rumusan permasalahan - uajy repositorye-journal.uajy.ac.id/2338/3/2ta11205.pdf · tempat yg...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN
MESIN INDUSTRI
2.1. Perbedaan Pendidikan, Pembelajaran, Pelatihan, dan Pengembangan
Secara garis besar, berikut ini merupakan perbedaan diantara keempat
bidang (education, learning, training, and development)
1. Pendidikan (Education)
Mengembangkan kemampuan intelektual, konseptual, dan
pemahaman social.Mengembangkan kinerja karyawan melalui proses
belajar.
Rumusan Permasalahan
Bagaimana wujud rancangan Pusat Pengembangan
dan Pelatihan Mesin Industri di Jagoi Babang,
Kalimantan Barat melalui tatanan ruang dalam yang
edukatif dan kreatif dan penggunaan gaya arsitektur
tradisional Dayak pada tampilan bangunan.
Analisis
Sketsa ide
PRODUK
KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN PUSAT
PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN
MESIN INDUSTRI DI JAGOI BABANG,
KALIMANTAN BARAT
Umpan Balik
Data Fisik &
Non Fisik
2. Pembelajaran (Learning)
• Fokus pada perubahan di sebuah tempat secara individual
• Proses untuk meraih pengetahuan, keahlian (skill), dan sikap yang
diinginkan.
3. Pelatihan (Training)
• Konsep yang dibuat sejalan dengan perencanaan aktivitas
instruksional yang ingin dicapai perusahaan dalam waktu dekat ini.
• Biasa digunakan untuk proses departemental dan aktivitas
pengembangan.
4. Pengembangan (Development)
• Perbedaan pandangan dalam berinteraksi dengan factor internal dan
eksternal.
• Bagian dari Manajemen sumber daya manusia. Itu juga
menggambarkan strategi organisasi untuk mengatur proses.
• Hasil akhir mungkin bertahan lama tetapi selalu menurun setiap saat.
Perbedaan lainnya antara training dengan pembelajaran dan
pengembangan dapat digambarkan bahwa pembelajaran dan pengembangan
sebagai intervensi dan aktivitas yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan (skill) dalam organisasi yang berfokus pada di pembelajar.
Sedangkan persamaannya adalah bahwa kesemuanya merupakan proses dalam
usaha untuk meningkatkan pekerja, kebiasaan, dan kinerja. Lebih lanjut
disebutkan bahwa pendidikan adalah pembentukan sikap, penguasaan
keterampilan, dan perolehan pengetahuan sebelum memasuki dunia kerja.
Sedangkan pelatihan adalah peningkatan kemampuan secara khusus dalam
suatu lingkungan kerja.
2.2 Pengertian
1. Pusat
Tempat yg letaknya di bagian tengah, titik yg di tengah-tengah benar
(dalam bulatan bola, lingkaran, dan sebagainya), pusar, pokok pangkal atau yang
menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb), orang yang membawahkan
berbagai bagian; orang yang menjadi pimpinan dari bagian-bagian.
2. Pengembangan
Pengembangan menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah suatu
proses, cara, perbuatan untuk mengembangkan: ~ bahasa upaya meningkatkan
mutu bahasa agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dl kehidupan
masyarakat modern; ~ masyarakat proses kegiatan bersama yg dilakukan oleh
penghuni suatu daerah untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Pelatihan
Pelatihan adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaan (KBBI edisi 2,
Balai pustaka, 1989), pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil
jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat
bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama
mengenai pengertian dan keterampilan. (Rolf P. Lynton dan Udai Pareek--
Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja, Pustaka Binaman Jakarta 1998)
4. Mesin
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. Mesin
telah mengembangkan kemampuan manusia sejak sebelum adanya catatan
tertulis. Perbedaan utama dari alat sederhana dan mekanisme atau pesawat
sederhana adalah sumber tenaga dan mungkin pengoperasian yang bebas. Istilah
mesin biasanya menunjuk ke bagian yang bekerja bersama untuk melakukan
kerja. Biasanya alat-alat ini mengurangi intensitas gaya yang dilakukan,
mengubah arah gaya, atau mengubah suatu bentuk gerak atau energi ke bentuk
lainnya.
5. Industri
Industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan
memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan,
misalnya menggunakan mesin. Industri secara umum adalah kelompok bisnis
tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba.
Misalnya "industri musik", "industri mobil", atau "industri ternak". Istilah industri
juga digunakan bagi suatu bagian produksi ekonomi yang terfokus pada proses
manufakturisasi tertentu yang harus memiliki permodalan yang besar sebelum
bisa meraih keuntungan. Dalam kasus ini sebenarnya lebih tepat disebut industri
besar.
Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri selain menyediakan
ruang-ruang kelas untuk pelatihan juga akan menyediakan tempat yang
menjadikan fasilitas bagi peserta didiknya untuk menampilkan kebolehan mereka.
Maka dari itu, praktek lebih diprioritaskan disini. Artinya setelah belajar dan
berlatih, mereka dituntut untuk menampilkan hasil kerja mereka di khalayak
umum.
Pada proses pengembangan, peserta akan diarahkan dalam proses
pembelajaran terutama yang berkaitan dengan mesin industri. Pengetahuan yang
sudah dimiliki akan dikembangkan dan disegarkan lagi.
Pada proses pelatihan, peserta akan belajar bagaimana mempergunakan
mesin industri, mengenal mesin, yang akan ditunjang dengan Bengkel kerja
produksi (mesin produksi, CNC, dan konvensional, sheet metal, welding, dan
benchwork, instalasi/ mesin-mesin listrik, elektronika, pneumatic, hidrolik,
mekatronik), laboratorium komputer, dan ruang kelas khusus untuk teori dan
berAC
Untuk menunjang fungsi pengembangan dan pelatihan tersebut, maka
Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri juga menyediakan fasilitas
perlengkapan untuk latihan, yang mencakup perpustakaan, ruang baca dengan
Jadi Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin
Industri adalah suatu wadah untuk meningkatkan
dan mempersiapkan kemampuan kegiatan
memproses atau mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan peralatan, misalnya
menggunakan mesin.
fasilitas audio dan video, laboratorium dan ruang computer, juga menyediakan
hotspot area. Selain itu para peserta pelatihan diberi fasilitas berupa mesin foto
copy, mesin printer yang akan dikenai tarif lebih murah daripada harga di luaran.
