rpjmd kabupaten magelang 2009-2010

of 165 /165
R R RP P PJ J JM M MD D D T T Ta a ah h hu u un n n 2 2 20 0 00 0 09 9 9- - -2 2 20 0 01 1 14 4 4: : : P P Pe e en n nd d da a ah h hu u ul l lu u ua a an n n I I I . . . 1 1 1 B BA AB B I I. . P PE EN ND DA AH HU UL LU UA AN N I.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa daerah harus memiliki dokumen perencanaan yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan periode waktu 20 (dua puluh) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan periode waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan periode waktu 1 (satu) tahun. Setiap dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat, baik dilihat dari sudut pandang hirarki perencanaan maupun secara fungsional. Sehubungan dengan terpilihnya Bupati Magelang untuk masa jabatan 2009-2014, maka Pemerintah Kabupaten Magelang perlu menyusun RPJMD Kabupaten Magelang yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati terpilih yang disusun sebagai dasar dan acuan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan kondisi kemampuan daerah. Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) disebutkan bahwa RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kabupaten Magelang dan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD Provinsi Jawa Tengah, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah atau rencana kerja pemerintah daerah maupun dokumen perencanaan pada tingkat SKPD. RPJMD berfungsi sebagai dokumen publik yang diharapkan dapat mengantisipasi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka waktu lima

Upload: sinnerrun

Post on 28-Dec-2015

159 views

Category:

Documents


5 download

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rpjmd Kabupaten MagRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Rpjmd Kabupaten MagelaRpjmd KabupatenRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010 Magelang 2009-2010ng 20RRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010pjmd Kabupaten Magelang 2009-2010RpRpjmd Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Kabupaten Magelang 2009-2010jmd Kabupaten Magelang 2009-201009-2010Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010elang 2009-2010

TRANSCRIPT

Page 1: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...111

BBBAAABBB III... PPPEEENNNDDDAAAHHHUUULLLUUUAAANNN

I.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa daerah harus

memiliki dokumen perencanaan yang terdiri dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan periode waktu 20 (dua puluh)

tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan

periode waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) dengan periode waktu 1 (satu) tahun. Setiap dokumen

perencanaan pembangunan daerah tersebut memiliki keterkaitan yang

sangat erat, baik dilihat dari sudut pandang hirarki perencanaan maupun

secara fungsional.

Sehubungan dengan terpilihnya Bupati Magelang untuk masa jabatan

2009-2014, maka Pemerintah Kabupaten Magelang perlu menyusun RPJMD

Kabupaten Magelang yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan

program Bupati terpilih yang disusun sebagai dasar dan acuan bagi

pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan

kondisi kemampuan daerah.

Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) disebutkan bahwa RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah

untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi,

dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD

Kabupaten Magelang dan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD

Provinsi Jawa Tengah, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi

pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai

dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka

pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD menjadi landasan bagi

penyusunan dokumen rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah

atau rencana kerja pemerintah daerah maupun dokumen perencanaan

pada tingkat SKPD.

RPJMD berfungsi sebagai dokumen publik yang diharapkan dapat

mengantisipasi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka waktu lima

Page 2: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...222

tahun yang akan datang. Proses penyusunan RPJMD ini telah menerapkan

pendekatan perencanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu

pendekatan: politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan

bawah-atas (bottom-up). Penyusunannya melalui tahapan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang bersifat

partisipatif dengan melibatkan segenap pemangku kepentingan

pembangunan (stakeholders) di Kabupaten Magelang.

RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2009-2014 akan digunakan

sebagai pedoman manajerial strategis penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik, dan pemberdayaan

masyarakat selama lima tahunan. RPJMD ini digunakan sebagai dasar (dan

tolok ukur) dalam penilaian kinerja Kepala Daerah dalam mekanisme

pertanggungjawaban Kepala Daerah pada setiap akhir tahun anggaran dan

pada akhir masa jabatan.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

I.2.1. Maksud

RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan maksud

untuk menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah menjadi

dokumen RPJMD yang akan digunakan sebagai arah, dasar, acuan, dan

pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan daerah, yang akan

dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan, baik dari unsur

pemerintah maupun non pemerintah selama kurun waktu lima tahun.

I.2.2. Tujuan

Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2009-2014

adalah:

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah selama kurun waktu lima tahun,

2. Menjamin terciptanya integrasi, konsistensi, dan sinergi baik antarwilayah, antarruang, antarwaktu maupun antarfungsi.

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan dalam rangka membantu mewujudkan visi dan misi yang hendak dicapai dalam jangka waktu lima tahun.

Page 3: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...333

4. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan serta untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah.

5. Memberikan acuan dasar penilaian (tolok ukur) dalam penilaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat selama lima tahun.

I.3. LANDASAN PENYUSUNAN

RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan

berdasarkan pada:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

Page 4: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...444

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang ke Kecamatan Mungkid di Wilayah Daerah Tingkat II Magelang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 36);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

Page 5: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...555

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817)

23. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan Dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2001-2010.

25. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Mekanisme Konsultasi Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004 Nomor 17 Seri E Nomor 9);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004 Nomor 25 Seri E Nomor 11);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E Nomor 7);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 7);

29. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 21);

30. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 28);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 29).

32. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 30).

33. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 31 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 31).

34. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 32).

35. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009 Nomor 1).

Page 6: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...666

I.4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

Kedudukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 dalam tatanan dokumen

perencanaan pembangunan daerah merupakan dokumen perencanaan

yang disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 (Peraturan

Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008) serta memperhatikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 –

2009 (Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 –

2013 (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009), dan

Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009

(Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004).

RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 digunakan sebagai

pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat

Daerah (Renstra-SKPD) Tahun 2009-2014. RPJMD Kabupaten Magelang

Tahun 2009-2014 akan dioperasionalisasikan dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Magelang selama kurun waktu 5

(lima) tahun mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. RKPD

Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014 akan dijadikan sebagai

pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014.

I.5. SISTEMATIKA PENULISAN

RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan tata urut

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bagian ini memuat materi tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Penyusunan, Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bagian ini memuat gambaran kondisi yang diurai berdasarkan 6 (enam) pembidangan, yaitu: (1) Kondisi Geografis, (2) Lingkungan Hidup, (3) Ekonomi, (4) Sosial, Budaya, dan Politik, (5) Prasarana dan Sarana, dan (6) Pemerintahan.

Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Bagian ini memuat materi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Keuangan Daerah.

Page 7: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...777

Bab IV : Analisis Isu-isu Strategis

Bagian ini memuat materi tentang Analisis Lingkungan Strategis Daerah dan Isu-isu Strategis Daerah.

Bab V : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Bagian ini memuat materi tentang Visi Pembangunan Daerah, Misi Pembangunan Daerah, Tujuan Pembangunan Daerah, dan Sasaran Pembangunan Daerah.

Bab VI : Strategi dan Arah Kebijakan

Bagian ini memuat materi tentang Strategi Pembangunan Daerah dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah.

Bab VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

Bagian ini memuat materi tentang Kebijakan Umum Pembangunan Daerah, dan Program Pembangunan Daerah.

Bab VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas

Bagian ini memuat materi tentang Tahapan Pembangunan Jangka Menengah, Prioritas Pembangunan Daerah, dan Indikasi Program Prioritas.

Bab IX : Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Bagian ini memuat materi tentang Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah dan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah.

Bab X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Bagian ini memuat materi tentang Pedoman Transisi, dan Kaidah Pelaksanaan.

Page 8: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111

BBBAAABBB IIIIII... GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN UUUMMMUUUMMM KKKOOONNNDDDIIISSSIII DDDAAAEEERRRAAAHHH

II.1. KONDISI GEOGRAFIS

II.1.1. Batas Wilayah dan Luas Wilayah

Kabupaten Magelang sebagai suatu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah

terletak diantara beberapa kabupaten dan kota, yaitu di sebelah utara:

Kabupaten Temangung dan Kabupaten Semarang, di sebelah Timur:

Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, di sebelah selatan:

Kabupaten Purworejo dan Provinsi DIY, sebelah barat: Kabupaten

Temanggung dan Kabupaten Wonosobo, di tengah: Kota Magelang.

Letaknya antara 110001’51” dan 110026’13” Bujur Timur dan antara

7019’13” dan 7042’16” Lintang Selatan.

Luas wilayah Kabupaten Magelang sekitar 108.573 ha atau sekitar 3,34

persen dari luas Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif, Kabupaten

Magelang dibagi menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari 372

desa/kelurahan.

II.1.2. Topografi

Wilayah Kebupaten Magelang secara umum morfologinya merupakan

dataran tinggi yang berbentuk ‘basin’ (cekungan) dengan dikelilingi

gunung-gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing) dan

pegunungan Menoreh. Dua sungai besar mengalir di tengahnya, Sungai

Progo dan Sungai Elo, dengan beberapa cabang anak sungai yang

bermata air di lereng gunung-gunung tersebut. Topografi datar 8.599 Ha,

bergelombang 44.784 Ha, curam 41.037 Ha dan sangat curam 14.155 Ha.

Ketinggian wilayah antara 153-3.065 m diatas permukaan laut.

Ketinggian rata-rata 360 m diatas permukaan laut.

II.1.3. Geologi

Bagian barat daya Kabupaten Magelang (Salaman dan Borobudur bagian

selatan) tersusun dari batuan breksi, andesit, dasit, tufa, tufa lapili,

aglomerat dan lava andesit yang merupakan bagian dari Formasi Andesit

Tua. Batuan dari gunung berapi yang ada di sekililing wilayah ini

merupakan unsur batuan yang membentuk dataran Magelang berupa

tanah endapan alluvial yang subur. Wilayah Kabupaten Magelang di

Page 9: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222

bagian tengah merupakan tanah endapan/alluvial yang merupakan

lapukan dari batuan induknya. Sedangkan di lereng dan kaki gunung

merupakan tanah endapan vulkanis.

Jenis tanahnya adalah :

- Alluvial kelabu, Alluvial coklat, Regosol coklat kelabu, Regosol coklat

kelabu dan coklat tua yang banyak terdapat di daerah dataran seperti,

Mertoyudan, Mungkid, Candimulyo, Salaman, Secang, Tegalrejo,

Muntilan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.

- Regosol kelabu dan coklat tua, Andosol Coklat, Lithosol Latosol Coklat,

banyak terdapat di daerah lereng pegunungan seperti, Windusari,

Kajoran, Kaliangkrik, Ngablak, Grabag, Pakis, Bandongan.

- Latosol coklat Kemerahan ada di kecamatan Grabag dan Ngablak.

- Latosol Coklat tua kemerahan ada di Kecamatan Salam, Kajoran,

Kaliangkrik, Salaman, Tempuran, Bandongan dan Windusari.

- Latosol merah kekuningan ada di wilayah Kecamatan Salaman dan

Borobudur.

II.1.4. Hidrologi

Sebagai daerah yang dikelilingi gunung-gunung sebagai daerah tangkapan

air hujan, wilayah Kabupaten Magelang kaya cadangan air tanah yang

keluar sebagai mata air di permukaan. Dalam neraca air Tahun 2000,

cadangan air tanah dangkal/bebas yang dimanfaatkan 1.492,99 juta

m3/tahun, dan untuk air tanah sedang/semi artesis 3.732,48 juta

m3/tahun.

Curah hujan potensial 4.067,14 juta m3/tahun atau dengan intensitas

3.746 mm/tahun. Dan air hujan tertampung 78,32 juta m3/tahun.

Wilayah Kabupaten Magelang terletak di daerah Aliran Sungai (DAS)

Progo dan DAS Bogowonto.

Mempunyai 10 sungai besar/sedang dengan jumlah debit maksimum

2.314 m3/detik dan minimum 110,5 m3/detik, serta 52 mata air dengan

jumlah debit 8.284 liter/detik.

Page 10: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333

II.1.5. Morfologi

Daerah penelitian secara fisiografi termasuk pada zona fisiografi gunung

api kuarter, yang terletak di zona fisiografi depresi Jawa Tengah dan zona

fisiografi Pematang dan Dome pada pusat depresi (Van Bemmelen, 1949).

Berdasarkan pengamatan peta topografi daerah penelitian merupakan

daerah yang dikelilingi oleh gunungapi-gunungapi kuarter yang terletak

di sebelah barat dan timur, pada sebelah timur terdapat Gunung Merapi

dan Gunung Merbabu, sedangkan pada bagian barat terdapat Gunung

Sumbing.

Secara Morfologi dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu

Satuan Morfologi Puncak Gunung, Satuan Morfologi Lereng Gunung,

Satuan Morfologi Kaki Lereng dan satuan Perbukitan bergelombang.

Satuan Morfologi Puncak Gunung yang menempati pada daerah-daerah

yang dekat dengan Puncak Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Gunung

Sumbing dengan kelerengan lebih besar dari 20 derajat yang menempati

pada ketinggian lebih dari 750 m di atas permukaan laut. Satuan Lereng

Gunung yang menempati pada lereng-lereng Gunung Merapi, Gunung

Merbabu dan Gunung Sumbing, Satuan Morfologi Kaki Lereng menempati

daerah-daerah yang lebih rendah sampai pada daerah Kota Magelang,

sedangkan Satuan Perbukitan bergelombang menempati pada bagian

selatan Kabupaten Magelang yang berbatasan dengan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

II.1.6. Tata Guna Lahan

Menurut penggunaannya, tanah sawah: 35%, tanah tegalan: 36%,

bangunan dan pekarangan: 17%, hutan negara: 7%, lain-lain: 5%. Dari

sawah yang luasnya 37.250 ha, seluas 23,28 persen sawah berpengairan

sederhana, 22,64 persen merupakan sawah tadah hujan, 17,78 persen

berpengairan teknis, 13,45 berpengairan setengah teknis. Sedangkan

lahan kering yang digunakan untuk tegal/kebun/huma sebesar 51,45

persen.

II.1.7. Keadaan Iklim

Suhu rata-rata Kabupaten Magelang 25,620C, kelembaban udara 82%.

Curah hujan rata-rata 2.589 mm/th, rata-rata hari hujan 121, kecepatan

angin 1,8 knot.

Page 11: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444

II.1.8. Demografi

Pembangunan urusan kependudukan dan catatan sipil ditujukan untuk

mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan tertib

administrasi kependudukan. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang terus

meningkat, baik akibat kelahiran maupun migrasi penduduk. Pada tahun

2004 penduduk Kabupaten Magelang berjumlah 1.157.715 jiwa dan pada

tahun 2008 meningkat menjadi 1.188.662 jiwa atau meningkat 30.947

jiwa. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,89% dengan

kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah

penduduk dengan jumlah kepadatan pada tahun 2004 sebesar 1.053

jiwa/km2 menjadi 1.095 jiwa/km2 pada tahun 2008. Disisi lain,

penyebaran, penduduk di masing-masing kecamatan belum merata.

Perkembangan pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang merupakan

pijakan dasar dalam perencanaan pembangunan.

