rpp kd 3.7
TRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah : SMA Negeri MalangMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : XI/GenapMateri Pokok : Kebijakan Moneter dan Kebijakan FiskalAlokasi Waktu : 135 menit (3 x 4 Jam Pertemuan)
A. Kompetensi IntiKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan IndikatorKompetensi Dasar :1.1 Mensyukuri pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia untuk
kesejahteraan rakyat2.1 Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri dalam
upaya mengatasi permasalahan pembangunan di Indonesia2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan kritis sebagai
pelaku ekonomi3.7 Mendeskripsikan kebijakan moneter dan kebijakan fiskalIndikator :
3.7.1 Menjelaskan pengertian kebijakan moneter3.7.2 Menjelaskan tujuan kebijakan moneter
3.7.3 Mengidentifikasi instrumen kebijakan moneter3.7.4 Menjelaskan pengertian kebijakan fiskal3.7.5 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal3.7.6 Mengidentifikasi instrumen kebijakan fiskal
4.7 Mengevaluasi peran dan fungsi kebijakan moneter dan kebijakan fiskalIndikator :
4.7.1 Menilai peran dan fungsi kebijakan moneter 4.7.2 Menilai peran dan fungsi kebijakan fiskal
C. Tujuan Pembelajaran1. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian kebijakan moneter dengan tepat2. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa dapat menjelaskan tujuan kebijakan moneter dengan tepat3. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi, siswa dapat
mengidentifikasi instrumen kebijakan moneter4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian kebijakan fiskal5. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa dapat menjelaskan tujuan kebijakan fiskal6. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi, siswa dapat
mengidentifikasi instrumen kebijakan fiskal7. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab,
dan diskusi, siswa dapat menilai peran dan fungsi kebijakan moneter 8. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab,
dan diskusi, siswa dapat menilai peran dan fungsi kebijakan fiskal
D. Materi Pembelajaran1. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi).
2. Tujuan Kebijakan MoneterBank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
3. Instrumen Kebijakan Monetera. Politik diskontob. Politik pasar terbukac. Politik cadangan kas atau giro wajibd. Politik pagu kredit
e. Politik pembujukan moral4. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam memengaruhi pengeluaran dan pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
5. Tujuan Kebijakan FiskalSecara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
6. Instrumen Kebijakan FiskalSecara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.a. Anggaran belanja seimbang
Ada empat macam anggaran antara lain: anggaran berimbang, anggaran defisit, anggaran surplus, anggaran dinamis
b. Stabilisasi anggaran otomatisc. Pengelolaan anggarand. Pembiayaan fungsional
E. Metode Pembelajaran1. Pendekatan : Scientific2. Metode : Ceramah bervariasi, diskusi, tanya jawab, observasi/
pengamatan, penugasan3. Model : Group Investigation, Cooperative Integrated Reading and
Composition, Student Facilitator And Explaining, Cooperative Script
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran1. Media : powerpoint, artikel studi kasus2. Alat : laptop, LCD, spidol, papan tulis, buku materi3. Sumber Pembelajaran :
a. Ismawanto. 2009. Ekonomi Kelas X. Jakarta: BSE (bab: uang dan perbankan, hal:188)
b. Supriyanto. 2009. Ekonomi Kelas X. Jakarta: BSE Depdiknas (bab: uang dan perbankan, hal: 242)
c. Arifin, Imamul. 2009.Membuka Cakrawala Ekonomi SMA Kelas XI. Jakarta: BSE Depdiknas (bab: anggaran pendapatan belanja negara dan daerah, hal: 34)
d. Ismawanto. 2009. Ekonomi Kelas XI. Jakarta: BSE (bab: kebijakan fiskal, hal:34)
G. Langkah-langkah PembelajaranPertemuan Kesatu: 3 x 45 menitIndikator : 3.7.1 Menjelaskan pengertian kebijakan moneter
3.7.2 Menjelaskan tujuan kebijakan moneter 3.7.3 Mengidentifikasi instrumen kebijakan moneter
Kegiatan PembelajaranAlokasiWaktu
a. Pendahuluan1. Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran.2. Apersepsi:
Guru melakukan apersepsi melalui pre-test, dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kebijakan moneter.
Guru mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan materi kebijakan moneter.
3. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai kompetensi yang harus dicapai siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas.
25 menit
b. Kegiatan intiMengamati4. Siswa mengamati dan mencari informasi melalui video pembelajaran tentang
materi kebijakan moneter.Menanya5. Setelah guru memutar video pembelajaran tentang kebijakan moneter, siswa
termotivasi untuk mempertanyakan apa tujuan kebijakan moneter?bagaimana kebijakan moneter dilaksanakan?
Mengeksplorasi6. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.7. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil satu undian materi
tentang instrumen kebijakan moneter.Mengasosiasi8. Guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan materi yang telah
diambil oleh perwakilan kelompok.Mengomunikasi9. Guru meminta kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusinya di muka
kelas.10. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok siswa yang presentasi.
