file · web viewdari masa ke masa psikologi masuk dalam segala aspek kehidupan manusia,...

29
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu kejiwaan atau yang disebut dengan psikologi, ini ternyata telah ada sejak filsafat muncul. Dalam perjalanannya filsafat mampu memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan psikologi sampai menjadi Psikologi Ilmu Pengetahuan yang otonom. Dari masa ke masa psikologi masuk dalam segala aspek kehidupan manusia, kendatipun yang menjadi objek kajian psikologi itu adalah manusia akan tetapi hewan pun menjadi bahan kajian psikologi dimana psikologi tentang hewan lebih mudah ditemukan atau dicari dibandingkan dengan menelusuri psikologi pada manusia yang malah semakin rumit. Secara spesifik bisa dicontohkan realisasi psikologi dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada sistem pembelajaran, seorang guru dalam menyampaikan materinya kepada anak didik yang diakibatkan oleh banyaknya karakter pada anak didik sehingga untuk mencari jalan keluarnya dengan cara mempelajari karakter anak didik melalui ilmu psikologi. Psikologi dan ilmu pendidikan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya mempunyai 1 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Upload: truongkiet

Post on 30-Jan-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu kejiwaan atau yang disebut dengan psikologi, ini ternyata telah ada

sejak filsafat muncul. Dalam perjalanannya filsafat mampu memberikan pengaruh

yang signifikan dalam perkembangan psikologi sampai menjadi Psikologi Ilmu

Pengetahuan yang otonom. Dari masa ke masa psikologi masuk dalam segala

aspek kehidupan manusia, kendatipun yang menjadi objek kajian psikologi itu

adalah manusia akan tetapi hewan pun menjadi bahan kajian psikologi dimana

psikologi tentang hewan lebih mudah ditemukan atau dicari dibandingkan dengan

menelusuri psikologi pada manusia yang malah semakin rumit. Secara spesifik

bisa dicontohkan realisasi psikologi dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada

sistem pembelajaran, seorang guru dalam menyampaikan materinya kepada anak

didik yang diakibatkan oleh banyaknya karakter pada anak didik sehingga untuk

mencari jalan keluarnya dengan cara mempelajari karakter anak didik melalui

ilmu psikologi.

Psikologi dan ilmu pendidikan yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lain, karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan

sebagai suatu disiplin ilmu bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia

sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana

tidak berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan

kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu eratnya

tugas antara psikologi dan ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu

subdisiplin ilmu pendidikan (educational psychology).

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah kami adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah perkembangan psikologi?

1 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

2. Apa definisi dari psikologi eksperimental?

3. Apa saja ciri-ciri dan sifat dari psikologi eksperimental?

4. Apa itu tiga teori konektivisme yang pertama?

C. MANFAAT

Ada dua manfaat dari makalah ini, yaitu:

1. Manfaat teoritis

Memberi sumbangan informasi berkaitan dengan materi

perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Otonom khususnya psikologi

eksperimental.

2. Manfaat praktis

a) Bagi mahasiswa semester 2 Jurusan Teknik Sipil, makalah ini dapat

dijadikan panduan dalam mempelajari materi perkembangan Ilmu

Pengetahuan yang Otonom khususnya psikologi eksperimental.

b) Bagi publik, makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai

konsep-konsep perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Otonom

2 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

BAB II

PEMBAHASANA. SEJARAH PSIKOLOGI

Sejarah Perkembangan Psikologi:

1) Periode Pra berdirinya Psikologi

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos =

kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung

karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi

dan ekspresi dari jiwa atau mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan

proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai

ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah

perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasiikan

laboratoriumnya tahun 1879 – yang dipandang sebagai kelahiran psikologi

sebagai ilmu – pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa

Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan

perkembangan intelekstual di Eropa, dan mendapatkan bentuk

pragmatisnya di benua Amerika. Berdasarkan pandangan tersebut, bagian

Sejarah Psikologi ini akan dibagi ke dalam beberapa periode dengan

berbagai tokohnya.