Dari jumlah penduduk diketahui bahwa jumlah penduduk berumur

produktif (15-64 tahun) pada tahun 2004 berjumlah 765.545 jiwa naik

menjadi 774.113 jiwa tahun 2007, sedangkan penduduk usia tidak

produktif (0-14 dan 65 tahun keatas) sebesar 392.171 jiwa pada tahun

2004 dan naik menjadi 414.829 jiwa pada tahun 2007. Sehingga angka

beban tanggungan yaitu perbandingan antara penduduk usia produktif

dengan penduduk usia tidak produktif sebesar 51% pada tahun 2004

menjadi 54% pada tahun 2007.

II.2. LINGKUNGAN HIDUP

II.2.1. Penataan Ruang

Dalam penataan ruang, Pemerintah Kabupaten Magelang telah menyusun

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Magelang Tahun 2003-

2013. RTRW ini dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun

2003 tentang Rencana Tata Ruang Wialayah Kabupaten Magelang. RTRW

ini merupakan strategi dan arahan kebijakan Pemerintah Kabupaten

Magelang yang menetapakan lokasi dan kawasan lindung dan kawasan

budidaya.

Kawasan hutan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan

fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup, yang mencakup

sumberdaya alam, sumber buatan dan nilai sejarah budaya bangsa guna

kepentingan pembangunan berkelanjutan. Sementara kawasan budidaya

Page 12: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...555

adalah kawasan yang dimanfaatkan secara terencana dan terarah

sehingga dapat berdayaguna dan berhasil guna bagi hidup dan kehidupan

manusia, terdiri dari kawasan budidaya pertanian dan kawasan budidaya

non pertanian.

Dalam pelaksanaannya masih menghadapi berbagai hambatan,

khususnya di wilayah yang memiliki potensi yang beragam. Hal ini

berakibat terjadinya konflik penggunaan lahan antar berbagai

kepentingan, khususnya pertanian dan non pertanian. Sehingga sudah

menjadi kebutuhan yang mendesak adanya regulasi yang lebih bisa

mengatur dan mengendalikan tata ruang. Selanjutnya perlu juga didorong

pemahaman masyarakat dan pemerintah bahwa dalam proses

perencanaan pembangunan aspasial (RPJP dan RPJM) juga penting untuk

memahami perencanaan spasial.

Pembagian wilayah RTRW tersebut digunakan untuk mempermudah

koordinasi antar wilayah. Dengan koordinasi yang lebih baik diharapkan

keterpaduan pembangunan antar wilayah dalam Kabupaten Magelang

dapat bersinergi dengan baik terutama antara wilayah perkotaan dan

pinggiran.

Aspek pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW semakin baik dan

terarah, antara lain ditunjukkan dengan semakin berkurangnya konflik

pemanfaatan ruang, tetap terjaganya luasan kawasan lindung seluas

minimal 30% dari luas wilayah, meningkatnya daya saing Kabupaten

Magelang dengan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan kawasan budidaya

dalam menunjang investasi ekonomi dan infrastruktur wilayah,

menurunnya urbanisasi dengan meningkatnya keserasian pembangunan

desa kota serta meningkatnya pengaturan pertanahan mendasarkan

RTRW.

Beberapa permasalahan utama yang masih ditemukan dalam

pembangunan dari aspek tata ruang antara lain: a) belum disesuaikannya

RTRW Kabupaten dengan perkembangan regulasi Nasional dan Provinsi,

b) masih cukup tingginya frekuensi konflik terkait dengan penggunaan

ruang, c) belum optimalnya langkah-langkah pengendalian dan

pemanfaatan ruang.

Page 13: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...666

II.2.2. Pertanahan

Di bidang tanah yang merupakan salah satu sumber daya alam yang

harus dijaga dan ditata, karena mempunyai nilai strategis dalam tatanan

kehidupan manusia bersosial dan bernegara. Terutama dalam kaitannya

dengan fungsi pemanfaatan, baik fungsi lindung maupun budi daya sesuai

RTRW. Pada tahun 2004, di Kabupaten Magelang terdapat 17.745 bidang

tanah yang bersertifikat, dan pada tahun 2008 menjadi 281.640 bidang

tanah yang terdiri dari HM 271.030 buah, HGB 8.108 buah, HGU 1 buah

dan Hak Pengelolaan 102 buah. Walaupun perkembangan pensertifikatan

tanah sudah menggembirakan namun perbaikan manajemen pertanahan

dan sistem informasi pertanahan harus terus diperbaiki.

II.2.3. Kehutanan

Dibidang kehutanan, jumlah hasil hutan yang paling banyak diproduksi

adalah getah kayu yaitu sebesar 23.566 ton pada tahun 2004 sedangkan

pada tahun 2008 menjadi 17.628,9 ton atau turun 25,19%. Komoditi

kehutanan di Kabupaten Magelang yang juga cukup potensial adalah

gondorukem, damar dan sengon. Tanaman ini telah banyak ditanam oleh

masyarakat yang tersebar di 21 kecamatan. Namun dikhawatirkan

apabila jumlah hutan terus menurun akan berpengaruh terhadap

produksi hasil hutan.

II.2.4. Lingkungan Hidup

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 bahwa kekayaan alam

seisinya dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Namun,

pemanfaatan kekayaan alam harus dilakukan sebaik mungkin dengan

memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pemanfaatan

kekayaan alam harus diimbangi dengan langkah konservasi lingkungan

yang cukup sehingga kelestarian lingkungan tetap dapat terjaga.

Luas lahan kritis Kabupaten Magelang pada tahun 2004 adalah

12.667 ha tetapi luasnya menurun pada tahun 2008 menjadi 9.276 ha.

Untuk mengatasi kerusakan lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang

telah melakukan perbaikan terhadap lahan kritis, sehingga kerusakan

lahan menurun. Hasil perbaikan lahan kritis: tahun 2005 : 12.189 ha,

tahun 2006: 11.626 ha, tahun 2007 : 10.726 ha, tahun 2008: 9.276 ha.

Page 14: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...777

Beberapa permasalahan utama yang masih dihadapi dalam

pembangunan lingkungan hidup antara lain: 1) belum optimalnya

pelestarian kawasan lindung lindung, pengelolaan hutan produksi, dan

pengelolaan hutan rakyat, 2) partisipasi masyarakat sekitar hutan yang

masih belum optimal, 3) belum optimalnya penerapan sempadan sungai

dan sempadan mata air untuk menjaga kelestarian lingkungan.

II.3. EKONOMI

II.3.1. Ekonomi Makro Daerah

Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum

dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) dan PDRB perkapita.

Dilihat dari PDRB, atas dasar harga konstan tahun 2000, selama

periode 2004 sampai 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Magelang menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu

tumbuh berkisar 4,03 – 5,12 persen. Jika dilihat dari nilainya, PDRB

Kabupaten Magelang meningkat dari Rp. 3.102,73 milyar (2004) menjadi

Rp. 3.770,21 milyar (2008).

Sementara jika dilihat dari PDRB, atas dasar harga berlaku, selama

periode 2004 sampai 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Magelang menunjukkan adanya peningkatan, yaitu tumbuh berkisar 9,74

– 11,97 persen. Jika dilihat dari nilainya, PDRB Kabupaten Magelang

meningkat dari Rp. 4.119,37 milyar (2004) menjadi Rp. 6.587,63 milyar

(2008). Indikator makro ekonomi selengkapnya bisa dilihat di tabel 2.1.

Tabel 2.1. : Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008

No Tahun Harga Berlaku Harga Konstan

Nilai (Milyar Rp) Pertumbuhan Nilai (Milyar Rp) Pertumbuhan

1. 2004 4.119,37 9,74% 3.102,73 4,03%

2. 2005 4.640,40 12,65% 3.245,98 4,62%

3. 2006 5.252,85 13,20% 3.405,37 4,91%

4. 2007 5.859,05 11,54% 3.582,65 5,21%

5. 2008 6.587,63 11,97% 3.770,21 4,99%

Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS

Selama periode 2004-2008, dilihat secara sektoral, semua sektor

mengalami pertumbuhan, antara satu hingga sembilan persen. Sektor Jasa

memberikan sumbangan yang terbesar pada pertumbuhan ekonomi,

yaitu sekitar 9%. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan diatas

Page 15: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...888

rata-rata: sektor jasa-jasa; sektor bangunan; sektor listrik, gas dan air

minum, dan sektor pertambangan. Sektor-sektor yang mengalami

pertumbuhan dibawah rata-rata: sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor perdagangan,

hotel dan restoran; sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.

Jika dilihat dari sisi sumber pertumbuhan tahun 2008, sektor Jasa

memberikan sumbangan yang terbesar 1,52%, sumber paling kecil dari

sektor listrik, gas dan air minum: 0,01%.

Tabel 2.2. : Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Magelang Th 2004–2008 dan Sumber Pertumbuhan tahun 2008

No. Lapangan

Usaha Laju Pertumbuhan (persen) Sumber

Pertum-buhan (%)

2004 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 1,06 2,16 2,36 2,48 2,85 0,84 2. Pertambangan 5,26 6,86 7,82 9,94 7,85 0,20 3. Industri

Pengolahan 4,40 4,40 4,67 4,81 4,37 0,84

4. Listrik, gas dan air bersih

7,35 6,78 5,35 5,82 2,29 0,01

5. Bangunan 5,98 8,29 7,99 8,35 6,04 0,52 6. Perdagangan,

hotel & Restoran 4,03 4,17 4,20 4,68 4,50 0,67

7. Pengangkutan dan Komunikasi

4,81 4,84 5,23 5,22 5,20 0,29

8. Keuangan, Persewaan& Jasa persahaan

2,58 2,63 3,56 3,79 3,72 0,10

9. Jasa-jasa 9,07 8,57 9,12 9,12 9,22 1,52

Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS

Peranan Sektor dalam Pembentukan PDRB. Berdasarkan harga

konstan tahun 2000, sektor-sektor yang memberikan kontribusi

signifikan kepada pembentukan PDRB Kabupaten Magelang dapat ilihat

dalam tabel berikut. Selama periode 2004-2008, dilihat dari sisi

kontribusi sektoral, sektor pertanian memberikan sumbangan yang

terbesar pada pembentukan PDRB, sektor listrik, gas dan air minum

memberikan sumbangan yang paling rendah. Sektor-sektor yang

memberikan kontribusi pada pembentukan PDRB diatas rata-rata: sektor

pertanian; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan

restoran; dan sektor jasa-jasa; Sektor-sektor yang memberikan

sumbangan pada pembentukan PDRB dibawah rata-rata: sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor pengangkutan dan

komunikasi; sektor bangunan; sektor listrik, gas dan air minum, dan

sektor pertambangan.

Page 16: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...999

Jika dilihat dari sisi perubahan kontribusi sektoral pada

pembentukan PDRB, sektor pertanian mengalami penurunan yang

terbesar pada pembentukan PDRB, yaitu 2,99%, sektor lain yang

menurun adalah: sektor industi pengolahan; sektor perdagangan, hotel

dan restoran; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Tabel 2.3.: Distribusi Prosentase (%) PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Seri 2000 Periode 2004-2008

No. Lapangan

Usaha Berdasarkan Harga Berlaku Berdasarkan Harga Konstan

2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 32,59 30,82 30,80 30,08 29,61 31,80 31,05 30,30 29,51 28,81

2. Pertambangan 2,26 2,40 2,41 2,48 2,50 2,35 2,40 2,47 2,58 2,64

3. Industri Pengolahan

18,68 19,16 18,61 18,62 18,58 19,29 19,25 19,20 19,13 19,06

4. Listrik, gas dan air bersih

0,74 0,77 0,76 0,74 0,77 0,52 0,53 0,53 0,54 0,55

5. Bangunan 7,76 7,77 7,91 8,18 8,42 7,85 8,12 8,36 8,61 8,86

6. Perdagangan, hotel & Restoran

15,02 15,73 15,45 15,27 14,97 15,04 14,98 14,88 14,80 14,66

7. Pengangkutan dan Komunikasi

5,53 5,43 5,34 5,32 5,28 5,49 5,50 5,52 5,52 5,52

8. Keuangan, Persewaan& Jasa persahaan

3,02 2,96 2,92 2,85 2,78 2,93 2,88 2,84 2,80 2,76

9. Jasa-jasa 14,41 14,96 15,80 16,45 17,08 14,73 15,29 15,90 16,50 17,13

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS

Sedangkan sektor jasa-jasa mengalami kenaikan yang terbesar

pada pembentukan PDRB, yaitu 2,24%. Sektor lain yang mengalami

kenaikan adalah sektor pertambangan; sektor listrik, gas dan air minum;

sektor bangunan; sektor perdagangan; sektor pengangkutan dan

komunikasi.

Tabel 2.4.: Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008

No. Tahun

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Nilai (Rp) Pertumbuhan

(%) Nilai (Rp)

Pertumbuhan (%)

1. 2004 2.557.111,30 9,74 2.679.229,60 4,03

2. 2005 3.967.335,20 12,65 2.775.166,30 4,62

3. 2006 4.453.538,16 13,20 2.887.185,78 4,91

4. 2007 4.940.962,97 11,54 3.021.263,63 5,21

5. 2008 5.503.004,65 11,86 3.162.454,87 5,16

Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS

Page 17: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111000

PDRB Per Kapita. PDRB perkapita berdasarkan harga konstan

(ADHK) tahun 2000 mengalami perubahan dari Rp. 2.679.229,60 pada

tahun 2004 menjadi Rp. 3.162.454.87 pada tahun 2008. PDRB perkapita

Kabupaten Magelang berdasarkan harga berlaku (ADHB) sebesar Rp.

2.557.111,30 pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 5.503.004.65 pada

tahun 2008. Secara keseluruhan perkembangan PDRB dari tahun 2004

sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.4.

Inflasi. Tingkat inflasi di Kabupaten Magelang selama periode 2004

- 2007 mengalami fluktuasi (naik turun) yaitu 4,99% pada tahun 2004,

15,89 % pada tahun 2005, 5,03% pada tahun 2006, 6,49% pada tahun

2007 dan 8,29% pada tahun 2008. Inflasi tahun 2008 cukup tinggi karena

adanya kebijakan kenaikan BBM dari pemerintah.

Inflasi Kabupaten Magelang selama ini masih di bawah laju inflasi

provinsi dan nasional. Hal ini bisa dilihat pada tahun 2008 kenaikan BBM

menyebabkan laju inflasi nasional pada tahun 2008 mencapai 11,10% dan

Jawa Tengah mencapai 9,99% Imbas kenaikan inflasi tingkat nasional

berdampak pada kinerja perekonomian daerah.

Laju inflasi pada tahun 2008 tertinggi pada kelompok transportasi

dan komunikasi sebesar 14,19% kemudian kelompok pengeluaran bahan

makanan 12,33% diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok

dan tembakau sebesar 6,06% kelompok perumahan 5,29% kelompok

sandang 9,64% kelompok kesehatan 3.80% dan terakhir kelompok

pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,74%. Inflasi tertinggi

biasanya terjadi pada bulan Januari, Juli, dan hari raya keagamaan.

Pada tahun 2008 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar

2,74 % dibanding bulan Januari 1,22% bulan Juli 1,32% dan bulan

Oktober 0,37%. Untuk selanjutnya hal ini harus diantisipasi dan dikelola

setiap bulan untuk setiap komponen inflasinya.

