rpjmd kabupaten magelang 2009-2010
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Rpjmd Kabupaten MagRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Rpjmd Kabupaten MagelaRpjmd KabupatenRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010 Magelang 2009-2010ng 20RRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010pjmd Kabupaten Magelang 2009-2010RpRpjmd Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Kabupaten Magelang 2009-2010jmd Kabupaten Magelang 2009-201009-2010Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010elang 2009-2010TRANSCRIPT

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...111
BBBAAABBB III... PPPEEENNNDDDAAAHHHUUULLLUUUAAANNN
I.1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa daerah harus
memiliki dokumen perencanaan yang terdiri dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan periode waktu 20 (dua puluh)
tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
periode waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dengan periode waktu 1 (satu) tahun. Setiap dokumen
perencanaan pembangunan daerah tersebut memiliki keterkaitan yang
sangat erat, baik dilihat dari sudut pandang hirarki perencanaan maupun
secara fungsional.
Sehubungan dengan terpilihnya Bupati Magelang untuk masa jabatan
2009-2014, maka Pemerintah Kabupaten Magelang perlu menyusun RPJMD
Kabupaten Magelang yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Bupati terpilih yang disusun sebagai dasar dan acuan bagi
pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan
kondisi kemampuan daerah.
Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN) disebutkan bahwa RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi,
dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD
Kabupaten Magelang dan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD
Provinsi Jawa Tengah, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai
dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD menjadi landasan bagi
penyusunan dokumen rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah
atau rencana kerja pemerintah daerah maupun dokumen perencanaan
pada tingkat SKPD.
RPJMD berfungsi sebagai dokumen publik yang diharapkan dapat
mengantisipasi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka waktu lima

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...222
tahun yang akan datang. Proses penyusunan RPJMD ini telah menerapkan
pendekatan perencanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu
pendekatan: politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan
bawah-atas (bottom-up). Penyusunannya melalui tahapan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang bersifat
partisipatif dengan melibatkan segenap pemangku kepentingan
pembangunan (stakeholders) di Kabupaten Magelang.
RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2009-2014 akan digunakan
sebagai pedoman manajerial strategis penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik, dan pemberdayaan
masyarakat selama lima tahunan. RPJMD ini digunakan sebagai dasar (dan
tolok ukur) dalam penilaian kinerja Kepala Daerah dalam mekanisme
pertanggungjawaban Kepala Daerah pada setiap akhir tahun anggaran dan
pada akhir masa jabatan.
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN
I.2.1. Maksud
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan maksud
untuk menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah menjadi
dokumen RPJMD yang akan digunakan sebagai arah, dasar, acuan, dan
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan daerah, yang akan
dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan, baik dari unsur
pemerintah maupun non pemerintah selama kurun waktu lima tahun.
I.2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2009-2014
adalah:
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah selama kurun waktu lima tahun,
2. Menjamin terciptanya integrasi, konsistensi, dan sinergi baik antarwilayah, antarruang, antarwaktu maupun antarfungsi.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan dalam rangka membantu mewujudkan visi dan misi yang hendak dicapai dalam jangka waktu lima tahun.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...333
4. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan serta untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah.
5. Memberikan acuan dasar penilaian (tolok ukur) dalam penilaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat selama lima tahun.
I.3. LANDASAN PENYUSUNAN
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan
berdasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...444
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang ke Kecamatan Mungkid di Wilayah Daerah Tingkat II Magelang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 36);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...555
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817)
23. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan Dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2001-2010.
25. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Mekanisme Konsultasi Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004 Nomor 17 Seri E Nomor 9);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004 Nomor 25 Seri E Nomor 11);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E Nomor 7);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 7);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 21);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 28);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 29).
32. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 30).
33. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 31 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 31).
34. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 32).
35. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009 Nomor 1).

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...666
I.4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Kedudukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 dalam tatanan dokumen
perencanaan pembangunan daerah merupakan dokumen perencanaan
yang disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 (Peraturan
Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008) serta memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 –
2009 (Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 –
2013 (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009), dan
Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009
(Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004).
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra-SKPD) Tahun 2009-2014. RPJMD Kabupaten Magelang
Tahun 2009-2014 akan dioperasionalisasikan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Magelang selama kurun waktu 5
(lima) tahun mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. RKPD
Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014 akan dijadikan sebagai
pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014.
I.5. SISTEMATIKA PENULISAN
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan tata urut
sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bagian ini memuat materi tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Penyusunan, Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bagian ini memuat gambaran kondisi yang diurai berdasarkan 6 (enam) pembidangan, yaitu: (1) Kondisi Geografis, (2) Lingkungan Hidup, (3) Ekonomi, (4) Sosial, Budaya, dan Politik, (5) Prasarana dan Sarana, dan (6) Pemerintahan.
Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Bagian ini memuat materi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Keuangan Daerah.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...777
Bab IV : Analisis Isu-isu Strategis
Bagian ini memuat materi tentang Analisis Lingkungan Strategis Daerah dan Isu-isu Strategis Daerah.
Bab V : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Bagian ini memuat materi tentang Visi Pembangunan Daerah, Misi Pembangunan Daerah, Tujuan Pembangunan Daerah, dan Sasaran Pembangunan Daerah.
Bab VI : Strategi dan Arah Kebijakan
Bagian ini memuat materi tentang Strategi Pembangunan Daerah dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah.
Bab VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Bagian ini memuat materi tentang Kebijakan Umum Pembangunan Daerah, dan Program Pembangunan Daerah.
Bab VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas
Bagian ini memuat materi tentang Tahapan Pembangunan Jangka Menengah, Prioritas Pembangunan Daerah, dan Indikasi Program Prioritas.
Bab IX : Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Bagian ini memuat materi tentang Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah dan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah.
Bab X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Bagian ini memuat materi tentang Pedoman Transisi, dan Kaidah Pelaksanaan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111
BBBAAABBB IIIIII... GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN UUUMMMUUUMMM KKKOOONNNDDDIIISSSIII DDDAAAEEERRRAAAHHH
II.1. KONDISI GEOGRAFIS
II.1.1. Batas Wilayah dan Luas Wilayah
Kabupaten Magelang sebagai suatu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
terletak diantara beberapa kabupaten dan kota, yaitu di sebelah utara:
Kabupaten Temangung dan Kabupaten Semarang, di sebelah Timur:
Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, di sebelah selatan:
Kabupaten Purworejo dan Provinsi DIY, sebelah barat: Kabupaten
Temanggung dan Kabupaten Wonosobo, di tengah: Kota Magelang.
Letaknya antara 110001’51” dan 110026’13” Bujur Timur dan antara
7019’13” dan 7042’16” Lintang Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Magelang sekitar 108.573 ha atau sekitar 3,34
persen dari luas Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif, Kabupaten
Magelang dibagi menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari 372
desa/kelurahan.
II.1.2. Topografi
Wilayah Kebupaten Magelang secara umum morfologinya merupakan
dataran tinggi yang berbentuk ‘basin’ (cekungan) dengan dikelilingi
gunung-gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing) dan
pegunungan Menoreh. Dua sungai besar mengalir di tengahnya, Sungai
Progo dan Sungai Elo, dengan beberapa cabang anak sungai yang
bermata air di lereng gunung-gunung tersebut. Topografi datar 8.599 Ha,
bergelombang 44.784 Ha, curam 41.037 Ha dan sangat curam 14.155 Ha.
Ketinggian wilayah antara 153-3.065 m diatas permukaan laut.
Ketinggian rata-rata 360 m diatas permukaan laut.
II.1.3. Geologi
Bagian barat daya Kabupaten Magelang (Salaman dan Borobudur bagian
selatan) tersusun dari batuan breksi, andesit, dasit, tufa, tufa lapili,
aglomerat dan lava andesit yang merupakan bagian dari Formasi Andesit
Tua. Batuan dari gunung berapi yang ada di sekililing wilayah ini
merupakan unsur batuan yang membentuk dataran Magelang berupa
tanah endapan alluvial yang subur. Wilayah Kabupaten Magelang di

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222
bagian tengah merupakan tanah endapan/alluvial yang merupakan
lapukan dari batuan induknya. Sedangkan di lereng dan kaki gunung
merupakan tanah endapan vulkanis.
Jenis tanahnya adalah :
- Alluvial kelabu, Alluvial coklat, Regosol coklat kelabu, Regosol coklat
kelabu dan coklat tua yang banyak terdapat di daerah dataran seperti,
Mertoyudan, Mungkid, Candimulyo, Salaman, Secang, Tegalrejo,
Muntilan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.
- Regosol kelabu dan coklat tua, Andosol Coklat, Lithosol Latosol Coklat,
banyak terdapat di daerah lereng pegunungan seperti, Windusari,
Kajoran, Kaliangkrik, Ngablak, Grabag, Pakis, Bandongan.
- Latosol coklat Kemerahan ada di kecamatan Grabag dan Ngablak.
- Latosol Coklat tua kemerahan ada di Kecamatan Salam, Kajoran,
Kaliangkrik, Salaman, Tempuran, Bandongan dan Windusari.
- Latosol merah kekuningan ada di wilayah Kecamatan Salaman dan
Borobudur.
II.1.4. Hidrologi
Sebagai daerah yang dikelilingi gunung-gunung sebagai daerah tangkapan
air hujan, wilayah Kabupaten Magelang kaya cadangan air tanah yang
keluar sebagai mata air di permukaan. Dalam neraca air Tahun 2000,
cadangan air tanah dangkal/bebas yang dimanfaatkan 1.492,99 juta
m3/tahun, dan untuk air tanah sedang/semi artesis 3.732,48 juta
m3/tahun.
Curah hujan potensial 4.067,14 juta m3/tahun atau dengan intensitas
3.746 mm/tahun. Dan air hujan tertampung 78,32 juta m3/tahun.
Wilayah Kabupaten Magelang terletak di daerah Aliran Sungai (DAS)
Progo dan DAS Bogowonto.
Mempunyai 10 sungai besar/sedang dengan jumlah debit maksimum
2.314 m3/detik dan minimum 110,5 m3/detik, serta 52 mata air dengan
jumlah debit 8.284 liter/detik.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333
II.1.5. Morfologi
Daerah penelitian secara fisiografi termasuk pada zona fisiografi gunung
api kuarter, yang terletak di zona fisiografi depresi Jawa Tengah dan zona
fisiografi Pematang dan Dome pada pusat depresi (Van Bemmelen, 1949).
Berdasarkan pengamatan peta topografi daerah penelitian merupakan
daerah yang dikelilingi oleh gunungapi-gunungapi kuarter yang terletak
di sebelah barat dan timur, pada sebelah timur terdapat Gunung Merapi
dan Gunung Merbabu, sedangkan pada bagian barat terdapat Gunung
Sumbing.
Secara Morfologi dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu
Satuan Morfologi Puncak Gunung, Satuan Morfologi Lereng Gunung,
Satuan Morfologi Kaki Lereng dan satuan Perbukitan bergelombang.
Satuan Morfologi Puncak Gunung yang menempati pada daerah-daerah
yang dekat dengan Puncak Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Gunung
Sumbing dengan kelerengan lebih besar dari 20 derajat yang menempati
pada ketinggian lebih dari 750 m di atas permukaan laut. Satuan Lereng
Gunung yang menempati pada lereng-lereng Gunung Merapi, Gunung
Merbabu dan Gunung Sumbing, Satuan Morfologi Kaki Lereng menempati
daerah-daerah yang lebih rendah sampai pada daerah Kota Magelang,
sedangkan Satuan Perbukitan bergelombang menempati pada bagian
selatan Kabupaten Magelang yang berbatasan dengan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
II.1.6. Tata Guna Lahan
Menurut penggunaannya, tanah sawah: 35%, tanah tegalan: 36%,
bangunan dan pekarangan: 17%, hutan negara: 7%, lain-lain: 5%. Dari
sawah yang luasnya 37.250 ha, seluas 23,28 persen sawah berpengairan
sederhana, 22,64 persen merupakan sawah tadah hujan, 17,78 persen
berpengairan teknis, 13,45 berpengairan setengah teknis. Sedangkan
lahan kering yang digunakan untuk tegal/kebun/huma sebesar 51,45
persen.
II.1.7. Keadaan Iklim
Suhu rata-rata Kabupaten Magelang 25,620C, kelembaban udara 82%.
Curah hujan rata-rata 2.589 mm/th, rata-rata hari hujan 121, kecepatan
angin 1,8 knot.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444
II.1.8. Demografi
Pembangunan urusan kependudukan dan catatan sipil ditujukan untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan tertib
administrasi kependudukan. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang terus
meningkat, baik akibat kelahiran maupun migrasi penduduk. Pada tahun
2004 penduduk Kabupaten Magelang berjumlah 1.157.715 jiwa dan pada
tahun 2008 meningkat menjadi 1.188.662 jiwa atau meningkat 30.947
jiwa. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,89% dengan
kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk dengan jumlah kepadatan pada tahun 2004 sebesar 1.053
jiwa/km2 menjadi 1.095 jiwa/km2 pada tahun 2008. Disisi lain,
penyebaran, penduduk di masing-masing kecamatan belum merata.
Perkembangan pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang merupakan
pijakan dasar dalam perencanaan pembangunan.
Dari jumlah penduduk diketahui bahwa jumlah penduduk berumur
produktif (15-64 tahun) pada tahun 2004 berjumlah 765.545 jiwa naik
menjadi 774.113 jiwa tahun 2007, sedangkan penduduk usia tidak
produktif (0-14 dan 65 tahun keatas) sebesar 392.171 jiwa pada tahun
2004 dan naik menjadi 414.829 jiwa pada tahun 2007. Sehingga angka
beban tanggungan yaitu perbandingan antara penduduk usia produktif
dengan penduduk usia tidak produktif sebesar 51% pada tahun 2004
menjadi 54% pada tahun 2007.
II.2. LINGKUNGAN HIDUP
II.2.1. Penataan Ruang
Dalam penataan ruang, Pemerintah Kabupaten Magelang telah menyusun
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Magelang Tahun 2003-
2013. RTRW ini dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
2003 tentang Rencana Tata Ruang Wialayah Kabupaten Magelang. RTRW
ini merupakan strategi dan arahan kebijakan Pemerintah Kabupaten
Magelang yang menetapakan lokasi dan kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
Kawasan hutan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup, yang mencakup
sumberdaya alam, sumber buatan dan nilai sejarah budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan. Sementara kawasan budidaya

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...555
adalah kawasan yang dimanfaatkan secara terencana dan terarah
sehingga dapat berdayaguna dan berhasil guna bagi hidup dan kehidupan
manusia, terdiri dari kawasan budidaya pertanian dan kawasan budidaya
non pertanian.
Dalam pelaksanaannya masih menghadapi berbagai hambatan,
khususnya di wilayah yang memiliki potensi yang beragam. Hal ini
berakibat terjadinya konflik penggunaan lahan antar berbagai
kepentingan, khususnya pertanian dan non pertanian. Sehingga sudah
menjadi kebutuhan yang mendesak adanya regulasi yang lebih bisa
mengatur dan mengendalikan tata ruang. Selanjutnya perlu juga didorong
pemahaman masyarakat dan pemerintah bahwa dalam proses
perencanaan pembangunan aspasial (RPJP dan RPJM) juga penting untuk
memahami perencanaan spasial.
Pembagian wilayah RTRW tersebut digunakan untuk mempermudah
koordinasi antar wilayah. Dengan koordinasi yang lebih baik diharapkan
keterpaduan pembangunan antar wilayah dalam Kabupaten Magelang
dapat bersinergi dengan baik terutama antara wilayah perkotaan dan
pinggiran.
Aspek pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW semakin baik dan
terarah, antara lain ditunjukkan dengan semakin berkurangnya konflik
pemanfaatan ruang, tetap terjaganya luasan kawasan lindung seluas
minimal 30% dari luas wilayah, meningkatnya daya saing Kabupaten
Magelang dengan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan kawasan budidaya
dalam menunjang investasi ekonomi dan infrastruktur wilayah,
menurunnya urbanisasi dengan meningkatnya keserasian pembangunan
desa kota serta meningkatnya pengaturan pertanahan mendasarkan
RTRW.
Beberapa permasalahan utama yang masih ditemukan dalam
pembangunan dari aspek tata ruang antara lain: a) belum disesuaikannya
RTRW Kabupaten dengan perkembangan regulasi Nasional dan Provinsi,
b) masih cukup tingginya frekuensi konflik terkait dengan penggunaan
ruang, c) belum optimalnya langkah-langkah pengendalian dan
pemanfaatan ruang.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...666
II.2.2. Pertanahan
Di bidang tanah yang merupakan salah satu sumber daya alam yang
harus dijaga dan ditata, karena mempunyai nilai strategis dalam tatanan
kehidupan manusia bersosial dan bernegara. Terutama dalam kaitannya
dengan fungsi pemanfaatan, baik fungsi lindung maupun budi daya sesuai
RTRW. Pada tahun 2004, di Kabupaten Magelang terdapat 17.745 bidang
tanah yang bersertifikat, dan pada tahun 2008 menjadi 281.640 bidang
tanah yang terdiri dari HM 271.030 buah, HGB 8.108 buah, HGU 1 buah
dan Hak Pengelolaan 102 buah. Walaupun perkembangan pensertifikatan
tanah sudah menggembirakan namun perbaikan manajemen pertanahan
dan sistem informasi pertanahan harus terus diperbaiki.
II.2.3. Kehutanan
Dibidang kehutanan, jumlah hasil hutan yang paling banyak diproduksi
adalah getah kayu yaitu sebesar 23.566 ton pada tahun 2004 sedangkan
pada tahun 2008 menjadi 17.628,9 ton atau turun 25,19%. Komoditi
kehutanan di Kabupaten Magelang yang juga cukup potensial adalah
gondorukem, damar dan sengon. Tanaman ini telah banyak ditanam oleh
masyarakat yang tersebar di 21 kecamatan. Namun dikhawatirkan
apabila jumlah hutan terus menurun akan berpengaruh terhadap
produksi hasil hutan.
II.2.4. Lingkungan Hidup
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 bahwa kekayaan alam
seisinya dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Namun,
pemanfaatan kekayaan alam harus dilakukan sebaik mungkin dengan
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pemanfaatan
kekayaan alam harus diimbangi dengan langkah konservasi lingkungan
yang cukup sehingga kelestarian lingkungan tetap dapat terjaga.
Luas lahan kritis Kabupaten Magelang pada tahun 2004 adalah
12.667 ha tetapi luasnya menurun pada tahun 2008 menjadi 9.276 ha.
Untuk mengatasi kerusakan lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang
telah melakukan perbaikan terhadap lahan kritis, sehingga kerusakan
lahan menurun. Hasil perbaikan lahan kritis: tahun 2005 : 12.189 ha,
tahun 2006: 11.626 ha, tahun 2007 : 10.726 ha, tahun 2008: 9.276 ha.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...777
Beberapa permasalahan utama yang masih dihadapi dalam
pembangunan lingkungan hidup antara lain: 1) belum optimalnya
pelestarian kawasan lindung lindung, pengelolaan hutan produksi, dan
pengelolaan hutan rakyat, 2) partisipasi masyarakat sekitar hutan yang
masih belum optimal, 3) belum optimalnya penerapan sempadan sungai
dan sempadan mata air untuk menjaga kelestarian lingkungan.
II.3. EKONOMI
II.3.1. Ekonomi Makro Daerah
Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum
dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) dan PDRB perkapita.
Dilihat dari PDRB, atas dasar harga konstan tahun 2000, selama
periode 2004 sampai 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Magelang menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu
tumbuh berkisar 4,03 – 5,12 persen. Jika dilihat dari nilainya, PDRB
Kabupaten Magelang meningkat dari Rp. 3.102,73 milyar (2004) menjadi
Rp. 3.770,21 milyar (2008).
Sementara jika dilihat dari PDRB, atas dasar harga berlaku, selama
periode 2004 sampai 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Magelang menunjukkan adanya peningkatan, yaitu tumbuh berkisar 9,74
– 11,97 persen. Jika dilihat dari nilainya, PDRB Kabupaten Magelang
meningkat dari Rp. 4.119,37 milyar (2004) menjadi Rp. 6.587,63 milyar
(2008). Indikator makro ekonomi selengkapnya bisa dilihat di tabel 2.1.
Tabel 2.1. : Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No Tahun Harga Berlaku Harga Konstan
Nilai (Milyar Rp) Pertumbuhan Nilai (Milyar Rp) Pertumbuhan
1. 2004 4.119,37 9,74% 3.102,73 4,03%
2. 2005 4.640,40 12,65% 3.245,98 4,62%
3. 2006 5.252,85 13,20% 3.405,37 4,91%
4. 2007 5.859,05 11,54% 3.582,65 5,21%
5. 2008 6.587,63 11,97% 3.770,21 4,99%
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS
Selama periode 2004-2008, dilihat secara sektoral, semua sektor
mengalami pertumbuhan, antara satu hingga sembilan persen. Sektor Jasa
memberikan sumbangan yang terbesar pada pertumbuhan ekonomi,
yaitu sekitar 9%. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan diatas

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...888
rata-rata: sektor jasa-jasa; sektor bangunan; sektor listrik, gas dan air
minum, dan sektor pertambangan. Sektor-sektor yang mengalami
pertumbuhan dibawah rata-rata: sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor perdagangan,
hotel dan restoran; sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.
Jika dilihat dari sisi sumber pertumbuhan tahun 2008, sektor Jasa
memberikan sumbangan yang terbesar 1,52%, sumber paling kecil dari
sektor listrik, gas dan air minum: 0,01%.
Tabel 2.2. : Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Magelang Th 2004–2008 dan Sumber Pertumbuhan tahun 2008
No. Lapangan
Usaha Laju Pertumbuhan (persen) Sumber
Pertum-buhan (%)
2004 2005 2006 2007 2008
1. Pertanian 1,06 2,16 2,36 2,48 2,85 0,84 2. Pertambangan 5,26 6,86 7,82 9,94 7,85 0,20 3. Industri
Pengolahan 4,40 4,40 4,67 4,81 4,37 0,84
4. Listrik, gas dan air bersih
7,35 6,78 5,35 5,82 2,29 0,01
5. Bangunan 5,98 8,29 7,99 8,35 6,04 0,52 6. Perdagangan,
hotel & Restoran 4,03 4,17 4,20 4,68 4,50 0,67
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,81 4,84 5,23 5,22 5,20 0,29
8. Keuangan, Persewaan& Jasa persahaan
2,58 2,63 3,56 3,79 3,72 0,10
9. Jasa-jasa 9,07 8,57 9,12 9,12 9,22 1,52
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS
Peranan Sektor dalam Pembentukan PDRB. Berdasarkan harga
konstan tahun 2000, sektor-sektor yang memberikan kontribusi
signifikan kepada pembentukan PDRB Kabupaten Magelang dapat ilihat
dalam tabel berikut. Selama periode 2004-2008, dilihat dari sisi
kontribusi sektoral, sektor pertanian memberikan sumbangan yang
terbesar pada pembentukan PDRB, sektor listrik, gas dan air minum
memberikan sumbangan yang paling rendah. Sektor-sektor yang
memberikan kontribusi pada pembentukan PDRB diatas rata-rata: sektor
pertanian; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan
restoran; dan sektor jasa-jasa; Sektor-sektor yang memberikan
sumbangan pada pembentukan PDRB dibawah rata-rata: sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor pengangkutan dan
komunikasi; sektor bangunan; sektor listrik, gas dan air minum, dan
sektor pertambangan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...999
Jika dilihat dari sisi perubahan kontribusi sektoral pada
pembentukan PDRB, sektor pertanian mengalami penurunan yang
terbesar pada pembentukan PDRB, yaitu 2,99%, sektor lain yang
menurun adalah: sektor industi pengolahan; sektor perdagangan, hotel
dan restoran; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Tabel 2.3.: Distribusi Prosentase (%) PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Seri 2000 Periode 2004-2008
No. Lapangan
Usaha Berdasarkan Harga Berlaku Berdasarkan Harga Konstan
2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008
1. Pertanian 32,59 30,82 30,80 30,08 29,61 31,80 31,05 30,30 29,51 28,81
2. Pertambangan 2,26 2,40 2,41 2,48 2,50 2,35 2,40 2,47 2,58 2,64
3. Industri Pengolahan
18,68 19,16 18,61 18,62 18,58 19,29 19,25 19,20 19,13 19,06
4. Listrik, gas dan air bersih
0,74 0,77 0,76 0,74 0,77 0,52 0,53 0,53 0,54 0,55
5. Bangunan 7,76 7,77 7,91 8,18 8,42 7,85 8,12 8,36 8,61 8,86
6. Perdagangan, hotel & Restoran
15,02 15,73 15,45 15,27 14,97 15,04 14,98 14,88 14,80 14,66
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5,53 5,43 5,34 5,32 5,28 5,49 5,50 5,52 5,52 5,52
8. Keuangan, Persewaan& Jasa persahaan
3,02 2,96 2,92 2,85 2,78 2,93 2,88 2,84 2,80 2,76
9. Jasa-jasa 14,41 14,96 15,80 16,45 17,08 14,73 15,29 15,90 16,50 17,13
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS
Sedangkan sektor jasa-jasa mengalami kenaikan yang terbesar
pada pembentukan PDRB, yaitu 2,24%. Sektor lain yang mengalami
kenaikan adalah sektor pertambangan; sektor listrik, gas dan air minum;
sektor bangunan; sektor perdagangan; sektor pengangkutan dan
komunikasi.
Tabel 2.4.: Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No. Tahun
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Nilai (Rp) Pertumbuhan
(%) Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
1. 2004 2.557.111,30 9,74 2.679.229,60 4,03
2. 2005 3.967.335,20 12,65 2.775.166,30 4,62
3. 2006 4.453.538,16 13,20 2.887.185,78 4,91
4. 2007 4.940.962,97 11,54 3.021.263,63 5,21
5. 2008 5.503.004,65 11,86 3.162.454,87 5,16
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111000
PDRB Per Kapita. PDRB perkapita berdasarkan harga konstan
(ADHK) tahun 2000 mengalami perubahan dari Rp. 2.679.229,60 pada
tahun 2004 menjadi Rp. 3.162.454.87 pada tahun 2008. PDRB perkapita
Kabupaten Magelang berdasarkan harga berlaku (ADHB) sebesar Rp.
2.557.111,30 pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 5.503.004.65 pada
tahun 2008. Secara keseluruhan perkembangan PDRB dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.4.
Inflasi. Tingkat inflasi di Kabupaten Magelang selama periode 2004
- 2007 mengalami fluktuasi (naik turun) yaitu 4,99% pada tahun 2004,
15,89 % pada tahun 2005, 5,03% pada tahun 2006, 6,49% pada tahun
2007 dan 8,29% pada tahun 2008. Inflasi tahun 2008 cukup tinggi karena
adanya kebijakan kenaikan BBM dari pemerintah.
Inflasi Kabupaten Magelang selama ini masih di bawah laju inflasi
provinsi dan nasional. Hal ini bisa dilihat pada tahun 2008 kenaikan BBM
menyebabkan laju inflasi nasional pada tahun 2008 mencapai 11,10% dan
Jawa Tengah mencapai 9,99% Imbas kenaikan inflasi tingkat nasional
berdampak pada kinerja perekonomian daerah.
Laju inflasi pada tahun 2008 tertinggi pada kelompok transportasi
dan komunikasi sebesar 14,19% kemudian kelompok pengeluaran bahan
makanan 12,33% diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok
dan tembakau sebesar 6,06% kelompok perumahan 5,29% kelompok
sandang 9,64% kelompok kesehatan 3.80% dan terakhir kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,74%. Inflasi tertinggi
biasanya terjadi pada bulan Januari, Juli, dan hari raya keagamaan.
Pada tahun 2008 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar
2,74 % dibanding bulan Januari 1,22% bulan Juli 1,32% dan bulan
Oktober 0,37%. Untuk selanjutnya hal ini harus diantisipasi dan dikelola
setiap bulan untuk setiap komponen inflasinya.
Dengan mengamati kecenderungan yang terjadi maka pemerintah
daerah dapat mulai melakukan penataan prioritas pembangunan
berdasarkan sektor ekonomi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar
sehingga arah kebijakan yang dilakukan dapat menjadi lebih tepat
sasaran.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111111
Keberhasilan pemerintah menekan laju inflasi pada level satu digit
menunjukkan bahwa fluktuasi harga barang dan jasa di Kabupaten
Magelang masih dapat dikendalikan.
II.3.2. Perdagangan
Pembangunan perdagangan Kabupaten Magelang menunjukkan kinerja
yang menggembirakan. Berbagai fasilitas pendukung pengembangan
perdagangan Kabupaten Magelang telah tersedia dengan memadai dan
terus berkembang lebih baik. Hal ini mengindikasikan kegiatan usaha di
Kabupaten Magelang cukup meningkat. Keberhasilan perdagangan di
Kabupaten Magelang salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja
ekspor. Perkembangan realisasi ekspor Kabupaten Magelang disajikan
dalam tabel 2.5.
Tabel 2.5: Perkembangan Realisasi Eksport Non Migas Kabupaten Magelang Tahun 2007 dan 2008
2007 2008
1 Benang
2 Kerajinan batu 17,777.00 1,118,270.00 6,190.54
3 Kayu olahan komp bahan bangunan 20,315,157.00 16,564,288.96 (18.46)
4 Julit samak 7,407,406.50 10,040,934.93 35.55
5 Alat rumah tangga dari kayu / kulit 936,034.50 - (100.00)
6 Mebel 248,025.35 1,154,986.38 365.67
7 Daun pakis/bungan potong 601,804.50 66,399.66 (88.97)
8 Kripik ketela 93,150.00 102,465.00 10.00
Jumlah 29,619,354.85 29,047,344.93 (1.93)
Sumber: Kab. Magelang Dalam Angka Tahun 2008
Nilai Eksport (US $)No Komoditas
Pertumbuhan
(%)
Jumlah usaha perdagangan menengah pada tahun 2004 berjumlah 6.263
unit usaha, jumlah usaha tersebut bertambah menjadi 7.931 unit usaha
pada tahun 2008. Jumlah pedagang yang terus meningkat tersebut harus
didukung dengan jumlah pasar yang memadai. Jumlah pasar tradisional di
Kabupaten Magelang pada tahun 2008 berjumlah 19 buah, pasar lokal 32
buah, pasar regional 2 buah dan pasar swalayan 32 buah.
II.3.3. Industri
Jumlah industri besar di Kabupaten Magelang pada tahun 2008: 89
perusahaan yang menyerap 12.458 tenaga kerja. Sedangkan industri kecil
dan menengah berjumlah 38.198 perusahaan yang menampung 85.174
tenaga kerja. Banyaknya perusahaan besar dan sedang yang terinci
menurut jenis industrinya disajikan dalam tabel 2.6. Perkembangan unit
usaha kecil & menengah ditampilkan pada tabel 2.7.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111222
Tabel 2.6: Banyak Perusahaan Industri Besar dan Sedang Kabupaten Magelang Tahun 2007-2008
2007 2008
1 Makanan, minuman jadi dan tembakau 26 20 (23.08)
2 Tektil, produk tektil, kulit dan pakaian jadi 9 10 11.11
3 Barang-barang dari kayu 15 16 6.67
4 Kertas dan produk kertas 4 4 -
5 Kimia dan produk kimia 6 1 (83.33)
6 Bahan galian non migas 17 9 (47.06)
7 Logam dasar - - -
8 Produk logam, mesin dan peralatannya 8 7 (12.50)
9Macam-macam perhiasan, mainan anak-anak, cindera
mata dll.18 22 22.22
Jumlah 103 89 (13.59)
Sumber: Kab. Magelang Dalam Angka Tahun 2008
Pertumbuhan
(%)No Jenis Industri
Tahun
Potensi Industri Kecil dan Menengah yang dapat dikembangkan di
Kabupaten Magelang adalah industri pengolahan hasil pertanian,
pemanfaatan pasir lava Merapi, kerajinan tanduk, kerajinan kaleng bekas
dan kerajinan bambu serta kerajinan pahat batu untuk mendukung
pariwisata.
Sentra industri yang menonjol diantaranya sentra industri kecil,
kerajinan pahat batu di Desa Taman Agung Kecamatan Muntilan, Sentra
Industri Makanan dari ketela (slondok) di Desa Sumur Arum Kecamatan
Grabag; Sentra Industri Makanan Jenang Dodol Krasikan di Desa Gulon
Kecamatan Salam, Sentra Industri Makanan dari Beras Ketan (Tape Ketan
dan Wajik) di Desa Gunung Pring Kecamatan Muntilan dan Desa Salaman
Kecamatan Salaman, Industri Kerajinan Tanduk di Desa Pucang
Kecamatan Secang; genting Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman; kaleng
bekas di Desa Ngadirejo Kecamatan Salaman; Industri Mainan Anak-Anak
di Desa Kalijoso Kecamatan Secang; Industri Kerajinan Perak di Desa
Balerejo Kecamatan Kaliangkrik dan Industri Kerajinan Sangkar Burung
di Desa Prajegsari Kecamatan Tempuran. Jumlah sentra industri pada
tahun 2007 di Kabupaten Magelang berjumlah 256 sentra industri.
II.3.4. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Koperasi diharapkan dapat menjadi soko guru perekonomian bangsa,
berdasarkan perhitungan jumlah Koperasi pada tahun 2004 sebanyak 366
buah dan pada tahun 2008 menjadi 531 buah atau naik 45%. Sedangkan
jumlah KUD pada tahun 2004 sampai dengan 2008 sebanyak 24 unit tidak
mengalami perubahan. Jumlah Koperasi non KUD pada tahun 2004

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111333
sebanyak 342 unit, sedangkan tahun 2008 naik menjadi 507 unit atau
naik 48%. Perkembangan koperasi di Kabupaten Magelang selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.7.
Tabel 2.7: Perkembangan Koperasi Kabupaten Magelang Tahun 2005-2008
No Uraian 2004 2005 2006 2007 2008
1 Jumlah Koperasi Aktif 270 273 353 356 394
2 Jumlah Koperasi Tidak Aktif 96 97 97 137 137
3 Jumlah Koperasi 366 370 450 493 531
4 Jumlah Koperasi Primer Tk. Kabupaten 363 367 447 485 523
5 Jumlah Koperasi Sekunder Tk Kabupaten 3 3 3 4 4
6 Jumlah KUD 24 24 24 24 24
7 Jumlah Non KUD 342 346 426 469 507
8 Jumlah Koperasi Primer Tk. Provinsi 3 3
9 Jumlah Koperasi Primer Tk. Nasional 1 1
Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Tahun 2009
UKM merupakan salah satu bidang yang mempunyai daya tahan
dalam menghadapi krisis ekonomi. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlahnya yang terus meningkat, jumlah UKM pada tahun 2006 sebanyak
7.672 unit menjadi 42.156 unit pada tahun 2008. Sedangkan volume
usahannya juga terus meningkat dari Rp. 17.161 milyar pada tahun 2006
dan menjadi Rp. 126.610 milyar pada tahun 2008.
II.3.5. Penanaman Modal
Berkaitan dengan partisipasi investor (swasta) dalam ikut
mengembangkan dan membangun Kabupaten Magelang, selama tahun
2006 investasi dari penanam modal asing (PMA) sebesar US$ 400.000,
pada tahun 2007 sebesar US$ 300.000 dan tahun 2008 tidak ada investasi
dari modal asing. Disamping investasi dari PMA, sektor UKM/IKM juga
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan ekonomi
daerah. Nilai investasi UKM/IKM Kabupaten Magelang pada tahun 2007
mencapai Rp. 330.531.980.000,00. Bila dibandingkan tahun 2006
investasi ini meningkat sebesar Rp. 271.321.520.000,00. Pada tahun 2008
jumlah investasi dari sektor ini sebesar Rp. 330.985.941.000,00 menigkat
sebesar Rp. 453.961.000,00
Arus investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kabupaten
Magelang selama 4 Tahun terakhir cenderung stagnan, pada tahun 2004
sampai dengan 2008 terdapat tujuh PMA saja. Sedangkan investasi
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 2004 menunjukkan
3 pananaman modal dalam negeri dan jumlah tersebut tetap 3 PMDN