90 menit
c. Penutup12. Guru memberikan penghargaan atau saran kepada tiap kelompok.13. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada hari ini.14. Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.15. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan
salam.
20 menit
Pertemuan Kedua: 3 x 45 menitIndikator : 3.7.4 Menjelaskan pengertian kebijakan fiskal
3.7.5 Menjelaskan tujuan kebijakan fiskal
Kegiatan PembelajaranAlokasiWaktu
a. Pendahuluan1. Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran.2. Apersepsi:
Guru melakukan apersepsi melalui pre-test, dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kebijakan fiskal.
Guru mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan materi kebijakan fiskal.
3. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai kompetensi yang harus dicapai siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas.
25 menit
b. Kegiatan intiMengamati4. Guru membagikan artikel berita yang berkaitan dengan tujuan kebijakan
fiskal.5. Siswa mengamati dan mencari informasi melalui artikel berita yang berkaitan
dengan tujuan kebijakan fiskal.Menanya6. Setelah siswa mengamati dan mencari informasi melalui artikel berita dan
buku pelajaran, siswa termotivasi untuk mempertanyakan apa itu kebijakan fiskal?apa tujuan dari kebijakan fiskal.
Mengeksplorasi7. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.Mengasosiasi8. Guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan serta menulis apa
sebenarnya tujuan dari artikel berita kebijakan fiskal tersebut.Mengomunikasi9. Guru meminta kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusinya di muka
kelas.10. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
kepada kelompok siswa yang presentasi.
90 menit
c. Penutup12. Guru memberikan penghargaan atau saran kepada tiap kelompok.13. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada hari ini.14. Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.15. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan
salam.
20 menit
Pertemuan Ketiga: 3 x 45 menitIndikator : 3.7.6 Mengidentifikasi instrumen kebijakan fiskal
Kegiatan PembelajaranAlokasiWaktu
a. Pendahuluan1. Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran.2. Apersepsi:
Guru melakukan apersepsi melalui pre-test, dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kebijakan fiskal.
Guru mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan materi kebijakan fiskal.
3. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai kompetensi yang harus dicapai siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas.
25 menit
b. Kegiatan intiMengamati4. Siswa mengamati dan mencari informasi melalui buku pelajaran yang
berkaitan dengan kebijakan fiskal.Menanya5. Setelah guru memberikan gambaran tentang kebijakan fiskal, siswa
termotivasi untuk mempertanyakan bagaimana melaksanakan kebijakan fiskal?
Mengeksplorasi6. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.7. Guru memberikan handout kepada setiap kelompok.8. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil satu undian materi
tentang instrumen kebijakan fiskal yaitu 4 jenis pembiayaan.Mengasosiasi8. Guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan materi yang telah
diambil oleh perwakilan kelompok.Mengomunikasi9. Guru meminta kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusinya di muka
kelas.10. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
kepada kelompok siswa yang presentasi.
90 menit
c. Penutup11. Guru memberikan penghargaan atau saran kepada tiap kelompok.12. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada hari ini.13. Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.14. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan
salam.
20 menit
Pertemuan Keempat: 3 x 45 menitIndikator : 4.7.1 Menilai peran dan fungsi kebijakan moneter
4.7.2 Menilai peran dan fungsi kebijakan fiskal
Kegiatan PembelajaranAlokasiWaktu
a. Pendahuluan1. Memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa, mengecek kehadiran, dan
menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran.2. Apersepsi:
Guru melakukan apersepsi melalui pre-test, dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Guru mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berkaitan dengan materi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
3. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai kompetensi yang harus dicapai siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas.
25 menit
b. Kegiatan intiMengamati4. Guru membagikan artikel berita yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan
moneter dan evaluasi kebijakan fiskal.5. Siswa mengamati dan mencari informasi melalui artikel berita yang berkaitan
dengan evaluasi kebijakan moneter dan evaluasi kebijakan fiskal.Menanya6. Setelah siswa mengamati dan mencari informasi melalui artikel berita dan
buku pelajaran, siswa termotivasi untuk mempertanyakan bagaimana mengevaluasi kebijakan moneter dan fiskal?apakah kebijakan tersebut sudah terlaksana secara tepat?
Mengeksplorasi7. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.Mengasosiasi8. Guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan artikel berita yang
berkaitan dengan evaluasi kebijakan moneter dan evaluasi kebijakan fiskal.Mengomunikasi8. Guru meminta kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusinya di muka
kelas.9. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
kepada kelompok siswa yang presentasi.
90 menit
c. Penutup15. Guru memberikan penghargaan atau saran kepada tiap kelompok.16. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada hari ini.17. Guru memberikan tugas (PR) dari buku teks.18. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan
salam.