Dengan mengamati kecenderungan yang terjadi maka pemerintah

daerah dapat mulai melakukan penataan prioritas pembangunan

berdasarkan sektor ekonomi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar

sehingga arah kebijakan yang dilakukan dapat menjadi lebih tepat

sasaran.

Page 18: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111111

Keberhasilan pemerintah menekan laju inflasi pada level satu digit

menunjukkan bahwa fluktuasi harga barang dan jasa di Kabupaten

Magelang masih dapat dikendalikan.

II.3.2. Perdagangan

Pembangunan perdagangan Kabupaten Magelang menunjukkan kinerja

yang menggembirakan. Berbagai fasilitas pendukung pengembangan

perdagangan Kabupaten Magelang telah tersedia dengan memadai dan

terus berkembang lebih baik. Hal ini mengindikasikan kegiatan usaha di

Kabupaten Magelang cukup meningkat. Keberhasilan perdagangan di

Kabupaten Magelang salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja

ekspor. Perkembangan realisasi ekspor Kabupaten Magelang disajikan

dalam tabel 2.5.

Tabel 2.5: Perkembangan Realisasi Eksport Non Migas Kabupaten Magelang Tahun 2007 dan 2008

2007 2008

1 Benang

2 Kerajinan batu 17,777.00 1,118,270.00 6,190.54

3 Kayu olahan komp bahan bangunan 20,315,157.00 16,564,288.96 (18.46)

4 Julit samak 7,407,406.50 10,040,934.93 35.55

5 Alat rumah tangga dari kayu / kulit 936,034.50 - (100.00)

6 Mebel 248,025.35 1,154,986.38 365.67

7 Daun pakis/bungan potong 601,804.50 66,399.66 (88.97)

8 Kripik ketela 93,150.00 102,465.00 10.00

Jumlah 29,619,354.85 29,047,344.93 (1.93)

Sumber: Kab. Magelang Dalam Angka Tahun 2008

Nilai Eksport (US $)No Komoditas

Pertumbuhan

(%)

Jumlah usaha perdagangan menengah pada tahun 2004 berjumlah 6.263

unit usaha, jumlah usaha tersebut bertambah menjadi 7.931 unit usaha

pada tahun 2008. Jumlah pedagang yang terus meningkat tersebut harus

didukung dengan jumlah pasar yang memadai. Jumlah pasar tradisional di

Kabupaten Magelang pada tahun 2008 berjumlah 19 buah, pasar lokal 32

buah, pasar regional 2 buah dan pasar swalayan 32 buah.

II.3.3. Industri

Jumlah industri besar di Kabupaten Magelang pada tahun 2008: 89

perusahaan yang menyerap 12.458 tenaga kerja. Sedangkan industri kecil

dan menengah berjumlah 38.198 perusahaan yang menampung 85.174

tenaga kerja. Banyaknya perusahaan besar dan sedang yang terinci

menurut jenis industrinya disajikan dalam tabel 2.6. Perkembangan unit

usaha kecil & menengah ditampilkan pada tabel 2.7.

Page 19: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111222

Tabel 2.6: Banyak Perusahaan Industri Besar dan Sedang Kabupaten Magelang Tahun 2007-2008

2007 2008

1 Makanan, minuman jadi dan tembakau 26 20 (23.08)

2 Tektil, produk tektil, kulit dan pakaian jadi 9 10 11.11

3 Barang-barang dari kayu 15 16 6.67

4 Kertas dan produk kertas 4 4 -

5 Kimia dan produk kimia 6 1 (83.33)

6 Bahan galian non migas 17 9 (47.06)

7 Logam dasar - - -

8 Produk logam, mesin dan peralatannya 8 7 (12.50)

9Macam-macam perhiasan, mainan anak-anak, cindera

mata dll.18 22 22.22

Jumlah 103 89 (13.59)

Sumber: Kab. Magelang Dalam Angka Tahun 2008

Pertumbuhan

(%)No Jenis Industri

Tahun

Potensi Industri Kecil dan Menengah yang dapat dikembangkan di

Kabupaten Magelang adalah industri pengolahan hasil pertanian,

pemanfaatan pasir lava Merapi, kerajinan tanduk, kerajinan kaleng bekas

dan kerajinan bambu serta kerajinan pahat batu untuk mendukung

pariwisata.

Sentra industri yang menonjol diantaranya sentra industri kecil,

kerajinan pahat batu di Desa Taman Agung Kecamatan Muntilan, Sentra

Industri Makanan dari ketela (slondok) di Desa Sumur Arum Kecamatan

Grabag; Sentra Industri Makanan Jenang Dodol Krasikan di Desa Gulon

Kecamatan Salam, Sentra Industri Makanan dari Beras Ketan (Tape Ketan

dan Wajik) di Desa Gunung Pring Kecamatan Muntilan dan Desa Salaman

Kecamatan Salaman, Industri Kerajinan Tanduk di Desa Pucang

Kecamatan Secang; genting Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman; kaleng

bekas di Desa Ngadirejo Kecamatan Salaman; Industri Mainan Anak-Anak

di Desa Kalijoso Kecamatan Secang; Industri Kerajinan Perak di Desa

Balerejo Kecamatan Kaliangkrik dan Industri Kerajinan Sangkar Burung

di Desa Prajegsari Kecamatan Tempuran. Jumlah sentra industri pada

tahun 2007 di Kabupaten Magelang berjumlah 256 sentra industri.

II.3.4. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Koperasi diharapkan dapat menjadi soko guru perekonomian bangsa,

berdasarkan perhitungan jumlah Koperasi pada tahun 2004 sebanyak 366

buah dan pada tahun 2008 menjadi 531 buah atau naik 45%. Sedangkan

jumlah KUD pada tahun 2004 sampai dengan 2008 sebanyak 24 unit tidak

mengalami perubahan. Jumlah Koperasi non KUD pada tahun 2004

Page 20: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111333

sebanyak 342 unit, sedangkan tahun 2008 naik menjadi 507 unit atau

naik 48%. Perkembangan koperasi di Kabupaten Magelang selengkapnya

dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7: Perkembangan Koperasi Kabupaten Magelang Tahun 2005-2008

No Uraian 2004 2005 2006 2007 2008

1 Jumlah Koperasi Aktif 270 273 353 356 394

2 Jumlah Koperasi Tidak Aktif 96 97 97 137 137

3 Jumlah Koperasi 366 370 450 493 531

4 Jumlah Koperasi Primer Tk. Kabupaten 363 367 447 485 523

5 Jumlah Koperasi Sekunder Tk Kabupaten 3 3 3 4 4

6 Jumlah KUD 24 24 24 24 24

7 Jumlah Non KUD 342 346 426 469 507

8 Jumlah Koperasi Primer Tk. Provinsi 3 3

9 Jumlah Koperasi Primer Tk. Nasional 1 1

Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Tahun 2009

UKM merupakan salah satu bidang yang mempunyai daya tahan

dalam menghadapi krisis ekonomi. Hal tersebut dapat dilihat dari

jumlahnya yang terus meningkat, jumlah UKM pada tahun 2006 sebanyak

7.672 unit menjadi 42.156 unit pada tahun 2008. Sedangkan volume

usahannya juga terus meningkat dari Rp. 17.161 milyar pada tahun 2006

dan menjadi Rp. 126.610 milyar pada tahun 2008.

II.3.5. Penanaman Modal

Berkaitan dengan partisipasi investor (swasta) dalam ikut

mengembangkan dan membangun Kabupaten Magelang, selama tahun

2006 investasi dari penanam modal asing (PMA) sebesar US$ 400.000,

pada tahun 2007 sebesar US$ 300.000 dan tahun 2008 tidak ada investasi

dari modal asing. Disamping investasi dari PMA, sektor UKM/IKM juga

memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan ekonomi

daerah. Nilai investasi UKM/IKM Kabupaten Magelang pada tahun 2007

mencapai Rp. 330.531.980.000,00. Bila dibandingkan tahun 2006

investasi ini meningkat sebesar Rp. 271.321.520.000,00. Pada tahun 2008

jumlah investasi dari sektor ini sebesar Rp. 330.985.941.000,00 menigkat

sebesar Rp. 453.961.000,00

Arus investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kabupaten

Magelang selama 4 Tahun terakhir cenderung stagnan, pada tahun 2004

sampai dengan 2008 terdapat tujuh PMA saja. Sedangkan investasi

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 2004 menunjukkan

3 pananaman modal dalam negeri dan jumlah tersebut tetap 3 PMDN

Page 21: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111444

pada tahun 2008.Perkembangan investasi dari dunia usaha dapat dilihat

dalam tabel 2.8.

Tabel 2.8. : Nilai Investasi yang Ditanam Kabupaten Magelang Th 2004-2008

No. Sektor 2004 2005 2006 2007 2008 1. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan

a. Menengah 151.643.221 151.643.111 153.324.221 190.929.839 190.929.839

b. Kecil 9.023.010 9.061.215 10.398.744 28.232.040 28.642.136 2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka

a. Menengah 87.277.094 87.278.130 104.387.726 104.387.726 104.387.726

b. Kecil 3.084.470 3.428.829 3.210.829 6.982.375 7.026.240

TOTAL

a. Menengah 238.920.315 238.921.241 257.711.947 295.317.565 295.317.565

b. Kecil 12.107.480 12.490.044 13.609.573 35.214.415 35668376

TOTAL SEKTOR 251.027.795 51.411.285 271.321.520 30.531.980 30.985.941

Sumber: Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM

II.3.6. Pertanian

Pada tahun 2007, PDRB pertanian memberikan kontribusi sebesar Rp.

1.762.303.420.000,- atau 30,30% dari total PDRB Kabupaten Magelang.

PDRB yang berasal dari tanaman pangan sebesar Rp. 1.344.255.220.000,-

Perkebunan sebesar Rp. 127.544.220.000,- Peternakan sebesar Rp.

171.341.240.000,- Kehutanan sebesar Rp. 87.967.670.000,- dan Perikanan

sebesar Rp. 31.195.070.000.

Di bidang pertanian terutama padi atau gabah pada tahun 2004

luas areal produksi seluas 47.154 ha dan meningkat menjadi seluas

53.396 ha pada tahun 2008. Jumlah produksi padi tahun 2004 sebesar

258.169 ton dan jumlah 306.523 ton pada tahun 2008. Sedangkan jumlah

produksi jagung juga mengalami peningkatan pada tahun 2004 berjumlah

55.579 ton dan menjadi 82.739 ton pada tahun 2008. Produksi buah-

buahan terutama Salak yang pada tahun 2004 sejumlah 127.752 Kuintal

dan menjadi 182.981 kwintal pada tahun 2008 atau meningkat 43%.

Sedangkan produksi mangga pada tahun 2004 berjumlah 7.252 ton dan

turun menjadi 5.740 ton pada tahun 2008.

Pertanian merupakan pendukung pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Magelang karena sesuai dengan kondisi Kabupaten Magelang

yang merupakan daerah agraris. Dilihat dari keadaan alam, ketersediaan

sarana dan prasarana juga letak geografis yang sangat strategis,

Kabupaten Magelang merupakan sumber utama produksi komoditas

Page 22: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111555

tanaman pangan dan holtikultura di Jawa Tengah. Data luas dan produksi

pertanian Kabupaten Magelang tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.9.

Tabel 2.9 : Produksi Pertanian Kabupaten Magelang Tahun 2008

No. Komoditas Luas Panen Produksi 1. Padi Sawah 53.396 Ha 306.523 Ton

2. Jagung 15.489 Ha 82.739 Ton

3. Ketela pohon 33.85 Ha 72.102 Ton

4. Ketela Rambat 1.298 Ha 32.261 Ton

5. Kacang Tanah 1.305 Ha 16 Ton

6. Kentang 426 Ha 69.120 Kuintal

7. Kobis 3.638 Ha 790.206 Kuintal

8. Wortel 941 Ha 136.837 Kuintal

9. Kacang Panjang 1.379 Ha 117.977 Kuintal

10. Cabe 3.109 Ha 202.363 Kuintal

11. Tomat 1.032 Ha 223.562 Kuintal

12. Kedelai 12 Ha 22 Ton

13. Jeruk 15.120 Pohon 3.840 Kuintal

14. Mangga 10.729 Pohon 5.879 Kuintal

15. Durian 7.187 Pohon 5.972 Kuintal

16. Pisang 645.659 Pohon 99.557 Kuintal

17. Rambutan 126.332 Pohon 171.388 Kuintal

18. Pepaya 66.209 Pohon 50.895 Kuintal

19. Salak 1.957.822 Pohon 182.981 Kuintal

20. Duku 743 Pohon 1.104 Kuintal

21. Nanas 8.203 M2 163 Kuintal

22. Anggrek 14.185 M2 114.581 Tangkai

23. Mawar 36.397 M2 2.112.973 Tangkai

24. Sedap Malam 158.110 M2 4.053.248 Tangkai

25. Tebu Rakyat 639 Ha 29.005 Ton

26. Cengkeh 659 Ha 263 Ton

27. Kopi 1.023 Ha 470 Ton

28. Tembakau 3.768 Ha 1.879,36 Ton

29. Klembak 24 Ha 12 Ton

30. Kapulogo 53 Ha 894 Ton Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Magelang

Dalam rangka mengembangkan agribisnis Kabupaten Magelang,

maka telah dibangun 2 Sub Terminal Agribisnis (STA) yaitu di Desa

Sewukan Kecamatan Dukun dan Desa Ngablak Kecamatan Ngablak serta

Pasar Buah Salak Nglumut di Desa Sucen Kecamatan Salam.

Pada bidang pengembangan SDM pertanian, jumlah petani di

Kabupaten Magelang pada tahun 2004 sebanyak 138.114 jiwa. Pada

tahun 2008 jumlah petani menjadi sebanyak 428.956 jiwa. Sampai dengan

tahun 2008 tingkat kemampuan kelas kelompok adalah 1.166 kelas

pemula, 639 kelas lanjut, 207 kelas madya dan 3 kelas utama. Dari 372

desa/kelurahan, telah membentuk Gabungan Kelompok Tani sebanyak

189 gabungan kelompok, Asosiasi Petani sebanyak 40 asosiasi, Lembaga

Keuangan Mikro bagi petani kecil sebanyak 12 unit dan koperasi tani

sebanyak 36 unit.

Page 23: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111666

II.3.7. Perkebunan

Di bidang perkebunan, masyarakat Kabupaten Magelang mayoritas

mengandalkan budidaya tanaman tembakau, yang pada tahun 2004

produksinya mencapai 4.220 Ton dengan luas lahan mencapai 6.843 Ha.

Selain tanaman tembakau, masyarakat juga mengandalkan tanaman tebu,

yang produksinya mencapai 2.176 ton pada tahun 2004 , jumlah tersebut

semakin meningkat menjadi 2.871 ton pada tahun 2008. Komoditi

perkebunan lain yang cukup menonjol di Kabupaten Magelang adalah

tanaman kopi, dimana tanaman ini sejak tahun 2004 dikembangkan

secara khusus.