2) Psikologi Modern

Psikologi modern dibagi menjadi dua yaitu:

a. Psikologi Ilmu Pengetahuan yang Otonom

Pada akhir abad ke-19 tahun 1879, Wilhem Wundt yang

berkebangsaan Jerman mendirikan laboratorium Psikologi pertama

di Leipzig yang menandai titik awal Psikologi sebagai suatu ilmu

yang berdiri sendiri. Salah satu karya Wundt adalah mendirikan

labolatorium psikologi yang pertama. Di dalam labolatorium itu

Wundt mendemonstrasikan apa yang sekarang kita kenal sebagai

3 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

sensasi dan persepsi. Inilah tonggak sejarah berdirinya psikologi

sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri terlepas dari filsafat.

Sebagai tokoh Psikologi Eksperimental, Wundt

memprakenalkan metode Introspeksi yang digunakan dalam

eksperimen-eksperimennya. Ia dikenal sebagai tokoh penganut

Strukturalisme karena ia mengemukakan suatu teori yang

menguraikan struktur dari jiwa.

Sekolah Würzburg merupakan landasan sejarah psikologi

eksperimental. Ini didirikan oleh sekelompok psikolog yang

dipimpin oleh Oscar Külpe. Mereka menyediakan ide-ide alternatif

untuk apa yang Edward dan Wilhelm Wundt Titchener telah

mengusulkan pada saat itu. Fokus utama studi mereka adalah

operasi mental, mengatur khusus mental (Einstellung) dan berpikir

imageless. Mengatur mental adalah jenis pemecahan masalah

strategi yang dapat dipicu oleh instruksi atau oleh pengalaman,

kecuali orang tersebut tidak menyadarinya. Hasil Sekolah

Würzburg telah membantu penurunan voluntarisme dan

strukturalisme. Hal ini juga membuat orang mulai

mempertanyakan validitas introspeksi sebagai alat penelitian.

Sekolah Würzburg melanjutkan untuk mempengaruhi psikolog

Gestalt, termasuk Wertheimer.

Psikologi eksperimental diperkenalkan ke Amerika Serikat

oleh George Ladd Trumbull, yang mendirikan laboratorium

psikologi Universitas Yale pada tahun 1879. Pada tahun 1887,

Ladd Elemen Psikologi Fisiologis diterbitkan, buku teks Amerika

pertama yang ekstensif didiskusikan psikologi eksperimental.

Antara pendiri Ladd Laboratorium Yale dan buku nya, pusat

psikologi eksperimental di Amerika Serikat bergeser ke Johns

Hopkins University, di mana George Hall dan Charles Sanders

Peirce adalah memperluas dan kualifikasi pekerjaan Wundt.

4 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Pada paruhan kedua abad ke-20, frase "psikologi

eksperimental" telah bergeser dalam arti karena perluasan

psikologi sebagai suatu disiplin dan pertumbuhan dalam ukuran

dan jumlah sub-disiplin ilmu. Psikolog eksperimental

menggunakan berbagai metode dan tidak membatasi diri pada

pendekatan eksperimental ketat, sebagian karena perkembangan

dalam filsafat ilmu pengetahuan telah berdampak pada prestise

eksklusif eksperimen. Sebaliknya, metode eksperimen yang

sekarang banyak digunakan dalam bidang-bidang seperti psikologi

perkembangan dan sosial, yang sebelumnya tidak bagian dari

psikologi eksperimental. Ungkapan terus digunakan,

bagaimanapun, dalam judul dari sejumlah mapan, prestise tinggi

belajar masyarakat dan jurnal ilmiah, serta beberapa program

universitas penelitian dalam psikologi.