Ruang audiovisual juga memegang peranan penting untuk pengadaan
kegiatan yang lebih bersifat umum seperti, seminar dan workshop, namun dalam
skala yang tidak terlalu besar. Selain itu untuk mendukung fungsi pusat
pengembangan dan pelatihan juga disediakan food court. Auditorium akan
menjadi sarana serbaguna untuk berbagai even upacara pelantikan wisudawan/ti,
acara kesenian, seminar yang melibatkan orang banyak dan lain-lain.
Sebagai fungsi komersil, Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin
Industri juga akan menetapkan waktu untuk mengadakan beraneka ragam
kegiatan kesenian atau acara rekreasi. Terakhir untuk menunjang fungsi pengelola
dibutuhkan sebuah ruang meeting room dan conference room dalam skala yang
lebih besar. Beberapa ruang tidak menutup kemungkinan untuk disewakan seperti
auditorium, audiovisual, dan meeting room.
2.3. Syarat-syarat perencanaan
Dalam merencanakan sebuah bangunan Pusat Pengembangan dan
Pelatihan Mesin Industri, faktor penentuan site adalah suatu hal yang sangat
mendasar. Oleh karena itu dalam penentuan site tersebut harus
mempertimbangkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- mudah dalam pencapaian (aksesbilitas)
- lokasi site sebaiknya berada dalam lokasi
- luas site memadai untuk menunjang kegiatan dan pengembangan ke depan
Hal lain yang tidak kalah penting dalam perencanaan sebuah adalah segi
fisik bangunan itu sendiri, seperti pencahayaan, penghawaan, struktur, teknologi
bangunan, utilitas, system keamanan dan lain sebagainya. Selain dari segi
fungsional factor-faktor
Fungsi dan tujuan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri
yaitu:
1. Fungsi
• Pusat kegiatan pengembangan diri
• Tempat kegiatan pelatihan keterampilan kerja
• Pusat Kegiatan Pelatihan, Pembinaan dan Penyuluhan
• Pusat kegiatan pengembangan SDM dalam bidang mesin industri.
• Pusat pelatihan SDM dalam bidang mesin industri
• Pusat pamer hasil kreasi dan kegiatan siswa
2. Tujuan
Pendirian Pusat Pengembangan dan Pelatihan akan bisa meningkatkan
potensi sumber daya manusia dalam persiapan pemberdayaan masyarakat :
• Terciptanya tenaga-tenaga terampil yang siap kerja melalui
program pelatihan.
• Tersedianya tenaga kerja siap pakai.
• Terlaksananya penanggulangan pengangguran
• Meningkatnya jumlah tenaga kerja non formal
• Menurunnya jumlah penganggur terbuka dan setengah penganggur
• Mampu bekerja sebagai mekanik pada perusahaan yang bergerak
dibidang industri mesin dan mekanik umum baik yang
menggunakan teknologi konvensional maupun CNC.
• Peserta pelatihan mampu bekerja diperancangan/pembuatan
perkakas-perkakas presisi.
• Siswa mampu memrogram pengerjaan dengan mesin-mesin CNC;
• Siswa mampu bekerja sebagai trainer atau instruktor dalam hal
teknik permesinan.
• Mengerjakan pekerjaan maintenance dan Quality Control (QC).
• Siswa mampu melakukan wirausaha dengan memiliki prinsip-
prinsip kewirausahaan dan siap beradaptasi dengan kemajuan
teknologi.
Siswa memiliki kepribadian mantap, mandiri, mampu bekerjasama dan
bertanggung jawab.
3. Kegiatan
Sarana dan Prasarana
• Perpustakaan umum
• Pusat Kegiatan Pelatihan,Pembinaan dan Penyuluhan
• Pusat Informasi,Komunikasi Kerja dan Usaha
• Merancang dan mengerjakan proses manufaktur mekanik, baik dengan
menggunakan adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf
dan simbol) sesuai standart ISO.
• Sistem kerja teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer dan
mekanik, sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis,
maka mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan
cocok untuk produksi masal.
• Dengan dirancangnya mesin perkakas CNC dapat menunjang produksi
yang membutuhkan tingkat kerumitan yang tinggi dan dapat mengurangi
campur tangan operator selama mesin beroperasi.maupun CNC dengan
berpedoman pada quality, cost, dan delivery .
• Mempunyai pengetahuan yang mencukupi dan keahlian praktis untuk
berbagai macam proses manufaktur dibidang mekanik, peralatan perkakas
presisi, membuat rancangan untuk komponen maupun unit mesin secara
manual maupun dengan CNC.
Pada Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri di Jagoi Babang
akan menggunakan beberapa jenis mesin seperti :
1. Mesin CNC
Mesin CNC (Computer Numerically Controlled) adalah suatu
mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik
(data perintah dengan kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart ISO.
Sistem kerja teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer
dan mekanik, sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang
sejenis, maka mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan
cocok untuk produksi masal. Dengan dirancangnya mesin perkakas CNC
dapat menunjang produksi yang membutuhkan tingkat kerumitan yang tinggi
dan dapat mengurangi campur tangan operator selama mesin beroperasi.
Secara garis besar mesin CNC dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
1. Mesin bubut CNC
2. Mesin frais CNC
Gambar 2.1. mesin cnc Sumber : google.image
Gambar 2.2. mesin lathe
Sumber : google.image
CNC Machine tool terdiri dari dua komponen utama :
• Sebuah machine tool yang melakukan proses permesinan secara aktual
terhadap benda kerja
• CNC system yang mengkontrol proses permesinan.
Informasi yang menjelaskan tentang urutan proses secara detail diterima oleh
sistem control dalam format sebuah NC program yang dipersiapkan oleh
programmer.
Machine operator memasukkan program ke dalam kontrol (secara manual
atau dengan transfer) dan kemudian memulain dan mengawasi proses
permesinan terhadap benda kerja.
