rpp dml & kb

Upload: sigit-mardi

Post on 09-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rancangan rpp

TRANSCRIPT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PROGRAM TAHUNANMata Pelajaran: Dasar Mesin dan LogamTingkat

: X/1( Ganjil )Tahun Pelajaran: 2015/2016SemtNoJenis KegiatanSasaranAlokasi waktu yang tersedia

I1Persiapan MengajarGuru1Minggu

2Penyelesaian Bahan AjarSiswa16Minggu

3Ulangan HarianSiswa1Minggu

4Ulangan Harian SemesterSiswa1Minggu

5Cadangan WaktuGuru/Siswa-Minggu

Jumlah19Minggu

II

1Persiapan MengajarGuru-Minggu

2Penyelesaian Bahan AjarSiswa-Minggu

3Ulangan HarianSiswa-Minggu

4Ulangan Semester/Ujian NasionalSiswa-Minggu

5Cadangan WaktuGuru/Siswa-Minggu

Jumlah-Minggu

Waka KurikulumSiti Hajar, S.PdNIP.19850915 200904 2 003Satui , Juli 2015Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.PdNIP. 19840328 201504 1 002

Kepala Sekolah

Handaya Wicaksana, S.Pd., MM.NIP.19720226 199412 1 002

PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU

SEMESTER GANJIL KELAS X

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1Banyaknya minggu 1 semester :2Banyaknya hari yang tidak efektif

NoBulanJml (minggu)NoKeperluanJml (minggu)

1Juli11Libur Umum2

2Agustus42Hari Raya1

3September43Mid Semester0

4Oktober54Semesteran3

5November45UNAS0

6Desember3

Jumlah21Jumlah6

3Banyaknya minggu efektif

21 minggu - 6minggu = 19 minggu, termasuk untuk ulangan harian

4Banyaknya Jam Efektif

19 minggu X 3 jam pelajaran = 57 jam x 45 menit

5Catatan :

Waktu yang seharusnya menurut silabus 18 minggu, waktu yang tersedia dalam kaldik 19 minggu. Perhitungan alokasi waktu di atas sudah disesuaikan dengan kaldik semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016

No Jenis KegiatanSasaranAlokasi Waktu

1Persiapan MengajarGuru0Minggu

2Penyelesaian Bahan AjarSiswa18Minggu

3Ulangan HarianSiswa1Minggu

4Ulangan Tengah SemesterSiswa0Minggu

5Cadangan WaktuGuru/Siswa-Minggu

Jumlah19Minggu

REKAPITULASI PROGRAM KEAHLIAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016SEMESTER: GanjilPROG. KEAHLIAN: Teknik Kendaraan RinganTINGKAT: X

NoMateri PembelajaranJml Jam

1

Memahami dasar-dasar kejuruan mesin

1. Menjelaskan dasar ilmu statistika dan tegangan4

2. Menerangkan komponen elemen mesin4

3. Menerangkan material dan kemampuan proses6

2Memahami proses-proses pembentukan logam

1. Menjelaskan proses pengecoran4

2. Menjelaskan proses pembentukan4

3. Menjelaskan proses mesin perkakas6

Jumlah28

JADWAL MENGAJAR GURU

NAMA GURU

: Sigit Mardi Wibowo, S.PdSEMESTER

: GanjilHariJam ke / di kelasJml Jam

12345678

Senin-XTKR2XTKR2XTKR2-XTABXTABXTAB6

Selasa--XTKR1XTKR1XTKR1---3

Rabu-----XTKR2XTKR2XTKR23

Kamis---XTKR3XTKR3XTABXTABXTAB5

Jum'at-XTKR3XTKR3XTKR3-3

Sabtu--XTKR3--XTKR1XTKR1XTKR14

TAHUN PELAJARAN

: 2015/2016KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM

Mata Pelajaran: Produktif Kelas: X / 1Bidang Studi Keahliaan: Teknologi dan RekayasaProgram Studi Keahliaan: Teknik OtomotifTahun Pelajaran: 2015/2016Stndar Kompetensi: Memahami dasar-dasar mesinKompetensi DasarIndikatorKriteria ketuntasan minimumKKM

INDKDSKMP

ABC

Menjelaskan dasar ilmu statistika dan tegangan Besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan, dan hukum Newton dimengerti dengan benar.70726870

Gaya momen dan kopel di-nyatakan dengan besaran vektor secara benar.70726870

Diagram benda bebas dan keseimbangan didemonstrasi-kan sesuai dengan kaidah-kaidah baku.70726870

Konsep tegangan dimengerti dengan benar.7072687070

Menerangkan komponen elemen mesin

Mengenal komponen poros dan aksesorisnya.

7072687070

Menerangkan material dan kemampuan prosesMemahami proses-proses pembentukan logam

Mengetahuai material logam dan kemampuan proses70726870

Mengetahuai material bukan logam dan kemampuan proses

707268707070

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM

Mata Pelajaran: Produktif I

Kelas: X / 1

Bidang Studi Keahliaan: Teknologi dan RekayasaProgram Studi Keahliaan: Teknik Otomotif

Tahun Pelajaran: 2015/2016Stndar Kompetensi: Memahami proses-proses pembentukan logamKompetensi DasarIndikatorKriteria ketuntasan minimumKKM

INDKDSKMP

ABC

Menjelaskan proses pengecoran.

Teknik pengecoran dengan cetakan pasir.

72706870

Teknik pengecoran dengan cetakan khusus7270687070

Menjelaskan proses pembentukan. Proses perlakuan panas.72706870

Proses pembentuakan panas.72706870

Proses pembentukan dingin.7270687070

Menjelaskan proses mesin perkakas Tatacara kerjabangku yang benar.72706870

Proses pemesinan.72706870

Parameter-parameter mesin dan pahat.72706870

Proses pembuatan roda gigi.727068707070

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM

Mata Pelajaran: Pengukuran Kelas: X / 1

Bidang Studi Keahliaan: Teknologi dan RekayasaProgram Studi Keahliaan: Teknik Otomotif

Tahun Pelajaran: 2015/2016Stndar Kompetensi: Menggunakan alat-alat ukurKompetensi DasarIndikatorKriteria ketuntasan minimumPenentuan KKM

ABC

Mengidentifikasi alat-alat ukur Informasi yang benar mengenai alat70707070

Alat ukur dapat diklasifikasikan sesuai pengunaanya707070

Mengunakan alat-alat ukur mekanik Alat ukur mekanik dapat digunakan sesuai dengan fungsinya707070

Mengunakan alat-alat ukur Pneumatik

Alat ukurPnumatik dapat digunakan sesuai dengan fungsinya707070

Menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik Alat ukur elektronik dapat digunakan sesuai dengan fungsinya707070

Merawat alat-alat ukur Pemeliharaan alat ukur dilak-sanakan tanpa menyebab-kan kerusakan terhadap per-lengkapan atau komponen lainnya.

707070

Pemeliharaan rutin dan pe-nyimpanan alat ukur sesuai spesifikasi pabrik.

707070

Pemeriksaan dan penye-telan secara rutin pada alat ukur termasuk kali-brasi alat ukur dilaksanakan sebelum digunakan707070

Seluruh kegiatan pemeliha-raan dilaksanakan berda-sarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Kese-lamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan707070

A = kompleksitas

B = sumber daya dukung

C = Intake siswa

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Satui , ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Ibnu Sri Nuryono, ST

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM

Mata Pelajaran: Produktif I

Kelas: X / 1

Bidang Studi Keahliaan: Teknologi dan RekayasaProgram Studi Keahliaan: Teknik Otomotif

Tahun Pelajaran: 2015/2016Stndar Kompetensi: Menerapkan kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan tempat kerjaKompetensi DasarIndikatorKriteria ketuntasan minimumKKM

INDKDSKMP

ABC

Mendiskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Mengikuti kebijakan yang syah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan resiko.74706870

Pemakaian pakaian penga-manan sesuai SI. (Standard Intenational).74706870

Melaksanakan prosedur K3

Kebijakan/prosedur keaman-an dijalankan berdasarkan pelatihan perusahaan dan undang-undang yang ber-laku.

74706870

Seluruh keamanan yang ber-hubungan dengan kejadian dicatat/ dilaporkan pada formulir yang sesuai.

74706870

Seluruh staf disarankan menggunakan prosedur keamanan perusahaan dan metode yang tepat dalam penerapannya.74706870

Mengidentifikasi aspek-aspek keamanan kerja Mengikuti prosedur perlin-dungan mesin pada saat tanda bahaya muncul.74706870

Mengikuti prosedur alarm/ peringatan/ evakuasi di tempat kerja.74706870

Mengikuti prosedur gawat darurat secara profesional yang tepat untuk melindungi mesin pada saat keadaan tanda bahaya muncul.74706870

Pelayanan darurat yang profesional dan tepat untuk memanggil pertolongan dengan segera dilakukan oleh orang yang berkuasa untuk melakukan hal tersebut.7470687070

Mengontrol kontaminasi. Mengenali bahaya pada area kerja dan melakukan tindakan pengontrolan yang tepat.74706870

Mengikuti kebijakan yang syah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan resiko.74706870

Mematuhi tanda bahaya dan peringatan.74706870

Pemakaian pakaian penga-manan sesuai SI. (Standard Intenational).74706870

Penggunaan teknik dan pengangkatan/pemindahan secara manual yang tepat.747068707070

Mendemonstrasikan pemadam kebakaran Pengidentifikasian pema-daman kebakaran yang sesuai pada tipe yang tepat untuk lingkungan tempat kerja.74706870

Seluruh kegiatan penerapan pemadaman kebakaran dan prosedur kerja diidentifika747068707070

Melakukan pengangkatan benda kerja secara manual

Berat material ditentukan dengan benar dengan peng-gunaan teknik yang paling memadai.74706870

Perlengkapan yang tepat dipilih sesuai kebutuhan.74706870

Teknik pengangkatan dilaku-kan dibawah standar tempat kerja Indonesia. Cara-cara pemindahan dengan mem-pertimbangkan metode, penyimpanan, berat, tinggi dan posisinya.74706870

Part/komponen/material ditempatkan dengan aman pada perlengkapan pemin-dahan dan penempatan kembali dengan memastikan keselamatan petugas dan keamanan dari part/ komponen/material.74706870

(Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.7470687070

Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP Seluruh kegiatan dilaksana-kan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.

