rtsp bab 3 kondisi fisik wilayah

19
KONDISI FISIK WILAYAH LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN 1. 2. Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa Plaju, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan ini memegang 3 prinsip utama, yaitu; mencipatakan satuan permukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha dan layak berkembang. Dengan demikian maka kedepannya nanti transmigran di dalamnya akan mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan cepat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut, maka syarat dan kriteria teknis penyusunan tata ruang dalam penentuan keayakan permukiman harus terpenuhi melalui analisa kesesuaian lahan dan analisa permukiman. Secara umum Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa Plaju ini meliputi beberapa tahapan yang akan dijabarkan secara rinci pada beberapa Bab berikut di bawah ini. 2.1. TAHAP PERSIAPAN Tahap Persiapan merupakan awal dan seluruh rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini dipersiapkan segala Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa Plaju Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013 3 - 1

Upload: arie-donny

Post on 25-Oct-2015

185 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

RTSP

TRANSCRIPT

Page 1: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

KONDISI FISIK WILAYAH

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa Plaju, Kecamatan Sembakung,

Kabupaten Nunukan ini memegang 3 prinsip utama, yaitu; mencipatakan satuan permukiman

transmigrasi yang layak huni, layak usaha dan layak berkembang. Dengan demikian maka

kedepannya nanti transmigran di dalamnya akan mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri

dan cepat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut, maka syarat dan kriteria teknis

penyusunan tata ruang dalam penentuan keayakan permukiman harus terpenuhi melalui analisa

kesesuaian lahan dan analisa permukiman.

Secara umum Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa Plaju ini meliputi

beberapa tahapan yang akan dijabarkan secara rinci pada beberapa Bab berikut di bawah ini.

1.1.TAHAP PERSIAPAN

Tahap Persiapan merupakan awal dan seluruh rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada

tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan pada tahap-

tahap berikutnya, antara lain:

1. Studi literatur, pengumpulan data-data sekunder mengenal lokasi pekerjaan, peta peta

penunjang dan dokumentasi yang berhubungan dengan legalitas lokasi

2. Penyiapan peta kerja, penyusunan rencana dan jadwal kerja

3. Pembentukan tim kerja

4. Penyiapan peralatan survey dan studio

5. Persiapan administrasi dan keuangan

Mobilisasi tim Survey dilaksanakan apabila seluruh tahap persiapan telah selesai, seluruh

bahan-bahan dan peralatan serta seluruh anggota Tim telah siap ke lapangan. Waktu

pemberangkatan anggota tim tergantung pada rencana dan jadwal kerja.

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 1

Bab

3

Page 2: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

1.2.TAHAP SURVEY LAPANGAN

Tahap survey merupakan seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di lapangan untuk

memperoleh intormasi selengkap-lengkapnya, mengumpulkan dan menganalisa data primer

maupun sekunder yang merupakan data-data terbanyak yang lebih akurat dan relevan.

Secara umum kegiatan yang dilakukan pada tahap Survey lapangan adalah:

1. Orientasi lapangan;

2. Pengukuran dan Pemetaan Topografi;

3. Survey tanah dan evaluasi kesesuaian lahan;

4. Survey penggunaan lahan dan sumber daya hutan;

5. Survey iklim dan hidrologi;

6. Survey sosial-budaya dan ekonomi pertanian;

7. Tahap Analisa Data.

1.2.1. Orientasi Lapangan

Kegiatan ini untuk melihat kondisi lapangan secara menyeluruh dan menetapkan

awal kegiatan survey sesuai dengan rencana kerja yang telah disiapkan. Pada

kegiatan ini dicermati hal-hal sbb:

Legalitas lahan (status hutan)

SK Pencadangan

Usulan masyarakat

Surat pernyataan penyerahan lahan dari masyarakat/perorangan

Hasil musyawarah I, II dan III yang telah disepakati oleh semua pihak

1.2.2. Pengukuran dan Pemetaan Topografi

Pemetaan topografi bertujuan untuk memetakan calon lokasi sekaligus untuk

memperoleh informasi mengenai kemiringan lahan, status lahan, dan kondisi land use

eksisting. Hasil pemetaan topografi akan menjadi dasar dalam pembuatan peta tematik

lainnya. Survey kemiringan lahan akan menjadi masukan dalam pembuatan peta

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 2

Page 3: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

kesesuaian lahan, informasi status lahan dan kondisi land use eksisting sebagai masukan

dalam penentuan kesesuaian pemukiman.