20 menit
H. Penilaiana. Prosedur
Guru melakukan penilaian pre-test yang diberikan pada awal pembelajaran yang berupa tes lisan dan post-test pada akhir pelajaran yang berupa tes lisan, serta dalam diskusi kelompok dan tugas tambahan individu.
b. Aspek yang dinilaiKognitif : pengetahuan, pemahaman, ketepatan dan kebenaran jawaban.Afektif : kerapian tulisan pada lembar tugas dan ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas yang telah diberikan, keaktifan di kelas, dan sikap siswa dalam menerima pelajaran.
Psikomotor : pengamatan, kerja sama dan tanggung jawab dalam diskusi.c. Bentuk/ Teknik Evaluasi
Tes : guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan berupa tes tulis.
Non tes : guru menilai keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Teknik Bentuk InstrumenPengamatan sikap
Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Penilaian Kinerja Lembar penilaian kinerja dan rubrikTes tulis Pilihan ganda dan uraian
d. Instrumen Evaluasi (Rubrik Terlampir)1. Aspek Kognitif
a Tes tertulis: Menilai kemampuan kognitif tentang kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dalam bentuk objektif dan uraian:
b Penilaian proyek : Menilai tugas melakukan penelitian sederhana tentang kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
c Penilaian produk: Menilai laporan hasil penelitian sederhana tentang kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
2. Aspek Afektif a. Lembar Pengamatan Sikap b. Rubrik Penilaian Sikap
Mengetahui, Malang, Juni 2014Kepala SMA Negeri Malang Guru Mata Pelajaran Ekonomi
----------------------------- Rochman Hadi Mustofa, S.Pd
Lampiran
MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Kebijakan MoneterKebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi). Dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang antara lain dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi), serta cukup luasnya lapangan kerja yang tersedia.
2. Tujuan Kebijakan MoneterBank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Bunyi UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia :1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), “Bank Indonesia
melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.”
Secara umum tujuan kebijakan moneter antara lain:a. Mengatur sistem peredaran uangb. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiahc. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang girald. Mencegah terjadinya inflasi
3. Instrumen Kebijakan Monetera. Politik diskonto adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku
bunga dalam rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.b. Politik pasar terbuka adalah kebijakan memperjualbelikan surat berharga oleh
Bank Indonesia di pasar uang.c. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan atau
menurunkan cadangan kas minimum di bank-bank umum.d. Politik pagu kredit adalah kebijakan untuk meprketat atau mempermudah dalam
pemberian kredit kepada masyarakat.e. Politik pembujukan moral adalah Bank Indonesia menghimbau kepada bank
umum untuk mempertimbangkan kondisi ekonomi secara makro dalam
menjalankan kegiatannya sehingga tidak mengganggu kestabilan ekonomi negara
4. Pengertian Kebijakan FiskalKebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
5. Tujuan Kebijakan FiskalSecara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat. Tujuan tersebut ditempuh dengan:a. meningkatkan laju investasi;b. meningkatkan kesempatan kerja;c. mendorong investasi optimal secara sosial;d. meningkatkan stabilitas di tengah ketidakstabilan ekonomi internasional.
6. Instrumen Kebijakan FiskalSecara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.a. Anggaran belanja seimbang
Cara yang dilakukan ialah dengan menyesuaikan anggaran dengan keadaan. Tujuannya untuk mencapai anggaran berimbang dalam jangka panjang. Jika terjadi ketidakstabilan ekonomi maka digunakan anggaran defisit sedangkan dalam masa inflasi digunakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran yang digunakan setiap negara berbeda satu sama lain tergantung pada keadaan perekonomian dan arah yang hendak dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Kita mengenal ada empat macam anggaran.1. Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi
pendapatan negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran negara. Keadaan seperti ini dapat menstabilkan perekonomian dan anggaran. Pemerintah kita menerapkan anggaran berimbang pada masa Orde Baru.
2. Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah direncanakan untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini sejak tahun 2000. Ada empat cara untuk mengukur defisit anggaran, yaitua. defisit konvensional, yaitu devisit yang dihitung berdasarkan selisih
antara total belanja dan total pendapatan, termasuk hibah;
b. defisit moneter, yaitu selisih antara total belanja pemerintah (di luar pembayaran pokok/utang) dan total pendapatan (di luar penerimaan utang);
c. defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan bukan nilai nominal;
d. defisit primer, yaitu selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok dan bunga utang) dan total pendapatan.
3. Anggaran surplus adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara lebih besar daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah direncanakan untuk surplus, dengan cara tidak semua penerimaan digunakan untuk belanja sehingga terdapat tabungan pemerintah. Anggaran semacam ini cocok digunakan apabila keadaan perekonomian mengalami inflasi.
4. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yang terus bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.
b. Stabilisasi anggaran otomatisDengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
c. Pengelolaan anggaranTokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin Hansen. Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep jika masa depresi ditempuh anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan anggaran surplus.
d. Pembiayaan fungsionalTokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner. Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini sector pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang terpisah.Penerimaan pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran pihak swasta.