747068707070

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM

Mata Pelajaran: Produktif I

Kelas: X / 1

Bidang Studi Keahliaan: Teknologi dan RekayasaProgram Studi Keahliaan: Teknik Otomotif

Tahun Pelajaran: 2015/2016Stndar Kompetensi: Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasanKompetensi DasarIndikatorKriteria ketuntasan minimumKKM

INDKDSKMP

ABC

Pelaksanaan prosedur pengelasan

Prosedur pengelasan dilaksa-nakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap kompo-nen atau sistem lainnya70746870

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami70746870

Seluruh kegiatan pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan. 7074687070

Pelaksanaan prosedur pematrian Prosedur pematrian dilaksa-nakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap kompo-nen atau sistem lainnya

70746870

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami70746870

Seluruh kegiatan pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan. 7074687070

Pelaksanaan prosedur pemotongan dengan panas Prosedur pemotongan dengan panas dilaksanakan tanpa menyebabkan keru-sakan terhadap komponen atau sistem lainnya

70746870

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami70746870

Seluruh kegiatan pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan. 7074687070

Pelaksanaan prosedur pemanasan Prosedur pemanasan dilak-sanakan tanpa menyebab-kan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya

70746870

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami70746870

Seluruh kegiatan pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan. 707468707070

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

PROGRAM PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Satui Mata Pelajaran: Memperbaiaki s. hidrolik dan kompresor udara

Bidang Studi : Teknik Kendaraan Ringan Kelas: X TO

Program Keahlian : Teknik OtomotifJam Pelajaran: 9 jam / minggu

Semester : Genap

Sub Kompetensi/Materi PembelajaranJanuari Februari MaretApril Mei Juni Ket

123451234512345123451234512345

1Menggunakan alat-alat ukur

1. . Mengidentifikasi sistem hidrolik

2. Memasang sistem hidrolik

3. . Menguji sistem hidrolik

4. Memelihara sistem hidrolik

5. . Memelihara kompresor dan komponen-komponennya

6. Memperbaiki kompresor udara dan komponen-komponenya

Ulangan Harian

Kepala Sekolah

Drs. Firdaus S.U.,M.Pd

NIP.19630520 1994121 001Satui , ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Ibnu Sri Nuryono, ST

NIP.

NAMA SEKOLAH

: SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG

MATA PELAJARAN

: Kompetensi Keahlian Kendaraan Ringan

KELAS / SEMESTER

: X / 1

STANDAR KOMPETENSI: Memahami dasar-dasar kejuruan mesin

KODE KOMPETENSI

:

ALOKASI WAKTU

: 20 x 45

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI PEMBELAJARANKEGIATAN PEMBELAJARANPENILAIANALOKASI WAKTUSUMBER BELAJAR

TMPSPI

1. Menjelaskan dasar ilmu statistika dan tegangan

2. Menerangkan komponen / elemen mesin

Besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan, dan hukum Newton dimengerti dengan benar.

Gaya momen dan kopel di-nyatakan dengan besaran vektor secara benar.

Diagram benda bebas dan keseimbangan didemonstrasi-kan sesuai dengan kaidah-kaidah baku.

Konsep tegangan dimengerti dengan benar.

Mengenal komponen poros dan aksesorisnya.

Besaran skalar dan besaran vektor.

Sistem satuan.

Hukum Newton.

Konsep gaya dan sistem gaya 2 dimensi

Diagram benda bebas dan diagram kesetimbanga

Konsep tegangan

Jenis-jenis bantalan.

Jenis-jenis penyambungan poros dengan komponen

Jenis-jenis sabuk dan rantai.

Jenis-jenis kopling gesek dan rem.

Fungsi dan prinsip kerja roda gigi.

Jenis-jenis roda gigi.

Pengertian besaran skalar dan besaran vektor.

Pengertian satuan.

Pengertian hukum Newton

Menerapkan besaran vector dalam mempre-sentasikan gaya, momen dan kopel.

Pengertian tegangan .

Mendemonstrasikan diagram benda bebas dan kesimbangan

Menjelaskan Jenis-jenis bantalan poros dan aksesorisnya.

Menjelaskan jenis penyambungan poros dan komponennya

Menjelaskan jenis serdbuk dan rantai

Menerangkan jenis kopling dan rem

Menerangkan prinsip kerja roda gigi

Tes tertulis

Unjuk Kerja

Tes tertulis4

41 (2)

1(2) PDTM 1 Umaryadi (Yudhistira)

Mektek Bagyo Sucahyo (Tiga Serangkai)

PDTM 1 Umaryadi (Yudhistira)

3. Menerangkan material dan kemampuan proses Mengetahuai material logam dan kemampuan proses

Mengetahuai material bukan logam dan kemampuan proses

Sifat teknis material logam.

Sifat yang diperlukan se-lama proses pembentukan

Sifat yang penting sehubung-an dengan pengaruh lingkungan.

Sifat teknis material bukan logam.

Sifat yang diperlukan selama proses pembentukan

Sifat yang penting sehubung-an dengan pengaruh lingkungan Pengertian sifat-sifat material terutama material yang dipakai di industri.

Pengertian mampu proses suatu material.

Menerapkan sifat-sifat material logam agar dapat dilakukan peme-rosesan terhadap material tersebut

Menerapkan sifat-sifat materia lbukan logam agar dapat dilakukan pemrosesan terhadap material tersebut. Tes tertulis

Observasi 61(2) PDTM 2 Umaryadi (Yudhistira)

Mektek Bagyo Sucahyo (Tiga Serangkai)

NAMA SEKOLAH

: SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG

MATA PELAJARAN

: Kompetensi Keahlian Kendaraan Ringan

KELAS / SEMESTER

: X / 1

STANDAR KOMPETENSI: Memahami proses-proses pembentukan logam

KODE KOMPETENSI

:

ALOKASI WAKTU

: 20 x 45

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI PEMBELAJARANKEGIATAN PEMBELAJARANPENILAIANALOKASI WAKTUSUMBER BELAJAR

TMPSPI

1. Menjelaskan proses pengecoran. Teknik pengecoran dengan cetakan pasir.

Teknik pengecoran dengan cetakan khusus.

Proses pembuatan cetakan pasir termasuk proses per-siapan dan pengolahan pasir cetak serta alat bantu yang dipakai

Berbagai teknik pengecoran khusus seperti: pengecoran dengan menggunakan cetak-an logam, pengecoran sentrifugal, pengecoran presisi dan pengecoran kontinu. Pengertian tentang metode pengecoran dengan cetakan pasir.

Kemampuan untuk membuat cetakan dan melakukan pengecoran dengan cetakan pasir.

Pengertian tentang ber-bagai metode pengecor-an dan pemakaiannya.

Menentukan jenis proses pengecoran yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis material.

Tes tertulis

Observasi 41(2) PDTM 2 Umaryadi (Yudhistira)

Mektek Bagyo Sucahyo (Tiga Serangkai)

2. Menjelaskan proses pembentukan. Proses perlakuan panas.

Proses pembentuakan panas.

Proses pembentukan dingin. Proses pembentukan panas seperti: rolling, forging, ekstrusi, pembuatan pipa, pembuatan tabung, penarikan dan pemutaran panas.

Proses pembentukan dingin seperti: penarikan, penekanan, pelengkungan, pengguntingan, proses pembentukan berenergi tinggi, hobb, ekstrusi dan penumbukan peluru. Pengertian tentang ber-bagai metode pemben-tukan panas.

Menentukan metode terbaik untuk mem-bentuk bahan baku menjadi produk dengan proses pengerjaan panas.

Pengertian tentang ber-bagai metode pemben-tukan dingin.

Menentukan metode terbaik untuk mem-bentuk bahan baku menjadi produk dengan proses pengerjaan dingin. Tes tertulis

Observasi 41(2) PDTM 2 Umaryadi (Yudhistira)

Mektek Bagyo Sucahyo (Tiga Serangkai)

3. Menjelaskan proses mesin perkakas Tatacara kerjabangku yang benar.

Proses pemesinan.

Parameter-parameter mesin dan pahat.

Proses pembuatan roda gigi. Tata cara kerja bangku seperti: palu, ragum, gergaji, pahat tangan, kikir, tap dan keling dingin.

Jenis-jenis proses pemesinan seperti; proses bubut, sekrap, gurdi freis dan gerinda.

Pengenalan gerak potong dan gerak makan.

Pengenalan material pahat..

roda gigi.

Metode pembuatan roda gigi. Pengertian tentang tata-cara kerjabangku.

Menerapkan teknik yang benar dalam melakukan kerja bangku.

Teliti dalam melakukan proses pemesinan.

Pengertian tentang ber-bagai proses pemesinan.

Parameter-parameter yang harus diatur dalam proses pemesinan.

Mengoperasikan dan mengatur parameter- parameter mesin proses pemesinan..

Pengetahuan tentang proses pembuatan roda gigi.

Penentuan metode pem-buatan roda gigi yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Membuat berbagai macam roda gigi dengan mesin dan metode yang sesuai. Tes tertulis61(2) PDTM 2 Umaryadi (Yudhistira)

Mektek Bagyo Sucahyo (Tiga Serangkai)

NAMA SEKOLAH

: SMK NEGERI 1 SATUIMATA PELAJARAN

: Kompetensi Keahlian Kendaraan Ringan

KELAS / SEMESTER

: X / 1

STANDAR KOMPETENSI: Menggunakan alat-alat ukur ( measuring tools )

KODE KOMPETENSI

:

ALOKASI WAKTU

: 21 x 45

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI PEMBELAJARANKEGIATAN PEMBELAJARANPENILAIANALOKASI WAKTUSUMBER BELAJAR

TMPSPI

1. Mengidentifikasi alat-alat ukur Informasi yang benar mengenai alat-alat ukur sesuai pabrik

Alat-alat ukur dapat diklasifikasikan sesuai pengunaanya Alat ukur

Pengklompokan alat-alat ukur

Identifikasi alat-alat ukur Mempelajari alat-aqlt ukur

Mengklompokan jenis alat ukur

Mengidenfikasi alat-alat ukur Tes Tertulis21(2) Modul alat-alat ukur

2. Mengunakan alat-alat ukur mekanik Alat ukur mekanik dapat digunakan sesuai dengan fungsinya Pengunaaan alat ukur

Fungsi alat ukur mekanik Menggunakaan alat ukur sesuai fungsinya

Menjelaskan fungsi dan kegunaan alat ukur mekanik Tes Tertulis

Praktik21(2) Modul alat-alat ukur

Alat ukur mekanik

3. Mengunakan alat-alat ukur Pneumatik

Alat ukur Pneumatik dapat digunakan sesuai dengan fungsinya Pengunaaan alat ukur

Fungsi alat ukur mekanik Menggunakan alat ukur pneumatik sesuai fungsinya

Menjelaskan fungsi dan kegunaan alat ukur pnumatik Tes Tertulis

Praktik 21(2) Modul alat-alat ukur

4. Menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik Alat ukur elektronik dapat digunakan sesuai dengan fungsinya Pengunaaan alat ukur elektronik

Fungsi alat ukur elektronik Menggunakaan alat ukur pneumatik sesuai fungsinya

Menjelaskan fungsi dan kegunaan alat ukur elektronik Tes Tertulis

Praktik 21(2) Modul alat-alat ukur

5. Merawat alat-alat ukur Pemeliharaan alat ukur dilak-sanakan tanpa menyebab-kan kerusakan terhadap per-lengkapan atau komponen lainnya.

Pemeliharaan rutin dan pe-nyimpanan alat ukur sesuai spesifikasi pabrik.

Pemeriksaan dan penye-telan secara rutin pada alat ukur termasuk kali-brasi alat ukur dilaksanakan sebelum digunakan.

Seluruh kegiatan pemeliha-raan dilaksanakan berda-sarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Kese-lamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.

