mondy, 2008;86).

Keselamatan telah menjadi salah satu hak asasi manusia yang harus

dilindungi oleh pemerintah dan dihargai oleh anggota masyarakat lainnya. Tenaga

kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada

dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan

pekerjaannya (Mondy, 2008;86)

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 34: S-Atika Puspita S.pdf

21

Universitas Indonesia

Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi keselamatan yang bebas

dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang

kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi kerja.

(Simanjuntak, 2011;).

Ridley (2008;44) mengemukakan bahwa keselamatan kerja berarti proses

merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan

dalam bekerja. Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja terhadap para

karyawannya, karena tujuan dari program keselamatan kerja diantaranya sebagai

berikut: (Suma’mur dalam Setiawan, 2009;47)

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta

produktivitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Menurut Mangkunegara (2002;170), bahwa indikator penyebab

keselamatan kerja adalah:

a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:

Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya

yang kurang diperhitungkan keamanannya.

Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:

Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik,

dan pengaturan penerangan.

Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002;245) mendefinisikan

keselamatan kerja menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan

mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan.

Program keselamatan yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memberikan

keuntungan yaitu mengurangi kecelakaan dan biaya-biaya terkait, seperti

kompensasi para pekerja dan denda.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 35: S-Atika Puspita S.pdf

22

Universitas Indonesia

Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen organisasional

pada kondisi bekerja yang aman. Inti dari manajemen keselamatan adalah

komitmen organisasional pada usaha keselamatan yang komprehensif. Usaha ini

harus dikoordinasi dari manajemen tingkat atas untuk memasukkan semua

anggota organisasi dan juga harus terjemin dalam tindakan manajerial (Ridley,

2008;40).

Ada tiga pendekatan berbeda yang digunakan oleh para pemberi kerja

dalam mengatur keselamatan. Teori dan konsep yang dikembangkan dalam

pendekatan ini, antara lain (Malthis dan Jackson, 2006;117):

1. Pendekatan Organisasional

Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen atau organisasi

yang tidak kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya

keselamatan yang dilakukan dalam pendekatan organisasional antara lain:

Merancang pekerjaan

Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan

keselamatan

Menggunakan komite-komite keselamatan

Mengkoordinasikan investigasi kecelakaan

2. Pendekatan Teknik Mesin

Pendekatan teknis menyangkut pada kondisi fisik, peralatan/mesin,

material, proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Upaya

keselamatan yang dilakukan dalam pendekatan teknik mesin antara lain:

Merancang lokasi dan peralatan kerja

Meninjau peralatan

Menerapkan prinsip-prinsip ergonomic

3. Pendekatan Individual

Pendekatan secara individual didasarkan hasil statistik yang menyatakan

bahwa 85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan

yang tidak aman. Karena itu untuk mencegah kecelakaan dilakukan

berbagai upaya pembinaan unsur manusia untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sehingga kesadaran K3 meningkat. Upaya

yang dilakukan dalam pendekatan ini antara lain:

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 36: S-Atika Puspita S.pdf

23

Universitas Indonesia

Menguatkan motivasi dan sikap keselamatan

Memberikan pelatihan dan keselamatan karyawan

Memberikan penghargaan keselamatan melalui program intensif

2.2.4.1 Kecelakaan Kerja

Upaya peningkatan keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan

pencegahan kecelakaan, karena pencegahan kecelakaan merupakan program

utama keselamatan kerja di suatu perusahaan. Keselamatan kerja bertalian dengan

kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Kecelakaan kerja

secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan

tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas

(Ridley, 2008;86).

Kecelakaan kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh setiap tenaga kerja

yang melakukan pekerjaan dengan kerugian tidak hanya korban jiwa dan materi

bagi pekerja dan pengusaha tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara

keseluruhan dan merusak lingkungan yang pada akhirnya berdampak langsung

dengan masyarakat sekitar.

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan atau

disengaja atau direncanakan atau diinginkan yang berkaitan dengan

hubungan kerja, yakni sebagai akibat pekerjaan atau pada waktu

melaksanakan pekerjaan yang termasuk pada perjalanan menuju

atau pulang dari tempat kerja yang mengacaukan proses yang telah

diatur dari suatu aktivitas (Katsuro, Gadzirayi & Mupararano,

2010;2645).

Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang

baik atau berbahaya. Kecelakaan juga dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja

yang tidak aman. Disamping itu, kecelakaan juga dapat bersumber dari manusia

yang melakukan kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau material. Faktor

penyebab kecelakaan kerja dikategorikan menjadi dua: (Ramli, 2010;33)

1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan

tindakan penyelamatan (unsafe act) misalnya tidak mau menggunakan alat

keselamatan dalam bekerja, melepas alat pengaman atau bekerja sambil

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 37: S-Atika Puspita S.pdf

24

Universitas Indonesia

bergurau. Tindakan ini dapat membahayakan dirinya atau orang lain yang

dapat berakhir dengan kecelakaan.

2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak

aman (unsafe condition) yaitu kondisi di lingkungan kerja baik alat,

material atau lingkungan yang tidak aman dan membahayakan.

Contohnya: penerangan, sirkulasi udara, temperature, kebisingan, getaran,

penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja,

dan lain-lain.

Menurut Heinrich dalam buku Ramli (2010;35), 88% kecelakaan

disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act),

sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan

manusia, yaitu 10% disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan

2% disebabkan takdir tuhan.

Pada gambar dibawah ini terlihat batu domino disusun sesuai dengan

faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yang dimaksud oleh Heinrich. Apabila

kartu pertama atau kartu ketiga jatuh ke kanan maka semua kartu yang ada di

kanannya akan jatuh. Dengan kata lain apabila terdapat suatu kesalahan manusia,

maka akan tercipta suatu tindakan dan kondisi tidak aman yang dapat

mengakibatkan kecelakaan serta timbulnya kerugian (Ramli,2010;33).

Gambar 2-1: Teori Domino Terjadinya Kecelakaan

Sumber: Industrial Accident PreventionH.W. Heinrich (dalam Ramli, 2010)

Konsep dasar pada model ini adalah:

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 38: S-Atika Puspita S.pdf

25

Universitas Indonesia

Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian

yang berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.

Penyebab-penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.

Kecelakaan tergantung pada lingkungan fisik kerja, dan lingkungan

sosial kerja.

Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia

Kerugian akibat kecelakaan dikategorikan atas kerugian langsung (direct

cost) dan kerugian tidak langsung (Indirect cost). Kerugian langsung misalnya

cedera pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak

langsung misalnya penurunan produksi, klaim atau ganti rugi, dampak sosial, citra

dan kepercayaan konsumen (Ramli, 2010;18).

Kecelakaan kerja dapat menimbulkan korban dan kerugian dalam bentuk:

(Simanjuntak, 2011;165)

1. Pekerja dan atau orang lain meninggal atau luka;

2. Alat-alat produksi rusak;

3. Bahan baku dan bahan produksi lainnya rusak;

4. Bangunan terbakar atau roboh; dan

5. Proses produksi terhenti atau terganggu.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Pencegahan ini dilakukan untuk

menghindari perusahaan dari permasalahan yang akan timbul apabila kecelakaan

kerja sampai benar-benar terjadi. Beberapa pencegahan kecelakaan kerja

diantaranya (Ridley, 2008;117):

Mengurangi kondisi yang tidak aman. Hal ini dilakukan dengan

cara memastikan bahwa kondisi dan lingkungan kerja telah

memenuhi standar-standar keamanan.

Mengurangi perilaku kerja yang tidak aman. Ini bisa dilakukan

dengan cara memberikan kesadaran bagi para pekerja bahwa

mematuhi standar-standar keamanan kerja adalah hal yang sangat

penting.

Memillih pekerja yang memiliki sikap kerja yang baik. Proses

seleksi juga berperan dalam hal manajemen. Perusahaan harus bisa

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 39: S-Atika Puspita S.pdf

26

Universitas Indonesia

memastikan bahwa pekerja yang dipilih memiliki sikap kerja yang

baik. Artinya, pekerja tidak ceroboh, tidak lalai, bertanggung

jawab, dan tidak memiliki intense untuk tidak mematuhi peraturan.

Melakukan pelatihan K3. Pelatihan mengenai K3 penting untuk

diadakan guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja

akan sumber-sumber bahaya dan cara penanganannya, sehingga

bisa meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja.

Melakukan inspeksi dan motivasi secara terus menerus. Inspeksi

harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa pekerja mematuhi

dan melaksanakan standar keamanan yang ada. Apabila ditemukan

pelanggaran, maka perusahaan bisa langsung melakukan koreksi

dan hukuman kepada pekerja tersebut. Selain itu, motivasi untuk

terus patuh terhadap standar keamanan juga harus selalu dilakukan,

caranya bisa dengan menempelkan spanduk, poster, atau ajakan

untuk selalu berperilaku kerja yang mengikuti standar keamanan.

Melakukan audit K3. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa

sistem dan manajemen K3 sudah direncanakan dan

diimplementasikan dengan benar. Audit ini berguna untuk

menemukan apakah ada ketidaksesuaian antara standar yang telah

ditetapkan dengan implementasi nyata di lapangan.

2.2.5 Kesehatan Kerja

Program kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting dan perlu

diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan

kerja yang baik akan memberikan keuntungan bagi para karyawan secara

material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan

yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu

untuk bekerja lebih lama (Gravel, Rheaume & Legendre, 2011;166).

Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar

tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental

maupun sosial (Asmui, Hussin & Paino, 2012;290). Selain itu kesehatan kerja

menunjuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum dengan

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 40: S-Atika Puspita S.pdf

27

Universitas Indonesia

tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Katsuro, Gadzirayi

& Mupararano, 2010;2645).

Wolf Kirsten (2008;138) mengemukakan bahwa perusahaan perlu

memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang lebih

sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut,

terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang

tinggi.

Terdapat beberapa teknik baku yang dapat digunakan dalam pemeliharaan

kesehatan pekerja. Ini meliputi pengambilan keputusan pencegahan penyakit,

yang memberikan sarana-sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan

substansi-substansi berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka,

cederanya dirawat dengan benar (Ridley, 2008;131).

Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan.

Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi

pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka. Penyakit akibat kerja

dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pekerja maupun perusahaan, antara lain:

(Jackson, Schuler & Werner, 2011; 297)

Produktivitas saat bekerja menurun karena penyakit

Gangguan produksi karena ketidakhadiran dan tingkat keluar

masuk pegawai

Tingkat asuransi yang meningkat

2.2.6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sistem manajemen K3 merupakan sebuah proses yang dilaksanakan secara

terus menerus selama aktivitas kerja dan aktivitas perusahaan berlangsung. Selain

itu implementasi dari manajemen K3 juga harus dikaji secara berkala untuk

memastikan bahwa sistem yang telah diterapkan perusahaan telah mampu

memberikan perlindungan yang optimal kepada para pekerja. Apabila sistem yang

telah ada dirasa tidak cukup memberikan perlindungan, maka sistem K3 harus

disesuaikan (Hanggraeni, 2012;172).

Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan

aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya

manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 41: S-Atika Puspita S.pdf

28

Universitas Indonesia

adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk

mengelolanya. (Ramli, 2010;43)

Dalam pelaksanaan manajemen K3 masih terdapat beberapa kekurangan

dalam penerapannya, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu

(Hanggraeni, 2012;180):

Diadakan sosialisasi kepada seluruh perusahaan tentang K3, dan

adanya regulerisasi sistem pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan

kerja. Serta sosialisasi dan edukasu kepada para pekerja mengenai

pentingnya penerapan K3 dalam lingkungan kerja.

Diperlukan kerjasama yang baik antara perusahaan, pekerja, dan

Depnaker agar terdaftar dalam program Jamsostek karena

pekerjaan berpotensi kecelakaan.

Perlu adanya rekrutmen dan penambahan pegawai pengawas

spesialis K3 di daerah.

Perlu adanya pengembangan database secara electronic data

interchange, sehingga pelaporan dapat dilakukan dengan cepat dan

didukung dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan

andal.

2.2.6.1 Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Semua sistem K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 yang ada dalam

perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau yang dapat menimbulkan

kerugian dapat dicegah. Selain itu untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat

kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan

kerja, yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan

penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat yang aman, efisien, dan produktif

(Hanggraeni, 2012;179).

Sistem manajemen K3 merupakan hal yang tidak bisa diabaikan lagi oleh

perusahaan. Usaha-usaha manajemen merupakan suatu tujuan yang hendak

dicapai yaitu sebagai berikut (Ardana, Mujiati & Utama, 2012;213):

a. Tujuan umum

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 42: S-Atika Puspita S.pdf

29

Universitas Indonesia

Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin

keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan

peningkatan produksi dan produktivitas kerja.

Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja yang

selalu dalam keadaan selamat dan sehat.

Melindungi bahan dan peralatan produksi agar dapat dicapai

secara aman dan efisien.

b. Tujuan khusus

Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran,

peledakan dan penyakit akibat kerja.

Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil

produksi.

Menciptakan lingkungan kerja dan tempat kerja yang aman,

nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan dengan

manusia atau antara manusia dengan pekerjaan.

Sedangkan menurut Ramli (2010;48-49) tujuan dari SMK3 dapat

digolongkan sebagai berikut:

1. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi

Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja

penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan pencapaian K3

organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi dapat mengetahui

tingkat pencapaian K3.

2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi

Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan

dalam mengembangkan sistem manajemen K3.

3. Sebagai dasar penghargaan

Sistem Manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian

penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3 diberikan

atas pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing.

Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk periode

tertentu.

4. Sebagai sertifikasi

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 43: S-Atika Puspita S.pdf

30

Universitas Indonesia

Sistem Manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan

manajemen K3 dalam organisasi.

2.2.7 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas

Kerja

Setiap manajer harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan

sangat tergantung kepada pekerjanya, khususnya semangat kerja atau kegairahan

kerja dari para bawahannya. Produktivitas kerja kelompok memberi peluang

kepada orang-orang yang bekerja untuk mengambil bagian yang maksimal dalam

perusahaan yang bersangkutan (Burton, 2008;78).

SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang

berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka untuk mencapai tujuan

perusahaan, setiap perusahaan harus memelihara karyawannya dengan baik. Salah

satu upaya untuk memelihara karyawan adalah melalui pelaksanaan program K3.

Dengan adanya program K3, konflik-konflik antara karyawan dengan perusahaan

tentang jaminan keselamatan karyawan dapat diatasi, karena karyawan

beranggapan bahwa perusahaan akan memikirkan keselamatan mereka saat

bekerja (Ridley, 2008;62).

Kecelakaan kerja dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Di dalam

proses produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu Kuantitas

(Quantity), Kualitas (Quality), dan Keselamatan (Safety). Produktivitas hanya

dapat dicapai jika ketiga unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang

(Ramli, 2010;15).

