rubella suryo

Upload: suryohardjo

Post on 14-Apr-2018

249 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    1/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Rubella menjadi terkenal karena sifat teratogeniknya. Rubella merupakan suatu penyakit

    virus yang umum pada anak dan dewasa muda, yang ditandai oleh suatu masa prodomal yang

    pendek, pembesaran kelenjar getah bening servikal, suboksipital dan postaurikular, disertai

    erupsi yang berlangsung 2-3 hari.

    Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa dapat terjadi infeksi berat disertai

    keluhan sendi dan purpura. Kelainan prenatal akibat Rubella pada kehamilan muda

    dilaporkan pertama kali oleh Gredd di Amerika pada tahun 1941. Rubella pada kehamilan

    muda dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati, dan menimbulkan kelainan kongenital

    yang berat pada janin. SindromRubella kongenital merupakan penyakit yang sangat menular

    mengenai banyak organ dalam tubuh dengan gejala klinis yang sangat luas. Hingga saat ini

    penyakitRubella masih merupakan masalah dan terus diusahakan eliminasinya.

    Rubella disebabkan oleh suatu RNA virus, genusRubivirus, famili Togaviridae. Virus

    dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Secara fisikokimiawi virus ini sama dengan

    anggota viruus lain dari famili tersebut, tetapi virus Rubella secara serologik berbeda. Pada

    waktu terdapat gejala klinis virus ditemukan pada sekret nasofaring, darah, feses dan urin.VirusRubella hanya menjangkiti manusia saja. 1

    Anak laki laki dan wanita sama-sama terkena. Pada populasi yang rapat seperti

    institusi dan Asrama tentara, hampir 100% dari individu yang rentan dapat terinfeksi. Pada

    kelompok keluarga penyebaran virus kurang: 50-60% anggota keluarga yang rentan

    mendapat penyakit. Banyak infeksi yang subklinis, dengan rasio 2:1 antara penyakit yang

    tidak tampak dengan penyakit yang tarnpak.Rubella biasanya terjadi selama musim semi.2

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    2/25

    2

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    STATUS PASIEN KEPANITERAAN FK TRISAKTI

    BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BUDHI ASIH

    Nama Mahasiswa : Suryo Nugroho S Pembimbing : Dr. Daniel Effendi, Sp.A

    NIM : 030.08.235 Tanda tangan :

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : An. R Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 7 tahun 3 bulan Suku Bangsa : Betawi

    Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 29 Mei 2006 Agama : Islam

    Alamat : Gg, Anwar II no.11 Kp Melayu, Jakarta Timur

    Pendidikan : 1 SD

    Orang tua / Wali

    Ayah : Ibu :

    Nama : Tn. M Nama : Ny. L

    Umur : 35 tahun Umur : 31 tahun

    Alamat : Gg, Anwar II no.11 Alamat : Gg, Anwar II no.11

    Kp Melayu, Jakarta Timur Kp Melayu, Jakarta Timur

    Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Penghasilan : 1.200.000 Penghasilan : Tidak berpenghasilan

    Pendidikan : D3 Pendidikan : SLTA

    Suku bangsa : Betawi Suku bangsa : Betawi

    Agama : Islam Agama : Islam

    Hubungan dengan orang tua: pasien merupakan anak kandung

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    3/25

    3

    I. RIWAYAT PENYAKIT

    A. ANAMNESIS

    Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. L (ibu kandung pasien)

    Lokasi : Bangsal lantai V Timur, kamar 513

    Tanggal / waktu : 31 Agustus 2013 pk. 12.30 WIB

    Tanggal masuk : 30 Agustus 2013

    Keluhan utama : Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit

    Keluhan tambahan : Batuk, pilek, ruam kulit, mata merah, nafsu makan menurun

    A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:Pasien seorang anak perempuan usia 7 tahun, datang ke IGD dibawa keluarganya dengan

    keluhan demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam mendadak tinggi, terus

    menerus sepanjang hari, dengan suhu ketiak 38,3C diukur dengan termometer digital. Orang

    tua Pasien membawa Pasien ke klinik 24 jam di dekat rumah, diberi obat penurun panas lalu

    panas turun, tetapi kemudian naik lagi.

    Pasien juga mengeluh adanya batuk-pilek sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

    Batuk berdahak dimana dahak sulit keluar, berwarna putih kekuningan, kental. Batuk tidak

    disertai adanya nyeri dada maupun sesak napas. Pasien juga mengalami pilek. Hidungnya

    terkadang tampak ada ingus namun tidak didahului dengan bersin-bersin. Batuk-pilek tidak

    dicetuskan oleh aktifitas, ppasienisi, cuaca, maupun debu. Sejak 1 hari sebelum masuk rumah

    sakit, Pasien menjadi sulit makan dan minum. Hal tersebut dikatakan karena tenggorokannya

    terasa nyeri saat menelan dan terasa mual. Karena itu semenjak sakit, badan Pasien terlihat

    lebih kurus dibanding biasanya.

    Pada pagi hari sebelum masuk rumah sakit, demam Pasien menjadi meningkat.

    Setelah itu kedua mata Pasien tampak merah dan berair. Pada saat itu juga timbul bercak

    kemerahan pada pipi dan dahi Pasien. Bercak tersebut kemudian menyebar ke belakang leher,

    dada, tangan dan perut. Bercak tersebut disertai rasa gatal sehingga Pasien menjadi sering

    menggaruk-garuk kulitnya. Ibu Pasien menyangkal adanya kejang, diare, sulit BAB, sesak,

    gusi berdarah, mimisan, kencing berwarna kemerahan, maupun BAB berwarna hitam. Ibu

    Pasien mengaku sekitar 1 minggu yang lalu ada teman sekelas Pasien yang sedang sakit

    Campak sehingga tidak masuk sekolah untuk beberapa hari.