II.3.8. Perikanan

Pada tahun 2004 areal budidaya perikanan seluas 2.782,3 Ha, sedangkan

tahun 2008 menjadi seluas 2.785,1 Ha atau relatif tidak berubah. Produksi

perikanan darat pada tahun 2006 sebesar 4.118.470 ton, sedangkan tahun

2008 sebesar 4.448.390 ton atau naik sebesar 8,01%. Produksi bibit juga

mengalami peningkatan, yaitu 464,20 juta ekor pada tahun 2006 menjadi

500,95 juta ekor pada tahun 2008, atau naik sebesar 7,9%. Luas kolam

yang dipergunakan untuk budi daya naik dari 232,70 Ha tahun 2004

menjadi 234,1 Ha pada tahun 2008.

Perikanan di Kabupaten Magelang berpotensi untuk

dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat.

Potensi tersebut meliputi budidaya kolam dan perairan umum. Produksi

perikanan Kabupaten Magelang tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10: Produksi Perikanan Kabupaten Magelang Tahun 2006 dan 2008

2006 2007 2008I. Perikanan Budidaya

Luas Areal

Kolam (Ha) 237.61 238.15 238.15

Sawah (Ha) 2,785.08 2,785.08 2,785.08

Produksi

a. Lauk (ton) 3,905.26 4,079.90 4,255.90 4.31

1 Ikan Mas 1,139.85 827.70 766.60

2 Nila 978.44 1,453.70 1,148.00

3 Tawes 627.52 377.20 500.00

4 Lele 188.56 355.80 649.00

5 Gurame 41.80 150.50 227.20

6 Bawal Air Tawar - 232.20 345.90

7 Patin 103.80

8 Udang Galah 21.30 45.00

9 Lainnya 929.09 661.50 470.40

b. Benih (x 1.000 ekor) 464,303.84 473,600.10 500,951.20 3.59

1 Ikan Mas 92,117.40 105,611.90 116,972.00

2 Nila 220,322.75 226,405.00 226,962.00

3 Tawes 52,462.69 54,017.00 64,020.00

4 Lele 87,474.96 76,937.70 79,996.00

5 Gurame 4,630.18 4,905.50 4,082.00

6 Bawal Air Tawar - 2,452.70 7,585.00

7 Patin 1,144.60 1,188.00

8 Udang Galah 490.50

9 Lainnya 7,295.86 1,635.20 146.20

Rumah Tangga Perikanan (KK) 5,784 5,784 5,784

II. Perikanan Tangkap

Luas areal (Ha) 479 479 479

Trip 68,737 77,866 79,518

Rumah Tangga Perikanan (KK) 350 350 350

Produksi (Ton) 213.22 217.06 222.49 2.5

TahunKenaikan Tahun

2008 (%)

UraianNo

Sumber: Dinas Peterikan Kabupaten Magelang

Page 24: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111777

Konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Magelang tahun 2006

adalah 10,28 Kg/kapita/tahun, dan untuk tahun 2007 meningkat menjadi

11,06 Kg/kapita/tahun sedangkan pada tahun 2008 menjadi 11,85

kg/kapita/tahun. Di Kabupaten Magelang juga terdapat 3 Balai Benih Ikan

(BBI) yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Magelang dan 2 Balai

Benih Ikan yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 2

pasar ikan milik pemerintah daerah dan 7 pasar ikan milik desa.

II.3.9. Peternakan

Di bidang peternakan, ternak yang paling banyak dipelihara adalah ternak

besar (sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda) dan ternak kecil

(kambing dan domba), sedangkan untuk unggas, yang dipelihara

masyarakat yaitu: ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik dan

burung puyuh.

Pengembangan peternakan Kabupaten Magelang didukung oleh

potensi wilayah untuk pengembangan ternak besar maupun ternak kecil

serta ternak unggas. Perkembangan populasi ternak dapat dilihat pada

tabel 2.11.

Tabel 2.11: Populasi Ternak Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008

No. Komoditas Populasi

2004 2008

1. Sapi Potong 68.222 71.635

2. Sapi Perah 1.946 759

3. Kambing 66.905 67.502

4. Domba 67.748 78.877

5. Kerbau 9.171 8.864

6. Kuda 788 742

7. Ayam Buras 955.576 797.961

8. Ayam Ras Petelur 941.065 1.251.967

9. Ayam Ras Pedaging 262.515 531.465

10. Itik 120.608 165.125

Sumber: Dinas Peterikan Kabupaten Magelang

Untuk produksi susu tahun 2004 sebesar 1.462.028 liter

sedangkan pada tahun 2008 sebesar 630.371 liter atau mengalami

penurunan sebesar 62,89%. Produksi telur pada tahun 2004 sebesar

Page 25: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111888

4.336.454 kg, sedangkan tahun 2008 mencapai 5.470.534 kg atau

mengalami peningkatan sebesar 26,15%.

Konsumsi bahan pangan perkapita pertahun dari hewan adalah

5,87 gram/kapita/tahun, susu 0,01 gram, daging 3,70 gram dan telur 2,16

gram. Pos Inseminasi Buatan (IB) sejumlah 19 buah dan Rumah

Pemotongan Hewan (RPH) sejumlah 2 buah.

II.3.10. Ketahanan Pangan

Di bidang produksi tanaman pangan lahan sawah, pada tahun 2004 luas

panen seluas 47.154 Ha, meningkat menjadi 53.396 Ha pada tahun 2008.

Sedangkan total hasil panen dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

yaitu sebesar 258.169 ton pada tahun 2004 menjadi 306.523 ton

produksi gabah pada tahun 2008. Hal tersebut dikarenakan semakin

intensifnya petani dalam penanaman tanaman padi pada tahun 2004.

Dalam rangka diversifikasi tanaman pangan masyarakat Kabupaten

Magelang juga menanam jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang,

kedelai dan padi gogo. Jumlah tanaman yang paling banyak ditanam

(dilihat dari luasan areal) adalah padi, jagung disusul ketela pohon, ketela

rambat, dan kacang.

Produksi pertanian tanaman sayur-sayuran, pada tahun 2005

mencapai 1.160.500 kuintal dan terus menunjukkan peningkatan

dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun luas lahannya semakin kecil;

jenis tanaman sayur-sayuran yang menonjol adalah cabe merah, kol,

kentang, kol bunga, dan buncis. Sedangkan dalam pertanian buah-buahan,

salak merupakan tanaman buah yang paling tinggi produksinya, yaitu

mencapai 182.981 kuintal pada tahun 2008. Tanaman buah-buahan lain

yang menonjol adalah rambutan, jeruk, durian, duku, dan mangga. Namun

secara keseluruhan produktifitas tanaman buah semakin menurun dari

tahun ke tahun.

II.3.11. Pariwisata

Pariwisata dimasa yang akan datang dapat dijadikan salah satu andalan

untuk meningkatkan pendapatan daerah. Kabupaten Magelang dikaruniai

salah satu warisan budaya yang termasuk dalam tujuh keajaiban dunia

yaitu Candi Borobudur, disamping itu juga dikarunia pemandangan alam

serta kesenian yang indah. Oleh karena itu potensi-potensi wisata

tersebut harus dikembangkan sehingga menambah jumlah objek wisata di

Page 26: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111999

Kabupaten Magelang. Adapun potensi objek wisata tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Wisata Alam

Jumlah wisata alam yang sudah dikembangkan di Kabupaten

Magelang pada tahun 2004 berjumlah 16 objek dan pada tahun

2008 bertambah menjadi 22 objek wisata, yaitu:

1 Taman Suralaya 9 Air Terjun Sekar Langit Bawah 16 Agrowisata Salak Nglumut

2 Goa Gondopurowangi 10 Air Terjun Curah Silawe 17 Telaga Bleder

3 Wanawisata Tukumas Sambak 11 Tracking Gunung Merapi 18 Agrowisata Menoreh

4 Watu Kendil 12 Tracking Gunung Merbabu 19 Ketep Pass

5 Ancol 13 Wanawisata Sutopati Kajoran 20 Taman Nasional G. Merapi

6 Air Terjun Kedung Kayang 14 Pos Pengamatan Merapi Babadan 21 Puncak Muntuk Majaksingi

7 Air Hangat Candi Umbul 15 Agrowisata Babadan 22 Kali Bening

8 Air Terjun Sekar Langir Atas

2. Wisata Budaya

Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Canggal, Candi

Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Pendem, Candi Aso, Candi

Ngawen, Candi Selogriyo dan museum.

3. Wisata Religi

Langgar Agung P. Diponegoro, Makam Kyai Condrobumi, Makam

Sunan Geseng, Makam Kyai Raden Santri dan upacara-upacara

tradisional.

4. Wisata Seni Budaya dan Kriya

Kesenian Tradisional, Kerajinan Cinderamata, Kerajinan

Mebel/Interior, Kerajinan Makanan Khas, dan lain-lain. Dari obyek

wisata yang ada di Kabupaten Magelang, belum seluruh obyek dapat

menyerap pengunjung, hanya beberapa obyek saja seperti Candi

Borobudur, Candi Mendut, Taman Rekreasi Kalibening, Telaga

Bleder, Taman Anggrek, Taman Rekreasi Mendut, Air Hangat Candi

Umbul, serta obyek wisata Ketep Pass.

Adapun kunjungan wisatawan pada tahun 2008 sebanyak

2.423.907, yang terdiri dari wisatawan manca negara (wisman) sebanyak

165.573 dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 2.258.334.

Pendapatan dari obyek wisata pada tahun 2008 sebesar Rp.

2.257.551.110,-.

Page 27: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222000

Perkembangan kunjungan dan pendapatan obyek wisata sejak

tahun 2004 hingga tahun 2008, sebagai berikut:

Tabel 2.12 : Pengunjung Wisata dan Pendapatan Wisata

Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008

Tahun Pengunjung Wisata

(Orang) Pendapatan Wisata

(Rp)*

2004 2.499.081 546.653.490

2005 2.447.880 1.174.670.046

2006 1.625.705 1.173.275.210

2007 2.258.184 1.781.719.550

2008 2.423.907 2.257.551.110

*Tidak termasuk pendapatan Candi Borobudur

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan

Akomodasi merupakan salah satu pendukung utama

pembangunan pariwisata di suatu daerah. Di Kabupaten Magelang jumlah

hotel pada tahun 2004 berjumlah 16 buah dan pada tahun 2008

bertambah menjadi 23 buah lima diantaranya adalah hotel berbintang.

Sedangkan jumlah restoran pada tahun 2005 berjumlah 33 buah dan

meningkat menjadi 48 buah pada tahun 2008. Jumlah biro wisata pada

tahun 2003 berjumlah 4 unit dan meningkat menjadi 19 biro wisata pada

tahun 2008 atau tumbuh sebesar 375%.

II.3.12. Ketenagakerjaan

Bertambahnya jumlah penduduk, mengakibatkan semakin bertambah

pula beban penyediaan lapangan kerja. Untuk saat ini lapangan atau

kesempatan kerja dirasakan semakin terbatas karena pertumbuhannya

tidak sebanding dengan pertambahan jumlah angkatan kerja.

Jumlah angkatan kerja pada tahun 2004 berjumlah 612.925 orang

dan meningkat pada tahun 2008 yang mencapai 687.417 orang atau

tumbuh 12,15%. Dari jumlah tersebut jumlah pengangguran terbuka

25.918 orang atau 3,77%, setengah penganggur 108.417 atau 15.77%.

Permasalahan yang muncul dari meningkatnya jumlah angkatan

kerja tersebut adalah penyediaan lapangan pekerjaan. Hal tersebut juga

ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pencari kerja yang juga terus

meningkat dari tahun ketahun. Kondisi penyerapan tenaga kerja sektor

Page 28: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222111

industri Kabupaten Magelang tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel

2.13.

Tabel 2.13: Penyerapan Tenaga kerja Sektor Industri Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008

No. Uraian Jumlah Tenaga Kerja

2004 2005 2006 2007 2008 1. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan a. Menengah 4.831 4.857 5.107 9.786 9.786

b. Kecil 58.643 58.825 58.879 60.449 60.736 2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka

a. Menengah 6.990 7.015 7.129 7.129 7.129

b. Kecil 7.433 7.452 7.462 7.487 7.523 TOTAL

a. Menengah 11.821 11.872 12.236 16.915 16.915

b. Kecil 66.076 66.277 66.341 67.936 68259

TOTAL 77.897 78.149 78.577 84.851 85.174

Sumber : Dinas Perindustrian dan Koperasi

Guna meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tenaga kerja

agar dapat bersaing dipasar kerja, telah tersedia satu BLK dengan

instruktur sebanyak 39 orang. BLK tersebut pada tahun 2004 telah

meluluskan 240 orang, jumlah lulusan tersebut meningkat menjadi 480

orang pada tahun 2008.

Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha utama tahun 2008

bagi penduduk berusia 10 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian

428.956 orang, Pertambangan dan Galian 4.741 orang, Industri 103.245

orang, Listrik Gas dan Air 2.370, Konstruksi 34.942 orang, Perdagangan

150.653 orang, Komunikasi 29.147 orang, Keuangan 1.141 orang dan Jasa

114.934 orang. Sedangkan perkembangan kenaikan angka penyerapan

tenaga kerja sektor industri kecil dan menengah, seperti terlihat dalam

tabel 2.5.

II.3.13. Ketransmigrasian

Transmigrasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan

kepadatan penduduk dalam rangka menciptakan peningkatan

kesejahteraan dan pemerataan jumlah penduduk. Jumlah calon

transmigran pada tahun 2004 sebesar 60 Kepala Keluarga (KK) dan pada

tahun 2008 menjadi 20 KK yang terdiri dari 79 jiwa. Pemberangkatan

transmigran ini disesuaikan dengan kuota lokasi penempatan.

Pada tahun 2008 telah ditempatkan transmigran di Kabupaten

Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, yaitu di UPT Sekayun ditempatkan 10

Page 29: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222222

KK yang terdiri dari 47 jiwa dan di UPT Pematang Tiga ditempatkan 10

KK yang terdiri dari 32 jiwa.

Secara terinci penempatan transmigrasi pada tahun 2004, sebagai

berikut:

Transmigrasi Umum di UPT Tanah Merah SP1 Kabupaten Bulungan

Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 15 KK: 55 jiwa

Transmigrasi Umum di UPT Aek Nabirong Kabupaten Pasaman Barat

Provinsi Sumatra Barat sebanyak 30 KK: 118 jiwa

Transmigrasi Umum di UPT Tanjung Buka Kabupaten Bulungan

Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 10 KK: 38 jiwa

Transmigrasi Swakarsa Mandiri di UPT Wae Giren Kabupaten Namlea

Provinsi Maluku, sebanyak 5 KK: 15 jiwa.