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111444
pada tahun 2008.Perkembangan investasi dari dunia usaha dapat dilihat
dalam tabel 2.8.
Tabel 2.8. : Nilai Investasi yang Ditanam Kabupaten Magelang Th 2004-2008
No. Sektor 2004 2005 2006 2007 2008 1. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan
a. Menengah 151.643.221 151.643.111 153.324.221 190.929.839 190.929.839
b. Kecil 9.023.010 9.061.215 10.398.744 28.232.040 28.642.136 2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka
a. Menengah 87.277.094 87.278.130 104.387.726 104.387.726 104.387.726
b. Kecil 3.084.470 3.428.829 3.210.829 6.982.375 7.026.240
TOTAL
a. Menengah 238.920.315 238.921.241 257.711.947 295.317.565 295.317.565
b. Kecil 12.107.480 12.490.044 13.609.573 35.214.415 35668376
TOTAL SEKTOR 251.027.795 51.411.285 271.321.520 30.531.980 30.985.941
Sumber: Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM
II.3.6. Pertanian
Pada tahun 2007, PDRB pertanian memberikan kontribusi sebesar Rp.
1.762.303.420.000,- atau 30,30% dari total PDRB Kabupaten Magelang.
PDRB yang berasal dari tanaman pangan sebesar Rp. 1.344.255.220.000,-
Perkebunan sebesar Rp. 127.544.220.000,- Peternakan sebesar Rp.
171.341.240.000,- Kehutanan sebesar Rp. 87.967.670.000,- dan Perikanan
sebesar Rp. 31.195.070.000.
Di bidang pertanian terutama padi atau gabah pada tahun 2004
luas areal produksi seluas 47.154 ha dan meningkat menjadi seluas
53.396 ha pada tahun 2008. Jumlah produksi padi tahun 2004 sebesar
258.169 ton dan jumlah 306.523 ton pada tahun 2008. Sedangkan jumlah
produksi jagung juga mengalami peningkatan pada tahun 2004 berjumlah
55.579 ton dan menjadi 82.739 ton pada tahun 2008. Produksi buah-
buahan terutama Salak yang pada tahun 2004 sejumlah 127.752 Kuintal
dan menjadi 182.981 kwintal pada tahun 2008 atau meningkat 43%.
Sedangkan produksi mangga pada tahun 2004 berjumlah 7.252 ton dan
turun menjadi 5.740 ton pada tahun 2008.
Pertanian merupakan pendukung pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Magelang karena sesuai dengan kondisi Kabupaten Magelang
yang merupakan daerah agraris. Dilihat dari keadaan alam, ketersediaan
sarana dan prasarana juga letak geografis yang sangat strategis,
Kabupaten Magelang merupakan sumber utama produksi komoditas

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111555
tanaman pangan dan holtikultura di Jawa Tengah. Data luas dan produksi
pertanian Kabupaten Magelang tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 : Produksi Pertanian Kabupaten Magelang Tahun 2008
No. Komoditas Luas Panen Produksi 1. Padi Sawah 53.396 Ha 306.523 Ton
2. Jagung 15.489 Ha 82.739 Ton
3. Ketela pohon 33.85 Ha 72.102 Ton
4. Ketela Rambat 1.298 Ha 32.261 Ton
5. Kacang Tanah 1.305 Ha 16 Ton
6. Kentang 426 Ha 69.120 Kuintal
7. Kobis 3.638 Ha 790.206 Kuintal
8. Wortel 941 Ha 136.837 Kuintal
9. Kacang Panjang 1.379 Ha 117.977 Kuintal
10. Cabe 3.109 Ha 202.363 Kuintal
11. Tomat 1.032 Ha 223.562 Kuintal
12. Kedelai 12 Ha 22 Ton
13. Jeruk 15.120 Pohon 3.840 Kuintal
14. Mangga 10.729 Pohon 5.879 Kuintal
15. Durian 7.187 Pohon 5.972 Kuintal
16. Pisang 645.659 Pohon 99.557 Kuintal
17. Rambutan 126.332 Pohon 171.388 Kuintal
18. Pepaya 66.209 Pohon 50.895 Kuintal
19. Salak 1.957.822 Pohon 182.981 Kuintal
20. Duku 743 Pohon 1.104 Kuintal
21. Nanas 8.203 M2 163 Kuintal
22. Anggrek 14.185 M2 114.581 Tangkai
23. Mawar 36.397 M2 2.112.973 Tangkai
24. Sedap Malam 158.110 M2 4.053.248 Tangkai
25. Tebu Rakyat 639 Ha 29.005 Ton
26. Cengkeh 659 Ha 263 Ton
27. Kopi 1.023 Ha 470 Ton
28. Tembakau 3.768 Ha 1.879,36 Ton
29. Klembak 24 Ha 12 Ton
30. Kapulogo 53 Ha 894 Ton Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Magelang
Dalam rangka mengembangkan agribisnis Kabupaten Magelang,
maka telah dibangun 2 Sub Terminal Agribisnis (STA) yaitu di Desa
Sewukan Kecamatan Dukun dan Desa Ngablak Kecamatan Ngablak serta
Pasar Buah Salak Nglumut di Desa Sucen Kecamatan Salam.
Pada bidang pengembangan SDM pertanian, jumlah petani di
Kabupaten Magelang pada tahun 2004 sebanyak 138.114 jiwa. Pada
tahun 2008 jumlah petani menjadi sebanyak 428.956 jiwa. Sampai dengan
tahun 2008 tingkat kemampuan kelas kelompok adalah 1.166 kelas
pemula, 639 kelas lanjut, 207 kelas madya dan 3 kelas utama. Dari 372
desa/kelurahan, telah membentuk Gabungan Kelompok Tani sebanyak
189 gabungan kelompok, Asosiasi Petani sebanyak 40 asosiasi, Lembaga
Keuangan Mikro bagi petani kecil sebanyak 12 unit dan koperasi tani
sebanyak 36 unit.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111666
II.3.7. Perkebunan
Di bidang perkebunan, masyarakat Kabupaten Magelang mayoritas
mengandalkan budidaya tanaman tembakau, yang pada tahun 2004
produksinya mencapai 4.220 Ton dengan luas lahan mencapai 6.843 Ha.
Selain tanaman tembakau, masyarakat juga mengandalkan tanaman tebu,
yang produksinya mencapai 2.176 ton pada tahun 2004 , jumlah tersebut
semakin meningkat menjadi 2.871 ton pada tahun 2008. Komoditi
perkebunan lain yang cukup menonjol di Kabupaten Magelang adalah
tanaman kopi, dimana tanaman ini sejak tahun 2004 dikembangkan
secara khusus.
II.3.8. Perikanan
Pada tahun 2004 areal budidaya perikanan seluas 2.782,3 Ha, sedangkan
tahun 2008 menjadi seluas 2.785,1 Ha atau relatif tidak berubah. Produksi
perikanan darat pada tahun 2006 sebesar 4.118.470 ton, sedangkan tahun
2008 sebesar 4.448.390 ton atau naik sebesar 8,01%. Produksi bibit juga
mengalami peningkatan, yaitu 464,20 juta ekor pada tahun 2006 menjadi
500,95 juta ekor pada tahun 2008, atau naik sebesar 7,9%. Luas kolam
yang dipergunakan untuk budi daya naik dari 232,70 Ha tahun 2004
menjadi 234,1 Ha pada tahun 2008.
Perikanan di Kabupaten Magelang berpotensi untuk
dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat.
Potensi tersebut meliputi budidaya kolam dan perairan umum. Produksi
perikanan Kabupaten Magelang tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10: Produksi Perikanan Kabupaten Magelang Tahun 2006 dan 2008
2006 2007 2008I. Perikanan Budidaya
Luas Areal
Kolam (Ha) 237.61 238.15 238.15
Sawah (Ha) 2,785.08 2,785.08 2,785.08
Produksi
a. Lauk (ton) 3,905.26 4,079.90 4,255.90 4.31
1 Ikan Mas 1,139.85 827.70 766.60
2 Nila 978.44 1,453.70 1,148.00
3 Tawes 627.52 377.20 500.00
4 Lele 188.56 355.80 649.00
5 Gurame 41.80 150.50 227.20
6 Bawal Air Tawar - 232.20 345.90
7 Patin 103.80
8 Udang Galah 21.30 45.00
9 Lainnya 929.09 661.50 470.40
b. Benih (x 1.000 ekor) 464,303.84 473,600.10 500,951.20 3.59
1 Ikan Mas 92,117.40 105,611.90 116,972.00
2 Nila 220,322.75 226,405.00 226,962.00
3 Tawes 52,462.69 54,017.00 64,020.00
4 Lele 87,474.96 76,937.70 79,996.00
5 Gurame 4,630.18 4,905.50 4,082.00
6 Bawal Air Tawar - 2,452.70 7,585.00
7 Patin 1,144.60 1,188.00
8 Udang Galah 490.50
9 Lainnya 7,295.86 1,635.20 146.20
Rumah Tangga Perikanan (KK) 5,784 5,784 5,784
II. Perikanan Tangkap
Luas areal (Ha) 479 479 479
Trip 68,737 77,866 79,518
Rumah Tangga Perikanan (KK) 350 350 350
Produksi (Ton) 213.22 217.06 222.49 2.5
TahunKenaikan Tahun
2008 (%)
UraianNo
Sumber: Dinas Peterikan Kabupaten Magelang

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111777
Konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Magelang tahun 2006
adalah 10,28 Kg/kapita/tahun, dan untuk tahun 2007 meningkat menjadi
11,06 Kg/kapita/tahun sedangkan pada tahun 2008 menjadi 11,85
kg/kapita/tahun. Di Kabupaten Magelang juga terdapat 3 Balai Benih Ikan
(BBI) yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Magelang dan 2 Balai
Benih Ikan yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 2
pasar ikan milik pemerintah daerah dan 7 pasar ikan milik desa.
II.3.9. Peternakan
Di bidang peternakan, ternak yang paling banyak dipelihara adalah ternak
besar (sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda) dan ternak kecil
(kambing dan domba), sedangkan untuk unggas, yang dipelihara
masyarakat yaitu: ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik dan
burung puyuh.
Pengembangan peternakan Kabupaten Magelang didukung oleh
potensi wilayah untuk pengembangan ternak besar maupun ternak kecil
serta ternak unggas. Perkembangan populasi ternak dapat dilihat pada
tabel 2.11.
Tabel 2.11: Populasi Ternak Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
No. Komoditas Populasi
2004 2008
1. Sapi Potong 68.222 71.635
2. Sapi Perah 1.946 759
3. Kambing 66.905 67.502
4. Domba 67.748 78.877
5. Kerbau 9.171 8.864
6. Kuda 788 742
7. Ayam Buras 955.576 797.961
8. Ayam Ras Petelur 941.065 1.251.967
9. Ayam Ras Pedaging 262.515 531.465
10. Itik 120.608 165.125
Sumber: Dinas Peterikan Kabupaten Magelang
Untuk produksi susu tahun 2004 sebesar 1.462.028 liter
sedangkan pada tahun 2008 sebesar 630.371 liter atau mengalami
penurunan sebesar 62,89%. Produksi telur pada tahun 2004 sebesar

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111888
4.336.454 kg, sedangkan tahun 2008 mencapai 5.470.534 kg atau
mengalami peningkatan sebesar 26,15%.
Konsumsi bahan pangan perkapita pertahun dari hewan adalah
5,87 gram/kapita/tahun, susu 0,01 gram, daging 3,70 gram dan telur 2,16
gram. Pos Inseminasi Buatan (IB) sejumlah 19 buah dan Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) sejumlah 2 buah.
II.3.10. Ketahanan Pangan
Di bidang produksi tanaman pangan lahan sawah, pada tahun 2004 luas
panen seluas 47.154 Ha, meningkat menjadi 53.396 Ha pada tahun 2008.
Sedangkan total hasil panen dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
yaitu sebesar 258.169 ton pada tahun 2004 menjadi 306.523 ton
produksi gabah pada tahun 2008. Hal tersebut dikarenakan semakin
intensifnya petani dalam penanaman tanaman padi pada tahun 2004.
Dalam rangka diversifikasi tanaman pangan masyarakat Kabupaten
Magelang juga menanam jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang,
kedelai dan padi gogo. Jumlah tanaman yang paling banyak ditanam
(dilihat dari luasan areal) adalah padi, jagung disusul ketela pohon, ketela
rambat, dan kacang.
Produksi pertanian tanaman sayur-sayuran, pada tahun 2005
mencapai 1.160.500 kuintal dan terus menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun luas lahannya semakin kecil;
jenis tanaman sayur-sayuran yang menonjol adalah cabe merah, kol,
kentang, kol bunga, dan buncis. Sedangkan dalam pertanian buah-buahan,
salak merupakan tanaman buah yang paling tinggi produksinya, yaitu
mencapai 182.981 kuintal pada tahun 2008. Tanaman buah-buahan lain
yang menonjol adalah rambutan, jeruk, durian, duku, dan mangga. Namun
secara keseluruhan produktifitas tanaman buah semakin menurun dari
tahun ke tahun.
II.3.11. Pariwisata
Pariwisata dimasa yang akan datang dapat dijadikan salah satu andalan
untuk meningkatkan pendapatan daerah. Kabupaten Magelang dikaruniai
salah satu warisan budaya yang termasuk dalam tujuh keajaiban dunia
yaitu Candi Borobudur, disamping itu juga dikarunia pemandangan alam
serta kesenian yang indah. Oleh karena itu potensi-potensi wisata
tersebut harus dikembangkan sehingga menambah jumlah objek wisata di

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111999
Kabupaten Magelang. Adapun potensi objek wisata tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Wisata Alam
Jumlah wisata alam yang sudah dikembangkan di Kabupaten
Magelang pada tahun 2004 berjumlah 16 objek dan pada tahun
2008 bertambah menjadi 22 objek wisata, yaitu:
1 Taman Suralaya 9 Air Terjun Sekar Langit Bawah 16 Agrowisata Salak Nglumut
2 Goa Gondopurowangi 10 Air Terjun Curah Silawe 17 Telaga Bleder
3 Wanawisata Tukumas Sambak 11 Tracking Gunung Merapi 18 Agrowisata Menoreh
4 Watu Kendil 12 Tracking Gunung Merbabu 19 Ketep Pass
5 Ancol 13 Wanawisata Sutopati Kajoran 20 Taman Nasional G. Merapi
6 Air Terjun Kedung Kayang 14 Pos Pengamatan Merapi Babadan 21 Puncak Muntuk Majaksingi
7 Air Hangat Candi Umbul 15 Agrowisata Babadan 22 Kali Bening
8 Air Terjun Sekar Langir Atas
2. Wisata Budaya
Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Canggal, Candi
Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Pendem, Candi Aso, Candi
Ngawen, Candi Selogriyo dan museum.
3. Wisata Religi
Langgar Agung P. Diponegoro, Makam Kyai Condrobumi, Makam
Sunan Geseng, Makam Kyai Raden Santri dan upacara-upacara
tradisional.
4. Wisata Seni Budaya dan Kriya
Kesenian Tradisional, Kerajinan Cinderamata, Kerajinan
Mebel/Interior, Kerajinan Makanan Khas, dan lain-lain. Dari obyek
wisata yang ada di Kabupaten Magelang, belum seluruh obyek dapat
menyerap pengunjung, hanya beberapa obyek saja seperti Candi
Borobudur, Candi Mendut, Taman Rekreasi Kalibening, Telaga
Bleder, Taman Anggrek, Taman Rekreasi Mendut, Air Hangat Candi
Umbul, serta obyek wisata Ketep Pass.
Adapun kunjungan wisatawan pada tahun 2008 sebanyak
2.423.907, yang terdiri dari wisatawan manca negara (wisman) sebanyak
165.573 dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 2.258.334.
Pendapatan dari obyek wisata pada tahun 2008 sebesar Rp.
2.257.551.110,-.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222000
Perkembangan kunjungan dan pendapatan obyek wisata sejak
tahun 2004 hingga tahun 2008, sebagai berikut:
Tabel 2.12 : Pengunjung Wisata dan Pendapatan Wisata
Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
Tahun Pengunjung Wisata
(Orang) Pendapatan Wisata
(Rp)*
2004 2.499.081 546.653.490
2005 2.447.880 1.174.670.046
2006 1.625.705 1.173.275.210
2007 2.258.184 1.781.719.550
2008 2.423.907 2.257.551.110
*Tidak termasuk pendapatan Candi Borobudur
Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan
Akomodasi merupakan salah satu pendukung utama
pembangunan pariwisata di suatu daerah. Di Kabupaten Magelang jumlah
hotel pada tahun 2004 berjumlah 16 buah dan pada tahun 2008
bertambah menjadi 23 buah lima diantaranya adalah hotel berbintang.
Sedangkan jumlah restoran pada tahun 2005 berjumlah 33 buah dan
meningkat menjadi 48 buah pada tahun 2008. Jumlah biro wisata pada
tahun 2003 berjumlah 4 unit dan meningkat menjadi 19 biro wisata pada
tahun 2008 atau tumbuh sebesar 375%.
II.3.12. Ketenagakerjaan
Bertambahnya jumlah penduduk, mengakibatkan semakin bertambah
pula beban penyediaan lapangan kerja. Untuk saat ini lapangan atau
kesempatan kerja dirasakan semakin terbatas karena pertumbuhannya
tidak sebanding dengan pertambahan jumlah angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2004 berjumlah 612.925 orang
dan meningkat pada tahun 2008 yang mencapai 687.417 orang atau
tumbuh 12,15%. Dari jumlah tersebut jumlah pengangguran terbuka
25.918 orang atau 3,77%, setengah penganggur 108.417 atau 15.77%.
Permasalahan yang muncul dari meningkatnya jumlah angkatan
kerja tersebut adalah penyediaan lapangan pekerjaan. Hal tersebut juga
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pencari kerja yang juga terus
meningkat dari tahun ketahun. Kondisi penyerapan tenaga kerja sektor

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222111
industri Kabupaten Magelang tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel
2.13.
Tabel 2.13: Penyerapan Tenaga kerja Sektor Industri Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No. Uraian Jumlah Tenaga Kerja
2004 2005 2006 2007 2008 1. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan a. Menengah 4.831 4.857 5.107 9.786 9.786
b. Kecil 58.643 58.825 58.879 60.449 60.736 2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka
a. Menengah 6.990 7.015 7.129 7.129 7.129
b. Kecil 7.433 7.452 7.462 7.487 7.523 TOTAL
a. Menengah 11.821 11.872 12.236 16.915 16.915
b. Kecil 66.076 66.277 66.341 67.936 68259
TOTAL 77.897 78.149 78.577 84.851 85.174
Sumber : Dinas Perindustrian dan Koperasi
Guna meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tenaga kerja
agar dapat bersaing dipasar kerja, telah tersedia satu BLK dengan
instruktur sebanyak 39 orang. BLK tersebut pada tahun 2004 telah
meluluskan 240 orang, jumlah lulusan tersebut meningkat menjadi 480
orang pada tahun 2008.
Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha utama tahun 2008
bagi penduduk berusia 10 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian
428.956 orang, Pertambangan dan Galian 4.741 orang, Industri 103.245
orang, Listrik Gas dan Air 2.370, Konstruksi 34.942 orang, Perdagangan
150.653 orang, Komunikasi 29.147 orang, Keuangan 1.141 orang dan Jasa
114.934 orang. Sedangkan perkembangan kenaikan angka penyerapan
tenaga kerja sektor industri kecil dan menengah, seperti terlihat dalam
tabel 2.5.
II.3.13. Ketransmigrasian
Transmigrasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
kepadatan penduduk dalam rangka menciptakan peningkatan
kesejahteraan dan pemerataan jumlah penduduk. Jumlah calon
transmigran pada tahun 2004 sebesar 60 Kepala Keluarga (KK) dan pada
tahun 2008 menjadi 20 KK yang terdiri dari 79 jiwa. Pemberangkatan
transmigran ini disesuaikan dengan kuota lokasi penempatan.
Pada tahun 2008 telah ditempatkan transmigran di Kabupaten
Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, yaitu di UPT Sekayun ditempatkan 10

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222222
KK yang terdiri dari 47 jiwa dan di UPT Pematang Tiga ditempatkan 10
KK yang terdiri dari 32 jiwa.
Secara terinci penempatan transmigrasi pada tahun 2004, sebagai
berikut:
Transmigrasi Umum di UPT Tanah Merah SP1 Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 15 KK: 55 jiwa
Transmigrasi Umum di UPT Aek Nabirong Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatra Barat sebanyak 30 KK: 118 jiwa
Transmigrasi Umum di UPT Tanjung Buka Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 10 KK: 38 jiwa
Transmigrasi Swakarsa Mandiri di UPT Wae Giren Kabupaten Namlea
Provinsi Maluku, sebanyak 5 KK: 15 jiwa.
II.4. SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
II.4.1. Pendidikan
Tingkat Pendidikan masyarakat merupakan salah satu indikator penting
tingkat kesejahteraan masyarakat disamping itu tingkat pendidikan
penduduk dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pembangunan suatu
bangsa. Semakin maju pendidikan berarti akan membawa berbagai
pengaruh positif bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. Demikian
pentingnya peranan pendidikan, tidaklah mengherankan kalau
pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian dari pemerintah
maupun masyarakat. Untuk melihat gambaran secara umum mengenai
perkembangan pendidikan di Kabupaten Magelang, perlu dibedakan atas
jenjang pendidikan yang tersedia yakni tingkat pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Kebijakan yang dilakukan adalah dengan peningkatan perluasan
pemerataan kesempatan bagi pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, menengah dan luar sekolah, peningkatan mutu pendidikan di
semua jenjang, peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
bidang pendidikan, peningkatan pendidikan yang berorientasi
kesepadanan melalui pengembangan kurikulum lokal sesuai potensi
daerah.
Partisipasi pendidikan Kabupaten Magelang dapat dilihat dari
Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni, sebagai berikut:

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222333
Tabel 2.14 : Kinerja Pendidikan Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
2004 2005 2006 2007 2008
1 Angka Parisipasi Kasar
SD/MI 107.30 107.48 107.65 107.68 107.90
SMP/MTs 73.68 75.51 77.33 86.92 88.50
SMA/SMK/MA 30.39 30.70 31.01 32.18 35.45
2 Angka Parisipasi Murni
SD/MI 91.92 92.06 92.20 92.40 93.50
SMP/MTs 56.83 57.31 57.78 62.48 63.50
SMA/SMK/MA 21.81 22.81 23.81 24.85 25.25
3 Angka Putus Sekolah
SD/MI 0.25 0.24 0.23 0.20 0.19
SMP/MTs 1.24 1.19 1.14 1.09 0.85
SMA/SMK/MA 1.15 1.13 1.11 1.08 0.95
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
TahunUraianNo
Selain itu juga hasil pembangunan urusan pendidikan dapat dilihat
dari perkembangan penyelenggaraan PAUD, sebagai berikut:
Tahun 2004 : 21 buah; Tahun 2006 : 18 buah;
Tahun 2005 : 47 buah; Tahun 2007 : 32 buah.
Tahun 2008 : 38 buah;
Perkembangan Rasio guru-siswa dan siswa-kelas pendidikan dasar
dan pendidikan menengah di Kabupaten Magelang antara tahun 2004
dan 2008 tampak dalam tabel berikut:
Tabel 2.15: Rasio Guru-siswa dan siswa-kelas Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
Jenis Sekolah Rasio Guru-Siswa Rasio Siswa - Kelas
2004 2008 2004 2008
a. TK
b. SD
c. SLTP
d. SMU
8,95
17,00
12,00
11,00
9,27
16,00
13,00
11,00
22,00
34,00
34,00
23,00
37,00
33,00
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
Peningkatan kualitas pelayanan dan akses pendidikan dapat dilihat dari
perkembangang jumlah sekolah, jumlah siswa dan jumlah guru, menurut jenjang
pendidikan. Data menunjukkan bahwa di Kabupaten Magelang terdapat
kekurang faslitas untuk jenjang pendidikan menengah, dengan kata lain banyak
siswa lulusan pendidikan dasar yang tidak tertampung di jenjang pendidikan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222444
menengah. Data perkembangan jumlah Sekolah Umum, Siswa dan Guru
Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008 selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.16:
Tabel 2.16: Perkembangan Jumlah Sekolah Umum, Siswa dan Guru
Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008
2004 2008 2004 2008 2004 2008
1 Taman Kanak-Kanak (TK) 329 384 55 17% 6,481 6,727 246 4% 724 726 2 0%
Negeri 1 1 0 0% 101 61 -40 -40% 9 193 184 2044%
Swasta 328 383 55 17% 6,380 6,666 286 4% 715 533 -182 -25%
2 Sekolah Luar Biasa (SLB) 3 3 0 0% 186 160 -26 -14% 45 51 6 13%
Negeri
Swasta 3 3 0 0% 186 160 -26 -14% 45 51 6 13%
3 Sekolah Dasar (SD) 620 602 -18 -3% 102,613 101,925 -688 -1% 5,803 6,086 283 5%
Negeri 584 566 -18 -3% 96,713 96,125 -588 -1% 5,442 5,268 -174 -3%
Swasta 36 36 0 0% 5,900 5,800 -100 -2% 361 818 457 127%
4 SLTP 113 116 3 3% 32,680 33,459 779 2% 2,455 2,226 -229 -9%
Negeri 49 55 6 12% 21,264 23,342 2078 10% 1,441 1,460 19 1%
Swasta 64 61 -3 -5% 11,416 10,177 -1239 -11% 1,014 766 -248 -24%
5 SLTA 33 35 2 6% 9,146 10,254 1108 12% 892 847 -45 -5%
Negeri 10 10 0 0% 5,571 6,277 706 13% 390 429 39 10%
Swasta 23 25 2 9% 3,575 3,977 402 11% 502 418 -84 -17%
6 SMK 29 33 4 14% 8,890 10,935 2045 23% 768 574 -194 -25%
Negeri 538 1,190 652 121% 80 65 -15 -19%
Swasta 8,352 9,745 1393 17% 688 442 -246 -36%
Jumlah GuruNo. Jenis Sekolah
Naik/ TurunNaik/ Turun Naik/ Turun
Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
Data perkembangan jumlah Sekolah Keagamaan, Siswa dan Guru
Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008 selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.17:
Tabel 2.17: Jumlah Sekolah dan Siswa Sekolah Keagamaan
Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
No. Jenis Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
2004 2008 2004 2008
1. Madrasah Ubtidaiyah (MI) 317 311 33724 32603
Negeri 7 7 1172 1202
Swasta 310 304 32552 31401
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 69 67 11434 12497
Negeri 5 5 3736 3404
Swasta 64 62 7698 9093
3. Madrasah Aliyah (MA) 16 16 2488 2466
Negeri 2 2 1367 984
Swasta 14 14 1121 1482 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222555
Penyelenggaraan pendidikan non formal yang dilaksanakan di
Kabupaten Magelang selama tahun 2004-2008 tampak sebagaimana
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.18: Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal dan Kursus Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No. Uraian Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
1.
2.
3.
4.
5.
Pemberantasan buta aksara Kejar Paket A - Warga belajar - Lulusan
Kejar Paket B - Warga belajar - Lulusan
Kejar Paket C - Warga belajar - Lulusan
Kursus
340
1.020 196
260 177
22
730
1.243 356
270 121
24
1.400
20 7
1.619 1.405
682 373
27
27.920
60 22
2.960 1.987
864 575
27
17.460
169
3.073
1.010
36 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
II.4.2. Kepemudaan dan Olah Raga
Pemuda merupakan asset masa depan bangsa. Keberhasilan regenerasi
pimpinan bangsa dimasa yang akan datang ini sangat ditentukan oleh
pembinaan kepemudaan pada saat ini. Pembinaan kegiatan kepemudaan
di Kabupaten Magelang ditujukan untuk membentuk kepribadian pemuda
yang tangguh, bertanggungjawab, cerdas serta mandiri melalui kegiatan-
kegiatan organisasi kepemudaan yang positif. Kondisi kepemudaan saat
ini dalam konteks semangat kepeloporan pemuda dalam proses
pembangunan daerah masih perlu ditingkatkan. Jumlah organisasi
kepemudaan di Kabupaten Magelang pada tahun 2008 berjumlah 21
organisasi, sedangkan jumlah karang taruna pada tahun 2004 berjumlah
13 meningkat menjadi 23 unit pada tahun 2008 .
Aktivitas pembinaan olah raga diharapkan dapat meningkatkan
prestasi dan kebanggaan daerah serta didalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui budaya berolah raga. Kondisi
keolahragaan di Kabupaten Magelang cenderung mengalami kemajuan
namun masih kalah dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lain di
Provinsi Jawa Tengah. Hal ini terlihat dari masih rendahnya jumlah event
olahraga berskala besar diselenggarakan di Kabupaten Magelang,
demikian pula kedudukan (ranking) Kabupaten Magelang dalam even
olah raga tingkat provinsi (Pekan Olah Raga Daerah) maupun nasional
(Pekan Olah Raga Nasional) masih belum membanggakan, serta masih

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222666
sedikitnya atlet nasional yang berasal dari daerah Kabupaten Magelang.
Jumlah dan kualitas sarana dan prasarana olah raga masih terbatas,
apalagi yang bersifat internasional, di samping itu juga masih terbatasnya
pemecahan rekor pada even nasional maupun internasional yang diukir
oleh atlet dari Kabupaten Magelang.
II.4.3. Perpustakaan
Salah satu upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan adalah dengan
membaca, oleh karena itu budaya membaca perlu untuk
dimasyarakatkan. Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka
memasyarakatkan budaya membaca telah melakukan berbagai upaya
diantaranya adalah membangun dan melengkapi perpustakaan daerah
serta menggiatkan perpustakaan-perpustakaan desa serta bekerja sama
dengan para pemangku kepentingan yang besimpati terhadap
pengembangan budaya membaca di masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan telah
disediakan layanan perpustakaan berupa: Perpustakaan Pusat di
Muntilan, Perpustakaan Cabang di Deyangan dan Grabag, Perpustakaan
Desa/Kelurahan: 58 buah, Perpustakaan Masjid: 10 buah, Perpustakaan
SD/MI: 39 buah, Perpustakaan Kelompok Tani: 1 buah, dan satu unit
perpustakaan keliling. Disamping itu pada semua jenjang pendidikan
SMP, SMA dan SMK telah tersedia fasilitas perpustakaan.
Sebagai hasil salah dari usaha pemasyarakatan perpustakaan pada
tahun 2004 pengunjung perpustakaan mencapai 46.564 orang
pengunjung dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 59.090 atau
mengalami peningkatan sebesar 26,90%.
II.4.4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pembangunan iptek merupakan sumber terbentuknya iklim inovasi yang
menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia
(SDM), yang pada gilirannya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan
daya saing ekonomi. Selain itu iptek menentukan tingkat efektivitas dan
efisiensi proses transformasi sumberdaya menjadi sumberdaya baru yang
lebih bernilai. Dengan demikian peningkatan kemampuan iptek sangat
diperlukan untuk meningkatkan standar kehidupan serta kemandirian
dan daya saing Kabupaten Magelang. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222777
dan Tekonogi di Kabupaten Magelang menghadapi berbagai
permasalahan sebagai berikut:
Rendahnya kemampuan IPTEK dalam menghadapi perkembangan
global
Rendahnya kontribusi iptek di sektor produksi. sehingga kurangnya
efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan
teknologi dalam kegiatan perekonomian.
Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang
menjembatani antara penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna.
Lemahnya kebijakan iptek, sehingga kegiatan iptek belum sanggup
memberikan hasil yang signifikan, kebijakan bidang pendidikan,
industri, dan iptek belum terintegrasi dengan pembangunan daerah.
Terbatasnya sumberdaya iptek, rendahnya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang iptek
Belum optimalnya budaya iptek di kalangan masyarakat.
Memahami berbagai permasalahan tersebut maka ditetapkan
sasaran dari peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai berikut:
Berkembangnya teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan bagi
peningkatan nilai tambah dalam sistem produksi dan dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara lestari dan
berkelanjutan;
Meningkatnya ketersediaan, hasil guna, dan daya guna sumberdaya
(SDM, sarana, prasarana dan kelembagaan) iptek;
Tertatanya mekanisme intermediasi untuk meningkatkan
pemanfaatan hasil litbang dan riset oleh dunia usaha dan industri,
serta meningkatnya kandungan teknologi dalam industri daerah.
Terwujudnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas,
sistem pembinaan dan pengelolaan hak atas kekayaan intelektual,
pengetahuan lokal, serta sistem standarisasi daerah.
II.4.5. Kesehatan
Pembangunan urusan kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat
penting dan menjadi salah satu prioritas di dalam pembangunan.
Pembangunan urusan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan akses

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222888
terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat serta
upaya peningkatan manajemen kesehatan dan penanggulangan masalah
gizi dan penyakit endemik dengan melibatkan partisipasi dan peran serta
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Indikator kinerja urusan kesehatan dari tahun ke tahun
menunjukkan perbaikan. Umur Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2004
69,4 Tahun menjadi 72,11 Tahun pada tahun 2008. Sedangkan angka
kematian bayi pada tahun 2004 sebesar 8,75 per 1000 kelahiran pada
tahun 2008 menurun menjadi 6,99 per 1000 kelahiran. Hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan semakin menunjukkan
perbaikan dari tahun ke tahun. Selain itu juga pemerataan pelayanan
kesehatan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu juga
menunjukkan perbaikan. Cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin pada tahun 2004 sebesar 21,66% naik menjadi 33,94% pada
tahun 2008.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan indikator tingkat
pengetahuan/perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan. Perilaku
hidup bersih dan sehat sangat mempengaruhi sikap masyarakat dalam
memahami dan peran aktif dalam bidang kesehatan. Target Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga pada tahun 2010
sebesar 65%, hingga awal tahun 2008 Kabupaten Magelang telah
mencapai 63,45% dan diharapkan pada tahun 2010 target dapat dicapai.
Indikator perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kabupaten Magelang yang
masih tinggi adalah kebiasaan merokok, di mana keluarga yang disurvei
82,32 % memiliki kebiasaan merokok. Keberhasilan pelaksanaan
pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat tabel 2.19.
Pengembangan Desa Siaga pada tahun 2006 sebagai upaya untuk
meningkatkan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui pengembangan Poliklinik Desa dan peningkatan
peran serta masyarakat dalam pengembangan program kesehatan dalam
bentuk forum kesehatan desa untuk mendukung program kesehatan
khususnya dalam kedaruratan dan bencana. Target pencapaian sampai
tahun 2010 Desa Siaga telah dikembangkan di 80% desa, sehingga
masyarakat dapat mandiri dalam mendeteksi dan mengatasi masalah
kedaruratan dan bencana sedini mungkin untuk menekan angka
kesakitan dan kematian.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222999
Tabel 2.19: Pencapaian Indikator Kinerja Makro Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
No Indiktor Kinerja Kunci (IKK) Capaian Kinerja Keterangan 2004 2008
1. Umur Harapan Hidup (IHH) 69,4 72,11 Tahun
2. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)
76,56 59,52 Per 100.000 KH 16 ks 12 ks
3. Angka Kematian Bayi (AKB) 8.75 6.99 Per 1000 kh
183 ks 141 ks
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
100% 100%
5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
84,93% 92,67%
6. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI)
88,40% 94,10%
7. Cakupan Bayi Gizi Buruk 0,22% 0,15% 216 ks 141 ks
8. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit TBC BTA
16% 18% 141 BTA+ 220 BTA+
9. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit DBD
3,68% 18% Per 100.000 penduduk 41 ks 207 ks
10. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
21,66% 33,94%
11. Cakupan kunjungan bayi (KN 1) 93,85% 98,20% Cakupan kunjungan bayi (KN 2) 92,09% 97,34%
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di
masyarakat dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat khususnya untuk kesehatan ibu dan anak. Kegiatan
posyandu mengembangkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara mandiri. Tingkat perkembangan posyandu
merupakan indikator kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan,
target kemandirian Posyandu sampai tahun 2010 jumlah Posyandu
Purnama dan Mandiri mencapai 42%, Kabupaten Magelang sampai
trismester pertama 2008 telah mencapai 37,25%.
Kuota Jamkesmas untuk Kabupaten Magelang 447.458, di luar itu
masih banyak warga miskin yang tidak mendapat jatah kartu Jaskesmas
sehingga pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk
memberikan bantuan biaya berobat sebesar 50% yang diatur dalam
Peraturan Bupati Nomor 188.45/219/KEP/07/2008.
II.4.6. KB dan Keluarga Sejahtera
Salah satu upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga adalah meningkatkan kembali upaya peningkatan partisipasi