Teknik perawatan Alat Ukur.

Perawatan alat ukur mekanik

Perawatansesuai prosedur dan K3.Pemilihan dan

Memahami tujuan perawatan alat ukur denganmenggali imformasi

Memahami prosedur perawatan alat ukur mekanik dengan cara menggali imformasi.

Merawat alat ukur mekanik dengan cara kerja kelompok.

Merawat alat ukur sesuai prosedur K3.

Tes tertulis

Observasi

21(2) Alat ukur mekanik

Mistar sorong

Mistar baja.

Dial indikator

Cyinder bor gauge.

Micrometer

Filergauge

Olican

Majun

NAMA SEKOLAH

: SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG

MATA PELAJARAN

: Kompetensi Keahlian Kendaraan Ringan

KELAS / SEMESTER

: X / 1

STANDAR KOMPETENSI: Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja

KODE KOMPETENSI

:

ALOKASI WAKTU

: 10 x 45

KOMPETENSI DASARINDIKATORMATERI PEMBELAJARANKEGIATAN PEMBELAJARANPENILAIANALOKASI WAKTUSUMBER BELAJAR

TMPSPI

1. Mendiskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Mengikuti kebijakan yang syah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan resiko.

Pemakaian pakaian penga-manan sesuai SI. (Standard Intenational).

Undang-undang K3

Penggunaan pakaian pengaman

SOP

Mempelajari undang undang K3 dengan cara menggali impormasi dari modul.

Mempelajari prosedur ke-selamatan pada tempat kerja dengan cara diskusi kelompok.

Mempelajari pengunaan pengamnan pada saat bekerja sesuaiSOP dan K3.

Menggunakan sarana kelenkapan kesehatan dankeselamatan jerja. sesuai SOP.

Mengenali simbol- simbol bahayasesuai SOP

Tes Tertulis.

Observasi

1 Modul K3

Peralatan APD

Fire extinguiser

Rambu-rambu K3

Sefty Alarm

Sistem Pelabelan

2. Melaksanakan prosedur K3 Kebijakan/prosedur keaman-an dijalankan berdasarkan pelatihan perusahaan dan undang-undang yang ber-laku.

Seluruh keamanan yang ber-hubungan dengan kejadian dicatat/ dilaporkan pada formulir yang sesuai.

Undang-undang K3

Prosedur keamanan tempat kerja Mempelajari dasar dasar prosedur keselamatan kerjai undang- undang K3 dan prosedur keamanan tempat kerja dengan cara menggali imformasi dari modul.

Menerapkan peraturan/ undang-undang K3 dengan cara diskusi kelompok. Melaksanakan prosedur keaman tempat kerja dengan cara diskusi kelompok.

Tes Tertulis

1 Modul K3

Peralatan APD

Fire extinguiser

Rambu-rambu K3

Sefty Alarm

Sistem Pelabelan

Seluruh staf disarankan menggunakan prosedur keamanan perusahaan dan metode yang tepat dalam penerapannya.

3. Mengidentifikasi aspek-aspek keamanan kerja Mengikuti prosedur perlin-dungan mesin pada saat tanda bahaya muncul.

Mengikuti prosedur alarm/ peringatan/ evakuasi di tempat kerja.

Mengikuti prosedur gawat darurat secara profesional yang tepat untuk melindungi mesin pada saat keadaan tanda bahaya muncul.

Pelayanan darurat yang profesional dan tepat untuk memanggil pertolongan dengan segera dilakukan oleh orang yang berkuasa untuk melakukan hal tersebut.

Prosedur pelindungan mesin

Prosedur alarm/peringatan

Prosedur penanganan gawat darurat

Pelayanan gawat darurat yang profesional Mempelajari prosesdur mellindungi bagian- bagian mesin yang berbahaya kerja dengan cara menggali imformasi dari modul.

Mempelajari prosedur peringatan dengan cara menggali imformasi dari modul.

Mempelajari prosedur gawat darurat dengan cara menggali imformasi dari modul

Melaksanakan prosedur perlindungan mesin sesuai SOP

Melaksanakan prosedur penanganan gawat darurat sesuai SOP. Tes Tertulis

1 Modul K3

Peralatan APD

Fire extinguiser

Rambu-rambu K3

Safty Alarm

Sistem Pelabelan

4. Mengontrol kontaminasi. Mengenali bahaya pada area kerja dan melakukan tindakan pengontrolan yang tepat.

Mengikuti kebijakan yang syah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan resiko.

Mematuhi tanda bahaya dan peringatan.

Pemakaian pakaian penga-manan sesuai SI. (Standard Intenational).

Penggunaan teknik dan pengangkatan/pemindahan secara manual yang tepat. Undang-undang K3

Pengenalan bahaya pada area kerja dan tindakan pengontrolan yang tepat.

Penggunaan pakaian pengaman

Teknik pengangkatan/ pemindahan secara manual.

Mempelajari undang undang K3 dengan cara menggali impormasi dari modul.

Mempelajari prosedur ke-selamatan pada tempat kerja dengan cara diskusi kelompok.

Mempelajari pengunaan pengamnan pada saat bekerja sesuaiSOP dan K3.

Mempelajari Teknik pengangkatan/ pe-mindahan secara manual sesuai SOP.

Menggunakan sarana kelenkapan kesehatan dankeselamatan jerja. sesuai SOP.

Mengenali simbol- simbol bahayasesuai SOP

Tes Tertulis.

1 Modul K3

Peralatan APD

Fire extinguiser

Rambu-rambu K3

Sefty Alarm

Sistem Pelabelan

5. Mendemonstrasikan pemadam kebakaran Pengidentifikasian pema-daman kebakaran yang sesuai pada tipe yang tepat untuk lingkungan tempat kerja.

Seluruh kegiatan penerapan pemadaman kebakaran dan prosedur kerja diidentifika-sikan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3

Jenis-jenis alat pemadam kebakaran

Penempatan alat pemadam kebakaran

Prosedur pengopersian alat pemadam kebakaran

Memahami prosedur pengunaanPenempatan alat pema-dam kebakaran yang aman dan strategis dengan cara menggali impormasi dari Modul

Mengunakan alat kebakran sesuai SOP

Mempelajari jenis-jenis keba-karan dan penanganannya dengan cara menggali imformasi dari modul.

Mempelajarijenis-jenis alat pemadam kebakaran dengan cara menggali imformasi dari modul.

Mengunakan alat pemadamkebakaransesuai SOP

Tes Tertulis.

1 Modul K3

Peralatan APD

Fire extinguiser

Rambu-rambu K3

Safty Alarm

Sistem Pelabelan

6. Melakukan pengangkatan benda kerja secara manual

Berat material ditentukan dengan benar dengan peng-gunaan teknik yang paling memadai.

Perlengkapan yang tepat dipilih sesuai kebutuhan.

Teknik pengangkatan dilaku-kan dibawah standar tempat kerja Indonesia. Cara-cara pemindahan dengan mem-pertimbangkan metode, penyimpanan, berat, tinggi dan posisinya.

Part/komponen/material ditempatkan dengan aman pada perlengkapan pemin-dahan dan penempatan kembali dengan memastikan keselamatan petugas dan keamanan dari part/ komponen/material.

(Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.

Teknik penanganan secara manual yang benar dan aman.

Teknik pemindahan dan pengangkatan material sesuai dengan standar tempat kerja.

SOP .K3 dan LH

Mempelajari prosedur teknik pemindahan komponen dengan cara mengali imformasi dari Modul. Mematuhi undang- undang keselamatan kerja

Melaksanakan pemindahan komponen dengan Teknik-teknik penanganan secara manual yang benar/ prosedur dengan cara diskusi kelompok

Melaksanakan pemindahan komponen/barang dipilih peralatan pengakat sesuai kebutuhan.

Penggunaan teknik pemindah barang dengan melihat kode area tempat kerja.

Melaksanakan pengankatan dan pemindahan komponen/barang harus sesuai dengan penerapan undang undang K3, LH.

Persyaratan keamanan perlengkapan/ material

Persyaratan keselamatan diri sesuai K3

Melaksanakan pengang-katan dan pemindahan material/ komponen/part

Menerapkan undang- undang keselamatan kerja,SOP dan lingkungan hidup. Tes Tertulis.

1 Modul K3

Peralatan APD

Fire extinguiser

Rambu-rambu K3

Safty Alarm

Sistem Pelabelan

7. Menerapkan pekerjaan sesuai dengan SOP Seluruh kegiatan dilaksana-kan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.

Seluruh kegiatan dilaksana-kan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan. SOP

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Prosedur K3. Menjelaskan SOP

Menerangkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja

Menerangkan Prosedur K3 Tes Tertulis.

1 Modul K3

Peralatan APD

Fire extinguiser

Rambu-rambu K3

Safty Alarm

Sistem Pelabelan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: PengukuranKelas/Semester

: X / 1Pertemuan ke-

:

Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Memahami dasar-dasar kejuruan mesinKompetensi Dasar

: Mengenal dasar ilmu statika dan teganganIndikator:

1. Menjelaskan pengertian besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan, hukum Newton2. Menjelaskan Gaya momen dan kopel3. Mendemonstrasikan diagram benda bebas dan keseimbangan

4. Menjelaskan konsep tegangan5. Memahami pengertian kondisi kesetimbangan.

6. Memahami usaha beban.

7. Memahami poligon gaya.

I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mengerti tentang besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan, hukum Newton dengan benar.

2. Siswa mengerti tentang gaya, momen dan kopel dengan benar.

3. Siswa dapat menyusun gaya secara tepat.

4. Siswa mengerti tentang penjumlahan gaya dengan benar.

5. Siswa mengerti tentang kondisi kesetimbangan dengan benar.

6. Siswa memahami usaha beban.

7. Siswa memahami poligon gaya

II. Materi Ajar

1. BesaranBesaran adalah sesuatu yang ditentukan besarnya. Besaran dikelompokkan menjadi besaran pokok (besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu) dan besaran turunan (besaran yang satuannya ditetapkan berdasarkan satuan-satuan besaran pokok). Ada dua kelompok besaran yang selalu dipakai pada mekanika, yaitu besaran skalar (besaran yang hanya memiliki besar saja) dan besaran vektor (besaran yang meiliki besar dan arah).

2. Satuan

Adalah suatu patokan (standar) yangdigunakan untuk menyatkan suatu besaran. Sistem satuan internasional atau SI (System Internasional des Unites) adalah sistem satuan yang telah diolah oleh organisasi standar internasional yang juga dikenal dengan sebutan ISO (International Organization for Standardization). Dalam sistem satuan internasional terdiri dari tiga macam satuan, yaitu satuan dasar, satuan tambahan, satuan turunan.

Ada beberapa sistem satuan yang biaasa digunakan, yaitu sistem satuan dinamis (sistem cgs, sistem mks), sistem satuan statis (sistem satuan statis kecil, sistem satuan statis besar), dan sistem satuan Inggris.3. Hukum Newton

a. Hukun I Newton / Hukum Kelembaman

Setiap benda akan bergerak lurus beraturan atau diam jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu.