Pelaksanaan program K3 dan produktivitas karyawan menjadi penting untuk

dikaji, karena kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi produktivitas

perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Mengingat hal

itu, setiap perusahaan perlu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

secara komprehensif mengupayakan pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja,

sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kecelakaan serta penyakit kerja

dan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 44: S-Atika Puspita S.pdf

31

Universitas Indonesia

2.3 Model Analisis

Dalam model analisis ini, penulis akan melakukan penelitian pengaruh

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independent dan variabel

dependent.

1. Variabel Independent

Variabel independent dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan

kerja pada karyawan.

2. Variabel Dependent

Variabel dependent dari penelitian ini adalah produktivitas kerja

karyawan.

Faktor yang berhubungan serta mempengaruhi produktivitas kerja salah

satunya adalah keselamatan dan kesehatan kerja. Karena K3 merupakan faktor

yang mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan terhadap pelaksanaan tugas

karyawan. Adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik akan

membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja yang maksimal.

Gambar 2-2 Model Analisis

Sumber: Diolah Oleh Penulis

Y

Produktivitas Kerja

Kuantitas Kerja

Kualitas Kerja

Ketepatan

Waktu

(Hameed & Amjad,

2009;5)

X

Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Mengukur dan

mengawasi

Pencegahan

kecelakaan

Pencegahan penyakit

Manajemen tekanan

Program kesehatan

(Jackson, Schuler &

Werner, 2011;289)

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 45: S-Atika Puspita S.pdf

32

Universitas Indonesia

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan model

analisis yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan dalam hipotesis. Menurut

Creswell (2010;196) hipotesis merupakan dugaan yang dibuat oleh peneliti

tentang hubungan variabel yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan harapan

peneliti. Hipotesis dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0: Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak

berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan

Ha: Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan.

2.5 Operasionalisasi Konsep

Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel keselamatan kesehatan

kerja sebagai variabel bebas (Independen) dan variabel produktivitas kerja sebagai

variabel terikat (dependen). Kedua variabel tersebut dioperasionalisasikan ke

dalam bentuk konsep yang dapat diukur sebagai berikut:

1. Keselamatan Kesehatan Kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan

psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan

oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan

dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan

mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat

bekerja di perusahaan tersebut. strategi atau upaya untuk meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 (lima)

dimensi (Jackson, Schuler & Werner, 2011;289):

Mengukur dan mengawasi. Dalam rangka upaya meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja, maka suatu pencegahan

kecelakaan serta penyakit akibat kerja harus dimulai dari mengukur

mengidentifikasi bahaya atau risiko yang dapat muncul dalam

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 46: S-Atika Puspita S.pdf

33

Universitas Indonesia

lingkungan kerja. Setelah itu baru dilakukan pengawasan dan

penilaian terhadap bahaya tersebut.

Pencegahan kecelakaan. Merancang lingkungan kerja dengan baik

merupakan salah satu upaya terbaik untuk mencegah dan

meningkatkan keselamatan kerja.

Pencegahan penyakit. Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan

berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena penyakit sering kali

membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kondisi kerja yang

berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun.

Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian

penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan

dan cedera.

Manajemen tekanan. Program manajemen dalam memberikan

program yang dirancang untuk membantu pegawai dalam

menghadapi tekanan terkait dengan pekerjaan merupakan strategi

untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Program ini

diharapkan dapat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai.

Program kesehatan. Perusahaan-perusahaan semakin berfokus

untuk menjaga pegawainya tetap sehat. Dengan meningkatkan

kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran

dan meningkatkatkan keuntungan mereka.

Tabel 2-2 Operasionalisasi Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Variabel bebas

(Independent

Variable)

Keselamatan

Kerja dan

Kesehatan

Kerja(X1)

Mengukur dan

mengawasi

Mendata semua kecelakaan

yang terjadi

Mengkoordinasikan tim

investigasi kecelakaan

Menganalisa hasil

investigasi

Membuat laporan

kecelakaan kerja atas hasil

investigasi

Ordinal

Pencegahan

Kecelakaan

Merancang pekerjaan

Meninjau peralatan

Menerapkan prinsip-prinsip

ergonomis

Ordinal

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 47: S-Atika Puspita S.pdf

34

Universitas Indonesia

Mengembangkan dan

mengimplementasikan

keselamatan kerja

Pencegahan

Penyakit

Terdapat sarana kesehatan

yang memadai di tempat

kerja

Memberikan jaminan

kesehatan kepada setiap

karyawan

Mengkomunikasikan

kesehatan kerja kepada

setiap karyawan

Ordinal

Manajemen

Tekanan

Mengadakan pelatihan

pengenalan lingkungan

kantor untuk setiap

karyawan baru

Mengadakan pelatihan

keselamatan kerja untuk

setiap karyawan

Mengadakan seminar atau

talkshow tentang kesehatan

dengan mengundang pakar

kesehatan sebagai

pembicara.

Mengadakan acara gathering

party untuk seluruh

karyawan sebagai strategi

efektif lain untuk mengelola

tekanan kerja

Ordinal

Program

kesehatan

Penawaran imunisasi gratis

bagi para karyawan dan

keluarga

Menyediakan sarana

olahraga sebagai usaha

untuk meningkatkan

program kebugaran fisik

Menyediakan asuransi

kesehatan.

Ordinal

Sumber: Jackson, Schuler & Werner, 2011. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 48: S-Atika Puspita S.pdf

35

Universitas Indonesia

2. Produktivitas Kerja merupakan pengukuran output berupa barang atau jasa

dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi

atau bahan baku dan peralatan. Alat ukur produktivitas yang digunakan

dalam penelitian ini mengacu pada teori Hameed dan Amjad (2009;5).

faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dapat

dilihat dari 3 (tiga) dimensi:

Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh

karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart

yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.

Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan

dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam

hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan

standart yang ditetapkan oleh perusahaan.

Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan

pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi

dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia

untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi

karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu

sampai menjadi output.

Tabel 2-3 Operasionalisasi Konsep Produktivitas Kerja

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Variable

Terikat

(Dependent

Variable)

Produktivitas

Kerja

(Y)

Kuantitas Kerja

Jumlah

pekerjaan yang

dapat

diselesaikan

Kemampuan

karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan

Hasil yang

dicapai sesuai dengan target

perusahaan

Ordinal

Kualitas Kerja Kemampuan

mengevaluasi Ordinal

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 49: S-Atika Puspita S.pdf

36

Universitas Indonesia

Standar hasil

kerja

Keterampilan

dan kecakapan kerja

Ketepatan Waktu

Datang ke

tempat kerja

tepat waktu

Menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu

Tidak menunda-

nunda pekerjaan

Ordinal

Sumber: Hameed dan Amjad, 2009. Impact Of Office Design on Employees Productivity.

Tabel operasionalisasi konsep diatas menggambarkan dimensi maupun

indikator yang akan dipakai dalam pembuatan kuesioner dalam penelitian ini.

Dimensi-dimensi yang digunakan dalam operasionalisasi konsep ini diambil dari

teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Untuk dimensi keselamatan kesehatan

kerja diambil dari teori Jackson, Schuler dan Werner yang menjelaskan strategi-

strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, yang

kemudian dikembangkan atau disesuaikan dengan kebijakan yang ada pada BP

Tangguh itu sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penilaian obyektif

karyawan lapangan bagian Engineering terhadap program pelaksanaan K3 di BP

Tangguh, sehingga hasilnya sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Sedangkan untuk dimensi mengukur produktivitas karyawan diambil dari Teori

Hameed dan Amjad yang menjelaskan bahwa pengukuran produktivitas karyawan

dibagi menjadi tiga, dan teori ini dapat menjelaskan serta mewakilkan pengukuran

produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya kedua dimensi dari kedua variabel

yang berbeda diharapkan dapat saling berhubungan.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 50: S-Atika Puspita S.pdf

37

Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian secara

kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigm positivisme dan

merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

meneliti hubungan antarvariabel (Neuman, 1997;63). Variabel-variabel ini diukur

biasanya dengan instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari

angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Creswell,

2010;76).

Berdasarkan pada teori diatas, peneliti menggunakan pendekatan

kuantitatif karena analisis dalam penelitian ini berdasarkan pada teori-teori yang

sudah ada dan berhubungan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini teori

yang digunakan dengan melihat pengaruh pelaksanaan program keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan lapangan bagian

engineering pada BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan manfaat penelitian, tujuan

penelitian, dimensi waktu penelitian dan metode penelitian.

3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian

Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian terapan.

Penelitian ini dilakukan untuk kebutuhan peneliti dalam rangka memenuhi studi

akademis. Fokus dalam penelitian ini mengenai pengaruh program pelaksanaan

K3 terhadap produktivitas kerja pada karyawan lapangan bagian Engineering BP

Tangguh, Teluk Bintuni, Papua.

3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian

Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksplanatif, karena

penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 51: S-Atika Puspita S.pdf

38

Universitas Indonesia

kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran

mengenai hubungan sebab-akibat (Prasetyo dan Jannah, 2005).

Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan mengenai hipotesis tentang

adanya pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah program

pelaksanaan K3 sebagai variabel bebas, dan produtivitas kerja karyawan

Engineering BP Tangguh sebagai variabel terikat.

3.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini merupakan penelitian cross

sectional karena penelitian ini dilakukan dalam satu waktu tertentu serta hanya

digunakan dalam waktu tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu

yang berbeda untuk diperbandingkan (Prasetyo dan Jannah, 2005). Penelitian ini

akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima) bulan, yaitu Februari 2012 - Juni

2012.

3.2.4 Metode Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini, maka

penelitian ini termasuk kedalam penelitian survei, karena penelitian ini

menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sekaran (2006;60) mengemukakan bahwa pengumpulan data dapat

menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer

mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang

berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data

sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.

Mengacu pada teori diatas, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

terdiri dari data primer dan data sekunder:

3.3.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan langsung dari sumber

informasi, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner

(lihat Lampiran 1) kepada responden penelitian. Dalam penelitian ini yang

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 52: S-Atika Puspita S.pdf

39

Universitas Indonesia

menjadi responden penelitian adalah karyawan lapangan BP Tangguh bagian

Engineering.

3.3.2 Data Sekunder

Data Sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari

catatan atau dokumentasi perusahaan, informasi dari jurnal-jurnal atau bahan-

bahan kepustakaan yang berhubungan dengan topik penelitian yang dibahas, yaitu

melalui studi pustaka maupun situs internet.

Tipe skala yang digunakan untuk mengukur kedua variabel pada penelitian

ini adalah skala ordinal, Selain itu peneliti juga menggunakan skala nominal yang

hanya dibatasi untuk data informasi responden. Penggunaan skala ordinal dalam

penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa kuat responden

setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang ada dalam kuesioner melalui

skala likert atau skala 5 titik (Umar, 2011;70).

Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan-

pertanyaan yang berasal dari indikator-indikator dari kedua variabel yang

bersangkutan untuk kemudian dijawab oleh responden. Untuk setiap pertanyaan

disediakan hanya lima alternatif jawaban yang berjenjang yaitu sangat tidak

setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Dalam penelitian ini maka

jawaban tersebut dapat diberi skor:

Tabel 3-1 : Skor Penilaian

Keterangan Bobot

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Netral 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Sumber: Sekaran, 2006;32. Research Methods for Business

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal

minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006;121). Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 60 orang, yang terdiri dari karyawan lapangan bagian

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 53: S-Atika Puspita S.pdf

40

Universitas Indonesia

Engineering pada BP Tangguh yang kesehariannya berhadapan langsung dengan

pekerjaan beresiko tinggi yang erat kaitannya dengan masalah K3.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah

anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006;123). Teknik sampling yang

digunakan pada penelitian ini secara probabilita dan menggunakan keseluruhan

jumlah populasi yang berjumlah 60 orang dengan total sampling. Hal ini

dilakukan karena jumlah populasi yang relatif kecil.

∑ Populasi = ∑ Sampel

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang telah disusun hendaknya dilanjutkan dengan melakukan

uji kuesioner. Uji kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan melalui uji validitas

dan reliabilitas (Sekaran, 2006;42).

3.5.1 Uji Validitas

Pada penelitian ini, penulis menggunakan validitas untuk mengukur

tingkat validitas kuesioner, karena penelitian ini untuk melihat pengaruh kausal

dari kedua variabel. Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO). Nilai

KMO dikatakan valid apabila nilainya sama dengan atau melebihi 0,5 (≥ 0.5) dan

untuk Barlett Test of Sphericity dikatakan valid apabila nilainya sesuai dengan

atau kurang dari 0.05 (≤ 0.05) (Santosa dan Ashari, 2005).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan

stabilitas. Konsistensi menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur

sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan (Sekaran, 2006;40). Uji

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha cronbach, dimana

semakin tinggi koefisien maka instrumen pengukurannya semakin baik. Semakin

dekat koefisien reliabilitas dengan 1,0, maka pengukuran yang digunakan semakin

baik, namun secara umum keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan

dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik. (Sekaran,

2006;182).

r11 =

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 54: S-Atika Puspita S.pdf

41

Universitas Indonesia

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrument

n = Banyak butir pertanyaan

σ2 t = Varians Total

∑σ2i = Jumlah Varians butir

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dari sampel yang mewakili populasi, langkah

berikutnya adalah menganalisisnya untuk menguji hipotesis penelitian (Sekaran,

2006;178). Penelitian ini menggunakan analisis data bivariat. Analisis ini

dilakukan untuk melihat hubungan atau pengaruh dari dua variabel. Kedua

variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu hubungan antara dua variabel

yang memiliki skala pengukuran interval, yaitu melihat kekuatan hubungan antara

variabel independent (Program Pelaksanaan K3) dan variabel dependent

(Produktivitas Kerja).

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji kekuatan

pengaruh program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

produktivitas kerja pada karyawan lapangan bagian engineering BP Tangguh

Teluk Bintuni, Papua adalah dengan menggunakan analisis korelasi Spearman.

Uji koefisien Spearman digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara dua

variable yang memiliki skala pengukuran ordinal, yaitu melihat kekuatan

hubungan antara variabel independent (Program Pelaksanaan K3) dan variabel

dependent ( Produktivitas Kerja) dan membantu peneliti untuk menentukan

persentase responden yang dibedakan dalam bentuk berbagai kategori (Sekaran,

2006;17).

Seluruh pertanyaan yang telah dijawab oleh responden pada setiap

kuesioner dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi spearman dengan cara

membuat peringkat dari nilai masing-masing variabel dari mulai yang kecil

hingga yang besar. Berikut adalah tahapan dalam penghitungan koefisien korelasi

Spearman (Umar, 2011;133):

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 55: S-Atika Puspita S.pdf

42

Universitas Indonesia

1. Mengurutkan data dari nilai yang paling kecil sampai nilai yang paling

besar.

2. Membuat peringkat dari nilai yang paling kecil sampai yang paling besar.

Untuk data yang mempunyai nilai sama diberikan nilai peringkat rata-rata

sama.

3. Menghitung nilai d (selisih peringkat untuk masing-masing pasangan

data).