1. Pemasangan Titik Kontrol Tetap (Bench Mark)

Bench Mark (BM) dipasang sepanjang jalur pengikat (BM-0 sampai titik awal

poligon utama) dan di daerah perimeter (keliling) blok permukiman pada setiap

jarak antara 3 sampai dengan 4 Km. BM dipasang ditempat-tempat yang tanahnya

stabil. Apabila dipasang di tanah lembek (rawa) maka pondasi BM harus diperkuat

dengan kayu cerucuk.

2. Pengukuran Titik Kontrol

A. Pengukuran poligon utama

Koordinat (X,Y) titik kontrol tetap diukur dengan metoda poligon, dengan

persyaratan sebagai berikut:

Pengukuran dilakukan sepanjang garis batas luar (perimeter) areal survey dan

melalui semua BM yang telah dipasang terlebih dahulu

Jalur poligon hams merupakan loop tertutup.

Jarak antara titik bantu poligon (patok kayu sementara) harus diusahakan sejauh

mungkin.

Sudut poligon diukur dengan alat ukur sudut yang memiliki skala terkecil 1 (satu)

detik (1 second theodolite) dalam 1 sen (B, B, L, B), selisih sudut biasa dan luar

biasa 12 detik.

Jarak poligon diukur dan 2 (dua) arah yakni arah pergi dan arah pulang,

pembacaan dilakukan minimal 3 (tiga) kali. Sudut vertikal alat dibaca dalam

keadaan B dan LB. Koreksi sudut dianlara 2 (dua) titik pengamatan azimuth

mataharii 8 (delapan) detik.

B. Pengukuran Sipat Datar Utama

Elevasi titik kontrol tetap diukur dengan alat ukur Sipat Datar Otomatis (Automatic

Level) dengan persyaratan sebagai berikut:

Jalur pengukuran harus dibagi atas seksi-seksi, dimana panjang seksi maksimum

1,5 Km.

Beda tinggi seksi diukur dan 2 (dua) arah yang berbeda yakni arah pergi dan

pulang.

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 3

Page 4: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Semua titik poligon harus ditentukan elevasinya (termasuk jalur pengukuran).

Jalur Sipat datar harus merupakan loop yang tertutup, termasuk jalur base line.

Jarak dan alat ke rarribu 50 meter.

Salah penutup beda tinggi 10 mm, dimana D adalah panjang jalur pengukuran

dalam Kilometer.

3. Pengukuran Pengikatan

Titik awal pengikatan (BM-0) dipasang pada tempat yang mudah diidentifikasi di

lapangan. Pemasangan titik-titik kontrol pengukuran di sepanjang jalur pengikatan,

BM, dengan jarak antara tiap BM 3-4 Km.

Pengukuran dilakukan dengan metode poligon sebagai berikut:

A. Pengukuran Poligon

Jalur pengikatan harus dirintis bersih dan dipasang patok kayu pada setiap jarak

200 m dan dikedua ujungnya.

Jarak antara titik bantu poligon (patok kayu sementara) harus diusahakan sejauh

mungkin.

Sudut poligon diukur dengan alat ukur sudut yang memiliki skala terkecil 1 detik

(1 second theoclolite) dalam 1 sen ganda (B, B, LB, LB) selisih sudut B dengan

LB 12 detik.

Jarak poligon diukur dengan alat ukur jarak optis dan 2(dua) arah yakni

arah pergi dan arah pulang. Pembacaan dilakukan minimal 3 (tiga) kali. Sudut

vertikal alat dibaca dalam keadaan B dan LB.

Koreksi sudut diantara 2 (dua) titik pengamatan azimuth matahari 8 (delapan)

detik.

B. Pengukuran Sipat Datar

Pengukuran elevasi (Z) titik poligon jalur pengikatan dilakukan dengan alat ukur

Sipat datar otomatis (automatic level) dengan syarat sebagai berikut:

Jalur pengukuran harus dibagi atas seksi-seksi, dimana panjang seksi 1,5Km.

Beda tinggi seksi diukur dan 2 (dua) arah yang berbeda yakni arah pergi dan

pulang.

Semua titik poligon harus ditentukan elevasinya (termasuk jalur pengukuran).

Jarak dan alat ke rambu 50 meter.

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 4

Page 5: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Salah penutup beda tinggi 10 mm, dimana D adalah panjang jalur pengukuran

dalam kilometer.