KeteranganF = gaya yang bekerja pada benda (Newton)

b. Hukum II Newton

Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda berbanding lurus dengan besarnya gaya itu dan searah dengan gaya itu serta berbanding terbalik dengan massa benda.

KeteranganF = gaya yang bekerja pada benda (N)

m = massa benda (kg)

a = percepatan benda (m/s2)

c. Hukum III Newton

Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya sama dengan yang diterima, tapi arahnya berlawanan.

Keterangan

= gaya yang bekerja pada suatu benda

= gaya reaksi benda akibat gaya aksi

4. Pengertian Gaya

Gaya adalah sesuatu sebab yang mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak; atau sebaliknya, yaitu dari bergerak menjadi diam.Gaya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu besarnya, arahnya, dan titik tangkapnya.

5. Menyusun Gaya

Adalah mengganti beberapa buah gaya menjadi sebuah gaya (R). Menyusun gaya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Cara grafis (melukis)

1. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama

2. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama

3. Dua buah gaya yang bekerja pada satu titik tangkap, arahnya berbeda dan membentuk sudut

4. Menyusun gaya dengan metode poligon gaya

b. Cara analitis (menghitung)

1. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama

2. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama

EMBED Equation.3 3. Dua buah gaya yang saling tegak lurus sesamanya

4. Dua buah gaya yang bekerja pada satu titik tangkap, arahnya berbeda dan membentuk sudut

6. Momen

Sebuah momen ialah kegiatan yang dilakukan oleh sebuah gaya sehingga menghasilkan atau cenderung untuk memutar sebuah titik tetap.

M = P . a

KeteranganM = momen gaya (Nm)

P = gaya kopel (N)

a = jarak (m)

7. Kopel

Sebuah kopel terjadi jika dua gaya dengan ukuran yang sama dan garis kerjanya sejajar tetapi arahnya berlawanan, yang keduanya cenderung menimbulkan perputaran.8. Pengertian Kesetimbangan

Syarat kesetimbangan adalah jumlah momen-momen gaya terhadap titik kesetimbangan sama dengan nol.

9. Usaha

Usaha gaya adalah perkalian antara gaya dengan jarak yang ditempuh.

Usaha Beban = Usaha Gaya

Jika beban L kg dipindahkan sejauh X meter, dengan gaya K kg, dan gaya tersebut berpindah Y meter, maka:

10. Poligon Gaya

Untuk menyelesaikan soal-soal kesetimbangan gaya yang mempunyai lebih dari tiga gaya sebidang tidak sejajar, maka biasanya menggunakan hukum poligon gaya yang merupakan perluasan dari hukum segitiga gaya.

11. Kesetimbangan pada Benda Miring

Pada kesetimbangan suatu benda yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan pada benda miring, tingkat gesekan sangat kecil, jadi diabaikan. tapi dalam kenyataannya, tingkat gesekan mempunyai pengaruh. Gaya yang ditimbulkan oleh gesekan dapat diabaikan, jadi ada mgtiga gaya lain yang bekerja yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Tarikan grafitasi vertical ke bawah, besarnya sama dengan mg.N

b. Reaksi R Newton antara massa dan bidang, bekerja dalam arah 900 terhadap bidang luncur.

c. Gaya pengimbang F Newton, diperlukan untuk mengadakan kesetimbangan.

Diagram vektor berbentuk segitiga siku, dimana:

Jika gaya F bekerja horizontal, maka:

12. Kesetimbangan pada Pembebanan

III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Salam pembukaan

Presensi siswa

Penjelasan awal/memberikan gambaran tentang materi2. Kegiatan Inti

Penjelasan mengenai besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan, hukum Newton I, II, dan III Menjelaskan Gaya momen dan kopel

Mendemonstrasikan diagram benda bebas dan keseimbangan

Menjelaskan konsep tegangan

Penjelasan pengertian gaya.

Penjelasan cara menyusun gaya secara grafis maupun analitis.

Penjelasan pengertian penjumlahan gaya.

Penjelasan pengertian momen gaya dan kopel.

3. Kegiatan Akhir

Memberikan kesimpulan dari penjelasan materi diatas

Evaluasi/penugasan

Salam penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan Belajar

RPP

Buku acuan

Papan tulis

2. Sumber Belajar

Umaryadi, Pengetahuan Dasar Teknik Mesin, Yudhistira, 2005 Modul bahan ajar

VI. Penilaian

1. Presensi

: Kehadiran dan keaktifan siswa dikelas

2. Jenis

: - Tes tertulis

- Penugasan

3. Kriteria keberhasilan: 70TES TERTULIS:

NoPertanyaanSkor

1Jelaskan yang dimaksud dengan besaran!10

2Jelaskan perbedaan besaran pokok dengan besaran turunan!10

3Sebutkan macam-macam sistem satuan!10

4Jelaskan pengertian Hukum Newton sertakan rumusnya! (pilih satu saja)10

5Terangkan tentang menyusun gaya secara analitis/menghitung!10

6Apakah yang dimaksud dengan momen?10

7Dua buah gaya masing-masing 20 N dan 10 N, bekerja pada satu titik materi. Berapa Resultannya jika kedua gaya tersebut membentuk sudut 00?10

8Sama dengan diatas, tapi sudutnya 600?10

9Sebuah batang A-B dengan panjang 120 cm untuk menaikkan benda seberat 80 kg dengan gaya 20 kg. Dimana letak titik tumpu agar benda tersebut dapat diangkat dengan setimbang?10

10Buatlah sudut-sudut istimewa kedalam tabel!10

JAWAB:

1. Besaran adalah sesuatu yang ditentukan besarnya.

2. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu, sedangkan besaran turunan adalah besaran yang satuannya ditetapkan berdasarkan satuan-satuan besaran pokok.

3. Macam-macam sistem satuan, yaitu:

a. sistem satuan dinamis (sistem cgs, sistem mks)

b. sistem satuan statis (sistem satuan statis kecil, sistem satuan statis besar)

c. sistem satuan Inggris.

4. Hukun I Newton / Hukum Kelembaman

Setiap benda akan bergerak lurus beraturan atau diam jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu

KeteranganF = gaya yang bekerja pada benda (Newton)

5. Menyusun gaya secara analitis (menghitung):

a. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama

b. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama

EMBED Equation.3 c. Dua buah gaya yang saling tegak lurus sesamanya

d. Dua buah gaya yang bekerja pada satu titik tangkap, arahnya berbeda dan membentuk sudut

6. Sebuah momen ialah kegiatan yang dilakukan oleh sebuah gaya sehingga menghasilkan atau cenderung untuk memutar sebuah titik tetap.

7. DiketahuiP1 = 20 N

P2 = 10 N

= 00 Ditanya R = .?

Jawab:

8. DiketahuiP1 = 20 N

P2 = 10 N

= 600 Ditanya R = .?

Jawab:

9.

Jadi, agar benda bisa diangkat dengan setimbang, maka titik tumpunya adalah 24 cm dari titik A

10. Sudut-sudut istimewa:

00300450600900

Sin0

1

Cos1

0

Tan0

1

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: Pengukuran Kelas/Semester

: X / 1

Pertemuan ke-

: Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Memahami dasar-dasar kejuruan mesin

Kompetensi Dasar

: Menerangkan komponen/elemen mesin

Indikator:

1. Pengetahuan/pemahaman terhadap komponen sambungan mesin

2. Pengetahuan/pemahaman terhadap poros dan aksesorisnya

3. Pengetahuan/pemahaman terhadap komponen penerus daya fleksibel

4. Pengetahuan/pemahaman terhadap komponen kopling gesek dan rem5. Pengetahuan/pemahaman terhadap komponen roda gigiI. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mengetahui komponen sambungan baut, sambungan keling, sambungan las.

2. Siswa mengerti fungsi dan prinsip kerja poros dan aksesorisnya dengan benar.

3. Siswa mengetahui beban utama pada poros.

4. Siswa mengetahui jenis-jenis bantalan

5. Siswa mengerti fungsi dan prinsip kerja sabuk dan rantai dengan benar.

6. Siswa mengerti kelebihan dan kekurangan penerus daya sabuk dan rantai

7. Siswa mengerti jenis-jenis sabuk dan rantai

8. Siswa mengerti fungsi dan prinsip kerja kopling gesek dan rem dengan benar.

9. Siswa mengerti jenis-jenis kopling gesek dan rem.

10. Siswa mengerti istilah dalam roda gigi dengan benar.

11. Siswa mengerti fungsi dan prinsip roda gigi dengan benar.

12. Siswa mengerti jenis-jenis roda gigi dengan benar

II. Materi Ajar

1. Sambungan

Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.

Macam-macam sambungan adalah sebagai berikut:

a. Sambungan tetap yaitu sambungan yang hanya dapat dilepas dengan cara merusaknya. Contohnya sambungan keling dan las.

b. Sambungan tidak tetap yaitu sambungan yang dapat kita lepas dan bongkar tanpa merusak sesuatu. Contohnya sambungan pasak dan ulir.

2. Sambungan Baut

Macam-macam baut yang sering digunakan untuk membuat sambungan yaitu: baut tanpa kepala, baut tanpa kepala dengan lubang pasak, baut dengan kepala, baut dengan kepala dan lubang pasak, baut dengan tap berulir, baut tanam dengan moncong.

Fungsi sambungan baut antara lain:

a. Pengaman bagian atas dan bawah suatu kotak roda gigi.

b. Untuk pengaturan kekutan putar atau kekuatan luncur dari naf terhadap poros.

c. Untuk sambungan fleksibel atau bantalan dari sirip, batang, piringan, dan rol, dengan bautnya menembus kedalam suatu dudukan kuat dari bagian dan dipegang dalam dudukan luncur dari bagian yang lain.

d. Untuk penghenti dari pegas, batang dan semacamnya.

e. Untuk pembatasan gaya.

f. Untuk pengaman dari sekrup, mur dan baut.

Ulir Standar (American National atau Unified) dan ulir ISO (International Standard Organization) mempunyai sudut ulir 60(.

Keterangan : d = diameter utama

dm = diameter puncak

dr = diameter minor

P = jarak puncak ulir

Ulir Metrik (ISO) : M 12 x 1,75

3. Sambungan Keling

Digunakan untuk menyambung pelat dan batang profil.

Fungsi dari sambungan keling adalah:

a. Sebagai sambungan kekuatan dalam konstruksi baja dan logam ringan (konstruksi bertingkat, konstruksi jembatan, dan konstruksi pesawat angkat) pada setiap konstruksi mesin pada umumnya.

b. Sebagai sambungan kekuatn kedap dalam konstruksi ketel (ketel, tangki, dan pipa dengan penurunan tinggi).

c. Sebagai sambungan kedap untuk tangki, cerobong asap pelat, pipa penurunan dan pipa pelarian yang tidak memiliki tekanan.

d. Sebagai sambungan paku untuk kulit pelat (konstruksi kendaraan dan konstruksi pesawat terbang).

