rplvl,qirupdvl3urylqvl%dqwhq6$/,1$1 · kronologi [2.2] pada tanggal 24 april 2019, pemohon...

55
1-55 KOMISI INFORMASI PROVINSI BANTEN PUTUSAN Nomor:022/VI/KI BANTEN-PS/2019 KOMISI INFORMASI PROVINSI BANTEN 1. IDENTITAS [1.1] Komisi Informasi Provinsi Banten memeriksa, memutus dan menjatuhkan putusan dalam Sengketa Informasi Publik Nomor: 022/VI/KI BANTEN-PS/2019 yang diajukan oleh: Nama : Moch Ojat Sudrajat Alamat : Kp. Narimbang Pasir RT 02/RW 03 Desa Narimbang Mulya, Kec. Rangkasbitung, Kab. Lebak Pekerjaan : Wiraswasta Selanjutnya disebut sebagai Pemohon Terhadap Nama Badan Publik : Biro Umum-Sekretariat Daerah-Provinsi Banten Alamat : Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Jalan Syech Nawawi AL-Bantani, Palima Serang Banten Selanjutnya disebut sebagai Termohon [1.2] Telah membaca surat permohonan Pemohon Telah mendengar keterangan dari Pemohon dan Termohon Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon dan Termohon Telah membaca kesimpulan dari Pemohon dan Termohon S A L I N A N Komisi Informasi Provinsi Banten

Upload: others

Post on 21-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

1-55

KOMISI INFORMASI PROVINSI BANTEN

PUTUSAN

Nomor:022/VI/KI BANTEN-PS/2019

KOMISI INFORMASI PROVINSI BANTEN

1. IDENTITAS

[1.1] Komisi Informasi Provinsi Banten memeriksa, memutus dan menjatuhkan putusan dalam

Sengketa Informasi Publik Nomor: 022/VI/KI BANTEN-PS/2019 yang diajukan oleh:

Nama : Moch Ojat Sudrajat

Alamat : Kp. Narimbang Pasir RT 02/RW 03 Desa Narimbang Mulya, Kec.

Rangkasbitung, Kab. Lebak

Pekerjaan : Wiraswasta

Selanjutnya disebut sebagai Pemohon

Terhadap

Nama Badan Publik : Biro Umum-Sekretariat Daerah-Provinsi Banten

Alamat : Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Jalan Syech

Nawawi AL-Bantani, Palima Serang Banten

Selanjutnya disebut sebagai Termohon

[1.2] Telah membaca surat permohonan Pemohon

Telah mendengar keterangan dari Pemohon dan Termohon

Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon dan Termohon

Telah membaca kesimpulan dari Pemohon dan Termohon

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 2: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

2-55

2. DUDUK PERKARA

A. Pendahuluan

[2.1] Menimbang bahwa Pemohon telah menyampaikan permohonan penyelesaian sengketa

informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Banten pada tanggal 27 Juni 2019, dan

selanjutnya diregister pada tanggal 28 Juni 2019 dengan Nomor: 022/VI/KI BANTEN-PS/2019.

Kronologi

[2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada

Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten selaku PPID

Pembantu pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten melalui surat Nomor: 077/Pri-

KIP/IV/19 Perihal Permohonan Informasi/Dokumen yang dikirimkan melalui jasa pengiriman PT

Pos Indonesia dan diterima pada tanggal yang sama oleh saudara Syarif (berdasarkan bukti lacak

kirim PT Pos Indonesia). Adapun informasi yang diminta yaitu:

1. Dokumen atau yang sejenisnya berupa besaran PAD Provinsi Banten tahun 2017 dan 2018

sebagai dasar acuan perhitungan bersaran prosentase untuk Biaya Operasional Gubernur

dan Wakil Gubernur Banten berdasarkan PP 109 Tahun 2000;

2. Dokumen atau yang sejenisnya tentang penetapan BESARAN PROSENTASE dari PAD

Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 untuk Biaya Operasional Gubernur dan Wakil

Gubernur Banten;

3. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya

Operasional untuk Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

4. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya

Operasional untuk Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

5. Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN

Biaya Operasional untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017

dan 2018

[2.3] Pada tanggal 06 Mei 2019, Termohon memberikan jawaban kepada Pemohon melalui surat

nomor: 045.4/268-TU-Umum/2019 Perihal Jawaban Permohonan Informasi Tertanggal 06 Mei

2019. Adapaun inti dari surat jawaban dari Termohon adalah sebagai berikut:

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 3: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

3-55

1. Besaran PAD Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 sebagai dasar acuan perhitungan

besaran prosentase untuk Biaya Operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.

Informasi yang dimaksud diluar penguasaan kami dan dapat diminta kepada OPD yang

menangani Pendapatan Daerah;

2. Penetapan besaran prosentase dari PAD Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 untuk Biaya

Operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, merujuk kepada Peraturan Pemerintah

Nomor 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Pasal 9 ayat (1);

3. Dokumen atau yang sejenisnya tentang besaran nilai anggaran Biaya Operasional untuk

Gubernur Banten 2017 dan 2018, dapat dikonfirmasikan lebih lanjut;

4. Dokumen atau yang sejenisnya tentang besaran nilai anggaran Biaya Operasional untuk

Wakil Gubernur Banten 2017 dan 2018, dapat dikonfirmasikan lebih lanjut;

5. Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang realisasi penggunaan anggaran Biaya

Operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten tahun 2017 dan 2018 tidak dapat kami

sampaikan karena sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan

Informasi Publik termasuk dalam kategori informasi yang dikecualikan

[2.4] Pada tanggal 09 Mei 2019 Pemohon mengajukan keberatan kepada Bapak Sekretaris

Daerah Provinsi Banten selaku atasan dari PPID Pembantu pada Biro Umum Sekretariat Daerah-

Provinsi Banten, melalui surat nomor: 088/Pri-KIP/V/19 Perihal Pernyataan Keberatan atas

ditanggapi tetapi tidak sebagaimana yang dimintakan oleh Pemohon Informasi Publik yang

dikirimkan melalui jasa pengiriman PT Pos Indonesia dan diterima pada tanggal yang sama oleh

Wowo (berdasarkan bukti hasil lacak kirim PT Pos Indonesia).

[2.5] Pada tanggal 21 Juni 2019 Termohon memberikan jawaban kepada Pemohon melalui surat

nomor 555/127-DKISP.PPID/2019 Perihal Jawaban atas keberatan Informasi Publik tertanggal 21

Juni 2019. Adapaun inti dari surat jawaban dari Termohon adalah permohonan keberatan sudah

ditanggapi oleh PPID Pembantu Biro Umum Setda Provinsi Banten dan Tim Pertimbangan

menguatkan tanggapan PPID Pembantu Biro Umum Setda Provinsi Banten.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 4: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

4-55

[2.6] Pada Tanggal 27 Juni 2019, Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian sengketa

informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Banten dan selanjutnya diregister pada tanggal

28 Juni 2019.

[2.7] Pada tanggal 10 Juli 2019, telah dilaksanakan sidang pemeriksaan awal dengan dihadiri

oleh Pemohon langsung dan Termohon yang yang diwakili oleh Drs. Sukandar, M.Si sebagai

Kabbag Tata Usah pada Biro Umum Setda Provinsi Banten dan Ari Widodo, S.STP.,M.Si sebagai

Kasubbag Tata Usaha Biro & Perpustakaan pada Biro Umum Setda Provinsi Banten berdasarkan

Surat Perintah Tugas Nomor: 090/442-Um/2019 tertanggal 08 Juli 2019 yang ditandatangai oleh

Drs. Ahmad Syaukani, M.Si sebagai Kepala Biro Umum Setda Provinsi Banten.

[2.8] Pada tanggal 15 Juli 2019, telah dilaksanakan mediasi di Kantor Komisi Informasi Provinsi

Banten dengan dihadiri oleh Pemohon langsung dan Termohon yang yang diwakili oleh Ari

Widodo, S.STP.,M.Si sebagai Kasubbag Tata Usaha Biro pada Biro Umum Setda Provinsi Banten

berdasarkan Surat Perintah Tugas Nomor: 090/442-Um/2019 tertanggal 08 Juli 2019 yang

ditandatangai oleh Drs. Ahmad Syaukani, M.Si sebagai Kepala Biro Umum Setda Provinsi Banten

dan Dadi Supriadi sebagai Pelaksana pada Seksi Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik pada

Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian berdasarkan Surat Kuasa Khusus dari Drs.

H. Ahmad Syaukani, M.Si sebagai Kepala Biro Umum Setda Provinsi Banten serta dimediasi oleh

Achmad Nashrudin P, S.IP.,M.Si. Hasil mediasi para pihak sepakat untuk menunda mediasi

sampai hari Rabu tanggal 31 Juli 2019 Pukul 13.30 WIB.

[2.9] Pada tanggal 31 Juli 2019, telah dilaksanakan mediasi kedua di Kantor Komisi Informasi

Provinsi Banten dengan dihadiri oleh Pemohon langsung dan Termohon yang yang diwakili oleh

Agus Sunendar, S.H sebagai Kepala Sub Bagian Sengketa Hukum, Biro Umum Setda Provinsi

Banten, Ari Widodo, S,STP,M.Si sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro & Perpustakaan,

Biro Umum Setda Provinsi Banten dan Dadi Supriadi sebagai Pelaksana pada Seksi Pelayanan

Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian

berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 180/327-Umum/2019 yang ditandatangani oleh Drs. H.

Ahmad Syaukani, M.Si sebagai Kepala Biro Umum Setda Provinsi Banten serta dimediasi oleh

Achmad Nashrudin P, S.IP.,M.Si. Mediasi dinyatakan gagal karena Pemohon menarik diri dari

proses mediasi.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 5: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

5-55

[2.10] Pada tanggal 13 Agustus 2019, telah dilaksanakan Sidang Pembuktian dengan

mendengarkan keterangan dari para pihak yang dihadiri oleh Pemohon langsung dan Termohon

yang diwakili oleh Rahmadi, S.H.,M.Si sebagai Kepala Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi

Manusia pada Biro Hukum Setda Provinsi Banten, Drs. Sukandar, M.Si sebagai Kabbag Tata

Usaha pada Biro Umum Setda Provinsi Banten, Ari Widodo, S.STP.,M.Si sebagai Kasubbag Tata

Usaha Biro & Perpustakaan pada Biro Umum Setda Provinsi Banten dan Dadi Supriadi sebagai

Pelaksana pada Seksi Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi

Informasi Statistik dan Persandian Provinsi Banten, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor:

180/327-Umum/2019 yang ditandatangani oleh Drs. H. Ahmad Syaukani sebagai Kepala Biro

Umum Setda Provinsi Banten.

[2.11] Pada tanggal 20 Agustus 2019, telah dilaksanakan Sidang dengan agenda mendengarkan

keterangan saksi ahli yang dihadiri oleh Pemohon langsung dan Termohon yang diwakili oleh

Rahmadi, S.H.,M.Si dan Ari Widodo, S.STP.,M.Si berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor:

180/327-Umum/2019 yang ditandatangani oleh Drs. H. Ahmad Syaukani.

Alasan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

[2.12] Pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang diberikan oleh atasan PPID

Petitum

[2.13] Meminta Komisi Informasi Provinsi Banten untuk:

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan bahwa informasi yang diminta oleh Pemohon adalah infomasi yang

Terbuka;

3. Memerintahkan kepada Termohon untuk memberikan fotocopy dokumen yang

dimohonkan oleh Pemohon;

4. Apabila Majelis Komisioner Komisi Informasi Provinsi Banten yang menerima,

memeriksa dan mengadili serta memmutuskan Sengketa Informasi ini berpendapat lain

mohon kiranya dapat memutus Sengketa informasi ini dengan seadil-adilnya

sebagaimana azas exaequo et bono, agar dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 6: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

6-55

B. Alat Bukti

Keterangan Pemohon

[2.14] Menimbang bahwa pada sidang Ajudikasi nonlitigasi dengan agenda sidang pemeriksaan

awal tertanggal 10 Juli 2019. Pemohon menyatakan keterangan sebagai berikut:

1. Bahwa benar Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi

Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi

Banten selaku PPID Pembantu pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten;

2. Bahwa informasi yang diminta adalah:

1) Dokumen atau yang sejenisnya berupa besaran PAD Provinsi Banten tahun 2017

dan 2018 sebagai dasar acuan perhitungan bersaran prosentase untuk biaya

operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten berdasarkan PP 109 Tahun

2000;

2) Dokumen atau yang sejenisnya tentang penetapan BESARAN PROSENTASE dari

PAD Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 untuk Biaya Operasional Gubernur

dan Wakil Gubernur Banten;

3) Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya

Operasional untuk Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

4) Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya

Operasional untuk Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

5) Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentan REALISASI PENGGUNAAN

ANGGARAN Biaya Operasional untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi

Banten pada tahun 2017 dan 2018

3. Bahwa menurut Pemohon, dokumen yang dimohonkan oleh Pemohona adalah informasi

yang bersifat terbuka;

4. Bahwa Pemohon tidak memahami maksud “dapat dikonfirmasikan lebih lanjut” yang

terdapat dalam surat jawaban permohonan infomasi dari Termohon.

5. Bahwa setelah adanya surat jawaban dari Termohon, Pemohon dan Termohon tidak ada

komunikasi sama sekali;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 7: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

7-55

6. Bahwa untuk permohonan informasi pada angka 5 yaitu Mengenai SPJ adalah bagian dari

laporan keuangan dan menurut Pemohon adalah informasi yang bersifat terbuka;

7. Bahwa menurut pemahama Pemohon, ketika LKPJ Gubernur sudah disampaikan kepada

DPRD maka itu merupakan dokumen yang bersifat terbuka;

8. Bahwa pada tanggal 9 Mei 2019 Pemohona mengajukan keberatan kepada atasan

Termohon tapi tidak menyampaikan tembusannya kepada Termohon;

9. Bahwa surat jawaban dari Termohon atas keberatan Pemohon sudah diterima oleh

Pemohon pada tanggal 26 Juni 2019;

10. Bahwa tujuan permohonan informasi ini dalam rangka pengawasan dalam hal hal

transparansi dan efektifitas, apakah Biaya Operasional Gubernur itu sudah sesuai dengan

PP No 109 Tahun 2000;

11. Bahwa Biaya Operasioanl yang dimaksud dalam permohonan pemohon adalah apa yang

tercantum dalam PP No 109 Tahun 2000;

12. Bahwa informasi yang diminta mengenai Biaya Operasioanl Gubernur tahun 2017 dan

2018. Apabila informasi biaya operasioanl gubernur tahun 2018 belum bisa diberikan,

minimal informasi Biaya Operasioanl Gubernur tahun 2017 bisa diberikan.

[2.15] Menimbang bahwa pada sidang Ajudikasi nonlitigasi dengan agenda sidang Pembuktian

tertanggal 13 Agustus 2019. Pemohon menyatakan keterangan sebagai berikut:

1. Bahwa laporan pengaduan ke Mabes Polri yang dilakukan Pemohon bukan untuk

melaporkan Pak Gubernur tapi tentang pengelolaan keuangan Biaya Operasionalnya.

Selanjutnya tergantung penyelidikan. Masalah hasil penyelidikan menemukan siapa yang

seharusnya bertanggung jawab biar penyidik yang menentukan;

2. Bahwa yang menjadi dasar laporan ke Mabes Polri oleh Pemohon adalah perda Banten no

4 tahun 2005 pasal 10 yang berbunyi “penganggaran atau tindakan yang berakibat

pengeluaran atas beban belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk tujuan lain

diluar ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan ini dinyatakan melanggara hukum”

3. Bahwa jelas disebutkan dalam PP 109 Tahun 2000, anggaran harus dimasukan kepada

APBD. Sehingga pertanggung jawabannya harus mengacu kepada pengelolaan keuangan

APBD-nya.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 8: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

8-55

4. Bahwa dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 132 dinyatakan bahwa atas belanja

yang bersumber dari APBD harus disertai bukti yang lengkap dan sah. Begitu juga dalam

pergub No 2 Tahun 2018;

5. Bahwa maksud dari “harus disertai bukti yang lengkap dan sah” menurut pendapat

Pemohon bukan hanya sah saja tetapi juga harus lengkap .

