rpjmd kabupaten magelang 2009-2010
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Rpjmd Kabupaten MagRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Rpjmd Kabupaten MagelaRpjmd KabupatenRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010 Magelang 2009-2010ng 20RRpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010pjmd Kabupaten Magelang 2009-2010RpRpjmd Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010Kabupaten Magelang 2009-2010jmd Kabupaten Magelang 2009-201009-2010Rpjmd Kabupaten Magelang 2009-2010elang 2009-2010TRANSCRIPT

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...111
BBBAAABBB III... PPPEEENNNDDDAAAHHHUUULLLUUUAAANNN
I.1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa daerah harus
memiliki dokumen perencanaan yang terdiri dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan periode waktu 20 (dua puluh)
tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
periode waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dengan periode waktu 1 (satu) tahun. Setiap dokumen
perencanaan pembangunan daerah tersebut memiliki keterkaitan yang
sangat erat, baik dilihat dari sudut pandang hirarki perencanaan maupun
secara fungsional.
Sehubungan dengan terpilihnya Bupati Magelang untuk masa jabatan
2009-2014, maka Pemerintah Kabupaten Magelang perlu menyusun RPJMD
Kabupaten Magelang yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Bupati terpilih yang disusun sebagai dasar dan acuan bagi
pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan
kondisi kemampuan daerah.
Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN) disebutkan bahwa RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi,
dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD
Kabupaten Magelang dan memperhatikan RPJM Nasional serta RPJMD
Provinsi Jawa Tengah, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai
dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD menjadi landasan bagi
penyusunan dokumen rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah
atau rencana kerja pemerintah daerah maupun dokumen perencanaan
pada tingkat SKPD.
RPJMD berfungsi sebagai dokumen publik yang diharapkan dapat
mengantisipasi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka waktu lima

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...222
tahun yang akan datang. Proses penyusunan RPJMD ini telah menerapkan
pendekatan perencanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu
pendekatan: politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan
bawah-atas (bottom-up). Penyusunannya melalui tahapan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang bersifat
partisipatif dengan melibatkan segenap pemangku kepentingan
pembangunan (stakeholders) di Kabupaten Magelang.
RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2009-2014 akan digunakan
sebagai pedoman manajerial strategis penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik, dan pemberdayaan
masyarakat selama lima tahunan. RPJMD ini digunakan sebagai dasar (dan
tolok ukur) dalam penilaian kinerja Kepala Daerah dalam mekanisme
pertanggungjawaban Kepala Daerah pada setiap akhir tahun anggaran dan
pada akhir masa jabatan.
I.2. MAKSUD DAN TUJUAN
I.2.1. Maksud
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan maksud
untuk menjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah menjadi
dokumen RPJMD yang akan digunakan sebagai arah, dasar, acuan, dan
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan daerah, yang akan
dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan, baik dari unsur
pemerintah maupun non pemerintah selama kurun waktu lima tahun.
I.2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Magelang tahun 2009-2014
adalah:
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah selama kurun waktu lima tahun,
2. Menjamin terciptanya integrasi, konsistensi, dan sinergi baik antarwilayah, antarruang, antarwaktu maupun antarfungsi.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan dalam rangka membantu mewujudkan visi dan misi yang hendak dicapai dalam jangka waktu lima tahun.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...333
4. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan serta untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah.
5. Memberikan acuan dasar penilaian (tolok ukur) dalam penilaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat selama lima tahun.
I.3. LANDASAN PENYUSUNAN
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan
berdasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...444
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1982 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang ke Kecamatan Mungkid di Wilayah Daerah Tingkat II Magelang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 36);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...555
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817)
23. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan Dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2001-2010.
25. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Mekanisme Konsultasi Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004 Nomor 17 Seri E Nomor 9);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2004 Nomor 25 Seri E Nomor 11);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2006 Nomor 11 Seri E Nomor 7);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 7);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 21);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 28);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 29).
32. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 30).
33. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 31 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 31).
34. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahah (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 32).
35. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2009 Nomor 1).

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...666
I.4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Kedudukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 dalam tatanan dokumen
perencanaan pembangunan daerah merupakan dokumen perencanaan
yang disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2025 (Peraturan
Daerah Kabupaten Magelang Nomor 28 Tahun 2008) serta memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 –
2009 (Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 –
2013 (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009), dan
Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Magelang Tahun 2005-2009
(Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2004).