II.4. SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK

II.4.1. Pendidikan

Tingkat Pendidikan masyarakat merupakan salah satu indikator penting

tingkat kesejahteraan masyarakat disamping itu tingkat pendidikan

penduduk dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pembangunan suatu

bangsa. Semakin maju pendidikan berarti akan membawa berbagai

pengaruh positif bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. Demikian

pentingnya peranan pendidikan, tidaklah mengherankan kalau

pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian dari pemerintah

maupun masyarakat. Untuk melihat gambaran secara umum mengenai

perkembangan pendidikan di Kabupaten Magelang, perlu dibedakan atas

jenjang pendidikan yang tersedia yakni tingkat pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Kebijakan yang dilakukan adalah dengan peningkatan perluasan

pemerataan kesempatan bagi pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, menengah dan luar sekolah, peningkatan mutu pendidikan di

semua jenjang, peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan

bidang pendidikan, peningkatan pendidikan yang berorientasi

kesepadanan melalui pengembangan kurikulum lokal sesuai potensi

daerah.

Partisipasi pendidikan Kabupaten Magelang dapat dilihat dari

Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni, sebagai berikut:

Page 30: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222333

Tabel 2.14 : Kinerja Pendidikan Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008

2004 2005 2006 2007 2008

1 Angka Parisipasi Kasar

SD/MI 107.30 107.48 107.65 107.68 107.90

SMP/MTs 73.68 75.51 77.33 86.92 88.50

SMA/SMK/MA 30.39 30.70 31.01 32.18 35.45

2 Angka Parisipasi Murni

SD/MI 91.92 92.06 92.20 92.40 93.50

SMP/MTs 56.83 57.31 57.78 62.48 63.50

SMA/SMK/MA 21.81 22.81 23.81 24.85 25.25

3 Angka Putus Sekolah

SD/MI 0.25 0.24 0.23 0.20 0.19

SMP/MTs 1.24 1.19 1.14 1.09 0.85

SMA/SMK/MA 1.15 1.13 1.11 1.08 0.95

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

TahunUraianNo

Selain itu juga hasil pembangunan urusan pendidikan dapat dilihat

dari perkembangan penyelenggaraan PAUD, sebagai berikut:

Tahun 2004 : 21 buah; Tahun 2006 : 18 buah;

Tahun 2005 : 47 buah; Tahun 2007 : 32 buah.

Tahun 2008 : 38 buah;

Perkembangan Rasio guru-siswa dan siswa-kelas pendidikan dasar

dan pendidikan menengah di Kabupaten Magelang antara tahun 2004

dan 2008 tampak dalam tabel berikut:

Tabel 2.15: Rasio Guru-siswa dan siswa-kelas Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008

Jenis Sekolah Rasio Guru-Siswa Rasio Siswa - Kelas

2004 2008 2004 2008

a. TK

b. SD

c. SLTP

d. SMU

8,95

17,00

12,00

11,00

9,27

16,00

13,00

11,00

22,00

34,00

34,00

23,00

37,00

33,00

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

Peningkatan kualitas pelayanan dan akses pendidikan dapat dilihat dari

perkembangang jumlah sekolah, jumlah siswa dan jumlah guru, menurut jenjang

pendidikan. Data menunjukkan bahwa di Kabupaten Magelang terdapat

kekurang faslitas untuk jenjang pendidikan menengah, dengan kata lain banyak

siswa lulusan pendidikan dasar yang tidak tertampung di jenjang pendidikan

Page 31: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222444

menengah. Data perkembangan jumlah Sekolah Umum, Siswa dan Guru

Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008 selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 2.16:

Tabel 2.16: Perkembangan Jumlah Sekolah Umum, Siswa dan Guru

Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008

2004 2008 2004 2008 2004 2008

1 Taman Kanak-Kanak (TK) 329 384 55 17% 6,481 6,727 246 4% 724 726 2 0%

Negeri 1 1 0 0% 101 61 -40 -40% 9 193 184 2044%

Swasta 328 383 55 17% 6,380 6,666 286 4% 715 533 -182 -25%

2 Sekolah Luar Biasa (SLB) 3 3 0 0% 186 160 -26 -14% 45 51 6 13%

Negeri

Swasta 3 3 0 0% 186 160 -26 -14% 45 51 6 13%

3 Sekolah Dasar (SD) 620 602 -18 -3% 102,613 101,925 -688 -1% 5,803 6,086 283 5%

Negeri 584 566 -18 -3% 96,713 96,125 -588 -1% 5,442 5,268 -174 -3%

Swasta 36 36 0 0% 5,900 5,800 -100 -2% 361 818 457 127%

4 SLTP 113 116 3 3% 32,680 33,459 779 2% 2,455 2,226 -229 -9%

Negeri 49 55 6 12% 21,264 23,342 2078 10% 1,441 1,460 19 1%

Swasta 64 61 -3 -5% 11,416 10,177 -1239 -11% 1,014 766 -248 -24%

5 SLTA 33 35 2 6% 9,146 10,254 1108 12% 892 847 -45 -5%

Negeri 10 10 0 0% 5,571 6,277 706 13% 390 429 39 10%

Swasta 23 25 2 9% 3,575 3,977 402 11% 502 418 -84 -17%

6 SMK 29 33 4 14% 8,890 10,935 2045 23% 768 574 -194 -25%

Negeri 538 1,190 652 121% 80 65 -15 -19%

Swasta 8,352 9,745 1393 17% 688 442 -246 -36%

Jumlah GuruNo. Jenis Sekolah

Naik/ TurunNaik/ Turun Naik/ Turun

Jumlah Sekolah Jumlah Siswa

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang

Data perkembangan jumlah Sekolah Keagamaan, Siswa dan Guru

Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008 selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 2.17:

Tabel 2.17: Jumlah Sekolah dan Siswa Sekolah Keagamaan

Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008

No. Jenis Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Siswa

2004 2008 2004 2008

1. Madrasah Ubtidaiyah (MI) 317 311 33724 32603

Negeri 7 7 1172 1202

Swasta 310 304 32552 31401

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 69 67 11434 12497

Negeri 5 5 3736 3404

Swasta 64 62 7698 9093

3. Madrasah Aliyah (MA) 16 16 2488 2466

Negeri 2 2 1367 984

Swasta 14 14 1121 1482 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang

Page 32: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222555

Penyelenggaraan pendidikan non formal yang dilaksanakan di

Kabupaten Magelang selama tahun 2004-2008 tampak sebagaimana

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.18: Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal dan Kursus Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008

No. Uraian Tahun 2004 2005 2006 2007 2008

1.

2.

3.

4.

5.

Pemberantasan buta aksara Kejar Paket A - Warga belajar - Lulusan

Kejar Paket B - Warga belajar - Lulusan

Kejar Paket C - Warga belajar - Lulusan

Kursus

340

1.020 196

260 177

22

730

1.243 356

270 121

24

1.400

20 7

1.619 1.405

682 373

27

27.920

60 22

2.960 1.987

864 575

27

17.460

169

3.073

1.010

36 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang

II.4.2. Kepemudaan dan Olah Raga

Pemuda merupakan asset masa depan bangsa. Keberhasilan regenerasi

pimpinan bangsa dimasa yang akan datang ini sangat ditentukan oleh

pembinaan kepemudaan pada saat ini. Pembinaan kegiatan kepemudaan

di Kabupaten Magelang ditujukan untuk membentuk kepribadian pemuda

yang tangguh, bertanggungjawab, cerdas serta mandiri melalui kegiatan-

kegiatan organisasi kepemudaan yang positif. Kondisi kepemudaan saat

ini dalam konteks semangat kepeloporan pemuda dalam proses

pembangunan daerah masih perlu ditingkatkan. Jumlah organisasi

kepemudaan di Kabupaten Magelang pada tahun 2008 berjumlah 21

organisasi, sedangkan jumlah karang taruna pada tahun 2004 berjumlah

13 meningkat menjadi 23 unit pada tahun 2008 .

Aktivitas pembinaan olah raga diharapkan dapat meningkatkan

prestasi dan kebanggaan daerah serta didalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat melalui budaya berolah raga. Kondisi

keolahragaan di Kabupaten Magelang cenderung mengalami kemajuan

namun masih kalah dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lain di

Provinsi Jawa Tengah. Hal ini terlihat dari masih rendahnya jumlah event

olahraga berskala besar diselenggarakan di Kabupaten Magelang,

demikian pula kedudukan (ranking) Kabupaten Magelang dalam even

olah raga tingkat provinsi (Pekan Olah Raga Daerah) maupun nasional

(Pekan Olah Raga Nasional) masih belum membanggakan, serta masih

Page 33: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222666

sedikitnya atlet nasional yang berasal dari daerah Kabupaten Magelang.

Jumlah dan kualitas sarana dan prasarana olah raga masih terbatas,

apalagi yang bersifat internasional, di samping itu juga masih terbatasnya

pemecahan rekor pada even nasional maupun internasional yang diukir

oleh atlet dari Kabupaten Magelang.

II.4.3. Perpustakaan

Salah satu upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan adalah dengan

membaca, oleh karena itu budaya membaca perlu untuk

dimasyarakatkan. Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka

memasyarakatkan budaya membaca telah melakukan berbagai upaya

diantaranya adalah membangun dan melengkapi perpustakaan daerah

serta menggiatkan perpustakaan-perpustakaan desa serta bekerja sama

dengan para pemangku kepentingan yang besimpati terhadap

pengembangan budaya membaca di masyarakat.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan telah

disediakan layanan perpustakaan berupa: Perpustakaan Pusat di

Muntilan, Perpustakaan Cabang di Deyangan dan Grabag, Perpustakaan

Desa/Kelurahan: 58 buah, Perpustakaan Masjid: 10 buah, Perpustakaan

SD/MI: 39 buah, Perpustakaan Kelompok Tani: 1 buah, dan satu unit

perpustakaan keliling. Disamping itu pada semua jenjang pendidikan

SMP, SMA dan SMK telah tersedia fasilitas perpustakaan.

Sebagai hasil salah dari usaha pemasyarakatan perpustakaan pada

tahun 2004 pengunjung perpustakaan mencapai 46.564 orang

pengunjung dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 59.090 atau

mengalami peningkatan sebesar 26,90%.

II.4.4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pembangunan iptek merupakan sumber terbentuknya iklim inovasi yang

menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia

(SDM), yang pada gilirannya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan

daya saing ekonomi. Selain itu iptek menentukan tingkat efektivitas dan

efisiensi proses transformasi sumberdaya menjadi sumberdaya baru yang

lebih bernilai. Dengan demikian peningkatan kemampuan iptek sangat

diperlukan untuk meningkatkan standar kehidupan serta kemandirian

dan daya saing Kabupaten Magelang. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Page 34: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222777

dan Tekonogi di Kabupaten Magelang menghadapi berbagai

permasalahan sebagai berikut:

Rendahnya kemampuan IPTEK dalam menghadapi perkembangan

global

Rendahnya kontribusi iptek di sektor produksi. sehingga kurangnya

efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan

teknologi dalam kegiatan perekonomian.

Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang

menjembatani antara penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna.

Lemahnya kebijakan iptek, sehingga kegiatan iptek belum sanggup

memberikan hasil yang signifikan, kebijakan bidang pendidikan,

industri, dan iptek belum terintegrasi dengan pembangunan daerah.

Terbatasnya sumberdaya iptek, rendahnya kualitas SDM dan

kesenjangan pendidikan di bidang iptek

Belum optimalnya budaya iptek di kalangan masyarakat.

Memahami berbagai permasalahan tersebut maka ditetapkan

sasaran dari peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi

sebagai berikut:

Berkembangnya teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan bagi

peningkatan nilai tambah dalam sistem produksi dan dalam

pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara lestari dan

berkelanjutan;

Meningkatnya ketersediaan, hasil guna, dan daya guna sumberdaya

(SDM, sarana, prasarana dan kelembagaan) iptek;

Tertatanya mekanisme intermediasi untuk meningkatkan

pemanfaatan hasil litbang dan riset oleh dunia usaha dan industri,

serta meningkatnya kandungan teknologi dalam industri daerah.

Terwujudnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas,

sistem pembinaan dan pengelolaan hak atas kekayaan intelektual,

pengetahuan lokal, serta sistem standarisasi daerah.

II.4.5. Kesehatan

Pembangunan urusan kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat

penting dan menjadi salah satu prioritas di dalam pembangunan.

Pembangunan urusan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan akses

Page 35: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222888

terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat serta

upaya peningkatan manajemen kesehatan dan penanggulangan masalah

gizi dan penyakit endemik dengan melibatkan partisipasi dan peran serta

masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Indikator kinerja urusan kesehatan dari tahun ke tahun

menunjukkan perbaikan. Umur Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2004

69,4 Tahun menjadi 72,11 Tahun pada tahun 2008. Sedangkan angka

kematian bayi pada tahun 2004 sebesar 8,75 per 1000 kelahiran pada

tahun 2008 menurun menjadi 6,99 per 1000 kelahiran. Hal ini

menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan semakin menunjukkan

perbaikan dari tahun ke tahun. Selain itu juga pemerataan pelayanan

kesehatan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu juga

menunjukkan perbaikan. Cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin pada tahun 2004 sebesar 21,66% naik menjadi 33,94% pada

tahun 2008.

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan indikator tingkat

pengetahuan/perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan. Perilaku

hidup bersih dan sehat sangat mempengaruhi sikap masyarakat dalam

memahami dan peran aktif dalam bidang kesehatan. Target Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga pada tahun 2010

sebesar 65%, hingga awal tahun 2008 Kabupaten Magelang telah

mencapai 63,45% dan diharapkan pada tahun 2010 target dapat dicapai.

Indikator perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kabupaten Magelang yang

masih tinggi adalah kebiasaan merokok, di mana keluarga yang disurvei

82,32 % memiliki kebiasaan merokok. Keberhasilan pelaksanaan

pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat tabel 2.19.

Pengembangan Desa Siaga pada tahun 2006 sebagai upaya untuk

meningkatkan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat melalui pengembangan Poliklinik Desa dan peningkatan

peran serta masyarakat dalam pengembangan program kesehatan dalam

bentuk forum kesehatan desa untuk mendukung program kesehatan

khususnya dalam kedaruratan dan bencana. Target pencapaian sampai

tahun 2010 Desa Siaga telah dikembangkan di 80% desa, sehingga

masyarakat dapat mandiri dalam mendeteksi dan mengatasi masalah

kedaruratan dan bencana sedini mungkin untuk menekan angka

kesakitan dan kematian.

Page 36: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222999

Tabel 2.19: Pencapaian Indikator Kinerja Makro Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008

No Indiktor Kinerja Kunci (IKK) Capaian Kinerja Keterangan 2004 2008

1. Umur Harapan Hidup (IHH) 69,4 72,11 Tahun

2. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

76,56 59,52 Per 100.000 KH 16 ks 12 ks

3. Angka Kematian Bayi (AKB) 8.75 6.99 Per 1000 kh

183 ks 141 ks

4. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

100% 100%

5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

84,93% 92,67%

6. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI)

88,40% 94,10%

7. Cakupan Bayi Gizi Buruk 0,22% 0,15% 216 ks 141 ks

8. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit TBC BTA

16% 18% 141 BTA+ 220 BTA+

9. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit DBD

3,68% 18% Per 100.000 penduduk 41 ks 207 ks

10. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

21,66% 33,94%

11. Cakupan kunjungan bayi (KN 1) 93,85% 98,20% Cakupan kunjungan bayi (KN 2) 92,09% 97,34%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di

masyarakat dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan

pada masyarakat khususnya untuk kesehatan ibu dan anak. Kegiatan

posyandu mengembangkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatannya secara mandiri. Tingkat perkembangan posyandu

merupakan indikator kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan,

target kemandirian Posyandu sampai tahun 2010 jumlah Posyandu

Purnama dan Mandiri mencapai 42%, Kabupaten Magelang sampai

trismester pertama 2008 telah mencapai 37,25%.