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333000
masyarakat di Bidang Keluarga Berencana (KB). Upaya peningkatan
tersebut dilakukan melalui sosialisasi manfaat KB terutama bagi
pasangan-pasangan muda, melalui kader-kader kesehatan dan keluarga
ditingkat pedesaan. Perkembangan peserta KB Aktif dari tahun ke tahun
menunjukkan kecenderungan peningkatan yaitu pada tahun 2004
tercatat sebanyak 159.009 dan pada tahun 2008 meningkat menjadi
162.873 akseptor. Untuk peserta KB pria jumlahnya relatif rendah yaitu
sebanyak 3.829 peserta (2,35%). Guna mendukung pelaksanaan program
KB di Kabupaten Magelang tersedia 39 tempat pelayanan KB. Dengan
perincian: 35 pos pelayanan KB pemerintah dan 4 pos KB swasta. Data
selengkapnya bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.20: Perkembangangan Peserta KB Aktif, KB Pria dan TFR Kabupatan Magelang Tahun 2004-2008
No Tahun Peserta KB
TFR Aktif Pria
1. 2004 159.009 3.460 2,09
2. 2005 160.545 4.350 2,26
3. 2006 160.681 4.161 2,36
4. 2007 161.211 3.665 2,27
5. 2008 162.873 3.829 2,23 Sumber: Bapermas, Perempuan dan KB
II.4.7. Sosial
Pembangunan daerah dilakukan untuk meningkatkan taraf kesejahtaraan
masyarakat, namun sampai saat ini permasalahan sosial masih menjadi
permasalahan dan menjadi pekerjaan bagi pemerintah daerah yang harus
dituntaskan. Semakin kompleksnya kehidupan serta terus meningkatnya
biaya hidup menjadikan permasalahan sosial, seperti meningkatnya
jumlah penduduk miskin (seperti gelandangan, pengemis, anak jalanan,
anak terlantar), tindak kekerasan, korban bencana alam, dan PMKS
lainnya terus meningkat dan menjadi semakin rumit untuk diselesaikan.
Penduduk miskin Kabupaten Magelang jumlahnya cenderung
mengalami fluktuasi. Menurut pendataan tahun 2004 terdapat 45.627
Fakir Miskin sedangkan menurut pendataan Tahun 2008 berjumlah
54.532 fakir miskin atau mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah
gelandangan dan pengemis pada tahun 2004 berjumlah 6.116 orang dan
pada tahun 2008 turun menjadi 75 orang. Permasalahan sosial dan
penanganannya secara terinci bisa dilihat dalam tabel 2.21.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333111
Tabel 2.21: Permasalahan Kesejahteraan Kabupaten Magelang Tahun 2008
A. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)1 Anak Balita Terlantar 537
2 Anak Terlantar 906
3 Anak Korban Kekerasan 94
4 Anak Nakal 216
5 Anak Jalanan 135
6 Anak Cacat 1545
7 Wanita rawan sosial ekonomi 2443
8 Wanita korban tindak kekerasan 124
9 Lanjut usia terlantar 1890
10 Lansia korban tindak kekerasan 93
11 a. Penderita cacat fisik 1910
b. Tuna netra 683
c. Tuna rungu/wicara 959
d. Cacat mental eks psikotik/TL 337
e. Cacat mental retardasi 500
f. Cacat fisik & mental 97
12 Penca bekas penyakit kronis 148
13 Tuna sisila 81
14 Pengemis 117
15 Gelandangan 46
16 Bekas Napi 523
17 Pekerja Migran 39
18 Korban Penyalahgunaan NAPZA 37
19 Keluarga fakir miskin/Gakin 59351
20 Keluarga berumah tak layak huni 10089
21 Keluarga bermasalah psikologis 403
22 Keluarga rentan 975
23 Komoditas adat terpencil -
24 Masy. Tinggal di rawan bencana -
25 Korban bencana alam 853
26 Korban bencana sosial 9
B. Potensi, Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)1 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 1310
2 Karang Taruna 371
3 Organisasi Sosial (Orsos) 26
4 Wanita Pemimpin Kessos 618
5 Dunia Usaha 21
Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2008
JumlahNo Jenis Permasalahan
II.4.8. Agama
Kerukunan hidup beragama tercermin sebagai implementasi Tri
Kerukunan Umat Beragama yang dicanangkan pemerintah melalui
Departemen Agama, yakni kerukunan intern umat beragama, kerukunan
antar umat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
Jumlah dan prosentase pemeluk agama terlihat pada tabel 2.22.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333222
Tabel 2.22: Jumlah Pemeluk Agama Kabupaten Magelang
No Agama Pemeluk Persentase
1 Islam 1130155 96.948%
2 Kristen 9937 0.852%
3 Katholik 25000 2.145%
4 Hindu 276 0.024%
5 Budha 368 0.032%
Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2008
Sarana ibadah yang tersedia adalah:
Masjid : 2.627 buah
Langgar/Mushola : 3.075 buah
Gereja Kristen : 34 buah
Gereja Katholik/Kapel : 42 buah
Vihara/Cetya/Klenteng: 4 buah
Puri/Kuil/Sanggah : 1 buah.
Jumlah pondok pesantren 312 buah dengan jumlah santri 31.659
orang. Jumlah jemaah haji tahun 2008 : 1.036 orang.
II.4.9. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan asset daerah yang harus dijaga kelestariaannya,
kebudayaan tidak hanya dapat dinikmati keindahannya tetapi juga
mengandung nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang. Kabupaten
Magelang yang secara geografis terletak di wilayah Provinsi Jawa Tengah
yang berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
secara langsung budaya masyarakatnya dipengaruhi oleh budaya Jawa.
Pengaruh budaya Jawa tersebut terlihat dari penggunaan bahasa dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain bahasa Jawa, dominasi budaya
Jawa terlihat dari kesenian dan adat istiadat, kesenian Jawa yang masih
eksis antara lain tarian, gamelan, wayang orang, wayang kulit, kethoprak
dan keroncong. Di Kabupaten Magelang pada tahun 2003 terdapat 776
sanggar kesenian dengan jumlah anggota 51.216 orang dan jumlah
tersebut pada tahun 2008 menjadi 992 kelompok dengan jumlah anggota
mencapai 59.600 orang atau naik 27,83%, keberadaan sanggar tersebut
diharapkan dapat dikembangkan secara profesional guna mendukung
pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata daerah. Di Kabupaten
Magelang didalam rangka menjaga warisan kesenian juga diadakan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333333
pentas-pentas seni, pada tahun 2003 diadakan 8 kali pentas seni budaya
dan 6 kali festival kebudayaan daerah, pada tahun 2008 diadakan 16 kali
pentas seni dan hanya 3 kali festifal kebudayaan daerah.
II.4.10. Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Pembangunan kesatuan kebangsaan dilakukan dengan bekerjasama
dengan instansi terkait serta lembaga swadaya masyarakat untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membangkitkan dan
memelihara nasionalisme. Disamping itu, pembangunan di bidang
keamanan dan ketertiban masyarakat telah dapat diwujudkan dengan
melibatkan partisipasi masyarakat secara luas. Keberhasilan
pembangunan di bidang tersebut dirasakan masyarakat dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya. Rasa aman yang dirasakan masyarakat tidak
terlepas dari upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui berbagai
sistem keamanan.
Walaupun iklim keamanan dan ketertiban masyarakat dirasakan
cukup kondusif, namun demikian masih terjadi beberapa gangguan
keamanan dan ketertiban di beberapa daerah. Jumlah kejadian
kriminalitas cenderung menunjukkan grafik penurunan, dari 328 kejadian
(2004) menjadi 108 kejadian pada tahun 2007. Beberapa kasus
kamtibmas lain juga terjadi namun dengan intensitas yang kecil atau
terbatas, yaitu: pertikaian antar warga dan unjuk rasa.
Letak geografis dan kontur tanah Kabupaten Magelang yang
berbukit-bukit menyebabkan rawan terjadi bencana alam. Wilayah rawan
bencana alam yang tersebar relatif merata di seluruh wilayah, antara lain
longsor, gempa bumi, banjir, kekeringan, gunung berapi, kondisi tersebut
disebabkan kondisi geologi dan geomorfologi Kabupaten Magelang yang
memiliki potensi terhadap terjadinya bencana. Jumlah lokasi kejadian
bencana alam pada tahun 2008 terdapat di 21 kecamatan dengan korban
9 orang serta kerugian mencapai Rp. 152.200.000. Kondisi tersebut telah
mulai dikelola melalui upaya pengurangan resiko bencana secara
bertahap dan berkelanjutan.
Pemilihan umum tahun 2004 dan 2009 menghasilkan komposisi
kursi DPRD Kabupaten Magelang sebagai berikut:

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333444
2004 2009
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) : 12 6
PDI Perjuangan (PDIP) : 10 12
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) : 9 5
Partai Amanat Nasioanal (PAN) : 6 5
Partai Golkar : 5 4
Partai Demokrat : 2 6
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : 1 3
Partai Gerindra : - 5
Partai Kebangkitan Nahdataru Ulama (PKNU): - 4
Jumlah organisasi kemasyarakatan 39 organisasi, yang terdiri dari :
Orkemas berdasarkan profesi : 4 buah
Orkemas berdasarkan agama : 14 buah
Orkemas berdasarkan fungsi : 12 buah
Orkemas berdasarkan kegiatan : 9 buah
Lembaga Swadaya Kemasyarakatan (LSM) : 19 buah.
II.4.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Salah satu aspek yang juga cukup berperan dalam rangka peningkatan
kesejahteraan sosial adalah pemberdayaan perempuan. Hal tersebut
penting karena dari jumlah penduduk 1.168.557 jiwa pada tahun 2005,
diketahui jumlah penduduk laki-laki 583.871 jiwa dan perempuan
584.686 jiwa. Jumlah tersebut hampir sama, namun demikian peran
perempuan tersebut belum optimal, salah satu penyebabnya adalah
masih adanya kesenjangan gender, antara lain pada bidang pendidikan,
kesehatan, maupun akses pada sumber daya ekonomi. Oleh karena itu,
dalam rangka pembangunan dibidang pemberdayaan perempuan
Pemerintah Kabupaten Magelang terus melakukan pembinaan
organisasi-organisasi perempuan melalui kegiatan-kegiatan di bidang
sosial, ekonomi, pendidikan dan politik.
Dalam hal perlindungan terhadap anak, Pemerintah Kabupaten
Magelang telah melakukan kerjasama dengan pihak dan instansi terkait
untuk mengawasi dan melindungi anak-anak dari ekploitasi yang
berlebihan terhadap anak-anak. Pemerintah Daerah juga terus berusaha
untuk memberikan perlindungan yang maksimal dengan bekerjasama

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333555
dengan berbagai pihak terutama kepada anak-anak jalanan yang tidak
memperoleh perlindungan dan jaminan sosial dari orang tuanya.
II.5. PRASARANA DAN SARANA
II.5.1. Pekerjaan Umum
Panjang jalan pada tahun 2004 adalah 801,41 Km, dan meningkat
menjadi 978,69 Km dengan tahun 2008 yang terdiri dari jalan nasional,
provinsi, kabupaten dan desa. Peningkatan jalan, dari jalan berbatu
menjadi jalan beraspal dilaksanakan setiap tahun, sehingga panjang
jalan yang berbatu pada tahun 2003 adalah 66,85 Km, pada tahun 2008
turun menjadi 35,75 Km. Jumlah jembatan di Kabupaten Magelang pada
tahun 2003 berjumlah 296 buah dan pada tahun 2008 berjumlah 298
buah jembatan.
Kondisi saluran irigasi di Kabupaten Magelang sebagai berikut:
Tahun 2004 Tahun 2008
Irigasi Teknis/Primer 22.970 m 22.970 m
Irigasi Teknis/Sekunder 1.133.740 m 1.133.740 m
II.5.2. Perumahan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang pada tahun 2005
sebesar 0,92%, kondisi ini menuntut adanya penyediaan sarana dan
prasarana yang mencukupi. Perumahan dan pemukiman merupakan
kebutuhan pokok bagi setiap penduduk, namun sampai saat ini belum
semua penduduk dapat menikmati perumahan dan permukiman yang
layak. Penyediaan perumahan di Kabupaten Magelang berupa Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) melalui non Perum Perumnas tahun 2005
terdapat 109 unit dengan maksimum kredit Rp. 2.627 juta. Kemudian,
terkait dengan penyediaan air bersih, fasilitas Instalasi pelanggan PDAM
yang ada di Kabupaten Magelang tahun 2005 berjumlah 35.965 unit.
II.5.3. Perhubungan
Kelancaran transportasi penduduk sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kegiatan perekonomian daerah. Untuk mendukung
mobilitas penduduk tersebut maka dilayani dengan transportasi atau

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333666
angkutan umum. Pada tahun 2003 transportasi umum di Kabupaten
Magelang dilayani oleh 343 armada bus dengan kapasitas angkut 13.720
orang. Jumlah tersebut naik menjadi 368 armada atau naik 7,2% selama
5 tahun. Pada tahun 2008 jumlah trayek yang dilayani oleh armada
angkutan umum adalah 127 AKAP, 12 AKDP yang tersebar di enam
terminal angkutan umum, kondisi ini tidak mengalami perubahan sejak
tahun 2002. Sedangkan jumlah angkutan perkotaan berjumlah 55 buah
dan angkutan pedesaan berjumlah 21 buah.
Sub sektor pengangkutan dan komunikasi, menurut BPS
Kabuapten Magelang, menyumbang 4,97% atau Rp. 252.205.000,- dari
total PDRB dengan pertumbuhan 10,74% pada tahun 2005, apabila
dibandingkan tahun 2000 sebesar 14,48%, nilai tersebut mengalami
penurunan.
II.5.4. Energi
Jumlah pemakaian listrik di Kabupaten Magelang dari tahun ke tahun
terus meningkat, hal tersebut seiring dengan meningkatnya
perkembangan ekonomi masyarakat dan jumlah pengguna listrik. Jumlah
pemakaian daya listrik mengalami peningkatan, yaitu dari 81.806.851
Kwh pada tahun 2000 menjadi 295.945.575 Kwh pada tahun 2005.
Pelayanan listrik sudah mencapai 100 persen desa.
Keadaan sekarang cadangan bahan bakar minyak semakin
berkurang sementara kebutuhannya semakin bertambah sehingga upaya
penyediaan energi alternatif sebagai kebutuhan pokok masyarakat sangat
diperlukan.
Memahami bahwa beberapa tahun terakhir ini energi merupakan
persoalan yang krusial di dunia. Peningkatan permintaan energi yang
disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya
sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan
bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera
memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Namun demikian
pengembangan biogas di Kabupaten Magelang belum begitu banyak
mengingat pemeliharaan ternak dalam skala besar juga sangat sedikit.
Jumlah unit biogas terbangun di sentra-sentra peternakan kurang lebih
36 unit yang tersebar di kecamatan Sawangan, Dukun, Ngablak,
Borobudur.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333777
II.5.5. Sumber Daya Mineral
Di Kabupaten Magelang terdapat berbagai macam sumber daya mineral,
seperti disajikan dalam tabel 2.23.
Tabel 2.23: Potensi Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang
No Jenis Jumlah (Ton) Luas Lahan (Ha)
1. Andesit 419.731.250 303.034,25
2. Diorit 300 200
3. Diatomea 168 2
4. Kaolin 21.000 0,5
5. Marmer 210.000.000 175
6. Oker 546.000 5,5
7. Pasir & Batu 14.107.400 581
8. Pasir 6.127,5 355
9. Tanah Liat 1.234.000 54
10. Trass 34.773.000 301,5
11. Tanah Urug 900.000 8
12. Mangan 86 4,03
Sumber: Bagian Perekonomian
Penerbitan Surat Ijin Penambangan (SIP) Galian Golongan C,
sampai dengan tahun 1995 sebanyak 6 buah, sedangkan pada tahun 2005
meningkat menjadi 8 buah. Kondisi luas areal penambangan Galian
Golongan C tahun 1995 seluas 7,61 Ha dan pada tahun 2005 luas Galian
Golongan C jauh meningkat menjadi 366,7 ha. Kondisi ini membutuhkan
perhatian yang serius agar proses perizinan dan penambangan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.
II.5.6. Sumberdaya Air
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup, selain itu air juga
diperlukan untuk hal-hal penting lainnya seperti irigasi, sumber air
minum, pengendalian banjir, industri, pariwisata, kelistrikan, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya air harus dilakukan
dengan baik, sehingga persediaan air dapat terjaga. Jumlah sumber daya
air di Kabupaten Magelang tahun 2005 sebanyak 50 sumber dengan debit
air 9.431 liter per detik dan 848,50 liter per detik diantaranya telah
dimanfaatkan sebagai air baku PDAM.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333888
Kabupaten Magelang memiliki beberapa sungai besar, diantaranya
adalah sungai Progo dan sungai Elo. Kondisi sungai secara fisik masih
cukup baik namun belum seluruhnya dapat menampung debit air pada
waktu-waktu tertentu, hal ini disebabkan karena adanya penurunan
kapasitas atau daya tampung sungai sehingga masih ada daerah-daerah
yang rawan akan banjir pada musim penghujan.
Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan
sumber daya air antara lain:
Penurunan debit mata air akibat kerusakan lingkungan daerah hulu,
Beberapa daerah irigasi mengalami kelangkaan air baku disamping adanya keborosan pemanfaatan air irigasi,
Pergeseran pemakaian air baku untuk pertanian menjadi untuk konsumsi,
Penentuan arah penggunaan lahan belum didukung analisis yang akurat.
Tabel 2.24: Nama Sungai, Debit Maksimum dan Minimum Kabupaten Magelang
No SungaiDebit Maksimum
m3/detik
Debit Minimum
m3/detik
1 Bebeng 225.00 15.00
2 Krasak 145.00 9.50
3 Pabelan 140.00 12.00
4 Putih 125.00 8.00
5 Tangsi 125.00 8.80
6 Progo 120.00 30.00
7 Blongkeng 120.00 10.00
8 Elo 113.00 7.00
9 Lamat 66.00 5.50
10 Batang 55.00 5.50
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral
II.5.7. Pos dan Telekomunikasi
Di Kabupaten Magelang terdapat 22 Kantor Pos yang tersebar di 21
kecamatan, dan satu kantor di Kota Mungkid.
Jumlah sambungan telpon terpasang pada tahun 2008 berjumlah 25.640
sambungan dan kapaitas terpasang berjumlah 12.020 dengan jumlah
pelanggan berjumlah 6.724 pelanggan. Komunikasi yang lancar akan
mendukung kelancaran urusan di berbagai bidang.
Di dalam rangka penyebaran informasi kepada masyarakat pada tahun
2008 jumlah media cetak sebanyak 5 media, media elektronik sebanyak 6
buah, stasiun radio sebanyak 5 buah dan stasiun televisi lokal sebanyak 1

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333999
buah. Sedangkan pengguna internet pada tahun 2005 diperkirakan
berjumlah 11.650 dan meningkat menjadi 11.950 pada tahun 2008.
II.5.8. Prasarana Pendidikan
Penduduk yang bersekolah pada tahun 2008 secara umum mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk memenuhi
kebutuhan dan akses pendidikan, terkait dengan peningkatan penduduk
yang bersekolah, Pemerintah Daerah meningkatkan penyediaan sarana
fisik dan tenaga guru. Data jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Umum
Kabupaten Magelang tahun 2004 dan 2008, selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.25; sedangkan data sekolah keagamaan bisa dilihat pada tabel 2.26.
Tabel 2.25: Jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Umum Kabupaten Magelang
No. Jenis Sekolah
2004 2008 2004 2008
1 Taman Kanak-Kanak (TK) 329 384 724 726
Negeri 1 1 9 193
Swasta 328 383 715 533
2 Sekolah Luar Biasa (SLB) 3 3 45 51
Negeri
Swasta 3 3 45 51
3 Sekolah Dasar (SD) 620 602 5,803 6,086
Negeri 584 566 5,442 5,268
Swasta 36 36 361 818
4 SLTP 113 116 2 2
Negeri 49 55 1 1
Swasta 64 61 1 766
5 SLTA 33 35 892 847
Negeri 10 10 390 429
Swasta 23 25 502 418
6 SMK 29 33 768 574
Negeri 80 65
Swasta 688 442
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
Jumlah Sekolah Jumlah Guru
Tabel 2.26: Jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Keagamaan Kabupaten Magelang
No. Jenis Sekolah Jumlah Sekolah
2004 2008
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 317 311
Negeri 7 7
Swasta 310 304
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 69 67
Negeri 5 5
Swasta 64 62
3. Madrasah Aliyah (MA) 16 16
Negeri 2 2
Swasta 14 14 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
II.5.9. Prasarana Kesehatan
Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan masyarakat, Pemerintah
Kabupaten Magelang terus meningkatkan pembangunan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan. Kondisi Puskesmas dari tahun ke tahun
ditingkatkan dengan tujuan agar pelayanan kesehatan dapat merata dan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444000
terjangkau oleh masyarakat sampai di daerah terpencil. Kondisi sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan pemerintah, pada tahun 2008,
sebagai berikut:
o Rumah Sakit Umum : 1 unit
o Puskesmas Rawat Inap : 3 unit
o Puskesmas Non Rawat Inap : 26 unit
o Puskesmas Pembantu : 63 unit
o Pos Kesehatan Desa (PKD) : 188 unit
Sedangkan sarana kesehatan swasta terdiri dari:
o Rumah Sakit Umum : 2 unit
o Klinik Bersalin : 9 unit
o Balai Pengobatan Swasta : 20 unit
o Apotik : 33 unit
o Praktek Dokter Spesialis : 18 orang
o Praktek Dokter Umum : 83 orang
o Praktek Dokter Gigi : 34 orang
o Bidan Praktek : 310 orang
o UKBM / Posyandu : 2.233 buah
o Poskestren : 17 buah
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan oleh
tenaga medis maka didukung dengan tenaga administrasi/fasilitatif,
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.27: Tenaga Administratif/Fasilitatif untuk Pelayanan Kesehatan
No Uraian Dinkes RSU Jumlah
1. Pascasarjana 9 9
2. Sarjana Kesehatan Masyarakat 22 5 27
3. Sarjana lainnya 31 4 35
4. SLTA 142 81 223
5. SLTP 21 21
6. SD 9 9
Sumber: Dinas Kesehatan dan RSU Muntilan, Kabupaten Magelang
Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan diperlukan tenaga
kesehatan yang mencukupi baik secara kualitas maupun kuantitas,
adapun distribusi pegawai pada tahun 2008, sebagai berikut:
Tabel 2.28.: Tenaga Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2008

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444111
No Uraian Dinkes RSU Jumlah
1 Dokter Spesialis 2 14 16
2 Dokter Umum 57 6 63
PNS 50 6 56
PTT 7 7
3 Dokter Gigi 26 1 27
PNS 25 1 26
PTT 1 1
4 Bidan 327 16 343
Diploma I 233 233
Diploma II 94 94
5 Perawat 163 171 234
Sarjana 7 7
Diploma III 50 50
SPK 106 106
6 Perawat Gigi 35 4 39
Sarjana
Diploma III 1 4 5
SPRG 34 34
7 Analis 17 13 30
AAK 13 9 22
SMAK 4 4 8
8 Sanitarian 39 2 41
APK 28 28
SPPH 11 11
9 Apoteker 1 2 3
10 SAA / SMF 29 12 41
11 D III lainnya 9 9
12 Penata Rogent 1 1
13 Fisiotrafis 3 3
14 Gizi 6 6 12
Sarjana 2 2 4
D III 3 3 6
D I 1 1 2
15 Tenaga Keteknisan Medik 14 15 29
Radiografer 5 5 10
Elektromedik 1 3 4
Rekam Medik 8 7 15 Sumber: Dinas Kesehatan dan RSU Muntilan, Kabupaten Magelang
II.6. PEMERINTAHAN
II.6.1. Perencanaan Pembangunan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan
Pembangunan Nasional memberikan pedoman perencanaan yang
terintegrasi dan bersinergi antar daerah, ruang, waktu dan fungsi
pemerintahan daerah. Perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan
mengikuti regulasi tersebut sehingga tercipta perencanaan
pembangunan yang baik. Perencanaan yang baik akan memberikan arah
dan pedoman bagi pelaksanaan dan evaluasi pembangunan baik pada
aras makro maupun mikro. Pada sisi lain juga berkembang
penganggaran berbasis kinerja, oleh karena itu aspek perencanaan
harus menyatu dengan penganggaran untuk mendapatkan keterpaduan
yang berdaya guna dan berhasil guna dari setiap program dan kegiatan
yang dilaksanakan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444222
Selama ini perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Magelang telah berjalan dengan baik, sejak tahapan Musrenbang pada
tingkat Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD, hingga
Musrenbang Kabupaten; yang dapat terselenggara dengan baik pada
setiap tahun. Pada sisi dokumen perencanaan, Kabupaten Magelang sudah
mematuhi berbagai regulasi yang mengamanatkan penyusunan berbagai
dokumen perencanaan pembangunan, baik yang berlaku untuk masa 20
tahunan, lima tahunan, maupun dokumen perencanaan pembangunan
tahunan serta dokumen-dokumen penunjang lainnya. Adapun dokumen
yang telah selesai disusun antara lain RPJPD dan Dokumen Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Magelang, Dokumen Profil Daerah serta Indeks
Pembangunan Manusia.
II.6.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
II.6.2.1. Otonomi Daerah
Didalam rangka pelaksanaan otonomi daerah pembangunan diarahkan
untuk meningkatkan kemandirian daerah dengan meningkatkan
proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan total
daerah. Jumlah PAD pada tahun 2004 berjumlah Rp.43.667.037.217 juta
sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 81.203.386.278,-.
Sedangkan pendapatan daerah secara keluruhan pada tahun 2004
sebesar Rp. 413.264,419 Juta menjadi Rp. 815.724,252 juta pada tahun
2008.
Peningkatan tersebut dilakukan dengan menggali seluruh potensi
daerah yang ada terutama potensi yang berbasis pada sektor-sektor
unggulan. Peningkatan potensi tersebut dilakukan dengan peningkatan
Sumber Daya Manusia, Peningkatan Akses Permodalan serta penerapan
teknologi tepat guna.
Pengelolaan aset daerah juga diharapkan dapat ditingkatkan
dengan penataan sistem inventarisasi aset daerah sehingga pengawasan
terhadap penggunaannya serta dapat ditingkatkan produktifitasnya. Nilai
aset daerah Kabupaten Magelang pada tahun 2005 bernilai
Rp.1.091.337.000.000,- dan meningkat menjadi Rp.1.287.817.000.000,-
atau meningkat 18%.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444333
Jumlah PMA di Kabupaten Magelang sebanyak 7 buah, BUMD 5
buah, sedangkan BPD 1 buah denga 4 cabang. BPR ada 2 buah dengan 13
cabang, dan PDAM 1 buah. Jumah LKD 276 buah. Perkembangan BUMD,
perbankan daerah dan lembaga keuangan daerah disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 2.29: Perkembangan BUMD, Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Daerah
NO URAIAN 2005 2006 2007 2008
1 PMA 7 7 7 7
2 PMDN 3 3
3 BUMD 3 5 5 5
4 BPD 1 1 1 1
5 BPD Cabang 4 4 4
6 BPR 33 12 1 2
7 BPR Cabang 10 13
8 PDAM 1 1 1 1
9 LKD 7 7 276 276
Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Tahun 2008
II.6.2.2. Pemerintahan Umum
Pembangunan bidang pemerintahan umum telah diarahkan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan
tersebut dilakukan dengan memperbaiki budaya pelayanan aparatur
pemerintahan, sistem pelayanan serta dengan menerapkan teknologi
informasi yang lebih baik. Peningkatan pelayanan tersebut diharapkan
dapat mendorong peningkatan produktifitas dan investasi di daerah
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Hal
tersebut dilakukan dengan dibentuknya pelayanan satu pintu. Dengan
pelayanan yang lebih baik tersebut maka jumlah pelayanan pada Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu terus mengalami peningkatan, pada tahun
2004 jumlah surat perijinan yang diterbitkan mencapai 600 buah surat
ijin dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 850 buah surat ijin.
II.6.2.3. Administrasi Keuangan
Pembangunan bidang administrasi keuangan daerah dilakukan dengan
terus memperbaiki prosedur administrasi keuangan serta mengikuti

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444444
perubahan-perubahan regulasi pemerintah. Hal tersebut diharapkan
dapat memperbaiki akuntabilitas pelaksanaan anggaran, menurunkan
tingkat kebocoran serta meningkatkan efektifitas anggaran daerah.
II.6.2.4. Perangkat Daerah
Penataan organisasi perangkat daerah dilakukan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi organisasi perangkat daerah. Penataan organisasi
perangkat daerah di Kabupaten Magelang telah dilakukan sesuai dengan
regulasi pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Adapun kelembagaan sesuai
dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kabupaten Magelang meliputi:
(1) Sekretariat Daerah, terdiri dari 3 Assisten dan 10 Bagian, (2)
Sekretariat DPRD membawahi 2 Bagian, (3) Lembaga Teknis Daerah,
terdiri dari 6 Badan dan 4 Kantor, (4) 13 Dinas Daerah, (5) 21 Kecamatan,
dan (6) 5 Kelurahan; sedangkan Desa sebanyak 367 Desa.
Pada tahun 2007, Pemerintah telah menetapkan dua Peraturan
Pemerintah baru yang berdampak signifikan pada penataan kelembagaan
perangkat daerah, termasuk untuk Pemerintah Kabupaten Magelang.
Kedua regulasi tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Kabupaten Magelang telah penyesuaikan dengan
peraturan pemerintah tersebut pada tahun 2008.
Kondisi penataan organisasi perangkat daerah di Kabupaten
Magelang berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah menghasilkan beberapa
Peraturan Daerah yang menetapkan dan mengatur berlakunya perangkat
daerah baru, yaitu sebagai berikut: Perda No. 29 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.
Perda ini menetapkan Sekretaris Daerah membawahkan tiga Asisten,
dengan total Bagian sebanyak delapan. Perda ini juga menetapkan
struktur Sekretariat DPRD dan Staf Ahli, sebanyak tiga Staf Ahli.
Selanjutnya, Perda No. 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja. Perda ini

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444555
menetapkan adanya delapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Lembaga Teknis Daerah, dan satu Satpol PP.
Perda No. 31 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas Daerah. Perda
ini menetapkan adanya 13 SKPD yang termasuk Dinas Daerah. Perda
berikutnya adalahPerda No. 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kecamatan dan Kelurahan, dimana dalam Perda ini ditetapkan 21
Kecamatan dan lima Kelurahan. Terakhir, adalah Perda No. 33 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain, dimana di
dalamnya ditetapkan empat SKPD yang termasuk Lembaga Lain.
II.6.2.5. Kepegawaian
Aparatur pemerintah daerah dewasa ini dituntut untuk lebih profesional
didalam menjalankan tugas, terutama dalam melayani masyarakat. Untuk
menunjang pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten
Magelang pada tahun 2008, didukung oleh pegawai sebanyak 12.420
Orang, yang terdiri dari Golongan I Sejumlah 78 orang, golongan II
sejumlah 2.166 orang, Golongan III sejumlah 7.917 orang dan golongan IV
sejumlah 2.259 orang. Sedangkan pejabat eselon II 21 orang , eselon III
122 orang dan eselon IV 454 orang, sedangkan jumlah pejabat fungsional
8.722 orang.
Secara umum manajemen kepegawaian meliputi proses
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian. Proses pertama
pengangkatan pegawai sebagaimana kebijakan pemerintah pusat,
dilakukan melalui dua jalur yaitu pelamar umum dan jalur honorer.
Sedangkan peraturan rekrutmen, penentuan jumlah dan jenis formasi,
proses seleksi, pengumuman dan pemberkasan mengikuti ketentuan
pemerintah pusat.
Proses kedua pemindahan dan mutasi meliputi upaya-upaya
konstruktif yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam
membina dan mengembangkan Sumber Daya PNS sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan kompetensinya. Pengembangan potensi ini
meliputi pembinaan karir seperti promosi dan mutasi jabatan, penyertaan
PNS didalam diklat struktural, diklat teknis fungsional dan diklat-diklat
keahlian lainnya. Termasuk didalamnya dukungan penuh pemerintah
kabupaten Magelang terhadap PNS yang melanjutkan studi melalui ikatan
dinas maupun proses ijin belajar.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444666
Pemerintah Kabupaten Magelang berusaha untuk menegakkan
disiplin melalui pengawasan konsistensi PNS terhadap ketentuan jam
kerja dan kinerja PNS melalui upaya konseling dan penjatuhan hukuman
disiplin sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh PNS.
Sedangkan pada proses yan terakhir yaitu pemberhentian PNS,
Pemerintah Kabupaten Magelang berupaya memberikan pelayanan
terbaik kepada PNS yang memasuki usia pensiun dengan melaksanakan
Diklat Purna Tugas sebagai wahana memperkaya cakrawala PNS dalam
menjalani aktifitas pasca purna yang produktif dan bermanfaat.
II.6.2.6. Pengawasan
Pengawasan merupakan bagian yang penting dalam proses manajemen
pembangunan dan pemerintahan. Pengawasan bertujuan agar
pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang sudah
dilakukan, artinya untuk menjamin konsistensi jalannya kebijakan,
program, dan kegiatan pemerintah baik dalam konteks internal maupun
eksternal Pemerintah Daerah. Keberhasilan pengawasan akan
mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih dan mengurangi
terjadinya kebocoran penggunaan anggaran. Jumlah tenaga pengawas di
lingkungan Badan Pengawas Daerah pada tahun 2008 berjumlah 21
orang. Pada tahun 2008 dilakukan pangawasan rutin sebanyak 216 kali
dan 6 kali pengawasan tidak rutin.
Hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Perda menunjukkan
kondisi yang cukup efektif, dimana tahun 2006 ada 301 temuan,
sedangkan pada tahun 2008 semakin banyak temuan yang diperoleh
yaitu menjadi 752 kasus atau meningkat 149,83%. Hal ini cukup memberi
dampak bagi perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
II.6.3. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Magelang yang terdiri dari 372 desa/kelurahan dengan jumlah
penduduk 1.168.557 orang memerlukan perhatian khusus untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten
Magelang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah
melakukan berbagai macam upaya salah satunya dengan mendorong
tumbuhnya Lembaga Ekonomi Desa yang berfungsi mendorong