Lampiran
INSTRUMEN PENILAIAN
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e!
1. Berikut ini adalah macam-macam kebijakan moneter adalah …..a. Pasar terbuka d. Kebijakan bilateralb. Kebijakan tertutup e. Kebijakan multilateralc. Kebijakan terbuka
2. Kebijakan pemerintah dengan jalan menaikkan cadangan kas pada saat inflasi dan menurunkan cadangan kas pada saat deflasi, merupakan kebijakan dari …..a. Kebijakan cadangan kas d. Tarifb. Kebijakan pasar terbuka e. Kuotac. Kebijakan politik diskonto
3. Menurunkan nilai mata uang asing, dengan tujuan mendorong ekspor dan menghambat impor, yaitu …..a. Penghasil barang dan jasab. Kebijakan devaluasic. Kebijakan revaluasid. Kebijakan normalisasie. Kebijakan desentralisasi
4. Kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi, yaitu …..a. Kebijakan standarlisasib. Kebijakan normalisasic. Kebijakan dorongan morald. Kebijakan devaluasie. Bukan kebijakan
5. Kebijakan pemerintah dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit, kredit boleh diberikan asal memenuhi syarat 5C, Character, Capability, collateral, capital, dan Condition of economy, tetapi pada saat deflasi syarat dapat dipelonggar …..a. Kebijakan pasar d. Kebijakan kredit ketatb. Kebijakan dumping e. Kebijakan salahc. Kebijakan bebas
6. Kebijakan di bidang ekonomi yang mengatur tentang pendapatan dan pengeluaran negara disebut ....a. Kebijakan riill d. Kebijakan diskonto
b. Kebijakan moneter e. Kebijakan pasar terbukac. Kebijakan fiskal
7. Dua instrumen pokok dalam kebijakan fiskal adalah ....a. pendapatan dan pengeluaranb. perpajakan dan suku bungac. pendapatan dan suku bungad. pengeluaran dan perpajakane. perpajakan dan pendapatan
8. Pemerintah merencanakan pengeluaran negara yamg lebih besar dari pendapatan. Ini berarti pemerintah mengambil kebijakan.....a. Anggaran surplus d. Anggaran dinamisb. Anggaran defisit e. Perdagangan luar negeric. Anggaran berimbang
9. Yang bukan merupakan belanja negara adalah.....a. Belanja pegawai d. Dana berimbangb. Belanja hibah e. Pembiayaan c. Bantuan sosial
10. Berikut ini jenis belanja berdasarkan fungsi, kecuali......a. Fungsi ekonomi d. Fungsi pendidikanb. Fungsi kesehatam e. Fungsi transportasic. Fungsi lingkungan hidup
Betul Nilai = x 100 10
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan pengertian dari kebijakan moneter!2. Sebutkan tujuan dari kebijakan moneter!3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan politik diskonto!4. Sebutkan tujuan dari pemerintah menetapkan kebijakan fiskal!5. Jelaskan instrumen kebijakan fiskal pemerintah melalui anggaran dinamis!
Betul Nilai = x 100 5
Kunci Jawaban
Pilihan Ganda1. A2. A3. B4. C5. D6. C7. A8. B9. D10. C
Uraian1. Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam
bentuk pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi).
2. Mengatur sistem peredaran uang, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral, mencegah terjadinya inflasi
3. Politik diskonto adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga dalam rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.
4. Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
5. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yang terus bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.
Lampiran
PEDOMAN PENSKORAN
1. Aspek Kognitif
No. Nama siswa
Aspek yang dinilaiJumlah skor
Ketepatan jawaban Kerapian
Nilai = Jumlah skor perolehan2
2. Aspek Afektif
a. Lembar Pengamatan Sikap
No. Nama Peserta DidikTanggung
JawabPeduli Responsif Santun
S T BT S T BT S T BT S T BT
Keterangan:ST : Sudah TampakBT : Belum Tampak
b. Rubrik Penilaian Sikap
No Nama SiswaSikap
Aktif Bekerjasama ToleranKB B SB KB B SB KB B SB
Keterangan:KB : Kurang baik
KRITERIA NILAI:A = 80 -100 : Baik sekaliB = 70 -79 : BaikC = 60 -69 : CukupD = < 60 : Kurang
B : BaikSB : Sangat baik
c. Lembar Penilaian Diskusi
No Nama siswaKerja sama
Mengkomunikasikan pendapat
Tole-ransi
Keakti-fan
Meng-hargai
pendapat teman
Jumlah skor
Nilai Ket
Keterangan skor : Kriteria NilaiMasing-masing kolom diisi dengan kriteria : A = 80-100 : Baik sekali4 = Baik sekali 2 = Cukup B = 70- 79 : Baik3 = Baik 1 = Kurang C = 60- 69 : CukupNilai = Skor perolehan X 100 D = 0- 59 : Kurang
Skor Maksimal (20)
d. Lembar Penilaian Presentasi
NoNamaSiswa
Komu-nikasi
Sistema-tika
Wawa-san
Kebera-nian
Antu-sias
Gestur & Penam-
Pilan
Jumlah Skor
Nilai Ket
Keterangan skor : Kriteria NilaiMasing-masing kolom diisi dengan kriteria : A = 80-100 : Baik sekali4 = Baik sekali 2 = Cukup B = 70- 79 : Baik3 = Baik 1 = Kurang C = 60- 69 : CukupNilai = Skor perolehan X 100 D = 0- 59 : Kurang
Skor Maksimal (24)
Lampiran
MEDIA
Pertemuan PertamaModel Pembelajaran : Group InvestigationMedia : kartu undian materi
KARTU UNDIAN MATERI
POLITIK DISKONTO
POLITIK PASAR TERBUKA
POLITIK CADANGAN KAS ATAU GIRO WAJIB
POLITIK PAGU KREDIT
POLITIK PEMBUJUKAN MORAL
Pertemuan KeduaModel Pembelajaran : Cooperative Integrated Reading and CompositionMedia : artikel studi kasus
Berharap pada Paket Kebijakan Fiskal Jilid TigaRepatriasi aset perusahaan asing harus kembali ke dalam negeri.