Kuota Jamkesmas untuk Kabupaten Magelang 447.458, di luar itu

masih banyak warga miskin yang tidak mendapat jatah kartu Jaskesmas

sehingga pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk

memberikan bantuan biaya berobat sebesar 50% yang diatur dalam

Peraturan Bupati Nomor 188.45/219/KEP/07/2008.

II.4.6. KB dan Keluarga Sejahtera

Salah satu upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

keluarga adalah meningkatkan kembali upaya peningkatan partisipasi

Page 37: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333000

masyarakat di Bidang Keluarga Berencana (KB). Upaya peningkatan

tersebut dilakukan melalui sosialisasi manfaat KB terutama bagi

pasangan-pasangan muda, melalui kader-kader kesehatan dan keluarga

ditingkat pedesaan. Perkembangan peserta KB Aktif dari tahun ke tahun

menunjukkan kecenderungan peningkatan yaitu pada tahun 2004

tercatat sebanyak 159.009 dan pada tahun 2008 meningkat menjadi

162.873 akseptor. Untuk peserta KB pria jumlahnya relatif rendah yaitu

sebanyak 3.829 peserta (2,35%). Guna mendukung pelaksanaan program

KB di Kabupaten Magelang tersedia 39 tempat pelayanan KB. Dengan

perincian: 35 pos pelayanan KB pemerintah dan 4 pos KB swasta. Data

selengkapnya bisa dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.20: Perkembangangan Peserta KB Aktif, KB Pria dan TFR Kabupatan Magelang Tahun 2004-2008

No Tahun Peserta KB

TFR Aktif Pria

1. 2004 159.009 3.460 2,09

2. 2005 160.545 4.350 2,26

3. 2006 160.681 4.161 2,36

4. 2007 161.211 3.665 2,27

5. 2008 162.873 3.829 2,23 Sumber: Bapermas, Perempuan dan KB

II.4.7. Sosial

Pembangunan daerah dilakukan untuk meningkatkan taraf kesejahtaraan

masyarakat, namun sampai saat ini permasalahan sosial masih menjadi

permasalahan dan menjadi pekerjaan bagi pemerintah daerah yang harus

dituntaskan. Semakin kompleksnya kehidupan serta terus meningkatnya

biaya hidup menjadikan permasalahan sosial, seperti meningkatnya

jumlah penduduk miskin (seperti gelandangan, pengemis, anak jalanan,

anak terlantar), tindak kekerasan, korban bencana alam, dan PMKS

lainnya terus meningkat dan menjadi semakin rumit untuk diselesaikan.

Penduduk miskin Kabupaten Magelang jumlahnya cenderung

mengalami fluktuasi. Menurut pendataan tahun 2004 terdapat 45.627

Fakir Miskin sedangkan menurut pendataan Tahun 2008 berjumlah

54.532 fakir miskin atau mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah

gelandangan dan pengemis pada tahun 2004 berjumlah 6.116 orang dan

pada tahun 2008 turun menjadi 75 orang. Permasalahan sosial dan

penanganannya secara terinci bisa dilihat dalam tabel 2.21.

Page 38: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333111

Tabel 2.21: Permasalahan Kesejahteraan Kabupaten Magelang Tahun 2008

A. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)1 Anak Balita Terlantar 537

2 Anak Terlantar 906

3 Anak Korban Kekerasan 94

4 Anak Nakal 216

5 Anak Jalanan 135

6 Anak Cacat 1545

7 Wanita rawan sosial ekonomi 2443

8 Wanita korban tindak kekerasan 124

9 Lanjut usia terlantar 1890

10 Lansia korban tindak kekerasan 93

11 a. Penderita cacat fisik 1910

b. Tuna netra 683

c. Tuna rungu/wicara 959

d. Cacat mental eks psikotik/TL 337

e. Cacat mental retardasi 500

f. Cacat fisik & mental 97

12 Penca bekas penyakit kronis 148

13 Tuna sisila 81

14 Pengemis 117

15 Gelandangan 46

16 Bekas Napi 523

17 Pekerja Migran 39

18 Korban Penyalahgunaan NAPZA 37

19 Keluarga fakir miskin/Gakin 59351

20 Keluarga berumah tak layak huni 10089

21 Keluarga bermasalah psikologis 403

22 Keluarga rentan 975

23 Komoditas adat terpencil -

24 Masy. Tinggal di rawan bencana -

25 Korban bencana alam 853

26 Korban bencana sosial 9

B. Potensi, Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)1 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 1310

2 Karang Taruna 371

3 Organisasi Sosial (Orsos) 26

4 Wanita Pemimpin Kessos 618

5 Dunia Usaha 21

Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2008

JumlahNo Jenis Permasalahan

II.4.8. Agama

Kerukunan hidup beragama tercermin sebagai implementasi Tri

Kerukunan Umat Beragama yang dicanangkan pemerintah melalui

Departemen Agama, yakni kerukunan intern umat beragama, kerukunan

antar umat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.

Jumlah dan prosentase pemeluk agama terlihat pada tabel 2.22.

Page 39: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333222

Tabel 2.22: Jumlah Pemeluk Agama Kabupaten Magelang

No Agama Pemeluk Persentase

1 Islam 1130155 96.948%

2 Kristen 9937 0.852%

3 Katholik 25000 2.145%

4 Hindu 276 0.024%

5 Budha 368 0.032%

Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2008

Sarana ibadah yang tersedia adalah:

Masjid : 2.627 buah

Langgar/Mushola : 3.075 buah

Gereja Kristen : 34 buah

Gereja Katholik/Kapel : 42 buah

Vihara/Cetya/Klenteng: 4 buah

Puri/Kuil/Sanggah : 1 buah.

Jumlah pondok pesantren 312 buah dengan jumlah santri 31.659

orang. Jumlah jemaah haji tahun 2008 : 1.036 orang.

II.4.9. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan asset daerah yang harus dijaga kelestariaannya,

kebudayaan tidak hanya dapat dinikmati keindahannya tetapi juga

mengandung nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang. Kabupaten

Magelang yang secara geografis terletak di wilayah Provinsi Jawa Tengah

yang berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

secara langsung budaya masyarakatnya dipengaruhi oleh budaya Jawa.

Pengaruh budaya Jawa tersebut terlihat dari penggunaan bahasa dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain bahasa Jawa, dominasi budaya

Jawa terlihat dari kesenian dan adat istiadat, kesenian Jawa yang masih

eksis antara lain tarian, gamelan, wayang orang, wayang kulit, kethoprak

dan keroncong. Di Kabupaten Magelang pada tahun 2003 terdapat 776

sanggar kesenian dengan jumlah anggota 51.216 orang dan jumlah

tersebut pada tahun 2008 menjadi 992 kelompok dengan jumlah anggota

mencapai 59.600 orang atau naik 27,83%, keberadaan sanggar tersebut

diharapkan dapat dikembangkan secara profesional guna mendukung

pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata daerah. Di Kabupaten

Magelang didalam rangka menjaga warisan kesenian juga diadakan

Page 40: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333333

pentas-pentas seni, pada tahun 2003 diadakan 8 kali pentas seni budaya

dan 6 kali festival kebudayaan daerah, pada tahun 2008 diadakan 16 kali

pentas seni dan hanya 3 kali festifal kebudayaan daerah.

II.4.10. Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

Pembangunan kesatuan kebangsaan dilakukan dengan bekerjasama

dengan instansi terkait serta lembaga swadaya masyarakat untuk

melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membangkitkan dan

memelihara nasionalisme. Disamping itu, pembangunan di bidang

keamanan dan ketertiban masyarakat telah dapat diwujudkan dengan

melibatkan partisipasi masyarakat secara luas. Keberhasilan

pembangunan di bidang tersebut dirasakan masyarakat dalam kehidupan

sosial, ekonomi dan budaya. Rasa aman yang dirasakan masyarakat tidak

terlepas dari upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui berbagai

sistem keamanan.

Walaupun iklim keamanan dan ketertiban masyarakat dirasakan

cukup kondusif, namun demikian masih terjadi beberapa gangguan

keamanan dan ketertiban di beberapa daerah. Jumlah kejadian

kriminalitas cenderung menunjukkan grafik penurunan, dari 328 kejadian

(2004) menjadi 108 kejadian pada tahun 2007. Beberapa kasus

kamtibmas lain juga terjadi namun dengan intensitas yang kecil atau

terbatas, yaitu: pertikaian antar warga dan unjuk rasa.

Letak geografis dan kontur tanah Kabupaten Magelang yang

berbukit-bukit menyebabkan rawan terjadi bencana alam. Wilayah rawan

bencana alam yang tersebar relatif merata di seluruh wilayah, antara lain

longsor, gempa bumi, banjir, kekeringan, gunung berapi, kondisi tersebut

disebabkan kondisi geologi dan geomorfologi Kabupaten Magelang yang

memiliki potensi terhadap terjadinya bencana. Jumlah lokasi kejadian

bencana alam pada tahun 2008 terdapat di 21 kecamatan dengan korban

9 orang serta kerugian mencapai Rp. 152.200.000. Kondisi tersebut telah

mulai dikelola melalui upaya pengurangan resiko bencana secara

bertahap dan berkelanjutan.

Pemilihan umum tahun 2004 dan 2009 menghasilkan komposisi

kursi DPRD Kabupaten Magelang sebagai berikut:

Page 41: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333444

2004 2009

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) : 12 6

PDI Perjuangan (PDIP) : 10 12

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) : 9 5

Partai Amanat Nasioanal (PAN) : 6 5

Partai Golkar : 5 4

Partai Demokrat : 2 6

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : 1 3

Partai Gerindra : - 5

Partai Kebangkitan Nahdataru Ulama (PKNU): - 4

Jumlah organisasi kemasyarakatan 39 organisasi, yang terdiri dari :

Orkemas berdasarkan profesi : 4 buah

Orkemas berdasarkan agama : 14 buah

Orkemas berdasarkan fungsi : 12 buah

Orkemas berdasarkan kegiatan : 9 buah

Lembaga Swadaya Kemasyarakatan (LSM) : 19 buah.

II.4.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Salah satu aspek yang juga cukup berperan dalam rangka peningkatan

kesejahteraan sosial adalah pemberdayaan perempuan. Hal tersebut

penting karena dari jumlah penduduk 1.168.557 jiwa pada tahun 2005,

diketahui jumlah penduduk laki-laki 583.871 jiwa dan perempuan

584.686 jiwa. Jumlah tersebut hampir sama, namun demikian peran

perempuan tersebut belum optimal, salah satu penyebabnya adalah

masih adanya kesenjangan gender, antara lain pada bidang pendidikan,

kesehatan, maupun akses pada sumber daya ekonomi. Oleh karena itu,

dalam rangka pembangunan dibidang pemberdayaan perempuan

Pemerintah Kabupaten Magelang terus melakukan pembinaan

organisasi-organisasi perempuan melalui kegiatan-kegiatan di bidang

sosial, ekonomi, pendidikan dan politik.

Dalam hal perlindungan terhadap anak, Pemerintah Kabupaten

Magelang telah melakukan kerjasama dengan pihak dan instansi terkait

untuk mengawasi dan melindungi anak-anak dari ekploitasi yang

berlebihan terhadap anak-anak. Pemerintah Daerah juga terus berusaha

untuk memberikan perlindungan yang maksimal dengan bekerjasama

Page 42: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333555

dengan berbagai pihak terutama kepada anak-anak jalanan yang tidak

memperoleh perlindungan dan jaminan sosial dari orang tuanya.

II.5. PRASARANA DAN SARANA

II.5.1. Pekerjaan Umum

Panjang jalan pada tahun 2004 adalah 801,41 Km, dan meningkat

menjadi 978,69 Km dengan tahun 2008 yang terdiri dari jalan nasional,

provinsi, kabupaten dan desa. Peningkatan jalan, dari jalan berbatu

menjadi jalan beraspal dilaksanakan setiap tahun, sehingga panjang

jalan yang berbatu pada tahun 2003 adalah 66,85 Km, pada tahun 2008

turun menjadi 35,75 Km. Jumlah jembatan di Kabupaten Magelang pada

tahun 2003 berjumlah 296 buah dan pada tahun 2008 berjumlah 298

buah jembatan.

Kondisi saluran irigasi di Kabupaten Magelang sebagai berikut:

Tahun 2004 Tahun 2008

Irigasi Teknis/Primer 22.970 m 22.970 m

Irigasi Teknis/Sekunder 1.133.740 m 1.133.740 m

II.5.2. Perumahan

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang pada tahun 2005

sebesar 0,92%, kondisi ini menuntut adanya penyediaan sarana dan

prasarana yang mencukupi. Perumahan dan pemukiman merupakan

kebutuhan pokok bagi setiap penduduk, namun sampai saat ini belum

semua penduduk dapat menikmati perumahan dan permukiman yang

layak. Penyediaan perumahan di Kabupaten Magelang berupa Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) melalui non Perum Perumnas tahun 2005

terdapat 109 unit dengan maksimum kredit Rp. 2.627 juta. Kemudian,

terkait dengan penyediaan air bersih, fasilitas Instalasi pelanggan PDAM

yang ada di Kabupaten Magelang tahun 2005 berjumlah 35.965 unit.

II.5.3. Perhubungan

Kelancaran transportasi penduduk sangat berpengaruh terhadap

perkembangan kegiatan perekonomian daerah. Untuk mendukung

mobilitas penduduk tersebut maka dilayani dengan transportasi atau

Page 43: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333666

angkutan umum. Pada tahun 2003 transportasi umum di Kabupaten

Magelang dilayani oleh 343 armada bus dengan kapasitas angkut 13.720

orang. Jumlah tersebut naik menjadi 368 armada atau naik 7,2% selama

5 tahun. Pada tahun 2008 jumlah trayek yang dilayani oleh armada

angkutan umum adalah 127 AKAP, 12 AKDP yang tersebar di enam

terminal angkutan umum, kondisi ini tidak mengalami perubahan sejak

tahun 2002. Sedangkan jumlah angkutan perkotaan berjumlah 55 buah

dan angkutan pedesaan berjumlah 21 buah.

Sub sektor pengangkutan dan komunikasi, menurut BPS

Kabuapten Magelang, menyumbang 4,97% atau Rp. 252.205.000,- dari

total PDRB dengan pertumbuhan 10,74% pada tahun 2005, apabila

dibandingkan tahun 2000 sebesar 14,48%, nilai tersebut mengalami

penurunan.

II.5.4. Energi

Jumlah pemakaian listrik di Kabupaten Magelang dari tahun ke tahun

terus meningkat, hal tersebut seiring dengan meningkatnya

perkembangan ekonomi masyarakat dan jumlah pengguna listrik. Jumlah

pemakaian daya listrik mengalami peningkatan, yaitu dari 81.806.851

Kwh pada tahun 2000 menjadi 295.945.575 Kwh pada tahun 2005.