4. Pengukuran Situasi/Rintisan di Blok Lahan Usaha

Pengukuran situas dilakukan dengan system ray-ray (jalur rintisan) dengan jarak

antara 2 rintisan yang berurutan ± 100 meter. Posisi horizontal (X, Y) titik detail

ditentukan dengan metoda pengukuran poligon (poligon cabang), sedangkan

efevasinya (Z) diukur dengan alat ukur sitat datar otomatis. Pengukuran dilakukan

dengan syarat sebagai berikut:

A. Pengukuran Poligon Cabang

Pengukuran dilakukan disepanjang jalur rintisan.

Pengukuran topografi yang relatif datar, jarak antara 2 (dua) patok yang berurutan

pada setiap jalur rintisan 100 m, sedangkan pada topografi yang khusus (tidak

datar atau terdapat sungai), jarak patok harus diperpendek sesuai dengan

kebutuhan sehingga detail tersebut dapat tergambar dengan jelas.

Sudut poligon diukur dengan alat yang memiliki skala horizontal terkecil 20- 30

detik.

Jarak poligon diukur dengan pita ukur baja (fiber glass) dan dibaca sampal fraksi

milimeter, lalu dicek dengan jarak optis.

Pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik poligon utama, jadi jalur pengukuran

terikat sempurna dikedua ujungnya.

Salah penutup sudut maksimum adalah 5’ n, dimana n adalah jumlah titik

poligon.

B. Pengukuran Sipat Datar Cabang

Pengukuran dilakukan mengikuti jalur rintisan yang telah dilalui oleh pengukuran

poligon tertebih dahulu, semua titik detail (titik poligon cabang) harus ditentukan

elevasinya (dilalui alat ukur)

Beda tinggi setiap slag diukur dan 2 (dua) posisi alat (double stand)

Pengukuran dimutai dan diakhiri pada titik poligon utama, jadi jalur pengukuran

merupakan jalur yang terikat sempurna di kedua ujungnya

Salah penutup beda tinggi maksimum harus lebih kecil atau sama dengan 15 mm,

dimana D panjang jalur pengukuran dalam kilometer

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 5

Page 6: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Titik patok di atas tanah harus diukur dan dicatat untuk mendapatkan tinggi tanah

eksisting

C. Pengukuran Situasi/Rintisan di Blok Lahan Permukiman

Pengukuran dilakukan dengan sistem ray-ray/jalur rintisan yang dibuat sejajar

dengan interval rintisan per 100 m. Pengukuran dilakukan dengan persyaratan

sebagai berikut:

Pengukuran dilakukan di sepanjang rintisan.

Pengukuran topografi pada daerah yang relatif datar, jarak antara 2 (dua) patok

yang berurutan dalam rintisan 50 m, sedangkan pada daerah yang bertopografi

khususjarak patok <50 m

Patok harus tertanam dengan kokoh, sehingga dapat diigunakan pada tahap

pengukuran selanjutnya

Posisi horizontal (X, Y) titik detail diukur dengan metoda poligon

Sudut poligon diukur dengan alat yang memiliki skala horizontal terkecil 20-30

detik

Jarak poligon diukur dengan pita ukur dan dibaca sampai fraksi milimeter, lalu

dicek dengan jarak opus

Pengukuran dimulai dan diakhiri pada titik poligon base line

Elevasi titik detail (Z) diukur dengan metoda tachimetry secara simultan dengan

pengukuran poligon

Sudut vertikal alat ke target harus diukur dalam keadaan B dan LB

Tinggi alat dan patok harus diukur dan dicatat clengan baik

Salah penutup sudut poligon 5’ (detik) dimana n jumlah titik poligon

Salah penutup beda tinggi tidak boleh lebih dan 60 mm, dimana D = panjang

jalur pengukuran dalam kilometer

D. Pengolahan Data Ukur

Data hasil pengukuran harus langsung dihitung di lapangan agar ketelitian hasil

pengukuran segera diketahui

Pengukuran harus dicek kembali atau diulang apabila hasil yang diperoleh tidak

memenuhi persyaratan

Perhitungan harus dilakukan pada formulir yang telah disetujui oleh pemberi

pekerjaan

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 6

Page 7: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Semua formulir yang digunakan (hitungan dan pengukuran) harus diisi lengkap

dan rapi

Hasil pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa jalur pengukuran

Poligon dihitung dengan metoda Bowdictch dan Sipat datar dihitung dengan jenis

peralatan yang sederhana

1.2.3. Penelitian Tanah

Penelitian tanah bertujuan untuk memperoleh gambaran kualitatif dan kuantitatif

mengenai Sipat fisik, kimia dan morfologi tanah maupun kondisi fisiografisnya yang

akan digunakan sebagai dasar dalam penilaian kesesuaian lahan dan perencanaan

permukiman.