6. Bahwa menurut Pemohon menggunakan rekaman sidang awal untuk dijadikan bahan

laporan ke Mabes Polri adalah boleh. Karena, pelaksanaan sidang awal terbuka untuk

umum dan Pemohon meminta rekaman sidang awal malalui mekanisme yang diatur dalam

Undang-Undang KIP, yaitu dengan mengirimkan surat resmi ke KI Banten.

7. Bahwa alasan Pemohon menanyakan besaran Prosentase BPO Gubernur dan Wakil

Gubernur Banten, karena DKI Jakarta menggunakan 0,13% tidak menggunakan 0,15%.

8. Bahwa pelaporan yang dilakukan Pemohon ke Mabes Polri atas nama Organisasi

Perkumpulan Maha Bidik Indonesia dan kedudukan Pemohon pada Organisasi tersebut

adalah sebagai Ketua;

[2.16] Menimbang bahwa pada sidang Ajudikasi nonlitigasi dengan agenda sidang mendengarkan

keterangan saksi tertanggal 20 Agustus 2019 Pemohon tidak menghadirkan saksi, namun

Pemohon menyatakan keterangan sebagai berikut:

1. Bahwa terkait laporan pengaduan oleh Pemohon ke Polisi, posisi terakhir sudah ditunjuk

tim yang akan menangani. Pemohon juga melampirkan LHP BPK RI tahun 2017 dimana

untuk BPO Gubernur dan Wakil Gubernur Banten belum dilakukan audit oleh BPK RI.

Surat-Surat Pemohon

[2.17] Menimbang bahwa Pemohon mengajukan bukti surat/tertulis sebagai berikut:

No. Kode Bukti Bukti

1 Bukti P - 1 Foto copy Asli Kartu Tanda Penduduk (KTP) atas nama Moch Ojat Sudrajat

2 Bukti P - 2

Copy Surat nomor : 099/Pri-UMUM/VI/19 tertanggal 27 Juni 2019 Perihal

Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

3 Bukti P-3 Foto copy dari asli surat nomor : 077/Pri-KIP/IV/19 tertanggal 24 April 2019

Perihal Permohonan Informasi Publik

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 9: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

9-55

4

Bukti P - 4

Foto Copy dari asli surat tanggapan permohonan informasi nomor : 045-

4/168-TU-Umum/2019 tertanggal 06 Mei 2019 Perihal Jawaban Permohonan

Informasi

5 Bukti P - 5

Foto Copy dari asli Copy Surat nomor : 088/Pri-KIP/V/19 tanggal 09 Mei

2019 Perihal Pernyataan Keberatan atas ditanggapi tetapi tidak sebagaimana

yang dimintakan oleh Pemohon Informasi Publik

6 Bukti P - 6

Foto Copy dari asli surat Copy surat tanggapan atas keberatan Pemohon dari

PPID Utama Provinsi Banten Nomor : 555/127-DKISP.PPID/2019 tertanggal

21 Juni 2019 Perihal Jawaban atas keberatan Informasi Publik

7 Bukti P - 7 Foto Copy Peraturan Pemerintah (PP) nomor : 109 Tahun 2000 Tentang

Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah

Bukti P - 8

Foto Copy Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Banten nomor : 4 Tahun 2005

Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah

Provinsi Banten

Bukti P - 9 Foto Copy dari asli Akta Notaris Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA

Bukti P - 10

Foto Copy dari asli Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusai

Republik Indonesia Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum

Perkumpulan Maha Bidik Indonesia

Bukti P - 11

Foto Copy dari asli Formulir Permintaan Informasi Publik rekaman video

sidang sengketa register 022/VI antara Moch Ojat Sudrajat dengan Biro

Umum Setda Banten tertanggal 12 Juli 2019

Bukti P - 12

Copy artikel Tentang Penggunaan Dana Oprasional Dan Dana Biaya

Penunjang Oprasional di DKI Jakarta pada waktu Gubernur AHOK yakni

pengembalian sisa Dana dan jenis penggunaannya disebutkan

Bukti P - 13

Copy Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 45 Tahun 2015 Tentang

Pedoman Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah

Bukti P - 14

Copy dari rilis resmi BPK Samarinda atas TEMUAN atas Penggunaan Dana

Biaya Oprasional Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak Pada

Tahun Anggaran 2013 yang Terindikasi berpotensi digunakan sebagai

tambahan penghasilan Kepala Daerah

Bukti P - 15

Foto Copy Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999

Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme

Bukti P - 16

Foto Copy Surat Penjelasan dari Direktorat Jendral Perbendaharaan Kantor

Wilayah Provinsi Banten nomor : S-287/WPB.11/BD.04 /2019 tanggal 16

Agustus 2019, Perihal Penjelasan atas surat an. Moch Ojat Sudrajat S

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 10: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

10-55

Bukti P - 17

Copy dari bagian PERGUB Banten nomor : 2 Tahun 2018 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Banten

Tahun Anggaran 2018

Bukti P - 18 Copy dari artikel Help Desk Akuntansi Dan Pelaporan keuangan DITJEN

Perbendaharaan Tentang Pengertian Bukti Yang Lengkap dan Sah

Bukti P - 19

Copy dari dokumen hasil AUDIT BPK Perwakilan Provinsi Banten berupa

LHP LKPD Provinsi Banten Tahun 2017, yg membuktikan bahwa atas biaya

oprasional dan Biaya Penunjang oprasional tidak menjadi obyek audit pada

tahun Anggaran 2017

Bukti P - 20

Copy Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2000

Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan Pemberian

Penghargaan Tindak Pidana Korupsi

Bukti P - 21

Copy dari bagian Putusan Komisi Informasi Pusat Nomor : 002/X/ KIP-PS-

A/2010 Tanggal 8 Februari 2011 antara ICW selaku Pemohon dengan

MABES POLRI selaku Termohon

Bukti P - 22

Copy dari Artikel Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia Tentang

UU 14 Tahun 2008 yang dikatagorikan termasuk sebagai UU Tindak Pidana

Korupsi

[2.18] Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti-bukti terlampir, Pemohon

meminta kepada Majelis Komisioner agar memberikan putusan:

1. Menerima dan mengabulkan permohonan permohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan informasi yang dimohon adalah informasi yang bersifat terbuka sehingga

wajib dibuka dan diberikan kepada Pemohon

Keterangan Termohon

[2.19] Menimbang bahwa pada sidang Ajudikasi nonlitigasi dengan agenda sidang pemeriksaan

awal tertanggal 10 Juli 2019. yang diwakili oleh Drs. Sukandar, M.Si sebagai Kabbag Tata Usah

pada Biro Umum Setda Provinsi Banten dan Ari Widodo, S.STP.,M.Si sebagai Kasubbag Tata

Usaha Biro & Perpustakaan pada Biro Umum Setda Provinsi Banten berdasarkan Surat Perintah

Tugas Nomor: 090/442-Um/2019 tertanggal 08 Juli 2019 yang ditandatangai oleh Drs. Ahmad

Syaukani, M.Si sebagai Kepala Biro Umum Setda Provinsi Banten, Termohon menyatakan

keterangan sebagai berikut:

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 11: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

11-55

1. Bahwa benar Termohon menerima surat Permohonan Informasi Publik dari Pemohon

tanggal 24 April 2019;

2. Bahwa pada tanggal 6 mei 2019 Termohon memberikan jawaban kepada Pemohon melalui

surat nomor: 045.4/168-Tu-Umum/2019 perihal jawaban Permohonan Informasi. Adapun

isi dari surat tersebut adalah:

1) Besaran PAD Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 sebagai dasar acuan

perhitungan besaran prosentase untuk Biaya Operasional Gubernur dan Wakil

Gubernur, informasi yang dimaksud diluar penguasaan kami;

2) Penetapan besaran prosentase dari PAD Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018

untuk biaya operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, merujuk kepada

Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pasal 9 ayat (1);

3) Dokumen atau yang sejenisnya tentang Besaran Nilai Anggaran Biaya Operasional

untuk Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018, dapat dikonfirmasikan

lebih lanjut;

4) Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya

Operasional untuk Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018

dapat dikonfirmasikan lebih lanjut;;

5) Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang Realisasi Penggunaan Anggaran Biaya

Operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten tahun 2017 dan 2018 tidak

dapat kami sampaikan karena sesuai Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi Publik termasuk dalam kategori informasi yang

dikecualikan

3. Bahwa yang dimaksud “dapat dikonfirmasikan lebih lanjut” yang terdapat dalam surat

jawaban adalah bisa dibicarakan lebih lanjut dengan Pemohon;

4. Bahwa setelah mengirmkan jawaban kepada Pemohon, Termohon belum melakukan

komunikasi dengan Pemohon;

5. Bahwa berdasarkan pemahaman Termohon dasar pengecualian informasi mengenai SPJ

adalah Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 12: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

12-55

6. Bahwa Termohon mengetahui adanya keberatan dari Pemohon berdasarkan pemberitahuan

dari atasan Termohon;

7. Bahwa setelah dilakukan kordinasi antara PPID Utama dengan PPID Pembantu, Termohon

menjawab keberatan Pemohon dengan surat tertangagl 21 Juni 2019, yang pada intinya

menguatkan jawaban Termohon;

8. Bahwa yang menguasai Besaran PAD Provinsi Banten adalah Badan Pendapatan Daerah

(BAPENDA);

9. Bahwa pengecualian yang ada dalam surat jawaban adalah sepengetahuan Termohon dan

tidak berdasarkan uji konsekuensi;

10. Bahwa informasi yang diminta oleh Pemohon sebenarnya tidak semuanya ada di Biro

Umum, karena ada yang bagian ARTP dan ada bagian Biro Umum.

11. Bahwa informasi yang ada di Biro Umum terkait dengan Biaya anggaran Penunjang

Operasioanal (BPO) Gubernur dan Wakil Gubernur;

12. Bahwa dokumen yang diminta oleh Pemohon pada angka 1, 2, 3 dan 4 tidak dikuasai oleh

Termohon karena dokumen tersebut ditetapkan dengan SK Gubernur, dan ini adanya di

Biro Hukum.

13. Bahwa kewenangan Biro Umum terkait dengan Biaya Operasional Gubarnur dan Wakil

Gubernur hanya dalam hal penganggarannya saja;

14. Bahwa bila ada kegiatan Gubernur dan Wakil Gubernur membutuhkan Biaya Operasional,

tidak berbentuk SPJ tetapi hanya tanda terima saja;

15. Bahwa yang dimaksud dengan tanda terima yang ada di Biro Umum seperti kwitansi;

[2.20] Menimbang bahwa pada sidang Ajudikasi nonlitigasi dengan agenda sidang Pembuktian

tertanggal 13 Agustus 2019 yang diwakili oleh Rahmadi, S.H.,M.Si sebagai Kepala Bagian

Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Biro Hukum Setda Provinsi Banten, Drs. Sukandar, M.Si

sebagai Kabbag Tata Usah pada Biro Umum Setda Provinsi Banten, Ari Widodo, S.STP.,M.Si

sebagai Kasubbag Tata Usaha Biro & Perpustakaan pada Biro Umum Setda Provinsi Banten dan

Dadi Supriadi sebagai Pelaksana pada Seksi Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik pada

Dinas Komunikasi Informasi Statistik dan Persandian berdasarkan Surat Kuasa Nomor: 180/327-

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 13: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

13-55

Umum/2019 tertanggal 11 Juli 2019 yang ditandatangai oleh Drs. Ahmad Syaukani, M.Si sebagai

Kepala Biro Umum Setda Provinsi Banten, Temohon menyatakan keterangan sebagai berikut:

1. Bahwa di media masa dan media online saat ini sedang viral pemberitaan berkaitan Biaya

Penunjang Operasional Gubernur dan Wakil Gubernur. Yang oleh Pemohon melalui

organisasinya Perkumpulan Maha Bidik Indonesia telah dilaporkan ke Bareskrim Mabes

Polri tertanggal 02 Agustus 2019;

2. Bahwa dasar acuan laporan Pemohon melalui organisasinya Perkumpulan Mahabidik

Indonesia adalah video rekaman persidangan awal di Komisi Informasi Provinsi Banten

pada tanggal 10 Juli 2019;

3. Bahwa berdasarkan fakta, Pemohon tidak beritikad baik dan sudah tidak sesuai dengan

tujuan awal dari Permohonan Informasi Publik,

4. Bahwa menurut Termohon, dokumen SPJ adalah dikecualikan karena berkaitan dengan

informasi pribadi yang termasuk pendapatan pribadi gubernur sebagaimana yang terdapat

dalam pasal 6 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008;

5. Bahwa berdasarkan fakta sidang awal sampai mediasi serta yang sedang ramai mengenai

pengaduan Pemohon ke Mabes Polri, Termohon berkesimpulan, Pemohon tidak beritikad

baik sehingga dokumen yang diminta tidak diberikan. Tidak diberikan saja fakta

persidangan sudah dijadikan bahan laporan ke Mabes Polri apalagi diberikan, ini bisa

mengganggu ketentraman di tubuh pemerintahan;

6. Bahwa menurut Termohon Biaya Penunjang Operasioanl (BPO) beda dengan kegiatan

lain, karena BPO DPA-nya berupa Belanja Tidak Langsung (BTL) yang sama

perlakuannya seperti gaji yang cukup dengan tanda terima;

7. Bahwa kelengkapan administrasi pada BPO hanya tanda terima saja bentuknya, kecuali

belanja langsung yang bentuknya kegiatan maka itu harus secara rinci diuraikan

pertanggung jawabannya

8. Bahwa selama ini mengenai BPO Gubernur dan Wakil Gubernur tidak menjadi temuan

BPK;

9. Bahwa permohonan pada angka 1, dan 2, Termohon tidak menguasai karena ini ada di

Bapenda. Permohonan pada angka 3 dan 4 ada dan dikuasai oleh Termohon;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 14: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

14-55

10. Bahwa permohonan angka 2 berdasarkan ketentuan PP No 109 Tahun 2000 pasal 1 huruf

f bahwa PAD diatas 500 Milyar paling rendah 1,25 Milyar dan paling tinggi 0,15 %. Dan

prosentase Gubernur dan Wakil Gubernur Banten masuk di pasal ini karena PAD Banten

sebesar 4,5 Triliun.

11. Bahwa Termohon keberatan atas dilampirkannya Video rekaman sidang awal di KI Banten

sebagai bahan laporan ke Bareskrim Mabes Polri;

[2.21] Menimbang bahwa pada sidang Ajudikasi nonlitigasi dengan agenda sidang mendengarkan

Keterangan Saksi tertanggal 20 Agustus 2019 yang diwakili oleh Rahmadi, S.H.,M.Si dan Ari

Widodo, S.STP.,M.Si berdasarkan Surat Kuasa Khusus dari Drs. H. Ahmad Syaukani, M.Si

tertanggal 11 Juli 2019 yang ditandatangai oleh Drs. Ahmad Syaukani, M.Si. Termohon tidak

menghadirkan saksi namun Termohon menyatakan keterangan sebagai berikut:

1. Bahwa Termohon hanya memohon kepada majelis untuk menolak permohonan informasi

pulik dari Pemohon

Surat-Surat Termohon

[2.22] Menimbang bahwa Termohon mengajukan bukti surat/tertulis sebagai berikut:

1. Bukti T-1 Berita Media dari titik nol, pada hari Selasa tanggal 6 Agustus 2019 yang

meberitakan “Tidak ada SPJ, Biaya Operasional Gubernur dan Wagub

Banten Dilaporkan ke Mabes”

2 Bukti T-2 Berita Media Bantenhits, 6 Agustus 2019,… Moch Ojat Sudrajat mendapat

keterangan Biro Umum Pemprov. Banten yang menyatakan penggunaan dana

operasional gubernur dan wakil gubernur Banten tidak memakai surat

pertanggungjawaban atau SPJ”

3 Bukti T-3 Sinarlampung tanggal 7 Agustus 2019, yang mengatakan “Saya laporkan ke

Mabes Polri, terkait penyimpangan anggaran operasional Gubernur dan

Wakil Gubernur”

4 Bukti T-4 Copy Undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 15: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

15-55

5 Bukti T-5 Copy Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

[2.23] Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti-bukti terlampir, Termohon

pada prinsipnya memohon kepada Majelis Komisioner agar memberikan putusan:

1. Menolak Permohonan yang diajukan oleh Pemohon.

2. Memberikan putusan lain yang seadil-adilnya menurut rasa keadilan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. KESIMPULAN PARA PIHAK

[3.1] Menimbang bahwa Pemohon memberikan Kesimpulan Akhir kepada Komisi Informasi

Provinsi Banten Pada Hari Senin, tanggal 26 Agustus 2019. Sebagai berikut:

Rangkasbitung, 23 Agustus 2019

Kepada Yang Terhormat

MAJELIES KOMISIONER

KOMISI INFORMASI PROVINSI BANTEN YANG MEMERIKSA DAN MENGADILI

SENGKETA INFORMASI PUBLIK,

REGISTER NOMOR : 022/VI/KI BANTEN-PS/2019

Jl. Raya Petir KM. 3 Banjarsari, Kec. Cipocok Jaya

Kota Serang – Banten.