4. Menghitung nilai koefisien korelasi spearman, dengan menggunakan

persamaan:

rs= 1- 6∑d2

n(n2-1)

Keterangan :

rs= koefisien relasi Spearman

d= selisih peringkat untuk masing-masing pasangan

n=jumlah pengamatan/observasi

Untuk kepentingan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara

statistik dengan menggunakan aplikasi software SPSS 17.00 for windows. Dalam

memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua

variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut ini:

Tabel 3-2

Nilai Kekuatan Hubungan Antar Variabel

Koefisien Korelasi Interpretasi Kekuatan Korelasi

0.00 Tidak ada korelasi

0.01-0.09 Korelasi Trivial

0.10-0.29 Korelasi lemah menuju sedang

0.30-0.49 Korelasi sedang menuju kuat

0.50-0.69 Korelasi kuat menuju sangat kuat

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 56: S-Atika Puspita S.pdf

43

Universitas Indonesia

0.70-0.89 Korelasi sangat kuat

>0.90 Korelasi sempurna

Sumber: De Vaus, 2002. Surveys In Social Research (5th edition)

Dari analisis akan diperoleh besaran r. Jika koefisien korelasi (r) (r > 0)

berarti terdapat hubungan yang positif atau searah, sebaliknya jika koefisien

korelasi (r) (r < 0) maka terdapat hubungan yang negatif. Dasar pengambilan

keputusan dalam uji korelasi spearman ini adalah: (Umar, 2011;130)

Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang dihasilkan

tersebut signifikan atau tidak secara statistik maka dilakukan uji Z. Adapun

perhitungan uji Z tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= simpangan baku pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada

korelasi

= rata-rata pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada korelasi

= jumlah sampel yang diobservasi.

= nilai koefisien korelasi Rank Spearman.

Setelah didapatkan nilai z hitung melalui rumus diatas, maka untuk

menginterpretasikan hasilnya, berlaku ketentuan sebagai berikut:

Jika z hitung > z tabel, maka Ho ditolak (ada hubungan yang signifikan).

Jika z tabel < z hitung, maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang

signifikan).

r

rsrZ

0r

11

nr

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 57: S-Atika Puspita S.pdf

44

Universitas Indonesia

Uji dilakukan 2-tailed (2 sisi) karena yang akan dicari dalam analisis data

ini adalah ada atau tidaknya hubungan di antara dua variabel yang diteliti yaitu

variabel program keselamatan kesehatan kerja dengan variabel produktivitas kerja

dengan berdasarkan nilai Sig (2-tailed) atau probabilitas = 0,000 atau < 0,050.

Dengan melakukan teknik ini, peneliti dapat menemukan hasil akhir dari proses

analisis data yang menyatakan apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki

hubungan yang signifikan atau tidak.

3.7 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangannya, diantaranya

adalah peneliti hanya meneliti pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap

produktivitas kerja secara keseluruhan terhadap semua dimensi dari tiap variabel

yang berdasarkan pada hasil kuesioner jawaban dari para responden yaitu

karyawan engineering BP Tangguh. Dalam hal ini peneliti hanya mengolah data

dari hasil jawaban responden saja tidak melakukan observasi serta wawancara

kepada responden secara langsung, dikarenakan lokasi dari objek penelitian yang

cukup jauh. Selain itu peneliti juga tidak meninjau lebih lanjut tentang

implementasi keselamatan kesehatan kerja yang ada pada BP Tangguh, Teluk

Bintuni, Papua.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 58: S-Atika Puspita S.pdf

45

Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang gambaran umum

perusahaan dan hasil temuan lapangan yang diperoleh peneliti melalui metode

survei dengan menggunakan instrument kuesioner. Analisis dalam hasil temuan

penelitian ini dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for

Social Science) versi 17.0 untuk menghasilkan interpretasi data. Dalam penelitian

ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 60 responden yang

merupakan karyawan BP Tangguh bagian Engineering Teluk Bintuni, Papua.

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

BP (yang dulunya bernama “British Petroleum”) merupakan sebuah

perusahaan petroleum yang bermarkas di London, dan menjadi salah satu empat

besar perusahaan minyak di seluruh dunia (bersama dengan Shell, Exxonmobil,

dan Total). Perusahaan ini didirikan pada tahun 1954 oleh Donald Alexander

Smith yang menjabat sebagai pendiri. Pada Desember 1998, BP bergabung

dengan American Oil Company (Amoco), memberntuk “BP Amoco”. Namun,

langkah ini dipandang umum sebagai sebuah pembelian Amoco oleh BP, hanya

saja digambarkan secara resmi sebagai sebuah penggabungan karena alasan

legal. Setelah setahun beroperasi bersama, mereka menggabungkan banyak

operasi dan nama Amoco dilepas dari nama perusahaan. BP mempunyai sebuah

slogan, yaitu Beyond Petroleum yang artinya bahwa perusahaan ini tidak hanya

bergerak di dalam industry minyak dan gas saja, tetapi juga mengembangkan

energi surya lainnya berupa solar cell. Pada tahun-tahun mendatang ada

kemungkinan akan dikembangkan energi batubara (Sumber: www.bp.com

“About Us & BP History”, yang diunduh pada tanggal 28 Mei 2012).

BP Indonesia merupakan anak perusahaan dari BP yang didirikan pada

tahun 1970-an. BP Indonesia sementara ini bergerak di dalam bidang industri

minyak dan gas. BP sudah beroperasi di Indonesia lebih dari 35 tahun, dan saat

ini BP menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia. Saat ini BP Indonesia

memiliki karyawan yang cukup banyak, yang sebagian besar berada di Jakarta

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 59: S-Atika Puspita S.pdf

46

Universitas Indonesia

dan Tangguh, Papua (Sumber: www.bp.com “About Us & BP History”, yang

diunduh pada tanggal 28 Mei 2012). Kantor pusat BP Indonesia beralamat di

Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjen T. B Simatupang Kav. 88 Jakarta 12520.

4.1.1 BP Tangguh (LNG Tangguh), Papua

LNG Tangguh adalah pusat LNG ketiga di Indonesia. Pada bulan Maret

2005 Pemerintah Indonesia memberikan lampu hijau untuk Proyek LNG Tangguh

di Teluk Bintuni, Papua. Proyek LNG (Liquid Natural Gas) Tangguh telah

mengalami kemajuan untuk masuk ke pangsa pasar di tahun 2008. Proyek BP

Tangguh berpusat di Teluk Bintuni yang berada di wilayah Papua. Pada proyek

ini, BP Indonesia adalah pelaksana proyek Tangguh dibawah kontrak bagi hasil

dengan BP Migas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas

Bumi). LNG akan diekspor melalui terminal tanker ke pasar Asia Pasifik dan

Amerika Utara. (Sumber: www.bp.com “Tangguh LNG Project”, yang diunduh

pada tanggal 28 Mei 2012).

4.1.2 Visi dan Misi

BP ingin diakui sebagai perusahaan besar, kompetitif sukses dan kekuatan

untuk kemajuan, serta memiliki keyakinan mendasar bahwa dapat membuat

perbedaaan di dunia. BP Indonesia berprinsip pada corporate governance yang

kuat dan bersih, sistim yang jelas dalam pendelegasian tugas dan tanggung jawab

serta mengacu pada nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi: Performance,

People & Capability, Health, Safety & Environment, External Relationship. Kami

berusaha untuk melakukan itu dengan melakukan memproduksi energi yang

terjangkau, aman, dan tidak merusak lingkungan (Sumber: www.bp.com “About

us” yang diunduh pada tanggal 29 Mei 2012).

Visi:

BP diakui sebagai pemimpin dalam menunjukkan konservasi keanekaragaman

hayati dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam, serta memastikan bahwa

kekayaan alam saat ini akan tersedia dan dapat dinikmati oleh generasi masa

depan . BP selalu mengacu pada atribut BP Brand yang memiliki makna, yaitu:

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 60: S-Atika Puspita S.pdf

47

Universitas Indonesia

Progresif: Kami percaya pada prinsip saling menguntungkan dan membangun

hubungan yang produktif dengan satu sama lain, mitra kami dan pelanggan kami.

Bertanggung Jawab: Kami berkomitmen untuk keamanan dan pembangunan

bangsa kita dan untuk komunitas dan masyarakat dimana kami beroperasi

bertujuan untuk tidak ada kecelakaan, tidak berbahaya dan tidak merusak

lingkungan.

Inovatif: Kreatif dan membuat terobosan berkelanjutan melalui sumber daya

manusia dan teknologi.

Peningkatan Kinerja: Kami memberikan janji-janji melalui perbaikan terus-

menerus dan aman, serta operasi yang handal.

Misi:

Menciptakan BP sebagai “A Great Place to Work” dimana keuntungan dapat

dirasakan secara timbal balik, baik oleh perusahaan maupun karyawannya.

Tujuan:

Mengingat bahwa bisnisnya mengandung resiko yang sangat tinggi terhadap

kemanusiaan maupun sumber daya yang lain maka BP sangat mengutamakan

keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya bagi karyawan, tetapi juga untuk

lingkungan, reputasi, dan aset yang menjadi kepentingan utama untuk kesuksesan

usaha yang berkelanjutan. Tujuan BP adalah “no accident, no harm to people, no

damage to the environment” (Sumber: Tangguh LNG TAR HSE Philosophy,

2010;3)

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi berikut hanya pada bagian Engineering saja, karena

peneliti hanya melakukan penelitian pada bagian ini saja. Berikut ini adalah tabel

yang menggambarkan jumlah karyawan engineering pada BP Tangguh, Teluk

Bintuni, Papua:

Tabel 4.1

Jumlah Karyawan Engineering BP Tangguh

Jabatan Jumlah Karyawan

Engineering Service Manager 2

MOC & DOC Staff and Designer 4

Process 11

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 61: S-Atika Puspita S.pdf

48

Universitas Indonesia

Lanjutan

Jabatan Jumlah Karyawan

Mechanical 11

Electrical 8

I & C 8

Rotating Equipment 8

LAB 4

Inspection 4

Total 60 Sumber :Data Karyawang Engineering BP Tangguh, 2012

Pada gambar 4-1 dibawah ini dapat dilihat struktur organisasi dari

departemen engineering yang disusun dalam bentuk bagan dari manajer sampai

dengan staff dari sub departemen.

Deputy Site Manager

Gambar 4-1: Struktur Organisasi Engineering BP Tangguh

Sumber: BP Tangguh Organization Chart 2012

Tangguh ENG

Support TL

Admin

Assistant

MOC &

DOC

Staff

Process

Lead

Inspection

Lead

LAB

Lead

Rotating

Equipment

Lead

I & C

Lead

Electrical

Lead

Mechanical

Lead

Designer Process

ENG 1

Process

ENG 2

Process

ENG 3

Engineering Service

Manager

Mechanical

ENG 1

Mechanical

ENG 2

Mechanical

ENG 3

Electrical

ENG 2

Electrical

ENG 1

I & C

ENG 2

I & C

ENG 1

R . E

ENG 2

R . E

ENG 1

LAB

SUPV

Inspection

ENG

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 62: S-Atika Puspita S.pdf

49

Universitas Indonesia

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre-test untuk memastikan bahwa

kuesioner yang dijadikan instrument dalam pengumpulan data dapat dipahami dan

dipersepsikan oleh responden sehingga dapat sesuai dengan apa yang

dimaksudkan dalam penelitian. Pemahaman responden terhadap pernyataan pada

kuesioner merupakan aspek yang penting, baik pemahaman terhadap inti

pernyataan maupun kalimat yang tertuang pada kuesioner.

Tujuan dari dilakukannya pre-test dimaksudkan untuk memudahkan

identifikasi konstruk dan mengeliminasi masalah-masalah yang timbul dari

kuesioner tersebut (Malhotra, 2004). Data yang dihasilkan dari pre-test kemudian

akan diuji validitas dan reliabitasnya, sehingga data yang akan digunakan dalam

penelitian sesungguhnya adalah data yang memiliki tingkat validitas serta

reliabilitas yang tinggi. Dalam uji validitas dan reliabilitas saling memiliki

keterkaitan indikasi, sehingga hasil uji validitas yang baik tentunya akan

menghasilkan uji reliabilitas yang baik pula. Sebaliknya apabila hasil pengukuran

dari uji reliabilitasnya tidak baik atau tidak reliable, bukan berarti

mengindikasikan bahwa pengukuran tersebut tidak valid (Malhotra, 2004).

Pre-test dalam penelitian ini dilakukan peneliti kepada 30 responden yang

merupakan karyawan bagian Engineering BP Tangguh yang berlokasi di Teluk

Bintuni, Papua. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 39 butir pertanyaan, 24

pertanyaan merupakan variabel bebas yang memiliki 5 dimensi dan 15 pertanyaan

merupakan variabel terikat yang memiliki 3 dimensi. Hasil dari data pre-test ini

dihitung dengan menggunakan SPSS versi 17.0 yang kemudian menghasilkan

4.1.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrument yang digunakan valid

atau tidak. Dalam penelitian ini pengukuran validitas tiap dimensi penelitian

dilakukan dengan menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy (KMO). Nilai KMO dikatakan valid apabila nilainya sama dengan atau

melebihi 0,5 (≥ 0.5) dan untuk Barlett Test of Sphericity dikatakan valid apabila

nilainya sesuai dengan atau kurang dari 0.05 (≤ 0.05) (Santoso dan Ashari, 2005).

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 63: S-Atika Puspita S.pdf

50

Universitas Indonesia

Berikut adalah hasil uji validitas pre-test yang peneliti lakukan kepada 30 orang

responden.

Tabel 4.2

Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure Sampling Adequacy, Barlett’s

Test of Sphericity pada Pre-test

n = 30

Kode Dimensi Keselamatan

Kesehatan Kerja dan

Produktivitas Kerja

KMO Barlett’s

Test of

Sphericity

Keterangan

X1 Mengukur dan Mengawasi .604 .000 Valid

X2 Pencegahan Kecelakaan .736 .000 Valid

X3 Pencegahan Penyakit .704 .000 Valid

X4 Manajemen Tekanan .576 .002 Valid

X5 Program Kesehatan .662 .001 Valid

Y1 Kuantitas Kerja .717 .002 Valid

Y2 Kualitas Kerja .601 .000 Valid

Y3 Ketepatan Waktu .673 .001 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua variabel untuk nilai KMO

dan nilai Barlett’s Test of Sphericity valid. Namun, untuk memastikan kembali

nilai validitas dari tiap-tiap pernyataan yang digunakan dalam kuesioner, maka

peneliti juga mengujinya dengan analisis faktor yaitu dengan melihat nilai MSA

(Measure of Sampling Adequacy). Pada tabel Anti-Image Correlation, pernyataan

yang terdapat dalam kuesioner dinyatakan valid apabila nilai dari MSA lebih

besar dari 0.5 (Nasution dan Usman, 2008;112). Hasil uji validitas berdasarkan

nilai MSA dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 64: S-Atika Puspita S.pdf

51

Universitas Indonesia

Tabel 4.3

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Mengukur dan Mengawasi

No Indikator KMO Keterangan

A Dimensi Mengukur dan Mengawasi

1. Perusahaan mendata semua kecelakaan yang terjadi .639 Valid

2. Perusahaan membuat tim investigasi untuk

menyelidiki kecelakaan .581 Valid

3. Perusahaan menganalisa hasil investigasi .595 Valid

4. Perusahaan membuat tim investigasi untuk

menyelidiki kecelakaan .627 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi mengukur dan mengawasi dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,

seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan

kesehatan kerja dalam dimensi mengukur dan mengawasi adalah berjumlah 4

pernyataan.