Penelitian tanah dilakukan dengan cara-cara berikut:

Pemboran dan deskripsi profil pewakil dengan mengikuti rintisan topografi (rintisan

per 200 m) dengan interval pengeboran 250 m atau 1 (satu) titik per 5 ha di seluruh

areal survey.

Pengamatan pengeboran dan deskripsi profil dilakukan dengan mengikuti Pedoman

Pengamatan Tanah di Lapangan (DOK, KPT, 1969). Selain itu dilakukan deskripsi

lokasi terutama vegetasi, fisiografi, relief, lereng, keadaan drainase, keadaan -

tanah/genangan, keadaan batuan dipermukaan dan erosi serta tipe penggunaan

lahannya.

Pengambilan contoh tanah komposit dilakukan dengan kerapatan 1 contoh per 25 ha

dengan kedalaman 0 - 30 cm pada lahan pekarangan. Contoh tanah komposit diambil

paling sedilkit dan 4 pengeboran masing-masing pada jarak 50 m dan lubang

proflu/bor.

Setiap SPL dibuat 2 (dua) profil pewakil

Di areal dengan kondisi tanah bermasalah diperlukan rintisan tambahan untuk

mempertajam deliniasi SPL yang dihasilkan

Klasifikasi tanah dilakukan dengan menggunakan sistem Kiasifikasi Pusat Penelitian

Tanah (PPT, 1993) dan disebutkan padanannya menurut Sistem Taksonomi

Tanah/Soil Taxonomy (USDA, 1991) dan FAO-UNESCO (1985)

Hasil akhir penelitian tanah disajikan dalam bentuk Peta Satuan Lahan skala 1 :

10.000 untuk seluruh areal Survey, dan 1 : 5.000 untuk areal calon LP. Setiap titik

pengamatan diplot ke dalam peta tanah disertai deskripsinya.

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 7

Page 8: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

1.2.4. Penelitian Iklim dan Sumberdaya Air

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui iklim, ketersediaan sumber air untuk kegiatan

usaha dan resiko banjir, penyusunan model usaha tani, pola dan jadwal tanam, penentuan

sumber air yang akan dikembangkan serta direkomendasikan perlu tidaknya

pengembangan drainase khusus pada calon permukiman transmigrasi jika dikembangkan

sebagai permukiman transmigrasi.

1. Penelitian lklim

Data penunjang yang dibutuhkan antara lain hasil studi yang pernah ada, peta

hodrologi, peta tipologi sumberdaya air, peta isohyet, peta DAS dan data iklim

setempat. Data iklim diambil dan stasiun penakar hujan setempat selama periode

minimal 10 tahun terkahir. Bila berjarak lebih dari 10 km dan lokasi studi, maka

akan diambil data iklim dan stasiun penakar terdekat dengan mempertimbangkan

Peta lsohyet yang ada.

2. Sumberdaya Air

Penyelidikan ini perlu melihat semua sub wilayah aliran sungai yang

mempengaruhi daerah studi, berdasarkan hasil studi yang ada, interpretasi foto

udara, peta DAS atau data sekunder lainnya

Potensi sumberdaya air diamati dengan membuat sumur uji di lahan pekarangan

dan pusat satuan permukiman (SP) sekurang - kurangnya 4 titik. Sumur uji dibuat

sampai kedalaman 10 m dengan menggunakan alat bor tangan untuk mengetahui

kedalaman aquifer. Sedangkan untuk menghitung debit sumur uji digunakan

metoda Recovery Test.

Hasil analisa laboratorium kualitas air minum yang direkomendasikan

dibandingkan dengan SK Menteri Kesehatan No. 416/MenKes/Pen/IX /1990,

clan untuk air pertanian dibandingkan dengan standar / kriteria FAO dan US

salinity stat.

Pengukuran Penampang Melintang Sungai, dilakukan pada sungai-sungai utama

yang mengalir di lokasi studi

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 8

Page 9: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Pengukuran Hidro – Topografi.