Note :
NC : Numerical Control
CNC : Computerized Numerical Control
Perbedaan dari NC dan CNC adalah di controlnya itu sendiri.
Terminologi “NC Program” di aplikasikan di keduanya , NC dan CNC.
Gambar 2.3 mekanisme penggunaan cnc
Sumber : google.image
2. Mesin Perkakas dan NC
Yang dimaksud dengan mesin perkakas adalah suatu alat atau mesin
dimana energi yang diberikan, kemudian dipergunakan untuk mendeformasikan
dan memotong material ke dalam bentuk dan ukuran produk atau benda kerja
sesuai dengan kehendak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil proses permesinan mesin
perkakas adalah :
1. Harus mempunyai ketelitian yang tinggi (bentuk, dimensi, dan konsisten
terhadap benda kerja), sehingga mudah untuk di kalibrasi (distandarkan).
2. Kecepatan potong dan kecepatan pembentukan geram harus mampu
dikerjakan sesuai dengan perkembangan atau kemajuan dari material yang
dikerjakan, sehingga dapat menjamin produktivitas yang tinggi untuk hasil
yang dicapai.
3. Guna menghadapi persaingan dalam pengoperasi atau pemakaian mesin
perkakas tersebut, maka harus dapat menunjukkan efisiensi yang tinggi
baik secara tekhnis maupun ekonomis.
Kelebihan dan kekurangan dari mesin perkakas konvensional dengan
mesin perkakas NC adalah
Mesin Perkakas Konvensional
1.Kelebihan
Pengoperasian masih menggunakan cara-cara manual
a. Masih dapat dikerjakan oleh para pekerja yang tak mahir komputer.
b. Sangat mudah dioperasikan, karena tidak perlu memasukkan data.
c. Modal yang ditanamkan mengalami penurunan.
d. Mesin tidak tergantung oleh perubahan suhu dan cuaca.
e. Rendah dalam efisiensi produktif
2.Kekurangan
a.Ketelitian yang dihasilkan agak kurang akurat.
b.Tidak dapat menampilkan kalkulasi biaya produksi.
c. Waktu laju awal pada pabrik mengalami kenaikkan.
Mesin Perkakas NC
1.Kelebihan
a. Produktif dapat dikurangi
b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas.
c. Menurunkan tingkat tarip sisa
d. Kebutuhan pemeriksaan adalah mengurangi
e. Ilmu ukur benda kerja lebih rumit
f. Perubahan rancang bangun dapat diperiksa dengan lebih teliti.
g. Peralatan sederhana tetap diperlukan
h. waktu laju awal pabrikasi lebih pendek
i. Dapat mengurangi komponen yang diinventarisir
j. Lebih sedikit memerlukan floorspace
k. Level keterampilan yang dibutuhan operator dikurangi
2.Kekurangan
a. Pengerjaan komponen dengan mesin yang mudah menjadi sulit karena
menggunakan format yang rumit.
b.Modal yang ditanamkan mengalami peningkatan.
c. Usaha pemeliharaan lebih tinggi investasi lebih tinggi berharga.
d. Pemanfaatan NC peralatan [yang] lebih tinggi
e. Dibutuhkan tenaga ahli yang berfungsi untuk memprogram peralatan NC.
Mesin perkakas adalah suatu alat yang memotong atau piranti pengolahan
lain dan part, benda kerja adalah obyek yang sedang diproses. Manakala
mesin perkakas sedang melakukan pemakanan, program instruksi dapat
diubah untuk memproses suatu pekerjaan baru. Numerical Control (NC)
adalah suatu format berupa program otomasi dimana tindakan mekanik dari
suatu alat-alat permesinan atau peralatan lain dikendalikan oleh suatu program
yang berisi data kode angka. Data alphanumerical menghadirkan suatu
instruksi pekerjaan untuk mengoperasikan mesin tersebut.
Numeric Control (NC) adalah suatu kendali mesin atas dasar informasi digital,
ini diperkenalkan di area pabrikasi. NC adalah bermanfaat untuk produksi
rendah dan medium yang memvariasikan produksi item, di mana bentuk,
dimensi, rute proses, dan pengerjaan dengan mesin bervariasi.
1. Mesin perkakas NC meliputi mesin dengan operasi tujuan tunggal, seperti:
NC mesin bubut, baik horisontal maupun vertikal, Bubut merupakan suatu
proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan
putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi
dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Memutar memerlukan two-axis,
kendali alur berlanjut, yang manapun untuk menghasilkan suatu ilmu ukur
silindris lurus/langsung atau untuk menciptakan suatu profil.
2. NC mesin bor, gelendong vertikal dan horisontal. Proses bor pada
dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh mesin perkakas dalam
hal ini adalah berupa proses memperbesar lubang yang telah ada
sebelumnya. Dalam proses memperbesar lubang ini dibutuhkan ketelitian
yang tinggi untuk menentukan berapa diameter akhir lubang yang
diinginkan.
3. NC mesin drilling, mesin drilling adalah suatu proses yang dilakukan oleh
mesin perkakas dalam hal ini adalah berupa pemberian tekanan kepada
benda kerja sehingga terjadi lubang pada benda kerja yang biasanya
berupa putaran yang dilakukan pahat dan gerak makan berupa translasi
oleh pahat. Mesin ini menggunakan titik-titik kendali yang menyangkut
gelendong berisi bit latihan dan dua poros mengendalikan atau meja kerja.
Beberapa mesin NC mempunyai menara kecil yang berisi enam atau
delapan latihan menggigit. menara kecil tersebut digunakan untuk
pemrograman di bawah NC kendali.
4. NC mesin milling, Mesin milling merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan menggunakan pahat yang
diputar oleh poros spindel mesin. Benda kerja bergerak translasi yang
merupakan gerak makan. Mesin ini memerlukan kendali alur berlanjut
untuk melaksanakan memotong lurus/langsung atau operasi sekeliling.