Dengan hormat,

Perkenankanlah dalam kesempatan ini, saya selaku Pemohon Informasi Publik mengajukan

KESIMPULAN dalam Penyelesaian Sengketa Informasi, yang terjadi antara :

Nama : Moch Ojat Sudrajat S

Alamat : Kp. Narimbang Pasir RT 02/RW03 Desa Narimbang

Mulya, Kec. Rangkasbitung – Kab. Lebak. (Bukti P-1)

Selanjutnya disebut …………….……………………………………………………PEMOHON

DENGAN

Nama Badan Publik : Biro Umum – Sekretariat Daerah, Provinsi Banten

Alamat : Komplek Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten

(KP3B) Kec. Curug, Kota Serang – Provinsi Banten.

Selanjutnya disebut ……………………………………………………..…………TERMOHON

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 16: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

16-55

Bahwa Sengketa Informasi Publik diajukan oleh Pemohon melalui Surat Permohonan

Penyelesaian Sengketa Informasi ke Komisi Informasi Provinsi Banten, dengan surat no : 099/Pri-

UMUM/VI/19 tanggal 27 Juni 2019. (Bukti P - 2)

Adapun kronologis permasalahan sehingga Pemohon mengajukan Penyelesaian Sengketa

Informasi dengan Termohon adalah sebagai berikut :

Bahwa Pemohon mengirimkan surat permohonan untuk memperoleh informasi, dengan surat

nomor : 077/Pri-KIP/IV/19 tanggal 24 April 2019 yang ditujukan kepada Kepala Bagian Tata

Usaha Pada Biro Umum – Sekretariat Daerah Provinsi Banten selaku PPID Pembantu di Biro

Umum di Sekretariat Daerah Provinsi Banten, melalui POS Indonesia dan diterima pada tanggal

24 April 2019 berdasarkan hasil lacak POS (Terlampir Hasil Lacak). (Bukti P-3)

Bahwa pada tanggal 08 Mei 2019, Pemohon menerima surat tanggapan dari Termohon dengan

nomor surat : 045-4/168-TU-Umum/2019 tanggal 6 Mei 2019, Perihal : Jawaban Permohonan

Informasi, yang ditandatangani langsung oleh Bapak Drs SUKANDAR, M. Si.(Bukti P – 4)

Bahwa atas tanggapan yang disampaikan oleh Termohon, yang pada intinya menyatakan bahwa

Informasi yang dimintakan oleh Pemohon masuk dalam katagori Informasi yang dikecualikan,

maka Pemohon kemudian mengirimkan surat pernyataan keberatan kepada atasan Termohon,

yakni Sekretaris Daerah Provinsi Banten.

Bahwa Surat Pernyataan Keberatan yang Pemohon kirimkan dengan nomor : 088/Pri-KIP/V/19

tanggal 09 Mei 2019, yang Pemohon kirimkan melalui POS, dan diterima pada tanggal 09 Mei

2019 berdasarkan hasil lacak POS.(Bukti P - 5)

Bahwa pada tanggal 26 Juni 2019, atasan Termohon mengirimkan surat jawaban atas pernyataan

keberatan yang disampaikan oleh Pemohon, dengan surat nomor : 555/127-DKISP.PPID/2019

tanggal 21 Juni 2019, yang pada intinya atasan Termohon menguatkan surat tanggapan yang

dikirimkan oleh Termohon.(Bukti P – 6)

Adapun dokumen yang dimintakan oleh Pemohon adalah berupa copy dokumen :

1. Dokumen atau yang sejenisnya berupa besaran PAD provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018

sebagai dasar acuan perhitungan besaran prosentase untuk biaya oprasional Gubernur dan

Wakil Gubernur Banten berdasarkan PP 109 Tahun 2000; (Bukti P – 7)

2. Dokumen atau yang sejenisnya tentang penetapan BESARAN PROSENTASE dari PAD

provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 untuk biaya oprasional Gubernur dan Wakil

Gubernur Banten;

3. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya

Oprasional untuk Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

4. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya

Oprasional untuk Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

5. Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang REALISASI PENGGUNAAN

ANGGARAN Biaya Oprasional untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten

pada tahun 2017 dan 2018.

Adapun tujuan dari permintaan informasi publik ini adalah :

1. Meningkatkan pengawasan masyarakat dan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan

penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntable

serta dapat dipertanggungjawabkan;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 17: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

17-55

2. Sehingga terwujudnya clean and clear government sebagaimana sering kali diucapkan oleh

Bapak Gubernur Provinsi Banten.

Yang Mulia Majelis Komisioner,

Pada Kesempatan yang baik ini, Saya selaku Pemohon, mengucapkan terima kasih kepada Majelis

Komisioner Komisi Informasi Provinsi Banten, atas dilangsungkannya persidangan dalam

permohonan sengketa informasi yang diajukan oleh Pemohon, dalam suatu ruang pembuktian

yang baik dan adil, dalam persidangan tersebut, para pihak diberikan ruang dan kesempatan yang

cukup serta berimbang, untuk menyampaikan argumentasinya masing – masing, atas

permasalahan yang mengemuka dalam sengketa informasi publik a quo.

Proses persidangan ini telah berlangsung dengan sangat menarik dan penuh dengan argumentasi

konstitusional dan hukum, serta aspek-aspek lain yang melingkupinya, termasuk masalah

sosiologis, perdebatan – perdebatan seputar jaminan konstitusional dan hukum terhadap hak atas

untuk memperoleh informasi publik berupa copy dokumen sebagaimana Pemohon cantumkan baik

dalam surat permohonan untuk memperoleh informasi, Surat Pernyataan Keberatan maupun dalam

surat permohonan penyelesaian sengketa informasi.

Lebih jauh untuk keperluan menyempurnakan seluruh proses persidangan yang telah

dilangsungkan, maka melalui uraian ini, Saya selaku Pemohon akan menyampaikan Kesimpulan

dari permohonan atas proses pemeriksaan di persidangan yang telah berjalan.

Kesimpulan ini sebagai penutup agar dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Majelis

Komisioner Komisi Informasi Provinsi Banten, agar dapat mengambil putusan yang berdasarkan

konstitusi dan aspirasi keadilan yang berkembang di masyarakat, dengan tidak

mengenyampingkan cita hukum lainnya, kepastian dan kemanfaatannya, serta dapat

dipertanggungjawabkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA.

Bahwa dasar Pemohon mengajukan Permohonan kepada Komisi Informasi Provinsi Banten untuk

menyelesaikan Sengketa Informasi Publik ini adalah :

A. KEWENANGAN KOMISI INFORMASI PROVINSI BANTEN

1. Pasal 1 angka (4) Undang – Undang nomor 14 Tahun 2008, Tentang Keterbukaan

Informasi Publik (UU KIP), menyatakan sebagai berikut :

“ Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UU KIP dan

peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk tekhnis standar layanan informasi publik

dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi

nonlitagsi

2. Pasal 26 angka (1) huruf a Undang – Undang nomor 14 Tahun 2008, Tentang

Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), menyatakan sebagai berikut :

“ Komisi Informasi bertugas menerima, memeriksa dan memutus permohonan

penyelesaian Sengketa Informasi Publik memalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi

yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi Publik berdasakan alasan sebagaimana

dimaksud dalam UU KIP”;

3. Pasal 27 angka (3) huruf a Undang – Undang nomor 14 Tahun 2008, Tentang

Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), menyatakan sebagai berikut :

“ Kewenangan Komisi Informasi Provinsi meliputi kewenangan penyelesaian sengketa

yang menyangkut Badan Publik tingkat Provinsi yang bersangkutan.”;

4. Pasal 37 ayat (1) Undang – Undang nomor 14 Tahun 2008, Tentang Keterbukaan

Informasi Publik (UU KIP), menyatakan sebagai berikut :

Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan kepada Komisi Informasi Pusat

dan/atau Komisi Informasi Provinsi dan/atau Komisi Informasi Kabupaten/Kota sesuai

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 18: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

18-55

dengan kewenangannya apabila tanggapan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi dalam proses keberatan tidak memuaskan Pemohon Informasi Publik;

5. Pasal 1 ayat (6) Peraturan Komisi Informasi nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, menyatakan sebagai berikut :

“ Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang selanjutnya disebut

Permohonan adalah upaya penyelesaian sengketa yang diajukan oleh Pemohon

penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi sesuai dengan peraturan

ini. “;

6. Pasal 1 ayat (7) Peraturan Komisi Informasi nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, menyatakan sebagai berikut :

“ Pemohon penyelesaian sengketa informasi publik yang selanjutnya disebut Pemohon

adalah Pemohon atau Pengguna Informasi Publik yang mengajukan Permohonan kepada

Komisi Informasi.”;

7. Pasal 5 Peraturan Komisi Informasi nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, menyatakan sebagai berikut :

“ Penyelesaian Sengketa informasi publik melalui Komisi Informasi dapat ditempuh

apabila :

a. Pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang diberikan oleh atasan

PPID; atau

b. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan yang telah diajukan kepada

atasan PPID dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keberatan diterima

oleh atasan PPID.”;

8. Pasal 6 ayat (4) Peraturan Komisi Informasi nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, menyatakan sebagai berikut :

“ Dalam hal Komisi Informasi Kabupaten/Kota belum terbentuk, kewenangan

menyelesaikan sengketa informasi publik yang menyangkut badan publik tingkat

kabupaten/kota dilaksanakan oleh Komisi Informasi Provinsi.”;

Bahwa sebagaimana ketentuan tersebut diatas maka Komisi Informasi Provinsi Banten memiliki

kewenangan dalam menyelesaikan Sengketa Informasi Publik antara Pemohon dengan Inspektorat

Provinsi Banten.

B. Kedudukan hukum Pemohon ( Legal Standing ).

Bahwa PEMOHON adalah Warga Negara Indonesia, yang saat ini memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP) dengan nomor : 3603282707710003 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi

Banten dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Lebak dan beralamat sesuai KTP di Kp. Narimbang

Pasir RT 002 RW 003 Ds. Narimbang Mulya, Kecamatan Rangkasbitung – Kabupaten Lebak, dan

saat ini bertempat tinggal di Komplek BTN Pariuk Kedung Indah Blok BB No. 46, RT 03 / RW

09 Desa Sukamekarsari, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak – Banten.

Bahwa dasar – dasar hukum Pemohon memiliki hak untuk mengajukan permohonan penyelesaian

sengketa informasi dan memperoleh informasi publik dimaksud adalah sebagai berikut :

1. UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 1 angka (12) menyatakan bahwa : “ Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan

hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur

dalam undang – Undang ini;

2. UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa : Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan

Ketentuan Undang – Undang ini;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 19: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

19-55

3. UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 4 ayat (4) menyatakan bahwa : Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan gugatan ke

pengadilan apabila dalam memperoleh Informasi Publik mendapat hambatan atau

kegagalan sesuai dengan ketentuan Undang – Undang ini;

4. Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Banten Nomor : 4 Tahun 2005 Tentang

Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten,

Pasal 7 ayat (2) yang menyatakan : “ Besarnya Biaya Oprasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah dengan

memperhatikankan azas Keterbukaan, Proporsionalitas, akuntabilitas, efisiensi dan

efektifitas”; (Bukti P – 8)

5. Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Banten Nomor : 4 Tahun 2005 Tentang

Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten,

Pasal 8 ayat (3) yang menyatakan : “ Besarnya biaya penunjang oprasional Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sesuai dengan

potenso Pendapatan Asli Daerah paling rendah Rp 1,25 milyar dan paling tinggi sebesar

0,15 persen dengan memperhatikan azas Keterbukaan, Proporsionalitas, akuntabilitas,

efisiensi dan efektifitas”.

Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan tersebut diatas serta data diri

Pemohon, maka Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk mengajukan

permohonan Sengketa Informasi Publik ini.

C. Kedudukan hukum Termohon ( Legal Standing ).

Bahwa Biro Umum – Sekretariat Daerah Provinsi Banten adalah Badan Publik, hal ini dikarenakan

sampai saat ini untuk oprasionalnya masih menggunakan dana APBD dan Gaji Pegawainya juga

menggunakan dana APBD dan/atau APBN.

Bahwa berdasarkan aturan perundangan – undangan adapun yang dimaksud dengan Badan Publik

adalah :

1. Undang – Undang nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik,

dalam Pasal 1 ayat (3), menyatakan bahwa : “Badan Publik adalah lembaga eksekutif,

legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan

penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau

organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari

anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah,

sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri“;

2. Pasal 1 angka (3) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar

Layanan Informasi Publik, menyatakan sebagai berikut :

“ Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi

dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh

dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran

pendapatan dan belanja daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau

seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau

anggaran pendapatan dan belanja daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri“;

Bahwa TERMOHON dalam hal ini Biro Umum – Sekretariat Daerah Provinsi Banten, memenuhi

ketentuan sebagaimana uraian tersebut diatas, karena keuangannya masih bersumber dari APBD

dan/atau APBN.

Bahwa dengan uraian tersebut diatas maka TERMOHON dalam hal ini Biro Umum – Sekretariat

Daerah Provinsi Banten memiliki legal standing atau kedudukan hukum sebagai TERMOHON

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 20: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

20-55

Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kesimpulan dari Pemohon sebagai berikut :

1. Bahwa Majelies Komisioner Komisi Informasi Banten memiliki Kewenangan untuk

memeriksa dan mengadili sekaligus mengambil putusan atas sengketa informasi publik

antara PEMOHON dengan Inspektorat Provinsi Banten selaku TERMOHON;

2. Bahwa Pemohon memiliki Kedudukan Hukum (Legal Standing) sebagai Pemohon,

karena Pemohon adalah warga negara Republik Indonesia dan memiliki Kartu Tanda

Penduduk yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak.

3. Bahwa TERMOHON, juga memiliki Kedudukan Hukum (Legal Standing) sebagai

Termohon, karena TERMOHON adalah Badan Publik yang untuk oprasionalnya

menggunakan dana dari APBD dan/atau APBN;

4. Bahwa atas pengiriman surat permohonan informasi dari Pemohon, Jawaban dari

Termohon, Pernyataan Keberatan dari Pemohon kepada atasan Badan Publik dan jawaban

/ tidak tanggapan dari atasan Badan publik sesuai dengan batasan WAKTU yang

dipersyaratkan dalam Undang – Undang nomor 14 Tahun 2008 Tentang KIP.

Majelies Komisioner Komisi Informasi yang Mulia,

Bahwa dalam rangka penyelesaian sengketa informasi antara Pemohon dengan Termohon, Komisi

Informasi Provinsi Banten telah melakukan persidangan, untuk itu Pemohon akan sampaikan

dalam Kesimpulan ini Fakta Persidangan yang terjadi, yakni sbb :

D. FAKTA PERSIDANGAN.

1. Sidang Pertama tanggal 10 Juli 2019.

Bahwa pada saat persidangan pertama tanggal 10 Juli 2019, dengan agenda pemeriksaan awal,

baik PEMOHON maupun TERMOHON hadir. TERMOHON diwakili oleh Bapak Sukendar

selaku PPID di Biro Umum – Sekretariat Privinsi Banten dan Bapak Ari Widodo selaku staf di

Biro Umum – Sekretariat Provinsi Banten.

Bahwa dalam persidangan awal tersebut dilakukan khususnya terhadap 4 (empat) hal oleh Majelies

Komisioner KI Banten, yakni :

a. Kewenangan KI Banten dalam menerima, memeriksa, dan memutus perkara a quo;

b. Legal standing Pemohon;

c. Legal Standing Termohon;

d. Batas Waktu Mekanisme Permohonan Informasi Publik Pemohon.