Bentuk-bentuk kampuh keling:

a. Kampuh berimpit

b. Kampuh bialh tunggal

c. Kampuh bilah ganda

Penerapan sambungan keling:

a. Sambungan kuat (sambungan keling kerangka bangunan, jembatan)

b. Sambungan kuat dan rapat (sambungan keling ketel uap, tangki, dinding kapal)

c. Sambungan rapat (sambungan tangki zat cair dan bejana tekanan rendah)

4. Sambungan Las

Mengelas adalah menyambung logam dengan logam, dimana tempat-tempat yang akan disambung dipanaskan dulu. Cara memanasi tempat yang akan disambung antara lain dengan dapur tempa, api dari gas (las otogin atau las karbit), las listrik.

Macam-macam kampuh las:

1. Kampuh tepi

2. Kampuh V terbuka

3. Kampuh V tertutup

4. Kampuh X

5. Kampuh U

5. PorosPoros adalah sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhatikan kekuatan poros, putaran kritis, korosi serta bahan poros. Macam-macam poros menurut pembebanannya yaitu: poros transmisi, spindle dan gandar.

Untuk menumpu poros berbeban, maka digunakan bantalan, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan tahan lama. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi bantalan luncur dan bantalan gelinding. Sedangkan berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi bantalan radial, bantalan aksial, bantalan gelinding khusus.

6. Penerus Daya

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran daya yang lain dapat diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau spoket pada poros.

Macam-macam sabuk pemindah yaitu: transmisi sabuk dasar dan transmisi sabuk Y.

Rantai sebagai pemindah gaya pada mesin dibedakan menjadi: rantai gall, rantai bus, rantai bus rol, rantai kait pen dan rantai morse.

Macam-macam roda rantai, yaitu: roda rantai tunggal, roda rantai ganda, dan roda rantai jajar.

7. Kopling dan Rem

Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau sebagai sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut.

Macam-macam kopling, yaitu: kopling tetap (kopling tetap baku, kopling fleksibel, kopling universal) dan kopling lepas (kopling bergerigi dan kopling gesek).

Rem berfungsi untuk menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros, dan mencegah putaran yang tidak dikehendaki.

8. Roda gigi

Roda gigi diklasifiaksikan menurut letak poros, arah putaran, dan bentuk jalur gigi. Transmisi roda gigi mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar.

Jenis-jenis roda gigi antara lain: roda gigi cacing, roda gigi kerucut, roda gigi lurus, roda gigi heliks dan batang bergerigi miring, roda gigi payung.

III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Salam pembukaan

Presensi siswa

Penjelasan awal/memberikan gambaran tentang materi2. Kegiatan Inti

Penjelasan mengenai sambungan (sambungan baut, keling dan las)

Penjelasan fungsi dan prinsip kerja poros dan aksesorisnya.

Penjelasan tentang beban utama pada poros.

Penjelasan jenis-jenis bantalan.

Penjelasan fungsi dan prinsip kerja sabuk dan rantai.

Penjelasan kelebihan dan kekurangan penerus daya sabuk dan rantai.

Penjelasan jenis-jenis sabuk dan rantai

Penjelasan fungsi dan prinsip kerja kopling gesek dan rem.

Penjelasan tentang jenis-jenis kopling gesek dan rem

Penjelasan istilah dalam roda gigi.

Penjelasan fungsi dan prinsip roda gigi.

Penjelasan jenis-jenis roda gigi

3. Kegiatan Akhir

Memberikan kesimpulan dari penjelasan materi diatas

Evaluasi/penugasan

Salam penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan Belajar

RPP

Buku acuan

Papan tulis

2. Sumber Belajar

Umaryadi, Pengetahuan Dasar Teknik Mesin, Yudhistira, 2005

Modul bahan ajar

VI. Penilaian

1. Presensi

: Kehadiran dan keaktifan siswa dikelas

2. Jenis

: - Tes tertulis

- Penugasan

3. Kriteria keberhasilan: 70

Tes Tertulis:

NoPertanyaanSkor

1Jelaskan pengertian sambungan!10

2Sebutkan dan jelaskan macam-macam sambungan!10

3Jelaskan tentang sambungan baut!10

4Jelaskan fungsi sambungan baut!10

5Apa sambungan keling itu?10

6Sebutkan macam-macam kampuh keling!10

7Gambarkan bentuk-bentuk kepala paku keling!10

8Sebutkan macam-macam pengelasan!10

9Pada sebuah batang baja:

Diketahui :P = 10 ton = 10.000 kg

a = 18 cm b = 30 cmBaut 1,2,3 dan 4 = M12 x 1,75

Ditanya :(a). r (resultan)

(b). Momen (M)

P

10

1010

Diketahui : diameter paku = 16 mm

Jawab:

1. Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.

2. Macam-macam sambungan adalah sebagai berikut:

a. Sambungan tetap yaitu sambungan yang hanya dapat dilepas dengan cara merusaknya. Contohnya sambungan keling dan las.

b. Sambungan tidak tetap yaitu sambungan yang dapat kita lepas dan bongkar tanpa merusak sesuatu. Contohnya sambungan pasak dan ulir.

3. Sambungan baut merupakan jenis sambungan yang paling sederhana dan paling tua dari sambungan konstruksi mesin. Sambungan ini dilakukan dengan cara suatu pasak melintang atau baut dipasang pada suatu lubang, yang menembus masuk bagian konstruksi yang disambungkan.

4. Salah satu fungsi sambungan baut adalah sebagai pengaman bagian atas dan bawah suatu kotak roda gigi.

5. Sambungan Keling digunakan untuk menyambung pelat dan batang profil.

6. Macam-macam kampuh keling, yaitu:

Kampuh berimpit

Kampuh bilah tunggal

Kampuh bilah ganda

7. Gambar bentuk-bentuk kepala paku keling

8. Macam-macam pengelasan antara lain dengan dapur tempa, api dari gas (las otigin), dan las listrik.

9. Agar batang P tidak melengkung / bengkok ke bawah, maka diberi gaya momen.

M = Gaya x jarak ( M = P x L

M = P ( b + .a )

Mencari titik momen / titik berat dari sekelompok baut:

Diagram benda bebas

x =

y =

catatan :

x i dan y i adalah jarak dari masing-masing titik pusat baut.

mencari harga x dan y pada jarak yang telah ditentukan :

x 1 = 0 cm y 1 = 18 cm

x 2 = 18 cm

y 2 = 18 cm

x 3 = 0 cm

y 3 = 0 cm

x 4 = 18 cm

y 4 = 0 cm

luas penampang masing-masing baut ( A ) :

A1 = A2 = A3 = A4 =

=

= 113,04 cm

Jadi harga : x = 9 cm

y = 9 cm y

1 2

r1 r2

18 G

y= 9 r3 r4

x =9 x

18

mencari luas segi tiga dengan menggunakan Dalil Phytagoras :

A=

jadi : x = 9 atau (18 x)

r1 = r2 = r3 = r4 =

=

= 12,72 cm

(b). Momen (M) :M = P ( 9 + b ) 1 ton = 1000 kg

M = 10.000 kg (9 cm + 30 cm)

M = 39.000 kg.cm10. Titik berat O dari sistem paku keling dapat ditentukan berdasarkan simetris :

Fc

C FC B

FC rC rB FB FB FB

M O

FD rD V rA

FD D A

FD FA FA

FA

V = 16 KN

M = 16 x (425) = 6800 N.m

rA = rB = rC = rD = r = + (75) = 96 mmGaya geser pada paku karena adanya gaya lintang :

FA = FB = FC = FD = F = = = 4 KN

Gaya geser pada paku akibat Momen :

FA = FB = FC = FD = F = = = = 17,7 KN

a. Gaya-gaya resultan :

FA = FB = 21 KN

FC = FD = 13,8 KN

b. Paku A dan B memikul gaya yang paling besar :

=

=

= 104 MN / m

c. Oleh karena kanal lebih tipis dari pada plat Utama, maka tekanan yang terbesar adalah terhadap kanal, luas permukaan yang mendapatkan tekanan :

A = td = (10). (16) = 160 mm

( = = = 131 MN / m

d. Tegangan lentur kritis pada batang terjadi pada penampang yang sejajar dengan sumbu y dan melalui paku A dan B. Pada penampang tersebut, momen lentur yang terjadi :

M = 16 (300 + 50) = 5600 N.mMomen inersia pada penampang ini :

I = I batang - 2 ( I batang + (r) A )

= - 2 ( )

= 8,26 x 10 mm

maka : ( = = (10)

( = 67,8 MN / m

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: Pengukuran Kelas/Semester

: X / 1

Pertemuan ke-

:

Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Memahami dasar-dasar kejuruan mesinKompetensi Dasar

: Menerangkanmaterial dan kemampuan prosesIndikator:

1. Mengetahui berbagai material logam dan kemampuan proses.

2. Mengetahui berbagai material non logam dan kemampuan prosesI. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mengetahui macam-macam material logam dan kemampuan proses2. Siswa mengetahui macam-macam material non logam dan kemampuan prosesII. Materi Ajar

a. Material logam dan kemampuan proses Bahan logam adalah suatu unsur kimia yang memiliki sifat khas yaitu kuat (tahan terhadap benturan), liat (dapat ditarik), keras (tahan goresan), penghantar panas dan listrik yang baik, mengkilat dan memiliki titik leleh yang tinggi. Ada dua macam logam yaitu logam fero dan non ferro. Logam ferro adalah suatu logam yang mengandung unsur besi. Logam non ferro adalah suatu logam yang tidak mengandung unsur besib. Material non logam dan kemampuan proses Bahan non logam adalah suatu unsur yang diperoleh karena pencampuran dari beberapa unsur kimia. Adad dua macam bahan non logam yaitu bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik adalah bahan-bahan yang berasal dari alam. Bahan anorganik bahan-bahan yang terbentuk berasal dari sedimen berbatuan dan bukan dari alamc. Mampu proses suatu mineral Yaitu kemampuan suatu mineral untuk mempertahankan karakteritiknya selama dibentuk menjadi suatu produk. Beberapa hal yang berkaitan dengan kemampuan suatu proses mineral antaralain sebagai berikut; kekuatan, elastisitas, kekakuan, kemampuantempaan, kekerasan, dan daya lenting.III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Salam pembukaan

Presensi siswa

Penjelasan awal/memberikan gambaran

2. Kegiatan Inti

Penjelasan mengenai material logam dan kemampuan proses

Penjelasan mengenai material non logam dan kemampuan proses

3. Kegiatan Akhir

Memberikan kesimpulan dari penjelasan materi diatas

Evaluasi/penugasan

Salam penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan Belajar

a. RPP

b. Buku acuan

c. Papan tulis

2. Sumber Belajar

a. Umaryadi, Pengetahuan Dasar Teknik Mesin 2, Yudhistira, 2005

b. Modul bahan ajar

VI. Penilaian

1. Presensi

: Kehadiran dan keaktifan siswa dikelas

2. Jenis

: - Tes tertulis

- Penugasan

3. Kriteria keberhasilan: 70

Soal :NoSoalScore

1Apakah yang dimaksud dengqan material logam dan nin logam !20

2Sebutkan beberapa contoh logam ferro dan non ferro!20

3Jelaskan penyebab stainleas steel tidak mudah korosi!20

4tuliskan macam-macam plastik termoplastik!20

5Jelaskan kegunaan paltik termosetting20

Jawab

1. Bahan logam adalah suatu unsur kimia yang memiliki sifat khas yaitu kuat (tahan terhadap benturan), liat (dapat ditarik), keras (tahan goresan), penghantar panas dan listrik yang baik, mengkilat dan memiliki titik leleh yang tinggi. Bahan non logam adalah suatu unsur yang diperoleh karena pencampuran dari beberapa unsur kimia

2. Contoh logam ferro : besi tuang, besi tempa, besi lunak, baja karbon sedang, baja karbon tinggi dan baja kecepatan tinggi. Contoh logam nonferro : aluminium, emas ,tembagas, perak, dll3. penyebab steanlies steel tidak mudah berkarat karena ada lapisan pada permukaan logam teersebut yang bisa digunakan untuk mempertahankan kondisi atau keadaan dari logam tersebut

4. macam-macm plastyik termoplastik : polietilen, polivinil klorida, polistirin, poliamid dan poliester

5. kegunaan palastik termosetting biasa digunakan untuk lem kayu lapis, lem, tutup botol, dan alat-alat rumah tangga.