5. NC gerinda silindris, mesin gerinda hanya digunakan pada tahap finishing
dengan daerah toleransi yang sangat kecil. Fungsi utama dari mesin
gerinda adalah menghaluskan permukaan dengan ketelitian. Mesin ini
beroperasi dengan memutar tool pada mesin sehingga terjadi pemakanan/
penyayatan yang sesuai dengan toleransi yang ditentukan.
Mesin perkakas NC meliputi mesin dengan operasi tujuan tunggal, yang
memberikan informasi kuantitatif seperti pengerjaan dengan mesin operasi
yang disajikan oleh suatu komputer kendali dengan program database
yang menyimpan instruksi secara langsung untuk mengendalikan alat-alat
bermesin CNC (Computer Numerical Control).
Kode data diubah untuk satu rangkaian perintah, yang mana servo
mekanisme, seperti suatu pijakan motor yang berputar sesuai jumlah yang
telah ditetapkan, memperbaiki dengan masing-masing mengemudi dari
suatu meja pekerjaan dan suatu alat untuk melaksanakan suatu pengerjaan
dengan mesin dan gerakan yang ditetapkan oleh suatu sistem pengulangan
tertutup atau terbuka.
CNC yang dikendalikan dapat melakukan pekerjaan berbentuk linier,
lingkar, atau sisipan berbentuk parabola, yang mana buatan perangkat
lunak, dan manapun sisipan kaleng rutin terpilih dengan mudah.
Design and Programming
Bagian desain Mould yang secara berkala akan dilakukan training oleh
vendor untuk meningkatkan kemampuan para staf design.
Gambar 2.4 mouldmaking modelling
Sumber : google.image
Gambar 2.5 g- code programming simulation Sumber : google.image
2.4. Organisasi
Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri adalah merupakan
suatu organisasi dan bertugas sebagai :
1. Status Kelembagaan
Organisasi dan manajemen tersusun sebagai berikut :
a. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri
b. Bagian umum
c. Bidang penyelenggaraan pelatihan
d. Bidang program dan evaluasi
e. Unsur penunjang: kepala UPT Perpustakaan, Penerbitan dan
dokumentasi.
2. Tenaga Pendidik
Pendidik dalam Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri adalah
orang-orang yang bertugas menyampaikan materi pendidikan dan pelatihan,
disamping juga memberikan bekal pengalaman berpikir dan bersikap pada anak
didiknya demi usahanya menciptakan golongan masyarakat yang cerdas dan
berbudi pekerti.
Dalam Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri ini, terdapat
tenaga pendidik dan karyawan. Tenaga pendidik merupakan orang yang
berkompeten dalam bidang mesin industri dan diangkat atas dasar pendidikan
tinggi yang dicapai, serta pengetahuan dan pengalaman sesuai bidang studi terkait.
Tenaga pendidik terdiri dari pengajar dan asisten pengajar.
3. Sistem Pelatihan
Jenis Pelatihan yang diadakan :
• Pendidikan dan latihan, 2 tahun. Mendidik keterampilan calon
tenaga kerja baru (yang tidak memiliki keterampilan).
• Peningkatan keterampilan, 3 bulan. Ditujukan kepada calon tenaga
kerja yang sudah di angkat untuk di tingkatkan keterampilannya
agar sama dengan mereka yang telah lulus pendidikan selama 2
tahun, atau dengan keterampilan dan pengetahuan yang sederajat.
• Pelatihan calon tenaga kerja perusahaan swasta, 2 – 3 bulan.
Melatih cara-cara bimbingan dengan tehnik keterampilan mutakhir.
• Magang selama 1 bulan bagi calon tenaga kerja. Pelatihan
peningkatan keterampilan instruktur pendidikan keterampilan
umum di negara ASEAN.
Dasar-Dasar Pertimbangan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin
Industri
Dasar–dasar pertimbangan untuk merancang Pusat Pengembangan dan
Pelatihan Mesin Industri sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi orang
yang berada di dalamnya. Berikut ini dasar-dasar yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam merancang Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin
Industri:
a. Kondisi Bangunan
Arsitektur bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin
Industri harus memperhatikan hal-hal seperti orientasi bangunan, penataan
denah, desain bangunan itu sendiri dan bahan bangunan yang digunakan,
sehingga dapat memberikan banyak kontribusi pada kualitas kenyamanan.
Secara umum, hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan meliputi
denah, orientasi bangunan terhadap arah datang sinar matahari, penetrasi,
pengendalian sinar matahari, insulasi, keadaan ruang, pencahayaan, akustik,
warna dan bentuk.
b. Lokasi Tapak
Sedangkan pertimbangan untuk pemilihan tapak, hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Lokasi-regional dan lingkungan sekitar
2. Ukuran tapak
3. Kondisi eksisting–klasifikasi dan tata guna tanah, topografi (kontur
dan tingkat ketinggian), hidrografi, struktur (tipe eksisting,
landmark yang ada), hak kepemilikan tanah, vegetasi (jenis dan
ukuran), utilitas (air, listrik, sanitasi), arah angin dan sinar matahari
serta keistimewaan alami lainya, termasuk tata guna tanah saat ini.
4. Zoning – jenis dan batasan yang diijinkan
5. Kondisi lingkungan sekitar–kebisingan dan getaran akibat
kendaraan bermotor, pesawat terbang, kereta api atau industri dan
juga asap yang diakibatkannya
6. Karakteristik jalan masuk (aksesibilitas), jenis (aspal, paving),
lebar jalan, volume/daya tampung (pada jam sibuk dan juga rata-
rata per harinya), rencana ke depan (pelebaran, perkerasan ulang,
perubahan fungsi jalan, misalnya kolektor menjadi arteri), dan pola
lalu lintas (regional, lokal atau kota).