Bahwa pada Persidangan Pertama ini pun sempat dibahas Materi atau pokok permintaan Informasi

Publik yang dimintakan oleh Pemohon, dan berdasarkan keterangan dari Termohon, diketahui

bahwa :

Atas Permintaan Informasi Publik berupa berupa besaran PAD provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 yang dimintakan oleh Pemohon, dijawab oleh Termohon TIDAK

DIKUASAI dan disarankan meminta informasi publik ke BAPENDA atau BPKAD atau

BAPEDA Provinsi Banten, dan Pemohon menyetujui atas pernyataan dari Termohon;

Atas Permintaan Informasi Publik berupa penetapan BESARAN PROSENTASE dari

PAD provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 untuk biaya oprasional Gubernur dan Wakil

Gubernur Banten, yang dimintakan oleh Pemohon. Termohon menyatakan DIKUASAI,

yakni berupa copy SK Gubernur Banten;

Atas Permintaan Informasi Publik berupa BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya Oprasional untuk Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018, yang dimintakan

Pemohon, Termohon menyatakan DIKUASAI, yakni berupa copy SK Gubernur Banten;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 21: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

21-55

Atas Permintaan Informasi Publik berupa BESARAN NILAI ANGGARAN Biaya Oprasional untuk Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018, yang

dimintakan Pemohon, Termohon menyatakan DIKUASAI, yakni berupa copy SK

Gubernur Banten;

Atas Permintaan Informasi Publik berupa Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN Biaya Oprasional untuk Gubernur dan

Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018, yang dimintakan oleh

Pemohon, dan TERMOHON menyatakan bahwa SPJ adalah termasuk dalam dokumen

yang dikecualikan, akan tetapi Termohon belum melakukan uji konsekwensi.

Termohon juga menyatakan bahwa selama ini atas SPJ Biaya Oprasional untuk Gubernur

dan Wakil Gubernur Provinsi Banten, hanya berupa TANDA TERIMA semacam Kwitansi

Penerimaan saja.

Bahwa pada persidangan awal ini, salah seorang Majelies Komisioner sempat mengingatkan

kepada Termohon, tentang beberapa Yurisprudensi dan ketentuan Peraturan Perundang –

undangan yang menyatakan bahwa SPJ adalah dokumen terbuka atau dokumen publik.

Bahwa pada Persidangan awal ini, Majelies Komisioner KI Banten, memutuskan menerima

Permohonan Sengketa Informasi Publik yang diajukan oleh Pemohon dan melanjutkan ke agenda

sidang , yakni MEDIASI pada tanggal 15 Juli 2019.

2. MEDIASI tanggal 15 Juli 2019

Bahwa agenda sidang selanjutnya, yakni agendanya adalah MEDIASI, Mediasi dilakukan pada

tanggal 15 Juli 2019 dan Termohon meminta waktu untuk berkoordinasi dengan pimpinan dan

Pemohon maupun termohon sepakat untuk mengagendakan kembali MEDIASI pada tanggal 31

Juli 2019.

3. Sidang Ketiga tanggal 31 Juli 2019.

Bahwa pada agenda MEDIASI kedua pada tanggal 31 Juli 2019, pihak Termohon menyatakan

bahwa atas SPJ Biaya Oprasional tersebut, hanya berupa TANDA TERIMA berupa KWITANSI

Penerimaan dari pimpinan (Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah) dan Termohon tidak dapat

memberikannya.

Pemohon dalam MEDIASI kedua ini menyatakan apabila memang SPJnya hanya berupa TANDA

TERIMA berupa KWITANSI saja, maka Pemohon meminta TANDA TERIMA berupa

KWITANSI untuk diberikan kepada Pemohon sebagai informasi Publik.

Bahwa karena tidak mencapai kesepakatan, maka Pemohon mengajukan untuk menarik diri dari

MEDIASI, dan disepakati oleh TERMOHON.

Bahwa Mediator KI Banten juga sudah berupaya untuk terjadiya kesepakatan antara Pemohon dan

Termohon, serta menyampaikan hak dan kewajiban dari masing – masing pihak.

Karena Mediasi gagal maka dilanjutkan pada persidangan dengan agenda PEMBUKTIAN.

4. Sidang Keempat tanggal 13 Agustus 2019.

Bahwa agenda sidang keempat ini adalah PEMBUKTIAN, TERMOHON menyampaikan

pernyataan yang pada intinya menganggap meminta kepada Majelis Komisioner yang memeriksa

dan mengadili serta memutuskan perkara a quo untuk menolak Permohonan Sengketa Informasi

Publik yang diajukan oleh Pemohon karena menganggap Pemohon sebagai Pemohon yang tidak

mempunyai itikad tidak baik, karena melakukan pelaporan ke Bareskrim Mabes Polri dengan

menggunakan bukti rekaman vidio sidang di KI Banten pada persidangan pemeriksaan awal atau

sidang pertama tanggal 10 Juli 2019, dengan menggunakan lembaga milik Pemohon, yakni

Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 22: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

22-55

Bahwa salah seorang Majelies Komisioner sempat mempertanyakan kepada Termohon apakah

merasa keberatan atau tidaknya akan penggunaan vidio persidangan di KI Banten dijadikan bukti

pelaporan ke Bareskrim Mabes Polri.

Bahwa pihak Termohon menyatakan keberatan dengan penggunaan vidio persidangan di KI

Banten yang digukan sebagai barang bukti pelaporan oleh Pemohon, yang sebelumnya tidak

meminta ijin kepada Termohon, dan Termohon tetap berpendapat bahwa atas penggunaan Dana

Biaya Penunjang Oprasional Kepala daerah tidak diSPJkan dan selama ini tidak menjadi temuan

BPK bahkan BPK telah memberikan opini WTP atas APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran

2017 dan 2018.

Bahwa salah seorang Majelies Komisioner juga mempertanyakan masalah Pelaporan ke Bareskrim

Mabes Polri oleh Pemohon, mengenai beberapa hal yakni masalah cara memperoleh rekaman vidio

tersebut, kedudukan Pemohon dalam lembaga milik Pemohon dan benar atau tidaknya laporan

tersebut.

Bahwa atas pernyataan dari Termohon dan pertanyaan tersebut, Pemohon menjawab :

a. Bahwa dalam Surat Permohonan Informasi Publik dari Pemohon yang ditujukan kepada

Termohon, tertulis tujuan dari permohonan informasi publik tersebut adalah :

“ Meningkatkan Pengawasan Masyarakat dan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan

penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efesien, akuntable

serta dapat dipertanggungjawabkan, sehingga terwujudnya clean and clear government

sebagaimana sering kali diucapkan oleh Bapak Gubernur Provinsi Banten “

Sehingga adanya Laporan Pengaduan dari Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA ke

Bareskrim Mabes POLRI adalah WUJUD dari pertanggungjawaban atas penggunaan dari

Biaya Penunjang Oprasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah agar

TERWUJUDnya CLEAN and CLEAR Government.

Sehingga adanya Laporan Pengaduan dari Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA ke

Bareskrim Mabes POLRI justru MENDUKUNG secara langsung atas ucapan dari Bapak

Gubernur Provinsi Banten.

b. Bahwa benar ada pelaporan ke Bareskrim Mabes Polri yang dilakukan oleh Perkumpulan MAHA

BIDIK INDONESIA, yakni berupa “ Laporan Pengaduan Atas Dugaan Penyimpangan

dan/atau Tidak Dipertanggungjawabkannya Penggunaan Dana Oprasional Dan

Dana Penunjang Oprasional Gubernur Provinsi Banten Tahun anggaran 2017 dan

2018”;

c. Bahwa Pemohon benar menggunakan rekaman vidio di Persidangan KI Banten yakni pada

persidangan tanggal 10 Juli 2019 sebagai salah satu bukti yang dilampirkan dalam Laporan

Pengaduan Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA, dimana Pemohon sebagai Ketua

dari Perkumpulan tersebut, dan Perkumpulan Maha Bidik Indonesia adalah Badan Hukum

Perdata yang telah memiliki Akta Notaris (Bukti P – 9 ) dan telah terdaftar di

Kemenkumham RI (Bukti P -10) ;

d. Bahwa rekaman vidio persidangan di KI Banten pada tanggal 10 Juli 2019, didapatkan oleh

Pemohon dengan cara mengajukan permohonan resmi ke KI Banten, dan Pemohon

memiliki copy permohonan atas permintaan resmi tersebut ke KI Banten (Bukti P - 11).

e. Bahwa menurut Pendapat Pemohon, persidangan di KI Banten telah dinyatakan terbuka

untuk umum, oleh Ketua Majelis Komisioner yang memeriksa, mengadili dan memutuskan

perkara ini, dan rekman vidio persidangan di KI Banten pada tanggal 10 Juli 2019 juga

Pemohon dapatkan secara legal/resmi melalui proses permintaan informasi publik ke KI

Banten, serta Pemohon berpendapat tidak ada aturan yang melarang penggunaan vidio

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 23: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

23-55

rekaman persidangan di KI Banten untuk dijadikan sebagai salah satu bukti untuk

dilakukan proses penyelidikan dan/atau penyidikan di aparat penegak hukum.

Bahwa menurut pendapat Pemohon, Pemohon telah menemukan bukti permulaan awal

adanya dugaan tindak pidana yang telah terjadi ketika adanya dugaan penyimpangan

dan/atau tidak diSPJkannya dana oprasional dan dana penunjang oprasional gubernur

banten tahun anggaran 2017 dan 2018.

Bahwa salah satu dasar hukum untuk Pemohon melaporkan hal tersebut adalah ketentuan

Pasal 10 PERATURAN DAERAH (PERDA) Provinsi Banten nomor : 4 Tahun 2005

Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi

Banten, (Vide Bukti P – 8) yang menyatakan :

“ Penganggaran atau tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban belanja Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk tujuan lain diluar ketentuan yang ditetapkan dalam

Peraturan Daerah ini dinyatakan melanggar hukum.”

Bahwa menurut Pendapat Pemohon, penggunaan Dana Biaya Penunjang Oprasional tetap

harus diSPJkan karena baik dalam PP 109 Tahun 2000 maupun dalam PERDA Provinsi

Banten Nomor : 4 Tahun 2005, penggunaannya sangat spesifik dan terinci serta sangat

khusus untuk apa saja pos – pos biaya uang menjadi beban belanja dari Biaya Penunjang

Oprasional tersebut,

Bahwa Pemohon juga mencontohkan beberapa daerah lain seperti :

a. DKI Jakarta, yang dipertanggungkawabkan penggunaannya bahkan ada pengembalian

sisa dana Biaya Penunjang Oprasional yang dikembalikan ke Kas daerah era Gubernur

Basuki Cahaya Purnama (BTP) atau lebih dikenal dengan sebutan AHOK; (Bukti P –

12)

b. Provinsi Jawa Tengah bahkan diatur besaran biaya penunjang oprasionalnya serta

bagaimana cara pertanggungjawabnya dalam bentuk PERGUB no 45 Tahun 2015

Tentang Pedoman Biaya Penunjang Oprasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah; (Bukti P – 13)

c. Provinsi Kalimantan Timur tentang temuan BPK atas penggunaan Dana Biaya

Penunjang Oprasional Gubernur Awang Faroek Ishak pada Tahun anggaran 2013.

(Bukti P – 14)

Bahwa kemudian Majelis Komisoner KI Banten yang memeriksa, mengadili dan memutus

perkara ini, meminta kepada Termohon untuk menghadirkan saksi ahli yang memperkuat

dalil dari Termohon yang menyatakan atas penggunaan Biaya Penunjang Oprasional

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak harus di SPJ Kan, dan menunda

persidangan pada tanggal 20 Agustus 2019 dengan agenda Pemeriksaan Saksi Ahli dari

Termohon., dengan catatan persidangan akan dilakukan jika adanya pemberitahuan dari

Termohon tentang ada atau tidaknya Saksi Ahli dihadirkan serta jika tidak ada Saksi Ahli

maka akan langsung diagendakan sidang putusan pada tanggal 27 Agustus 2019, dengan

batas akhir penyerahan KESIMPULAN pada tanggal 23 Agustus 2019.

5. Sidang Kelima tanggal 20 Agustus 2019.

Bahwa pada Persidangan kelima ini, dengan agenda meminta keterangan Saksi Ahli dari

Termohon, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Majelies Komisioner yang memeriksa,

mengadili dan memutuskan perkara ini pada penutupan sidang Pemeriksaan Bukti, maka

Pemohon pada tanggal 19 Agustus 2019, melalui pesan WA (Whatsapp) menanyakan

kepada Panitera KI Banten tentang jadi atau tidaknya sidang pada tanggal 20 Agustus 2019,

dan jawaban dari pihak Panitera KI Banten belum dapat dipastikan karena belum ada kabar

dari pihak Termohon.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 24: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

24-55

Bahwa pada tanggal 20 Agustus 2019, Pemohon dalam perjalanan ke Serang, kira – kira

jam 09.00 mjenerima pesan WA (Whatsapp) dari Panitera KI Banten yang isinya bahwa

pihak Termohon tidak menghadirkan Saksi Ahli, dan ketika mendekati jam 10.00 Pemohon

mendapatkan telephone dari Panitera KI Banten bahwa persidangan tanggal 20 Agustus

2019 ini tetap akan dilaksanakan walaupun dari pihak Termohon tidak menghadirkan saksi

ahli.

JALANNYA PERSIDANGAN.

Setelah dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelies Komisioner KI

Banten yang memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara a quo, Majelies menanyakan

kepada Termohon tentang kehadiran Saksi Ahli.

Bahwa Termohon menjawab bahwa pihak Termohon tidak menghadirkan saksi ahli.

Bahwa kemudian salah seorang anggota Majelies Komisioner menanyakan kepada

Pemohon, perihal perkembangan atas Laporan di Mabes Polri, dan dijawab oleh Pemohon

bahwa sudah sampai di Biro Oprasi Mabes Polri untuk selanjutnya akan mendisposisi

dan/atau menunjuk Unit Kerja yang akan menangani Lapora tersebut.

Dan selanjutnya masih dari anggota Majelies yang sama, menanyakan kepada pihak

Termohon, apakah akan ada langkah hukum terhadap Pemohon, atas Laporan ke Mabes

Polri yang dilakukan oleh Pemohon dan dijawab oleh Termohon belum ada langkah ke

arah pelaporan dan itu semua tergantung dari Prinsipal.

Persidangan ditutup dengan menganggendakan penyampaian kesimpulan paling lambat

tanggal 26 Agustus 2019 dan Pembacaan Putusan pada tanggal 30 Agustus 2019.

6. TANGGAPAN KHUSUS PEMOHON

Bahwa dalam Penyampaian Kesimpulan atas Perkara a quo, Pemohon secara khsus akan

membahas 2 (dua) hal yakni :

a. Tentang Pernyataan dari Termohon yang menyatakan bahwa Laporan Perkumpulan

MAHA BIDIK INDONESIA ke Bareskrim Mabes POLRI dianggap Tidak Sesuai dengan

tujuan permintaan Informasi Publik dari Pemohon dan meminta kepada Majelis

Komisioner KI Banten, untuk menolak Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi

dengan alasan Pemohon tidak memiliki ITIKAD BAIK dengan alasan melakukan Laporan

Pengaduan ke Mabes Polri melalui Perkumpulan MAHA BIDIK INDOENSIA dimana

Pemohon adalah Ketua dari Perkumpulan tersebut; dan

b. Pernyataan salah seorang Majelies Komisioner KI Banten yang memeriksa, mengadili dan

memutuskan perkara a quo yang menyatakan alasan tentang adanya Laporan Pengaduan

ke Bareskrim Mabes Polri padahal persidangan di KI Banten atas perkara a quo belum

selesai..

Adapun tanggapan secara khusus dari Pemohon adalah sbb :

I. Untuk menjawab Pernyataan TERMOHON sebagaimana dimaksud pada huruf

(a) maka Pemohon dapat sampaikan sbb :

1. Bahwa ketentuan tentang Permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh – sungguh

dan itikad baik, diatur dalam KEPUTUSAN KETUA KOMISI INFORMASI PUSAT

nomor : 01/KEP/KIP/V/2018 tanggal 25 Mei 2018.