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: Pengukuran Kelas/Semester

: X / 1

Pertemuan ke-

: 7,8Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Memahami proses-proses pembentukan logamKompetensi Dasar

: Menjelaskan proses pengecoran.

Indikator:

1. Teknik pengecoran dengan cetak pasir

2. Teknik pengecoran dengan cetakan khusus

I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan teknik pengecoran dengan cetak pasir

2. Siswa dapat menjelaskan teknik pengecoran dengan cetakan khusus

II. Materi Ajar

1. Proses pembuatan cetakan pasir termasuk proses persiapan dan pengolahan pasir cetak serta alat bantu yang dipakai. Dengan alat bantu tangan atau dengan mekanik2. Berbagai teknik pengecoran khusus seperti: pengecoran dengan menggunakan cetak-an logam, pengecoran sentrifugal, pengecoran presisi dan pengecoran kontinu.

III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. PenugasanIV. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Salam pembukaan

Presensi siswa

Penjelasan awal/memberikan gambaran tentang materi2. Kegiatan Inti

Penjelasan mengenai proses pembuatan cetakan pasir termasuk proses persiapan dan pengolahan pasir cetak serta alat bantu yang dipakai

Penjelasan mengenai berbagai teknik pengecoran khusus seperti: pengecoran dengan menggunakan cetak-an logam, pengecoran sentrifugal, pengecoran presisi dan pengecoran kontinu.

3. Kegiatan Akhir

Memberikan kesimpulan dari penjelasan materi diatas

Evaluasi/penugasan

Salam penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan Belajar

a. RPP

b. Buku acuan

c. Papan tulis

2. Sumber Belajar

a. Umaryadi, Pengetahuan Dasar Teknik Mesin 2, Yudhistira, 2005

b. Modul bahan ajar

VI. Penilaian1. Presensi

: Kehadiran dan keaktifan siswa dikelas

2. Jenis

: - Tes tertulis

- Penugasan

3. Kriteria keberhasilan

: 70

Soal :NOSoalScore

1Apakah kegunaan dari pencampuran pasir 20

2Apakah yang dimaksud dengan pengeciran sebtrifugal20

3Apakah yang dimaksud dengan pengeciran kontinu 20

4Jelaskan kegunaan pengecoran kontinu dengan cetakan kuningan20

5Sebutkan keuntunmgan cetakan invesmen20

Jawab :

1. Unttuk memecah bongkahan-bongkahan pasir setelah pencampuran2. Proses pengecoran yang dilakukan dengan carra menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang berputar sehingga didapatkan coran yang mampat tanpa cacat.3. Proses pengecoran denga cara menuangkan logam cair ke dalam cetakn yang dapat di dinginkan dengan cepat4. karena cetakan kuningan memiliki sifat tidak mudah rusak kena cairan panas dan memiliki daya hantar penas yang tinggi dan tidak lengket dengan baja cair tinggi5. dapat digunakan untuk mengecor bentuk yang rumit dapat diperoleh permukaan yang rata dan halus ketelitian dimensi baik

Benda cor tidak memerlukan pemesinan lanjut

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: Pengukuran Kelas/Semester

: X / 1

Pertemuan ke-

:

Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Memahami proses-proses pembentukan logamKompetensi Dasar

: Menjelaskan proses pembentukan

Indikator:

1. Proses perlakuan panas.

2. Proses pembentuakan panas.

3. Proses pembentukan dingin

I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami proses perlakuan panas

2. Siswa dapat memahami proses pembentuakan panas

3. Siswa dapat memahami proses pembentukan dingin

II. Materi Ajar1. Proses pembentukan panas seperti: rolling, forging, ekstrusi, pembuatan pipa, pembuatan tabung, penarikan dan pemutaran panas

2. Proses pembentukan dingin seperti: penarikan, penekanan, pelengkungan, pengguntingan, proses pembentukan berenergi tinggi, hobb, ekstrusi dan penumbukan peluru

III. Metode Pembelajaran1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. PenugasanIV. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Salam pembukaan

Presensi siswa

Penjelasan awal/memberikan gambaran

2. Kegiatan Inti

a. Penjelasan mengenai proses pembentukan panas seperti: rolling, forging, ekstrusi, pembuatan pipa, pembuatan tabung, penarikan dan pemutaran panas

b. Penjelasan mengenai proses pembentukan dingin seperti: penarikan, penekanan, pelengkungan, pengguntingan, proses pembentukan berenergi tinggi, hobb, ekstrusi dan penumbukan peluru

3. Kegiatan Akhir

Memberikan kesimpulan dari penjelasan materi diatas

Evaluasi/penugasan

Salam penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan Belajar

a. RPP

b. Buku acuan

c. Papan tulis

2. Sumber Belajar

a. Umaryadi, Pengetahuan Dasar Teknik Mesin 2, Yudhistira, 2005

b. Modul bahan ajar

VI. Penilaian

1. Presensi

: Kehadiran dan keaktifan siswa dikelas

2. Jenis

: - Tes tertulis

- Penugasan

3. Kriteria keberhasilan

: 70

Soal :

NoSoalScore

1Sebutkan keuntungan yang diperoleh dari proses pengerjaan panas!20

2Sebutkan jenijenis proses pengerjaan panas!20

3Jelaskan prinsip kerja dari penempaaan rol!20

4Apakah kegunaan dari proses pemutaran panas ?20

5Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada proses penarikan !20

Jawab

1. porositas dalam logam dapt dikurangiketidk murnian dalam bentuk inklusi terpecah-pecah dan tersebar dlm logamsifat-sifat fisis meningkat

2. Rolling, penempaan, Ekstrusi, Pembuatan pipa dan tabung, Penarikan, pemutaran panas, dan cetakan khusus3. bagian bulat akan dirol diberi alur sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Ketika rol berputar batang dijepit oleh alur rol dan didorong kembali dan digiling lagi begitu selanjutnya4. pemutaran panas dilakukan untuk membentuk pelat bulat yang tebal dan besar sealin itu juga untuk menutup ujung pipaWakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: Pengukuran Kelas/Semester

: X / 1

Pertemuan ke-

: Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Memahami proses-proses pembentukan logamKompetensi Dasar

: Menjelaskan proses mesin perkakasIndikator:

1. Tatacara kerja bangku yang benar.

2. Proses pemesinan.

3. Parameter-parameter mesin dan pahat.

4. Proses pembuatan roda gigi.I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan tatacara kerja bangku yang benar.

2. Siswa dapat menjelaskan proses pemesinan.

3. Siswa dapat menjelaskan parameter-parameter mesin dan pahat.

4. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan roda gigi.

II. Materi Ajar

1. Tata cara kerja bangku seperti: palu, ragum, gergaji, pahat tangan, kikir, tap dan keling dingin.

2. Jenis-jenis proses pemesinan seperti; proses bubut, sekrap, gurdi freis dan gerinda.

3. Pengenalan gerak potong dan gerak makan.

4. Pengenalan material pahat..

5. roda gigi.

6. Metode pembuatan roda gigi.III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Salam pembukaan

Presensi siswa

Penjelasan awal/memberikan gambaran tentang materi2. Kegiatan Inti

Tata cara kerja bangku seperti: palu, ragum, gergaji, pahat tangan, kikir, tap dan keling dingin.

Jenis-jenis proses pemesinan seperti; proses bubut, sekrap, gurdi freis dan gerinda.

Pengenalan gerak potong dan gerak makan.

Pengenalan material pahat..

roda gigi.

Metode pembuatan roda gigi.

3. Kegiatan Akhir

Memberikan kesimpulan dari penjelasan materi diatas

Evaluasi/penugasan

Salam penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan Belajar

a. RPP

b. Buku acuan

c. Papan tulis

2. Sumber Belajar

a. Umaryadi, Pengetahuan Dasar Teknik Mesin 2, Yudhistira, 2005

b. Modul bahan ajar

VI. Penilaian

1. Presensi

: Kehadiran dan keaktifan siswa dikelas

2. Jenis

: - Tes tertulis

- Penugasan

3. Kriteria keberhasilan

: 70

Soal :

NoSoalScore

1Sebutkan dan jalaskan bagian bagian mesin bubut20

2Jelaskan proses pemesinan dengan mesin frais20

3Jelaskan proses pemesinan dengan mesin sekrap20

4Sebutkan dan jelaskan perlengkapan mesin frais20

5Sebutkan jenis-jenis pisau potong 20

WakaKur

Sutartiningsih, S.Pd

NIP.19700204200512009Andong, ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd

Kepala Sekolah

M. Agus Sriyono, S.Pd

NBM.919321

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: Pengukuran Kelas/Semester

: X / 1

Pertemuan ke-

: Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)

Kompetensi Dasar

: Mengidentifikasi alat-alat ukur

Indikator:

1. Informasi yang benar mengenai alat-alat ukur sesuai pabrik

2. Alat-alat ukur dapat diklasifikasikan sesuai pengunaanya

I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mengetahui mengenai alat-alat ukur sesuai pabrik yang benar.

2. Siswa dapat mengklasifikasikan alat ukur sesuai dengan penggunaannyaII. Materi Ajar

1. Alat ukur

ALAT UKUR

Yang dimaksud dengan alat ukur di sini adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur secara presisi, yang diperlukan didalam kita melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan otomotif khususnya dan peralatan teknik atau pengerjaan logam lainnya.

Sebenarnya alat ukur dipergunakan hanya alat pengukur jarak, atau panjang, yang hanya karena keperluannya dituntut kekhususan.