Pelayanan listrik sudah mencapai 100 persen desa.

Keadaan sekarang cadangan bahan bakar minyak semakin

berkurang sementara kebutuhannya semakin bertambah sehingga upaya

penyediaan energi alternatif sebagai kebutuhan pokok masyarakat sangat

diperlukan.

Memahami bahwa beberapa tahun terakhir ini energi merupakan

persoalan yang krusial di dunia. Peningkatan permintaan energi yang

disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya

sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan

bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera

memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Namun demikian

pengembangan biogas di Kabupaten Magelang belum begitu banyak

mengingat pemeliharaan ternak dalam skala besar juga sangat sedikit.

Jumlah unit biogas terbangun di sentra-sentra peternakan kurang lebih

36 unit yang tersebar di kecamatan Sawangan, Dukun, Ngablak,

Borobudur.

Page 44: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333777

II.5.5. Sumber Daya Mineral

Di Kabupaten Magelang terdapat berbagai macam sumber daya mineral,

seperti disajikan dalam tabel 2.23.

Tabel 2.23: Potensi Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang

No Jenis Jumlah (Ton) Luas Lahan (Ha)

1. Andesit 419.731.250 303.034,25

2. Diorit 300 200

3. Diatomea 168 2

4. Kaolin 21.000 0,5

5. Marmer 210.000.000 175

6. Oker 546.000 5,5

7. Pasir & Batu 14.107.400 581

8. Pasir 6.127,5 355

9. Tanah Liat 1.234.000 54

10. Trass 34.773.000 301,5

11. Tanah Urug 900.000 8

12. Mangan 86 4,03

Sumber: Bagian Perekonomian

Penerbitan Surat Ijin Penambangan (SIP) Galian Golongan C,

sampai dengan tahun 1995 sebanyak 6 buah, sedangkan pada tahun 2005

meningkat menjadi 8 buah. Kondisi luas areal penambangan Galian

Golongan C tahun 1995 seluas 7,61 Ha dan pada tahun 2005 luas Galian

Golongan C jauh meningkat menjadi 366,7 ha. Kondisi ini membutuhkan

perhatian yang serius agar proses perizinan dan penambangan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan.

II.5.6. Sumberdaya Air

Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup, selain itu air juga

diperlukan untuk hal-hal penting lainnya seperti irigasi, sumber air

minum, pengendalian banjir, industri, pariwisata, kelistrikan, dan lain

sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya air harus dilakukan

dengan baik, sehingga persediaan air dapat terjaga. Jumlah sumber daya

air di Kabupaten Magelang tahun 2005 sebanyak 50 sumber dengan debit

air 9.431 liter per detik dan 848,50 liter per detik diantaranya telah

dimanfaatkan sebagai air baku PDAM.

Page 45: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333888

Kabupaten Magelang memiliki beberapa sungai besar, diantaranya

adalah sungai Progo dan sungai Elo. Kondisi sungai secara fisik masih

cukup baik namun belum seluruhnya dapat menampung debit air pada

waktu-waktu tertentu, hal ini disebabkan karena adanya penurunan

kapasitas atau daya tampung sungai sehingga masih ada daerah-daerah

yang rawan akan banjir pada musim penghujan.

Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan

sumber daya air antara lain:

Penurunan debit mata air akibat kerusakan lingkungan daerah hulu,

Beberapa daerah irigasi mengalami kelangkaan air baku disamping adanya keborosan pemanfaatan air irigasi,

Pergeseran pemakaian air baku untuk pertanian menjadi untuk konsumsi,

Penentuan arah penggunaan lahan belum didukung analisis yang akurat.

Tabel 2.24: Nama Sungai, Debit Maksimum dan Minimum Kabupaten Magelang

No SungaiDebit Maksimum

m3/detik

Debit Minimum

m3/detik

1 Bebeng 225.00 15.00

2 Krasak 145.00 9.50

3 Pabelan 140.00 12.00

4 Putih 125.00 8.00

5 Tangsi 125.00 8.80

6 Progo 120.00 30.00

7 Blongkeng 120.00 10.00

8 Elo 113.00 7.00

9 Lamat 66.00 5.50

10 Batang 55.00 5.50

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral

II.5.7. Pos dan Telekomunikasi

Di Kabupaten Magelang terdapat 22 Kantor Pos yang tersebar di 21

kecamatan, dan satu kantor di Kota Mungkid.

Jumlah sambungan telpon terpasang pada tahun 2008 berjumlah 25.640

sambungan dan kapaitas terpasang berjumlah 12.020 dengan jumlah

pelanggan berjumlah 6.724 pelanggan. Komunikasi yang lancar akan

mendukung kelancaran urusan di berbagai bidang.

Di dalam rangka penyebaran informasi kepada masyarakat pada tahun

2008 jumlah media cetak sebanyak 5 media, media elektronik sebanyak 6

buah, stasiun radio sebanyak 5 buah dan stasiun televisi lokal sebanyak 1

Page 46: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333999

buah. Sedangkan pengguna internet pada tahun 2005 diperkirakan

berjumlah 11.650 dan meningkat menjadi 11.950 pada tahun 2008.

II.5.8. Prasarana Pendidikan

Penduduk yang bersekolah pada tahun 2008 secara umum mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk memenuhi

kebutuhan dan akses pendidikan, terkait dengan peningkatan penduduk

yang bersekolah, Pemerintah Daerah meningkatkan penyediaan sarana

fisik dan tenaga guru. Data jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Umum

Kabupaten Magelang tahun 2004 dan 2008, selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 2.25; sedangkan data sekolah keagamaan bisa dilihat pada tabel 2.26.

Tabel 2.25: Jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Umum Kabupaten Magelang

No. Jenis Sekolah

2004 2008 2004 2008

1 Taman Kanak-Kanak (TK) 329 384 724 726

Negeri 1 1 9 193

Swasta 328 383 715 533

2 Sekolah Luar Biasa (SLB) 3 3 45 51

Negeri

Swasta 3 3 45 51

3 Sekolah Dasar (SD) 620 602 5,803 6,086

Negeri 584 566 5,442 5,268

Swasta 36 36 361 818

4 SLTP 113 116 2 2

Negeri 49 55 1 1

Swasta 64 61 1 766

5 SLTA 33 35 892 847

Negeri 10 10 390 429

Swasta 23 25 502 418

6 SMK 29 33 768 574

Negeri 80 65

Swasta 688 442

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang

Jumlah Sekolah Jumlah Guru

Tabel 2.26: Jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Keagamaan Kabupaten Magelang

No. Jenis Sekolah Jumlah Sekolah

2004 2008

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 317 311

Negeri 7 7

Swasta 310 304

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 69 67

Negeri 5 5

Swasta 64 62

3. Madrasah Aliyah (MA) 16 16

Negeri 2 2

Swasta 14 14 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang

II.5.9. Prasarana Kesehatan

Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan masyarakat, Pemerintah

Kabupaten Magelang terus meningkatkan pembangunan sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan. Kondisi Puskesmas dari tahun ke tahun

ditingkatkan dengan tujuan agar pelayanan kesehatan dapat merata dan

Page 47: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444000

terjangkau oleh masyarakat sampai di daerah terpencil. Kondisi sarana

dan prasarana pelayanan kesehatan pemerintah, pada tahun 2008,

sebagai berikut:

o Rumah Sakit Umum : 1 unit

o Puskesmas Rawat Inap : 3 unit

o Puskesmas Non Rawat Inap : 26 unit

o Puskesmas Pembantu : 63 unit

o Pos Kesehatan Desa (PKD) : 188 unit

Sedangkan sarana kesehatan swasta terdiri dari:

o Rumah Sakit Umum : 2 unit

o Klinik Bersalin : 9 unit

o Balai Pengobatan Swasta : 20 unit

o Apotik : 33 unit

o Praktek Dokter Spesialis : 18 orang

o Praktek Dokter Umum : 83 orang

o Praktek Dokter Gigi : 34 orang

o Bidan Praktek : 310 orang

o UKBM / Posyandu : 2.233 buah

o Poskestren : 17 buah

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan oleh

tenaga medis maka didukung dengan tenaga administrasi/fasilitatif,

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.27: Tenaga Administratif/Fasilitatif untuk Pelayanan Kesehatan

No Uraian Dinkes RSU Jumlah

1. Pascasarjana 9 9

2. Sarjana Kesehatan Masyarakat 22 5 27

3. Sarjana lainnya 31 4 35

4. SLTA 142 81 223

5. SLTP 21 21

6. SD 9 9

Sumber: Dinas Kesehatan dan RSU Muntilan, Kabupaten Magelang

Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan diperlukan tenaga

kesehatan yang mencukupi baik secara kualitas maupun kuantitas,

adapun distribusi pegawai pada tahun 2008, sebagai berikut:

Tabel 2.28.: Tenaga Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2008

Page 48: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444111

No Uraian Dinkes RSU Jumlah

1 Dokter Spesialis 2 14 16

2 Dokter Umum 57 6 63

PNS 50 6 56

PTT 7 7

3 Dokter Gigi 26 1 27

PNS 25 1 26

PTT 1 1

4 Bidan 327 16 343

Diploma I 233 233

Diploma II 94 94

5 Perawat 163 171 234

Sarjana 7 7

Diploma III 50 50

SPK 106 106

6 Perawat Gigi 35 4 39

Sarjana

Diploma III 1 4 5

SPRG 34 34

7 Analis 17 13 30

AAK 13 9 22

SMAK 4 4 8

8 Sanitarian 39 2 41

APK 28 28

SPPH 11 11

9 Apoteker 1 2 3

10 SAA / SMF 29 12 41

11 D III lainnya 9 9

12 Penata Rogent 1 1

13 Fisiotrafis 3 3

14 Gizi 6 6 12

Sarjana 2 2 4

D III 3 3 6

D I 1 1 2

15 Tenaga Keteknisan Medik 14 15 29

Radiografer 5 5 10

Elektromedik 1 3 4

Rekam Medik 8 7 15 Sumber: Dinas Kesehatan dan RSU Muntilan, Kabupaten Magelang

II.6. PEMERINTAHAN

II.6.1. Perencanaan Pembangunan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan

Pembangunan Nasional memberikan pedoman perencanaan yang

terintegrasi dan bersinergi antar daerah, ruang, waktu dan fungsi

pemerintahan daerah. Perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan

mengikuti regulasi tersebut sehingga tercipta perencanaan

pembangunan yang baik. Perencanaan yang baik akan memberikan arah

dan pedoman bagi pelaksanaan dan evaluasi pembangunan baik pada

aras makro maupun mikro. Pada sisi lain juga berkembang

penganggaran berbasis kinerja, oleh karena itu aspek perencanaan

harus menyatu dengan penganggaran untuk mendapatkan keterpaduan

yang berdaya guna dan berhasil guna dari setiap program dan kegiatan

yang dilaksanakan.

Page 49: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444222

Selama ini perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten

Magelang telah berjalan dengan baik, sejak tahapan Musrenbang pada

tingkat Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD, hingga

Musrenbang Kabupaten; yang dapat terselenggara dengan baik pada

setiap tahun. Pada sisi dokumen perencanaan, Kabupaten Magelang sudah

mematuhi berbagai regulasi yang mengamanatkan penyusunan berbagai

dokumen perencanaan pembangunan, baik yang berlaku untuk masa 20

tahunan, lima tahunan, maupun dokumen perencanaan pembangunan

tahunan serta dokumen-dokumen penunjang lainnya. Adapun dokumen

yang telah selesai disusun antara lain RPJPD dan Dokumen Perencanaan

Tata Ruang Kabupaten Magelang, Dokumen Profil Daerah serta Indeks

Pembangunan Manusia.

II.6.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

II.6.2.1. Otonomi Daerah

Didalam rangka pelaksanaan otonomi daerah pembangunan diarahkan

untuk meningkatkan kemandirian daerah dengan meningkatkan

proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan total

daerah. Jumlah PAD pada tahun 2004 berjumlah Rp.43.667.037.217 juta

sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 81.203.386.278,-.

Sedangkan pendapatan daerah secara keluruhan pada tahun 2004

sebesar Rp. 413.264,419 Juta menjadi Rp. 815.724,252 juta pada tahun

2008.

Peningkatan tersebut dilakukan dengan menggali seluruh potensi

daerah yang ada terutama potensi yang berbasis pada sektor-sektor

unggulan. Peningkatan potensi tersebut dilakukan dengan peningkatan

Sumber Daya Manusia, Peningkatan Akses Permodalan serta penerapan

teknologi tepat guna.

Pengelolaan aset daerah juga diharapkan dapat ditingkatkan

dengan penataan sistem inventarisasi aset daerah sehingga pengawasan

terhadap penggunaannya serta dapat ditingkatkan produktifitasnya. Nilai

aset daerah Kabupaten Magelang pada tahun 2005 bernilai

Rp.1.091.337.000.000,- dan meningkat menjadi Rp.1.287.817.000.000,-

atau meningkat 18%.

Page 50: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444333

Jumlah PMA di Kabupaten Magelang sebanyak 7 buah, BUMD 5

buah, sedangkan BPD 1 buah denga 4 cabang. BPR ada 2 buah dengan 13

cabang, dan PDAM 1 buah. Jumah LKD 276 buah. Perkembangan BUMD,

perbankan daerah dan lembaga keuangan daerah disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 2.29: Perkembangan BUMD, Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Daerah

NO URAIAN 2005 2006 2007 2008

1 PMA 7 7 7 7

2 PMDN 3 3

3 BUMD 3 5 5 5

4 BPD 1 1 1 1

5 BPD Cabang 4 4 4

6 BPR 33 12 1 2

7 BPR Cabang 10 13

8 PDAM 1 1 1 1

9 LKD 7 7 276 276

Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Tahun 2008

II.6.2.2. Pemerintahan Umum

Pembangunan bidang pemerintahan umum telah diarahkan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan

tersebut dilakukan dengan memperbaiki budaya pelayanan aparatur

pemerintahan, sistem pelayanan serta dengan menerapkan teknologi

informasi yang lebih baik. Peningkatan pelayanan tersebut diharapkan

dapat mendorong peningkatan produktifitas dan investasi di daerah

sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Hal

tersebut dilakukan dengan dibentuknya pelayanan satu pintu. Dengan

pelayanan yang lebih baik tersebut maka jumlah pelayanan pada Badan

Pelayanan Perijinan Terpadu terus mengalami peningkatan, pada tahun

2004 jumlah surat perijinan yang diterbitkan mencapai 600 buah surat

ijin dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 850 buah surat ijin.

II.6.2.3. Administrasi Keuangan

Pembangunan bidang administrasi keuangan daerah dilakukan dengan

terus memperbaiki prosedur administrasi keuangan serta mengikuti

Page 51: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444444

perubahan-perubahan regulasi pemerintah. Hal tersebut diharapkan

dapat memperbaiki akuntabilitas pelaksanaan anggaran, menurunkan

tingkat kebocoran serta meningkatkan efektifitas anggaran daerah.