b. Psikologi abad XX

Sejarah Perkembangan Psikologi mengenai pendapat-

pendapat para tokoh-tokoh sejarah ilmu jiwa yang mengungkapkan

tentang ilmu kejiwaanya. Seperti yang telah diketahui dimana

sejarah telah membawa kita kedalam masa yang modrn seperti

pada saat ini. Terbentuknya perkembangan psikologi modern yang

tidak terlepas dari pengaruh tokoh-tokoh aliran psikologi yang

muncul mulai abad ke 20. Beberapa para ilmuan biologi dan fisika

mempunyai minat untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu

jiwa menurut prosedur ilmiyah modern. Bukti dari mempelajari

ilmu jiwa maka muncul beberapa aliran yaitu Strukturalisme

sebagai pemula yang mengangkat psikologi sebagai disiplin ilmu

yang otonom, dengan didirikan laboratorium psikologi yang

pertama dengan menggunakan prosedur penelitian. Dan terjadi pro

dan kontra karena banyak pendapat yang munculan membentuk

aliran-aliran psikologi lainya seperti:

5 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Psikologi Analisa

Psikologi Individual

Psikologi Neo Freudinamisme

Psikologi Gestalt

Psikologi Behaviorisme

Psikologi Refleksologi

B. DEFINISI PSIKOLOGI EKSPERIMENTAL

Eksperimental berasal dari kata eksperimen, artinya adalah salah satu

metode dalam ilmu pengetahuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan

sementara atau hipotesis secara ilmiah. Perbedaan metode penelitian eksperimen

dengan metode lain adalah adanya perlakuan atau manipulasi terhadap subjek

penelitian. Psikologi eksperimen adalah pendekatan metodologis daripada subjek

dan meliputi berbagai bidang dalam psikologi.” Sedangkan secara umum

Psikologi eksperimental adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang

menitikberatkan pada penggunaan metode penelitian eksperimen dalam meneliti

dan mengembangkan ilmu psikologi yang mempelajari perilaku manusia dalam

konteks yang berbeda.

Psikolog eksperimental secara tradisional melakukan penelitian,

menerbitkan artikel, dan mengajar kelas-kelas tentang neuroscience, psikologi

perkembangan, sensasi, persepsi, perhatian, kesadaran, belajar, memori, berpikir,

dan bahasa. Baru-baru ini, bagaimanapun, pendekatan eksperimental telah meluas

ke motivasi, emosi, dan psikologi sosial. Seringkali, manusia diperintahkan untuk

melakukan tugas-tugas di setup eksperimental. Sejak 1990-an, berbagai paket

perangkat lunak telah mereda presentasi stimulus dan pengukuran perilaku di

laboratorium. Terlepas dari pengukuran waktu respon dan tingkat kesalahan,

psikolog eksperimental sering menggunakan survei sebelum, selama, dan setelah

intervensi eksperimental dan metode observasi. Desain eksperimental dapat

dibagi menjadi tiga jenis besar: eksperimental, quasi-eksperimental dan non-

eksperimental

6 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

C. CIRI-CIRI DAN SIFAT PSIKOLOGI EKSPERIMENTAL

Ciri ciri penelitian eksperimen : peneliti mengubah kondisi kondisi

tertentu menurut rencana yang di tentukan, adanya variabel bebas dan tergantung,

adanya kesetaraan kelompok sebelum dan sesudah di berikan perlakuan, adanya

kendali penuh pada peneliti untuk memberi perlakuan sehingga memenuhi syarat

validitas dan realibilitas penelitian, adanya prosedur randomisasi atas subjek dan

kelompok untuk menjamin kesempatan yang sama bagi semua anggota populasi.

Sifat dari Psiokologi Eksperimen adalah menggunakan metode

eksperimen untuk pekerjaannya dan sering untuk penelitian. Penelitian yang

sering dilakukan adalah tentang sensasi dan presepsi, proses kognitif, learning,

motivasi, dan emosi.

D. TIGA TEORI KONEKTIVISME YANG PERTAMA

Sejak jaman yunani kuno, manusia sudah tertarik dengan kajian psikologi.