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444777
tumbuhnya usaha-usaha mandiri di desa. Masyarakat, terutama
masyarakat desa, semakin memperoleh tempat yang utama dalam
pelaksanaan pembangunan dengan dukungan dana alokasi desa Tahun
2006 sebesar Rp. 30.084.980.000, tahun 2007 sebesar Rp.31.604.000.000
dan pada tahun 2008 Rp.30.805.000.000. Pemberian ADD ini agar desa
dapat merencanakan dan memprogramkan sendiri kegiatan bagi warga
desa, sehingga masyarakat desa tidak hanya menjadi obyek, namun telah
menjadi subyek pembangunan. Kondisi ini sangat berkorelasi dengan
tingkat kemajuan dan perkembangan desa. Berdasarkan pada hal tersebut
setiap kegiatan pembangunan berdampak pada pemberdayaan
masyarakat yang semakin meningkat, hal ini ditunjukkan dengan semakin
tingginya peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan.
Dalam rangka meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap
pembangunan yang dilaksanakan diperlukan adanya lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi
dan partisipasi masyarakat untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas
lembaga kemasyarakatan yang ada yang meliputi Rukun Tetangga (RT),
Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
/Kelurahan (LKMD/K), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),
Karang Taruna serta Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM).
Permasalahan yang ada terkait dengan pemberdayaan masyarakat
adalah masih belum optimal dan sinergisnya upaya pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah dan berbagai komponen
masyarakat.
II.6.4. Statistik
Data dan informasi merupakan salah satu hal yang penting sebagai dasar
pembuatan kebijakan. Oleh karena itu penyusunan dan pemeliharaan
data statistik mutlak diperlukan agar dana dan informasi selalu
terbaharui sehingga meningkatkan kualitas kebijakan publik.
Pembangunan bidang pendataan dan statistik di kabupaten Magelang
dilakukan secara integral di berbagai jenjang pemerintahan dan sektor
pembangunan yang terkait.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444888
II.6.5. Kearsipan
Arsip dan dokumentasi merupakan hal yang penting dalam setiap
pembuatan keputusan manajemen, oleh karena itu perbaikan sistem
pengelolaan kearsipan terus diperbaiki. Jumlah arsip tekstual pada tahun
2003 berjumlah 4.500 lembar dan pada tahun 2008 meningkat menjadi
6.000 lembar.
II.6.6. Komunikasi dan Informasi
Pembangunan komunikasi dan informatika di Kabupaten Magelang telah
dilakukan dengan memperbaiki akses komunikasi dan informasi dari
pemerintah daerah kepada masyarakat dan dunia usaha. Pembangunan
tersebut dilakukan dengan perbaikan jaringan komunikasi, pembangunan
website pemerintah serta pendorong terwujudnya e-government di
pemerintah Kabupaten Magelang. Pembangunan komunikasi dan
informatika tersebut diharapkan dapat menunjang efektifitas dan
efisiensi pemerintahan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111
BBBAAABBB IIIIIIIII... GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN PPPEEENNNGGGEEELLLOOOLLLAAAAAANNN KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH DDDAAANNN KKKEEERRRAAANNNGGGKKKAAA PPPEEENNNDDDAAANNNAAAAAANNN
III.1. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Sistem perencanaan pembangunan memiliki salah satu tujuan untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan. Agar visi, misi, dan program yang termuat
dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dapat tercapai atau terealisasi maka harus ada dukungan penganggaran
yang relevan, konsisten, dan signifikan.
Penyusunan RPJMD akan menghasilkan rencana pembangunan
yang telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dari sisi
kemampuan penganggaran. Kemampuan anggaran daerah diperkirakan
dalam bentuk pagu atau plafon indikatif anggaran daerah, yang akan
berlaku selama lima tahun. Mekanisme dan substansi penetapan
perencanaan dikaitkan dengan penganggaran ini diharapkan akan lebih
mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan daerah dalam rangka
mencapai visi, misi, dan program pembangunan daerah.
Dalam penyusunan bagian gambaran pengelolaan keuangan
daerah dan kerangka pendanaan diperlukan pendekatan yang
komprehensif dan strategis, baik dari sisi penerimaan maupun
pengeluaran, sebab akan sangat berdampak pada penciptaan kondisi
makro ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Sejalan dengan fungsi
alokasi dan kondisi keterbatasan kemampuan keuangan daerah yang ada,
maka perlu diciptakan suatu sistem yang memungkinkan pemerintah
daerah menjadi lebih efisien, efektif dan akuntabel dalam merumuskan
kebijakan keuangannya.
Oleh karena itu asumsi pengeluaran daerah untuk belanja
langsung dan tidak langsung serta untuk pengeluaran pembiayaan hanya
bisa dipenuhi apabila asumsi penerimaan dari pendapatan dan
penerimaan pembiayaan terpenuhi pula.
III.1.1. Penerimaan Daerah
Dalam rangka meningkatkan kemandirian daerah, sudah saatnya digali
semua potensi sumber daya dan modal dasar daerah yang dimiliki. Untuk
itu perlu dilakukan identifikasi yang maksimal atas potensi sumber daya

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 222
manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya
keuangan; untuk selanjutnya sumber daya tersebut dikembangkan menjadi
pendukung utama dari berbagai kegiatan yang akan menghasilkan nilai
tambah yang berdaya saing tinggi sehingga mampu mendukung
kemandirian daerah.
Pengelolaan penerimaan daerah dalam kurun waktu tahun
anggaran 2004-2008 mendasarkan pada 2 (dua) Undang-undang mengenai
keuangan daerah yaitu Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang-
undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-
undang Nomor 25 Tahun 1999.
Berdasarkan kedua perundangan tersebut, maka dasar-dasar
pendanaan pemerintah daerah ialah (1) penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah dalam rangka desentralisasi dibiayai dari APBD (2)
pelimpahan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan atau penugasan
dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah kepada
pemerintah daerah diikuti dengan pemberian dana.
Sumber-sumber penerimaan daerah menurut Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 adalah (1) pendapatan asli daerah; (2) Dana
Perimbangan; (3) Pinjaman daerah; (4) lain-lain penerimaan yang sah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber penerimaan
daerah terdiri dari (1) Pendapatan Asli daerah (2) dana Perimbangan (3)
Lain-lain pendapatan. Pembiayan terdiri dari Penerimaan pembiayaan
yang terdiri dari SILPA, pinjaman daerah, dana cadangan daerah hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Pengelolaan pendapatan asli daerah bertujuan untuk
mengoptimalkan keleluasaan daerah dalam menggali pendanaan otonomi
daerah sebagai wujud tanggungjawab daerah dalam melaksanakan
desentralisasi. PAD ini terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
Dana perimbangan adalah pendanaan daerah yang bersumber dari
APBN terdiri atas dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK). Dana Bagi hasil adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN berupa penerimaan pajak dan sumber daya alam yang

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 333
dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka prosentase tertentu.
Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak berasal dari
penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan, pajak penghasilan (PPh pasal 25) dan pasal 29 wajib pajak
pribadi orang dalam negeri dan PPh pasal 21. Sedangkan sumber daya
alam berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan,
pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan
panas bumi.
Dana Alokasi Umum adalah kebijakan keuangan pemerintah pusat
yang bertujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah yang
dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan/ketimpangan kemampuan
keuangan antar daerah melalui penerapan formula dengan
mempertimbangkan kemampuan dan potensi daerah. DAU ditentukan
berdasarkan besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah yang
merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi
daerah (fiscal capacity).
Dana alokasi khusus merupakan sumber pendanaan daerah
berasal dari APBN untuk membiayai kegiatan-kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. Khususnya
untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong
percepatan pembangunan daerah. Jumlah DAK didasarkan pada kriteria
umum, khusus dan teknis.
Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dalam
rangka peningkatan pendapatan daerah diarahkan pada seluruh
komponen PAD, sedangkan guna meningkatkan dana perimbangan,
diarahkan pada kegiatan intensifikasi penerimaan PBB. Kebijakan
pengelolaan penerimaan pembiayaan diarahkan pada pengelolaan dana
cadangan guna membiayai kegiatan yang membutuhkan dana relatif besar.
Tingkat penerimaan pajak dan retribusi daerah ditentukan oleh
kebijakan pendapatan dan efektifitas administrasi pendapatan. Kebijakan
pendapatan meliputi penetapan besarnya tarif, penentuan obyek,
pemberian keringanan, pengurangan, pembebasan dan penghapusan
piutang pajak serta retribusi. Sedangkan efektifitas administrasi
pendapatan meliputi efektifitas pendataan, penetapan, pemungutan pajak
dan retribusi.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 444
Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah belum
dapat secara optimal dilakukan pendataan potensi pendapatan. Ke depan
akan dilakukan pendataan potensi pendapatan sekaligus sebagai dasar
penentuan target pendapatan.
III.1.2. Pengeluaran Daerah
Kebijakan otonomi daerah telah memberikan keleluasaan kepada
pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah. Pelimpahan
kewenangan pengelolaan keuangan daerah lebih dititikberatkan kepada
kewenangan pengeluaran (expenditure assignment) dibandingkan
kewenangan penerimaan (revenue assignment) sehingga pemerintah
daerah diharapkan dapat mengalokasikan sumber-sumber keuangannya
secara lebih terarah, hemat, dan tepat sasaran sebagaimana amanat
otonomi daerah.
Pada hakikatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik
dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang
luas, nyata dan bertanggungjawab. Dengan demikian APBD harus benar-
benar dapat mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan
memperhatikan potensi, permasalahan, dan keanekaragaman daerah,
sehingga dapat menghasilkan struktur anggaran yang sesuai harapan
bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Agar misi dan strategi dapat dilaksanakan sesuai dengan arah
kebijakan anggaran daerah secara keseluruhan, maka perlu diperhatikan
bahwa APBD pada hakekatnya merupakan perwujudan amanah rakyat
kepada eksekutif dan legislatif untuk dikelola dalam rangka mencapai
tujuan, sebagaimana disebutkan di muka. Bertitik tolak pada hal tersebut,
maka APBD Kabupaten Magelang dilaksanakan dengan memperhatikan
beberapa prinsip, sebagai berikut:
a. Partisipasi Masyarakat
Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam
proses penyusunan dan penetapan APBD seoptimal mungkin
melibatkan partisipasi masyarakat.
b. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran.
APBD yang disusun disusun harus dapat menyajikan informasi secara
terbuka dan mudah diakses oleh masyarkat, meliputi tujuan, sasaran,

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 555
sumber pendanaan pada setiap jenis/obyek belanja serta korelasi
antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai
dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap
pengguna anggaran harus bertanggungjawab terhadap penggunaan
sumber daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
c. Disiplin Anggaran.
Beberapa prinsip disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara
lain, bahwa: (1). Pendapatann yang direncanakan merupakan
perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap
sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan
batas tertinggi pengeluaran belanja; (2). Penganggaran pengeluaran
harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan
yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam
APBD/Perubahan APBD; dan (3). Semua penerimaan dan pengeluaran
daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dianggarkan
dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas umum daerah.
d. Keadilan Anggaran.
Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan darah lainnya yang
dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan
kemampuan untuk membayar. Masyarakat yang memiliki kemampuan
pendapatan yang rendah secara proporsional diberi beban yang sama,
sedangkan masyarkat yang mempunyai kemampuan untuk membayar
lebih tinggi diberi beban yang tinggi pula. Untuk menyeimbangkan
kedua kebijakan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan
diskriminasi tarif secara rasional guna menghilangkan rasa
ketidakadilan. Selain itu, guna mengalokasikan belanja daerah harus
dipertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan.
e. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran.
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatn pelayanan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat
efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran
perlu diperhatikan (1) penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil
dan manafaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai; (2) penetapan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 666
prioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja, serta penetapan harga
satuan secara rasional.
f. Taat Azas
APBD sebagai kebijakan daerah yang ditetapkan dengan peraturan
daerah dalam penyusunannya tidak boleh bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum
dan peraturan daerah lainnya.
Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, mengandung arti bahwa apabila pendapatan, belanja
dan pembiayaan yang dicantumkan dalam rancangan peraturan daerah
tersebut telah sesuai dengan ketentuan undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, keputusan presiden atau peraturan
/keputusan/surat edaran menteri yang diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hokum yang mengikat sepanjang diperintahkan
oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dimaksud
memcakup kebijakan yang berkaitan dengan keuangan Negara.
Tidak bertentangan dengan kepentingan umum mengandung arti
bahwa rancangan peraturan daerah tentang APBD diarahkan agar
mencerminkan keberpihakan pada kebutuhan dan kepentingan
masyarakat dan bukan membebani masyarakat. Peraturan daerah
tidak boleh menimbulkan diskriminasi yang dapat mengakibatkan
ketidakadilan, menghambat arus barang dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, pemborosan keuangan negara/daerah, memicu
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dan mengganggu
stabilitas keamanan serta ketertiban masyarakat yang secara
keseluruhan mengganggu jalannya penyelenggaraan pemerintah di
daerah.
Tidak bertentangan dengan peraturan daerah lainnya
mengandung arti bahwa apabila kebijakan yang dituangkan dalam
peraturan daerah tentang APBD tersebut telah sesuai dengan
ketentuan peraturan daerah sebagai penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan
memperhatikan cirri khas masing-masing daerah. Sebagai
konsekuensinya bahwa rancangan peraturan daerah tersebut harus
sejalan dengan pengaturannya tentang pokok-pokok pengelolaan
keuangan daerah dan menghindari adanya tumpang tindih dengan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 777
peraturan daerah lainnya, seperti: peraturan daerah mengenai pajak
daerah, retribusi daerah dan sebagainya.
III.2. KERANGKA PENDANAAN
Kondisi kemampuan atau kapasitas keuangan Kabupaten Magelang
sangat menentukan dalam upaya menghasilkan kinerja pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Jumlah APBD Kabupaten Magelang cenderung meningkat secara
signifikan, tahun 2004 sebesar Rp. 431.601.171.196,- dan terus
meningkat setiap tahun dan menjadi sebesar Rp. 838.835.082.799,- pada
tahun 2008. Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibandingkan total
APBD, sebesar 10,12% pada tahun 2004 menjadi 9,68% pada tahun 2008.
Kedua data di atas menunjukkan semakin baiknya kemampuan keuangan
daerah untuk mendukung pembiayaan pembangunan.
II.2.1. Pendapatan Daerah
1. Kondisi Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan,
dimana merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat
dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sumber-sumber pendapatan
daerah meliputi pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan,
lain-lain pendapatan daerah dan pinjaman daerah.
Selama 5 (lima) tahun terakhir pendapatan daerah Kabupaten
Magelang cenderung menunjukkan peningkatan, dimana pendapatan
daerah pada tahun 2004 sebesar Rp. 431.601.171.196,- dan terus
meningkat setiap tahun dan menjadi sebesar Rp. 838.835.082.799,-
pada tahun 2008.
Meski demikian, walaupun belanja daerah maupun pendapatan
daerah semakin meningkat, terjadinya defisit APBD sebagaimana yang
dialami oleh banyak daerah masih sangat mungkin berpotensi terjadi
di Kabupaten Magelang. Untuk itu perlu dirumuskan beberapa
kebijakan umum pembiayaan yang akan menjadi panduan bagi
Pemerintah Kabupaten Magelang.
Kondisi selengkapnya pendapatan daerah Kabupaten Magelang
selama tahun 2004-2008 tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 888
Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2004 pendapatan daerah
Kabupaten Magelang didominasi oleh Dana Perimbangan yaitu
sebesar 84,28%, disusul Pendapatan Asli Daerah sebesar 10,12% dan
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 5,60%. Pada tahun
2008 Dana Perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat masih
mendominasi walaupun sedikit menurun yaitu sebesar 86,88%
kemudian disusul Pendapatan Asli Daerah sebesar 9,68% dan Lain-
Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 3,44%.
Tabel 3.1. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Magelang 2004-2008
No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 A. PENDAPATAN ASLI DAERAH 43.687.037.217 52.858.629.918 62.226.400.207 70.074.706.177 81.203.386.278
1. Pajak Daerah 18.837.523.288 18.779.422.453 16.181.110.505 20.164.064.465 25.207.007.000
2. Retribusi Daerah 17.542.208.378 20.806.731.195 25.225.096.807 27.668.383.051 33.625.363.569
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
2.716.829.456 6.286.698.361 5.447.828.156 5.921.950.901 7.510.587.744
4. Lain-lain PAD yang Sah 4.590.476.095 6.985.777.909 15.372.364.739 16.320.307.760 14.862.427.332
B. DANA PERIMBANGAN 363.733.971.993 382.938.169.125 564.927.818.094 634.337.010.050 649.547.310.731
1. Dana Bagi Hasil 24.410.820.993 24.997.169.125 29.902.818.094 37.162.010.050 42.891.524.731
2. Dana Alokasi Umum 327.823.151.000 345.991.000.000 502.945.000.000 548.521.000.000 588.001.786.000
3. Dana Alokasi Khusus 11.500.000.000 11.950.000.000 32.080.000.000 48.654.000.000 48.654.000.000
C. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
24.180.161.986 22.131.557.085 36.241.868.019 60.007.866.746 78.084.385.790
1. Hibah 10.000.000.000 -
2. Dana Darurat 2.500.000.000
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
14.922.676.986 18.037.647.085 25.310.310.019 26.955.633.666 34.443.333.452
4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
3.960.000.000 14.770.329.600
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi
3.257.485.000 4.093.910.000 10.931.558.000 19.092.233.080
6. Pendapatan Lainnya 6.000.000.000 26.370.722.738
JUMLAH 431.601.171.196 457.928.356.128 663.396.086.320 764.419.582.973 838.835.082.799
Sumber: DPPKAD Kabupaten Magelang.
2. Kebijakan Pendapatan Daerah
Era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal berimplikasi pada
bertambahnya kewenangan daerah. Untuk melaksanakan kewenangan
tersebut diperlukan pendanaan yang mencukupi. Sesuai dengan
hakekat otonomi, secara bertahap daerah dituntut untuk
mengupayakan kemandirian fiskal. Salah satu indikator kemandirian
daerah otonomi adalah kemampuan untuk membiayai diri sendiri,
sehingga otonomi tidak hanya berarti memiliki wilayah tetapi juga
pengelolaan keuangan dan kewenangan-kewenangan yang bersifat
pokok.
Berdasarkan pada realisasi pendapatan daerah selama 5 (lima)

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 999
tahun terakhir maka pendapatan daerah Kabupaten Magelang tahun
2009-2014 diperkirakan akan tampak seperti dalam tabel 3.2.
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran
pendapatan daerah diarahkan pada usaha optimalisasi potensi PAD
dan penerimaan daerah lainnya. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Magelang tahun 2009-2015 diproyeksikan mengalami kenaikan rata-
rata sebesar sebagai berikut: 13% tahun 2010, 7% tahun 2011, 7,5%
tahun 2012, 8% tahun 2013, 8,5% tahun 2014 dan 9% pada tahun
2015. Untuk dana perimbangan diproyeksikan ada kenaikan sebesar
1,2%. Sedangkan untuk Dana Alokasi Umum diproyeksikan setiap
tahun meningkat sebesar 1,4%.
Tabel 3.2.: Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Magelang 2009-2015
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A. PENDAPATAN ASLI DAERAH 69.716.027.680 78.651.453.672 84.157.055.429 90.468.834.586 97.706.341.353 106.011.380.368 115.552.404.601
1 Pajak Daerah 20.403.855.000 21.722.490.024 23.243.064.326 24.986.294.150 26.985.197.682 29.278.939.485 31.914.044.039
2 Retribusi Daerah 31.701.814.507 34.683.635.350 37.111.489.825 39.894.851.561 43.086.439.686 46.748.787.060 50.956.177.895
3Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan8.119.414.173 7.112.885.298 7.610.787.269 8.181.596.314 8.836.124.019 9.587.194.561 10.450.042.071
4 Lain-lain PAD yang Sah 9.490.944.000 15.132.443.000 16.191.714.010 17.406.092.561 18.798.579.966 20.396.459.263 22.232.140.596
B. DANA PERIMBANGAN 715.501.958.279 751.954.815.675 761.069.409.494 770.311.607.627 779.683.196.534 789.185.987.686 798.821.817.913
1 Dana Bagi Hasil /Bukan Pajak 38.412.133.279 46.520.604.675 47.171.893.140 47.832.299.644 48.501.951.839 49.180.979.165 49.869.512.874
2 Dana Alokasi Umum 596.437.825.000 604.521.811.000 612.985.116.354 621.566.907.983 630.268.844.695 639.092.608.520 648.039.905.040
3 Dana Alokasi Khusus 80.652.000.000 100.912.400.000 100.912.400.000 100.912.400.000 100.912.400.000 100.912.400.000 100.912.400.000
C.LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH53.483.284.500 55.430.947.500 58.876.408.940 60.601.840.574 62.327.272.208 64.052.703.841 65.851.466.319
1 Hibah 2.530.000.000
2 Dana Darurat
3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 34.514.034.500 34.514.034.500 37.959.495.940 39.684.927.574 41.410.359.208 43.135.790.841 44.934.553.319
4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
5 Bantuan Keuangan dari Provinsi 16.439.250.000 20.916.913.000 20.916.913.000 20.916.913.000 20.916.913.000 20.916.913.000 20.916.913.000
6 Lain-lain Pendapatan yang Sah
RINGKASAN PENDAPATAN 838.701.270.459 886.037.216.847 904.102.873.863 921.382.282.788 939.716.810.095 959.250.071.895 980.225.688.834
Sumber: Diolah dari APBD Kabupaten Magelang, 2004-2008.
Proyeksi pendapatan daerah ini – termasuk PAD – bersifat
indikatif atau sementara sehingga masih sangat mungkin untuk

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111000
mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan
kebijakan yang ada.
Kebijakan pengembangan pendapatan daerah yang akan
dilaksanakan selama 5 (lima) tahun kedepan (2009-2014) diarahkan
pada:
a. Perluasan basis sasaran pajak dan retribusi daerah (ekstensifikasi)
dengan prinsip nondiskriminasi dan melindungi usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM), didukung dengan perbaikan
manajemen perpajakan berbasis profesionalisme SDM,
penyederhanaan sistem dan prosedur pemungutan, peningkatan
kualitas pelayanan publik.
b. Peningkatan investasi melalui penciptaan iklim usaha yang
kondusif, melalui optimalisasi pemanfaatan aset-aset daerah yang
potensial, peningkatan efektivitas pengelolaan Perusda, penerapan
sistem incentive and disincentive sesuai prinsip tata pemerintahan
yang baik.
c. Peningkatan koordinasi dan konsultasi yang intensif dengan
Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam peningkatan, pengelolaan,
dan pemanfaatan DAU, DAK, pendapatan Bagi Hasil Pajak.
II.2.2. Belanja Daerah
1. Kondisi Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah
dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh daerah. Belanja daerah dirinci menurut urusan
pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek belanja. Belanja daerah dipergunakan dalam
rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan
urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang
dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan.
Belanja daerah harus mencerminkan strategi pengeluaran yang
rasional baik kuantitatif maupun kualitatif, sehingga akan terlihat

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111111
adanya pertanggungjawaban atas pungutan sumber-sumber
pendapatan daerah oleh Pemerintah Daerah serta hubungan timbal
balik antara pungutan pendapatan dan pelayanan kepada masyarakat.
Hal ini dikandung maksud untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi
alokasi anggaran daerah. Belanja daerah diarahkan kepada upaya
untuk meningkatkan proporsi belanja yang berpihak kepada
kepentingan masyarakat. Disamping itu belanja daerah harus
memperhatikan antara urgensi kebutuhan dan kemampuan keuangan
daerah.
Selama 5 (lima) tahun terakhir belanja daerah Kabupaten
Magelang cenderung terus meningkat, dimana belanja daerah pada
tahun 2004 sebesar Rp. 431.601.171.196,- dan terus meningkat setiap
tahun menjadi sebesar Rp. 838.835.082.799,- pada tahun 2008.
Kondisi selengkapnya belanja daerah Kabupaten Magelang selama
tahun 2004-2008 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Magelang 2004-2008
No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
299.839.019.685 313.446.526.336 392.748.659.264 452.251.422.301 574.669.542.366
a. Belanja Pegawai 271.395.917.807 274.089.420.925 335.797.978.625 378.276.148.984 480.928.957.850
b. Belanja Bunga*
144.837.937
133.438.931
121.404.247 76.797.483 115.341.553
c. Belanja Subsidi
25.287.500
d. Belanja Hibah
21.689.966.483
e. Belanja Bantuan Sosial 3.417.701.950 3.645.284.880
f. Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota&Desa
157.138.000
g. Belanja Bantuan Keuangan kpd Pemerintahan Desa
26.742.546.941 35.728.453.689 54.615.429.292 69.213.751.384 67.284.627.100
h. Belanja Tak Terduga 1.555.717.000 3.495.212.791 2.213.847.100 1.267.022.500 822.939.000
2. BELANJA LANGSUNG 117.793.207.469 127.549.242.543 229.811.775.113 282.652.176.765 278.973.661.153
a. Belanja Pegawai 11.759.902.170 7.354.808.618 9.459.938.402 22.049.401.401 19.137.357.475
b. Belanja Barang dan Jasa 59.888.028.242 72.043.390.744 97.274.936.089 132.391.966.517 138.026.703.678
c. Belanja Modal 46.145.277.057 48.151.043.181 122.955.496.375 128.210.808.847 121.809.600.000
JUMLAH 417.632.227.154 440.995.768.879 622.439.030.130 734.903.599.066 853.643.203.519
Sumber: DPPKAD Kabupaten Magelang
Belanja daerah Kabupaten Magelang selama tahun 2004-2008
masih didominasi oleh belanja tidak langsung rata-rata sebesar
66,95% per tahun kemudian diikuti oleh belanja langsung rata-rata
sebesar 33,04% per tahun.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111222
2. Kebijakan Belanja Daerah
Formulasi kebijakan belanja daerah diarahkan pada efisiensi dan
efektifitas skala prioritas dan program strategis pembangunan daerah
Kabupaten Magelang, dimana pada level kebijakan anggaran belanja
daerah dicerminkan pada proyeksi belanja daerah yang diharapkan
mampu menjawab kebutuhan percepatan pembangunan. Berdasarkan
pada realisasi belanja daerah selama 5 (lima) tahun terakhir maka
belanja daerah Kabupaten Magelang tahun 2009-2014 diperkirakan
akan tampak seperti dalam tabel 3.4.
Tabel 3.4. Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Magelang 2009-2014
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 672.792.043.213 796.293.976.082 854.762.775.625 892.594.940.315 965.374.301.972 974.202.183.244 1.017.456.020.609
1 Belanja Pegawai 567.542.637.013 623.933.177.582 678.945.332.840 712.892.599.482 748.537.229.456 785.964.090.929 825.262.295.476
2 Belanja Bunga 60.000.000 - - - - - -
3 Belanja Subsidi 46.000.000
4 Belanja Hibah 15.752.240.500 90.865.577.000 90.865.577.000 90.865.577.000 123.865.577.000 90.865.577.000 90.865.577.000
5 Belanja Bantuan Sosial 26.116.500.000 14.112.000.000 14.041.440.000 13.971.232.800 13.901.376.636 13.831.696.753 13762410404
6Belanja Bagi Hasil Kepada
Prov/Kab/Kota& Desa633.410.500 633.410.500 665.081.025 698.335.076 733.251.830 769.914.422 808.410.143,10
7Belanja Bantuan Keuangan
kpd Pemerintahan Desa61.187.255.200 65.203.811.000 68.745.344.760 72.667.195.957 76.836.867.050 81.270.904.140 85.257.327.586
8 Belanja Tak Terduga 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
B. BELANJA LANGSUNG 236.599.715.765 221.531.094.368 320.722.993.942 320.830.869.097 316.637.789.038 317.092.016.433 343.243.783.303
JUMLAH 909.391.758.978 1.017.825.070.450 1.175.485.769.567 1.213.425.809.412 1.282.012.091.010 1.291.294.199.677 1.360.699.803.912
Sumber: Diolah dari APBD Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
Kebijakan pengembangan belanja daerah yang akan
dilaksanakan selama 5 (lima) tahun kedepan (2009-2014) diarahkan
pada:
a. Optimalisasi pemanfaatan anggaran yang tersedia untuk
peningkatan kualitas pelayanan pada masyarakat yang
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Peningkatan kesesuaian alokasi anggaran dengan prioritas
pembangunan daerah, melalui peningkatan efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi (tupoksi) SKPD dalam
melaksanakan kewajiban daerah sesuai urusan yang ditangani.
c. Penetapan dan penerapan tolok ukur (indikator) dan target
capaian pada setiap program/kegiatan pembangunan daerah
sesuai dengan alokasi belanja berbasis anggaran kinerja.
d. Peningkatan akses informasi tentang belanja daerah oleh

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111333
masyarakat; peningkatan akuntabilitas belanja dari aspek
administrasi keuangan, yang meliputi masukan, proses,
keluaran, dan hasil.
e. Peningkatan rasionalitas alokasi besarnya plafon anggaran
belanja daerah sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan
daerah dan prioritas kebutuhan daerah serta pertimbangan
kinerja.
II.2.3. Pembiayaan Daerah
1. Kondisi Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk
menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus, yang dirinci
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek pembiayaan. Pembiayaan daerah terdiri dari
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Pengelolaan pembiayaan daerah diarahkan pada kebutuhan
percepatan pembangunan dengan mempertimbangkan kekuatan
APBD. Struktur pembiayaan daerah yang terdiri dari penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan memungkinkan untuk
terjadi kinerja anggaran defisit atau surplus. Apabila performance
budgeting memperlihatkan terjadinya defisit anggaran, maka harus
dikreasi jenis penerimaan daerah yang akan dijadikan pilihan untuk
menutup defisit. Sebaliknya apabila terjadi surplus anggaran, maka
harus dirumuskan jenis pengeluaran daerah yang akan dijadikan
pilihan untuk prioritas distribusi dan alokasi surplus anggaran.
Tabel 3.5.: Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Magelang 2004-2008
No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 49.375.556.494 60.144.954.839 71.891.064.991 112.012.217.926 141.852.220.350
a. SiLPA 49.375.556.494 53.754.237.839 59.216.008.611 103.942.544.998 120.353.289.196
b. Pencairan dana cadangan 6.190.717.000 12.093.882.780 13.000.000.000
c. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Penerimaan pinjaman daerah
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
200.000.000 350.000.000 3.619.737.418 4.340.262.582
f. Penerimaan piutang daerah 231.173.600 4.449.935.510 4.158.668.572
2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 9.590.262.697 17.861.533.477 8.905.576.183 21.214.912.637 8.709.344.706
a. Pembentukan dana cadangan 6.190.717.000 12.093.882.780 13.000.000.000
b. Penyertaan modal (Investasi) daerah
2.000.000.000 5.668.105.000 7.336.093.933 4.096.737.418 1.115.262.582
c. Pembayaran pokok utang 99.545.697 99.545.697 128.482.250 1.884.425.219 4.112.932.124
d. Pemberian pinjaman daerah 1.300.000.000 1.441.000.000 2.233.750.000 3.481.150.000
PEMBIAYAAN NETTO 39.785.293.797 42.283.421.362 62.985.488.808 90.797.305.289 133.142.875.644
Sumber: DPPKAD Kabupaten Magelang

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111444
Pembiayaan daerah Kabupaten Magelang selama tahun 2004-
2008 masih didominasi oleh penerimaan pembiayaan SILPA sebesar
92,79%, kemudian diikuti oleh pengeluaran pembiayaan yang
didominasi oleh pembentukan dana cadangan sebesar 61,27%.
2. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan
antara pendapatan dan belanja daerah, sehingga defisit anggaran
diupayakan dapat digunakan untuk meminimalkannya. Jika
pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran bisa digali
dari pinjaman daerah namun jumlah defisit tidak melebihi 3% dari
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selain itu, pinjaman daerah
tidak melebihi dari kemampuan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang tercermin dari besaran Rasio Kemampuan Membayar
Kembali Pinjaman atau Debt Service Coverage Ratio (DSCR) minimal
sebesar 2,5. Sehubungan dengan hal tersebut maka diberikan
kesempatan pada daerah untuk menerbitkan obligasi daerah, maka
perlu dipelajari dan disiapkan baik perangkat keras maupun
perangkat lunaknya sebagai salah satu alternatif mendapatkan
pembiayaan daerah.
Melihat perkembangan pembiayaan netto daerah selama 5
(lima) tahun terakhir (2004–2008), maka diperkirakan pembiayaan
daerah tersebut akan meningkat pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp.
332.044.127.782.682,- tampak seperti dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6: Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Magelang 2009-2014
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 123.597.479.772 136.864.443.103 289.914.895.704 310.461.526.625 351.810.280.915 340.060.985.534 385.474.115.078
a. SILPA 118.334.745.349 132.154.443.103 284.914.895.704 305.461.526.625 313.810.280.915 335.060.985.534 380.474.115.078
b. Pencairan dana cadangan - 33.000.000.000
c. Hasil penjualan kekayaan
Daerah yang dipisahkan
d. Penerimaan pinjaman daerah
dan oblikasi daerah
2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
e. Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
2.500.000.000 2.460.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
f. Penerimaan piutang daerah 210.000.000 2.250.000.000
g. Penerimaan Kembali
Pembayaran Pajak
52.734.423
2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 9.237.872.608 5.710.000.000 18.532.000.000 18.418.000.000 9.515.000.000 8.016.857.752 5.000.000.000
a. Pembentukan dana cadangan 9.000.000.000 9.000.000.000
b. Penyertaan modal (Investasi)
daerah
3.650.000.000 3.500.000.000 4.532.000.000 4.418.000.000 4.515.000.000 3.016.857.752
c. Pembayaran pokok utang 3.087.872.608 2.250.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
d. Pemberian pinjaman daerah 2.500.000.000 3.460.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
e. Pembayaran Pengembalian
Pajak
52.734.423
PEMBIAYAAN NETTO 114.359.607.164 131.154.443.103 271.382.895.704 292.043.526.625 342.295.280.915 332.044.127.782 380.474.115.078
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun Berkenaan
43.676.384.222 0 - - - - (0)

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111555
Sumber: Diolah dari APBD Kabupaten Magelang, 2004-2008.
Formulasi kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah
didasarkan pada penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah atas dasar kemampuan APBD. Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah yang merupakan pelaksanaan UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, Penerimaan pembiayaan mencakup :
a. SILPA tahun anggaran sebelumnya;
SILPA tahun anggaran sebelumnya mencakup sisa dana untuk
mendanai kegiatan lanjutan, uang pihak ketiga yang belum
diselesaikan, pelampauan target pendapatan daerah, penerimaan
dan pengeluaran lainnya yang belum diselesaikan melalui kas
daerah sampai dengan akhir tahun anggaran sebelumnya.
b. Pencairan dana cadangan;
c. Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dapat berupa
hasil penjualan perusahaan milik daerah/BUMD dan penjualan
aset milik pemerintah daerah, atau hasil divestasi penyertaan
modal pemerinatah daerah.
d. Penerimaan pinjaman;
Termasuk dalam penerimaan pinjaman daerah adalah penerbitan
obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran
berkenaan.
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman.
Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup:
a. Pembentukan dana cadangan;
b. Penyertaan modal pemerintah daerah;
c. Pembayaran pokokhutang; dan
d. Pemberian pinjaman.
Pembiayaan neto merupakan selisih lebih penerimaan pembiayaan
terhadap pengeluaran pembiayaan. Jumlah pembiayaan neto harus
dapat menutup defisit anggaran.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111666
Adapun kebijakan yang ditetapkan dalam menyertai
Pembiayaan Daerah yang dapat ditempuh adalah:
a. Optimalisasi sumber penerimaan pembiayaan yang paling
mungkin dapat dilakukan secara cepat, yaitu dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggarn tahun Lalu. Alternatif penerimaan
pembiayaan yang bisa dikembangkan, seperti: pinjaman daerah,
penerbitan surat obligasi dan penjualan aset, baik yang akan
dipergunakan untuk penyertaan modal, ataupun program
pengeluaran pembiayaan lainnya yang timbul sebagai akibat dari
pengembangan alternatif penerimaan pembiayaan.
Namun demikian kedepan belum ada rencana untuk melakukan
pinjaman daerah ataupun menerbitkan obligasi daerah, sehingga
diharapkan penerimaan pembiayaan selain dari SILPA juga dari
pencairan dana cadangan yang akan dibentuk, penerimaan
kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah.
b. Prioritas pengeluaran pembiayaan adalah untuk penyertaan
modal pemerintah daerah kepada BUMD yang berorientasi
keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Penyertaan modal tersebut diharapkan dapat
memberikan peningkatan kontribusi terhadap pendapatan
daerah sekaligus peningkatan kinerja BUMD yang mendapat
tambahan modal dalam melayani masyarakat. Diamping itu
dalam rangka menghadapi Pemilu Kepala Daerah perlu
diprioritaskan pula pembentukan dana cadangan. Pengeluaran
lainnya adalah untuk pemberian pinjaman daerah kepada
lembaga/ masyarakat. Sedangakan untuk utang pemerintah
daerah sudah dapat terselesaikan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: AAA nnn aaa lll iii sss iii sss III sss uuu SSS ttt rrraaa ttt eee ggg iii sss IIIVVV...111
BBBAAABBB IIIVVV... AAANNNAAALLLIIISSSIIISSS IIISSSUUU---IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS
IV.1. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAERAH
Analisis lingkungan strategis daerah disusun untuk mendukung
perumusan visi dan misi pembangunan daerah. Analisis ini dibangun
melalui proses penapisan terhadap faktor-faktor lingkungan strategis
daerah (environmental scanning). Faktor lingkungan strategis terbagi dua,
yaitu: faktor internal yang bersifat saat ini (present condition) dan
cenderung mudah dikontrol (controlable) dan faktor eksternal yang
bersifat masa depan (future condition) dan cenderung sulit dikontrol
(uncontrolable).
IV.1.1. Faktor Internal
Faktor internal dari lingkungan strategis Kabupaten Magelang dalam
lima tahun yang akan datang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength)
a. Jumlah sumber daya manusia yang cukup memadai,
b. Tersedianya lembaga pendidikan dan pelatihan, baik formal maupun informal,
c. Setting masyarakat yang religius dan harmonis antar berbagai golongan,
d. Tersedianya kebijakan Pemerintah Daerah (regulasi) untuk mengoptimalkan dimensi-dimensi otonomi daerah,
e. Sumber-sumber pendapatan asli daerah yang cukup potensial dan prospektif dikembangkan,
f. Tersedianya komoditi unggulan daerah yang ditopang dengan jumlah koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang cukup besar dan tersebar,
g. Letak Kabupaten Magelang yang strategis di Jawa Tengah bagian tengah, yang didukung jaringan transportasi yang memadai dan mudah diakses dari berbagai arah
h. Pengelolaan dan pelaksanaan berbagai program-program pemerintah yang pro publik (seperti program pendidikan, kesehatan, kependudukan, dan lain-lain),
i. Sumber daya alam dan lingkungan hidup yang potensial untuk usaha ekonomi produktif.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Kurangnya kualitas sumber daya manusia (profesionalisme, pengetahuan, dan ketrampilan),