Krisis ekonomi, ditandai melemahnya nilai tukar rupiah dan melebarnya defisit neraca transaksi berjalan, membuat pemerintah harus mengambil langkah antisipatif cepat agar situasi tak semakin parah. Kebijakan yang diambil adalah paket kebijakan stimulus ekonomi. Salah satu tujuan paket kebijakan itu untuk memperbaiki defisit neraca
transaksi berjalan. Melihat defisit neraca transaksi berjalan yang belum mencapai angka yang diharapkan yakni dua persen, pemerintah akhirnya menyiapkan paket kebijakan fiskal jilid tiga. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan saat ini pemerintah tengah menyiapkan paket kebijakan stimulus fiskal jilid ketiga. Paket ini, lanjutnya, merupakan lanjutan dari dua paket yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan utamanya adalah guna menurunkan defisit transaksi berjalan menjadi dua persen dari PDB. “Paket kebijakan jilid ketiga ini sedang dipersiapkan dan diharapkan bisa keluar secepat mungkin,” kata Hatta usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Jakarta, Rabu (5/3). Salah satu poin yang akan dimasukkan ke dalam paket jilid tiga ini adalah pemerintah berusaha agar keuntungan perusahaan repatriasi bisa ditanamkan kembali di Indonesia. hal tersebut mengingat bagian dari neraca transaksi berjalan yang terdiri dari neraca perdagangan non migas, migas, jasa serta repatriasi keuntungan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. "Mudah mudahan dengan adanya paket kebijakan jilid ketiga membuat defisit transaksi berjalan menurun," ujarnya. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Lana Soelistianingsih menilai dua paket kebijakan yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh pemerintah tidak begitu berhasil menurunkan defisit neraca transaksi berjalan. “Dua paket sebelumnya, hasilnya belum bisa dilihat untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan,” kata Lana saat dihubungi hukumonline, Jumat (7/3). Agar kebijakan jilid tiga benar-benar dapat memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan, Lana berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih realistis, terutama untuk menurunkan impor migas. Sejauh ini, lanjut Lana, salah satu sektor yang mempengaruhi defisit neraca transaksi berjalan adalah impor migas. Disamping itu, Lana mengatakan tak mungkin untuk terus menekan sektor non migas untuk memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan. Pasalnya, kebutuhan industri dalam negeri terhadap impor non migas cukup besar. Apalagi, mengingat tak lama lagi akan memasuki Ramadhan dimana dua bulan menjelang puasa produksi dalam negeri meningkat. “Harus ditekan impor migas. Karena impor non migas itu tidak bisa ditekan lagi,” jelasnya. Selain itu, ia juga sepakat jika kebijakan jilid tiga nanti akan menekankan pada poin repatriasi aset perusahaan. Tujuannya, bagaimana agar repatriasi keuntungan perusahaan asing tidak lari keluar negeri dan dapat diinvestasikan kembali di Indonesia. “Menyoal repatriasi aset, pemerintah juga harus jelas. Insentif pajaknya bagaimana dan lain sebagainya,” pungkasnya.
Sumber: http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt531a74bf5caab/berharap- pada-paket-kebijakan-fiskal-jilid-tiga
APBN dan Kebijakan Fiskal Dinilai Kehilangan Fungsi Capai Tujuan Pembangunan
Jakarta (ANTARA News) - APBN dan kebijakan fiskal dinilai telah kehilangan fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, karena terfokus hanya pada penyusunan dan pencapaian target. "Kebijakan fiskal terfokus hanya pada penyusunan dan pencapaian target-target atau asumsi-asumsi dasar," kata Managing Director Econit Advisory Group, Hendri Saparini, dalam diskusi ekonomi di Jakarta, Jumat. Ia menyebutkan pemerintah menetapkan tujuan pembangunan nasional adalah penciptaan lapangan kerja dan perbaikan kesejahteraan masyarakat.