Pada zaman itu para filosof telah merenungkan topic-topik yang sekarang

dipandang sebagai kajian psikologi. Mulai abad ke-19 topik-topik tersebut mulai

di kaji sebagai secara eksperimental.

Laboratorium psikologi pertama didirikan oleh wihlem wundt di Jerman.

Wundt dan rekan-rekannya di bidang psikologi ilmiah yang pertamakali

terinspirasi oleh para filosof. Pada umumnya mereka tertarik oleh pengalaman

sadar manusia. Para psikolog eksperimental yang pertama mengkaji masalah-

masalah pemahaman sensasi, pikiran, perasaan manusia, perubahan kesadaran

komponen-komponen dasarnya citra-citra dalam memori.

Ada tiga teori konektivitas yang pertama yaitu:

1. Teori Ivan Petrovich Pavlov

Pengondisian Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang

behavioristic terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus

respon. Hal ini yang dikenang darinya hingga kini. Ia menemukan bahwa

ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar

untuk membentuk prilaku (respon). Dalam hal ini, eksperimen yang

dilakukan oleh Pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.

7 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan dari

deskripsi di atas.

Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara

otonom anjing dapat mengeluarkan air liur (UCR). Jika anjinig dibunyikan

sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.

Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan

(UCS) setelah di berikan bunyi bel terlebih dahulu, sehingga anjing akan

mengeluarkan air liur (UCR)akibat pemberian makanan. Setelah

perlakuan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing

mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otononom

anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya.

(CR).

Dalam eksperimen ini bagaimana cara untuk membentuk perilaku

anjing agar ketika bunyi bel di berikan ia akan merespon dengan

mengeluarkan air liur walaupun tanpa di berikan makanan karena pada

awalnya anjinng tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel.

Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi

bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah

berupa makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk

menimbulkan respon (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan

extinction atau penghapusan.

Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam

proses akuisisi dan penghapusan sebagai berikut :

Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan

yang melalui kemampuan bawaan dapat menimbulkan reflex

organismic. Contoh : makanan.

Stimulus terkondisi (UC), suatu peristiwa lingkungan bersifat

netral dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS).

Contoh : Bunyi bel adalah stimulus netral yang di pasangkan

dengan stimulus yang tidak terkondisi berupa makanan.

8 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Respon tidak terkondisi (UCR), reflex alami yang ditimbulkan

secara otonom atau dengan sendirinya. Contoh : Mengeluarkan

air liur.

Reson terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul

akibat dari penggabungan CS dan US. Contoh : Keluarnya air

liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan.

Eksitasi dan inhibisi

Pengkondisian bila dijelaskan oleh kegiatan timbal balik dua

proses utama di otak, yaitu eksitasi dan inhibisi.

Eksitasi (extitation) adalah proses pembangkitan, proses yang

cendeung membuat respon terjadi. Sedangkan inhibisi (inhibition) adalah

proses penekanan yang cenderung mecegah respon terjadi. Kedua kegiatan

ini beroprasi dengan saling bertentangan. Diantara keduanya, eksitasi

memainkan peran yang lebih besar dalam menciptakan pengondisian.

Namun, inhibisi menjelaskan bagaimana berlangsungnya pengondisian

dalam hal-hal khusus.

Eksitasi dan inhibisi menghasilkan efek yang bertolak belakang, kedua

proses ini memiliki kemiripan, sebagaimana. Sebagaimana eksitasi,

inhibisi juga ber-iradiasi di atas korteks. Menurut Pavlov, interaksi di

antara kedua proses tersebut menyebabkan berlangsungnya banyak hal

dalam pengiondisian. Inhibisi muncul dalam situasi di mana eksitasi

menghasilkan efek yang berlainan atau tidak sejalan. Salah satu contoh

inhibisi adalah penghapusan (extinction). Jika lonceng dibunyikan

berulang – ulang, tanpa diikuti diberika makanan lagi, inhibisi akan

terbentuk di korteks tempat stimulus terkondisi dan melemahkan respon

terkondisi.