Tabel 4.4

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Pencegahan Kecelakaan

No Indikator KMO Keterangan

B Dimensi Pencegahan Kecelakaan

1. Tersedia prosedur kerja yang memadai .689 Valid

2. Prosedur kerja yang diberikan dapat dipahami .665 Valid

3. Peralatan yang digunakan sesuai dengan jenis

pekerjaan .760 Valid

4. Peralatan yang digunakan sesuai dengan metode yang

benar .807 Valid

5. Peralatan dapat berfungsi dengan baik .573 Valid

6. Melakukan pengecekan rutin terhadap semua

peralatan yang digunakan .811 Valid

7. Terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang

beresiko .873 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi pencegahan kecelakaan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 65: S-Atika Puspita S.pdf

52

Universitas Indonesia

seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan

kesehatan kerja dimensi pencegahan kecelakaan adalah berjumlah 7 pernyataan.

Tabel 4.5

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Pencegahan Penyakit

No Indikator KMO Keterangan

C Dimensi Pencegahan Penyakit

1. Terdapat sarana kesehatan yang memadai .817 Valid

2. Tersedia tim medis yang cepat tanggap .625 Valid

3. Terdapat medical check up untuk karyawan .597 Valid

4.

Terdapat izin “fit to work” dari kepala bagian medis

perusahaan bagi karyawan lapangan yang akan ke

offshore & field

.746 Valid

5.

Diadakan penyuluhan kebersihan oleh Industrial

Hygiene Specialist ke warung tempat makan para

karyawan

.710 Valid

6. Pengiriman tips-tips kesehatan melalui email secara

periodic pada seluruh karyawan .710

Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi pencegahan penyakit dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,

seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan

kesehatan kerja dimensi pencegahan penyakit adalah berjumlah 6 pernyataan.

Tabel 4.6

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Manajemen Tekanan

No Indikator KMO Keterangan

D Dimensi Manajemen Tekanan

1. Diadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor

untuk karyawan baru .715 Valid

2. Diadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap

karyawan .535 Valid

3. Mengadakan seminar tentang kesehatan dengan

mengundang pakar kesehatan sebagai pembicara .551 Valid

4.

Mengadakan acara gathering party untuk seluruh

karyawan sebagai strategi efektif lain dalam

kejenuhan kerja

.564 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 66: S-Atika Puspita S.pdf

53

Universitas Indonesia

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi manajemen tekanan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,

seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan

kesehatan kerja dimensi manajemen tekanan adalah berjumlah 4 pernyataan.

Tabel 4.7

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Program Kesehatan

No Indikator KMO Keterangan

E Dimensi Program Kesehatan

1. Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan dan

keluarga .656 Valid

2. Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap karyawan .726 Valid

3. Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk

meningkatkan program kebugaran fisik .628 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi program kesehatan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,

seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan

kesehatan kerja dimensi program kesehatan adalah berjumlah 3 pernyataan.

Tabel 4.8

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Produktivitas Kerja Dimensi Kuantitas Kerja

No Indikator KMO Keterangan

A Dimensi Kuantitas Kerja

1. Saya bertanggung jawab atas output pekerjaan yang

saya lakukan .666 Valid

2. Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan .681 Valid

3. Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan hasil

pekerjaan yang saya lakukan .760 Valid

4. Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan sejumlah

pekerjaan dengan cepat .720 Valid

5. Saya sangat nyaman bekerja di perusahaan tempat

saya kerja .782 Valid

6. Semua fasilitas kerja yang disediakan perusahaan

membuat saya semakin semangat dalam bekerja .685 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 67: S-Atika Puspita S.pdf

54

Universitas Indonesia

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi kuantitas kerja dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh

jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada

dimensi kuantitas kerja adalah berjumlah 6 pernyataan.

Tabel 4.9

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Produktivitas Kerja Dimensi Kualitas Kerja

No Indikator KMO Keterangan

B Dimensi Kualitas Kerja

1. Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya selalu

meneliti kembali hasil pekerjaannya .624 Valid

2. Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi dalam

bekerja .579 Valid

3. Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat mendukung

tercapainya hasil kerja yang baik .706 Valid

4. Saya selalu berusaha melakukan pekerjaan yang

diberikan dengan rapi .515 Valid

5. Saya selalu mengoptimalkan kemampuan dalam

melakukan pekerjaan yang diberikan .670 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi kualitas kerja dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh

jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada

dimensi kualitas kerja adalah berjumlah 5 pernyataan.

Tabel 4.10

Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel

Produktivitas Kerja Dimensi Ketepatan Waktu

No Indikator KMO Keterangan

C Dimensi Ketepatan Waktu

1. Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat pada

waktunya .668 Valid

2. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai pada

batas waktu yang telah ditentukan .688 Valid

3. Saya selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah

ditetapkan perusahaan .644 Valid

4. Saya dapat memanfaatkan waktu jam kerja dengan

sebaik-baiknya .694 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 68: S-Atika Puspita S.pdf

55

Universitas Indonesia

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari

dimensi ketepatan waktu dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh

jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada

dimensi ketepatan waktu adalah berjumlah 4 pernyataan.

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha Reliability digunakan untuk uji reliabilitas. Konstruk

yang dianggap reliable adalah lebih besar dari 0.6. Perhitungan uji reliabilitas ini

dilakukan setelah melakukan uji validitas dan mereduksi indikator-indikator yang

tidak valid. Hasil dari uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.11

Reliabilitas Dimensi Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja

No Dimensi Cronbach Alpha

1. Mengukur dan Mengawasi .799

2. Pencegahan Kecelakaan .814

3. Pencegahan Penyakit .762

4. Manajemen Tekanan .676

5. Program Kesehatan .716

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dari tabel hasil reliabilitas diatas menunjukkan bahwa seluruh dimensi

dari variabel keselamatan kesehatan kerja memiliki nilai reliabilitas yang tinggi,

yaitu lebih besar dari 0.6. Dalam variabel independen ini dimensi yang memiliki

nilai reliabilitas yang paling tinggi adalah dimensi pencegahan kecelakaan yaitu

sebesar 0.814, sedangkan dimensi yang memiliki nilai reliabilitas paling rendah

adalah dimensi manajemen tekanan yaitu sebesar 0.676. Dengan demikian seluruh

dimensi tersebut dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

Tabel 4.12

Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja

No Dimensi Cronbach Alpha

1. Kuantitas Kerja .727

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 69: S-Atika Puspita S.pdf

56

Universitas Indonesia

2. Kualitas Kerja .716

3. Ketepatan Waktu .704

Dari tabel hasil reliabilitas diatas menunjukkan bahwa seluruh dimensi

dari variabel produktivitas kerja memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, yaitu lebih

besar dari 0.6. Dalam variabel independen ini dimensi yang memiliki nilai

reliabilitas yang paling tinggi adalah dimensi kuantitas kerja yaitu sebesar 0.727,

sedangkan dimensi yang memiliki nilai reliabilitas paling rendah adalah dimensi

ketepatan waktu yaitu sebesar 0.704. Dengan demikian seluruh dimensi tersebut

dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

4.2 Data Responden

Data-data mengenai responden sangat penting untuk mengetahui

karakteristik dari responden. Dalam penelitian yang menjadi responden adalah

karyawan bagian Engineering BP Tangguh. Jumlah keseluruhan responden dalam

penelitian ini sebanyak 60 orang. Data responden dalam penelitian ini dibagi

menjadi 4 (empat) kategori yaitu meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan

status perkawinan. Penelitian terhadap data responden berdasarkan kategori

tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

4.2.1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dalam

analisis distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini

88.3 %

11.7 %

Pria

wanita

Gambar 4.2

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

n = 60

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 70: S-Atika Puspita S.pdf

57

Universitas Indonesia

Dari gambar diatas terlihat bahwa dari 60 responden, terdapat 53 orang

pria dengan presentase sebesar 88.3% dan 7 orang wanita dengan persentase

sebesar 11.7%. Dengan demikian karyawan Engineering di BP Tangguh

didominasi pria.

4.2.2 Berdasarkan Usia

Dari data responden berdasarkan usia diatas menunjukkan bahwa jumlah

responden yang berusia dari 20 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 24 orang

dengan persentase 40%. Responden yang berusia antara 31 tahun sampai 40 tahun

sebanyak 25 orang dengan persentase sebesar 41.67%. Responden yang berusia

antara 41 tahun sampai 50 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase 18.33%.

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah yang

berusia 20 sampai dengan 40 tahun, karena pada usia tersebut termasuk dalam

usia produktif. Perusahaan lebih mempercayai karyawan pada usia produktif,

karena karyawan yang bekerja dalam usia produktif dapat melakukan pekerjaanya

dengan maksimal. Selain itu secara umum memiliki kondisi fisik yang lebih kuat,

sehingga dapat melakukan tugas berat, dan dapat memaksimalkan produktivitas

perusahaan.

4.2.3 Berdasarkan Lama Bekerja

40 % 41.7 %

18.3 %

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

21-30 31-40 41-50

Data Responden Berdasarkan Usia

n = 60

Gambar 4.3

Histogram Data Responden Berdasarkan Jenis Kelaminmber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 71: S-Atika Puspita S.pdf

58

Universitas Indonesia

Data responden berdasarkan lamanya bekerja seorang karyawan dipilih

untuk mengetahui apakah responden tersebut memiliki masa kerja yang sudah

cukup lama ataukah masih baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

4.7 berikut ini

Berdasarkan data diatas, responden yang bekerja kurang dari 5 (lima)

tahun di BP Tangguh yaitu sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 26.7%,

karyawan yang bekerja antara 5 sampai dengan 10 tahun sebanyak 34 orang

dengan persentase sebesar 56.7%, sebanyak 6 orang karyawan sudah bekerja

antara 11 sampai dengan 15 tahun dengan persentase sebesar 10%, sedangkan

karyawan yang sudah bekerja selama lebih dari 15 tahun sebesar 4 orang, dengan

persentase sebesar 6.7%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa mayoritas masa

kerja karyawan yaitu antara 5 sampai dengan 10 tahun karena usia karyawan

didominasi oleh karyawan yang berusia 31 sampai dengan 40 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian karyawan sudah cukup lama bekerja di perusahaan.

26.7%

56.7%

10% 6.7% 0

10

20

30

40

50

60

< 5 Tahun 5-10 Tahun 11-15 Tahun > 15 Tahun

Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja

n = 60

Gambar 4.4

Histogram Data Responden Berdasarkan Lama Bekerjamber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 72: S-Atika Puspita S.pdf

59

Universitas Indonesia

4.2.4 Berdasarkan Status Pernikahan

Dari hasil pengolahan kuesioner di dapatkan data responden pada

karyawan Engineering BP Tangguh diketahui responden yang belum menikah

sebanyak 28.3 % sedangkan yang menikah sebanyak 71.7 %. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan

responden dengan status menikah. Pada dasarnya orang yang sudah berkeluarga

cenderung mengutamakan pekerjaan yang menjamin keselamatan dan kesehatan

kerja untuk dirinya. Dalam hal ini bukan berarti karyawan yang belum tidak

mengutamakan hal tersebut, tetapi pada umumnya karyawan yang belum menikah

lebih memilih untuk mendapatkan gaji yang besar dibandingkan jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dikarenakan orang yang sudah menikah

cenderung lebih berhati-hati, karena mereka memiliki tanggung jawab untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga mereka harus selalu dalam

kondisi fisik yang baik.

4.3 Pembahasan Data Jawaban Responden

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan data berdasarkan dimensi

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

dalam membaca hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun data untuk

71.7%

28.3%

Menikah

Belum Menikah

Data Responden Berdasarkan Status

n = 60

Gambar 4.5

Data Responden Berdasarkan Statusmber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 73: S-Atika Puspita S.pdf

60

Universitas Indonesia

membuat tabel distribusi tersebut diperoleh dari hasil pengolahan data kuesioner

dengan menggunakan software SPSS 17.0 dengan melihat tingkat frekuensi

responden dalam memilih jawaban yang tersedia.

Ada beberapa dimensi yang disajikan dalam penelitian ini, yang diambil

dari teori keselamatan kesehatan kerja oleh Jackson, Schuler & Werner (2011)

dan teori produktivitas kerja oleh Hameed dan Amjad (2009). Berikut ini akan

disajikan dimensi frekuensi berdasarkan dimensi-dimensi pada penelitian ini.

4.3.1 Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja

Dalam penelitian ini variabel keselamatan kesehatan kerja diukur melalui

lima dimensi yaitu mengukur dan mengawasi, pencegahan kecelakaan,

pencegahan penyakit, manajemen tekanan dan program kesehatan. Penilaian

responden terhadap setiap indikator pada lima dimensi tersebut digambarkan

melalui tabel distribusi frekuensi untuk setiap indikatornya.

Tabel 4.13

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

Jawaban Responden Tentang Perusahaan Mendata Semua Kecelakaan yang

Terjadi

4.3.2

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa jawaban responden pada indikator

pertama dari dimensi mengukur dan mengawasi mengarah pada persetujuan.

Sebanyak 23 responden dengan persentase sebesar 38.3% menjawab setuju, 21

responden menjawab netral dengan persentase sebesar 35%, dan 14 responden

menjawab sangat setuju. Dengan melihat hasil jawaban responden dapat

disimpulkan bahwa jumlah responden yang cenderung menyetujui pernyataan ini

adalah sebesar 37 orang, sedangkan yang netral sebesar 21 orang. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan BP Tangguh telah melakukan penerapan

keselamatan kesehatan kerja terhadap para karyawannya, termasuk dengan

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 21 35.0

Setuju 23 38.3

Sangat Setuju 14 23.3

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 74: S-Atika Puspita S.pdf

61

Universitas Indonesia

melakukan pendataan semua kecelakaan yang terjadi sebagai upaya untuk

mengukur dan juga mengawasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Tabel 4.14

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

Jawaban Responden Tentang Perusahaan Membuat Tim Investigasi untuk

Menyelidiki Kecelakaan

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang perusahaan membuat tim

investigasi untuk menyelidiki kecelakaan dapat dilihat bahwa mayoritas

responden yang menjawab setuju yaitu sebanyak 25 responden (41.7%), 19

responden menjawab sangat setuju (31.7%) dan 15 responden yang menjawab

netral. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan keselamatan

kesehatan kerja bagi para karyawannya, perusahaan telah membentuk tim

investigasi untuk menyelidiki kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, hal ini

merupakan bentuk upaya perusahaan dalam mengukur dan mengawasi penerapan

keselamatan kesehatan kerja.