1.2.5. Penelitian Sumberdaya Hutan dan Status Hutan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tegakan kayu, kelas hutan dan

status hutan serta enis flora dan fauna. Hasil penelitian potensi tegakan kayu sebagai

masukan dalam penentuan kelas hutan yang berguna dalam pengurusan ljin

Pemantaatan Kayu.

Penelitian mi dilakukan dengan cara sampling, yaltu dengan membuat plot sampel.

0,1 Ha (50 x 20 m), mengikuti jalur rintisan topografil dan dilakukan secara random.

Penelitian ini dilakukan hanya meliputi 1 % dan area yang digunakan untuk

permukiman (LP dan LU).

Garis tengah pohon yang diukur adalah 1,3 m diatas permukaan tanah (DBH)/1 0 cm

diatas banhr, untuk semua jenis pohon yang tidak rusak dan dikelompokkan dengan

garis tengah : 7 - 30 cm, 31 - 61 cm, 91 - 120 cm, dan diatas 120 cm. Kesalahan

penarikan contoh 10 % atau kurang pada taraf nyata 95 %.

1.2.6. Penelitian Sumberdaya Hutan dan Status Hutan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan ketersediaan lahan di daerah studi yang

bebas dan permasalahan.

Penelitian lapangan dilakukan dan dicatat pada semua kategoni yang diidentifikasi

dengan 1 pengamalan setiap 50 m sepanjang rintisan survey / penelitian tanah.

Data penelitian Iangsung di lapangan harus dilengkapi dengan data-data sekunder dan

instansi terkait.

Wawancara dengan kepala desa/Iurah dan petani/penduduk untuk mengetahui status

kepemilikan lahan.

Peta penggunaan lahan disajikan pada skala 1: 10.000.

1.2.7. Penelitian Aspek Sosial – Budaya – Ekonomi

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 9

Page 10: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial budaya dan ekonomi penduduk

setempat dengan menggunakan wawancara serta survey instansional di desa dan

kecamatan.

Penelitian aspek sosial-budaya, untuk mengetahui jumlah penduduk dan

kepadatannya per km2, komposisi penduduk berdasarkan umur dan tekanan pada

kelompok usia kerja, tingkat perkembangan jumlah penduduk, komposisi penduduk

berdasarkan agama, rata-rata tIngkat pengeluaran keluarga, komposisi penduduk

berdasarkan mata pencaharian, kemungkinan pemanfaatan tenaga kerja penduduk

lokal, fasilitas pelayanan sosial (pendidikan, kesehalan, periibadatan, koperasi desa,

dli), adat istiadat, hukum adat, pemilikan / penggunaan lahan, kemungkinan pengaruh

terhadap program transmigrasi, tanggapan penduduk terhadap program transmigrasi

dan perkiraan jumlah penduduk lokal yang terkena proyek.

Penelitian aspek ekonomi, untuk mengetahui luas dan jenis kepemilikan lahan usaha

dan cara mengusahakannya, jenis tanaman dan tingkat produksinya, kendala yang

dihadapi, teknik budidaya pertanian yang sudah diterapkan, ketersediaan sarana

produksi pertanian, kegiatan non perlanian, pemasaran hasil pertanian, peranan

koperasi desa, penyuluhan pertanian, hasil-hasil uji coba perlanian, keadaan

swasembada pangan, dan lain-lain.

Data sekunder dapat diperoleh dan desa/kampung dan kecamatan yang bersangkutan

atau dan dinas statistik kabupaten.

Untuk lokasi transmigrasi yang sudah ada di sekitar daerah studi hendaknya

dievaluasi tingkat keberhasilannya dengan mengacu kepada Keputusan Mentri

Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan RI Nomor : Kep 06/ME/1999

tentang Tingkat Perkembangan Permukiman Transmigrasi dan Kesejahteraan

Transmigran.

1.2.8. Penelitian Aspek Regional

Bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai aksesibilitas lokasi terhadap sistem

perhubungan dan pusat-pusat pelayanan yang ada, serta untuk mengetahui kebijaksanan

daerah studi dan sekitamya. Informasi tersebut dapat diperoleh dan RTRWP, RTRWK

dan rencana lain yang berkaitan dengan areal studi dan sekitarnya.