II.6.2.4. Perangkat Daerah

Penataan organisasi perangkat daerah dilakukan untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi organisasi perangkat daerah. Penataan organisasi

perangkat daerah di Kabupaten Magelang telah dilakukan sesuai dengan

regulasi pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003

tentang Organisasi Perangkat Daerah. Adapun kelembagaan sesuai

dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kabupaten Magelang meliputi:

(1) Sekretariat Daerah, terdiri dari 3 Assisten dan 10 Bagian, (2)

Sekretariat DPRD membawahi 2 Bagian, (3) Lembaga Teknis Daerah,

terdiri dari 6 Badan dan 4 Kantor, (4) 13 Dinas Daerah, (5) 21 Kecamatan,

dan (6) 5 Kelurahan; sedangkan Desa sebanyak 367 Desa.

Pada tahun 2007, Pemerintah telah menetapkan dua Peraturan

Pemerintah baru yang berdampak signifikan pada penataan kelembagaan

perangkat daerah, termasuk untuk Pemerintah Kabupaten Magelang.

Kedua regulasi tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah. Kabupaten Magelang telah penyesuaikan dengan

peraturan pemerintah tersebut pada tahun 2008.

Kondisi penataan organisasi perangkat daerah di Kabupaten

Magelang berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah menghasilkan beberapa

Peraturan Daerah yang menetapkan dan mengatur berlakunya perangkat

daerah baru, yaitu sebagai berikut: Perda No. 29 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.

Perda ini menetapkan Sekretaris Daerah membawahkan tiga Asisten,

dengan total Bagian sebanyak delapan. Perda ini juga menetapkan

struktur Sekretariat DPRD dan Staf Ahli, sebanyak tiga Staf Ahli.

Selanjutnya, Perda No. 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja. Perda ini

Page 52: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444555

menetapkan adanya delapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Lembaga Teknis Daerah, dan satu Satpol PP.

Perda No. 31 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas Daerah. Perda

ini menetapkan adanya 13 SKPD yang termasuk Dinas Daerah. Perda

berikutnya adalahPerda No. 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kecamatan dan Kelurahan, dimana dalam Perda ini ditetapkan 21

Kecamatan dan lima Kelurahan. Terakhir, adalah Perda No. 33 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain, dimana di

dalamnya ditetapkan empat SKPD yang termasuk Lembaga Lain.

II.6.2.5. Kepegawaian

Aparatur pemerintah daerah dewasa ini dituntut untuk lebih profesional

didalam menjalankan tugas, terutama dalam melayani masyarakat. Untuk

menunjang pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten

Magelang pada tahun 2008, didukung oleh pegawai sebanyak 12.420

Orang, yang terdiri dari Golongan I Sejumlah 78 orang, golongan II

sejumlah 2.166 orang, Golongan III sejumlah 7.917 orang dan golongan IV

sejumlah 2.259 orang. Sedangkan pejabat eselon II 21 orang , eselon III

122 orang dan eselon IV 454 orang, sedangkan jumlah pejabat fungsional

8.722 orang.

Secara umum manajemen kepegawaian meliputi proses

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian. Proses pertama

pengangkatan pegawai sebagaimana kebijakan pemerintah pusat,

dilakukan melalui dua jalur yaitu pelamar umum dan jalur honorer.

Sedangkan peraturan rekrutmen, penentuan jumlah dan jenis formasi,

proses seleksi, pengumuman dan pemberkasan mengikuti ketentuan

pemerintah pusat.

Proses kedua pemindahan dan mutasi meliputi upaya-upaya

konstruktif yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam

membina dan mengembangkan Sumber Daya PNS sesuai dengan latar

belakang pendidikan dan kompetensinya. Pengembangan potensi ini

meliputi pembinaan karir seperti promosi dan mutasi jabatan, penyertaan

PNS didalam diklat struktural, diklat teknis fungsional dan diklat-diklat

keahlian lainnya. Termasuk didalamnya dukungan penuh pemerintah

kabupaten Magelang terhadap PNS yang melanjutkan studi melalui ikatan

dinas maupun proses ijin belajar.

Page 53: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444666

Pemerintah Kabupaten Magelang berusaha untuk menegakkan

disiplin melalui pengawasan konsistensi PNS terhadap ketentuan jam

kerja dan kinerja PNS melalui upaya konseling dan penjatuhan hukuman

disiplin sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh PNS.

Sedangkan pada proses yan terakhir yaitu pemberhentian PNS,

Pemerintah Kabupaten Magelang berupaya memberikan pelayanan

terbaik kepada PNS yang memasuki usia pensiun dengan melaksanakan

Diklat Purna Tugas sebagai wahana memperkaya cakrawala PNS dalam

menjalani aktifitas pasca purna yang produktif dan bermanfaat.

II.6.2.6. Pengawasan

Pengawasan merupakan bagian yang penting dalam proses manajemen

pembangunan dan pemerintahan. Pengawasan bertujuan agar

pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang sudah

dilakukan, artinya untuk menjamin konsistensi jalannya kebijakan,

program, dan kegiatan pemerintah baik dalam konteks internal maupun

eksternal Pemerintah Daerah. Keberhasilan pengawasan akan

mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih dan mengurangi

terjadinya kebocoran penggunaan anggaran. Jumlah tenaga pengawas di

lingkungan Badan Pengawas Daerah pada tahun 2008 berjumlah 21

orang. Pada tahun 2008 dilakukan pangawasan rutin sebanyak 216 kali

dan 6 kali pengawasan tidak rutin.

Hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Perda menunjukkan

kondisi yang cukup efektif, dimana tahun 2006 ada 301 temuan,

sedangkan pada tahun 2008 semakin banyak temuan yang diperoleh

yaitu menjadi 752 kasus atau meningkat 149,83%. Hal ini cukup memberi

dampak bagi perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

II.6.3. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Magelang yang terdiri dari 372 desa/kelurahan dengan jumlah

penduduk 1.168.557 orang memerlukan perhatian khusus untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten

Magelang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah

melakukan berbagai macam upaya salah satunya dengan mendorong

tumbuhnya Lembaga Ekonomi Desa yang berfungsi mendorong

Page 54: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444777

tumbuhnya usaha-usaha mandiri di desa. Masyarakat, terutama

masyarakat desa, semakin memperoleh tempat yang utama dalam

pelaksanaan pembangunan dengan dukungan dana alokasi desa Tahun

2006 sebesar Rp. 30.084.980.000, tahun 2007 sebesar Rp.31.604.000.000

dan pada tahun 2008 Rp.30.805.000.000. Pemberian ADD ini agar desa

dapat merencanakan dan memprogramkan sendiri kegiatan bagi warga

desa, sehingga masyarakat desa tidak hanya menjadi obyek, namun telah

menjadi subyek pembangunan. Kondisi ini sangat berkorelasi dengan

tingkat kemajuan dan perkembangan desa. Berdasarkan pada hal tersebut

setiap kegiatan pembangunan berdampak pada pemberdayaan

masyarakat yang semakin meningkat, hal ini ditunjukkan dengan semakin

tingginya peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan.

Dalam rangka meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap

pembangunan yang dilaksanakan diperlukan adanya lembaga

kemasyarakatan yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi

dan partisipasi masyarakat untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas

lembaga kemasyarakatan yang ada yang meliputi Rukun Tetangga (RT),

Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

/Kelurahan (LKMD/K), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),

Karang Taruna serta Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM).

Permasalahan yang ada terkait dengan pemberdayaan masyarakat

adalah masih belum optimal dan sinergisnya upaya pemberdayaan

masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah dan berbagai komponen

masyarakat.

II.6.4. Statistik

Data dan informasi merupakan salah satu hal yang penting sebagai dasar

pembuatan kebijakan. Oleh karena itu penyusunan dan pemeliharaan

data statistik mutlak diperlukan agar dana dan informasi selalu

terbaharui sehingga meningkatkan kualitas kebijakan publik.

Pembangunan bidang pendataan dan statistik di kabupaten Magelang

dilakukan secara integral di berbagai jenjang pemerintahan dan sektor

pembangunan yang terkait.

Page 55: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444888

II.6.5. Kearsipan

Arsip dan dokumentasi merupakan hal yang penting dalam setiap

pembuatan keputusan manajemen, oleh karena itu perbaikan sistem

pengelolaan kearsipan terus diperbaiki. Jumlah arsip tekstual pada tahun

2003 berjumlah 4.500 lembar dan pada tahun 2008 meningkat menjadi

6.000 lembar.

II.6.6. Komunikasi dan Informasi

Pembangunan komunikasi dan informatika di Kabupaten Magelang telah

dilakukan dengan memperbaiki akses komunikasi dan informasi dari

pemerintah daerah kepada masyarakat dan dunia usaha. Pembangunan

tersebut dilakukan dengan perbaikan jaringan komunikasi, pembangunan

website pemerintah serta pendorong terwujudnya e-government di

pemerintah Kabupaten Magelang. Pembangunan komunikasi dan

informatika tersebut diharapkan dapat menunjang efektifitas dan

efisiensi pemerintahan.

Page 56: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn

IIIIIIIII ... 111

BBBAAABBB IIIIIIIII... GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN PPPEEENNNGGGEEELLLOOOLLLAAAAAANNN KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH DDDAAANNN KKKEEERRRAAANNNGGGKKKAAA PPPEEENNNDDDAAANNNAAAAAANNN

III.1. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Sistem perencanaan pembangunan memiliki salah satu tujuan untuk

menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan. Agar visi, misi, dan program yang termuat

dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dapat tercapai atau terealisasi maka harus ada dukungan penganggaran

yang relevan, konsisten, dan signifikan.

Penyusunan RPJMD akan menghasilkan rencana pembangunan

yang telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dari sisi

kemampuan penganggaran. Kemampuan anggaran daerah diperkirakan

dalam bentuk pagu atau plafon indikatif anggaran daerah, yang akan

berlaku selama lima tahun. Mekanisme dan substansi penetapan

perencanaan dikaitkan dengan penganggaran ini diharapkan akan lebih

mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan daerah dalam rangka

mencapai visi, misi, dan program pembangunan daerah.

Dalam penyusunan bagian gambaran pengelolaan keuangan

daerah dan kerangka pendanaan diperlukan pendekatan yang

komprehensif dan strategis, baik dari sisi penerimaan maupun

pengeluaran, sebab akan sangat berdampak pada penciptaan kondisi

makro ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Sejalan dengan fungsi

alokasi dan kondisi keterbatasan kemampuan keuangan daerah yang ada,

maka perlu diciptakan suatu sistem yang memungkinkan pemerintah

daerah menjadi lebih efisien, efektif dan akuntabel dalam merumuskan

kebijakan keuangannya.

Oleh karena itu asumsi pengeluaran daerah untuk belanja

langsung dan tidak langsung serta untuk pengeluaran pembiayaan hanya

bisa dipenuhi apabila asumsi penerimaan dari pendapatan dan

penerimaan pembiayaan terpenuhi pula.

III.1.1. Penerimaan Daerah

Dalam rangka meningkatkan kemandirian daerah, sudah saatnya digali

semua potensi sumber daya dan modal dasar daerah yang dimiliki. Untuk

itu perlu dilakukan identifikasi yang maksimal atas potensi sumber daya

Page 57: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn

IIIIIIIII ... 222

manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya

keuangan; untuk selanjutnya sumber daya tersebut dikembangkan menjadi

pendukung utama dari berbagai kegiatan yang akan menghasilkan nilai

tambah yang berdaya saing tinggi sehingga mampu mendukung

kemandirian daerah.

Pengelolaan penerimaan daerah dalam kurun waktu tahun

anggaran 2004-2008 mendasarkan pada 2 (dua) Undang-undang mengenai

keuangan daerah yaitu Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang-

undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-

undang Nomor 25 Tahun 1999.

Berdasarkan kedua perundangan tersebut, maka dasar-dasar

pendanaan pemerintah daerah ialah (1) penyelenggaraan urusan

pemerintah daerah dalam rangka desentralisasi dibiayai dari APBD (2)

pelimpahan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan atau penugasan

dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah kepada

pemerintah daerah diikuti dengan pemberian dana.

Sumber-sumber penerimaan daerah menurut Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1999 adalah (1) pendapatan asli daerah; (2) Dana

Perimbangan; (3) Pinjaman daerah; (4) lain-lain penerimaan yang sah.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber penerimaan

daerah terdiri dari (1) Pendapatan Asli daerah (2) dana Perimbangan (3)

Lain-lain pendapatan. Pembiayan terdiri dari Penerimaan pembiayaan

yang terdiri dari SILPA, pinjaman daerah, dana cadangan daerah hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Pengelolaan pendapatan asli daerah bertujuan untuk

mengoptimalkan keleluasaan daerah dalam menggali pendanaan otonomi

daerah sebagai wujud tanggungjawab daerah dalam melaksanakan

desentralisasi. PAD ini terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah.

Dana perimbangan adalah pendanaan daerah yang bersumber dari

APBN terdiri atas dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), Dana

Alokasi Khusus (DAK). Dana Bagi hasil adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN berupa penerimaan pajak dan sumber daya alam yang

Page 58: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn

IIIIIIIII ... 333

dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka prosentase tertentu.

Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak berasal dari

penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan, pajak penghasilan (PPh pasal 25) dan pasal 29 wajib pajak

pribadi orang dalam negeri dan PPh pasal 21. Sedangkan sumber daya

alam berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan,

pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan

panas bumi.

Dana Alokasi Umum adalah kebijakan keuangan pemerintah pusat

yang bertujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah yang

dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan/ketimpangan kemampuan

keuangan antar daerah melalui penerapan formula dengan

mempertimbangkan kemampuan dan potensi daerah. DAU ditentukan

berdasarkan besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah yang

merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi

daerah (fiscal capacity).

Dana alokasi khusus merupakan sumber pendanaan daerah

berasal dari APBN untuk membiayai kegiatan-kegiatan khusus yang

merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. Khususnya

untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar

masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong

percepatan pembangunan daerah. Jumlah DAK didasarkan pada kriteria

umum, khusus dan teknis.

Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dalam

rangka peningkatan pendapatan daerah diarahkan pada seluruh

komponen PAD, sedangkan guna meningkatkan dana perimbangan,

diarahkan pada kegiatan intensifikasi penerimaan PBB. Kebijakan

pengelolaan penerimaan pembiayaan diarahkan pada pengelolaan dana

cadangan guna membiayai kegiatan yang membutuhkan dana relatif besar.

Tingkat penerimaan pajak dan retribusi daerah ditentukan oleh

kebijakan pendapatan dan efektifitas administrasi pendapatan. Kebijakan

pendapatan meliputi penetapan besarnya tarif, penentuan obyek,

pemberian keringanan, pengurangan, pembebasan dan penghapusan

piutang pajak serta retribusi. Sedangkan efektifitas administrasi

pendapatan meliputi efektifitas pendataan, penetapan, pemungutan pajak

dan retribusi.

Page 59: Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn

IIIIIIIII ... 444

Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah belum

dapat secara optimal dilakukan pendataan potensi pendapatan. Ke depan

akan dilakukan pendataan potensi pendapatan sekaligus sebagai dasar

penentuan target pendapatan.<