Adapun biasanya yang diukur adalah :

Panjang

Celah ( gap atau clearance )

Diameter

Ketebalan

KedalamanYang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Alat ukur Mengingat pengukuran yang dilakukan menuntut kepresisian yang tinggi, maka dalam menggunakan alat alat ukur untuk pemeliharaan dan perbaikan otomotif, harus memperhatikan hal hal sbb :

Pelajari cara pemakaiannya dengan seksama, karena jika tidak, pembacaannya salah

2. Pengelompokan alat-alat ukur

Alat ukur mekanik

Alat ukur pneumatic

Alat ukur elektrik/elektronik

Alat Ukur Yang Banyak Dipergunakan Dial gauge

Micrometer

Mistar geser ( Vernier Calliper )

Jaga alat ukur jangan sampai :

Terbentur

Jatuh

Terkena air

Terkena debu

Terkena minyak pelumas

Dibongkar pasang

Untuk alat ukur tertentu, harus dikalibrasi secara berkalaIII. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. demontrasi/ praktik

3. Tanya jawab

4. Penugasan/diskusi

IV. Langkah- langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal

a. Menjelaskan tentang materi ajar, penggunaan alat ukur, tujuan pembelajaran

b. Apresepsi alat ukur dalam pemeriksaan sebuah benda kerja.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran

: Pengukuran

Kelas/Semester

: X / 1

Pertemuan ke-

:

Alokasi Waktu

: 3 x 45 menit

Standar Kompetensi

: Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools)

Kompetensi Dasar

: Mengunakan alat-alat ukur mekanik

Indikator:

1. Alat ukur mekanik dapat digunakan sesuai dengan fungsinya

I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menggunakan alat ukur mekanik sesuai dengan fungsinya dengan benar.

II. Materi Ajar

1. Pengunaaan alat ukur

KUNCI / WRENCH : Kunci ukuran tetap

Kunci ukuran tidak tetap

2. Fungsi alat ukur mekanik

2. Fungsi alat ukur mekanik :

Cara Penggunaan :

KunciUntuk menjaga agar baut tidak slek ( menjadi bulat )

Gunakan sesuai dengan

ukurannyaUntuk menghindari kecelakaan :

Gunakan dengan menarik kunci

Jika terpaksa harus didorong gunakan telapak tangan 3. Identifikasi alat-alat ukurVernier Calliper Mistar geser atau vernier calliper, yang juga dikenal dengan sebutan scetmaat. Alat ukur ini adalah yang paling sederhana dan paling banyak dipakai diantara alat ukur presisi yang ada.

Pengukuran yang dapat dilakukan :

Pengukuran ketebalan dan diameter luar

Pengukuran diameter dalam

Pengukuran kedalaman

Struktur dan Konstruksi Calliper, yang merupakan batang utama, dimana tertera skala utama ( main scale ) yang biasanya untuk yang menggunakan satuan mm dan inchi, mmtertera di bagian bawah, dan inchi di bagian atas. Sub bagian calliper secara keseluruhan adalah :

Main bar ( batang utama )

Fixed Jaw

Fixed Beak

Vernier, yang dapat digerakkan sepanjang Main Bar Calliper, pada mana tertera skala khusus ( vernier scale ) yang disebut Nonius. Sub bagian vernier adalah :

Clamping screw atau sekrup pengunci, yang berguna untuk mengunci vernier pada calliper di posisi tertentu.

Thumb Position tempat bertumpunya ibu jari kita sewaktu menggeser posisi vernier sepanjang calliper

Sliding jaw

Sliding beak

Depth bar

Penggunaan Fixed Jaw bersama-sama dengan sliding jaw dipergunakan untuk mengukur ketebalan dan atau diameter luar.

Fixed Beak bersama-sama dengan sliding beak dipergunakan untuk mengukur diameter dalam.

Depth Bar dipergunakan untuk mengukur kedalaman

Fixed Jaw bersama-sama dengan sliding jaw dipergunakan untuk mengukur ketebalan dan atau diameter luar.

Fixed Beak bersama-sama dengan sliding beak dipergunakan untuk mengukur diameter dalam.

Depth Bar dipergunakan untuk mengukur kedalaman

Batas Ketelitian Pengukuran

Skala Nonius yang terdapat pada vernier adalah :

39 mm. Dibagi dalam 10 bagian, yang masing-masing bagian dibagi lagi 2 bagian sehingga seluruhnya terdiri dari 20 bagian, dengan skala dari 1 s/d 10

Dengan demikian jarak antara 1 garis skala Nonius adalah 39 mm : 20 = 1,95 mm

Ketelitiannya dapat dibaca dari selisih antara garis skala Nonius terkecil ( 1,95 ) dengan skala utama terdekat ( 2 mm )

Jadi ketelitiannya adalah : 2 mm 1,95 mm = 0,05 mm Sebelum kita menggunakan vernier calliper untuk mengukur sesuatu, sebaiknya kita periksa dahulu kondisi sebelumnya, agar didapat hasil pengukuran yang akurat.

Cara pemeriksaan :

Bersihkan vernier calliper, terutama permukaan fixed jaw, sliding jaw, fixed beak dan sliding beak, dari kemungkinan adanya debu, minyak dsb.

Geser vernier calliper sampai fixed beak dan sliding beak jugafixed jaw dan sliding jaw rapat. Jika perlu dengan depth bar ada di bagian bawah. Dirikan vernier calliper pada suatu permukaan yang benar-benar rata dan tekan sedikit dengan halus sehingga depth bar benar-benar rata dengan ujung bawah main bar, dan dikuncikan clamping screw.

Arahkan vernier caliper sedemikian rupa sehingga menentang sumber cahaya, lihat pertemuan antara :

Fixed jaw dan sliding jaw

fixed beak dan sliding beak

Harus benar-benar rapat, dan tidak terdapat celah sedikitpun, yang dapat kita ketahui dengan adanya cahaya yang menerobos. Bila ada celah berarti ada keausan pada bagian-bagian tertentu.

Lihat skala utama dan skala Nonius, angka 0 pada kedua skala tersebut harus berimpitan, bila tidak berarti jaw sudah aus

Coba geser-geserkan vernier, harus dapat bergeser dengan halus, jika tidak, berarti terdapat kotoran yang melekat, harus dibersihkan.

Waktu mengukur ketebalan atau diameterluar suatu benda, usahakan bagian yang diukur terjepit ditengah-tengah diantara fixed jaw dan sliding jaw, bukan pada bagian ujungnya

Lakukan pengukuran dengan lurus dan tegak, tidak miring.

Pembacaan Baca penunjukan skala utama yang terdekat di bawahnya/sebelum garis 0 skala Nonius

Cari garis skala Nonius yang tepat segaris dengan garis skala utama

Hasil pengukuran adalah angka pada skala utama yang terdekat di bawah / sebelum garis 0 skala Nonius, ditambah dengan angka pada skala Nonius yang garisnya segaris dengan garis skala pada skala utama

Contoh 1 :

Angka skala utama yang terdekat / di bawah 0 ( skala Nonius : 16---16mm

Angka skala Nonius yang segaris dengan skala utama : 3,5---0,3

Pembacaan pengukuran---16,35 mm

Dial Gauge Indicator, yang dilengkapi dengan jarum penunjuk dan angka-angka skala, mirip jam, dan disebut Dial.

Spindle berfungsi sebagai pengindera dari permukaan benda yang diukur, bagian terbawah spindle yang bersentuhan dengan permukaan benda disebut measuring head.

Pemakaian Dial Spindle naik turun sesuai dengan naik turunnya permukaan benda yang diukur

Naik turunnya spindle menggerakkan jarum indikator, yang menunjukkan berapa jauh perubahan atau naik turunnya spindle. Satu putaran penuh jarum besar (360o) adalah sama dengan naik turunnya spindle sejauh 1 mm, lingkar indikator dibagi dalam 100 garis skala, sehingga garis skala terkecil adalah 0,01.

Satu putaran penuh jarum besar menggerakkan jarum kecil sejauh satu garis skala atau sama dengan 1 mm.

Bila spindle bergerak ke atas ( karena permukaan benda yang diukur cembung ) jarum indikator besar bergerak searah jarum jam dan jarum indikator kecil bergerak berlawanan dengan arah jarum jam. Sebaliknya jika spindle turun ( karena permukaan benda yang diukur cekung ) jarum indikator besar bergerak berlawanan arah dengan jarum jam dan jarum indikator kecil bergerak searah jarum jam

Untuk dapat menggunakan dial gauge kita memerlukan magnetic base sebagai pemegangnya, sehingga dapat berdiri dengan kokoh dan mengukur dengan baik.

Persiapan dan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Coba tekan spindle ke atas dan lepas kembali 2 3 kali berulang-ulang, spindle harus dapat bergerak dengan halus, jika tidak dapat bergerak dengan halus atau terdengan suara, jangan dipakai. Untuk menjaga kehalusan gerakan spindle jangan mencoba melumasinya, karena jika diberi minyak pelumas hanya akan menyebabkan kotoran menempel pada permukaannya dan akan merusak.

Tempatkan magnetic base pada permukaan yang rata, dan pasangkan dial gauge pada magnetic base dengan tepat, sehingga keseluruhan dapat terpasang dengan kokoh

Spindle harus tegak lurus terhadap permukaan benda yang diukur

Sebelum melakukan pengukuran yang sebenarnya, gerakkan benda kerja ( yang diukur ) ke kanan-kiri ataumaju-mundur, perhatikan spindle harus dapat bergerak naik-turun dengan halus dan kedua jarum ( besar dan kecil ) dapat berputar ke kanan dan ke kiri dengan mudah

Setelah dial gauge terpasang dengan baik pada magnetic base yang sudah dipasang dengan kokoh, set dial gauge pada permukaan benda yang akan diukur sedemikian rupa sehingga spindlenya tertekan antara 1-2 mm

Putar gelang luar dial gaugesehingga angka 0 nya tepat pada posisi jarum panjang. Akan lebih baik lagi, jika jarum panjang dan angka 0 tersebut berada pada posisi jam 12, sehingga pembacaannya dilakukan dengan mudah

Pengukuran dan Pembacaan Sebagaimana sudah dijelaskan, bahwa dial gauge dipergunakan untuk mengukur kerataan permukaan suatu benda. Untuk mengetahui rata tidaknya suatu permukaan sedikitnya kita harus membandingkan 2 titik yang berbeda, semakin banyak titik yang dibandingkan semakin baik.

Untuk tujuan itu, pada pengukuran kerataan permukaan mendatar, kita dapat meggerakkan dial gaugenya atau menggerakkan benda kerjanya. Dan untuk mengukur kerataan permukaan melengkung atau kebulatan suatu benda kerja, benda kerjanya yang diputar

Pembacaan Dalam pengukuran run out commutator motor starter, setelah armatture assy diputar, ternyata didapat hasil pengukuran sebagai berikut :

Pergerakan jarum panjang ke kiri maximum---0,06 mm

Pergerakkan jarum panjang ke kanan maximum---0,32 mm

Total penyimpangan max---0,38 mm

Sedangkan limit servicenya adalah 0,4 mm, sehingga dari hasil pengukuran tersebut, dapat kita menyimpulkan bahwa commutator tersebut masih dapat digunakan

Dalam pengukuran kelengkungan disc rem, didapat hasil pengukuran sbb:

Pergerakan jarum panjang ke kiri max---0,10 mm

Pergerakan jarum panjang ke kanan max---0,15 mm

Total penyimpangan max---0,25 mm

Sedangkan limit servicenya : = mm. Dari hasil pengukuran tsb, kita dapat menyimpulkan bahwa disc tersebut harus diganti

Micrometer Micrometer adalah salah satu dari alat ukur presisi tinggi yang banyak dipakai dalam pemeliharaan dan perbaikan otomotif, diantaranya untuk pengukuran diameter piston, pin, crankshaft, tappet dll.