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra-SKPD) Tahun 2009-2014. RPJMD Kabupaten Magelang
Tahun 2009-2014 akan dioperasionalisasikan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Magelang selama kurun waktu 5
(lima) tahun mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. RKPD
Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014 akan dijadikan sebagai
pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Kabupaten Magelang selama tahun 2009-2014.
I.5. SISTEMATIKA PENULISAN
RPJMD Kabupaten Magelang Tahun 2009-2014 disusun dengan tata urut
sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bagian ini memuat materi tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Penyusunan, Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bagian ini memuat gambaran kondisi yang diurai berdasarkan 6 (enam) pembidangan, yaitu: (1) Kondisi Geografis, (2) Lingkungan Hidup, (3) Ekonomi, (4) Sosial, Budaya, dan Politik, (5) Prasarana dan Sarana, dan (6) Pemerintahan.
Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Bagian ini memuat materi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Keuangan Daerah.

RRRPPP JJJ MMM DDD TTT aaahhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: PPP eee nnn dddaaa hhhuuulll uuuaaa nnn III...777
Bab IV : Analisis Isu-isu Strategis
Bagian ini memuat materi tentang Analisis Lingkungan Strategis Daerah dan Isu-isu Strategis Daerah.
Bab V : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Bagian ini memuat materi tentang Visi Pembangunan Daerah, Misi Pembangunan Daerah, Tujuan Pembangunan Daerah, dan Sasaran Pembangunan Daerah.
Bab VI : Strategi dan Arah Kebijakan
Bagian ini memuat materi tentang Strategi Pembangunan Daerah dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah.
Bab VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Bagian ini memuat materi tentang Kebijakan Umum Pembangunan Daerah, dan Program Pembangunan Daerah.
Bab VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas
Bagian ini memuat materi tentang Tahapan Pembangunan Jangka Menengah, Prioritas Pembangunan Daerah, dan Indikasi Program Prioritas.
Bab IX : Evaluasi dan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Bagian ini memuat materi tentang Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah dan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah.
Bab X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Bagian ini memuat materi tentang Pedoman Transisi, dan Kaidah Pelaksanaan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111
BBBAAABBB IIIIII... GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN UUUMMMUUUMMM KKKOOONNNDDDIIISSSIII DDDAAAEEERRRAAAHHH
II.1. KONDISI GEOGRAFIS
II.1.1. Batas Wilayah dan Luas Wilayah
Kabupaten Magelang sebagai suatu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
terletak diantara beberapa kabupaten dan kota, yaitu di sebelah utara:
Kabupaten Temangung dan Kabupaten Semarang, di sebelah Timur:
Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, di sebelah selatan:
Kabupaten Purworejo dan Provinsi DIY, sebelah barat: Kabupaten
Temanggung dan Kabupaten Wonosobo, di tengah: Kota Magelang.
Letaknya antara 110001’51” dan 110026’13” Bujur Timur dan antara
7019’13” dan 7042’16” Lintang Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Magelang sekitar 108.573 ha atau sekitar 3,34
persen dari luas Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif, Kabupaten
Magelang dibagi menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari 372
desa/kelurahan.
II.1.2. Topografi
Wilayah Kebupaten Magelang secara umum morfologinya merupakan
dataran tinggi yang berbentuk ‘basin’ (cekungan) dengan dikelilingi
gunung-gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing) dan
pegunungan Menoreh. Dua sungai besar mengalir di tengahnya, Sungai
Progo dan Sungai Elo, dengan beberapa cabang anak sungai yang
bermata air di lereng gunung-gunung tersebut. Topografi datar 8.599 Ha,
bergelombang 44.784 Ha, curam 41.037 Ha dan sangat curam 14.155 Ha.
Ketinggian wilayah antara 153-3.065 m diatas permukaan laut.
Ketinggian rata-rata 360 m diatas permukaan laut.
II.1.3. Geologi
Bagian barat daya Kabupaten Magelang (Salaman dan Borobudur bagian
selatan) tersusun dari batuan breksi, andesit, dasit, tufa, tufa lapili,
aglomerat dan lava andesit yang merupakan bagian dari Formasi Andesit
Tua. Batuan dari gunung berapi yang ada di sekililing wilayah ini
merupakan unsur batuan yang membentuk dataran Magelang berupa
tanah endapan alluvial yang subur. Wilayah Kabupaten Magelang di

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222
bagian tengah merupakan tanah endapan/alluvial yang merupakan
lapukan dari batuan induknya. Sedangkan di lereng dan kaki gunung
merupakan tanah endapan vulkanis.