Adapun khusus tentang Permohonan Pemohon yang dianggap oleh Termohon Tidak

Sesuai dengan Tujuan Permohonan Informasi, diatur dalam DIKTUM KEDUA huruf a,

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 25: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

25-55

dan dijelaskan pada DIKTUM KETIGA angka 2, adapun yang dimaksud dengan

Permohonan Tidak sesuai atau tidak ada RELEVANSInya dengan permohonan Pemohon

adalah sbb :

a. Mengajukan Permohonan Informasi Publik yang sama, dan/atau berbeda lebih dari satu

kali kepada Badan Publik yang sama dalam jangka waktu yang berdekatan;

b. Mengajukan Permohonan Informasi Publik lebih dari satu kali kepada Badan Publik

yang berbeda tetapi tidak ada perubahan terhadap subtansi yang sudah pernah diminta;

dan/atau

c. Permohonan Informasi Publik yang diminta tidak memiliki kerugian secara langsung

atas tidak diperolehnya informasi.

Bahwa dari ketiga Kriteria tersebut diatas, menurut pendapat Pemohon, tidak ada satupun

kriteria yang dapat dikenakan kepada Pemohon.

Bahwa adanya Laporan Pengaduan oleh Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA ke

Mabes POLRI yang mana salah satu alat buktinya adalah vidio rekaman persidangan di KI

Banten adalah justru sesuai dengan tujuan dari Permohonan Informasi Publik yang tertulis

di Surat Permohonan Informasi Publik yang ditujukan kepada Termohon, yakni :

“ Meningkatkan Pengawasan Masyarakat dan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan

penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efesien, akuntable

serta dapat dipertanggungjawabkan, sehingga terwujudnya clean and clear

government sebagaimana sering kali diucapkan oleh Bapak Gubernur Provinsi Banten “

Bahwa adapun Clean and Clear government secara umum dapat diartikan sebagai

Pemerintahan yang bersih, dan mengacu kepada ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang –

Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang PENYELENGGARAAN NEGARA YANG

BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME, (Bukti P – 15)

dinyatakan :

“ Penyelenggara Negara yang bersih adalah Penyelenggara Negara yang menaati asas asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktek

korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta perbuatan tercela lainnya.”

Dan diantara asas – asas umum penyelenggaraan negara adalah asas KETERBUKAAN

dan asas AKUNTABILITAS, dan berdasarkan PENJELASAN Pasal 3 UU no 28 Tahun

1999 disebutkan :

Angka 4 Pasal 3 UU no 28 Tahun 1999 menyatakan : Yang dimaksud dengan “Asas Keterbukaan” adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia

negara.

Angka 7 Pasal 3 UU no 28 Tahun 1999 menyatakan : Yang dimaksud dengan “Asas Akuntabilitas” adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Bahwa permintaan Informasi Publik berupa Biaya Oprasional Kepala Daerah Dan wakil

kepala daerah yang dimintakan oleh Pemohon, Hak Pemohon sebagai masyarakat, sehingga sudah selayaknya Pemohon memperoleh haknya apalagi hak tersbut juga

diatur dalam UUD 1945 yang MENJADI KONSIDERAN dalam pembentukan UU 14

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 26: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

26-55

Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yakni Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F,

dan Pasal 28 J UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahwa Biaya Oprasional dan Biaya Penunjang Oprasional dianggarkan dalam Anggaran

Pendaatan Dan Belanja Daerah (APBD), hal tersebut jelas tertulis baik dalam PP 109 tahun

2000 maupun PERDA Provinsi Banten nomor 4 Tahun 2005.

Bahwa argumentasi dari Termohon yang menyatakan bahwa Biaya Penunjang Oprasional

sebagai TAMBAHAN PENGHASILAN bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

karena penganggarannya dikatagorikan sebagai Belanja Tidak Langsung dan

pertanggungjawabannya cukup dengan TANDA TERIMA berupa KWITANSI adalah

suatu Pemahaman yang menurut Pendapat Pemohon adalah Keliru.

Pemohon berpendapat atas Biaya Penunjang Oprasional BUKAN sebagai TAMBAHAN

PENGHASILAN bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, karena berdasarkan

ketentuan sbb :

1. Jika dianggap sebagai TAMBAHAN PENGHASILAN maka berdasarkan UU

PERPAJAKAN, harus ada Bukti Potong atas PAJAK PENGHASILAN;

2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 8 huruf (h) PP 109 tahun 2000 (Vide Bukti P – 7)

peruntukan Biaya Penunjang Oprasional adalah terbatas untuk :

a. Biaya Koordinasi;

b. Biaya Penanggulangan Kerawanan Sosial Masyarakat;

c. Biaya Pengamanan; dan

d. Biaya Kegiatan Khusus lainnya.

3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (2) PERDA BANTEN Nomor : 4 Tahun

2005 (Vide Bukti P – 8) peruntukan Biaya Penunjang Oprasional adalah terbatas untuk

:

a. Koordinasi yang meliputi Koordinasi vertikal, horizontal dan sub ordinatif;

b. Penanggulangan Kerawanan Sosial Masyarakat;

c. Pengamanan dan Biaya Kegiatan Khusus lainnya guna mendukung pelaksanaan

tugas Kepala daerah dan Wakil kepala daerah seperti kenegaraan, promosi dan

kegiatan protokoler lainnya.

4. Bahwa berdasarkan Surat Penjelasan dari Direktorat Jendral PERBENDAHARAAN

Kantor Wilayah Provinsi Banten nomor : S-287/WPB.11/BD.04/2019 tanggal 16

Agustus 2019, ( Bukti P – 16) pada angka 3 dinyatakan Biaya Oprasional dan Biaya

Penunjang Oprasional Gubernur dan Wakil Gubernur yang menggunakan dana yang

bersumber dari APBD pengelolaannya oleh Pemerintah Daerah (Kas Daerah) setempat

dengan mengacu pada PERATURAN DAERAH serta ATURAN KEMENTRIAN

DALAM NEGERI.

Ketentuan PERATURAN DAERAH

Bahwa di Provinsi Banten ketentuan Biaya Oprasional dan Biaya Penunjang Oprasional Gubernur dan Wakil Gubernur sudah diatur

dalam PERDA no 4 Tahun 2005;

Bahwa berdasarkan ketentuan PERGUB Banten nomor 2 Tahun 2018 (Bukti P – 17) Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan

Beanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018, pada ASAS

UMUM dinyatakan

Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak

mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan aturan perundang –

undangan;

Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung

dengan BUKTI YANG LENGKAP dan SAH serta harus

mendapat pengesahan oleh pejabat yang berwenang, dan

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 27: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

27-55

bertanggungjawab atas kebenaran material yang imbul dari

penggunaan BUKTI dimaksud.

Ketentuan KEMENTRIAN DALAM NEGERI

Bahwa ketentuan PERMENDAGRI No 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH, pada Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa :

“ Keuangan Daerah dikelola secara tertib, TAAT Kepada Peraturan Perundang – Undangan, Efektif, Efisien, Ekonomis, Transparan dan Bertanggung Jawab dengan memperhatikan Azas Keadilan, Kepatutan dan Manfaat untuk Masyarakat”.

Pada Pasal 4 ayat (2) yang menyatakan bahwa : “ Menyatakan Secara Tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah Bahwa Keuangan Daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat

guna YANG DIDUKUNG DENGAN BUKTI – BUKTI

ADMINISTRASI YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN;

Bahwa ketentuan PERMENDAGRI No 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH, pada Pasal 132 ayat (1) yang menyatakan bahwa :

“ Setiap Pengeluaran atas Beban APBD harus didukung dengan Bvukti

Yang Lengkap dan Sah”

Bahwa ketentuan PERMENDAGRI No 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH, pada Pasal 132 ayat (2) yang menyatakan bahwa :

“ Bukti sebagiaman dimaksud pada ayat (1) harus mendapat Pengesahan

oleh Pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas kebenaran

material yang timbul dari penggunaan Bukti dimaksud.

Bahwa berdasarkan artikel dari HELPDESK AKUNTANSI DAN PELAPORAN

KEUANGAN DITJEN PERBENDAHARAAN, mengenai Pengertian apakah yang

dimaksud dengan BUKTI PENGELUARAN YANG LENGKAP DAN SAH?

(Bukti P 18)

Jawabannya adalah : “ Bukti pengeluaran yang lengkap dan sah adalah Bukti

Pengeluaran YANG LENGKAP SESUAI DENGAN PERUNTUKANNYA dan

telah disahkan oleh Pejabat yang berwenang.

Bahwa disamping hal tersebut, diketahui berdasarkan dokumen yang Pemohon peroleh dari

BPK R.I. yakni berupa LHP LKPD Provinsi Banten (Bukti P -19) yang merupakan hasil Audit

BPK Perwakilan Banten atas APBD Tahun anggaran 2017 diketahui atas Biaya Oprasional

dan Biaya Penunjang Oprasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah belum dilakukan

audit.

Padahal pada Tahun Anggaran 2017 BPK membuat OPINI WTP kepada Pemprov Banten, hal

ini membuktikan bahwa WTP tersebut bukan berati atas seluruh OPD telah dilakukan audit

oleh BPK, BPK hanya melakukan Audit berupa SAMPLING dan dilakukan RANDOM dan

berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh bagian Humas BPK Perwakilan Banten baru

akan melakukan audit terhadap Biaya Oprasional dan Biaya Penunjang Oprasional Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten pada Tahun Anggaran 2018.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 28: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

28-55

II. Untuk menjawab Pernyataan salah satu Majelis Komisioner KI Banten

sebagaimana dimaksud pada huruf (b) maka Pemohon dapat sampaikan sbb :

1. Perihal Laporan Pengaduan (LAPDU) atau Pengaduan Masyarakat (DUMAS)

Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA ke Bareskrim Mabes Polri.

Bahwa atas Laporan Pengaduan Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA ke Bareskrim

Mabes Polri dilakukan atas dasar ketentuan :

a. PP nomor : 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta

Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, (Bukti P – 20) menyatakan pada

Pasal 2 ayat (1) bahwa :

“Setiap Orang, Organisasi Masyarakat, atau Lembaga Swadaya Masyarakat berhak mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi serta menyampaikan saran dan pendapat kepada Penegak Hukum dan atau Komisi mengenai perkara tindak pidana korupsi”;

b. PP nomor : 71 Tahun 2000Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta

Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menyatakan pada Pasal 2 ayat (2)

bahwa :

“ Penyampaian Informasi, saran dan pendapat atau permintaan informasi harus dilakukan secara bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku, norma agama, kesusilaan dan kesopanan”;

c. PP nomor : 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta

Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menyatakan pada Pasal 3 ayat (1)

huruf (b) bahwa :

“ Keterangan mengenai dugaan pelaku tindak pidana korupsi dilengkapi dengan bukti bukti permulaan”;

d. PASAL 10 Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Banten nomor : 4 Tahun

2005, yang menyatakan bahwa :

“ Penganggaran atau tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk tujuan lain diluar ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini dinyatakan melanggar hukum.”

Bahwa adapun mengenai Mengapa Laporan Pengaduan dilakukan pada saat

Persidangan di KI Banten belum selesai dapat disampaikan sbb :

a. Adanya YURISPRUDENSI yakni putusan KI Pusat dengan Nomor:

002/X/KIP-PS-A/2010 tanggal 8 Februari 2011 (Bukti P – 21) dan

sudah mempunyai KEKUATAN HUKUM yang TETAP antara Pemohon ICW dan Termohon MABES POLRI, persidangan dilakukan

bahkan sedang berlangsungnya PROSES PENYELIDIKAN yang

sedang dilakukan oleh Pihak MABES POLRI, atas permasalahan

REKENING GENDUT ;

b. Bahwa berdasarkan artikel dari Kementrian Hukum dan HAM R.I., (Bukti P

– 22) diketahui UU 14 Tahun 2008 diklasifikasikan sebagai UU daam

TINDAK PIDANA KORUPSI, sehingga Pemohon berpendapat justru

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 29: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

29-55

persidangan di KI Banten tentang perkara a quo telah membantu program

pemerintah baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam program

Pemberantasan Dugaan Tindak Pidana Korupsi.

E. Kesimpulan Pemohon

1. Bahwa Komisi Informasi Provinsi Banten memiliki Kewenangan untuk memeriksa,

mengadili dan memutuskan atas perkara a quo;

2. Bahwa Pemohon memiliki legal standing dalam perkara a quo;

3. Bahwa Termohon memiliki legal standing dalam perkara a quo;

4. Bahwa Batasan Waktu tidak melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam UU 14

Tahun 2008 maupun PERKI no 1 Tahun 2013.

5. Bahwa dokumen yang dimintakan oleh Pemohon adalah Informasi yang bersifat

TERBUKA dan dikuasai oleh Termohon kecuali pada point (1);

6. Bahwa Termohon dalam Persidangan mengakui atas Biaya Penunjang Oprasional Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten Penganggarannya ada di Biro Umum

Sekretariat Pemprov Banten;

7. Bahwa Termohon dalam Persidangan mengakui atas Biaya Penunjang Oprasional Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten SPJnya hanya berupa Tanda Terima

berupa Kwitansi;

8. Bahwa Pernyataan Termohon yang menganggap bahwa atas Laporan Pengaduan

Perkumpulan MAHA BIDIK INDONESIA ke Bareskrim Mabes Polri dengan bukti Vidio

persidangan di KI Banten dan meminta agar Majelis Komisioner KI Banten yang

memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara a quo untuk menolak permohonan dari

Pemohon hanyalah ALIBI, tanpa berdasarkan aturan perundang – undangan yang berlaku

dan keterangan dari saksi ahli yang menguatkan ALINI dari termohon sendiri;

9. Bahwa Termohon berdasarkan Fakta Persidangan terlihat tidak memiliki itikad baik untuk

memberikan Informasi publik yang dimintakan kepada Pemohon

10. Bahwa Pemohon dalam Persidangan menyatakan bahwa atas Biaya Penunjang Oprasional

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten seharusnya di SPJ kan karena

peruntukan penggunaannya telah ditentukan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan

perundang – undangan yakni berupa :

a. PP 109 Tahun 2000 Kedudukan Keuangan kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

b. PERDA Provinsi Banten nomor : 4 Tahun 2005 Tentang Kedudukan Keuangan kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten

c. PERMENDAGRI nomor 59 Tahun 2007, terakhir diubah dengan PERMENDAGRI

No 21 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

d. PERGUB Banten nomor 2 Tahun 2018 Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan

Beanja Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018; e. PP nomor 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan

Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

11. Bahwa SPJ adalah dokumen terbuka, berdasarkan ketentuan dan Yurispridensi berupa : a. UU 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara Pasal 19 ayat (1);

b. PP 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4 ayat (1) yang

berlaku sampai dengan tanggal 11 Maret 2019;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 30: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

30-55

c. PP 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 3 ayat (1) yang

mulai berlaku pada tanggal 12 Maret 2019;

d. Pasal 4 ayat (1) Permendagri 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

yang telah 2 (dua) kali diubah dan terakhir diubah dengan Permendagri no 21 Tahun

2011 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

e. Pasal 13 ayat (1) huruf d angka (3) Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2010

Tentang Standart Layanan Informasi Publik;

f. Putusan PTUN – Bandar Lampung Nomor : 24/G/2012/PTUN-BL.

12. Bahwa berdasarkan dokumen LHP LKPD Provinsi Banten Tahun 2017 yang merupakan

dokumen hasil audit BPK Perwakilan Banten diketahui bahwa atas Biaya Oprasional dan

Biaya Penunjang Oprasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Banten

tidak menjadi obyek audit BPK Perwakilan Banten;

13. Bahwa Laporan Pengaduan di Mabes Polri dilakukan oleh Perkumpulan MAHA BIDIK

INDONESIA;

14. Bahwa Laporan Pengaduan di Mabes Polri adalah dalam rangka mendukung Program

Bapak Gubernur Banten dalam rangka CLEAN and CLEAR GIVERMENT;

15. Bahwa Laporan Pengaduan di Mabes Polri adalah dalam rangka mendukung Program

Pemerintah dalam upaya memberantas digaan tindak pidana Korupsi;

16. Bahwa Laporan Pengaduan di Mabes Polri, tidak menjadikan proses persidangan di KI

Banten terganggu bahkan sudah ada YURISPRUDENSInya yakni putusan KI PUSAT

nomor : 002/X/KIP-PS-A/2010 tanggal 8 Februari 2011 antara ICW sebagai Pemohon

dan Mabes POLRI sebagai Termohon dalam permasalahan Rekening Gendut;

17. Bahwa UU 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik dikatagorikan oleh

Kemenkumham R.I. sebagai Undang – Undang dalam Tindak Pidana Korupsi;

F. Petitum Pemohon

Bahwa merujuk pada uraian yang Pemohon sampaikan diatas dan berdasarkan pada bukti – bukti

tertulis dan Pernyataan dari pihak TERMOHON, serta fakta persidangan dan berdasarkan

peraturan perundang – undangan yang ada, untuk itu Pemohon tetap pada permohonan awal yaitu

memohon kepada Komisi Informasi Provinsi Banten c.q Majelies Komisioner yang memeriksa

dan mengadili dan memutus perkara a quo berkenan untuk memutus :

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan bahwa dokumen berupa :

a. Dokumen atau yang sejenisnya berupa besaran PAD provinsi Banten Tahun

2017 dan 2018 sebagai dasar acuan perhitungan besaran prosentase untuk biaya

oprasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten berdasarkan PP 109 Tahun

2000;

b. Dokumen atau yang sejenisnya tentang penetapan BESARAN PROSENTASE

dari PAD provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 untuk biaya oprasional

Gubernur dan Wakil Gubernur Banten;

c. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN

Biaya Oprasional untuk Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 31: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

31-55

d. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN

Biaya Oprasional untuk Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan

2018;

e. Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang REALISASI PENGGUNAAN

ANGGARAN Biaya Oprasional untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi

Banten pada tahun 2017 dan 2018.