Aplikasi dan implikasi

Pavlov yakin bahwa prinsip pengkondisian bisa digunakan untuk

menjelaskan bermacam-macam fenomena. Terutama mengaitkan prinsip-

prinsip ini dengan kepribadian (personality). Ia memandang bahwa salah

9 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

satu hal yang penting yang menjadi pembeda di antara anjing dan di antara

manusia adalah keseimbangan antara eksitasi dan inhibisinya. Pribadi-

pribadi eksitatoris cenderung pada aktivitas-aktivitas yang tidak terlalu di

kekang “kalau ragu lakukan saja, lakukan apa saja”, sementara pribadi-

pribadi inhibitoris cenderung pada sikap tidak merespon “kalau kamu

ragu-ragu, lebih baik jangan lakukan apa-apa”.

Pada akkhirnya Pavlov memandang konflik antara eksitasi dan

inhibisi sebagai dasar ganguan saraf.

Banyak dari tambahan ke dalam sistem Pavlov tersebut berupa

penemuan-penemuan mengenai hal apa saja bisa berfungsi sebagai stimuli

tidak terkondisi, berkondisi, dan respon. Salah satu contohnya adalah

pengondisian interoseptif (Interoceptive Conditining), dimana stimulus

berkondisi atau stimulus tidak terkondisi, atau keduanya langsung

disampaikan ke salah satu organ dalam. Respon-respon yang terkondisi

oleh stimulasi interoseptif seperti ini juga mengambil bentuk respon organ

dalam atau pasokan darah. Sebagai contoh, air dingin sebagai stimulus

tidak berkondisi bisa membuat ppembuluh darah di dinding perut

menyempit. Dan respon tidak berkondisi ini kemudian bisa dilatih agar

menjadi respon berkondisi terhadap stimulus berkondisi tertentu.

Pengkondisian semacam ini membuahkan proses jasmani d bawah sadar,

seperti berubahnya pasokan darah ke perut, di bawah control stimulus

terkondisi terntentu. Kadang-kadang stimulus berkondisi berupa kata-kata

yang diucapkan oleh seseorang. Dalam kasuss tersebut orang yang

mengucapak kata-kata itu menghasikan respon dibawah control sadarnya.

Dengan begitu pengondisian interoseptif menawarkan bagaimana cara

membuat proses jasmani dibawah sadar menjadi proses sadar.

2. Teori John. Watson

Perubahan kajian dari apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh

manusia dirasakan oleh manusia menuju apa yang diupayakan oleh para

psikologi amerika. Pergerakan ini diwakili oleh juru bicara John B.

10 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Watson (1878-1958) melalui upaya ya membangun sistem yang radikal

untuk meninggalkan kajian-kajian psikologi yang tradisional tersebut.

Meninggalkan kajian-kajian tentang kesadaran dan mengkaji perilaku

itulah yang dilakukan oleh para psikologi Amerika. Tahun 1913 Watson

menerbitkan statmen formal pertama yang menguraikan pendirian itu,

pada sebuah artikel yang berjudul “psikologi dalam Pandangan

Behaviorisme “, hal ini yang menandai munculnya behaviorisme dalam

revolusi psikologi.

Hal ini dikatan behaviorisme karena Watson hanya tertarik pada

perilaku, bukan pada pengalaman sadar. Perilaku (behaviorisme) menurut

Watson tidak lebih rumit dari sekedar pergerakan otot-otot. Penentangan

Watson yang tidak menerima segala hal yang subjektif ke dalam psikologi

telah menuntut dirinya menolak lebih dari sekedar studi tentang

kesadaran. Target lain yang ia tolak adalah motivasi sebagai hal yang

terkait dengan isnting. Menurut pandangan Watson, insting terlalu

mentalistik sifat-sifatnya, ia menegaskan bahwa perilaku, disisi lain,

adalah persoalan mengenai refleks-refleks yang dikondisikan, yakni

mengenai respon-respon yang dipelajari melalui apa yang dewasa ini

disebut pengkondisian klasik. Kita menunjukkan sosialibitas atau agresi

bukan karena kita terlahir dengan insting untuk melainkan kita

pembelajaran melakukan hal itu melalui pengkondisian.