"Namun kebijakan fiskal hanya terfokus pada penyusunan dan pencapaian target-target antara atau asumsi-asumsi dasar yang mengakibatkan adanya pengabaian terhadap pencapaian tujuan pembangunan, yakni penciptaan lapangan kerja. Pertumbuhan memang tercapai, tetapi pengangguran bertambah," katanya. Menurut dia, APBN dan kebijakan fiskal seharusnya merupakan alat atau senjata pemerintah yang "flexible" untuk mendorong pertumbuhan, menciptakan stabilitas, dan melakukan distribusi pendapatan melalui belanja pemerintah dan pajak. Sebagai contoh, katanya, pada saat ekonomi "booming", maka diredam dengan APBN yang kontraktif, saat "slowdown" harus didorong dengan melakukan stimulus ekonomi, dan mengerem pertumbuhan yang terlalu cepat dengan pajak serta mendorong yang lambat antara lain dengan "tax holiday" dan anggaran khusus.
Menurut Hendri, saat ini APBN dan kebijakan fiskal bukan lagi alat tetapi menjadi tujuan pembangunan. Ia mencontohkan adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan pengurangan subsidi lainnya lebih didasarkan kepada kepentingan pencapaian dan pembiayaan APBN. "Juga adanya privatisasi sektor-sektor strategis bukan untuk menciptakan industri yang kompetitif, tapi dilakukan membabi buta untuk memenuhi APBN," katanya. Ia juga mengemukakan akibat paradigma yang mengutamakan asumsi-asumsi tersebut, penyusunan APBN cenderung sektoral dan bukan berdasar prioritas, serta memperhitungkan utang luar negeri.
Untuk itu, katanya, pemerintah harus mendorong peningkatan belanja negara sehingga konsumsi meningkat dan ada pertumbuhan investasi. Selain itu, katanya, kebijakan pemerintah untuk memfokuskan pada pertumbuhan investasi kurang tepat karena kondisi investasi belum mendukung. Ia juga mengusulkan adanya beberapa langkah
terobosan, seperti upaya pengurangan utang, meningkatkan tarif pajak efektif, pendapatan berdasarkan penalti, dan sekuritisasi penerimaan migas.
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/32625/apbn-dan-kebijakan-fiskal- dinilai-kehilangan-fungsi-capai-tujuan-pembangunan
Pertemuan KetigaModel Pembelajaran : Student Facilitator And ExplainingMedia : handout dan kartu undian materi
HANDOUT
1. Pengertian Kebijakan FiskalKebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
2. Tujuan Kebijakan FiskalSecara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat. Tujuan tersebut ditempuh dengan:a. meningkatkan laju investasi;b. meningkatkan kesempatan kerja;c. mendorong investasi optimal secara sosial;d. meningkatkan stabilitas di tengah ketidakstabilan ekonomi internasional
3. Instrumen Kebijakan FiskalSecara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.a. Anggaran belanja seimbang
Cara yang dilakukan ialah dengan menyesuaikan anggaran dengan keadaan. Tujuannya untuk mencapai anggaran berimbang dalam jangka panjang. Jika terjadi ketidakstabilan ekonomi maka digunakan anggaran defisit sedangkan dalam masa inflasi digunakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran yang digunakan setiap negara berbeda satu sama lain tergantung pada keadaan perekonomian dan arah yang hendak dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Kita mengenal ada empat macam anggaran.1. Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi
pendapatan negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran negara. Keadaan seperti ini dapat menstabilkan perekonomian dan anggaran. Pemerintah kita menerapkan anggaran berimbang pada masa Orde Baru.
2. Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara.
Hal ini memang sudah direncanakan untuk defisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini sejak tahun 2000. Ada empat cara untuk mengukur defisit anggaran, yaitua. defisit konvensional, yaitu devisit yang dihitung berdasarkan selisih
antara total belanja dan total pendapatan, termasuk hibah;b. defisit moneter, yaitu selisih antara total belanja pemerintah (di luar
pembayaran pokok/utang) dan total pendapatan (di luar penerimaan utang);
c. defisit operasional, yaitu defisit moneter yang diukur dalam nilai riil dan bukan nilai nominal;
d. defisit primer, yaitu selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok dan bunga utang) dan total pendapatan.
3. Anggaran surplus adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara lebih besar daripada jumlah realisasi pengeluaran negara. Hal ini memang sudah direncanakan untuk surplus, dengan cara tidak semua penerimaan digunakan untuk belanja sehingga terdapat tabungan pemerintah. Anggaran semacam ini cocok digunakan apabila keadaan perekonomian mengalami inflasi.
4. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan pada sisi penerimaan dari tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka pula kemungkinan sisi pengeluaran yang meningkat sehingga anggaran pendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam keadaan seimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabungan pemerintah yang terus bertambah, peningkatan penerimaan pajak, atau berasal dari pinjaman pemerintah.
b. Stabilisasi anggaran otomatisDengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
c. Pengelolaan anggaranTokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran ini ialah Alvin Hansen. Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, penerimaan dan pengeluaran pemerintah dari perpajakan dan pinjaman merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan anggaran berimbang dengan resep jika masa depresi ditempuh anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan anggaran surplus.
d. Pembiayaan fungsionalTokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsional ini ialah A.P. Liner. Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh ialah pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini sector pajak dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang
terpisah.Penerimaan pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, melainkan untuk mengatur pengeluaran pihak swasta.
KARTU UNDIAN MATERI
ANGGARAN BELANJA SEIMBANG
STABILISASI ANGGARAN OTOMATIS
PENGELOLAAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN FUNGSIONAL
Pertemuan KeempatModel Pembelajaran : Cooperative ScriptMedia : artikel studi kasus
Bank Dunia Berharap Pemerintah Evaluasi Menyeluruh Pelarangan Ekspor Mineral
Jakarta, 07/04/2014 MoF (Fiscal) News - Bank Dunia berharap, pemerintah dapat melakukan evaluasi secara menyeluruh atas kebijakan pelarangan ekspor mineral yang telah diberlakukan pemerintah, agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi negara.
Hal tersebut didasari proyeksi Bank Dunia yang menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan ekspor mineral akan berdampak terhadap kondisi neraca perdagangan Indonesia. Demikian disampaikan Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Jim Brumby di Kantor Bank Dunia, Jakarta pada Senin (7/4). "Pemerintah Indonesia dapat melakukan evaluasi secara lebih menyeluruh, sehingga kebijakan tersebut dapat memberikaan manfaat yang maksimal bagi negara," ungkapnya.
Dalam Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia tercatat, Bank Dunia memproyeksikan kebijakan pelarangan ekspor mineral sesuai aturan yang berlaku berpotensi menurunkan neraca perdagangan bersih sebesar 12,5 miliar dolar AS dan
menyebabkan hilangnya 6,5 miliar dolar AS dalam pendapatan fiskal (termasuk royalti, pajak ekspor dan pajak penghasilan badan) untuk periode tahun 2014 hingga 2017. "Perlu upaya untuk mengevaluasi pilihan-pilihan kebijakan yang lebih luas guna memastikan bahwa Indonesia dapat menikmati manfaat semaksimal mungkin kekayaan mineralnya yang besar secara berkelanjutan," tambahnya.
Sementara, dari segi kebijakan fiskal, bagi Indonesia, pada tahun 2014 ini kondisi defisit fiskal perlu terus dijaga agar tidak melebihi target yang telah ditentukan. Selain itu, Bank Dunia juga menyoroti tantangan lain yaitu, perlunya meningkatkan kualitas belanja negara.
Sumber: http://www.kemenkeu.go.id/Berita/bank-dunia-berharap-pemerintah- evaluasi-menyeluruh-pelarangan-ekspor-mineral
BI Evaluasi Kebijakan Moneter Selasa
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mengevaluasi berbagai kebijakan moneter yang ditempuh dan menetapkan arah kebijakan moneter, termasuk suku bunga BI Rate, melalui rapat dewan gubernur (RDG) pada Selasa (8/8). Informasi yang dihimpun dari BI di Jakarta, Jumat, menyebutkan rapat pimpinan BI itu merupakan rapat bulanan yang pada Agustus 2006 ini dijadualkan pada 8 Agustus.
Ketentuan UU Nomor 23 tahun 1999 tentang BI, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 3 tahun 2004, menyatakan bahwa sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan dilaksanakan RDG untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter.
Pengamat ekonomi Umar Juoro menyatakan kecenderungan menurunnya laju inflasi saat ini memberikan peluang bagi pemurunan suku bunga yang bereferensi pada indikasi suku bunga yang ditentukan oleh BI. "Pada bulan Juli, BI menentukan BI Rate sebesar 12,25 persen. Kemungkinan Agustus ini, BI menurunkan BI Rate sekitar 0,50 persen menjadi 11,75 persen," kata Umar Juoro. Penurunan tersebut akan memberikan sinyal terhadap perbankan untuk menurunkan bunga pinjaman. Itu pada gilirannya dapat menggerakkan perekonomian pada semester II 2006, jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada bulan Juli 2006 sebesar 0,45 persen yang sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,46 persen. Inflasi tahun ke tahun juga mengalami penurunan dari 15,53 persen pada Juni menjadi 15,15 persen pada Juli 2006.