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    4/25

    4

    B. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITAPenyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

    Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)

    Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)

    Otitis (-) Morbili (-) TBC (-)

    Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (ISPA) 3 th

    Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita: Pasien pernah dirawat selama 3 hari

    saat usia 3 tahun dan didiagnosis oleh dokter menderita ISPA. Pasien dipulangkan dengan

    keadaan sembuh total. Pasien belum pernah menderita keluhan seperti sekarang.

    C. RIWAYAT KEHAMILAN/KELAHIRANKEHAMILAN

    Morbiditas kehamilan Tidak ada

    Perawatan antenatal Rutin kontrol ke Bidan 1 bulan sekali

    KELAHIRAN

    Tempat persalinan Rumah Bersalin

    Penolong persalinan Bidan

    Cara persalinanSpontan

    Penyulit: -

    Masa gestasi 38 minggu

    Keadaan bayi

    Berat lahir: 3200 gr

    Panjang lahir: 47 cm

    Lingkar kepala: (tidak tahu)

    Langsung menangis (+)

    Kemerahan (+)

    Nilai APGAR: (tidak tahu)

    Kelainan bawaan: tidak ada

    Kesimpulan riwayat kehamilan/kelahiran: Tidak ada masalah dalam kehamilan dan

    persalinan.

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    5/25

    5

    D. RIWAYAT PERKEMBANGAN

    Pertumbuhan gigi I : Ibu lupa (Normal: 5-9 bulan)

    Gangguan perkembangan mental : Tidak ada

    Psikomotor

    Tengkurap : Umur 4 bulan (Normal: 3-4 bulan)

    Duduk : Umur 9 bulan (Normal: 6-9 bulan)

    Berdiri : Umur 16 bulan (Normal: 9-12 bulan)

    Berjalan : Umur 19 bulan (Normal: 13 bulan)

    Bicara : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)

    Membaca : Umur 5 tahun (Normal: 3-6 tahun)

    Perkembangan pubertas

    Rambut pubis : belum

    Payudara : -

    Menarche : -

    Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan: keterlambatan dalam berdiri dan

    berjalan.

    E. RIWAYAT MAKANAN

    Umur

    (bulan)ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

    02 ASI - - -

    24 ASI - - -

    46 ASI + PASI + + -

    68 ASI + PASI + (Biskuit) + -

    810 ASI + PASI + + +

    10 -12 ASI + PASI + + +

    Umur Diatas 1 Tahun

    Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah

    Nasi/Pengganti 3 x/hari, 1 porsi

    Sayur 1x/hari, 1 porsi

    Daging 1x/minggu, 1 potong

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    6/25

    6

    Telur 1 butir, 3 x/minggu

    Ikan 2 x/minggu

    Tahu -

    Tempe 2 potong, setiap hariSusu (merk/takaran) Susu Dancow

    Lain-lain -

    Kesan: Riwayat makanan cukup baik

    Kesulitan makan : Menurut pengakuan ibu tidak sulit makan

    Kesimpulan riwayat makanan: tidak ada kesulitan, asupan cukup baik

    F. RIWAYAT IMUNISASI

    Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )

    BCG 1 bulan - -

    DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan -

    Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan

    Campak - - 9 bulan

    Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan

    Kesimpulan riwayat imunisasi: imunisasi dasar sesuai jadwal dan lengkap.

    Imunisasi ulangan belum dilakukan.

    G. RIWAYAT KELUARGA

    a. Corak Reproduksi

    NoTanggal lahir

    (umur)

    Jenis

    kelaminHidup

    Lahir

    matiAbortus

    Mati

    (sebab)

    Keterangan

    kesehatan

    1. 29 Mei 2006 Perempuan + - - - Pasien

    2. 10 Juli 2009 Laki-laki + - - - Sehat

    b. Riwayat Pernikahan

    Ayah / Wali Ibu / Wali

    Nama Tn. M Ny. L

    Perkawinan ke- 1 1

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    7/25

    7

    Umur saat menikah 25 tahun 21 tahun

    Pendidikan terakhir D3 SLTA

    Agama Islam Islam

    Suku bangsa Betawi BetawiKeadaan kesehatan Sehat Sehat

    Kosanguinitas - -

    Penyakit, bila ada - -

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami seperti ini sebelumnya. Ibu dan ayah

    tidak menderita penyakit hipertensi, jantung dan kencing manis.

    Kesimpulan Riwayat Keluarga:pasien anak pertama dari 2 bersaudara. Tidak ada anggota

    keluarga yang mengalami keluhan sama dengan Pasien.

    H. RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN

    Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakaknya di perkampungan, rumah dengan dua kamar

    tidur, satu kamar mandi, dan 1 dapur, beratap genteng, berlantai keramik, berdinding tembok.

    Keadaan rumah cukup luas, pencahayaan baik, ventilasi baik. Sumber air bersih dari air

    PAM. Air limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap

    harinya diangkut oleh petugas kebersihan. Tidak terdapat orang yang mengeluh hal serupa

    dengan pasien.

    Kesimpulan Keadaan Lingkungan: Cukup baik.

    I. RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI

    Ayah pasien bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan Rp.1.200.000,- /bulan. Sedangkan

    ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut tidak

    cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sehari-hari pasien diasuh oleh ibunya.