Ketelitian pengukuranya sama dengan dial gauge yaitu 0,01 mm (1/100), dengan sedikit pengalaman dalam pemakaiannya kita dapat membacanya sampai ketelitian 0,005 mm (5/1000) bahkan s/d 0,001 mm (1/1000 = 1 =1micrometer)

Terdapat 2 macam micrometer yaitu :

Micrometer luar

Micrometer dalam

Yang paling banyak dipakai adalah micrometer luar, selanjutnya yang akan dibicarakan terbatas pada micrometer luar tersebut.

Konstruksi dan Struktur

Konstruksi, struktur dan bagian-bagian micrometer secara terperinci terlihat pada gambar di atas.

Benda yang akan diukur dijepit antara anvil dan spindle, dimana anvil adalah bagian yang diam dan spindle yang dapat duigerakkan, untuk menggerakkannya dilakukan dengan memutar racheHal hal yang Harus Diperhatikan Dalam melakukan pengukuran, pegang frame micrometer dengan tangan kiri, dan putar rachet dengan tangan kanan. Akan lebih baik lagi bila micrometernya dipegang dengan dudukannya, sehingga tangan kiri kita dapat dengan bebas memegang benda kerja.

Untuk menepatkan pengukuran, putar rachet bukan tinble, karena jika tinblenya hasil pengukurannya tidak tepat.

Setelah benda kerja terjepit anvil dan spindle, rachet diputar terus beberapa putaran.

Bersihkan benda kerja yang akan diukur, dari kemungkinan adanya kotoran, minyak bekas terbakar dsb.

Benda yang akan diukur dan micrometer harus saling tegak lurus.

Untuk merapatkan atau meregangkan anvil dan spindle, jangan dilakukan dengan cara memegang tinble kemudian memutar framenya. Cara yang benar adalah, tangan kiri memegang frame dan rachet diputar dengan tangan kanan.

Jangan melumasi micrometer.

Mengkalibrasi Sebelum kita menggunakan micrometer, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, kita harus memastikan dulu bahwa pada waktu dan spindle bersentuhan penuh. Angka 0 pada sleeve harus tepat segaris dengan 0 pada thinble, jika tidak kita harus mengkalibrasinya terlebih dahulu.

Kalibrasi

Bila angka 0 pada thinble tidak dapat mencapai angka 0 pada sleeve bersihkan dulu permukaan spindle dan anvil dengan kertas, kemungkinan ada debu, minyak atau kotoran lain yang menghalangi. Jika sudah dibersihkan ternyata tetap tidak dapat tepat, harus dikalibrasi dengan cara seperti yang akan dijelaskan berikut ini

Bila penyimpangannya kurang dari atau sama dengan 0,01 mm (satu garis skala thinble) :

Rapatkan anvil dan spindle

Kuncikan clamp lever lock

Gerakkan sleeve dengan menggunakan spanner khusus yang tersedia :

Searah jarum jam jika 0 pada thinble melewati garis pada sleeve

Berlawanan dengan jarum jam, jika garis 0 pada thinble tidak dapat mencapai garis sleeve

Bila penyimpangannya lebih dari 0,01 mm :

Rapatka anvil dan spindle

Kuncikan clamp lever lock

Kendorkan rachet stop dengan menggunakan spanner khusus yang tersedia

Gerakkan thinble :

Searah jarum jam, jika garis 0 pada thinble tidak dapat mencapai garis sleeve

Berlawanan dengan jarum jam, jika ternyata belum tepat, ulangi langkah kalibrasi di atas

Keraskan kembali rachet stop

Periksa kembali hasil kalibrasi, jika ternyata belum tepat, ulangi langkah-langkah kalibrasi tersebut di atas.

Pembacaan Hasil pengukuran dengan micrometer dapat dibaca dengan melihat angka dan skala yang terdapat pada sleeve dan thinble.

Skala yang terdapat pada sleeve :

Jarak antara setiap garis skala, baik yang atas maupun yang bawah adalah 1 mm.

Setiap 5 garis skala atas dibuat lebih panjang dan terakan angka deret tambah 5, mulai dari 0, 5, 10, dst.

Garis skala bawah diterakan tepat ditengah-tengah antara 2 garis skala atas, sehingga walaupun jarak antara garis skalanya 1 mm, garis skala bawah ini adalah indikator 0,5 (1/2) mm.

Skala yang terdapat pada thinble :

Garis skala pada thinble melingkar, mengelilingi thinblenya sendiri.

Untuk setiap 5 garis skala dibuat lebih panjang dan diterakan angka deret tambah 5, mulai dari 0, 5, 10, teru hingga 45 dan kembali ke 0, sehingga seluruhnya terdapat 50 garis skala.

Struktur Hubungan Skala Sleeve dan Thinble Bila kita menggerakkan thinble 1 putaran penuh, maka spindle akan bergeser sejauh 0,5 mm, ini ditunjukkan pada skala sleeve.

Sehingga bila kita menggerakkan thinble 2 putaran penuh, spindle akan bergeser sejauh 1 mm, dst. Pada thinble terdapat 50 garis skala, sehingga jarak antara 2 garis skala adalah : 0,5/50 = 0,01 mm

Dan demikian pula, bila thinble berputar sejauh 1 garis skalanya, maka spindle bergeser 0,01 mm

Cara pembacaan micrometer

Tahap 1 : lihat garis skala sleeve atas yang terdekat ke thinble, nilainya adalah nilai yang ditunjukkan dalam mm.

Tahap 2 : lihat garis skala sleeve bawah, dengan ketentuan :

Jika terdapat garis skala antara garis skala atas yang terdekat ke thinble dengan thinble, maka nilainya 0,5 mm

Jika tidak terdapat garis skala antara garis skala atas yang terdekat ke thinble dengan thinble, maka nilainya 0 mm

Tahap 3 : lihat garis skala thinble yang tepat segaris dengan garis sleeve, nilainya adalah nilai yang ditunjukkan dikali 0,01 mm

Hasil pengukuran adalah : tahap 1 + tahap 2 + tahap 3 mm

III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Demontrasi/ praktik

3. Tanya jawab

4. Penugasan/ DiskusiIV. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Salam pembukaan

Presensi siswa

Penjelasan awal/memberikan gambaran tentang materi, Sistem penilaian, tujuan pembelajaran, Apresepsi Penggunaan Alat ukur2. Kegiatan Intia) Eksplorasi

Mempelajari pengantar penggunaan alat ukur dari modul Memeberikan satu topic permasalahan untuk bahan diskusi

Melaksanakan Kerja praktik

b) Elaborasi

Melakukan Diskusi Kelompok

Memeberikan tugas kelompok kerja pada siswa

Melaksanakan pemeriksaan pada benda kerja

Mendiskusikan hasil pemeriksan pada benda kerja

Membuat laporan hasil kerja siswa

c) Konfirmasi

Memberikan umpan balik atas hasil diskusi

Membantu menyelesaikan diskusi

3. Kegiatan Akhir

Memberikan kesimpulan dari penjelasan materi diatas

Evaluasi/menilai hasil pemeriksaan Salam penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. Alat dan Bahan Belajar

a. RPP

b. Buku acuan

c. Papan tulis/ LCD proyektor2. Sumber Belajar

a. Umaryadi, Pengetahuan Dasar Teknik Mesin 2, Yudhistira, 2005

b. Modul bahan ajar

VI. Penilaian

1. Presensi

: Kehadiran dan keaktifan siswa dikelas

2. Jenis

: - Tes tertulis

3.

- Penugasan /praktek4. Kriteria keberhasilan

: 70

Catatan :1. Nilai 7,00 ( lulus baik/ YA ), tepat waktu dan memenuhi standart minimal yang dipersyaratkan

2. Nilai 8,00 ( lulus amat baik / YA ) waktu lebih cepat dan memenuhi standart minimal yang dipersyaratkan.

3. Nilai 9,00 ( lulus istimewa / YA ) waktu lebih cepat dan kwalitas melebihi standart minimal yang dipersyaratkan.NoSoalScore

1Apakah yang dimaksyd dengan alat ukur 20

2Sebutkan macn-macam alat ukur20

3Jelaskan car menggunakan fernier caliper20

4Jelaskan cara membaca alat ukur fernier kaliper20

5Jelaskan cara pemeriksaan alat ukur fernier kaliper 20

Wakakur

Sugiarto,S.Pd

NIP.19690604 199702 1 001Satui ...... Juli 2010

Guru Mata Pelajaran

Sigit Mardi Wibowo, S.Pd NIP. --

Kepala Sekolah

Drs. Firdaus S.U.M.Pd

NIP. 19630520 1994121 001

Jawaban Soal 1. alat ukur adalah alat ukur di sini adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur secara presisi, yang diperlukan didalam kita melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan otomotif khususnya dan peralatan teknik atau pengerjaan logam lainnya.

Sebenarnya alat ukur dipergunakan hanya alat pengukur jarak, atau panjang, yang hanya karena keperluannya dituntut kekhususan2. macam alat ukur adalah :

alat ikur mekanik

alat ukur pneumatik

alat ukur elektri

3.cara penggunaan alat ukur fernier kaliper

Fixed Jaw bersama-sama dengan sliding jaw dipergunakan untuk mengukur ketebalan dan atau diameter luar.

Fixed Beak bersama-sama dengan sliding beak dipergunakan untuk mengukur diameter dalam.

Depth Bar dipergunakan untuk mengukur kedalaman

Fixed Jaw bersama-sama dengan sliding jaw dipergunakan untuk mengukur ketebalan dan atau diameter luar.

Fixed Beak bersama-sama dengan sliding beak dipergunakan untuk mengukur diameter dalam.

Depth Bar dipergunakan untuk mengukur kedalaman

4. cara membaca alat ukur fernier kaliper asalah Baca penunjukan skala utama yang terdekat di bawahnya/sebelum garis 0 skala Nonius

Cari garis skala Nonius yang tepat segaris dengan garis skala utama

Hasil pengukuran adalah angka pada skala utama yang terdekat di bawah / sebelum garis 0 skala Nonius, ditambah dengan angka pada skala Nonius yang garisnya segaris dengan garis skala pada skala utama

Contoh 1 :

Angka skala utama yang terdekat / di bawah 0 ( skala Nonius : 16---16mm

Angka skala Nonius yang segaris dengan skala utama : 3,5---0,3

Pembacaan pengukuran---16,35 mm

5. Cara pemeriksaan alat ukur fernier kaliper adalah :

Bersihkan vernier calliper, terutama permukaan fixed jaw, sliding jaw, fixed beak dan sliding beak, dari kemungkinan adanya debu