3. Memerintahkan kepada TERMOHON untuk memberikan hardcopy berupa :

a. Dokumen atau yang sejenisnya berupa besaran PAD provinsi Banten Tahun

2017 dan 2018 sebagai dasar acuan perhitungan besaran prosentase untuk biaya

oprasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten berdasarkan PP 109 Tahun

2000;

b. Dokumen atau yang sejenisnya tentang penetapan BESARAN PROSENTASE

dari PAD provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 untuk biaya oprasional

Gubernur dan Wakil Gubernur Banten;

c. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN

Biaya Oprasional untuk Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan 2018;

d. Dokumen atau yang sejenisnya tentang BESARAN NILAI ANGGARAN

Biaya Oprasional untuk Wakil Gubernur Provinsi Banten pada tahun 2017 dan

2018;

e. Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang REALISASI PENGGUNAAN

ANGGARAN Biaya Oprasional untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi

Banten pada tahun 2017 dan 2018.

Kecuali pada point (a) yang Tidak Dikuasi Oleh Termohon.

4. Apabila Majelies Komisioner Komisi Informasi Provinsi Banten yang menerima,

memeriksa dan mengadili Sengketa Informasi ini berpendapat lain mohon kiranya dapat

memutus Sengketa informasi ini dengan seadil-adilnya sebagaimana azaz exaequo et bono,

agar dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian Kesimpulan atas Sengketa Informasi Publik ini Pemohon sampaikan, atas perhatian dan

kerjasamanya Pemohon ucapkan terima kasih.

Hormat Kami

PEMOHON

Moch Ojat Sudrajat S.

[3.2] Menimbang bahwa Termohon memberikan Kesimpulan akhir kepada Komisi Informasi

Provinsi Banten Pada hari Senin, tanggal 26 Agustus 2019. Sebagai berikut:

Serang, 26 Agustus 2019

Perihal

Kesimpulan Sengkta

Informasi Publik

Yth.

Kepada

Ketua Majelis Komisi Informasi Publik

Proivnsi Banten, yang memeriksa dan

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 32: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

32-55

:

Register Nomor

022/VI/KI BANTEN-

PS/2019

memutuskan Perkara Register Nomor :

022/VI/KI BANTEN-PS/2019

di-

S E R A N G

Yang bertandatangan dibawah ini :

1. Rahmadi, SH, M.Si. Kepala Bagian Bantuan Hukum dan HAM Biro Hukum Setda Prov.

Banten;----------------------------------------------------------------------

2. Drs. Sukandar, M.Si Kepala Bagian Tata Usaha Biro Umum Setda Provinsi Banten;-----------

3. Agus Sunendar, SH. Kepala Sub. Bagian Sengketa Hukum Biro Hukum Setda Prov. Banten;-

4. Ari Widodo, S.STP, M.Si Kepala Sub Bagian TU Biro dan Perpusatakaan, Biro Umum Setda

Provinsi Banten;----------------------------------------------------------

5. Dadi Supriadi Pelaksana pada Seksi Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas

Komunikasi Statistik dan Persandian;---------------------------

Domisili tetap dan berkantor di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten Jalan Syekh

Nawawi Al Bantani, Curug, Kota Serang Provinsi Banten:--------------

- Yang dalam hal ini, bertindak sebagai KUASA, oleh karenanya untuk dan atas nama Biro

Umum Setda Provinsi Banten; ------------------ (TERMOHON)

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 180/327-Umum/2019 tanggal 11 Juli 2019;-----

- Mengajukan KESIMPULAN terhadap Permohonan Pemohon, Perkara Nomor: 022/VI/KI

BANTEN-PS/2019, tersebut:-----------------------------------

- Telah membaca semua surat – surat Permohonan ini dari Pemohon dan Termohon;---------

- Telah membaca semua surat – surat bukti Sengketa Informasi Publik ini;---

- Dengan alasan-alasan hukum, sebagai berikut;-----------------------------------

Dengan alasan-alasan hukum, sebagai berikut:----------------------------------------

I. PAKTA DAN DATA

1. Pemohon mengajukan permohonan informasi kepada PPID Pembantu Biro Umum Setda

Provinsi Banten dengan Nomor : 077/Pri-KIP/IV/19, tanggal 24 April 2019, adapun

informasi yang dimohon adalah sebagai berikut :-------------------------------------

1) Besaran PAD Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018 sebagai dasar acuan

perhitungan besaran prosentase untuk biaya operasional Gubernur dan Wakil

Gubernur Banten;--------------------------------------

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 33: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

33-55

2) Penetapan besaran prosentase dari PAD Provinsi Banten Tahun 2017 dan 2018

untuk biaya operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten;-----------------------

3) Dokumen atau yang sejenisnya tentang besaran nilai anggaran biaya operasional

untuk Gubernur Banten Tahun 2017 dan 2018;------------

4) Dokumen atau yang sejenisnya tentang besaran nilai anggaran biaya operasional

untuk Wakil Gubernur Banten Tahun 2017 dan 2018;-----

5) Dokumen SPJ atau yang sejenisnya tentang realisasi penggunaan anggaran biaya

operasional Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2017 dan 2018;-----------

2. PPID Pembantu Biro Umum memberikan jawaban informasi dimaksud kepada Pemohon

dengan Surat Nomor : 045.4/168-TU-Umum/2019, tanggal 6 Mei 2019;-------

3. Pemohon mengirimkan surat kepada Sekretaris Daerah Provinsi Banten selaku atasan

PPID Nomor : 088/Pri-KIP/V/19 tanggal 9 Mei 2019 perihal Pernyataan Keberatan atas

ditanggapi tetapi tidak sebagaimana yang dimintakan oleh Pemohon Informasi Publik;--

4. PPID Provinsi Banten mengirimkan jawaban atas Keberatan Informasi Publik kepada

Pemohon dengan Nomor : 555/127-DKISP.PPID/2019 tanggal 21 Juni 2019, dimana isi

surat dimaksud Tim Pertimbangan menguatkan tanggapan PPID Pembantu Biro Umum

Setda Provinsi Banten;------------------------------------------------------------------------------

5. Pemohon mengirimkan surat kepada Komisi Informasi Provinsi Banten Nomor : 099/Pri-

UMUM/VI/19 tanggal 27 Juni 2019 Perihal Permohonan Penyelesaian Sengketa

Informasi Publik;----------------------------------------

6. Komisi Informasi Provinsi Banten mengeluarkan surat panggilan Nomor :

077/IV/KIPBANTEN-RLS/2019, yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 Juli

2019 pukul 13.30 WIB tempat Komisi Informasi Provinsi Banten, Agenda Pemeriksaan

Awal Sengketa Inforamsi Publik dengan Nomor Register 022/VI/KI BANTEN-PS/2019,

antara Moch. Ojat Sudrajat S sebagai Pemohon terhadap Biro Umum Setda Provinsi

Banten;----------

7. Bahwa pada sidang awal pada tanggal 10 Juli 2019, Majelis Komisi Informasi memeriksa

Legal Standing dari Pemohon dan Termohon, serta Pemohon menjelaskan terkait

Maksud dan Tujuan Informasi yaitu meningkatkan pengawasan masyarakat dan peran

aktif masyarakat dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang

transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan, sehingga

terwujudnya clean and clear government sebagaimana sering kali diucapkan oleh Bapak

Gubernur Provinsi Banten serta didokumentasikan oleh Sekretariat Komisi Informasi

Provinsi Banten;---------------------------------------------------------

8. Bahwa guna menindaklanjuti sidang pada angka 7 diatas, maka pada tanggal 31 Juli 2019

diadakan mediasi di Komisi Informasi Publik, namun tidak dicapai kata sepakat,

pemohon menarik diri dari Mediasi;-------------

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 34: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

34-55

9.Mengikuti perkembangan terbaru dari beberapa media massa/media on line saat ini sedang

ramai pemberitaan terkait dengan Biaya penunjang operasional (BPO) Gubernur dan

Wakil Gubernur Banten yang oleh pihak pemohon Moch. Ojat Sudrajat melalui

Organisasi lembaga swadaya masyarakat Perkumpulan Maha Bidik Indonesia telah

dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri pada Tanggal 2 Agustus 2019 (print out

pemberitaan terlampir);------------------------------------------------------------

10. bahwa dalam persidangan diakui oleh Pemohon, bahwa laporan pengaduan pihak pemohon

Moch. Ojat Sudrajat sebagai Organisasi lembaga swadaya masyarakat Perkumpulan

Maha Bidik Indonesia adalah video rekaman persidangan awal Komisi Informasi

Provinsi Banten pada Tanggal 10 Juli 2019, yang diperoleh dari Komisi Informasi

Provinsi Banten tanpa seijin Majelis Komisioner Komisi Informasi Provinsi Banten, hal

ini merupakan pelanggaran atas tujuan informasi dan kami anggap pemohon tidak

beritikad baik, sesuai dengan Pasal 4 ayat (3) huruf a, Peraturan Komisi Informasi Nomor

1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, yang berbunyi

:--------------------

(3) Yang dimaksud dengan permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-

sungguh dan itikad baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah:------------

a. melakukan permohonan dalam jumlah yang besar sekaligus atau berulang-

ulang namun tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki

relevansi dengan tujuan permohonan;---------------------------

II. ANALISIS YURIDIS

1. Berdasarkan Fakta pada angka 9 tersebut diatas, kami beranggapan bahwa pemohon tidak

beritikad baik. Menurut termohon bahwa pihak pemohon sudah tidak sesuai dengan

tujuan awal dari permintaan informasi publik yaitu meningkatkan pengawasan

masyarakat dan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan penyelenggaraan negara

yang baik sebagaimana surat pemohon Nomor: 077/pri-KIP/IV/19 Tanggal 24 April

2019, dimana Pemohon menggunakan informasi yang diperoleh sebagai bahan laporan

pengaduan kepada Aparat Penegak Hukum;-----------------

Menurut S.P. Siagian pengawasan adalah merupakan langkah sekaligus salah satu fungsi

organik manajemen yang sangat penting dikatakan demikian karena melalui pengawasan

diteliti apakah hal yang tercantum dalam melaksanakan dengan baik atau tidak;----------

------------------------

Kartini kartono (2002:153) memberi pengertian pengawasan adalah pada umumnya para pengikut

dapat bekerja sama dengan baik ke arah pencapaian sasaran dan tujuan umum organisasi

pengawasan untuk mengukur hasil pekerjaan dan menghindari penyimpangan-penyimpangan jika

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 35: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

35-55

perlu segera melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan- penyimpangan tersebut;-------

--------------------------------

Menurut Situmorang dan Juhir (2001:22) maksud pengawasan adalah untuk :-------------

1. Mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak;---------------

2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan

pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau

timbulnya kesalahan yang baru;-------------

3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah

kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan;----------------

4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat pelaksanaan)

seperti yang telah ditentuka dalam planning atau tidak;-

5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam

planning, yaitu standar;----------------------------------

Rachman (dalam Situmorang dan Juhir, 2001:22) juga mengemukakan tentang maksud

pengawasan, yaitu:---------------------------------------------

1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan;-----------------------------------------------

2. Untuk mengetahui apakah sesuatu telah berjalan sesuai dengan instruksi serta

prinsip-prinsip yang telah ditetapkan;----------------------

3. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan dan

kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan-perubahan untuk

memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah;-------------

4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat diadakan

perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi yang lebih benar;-----

Dari keempat pendapat di atas dapat diatas dapat disimpulkan bahwa maksud

pengawasan adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala

sesuatunya apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, seta mengukur

tingkat kesalahan yang terjadi sehinga mampu diperbaiki ke arah yang lebih baik;-

Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi

manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:

“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk

menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan

peraturan.”;--------------------------------------------------------------------------

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara

untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja

pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik

pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 36: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

36-55

samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control). Sasaran

pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau

target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:---------------------------

1) Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;------------------------

2) Menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;---------------------------

3) Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana;-----------

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat

dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,

pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi;------------------------------------------

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:-----------

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta

dalam pengambilan keputusan;---------------------------

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk

meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-

proyek pembangunan;---------------------------------

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukannya sendiri;--------------------------------------

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau

kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk

melakukan hal itu;-------------------

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf

yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya

memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;---------

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan

lingkungan mereka;-----------------------------------------

Dari tiga pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di atas, dapat dibuat kesimpulan

bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang

(masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program

pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada

tahap evaluasi;------------------------------------------------------------------------------

2.Berdasarkan uraian di atas menurut termohon bahwa Pemohon Informasi telah melakukan

pelanggaran terhadap Pasal 3 jo Pasal 5, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik, karena yang bersangkutan menyerahkan

atau menggunakan informasi yang diperoleh dan penggunaannya tidak

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 37: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

37-55

sesuai/bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana

dimaksud Pasal 3 huruf c dan d yang berbunyi :--------------------------------------------

Undang-Undang ini bertujuan untuk:--------------------------------------------

c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan

pengelolaan Badan Publik yang baik;-------------------------

d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan

efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;---------------------------------

III. KESIMPULAN

1. Menolak Seluruh Permohonan Pemohon karena Pemohon dianggap tidak beritikad

baik, dimana sudah menyalahgunakan tujuan permohonan informasi publik, menurut

termohon bahwa pihak pemohon sudah tidak sesuai dengan tujuan awal dari

permintaan informasi publik yaitu meningkatkan pengawasan masyarakat dan peran

aktif masyarakat dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Hal ini

dibuktikan dengan pemohon mengadukan hal terkait informasi yang diminta ke Aparat

Penegak Hukum (Vide T.1, Vide T.2 dan Vide T3), tanpa terlebih dahulu

mengkonfirmasi atau meminta ijin kepada pihak terkait (Pihak Termohon dan Majelis

Komisioner) serta tidak memperhitungkan dampak dan akibat dari pengaduan

dimaksud dimana dapat mengganggu kenyamanan, ketentraman serta kinerja dari

pihak termohon maupun majelis komisioner Komisi Informasi Provinsi Banten;-------

2. Memohon kepada majelis Komisioner Komisi Informasi Provinsi Banten agar

memutuskan bahwa permohonan informasi pemohon ditolak demi hukum dan

rasa keadilan;--------------------------------------------

Demikian Kesimpulan ini, kami sampaikan, semoga berkenan dan dapat diterima:-----------------

Hormat Kami

Atas nama Termohon Biro Umum Setda Provinsi Banten

Kuasa Hukumnya,

1. RAHMADI, SH, M.Si

(……………………..)

Kepala Bagian Bantuan Hukum dan HAM

Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Banten

2. Drs. SUKANDAR, M.Si (..……………..……..)

Kepala Bagian Tata Usaha Biro Umum

Setda Provinsi Banten

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 38: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

38-55

3. AGUS SUNENDAR, SH (..……………..……..)

Kepala Sub. Bagian Sengketa Hukum

Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Banten

4. ARI WIDODO, S.STP, M.Si (..……………..……..)

Kepala Sub Bagian TU Biro dan Perpusatakaan

Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten

5. DADI SUPRIADI (..……………..……..)

Pelaksana pada Seksi Pelayanan Informasi dan

Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi Statistik

dan Persandian

4. PERTIMBANGAN HUKUM

[4.1] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 36 Peraturan Komisi Informasi Publik

Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, pada hari pertama

sidang, Majelis Komisioner memeriksa hal-hal sebagai berikut:

1. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Banten;

2. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan

penyelesaian sengketa informasi;

3. Kedudukan hukum (legal standing) Termohon sebagai Badan Publik di dalam sengketa

informasi;

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi.