    Kesimpulan sosial ekonomi: Kurang baik.

    II. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 31 Agustus 2013 jam 13.30 WIB)

    Keadaan Umum

    Kesan Sakit : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    8/25

    8

    Kesan Gizi : Cukup

    Keadaan lain : Anemis (-), ikterik (-), sianpasienis (-), dyspnoe (-)

    Data Antropometri

    Berat Badan sekarang : 34 kg Lingkar Kepala : 50 cm

    Berat Badan sebelum sakit : 35 kg Lingkar Lengan Atas : 17 cm

    Tinggi Badan : 135 cm

    Status Gizi

    - BB/U = 34/23 x 100 % = 147 % (Gizi lebih)- TB/U = 135/122 x 100 % = 110 % (Tinggi normal)- BB/TB = 34/32 x 100 % = 106% (Gizi lebih)Tanda Vital

    Nadi : 104 x/menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular

    Tekanan Darah : 90/60 mmHg

    Napas : 24 x/menit, tipe torako-abdominal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 2

    Suhu : 37,1C, axilla (diukur dengan termometer air raksa)

    KEPALA :Normocephali

    RAMBUT : Rambut hitam ikal, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebal

    WAJAH : Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, terdapat makulopapular rash

    MATA :

    Visus bedside : kesan baik Ptpasienis : -/-

    Sklera ikterik : -/- Lagofthalmus : -/-

    Konjunctiva anemis : -/- Cekung : -/-

    Exophthalmus : -/- Kornea jernih : +/+

    Strabismus : -/- Lensa jernih : +/+

    Nistagmus : -/- Pupil : bulat, isokor

    Injeksi konjunctiva : +/+

    Refleks cahaya : langsung +/+ , tidak langsung +/+

    TELINGA :

    Bentuk : normotia Tuli : -/-

    Nyeri tarik aurikula : -/- Nyeri tekan tragus : -/-

    Liang telinga : lapang Membran timpani : sulit dinilai

    Serumen : -/- Refleks cahaya : sulit dinilai

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    9/25

    9

    Cairan : -/-

    HIDUNG :

    Bentuk : simetris Napas cuping hidung : -/-

    Sekret : +/+ Deviasi septum : -

    Mukosa hiperemis : -/-

    BIBIR : Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-)

    MULUT : Oral higiene baik, gigi karies (-), trismus (-), mukosa gusi dan pipi: merah

    muda, hiperemis (-), ulkus (-), halitosis (-), bercak koplik (-), lidah: normoglosia, ulkus (-),

    hiperemis (-) massa (-)

    TENGGOROKAN: Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-), arcus

    faring hiperemis, dinding posterior faring hiperemis, licin, tidak bergranul, ulkus (-)

    massa (-)

    LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB,

    tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di

    tengah.

    THORAKS :

    Inspeksi: bentuk toraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasanyang tertinggal, pernapasan torako-abdominal, pembesaran KGB aksila -/- tidak

    tampak retraksi suprasternal dan sela iga, terdapat makulopapular rash pada

    dinding dada, ictus cordis terlihat pada ICS V linea midclavicularis kiri, pulsasi

    abnormal (-)

    Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan, gerak napas simetris kanan dan kiri,vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri, teraba ictus cordis pada ICS V linea

    midclavicularis kiri, denyut kuat.

    Perkusi : sonor di kedua lapang paru, batas atas jantung setinggi interkpasiental II dilinea parasternalis kiri, batas kiri jantung setinggi interkpasientalis IV medial dari

    linea midklavikularis kiri, batas kanan jantung setinggi interkpasientalis IV di linea

    parasternalis kanan.

    Auskultasi: suara napas vesikuler, reguler, ronki basah halus (-), wheezing -/-, bunyijantung I-II reguler, punctum maksimum pada ICS V 1 cm linea midclavicularis kiri,

    murmur (-), gallop (-)

    ABDOMEN :

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    10/25

    10

    Inspeksi: perut rata, terdapat makulopapular rash pada dinding perut, tidakdijumpai adanya benjolan, kulit keriput (-) gerakan peristaltik (-)

    Palpasi: lemas dan tidak teraba adanya massa maupun pembesaran organ, nyeri tekan(-), turgor kulit baik.

    Perkusi: timpani pada seluruh lapang perut, nyeri ketok abdomen (-) Auskultasi: bising usus (+), frekuensi 4 x/menit

    ANOGENITALIA:jenis kelamin perempuan, tanda radang (-), ulkus (-), sekret (-), fissura

    ani (-)

    KGB :

    Preaurikuler : tidak teraba membesar

    Postaurikuler : tidak teraba membesar

    Submandibula : tidak teraba membesar

    Supraclavicula : tidak teraba membesar

    Axilla : tidak teraba membesar

    Inguinal : tidak teraba membesar

    ANGGOTA GERAK :

    Ekstremitas : akral hangat ++/++

    Tangan Kanan Kiri

    Tonus otot normotonus normotonus

    Sendi aktif aktif

    Refleks fisiologis (+) (+)

    Refleks patologis (-) (-)

    Lain-lain oedem (-) oedem (-)

    Kaki Kanan Kiri

    Tonus otot normotonus normotonus

    Sendi aktif aktif

    Refleks fisiologis (+) (+)

    Refleks patologis (-) (-)

    Lain-lain oedem (-) oedem (-)

    KULIT : warna sawo matang merata, pucat (-), tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik,

    lembab, pengisian kapiler < 2 detik, pada regio colli, toraks, abdomen tampak makula

    eritematosa berkonfluens yang tersebar generalisata.