Upaya Watson menghancurkan teori-teori melebur bukan anya

sampai ke insting melainkan sampai ciri-ciri mental lainnya yang

dianggap bawaan manusia. Watson menyangkal bahwa manusia telahir

dengan kemampuan mental atau watak tertentu. Yang kita warisi hanyalah

tubuh kita dan sedikit refleks, perbedaan dalam hal kemampuan dan

kepribadian hanyalh perbedaan perilaku yang di pelajarinya. Secara

praktis tidak ada batasan mengenai akan seperti apa jadinya seseorang jika

dikondisikan secara tepat.

11 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Pembelajaran dalam interpretasi Watson, dimana ia memandang

semua pembelajaran sebagai pengkondisian klasik. Kita terlahir dengan

koneksi-koneksi stimulus respon yang disebut sebagai refleksi. Kita bisa

membangun berbagai koneksi stimulus respon melalui proses

pengkondisian. Jika sebuah stimulus baru terjadi berbarengan dengan

stimulus bagii respon refleks, setelah beberapa kali berpasangan seperti itu

maka stimulus yang baru itu sendiri saja akan menghasilkan respon.

Proses pengkondisian ini, mungkin setiap respn dalam pembendaharaan

refleks bawaan untuk muncul ketika ada stimulus baru selain yang semula

memunculkannya. Hal ini yang menurut Watson merupakan cara kita

belajar merespon situasi-situasi baru.

Bagaimanapun juga, pengkondisian semacam itu hanya bagian dari

proses pembelajaran. Kita bukan hanya harus belajar merespon situasi-

situasi baru, melainkan kita juga harus mempelajari respon-respon itu.

Pembentukan rangkaian semacam ini dimungkinkan karena masing-

masing respon menghasilkan sensasi respon menghasilakn sensasi otot

yang menjadi stimuli bagi respon berikutnya. Dengan demikian perilaku

baru yang kompleks diperoleh melalui kombinasi berurutan dari refleks-

refleks yang sederhana. Watson juga mengemukakan bentuk pembelajaran

melalui dua prinsip yaitu frekuensi dan resensi. Prinsip frekuensi

menyatakan semakin sering kita melakukan sesuatu respon terhadap

stimulus tertentu, semakin cenderung kita menjadikan respon tersebut

sebagai stimulus lagi. Begitu pula, prinsip resensi menyatakan bahwa

semakin baru atau terkini kita melakukan respon terhadap stimulus

tertentu, semakin cenderung kita melakukannya lagi. Apa yang membuat

kita bisa belajar berhubungan stimulus dan respon adalah semata-mata

karena keduanya berlangsung beriringan, karena itulah Watson disebut

sebagai seorang kontiguitas, yakni bahwa pembelajaran bisa dihasilkan

melalui keberiringan belaka, tanpa pengutan.

12 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Jenis-jenis pembelajaran khusus Watson mengakui adanya peran

pewarisan melalui keturunan atau hereditas, di samping pengakuannya

yang sudah adanya refleks-refleks bawaan. Ia mengemukakan ada tiga

pola-pola gerak bukan pada perasaan-perasaan sadar.

Pembelajaran emosi berwujud pengkondisian ketiga pola respon

emocional inii terhadap stimuli baru. Watson menyatakan bahwa semua

perilaku kita cenderung untuk m elibatkan seluruh bagian tubuh. Kita

berpikir, kita mengungkapkan pendapat dengan menggerakkan tangan

atau tersenyum selai dengan kata-kata. Segala hal yang kita pikirkan,

rasakan, katakan atau kerjakan dalam berbagai kadarnya melibatkan

aktivitas segenap tubuh. Ini barang kali yang menjadi doktrin fundamental

behaviorisme.