[4.2] Terhadap Keempat hal tersebut di atas, Majelis Komisioner berpendapat sebagai berikut:

A. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Banten

[4.3] Menimbang bahwa berdasarkan UU KIP juncto PerKI PPSIP, Komisi Informasi Provinsi

Banten mempunyai dua kewenangan, yaitu kewenangan Relatif dan kewenangan Absolut.

Kewenangan Relatif

[4.4] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan :

Pasal 6 Ayat (1) PerKI PPSIP

“Komisi Informasi Pusat berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik yang

menyangkut Badan Publik Pusat.”

Pasal 6 Ayat (2) PerKI PPSIP

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 39: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

39-55

“Komisi Informasi Provinsi berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik yang

menyangkut Badan Publik tingkat provinsi.”

Penjelasan Atas Pasal 6 Ayat (2) PerKI PPSIP

“Yang dimaksud dengan Badan Publik provinsi adalah Badan Publik yang lingkup

kerjanya mencakup provinsi setempat atau lembaga tingkat provinsi dari suatu lembaga

yang hierarkis. Contoh : Pemerintah Provinsi, DPRD Provinsi, Pengadilan tingkat banding,

Kepolisian Daerah, Komando Daerah Militer, BUMD tingkat Provinsi, Partai Politik

tingkat provinsi, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tingkat provinsi, atau lembaga

tingkat provinsi lainnya. Termasuk menjadi kewenangan Komisi Informasi Provinsi adalah

sengketa dimana yang menjadi Termohon adalah Badan Publik yang tidak memiliki kantor

pusat atau kantor cabang, misalnya suatu yayasan yang hanya terdiri dari satu kantor saja

di Provinsi tertentu.”

[4.5] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 27 ayat (3) UU KIP juncto Pasal 1 angka 11 dan Pasal

6 ayat (2) PerKI PPSIP yang pada pokoknya mengatur bahwa Komisi Informasi Provinsi Banten

berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik yang menyangkut badan publik tingkat

provinsi.

[4.6] Menimbang bahwa berdasarkan fakta permohonan bahwa Termohon Biro Umum Setda

Provinsi Banten adalah Badan Publik tingkat Provinsi yang berkedudukan di Provinsi Banten,

Maka Majelis Komisioner berpendapat bahwa kewenangan relatif telah terpenuhi.

Kewenangan Absolut

[4.7] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) dinyatakan bahwa :

“Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UU KIP dan

peraturan pelaksananya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan

menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.”

[4.8] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UU KIP juncto Pasal 1 angka 3

PerKI PPSIP dinyatakan bahwa :

“Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara Badan Publik dengan

Pemohon Informasi Publik dan/atau Pengguna Informasi Publik yang berkaitan dengan hak

memperoleh dan/atau menggunakan Informasi Publik berdasarkan peraturan perundang-

undangan.”

[4.9] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan :

Pasal 22 Ayat (1) UU KIP

“Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan permintaan untuk memperoleh

Informasi Publik kepada Badan Publik terkait secara tertulis atau tidak tertulis.”

Pasal 22 ayat (7) UU KIP

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 40: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

40-55

"Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, Badan Publik

yang bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan

a. Informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;

b. Badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada dibawah penguasaannya dan

Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang

diminta;

c. Penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17;

d. Dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi

informasi yang akan diberikan;

e. Dalam hal suatu dokumen mengandung rnateri yang dikecualikan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat

dihitamkan dengan disertai alasan dan materinya;

f. Alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau

g. Biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta."

Pasal 36 ayat (1) UU KIP

"Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat

30 (tiga puluh) hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 35 ayat (1)."

Pasal 36 ayat (2) UU KIP

"Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memberikan tanggapan

atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling

lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis."

Pasal 26 ayat (1) huruf a UU KIP

"Komisi Informasi bertugas menerima, rnemeriksa, dan memutus permohonan

penyelesaian Sengketa Inforrnasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi

yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi Publik berdasarkan alasan sebagaimana

dimaksud dalam UU KIP."

[4.10] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 Perki PPSIP dinyatakan bahwa:

"Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Komisi Informasi dapat ditempuh

apabila:”

a. Pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang diberikan oleh atasan

PPID; atau

b. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan yang telah diajukan kepada

atasan PPID dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keberatan

diterima oleh atasan PPID."

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 41: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 41 - 55

[4.11] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [4.7] sampai dengan paragraf

[4.10] Majelis Komisioner berpendapat bahwa yang menjadi kewenangan absolut

Komisi Informasi Provinsi Banten adalah terkait dua hal yakni :

a. Adanya permohonan informasi, keberatan dan permohonan penyelesaian

sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Banten sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Sengketa yang diajukan adalah sengketa informasi publik yang terjadi antara

Pemohon dengan Badan Publik.

[4.12] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [4.7] sampai dengan [4.11],

Majelis Komisioner berpendapat bahwa Komisi Informasi Provinsi Banten berwenang

memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo.

B. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon

[4.13] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf d, Pasal

36 ayat (1), Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik juncto Pasal 1 angka 8, Pasal 30 ayat (1) huruf d dan huruf

e, Pasal 30 ayat (2), dan Pasal 35 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010

tentang Standar Layanan Informasi Publik juncto Pasal 1 angka 7, Pasal 9 ayat (1) dan

(2), Pasal 10, Pasal 11 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013

tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang pada pokoknya Pemohon

merupakan Pemohon Informasi Publik yang telah mengajukan permohonan Penyelesaian

Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi Provinsi Banten setelah terlebih

dahulu menempuh upaya keberatan.

[4.14] Menimbang bahwa permohonan a quo merupakan Permohonan Penyelesaian

sengketa Informasi Publik yang menyangkut Pemohon tidak puas terhadap tanggapan

atas keberatan yang diberikan oleh atasan PPID berdasarkan alasan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 42: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 42 - 55

Keterbukaan Informasi Publik juncto Pasal 5 huruf a Peraturan Komisi Informasi Nomor

1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

[4.15] Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta permohonan:

1. Pemohon atas nama Moch Ojat Sudrajat S adalah Warga Negara Indonesia

yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (Bukti P-1);

2. Pemohon telah mengajukan Surat Permohonan Informasi Publik kepada

Termohon. (Bukti P-3);

3. Pemohon telah mengajukan Surat Keberatan kepada Atasan PPID Termohon

(Bukti P-5);

4. Pemohon mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

Kepada Komisi Informasi Provinsi Banten (Bukti P-2).

[4.16] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [4.13] sampai dengan paragraf

[4.15] Majelis Komisioner berpendapat bahwa Pemohon memenuhi syarat kedudukan

hukum (legal standing).

C. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Termohon

[4.17] Menimbang bahwa Pasal 1 angka 2 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun

2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik menyatakan bahwa:

“Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang

fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang

sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja

negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau organisasi

nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah,

sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri..”

[4.18] Menimbang bahwa Pasal 1 angka 8 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun

2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik menyatakan bahwa:

”Termohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang selanjutnya disebut

Termohon adalah Badan Publik yang diwakili oleh Pimpinan Badan Publik, atasan

PPID, atau pejabat yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mengambil

keputusan dalam penyelesaian sengketa informasi.”

[4.19] Menimbang bahwa Biro Umum Setda Provinsi Banten merupakan Badan Publik

yang ada di lingkungan Provinsi Banten.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 43: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 43 - 55

[4.20] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [4.17] sampai dengan paragraf

[4.19] Majelis Komisioner berpendapat bahwa Termohon memenuhi syarat kedudukan

hukum (legal standing) sebagai badan publik di dalam Sengketa Informasi Publik.

D. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian sengketa Informasi

[4.21] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik juncto Pasal 13 Peraturan Komisi Informasi

Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang

pada pokoknya permohonan penyelesaian sengketa informasi diajukan selambat-

lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari

Termohon atau berakhirnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja untuk Termohon

memberikan tanggapan tertulis.

[4.22] Menimbang bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon, yaitu

salinan Surat Keberatan (Bukti P-5) dan formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa

Informasi Publik Kepada Komisi Informasi Provinsi Banten (Bukti P-2).

[4.23] Menimbang berdasarkan keterangan pada paragraf [4.21] dan paragraf [4.22],

Majelis Komisioner berpendapat bahwa permohonan penyelesaian sengketa informasi

yang diajukan oleh Pemohon tidak melebihi batas waktu pengajuan permohonan

penyelesaian sengketa Informasi.

E. Pokok Permohonan

[4.24] Menimbang bahwa dari fakta-fakta hukum, baik dalil Pemohon dan Termohon

maupun jawaban tertulis Pemohon dan Termohon, Majelis Komisioner menemukan fakta

hukum baik yang diakui maupun yang menjadi perselisihan hukum para pihak, sebagai

berikut:

1. Fakta hukum dan dalil-dalil permohonan Pemohon yang tidak dibantah oleh

Termohon, karenanya fakta hukum tersebut menjadi hukum bagi Pemohon dan

Termohon sehingga hal tersebut tidak perlu dibuktikan lagi, yaitu:

a. Pemohon telah mengajukan permohonan informasi publik sebagaimana

diuraikan dalam duduk perkara;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 44: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 44 - 55

b. Pemohon telah menempuh upaya keberatan kepada Atasan PPID

sebagaimana diuraikan dalam duduk perkara.

2. Bahwa Pemohon telah menegaskan bahwa informasi yang diminta adalah

informasi yang dimaksud pada paragraf [2.2];

F. Pendapat Majelis

[4.25] Menimbang bahwa terhadap hal-hal yang menjadi perselisihan perselisihan

hukum di atas, Majelis Komisioner memberikan pertimbangan dan penilaian hukum

sebagai berikut:

[4.26] Menimbang bahwa pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) menyatakan bahwa:

”Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,

dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara

dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan

publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang

berkaitan dengan kepentingn publik”.

[4.27] Menimbang bahwa pasal 2 ayat (1) UU KIP menyatakan setiap informasi publik

bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna informasi publik.

[4.28] Menimbang bahwa Pasal 3 UU KIP menyatakan bahwa: ”Undang-Undang ini

bertujuan untuk:

a. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan

publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik,

serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;

b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

publik;

c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik

dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

d. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif dan

efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;

e. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang

banyak;

f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

dan/ atau

g. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan

Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.”

[4.29] Menimbang bahwa Pasal 6 UU KIP menyebutkan:

(1) Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 45: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 45 - 55

(3) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. informasi yang dapat membahayakan negara;

b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari

persaingan usaha tidak sehat;

c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;

d. informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau

e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan. Bagian

Keempat Kewajiban Badan Publik

[4.30] Menimbang bahwa Pasal 7 ayat (1) UU KIP menyatakan:

”Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi

Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik,

selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan”.

[4.31] Menimbang Pasal 9 ayat (2) UU KIP menyatakan bahwa setiap Badan Publik

wajib mengumumkan informasi publik secara berkala meliputi:

a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik;

b. . informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait;

c. informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau

d. informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

[4.32] Menimbang Pasal 11 ayat (1) UU KIP menyebutkan bahwa Badan Publik wajib

menyediakan Informasi Publik setiap saat yang meliputi:

a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak

termasuk informasi yang dikecualikan;

b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;

c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;

d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan

Badan Publik;

e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;

f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan

yang terbuka untuk umum;

g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan

masyarakat; dan/atau

h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

[4.33] Menimbang bahwa Pasal 17 huruf h UU KIP yang menyatakan bahwa Setiap

badan publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon informasi publik untuk

mendapatkan informasi publik kecuali Informasi Publik yang apabila dibuka dan

diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu:

1. riwayat dan kondisi anggota keluarga;

2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis

seseorang;

3. kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang;

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 46: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 46 - 55

4. hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan

rekomendasi kemampuan seseorang; dan/atau

5. catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan

satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan non formal i. memorandum

atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut

sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan;

[4.34] Menimbang Pasal 17 huruf i UU KIP menyatakan bahwa setiap Badan Publik

wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan

Informasi Publik, kecuali memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra

Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas Putusan Komisi Informasi

atau pengadilan.

[4.35] Menimbang Pasal 17 huruf j UU KIP menyatakan bahwa setiap Badan Publik

wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan

Informasi Publik, kecuali informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-

Undang.

[4.36] Menimbang Pasal 8 ayat (4) dan (5) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun

2010 Tentang Standar Layanan Informasi Publik (SLIP), menyebutkan bahwa:

(4) Dalam hal adanya permohonan Informasi Publik, PPID bertugas:

a. mengkoordinasikan pemberian Informasi Publik yang dapat diakses oleh publik

dengan petugas informasi di berbagai unit pelayanan informasi untuk

memenuhi permohonan Informasi Publik;

b. melakukan pengujian tentang konsekuensi yang timbul sebagaimana diatur

dalam Pasal 19 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik sebelum

menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan;

c. menyertakan alasan tertulis pengecualian Informasi Publik secara jelas dan

tegas, dalam hal permohonan Informasi Publik ditolak;

d. menghitamkan atau mengaburkan Informasi Publik yang dikecualikan beserta

alasannya; dan

e. mengembangkan kapasitas pejabat fungsional dan/atau petugas informasi dalam

rangka peningkatan kualitas layanan Informasi Publik.

(5) Dalam hal terdapat keberatan atas penyediaan dan pelayanan Informasi Publik,

PPID bertugas mengkoordinasikan dan memastikan agar pengajuan keberatan

diproses berdasarkan prosedur penyelesaian keberatan apabila permohonan

Informasi Publik ditolak.

[4.37] Menimbang Pasal 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun

2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (PP No

109 tahun 2000) menyatakan bahwa Untuk melaksanakan tugas-tugas Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah disediakan:

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 47: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 47 - 55

a. biaya rumah tangga dipergunakan untuk membiayai kegiatan rumah tangga

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

b. biaya pembelian inventaris rumah jabatan dipergunakan untuk membeli

barangbarang inventaris rumah jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

c. biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan dan barang-barang inventaris dipergunakan

untuk pemeliharaan rumah jabatan dan barang-barang inventaris yang dipakai atau

dipergunakan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

d. biaya pemeliharaan kendaraan dinas dipergunakan untuk pemeliharaan kendaraan

dinas yang dipakai atau dipergunakan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah;

e. biaya pemeliharaan kesehatan dipergunakan untuk pengobatan, perawatan

rehabilitasi cacat dan uang duka bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

beserta anggota keluarga;

f. biaya Perjalanan Dinas dipergunakan untuk membiayai perjalanan dinas dalam

rangka pelaksanaan tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

g. biaya Pakaian Dinas dipergunakan untuk pengadaan pakaian dinas Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah berikut atributnya;

h. biaya penunjang operasional dipergunakan untuk koordinasi, penanggulangan

kerawanan sosial masyarakat, pengamanan dan kegiatan khusus lainnya guna

mendukung pelaksanaan tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

[4.38] Menimbang Pasal 9 ayat (1) PP No 109 tahun 2000 menyatakan bahwa:

(1) Besarnya biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Propinsi ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah sebagai

berikut:

a. sampai dengan Rp. 15 milyar paling rendah Rp. 150 juta dan paling

tinggi sebesar 1,75%;

b. di atas Rp. 15 milyar s/d. Rp. 50 milyar paling rendah Rp. 262,5 juta dan

paling tinggi sebesar 1%;

c. di atas Rp. 50 milyar s/d. Rp. 100 milyar paling rendah Rp. 500 juta dan

paling tinggi sebesar 0,75%;

d. di atas Rp. 100 milyar s/d. Rp. 250 milyar paling rendah Rp. 750 juta dan

paling tinggi 0,40%;

e. di atas Rp. 250 milyar s/d. Rp. 500 milyar paling rendah Rp. 1 milyar dan

paling tinggi 0,25%/

f. di atas Rp. 500 milyar paling rendah Rp. 1,25 milyar dan paling tinggi

sebesar 0,15%.

[4.39] Menimbang pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 15 Tahun 2004 Tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dinyatakan bahwa

jangka waktu penyerahan dokumen baik ke Lembaga perwakilan dalam hal ini DPRD

Provinsi Banten maupun Pimpinan Daerah dalam hal ini Gubernur Provinsi Banten adalah

3 (tiga) bulan setelah berakhirnya semester.