    TULANG BELAKANG: bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-)

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    11/25

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    12/25

    12

    IV. RESUME

    Seorang perempuan usia 7 tahun, datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 4 hari

    sebelum masuk rumah sakit. Demam mendadak tinggi, terus menerus, dengan suhu ketiak

    38,3 C diukur dengan termometer digital. Pasien juga mengeluh batuk-pilek sejak 2 hari

    sebelum masuk rumah sakit. Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien menjadi sulit

    makan dan minum karena tenggorokannya terasa nyeri saat menelan dan terasa mual. Selain

    itu kedua mata pasien tampak merah dan berair. Pada saat itu juga timbul bercak kemerahan

    pada pipi dan dahi pasien. Bercak tersebut kemudian menyebar ke belakang leher, dada, dan

    perut pasien. Bercak tersebut disertai rasa gatal.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital: Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 104

    x/menit, napas 24 x/menit, dan suhu 37,1 C. Kesan sakit sedang, kesadaran compos mentis.

    Pada mata terdapat adanya injeksi konjungtiva, hidung terdapat sekret, arkus faring dan

    dinding posterior faring hiperemis. Tampak makula eritematpasiena multipel berkonfluens

    pada regio colli, toraks, dan abdomen yang tersebar generalisata.

    Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya leukopenia (4,5 ribu/L),

    trombpasienitopenia (150 ribu/ L), peningkatan hitung jenis dari basofil yaitu 2%, monosit

    9%.

    V. DIAGNOSIS BANDING

    DEMAM & ERUPSI KULIT BATUK BERDAHAK

    Rubella Pneumonia

    Morbilli Bronkitis

    Eksantema subitum Bronkiolitis

    MATA MERAH

    Konjungtivitis et causaRubella virus

    Konjungtivitis bakterial

    VI. DIAGNOSIS KERJA

    Rubella stadium erupsi

    VII. PEMERIKSAAN ANJURAN

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    13/25

    13

    - Hematologi rutin ulang- Rontgen toraks AP

    VII. PENATALAKSANAAN

    Non Medikamentosa

    1. Komunikasi - Informasi - Edukasi kepada orang tua pasien mengenai keadaanpasien

    2. Tirah baring3. Observasi tanda-tanda vital

    Medikamentosa

    1. IVFD Asering 4 cc/kgBB/jam2. Policylan 3 x 1 C

    VIII. PROGNOSIS

    Ad Vitam : ad bonam

    Ad Sanationam : ad bonam

    Ad Fungtionam : ad bonam

    FOLLOW UP

    Tgl S O A P

    31/8/13

    Perawatan

    hari 1

    Demam

    H-5BB =

    34kg

    Batuk (+)

    Sesak (-)

    Demam (-)

    Mual (+)

    Lemas (+)Bercak

    kemerahan

    di muka,

    dada dan

    perut (+)

    KU: Tampak sakit sedang

    KS: comppasien mentis

    TV: TD: 90/60 mmHg,

    N:104 x/m, R: 24 x/m,

    S: 37,4 CKepala: normocephali

    Mata: CA -/-, SI -/-,

    Injeksi konjungtiva

    (+/+)

    Telinga: sekret (-)

    Hidung: sekret (+)

    Tenggorokan: arkus

    Rubella stadium

    erupsi

    IVFD Asering 4

    cc/KgBB/Jam

    Polycilan 3 x 1 C

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    14/25

    14

    faring hiperemis(+),

    dinding posterior faring

    hiperemis (+)

    Leher : KGB ttm

    Thorax : retraksi

    suprasternal (-), retraksi

    sela iga (-), SN vesikuler,

    ronki -/-, wh -/-, BJ I-II

    reguler, m (-), g (-)

    makulopapular rash (+)

    Abd : Supel, BU (+),4

    x/menit, turgor kulit baik,

    makulopapular rash (+)

    Ext: akral hangat ++/++

    Kulit: ptekie (-),makula

    eritematosa multipel

    berkonfluens

    generalisata

    1/9/2013

    Perawatan

    hari 2

    BB =

    34kg

    Batuk (-)

    Sesak (-)

    Demam (-)

    Mual (-)

    Lemas (+)

    Bercak

    kemerahan

    di muka,

    dada, perut,

    kedua

    tangan dan

    kaki (+)

    KU: Tampak sakit sedang

    KS: comppasien mentis

    TV: TD: 90/60 mmHg,

    N:108 x/m, R: 22 x/m,

    S: 37,0 C

    Kepala: normocephali

    Mata: CA -/-, SI -/-,

    Injeksi konjungtiva

    (+/+)

    Telinga: sekret (-)

    Hidung: sekret (+)

    Tenggorokan: arcus

    faring hiperemis(+),

    dinding posterior faring

    Rubella stadium

    erupsi

    IVFD Asering 4

    cc/KgBB/Jam

    Polycilan 3 x 1 C

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    15/25

    15

    hiperemis (+)

    Leher : KGB ttm

    Thorax : retraksi

    suprasternal (-), retraksi

    sela iga (-), SN vesikuler,

    ronki -/-, wh -/-, BJ I-II

    reguler, m (-), g (-)

    makulopapular rash (+)

    Abd : Supel, BU 3

    x/menit, turgor kulit baik,

    makulopapular rash (+)

    Ext : akral hangat ++/++

    makulopapular rash (+)

    pada regio ekstremitas

    superior dan inferior

    Kulit: ptekie (-),makula

    eritematosa multipel

    generalisata

    2/9/2013

    Perawatan

    hari 3

    BB =

    34,5kg

    Batuk (-)