Tapak terpilih tersebut masih harus memenuhi kebutuhan Pusat
Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri itu sendiri seperti:
1. Parkir kendaraan : sesuai dengan pelaku (peserta pelatihan
pengelola, tamu, servis, maintenance, publik)
2. Pejalan kaki : sirkulasi, rekreasi
3. Utilitas : tuntutan umum dan khusus
4. Lain-lain : keamanan, pemadam kebakaran, jarak penggunaan
komunitas
2.6 Pengertian Edukatif dan Kreatif
1.Edukatif
Bersifat mendidik: Berkenaan dengan pendidikan
2.Kreatif
Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; Bersifat
(mengandung) daya cipta)
2.7. Preseden
2.7.1. ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri) Surakarta
A. Latar Belakang
Akademi Tehnik Mesin Industri Surakarta (ATMI) di bawah
naungan Yayasan Karya Bakti Surakarta, berdiri pada tahun 1968 untuk
menjawab tantangan kekosongan tenaga ahli yang sangat dibutuhkan
dalam proses industrialisasi di Indonesia. Usaha ini diawali dengan
pendirian bengkel praktek yang dilengkapi dengan mesin-mesin perkakas
konvensional atas bantuan pemerintah Swiss, organisasi-organisasi sosial
dari Swiss dan Jerman.
Tuntutan finansial untuk mampu mandiri dalam waktu yang relatif
singkat mendorong ATMI untuk menerapkan terobosan baru dalam sistem
pendidikan teknik yakni pola sekolah teknik dengan basis produksi.
Dengan cara ini beban biaya pendidikan yang tinggi bisa diatasi lewat
keterlibatan siswa dalam menghasilkan barang-barang yang bisa
dipasarkan, disamping siswa sendiri bisa langsung berorientasi pada dunia
industri yang sebenarnya. Oleh karena pada diri siswa sejak dini sudah
ditanamkan sense of quality dan disiplin yang kuat, produk-produk hasil
kerja mereka dengan cepat bisa diterima di pasar industri bahkan menjadi
tolok ukur kualitas yang bisa diandalkan.
Semangat inovasi yang menjiwai ATMI sejak awal secara
konsisten terwujud pula lewat kemauan untuk mengikuti perkembangan
teknologi industri. Dengan cepat ATMI melengkapi unit industri
penunjang pendidikannya dengan sarana-sarana mesin teknologi maju
seperti CAD, CAM, wire cut , EDM dan CNC. Variasi produk-
produknyapun semakin beragam, menyangkut antara lain Office & School
Furnitures, Hospital Equipments, Workshop Equipments, Mold-Dies ,
berbagai jenis mesin, dan berbagai macam produk sesuai pesanan
pelanggan. Keberhasilan ATMI sebagai lembaga pendidikan tenaga ahli
yang siap pakai kiranya tercermin lewat pengakuan berbagai macam
instansi baik pemerintah maupun swasta. ATMI dipercaya sebagai
konsultan ahli berbagai politeknik di tingkat nasional seperti : Polman
Astra, Jakarta ; Pusdiklat Krakatau Steel, Cilegon ; Puslatek United Can,
Jakarta ; dan P2LT ADR, Jakarta. Kepercayaan kepada ATMI juga
diberikan dari Pertamina, ASTRA, IPTN dan perusahaan-perusahaan besar
dari dalam dan luar negeri lainnya.
Sekarang ini ATMI mempunyai tiga program studi :
1. Teknik Mesin Industri
2. Teknik Mekatronika
3. Teknik Perancangan Mesin
Gambar 2.6.: Bangunan ATMI
Sumber : www.ATMI.com
B. Fasilitas Pendidikan
Prinsip penggunaan fasilitas untuik kegiatan perkuliahan praktik
yaitu satu mahasiswa menggunakan satu alat dengan tujuan agar
pencapaian kompetensinya dapat optimal.
Fasilitas-fasilitas yang ada di jurusan Teknik Mesin Industri yaitu :
- Tanggem dan meja kerja 32 set
- Bubut Konvensional 21 unit
- Milling konvensional dan NC 15 unit
- Grinding (Tool, Surface, Universal) 28 unit
- Mesin erosi 2 unit
- Mesin Pembuat Roda gigi 2 unit
- Mesin bubut CNC (Production Unit) 4 unit
- Mesin milling CNC (Production Unit) 7 unit
- Mesin Las 2 unit
- Lab. Komputer CAD-CAM 12 unit
- Lab. Komputer dasar 40 unit
- Lab. Heat Treatment 2 unit
- Lab. Gambar dasar 20 meja gambar
C. Kurikulum dan Mata Pelajaran
Kurikulum ATMI Surakarta terdiri dari : 33 % kuliah Teori dan 67
% kuliah praktek yang diselenggarakan dalam 6 (enam) semester atau
dalam 3 (tiga) tingkat dan mempergunakan sistem paket dengan gugur
tingkat.
Kelompok Mata Kuliah Bobot
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian 11
Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan 20
Mata Kuliah Keahlian Berkarya 24
Mata Kuliah Perilaku Berkarya 60
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat 5
TOTAL 120
1. Tahun Pertama
Orientasi pembelajaran pada tahun pertama yaitu
pembentukan mentalitas dan kemandirian mahasiswa. Adapun
kegiatan kuliah diatur sebagai berikut:
• Pemahaman proses manufaktur tingkat dasar atau basic
yang meliputi: Praktik kerja bangku, kerja mesin dasar
yaitu proses drilling, turning dan milling, tool grinding.
Orientasi pembelajaran pada mentalitas dan kemandirian
• Gambar teknik mesin dasar
• Dasar-dasar elektronika dan listrik
• Teori-teori pendukung dengan prosentase 34% dari waktu
kuliah di tahun 1
2. Tahun Kedua
Orientasi pembelajaran di tahun kedua yaitu
memperkenalkan mahasiswa pada situasi nyata kehidupan dan
dunia kerja, menumbuhkan kinerja yang efisien, mampu
mengambil keputusan yang tepat dan rasioanal, berkomunikasi,
bekerjasama, dan kemampuan mengevaluasi diri. Kegiatan
perkuliahan diatur sebagai berikut :
• Pemahaman proses manufaktur lanjut yang meliputi praktik
bubut, praktik milling konvensional dan CNC
• Pemahaman proses perlakuan panas atau heat treatment.
• Surface Grinding
• Tool Grinding.
• Welding meliputi las gas dan listrik
• CAD
• Teori-teori pendukung proses dengan prosentase 33% dari
total waktu 1 tahun
3. Tahun Ketiga
Orientasi kegiatan perkuliahan di tahun ketiga yaitu proses
manufaktur tingkat tinggi (advance). Kegiatan perkuliahan diatur
sebagai berikut :
• Praktik proses manufaktur dengan mesin-mesin CNC.
