rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan

8
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat. Berbagai jenis limbah yang dihasilkan di rumah sakit dan unit-unit pelayanannya bisamembahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat, walaupun ada juga limbah yang tidak berbahaya. Pengelolaan limbah yang baik harus mengikuti kaidah dan pedoman yang diberlakukan, dengandemikian diharapkan pengaruh buruk limbah dapat ditiadakan. Tujuan pengelolaan limbah di Rumah Sakit : 1. Mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan 2. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan 3. Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit 4. Menjamin bahwa limbah yang dihasilkan RS sudah tidak berbahaya Beberapa peraturan yang mengatur tentang pengolahan lingkungan Rumah Sakit antara lain diatur dalam : 1. Permenkes 1204/Menkes/PerXI/2004, mengatur tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 2. Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit 3. PP18 tahun 1999 & PP 85 tahun 1999, mengatur tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan Beracun (B3) 4. Kepdal 01- 05 tahun 1995 tentang pengelolaan limbah B3 LIMBAH RUMAH SAKIT Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk : - Padat - Cair

Upload: conni-setyorini

Post on 26-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat. Berbagai jenis limbah yang dihasilkan di rumah sakit dan unit-unit pelayanannya bisamembahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat, walaupun ada juga limbah yang tidak berbahaya.

Pengelolaan limbah yang baik harus mengikuti kaidah dan pedoman yang diberlakukan, dengandemikian diharapkan pengaruh buruk limbah dapat ditiadakan.

Tujuan pengelolaan limbah di Rumah Sakit :

1. Mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan

2. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan

3. Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit

4. Menjamin bahwa limbah yang dihasilkan RS sudah tidak berbahaya

Beberapa peraturan yang mengatur tentang pengolahan lingkungan Rumah Sakit antara lain diatur dalam :

1. Permenkes 1204/Menkes/PerXI/2004, mengatur tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit

2. Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah

Sakit

3. PP18 tahun 1999 & PP 85 tahun 1999, mengatur tentang pengelolaan limbah bahan

berbahaya dan Beracun (B3)

4. Kepdal 01- 05 tahun 1995 tentang pengelolaan limbah B3

LIMBAH RUMAH SAKIT

Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk :

- Padat

- Cair

- Gas

A. Limbah Padat

Semua limbah RS yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan RS yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.

Page 2: Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan

Gambar 1. Limbah Padat Rumah Sakit

Gambar 2. JenisWadah dan Label limbah Medis Padat sesui dengan kategori

Tata Laksana Limbah Padat Medis

Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup. Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan pada musim kemarau paling lama 24 jam.

Tempat pewadahan limbah medis padat terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misal fiberglass.

Page 3: Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan

Limbah Infeksius dan benda tajam

Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain cukup dengan cara desinfeksi.

Benda tajam harus diolah dengan insenerator bila memungkinkan, dan dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya.

Setelah insenerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuang ke tempat pembuangan B3 atau dibuang ke landfill jika residunya sudah aman.

Limbah Farmasi

Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insenerator pirolitik (pyrolytic incenerator), rotary kiln, dikubur secara aman, sanitary landfill, dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi. Tetapi dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kiln, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi pada suhu diatas 1000°C.

Limbah Sitotoksik

Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan penimbunan (landfill) atau ke saluran limbah umum. Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke perusahaan penghasil atau distributornya, insenerasi pada suhu tinggi, dan degradasi kimia.

Limbah Radioaktif

Limbah padat radioaktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (PP No.27 Th.2002) dan kemudian di serahkan kepada BATAN untuk penanganan lebih lanjut atau dikembalikan kepada negara distributor. Semua jenis limbah medis termasuk limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah domestik (landfill) sebelum dilakukan pengolahan terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan.

Limbah Bahan Kimiawi

Limbah berbahaya yang komposisinya berbeda harus dipisahkan unutk menghindari reaksi kimia yang tidak diinginkan.

Limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar tidak boleh ditimbun karena dapat mencemari air tanah.

Limbah kimia desinfektan dalam jumlah besar tidak boleh di kapsulisasi karena sifatnya yang korosif dan mudah terbakar.