    Sesak (-)

    Demam (-)

    Mual (-)

    Lemas (+)

    Bercak

    kemerahan

    di muka,

    dada, perut,

    kedua

    tangan dan

    kaki (+)

    KU: Tampak sakit sedang

    KS: comppasien mentis

    TV: TD: 90/60 mmHg,

    N:100 x/m, R: 22 x/m,

    S: 37,0 C

    Kepala: normocephali

    Mata: CA -/-, SI -/-,

    Injeksi konjungtiva (-/-)

    Telinga: sekret (-)

    Hidung:sekret (-)

    Tenggorokan:arcus

    faring hiperemis (-),

    dinding posterior faring

    hiperemis (-)

    Rubella stadium

    erupsi

    IVFD Asering 4

    cc/KgBB/Jam

    Polycilan 3 x 1 C

    (Boleh pulang)

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    16/25

    16

    Leher : KGB ttm

    Thorax : retraksi

    suprasternal (-), retraksi

    sela iga (-), SN vesikuler,

    ronki -/-, wh -/-, BJ I-II

    reguler, m (-), g (-)

    makulopapular rash (+)

    Abd : Supel, BU

    (+),3x/menit, turgor kulit

    baik, makulopapular

    rash (+)

    Ext : akral hangat ++/++

    makulopapular rash (+)

    pada regio ekstremitas

    superior dan inferior

    Kulit: ptekie (-),makula

    eritematosa multipel

    berkonfluens

    generalisata

    31 Agustus 2013 2 Agustus 2013

    Jenis Pemeriksaan Hasil Hasil Nilai Normal

    HEMATOLOGI RUTIN

    Leukpasienit

    Hemoglobin

    Hematokrit

    Trombpasienit

    5,5 ribu/L

    13,6 g/dL

    41 %

    98 ribu/L*

    6,2 ribu/L

    11,6 g/dL

    35 %

    146 ribu/L*

    4,5-13,5 ribu/L

    10,7-14,7 g/dL

    33-45 %

    184-488 ribu/L

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    17/25

    17

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi

    Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim biasanya

    ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan Campak ringan atau demam

    skarlet, dan pembesaran serta nyeri limfonodi pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis

    ppasienterior. Campak Jerman atauRubella ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai

    usia belasan tahun.2

    EtiologiPenyebab Rubella atau Campak Jerman adalah virus Rubella. Meski virus penyebabnya

    berbeda, namunRubella dan Campak (rubeola) mempunyai beberapa persamaan.Rubella dan

    Campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemerahan pada kulit penderitanya.

    Perbedaannya, Rubella tidak terlalu menular dibandingkan Campak yang cepat sekali

    penularannya. Penularan Rubella dari penderitanya ke orang lain terjadi melalui percikan

    ludah ketika batuk, bersin dan udara yang terkontaminasi. Virus ini cepat menular, penularan

    dapat terjadi sepekan (1 minggu) sebelum timbul bintik-bintik merah pada kulit si penderita,

    sampai lebih kurang sepekan setelah bintik tersebut menghilang. Namun bila seseorang

    tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak. Gejala baru timbul kira-kira 14-21 hari

    kemudian. Selain itu, Campak lebih lama proses penyembuhannya sementara Rubella hanya

    3 hari, karena itu pulaRubella sering disebut Campak 3 hari.2,3

    Bentuk Virus

    Rubella disebabkan oleh virus yang mengandung-RNA pleomorfik, yang sekarang didaftar

    pada famili Togaviridae, genus Rubivirus. Virus ini sferis, berdiameter 50-60 nm, dan berisi

    asam ribonukleat helai-tunggal. Virus biasanya diisolasi pada biakan jaringan, dan

    keberadaannya diperagakan oleh kemampuan sel ginjal kera hijau Afrika (African green

    monkey kidney, AGMK) terinfeksi Rubella menahan tantangan dengan enterovirus. Selama

    penyakit klinis virus berada dalam sekresi nasofaring, darah, tinja, dan urin. Virus telah

    ditemukan dari nasofaring 7 hari sebelum eksantem, dan 7-8 hari sesudah menghilangnya.

    Penderita dengan penyakit subklinis juga infeksius.3

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    18/25

    18

    Gambar 1. VirusRubella.2

    Epidemiologi

    Manusia adalah satu-satunya hpasienpes alamiah Rubella, yang disebarkan oleh droplet oral

    atau secara transplasenta melalui infeksi kongenital. Rubella terdistribusi secara luas di

    seluruh dunia. Sebelum pembentukan program vaksin Rubella pada tahun 1969, puncak

    insiden penyakit adalah pada anak umur 5-14 tahun. Sekarang kebanyakan kasus terjadi pada

    remaja dan dewasa muda yang rentan.