Evaluasi terhadap Teori Watson kontribusi utama Watson bagi

perkembangan psikologi adalah penolakannya terhadap pembedaan antara

tubuh dan pikiran dan penekanannya pada studi perilaku objektif. Sama

halnya dengan teori-teori lain memusatkan perhatian pada perilak objektif,

minat yang kuat pada studi-studi hewan, kecenderungan pada analisa

stimulus respon, dan konsentrasi pada pembelajaran sebagai psikologi.

Hal ini yang menjadikan Watson dari segi tertentu sebagai bapak

intelektual. Namun, sistem teori Watson jauh dari komplet dalam

menangani problem-problem mendetail dalam hal pembelajaran. Dalam

membangun psikologi yang objektif, ia agaknya lalai dengan persoalan

yang sistematis yang lengkap dan logis. Semangatnya dalam

membebaskan psikologi dari subjektivisme dan kepercayaan pada

kecenderungan bawaan tidak bisa dibandingkan dengan masalah kompleks

dari sebuah teori.

3. Teori Edward L. Thorndike

Edward L. Thorndike (1874-1949) adalah salah seorang penganut

paham psikologi tingkah laku. Bedasarkan hasil percobaannya di

laboratorium yang menggunakan beberapa jenis hewan, ia mengemukakan

13 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

suatu teori belajar yang dikenalkan dengan teori “pengaitan”

(connectionism). Teori tersebut menyatakan bahwa belajar pada hewan

dan manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip yang sama yaitu,

belajar merupakan peristiwa terbentuk ikatan (asosiasi) antara peristiwa-

peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R) yang diberikan atas

sytimulus tersebut.

Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang

menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat,

sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan

karena adanya perangsang. Asosiasi yang demikikan itu disebut “bond”

atau “connection”. Dalam hal ini, akan menjadi lebih kuat atau lebih

lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh

karena itu, teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering

disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Dengan

adanya pandangan-pandangan Thorndike yang memberikan sumbangan

cukup besar didunia pendidikan tersebut, maka ia dinobatkan sebagai

salah satu tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan.

Selain hukum-hukum diatas, Thorndike juga mengemukakan

konsep transfer belajar yang disebutnya transfer of training. Konsep ini

maksudnya adalah penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

untuk menyelesaikan suatu masalah baru, karena di dalam setiap masalah,

ada unsur-unsur pengetahuan yang telah dimiliki. Unsur-unsur yang

berasosiasi sehingga memungkinkan masalah yang dihadapi dapat selesai.

Unsur-unsur yang sailing berasosiasi itu membentuk suatu ikatan

sehingga menggambarkan suatu kemampuan. Selanjutnya, setiap

kemampuan harus dilatih secara efektif dan dikaitkan dengan kemampuan

lain selain itu, bentuk belajar yang paling khas baik pada hewan maupun

pada manusia menurutnya adalah “trial and eror learning atau selecting

and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum

tertentu.

14 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Eksperimennya yang terkenal adalah dengan menggunakan kucing

yang masih muda dengan kebiasaan-kebiasaan yang masih belum kaku,

dibiarkan lapar, kemudian dimasukkan dalam kurungan yang disebut

“problem box”. Dimana konstruksi pintu kurungan tersebut dibuat

sedimikian rupa, sehingga kalau kucing menyentuh tombol tertentu pintu

kurungan akan terbuka dan kucing akan terbuka dan mencapai makanan

(daging) yang ditempatkan diluar kurungan itu sebagai hadiah atau

sebagai penarik bagi si kucing yang lapar itu. Pada usaha (trial) yang

pertama, kucing itu melakukan bermacam-macam gerakan yang kurang

relevan bagi memecahkan problemnya, seperti mencakar, menubruk,

sampai menyentuh tombol sehingga pintu terbuka. Namun waktu yang

dibutuhkan dalam usaha yang pertama ini adalah lama. Percobaan yang

sama seperti itu dilakukan secara berulang-ulang, pada usaha-usaha (trial)

berikutnya dan ternyata waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan

problem itu makin singkat. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya

kucing itu sebenarnya tidak mengerti cara membebaskan diri dari

kurungan tersebut, tetapi dia belajar mempertahankan respon-respon yang

benar dan menghilangkan atau meninggalkan respon-respon yang salah.