1.3.TAHAP ANALISA

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 10

Page 11: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Pekerjaan pada tahap ini adalah mengolah dan menganalisa data-data pada tahap Survey

sehingga diperoleh gambaran menyeluruh kondisi daerah studi yang merupakan dasar dalam

merumuskan pola permukiman transmigrasi.

1.3.1. Analisa Tanah dan Evaluasi Kesesuaian Lahan

Analisa dilakukan untuk menilai status hara dalam tanah sehingga dapat diketahui jenis

dan tingkat masukan yang harus diberikan untuk meningkatkan kesuburan tanahnya.

Hasil analisa ini digunakan untuk penilaian kesesuaian lahannya.

1. Penilalan Kesuburan Tanah

Penilaian Kesuburan Tanah mengacu pada kriteria Pusat Penelitian Tanah (1983)

berdasarkan hasil analisa laboratorium dan sejumlah contoh komposit dan profil

tanah.

Jenis analisa yang perlu ditakukan untuk contoh profil dan kesuburan adalah

sebagai berikut:

JENIS ANALISACONTOH

PROFIL

CONTOH

KESUBURANKETERANGAN

Tekstur dalam 3 fraksi

PH (H2O dan KCL 1:1)

Total P

Total K

Kapasitas Tukar

Kation/KTK

Kejenuhan Basa (KB)

Ca, Mg, K, Na dapat ditukar

Total N

C Organik

P Tersedia

Al, H dapat ditukar

Kadar abu

-

-

Contoh kesuburan

secara kualitatif

dilakukan di

lapangan dengan

menggunakan

Soil Test Kit

Keterangan : (√) = Dilakukan, (-) = Tidak Dilakukan

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 11

Page 12: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

Persentase Kejenuhan Aluminium (ASP) maksimum pada lapisan tanah sebesar

40% dianggap memenuhi syarat tumbuh setiap jenis tanaman, sehingga aplikasi

kapur pendahuluan dihitung untuk mencapai angka tersebut.

2. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan untuk menilai potensi dan faktor pembatas serta

masukan-masukan yang diperlukan guna meningkatkan produktivitas lahan bagi

pengembangan berbagai komoditas pertanian.

Penilaian dilakukan secara aktual dan potensial terhadap masing-masing SPL untuk

penggunaan padi sawah, tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan serta

beberapa komoditi yang direkomendasikan berdasarkan kondisi spesifik lokasi.

Kriteria penilaian mengacu pada Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas

Pertanian, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Tahun 2000. Hasil analisa

kesesuaian lahan disajikan dalam bentuk Peta Kesesuaian Lahan skala 1: 10.000

pada seluruh areal survai dan 1: 5.000 untuk calon LP.

1.3.2. Analisa Tata Ruang

Analisa ini dimaksudkan untuk mencari bentuk struktur tata ruang permukiman dan pola

penggunaan lahan yang paling optimal berdasarkan kondisi lapangan yang diketahui dan

berbagai informasi/analisa lainnya. Beberapa sasaran yang ingin dicapai dan proses

analisa ini adalah:

Delineasi areal studi yang layak untuk dikembangkan sebagai lahan pekarangan,

Fasifitas Umum, dan Lahan Plasma

Perkiraan daya tampung calon permukiman

Pola pengelompokan perumahan dan fasilitas umum

Pola jaringan jalan (lay Out)

Hasil analisa tata ruang merupakan masukan dalam proses penyusunan RTSP

Pendahuluan yang akan dijadikan arahan untuk melakukan pengukuran yang lebih detail

(rintisan 250 m dan 125 m) pada calon Lahan Pekarangan dan Fasilitas Umum. Pola tata

ruang yang telah dirumuskan di atas, kemudian disempurnakan berdasarkan hasil

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 12

Page 13: Rtsp Bab 3 Kondisi Fisik Wilayah

LAPORAN PENDAHULUAN DINSOSNAKERTRANS KAB. NUNUKAN

pengukuran detail. Hasil evaluasi ini menjadi masukan untuk menetapkan bentuk RTSP

definitif.

1.4.PENYUSUNAN LAPORAN DAN ALBUM PETA

Penyusunan laporan dan Album Peta pada pekerjaan Penyusunan Rencana Teknis Satuan

Permukiman (RTSP) dan Rencana Teknis Jalan (RTJ) Desa Plaju ini mengacu pada ketentuan

dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah disusun oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi T.A. 2013.

Penyusunan Rencana Teknis Satuan Permukiman (RTSP) Desa

Plaju

Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan – T.A. 2013

3 - 13