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: AAA nnn aaa lll iii sss iii sss III sss uuu SSS ttt rrraaa ttt eee ggg iii sss IIIVVV...222
b. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, dari sisi ekonomi (daya beli) maupun non ekonomi (pendidikan, kesehatan),
c. Masih kurang optimalnya kapasitas pemerintahan daerah, seperti dari sisi aparatur, kelembagaan, pelayanan, pengawasan, sistem data dan informasi daerah, serta penegakan hukum,
d. Lemahnya kemampuan keuangan daerah, akibat belum optimalnya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah,
e. Masih rendahnya produktivitas dan mutu hasil-hasil produksi sektor unggulan daerah (pertanian, pariwisata, dan industri kecil/menengah),
f. Terbatasnya permodalan, teknologi, informasi pasar, lokasi usaha, jaringan usaha dan kemitraan usaha,
g. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana (infrastruktur) daerah, baik untuk pelayanan dasar maupun penunjang,
h. Rendahnya kemandirian dan kualitas pelaksana dan sasaran program pemerintah
i. Masih tingginya kerusakan lingkungan hidup dan belum terlembaganya mekanisme penanganan kejadian bencana.
IV.1.2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dari lingkungan strategis Kabupaten Magelang dalam
lima tahun yang akan datang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Peluang (Opportunity)
a. Peningkatan aktivitas dan intensitas perekonomian masyarakat sejalan semakin membaiknya perekonomian global,
b. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan lapangan kerja,
c. Kondusifnya kehidupan keberagamaan dan demokrasi,
d. Adanya penyerahan berbagai urusan pemerintahan dari Pusat kepada Daerah, yang seyogianya diikuti dengan peningkatan kinerja pemerintah daerah,
e. Berkembangnya partisipasi swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan berbagai pelayanan publik (pendidikan dan kesehatan, dan perekonomian),
f. Tersedianya pasar bagi produk unggulan daerah, baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.
g. Potensi pengembangan kemitraan usaha antara koperasi dan UMKM dengan pengusaha besar/BUMN/BUMD,
h. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana publik sebagai penunjang pembangunan,
i. Makin melembaga dan membudayanya berbagai program inovasi berbasis pemberdayaan,
j. Berkembangnya kepedulian atas penanganan lingkungan hidup dan sumber daya alam, termasuk kepatuhan pembangunan keruangan dan antisipasi pada kejadian bencana alam.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: AAA nnn aaa lll iii sss iii sss III sss uuu SSS ttt rrraaa ttt eee ggg iii sss IIIVVV...333
2. Tantangan (Threat)
a. Terjadinya krisis multidimensional yang berakibat pada penurunan daya beli masyarakat,
b. Besarnya pengaruh negatif dari luar yang mengganggu tatanan norma, nilai, dan budaya,
c. Belum semua peraturan-peraturan tentang otonomi daerah bersifat operasional, sehingga dapat berakibat munculnya ketidakpastian hukum di daerah,
d. Cukup banyaknya aset Pemerintah Daerah yang belum dimanfaatkan, pada sisi lain masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi,
e. Rendahnya kemampuan bersaing dalam mutu penyelenggaraan pelayanan publik (pendidikan dan kesehatan) dan produk unggulan daerah,
f. Desakan untuk mempercepat proses dan meratakan pembangunan diberbagai pelosok wilayah,
g. Semakin besarnya pengaruh budaya global yang menekankan pentingnya partisipasi dan akuntabilitas,
h. Adanya degradasi kualitas lingkungan hidup.
IV.2. ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis daerah, selanjutnya
dirumuskan isu-isu strategis yang dihadapi Kabupaten Magelang dalam
lima tahun yang akan datang.
IV.2.1. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kekuatan-Peluang
1. Penggunaan sumber daya manusia yang melimpah dalam rangka pengembangan perekonomian daerah.
2. Pemanfaatan ketersediaan berbagai lembaga pendidikan untuk penyiapan sumber daya manusia berkualitas yang siap kerja.
3. Pengembangan kehidupan masyarakat yang religius dan demokratis untuk menjaga kondusifitas pembangunan daerah dan mengeliminir pengaruh negatif globalisasi.
4. Optimalisasi urusan pemerintahan daerah yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
5. Pemanfaatan potensi sumber-sumber pendapatan daerah melalui peningkatan kinerja pelayanan publik.
6. Pengembangan komoditi unggulan berbasis pada ekonomi rakyat yang diarahkan untuk memperluas daya saing dan peluang pasar.
7. Pengembangan perekonomian kerakyatan berbasis pada kemitraan usaha.
8. Optimalisasi pelaksanaan berbagai program pembangunan dengan memanfaatan ketersediaan inovasi/teknologi dan pemberdayaan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: AAA nnn aaa lll iii sss iii sss III sss uuu SSS ttt rrraaa ttt eee ggg iii sss IIIVVV...444
9. Pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah secara arif dan bijaksana dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan mematuhi peraturan tata ruang.
IV.2.2. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kekuatan-Tantangan
1. Pengembangan kebijakan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan penggalian sumber-sumber pendapatan dan aset daerah.
2. Pengembangan pemerintahan yang responsif, responsibel, dan akuntabel menuju pemerintah daerah yang berkapasitas.
3. Pemanfaatan potensi komoditi unggulan daerah melalui pengembangan kemampuan pelaku usaha.
4. Pemanfaatan ketersediaan jaringan dan akses transportasi untuk percepatan dan pemerataan pembangunan.
5. Penyelenggaraan berbagai program pemerintah melalui pelibatan aktif stakeholders.
6. Pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah dengan tetap mengantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan hidup.
IV.2.3. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kelemahan-Peluang
1. Peningkatan profesionalisme, pengetahuan, dan ketrampilan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja.
2. Perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan aktivitas dan intensitas perekonomian daerah.
3. Peningkatan kualitas produktivitas dan mutu produksi sektor unggulan untuk memanfaatkan peluang pasar yang potensial.
4. Masih terbatasnya kemampuan koperasi dan UMKM diatasi dengan pengembangan kemitraan usaha.
5. Rendahnya efektivitas pelaksanaan program diatasi dengan optimalisasi pengembangan inovasi dan pemberdayaan masyarakat.
6. Masih terjadinya kerusakan lingkungan hidup diatasi dengan peningkatan kepedulian kelestarian lingkungan hidup dan kepatuhan pada penataan ruang.
IV.2.4. Isu-isu Strategis Daerah Kelompok Kelemahan-Tantangan
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Lemahnya kemampuan keuangan daerah diatasi dengan pemanfaatan aset pemerintah daerah.
3. Keterbatasan infrastruktur diatasi dengan percepatan pembangunan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
4. Rendahnya kualitas pelaksana pembangunan diatasi dengan meningkatkan partisipasi non pemerintah dalam pembangunan.
IV.2.5. Isu Strategis Utama Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014
Berdasarkan pada keempat kelompok isu strategis di atas, maka dapat
dirumuskan isu-isu strategis utama pembangunan daerah kabupaten

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: AAA nnn aaa lll iii sss iii sss III sss uuu SSS ttt rrraaa ttt eee ggg iii sss IIIVVV...555
Magelang yang masih akan dihadapi selama lima tahun yang akan
datang (2009-2014), yaitu:
1. Secara kuantitas sumber daya manusia melimpah namun belum didukung dengan kualitas yang mumpuni untuk ikut bersaing di pasar kerja atau menciptakan pekerjaan.
2. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, dari sisi ekonomi (daya beli) maupun non ekonomi (tingkat pendidikan, derajat kesehatan)
3. Belum optimalnya pelaksanaan urusan pemerintahan daerah akibat masih lemahnya kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Masih belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber-sumber pendapatan daerah, termasuk aset dan barang daerah, bagi peningkatan kinerja pelayanan publik.
5. Belum optimalnya pengembangan perekonomian daerah berbasis perekonomian rakyat dalam rangka pengembangan komoditi unggulan yang mampu bersaing di pasar global.
6. Belum optimalisasi pelaksanaan berbagai program pembangunan daerah karena keterbatasan pemanfaatan inovasi/teknologi dan pemberdayaan dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
7. Masih adanya pemanfaatan sumber daya alam yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan peraturan tata ruang.
8. Masih perlunya pengembangan pemerintahan yang responsif, responsibel, dan akuntabel menuju pemerintah daerah yang berkapasitas utamanya dalam penegakan hukum.
9. Masih belum meratanya pembangunan infrastruktur publik diberbagai wilayah akibatnya menghambat percepatan dan pemerataan pembangunan.
10. Masih perlu dikembangkannya mekanisme dan situasi yang kondusif bagi partisipasi aktif stakeholders dalam berbagai tahapan pembangunan dalam kesiagaan menghadapi bencana.
11. Masih adanya penduduk yang masih dibawah garis kemiskinan yang harus dientaskan melalui peningkatan aktivitas dan intensitas perekonomian daerah.
12. Masih terbatasnya kemampuan pelaku perekonomian kerakyatan (koperasi dan UMKM) terutama dalam permodalan, manajemen usaha, akses dan kemitraan usaha.
13. Masih rendahnya kontribusi teknologi/inovasi dan pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan efektivitas pelaksanaan program pemerintah utamanya dalam peningkatan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan pada isu-isu strategis utama dalam pembangunan
daerah kabupaten Magelang, maka dapat dirumuskan intisarinya
sebagai permasalahan pokok daerah yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat pendapatan masyarakat masih rendah.
2. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia.
3. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
4. Masih banyaknya jumlah rakyat miskin.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: AAA nnn aaa lll iii sss iii sss III sss uuu SSS ttt rrraaa ttt eee ggg iii sss IIIVVV...666
5. Kerusakan lingkungan hidup.
6. Kemampuan keuangan daerah relatif terbatas.
7. Belum optimalnya pengembangan pertanian, pariwisata dan industri kecil menengah.
8. Penegakan hukum masih perlu dioptimalkan.
9. Belum memadainya kesiapan dalam menghadapi bencana.
10. Kuantitas dan kualitas sarana prasarana pelayanan publik yang masih perlu ditingkatkan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 111
BBBAAABBB IIIXXX... IIINNNDDDIIIKKKAAATTTOOORRR KKKIIINNNEEERRRJJJAAA PPPEEEMMMBBBAAANNNGGGUUUNNNAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, daerah otonom berhak, berwenang, dan sekaligus
berkewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan kecuali
urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyediakan pelayanan umum, dan
meningkatkan daya saing daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan
daerah yang dikelola secara demokratis, transparan dan akuntabel.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, pemerintahan daerah selaku
penyelenggara urusan pemerintahan harus dapat memproses dan melaksanakan
hak dan kewajiban berdasarkan asas-asas kepemerintahan yang baik (Good
Governance) sesuai dengan asas umum penyelenggaraan negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
Di sisi lain, Pemerintah berkewajiban mengevaluasi kinerja pemerintahan
daerah untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dalam memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan
hasil yang telah direncanakan. Tujuan utama dilaksanakannya evaluasi, adalah
untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya
peningkatan kinerja untuk mendukung pencapaian tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.
Penilaian kinerja pemerintah daerah dilakukan dengan menggunakan
indikator kinerja kunci untuk setiap pengukuran yang secara otomatis akan
menghasilkan peringkat kinerja daerah yang dapat digunakan untuk
menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas pemerintahan daerah dan akan
bermanfaat dalam rangka mendorong kompetisi antardaerah dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Evaluasi kinerja pemerintah daerah dilaksanakan
berdasarkan pada asas: spesifik, obyektif, berkesinambungan, terukur, dapat
diperbandingkan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Evaluasi kinerja pemerintah daerah dilaksanakan dengan memanfaatkan
beberapa sumber informasi utama dan sumber informasi pelengkap. Sasaran
evaluasi meliputi semua pelaksanaan program dalam rangka upaya pencapaian

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 222
visi pembangunan daerah. Pelaksanaan evaluasi dilakukan dalam periode tahun
anggaran dan periode akhir masa jabatan Kepala Daerah.
Dalam bagian ini akan dirumuskan indikator kinerja pembangunan daerah
yang berisifat makro komprehensif, yaitu pertumbuhan ekonomi dan indikator
yang disusun menurut urusan pemerintahan daerah, dan memiliki korelasi
dengan program pembangunan yang dilaksanakan selama tahun 2009-2014.
Dari indikator pertumbuhan ekonomi yang akan bisa dicapai tahun 2009-2014
antara 5% hingga 6% per tahun, yang bisa dirinci setiap tahun sebagai berikut:
Tahun Pertumbuhan (%)
2009 5,225
2010 5,228
2011 5,231
2012 5,234
2013 5,237
2014 5,240
Indikator Pembangunan Daerah yang disusun menurut urusan dirumuskan
secara sistematis dan dituangkan dalam Matriks yang digunakan sebagai acuan
dan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja pembangunan
daerah. Selengkapnya, matriks indikator tersebut adalah sebagai berikut:

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 333
Tabel 9.1.
Matriks Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014
No. Urusan/Indikator Data Awal Target Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Urusan Pendidikan 1 Pendidikan Usia Dini ( PAUD)
Lembaga 146 151 155 160 180 190 200 210
2 Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf ( tidak buta aksara )
95,64 98,64 99,04 99,06 99,14 99,16 99,46 99,74
3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
92,40 98,14 98,20 98,25 98,30 98,35 98,40 98,45
4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
62,48 88,83 88,84 88,89 88,94 88,99 89,04 94,09
5 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA
24,85 34,18 34,90 35,00 35,10 35,20 35,30 35,40
6 Angka Partisipasi Kasar ( APK) SD/MI
107,68 103,55 103,60 103,65 103,70 103,75 103,80 104,50
7 Angka Partisipasi Kasar ( APK) SMP/MTs
86,92 95,96 95,99 96,00 96,04 96,10 96,16 96,20
8 Angka Partisipasi Kasar ( APK) SMA,MA,SMK
32,18 46,42 46,50 46,60 46,70 46,80 47,05 47,60
9 Angka Mengulang SD 8,67 8,62 8,58 8,51 8,43 8,39 8,30 8,25 10 Angka Mengulang MI 4,71 5,40 5,35 5,30 5,25 5,20 5,20 5,30 11 Angka Mengulang SMP 0,22 0,34 0,32 0,30 0,28 0,26 0,23 0,20
12 Angka Mengulang MTs 2,19 0,55 0,53 0,51 0,45 0,40 0,36 0,30 13 Angka Mengulang SMA 0,54 0,62 0,60 0,58 0,55 0,50 0,46 0,40 14 Angka Mengulang MA 1,71 1,47 1,46 1,41 1,00 1,36 1,30 1,20 15 Angka Mengulang SMK 0,16 0,63 0,60 0,57 0,55 0,52 0,50 0,45 16 Angka Putus Sekolah ( APS)
SD/MI 0,20 0,17 0,17 0,12 0,11 0,10 0,10 0,10
17 Angka Putus Sekolah (APS)SMP/MTs
1,09 1,05 1,05 1,05 1,04 1,02 1,02 1,01
18 Angka Putus Sekolah (APS)SMA/MA/SAK
1,08 1,04 1,04 1,03 1,00 0,97 0,94 0,91
19 Angka Kelulusan ( AL) SD Negri/Swasta
99,88 99,29 99,18 99,25 99,35 99,45 99,50 99,55
20 Angka Kelulusan ( AL) MI Negeri Swasta
99,77 99,08 98,74 98,80 98,85 98,90 99,00 99,05
21 Angka Kelulusan ( AL) SMP Negri/Swasta
84,50 85,52 92,23 92,43 92,63 92,83 93,23 93,43
22 Angka Kelulusan ( AL) MTs Negri/Swasta
78,12 71,73 78,33 78,43 78,53 78,63 78,73 78,83
23 Angka Kelulusan ( AL) SMA Negeri/Swasta
93,22 88,43 93,84 93,94 94,14 94,24 94,34 94,44
24 Angka Kelulusan ( AL) MANegeri/Swasta
76,37 69,57 77,82 77,92 78,12 78,22 78,32 78,42
25 Angka Kelulusan ( AL) SMK Negri/Swasta
92,14 92,17 93,95 94,25 94,45 94,65 94,85 95,15
27 Pemberantasan Buta Aksara 26213 4060 68.428 61.585 55.427 49.884 44.896 40.406 28 Guru memenuhi Kualifikasi
S1/D.4 ) 4013 4025 4.168 4.528 4.803 5.143 5.363 5.628
Urusan Kesehatan
1 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
56,82 % 91.7 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
86,34 % 88.8 % 92,80% 93,00% 94,00% 96,00% 98,00% 100%
3 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
94,09 % 98.7 % 98,70% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
100 % 3.3 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
17,87 % 9.8 % 18% 20% 23% 25% 25% 30%
6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
26,41 % 36.3 % 50,00% 65,00% 75,00% 85,00% 95,00% 100%
8 Cakupan kunjungan bayi 86,69 % 95.1 % 97,34% 100% 100% 100% 100% 100%
9 Umur Harapan Hidup (UHH) - - 72,5 72,5 73 73 73,5 73,8 10 Angka Kematian Ibu Melahirkan - - 57,5 56,4 56,4 53,5 51,5 49,5

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 444
No. Urusan/Indikator Data Awal Target Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
(AKI) / 100.000 kelahiran 11 Angka kematian Bayi (AKB) - - 5,55% 4,65% 4,65% 4,15% 4,15% 4%
Urusan Lingkungan Hidup 1 Persentase penanganan sampah 25 % 27 % 29% 31% 33% 36% 38% 40%
2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
64 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
3 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0,01 % 0,05 % 0,09% 1,03% 1,07% 1,10% 1,14% 1,18%
4 Pengelolaan limbah B3 100 % 20 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Pengelolaan limbah B3 yang diawasi
100 .% 29.41.% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Penegakan hukum lingkungan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
7 Pengelolaan kualitas air (penetapan kelas air)
100 % 50 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
8 Pengendalian potensi sumber pencemaran air
90 % 10 % 70% 75% 80% 85% 90% 95%
9
Sampling pemantauan kualitas air sungai dan/danau secara berkala pd periode musim hujan dan kemarau
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
10 Pelaksanaan penetapan status mutu air
100 % 9 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Urusan Pekerjaan Umum
1 % panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
67,48 % 67,48 % 67,90% 68,32% 68,74% 69,16% 69,58% 70%
2 % Luas Irigasi kabupaten Baik 37,99 % 37,99 % 40% 43 % 45% 47% 49% 50% 3 % Rumah Tangga Per Sanitasi 51,69 % 51,69 % 53,08% 54,47% 55,86% 57,25% 58,64% 60%
4 % Kawasan Kumuh 0 % 0 % 0 % 0 % 0% 0% 0% 0%
5 % Kawasan yang masih terjadi genangan
0 % 0 % 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Urusan Tata Ruang
1 Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB (data tidak ada)
5 % 5 % 5 % 10% 15% 20% 25% 30%
Urusan Perencanaan Pembangunan
1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
2
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada
Ada
Belum Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
3
Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
4 % Konsistensi penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
85,65 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Urusan Perumahan
1 % rumah tangga yang menggunakan air bersih
71,96 % 71,96 % 74,96% 77,96 % 80,96% 83,96% 86,96% 90%
2 % Luasan Lingkungan Permukiman Kumuh
2,59% 2,59% 2,47% 2,25% 2,03% 1,95% 1,85% 1,62%
3 Rasio rumah layak huni 44% 42% 40% 38% 36% 34% 32% 30% Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
1 Jumlah gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) per 1000 penduduk
0,0008 0,0008 0,0010 0,0018 0,0028 0,0038 0,0040 0,0048
2 Rasio lapangan olahraga per 1000 penduduk
O,021 O,024 O,028 O,032 O,036 O,042 O,052 O,062
Urusan Penanaman Modal
1 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
70,33 71,74 72,70 73,80 75,30 76,40 77,60 78,70
Urusan Koperasi dan UKM
1 % Jumlah koperasi aktif per jumlah koperasi
74,22 % 74.30% 75,00% 77,00% 80,00% 85,00% 88,00% 90%
2 % Usaha Mikro dan Kecil 99,81 86,00 90,00 92,00 94,00 96,00 97,00 98,00 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
1 % kepemilikan KTP 78,27 % 78,27 % 85,51% 92,75 100% 100% 100% 100%
2 kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
3,58 % 3,58 % 5% 7% 10% 15% 20% 25%
3 penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Belum Belum sudah sudah sudah sudah sudah sudah
Urusan Ketenagakerjaan
1 Tingkat partisipasi angkatan kerja
96,08% 96,18% 96,28% 96,38% 96,48% 96,58% 96,68% 96,78%
2 Prosentase pekerja yang ditempatkan
15,08 % 15.30 % 15,68 % 15.93 % 16,58 % 16.83 % 17,38 % 17.93 %

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 555
No. Urusan/Indikator Data Awal Target Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Urusan Ketahanan Pangan
1 Ketersediaan bahan pangan (beras) per 1000 penduduk
140.744 140.720 142.358 142.558 142.857 142.917 143.012 143.720
2 Konsumsi dan Keamanan Pangan
76,02 % 77,02 % 78,02 % 79,02 % 80,02 % 81,02 % 82,02 % 83,02 %
3 Distribusi Pangan 108,15 % 108,15 % 108,15 % 108,15 % 108,15 % 108,15 % 108,15 % 108,15 % Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1 % partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
50,7 % 54,8 % 54,9 % 55,0 % 55,07 % 55,08 % 55,09 % 55,10 %
2 % Angka melek huruf perempuan usia 15th keatas
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
3 % partisipasi angkatan kerja perempuan
45 % 45,6 % 45,7 % 45,8 % 45,9 % 46 % 46,5 % 46,75 %
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 Tingkat prevalensi peserta KB aktif
76,13 % 76,3 % 76,63 % 76,73 % 76,83 % 76,93 % 77,13 % 76,3 %
2 TK Prevalensi Kesertaan KB Pria
3,69 % 3,79 % 36,89 % 3,99 % 4,19 % 4,29 % 4,39 % 4,49 %
3 Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
51,56 % 49.5 % 48,56 % 46.5 % 45,56 % 43.5 % 41,56 % 39.5 %
4 Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
5 Bina Keluarga Balita 170,16 % 170,16 % 170,16 % 170,16 % 170,16 % 170,16 % 170,16 % 170,16 % Urusan Perhubungan
1 Jumlah angkutan darat dibandingkan dengan jumlah penumpang
58,56% 59,56% 60,56% 61,56% 62,56% 63,56% 64,56% 65,56%
Urusan Komunikasi dan Informatika
1 Web site milik pemerintah daerah
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
2 Jumlah pameran/expo 6 kali 6 kali 8 kali 10 kali 16 kali 16 kali 16 kali 16 kali Urusan Pertanahan
1 % Luas lahan bersertifikat 31,62 % 31,62 % 34% 37% 42% 45% 47% 50%
2 % Penyelesaian Kasus Tanah Negara
0% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 % Penyelesian Izin Lokasi 40 % 40 % 80% 80% 80% 80% 80% 80% Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1 Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah
4 Keg. 4 Keg. 6 8 10 12 12 12
2 Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
2 Keg. 4 Keg. 6 8 10 12 12 12
3 Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten/ Kota
- - 95% 95% 95% 95% 95% 95%
4 Tingkat penyelesaian pe-langgaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten/ Kota
- - 65% 70% 72% 74% 76% 78%
Urusan Otonomi Daerah
1 Jumlah Sistem Informasi Manajemen Pemda
4 buah 4 buah 4 buah 4 buah 6 buah 6 buah 8 buah 8 buah
2 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1 % Jumlah PKK aktif 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 2 % Posyandu ..........% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Urusan Sosial
1 Jumlah sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
26.buah 26.buah 27 buah 28 buah 29 buah 30 buah 31 buah 32 buah
2 % penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
62,9 % 62,9 % 65,75% 68,65% 71,55% 74,45% 77,35% 80%
3 % PMKS yg memperoleh bantuan sosial
51,85 % 51,85 % 58,20% 64,55% 70,90% 77,25% 84,60% 90%
Urusan Kebudayaan
1 Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya
12 keg. 6 Keg. 2 keg 13 keg 16 keg 19 keg 22 keg 24 keg
2 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya
9 buah 13 buah 14 buah 16 buah 17 buah 19 buah 20 buah 21 buah
3 Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
10 % 15 % 20 % 30 % 35 % 40 % 45 % 50 %
Urusan Statistik
1 Penyusunan buku “Kabupaten dalam Angka”
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
2 Penyusunan buku ”PDRB Kabupaten”
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Urusan Kearsipan

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 666
No. Urusan/Indikator Data Awal Target Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Prosentase penerapan pengelolaan arsip secara baku
37,95 41,5 42,77 52,2 59,74 68,55 79,04 90,6
2 Jumlah Kegiatan pembinaan petugas pengelola pengarsipan
2 keg. 2 keg 54 Lokasi 63 Lokasi 60 Lokasi 37 Lokasi 58 Lokasi 50 Lokasi
Urusan Perpustakaan
1 Keberadaan koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (eksemplar)
32.026 34.950 35.194 37.694 41.694 47.694 55.694 57.694
2 Rasio jumlah pengunjung perpustakaan (%)
4,03 4,445 4,54 5,29 6,05 6,81 7,56 8,32
Urusan Perikanan
1 Jumlah produksi perikanan (Benih) ribuan / ekor
483.627 541.267 561.267 581.267 591.267 641.267 561.267 581.267
2 Jumlah produksi perikanan (Lauk) /kg
4.086.685 4.255.300 4.455.300 4.655.300 4.855.300 4.955.300 5.255.300 5.355.300
3 Jumlah rata-rata konsumsi ikan (kg/tahun)
11,06 11,85 12,76 13,85 14,96 15,85 16,76 17,85
Urusan Pertanian
1 Produktivitas Padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
56,29 57,41 57,50 57,70 57,90 58,10 58,30 58,50
2 % Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
29.51 28.81 28.06 27.32 26.57 25.82 25.07 24.33
Urusan Kehutanan
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
900 1.450 1.550 1.650 1.750 1.850 1.950 2.450
2 Kerusakan Kawasan Hutan 9,06 % 7 % 6 % 5 % 4,5 % 4 % 3.5 % 3 % Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
1 % Pertambangan tanpa ijin/ Liar
74,07 % 64 % 60 % 55 % 50 % 45 % 40 % 30 %
2 % Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
2.58 2.64 2.59 2.64 2.68 2.73 2.78 2.83
Urusan Pariwisata
1 Jumlah Kunjungan wisata 2.258.184 2.817.718 3.009.717 3.409.438 3.614.004 3.866.984 4.137.673 4.427.310
2 % Kontribusi sektor perdagangan, hotel & restoran terhadap PDRB
14,8 14,66 15,57 15,67 15,78 15,88 15,99 16,09
Urusan Industri
1 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
19,13 % 19,06 % 19,64 19,71% 19,78% 19,85% 19,92% 19,99%
2 Produktivitas sektor industri 35,51 % 44.8 % 49,45% 54,09% 58,75% 63,40% 68,05% 72,69%
3 Kontribusi ekspor hasil industri terhadap total ekspor
79,05% 99,77% 79,05% 79,07% 79,15% 79,77% 79,85% 79,97%
Urusan Perdagangan
1 % Konstribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
14,8 14,66 15,57 15,67 15,78 15,88 15,99 16,09
2 Ekspor Bersih Perdagangan (US x 1000)
28.195.326 29.047.344,93 29.924.574,75 30.828.296,90 31.759.311,47 32.718.442,68 33.706.539,65 34.724.477,14
Urusan Transmigrasi 1 % transmigran swakarsa 19,61 % 20,61 % 21,61 % 22,61 % 23,61 % 24,61 % 25,61 % 26,61 %

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 111
Tabel 9.1. Matriks Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Menurut Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Visi:SEJAHTERA
Misi:1.Mewujudkanpeningkatankualitassumberdayamanusiadankehidupanberagama
UrusanPendidikan
1 PendidikanUsiaDini(PAUD)Lembaga Buah/lembaga
146 151 155 160 180 190 200 210
2 Pendudukyangberusia>15tahunmelekhuruf(tidakbutaaksara)
% 95,64 98,64 99,04 99,06 99,14 99,16 99,46 99,74
3 AngkaPartisipasiMurni(APM)SD/MI ∑muridSD/MIusia7s.d12tahunX100%∑pendudukusia7s.d12tahun
% 92,40 98,14 98,20 98,25 98,30 98,35 98,40 98,45
4 AngkaPartisipasiMurni(APM)SMP/MTs ∑muridSMP/MTsusia13s.d15tahunX100%∑pendudukusia13s.d15tahun
% 62,48 88,83 88,84 88,89 88,94 88,99 89,04 94,09
5 AngkaPartisipasiMurni(APM)SMA/SMK/MA
∑muridSMA/SMK/MAusia16s.d18tahunX100%∑pendudukusia16s.d18tahun
% 24,85 34,18 34,90 35,00 35,10 35,20 35,30 35,40
6 AngkaPartisipasiKasar(APK)SD/MI ∑muridSD/MIX100%∑pendudukusia7s.d12tahun
% 107,68 103,55 100 103,60 103,65 103,70 103,75 103,80 104,50
7 AngkaPartisipasiKasar(APK)SMP/MTs ∑muridSMP/MTsX100%∑pendudukusia13s.d15tahun
% 86,92 95,96 100 95,99 96,00 96,04 96,10 96,16 96,20
8 AngkaPartisipasiKasar(APK)SMA,MA,SMK ∑muridSMA/SMK/MA % 32,18 46,42 46,50 46,60 46,70 46,80 47,05 47,60

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 222
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
X100%∑pendudukusia16s.d18tahun
9 AngkaMengulangSD % 8,67 8,62 8,58 8,51 8,43 8,39 8,30 8,25
10 AngkaMengulangMI % 4,71 5,40 5,35 5,30 5,25 5,20 5,20 5,3011 AngkaMengulangSMP % 0,22 0,34 0,32 0,30 0,28 0,26 0,23 0,2012 AngkaMengulangMTs % 2,19 0,55 0,53 0,51 0,45 0,40 0,36 0,3013 AngkaMengulangSMA % 0,54 0,62 0,60 0,58 0,55 0,50 0,46 0,4014 AngkaMengulangMA % 1,71 1,47 1,46 1,41 1,00 1,36 1,30 1,2015 AngkaMengulangSMK % 0,16 0,63 0,60 0,57 0,55 0,52 0,50 0,45
16 AngkaPutusSekolah(APS)SD/MI % 0,20 0,17 0,17 0,12 0,11 0,10 0,10 0,1017 AngkaPutusSekolah(APS)SMP/MTs % 1,09 1,05 1,05 1,05 1,04 1,02 1,02 1,0118 AngkaPutusSekolah(APS)SMA/MA/SAK % 1,08 1,04 1,04 1,03 1,00 0,97 0,94 0,9119 AngkaKelulusan(AL)SDNegri/Swasta % 99,88 99,29 99,18 99,25 99,35 99,45 99,50 99,5520 AngkaKelulusan(AL)MINegeriSwasta % 99,77 99,08 98,74 98,80 98,85 98,90 99,00 99,0521 AngkaKelulusan(AL)SMPNegri/Swasta % 84,50 85,52 92,23 92,43 92,63 92,83 93,23 93,43
22 AngkaKelulusan(AL)MTsNegri/Swasta % 78,12 71,73 78,33 78,43 78,53 78,63 78,73 78,8323 AngkaKelulusan(AL)SMANegeri/Swasta % 93,22 88,43 93,84 93,94 94,14 94,24 94,34 94,4424 AngkaKelulusan(AL)MANegeri/Swasta % 76,37 69,57 77,82 77,92 78,12 78,22 78,32 78,4225 AngkaKelulusan(AL)SMKNegri/Swasta % 92,14 92,17 93,95 94,25 94,45 94,65 94,85 95,1527 PemberantasanButaAksara Orang 26213 4060 68.428 61.585 55.427 49.884 44.896 40.40628 GurumemenuhiKualifikasiS1/D.4) Orang 4013 4025 4.168 4.528 4.803 5.143 5.363 5.628
UrusanKesehatan
1 Cakupankomplikasikebidananyang
ditangani %
56,82 91.7
100 100 100 100 100 100
2 Cakupanpertolonganpersalinanolehtenaga
kesehatanyangmemilikikompetensikebidanan
% 86,34 88.8
92,80 93,00 94,00 96,00 98,00 100
3 CakupanDesa/kelurahanUniversalChild
Immunization(UCI) %
94,09 98.7
98,70 100 100 100 100 100
4 CakupanBalitaGiziBurukmendapat
perawatan %
100 3.3
100 100 100 100 100 100

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 333
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
5 Cakupanpenemuandanpenanganan
penderitapenyakitTBCBTA %
17,87 9.8
18 20 23 25 25 30
6 Cakupanpenemuandanpenanganan
penderitapenyakitDBD %
100 100
100 100 100 100 100 100
7 Cakupanpelayanankesehatanrujukan
pasienmasyarakatmiskin %
26,41 36.3
50,00 65,00 75,00 85,00 95,00 100
8 Cakupankunjunganbayi % 86,69 95.1 97,34 100 100 100 100 1009 UmurHarapanHidup(UHH) % - - 72,5 72,5 73 73 73,5 73,8
10 AngkaKematianIbuMelahirkan(AKI)/
100.000kelahiran %
- -
57,5 56,4 56,4 53,5 51,5 49,5
11 AngkakematianBayi(AKB) % - - 5,55 4,65 4,65 4,15 4,15 4
Visi2:MAJU
Misi3:Memanfaatkan&mengelolaSDAberbasiskelestarianlingkunganhidup
UrusanLingkunganHidup
1 Persentasepenanganansampah % 25 27 29 31 33 36 38 40
2 Cakupanpengawasanterhadappelaksanaan
amdal. %
64 100
100 100 100 100 100 100
3 Rasiotempatpembuangansampah(TPS)per
satuanpenduduk %
0,01 0,05
0,09 1,03 1,07 1,10 1,14 1,18
4 PengelolaanlimbahB3 % 100 20 100 100 100 100 100 100
5 PengelolaanlimbahB3yangdiawasi % 100 29.41. 100 100 100 100 100 100
6 Penegakanhukumlingkungan % 100 100 100 100 100 100 100 100
7 Pengelolaankualitasair
(penetapankelasair) %
100 50
100 100 100 100 100 100
8 Pengendalianpotensi
sumberpencemaranair %
90 10
70 75 80 85 90 95
9 Samplingpemantauankualitasairsungai
dan/danausecaraberkalapdperiodemusimhujandankemarau
% 100 100
100 100 100 100 100 100