Tabel 4.15

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

Jawaban Responden Tentang Perusahaan Menganalisa Hasil Investigasi

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator

perusahaan menganalisa hasil investigasi dapat diketahui bahwa sebanyak 29

responden (48.3%) menjawab setuju, 21 responden (35%) menjawab sangat

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 1 1.7

Netral 15 25.0

Setuju 25 41.7

Sangat Setuju 19 31.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 8 13.3

Setuju 29 48.3

Sangat Setuju 21 35.0

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 75: S-Atika Puspita S.pdf

62

Universitas Indonesia

setuju, dan 8 responden yang menjawab netral, 2 responden menjawab tidak

setuju. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja dapat dikategorikan baik, karena perusahaan

juga menganalisa hasil investigasi dari hasil penyelidikan kecelakaan yang timbul

sebagai langkah untuk mengetahui apa penyebab dari kecelakaan yang terjadi,

agar nantinya dibuat suatu langkah penyelesaian.

Tabel 4.16

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

Jawaban Responden Tentang Perusahaan Membuat Laporan Kecelakaan

Kerja Atas Hasil Invetigasi

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator

perusahaan membuat laporan kecelakaan kerja atas hasil investigasi dapat

diketahui bahwa sebanyak 25 responden (41.7%) menjawab setuju, 21 responden

(35%) menjawab sangat setuju, dan 12 responden yang menjawab netral. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam pelaksanaan keselamatan dan

kesehatan kerja dapat dikategorikan baik, karena setelah perusahaan menganalisa

hasil investigasi kemudian perusahaan membuat laporan kecelakaan. Hal ini

dimaksudkan untuk mengevaluasi penerapan keselamatan kesehatan kerja di

perusahaan apakah telah berjalan dengan baik, dan juga sebagai pembelajaran

agar tidak terjadi lagi kecelakaan yang serupa.

Tabel 4.17

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Jawaban Responden Tentang Tersedia Prosedur Kerja yang Memadai

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 12 20.0

Setuju 25 41.7

Sangat Setuju 21 35.0

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 7 11.7

Setuju 26 43.3

Sangat Setuju 25 41.7

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 76: S-Atika Puspita S.pdf

63

Universitas Indonesia

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang tersedianya prosedur kerja yang

memadai dapat dilihat bahwa mayoritas jawaban responden mengarah pada

kesetujuan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang

dan yang menjawab setuju 26 orang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

dalam penerapan keselamatan kesehatan kerja yang baik, upaya pencegahan

kecelakaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mengurangi atau

bahkan menghilangkan resiko kecelakaan yang dapat timbul. Dalam hal ini

responden menyetujui bahwa perusahaan telah menyediakan prosedur kerja yang

memadai, agar memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

Tabel 4.18

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Jawaban Responden Tentang Prosedur Kerja yang Diberikan Dapat

Dipahami

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang prosedur kerja yang diberikan

dapat dipaham menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden yaitu sangat

setuju sebesar 26 orang dan setuju 24 orang. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa dalam upaya pencegahan kecelakaan, perusahaan telah membuat prosedur

kerja yang mudah dipahami oleh para karyawannya. Pada dasarnya setiap

karyawan harus dapat memahami pekerjaannya, agar dapat memudahkan mereka

dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka merupakan kewajiban perusahaan

dalam membuat prosedur kerja yang dapat dipahami oleh para karyawannya untuk

mencegah terjadinya risiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja.

Lanjutan

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 8 13.3

Setuju 24 40.0

Sangat Setuju 26 43.3

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 77: S-Atika Puspita S.pdf

64

Universitas Indonesia

Tabel 4.19

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Jawaban Responden Tentang Peralatan Yang Digunakan Sesuai Dengan

Jenis Pekerjaan

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang peralatan yang digunakan sesuai

dengan jenis pekerjaan, lebih dari setengah jumlah responden yaitu sebanyak 37

orang menjawab sangat setuju dengan persentase 61.7% dan 18 responden dengan

persentase 30% menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dalam upaya

pencegahan kecelakaan perusahaan telah menyediakan peralatan yang sesuai

dengan jenis pekerjaan untuk para karyawannya. Terlihat dari jawaban para

responden yang cenderung menyetujui hal tersebut. Peralatan yang sesuai dengan

jenis pekerjaan dapat membantu para karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaannya secara efektif dan efisien.

Tabel 4.20

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Jawaban Responden Tentang Peralatan Yang Digunakan Sesuai Dengan

Metode Yang Benar

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator

peralatan dapat berfungsi dengan baik, dapat diketahui bahwa sebesar 40% atau

sebanyak 24 responden menjawab sangat setuju, 22 responden (36.7%) menjawab

setuju, 10 responden menjawab netral dan 4 responden menjawab tidak setuju.

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 3 5.0

Setuju 18 30.0

Sangat Setuju 37 61.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 4 6.7

Netral 10 16.7

Setuju 22 36.7

Sangat Setuju 24 40.0

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 78: S-Atika Puspita S.pdf

65

Universitas Indonesia

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menyediakan peralatan

yang telah sesuai dengan metode yang benar atau sesuai dengan standar keamanan

yang telah ditetapkan, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan yang dapat

timbul akibat peralatan yang sudah tidak layak pakai. Hal ini dimaksudkan agar

proses produksi dapat berjalan dengan aman sehingga investasi perusahaan

terlindung dan terjamin keamanannya, selain itu para karyawan juga merasa

nyaman dalam bekerja, karena didukung dengan peralatan yang aman untuk

dipergunakan.

Tabel 4.21

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Jawaban Responden Tentang Peralatan Dapat Berfungsi Dengan Baik

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator

peralatan dapat berfungsi dengan baik, dapat diketahui bahwa sebesar 40% atau

sebanyak 24 responden menjawab sangat setuju, 19 responden (31.7%) menjawab

setuju. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menyediakan

peralatan yang dapat berfungsi dengan baik, sehingga dapat mengurangi risiko

kecelakaan yang dapat timbul akibat peralatan yang sudah tidak layak pakai. Hal

ini dimaksudkan agar proses kerja dapat berjalan dengan lancar, sehingga

perusahaan tidak kehilangan peluang untuk mendapat keuntungan.

Tabel 4.22

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Jawaban Responden Tentang Melakukan Pengecekan Rutin Terhadap

Semua Peralatan Yang Digunakan

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 4 6.7

Netral 13 21.7

Setuju 19 31.7

Sangat Setuju 24 40.0

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 5 8.3

Netral 3 5.0

Setuju 18 30.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 79: S-Atika Puspita S.pdf

66

Universitas Indonesia

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator

melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan, dapat

diketahui bahwa sebesar 56.7% atau sebanyak 34 responden menjawab sangat

setuju, 18 responden (30%) menjawab setuju dengan pernyataan ini. Maka dapat

dikatakan bahwa perusahaan telah melakukan upaya pencegahan kecelakaan

dengan melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan,

sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan yang dapat timbul akibat peralatan

yang sudah tidak layak pakai. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat

terhindar dari kerugian akibat kerusakan dari peralatan yang dapat mengakibatkan

kecelakaan bagi para karyawannya agar proses kerja dapat berjalan dengan lancar.

Tabel 4.23

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Jawaban Responden Tentang Terdapat Alat Pelindung Diri Untuk

Pekerjaan Yang Berisiko

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator

terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang berisiko, dapat diketahui bahwa

sebanyak 24 responden menjawab sangat setuju, 16 responden menjawab setuju.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan telah mewajibkan para

karyawannya untuk menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan

yang berisiko. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan kecelakaan yang dapat

timbul pada saat proses kerja. Alat pelindung itu sendiri disesuaikan dengan jenis

pekerjaan yang berisiko. Pada umumnya alat pelindung diri bertujuan untuk

Lanjutan

Kategori frekuensi Persentase

Sangat Setuju 34 56.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 6 10.0

Netral 14 23.3

Setuju 16 26.7

Sangat Setuju 24 40.0

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 80: S-Atika Puspita S.pdf

67

Universitas Indonesia

melindungi seluruh/sebagian anggota tubuh dari para karyawan terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. Tetapi sebanyak 20

karyawan menyatakan kurang menyetujui pernyataan ini, hal ini dikarenakan

masih kurangnya disiplin dari para karyawan dalam mentaati peraturan untuk

menggunakan alat pelindung diri.

Tabel 4.24

Dimensi Pencegahan Penyakit

Jawaban Responden Tentang Terdapat Sarana Kesehatan Yang Memadai

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang terdapat sarana kesehatan yang

memadai, menunjukkan bahwa jawaban responden pada indikator ini mengarah

pada sangat setuju, yaitu sebanyak 22 responden dengan persentase 36.7%.

kemudian jumlah responden yang menjawab setuju dan netral sama yaitu

sebanyak 16 responden dengan persentase 26.7%, dan 6 responden menjawab

tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dalam upaya pencegahan penyakit

perusahaan telah menyediakan sarana kesehatan yang memadai bagi para

karyawannya. Dengan adanya sarana kesehatan yang memadai, maka dapat

membantu karyawan untuk terhindar dari segala macam bentuk penyakit yang

dapat timbul akibat pekerjaan.

Tabel 4.25

Dimensi Pencegahan Penyakit

Jawaban Responden Tentang Tersedia Tim Medis Yang Cepat Tanggap

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 6 10.0

Netral 16 26.7

Setuju 16 26.7

Sangat Setuju 22 36.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 7 11.7

Setuju 21 35.0

Sangat Setuju 30 50.0

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 81: S-Atika Puspita S.pdf

68

Universitas Indonesia

Dalam upaya pencegahan penyakit, perusahaan telah menyediakan tim

medis yang cepat tanggap di tempat kerja. Hal ini dapat terlihat dari jawaban

responden yang cenderung sangat menyetujui pernyataan tersebut, yaitu sebanyak

30 responden atau sebesar 50% dari total responden. Tujuan dari tersedianya tim

medis yang cepat tanggap yaitu sebagai pertolongan pertama apabila terdapat

karyawan yang menderita sakit ketika sedang berada di tempat kerja.

Tabel 4.26

Dimensi Pencegahan Penyakit

Jawaban Responden Tentang Terdapat Medical Check-Up untuk Karyawan

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam upaya pencegahan penyakit, perusahaan telah mengadakan

Medical Check-up kepada setiap karyawannya. Hal ini dapat terlihat dari jawaban

responden yang sangat menyetujui pernyataan tersebut, yaitu sebanyak 25

responden atau sebesar 41.7% dan 20 responden menyetujui pernyataan ini.

Adanya medical check up bagi para karyawannya bertujuan untuk mengetahui

status kesehatan dari para karyawan dan juga sebagai usaha untuk memelihara

kesehatan secara berkala.

Tabel 4.27

Dimensi Pencegahan Penyakit

Jawaban Responden Tentang Terdapat Izin “Fit To Work” untuk Para

Karyawan Yang Akan ke Field/Offshore

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 4 6.7

Netral 11 18.3

Setuju 20 33.3

Sangat Setuju 25 41.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 6 10.0

Netral 13 21.7

Setuju 22 36.7

Sangat Setuju 19 31.7

Total 60 100

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 82: S-Atika Puspita S.pdf

69

Universitas Indonesia

Dalam upaya pencegahan penyakit, perusahaan mewajibkan adanya izin fit

to work dari kepala bagian medis bagi para karyawan yang akan bertugas ke field

atau offshore. Syarat utama bagi karyawan yang akan ke field/offshore adalah

memiliki kondisi fisik yang kuat dan baik, agar mereka dapat melakukan

pekerjaannya dengan semangat. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden

yang menyetujui pernyataan tersebut, yaitu sebanyak 22 responden atau sebesar

36.7% dan 19 responden sangat menyetujui pernyataan ini.

Tabel 4.28

Dimensi Pencegahan Penyakit

Jawaban Responden Tentang Diadakan Penyuluhan Kebersihan ke Warung

Tempat Makan Para Karyawan

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam upaya pencegahan penyakit perusahaan telah melakukan

penyuluhan kebersihan ke warung tempat makan para karyawan. Hal ini

dilakukan agar perusahaan dapat memantau warung tempat makan para

karyawannya telah sesuai dengan standar kebersihan dan tidak tercemar, sehingga

para karyawan dapat membeli makanan yang sehat. Pada tabel jawaban responden

mengenai pernyataan ini sebanyak 23 responden menyatakan persetujuan, dan 24

responden menyatakan sangat setuju. Oleh karena itu dalam hal ini perusahaan

telah melakukan tindakan yang tepat dalam upaya pencegahan penyakit.

Tabel 4.29

Dimensi Pencegahan Penyakit

Jawaban Responden Tentang Pengiriman Tips Kesehatan Melalui Email

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 7 11.7

Netral 6 10.0

Setuju 23 38.3

Sangat Setuju 24 40.0

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 3 5.0

Netral 9 15.0

Setuju 23 38.3

Sangat Setuju 25 41.7

Total 60 100

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 83: S-Atika Puspita S.pdf

70

Universitas Indonesia

Pada tabel jawaban responden diatas mengenai indikator tentang

pengiriman tips-tips kesehatan secara periodik melalui email, dapat dilihat bahwa

sebesar 41.7% responden sangat menyetujui pernyataan tersebut. Hal ini

menandakkan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai macam upaya untuk

melakukan pencegahan penyakit, salah satunya adalah pengiriman tips kesehatan.

Tujuannya adalah agar para karyawan mempunyai kesadaran akan pentingnya

menjaga kesehatan agar mereka dapat produktif dalam bekerja.

Tabel 4.30

Dimensi Manajemen Tekanan

Jawaban Responden Tentang Diadakan Pelatihan Pengenalan Lingkungan

Kantor untuk Para Karyawan Baru

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam rangka mengurangi tekanan yang diterima karyawan dalam

pekerjaannya, maka perusahaan telah melakukan manajemen tekanan. Salah

satunya yaitu dengan melakukan pelatihan pengenalan lingkungan kantor terhadap

karyawan baru. Hal ini ditunjukkan pada tabel jawaban responden diatas, bahwa

sebanyak 25 responden menyetujui pernyataan ini, dan 22 responden sangat

menyutujui pernyataan ini. Adanya pelatihan pengenalan lingkungan kantor

terhadap karyawan baru agar mereka tahu dengan jelas apa yang harus mereka

kerjakan dan bagaimana mengerjakannya, selain itu untuk pengenalan lingkungan

baru, aturan baru, dan rekan kerja yang baru, sehingga mereka bisa cepat

menyesuaikan diri dan cepat menjadi bagian dari tim perusahaan.

Tabel 4.31

Dimensi Manajemen Tekanan

Jawaban Responden Tentang Diadakan Pelatihan Keselamatan Kerja untuk

Setiap karyawan

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 7 11.7

Netral 6 10.0

Setuju 25 41.7

Sangat Setuju 22 36.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 6 10.0

Netral 12 20.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 84: S-Atika Puspita S.pdf

71

Universitas Indonesia

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden diatas menunjukkan bahwa perusahaan

telah mengadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap karyawannya. Hal ini

dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan 23 orang responden

menyetujui pernyataan ini. Adanya pelatihan keselamatan kerja sangat penting

dilakukan oleh perusahaan kepada setiap karyawannya. Tujuannya agar para

karyawan memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap aspek keselamatan selama

bekerja, sehingga mereka dapat bekerja dengan aman.