    Epidemi Rumah sakit di antara pegawai, dengan penularan pada penderita yang rentan,

    telah membantu Rumah sakit mensyaratkan bahwa pegawai yang mempunyai kontak dengan

    penderita harus imun terhadap Rubella. Anak laki-laki dan wanita sama-sama terkena. Pada

    populasi yang padat seperti institusi dan Asrama tentara, hampir 100% dari individu yang

    rentan dapat terinfeksi. Pada kelompok keluarga penyebaran virus kurang: 50-60% anggota

    keluarga yang rentan mendapat penyakit.Rubella biasanya terjadi selama musim semi.Pada tahun 1989 - 1990 sejumlah kasus Rubella menyerang lebih banyak pada anak

    remaja di atas umur 15 tahun dan dewasa diperkirakan karena kegagalan vaksinasi pada

    setiap individu. Risiko terserangRubella kembali menurun untuk semua umur dan dilaporkan

    kasus di Amerika Serikat pada tahun 1999 sebanyak 267. Penyakit ini dapat sukar

    diDiagnosis secara klinis karena ruam enterovirus dan ruam yang lain dapat menampilkan

    penampakan yang serupa. Satu serangan biasanya memberikan imunitas permanen. Epidemi

    terjadi setiap 6-9 tahun sebelum vaksin tersedia.2

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    19/25

    19

    Patofisiologi

    Penularan terjadi melalui droplet, dari nasofaring atau rute pernapasan. Selanjutnya virus

    Rubella memasuki aliran darah. Namun terjadinya erupsi di kulit belum diketahui

    patogenesisnya. Viremia mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit. Di

    nasofaring virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya erupsi dan kadang-kadang lebih

    lama. Selain dari darah dan sekret nasofaring, virusRubella telah diisolasi dari kelenjar getah

    bening, urin, cairan serebrpasienpinal, ASI, cairan sinovial dan paru.

    Penularan dapat terjadi biasanya dari 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya

    erupsi. Daya tular tertinggi terjadi pada akhir masa inkubasi, kemudian menurun dengan

    cepat, dan berlangsung hingga menghilangnya erupsi.1

    PatogenesisSaat tubuh terpapar virus Rubella, virus akan melekat dan menginvasi sel-sel epitel saluran

    pernapasan atas melalui prpasienes endpasienitpasienis kemudian menyebar ke sistem

    limfatik regional secara hematogen dan bereplikasi di jaringan limfoid nasofaring dan saluran

    pernapasan atas, kemuadian masuk ke dalam pembuluh darah (viremia) dan menyebar ke

    organ-organ lain, termasuk persendian hingga kapiler kulit.2,4

    Manifestasi Klinis

    Masa inkubasiMasa inkubasi berkisar 14-21 hari. Dalam beberapa laporan lain waktu inkubasi minimum 12

    hari dan maksimum 17 sampai 21 hari.1

    Masa prodromal

    Pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya; jarang disertai gejala dan tanda

    masa prodromal. Namun pada remaja dan dewasa muda masa prodromal berlangsung 1-5

    hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok, kemerahan pada

    konjungtiva, rinitis, batuk dan limfadenopati. Gejala ini segera menghilang pada waktu erupsi

    timbul. Gejala dan tanda prodromal biasanya mendahului 1-5 hari erupsi di kulit. Pada

    beberapa penderita dewasa gejala dan tanda tersebut dapat menetap lebih lama dan bersifat

    lebih berat. Pada 20% penderita selama masa prodromal atau hari pertama erupsi timbul suatu

    enantema, tanda Forschheimer, yaitu makula atau petekie pada palatum molle. Pembesaran

    kelenjar limfe bisa timbul 5-7 hari sebelum timbul eksantema, khas mengenai kelenjar

    suboksipital, ppasientaurikular dan servikal dan disertai nyeri tekan.1

    Masa eksantema

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    20/25

    20

    Seperti pada Rubeola, eksantema mulai retro-aurikular atau pada muka dan dengan cepat

    meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh. Mula-mula berupa makula yang

    berbatas tegas dan kadang-kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk

    morbiliform. Pada hari kedua eksantem di muka menghilang, diikuti hari ke-3 di tubuh dan

    hari ke-4 di anggota gerak. Pada 40% kasus infeksi Rubella terjadi tanpa eksantema.

    Meskipun sangat jarang, dapat terjadi deskuamasi post eksantematik.1

    Limfadenopati merupakan suatu gejala klinis yang penting pada Rubella. Biasanya

    pembengkakan kelenjar getah bening itu berlangsung selama 5-8 hari. Pada penyakitRubella

    yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita sudah dapat bekerja seperti biasa

    pada hari ke-3. sebagian kecil penderita masih terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata,

    rasa gatal selama 7-10 hari.1

    Diagnosis

    Diagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seorang penderita oleh karena tidak ada tanda

    atau gejala yang patognomik untukRubella. Seperti dengan penyakit eksantema lainnya,

    Diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis yang cermat. Rubella merupakan penyakit yang

    epidemik sehingga bila diselidiki dengan cermat, dapat ditemukan kasus kontak atau kasus

    lain dalam lingkungan penderita. Sifat demam dapat membantu dalam menegakkan

    Diagnosis, oleh karena demam padaRubella jarang sekali di atas 38,5 C.1

    Pada infeksi tipikal, makula merah muda yang menyatu menjadi eritema difus pada muka

    dan badan serta artralgia pada tangan penderita dewasa merupakan petunjuk Diagnosis

    Rubella.

    Perubahan hematologik hanya sedikit membantu penegakan Diagnosis. Peningkatan sel

    plasma 5-20% merupakan tanda yang khas. Kadang-kadang terdapat leukopenia pada awal

    penyakit yang dengan segera segera diikuti limfpasienitpasienis relatif. Sering terjadi

    penurunan jumlah trombosit.

    Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologik yaitu adanya peningkatan titer

    antibodi 4 kali pada hemaglutination inhibition test (HAIR) atau ditemukannya antibodi IgM

    yang spesifik untukRubella. Titer antibodi mulai meningkat 24-48 jam setelah permulaan

    erupsi dan mencapai puncaknya pada hari ke 6-12. selain pada infeksi primer, antibodi IgM

    spesifikRubella dapat ditemukan pula pada reinfeksi. Dalam hal ini adanya antibodi IgM

    spesifikRubella harus di interpretasi dengan hati-hati. Suatu penelitian telah menunjukkan

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    21/25

    21

    bahwa telah tejadi reaktifitas spesifik terhadapp Rubella dari sera yang dikoleksi, setelah

    kena infeksi virus lain.1,2

    Diagnosis Banding

    Penyakit yang memberikan gejala klinis dan eksantema yang menyerupaiRubella adalah:

    a. Penyakit virus: Campak, roseola infantum, eritema mononukleosis infeksiosa danPityriasis rosea

    b. Penyakit bakteri:scarletfever(Skarlatina).c. Erupsi obat: ampisilin, penisilin, asam salisilat, barbiturat, INH, fenotiazin dan

    diuretik tiazid.

    d. Bercak erupsi Rubella yang berkonfluensi sulit dibedakan dari Morbili, kecuali biladitemukan bercak koplik yang karakteristik untuk morbili. Erupsi Rubella cepat

    menghilang sedangkan erupsi morbili menetap lebih lama.

    e. Bila terjadi kemerahan difus dan tampak bercak-bercak berwarna lebih gelap diatasnya, perlu dibedakan dari scarletfever. Tidak seperti scarletfever, pada Rubella

    daerah perioral terkena.

    Erupsi obat menyerupai Rubella yang dapat disertai pembesaran kelenjar getah bening

    disebabkan terutama oleh senyawa hidantoin. Pada kasus yang meragukan dapat dilakukan

    pemeriksaan hemogram dan serologik.1

    Komplikasi

    Komplikasi relatif tidak lazim pada anak. Neuritis dan artritis kadang-kadang terjadi.

    Resistensi terhadap infeksi bakteri sekunder tidak berubah. Ensefalitis serupa dengan

    ensefalitis yang ditemukan pada Rubeola yang terjadi pada sekitar 1/6000 kasus.

    Kebanyakan anak-anak mengalami penyembuhan total. Anak laki-laki atau pria dewasa

    kadang mengalami nyeri pada testis (buah zakar) yang bersifat sementara. Sepertiga wanita

    mengalami nyeri sendi atau artritis. Pada wanita hamil, Campak Jerman bisa menyebabkan

    keguguran, kematian bayi dalan kandungan ataupun keguguran. Kadang terjadi infeksi

    telinga (otitis media).5,6

    Rubella kongenital

    Infeksi rubella pada ibu hamil dapat menimbulkan infeksi pada janin dengan kelainan

    teratogenis yang bergantung umur kehamilan. Pada waktu mengalami infeksi rubella

    sebagian ibu hamil (50%) tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis. Meskipun demikian

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    22/25

    22

    virus dapat menimbulkan infeksi pada plasenta dan diteruskan ke janin, yang mana virus itu

    menyerang banyak organ dan jaringan. Rubella pada ibu dapat menimbulkan berbagai

    kemungkinan di janinnya, yaitu: (1) non-infeksi, (2) infeksi tanpa kelainan apapun, (3)

    infeksi dengan kelainan kongenital, (4) resorpsi embrio, (5) abortus atau (6) kelahiran mati.1

    Bayi yang lahir dari ibu hamil yang menderita rubella pada trisemester pertama bisa

    terkena sindrom rubella kongenital, yaitu trias anomali kongenital pada mata (katarak,

    mikroftalmia, glaukoma, retinopati), telinga (ketulian) dan defek jantung (stenosis arteri

    pulmonalis, patent ductus arteriosus, ventricle septal defect). Kerusakan jantung dan mata

    terjadi karena infeksi embrio yang berumur kurang dari 6 minggu, sedangkan ketulian dan

    defek mental terjadi pada semua embrio yang berumur sampai kira-kira 16 minggu. Selain itu

    dapat terjadi kelainan susunan saraf dan gigi. Manifestasi lainnya adalah glaukoma,

    mikrosefali dan berbagai kelainan viseral. 1

    Manifestasi umum rubella kongenital pada waktu lahir adalah retardasi pertumbuhan

    dan psikomotorik. Antara 50-85% dari semua bayi beratnya kurang dari 2.500 gram, setelah

    lahir pertumbuhannya pun akan terhambat (growth retardation). Angka kematian bayi

    dengan rubella kongenital pada tahun pertama tinggi. Kematian dapat disebabkan karena

    gagal pertumbuhan, kelainan jantung dan miokarditis, pneumonia, hepatitis, trombositopenia,

    blueberry muffin ras, limfopenia, classic ensefalitis, atau defisiensi sistem imun. 1

    Kira-kira sepertiga bayi rubella kongenial akan mengalami katarak. Katarak ini dapat

    bilateral atau unilateral dan seringkali sudah ada pada waktu lahir. Biasanya juga terdapat

    retinopati dan mikroftalmia yang biasanya unilateral. Pada 5% bayi rubella kongenital

    terdapat glaukoma. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kebutaan. 1

    Tanda yang paling umum rubella kongenital adalah tuli sensorineural, paling sering

    bilateral tetapi kadang-kadang unilateral. Kadang-kadang satu-satunya manifestasi infeksi

    kongenital adalah ketulian. 1

    Kelainan neurologik pada bayi dengan rubella berupa meningoensefalitis yang aktif

    pada waktu lahir. manifestasinya antara lain berupa fontanel anterior yang cembung, gelisah,

    hipotonia, kejang-kejang, retraksi kepala dan opistotonus. 1

    Pada rubella yang berat terjadi miokarditis yang sering menyebabkan kematian janin.