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 444
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
10 Pelaksanaanpenetapan
statusmutuair %
100 9
100 100 100 100 100 100
UrusanPekerjaanUmum
1 %panjangjalankabupatendalamkondisi
baik %
67,48 67,48
67,90 68,32 68,74 69,16 69,58 70
2 %LuasIrigasikabupatenBaik % 37,99 37,99 40 43 45 47 49 503 %RumahTanggaPerSanitasi % 51,69 51,69 53,08 54,47 55,86 57,25 58,64 604 %KawasanKumuh % 0 0 0 0 0 0 0 05 %Kawasanyangmasihterjadigenangan % 0 0 0 0 0 0 0 0
UrusanTataRuang
1 Rasioruangterbukahijaupersatuanluas
wilayahberHPL/HGB(datatidakada) %
5 5
5 10 15 20 25 30
UrusanPerencanaanPembangunan
1 TersedianyadokumenperencanaanRPJPD
ygtelahditetapkandgnPERDA Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
2 TersedianyaDokumenPerencanaan:RPJMD
ygtelahditetapkandgnPERDA/PERKADA Ada
Ada
BelumAda
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
3 TersedianyaDokumenPerencanaan:RKPD
ygtelahditetapkandgnPERKADA
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
4 %KonsistensipenjabaranProgramRPJMD
kedalamRKPD %
85,65 100
100 100 100 100 100 100
UrusanPerumahan
1 %rumahtanggayangmenggunakanair
bersih %
71,96 71,96
74,96 77,96 80,96 83,96 86,96 90%
2 %LuasanLingkunganPermukimanKumuh % 2,59 2,59 2,47 2,25 2,03 1,95 1,85 1,623 Rasiorumahlayakhuni % 44 42 40 38 36 34 32 30
UrusanKepemudaandanOlahRaga
1 Jumlahgelanggang/balairemaja(selain
milikswasta)per1000penduduk per1000
penduduk 0,0008 0,0008
0,0010 0,0018 0,0028 0,0038 0,0040 0,0048
2
Rasiolapanganolahragaper1000penduduk per1000
penduduk O,021 O,024
O,028 O,032 O,036 O,042 O,052 O,062

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 555
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
UrusanPenanamanModal
1 Kenaikan/penurunanNilaiRealisasiPMDN
(milyarrupiah) %
70,33 71,74
72,70 73,80 75,30 76,40 77,60 78,70
UrusanKoperasidanUKM1 %Jumlahkoperasiaktifperjumlahkoperasi % 74,22 74.30 75,00 77,00 80,00 85,00 88,00 902 %UsahaMikrodanKecil % 99,81 86,00 90,00 92,00 94,00 96,00 97,00 98,00
UrusanKependudukandanCatatanSipil1 %kepemilikanKTP % 78,27 78,27 85,51 92,75 100 100 100 100
2 kepemilikanaktakelahiranper1000
penduduk %
3,58 3,58
5 7% 10 15 20 25
3 penerapanKTPNasionalberbasisNIK Belum Belum sudah sudah sudah sudah sudah sudah UrusanKetenagakerjaan
1 Tingkatpartisipasiangkatankerja % 96,08 96,18 96,28 96,38 96,48 96,58 96,68 96,782 Prosentasepekerjayangditempatkan % 15,08% 15.30 15,68 15.93 16,58 16.83 17,38 17.93
UrusanKetahananPangan
1 Ketersediaanbahanpangan(beras)per1000
penduduk per1000
penduduk140.744 140.720
142.358 142.558 142.857 142.917 143.012 143.720
2 KonsumsidanKeamananPangan % 76,02 77,02 78,02 79,02 80,02 81,02 82,02 83,02
3 DistribusiPangan 108,15 108,15 108,15 108,15 108,15 108,15 108,15 108,15
UrusanPemberdayaanPerempuandanPerlindunganAnak
1 %partisipasiperempuandilembaga
pemerintah %
50,7 54,8
54,9 55,0 55,07 55,08 55,09 55,10
2 %Angkamelekhurufperempuanusia15th
keatas %
100 100
100 100 100 100 100 100
3 %partisipasiangkatankerjaperempuan % 45 45,6 45,7 45,8 45,9 46 46,5 46,75 UrusanKeluargaBerencanadanKeluargaSejahtera
1 TingkatprevalensipesertaKBaktif % 76,13 76,3 76,63 76,73 76,83 76,93 77,13 76,3
2 TKPrevalensiKesertaanKBPria % 3,69 3,79 36,89 3,99 4,19 4,29 4,39 4,49
3 PersentaseKeluargaPraSejahteradan
KeluargaSejahteraI %
51,56 49.5
48,56 46.5 45,56 43.5 41,56 39.5
4 PusatInformasiKonselingKesehatan % 100 100 100% 100 100 100 100 100

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 666
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
ReproduksiRemaja5 BinaKeluargaBalita % 170,16 170,16 170,16% 170,16 170,16 170,16 170,16 170,16
UrusanPerhubungan
1 Jumlahangkutandaratdibandingkandengan
jumlahpenumpang %
58,56 59,56
60,56 61,56 62,56 63,56 64,56 65,56
UrusanKomunikasidanInformatika
1
Websitemilikpemerintahdaerah Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
2 Jumlahpameran/expo 6kali 6kali 8kali 10kali 16kali 16kali 16kali 16kali
UrusanPertanahan1 %Luaslahanbersertifikat % 31,62 31,62 34 37 42 45 47 502 %PenyelesaianKasusTanahNegara % 0 0 100 100 100 100 100 1003 %PenyelesianIzinLokasi % 40 40 80 80 80 80 80 80
UrusanKesatuanBangsadanPolitikDalamNegeri1 JumlahKegiatanpembinaanpolitikdaerah 4Keg. 4Keg. 6 8 10 12 12 122 JumlahKegiatanpembinaanterhadapLSM,
OrmasdanOKP
2Keg. 4Keg.
6 8 10 12 12 12
3 CakupanpetugasPerlindunganMasyarakat(Linmas)diKabupaten/Kota
- -
95 95 95 95 95 95
4 Tingkatpenyelesaianpe-langgaranK3(ketertiban,ketentraman,keindahan)diKabupaten/Kota
- -
65 70 72 74 76 78
UrusanOtonomiDaerah
1 JumlahSistemInformasiManajemenPemda 4buah 4buah 4buah 4buah 6buah 6buah 8buah 8buah
2
IndeksKepuasanLayananMasyarakat Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
UrusanPemberdayaanMasyarakatdanDesa
1 %JumlahPKKaktif % 100 100 100 100 100 100 100 1002 %Posyandu % .......... 100 100 100 100 100 100 100
UrusanSosial

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 777
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlahsaranasosialsepertipantiasuhan,
pantijompodanpantirehabilitasi
26.buah 26.buah
27buah 28buah 29buah 30buah 31buah 32buah
2 %penangananpenyandangmasalah
kesejahteraansosial %
62,9 62,9
65,75 68,65 71,55 74,45 77,35 80
3 %PMKSygmemperolehbantuansosial % 51,85 51,85 58,20 64,55 70,90 77,25 84,60 90 UrusanKebudayaan
1 Jumlahpenyelenggaraanfestivalsenidan
budaya
12keg. 6Keg.
2keg 13keg 16keg 19keg 22keg 24keg
2 Jumlahsaranapenyelenggaraansenidan
budaya
9buah 13buah
14buah 16buah 17buah 19buah 20buah 21buah
3 JumlahBenda,SitusdanKawasanCagar
Budayayangdilestarikan %
10 15
20 30 35 40 45 50
UrusanStatistik1 Penyusunanbuku“KabupatendalamAngka” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada2 Penyusunanbuku”PDRBKabupaten” Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
UrusanKearsipan
1 Prosentasepenerapanpengelolaanarsip
secarabaku
37,95 41,5
42,77 52,2 59,74 68,55 79,04 90,6
2 JumlahKegiatanpembinaanpetugas
pengelolapengarsipan
2keg. 2keg
54Lokasi 63Lokasi 60Lokasi 37Lokasi 58Lokasi 50Lokasi
UrusanPerpustakaan
1 Keberadaankoleksibukuyangtersediadi
perpustakaandaerah(eksemplar)
32.026 34.950
35.194 37.694 41.694 47.694 55.694 57.694
2 Rasiojumlahpengunjungperpustakaan(%) 4,03 4,445 4,54 5,29 6,05 6,81 7,56 8,32 UrusanPerikanan
1 Jumlahproduksiperikanan(Benih)ribuan/
ekor
483.627 541.267
561.267 581.267 591.267 641.267 561.267 581.267
2 Jumlahproduksiperikanan(Lauk)/kg 4.086.685 4.255.300 4.455.300 4.655.300 4.855.300 4.955.300 5.255.300 5.355.3003 Jumlahrata-ratakonsumsiikan(kg/tahun) 11,06 11,85 12,76 13,85 14,96 15,85 16,76 17,85
UrusanPertanian
1 ProduktivitasPadiataubahanpanganutama
lokallainnyaperhektar
56,29 57,41
57,50 57,70 57,90 58,10 58,30 58,50

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: III nnn dddiii kkk aaattt ooo rrr KKKiii nnn eee rrr jjj aaa PPP eee mmm bbb aaa nnnggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh IIIXXX... 888
No.
Urusan/Indikator
Formulasi Satuan
Data Awal
Target SPM
Nasional/Propinsi
Target Kinerja
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
2 %Kontribusisektorpertanianterhadap
PDRB
29.51 28.81
28.06 27.32 26.57 25.82 25.07 24.33
UrusanKehutanan
1 Rehabilitasihutandanlahankritis 900 1.450 1.550 1.650 1.750 1.850 1.950 2.4502 KerusakanKawasanHutan % 9,06 7 6 5 4,5 4 3.5 3
UrusanEnergidanSumberDayaMineral1 %Pertambangantanpaijin/Liar % 74,07 64 60 55 50 45 40 30
2 %Kontribusisektorpertambanganterhadap
PDRB
2.58 2.64
2.59 2.64 2.68 2.73 2.78 2.83
UrusanPariwisata
1 JumlahKunjunganwisata 2.258.184 2.817.718 3.009.717 3.409.438 3.614.004 3.866.984 4.137.673 4.427.310
2 %Kontribusisektorperdagangan,hotel&
restoranterhadapPDRB
14,8 14,66
15,57 15,67 15,78 15,88 15,99 16,09
UrusanIndustri
1 KontribusisektorIndustriterhadapPDRB % 19,13 19,06 19,64 19,71 19,78 19,85 19,92 19,99
2 Produktivitassektorindustri % 35,51 44.8 49,45 54,09 58,75 63,40 68,05 72,69
3 Kontribusieksporhasilindustriterhadap
totalekspor %
79,05 99,77
79,05 79,07 79,15 79,77 79,85 79,97
UrusanPerdagangan
1 %KonstribusisektorPerdaganganterhadap
PDRB
14,8 14,66
15,57 15,67 15,78 15,88 15,99 16,09
2 EksporBersihPerdagangan(USx1000) 28.195.326 29.047.344,93 29.924.574,75 30.828.296,90 31.759.311,47 32.718.442,68 33.706.539,65 34.724.477,14
UrusanTransmigrasi1 %transmigranswakarsa % 19,61 20,61 21,61 22,61 23,61 24,61 25,61 26,61

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.1
BBBAAABBB VVV... VVVIIISSSIII,,, MMMIIISSSIII,,, TTTUUUJJJUUUAAANNN,,, DDDAAANNN SSSAAASSSAAARRRAAANNN
V.1. VISI PEMBANGUNAN DAERAH
Visi pembangunan daerah adalah suatu gambaran yang menantang tentang
kondisi daerah yang diinginkan pada akhir periode perencanaan
pembangunan daerah yang direpresentasikan dalam sejumlah sasaran
hasil pembangunan yang dicapai melalui berbagai strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan daerah. Penetapan visi pembangunan
daerah, sebagai bagian dari perencanaan strategis pembangunan daerah,
merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan pembangunan suatu
daerah mencapai kondisi yang diharapkan.
Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009 - 2014
disusun berdasarkan pada sumber utama dari visi Kepala Daerah yang
telah terpilih melalui proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten
Magelang secara langsung untuk pertama kalinya yang akan menjabat
pada periode masa jabatan tahun 2009 - 2014.
Selain itu visi pembangunan daerah Kabupaten Magelang tahun 2009-
2014 juga memperhatikan keterkaitan dengan visi pada dokumen
perencanaan pembangunan sebelumnya di Kabupaten Magelang serta
memperhatikan sinergitas dengan visi pada dokumen perencanaan
pembangunan nasional dan Provinsi Jawa Tengah.
Penyusunan visi pembangunan daerah Kabupaten Magelang untuk
masa berlaku tahun 2009 - 2014 dilakukan dengan memperhatikan visi
pembangunan daerah Kabupaten Magelang untuk jangka panjang yang
termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Magelang Tahun 2005 - 2025, yaitu: “Kabupaten Magelang yang
Maju, Sejahtera, dan Madani”.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Magelang Tahun 2009 - 2014 mengakomodasikan penekanan pelaksanaan
pembangunan daerah berdasarkan pada pentahapan pembangunan jangka
menengah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJPD Kabupaten
Magelang Tahun 2005 - 2025.

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.2
Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005 - 2009
(Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004), juga
digunakan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan Visi dan Misi
Pembanguna Daerah Tahun 2009-2014, dalam rangka untuk menciptakan
keterkaitan pelaksanaan pembangunan periode 2005 - 2009 dengan
periode 2009 - 2014. Visi pembangunan daerah yang termuat dalam
Renstra Kabupaten Magelang Tahun 2005 - 2009, yakni “Terwujudnya
Masyarakat Kabupaten Magelang yang Mandiri, Berdaya Saing, Madani,
dan Sejahtera”.
Dalam rangka untuk menjaga sinergitas dengan visi pada dokumen
perencanaan pembangunan nasional, penyusunan visi pembangunan
daerah Kabupaten Magelang tahun 2009 - 2014 juga memperhatikan Visi
Pembangunan Nasional Tahun 2004 - 2009 yang termuat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 – 2009
(Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005) yaitu :
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman,
bersatu, rukun dan damai;
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi
hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusia; serta
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan
kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang
kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Selain itu, dalam rangka untuk menjaga sinergitas dengan visi pada
dokumen perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah, penyusunan
visi pembangunan daerah Kabupaten Magelang tahun 2009 - 2014 juga
memperhatikan visi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013 (Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009) yaitu :”Terwujudnya
Masyarakat Jawa Tengah yang semakin Sejahtera”.
Memperhatikan pada situasi, kondisi, kekuatan, kelemahan, peluang,
tantangan, dan memperhitungan kontinuitas dan sinergitas pelaksanaan
pembangunan, serta memperhatikan moto Kabupaten Magelang “Gemah
Ripah Iman Cemerlang” atau “Gemilang” maka dirumuskan dan
ditetapkan Visi Pembangunan Kabupaten Magelang Tahun 2009 - 2014
adalah:

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.3
“TERWUJUDNYA KABUPATEN MAGELANG YANG LEBIH SEMANAH (SEJAHTERA, MAJU, DAN AMANAH)”
Semanah semakna dengan sehati, sehingga makna Semanah
dimaksudkan adanya kebersamaan di Kabupaten Magelang antar dan inter
Pimpinan Pemerintahan Daerah dan jajarannya beserta segenap
komponen masyarakatnya untuk mewujudkan Kabupaten Magelang
yang Lebih Sejahtera, Maju dan Amanah.
Oleh karena itu pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang
akan dijabarkan berikut ini untuk membangun kesamaan persepsi, sikap
(komitmen), dan perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan
(stakeholders) dalam setiap tahapan proses pembangunan selama lima
tahun kedepan.
Sejahtera. Konsep sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran
masyarakat Kabupaten Magelang, yaitu masyarakat yang terpenuhi
kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spirituil) secara adil dan
merata. Dalam terminologi Jawa, kondisi masyarakat yang sejahtera
ditunjukan dengan masyarakat yang wareg, wutuh, waras, dan wasis; yaitu
masyarakat yang terpenuhi kebutuhan pangan (wareg), sandang dan
papan (wutuh), terjamin kesehatan jasmani-rohani (waras), dan
masyarakat yang cerdas (wasis).
Daerah dan masyarakat Kabupaten Magelang yang lebih sejahtera
akan dicapai melalui berbagai upaya yang difokuskan pada (1)
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan beragama, dan
(2) Pembangunan perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang
berdaya saing.
Maju. Kemajuan suatu daerah atau masyarakat diartikan sebagai
suatu kondisi fisik dan non fisik yang unggul dan berdaya saing,
berperadaban, profesional serta berwawasan ke depan yang luas.
Pembangunan diarahkan untuk membentuk daerah yang mandiri dengan
segenap potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber
daya buatan, namun tetap mengedepankan pentingnya kerjasama yang
sinergis dan kearifan dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan
hidup dan ruang.
Daerah dan masyarakat Kabupaten Magelang yang lebih maju akan
dicapai melalui berbagai upaya yang difokuskan pada (1) Peningkatan

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.4
pembangunan prasarana dan sarana daerah, dan (2) Pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup.
Amanah. Pemerintahan yang amanah adalah pemerintahan yang
senantiasa mampu menciptakan dan menjaga solidaritas, kepercayaan,
kejujuran, kerjasama, dan komitmen yang baik dalam pelayanan publik.
Daerah dan masyarakat Kabupaten Magelang yang lebih amanah akan
dicapai melalui berbagai upaya yang difokuskan pada (1) Penciptaan
sistem pemerintahan yang baik dan demokratis, (2) Penciptaan
masyarakat yang aman dan tenteram.
V.2. MISI PEMBANGUNAN DAERAH
Misi pembangunan daerah adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan
oleh pemerintah daerah, sesuai visi pembangunan daerah yang telah
ditetapkan, agar tujuan pembangunan daerah dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam rangka
memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan pembangunan dan
pemerintahan, maka misi pembangunan daerah Kabupaten magelang
Tahun 2009-2014 dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Kehidupan Beragama.
Pelaksanaan dari misi pertama pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 ini akan ditekankan pada sembilan urusan
pemerintahan yaitu: (1) Kesehatan, (2) Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera, (3) Pendidikan, (4) Kepemudaan dan Olahraga, (5)
Perpustakaan, (6) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
(7) Sosial, (8) Kebudayaan, dan (9) Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa.
2. Membangun Perekonomian Daerah Berbasis Potensi Lokal yang
Berdaya Saing.
Pelaksanaan dari misi kedua pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 ini akan ditekankan pada sepuluh urusan
pemerintahan yaitu: (1) Ketenagakerjaan, (2) Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah, (3) Penanaman Modal, (4) Ketahanan Pangan, (5)

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.5
Pertanian, (6) Kelautan dan Perikanan, (7) Perdagangan, (8) Industri,
(9) Ketransmigrasian, dan (10) Pariwisata.
3. Meningkatkan Pembangunan Prasarana dan Sarana Daerah.
Pelaksanaan dari misi ketiga pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 ini akan ditekankan pada empat urusan
pemerintahan yaitu: (1) Pekerjaan Umum, (2) Perumahan, (3) Energi
dan Sumber Daya Mineral, dan (4) Perhubungan.
4. Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam Berbasis
Kelestarian Lingkungan Hidup.
Pelaksanaan dari misi keempat pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 ini akan ditekankan pada tiga urusan
pemerintahan, yaitu: (1) Penataan Ruang, (2) Lingkungan Hidup, dan
(3) Kehutanan.
5. Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis.
Pelaksanaan dari misi kelima pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 ini akan ditekankan pada tujuh urusan
pemerintahan, yaitu: (1) Perencanaan Pembangunan, (2) Otonomi
Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, (3) Statistik, (4)
Kearsipan, (5) Komunikasi dan Informatika, (6) Kependudukan dan
Catatan Sipil, dan (7) Pertanahan.
6. Menciptakan Masyarakat yang Aman dan Tenteram.
Pelaksanaan dari misi keenam pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 ini akan ditekankan pada satu urusan
pemerintahan, yaitu: Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.
V.3. TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH
Tujuan pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014
adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
kehidupan beragama.

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.6
2. Terbangunnya perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang
berdaya saing.
3. Meningkatnya pembangunan prasarana dan sarana daerah.
4. Termanfaatkannya dan terkelolanya sumber daya alam berbasis
kelestarian lingkungan hidup.
5. Terciptanya sistem pemerintahan yang baik dan demokratis.
6. Terciptanya masyarakat yang aman dan tenteram.
V.4. SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Sasaran pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014
adalah sebagai berikut:
1. Misi Pertama: Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia dan Kehidupan Beragama, dilaksanakan untuk mencapai
beberapa sasaran, yaitu:
a. Makin meningkatnya kualitas pembangunan manusia, yang
ditunjukkan dengan meningkatnya pemerataan pendidikan dan
kesempatan memperoleh pendidikan yang layak, serta
kesempatan berolahraga,
b. Meningkatnya akses, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan,
c. Meningkatnya dan menguatnya sumber daya manusia dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang;
sehingga mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia
pada kompetisi nasional dan global,
d. Makin berkurangnya kuantitas dan kualitas penyandang masalah
kesejahteraan sosial,
e. Tercapainya penduduk tumbuh seimbang,
f. Meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan,
g. Berkurangnya tingkat pengangguran dan jumlah penduduk
miskin,
h. Makin kuatnya karakter sebagai masyarakat yang beragama dan
berbudaya, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan falsafah
Pancasila.

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.7
2. Misi Kedua: Membangun Perekonomian Daerah Berbasis Potensi
Lokal yang Berdaya Saing, dilaksanakan untuk mencapai beberapa
sasaran, yaitu:
a. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sehingga pendapatan
perkapita pada akhir periode pembangunan jangka menengah
mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan Kabupaten/Kota
yang cukup maju di Indonesia,
b. Membaiknya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif sektor basis ekonomi daerah sehingga
mampu menghasilkan komoditi berkualitas, berdaya saing,
menjadi motor penggerak perekonomian,
c. Makin meningkatnya kualitas pelayanan yang lebih bermutu,
d. Makin baiknya ketersediaan kebutuhan pokok menuju
swasembada pangan yang disertai dengan tersedianya instrumen
jaminan pangan pada tingkat masyarakat,
e. Makin optimalnya pemanfaatan aset dan produk daerah yang
berdaya saing tinggi sebagai sumber-sumber kekayaan daerah.
3. Misi Ketiga: Meningkatkan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Daerah, dilaksanakan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu:
a. Terbangun dan mantapnya jaringan infrastruktur wilayah yang
andal sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas
faktor-faktor yang mendukung berkembangnya aktivitas
produksi dan mampu membuka isolasi daerah serta membentuk
kawasan-kawasan pertumbuhan baru,
b. Terpenuhinya kebutuhan perumahan rakyat layak huni,
c. Terpenuhi dan meratanya kebutuhan prasarana dan sarana
pelayanan dasar di seluruh wilayah perdesaan dan perkotaan
dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
4. Misi Keempat: Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam
Berbasis Kelestarian Lingkungan Hidup, dilaksanakan untuk
mencapai beberapa sasaran, yaitu:

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.8
a. Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi
pada pelestarian lingkungan hidup dan mengurangi laju
pemanasan global,
b. Meningkatnya kualitas dan pengelolaan kekayaan keragaman
jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai
tambah, daya saing, dan modal pembangunan daerah,
c. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan,
d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pembangunan yang
berorientasi tata ruang, serta mengurangi resiko bencana alam.
5. Misi Kelima: Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik dan
Demokratis, dilaksanakan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu:
a. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan tata pemerintahan yang
baik dan bersih,
b. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah,
c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai dengan standar
mutu pelayanan yang berorientasi pada terciptanya kepuasan
masyarakat,
d. Berkembangnya sistem dan iklim demokrasi pada berbagai aspek
kehidupan politik,
e. Meningkatnya kemampuan dan kemandirian daerah dalam
mendukung pembangunan daerah,
f. Menguatnya kelembagaan lokal yang mampu mengakomodasi
tuntutan perubahan dan berperan aktif dalam pembangunan
daerah,
g. Meningkatnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan
dengan berbagai pihak,
h. Terwujudnya keberhasilan otonomi daerah yang seimbang yang
didukung stakeholders (pemangku kepentingan) dalam
mempercepat kesejahteraan rakyat dan pelayanan umum.
6. Misi Keenam: Menciptakan Masyarakat yang Aman dan Tenteram,
dilaksanakan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu:

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: VVViiisssiii,,, MMMiiisssiii ,,, TTTuuujjjuuuaaannn dddaaannn SSSaaasssaaarrraaannn V.9
a. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam
melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
b. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat dalam
menghadapi potensi dan situasi bencana,
c. Mantapnya situasi dan kondisi perikehidupan bermasyarakat
yang didukung oleh penegakan HAM.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111
BBBAAABBB VVVIII... SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIII DDDAAANNN AAARRRAAAHHH KKKEEEBBBIIIJJJAAAKKKAAANNN
VI.1. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH.
Dalam rangka pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah
daerah Kabupaten Magelang tahun 2009-2014 maka perlu dirumuskan
strategi pembangunan daerah yang sinergis dan komprehensif.
Strategi pembangunan daerah Kabupaten Magelang yang akan
dilaksanakan selama tahun 2009-2014 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Strategi Sumber Daya Manusia: Penguatan dan Pemberdayaan
Strategi penguatan dan pemberdayaan diformulasikan dalam rangka
untuk melaksanakan misi pertama pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 yaitu :
A. Kesehatan
Strategi yang dilakukan di dalam pembangunan kesehatan
adalah:
a. Pengembangan kualitas sumberdaya kesehatan menuju
profesionalisme yang berbasis kompetensi
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan serta peningkatan cakupan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart mutu
pelayanan kesehatan.
c. Peningkatan kemitraan dalam pengawasan peredaran obat
termasuk makanan dan perbekalan kesehatan.
d. Peningkatan peran serta masyarakat, kemandirian
masyarakat, pengembangan desa siaga dan peningkatan
KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
e. Pengembangan pengelolaan kesehatan lingkungan dan
surveilans penyakit dengan pendekatan berbasis
masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna dalam
mengendalikan dan mencegah penyakit serta
penanggulangan kejadian luar biasa dan bencana.
f. Pengembangan jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas), jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) dan
jaminan pemeliharaan kesehatan dengan menerapkan

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...222
sistem iur / sharing yang dikelola oleh suatu badan
amanah.
g. Pengembangan sistem perencanaan dan informasi
kesehatan online yang terintegrasi dan terpadu sebagai
dasar pengambilan keputusan dan regulasi.
B. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Strategi yang dilakukan di dalam pembangunan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah :
a. Peningkatan dan memaksimalkan SDM program KB dan
pelembagaan keluarga kecil berkualitas.
b. Peningkatan Pelayanan KB.
C. Pendidikan
Strategi yang dilakukan di dalam pembangunan pendidikan
adalah :
a. Peningkatan perluasan dan akses layanan pendidikan bagi
seluruh masyarakat terutama masyarakat yang tidak
mampu pada jenjang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan non
formal dan informal.
b. Peningkatan kualitas (mutu), relevansi, dan daya saing
pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
c. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan
publik pendidikan.
d. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
D. Kepemudaan dan Olahraga
Strategi pembangunan kepemudaan dan olahraga diarahkan
untuk:
a. Peningkatan kreatifitas dan motivasi pemuda dalam pembangunan diri, masyarakat, dan bangsa.
b. Peningkatan moral kepemimpinan kepemudaan.
c. Peningkatan pemasyarakatan dan prestasi olahraga.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...333
E. Perpustakaan
Strategi pembangunan perpustakaan diarahkan untuk
Peningkatan layanan perpustakaan dan peningkatan budaya
baca masyarakat.
F. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Strategi pembangunan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak diarahkan untuk:
a. Peningkatan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum dlm rangka melindungi
dan meningkatkan kualitas kehidupan perempuan dan
anak.
b. Peningkatan Perlindungan hak-hak perempuan dan anak
serta pengembangan partisipasi anak.
c. Peningkatan kualitas SDM dan kehidupan perempuan.
G. Kebudayaan
Strategi pembangunan kebudayaan diarahkan untuk
Pengembangan dan pelestarian nilai dan kekayaan budaya.
H. Sosial
Strategi pembangunan sosial diarahkan untuk :
a. Peningkatan ketaqwaan dan pengamalan nilai-nilai agama,
penghargaan terhadap kearifan lokal dan penghormatan
terhadap toleransi antar umat beragama.
b. Peningkatan pembinaan dan rehabilitasi PMKS, melalui
peningkatan profesionalisme aparatur dan partisipasi
masyarakat.
I. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Strategi pembangunan urusan pemberdayaan masyarakat dan
desa pada tahun 2009-2014 adalah Peningkatan keberdayaan
masyarakat dan desa.
2. Strategi Ekonomi: Pengembangan Keunggulan dan Kemitraan
Strategi pengembangan keunggulan dan kemitraan dirumuskan
dalam rangka untuk melaksanakan misi kedua pembangunan daerah
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 yaitu :

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...444
A. Perdagangan
Strategi pembangunan urusan perdagangan pada tahun 2009-
2014 adalah :
a. Peningkatan pembangunan Infrastruktur, sarana dan
prasarana dalam upaya peningkatan pelayanan kegiatan
ekonomi.
b. Pengembangan perdagangan yang bebasis pada produk
unggulan lokal.
B. Industri
Strategi pembangunan urusan industri pada tahun 2009-2014
adalah :
a. Peningkatan Kapasitas Sistem Informasi Industri.
b. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
c. Penataan Struktur dan Kemampuan Teknologi.
C. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Strategi pembangunan urusan Koperasi pada tahun 2009-2014
adalah :
a. Peningkatan pembinaan lembaga perkoperasian dan
UMKM.
b. Peningkatan mutu dan kualitas produk koperasi dan
UMKM.
Strategi pembangunan urusan UMKM pada tahun 2009-2014
adalah :
a. Pengembangan mutu SDM.
b. Pengembangan mutu produk.
c. Pemberdayaan UKMK di bidang permodalan.
d. Peningkatan akses pasar.
D. Penanaman Modal
Strategi pembangunan urusan penanaman modal pada tahun
2009-2014 adalah Peningkatan iklim investasi & relisasi
investasi.
E. Ketahanan Pangan

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...555
Strategi pembangunan urusan ketahanan pangan pada tahun
2009-2014 adalah :
a. Pengembangan pangan berbasis potensi lokal.
b. Diversifikasi sumber dan pola konsumsi pangan.
F. Pertanian
Strategi pembangunan urusan pertanian pada tahun 2009-2014
adalah Pengembangan agribisnis yang berdaya saing melalui
peningkatan kualitas kelembagaan SDM serta sarana dan
prasarana pertanian.
G. Perikanan
Strategi pembangunan urusan perikanan pada tahun 2009-
2014 adalah Meningkatkan populasi, produksi dan produktifitas
perikanan.
H. Pariwisata
Strategi pembangunan urusan pariwisata pada tahun 2009-
2014 adalah :
a. Peningkatan sarana dan prasarana obyek wisata,
kelembagaan dan SDM kepariwisataan.
b. Peningkatan promosi kepariwisataan.
I. Ketenagakerjaan
Strategi pembangunan urusan ketenagakerjaan pada tahun
2009-2014 adalah :
a. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.
b. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan.
J. Ketransmigrasian
Strategi pembangunan urusan ketransmigrasian pada tahun
2009-2014 adalah Peningkatan kualitas dan produktivitas calon
transmigran, melalui pembekalan ketrampilan dan
penumbuhan semangat wirausaha .
3. Strategi Infrastruktur: Pembangunan, Pemerataan, dan
Aksesibilitas

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...666
Strategi pembangunan, pemerataan, dan aksesibilitas dirancang
dalam rangka untuk melaksanakan misi ketiga pembangunan daerah
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 yaitu :
A. Pekerjaan Umum
Strategi pembangunan urusan pekerjaan umum pada tahun
2009-2014 adalah :
a. Pembangunan, Pemerataan, dan Aksesibilitas.
b. Melaksanakan pengaturan, pembinaan dan pengawasan
konservasi SDA secara konsisten dan berkelanjutan untuk
dapat memenuhi berbagai kebutuhan.
c. Melaksanakan pengaturan, pembinaan dan pengawasan
dalam penanggulangan akibat bencana alam, seperti banjir,
letusan gunung berapi, tanah longsor dan kekeringan.
B. Perumahan
Strategi pembangunan urusan perumahan pada tahun 2009-
2014 adalah pemenuhahan sarana dan prasarana pemukiman di
masyarakat.
C. Perhubungan
Strategi pembangunan urusan perhubungan pada tahun 2009-
2014 adalah :
a. Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
b. Peningkatan Pelayanan Angkutan.
D. Energi dan Sumberdaya Mineral
Strategi pembangunan urusan energi dan sumber daya mineral
pada tahun 2009-2014 adalah :
Peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air
dan mineral, yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pemanfaatan Potensi sumber Daya Energi Baru Terbarukan
(Pembinaan dan Pengembangan Bidang Kelistrikan)
4. Strategi Lingkungan Hidup: Pembangunan Berkelanjutan
Strategi pembangunan berkelanjutan dirumuskan untuk
melaksanakan misi keempat pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 yaitu:

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...777
A. Lingkungan Hidup
Strategi pembangunan urusan lingkungan Hidup pada tahun
2009-2014 adalah pembangunan berkelanjutan berbasis
lingkungan hidup, melalui Peningkatan pengelolaan lingkungan
hidup melalui pengendalian polusi dan konservasi.
B. Penataan Ruang
Strategi pembangunan urusan penataan ruang pada tahun
2009-2014 adalah Pembangunan Berkelanjutan, melalui :
a. Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang.
b. Peningkatan Kualitas Pelayanan.
C. Kehutanan
Strategi pembangunan urusan kehutanan pada tahun 2009-
2014 adalah Peningkatan Pemanfaatan dan Rehabilitas Potensi
Sumberdaya Hutan
5. Strategi Tata Pemerintahan: Pengembangan Kapasitas
Strategi pengembangan kapasitas dirancang untuk melaksanakan misi
kelima pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014
yaitu
A. Perencanaan Pembangunan
Strategi pembangunan perencanaan pembangunan diarahkan
sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan yang
mendorong perkembangan seluruh sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
b. Peningkatan kualitas kelembagaan perencanaan pada setiap
SKPD, dan kemampuan masyarakat dalam penataan ruang
dan perencanaan pembangunan.
B. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan
Persandian
Strategi pembangunan otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian,
dan persandian diarahkan untuk:

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...888
a. Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah
menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
b. Peningkatan manajemen pemerintahan daerah guna
peningkatan efektivitas dan efisiensi.
C. Statistik
Strategi pembangunan statistik diarahkan untuk Pengembangan
pusat data dan informasi yang dapat diandalkan dalam rangka
mendukung pengambilan keputusan dalam pembangunan.
D. Kearsipan
Strategi pembangunan kearsipan diarahkan untuk
Penyelamatan dan pelestarian arsip yang bernilai
pertanggungjawaban nasional.
E. Komunikasi dan Informatika
Strategi pembangunan komunikasi dan informatika diarahkan
untuk Peningkatan kualitas pengelolaan dalam
penyelenggaraan telekomunikasi.
F. Kependudukan dan Catatan Sipil
Strategi pembangunan kependudukan dan catatan sipil
diarahkan untuk Pembangunan sistem administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil.
G. Pertanahan
Strategi pembangunan pertanahan diarahkan untuk Perbaikan
administrasi dan pelayanan pertanahan.
6. Strategi Kondusifitas Daerah: Responsivitas, Responsibilitas, dan
Kepatuhan
Strategi responsivitas, responsibilitas, dan kepatuhan diformulasikan
untuk melaksanakan misi keenam pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 adalah melalui urusan kesatuan
kebangsaan dan politik dalam negeri, strategi dalam rangka mencapai
misi keenam adalah :
a. Peningkatan peranserta masyarakat dalam organisasi
masyarakat dan politik.
b. Pengembangan wawasan kebangsaan dan penanganan konflik.
c. Perlindungan masyarakat.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...999
d. Penanggulangan bencana.
VI.2. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Tujuan utama pembangunan Kabupaten Magelang adalah untuk
meningkatakan kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu guna
mewujudkan tujuan tersebut maka perlu dirumuskan arah kebijakan
membangunan daerah Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014.
Arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun
2009-2014 ini dirumuskan dengan memperhatikan pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Magelang
Tahun 2005-2025; kemudian dikoneksitaskan dengan misi pembangunan
daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014.
1. Misi Pertama: Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Kehidupan Beragama. Misi pertama pembangunan daerah
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 ini dilaksanakan dengan
substansi arah kebijakan pembangunan sebagai berikut:
a. Pembangunan pendidikan diarahkan pada pengembangan
perluasan dan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi dan
daya saing pendidikan; pengembangan tata kelola, akuntabitas dan
pencitraan publik pendidikan.
b. Pembangunan perpustakaan diarahkan pada peningkatan layanan
perpustakaan; peningkatan sarana prasarana perpustakaan;
peningkatan budaya baca masyarakat.
c. Pembangunan kepemudaan dan olah raga diarahkan pada
pemberdayaan pemuda; pembinaan kepemimpinan dan etika
kepada pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
pemberian penghargaan terhadap prestasi yang mendukung
pengembangan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan
kepada pemuda.
d. Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan akses,
pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan perorangan/rujukan, melalui pengembangan
profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan serta
mewujudkan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111000
e. Pembangunan kependudukan diarahakan pada pemantapan
pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan
persebarannya; peningkatan kesadaran bagi masyarakat akan arti
pentingnya keluarga sehat dan sejahtera melalui peningkatan
program KB.
f. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diarahkan pada
peningkatan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai
bidang kehidupan dan penciptaan situasi yang kondusif bagi
proses tumbuh kembang anak.
g. Peningkatan kehidupan beragama diarahkan pada peningkatan
ketaqwaan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam
melaksanakan ajaran agama, mendorong dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan pelayanan kehidupan
beragama serta meningkatkan pemahaman nilai-nilai ajaran agama
dan mendorong dilaksanakannya ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari dengan mengembangkan rasa saling percaya dan
menciptakan harmonisasi antar kelompok umat beragama yang
penuh toleransi dan tenggang rasa.
h. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan melalui pengurangan beban
pengeluaran konsumsi kelompok miskin dan peningkatan
produktivitas masyarakat miskin untuk meningkatkan
pendapatannya.
i. Pembangunan sosial diarahkan pada penanganan kemiskinan, baik
kemiskinan struktural maupun kemiskinan kultural dan
penanganan masalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS), melalui upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan,
rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat dengan didukung oleh
sistem perlindungan sosial, termasuk penyediaan sarana
pelayanan sosial yang memadai, pengembangan sistem jaminan
sosial bagi seluruh masyarakat sebagai wahana yang luas untuk
pengembangan mekanisme pemberdayaan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan dengan
tidak merusak budaya daerah dan kearifan lokal.
j. Pengembangan kesejahteraan masyarakat desa diarahkan melalui