Dengan demikian diketahui bahwa supaya tercapai hubungan

antara stimulus dan respon perlu adanya kemampuan untuk memilih

respon yang tepat serta melalui usaha-usaha atau pecobaan-percobaan

(trial) dan kegagalan-kegagalan (eror) terlebih dahulu.

Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and eror” atau

“selecting and connecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara

mencoba-coba dan membuat salah. Dalam melaksanakan percobaan ini,

kucing tersebut cederung untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang

tidak mempunyai hasil. Setiap respon menimbulkan stimulus yang baru,

selanjutnya stimulus yang baru ini akan menimbulkan respon lagi,

demikian selanjutnya.

15 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara

stimulus dan respon ini mengikuti hokum-hukum berikut :

Hukum kesiapan (law of readiness), hukum ini pada intinya

menyatakan bahwa belajar akan berhasil apabila peserta didik telah

benar-benar siap untuk belajar. Dengan perkataan lain, apabila

suatu materi pelajaran diajarkan kepada anak yang belum siap

untuk mempelajari materi tersebut maka tidak aka nada hasilnya.

16 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

BAB III

KESIMPULANKesimpulan :

Bahwa Psikologi Eksperimental adalah salah satu cabang dari ilmu

psikologi yang menitikberatkan pada penggunaan metode penelitian eksperimen

dalam meneliti dan mengembangkan ilmu psikologi yang mempelajari perilaku

manusia dalam konteks yang berbeda.

Dari penjelasan yang sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa

Psikologi Eksperimen mulai berkembang pada akhir abad ke-19 tahun 1879,

Wilhem Wundt yang berkebangsaan Jerman mendirikan laboratorium Psikologi

pertama di Leipzig. Yang kemudian Wundt dimana sebagai tokoh Psikologi

Eksperimental memprakenalkan metode Introspeksi yang digunakan dalam

eksperimen-eksperimennya. Ia dikenal sebagai tokoh penganut Strukturalisme

karena ia mengemukakan suatu teori yang menguraikan struktur dari jiwa.

Laboratorium psikologi pertama yang didirikan oleh Wihlem Wundt di

Jerman. Wundt dan rekan-rekannya di bidang psikologi ilmiah yang pertamakali

terinspirasi oleh para filosof. Pada umumnya mereka tertarik oleh pengalaman

sadar manusia. Para psikolog eksperimental yang pertama mengkaji masalah-

masalah pemahaman sensasi, pikiran, perasaan manusia, perubahan kesadaran

komponen-komponen dasarnya citra-citra dalam memori

Sehingga arti dari Psikologi Eksperimental adalah salah satu cabang dari

ilmu psikologi yang menitikberatkan pada penggunaan metode penelitian

eksperimen dalam meneliti dan mengembangkan ilmu psikologi yang

mempelajari perilaku manusia dalam konteks yang berbeda.

17 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”

BAB IV

PENUTUPDaftar Pustaka

http://vijaymorales.blogspot.com/2011/04/sejarah-perkembangan-psikologi.html?

m=1

http://succes-styler.blogspot.com/2011/10/sejarah-psikologi-eksperimen.html?

m=1

http://nafnizon.blogspot.com/2011/05/psikologi-eksperimen_29.html?m=0

http://moeslimmadani.blogspot.com/2012/07/makalah-psikologi.html?m=1

http://imtaq.com/tujuan-mempelajari-psikologi/

18 Makalah Psikologi Pendidikan “Psikologi Eksperimental”