• Praktik Gerinda Universal
• Praktik perawatan dan perbaikan
• Praktik quality control .
• Praktik mesin erosi
• Praktik Production Planning
• Praktik Assembly mold & dies
• CAD-CAM
• Praktik tool design
• Teori-teori pendukung proses dengan prosentase 33% dari
total waktu 1 tahun
D. Staf Pengajar
Staf pengajar yang ada di Program Studi Teknik Mesin Industri
terdiri atas dosen-dosen berpendidikan S1 dan S2, di bidang Ilmu Teknik
Mesin, Teknik Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Elektro, Manajemen,
serta tenaga-tenaga professional di bidang teknik terapan. Staf pengajar
adalah lulusan dari berbagai universitas terkemuka dalam negeri maupun
luar negeri.
2.7.2. PIKA (Pendidikan Industri Kayu) Semarang
A. Latar Belakang
Awal mula nama PIKA adalah “Kebun Kaju” (KK) yang dirintis sejak 25
maret 1953 oleh Br. Josef Haeken, SJ dibantu seorang pemuda R. Soermano
(tangan kanan Br. Haeken, SJ) yang pada waktu itu berusia 22 tahun.
KK semula hanya berupa bengkel penggergajian sederhana. Bengkel ini
merupakan tempat untuk memperbaiki perabot dari sekolah misi, gereja dan biara
– biara yang rusak akibat perang kemerdekaan. Dalam 10 tahun pertama
pekerjaan datang dari sekolah-sekolah Yayasan Kanisius dan biara – biara
Katolik. Kemudian pesanan dari pemborong bangunanpun silih berganti
berdatangan masuk ke KK, mereka adalah : NEDAM Jakarta (untuk pabrik
Cambridge Medari Jogyakarta), Ir. Tjoa Teng Kie (untuk rumah gadai), Bouw
Maatschapy Randusari, Tan Hiem Hong (untuk rumah retret sangkal putung
Klaten), perluasan rumah retret Girisonta Ungaran. Ir Liem Tiong Hien ( untuk
susteran dan Yayasan Tarakanita Yogyakarta ), Gedung Biara Trapis Rowoseneng
Temanggung, Gereja Palasari Bali. Bahkan pada tahun 1963 Presiden Soekarno
memesan untuk tempat peristirahatan terakhir Mgr. Albertus Soegijaprnata, SJ
yang dimakamkan di TMP Giri Tunggal Semarang. Pertumbuhan bengkel ini
cukup baik terbukti pesanan demi pesanan mengalir mengisi aktifitas di KK.
Sejalan dengan kemajuan itu Br. Josef Haeken, SJ, selaku pemimpin KK
menyadari bahwa para karyawannya kurang terampil baik dalam membaca
gambar maupun dalam menjalankan mesin. Selain itu beliau merasa prihatin
melihat banyak pemuda tidak punya pekerjaan. Timbulah ide untuk mendidik
mereka supaya lebih baik dari segi pengetahuan dan ketrampilannya. Untuk
merealisasikan gagasan itu maka didatangkanlah seorang ahli kayu dari Swiss
yaitu Br. Paul Wiederkehr, SJ. Br. Paul Wiederkehr datang ke KK pada tahun
1963 dan melakukan pengamatan kondisi KK. Kesimpulannya adalah sekolah
bisa berdiri kalau bagian produksi diperbesar kapasitasnya. Bagian produksi
nantinya menjadi pendukung dana sekolah.
Gambar 2.7: Proses Belajar Mengajar di PIKA
Sumber : google.image
B. Pelatihan
Bagian Pelatihan PIKA Semarang didirikan tahun 1991 dengan nama
Pusat Pengembangan dan Pelatihan Industri Kayu (P3IK) PIKA, dibentuk untuk
mengantisipasi terhadap pesatnya kebutuhan industri akan tenaga ahli perkayuan.
Kini P3IK berubah nama menjadi BAGIAN PELATIHAN PIKA. Semenjak
PIKA berdiri pada tahun 1953 telah menjadi lembaga pendidikan yang
berpengalaman dalam industri mebel. Bahkan menjadi pelopor dan center
lembaga pendidikan industri kayu di Indonesia . Oleh karena itu pada tahun 2002
PIKA ditunjuk menjadi Center Bidang Perkayuan oleh Indonesian German
Institute ( IGI ). Dengan adanya Bagian Pelatihan ini diharapkan permintaan akan
tenaga kerja handal dan terampil dapat terpenuhi, tidak hanya dihasilkan oleh
Bagian Pendidikan PIKA. Perusahaan-perusahaan perkayuan dapat mengirimkan
para tenaga kerjanya untuk mengikuti salah satu seminar atau training yang secara
rutin diadakan. Dengan penambahan pengetahuan tersebut diharapkan mereka
dapat meningkatkan kualitas produksi perusahaan dimana mereka bekerja. Hal
inipun ditanggapi secara positif oleh perusahaan-perusahaan dengan mengirimkan
para karyawannya untuk mengikuti seminar. Tidak jarang ditemui para pemilik
usaha perkayuan yang hendak menambah ilmunya atau mengembangkan
usahanya dengan mengikuti seminar-seminar yang diadakan Bagian Pelatihan
PIKA.