Limbah padat bahan kimia berbahaya cara pembu-angannya harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke-pada instansi yang berwenang.

Page 4: Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan

Limbah Kontainer Bertekanan

Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah dengan daur ulang atau penggunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapat dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen halogenida dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus diperlakukan sebagai limbah bahan kimia berbahaya untuk pembuangannya. Cara pembuangan yang tidak diperbolehkan adalah pembakaran atau insenerasi karena dapat meledak.

Limbah dengan Kandungan logam berat

Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau diinsenerasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak boleh dibuang ke landfill karena dapat mencemari air tanah.

            Cara yang disarankan adalah dikirim ke negara yang mempunyai fasilitas limbah dengan kandungan logam berat tinggi. Bila tidak memungkinkan, limbah dibuang ke tempat penyimpanan yang aman sebagai pembuangan akhir untuk limbah industri berbahaya. Cara lain yang paling sederhana adalah dgn kapsulisasi kemudian dilanjutkan dengan landfill. Bila hanya dalam jumlah kecil dapat dibuang dengan limbah biasa. 

Tata Laksana Limbah Padat Non Medis

Pewadahan limbah padat non medis harus dipisahkan dari limbah medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam dengan lambang ‘domestik’ warna putih.

Dilakukan pemilihan limbah padat non medis antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali.

Dilakukan pemilihan limbah padat non medis antara limbah basah dan limbah kering.

Upaya untuk mengurangi volume, merubah bentuk atau memusnahkan limbah padat dilakukan pada sumbernya. Limbah yang masih dapat dimanfaatkan hendaknya dimanfaatkan kembali, untuk limbah padat organik dapat diolah menjadi pupuk.

Tempat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, dan selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan. Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaran pengangkut limbah padat.

Tempat penampungan sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.

Limbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), atau badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

B. LIMBAH CAIR

Page 5: Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan

Semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan RS yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan

Gambar 3. Sifat Fisik Limbah Cair

Ciri Fisik Limbah Cair :

Kandungan bahan padat yang terendapkan adalah bahan padat yang dapat diambil dengan cara pengendapan.

Warna limbah cair                                              

Bau : hasil pengolahan limbah cair secara biologis pada kondisi anaerob, limbah cair mengandung H2S, amoniak, metan, buangan dari ruang hemodialisa (ureum, creatinin).

Suhu : dipengaruhi oleh proses pengolahan limbah secara biologis, sumber limbah, musim.

Tata Laksana Limbah Cair

Page 6: Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan

Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya.

a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan.

b. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan di sekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.

c. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah yang dihasilkan.

d. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus dilengkapi/ditutup dengan grill.

e. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.

f. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (efluent) dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat radioaktif, pengelola-annya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.

h. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan.

C. LIMBAH GAS

Semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti

insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat sitostatika

Tata Laksana Limbah Gas

a. Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam berat, dan dioksin dilakukan minimal satu kali setahun.

b. Suhu pembakaran minimum 1.000 °C untuk pemusnahan bakteri patogen, virus, dioksin, dan mengurangi jelaga.

c. Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu.

d. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu.

Dalam mendorong pengelolaan lingkungan rumah sakit yang ramah lingkungan (Green Hospital),

Kementerian Negara Lingkungan Hidup mendorong Rumah Sakit agar dalam pengelolaannya

Page 7: Rumah Sakit Merupakan Sarana Pelayanan Kesehatan

tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga bersifat proaktif. Agar mencapai green hospital

maka rumah sakit didorong untuk tidak hanya mengelola limbahnya sesuai degan peraturan

saja tetapi juga menerapkan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Recovery) terhadap limbah yang

dihasilkannya serta melakukan penghematan dalam penggunaan sumber daya alam dan

energi seperti penghematan air, listrik, bahan kimia, obat-obatan dll. Disamping itu pengelola

juga didorong untuk terus meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit.

Kata Kunci : Pengolahan limbah rumah sakit, pengolahan limbah padat rumah sakit, pengolahan limbah cair rumah sakit, pengolahan limbah cair rumah sakit