Tabel 4.32

Dimensi Manajemen Tekanan

Jawaban Responden Tentang Mengadakan Seminar Tentang Kesehatan

dengan Mengundang Pakar Kesehatan Sebagai Pembicara

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam rangka mengurangi tekanan yang diterima karyawan dalam

pekerjaannya, maka perusahaan telah melakukan manajemen tekanan. Salah

satunya yaitu dengan mengadakan seminar tentang kesehatan dengan

mengundang pakar kesehatan. Hal ini ditunjukkan pada tabel jawaban responden

diatas, bahwa sebanyak 25 responden sangat menyetujui pernyataan ini. Adanya

seminar tentang kesehatan setidaknya dapat menjadi usaha untuk membantu

karyawan dalam mengurangi tekanan dalam bekerja, selain itu hal ini juga dapat

memberikan pengetahuan kepada karyawan tentang pentingnya menjaga

kesehatan.

Lanjutan

Kategori frekuensi Persentase

Setuju 23 38.3

Sangat Setuju 19 31.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 12 20.0

Netral 5 8.3

Setuju 18 30.0

Sangat Setuju 25 41.7

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 85: S-Atika Puspita S.pdf

72

Universitas Indonesia

Tabel 4.33

Dimensi Manajemen Tekanan

Jawaban Responden Tentang Mengadakan Acara Gathering Party

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam rangka mengurangi tekanan yang diterima karyawan dalam

pekerjaannya, maka perusahaan telah melakukan manajemen tekanan. Salah

satunya yaitu dengan mengadakan acara gathering party. Hal ini ditunjukkan pada

tabel jawaban responden diatas, bahwa sebanyak 28 responden menyetujui, dan

20 responden sangat menyetujui pernyataan ini, sedangkan hanya 10 responden

menyatakan ketidak setujuan terhadap pernyataan ini. Adanya acara gathering

party yang diadakan oleh perusahaan dapat menjadi strategi efektif untuk

mengurangi kejenuhan bekerja dari para karyawan, selain itu juga dapat bertujuan

untuk menjalin rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar karyawan.

Tabel 4.34

Dimensi Program Kesehatan

Jawaban Responden Tentang Penawaran Imunisasi Gratis Bagi Karyawan

Pada tabel jawaban responden tentang penawaran imunisasi gratis bagi

karyawan terlihat bahwa mayoritas responden menjawab setuju dengan persentase

sebesar 33.3% atau sebanyak 20 orang, 19 responden menjawab setuju. Bertolak

pada hasil pengolahan data dari indikator ini maka dapat disimpulkan bahwa

perusahaan benar-benar memperhatikan para karyawannya, salah satunya yaitu

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 10 16.7

Netral 2 3.3

Setuju 28 46.7

Sangat Setuju 20 33.3

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 7 11.7

Netral 14 23.3

Setuju 20 33.3

Sangat Setuju 19 31.7

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 86: S-Atika Puspita S.pdf

73

Universitas Indonesia

memberikan imunisasi gratis bagi karyawan beserta keluarganya. Hal ini

ditujukan agar para karyawan dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya.

Tabel 4.35

Dimensi Program Kesehatan

Jawaban Responden Tentang Tersedia Asuransi Kesehatan Untuk Setiap

Karyawan

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang tersedia asuransi kesehatan bagi

setiap karyawan terlihat bahwa mayoritas responden cenderung menjawab setuju

dengan persentase sebesar 35% atau sebanyak 21 orang, dan 17 responden

menjawab sangat setuju. Bertolak pada hasil pengolahan data dari indikator ini

maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan

kesejahteraan para karyawannya, salah satunya yaitu dengan memberikan asuransi

kesehatan kepada para karyawan beserta keluarganya. Hal ini ditujukan agar para

karyawan dapat terjamin kesejahteraannya dalam hal kesehatannya.

Tabel 4.36

Dimensi Program Kesehatan

Jawaban Responden Tentang Menyediakan Sarana Olahraga

Dalam rangka menjaga kebugaran fisik untuk setiap karyawan, perusahaan

telah menyediakan sarana olahraga yang ditujukan untuk setiap karyawan. Hal ini

bertujuan agar para karyawan dapat berolahraga dalam menjaga kebugaran

fisiknya. Apabila karyawan memiliki kondisi fisik yang sehat dan kuat maka

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 11 18.3

Netral 11 18.3

Setuju 21 35.0

Sangat Setuju 17 28.3

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 7 11.7

Netral 11 18.3

Setuju 17 28.3

Sangat Setuju 25 41.7

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 87: S-Atika Puspita S.pdf

74

Universitas Indonesia

mereka akan terhindar dari penyakit dan meningkatkan produktivitasnya dalam

bekerja. Pada tabel jawaban responden diatas, 25 orang responden sangat

menyetujui pernyataan bahwa perusahaan menyediakan sarana olahraga.

4.4.2 Variabel Produktivitas Kerja

Dalam penelitian ini variabel produktivitas kerja diukur melalui tiga

dimensi yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu. Penilaian

responden terhadap setiap indikator pada tiga dimensi tersebut digambarkan

melalui tabel distribusi frekuensi untuk setiap indikatornya.

Tabel 4.37

Dimensi Kuantitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Bertanggung Jawab Atas Output Pekerjaan

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden dari dimensi kuantitas kerja, indikator

pertama adalah karyawan bertanggung jawab atas output pekerjaan. Berdasarkan

hasil pengolahan data terhadap indikator ini, menghasilkan jawaban responden

sebanyak 28 orang yang menjawab setuju, 14 orang menjawab sangat setuju, dan

16 orang menjawab netral. Hal ini menandakan bahwa dengan adanya jaminan

akan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan perusahaan, maka tiap

karyawan merasa bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, selain itu juga

mereka merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga mereka berusaha untuk

memberikan output kerja yang baik.

Tabel 4.38

Dimensi Kuantitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Mencapai Target Kerja

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 16 26.7

Setuju 28 46.7

Sangat Setuju 14 23.3

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 6 10.0

Netral 15 25.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 88: S-Atika Puspita S.pdf

75

Universitas Indonesia

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah jumlah responden

yaitu sebanyak 33 responden yang merupakan karyawan engineering menyetujui

bahwa mereka dapat mencapai target kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan engineering telah produktif

dalam bekerja, karena dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat terwujud.

Tabel 4.39

Dimensi Kuantitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Memaksimalkan Hasil Pekerjaan

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil pengolahan data pada indikator ini menunjukkan bahwa 27

responden mengaku setuju dan 21 responden mengaku sangat setuju dalam

memaksimalkan hasil pekerjaan yang mereka lakukan. Adanya jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawannya

menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan keselamatan dan

kesehatan tiap karyawannya. Oleh karena itu para karyawan merasa memiliki

dihargai, sehingga mereka semangat dalam bekerja dan berusaha untuk

memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan.

Lanjutan

Kategori frekuensi Persentase

Setuju 33 55.0

Sangat Setuju 6 10.0

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 0 0

Netral 12 20.0

Setuju 27 45.0

Sangat Setuju 21 35.0

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 89: S-Atika Puspita S.pdf

76

Universitas Indonesia

Tabel 4.40

Dimensi Kuantitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Sejumlah Pekerjaan Dengan

Cepat

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada variabel produktivitas kerja, kuantitas kerja menjadi salah satu

dimensinya, dimana kuantitas kerja adalah kemampuan pekerja dalam

menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dengan efisien

dan efektif. Dalam hal ini terlihat bahwa para karyawan engineering BP Tangguh

dapat menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dengan

cepat, karena mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menunjukkan 21 orang

menjawab setuju, dan 23 orang menjawab sangat setuju.

Tabel 4.41

Dimensi Kuantitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Karyawan Merasa Nyaman Dalam Bekerja

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden diatas menunjukkan bahwa 47.7% atau

sebanyak 28 responden yang merupakan karyawan engineering BP Tangguh

mengaku setuju bahwa mereka merasa nyaman dalam bekerja. Hal ini disebabkan

karena perusahaan telah mengelola K3 dengan baik, sehingga para karyawan

merasa aman dan nyaman dalam bekerja.

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 0 0

Netral 16 26.7

Setuju 21 35.0

Sangat Setuju 23 38.3

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 0 0

Netral 12 20.0

Setuju 28 47.7

Sangat Setuju 20 33.3

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 90: S-Atika Puspita S.pdf

77

Universitas Indonesia

Tabel 4.42

Dimensi Kuantitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Fasilitas Kerja Membuat Semangat

Adanya fasilitas kerja yang diberikan oleh perusahaan, ternyata dapat

membuat karyawan semangat dalam bekerja. Hal ini dikarenakan para karyawan

merasa dihargai akan pekerjaan yang telah mereka lakukan, sehingga mereka

memberikan timbal balik yang positif untuk perusahaannya dengan cara semangat

bekerja dalam memberikan output yang maksimal dan sesuai dengan target yang

ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 25 responden

menyetujui bahwa adanya fasilitas kerja yang memadai dapat membuat mereka

semangat dalam bekerja, 11 responden menjawab sangat setuju, sedangkan 20

responden menjawab netral.

Tabel 4.43

Dimensi Kualitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Teliti Dalam Bekerja

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana

karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah teliti dalam

bekerja, dari pernyataan ini 37 responden menjawab setuju dengan persentase

sebesar 61.7%. Hal ini disebabkan karena adanya kondisi kerja yang aman dan

nyaman sehingga membuat karyawan semangat dalam bekerja dan selalu teliti

terhadap pekerjaannya.

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 4 6.7

Netral 20 33.3

Setuju 25 41.7

Sangat Setuju 11 18.3

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 1 1.7

Netral 11 18.3

Setuju 37 61.7

Sangat Setuju 11 18.3

Total 60 100

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei

2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 91: S-Atika Puspita S.pdf

78

Universitas Indonesia

Tabel 4.44

Dimensi Kualitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Berkonsentrasi Dalam Bekerja

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana

karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah

berkonsentrasi dalam bekerja, dari pernyataan ini 36 responden menjawab setuju

dengan persentase sebesar 60%, 14 responden menjawab sangat setuju dan 8

responden menjawab netral. Hal ini disebabkan karena adanya kondisi kerja yang

aman dan nyaman mendukung karyawan dapat berkonsentrasi dalam bekerja,

sehingga output yang dihasilkan dapat maksimal.

Tabel 4.45

Dimensi Kualitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Kondisi Kerja Mendukung Hasil Kerja Yang

Baik

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana

karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah karyawan

memberikan hasil pekerjaan yang baik. Adanya kondisi kerja yang aman dan

nyaman mendukung karyawan dapat berkonsentrasi dan teliti dalam bekerja,

sehingga output yang diberikan dapat maksimal dan sesuai dengan tujuan

perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari tabel diatas yang menunjukkan jawaban

responden yang mengarah pada kesetujuan, sebanyak 33 responden.

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 8 13.3

Setuju 36 60.0

Sangat Setuju 14 23.3

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 9 15.0

Setuju 33 55.0

Sangat Setuju 16 26.7

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 92: S-Atika Puspita S.pdf

79

Universitas Indonesia

Tabel 4.46

Dimensi Kualitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Melakukan Pekerjaan Dengan Rapi

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana

karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah karyawan

memberikan hasil pekerjaan dengan rapi. Adanya kondisi serta lingkungan kerja

yang aman dan nyaman mendukung karyawan dapat melakukan pekerjaannya

dengan baik, termasuk memberikan hasil pekerjaan dengan rapi. Pekerjaan yang

rapi dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan evaluasi atas hasil kerja

dari karyawan. 35 orang karyawan mengaku setuju dalam melakukan pekerjaan

dengan rapi, 11 responden mengaku netral dan 8 responden mengaku sangat

setuju. Oleh karena itu dapat terlihat bahwa aspek penerapan K3 yang baik dapat

berdampak positif dalam meningkatkan produktivitas kerja para karyawan.

Tabel 4.47

Dimensi Kualitas Kerja

Jawaban Responden Tentang Mengoptimalkan Kemampuan Dalam Bekerja

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja diperlukan hasil kerja yang baik dari para

karyawan. Pada tabel jawaban responden tentang mengoptimalkan kemampuan

dalam bekerja, 33 responden menjawab setuju bahwa mereka telah

mengoptimalkan kemampuan mereka dalam bekerja, 10 menjawab sangat setuju,

sedangkan 14 orang menjawab netral dan 3 orang menjawab tidak setuju. Hal ini

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 6 10.0

Netral 11 18.3

Setuju 35 58.3

Sangat Setuju 8 13.3

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 3 5.0

Netral 14 23.3

Setuju 33 55.0

Sangat Setuju 10 16.7

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 93: S-Atika Puspita S.pdf

80

Universitas Indonesia

menunjukkan bahwa sebagian dari karyawan telah menunjukkan kualitas kerja

mereka, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Tabel 4.48

Dimensi Ketepatan Waktu

Jawaban Responden Tentang Masuk Kerja Tepat Waktu

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam produktivitas kerja, ketepatan waktu merupakan dimensi untuk

mengukur tingkat produktivitas kerja dari para karyawan. Pada tabel diatas

berdasarkan dimensi ketepatan waktu, hampir setengah dari total jumlah

responden yang merupakan karyawan engineering mengaku setuju bahwa mereka

selalu datang ke tempat kerja tepat waktu yaitu sebanyak 35 responden. Karyawan

engineering BP Tangguh merupakan karyawan lapangan yang bekerja di lepas

pantai, sehingga tempat mereka bekerja tidak jauh dari tempat tinggal mereka

yang disediakan oleh perusahaan.

Tabel 4.49

Dimensi Ketepatan Waktu

Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada hasil jawaban responden diatas menunjukkan bahwa 29 responden

menyetujui pernyataan bahwa mereka selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

yang telah ditentukan, 4 responden menjawab setuju, sedangkan yang netral

dengan pernyataan ini sebanyak 18 responden. Hal ini menunjukkan bahwa

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 7 11.7

Netral 14 23.3

Setuju 35 58.3

Sangat Setuju 4 6.7

Total 60 100

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 3 5.0

Tidak setuju 6 10.0

Netral 18 30.0

Setuju 29 48.3

Sangat Setuju 4 6.7

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 94: S-Atika Puspita S.pdf

81

Universitas Indonesia

mayoritas responden yang merupakan karyawan engineering memiliki disiplin

kerja serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Tabel 4.50

Dimensi Ketepatan Waktu

Jawaban Responden Tentang Bekerja Sesuai Jam Kerja

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada hasil jawaban responden diatas menunjukkan bahwa responden

menyetujui pernyataan bahwa mereka selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang

telah ditentukan, hal ini dapat terlihat dari tabel diatas yang menunjukkan

sebanyak 36 responden menjawab setuju dan hanya 17 responden yang menjawab

netral. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang merupakan

karyawan engineering memiliki disiplin kerja serta ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaannya, karena mereka selalu bekerja sesuai dengan jam

kerja yang telah ditentukan.