Untuk program pelatihan sendiri meliputi : seminar dan litbang juga
training dan praktekkan.Hingga saat ini bagian pelatihan PIKA telah berhasil
menyelenggarakan lebih dari 200 kali pelatihan bagi lebih dari 4.000 peserta
dengan tema antara lain:
• Pengerjaan Mesin Sandart Industri Kayu
• Pengerjaan Mesin Special Industri Kayu
• Teknik Mendesain untuk Pemula
• Teknik Gambar Kerja dalam Industri Kayu
• Teknik Penajaman Alat Mesin Industri Kayu ( Saw Doctoring )
• Manajemen Perencanaan Perusahaan Pengolahan Kayu
• Manajemen Peningkatan dan Pengendalian Kualitas Produksi
(TQC)
• Manajemen Peningkatan Produktivitas Industri Pengolahan
Kayu
• Manajemen Penghematan Biaya dalam Industri Kayu
• Pengeringan Kayu
• Metodik dan Didaktik untuk Sekolah Kejuruan
• Manajemen Pendidikan Kejuruan
Gambar 2.8: Proses Pelatihan di PIKA
Sumber : google.image
C. Produksi
Divisi produksi PIKA Semarang adalah bengkel pelatihan industri bagi
siswa PIKA Semarang, sekaligus unit penyedia furnitur profesional bagi
mayarakat. Berbagai produk berkualitas menengah-atas berupa :
• Furnitur perkantoran, rumah tangga
• Furnitur pesanan khusus
• Firnitur taman (outdoor)
• Produk komponen bangunan, pelapis dinding, plafon
Produk tersebut telah diproduksi bagi para pelanggan PIKA Semarang di
berbagai wilyah mulai perorangan, kantor pemerintah, perusahaan swasta,,
sekolah/universitas, rumah ibadah hingga rumah sakit. Selain itu, PIKA Semarang
juga mempunyai layanan : kunjungan pada para pelanggan, showroom dan
pameran - pameran sebagai ajan promosi produk - prosuk PIKA Semarang.
2.8. Arsitektur Tradisional Dayak
Arsitektur tradisional menjadi saksi bahwa arsitektur menjadi salah satu
ilmu tertua di dunia, yaitu dengan melihat dari adanya kebutuhan
bertinggal/bernaung sehingga memunculkan sebuah tempat/wadah bertinggal.
Dari titik kebutuhan itu, arsitektur mulai muncul dan lambat laun berkembang
menjadi ilmu. Kebutuhan bertinggal adalah kebutuhan primer, sehingga
memunculkan sebuah wadah yang mampu menjawab prasyarat untuk berlindung
sehari-harinya. Manusia tradisional membuat wadah yang mampu melindungi
mereka dari cuaca dan iklim sehingga dapat berkegiatan setiap saat tanpa
terganggu oleh alam. Jawaban akan kebutuhan primer ini kemudian berkembang
lagi saat manusia sudah mulai mengenal keindahan, dan keindahan berasal dari
kebudayaan yang dianut.
Arsitektur menjadi salah satu aspek terpenting dalam perkembangan
kebudayaan dan adat daerah tertentu, menjadi sebuah simbol keindahan
kebudayaannya. Keindahan arsitektur tradisional sebuah daerah adalah sebuah
penerapan geometri secara tidak sadar. Berbagai kepercayaan mengajarkan
keseimbangan, dualisme, orientasi, dan sebagainya dan diinterpretasikan secara
arsitektur pada proporsi dan komposisi bangunannya. Arsitektur dengan proporsi
dan komposisi tertentu pada suatu daerah akan dianggap indah berdasarkan
kebudayaan yang dianutnya. Ini adalah sebuah penilaian subyektif. Salah satu
contoh ialah bentuk atap yang berbentuk limas atau prisma memiliki proporsi
simetris. Atap merupakan salah satu prinsip berbudaya yang mengakar pada
sebuah suku bangsa, merupakan salah satu analogi dari penyambung antara
kehidupan duniawi dan surgawi. Dewa-dewi atau tuhan dipercaya berada di
tempat tinggi, tempat tinggi biasanya merujuk pada gunung, yaitu sebuah tempat
yang tinggi. Jika dilihat dari bentuknya, dapat dilihat bahwa bentuk atap
merupakan adaptasi dari bentuk gunung.
Gambar 2.9 Rumah Panjang, rumah adat suku Dayak.
Sumber : arsitektur.net
Gambar di atas ialah salah satu rumah adat suku di Indonesia, yaitu suku
Dayak. Jika dilihat dari bentuknya, mungkin beberapa orang akan menganggap
rumah tersebut aneh dan tidak indah. Namun, orang Dayak menilai Rumah
Panjang sebagai salah satu bentuk keindahan. Rumah Panjang tidak didiami oleh
satu keluarga saja, melainkan oleh beberapa keluarga dan memiliki nilai guna
tertentu. Dapat dilihat pada gambar, bahwa bagian bawah rumah digunakan
sebagai tempat berkumpul jika ada sebuah perhelatan adat. Hal ini menunjukkan
bahwa ada dua nilai dalam sebuah kata ’arsitektur’, yakni nilai guna dan nilai citra
(keindahan yang subyektif).
1. Dayak
Dayak merupakan sebutan bagi penduduk asli pulau Kalimantan. Pulau
kalimantan terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang mengatur wilayahnya
Arsitektur Tradisional
Ciri-Ciri :
Perlambang
Penekanan pada atap
Ornamental
Dekoratif
Simetris.
masing-masing terdiri dari: Kalimantan Timur ibu kotanya Samarinda,
Kalimantan Selatan dengan ibu kotanya Banjarmasin, Kalimantan Tengah ibu
kotanya Palangka Raya, dan Kalimantan Barat ibu kotanya Pontianak.
Kelompok Suku Dayak, terbagi lagi dalam sub-sub suku yang kurang
lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku
Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip,
merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat,
budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku
Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman
mereka.
Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975
dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6
suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan.
Kuatnya arus urbanisasi yang membawa pengaruh dari luar,seperti melayu
menyebabkan mereka menyingkir semakin jauh ke pedalaman dan perbukitan di
seluruh daerah Kalimantan. Mereka menyebut dirinya dengan kelompok yang
berasal dari suatu daerah berdasarkan nama sungai, nama pahlawan, nama alam
dan sebagainya. Misalnya suku Iban asal katanya dari ivan (dalam bahasa kayan,
ivan = pengembara) demikian juga menurut sumber yang lainnya bahwa mereka
menyebut dirinya dengan nama suku Batang Lupar, karena berasal dari sungai
Batang Lupar, daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia.