    Kelainan struktur jantung yang paling sering adalah paten duktus arteriosus, yang disusul

    stenosis arteria pulmonalis dan stenosis katup pulmonal. 1

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    23/25

    23

    Kelainan lain yang mungkin terjadi di antaranya adalah osteomielitis, malabsorbsi dan

    diabetes. Anomali kongenital lain dapat pula terjdi tetapi jarang dilaporkan, sehingga tidak

    dapat dipastikan apakah memang terjadi karena rubella atau karena sebab lain. 1

    Penatalaksanaan

    Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adalah simptomatis. Adamantanamin

    hidrokhlorida (amantadin) telah dilaporkan efektif in vitro dalam menghambat stadium awal

    infeksi Rubella pada sel yang dibiakkan. Upaya untuk mengobati anak yang sedang

    menderita Rubella kongenital dengan obat ini tidak berhasil. Karena amantadin tidak

    dianjurkan pada wanita hamil, penggunaannya amat terbatas. Interferon dan isoprinpasienin

    telah digunakan dengan hasil yang terbatas.5,6,7

    Imunitas & Pencegahan

    Imunitas

    Setelah serangan Rubella, biasanya timbul imunitas jangka panjang. Reinfeksi dapat terjadi

    namun biasanya tidak disertai dengan gejala dan tanda klinis. Pada reinfeksi subklinis dapat

    terjadi peningkatan kadar antibodi IgM. Bila seorang ibu yang mengalami reinfeksi Rubella

    pada waktu hamil, sangat kecil kemungkinan bahwa bayinya menderitaRubella kongenital. 1

    Belum ada standar pengukuran antibodi Rubella dan kepastian mengenai kadar minimal

    antibodi yang dapat memberikan proteksi klinis. Uji HAI merupakan teknik standar yang

    pertama kali digunakan secara luas untuk pemeriksaan antibodi Rubella. Bila dengan

    pemeriksaan HAI titernya >1/16 sampai 1/512 makan ada imunitas terhadap infeksiRubella. 1

    Suatu penelitian jangka panjang dengan pemeriksaan ELISA di Hawaii dengan

    menggunakan 3 jenis vaksin Rubella menunjukkan bahwa imunitas pasca vaksinasi Rubella

    menetap setelah 16 tahun dengan angka seroppasienitif 98% untuk vaksin HPV & DK 12 dan

    88,8% untuk vaksin Cendehill. Sedangkan hasil penelitian di Eropa memperlihatkan

    menetapnya antibodi pada 87-89% individu selama 8-18 tahun pasca vaksinasi.1

    Pencegahan

    Pada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemahan penyakit dapat diberikan secara

    bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum (GIS) yang diberikan dengan

    dpasienis besar (0,25-0,50 mL/kg atau 0,12-0,20 mL/lb) dalam 7-8 hari pasca pemajanan.

    Efektifitas globulin imun tidak dapat diramalkan. Tampaknya tergantung pada kadar antibodi

    produk yang digunakan dan pada faktor yang belum diketahui. Manfaat GIS telah

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    24/25

    24

    dipertanyakan karena pada beberapa keadaan ruam dicegah dan manifestasi klinis tidak ada

    atau minimal walaupun virus hidup dapat diperagakan dalam darah. Bentuk pencegahan ini

    tidak terindikasi, kecuali pada wanita hamil nonimun.8

    Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap

    Rubella. Di Amerika Serikat mengharuskan untuk imunisasi semua laki-laki dan wanita umur

    12 dan 15 bulan serta pubertas dan wanita pasca pubertas tidak hamil. Imunisasi adalah

    efektif pada umur 12 bulan tetapi mungkin tertunda sampai 15 bulan dan diberikan sebagai

    vaksin Campak-Parotitis-Rubella (measles-mumps-Rubella, MMR).8

    Prognosis

    Prognosis pasien Rubella anak adalah baik; sedang prognosis pasien Rubella kongenital

    bervariasi menurut keparahan infeksi. Hanya sekitar 30% bayi dengan ensefalitis tampak

    terbebas dari defisit neuromotor, termasuk sindrom autistik. 3,5

  • 7/27/2019 Rubella Suryo

    25/25

    25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Soedarmo SP, Garna H, Handinegoro SR. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. 2nd.Jakarta: IDAI. 2008; hal 125-7.

    2. Berhrman RE., Kliegman RM., Arvin AM. Nelson Ilmu Kesehatan Anak; InfeksiVirus-Rubella Ed .15. terjemahan oleh: Maldonado, Y. Jakarta: EGC. 2000; hal 1072.

    3. James, C. Manual Pemberantasan penyakit Menular; Rubella. Jakarta: BalaiPenerbitan FKUI. 2000.

    4. Price SA, Wilson LM. Konsep klinik proses-proses penyakit patofisiologi. 6th ed.Jakarta: EGC. 2003; 705-8

    5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. BukuAjar Ilmu Kesehatan Anak. Volume 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia. 2007; 224-6

    6. William W. Current Pediatric Diagnosis & Treatment. 21st edition. USA: MacGraw-Hill Education. 2012; 1178-82

    7. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair. Pedoman Diagnosis & Terapi. Surabaya:Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo. 2006; 157-9

    8. Soegijanto S. Buku Imunisasi di Indonesia. 1st ed. Jakarta: Pengurus Pusat IkatanDokter Anak Indonesia. 2001; 105-25