Tabel 4.51

Dimensi Ketepatan Waktu

Jawaban Responden Tentang Dapat Memanfaatkan Waktu Jam Kerja

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden diatas menunjukkan 30 orang responden

menyetujui bahwa mereka dapat memanfaatkan waktu jam kerja mereka dengan

baik, dan 27 orang responden sangat menyetujui pernyataan ini. Oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan engineering pada BP Tangguh

Kategori frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 1 1.7

Tidak setuju 3 5.0

Netral 17 28.3

Setuju 33 55.0

Sangat Setuju 6 10.0

Total 60 100

Kategori Frekuensi Presentase %

Sangat tidak setuju 0 0

Tidak setuju 2 3.3

Netral 1 1.7

Setuju 30 50.0

Sangat Setuju 27 45.0

Total 60 100

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 95: S-Atika Puspita S.pdf

82

Universitas Indonesia

dapat memanfaatkan waktu jam kerja mereka dengan baik, sehingga mereka dapat

dikatakan dalam produktif dalam bekerja.

4.4 Analisis Rank Spearman

Penelitian ini menggunakan teknik analisis bivariat untuk melihat seberapa

besar pengaruh pelaksanaan program keselamatan kesehatan kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan dari data yang diperoleh serta untuk melihat

seberapa kuat hubungan diantara kedua variabel tesebut. Dalam penelitian ini,

yang menjadi variabel independen adalah keselamatan kesehatan kerja dan yang

menjadi variabel dependen adalah produktivitas kerja.

Berikut ini adalah hasil pengolahan kusioner terhadap dua variabel yang

diuji hubungannya yaitu keselamatan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja.

Penulis menggunakan bantuan program SPPSS for windows versi 17.0 dengan

analisis Rank’s Spearman dan output-nya berupa tabel hubungan Spearman

berikut ini:

Tabel 4.52

Korelasi Rank Spearman

Hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor-faktor keselamatan

kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan menunjukkan bahwa semua

faktor dari variabel independen (keselamatan kesehatan kerja) memiliki hubungan

yang positif dengan kekuatan korelasi sangat kuat yaitu sebesar 0.726 (De Vaus,

2002). Berdasarkan pada hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel

keselamatan kesehatan kerja memiliki hubungan sangat kuat dengan produktivitas

kerja, dimana nilai hubungan tersebut adalah sebesar 0.726.

Correlations

1 .726**.000

60 60.726** 1.000

60 60

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Produktiv itas Kerja

Keselamatan danKesehatan Kerja

Produktiv itasKerja

Keselamatan danKesehatan Kerja

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 96: S-Atika Puspita S.pdf

83

Universitas Indonesia

Selanjutnya untuk menguji hipotesis dan mengetahui apakah koefisien

korelasi tersebut signifikan secara statistik maka dilakukan melalui uji Z. Adapun

perhitungan uji Z tersebut adalah sebagai berikut:

Zhitung = rs √(n-1)

= 0.726 √ (60-1)

= 0.726 x 7.68

= 5.575

Pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0.05) maka nilai dari Z tabel

untuk uji dua sisi (two-tailed) :

Ztabel = 50% - α / 2

Ztabel = 0.5 – 0.05 / 2

Ztabel = 0.5 – 0.025

Ztabel = 0.475

Berdasarkan pada tabel kurva normal didapatkan besaran Ztabel yaitu 1.96

Gambar 4-6 Kurva Penerimaan Ho

Zttabel = 1.96

Tolak H0

Terima H0

Tolak H0

Ztabel = -1.96 Zhitung=5.575

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 97: S-Atika Puspita S.pdf

84

Universitas Indonesia

Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai Zhitung sebesar 5.575 dan

berdasarkan tabel dengan n-1 = 59 serta alpha = 0,05 maka didapat nilai Ztabel

sebesar 1,96. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai ZHitung = 5.575 lebih

besar daripada nilai ZTabel = 1,96 maka H0 ditolak dan artinya Ha diterima, yaitu

terdapat pengaruh antara pelaksanaan program keselamatan kesehatan kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan engineering BP Tangguh Teluk Bintuni,

Papua. Dengan derajat keeratan hubungan berada pada kategori sangat kuat (0.70-

0.89) yaitu sebesar 0.726.

4.5 Koefisien Determinasi (R2)

Besaran koefisien determinasi (R2) menunjukkan variabilitas observasi

dari variabel dependen yaitu produktivitas kerja yang dijelaskan oleh variabel

independennya yaitu keselamatan kesehatan kerja. Koefisien determinasi yang

bernilai nol tidak selalu berarti tidak ada pengaruh, akan tetapi hanya

menunjukkan tidak adanya pengaruh linier.

Dari tabel korelasi rank spearman diatas dapat terlihat bahwa nilai R

sebesar 0.726, yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara

keselamatan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja. Sedangkan untuk nilai R

square (R2) adalah 0.527 yang didapat dari hasil (0.726

2). berdasarkan hasil

koefisien determinasi dapat diketahui bahwa 52.7% variabel keselamatan

kesehatan kerja dapat dijelaskan oleh variabel produktivitas kerja atau

keselamatan kesehatan kerja memberikan pengaruh sebesar 52.7% terhadap

produktivitas kerja pada karyawan engineering BP Tangguh.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 98: S-Atika Puspita S.pdf

85

Universitas Indonesia

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan

Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka

hasil analisis yang telah dilakukan, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel keselamatan kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan

dan positif terhadap variabel produktivitas kerja. Hal ini terbukti

dengan hasil perhitungan SPSS yang menyatakan bahwa nilai Fhitung

lebih besar dari nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa

pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja berpengaruh terhadap

produktivitas kerja pada karyawan engineering BP Tangguh, Teluk

Bintuni, Papua..

b. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan dan positif dari variabel keselamatan kesehatan kerja terhadap variabel

produktivitas kerja, maka penulis memberikan saran-saran yang dapat dijadikan

rujukan dan bahan pertimbangan agar kedepannya dapat dihasilkan. Berikut ini

adalah saran-saran yang diberikan penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan:

1. Program keselamatan dan kesehatan kerja harus tetap dipertahankan,

bahkan ditingkatkan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, k3 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

produktivitas kerja.

2. Pihak manajemen agar selalu memperhatikan pengelolaan dan

pemeliharaan alat-alat produksi agar keselamatan dan kesehatan

karyawan lebih terjamin.

3. Kesadaran karyawan akan keselamatan diri dan lingkungan harus

selalu ditingkatkan, salah satunya adalah dengan memberikan apresiasi

kepada karyawan yang memberikan kontribusi lebih terhadap

pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 99: S-Atika Puspita S.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ardana, Ni Wayan Mujiati dan I Wayan Mudiartha Utama, 2012. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Cascio, W. F, 2009. Managing Human Resources-Productivity, Quality of Work Life, Profits 8th

Edition. McGraw Hill

Creswell, John W, 2010. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed edisi ketiga. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Dessler, Gary, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks

De Vaus, David, 2002. Survey in Social Research, 5th

edition. London: Routledge

Gomes, Cardoso F, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI OFFSET

Hanggraeni, Dewi, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Jackson, Randall S Schuler dan Steve Werner, 2011. Pengelolaan Sumber Daya Manusia edisi

kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat

Malthis, Robert. L dan Jackson, John H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia 10e.

Jakarta: Salemba Empat

Malthis, Robert. L dan Jackson, John H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Salemba Empat

Mangkunegara, Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Millmore, Mike. 2007. Strategic Human Resource Management. Pearson Educated Limited

Mondy, R Wayne, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga

Malhotra K. Naresh, 2004. Marketing Research: An Applied Orientation, New South Wales:

Prentice Hall

Nasution, M.E., Usman, H.M. 2008. Proses Penelitian Kuantitatif. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Newman W. Lawrence, 1997. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative

Approaches. Boston: Allyn and Bacon

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 100: S-Atika Puspita S.pdf

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Ramli, Soehatman, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001.

Jakarta: Dian Rakyat

Ridley, John, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Ikhtisar) edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Raja

Grafindo Pustaka

Robbins, Stephen P, Mary Coulter, 2007. Management 9th

edition. Prentice Hall International

Edition

Santosa & Ashari, Purbaya Budi, 2005. Analisa Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS.

Yogyakarta: Andi

Santoso, 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka

Sastrohadiwiryo, S, 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Buku 2 edisi 4. Jakarta: Salemba

Empat

Simanjuntak, Payaman J, 2011. Manajemen Hubungan Industrial Serikat Pekerja Perusahaan

dan Pemerintah. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI

Sinungan, M, 2008. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suma’mur, 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung

Sunyoto, Danang, 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Caps

Tooma, Michael, 2011. Safety Security Health and Environment Law. Jakarta: Federasi Press

Umar, Husein, 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Werther, William B and Keith Davis, 1996. Human Resource and Personnel Management, 5th

edition. McGraw-Hill International Edition

Jurnal Ilmiah:

Burton, N Wayne. 2008. The Association of Worker Productivity and Mental Health:A review of

the literature. International Journal of Workplace Health Management Vol 1 No.2

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 101: S-Atika Puspita S.pdf

Gravel Sylvie, Jacques Rheaume & Gabrielle Legendre. 2011. Strategies to Develop and

Maintain Occupational Health and Safety Measures in Small Businesses Employing

Immigrant Workers in Metropolitan Montreal. Journal International of Workplace

Health ManagementVol.4 No2.

Hameed, Amina dan Shehla Amjad, 2009. Impact Of Design on Employees Productivity: A Case

study of Banking Organizations of Abbottabad, Pakistan. Journal of Public Affairs,

Administration and Management Vol.3 Issue 1

Katsuro, Gadzirayi, Taruwona and Suzanna Mupararano. 2010. Impact Of Occupational Health

and Safety on Worker Productivity: A case of Zimbabwe food industry. African Journal

of Business Management Vol.4 (13)

Kirsten, Wolf. 2008. Health and Productivity Management in Europe. International Journal of

Workplace Health Management Vol 1 No.2

Lestari dan Erlin Trisyulianti. 2009. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan

Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung

Mas, Bogor). Jurnal Manajemen (IPB) Vol.1, No.1 Agustus

Setiawan, Heru. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi dan Program Keselamatan Kesehatan

Kerja (K3) pada Produktivitas Karyawan PT KAI Bandung. Jurnal Trikonomika Vol.8,

No.1 Juni

Shikdar Ashraf & Naseem M. Sawaqed. 2004. Ergonomics and Occupational health and safety

in the oil industry: a managers response. Journal Industrial Engineering 47 (223-232)

Lamm Felicity, Claire Massey & Martin Perry. 2006. Is There a Link Between Workplace Health

& Safety , Firm Performance & Productivity. New Zealand Journal of Employment

Relations, Vol 32 No 1 (75-90)

Sumber lainnya:

BP Indonesia. “ Company Profile, About BP What We Do” , http://www.bp.com/ diakses pada 14 Maret

2012

BP Indonesia. “About Us & BP History ” , http://www.bp.com/ diakses pada 28 Mei 2012

BP Indonesia. “Tangguh LNG Project” , http://www.bp.com/ diakses pada 28 Mei 2012

Jamsostek. “Perlindungan Maksimal untuk Perlindungan Kerja”. 2011, http://www.

Jamsostek.co.id/ diakses pada 27 Maret 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 102: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Sdr/i Responden

Dengan Hormat,

Kami memahami sepenuhnya bahwa waktu Anda sangat terbatas dan

berharga. Namun demikian, kami sangat mengharapkan kesediaan Anda untuk

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini disusun dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (Skripsi) yang

merupakan syarat kelulusan Program S1 Ilmu Adminitrasi Niaga, Universitas

Indonesia. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana “Pengaruh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada:

Karyawan lapangan bagian Engineering BP Tangguh Teluk Bintuni, Papua)”.

Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, sehingga semua jawaban

Anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas kesediaan dan kerjasama Anda, saya

ucapkan terimakasih

Hormat Saya,

Atika Puspita Sari

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 103: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

(Studi Pada: Karyawan Lapangan bagian Engineering BP Tangguh, Teluk Bintuni Papua)

No. Kuesioner :

I. Data Umum Responden

Jenis Kelamin : [1] Pria

[2] Wanita

Umur : ………….. tahun

Lama Bekerja : [1] < 5 tahun

[2] 5-10 tahun

[3] 11-15 tahun

[4] > 15 tahun

Status : [1] Menikah

[2] Belum Menikah

II. Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama

2. Isilah semua nomor dengan memilih satu diantara 5 alternatif jawaban dengan memberikan

tanda silang (X) pada kolom yang sudah disediakan

3. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

N = Netral

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

4. Apabila ada kekeliruan dalam memilih jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada

jawaban yang salah, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang baru

5. Jawablah semua pertanyaan yang ada tanpa ada yang terlewat

6. Kami menjamin kerahasiaan identitas beserta jawaban yang anda berikan

-Selamat Mengerjakan-

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 104: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 1

I. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

No Pernyataan STS TS N S SS

Mengukur dan mengawasi

1. Perusahaan mendata semua kecelakaan

yang terjadi

2. Perusahaan membuat tim investigasi

untuk menyelidiki kecelakaan

3. Perusahaan menganalisa hasil investigasi

4. Perusahaan membuat laporan kecelakaan

kerja atas hasil investigasi

Pencegahan Kecelakaan STS TS N S SS

5. Tersedia prosedur kerja yang memadai

6. Prosedur kerja yang diberikan dapat

dipahami

7. Peralatan yang digunakan sesuai dengan

jenis pekerjaan

8. Peralatan yang digunakan sesuai dengan

metode yang benar

9. Peralatan dapat berfungsi dengan baik

10. Melakukan pengecekan rutin terhadap

semua peralatan yang digunakan

11. Terdapat alat pelindung diri untuk

pekerjaan yang beresiko

Pencegahan Penyakit STS TS N S SS

12. Terdapat sarana kesehatan yang memadai

13. Tersedia tim medis yang cepat tanggap

14. Terdapat medical check up untuk

karyawan

15. Terdapat izin “fit to work” dari kepala

bagian medis perusahaan bagi karyawan

lapangan yang akan ke offshore & field

16. Diadakan penyuluhan kebersihan oleh

Industrial hygiene specialist ke warung

tempat makan para karyawan

17. Pengiriman tips-tips kesehatan melalui

email secara periodik pada seluruh

karyawan

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 105: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 1

Manajemen Tekanan STS TS N S SS

18. Diadakan pelatihan pengenalan

lingkungan kantor untuk karyawan baru

19. Diadakan pelatihan keselamatan kerja

untuk setiap karyawan

20. Mengadakan seminar tentang kesehatan

dengan mengundang pakar kesehatan

sebagai pembicara

21. Mengadakan acara gathering party untuk

seluruh karyawan sebagai strategi efektif

lain dalam kejenuhan kerja

Program Kesehatan STS TS N S SS

22. Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan

23. Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap

karyawan

24. Menyediakan sarana olahraga sebagai

usaha untuk meningkatkan program

kebugaran fisik

II. Produktivitas Kerja

No Pernyataan STS TS N S SS

Kuantitas Kerja

1. Saya bertanggung jawab atas output

pekerjaan yang saya lakukan

2. Saya dapat mencapai target kerja yang

ditetapkan oleh perusahaan

3. Saya selalu berusaha untuk

memaksimalkan hasil pekerjaan yang saya

lakukan

4. Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan

sejumlah pekerjaan dengan cepat

5. Saya sangat nyaman bekerja di

perusahaan tempat saya kerja

6. Semua fasilitas kerja yang disediakan

perusahaan membuat saya semakin

semangat dalam bekerja

Kualitas Kerja STS TS N S SS

7. Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya

selalu meneliti kembali hasil pekerjaannya

8. Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi

dalam bekerja

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 106: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 1

9. Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat

mendukung tercapainya hasil kerja yang

baik

10. Saya selalu berusaha melakukan

pekerjaan yang diberikan dengan rapi

11. Saya selalu mengoptimalkan kemampuan

dalam melakukan pekerjaan yang

diberikan

Ketepatan Waktu STS TS N S SS

12. Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat

pada waktunya.

13. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan

sesuai pada batas waktu yang telah

ditentukan

14. Saya selalu bekerja sesuai dengan jam

kerja yang telah ditetapkan perusahaan.

15. Saya dapat memanfaatkan waktu jam

kerja dengan sebaik-baiknya.

- Terima Kasih -

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 107: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

I. Validitas Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.736

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 74.947

Df 21

Sig. .000

Dimensi Pencegahan Penyakit

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.704

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 46.426

Df 15

Sig. .000

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.604

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 47.081

Df 6

Sig. .000

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 108: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 2

Dimensi Manajemen Tekanan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.576

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 20.422

Df 6

Sig. .002

Dimensi Program Kesehatan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.662

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 16.890

Df 3

Sig. .001

II. Reliabilitas Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 109: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 2

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.814 .813 7

Dimensi Pencegahan Penyakit

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.799 .802 4

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 110: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.762 .769 6

Dimensi Manajemen Tekanan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.676 .671 4

Dimensi Program Kesehatan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 111: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 2

III. Validitas Variabel Produktivitas Kerja

Dimensi Kuantitas Kerja

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.717

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 35.916

Df 15

Sig. .002

Dimensi Kualitas Kerja

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.601

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 36.561

Df 10

Sig. .000

Dimensi Ketepatan Waktu

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.

.673

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 22.277

Df 6

Sig. .001

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.716 .722 3

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 112: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 2

IV. Reliabilitas Variabel Produktivitas Kerja

Dimensi Kuantitas Kerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Dimensi Kualitas Kerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.716 .719 5

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.727 .726 6

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 113: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 2

Dimensi Ketepatan Waktu

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.704 .715 4

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 114: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 3

Frequency Table Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

53 88.3 88.3 88.37 11.7 11.7 100.0

60 100.0 100.0

PRIAWANITATotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Umur

2 3.3 3.3 3.32 3.3 3.3 6.71 1.7 1.7 8.34 6.7 6.7 15.05 8.3 8.3 23.36 10.0 10.0 33.34 6.7 6.7 40.04 6.7 6.7 46.72 3.3 3.3 50.02 3.3 3.3 53.36 10.0 10.0 63.33 5.0 5.0 68.31 1.7 1.7 70.02 3.3 3.3 73.31 1.7 1.7 75.03 5.0 5.0 80.01 1.7 1.7 81.72 3.3 3.3 85.01 1.7 1.7 86.71 1.7 1.7 88.32 3.3 3.3 91.72 3.3 3.3 95.02 3.3 3.3 98.31 1.7 1.7 100.0

60 100.0 100.0

242526272829303132333435363738394041424344464750Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Lama Bekerja

16 26.7 26.7 26.734 56.7 56.7 83.36 10.0 10.0 93.34 6.7 6.7 100.0

60 100.0 100.0

<5 Tahun5-10 tahun11-15 tahun>15 tahunTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulativ ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 115: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 3

Status

43 71.7 71.7 71.717 28.3 28.3 100.060 100.0 100.0

MenikahBelum MenikahTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 116: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Frequency Table Jawaban Responden

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)

Perusahaan mendata semua kecelakaan yang terjadi

2 3.3 3.3 3.321 35.0 35.0 38.323 38.3 38.3 76.714 23.3 23.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Perusahaan membuat tim investigasi untuk menyelidiki kecelakaan

1 1.7 1.7 1.715 25.0 25.0 26.725 41.7 41.7 68.319 31.7 31.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Perusahaan menganalisa hasil investigasi

2 3.3 3.3 3.38 13.3 13.3 16.7

29 48.3 48.3 65.021 35.0 35.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Perusahaan membuat laporan kecelakaan kerja atas hasil investigasi

2 3.3 3.3 3.312 20.0 20.0 23.325 41.7 41.7 65.021 35.0 35.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 117: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Tersedia prosedur kerja yang memadai

2 3.3 3.3 3.37 11.7 11.7 15.0

26 43.3 43.3 58.325 41.7 41.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Prosedur kerja yang diberikan dapat dipahami

2 3.3 3.3 3.38 13.3 13.3 16.7

24 40.0 40.0 56.726 43.3 43.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Peralatan yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan

2 3.3 3.3 3.33 5.0 5.0 8.3

18 30.0 30.0 38.337 61.7 61.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Peralatan yang digunakan sesuai dengan metode yang benar

4 6.7 6.7 6.710 16.7 16.7 23.322 36.7 36.7 60.024 40.0 40.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Peralatan dapat berfungsi dengan baik

4 6.7 6.7 6.713 21.7 21.7 28.319 31.7 31.7 60.024 40.0 40.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 118: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan

5 8.3 8.3 8.33 5.0 5.0 13.3

18 30.0 30.0 43.334 56.7 56.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang beresiko

6 10.0 10.0 10.014 23.3 23.3 33.316 26.7 26.7 60.024 40.0 40.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Terdapat sarana kesehatan yang memadai

6 10.0 10.0 10.016 26.7 26.7 36.716 26.7 26.7 63.322 36.7 36.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Tersedia tim medis yang cepat tanggap

2 3.3 3.3 3.37 11.7 11.7 15.0

21 35.0 35.0 50.030 50.0 50.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Terdapat medical check up untuk karyawan

4 6.7 6.7 6.711 18.3 18.3 25.020 33.3 33.3 58.325 41.7 41.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 119: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Terdapat izin "fit to work" dari kepala bagian medis perusahaan bagi karyawan

lapangan yang akan ke offshore & field

6 10.0 10.0 10.013 21.7 21.7 31.722 36.7 36.7 68.319 31.7 31.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Diadakan penyuluhan kebersihan oleh Industrial hygiene specialist ke warung

tempat makan para karyawan

7 11.7 11.7 11.76 10.0 10.0 21.7

23 38.3 38.3 60.024 40.0 40.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengiriman tips-tips kesehatan melalui email secara periodik pada seluruh

karyawan

3 5.0 5.0 5.09 15.0 15.0 20.0

23 38.3 38.3 58.325 41.7 41.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Diadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor untuk karyawan baru

7 11.7 11.7 11.76 10.0 10.0 21.7

25 41.7 41.7 63.322 36.7 36.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Diadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap karyawan

6 10.0 10.0 10.012 20.0 20.0 30.023 38.3 38.3 68.319 31.7 31.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 120: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Mengadakan seminar tentang kesehatan dengan mengundang pakar kesehatan

sebagai pembicara

12 20.0 20.0 20.05 8.3 8.3 28.3

18 30.0 30.0 58.325 41.7 41.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Mengadakan acara gathering party untuk seluruh karyawan sebagai strategi

efektif lain dalam kejenuhan kerja

10 16.7 16.7 16.72 3.3 3.3 20.0

28 46.7 46.7 66.720 33.3 33.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan dan keluarga

7 11.7 11.7 11.714 23.3 23.3 35.020 33.3 33.3 68.319 31.7 31.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap karyawan

11 18.3 18.3 18.311 18.3 18.3 36.721 35.0 35.0 71.717 28.3 28.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan program

kebugaran fisik

7 11.7 11.7 11.711 18.3 18.3 30.017 28.3 28.3 58.325 41.7 41.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 121: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Descriptives Descriptive Statistics

N Mean Perusahaan mendata semua kecelakaan yang terjadi 60 3.82 Perusahaan membuat tim investigasi untuk menyelidiki kecelakaan 60 4.03 Perusahaan menganalisa hasil investigasi 60 4.15 Perusahaan membuat laporan kecelakaan kerja atas hasil investigasi 60 4.08 Tersedia prosedur kerja yang memadai 60 4.23 Prosedur kerja yang diberikan dapat dipahami 60 4.23 Peralatan yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan 60 4.50 Peralatan yang digunakan sesuai dengan metode yang benar 60 4.10 Peralatan dapat berfungsi dengan baik 60 4.05 Melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan 60 4.35 Terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang beresiko 60 3.97 Terdapat sarana kesehatan yang memadai 60 3.90 Tersedia tim medis yang cepat tanggap 60 4.32 Terdapat medical check up untuk karyawan 60 4.10 Terdapat izin "fit to work" dari kepala bagian medis perusahaan bagi karyawan lapangan yang akan ke offshore & field 60 3.90

Diadakan penyuluhan kebersihan oleh Industrial hygiene specialist ke warung tempat makan para karyawan 60 4.07

Pengiriman tips-tips kesehatan melalui email secara periodik pada seluruh karyawan 60 4.17

Diadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor untuk karyawan baru 60 4.03 Diadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap karyawan 60 3.92 Mengadakan seminar tentang kesehatan dengan mengundang pakar kesehatan sebagai pembicara 60 3.93

Mengadakan acara gathering party untuk seluruh karyawan sebagai strategi efektif lain dalam kejenuhan kerja 60 3.97

Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan dan keluarga 60 3.85 Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap karyawan 60 3.73 Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan program kebugaran fisik 60 4.00

Valid N (listwise) 60

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 122: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Frequency Table Jawaban Responden 2. Variabel Produktivitas Kerja (Y)

Saya bertanggung jawab atas output pekerjaan yang saya lakukan

2 3.3 3.3 3.316 26.7 26.7 30.028 46.7 46.7 76.714 23.3 23.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan

6 10.0 10.0 10.015 25.0 25.0 35.033 55.0 55.0 90.06 10.0 10.0 100.0

60 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan hasil pekerjaan yang saya lakukan

12 20.0 20.0 20.027 45.0 45.0 65.021 35.0 35.0 100.060 100.0 100.0

Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan dengan cepat

16 26.7 26.7 26.721 35.0 35.0 61.723 38.3 38.3 100.060 100.0 100.0

Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Saya sangat nyaman bekerja di perusahaan tempat saya kerja

12 20.0 20.0 20.028 46.7 46.7 66.720 33.3 33.3 100.060 100.0 100.0

Kurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 123: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Semua fasilitas kerja yang disediakan perusahaan membuat saya semakin

semangat dalam bekerja

4 6.7 6.7 6.720 33.3 33.3 40.025 41.7 41.7 81.711 18.3 18.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya selalu meneliti kembali hasil

pekerjaannya

1 1.7 1.7 1.711 18.3 18.3 20.037 61.7 61.7 81.711 18.3 18.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi dalam bekerja

2 3.3 3.3 3.38 13.3 13.3 16.7

36 60.0 60.0 76.714 23.3 23.3 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat mendukung tercapainya hasil kerja

yang baik

2 3.3 3.3 3.39 15.0 15.0 18.3

33 55.0 55.0 73.316 26.7 26.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Saya selalu berusaha melakukan pekerjaan yang diberikan dengan rapi

6 10.0 10.0 10.011 18.3 18.3 28.335 58.3 58.3 86.78 13.3 13.3 100.0

60 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 124: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Saya selalu mengoptimalkan kemampuan dalam melakukan pekerjaan yang

diberikan

3 5.0 5.0 5.014 23.3 23.3 28.333 55.0 55.0 83.310 16.7 16.7 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat pada waktunya.

7 11.7 11.7 11.714 23.3 23.3 35.035 58.3 58.3 93.34 6.7 6.7 100.0

60 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai pada batas waktu yang telah ditentukan

3 5.0 5.0 5.06 10.0 10.0 15.0

18 30.0 30.0 45.029 48.3 48.3 93.34 6.7 6.7 100.0

60 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulativ ePercent

Saya selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan.

1 1.7 1.7 1.73 5.0 5.0 6.7

17 28.3 28.3 35.033 55.0 55.0 90.06 10.0 10.0 100.0

60 100.0 100.0

Sangat Tidak SetujuTidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulativ ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 125: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 4

Descriptives Descriptive Statistics

N Mean Saya bertanggung jawab atas output pekerjaan yang saya lakukan 60 3.90 Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan 60 3.65 Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan hasil pekerjaan yang saya lakukan 60 4.15 Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan dengan cepat 60 4.12 Saya sangat nyaman bekerja di perusahaan tempat saya kerja 60 4.13 Semua fasilitas kerja yang disediakan perusahaan membuat saya semakin semangat dalam bekerja 60 3.72

Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya selalu meneliti kembali hasil pekerjaannya 60 3.97

Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi dalam bekerja 60 4.03 Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat mendukung tercapainya hasil kerja yang baik 60 4.05

Saya selalu berusaha melakukan pekerjaan yang diberikan dengan rapi 60 3.75 Saya selalu mengoptimalkan kemampuan dalam melakukan pekerjaan yang diberikan 60 3.83

Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat pada waktunya. 60 3.60 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai pada batas waktu yang telah ditentukan 60 3.42

Saya selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. 60 3.67 Saya dapat memanfaatkan waktu jam kerja dengan sebaik-baiknya. 60 4.37 Valid N (listwise) 60

Saya dapat memanfaatkan waktu jam kerja dengan sebaik-baiknya.

2 3.3 3.3 3.31 1.7 1.7 5.0

30 50.0 50.0 55.027 45.0 45.0 100.060 100.0 100.0

Tidak SetujuKurang SetujuSetujuSangat SetujuTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

Cumulat iv ePercent

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 126: S-Atika Puspita S.pdf

Lampiran 5

Analisis Rank Spearman

Correlations

1 .726**.000

60 60.726** 1.000

60 60

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Produktiv itas Kerja

Keselamatan danKesehatan Kerja

Produktiv itasKerja

Keselamatan danKesehatan Kerja

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Page 127: S-Atika Puspita S.pdf

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Atika Puspita Sari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta/ 03 Maret 1989

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komplek Sinar Pamulang Permai Blok B 9 No 5

Pamulang Barat. Pamulang. 15417

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1995 - 2001 : SD Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

2001 - 2004 : SLTP N 161 Jakarta

2004 – 2007 : SMA N 47 Jakarta

2007 - 2010 : Program D3 Administrasi Keuangan dan Perbankan

FISIP Universitas Indonesia

2010 - 2012 : Program S1 Ekstensi Administrasi Niaga FISIP

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012