Jenis tanahnya adalah :
- Alluvial kelabu, Alluvial coklat, Regosol coklat kelabu, Regosol coklat
kelabu dan coklat tua yang banyak terdapat di daerah dataran seperti,
Mertoyudan, Mungkid, Candimulyo, Salaman, Secang, Tegalrejo,
Muntilan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.
- Regosol kelabu dan coklat tua, Andosol Coklat, Lithosol Latosol Coklat,
banyak terdapat di daerah lereng pegunungan seperti, Windusari,
Kajoran, Kaliangkrik, Ngablak, Grabag, Pakis, Bandongan.
- Latosol coklat Kemerahan ada di kecamatan Grabag dan Ngablak.
- Latosol Coklat tua kemerahan ada di Kecamatan Salam, Kajoran,
Kaliangkrik, Salaman, Tempuran, Bandongan dan Windusari.
- Latosol merah kekuningan ada di wilayah Kecamatan Salaman dan
Borobudur.
II.1.4. Hidrologi
Sebagai daerah yang dikelilingi gunung-gunung sebagai daerah tangkapan
air hujan, wilayah Kabupaten Magelang kaya cadangan air tanah yang
keluar sebagai mata air di permukaan. Dalam neraca air Tahun 2000,
cadangan air tanah dangkal/bebas yang dimanfaatkan 1.492,99 juta
m3/tahun, dan untuk air tanah sedang/semi artesis 3.732,48 juta
m3/tahun.
Curah hujan potensial 4.067,14 juta m3/tahun atau dengan intensitas
3.746 mm/tahun. Dan air hujan tertampung 78,32 juta m3/tahun.
Wilayah Kabupaten Magelang terletak di daerah Aliran Sungai (DAS)
Progo dan DAS Bogowonto.
Mempunyai 10 sungai besar/sedang dengan jumlah debit maksimum
2.314 m3/detik dan minimum 110,5 m3/detik, serta 52 mata air dengan
jumlah debit 8.284 liter/detik.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333
II.1.5. Morfologi
Daerah penelitian secara fisiografi termasuk pada zona fisiografi gunung
api kuarter, yang terletak di zona fisiografi depresi Jawa Tengah dan zona
fisiografi Pematang dan Dome pada pusat depresi (Van Bemmelen, 1949).
Berdasarkan pengamatan peta topografi daerah penelitian merupakan
daerah yang dikelilingi oleh gunungapi-gunungapi kuarter yang terletak
di sebelah barat dan timur, pada sebelah timur terdapat Gunung Merapi
dan Gunung Merbabu, sedangkan pada bagian barat terdapat Gunung
Sumbing.
Secara Morfologi dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu
Satuan Morfologi Puncak Gunung, Satuan Morfologi Lereng Gunung,
Satuan Morfologi Kaki Lereng dan satuan Perbukitan bergelombang.
Satuan Morfologi Puncak Gunung yang menempati pada daerah-daerah
yang dekat dengan Puncak Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Gunung
Sumbing dengan kelerengan lebih besar dari 20 derajat yang menempati
pada ketinggian lebih dari 750 m di atas permukaan laut. Satuan Lereng
Gunung yang menempati pada lereng-lereng Gunung Merapi, Gunung
Merbabu dan Gunung Sumbing, Satuan Morfologi Kaki Lereng menempati
daerah-daerah yang lebih rendah sampai pada daerah Kota Magelang,
sedangkan Satuan Perbukitan bergelombang menempati pada bagian
selatan Kabupaten Magelang yang berbatasan dengan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
II.1.6. Tata Guna Lahan
Menurut penggunaannya, tanah sawah: 35%, tanah tegalan: 36%,
bangunan dan pekarangan: 17%, hutan negara: 7%, lain-lain: 5%. Dari
sawah yang luasnya 37.250 ha, seluas 23,28 persen sawah berpengairan
sederhana, 22,64 persen merupakan sawah tadah hujan, 17,78 persen
berpengairan teknis, 13,45 berpengairan setengah teknis. Sedangkan
lahan kering yang digunakan untuk tegal/kebun/huma sebesar 51,45
persen.
II.1.7. Keadaan Iklim
Suhu rata-rata Kabupaten Magelang 25,620C, kelembaban udara 82%.