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111111
pemberdayaan masyarakat desa. Pemerintah Kabupaten Magelang
memandang perlu untuk memberdayakan masyarakat desa karena
pemberdayaan tersebut bersifat strategis dan dilakukan melalui
penyiapan landasan berupa institusi masyarakat yang memperkuat
perkembangan masyarakat di masa mendatang dan
memberdayakan masyarakat yang berbasis komunitas desa untuk
mengatasi masalah yang ada dengan melaksanakan kegiatan yang
dikelola secara demokratis, transparan dan akuntabel.
2. Misi Kedua: Membangun Perekonomian Daerah Berbasis Potensi
Lokal yang Berdaya Saing. Misi kedua pembangunan daerah
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 ini dilaksanakan dengan
substansi arah kebijakan pembangunan sebagai berikut:
a. Pengembangan dan pendayagunaan sektor-sektor perekonomian
strategis diarahkan untuk memperkuat perekonomian daerah
melalui FPPK, sistem agribisnis dan agroindustri diperkuat
sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian
yang menghasilkan produk-produk secara efisien, modern, dan
berkelanjutan agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.
b. Efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor sektor pertanian
ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar lokal, regional dan
internasional serta untuk memperkuat basis produksi daerah.
Hal ini merupakan faktor strategis karena berkenaan dengan
pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan dan
keterbelakangan, dan penguatan ketahanan pangan.
c. Pembangunan pertanian diarahkan untuk pengembangan
kemampuan sumber daya manusia (SDM) pertanian, pelaku
agribisnis yang berkualitas, sehingga dapat menjaga ketahanan
dan kemandirian pangan daerah dengan mengembangkan
produktivitas pertanian dalam negeri, yang mampu menjamin
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah
tangga, baik dalam jumlah, mutu, maupun harga yang terjangkau.
d. Pembangunan perikanan diarahkan untuk meningkatkan
produksi perikanan yang berkelanjutan, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan petani ikan, dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111222
e. Pembangunan industri diarahkan untuk memperkuat basis
industri yang mempunyai daya saing, baik di pasar lokal maupun
internasional, meningkatkan peran industri unggulan daerah
sebagai modal penggerak perekonomian daerah, serta
meningkatkan peran sektor industri kecil dan menengah
terhadap struktur industri, sehingga terjadi keseimbangan peran
antara industri besar dengan industri kecil dan menengah.
f. Pembangunan kelembagaan ekonomi diarahkan untuk
menciptakan regulasi dan perizinan yang efisien, efektif, dan non-
diskriminatif; menjaga, mengembangkan, dan melaksanakan
iklim persaingan usaha secara sehat serta melindungi konsumen;
mendorong pengembangan standardisasi produk dan jasa untuk
meningkatkan daya saing; meningkatkan daya saing Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah, sehingga menjadi bagian
integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi dan memperkuat
basis ekonomi dalam negeri.
g. Pembangunan UMKM diarahkan untuk menciptakan ekonomi
kerakyatan yang berdaya saing, mandiri serta mampu menembus
pasar global dengan mengembangkan kerjasama strategis dan
sinergis antar pelaku usaha, mengembangkan rumpun industri,
mempercepat alih teknologi, dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia.
h. Pembangunan Koperasi diarahkan untuk pengembangan dan
perluasan melalui peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan
pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian,
perlindungan, dan pembinaan usaha.
i. Pembangunan kepariwisataan diarahkan agar mampu
mendorong kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan
pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat lokal, serta
memberikan perluasan kesempatan kerja melalui pemanfaatan
keragaman pesona keindahan alam, peninggalan-peninggalan
sejarah dan potensi daerah.
j. Pembangunan perdagangan diarahkan pada pengembangan dan
peningkatan transaksi perdagangan produk-produk pertanian
dan industri, dan menjaga distribusi dan ketersediaan barang-
barang kebutuhan pokok di seluruh wilayah pedesaan, dengan

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111333
harga yang terjangkau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat.
k. Jasa infrastruktur dan keuangan dikembangkan ditingkat
pedesaan dengan pengembangan keprofesian, penguasaan dan
pemanfaatan teknologi informasi, yang mampu menyediakan
sumber pendanaan di pedesaan dalam pengembangan kegiatan
perekonomian dan pengentasan kemiskinan di perdesaan.
3. Misi Ketiga: Meningkatkan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Daerah. Misi ketiga pembangunan daerah Kabupaten Magelang
Tahun 2009-2014 ini dilaksanakan dengan substansi arah kebijakan
pembangunan sebagai berikut:
a. Pembangunan perhubungan diarahkan untuk penyediaan dan
pengembangan berbagai fasilitas yang menunjang kelancaran
pembangunan ekonomi, memenuhi kebutuhan dasar bagi
masyarakat dalam melakukan aktifitas, pengembangan akses
transportasi ke seluruh pelosok wilayah dalam rangka
mendukung pembangunan sektoral dan regional dan pelayanan
mobilitas barang dan jasa demi tercapainya pemerataan hasil-
hasil pembangunan antar wilayah. Pembangunan sarana dan
prasarana perhubungan lebih diarahkan kepada kawasan-
kawasan sentra industri.
b. Pembangunan perumahan diarahkan pada peningkatan
penyediaan perumahan dan lahan bagi masyarakat
berpendapatan rendah, beserta peningkatan pemenuhan
kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan
rumah sederhana sehat. Dalam mendukung pemenuhan
lingkungan perumahan yang sehat diberikan fasilitasi
pembiayaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan,
terutama pada kawasan kumuh perkotaan.
c. Pembangunan energi dan sumber daya mineral diarahkan untuk
pengurangan ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM)
yang berasal dari fosil dengan upaya pengembangan biofuel
(bahan bakar nabati) sekaligus untuk konservasi lahan kritis.
Pemanfaatan potensi sumber daya penghasil energi terbarukan
(biogas, mikro hidro, dan lain-lain).

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111444
d. Pembangunan sumber daya air diarahkan guna mencapai
keandalan ketersediaan air diwujudkan dengan kegiatan
membangun waduk, waduk lapangan (embung) bendungan,
pompa, jaringan drainase, pengendalian mutu air serta
pemanfaatan kembali air drainase; ditunjang oleh keandalan
pengelolaan jaringan air yang meliputi: operasi, pemeliharaan
dan rehabilitasi; kesemuanya dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan petani, melalui kegiatan
pengembangan sistem irigasi partisipatif guna mendorong
kegiatan intensifikasi, diversifikasi, ekstensifiksi dan rehabilitasi
pertanian dan modernisasi usaha tani.
e. Pembangunan air minum diarahkan pada peningkatan akses
masyarakat Kabupaten Magelang terhadap air minum perpipaan
melalui peningkatan kapasitas pelayanan air minum.
Meningkatkan kinerja pengelola air minum atau BUMD pengelola
air minum serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pengelola air minum melalui pendidikan, dan pelatihan. Untuk
pemenuhan air minum diantisipasi tingkat kebocoran baik teknis
maupun non teknis hingga mencapai ambang batas normal.
4. Misi Keempat: Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam
Berbasis Lingkungan Hidup. Misi keempat pembangunan daerah
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 ini dilaksanakan dengan
substansi arah kebijakan pembangunan sebagai berikut:
a. Pembangunan lingkungan hidup diarahkan untuk menciptakan
keseimbangan ekosistem yang tidak menimbulkan dampak
merusak lingkungan. Pemanfaatan sumber daya sesuai dengan
daya dukung dan memperhatikan daya regenerasi khusus untuk
sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable).
Peningkatan upaya konservasi lahan kritis dan resapan air.
b. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan
penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan
secara konsisten di segala bidang dan diikuti dengan penegakan
hukum yang tidak diskriminatif. Untuk itu diperlukan tata ruang
wilayah yang mantap disertai penegakan hukum sebagai
pedoman pemanfaatan sumber daya alam yang optimal dan

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111555
lestari.
c. Pembangunan yang ramah lingkungan akan dijalankan melalui
pengendalian pencemaran lingkungan dan peningkatan
partisipasi masyarakat dunia usaha dan industri dalam
memelihara lingkungan, melalui peningkatan kesadaran
masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup, dapat
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang peduli
terhadap isu sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
utamanya diarahkan pada generasi muda.
d. Pembangunan kehutanan diarahkan pada optimalisasi
pemanfaatan potensi sumber daya hutan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat, peningkatan partisipasi masyarakat
dalam menjaga kelestarian sumber daya hutan dan peningkatan
daya dukung sumber daya hutan dalam pembangunan
berkelanjutan dengan meningkatkan rehabilitasi peran dan
fungsi hutan melalui upaya konservasi.
5. Misi Kelima: Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik, dan
Demokratis. Misi kelima pembangunan daerah Kabupaten Magelang
Tahun 2009-2014 ini dilaksanakan dengan substansi arah kebijakan
pembangunan sebagai berikut:
a. Pembangunan aparatur diarahkan untuk mewujudkan sosok dan
kinerja aparatur pemerintah yang profesional dan berkarakter.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mendorong pola
pengembangan karir yang menuju pada pengembangan
profesionalisme, pengembangan standar kompetensi aparatur,
dan peningkatan kesejahteraan aparatur termasuk perangkat
desa. Disamping itu secara bertahap juga dilakukan perubahan
terhadap mental dan budaya birokrasi agar cepat dan tanggap
dalam merespon tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
kuantitas dan kualitas pelayanan publik. Pembangunan dibidang
aparatur pemerintah daerah juga diarahkan untuk meningkatkan
kapasitas organisasi pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi.
b. Pengembangan pelayanan publik diarahkan untuk peningkatan
kualitas pelayanan prima berbasis pada partisipasi masyarakat,

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999--- 222 000 111 444 ::: SSS ttt rrraaa ttt eee gggiii ddd aaa nnn AAA rrraaahhh KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaannn VVVIII...111666
perlu dilakukan identifikasi kebutuhan masyarakat yang
dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan fasilitasi dari
pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Sehingga
pelayanan fasilitas benar-benar merupakan refleksi dari
kebutuhan riil masyarakat atau kebutuhan dasar dan yang
merupakan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Disampimg itu, perlu adanya pemberdayaan dan perwujudan
aparatur pemerintah yang mumpuni dan bersih, serta ditunjang
oleh sarana dan prasarana pelayanan secara memadai dalam
rangka menuju tata kepemerintahan yang baik.
c. Pembangunan pengawasan diarahkan untuk dapat mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan efisien. Hal tersebut dicapai
dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya
pengawasan di daerah.
6. Misi Keenam: Menciptakan Masyarakat yang Aman dan
Tenteram. Misi keenam pembangunan daerah Kabupaten Magelang
Tahun 2009-2014 ini dilaksanakan dengan substansi arah kebijakan
pembangunan sebagai berikut:
a. Pembangunan hukum diarahkan untuk penegakan hukum yang
dilandasi prinsip-prinsip keadilan terutama dalam menciptakan
pemerintahan yang baik dan bersih, serta meningkatkan kualitas
produk hukum daerah sesuai kewenangan yang dimiliki serta
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap produk hukum
yang dikeluarkan kabupaten atau kota, untuk menghindari
lahirnya produk yang memberatkan masyarakat dalam
mewujudkan peraturan perundangan daerah yang mampu
berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan ketertiban,
keamanan, dan keadilan.
b. Pembangunan keamanan dan ketertiban diarahkan untuk
memelihara kondisi yang kondusif di daerah dengan melakukan
antisipasi terhadap kemungkinan munculnya tindakan-tindakan
yang dapat mengganggu keamananan dan ketertiban, dalam
rangka mewujudkan sistem keamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat yang mampu melindungi keseluruhan
warga masyarakat dari gangguan ketertiban dan keamanan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111
BBBAAABBB VVVIIIIII... KKKEEEBBBIIIJJJAAAKKKAAANNN UUUMMMUUUMMM DDDAAANNN PPPRRROOOGGGRRRAAAMMM PPPEEEMMMBBBAAANNNGGGUUUNNNAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH
VII.1. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH
Substansi visi, misi, sasaran pokok dan arah pembangunan jangka panjang
daerah yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 telah teroperasionalkan
skenario implementasinya dalam 4 (empat) tahapan pembangunan jangka
panjang daerah dengan skala prioritasnya masing-masing.
Pelaksanaan pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten
Magelang selama tahun 2009-2014 tidak dapat dipisahkan dari
perencananaan pembangunan jangka panjang daerah yang tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D) Kabupaten
Magelang Tahun 2005-2025; khususnya terkait dengan pelaksanaan
tahapan pembangunan jangka panjang pertama (2005-2009) dan tahapan
pembangunan jangka panjang kedua (2010-2014).
Dalam rangka memberikan penekanan dan pedoman dalam
penentuan program prioritas pembangunan daerah tahun 2009-2014,
maka perlu disampaikan tahapan dan skala prioritas pembangunan jangka
panjang daerah, yaitu sebagai berikut:
a. Mewujudkan Peningkatan dan Pengamalan Nilai-nilai Agama dan
Kearifan Lokal, melalui:
a. Peningkatan kepedulian pada etika dan moral serta nilai-nilai
keagamaan dan budaya lokal dalam rangka meningkatkan
ketahanan dalam dinamika pergaulan regional dan
internasional.
b. Peningkatan toleransi antar umat beragama dalam rangka
meningkatkan kerukunan beragama, saling percaya dan
menciptakan harmonisasi antar kelompok umat beragama yang
penuh tenggang rasa.
c. Pengembangan kesadaran penerapan etika dan moral serta
nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal dalam rangka
meningkatkan ketahanan dalam dinamika pergaulan nasional,
regional dan internasional.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222
d. Pengembangan kesadaran dalam rangka penerapan nilai-nilai
lokal untuk memperkuat identitas masyarakat Kabupaten
Magelang.
e. Peningkatan peran kelembagaan lokal yang berbasis jati diri
budaya masyarakat Kabupaten Magelang dalam pembangunan
daerah.
f. Pengembangan dan penerapan hasil penelitian dan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mampu mendorong
berkembangnya teknologi madya di berbagai bidang.
g. Peningkatan kapasitas kelembagaan hukum dalam rangka
mewujudkan peningkatan pelayanan dan kepastian hukum.
h. Peningkatan kelembagaan dalam rangka mendorong
terciptanya kehidupan masyarakat yang memahami prinsip-
prinsip dasar HAM melalui pemasyarakatan dan pendidikan
HAM.
i. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam memelihara
keamanan dan ketertiban lingkungan melalui pembinaan
instansi terkait.
b. Mewujudkan Sistem Pemerintahan yang Baik dan Demokratis,
melalui:
a. Peningkatan kualitas dan implementasi perencanaan
pembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan sumber
daya pembangunan secara sinergis.
b. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan
efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melalui
peningkatan efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
c. Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan
kompetensi sesuai kewenangan berdasarkan SPM pada bidang
pelayanan dasar dan penunjang yang mendukung pertumbuhan
ekonomi.
d. Pengembangan kerjasama dan kemitraan strategis pada sektor-
sektor unggulan daerah yang mendukung peningkatan daya
saing dan pertumbuhan ekonomi daerah.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...333
e. Peningkatkan kualitas aparatur melalui penerapan budaya kerja
yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa.
f. Peningkatan proses demokratisasi, politik, dan penegakan
hukum melalui peningkatan kualitas kelembagaan politik serta
akuntabilitas aparat dan penegak hukum.
g. Peningkatan kapasitas lembaga pemberdayaan masyarakat desa
melalui bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah.
c. Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Daerah, melalui:
a. Pengembangan jaringan transportasi, melalui peningkatan
keterpaduan sistem transportasi antar wilayah yang
mengutamakan pelayanan transportasi yang terjangkau.
b. Peningkatan kualitas hunian dalam rangka memenuhi
kebutuhan rumah yang terjangkau oleh Rumah Tangga Miskin,
serta peningkatan layanan sarana prasarana perumahan dan
permukiman terutama air bersih, sanitasi dan persampahan.
c. Peningkatan sistem pengelolaan dalam penyelenggaraan
telekomunikasi melalui peningkatan kelembagaan maupun
regulasi terkait dengan keamanan, kerahasiaan, privasi dan
integritas informasi serta peningkatan peran penyelenggaraan
telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan telematika
melalui optimalisasi pembangunan dan pemanfaatan prasarana
pos dan telekomunikasi serta prasarana non telekomunikasi.
d. Peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat melalui
perbaikan jaringan distribusi dan penelitian untuk pemanfaatan
sumber listrik alternatif serta perluasan dan peningkatan
ketersediaan energi listrik (biofuel) untuk perluasan industri
melalui peningkatan pembangunan pusat-pusat pembangkit
llistrik baru.
e. Pengembangan prasarana dan sarana sumber daya air dan
irigasi, guna mendukung aktivitas produksi yang berdaya saing,
serta memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan dan
pedesaan, didukung peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya air.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...444
d. Mewujudkan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup, melalui:
a. Perbaikan proses pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup melalui penguatan kelembagaan dalam
rangka rehabilitasi lahan kritis dan terlantar serta
pengembalian fungsi kawasan lindung.
b. Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati yang berbasis
masyarakat dalam rangka perlindungan sumber daya genetik.
c. Peningkatan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan melalui pengembangan teknologi ramah lingkungan
berbasis masyarakat dan penegakan hukum lingkungan.
d. Pengurangan resiko bencana melalui pengembangan dan
penerapan teknologi sederhana.
e. Pengembangan penataan ruang melalui pemulihan dan
penetapan kawasan lindung, peningkatan kualitas penanganan
kawasan budidaya sesuai daya dukung lingkungan dan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
f. Pengembangan kawasan andalan dan strategis dalam rangka
mendorong peningkatan arus barang dan penumpang pada
tingkat regional.
g. Peningkatan kualitas sistem pelayanan administrasi pertanahan
sesuai SPM Bidang Pertanahan.
e. Mewujudkan Peningkatan Perekonomian Daerah Berbasis Potensi
Lokal yang Berdaya Saing, melalui:
a. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasis
pada potensi dan produk unggulan daerah melalui sinergitas
sektor hulu dan hilir.
b. Pengembangan diversifikasi produk, peningkatan kinerja
kelembagaan dan sarana prasarana pendukung sektor
pertanian, perindustrian, perdagangan dan pariwisata.
c. Peningkatan diversifikasi produk pertanian, perikanan serta
kehutanan diarahkan untuk menghasilkan produk-produk yang
bertumpu pada sistem agribisnis dan agroindustri, guna
menjamin ketahanan pangan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...555
d. Pengembangan peran UMKM yang berorientasi ekspor, melalui
pengembangan infrastruktur pendukung dan penguatan
kelembagaan dalam rangka mendorong daya saing UMKM.
e. Peningkatan iklim investasi melalui peningkatan pelayanan dan
regulasi investasi sehingga hambatan-hambatan investasi dapat
diminimalkan.
f. Peningkatan profesionalisme pengelolaan aset-aset daerah
dalam rangka mewujudkan kesehatan manajemen pengelolaan.
Rumusan tahapan dan skala prioritas pembangunan jangka panjang
daerah di atas sangat diperhatikan dan merupakan kesatuan yang utuh
dengan rancangan visi, misi, dan program pembangunan daerah Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 termasuk didalam penentuan kebijakan umum
pembangunan daerah.
Kebijakan umum pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun
2009-2014 dirumuskan untuk dapat digunakan sebagai fokus dari upaya
pelaksanaan misi dalam rangka mencapai visi pembangunan daerah.
Selengkapnya kebijakan umum pembangunan daerah Kabupaten Magelang
Tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut:
VII.1.1. Misi Pertama: Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia dan Kehidupan Beragama.
Misi pertama pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014 akan dilaksanakan dengan kebijakan umum yang terkait dengan
sembilan urusan pemerintahan daerah, yaitu: (1) Kesehatan, (2) Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera, (3) Pendidikan, (4) Kepemudaan dan
Olahraga, (5) Perpustakaan, (6) Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, (7) Sosial (8) Kebudayaan dan (9) Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa. Selengkapnya kebijakan umum yang dirumuskan
untuk setiap urusan pemerintahan yang terkait dengan pelaksanaan misi
pembangunan pertama ini adalah sebagai berikut:
A. Kesehatan
Kebijakan umum pembangunan kesehatan diarahkan untuk :
a. Pemanfaatan tenaga kesehatan yang profesional berbasis
kompetensi dan pengembangan sumber daya kesehatan yang
berstandar nasional dan mengarah pada standar internasional.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...666
b. Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan mutu, pemerataan dan aksesibilitas
pelayanan kesehatan, serta pengelolaan pelayanan kesehatan
berbasis kinerja dan sesuai dengan regulasi yang telah
ditetapkan.
c. Pengawasan mutu dan legalitas sarana dan prasaranan
pelayanan kesehatan swasta untuk mendukung aksesibilitas dan
pemerataan pelayanan kesehatan.
d. Peningkatan cakupan pelayanan Anak dan ibu hamil serta
melahirkan termasuk pelayanan gizi masyarakat.
e. Pengawasan di bidang ketersediaan, pemerataan, mutu dan
pelayanan kesehatan di bidang farmasi termasuk obat, makanan
minuman dan perbekalan kesehatan.
f. Peningkatan kemitraan dan peranserta masyarakat dalam
penyebaran informasi kesehatan dan pengembangan Upaya
Kesehatan berbasis masyarakat.
g. Perbaikan sanitasi lingkungan, pencegahan dan penanggulangan
penyakit, kejadian luar biasa dan bencana melalui
pengembangan pengelolaan kesehatan lingkungan dengan
pendekatan surveilan berbasis masyarakat dan penerapan
teknologi tepat guna.
h. Terjamin pembiayaan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
i. Penggalian informasi dan penyusunan perencanaan dalam
pengambilan keputusan berdasarkan bukti (evidence based)
dan kebutuhan riil yang dilaksanakan secara integral dan
terpadu.
B. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kebijakan umum pembangunan keluarga berencana dan keluarga
sejahtera adalah
a. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan
melalui tim koordinasi program KB dan KS.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta memaksimalkan SDM
untuk program KB dan pelembagaan keluarga kecil berkualitas.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...777
c. Peningkatan pelayanan dan informasi KB bagi seluruh
masyarakat.
C. Pendi
D. dikan
Kebijakan umum pembangunan pendidikan diarahkan untuk:
a. Pengembangan perluasan dan akses pelayanan pendidikan.
b. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan.
c. Pengembangan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik
pendidikan.
d. Perbaikan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
E. Kepemudaan dan Olahraga
Kebijakan umum pembangunan kepemudaan dan olahraga diarahkan
untuk :
a. Peningkatan pemberdayaan pemuda, pembinaan kepemimpinan
dan etika kepada pemuda dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
b. Peningkatan pemasyarakatan dan prestasi olahraga.
c. Pemberian penghargaan terhadap prestasi yang mendukung
pengembangan olahraga, kreativitas, keterampilan dan
kewirausahaan kepada pemuda.
F. Perpustakaan
Kebijakan umum pembangunan perpustakaan diarahkan untuk:
Pengembangan perpustakaan, media massa dan riset sebagai
sarana penyebaran informasi, ilmu pengetahuan dan hasil
penelitian, serta menumbuhkembangkan budaya baca.
G. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kebijakan umum pembangunan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak diarahkan untuk:
a. Peningkatan Perlindungan hak-hak perempuan dan anak serta
pengembangan partisipasi anak.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...888
b. Peningkatan kinerja kelembagaan untuk mendorong akselerasi
kinerja ekonomi daerah dalam rangka memperluas kesempatan
kerja dan penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan
perempuan.
c. Peningkatan Kualitas Masyarakat untuk mendukung
pembangunan.
d. Peningkatan Pemahaman Pengarusutamaan Gender.
H. Sosial
Kebijakan Umum pembangunan sosial diarahkan untuk :
a. Pengembangan profesionalitas penanganan PMKS dan
pemberdayaan penduduk usia lanjut melalui peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur pelaksana.
b. Peningkatan kualitas kehidupan dan toleransi umat beragama
I. Kebudayaan
Kebijakan Umum pembangunan kebudayaan diarahkan untuk
mengembangan dan melestarikan nilai dan kekayaan budaya lokal.
J. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kebijakan umum pembangunan pemberdayaan masyarakat dan desa
diarahkan untuk :
a. Peningkatan potensi SDM dan pemanfatan SDA di Pedesaan /
Kelurahan.
b. Peningkatan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Pedesaan.
VII.1.2. Misi Kedua: Membangun Perekonomian Daerah Berbasis Potensi
Lokal yang Berdaya Saing
Misi kedua pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014 akan dilaksanakan dengan kebijakan umum yang terkait dengan 10
urusan pemerintahan daerah, yaitu: (1) Ketenagakerjaan(2) Koperasi dan
UKM, (3) Penanaman Modal, (4) Ketahanan Pangan, (5) Pertanian, (6)
Perikanan, (7) Perdangangan, (8) Industri, (9) Ketransmigrasian dan (10)
Pariwisata. Selengkapnya kebijakan umum yang dirumuskan untuk setiap
urusan pemerintahan yang terkait dengan pelaksanaan misi pembangunan
kedua ini adalah sebagai berikut:

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...999
A. Ketenagakerjaan
Kebijakan umum pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk:
a. Pemantapan peningkatan ketrampilan, peningkatan kesempatan
kerja, penumbuhan motivasi berwirausaha.
b. Peningkatan perlindungan dan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan.
B. Koperasi dan UKM
Kebijakan umum pembangunan koperasi dan UKM diarahkan untuk :
a. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasis
pada peningkatan kemampuan pelaku koperasi dan UMKM
serta peningkatan daya saing koperasi dan UMKM;
b. Pengembangan usaha, peningkatan kualitas kelembagaan
koperasi dan UMKM.
C. Penanaman Modal
Kebijakan umum pembangunan penanaman modal diarahkan untuk:
Peningkatan promosi iklim investasi melalui peningkatan
pelayanan dan regulasi investasi sehingga hambatan-hambatan
investasi dapat diminimalkan.
D. Ketahanan Pangan
Kebijakan umum pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk :
a. Pengembangan potensi unggulan pertanian berdaya saing.
b. Pengembangan diversifikasi dan peningkatan pola konsumsi
pangan.
E. Pertanian
Kebijakan umum pembangunan pertanian diarahkan untuk:
a. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasis
pada potensi dan produk unggulan daerah melalui sistem
agribisnis.
b. Pengembangan diversifikasi produk, peningkatan kinerja
kelembagaan dan sarana prasarana pendukung sektor
pertanian.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111000
c. Peningkatan kesejahteraan peternak serta pengentasan
kemiskinan (pro poor).
F. Perikanan
Kebijakan umum pembangunan perikanan diarahkan untuk:
a. Percepatan pertumbuhan produktivitas perikanan (pro growth).
b. Pengembangan manajemen, kelembagaan dan SDM perikanan.
G. Perdagangan
Kebijakan umum pembangunan perdagangan diarahkan untuk:
a. Pengembangan diversifikasi produk, peningkatan kinerja
kelembagaan dan sarana prasarana pendukung sektor
perdagangan.
b. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasis
pada potensi dan produk unggulan daerah
H. Industri
Kebijakan umum pembangunan industri diarahkan untuk:
a. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasis
pada peningkatan kemampuan pelaku usaha industri yang
berorientasi ekspor, peningkatan potensi dan produk unggulan
daerah.
b. Pengembangan diversifikasi produk, peningkatan kinerja
kelembagaan dan sarana prasarana pendukung sektor industri.
c. Pengembangan sentra-sentra industri berbasis keunggulan
lokal.
I. Ketransmigrasian
Kebijakan umum pembangunan ketransmigrasian diarahkan untuk
Meningkatkan kerjasama antar daerah dalam ketransmigrasian.
J. Pariwisata
Kebijakan umum pembangunan pariwisata diarahkan untuk:
a. pengembangan pariwisata yang bertumpu pada pemberdayaan
masyarakat serta kemitraan usaha.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111111
b. Pengembangan Diversifikasi produk, peningkatan kinerja
kelembagaan dan sarana prasarana pendukung obyek wisata.
c. Pengembangan struktur perekonomian daerah yang berbasis
masyarakat
VII.1.3. Misi Ketiga: Meningkatkan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Daerah.
Misi ketiga pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014 akan dilaksanakan dengan kebijakan umum yang terkait dengan
empat urusan pemerintahan daerah, yaitu: (1) Pekerjaan Umum, (2)
Perumahan, (3) Energi dan Sumber Daya Mineral dan (4) Perhubungan.
Selengkapnya kebijakan umum yang dirumuskan untuk setiap urusan
pemerintahan yang terkait dengan pelaksanaan misi pembangunan ketiga
ini adalah sebagai berikut:
A. Pekerjaan Umum
Kebijakan umum pembangunan pekerjaan umum diarahkan untuk:
a. Pemeliharaan rutin berkala jalan untuk menunjang sarana dan
prasarana tetap terpelihara.
b. Peningkatan jalan dan pembangunan jalan untuk meningkatkan
kapasitas pelayanan sarana dan prasarana menjadi lancar.
c. Meningkatkan pengelolaan kualitas air dan perlindungan
sumber daya air.
d. Penanganan sarana dan prasarana jalan akibat bencana alam
yang berfungsi untuk memulihkan dan memaksimalkan kondisi
yang ada
e. Meningkatkan kegiatan Penyadaran publik terhadap dampak
kerusakan dan daya rusak air
f. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
pengelolaan SDA.
B. Perumahan
Kebijakan umum pembangunan perumahan diarahkan untuk:
Perencanaan, Pengembangan dan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Lingkungan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111222
C. Energi dan Sumber Daya Mineral
Kebijakan umum pembangunan energi dan sumber daya mineral
diarahkan untuk:
a. Peningkatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian bidang
energi dan sumber daya mineral.
b. Peningkatan pengelolaan energi daerah yang meliputi
pengelolaan ketenagalistrikan, migas, dan pengembangan guna
mendukung pembangunan perekonomian daerah yang berdaya
saing.
c. Peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya
mineral guna mendukung pembangunan sarana dan prasarana
daerah yang berwawasan lingkungan.
d. Identifikasi dan pemanfaatan potensi sumber energi baru
terbarukan (biofuel, biogas, mikrohidro, dan lain-lain).
D. Perhubungan
Kebijakan umum pembangunan perhubungan diarahkan untuk
a. Pembangunan perhubungan melalui peningkatan pelayanan
bidang transportasi darat.
b. Membuka jalur baru
c. Melengkapi sarana dan prasarana jalan serta moda angkutan
umum.
VII.1.4. Misi Keempat: Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam
Berbasis Kelestarian Lingkungan Hidup.
Misi keempat pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014 akan dilaksanakan dengan kebijakan umum yang terkait dengan tiga
urusan pemerintahan daerah, yaitu: (1) Penataan Ruang, (2) Lingkungan
Hidup, dan (3) Kehutanan. Selengkapnya kebijakan umum yang
dirumuskan untuk setiap urusan pemerintahan yang terkait dengan
pelaksanaan misi pembangunan keempat ini adalah sebagai berikut:
A. Penataan Ruang
Kebijakan umum pembangunan penataan ruang diarahkan untuk :

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111333
a. Peningkatan kualitas manajemen pengelolaan pertanahan.
b. Peningkatan kualitas sistem penataan dan pemanfaatan tata ruang.
B. Lingkungan Hidup
Kebijakan umum pembangunan lingkungan hidup diarahkan untuk:
a. Perbaikan proses pengelolaan limbah rumah tangga dan
industri.
b. Peningkatan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan dan konservasi sumber daya.
C. Kehutanan
Kebijakan umum pembangunan kehutanan diarahkan untuk:
a. Pengembangan potensi sumber daya kehutanan.
b. Peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan.
VII.1.5. Misi Kelima: Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik, dan
Demokratis.
Misi kelima pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014 akan dilaksanakan dengan kebijakan umum yang terkait dengan
tujuh urusan pemerintahan daerah, yaitu: (1) Perencanaan Pembangunan,
(2) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian, (3) Statistik, (4)
Kearsipan, dan (5) Komunikasi dan Informatika, (6) Kependudukan dan
Catatan Sipil, dan (7) Pertanahan. Selengkapnya kebijakan umum yang
dirumuskan untuk setiap urusan pemerintahan yang terkait dengan
pelaksanaan misi pembangunan kelima ini adalah sebagai berikut:
A. Perencanaan Pembangunan
Kebijakan umum pembangunan perencanaan pembangunan
diarahkan sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas dan implementasi perencanaan
pembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan sumber
daya pembangunan secara sinergis.
b. Pengembangan kawasan andalan dan strategis dengan
menggunakan kekuatan sumberdaya lokal dalam rangka
mendorong terciptanya integrasi wilayah.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111444
B. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Kebijakan umum pembangunan otonomi daerah, pemerintahan
umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian, dan persandian diarahkan untuk:
a. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan
efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melalui
peningkatan efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
b. Peningkatan profesionalisme pengelolaan aset-aset daerah
dalam rangka mewujudkan kesehatan manajemen pengelolaan.
c. Peningkatan mutu sumber daya aparatur, mengoptimalkan pola
pembinaan dan pengembangan pegawai, Meningkatkan pelayanan
kepegawaian dan partisipasi PNS dalam akses administrasi
kepegawaian.
d. Peningkatan kompetensi sumber daya aparat pengawasan,
kapasitas dan kredibilitas lembaga pengawasan Daerah.
C. Statistik
Kebijakan umum pembangunan statistik diarahkan untuk:
Pengembangan pusat data dan informasi daerah sebagai dasar
penentuan kebijakan melalui pemeliharaan dan updating data
statistik daerah yang valid, akurat, mutakhir, sinergis, dan
integratif.
D. Kearsipan
Kebijakan umum pembangunan kearsipan diarahkan untuk
a. Peningkatan SDM, Sarana dan Prasarana Kantor Perpustakaan
dan Arsip
b. Peningkatan sistem administrasi kearsipan didukung dengan
pelestarian dan pemeliharaan.
E. Komunikasi dan Informatika
Kebijakan umum pembangunan komunikasi dan informatika
diarahkan untuk:

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111555
Pengembangan kelembagaan, SDM dan sarana prasarana di
bidang informasi dan komunikasi.
F. Kependudukan dan Catatan Sipil
Kebijakan umum pembangunan kependudukan dan catatan sipil
diarahkan untuk:
Meningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui tertib
administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil berbasis aplikasi
SIAK.
G. Pertanahan
Kebijakan umum pembangunan pertanahan diarahkan untuk:
a. Peningkatan kualitas sistem pelayanan administrasi pertanahan
sesuai SPM Bidang Pertanahan.
b. Peningkatan cakupan pelayanan administrasi pertanahan melalui
perbaikan sistem informasi manajemen.
VII.1.6. Misi Keenam: Menciptakan masyarakat yang Aman dan Tenteram.
Misi keenam pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014 akan dilaksanakan dengan kebijakan umum yang terkait dengan satu
urusan pemerintahan daerah, yaitu: Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri. Selengkapnya kebijakan umum yang dirumuskan untuk urusan
pemerintahan terkait dengan pelaksanaan misi pembangunan keenam ini
adalah sebagai berikut:
A. Kesatuan Bangsa, Politik Dalam Negeri dan Perlindungan
Masyarakat
Kebijakan umum pembangunan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
diarahkan untuk
a. Peningkatan pendidikan politik dan wawasan kebangsaan dalam
rangka meningkatkan pemahaman dan pengamalan Pancasila dan
UUD Tahun 1945, untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
b. Peningkatan kemitraan antar pemerintah daerah, lembaga politik,
lembaga kemasyarakatan (ormas, LSM) dan kelembagaan lokal
lainnya, dalam rangka pengembangan wawasan kebangsaan untuk
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111666
c. Peningkatan toleransi antar umat beragama dalam rangka
meningkatkan kerukunan beragama, saling percaya dan menciptakan
harmonisasi antar kelompok umat beragama yang penuh tenggang
rasa.
d. Peningkatan peran aktif aparatur dan masyarakat dalam
penanggulangan bencana.
e. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan dan
pembinaan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat
(kamtramtibmas).
VII.2. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Program pembangunan daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014
dirumuskan secara komprehensif dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan dan dinamika pembangunan selama lima tahun yang akan
datang. Program pembangunan daerah dirumuskan menurut urusan
pemerintahan dengan mengkaitkan pada misi pembangunan daerah yang
akan dilaksanakan selama tahun 2009-2014, yaitu sebagai berikut:
VII.2.1. Misi Pertama: Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia dan Kehidupan Beragama.
1. Kesehatan
Program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.
b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.
c. Program Pengawasan Obat dan Makanan.
d. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia.
e. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.
g. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan.
h. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.
i. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111777
j. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/RSJ/RS Paru/RS Mata.
k. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/RSJ/RS Paru/RS Mata.
l. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan.
m. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita.
n. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia.
o. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan.
p. Program Perbaikan Gizi Masyarakat.
q. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
r. Program Pengembangan Lingkungan Sehat.
s. Program Manajemen Pelayanan Kesehatan.
2. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera
yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Keluarga Berencana.
b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja.
c. Program Pelayanan Kontrasepsi.
d. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan
KB/KR Yang Mandiri.
3. Pendidikan
Program pembangunan pendidikan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini.
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
c. Program Pendidikan Menengah.
d. Program Pendidikan Non Formal.
e. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.
g. Program Pendidikan Tinggi.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111888
4. Kepemudaan dan Olahraga
Program pembangunan kepemudaan dan olahraga yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda.
b. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan.
c. Program Peningkatan Upaya penumbuhan Kewirausahaan dan
Kecakapan Hidup Pemuda.
d. Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.
e. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga.
f. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga.
g. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga.
h. Program Pemeliharaan Rutin Sarana dan Prasarana Olah Raga
5. Perpustakaan
Program pembangunan perpustakaan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan.
b. Program Pengembangan Minat Baca.
6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan.
b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan
Anak.
c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan.
d. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
Dalam Pembangunan.
7. Sosial

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...111999
Program pembangunan sosial yang akan dilaksanakan tahun 2009-
2014 adalah:
a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)Lainnya.
b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
c. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma.
d. Program Pemninaan Panti Asuhan/Panti Jompo.
e. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks
Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya).
f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.
g. Program Peningkatan Pembinaan kepada Masyarakat di Bidang
Keagamaan.
h. Program Penanggulangan Kemiskinan
i. Program Peningkatan Kehidupan Sosial Keagamaan
j. Program Perlindungan Kehidupan Sosial Keluarga Pahlawan,
Perintis Kemerdekaan dan Pejuang.
k. Program Penyuluhan dan Bimbingan Sosial.
8. Kebudayaan
Program pembangunan kebudayaan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Nilai Budaya.
b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya.
c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya.
d. Program Kerja Sama Pengelolaan Keragaman Budaya.
9. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program pembangunan pemberdayaan masyarakat dan desa yang
akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan.
b. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222000
c. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa.
d. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa.
e. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan.
VII.2.2. Misi Kedua: Membangun Perekonomian Daerah Berbasis Potensi
Lokal yang Berdaya Saing
1. Ketenagakerjaan
Program pembangunan ketenagakerjaan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.
c. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan.
2. Koperasi dan UKM
Program pembangunan koperasi dan UKM yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif.
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah.
c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah.
d. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
e. Program Pengembangan Usaha Kecil Menengah.
3. Penanaman Modal
Program pembangunan penanaman modal yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.
c. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana
Daerah

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222111
d. Program Pelayanan Mekanisme Penanaman Modal.
4. Ketahanan Pangan
Program pembangunan ketahanan pangan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
b. Program Diversifikasi dan Pola Konsumsi Pangan
5. Pertanian
Program pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan.
c. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan.
d. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
e. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan
Lapangan.
f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.
g. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan.
h. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.
i. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan.
j. Program Pengembangan Agribisnis.
6. Perikanan
Program pembangunan perikanan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan.
b. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
Perikanan.
c. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Tawar.
d. Program Pengembangan Manajemen Budidaya Perikanan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222222
e. Program Pengembangan Manajemen Produksi Perikanan.
f. Program Peningkatan Teknologi dan Penguasaan Teknologi
Budidaya dan Penangkapan.
7. Perdagangan
Program pembangunan perdagangan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdagangan.
b. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan.
c. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional.
d. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.
e. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri.
f. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan.
8. Industri
Program pembangunan industri yang akan dilaksanakan tahun 2009-
2014 adalah:
a. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
b. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
c. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri.
d. Program Penataan Struktur Industri.
e. Program pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial.
9. Ketransmigrasian
Program pembangunan ketransmigrasian yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi.
b. Program Transmigrasi Regional.
10. Pariwisata
Program pembangunan pariwisata yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222333
a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata.
c. Program Pengembangan Kemitraan.
d. Program Pengembangan Manajemen Pariwisata.
e. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata.
VII.2.3. Misi Ketiga: Meningkatkan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Daerah.
1. Pekerjaan Umum
Program pembangunan pekerjaan umum yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.
b. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan.
d. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya.
e. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah.
f. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh.
g. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan.
h. Program Pembangunan Drainase / Gorong-gorong.
i. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
j. Program Pengembangan/Pengelolaan Konservasi Sungai/
Danau/ Sumberdaya Air.
k. Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan.
l. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
m. Program Peningkatan Manajemen Pemanfaat Air Irigasi.
2. Perumahan
Program pembangunan perumahan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Lingkungan Sehat Perumahan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222444
b. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya
Kebakaran.
c. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial.
d. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Perbaikan
Lingkungan.
e. Program Perbaikan Sistem Pengelolaan Pertamanan.
f. Program Pengembangan Perumahan.
g. Program Pengelolaan dan Pengembangan Penerangan Jalan.
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
Program pembangunan energi dan sumber daya mineral yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan.
b. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang
Berpotensi Merusak Lingkungan.
c. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalisrikan.
d. Program Pengembangan Energi Alternatif.
e. Program Pengembangan Geologi Daerah.
4. Perhubungan
Program pembangunan perhubungan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
LLAJ.
c. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.
d. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan.
e. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas.
f. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan
Bermotor.
g. Program Pengembangan Sistem Manajemen Transportasi.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222555
VII.2.4. Misi Keempat: Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam
Berbasis Kelestarian Lingkungan Hidup.
1. Penataan Ruang
Program pembangunan penataan ruang yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Perencanaan Tata Ruang.
b. Program Pemanfaatan Ruang.
c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
2. Lingkungan Hidup
Program pembangunan lingkungan hidup yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup.
c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
d. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
e. Program Peningkatan Pengendalian Polusi.
f. Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDA dan
LH/Peningkatan Kapasitas Laboratorium
g. Program Peningkatan Pemantauan Lingkungan.
h. Program Pelestarian Lingkungan Hidup.
3. Kehutanan
Program pembangunan kehutanan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan.
b. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
c. Program Perlidungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan.
d. Peningkatan Produksi Kehutanan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222666
VII.2.5. Misi Kelima: Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik, dan
Demokratis.
1. Perencanaan Pembangunan
Program pembangunan perencanaan pembangunan yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Data/Informasi.
b. Program Kerjasama Pembangunan.
c. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh.
d. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah.
e. Program Perencanaan Pembangunan Daerah.
f. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
g. Program Perencanaan Sosial dan Budaya.
h. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya
Alam.
i. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana.
j. Program Pengembangan Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah
2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Program pembangunan otonomi daerah, pemerintahan umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan
persandian yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah.
b. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah.
c. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.
d. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi.
e. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat.
f. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222777
g. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah.
h. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
Kabupaten.
i. Program Pembinaan Dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan
Kabupaten/Kota.
j. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa.
k. Program Pendidikan Kedinasan.
l. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
m. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
n. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH.
o. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur Pengawasan.
p. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan.
q. Program Intensifikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat.
r. Program Bantuan Pemerintah Daerah.
s. Program Intensifikasi Ekstensifikasi Sumber-Sumber PAD.
t. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan Masyarakat.
u. Program Peningkatan Manajemen Kepegawaian.
v. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja
Keuangan.
w. Program Fasilitasi Pindah / Purna Tugas PNS.
x. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
y. Program Penataan Daerah Otonomi Baru.
z. Program Peningkatan Pelayanan Pembangunan.
å. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
ä. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur.
3. Statistik

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222888
Program pembangunan statistik yang akan dilaksanakan tahun 2009-
2014 adalah:
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah.
4. Kearsipan
Program pembangunan kearsipan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan.
b. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah.
c. Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana
Kearsipan.
d. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.
5. Komunikasi dan Informatika
Program pembangunan komunikasi dan informatika yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media
Massa.
b. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan
Informasi.
c. Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa.
6. Kependudukan dan Catatan Sipil
Program pembangunan kependudukan dan catatan sipil yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014:
a. Program Penataan Administrasi Kependudukan.
b. Program Peningkatan Kualitas Manajemen Kependudukan.
7. Pertanahan
Program pembangunan pertanahan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
a. Program Penataan Penguasaan, Kepemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah.
b. Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertahanan.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: KKK eee bbbiii jjj aaa kkk aaa nnn UUU mmm uuu mmm ddd aaa nnn PPP rrr ooo ggg rrr aaa mmm PPP eee mmm bbb aaa nnn ggg uuu nnn aaa nnn DDD aaa eee rrr aaa hhh VVVIIIIII ...222999
c. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah.
VII.2.6. Misi Keenam: Menciptakan masyarakat yang Aman dan Tenteram.
1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program pembangunan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Keamanan dam Kenyamanan Lingkungan.
b. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam.
c. Program Pendidikan Politik Masyarakat.
d. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(Pekat).
e. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal.
f. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
g. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
h. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban
dan Keamanan.
Selain program-program di atas, dalam pelaksanaannya dapat mengakomodasi program baru apabila ada perubahan kebijakan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/ atau Pemerintah Kabupaten guna mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Magelang.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.1
BBBAAABBB VVVIIIIIIIII... IIINNNDDDIIIKKKAAASSSIII RRREEENNNCCCAAANNNAAA PPPRRROOOGGGRRRAAAMMM PPPRRRIIIOOORRRIIITTTAAASSS
VIII.1. TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
Dalam rangka untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna dari
pemanfaatan potensi pembangunan daerah, maka sangat perlu
ditetapkan tahapan pokok pelaksanaan pembangunan jangka menengah
daerah Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014. Tahapan ini
disusun dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Pertama: Tahap Konsolidasi (2009).
Tahap konsolidasi adalah tahap untuk menyambung, melanjutkan
dan menajamkan capaian rencana strategis Kabupaten Magelang
2005-2009 sebagai fondasi/dasar pembangunan lima tahun ke depan
(2009-2014), dengan mengacu pada RPJPD Kabupaten Magelang
tahun 2005-2025 dan visi misi Bupati. Pada tahap konsolidasi ini
dilakukan pemanfaatan secara optimal potensi yang telah terbangun
dan upaya meletakkan landasan yang lebih kokoh untuk
berkembangnya pelaksanaan pembangunan lebih lanjut.
Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan daerah pada
tahapan konsolidasi lebih ditekankan pada upaya penguatan ke
dalam, membuat pemerintahan daerah menjadi lebih siap
menghadapi berbagai tantangan dalam upaya perwujudan visi dan
pengembanan misi pembangunan daerah.
Kesiapan internal dapat dilakukan dengan penataan dan
perbaikan kapasitas daerah secara keseluruhan dalam rangka
peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Hal-hal yang akan dilakukan antara lain: penguatan
aspek perencanaan pembangunan daerah dan instansional, perbaikan
kinerja kelembagaan pemerintah daerah, perbaikan kualitas sumber
daya manusia aparatur pemerintah, peningkatan kemampuan sumber
daya keuangan, penataan aspek kerjasama, kemitraan, dan koordinasi
antar berbagai pihak, dan lain-lain.
2. Kedua: Tahap Aktualisasi (2010-2012).
Setelah tahap konsolidasi maka selanjutnya dilaksanakan tahap
aktualisasi. Tahap ini merupakan upaya nyata dalam pelaksanaan

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.2
pelbagai program dan program prioritas daerah, baik yang berada
pada setiap urusan pemerintahan daerah, maupun yang merupakan
program unggulan yang mengarah pada pencapaian visi
pembangunan daerah.
Pelaksanaan Tahapan Aktualisasi ini membutuhkan komitmen
dari semua pemangku kepentingan pembangunan, sehingga
pengelolaannya akan lebih komprehensif dari sisi perencanaan,
kelembagaan, personil, penganggaran, kerjasama, dan sebagainya.
Untuk itu akan dilakukan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada
secara bijaksana dan memperhatikan pembangunan yang
berkelanjutan.
3. Ketiga: Tahap Akselerasi (2013-2014).
Tahap akselerasi adalah peningkatan dan percepatan bagi
pelaksanaan program-program yang capaian kinerjanya belum sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
Tujuan dari pelaksanaan tahap ini mengupayakan penyempurnaan
pembangunan daerah sesuai RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-
2014.
VIII.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Visi dan Misi pemerintah daerah Kabupaten Magelang 2009-2014,
perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional agar lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Tujuh Prioritas
Pembangunan Daerah di bawah ini bertujuan untuk mengatasi sejumlah
tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Magelang di masa mendatang
(khususnya tahun 2009-2014).
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan daerah akan
diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 7 (tujuh) prioritas
pembangunan daerah yaitu: (1) Pendidikan; (2) Kesehatan; (3)
Penanggulangan Kemiskinan; (4) Sarana dan Prasarana (Infrastruktur)
Publik; (5) Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana; (6)
Pengembangan Pertanian, Pariwisata, dan Industri Kecil dan Menengah;
dan (7) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan.
Proses perumusan prioritas pembangunan daerah Kabupaten
Magelang tidak dapat dipisahkan dari misi pembangunan daerah dan

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.3
strategi pembangunan daerah yang telah ditetapkan, yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Misi pembangunan daerah Kabupaten Magelang yang pertama yaitu
“Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kehidupan
Beragama”, dilaksanakan dengan strategi pembangunan daerah
Kabupaten Magelang yang pertama yaitu “Strategi Penguatan dan
Pemberdayaan”.
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian misi
dan strategi pertama pembangunan daerah Kabupaten Magelang
tersebut, maka dirumuskan tiga prioritas pembangunan daerah
Kabupaten Magelang, yaitu: (1) Pendidikan, (2) Kesehatan, dan (3)
Penanggulangan Kemiskinan.
Prioritas 1: Pendidikan
Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan,
dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat,
kemandirian, dan keluhuran budi pekerti. Pembangunan bidang
pendidikan diarahkan untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik
dengan kemampuan penciptaan lapangan kerja atau kewirausahaan
dan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.
Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang
pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Perluasan akses pendidikan
dasar dan menengah ditandai dengan peningkatan Angka Partisipasi
Murni Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan
dasar dan menengah; (2) Peningkatan pengelolaan pendidikan melalui
pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manajer sistem
pendidikan yang unggul, revitalisasi peran pengawas sekolah
sebagai entitas penjaminan mutu pendidikan, mendorong aktivasi
peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku
kepentingan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan;
dan (3) Peningkatan kualitas pendidikan, khususnya kualitas guru,
pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: program remediasi
kemampuan mengajar guru; penerapan sistem evaluasi kinerja
profesional tenaga pengajar; akreditasi; dan memastikan
perbandingan guru-murid di setiap jenjang pendidikan.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.4
Prioritas 2: Kesehatan
Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui
pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan
kesehatan masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan
perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh
sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka usia harapan
hidup masyarakat Kabupaten Magelang.
Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang
kesehatan adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan kesehatan
masyarakat melalui pelaksanaan Program Kesehatan Preventif
Terpadu, yang ditandai dengan peningkatan tingkat imunisasi dasar,
akses sumber air bersih, sanitasi dasar berkualitas, penurunan
tingkat kematian ibu melahirkan, dan tingkat kematian bayi; (2)
Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB baik yang dilayani
oleh klinik pemerintah maupun swasta; (3) Peningkatan ketersediaan
dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi; (4)
Peningkatan pengadaan obat murah kepada masyarakat; dan (5)
Peningkatan jaminan pemeliharan kesehatan bagi masyarakat miskin.
Prioritas 3: Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas
pembangunan Kabupaten Magelang yang ditujukan pada penurunan
tingkat kemiskinan absolut dan perbaikan distribusi pendapatan
dengan pelindungan sosial yang berbasis rumah tangga/ keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi
masyarakat yang berpendapatan rendah.
Oleh karena itu, substansi inti program aksi penanggulangan
kemiskinan adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan program bantuan
bagi masyarakat miskin, baik terkait dengan bidang pendidikan,
kesehatan, maupun akses ekonomi; (2) Peningkatan efektivitas kerja
Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah dan manajemen
penanggulangan bencana daerah.
2. Misi pembangunan daerah Kabupaten Magelang yang kedua yaitu
“Membangun Perekonomian Daerah Berbasis Potensi Lokal yang
Berdaya Saing”, dilaksanakan dengan strategi pembangunan daerah

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.5
Kabupaten Magelang yang kedua yaitu “Pengembangan Keunggulan
dan Kemitraan”.
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian misi dan
strategi kedua pembangunan daerah Kabupaten Magelang tersebut,
maka dirumuskan sebuah prioritas pembangunan daerah Kabupaten
Magelang, yaitu: Pengembangan Pertanian, Pariwisata, dan Industri
Kecil dan Menengah.
Prioritas 4: Pengembangan Pertanian, Pariwisata, dan Industri
Kecil dan Menengah
Prioritas keempat pembangunan daerah Kabupaten Magelang terkait
dengan dimensi perekonomian daerah, khususnya pengembangan tiga
sektor unggulan daerah yaitu: pertanian, pariwisata, dan industri kecil
menengah. Pada sektor pertanian ditekankan pada peningkatan
ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian, perikanan, dan
kehutanan untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan
daya saing produk pertanian, penyediaan infrastruktur pertanian
yang memadai, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian
lingkungan dan sumber daya alam berbasis tata ruang. Pada bidang
pariwisata ditekankan dalam pemberdayaan masyarakat dan pelaku
wisata, optimalisasi berbagai kekayaan objek wisata daerah
(khususnya yang bernilai internasional) disertai dengan perbaikan
infrastruktur penunjang pariwisata, peningkatan kualitas sumber
daya manusia, lembaga dan jejaring pelaku pariwisata, serta terus
meningkatkan upaya pemasaran/promosi wisata. Sedangkan pada
sektor industri kecil dan menengah terus diupayakan peningkatan
kontribusi sektor IKM dalam pembangunan, melalui upaya
peningkatan/pemberdayaan pelaku IKM, baik dengan peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan, bantuan fasilitasi permodalan,
pengembangan jejaring dan pasar, dan lain-lain.
3. Misi pembangunan daerah Kabupaten Magelang yang ketiga yaitu
“Meningkatkan Pembangunan Prasarana dan Sarana Daerah”,
dilaksanakan dengan strategi pembangunan daerah Kabupaten
Magelang yang ketiga yaitu “Pembangunan, Pemerataan, dan
Aksesibilitas”.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.6
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian misi dan
strategi ketiga pembangunan daerah Kabupaten Magelang tersebut,
maka dirumuskan sebuah prioritas pembangunan daerah Kabupaten
Magelang, yaitu: Sarana dan Prasarana Publik.
Prioritas 5: Sarana dan Prasarana Publik
Pembangunan sarana dan prasarana daerah yang memiliki daya
dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial
yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat
umum di seluruh penjuru wilayah dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang sarana
dan prasarana publik adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan
konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah untuk
kepentingan umum secara menyeluruh di bawah satu atap dan
pengelolaan tata ruang secara terpadu; (2) Peningkatan kuantitas dan
kualitas infrastruktur jalan dan jembatan; (3) Peningkatan jaringan
prasarana dan penyediaan sarana transportasi antarwilayah; dan(4)
Peningkatan perbaikan perumahan rakyat dan peningkatan kualitas
lingkungan kawasan permukiman.
4. Misi pembangunan daerah Kabupaten Magelang yang keempat: adalah
“Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam Berbasis
Lingkungan Hidup”, akan dilaksanakan dengan strategi pembangunan
daerah Kabupaten Magelang yang keempat yaitu “Pembangunan
Berkelanjutan”.
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian misi
dan strategi keempat pembangunan daerah Kabupaten Magelang
tersebut, maka dirumuskan prioritas pembangunan daerah Kabupaten
Magelang, yaitu: Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana.
Prioritas 6: Lingkungan Hidup dan Kesiapsiagaan Bencana
Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan,
disertai penguasaan dan pengelolaan resiko bencana untuk
mengantisipasi perubahan iklim.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.7
Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang
lingkungan hidup dan kesiapsiagaan bencana adalah sebagai berikut:
(1) Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan, peningkatan hasil
rehabilitasi lahan; (2) Pengendalian kerusakan lingkungan melalui
penurunan beban pencemaran lingkungan, penurunan tingkat polusi
penghentian kerusakan lingkungan daerah aliran sungai yang rawan
bencana; (3) Peningkatan peringatan dini bencana alam; dan (4)
Peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui
penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam
usaha mitigasi risiko serta penanganan bencana.
5. Misi pembangunan daerah Kabupaten Magelang yang kelima yaitu
“Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik, dan Demokratis” dan
misi yang keenam yaitu “Menciptakan Masyarakat yang Aman dan
Tenteram”, pelaksanaannya dilakukan dengan strategi pembangunan
daerah Kabupaten Magelang yang Kelima yaitu “Pengembangan
Kapasitas” dan strategi keenam “Responsivitas, Responsibilitas, dan
Kepatuhan”.
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian misi
dan strategi kelima dan keenam pembangunan daerah Kabupaten
Magelang tersebut, maka dirumuskan sebuah prioritas pembangunan
daerah Kabupaten Magelang, yaitu: Reformasi Birokrasi dan Tata
Kelola Pemerintahan.
Prioritas 7: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
Prioritas ketujuh pembangunan daerah Kabupaten Magelang 2009-
2014 dilakukan dengan pemantapan tata kelola pemerintahan yang
lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas,
akuntabel, taat kepada hukum, berwibawa, dan transparan.
Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi
struktur pemerintah, peningkatan kapasitas aparat pemerintah yang
memadai, dan data kependudukan yang baik.
Oleh karena itu, substansi inti dari reformasi birokrasi dan
tata kelola pemerintahan adalah sebagai berikut: (1) Konsolidasi
struktural dan peningkatan kapasitas satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) dan non SKPD; (2) Peningkatan kinerja pelaksanaan kebijakan
otonomi daerah melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.8
penggunaan dana perimbangan daerah; (4) Penyempurnaan
pengelolaan PNS Daerah yang meliputi sistem rekrutmen,
pendidikan, penempatan, promosi, dan mutasi PNS; (5) Percepatan
harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan, dan
penegakan hukum daerah; (6) Penetapan dan penerapan sistem
Indikator Kinerja Utama Pelayanan Publik; dan (7) Peningkatan
kualitas pengelolaan data kependudukan daerah.
Penjabaran selengkapnya dari prioritas pembangunan daerah
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 dirumuskan dalam bentuk
indikasi program prioritas pembangunan daerah Kabupaten
Magelang.
VIII.3. INDIKASI PROGRAM PRIORITAS
Indikasi program prioritas dimaksudkan untuk memberikan fokus atau
penekanan program pembangunan untuk setiap urusan pemerintahan
pada setiap misi pembangunan daerah, agar dapat memberikan kontribusi
signifikan pada pencapaian visi pembangunan daerah.
VIII.3.1. Misi Pertama: Mewujudkan Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia dan Kehidupan Beragama.
1. Kesehatan
Program prioritas pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
b. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
c. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
e. Obat dan Perbekalan Kesehatan
f. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu/Jaringannya
g. Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasaranan Rumah
Sakit/RSJ/RS Mata/RS Paru
h. Peningkatan Kesehatan Anak Balita
i. Perbaikan Gizi Masyarakat.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.9
2. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program prioritas pembangunan keluarga berencana dan keluarga
sejahtera yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Keluarga Berencana.
b. Program Pelayanan Kontrasepsi.
c. Program Pembinaan Peran Serta Dalam Pelayanan KB/KR Yang
Mandiri.
3. Pendidikan
Program prioritas pembangunan pendidikan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
b. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
c. Program Pendidikan Menengah.
d. Program Pendidikan Non Formal.
e. Program Pendidikan Anak Usia Dini.
4. Kepemudaan dan Olahraga
Program prioritas pembangunan kepemudaan dan olahraga yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
b. Program Peningkatan Upaya penumbuhan Kewirausahaan dan
Kecakapan Hidup Pemuda.
c. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan.
d. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga.
5. Perpustakaan
Program pembangunan perpustakaan yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan.
6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program prioritas pembangunan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.10
a. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan.
b. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
Dalam Pembangunan.
7. Sosial
Program prioritas pembangunan sosial yang akan dilaksanakan tahun
2009-2014 adalah:
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS)Lainnya.
8. Kebudayaan
Program prioritas pembangunan kebudayaan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya.
b. Program Pengelolaan Keragaman Budaya.
9. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program prioritas pembangunan pemberdayaan masyarakat dan desa
yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan.
b. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun
Desa.
VIII.2.1. Misi Kedua: Membangun Perekonomian Daerah Berbasis Potensi
Lokal yang Berdaya Saing
1. Ketenagakerjaan
Program prioritas pembangunan ketenagakerjaan yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja.
2. Koperasi dan UKM
Program prioritas pembangunan koperasi dan UKM yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.11
a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif.
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah.
c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah.
d. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
3. Penanaman Modal
Program prioritas pembangunan penanaman modal yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.
c. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana
Daerah
4. Ketahanan Pangan
Program prioritas pembangunan ketahanan pangan yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
b. Program Diversifikasi dan Pola Konsumsi Pangan.
5. Pertanian
Program prioritas pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan.
c. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
d. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan.
e. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan.
f. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan
Lapangan.
g. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.12
h. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.
i. Program Pengembangan Agribisnis.
6. Perikanan
Program prioritas pembangunan perikanan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan.
b. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
Perikanan.
c. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Tawar.
7. Perdagangan
Program prioritas pembangunan perdagangan yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdagangan.
b. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan.
c. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.
8. Industri
Program prioritas pembangunan industri yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
9. Ketransmigrasian
Program prioritas pembangunan ketransmigrasian yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi.
10. Pariwisata
Program prioritas pembangunan pariwisata yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
b. Program Pengembangan Kemitraan.
c. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.13
VIII.2.2. Misi Ketiga: Meningkatkan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Daerah.
1. Pekerjaan Umum
Program prioritas pembangunan pekerjaan umum yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Pemeliharan Jalan dan Jembatan
b. Pengembangan Infrastruktur Perdesaan
c. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya.
2. Perumahan
Program prioritas pembangunan perumahan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
Program Lingkungan Sehat Perumahan.
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
Program prioritas pembangunan energi dan sumber daya mineral
yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan.
b. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang
Berpotensi Merusak Lingkungan.
c. Program Pengembangan Energi Alternatif.
4. Perhubungan
Program prioritas pembangunan perhubungan yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
LLAJ.
c. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan.
VIII.2.3. Misi Keempat: Memanfaatkan dan Mengelola Sumber Daya Alam
Berbasis Kelestarian Lingkungan Hidup.
1. Penataan Ruang

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.14
Program prioritas pembangunan penataan ruang yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Perencanaan Tata Ruang.
b. Program Pemanfaatan Ruang.
c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
2. Lingkungan Hidup
Program prioritas pembangunan lingkungan hidup yang akan
dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.
b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup.
c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
3. Kehutanan
Program prioritas pembangunan kehutanan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan.
VIII.2.4. Misi Kelima: Menciptakan Sistem Pemerintahan yang Baik, dan
Demokratis.
1. Perencanaan Pembangunan
Program prioritas pembangunan perencanaan pembangunan yang
akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh.
c. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya
Alam.
2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Program prioritas pembangunan otonomi daerah, pemerintahan
umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.15
kepegawaian, dan persandian yang akan dilaksanakan tahun 2009-
2014 adalah:
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah.
b. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
3. Statistik
Program prioritas pembangunan statistik yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah.
4. Kearsipan
Program prioritas pembangunan kearsipan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.
5. Komunikasi dan Informatika
Program prioritas pembangunan komunikasi dan informatika yang
akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media
Massa.
b. Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa.
6. Kependudukan dan Catatan Sipil
Program prioritas pembangunan kependudukan dan catatan sipil
yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
Program Penataan Administrasi Kependudukan.
7. Pertanahan
Program prioritas pembangunan pertanahan yang akan dilaksanakan
tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Penataan Penguasaan, Kepemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah.
b. Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan.

RRR PPP JJJ MMMDDD TTT aaahhh uuunnn 222000 000999 ---222 000111 444 ::: III nnndddiiikkk aaasss iii RRR eeennnccc aaannn aaa PPP rrr ooogggrrr aaammm PPPrrr iii ooorrr iii ttt aaasss VIII.16
VIII.2.5. Misi Keenam: Menciptakan masyarakat yang Aman dan Tenteram.
1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Program prioritas pembangunan kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri yang akan dilaksanakan tahun 2009-2014 adalah:
a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.
b. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban
Bencana.
c. Program Pencegahan Pendidikan Politik Masyarakat.
d. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(Pekat).
Rekapitulasi dari semua program pembangunan daerah Kabupaten
Magelang yang akan dilaksanakan selama tahun 2009 - 2014 akan
disajikan dalam bentuk Matriks Indikasi Program Pembangunan Daerah.
Matriks ini berisi rangkaian program pembangunan daerah, baik yang
bermakna prioritas maupun bermakna pendukung; matriks berisi
beberapa substansi pokok, seperti: (1) Nama Program, (2) Indikator
Program, (3) Target Capaian Program, dan (4) Anggaran Program.

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: PPPeeedddooommmaaannn TTTrrraaannnsssiiisssiii dddaaannn KKKaaaiiidddaaahhh PPPeeelllaaakkksssaaannnaaaaaannn XXX...111
BBBAAABBB XXX... PPPEEEDDDOOOMMMAAANNN TTTRRRAAANNNSSSIIISSSIII DDDAAANNN KKKAAAIIIDDDAAAHHH PPPEEELLLAAAKKKSSSAAANNNAAAAAANNN
X.1. PEDOMAN TRANSISI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Magelang Tahun 2009-2014 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah selama lima tahun mendatang, yang dalam
penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kabupaten Magelang Tahun
2005 - 2025, RPJMN Tahun 2004 - 2009, RPJMD Provinsi Jawa Tengah
2008 – 2013, dan Renstra Kabupaten Magelang Tahun 2005 - 2009. RPJMD
ini sekaligus merupakan pedoman, landasan dan rujukan dalam
penyusunan Renstra-SKPD, kemudian pada setiap tahun dalam kurun
waktu 2009-2014 akan dijabarkan menjadi RKPD Kabupaten Magelang.
Pedoman transisi yang disusun secara terpadu dalam RPJMD 2009-
2014 ini dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan pembangunan
daerah dan mengisi kekosongan dokumen perencanaan pembangunan
daerah, khususnya untuk tahun anggaran 2014 dan 2015. Tahun Anggaran
2015 juga dimasukkan dalam tahun transisi karena sesuai dengan masa
jabatan Bupati/Wakil Bupati Magelang, pada tanggal 12 Januari 2014 ada
pelantikan Bupati/Wakil Bupati Magelang masa jabatan 2014 – 2019,
padahal proses penyusunan RKPD 2015 dimulai pada Bulan Januari 2014,
oleh karena itu selain tahun anggaran 2014, juga diperlukan program
pembangunan tahun transisi tahun anggaran 2015. Program
pembangunan daerah tahun transisi (2014 dan 2015) perlu disusun dalam
rangka membantu Bupati/Wakil Bupati terpilih hasil Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) masa jabatan periode 2014 - 2019 untuk menyusun
RPJMD Tahun 2014 - 2019, khususnya perencanaan tahunan pada tahun
2014 dan 2015, baik RKPD maupun APBD.
X.2. KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009 - 2014 yang telah disusun ini
hendaknya dapat dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan,
terutama unsur pemerintah maupun unsur non pemerintah, secara
konsisten, jujur, transparan, partisipatif, dan penuh tanggung jawab dan
komitmen. Oleh karena itu, perlu dirumuskan kaidah terkait dengan

RRRPPPJJJMMMDDD TTTaaahhhuuunnn 222000000999---222000111444 ::: PPPeeedddooommmaaannn TTTrrraaannnsssiiisssiii dddaaannn KKKaaaiiidddaaahhh PPPeeelllaaakkksssaaannnaaaaaannn XXX...222
pelaksanaan RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009 - 2014 dalam
langkah-langkah strategis sebagai berikut:
1. Seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) berkewajiban untuk melaksanakan program-program RPJMD dengan sebaik-baiknya.
2. Seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang, berkewajiban untuk menyusun Renstra-SKPD dengan berpedoman pada RPJMD yang selanjutnya akan menjadi pedoman dalam menyusun Renja-SKPD.
3. Seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang berkewajiban menjamin konsistensi antara dokumen perencanaan Pusat, Provinsi Jawa Tengah, dan Kabupaten Magelang.
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda Kabupaten Magelang berkewajiban untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penjabaran RPJMD kedalam RKPD Kabupaten Magelang Tahun 2009 sampai tahun 2014, baik dalam mekanisme evaluasi tahunan maupun lima tahunan.
5. Substansi RPJMD digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, baik untuk evaluasi akhir tahun anggaran (1 tahun) maupun evaluasi akhir masa jabatan Kepala Daerah (5 tahun).


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1. Latar Belakang I.2 I.2. Maksud dan Tujuan I.2 I.3. Landasan Penyusunan I.3 I.4. Hubungan RPJPM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I.5 I.5. Sistematika Penulisan I.6
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1 II.1. Kondisi Geografis II.1 II.2. Lingkungan Hidup II.3 II.3. Ekonomi II.4 II.4. Sosial, Budaya, dan Politik II.19 II.5. Prasarana dan Sarana II.30 II.6. Pemerintahan II.33
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
III.1
III.1. Pengelolaan Keuangan Daerah III.1 III.2. Kerangka Pendanaan Keuangan Daerah III.5
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV.1 IV.1. Analisis Lingkungan Strategis Daerah IV.1 IV.2. Isu-Isu Strategis Daerah IV.3
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V.1 V.1. Visi Pembangunan Daerah V.1 V.2. Misi Pembangunan Daerah V.4 V.3. Tujuan Pembangunan Daerah V.5 V.4. Sasaran Pembangunan Daerah V.6
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI.1 VI.1. Strategi Pembangunan Daerah VI.1 VI.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah VI.11
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1
VII.1. Kebijakan Umum Pembangunan Daerah VII.1 VII.2. Program Pembangunan Daerah VII.14
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS VIII.1
VIII.1. Tahapan Pembangunan Jangka Menengah VIII.1 VIII.2. Indikasi Program Prioritas VIII.2
BAB IX INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH IX.1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN X.1 X.1. Pedoman Transisi X.1 X.2. Kaidah Pelaksanaan X.1