Suku Mualang, diambil dari nama seorang tokoh yang disegani (Manok
Sabung/algojo) di Tampun Juah dan nama tersebut diabadikan menjadi sebuah
nama anak sungai Ketungau di daerah Kabupaten Sintang (karena suatu peristiwa)
dan kemudian dijadikan nama suku Dayak Mualang. Dayak Bukit
(Kanayatn/Ahe) berasal dari Bukit/gunung Bawang. Demikian juga asal usul
Dayak Kayan, Kantuk, Tamambaloh, Kenyah, Benuag, Ngaju dan lain-lain, yang
mempunyai latar belakang sejarah sendiri-sendiri.
Nama "Dayak" atau "Daya" adalah nama eksonim (nama yang bukan
diberikan oleh mayarakat itu sendiri) dan bukan nama endonim (nama yang
diberikan oleh masyarakat itu sendiri). Kata Dayak berasal dari kata “Daya” yang
artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau
perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat khususnya, (walaupun
kini banyak masyarakat Dayak yang telah bermukim di kota kabupaten dan
propinsi) yang mempunyai kemiripan adat istiadat dan budaya dan masih
memegang teguh tradisinya.
2. Karakteristik
Pada masa lalu, kehidupan suku–suku Dayak yang berdiam di pedalaman
Kalimantan itu hidup secara berkelompok–kelompok. Dimana kehidupan yang
mereka jalani pasti dilalui bersama, hal itu terwujud dalam sebuah karya yaitu,
Betang. Betang merupakan salah satu bentuk semangat serta perwujudan dari
sebuah kebersamaan suku Dayak
Betang memiliki keunikkan tersendiri dapat diamati dari bentuknya yang
memanjang serta terdapat hanya terdapat sebuah tangga dan pintu masuk ke
dalam Betang. Tangga sebagai alat penghubung pada Betang dinamakan hejot.
Betang yang dibangun tinggi dari permukaan tanah dimaksudkan untuk
menghindari hal – hal yang meresahkan para penghuni Betang, seperti
menghindari musuh yang dapat datang tiba–tiba, binatang buas, ataupun banjir
yang terkadang melanda Betang. Hampir semua Betang dapat ditemui di
pinggiran sungai–sungai besar yang ada di Kalimantan. Betang dibangun biasanya
berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 30–150 m serta lebarnya dapat
mencapai sekitar 10–30 m, memiliki tiang yang tingginya sekitar 3–5 m. betang di
bangun menggunakan bahan kayu yang berkualitas tinggi, yaitu kayu ulin
(Eusideroxylon zwageri T et B), selain memiliki kekuatan yang bisa berdiri
sampai dengan ratusan tahun serta anti rayap.
Betang biasanya dihuni oleh 100 – 150 jiwa di dalamnya, sudah dapat
dipastikan suasana yang ada di dalamnya. Betang dapat dikatakan sebagai rumah
suku, karena selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi
penghuninya dan dipimpin pula oleh seorang Pambakas Lewu. Didalam betang
terbagi menjadi beberapa ruangan yang dihuni oleh setiap keluarga.
Bagian–bagian Betang sebagai berikut :
1. Pada halaman depan Betang biasanya terdapat balai sebagai tempat
menerima tamu maupun sebagai tempat pertemuan adat.
2. Pada halaman depan Betang selain terdapat balai juga dapat dijumpai
sapundu. Sapundu merupakan sebuah patung yang pada umumnya
berbentuk manusia yang memiliki ukiran–ukiran yang khas. Sapundu
memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengikatkan binatang–binatang
yang akan dikorbankan untuk prosesi upacara adat.
3. Terkadang terdapat juga Patahu di halaman Betang yang berfungsi sebagai
rumah pemujaan.
4. Pada bagian belakang dari Betang dapat ditemukan sebuah balai yang
berukuran kecil yang dinamakan tukau yang digunakan sebagai gudang
untuk menyimpan alat–alat pertanian, seperti lisung atau halu.
5. Pada Betang juga terdapat sebuah tempat yang dijadikan sebagai tempat
penyimpanan senjata, tempat itu biasa di sebut bawong.
6. Pada bagian depan atau bagian belakang Betang biasanya terdapat pula
sandung. Sandung adalah sebuah tempat penyimpanan tulang–tulang
keluarga yang sudah meninggal serta telah melewati proses upacara tiwah.
Gambar 2.10 : Denah Rumah Betang
Sumber : petra
3. Organisasi ruang
Ruang pada rumah Betang suku Dayak, dapat dikelompokkan dalam tiga
bagian yaitu :
a. Ruang utama yaitu rumah
Ruang utama adalah ruang yang menghubungkan manusia dengan alam
surgawi.
b. Ruang bunyi yaitu gong
Ruang kedua adalah ruang yang menghubungkan manusia dengan
penghuni alam surgawi.
c. Ruang ragawi yang tidak kelihatan
Ruang surgawi yang juga adalah ruang ragawi.
Gambaran akan cara berarsitektur yang unik untuk mencapai pembentukan
ruang. Melalui identifikasi ruang-ruang pada rumah Betang dan dengan
memahami bagian-perbagian bangunan rumah Betang secara arsitektural,
kemudian menghubungkannya dengan cara berangkatnya roh ke alam surgawi
dalam ritual Tabuh pada upacara Tiwah dapat difahami bahwa, makna ruang pada
arsitektur rumah Betang merupakan gambaran akan dua ruang yaitu ruang
manusia dan ruang surgawi, yang tidak mengenal ruang bagi pendosa.
3. Struktur
Struktur utama bangunan adalah struktur kayu, alasannya karena kayu
mudah didapat dan bersifat alami. Kayu juga dapat bertahan lama apabila
dilakukan proses pemeliharaan tertentu
4. Ornamen
Gambar 2.11: Ornamen interior
Sumber : google.image
Gambar 2.12: Ornamen interior
Sumber : google.image
Gambar 2.13. Rumah Betang Jaman Dulu
Sumber : google.image
Gambar 2.14. Rumah Betang Jaman Dulu
Sumber : google.image
Gambar 2.15 Penggunaan kolong yang tinggi pada Lamin
Sumber :Photo: A.W. Nieuwenhuis, 1900
Gambar 2.16. Bentuk Atap Rumah
Sumber :google.image