Curah hujan rata-rata 2.589 mm/th, rata-rata hari hujan 121, kecepatan
angin 1,8 knot.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444
II.1.8. Demografi
Pembangunan urusan kependudukan dan catatan sipil ditujukan untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan tertib
administrasi kependudukan. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang terus
meningkat, baik akibat kelahiran maupun migrasi penduduk. Pada tahun
2004 penduduk Kabupaten Magelang berjumlah 1.157.715 jiwa dan pada
tahun 2008 meningkat menjadi 1.188.662 jiwa atau meningkat 30.947
jiwa. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,89% dengan
kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk dengan jumlah kepadatan pada tahun 2004 sebesar 1.053
jiwa/km2 menjadi 1.095 jiwa/km2 pada tahun 2008. Disisi lain,
penyebaran, penduduk di masing-masing kecamatan belum merata.
Perkembangan pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang merupakan
pijakan dasar dalam perencanaan pembangunan.
Dari jumlah penduduk diketahui bahwa jumlah penduduk berumur
produktif (15-64 tahun) pada tahun 2004 berjumlah 765.545 jiwa naik
menjadi 774.113 jiwa tahun 2007, sedangkan penduduk usia tidak
produktif (0-14 dan 65 tahun keatas) sebesar 392.171 jiwa pada tahun
2004 dan naik menjadi 414.829 jiwa pada tahun 2007. Sehingga angka
beban tanggungan yaitu perbandingan antara penduduk usia produktif
dengan penduduk usia tidak produktif sebesar 51% pada tahun 2004
menjadi 54% pada tahun 2007.
II.2. LINGKUNGAN HIDUP
II.2.1. Penataan Ruang
Dalam penataan ruang, Pemerintah Kabupaten Magelang telah menyusun
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Magelang Tahun 2003-
2013. RTRW ini dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
2003 tentang Rencana Tata Ruang Wialayah Kabupaten Magelang. RTRW
ini merupakan strategi dan arahan kebijakan Pemerintah Kabupaten
Magelang yang menetapakan lokasi dan kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
Kawasan hutan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup, yang mencakup
sumberdaya alam, sumber buatan dan nilai sejarah budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan. Sementara kawasan budidaya

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...555
adalah kawasan yang dimanfaatkan secara terencana dan terarah
sehingga dapat berdayaguna dan berhasil guna bagi hidup dan kehidupan
manusia, terdiri dari kawasan budidaya pertanian dan kawasan budidaya
non pertanian.
Dalam pelaksanaannya masih menghadapi berbagai hambatan,
khususnya di wilayah yang memiliki potensi yang beragam. Hal ini
berakibat terjadinya konflik penggunaan lahan antar berbagai
kepentingan, khususnya pertanian dan non pertanian. Sehingga sudah
menjadi kebutuhan yang mendesak adanya regulasi yang lebih bisa
mengatur dan mengendalikan tata ruang. Selanjutnya perlu juga didorong
pemahaman masyarakat dan pemerintah bahwa dalam proses
perencanaan pembangunan aspasial (RPJP dan RPJM) juga penting untuk
memahami perencanaan spasial.
Pembagian wilayah RTRW tersebut digunakan untuk mempermudah
koordinasi antar wilayah. Dengan koordinasi yang lebih baik diharapkan
keterpaduan pembangunan antar wilayah dalam Kabupaten Magelang
dapat bersinergi dengan baik terutama antara wilayah perkotaan dan
pinggiran.
Aspek pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW semakin baik dan
terarah, antara lain ditunjukkan dengan semakin berkurangnya konflik
pemanfaatan ruang, tetap terjaganya luasan kawasan lindung seluas
minimal 30% dari luas wilayah, meningkatnya daya saing Kabupaten
Magelang dengan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan kawasan budidaya
dalam menunjang investasi ekonomi dan infrastruktur wilayah,
menurunnya urbanisasi dengan meningkatnya keserasian pembangunan
desa kota serta meningkatnya pengaturan pertanahan mendasarkan
RTRW.