[4.40] Menimbang bahwa pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2004 Tentang Pemerikasaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara

menyebutkan :

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 48: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 48 - 55

(1) “laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada lembaga perwakilan

dinyatakan terbuka untuk umum

(2) laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk

laporan yang memuat rahasia negara yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan

[4.41] Menimbang Pasal 22 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang

SLIP menyatakan bahwa:

“Seluruh Informasi Publik yang berada pada Badan Publik selain informasi yang

dikecualikan dapat diakses oleh Publik melalui prosedur permohonan informasi

publik.”

[4.42] Menimbang Pasal 37 Peraturan Komisi Informasi Provinsi Nomor 1 Tahun 2013

tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (PPSIP) menyebutkan bahwa:

“Ketua Majelis Komisioner memberikan kesempatan kepada para pihak untuk

menempuh proses mediasi terlebih dahulu dalam hal permohonan

penyelesaian sengketa dilakukan terhadap penolakan pemberian informasi

sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g

UU KIP.”

[4.43] Menimbang Pasal 16 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang

SLIP menyatakan bahwa:

(1) PPID wajib melakukan pengujian konsekuensi berdasarkan alasan pasal 17

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik sebelum menyatakan suatu

Informasi Publik sebagai Informasi yang dikecualikan

(2) PPID yang melakukan pengjian konsekuensi berdasarkan alasan pada pasal 17

huruf j Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik wajib menyebutkan

ketentuan yang secara jelas dan tegas pada undang-undang yang diacu yang

menyatakan suatu informasi wajib dirahasiakan

(3) Alasan sebagaimana dimaksud ayt (1) dan ayat (2) harus dinyatakan secara tertulis

dan disertakan dalam surat pemberitahuan tertulis atas permohonan Informasi

Publik

(4) Dalam melaksanakan pengujian konsekuensi, PPID dilarang mempertimbangkan

alasan pengecualian selain hal-hal yang diatur dalam pasal 17 Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik

[4.44] Menimbang bahwa Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1

Tahun 2013 tentang PPSIP menyebutkan :

(1) Para pihak yang mengajukan permohonan penyelesaian informasi publik wajib

mengikuti proses penyelesaian sengketa informasi publik dengan sungguh-

sungguh dan itikad baik

(2) Komisi Informasi tidak wajib menanggapi permohonan yang tidak dilakukan

dengan sungguh-sungguh dan Itikad baik

[4.45] Menimbang Pasal 4 ayat (3) huruf b dan c Peraturan Komisi Informasi Nomor 1

Tahun 2013 tentang PPSIP menyatakan bahwa yang dimaksud dengan permohonan yang

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 49: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 49 - 55

tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan itikad baik sebagaimana dimkasud pada

ayat (2 ) adalah:

b. melakukan permohonan dengan tujuan untuk mengganggu proses penyelesaian

sengketa

c. melakukan pelecehan kepada petugas penyelesaian sengketa dengan perlakuan di

luar prosedur penyelesaian sengketa

[4.46] Menimbang penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf c Peraturan Komisi Informasi

Nomor 1 Tahun 2013 tentang PPSIP menyatakan bahwa:

“yang dimaksud dengan pelecehan antara lain termasuk namun tidak terbatas pada

merendahkan petugas, pelecehan gender, dan pelecehan seksual”

[4.47] Menimbang Diktum Pertama Keputusan Ketua Komisi Informasi Pusat Nomor

01/KEP/KIP/V/2018 tentang Prosedur Penghentian Proses Penyelesaian Sengketa

Informasi Publik yang Tidak Dilakukan dengan Sungguh-Sungguh dan Itikad Baik (Kep

KI Pusat No 01 Tahun 2018) menyebutkan bahwa:

“Komisi Informasi tidak wajib menanggapi permohonan penyelesaian sengketa

informasi Publik yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan itikad baik”

[4.48] Menimbang Diktum Kedua huruf b dan c Kep KI Pusat No 01 Tahun 2018

menyebutkan bahwa Permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan

itikad baik sebagaimana dimaksud pada Diktum Pertama, yaitu:

b. melakukan permohonan dengan tujuan untuk mengganggu proses penyelesaian

sengketa

c. melakukan pelecehan kepada petugas penyelesaian sengketa dengan perlakuan di

luar prosedur penyelesaian sengketa

[4.49] Menimbang Diktum Ketiga angka 3 huruf d Kep KI Pusat No 01 Tahun 2018

menyebutkan bahwa melakukan permohonan dengan tujuan untuk mengganggu proses

penyelesaian sengketa, sebagaimana dimaksud pada Diktum kedua huruf b, yaitu:

“informasi yang diperoleh tidak digunakan sebagaimana tujuan permohonan

informasi publik dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan”

[4.50] Menimbang diktum Ketiga angka 4 Kep KI Pusat No 01 Tahun 2018 menyebutkan

bahwa melakukan pelecehan kepada petugas penyelesaian sengketa sebagaimana

dimaksud dalam Diktum Kedua huruf c, yaitu dilakukan secara:

a. Verbal; dan/atau

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 50: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 50 - 55

b. Non verbal

[4.51] Menimbang diktum Keempat huruf b Kep KI Pusat No 01 Tahun 2018

menyebutkan bahwa untuk menentukan permohonan dapat dikualifikasi sebagai

permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan itikad baik sebagaiman

dimaksud dalam Diktum Kedua dan Ketiga dilakukan dengan melalui Prosedur:

“Pemeriksaan pada sidang Ajudikasi Nonlitigasi”

[4.52] Menimbang diktum Kelima angka 3 Kep KI Pusat No 01 Tahun 2018

menyebutkan bahwa:

“pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat hurut b, dilakukan

untuk pemeriksaan materi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga angka 3

dan angka 4 melalui proses yaitu dilakukan sebagaimana prosedur yang diatur

dalam Peraturan Komsisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013”

[4.53] Menimbang bahwa berdasarkan bukti-bukti (Bukti P-3) dan bukti fakta

persidangan, tujuan permohonan informasi adalah meningkatkan peran aktif masyarakat

dalam rangka pengawasan untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik , yaitu

yang transparan, efektif dan efisien, akuntable serta dapat dipertanggung jawabkan.

[4.54] Menimbang berdasarkan fakta persidangan terungkap bahwa Pemohon melalui

Perkumpulan Maha Bidik Indonesia menggunakan video rekaman sidang agenda

pemeriksaan awal register 022/VI/KI BANTEN-PS/2019 sebagai bahan laporan ke

Mabes Polri.

[4.55] Menimbang bahwa pada hari pertama sidang, Majelis Komisioner hanya

memeriksa 4 hal yaitu: 1) Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Banten; 2) Kedudukan

hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa

informasi; 3) Kedudukan hukum (legal standing) Termohon sebagai Badan Publik di

dalam sengketa informasi; 4) Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa

informasi. Sehingga pernyataan Pemohon dan Termohon pada sidang awal mengenai

pokok perkara belum dinilai, dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Komisioner.

[4.56] Menimbang bahwa dengan adanya laporan ke Mabes Polri oleh Pemohon

sedangkan Proses Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Komsisi Informasi Provinsi

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 51: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 51 - 55

Banten belum selesai berakibat pada terganggunya proses penyelesaian Sengketa

Informasi Publik. Faktanya termohon berkeberatan dengan laporan pengaduan tersebut.

[4.57] Menimbang bahwa berdasarkan bukti-bukti (Bukti T-1), (Bukti T-2), (Bukti T-3)

dan bukti fakta persidangan Termohon keberatan atas dilampirkannya Video rekaman

sidang awal di KI Banten sebagai bahan laporan ke Bareskrim Mabes Polri. Karena

menurut Termohon, Pemohon telah menyimpang dari tujuan awal Permohonan Informasi

Publik dan Pemohon sudah tidak beritikad baik sehingga bisa mengganggu ketentraman

di tubuh pemerintahan Biro Umum.

[4.58] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan Pemohon mengakui bahwa

Pemohon melalui Perkumpulan Maha Bidik Indonesia (kedudukan Pemohon sebagai

Ketua) telah menggunakan video rekaman sidang pemeriksaan awal register 022/VI/KI

BANTEN-PS/2019 sebagai bahan laporan ke Mabes Polri

[4.59] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan Pemohon menyampaikan

bahwa laporan yang dilakukan oleh Pemohon ke Mabes Polri merupakan Laporan

Pengaduan (Lapdu) terkait pengelolaan keuangan Biaya Operasionalnya bukan Pak

Gubernurnya dan yang menjadi dasar laporan adalah Pasal 10 perda Banten no 4 tahun

2005.

[4.60] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan Pemohon berpendapat bahwa

menggunakan video rekaman sidang pemeriksaan awal untuk dijadikan bahan laporan ke

Mabes Polri adalah boleh. Karena, pelaksanaan sidang awal terbuka untuk umum dan

Pemohon telah meminta video rekaman sidang pemeriksaan awal malalui mekanisme

yang diatur dalam Undang-Undang KIP, yaitu dengan mengirimkan surat resmi ke KI

Banten.

[4.61] Menimbang berdasarkan fakta persidangan, Majelis Komisioner menilai

Pemohon yang telah melakukan laporan ke Mabes Polri dengan menggunakan rekaman

sidang awal sengketa Informasi Publik sedangkan proses persidangan belum selesai,

Pemohon telah menggunakan informasi yang diperoleh tidak digunakan sebagaimana

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 52: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 52 - 55

tujuan permohonan informasi publik dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan

sehingga mengganggu proses penyelesaian sengketa.

[4.62] Menimbang berdasarkan fakta persidangan Majelis Komisioner menilai Pemohon

yang telah melakukan laporan ke Mabes Polri dengan menggunakan rekaman sidang awal

sengketa Informasi Publik sedangkan proses persidangan belum selesai, Pemohon telah

melakukan perbuatan diluar prosedur penyelesaian sengketa informasi publik sehingga

Pemohon telah melakukan pelecehan kepada petugas Penyelesaian Sengketa.

[4.63] Menimbang bahwa Majelis Komisioner menilai terhadap pernyataan Pemohon

boleh menggunakan Video rekaman sidang pemeriksaan awal sebagai bahan laporan ke

Mabes Polri Karena pelaksanaan sidang awal terbuka untuk umum. Majelis Komisioner

menilai bahwa yang dimaksud “ persidangan terbuka untuk umum” adalah terbuka untuk

umum pada saat berlangsungnya persidangan.

[4.64] Menimbang bahwa Majelis Komisioner mempunyai kewenangan absolut untuk

menerima, memeriksa dan memutus sengketa Iformasi Publik. Bahwa berdasarkan

paragraf [4.61] sampai [4.63] Majelis Komsioner menilai untuk tidak menanggapi

Permohonan Sengketa Informasi Publik dari Pemohon.

[4.65] Menimbang bahwa Majelis Komisioner sependapat dengan dalil termohon yang

disampaikan dalam kesimpulannya yang menyatakan bahwa Pemohon dianggap tidak

beritikad baik karena telah menyalahgunakan tujuan permohonan informasi publik

sehingga sudah tidak sesuai dengan tujuan awal dari permintaan informasi. Adapun dasar

hukum yang dijadikan dasar oleh Majelis Komisioner selain yang disampaikan oleh

Termohon adalah Pasal 4 ayat (3) huruf b dan c Peraturan Komisi Informasi Nomor 1

Tahun 2013 tentang PPSIP.

[4.66] Menimbang bahwa Majelis Komisioner menilai terhadap pernyataan Pemohon

dalam Kesimpulannya menyatakan bahwa tentang Permohonan yang tidak dilakukan

dengan sungguh – sungguh dan itikad baik, diatur dalam DIKTUM KEDUA huruf a, dan

dijelaskan pada DIKTUM KETIGA angka 2, KI Pusat nomor : 01/KEP/KIP/V/2018 dan

menurut pemohon dari kriteria dari aturan tersebut tidak ada satupun kriteria yang dapat

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 53: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 53 - 55

dikenakan kepada Pemohon. Mejelis menilai bahwa aturan yang menjadi dasar

Permohonan Pemohon dinyatakan sebagai permohonan yang tidak dilakukan dengan

sungguh-sungguh dan itikad baik selain yang disampaikan Pemohon adalah Diktum

Kedua huruf b dan c dan dijelaskan dalam Diktum Ketiga angka 3 huruf d serta diktum

Ketiga angka 4 dan Majelis Menilai permohonan penyelesaian sengketa oleh Pemohon

termasuk dalam dalam kriteria aturan ini.

[4.67] Menimbang bahwa dalam kesimpulan Pemohon menyatakan behwa Laporan

Pengaduan dilakukan pada saat Persidangan di KI Banten belum selesai berdasarkan

Adanya YURISPRUDENSI yakni putusan KI Pusat dengan Nomor: 002/X/KIP-PS-

A/2010 tanggal 8 Februari 2011.

[4.68] Menimbang bahwa terhadap paragraf [4.67] Majelis Komisioner menilai bahwa

putusan tersebut diputuskan pada tahun 2011 saat itu sebelum adanya peraturan KI No 1

Tahun 2013 tentang PPSIP dan Keputusan KI Pusat No 1 Tahun 2018 yang mengatur

tentang permohonan yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dan itikad baik.

Sedangkan Majelis Komisioner dalam menilai Permohonan Pemohon register 022/VI/KI

BANTEN-PS/2019 selain berdasar Undan-Undang No 14 Tahun 2008 juga berdasar

peraturan KI No 1 Tahun 2013 tentang PPSIP dan Keputusan KI Pusat No 1 Tahun 2018.

[4.69] Menimbang bahwa majelis komisioner menilai terhadap kesimpulan Pemohon

terutama mengenai informsi SPJ Gubernur dan Wakil Gubernur sudah keluar kontek dari

sengketa Informasi Publik. Kesimpulan Pemohon lebih pada pertanggung jawabnnya

bukan informasi pertanggung jawaban. Sehingga penyelesaian perkara a quo telah

menyimpang dari substansi permohonan. Dengan demikian majelis berpendapat tidak

wajib menanggapi permohonan.

[4.70] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [4.53] sampai dengan paragraf

[4.69] Majelis Komisioner berpendapat bahwa Pemohon telah menggunakan informasi

yang diperoleh tidak digunakan sebagaimana tujuan permohonan informasi publik dan

melakukan permohonan dengan tujuan untuk mengganggu proses penyelesaian sengketa

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 54: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

- 54 - 55

Informasi Publik serta telah melakukan pelecehan kepada petugas penyelesaian sengketa

dengan perlakuan di luar perosedur penyelesaian sengketa.

[4.71] Menimbang berdasarkan uraian tersebut di atas. Majelis Komisioner berpendapat

bahwa Permohonan Informasi Pemohon yang ditujukan kepada Biro Umum Sekretariat

Daerah Provinsi Banten sesuai dengan paragrafh [2.2] tidak dapat diterima Dan Pemohon

dikualifikasi sebagai Pemohon yang tidak melakukan permohonan dengan sungguh-

sungguh dan itikad baik.

[4.72] Menimbang bahwa sehubungan Majelis berpendapat untuk tidak menanggapi

Permohonan Sengketa Informasi Publik dari Pemohon sehingga menghentikan dengan

tidak menerima permohonan permohon dalam perkara a quo maka mengenai pokok

permohonan tidak perlu dinilai dan dipertimbangkan lagi.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner berkesimpulan:

[5.1] Komisi Informasi Provinsi Banten berwenang untuk memeriksa dan memutus

perkara a quo.

[5.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan

permohonan penyelesaian sengketa informasi.

[5.3] Termohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai Badan Publik di

dalam sengketa informasi.

[5.4] Permohonan penyelesaian sengketa informasi yang diajukan oleh Pemohon tidak

melebihi batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa Informasi.

[5.5] Pemohon dikualifikasi sebagai Pemohon yang tidak melakukan permohonan

dengan sungguh-sungguh dan itikad baik

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten

Page 55: RPLVL,QIRUPDVL3URYLQVL%DQWHQ6$/,1$1 · Kronologi [2.2] Pada tanggal 24 April 2019, Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik Kepada Kepala Bagian Tata Usaha pada Biro Umum Sekretariat

S A L I N

A N

Komisi

Inform

asi Prov

insi B

anten