Deputi Senior Gubernur BI, Miranda S. Goeltom, mengakui peluang pelonggaran moneter memungkinkan dilakukan oleh BI pada Agustus 2006 ini dengan adanya
kecenderungan inflasi yang menurun. "Kalau kita lihat, laju inflasi turun lebih cepat dari perkiraan, jadi ada kemungkinan terjadi pelonggaran moneter," kata Miranda.
Sumber: www.antaranews.com/berita/39396/bi-evaluasi-kebijakan-moneter-selasa
ULANGAN HARIANSEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Materi Pokok : Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Kelas/Semester : XI/Genap Hari, Tanggal : Kamis, 21 Mei 2014 Waktu : 90 Menit
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e!
1. Berikut ini adalah macam-macam kebijakan moneter adalah …..a. Pasar terbuka d. Kebijakan bilateralb. Kebijakan tertutup e. Kebijakan multilateralc. Kebijakan terbuka
2. Kebijakan Bank Indonesia menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) akan berdampak pada penurunan …..a. Defisit APBN d. Jumlah uang beredarb. Tingkat bunga e. Cadangan devisac. Kinerja perbankan
3. Berikut ini tabel kebijakan moneter:No A B C1 Menurunkan cadangan kas Terjadi sanering Mempermudah syarat kredit2 Menjual surat berharga Menambah surat berharga Suku bunga turun3 Suku bunga naik Kredit selektif Menambah cadangan kas
Kebijakan moneter yang dapat mengurangi jumlah uang beredar adalah …..a. A1, B2, dan C1 d. A3, B3, dan C2b. A1, B1, dan C2 e. A3, B3, dan C3c. A2, B2, dan C2
4. Bu Ratna bermaksud mengajukan pinjaman di bank. Oleh pihak bank, Bu Ratna disyaratkan memberikan jaminan sertifikat tanahnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, syarat kredit yang harus dipenuhi adalah …..a. Condition Of Economic d. Collateralb. Character e. Capacity
c. Capital5. Untuk mengendalikan inflasi, Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan yang
bersifat …..a. Ekspansif dengan cara menjual SBI dan SBPUb. Ekspansif dengan cara membeli SBI dan SBPUc. Konstraktif dengan cara menetapkan pajak progresifd. Konstraktif dengan cara menurunkan tingkat diskontoe. Konstraktif dengan cara menaikkan giro wajib minimum
6. Ketika keadaan perekonomian sedang lesu, pemerintah menetapkan penambahan belanja pemerintah dan menurunkan tingkat pajak. Kebijakan ini disebut …..a. Kebijakan fiskal ekspansifb. Kebijakan fiskal konstraktifc. Kebijakan moneter ekspansifd. Kebijakan moneter konstraktife. Kebijakan rediscount policy
7. Keadaan dalam masyarakat terjadi harga yang selalu naik, banyak terjadi PHK, pengangguran bertambah, inflasi semakin tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah mengadakan kebijakan antara lain:1) Menaikkan tarif pajak 4) Politik pasar terbuka2) Diversifikasi pajak 5) Mengadakan diskriminasi harga3) Menaikkan suku bungaYang termasuk kebijakan fiskal adalah …..a. 1 dan 2 d. 3 dan 5b. 2 dan 3 e. 4 dan 5c. 3 dan 4
8. Kebijakan berikut ini adalah kebijakan fiskal, kecuali …..a. Penghapusan subsidi BBM d. Penurunan tarif eksporb. Defisit APBN e. Penurunan tarif pajakc. Penerapan kuota impor
9. Pemerintah merencanakan pengeluaran negara yang lebih besar dari pendapatan. Ini berarti pemerintah mengambil kebijakan.....a. Anggaran surplus d. Anggaran dinamisb. Anggaran defisit e. Perdagangan luar negeric. Anggaran berimbang
10. Yang bukan merupakan belanja negara adalah.....a. Belanja pegawai d. Dana berimbangb. Belanja hibah e. Pembiayaan c. Bantuan sosial
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan tujuan dari kebijakan moneter!2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan politik cadangan kas atau giro wajib minimum!3. Jelaskan pengertian dari kebijakan fiskal!4. Sebutkan tujuan pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal!5. Jelaskan instrumen kebijakan fiskal pemerintah melalui stabilisasi anggaran
otomatis!KUNCI JAWABAN
ULANGAN HARIAN
Pilihan Ganda1. A2. D3. E4. D5. E6. A7. A8. C9. B10. D
BetulNilai = x 100 10
Uraian1. Mengatur sistem peredaran uang, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral, mencegah terjadinya inflasi.
2. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan cadangan kas minimum di bank-bank umum pada saat inflasi atau menurunkan cadangan kas minimum di bank-bank umum pada saat deflasi.
3. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi pengeluaran dan pendapatan dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
4. Tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untuk menentukan arah, tujuan, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
5. Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program. Pajak ditetapkan
sedemikian rupa sehingga terdapat anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
BetulNilai = x 100
5