Beberapa permasalahan utama yang masih ditemukan dalam
pembangunan dari aspek tata ruang antara lain: a) belum disesuaikannya
RTRW Kabupaten dengan perkembangan regulasi Nasional dan Provinsi,
b) masih cukup tingginya frekuensi konflik terkait dengan penggunaan
ruang, c) belum optimalnya langkah-langkah pengendalian dan
pemanfaatan ruang.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...666
II.2.2. Pertanahan
Di bidang tanah yang merupakan salah satu sumber daya alam yang
harus dijaga dan ditata, karena mempunyai nilai strategis dalam tatanan
kehidupan manusia bersosial dan bernegara. Terutama dalam kaitannya
dengan fungsi pemanfaatan, baik fungsi lindung maupun budi daya sesuai
RTRW. Pada tahun 2004, di Kabupaten Magelang terdapat 17.745 bidang
tanah yang bersertifikat, dan pada tahun 2008 menjadi 281.640 bidang
tanah yang terdiri dari HM 271.030 buah, HGB 8.108 buah, HGU 1 buah
dan Hak Pengelolaan 102 buah. Walaupun perkembangan pensertifikatan
tanah sudah menggembirakan namun perbaikan manajemen pertanahan
dan sistem informasi pertanahan harus terus diperbaiki.
II.2.3. Kehutanan
Dibidang kehutanan, jumlah hasil hutan yang paling banyak diproduksi
adalah getah kayu yaitu sebesar 23.566 ton pada tahun 2004 sedangkan
pada tahun 2008 menjadi 17.628,9 ton atau turun 25,19%. Komoditi
kehutanan di Kabupaten Magelang yang juga cukup potensial adalah
gondorukem, damar dan sengon. Tanaman ini telah banyak ditanam oleh
masyarakat yang tersebar di 21 kecamatan. Namun dikhawatirkan
apabila jumlah hutan terus menurun akan berpengaruh terhadap
produksi hasil hutan.
II.2.4. Lingkungan Hidup
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 bahwa kekayaan alam
seisinya dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Namun,
pemanfaatan kekayaan alam harus dilakukan sebaik mungkin dengan
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pemanfaatan
kekayaan alam harus diimbangi dengan langkah konservasi lingkungan
yang cukup sehingga kelestarian lingkungan tetap dapat terjaga.
Luas lahan kritis Kabupaten Magelang pada tahun 2004 adalah
12.667 ha tetapi luasnya menurun pada tahun 2008 menjadi 9.276 ha.
Untuk mengatasi kerusakan lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang
telah melakukan perbaikan terhadap lahan kritis, sehingga kerusakan
lahan menurun. Hasil perbaikan lahan kritis: tahun 2005 : 12.189 ha,
tahun 2006: 11.626 ha, tahun 2007 : 10.726 ha, tahun 2008: 9.276 ha.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...777
Beberapa permasalahan utama yang masih dihadapi dalam
pembangunan lingkungan hidup antara lain: 1) belum optimalnya
pelestarian kawasan lindung lindung, pengelolaan hutan produksi, dan
pengelolaan hutan rakyat, 2) partisipasi masyarakat sekitar hutan yang
masih belum optimal, 3) belum optimalnya penerapan sempadan sungai
dan sempadan mata air untuk menjaga kelestarian lingkungan.
II.3. EKONOMI
II.3.1. Ekonomi Makro Daerah
Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum
dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) dan PDRB perkapita.
Dilihat dari PDRB, atas dasar harga konstan tahun 2000, selama
periode 2004 sampai 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Magelang menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu
tumbuh berkisar 4,03 – 5,12 persen. Jika dilihat dari nilainya, PDRB
Kabupaten Magelang meningkat dari Rp. 3.102,73 milyar (2004) menjadi
Rp. 3.770,21 milyar (2008).
Sementara jika dilihat dari PDRB, atas dasar harga berlaku, selama
periode 2004 sampai 2008 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Magelang menunjukkan adanya peningkatan, yaitu tumbuh berkisar 9,74
– 11,97 persen. Jika dilihat dari nilainya, PDRB Kabupaten Magelang
meningkat dari Rp. 4.119,37 milyar (2004) menjadi Rp. 6.587,63 milyar
(2008). Indikator makro ekonomi selengkapnya bisa dilihat di tabel 2.1.
Tabel 2.1. : Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No Tahun Harga Berlaku Harga Konstan
Nilai (Milyar Rp) Pertumbuhan Nilai (Milyar Rp) Pertumbuhan
1. 2004 4.119,37 9,74% 3.102,73 4,03%
2. 2005 4.640,40 12,65% 3.245,98 4,62%
3. 2006 5.252,85 13,20% 3.405,37 4,91%
4. 2007 5.859,05 11,54% 3.582,65 5,21%
5. 2008 6.587,63 11,97% 3.770,21 4,99%
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS
Selama periode 2004-2008, dilihat secara sektoral, semua sektor
mengalami pertumbuhan, antara satu hingga sembilan persen. Sektor Jasa
memberikan sumbangan yang terbesar pada pertumbuhan ekonomi,
yaitu sekitar 9%. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan diatas

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...888
rata-rata: sektor jasa-jasa; sektor bangunan; sektor listrik, gas dan air
minum, dan sektor pertambangan. Sektor-sektor yang mengalami
pertumbuhan dibawah rata-rata: sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor perdagangan,
hotel dan restoran; sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.
Jika dilihat dari sisi sumber pertumbuhan tahun 2008, sektor Jasa
memberikan sumbangan yang terbesar 1,52%, sumber paling kecil dari
sektor listrik, gas dan air minum: 0,01%.
Tabel 2.2. : Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Magelang Th 2004–2008 dan Sumber Pertumbuhan tahun 2008
No. Lapangan
Usaha Laju Pertumbuhan (persen) Sumber
Pertum-buhan (%)
2004 2005 2006 2007 2008
1. Pertanian 1,06 2,16 2,36 2,48 2,85 0,84 2. Pertambangan 5,26 6,86 7,82 9,94 7,85 0,20 3. Industri
Pengolahan 4,40 4,40 4,67 4,81 4,37 0,84
4. Listrik, gas dan air bersih
7,35 6,78 5,35 5,82 2,29 0,01
5. Bangunan 5,98 8,29 7,99 8,35 6,04 0,52 6. Perdagangan,
hotel & Restoran 4,03 4,17 4,20 4,68 4,50 0,67
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,81 4,84 5,23 5,22 5,20 0,29
8. Keuangan, Persewaan& Jasa persahaan
2,58 2,63 3,56 3,79 3,72 0,10
9. Jasa-jasa 9,07 8,57 9,12 9,12 9,22 1,52
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS
Peranan Sektor dalam Pembentukan PDRB. Berdasarkan harga
konstan tahun 2000, sektor-sektor yang memberikan kontribusi
signifikan kepada pembentukan PDRB Kabupaten Magelang dapat ilihat
dalam tabel berikut. Selama periode 2004-2008, dilihat dari sisi
kontribusi sektoral, sektor pertanian memberikan sumbangan yang
terbesar pada pembentukan PDRB, sektor listrik, gas dan air minum
memberikan sumbangan yang paling rendah. Sektor-sektor yang
memberikan kontribusi pada pembentukan PDRB diatas rata-rata: sektor
pertanian; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan
restoran; dan sektor jasa-jasa; Sektor-sektor yang memberikan
sumbangan pada pembentukan PDRB dibawah rata-rata: sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor pengangkutan dan
komunikasi; sektor bangunan; sektor listrik, gas dan air minum, dan
sektor pertambangan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...999
Jika dilihat dari sisi perubahan kontribusi sektoral pada
pembentukan PDRB, sektor pertanian mengalami penurunan yang
terbesar pada pembentukan PDRB, yaitu 2,99%, sektor lain yang
menurun adalah: sektor industi pengolahan; sektor perdagangan, hotel
dan restoran; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Tabel 2.3.: Distribusi Prosentase (%) PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Seri 2000 Periode 2004-2008
No. Lapangan
Usaha Berdasarkan Harga Berlaku Berdasarkan Harga Konstan
2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008
1. Pertanian 32,59 30,82 30,80 30,08 29,61 31,80 31,05 30,30 29,51 28,81
2. Pertambangan 2,26 2,40 2,41 2,48 2,50 2,35 2,40 2,47 2,58 2,64
3. Industri Pengolahan
18,68 19,16 18,61 18,62 18,58 19,29 19,25 19,20 19,13 19,06
4. Listrik, gas dan air bersih
0,74 0,77 0,76 0,74 0,77 0,52 0,53 0,53 0,54 0,55
5. Bangunan 7,76 7,77 7,91 8,18 8,42 7,85 8,12 8,36 8,61 8,86
6. Perdagangan, hotel & Restoran
15,02 15,73 15,45 15,27 14,97 15,04 14,98 14,88 14,80 14,66
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5,53 5,43 5,34 5,32 5,28 5,49 5,50 5,52 5,52 5,52
8. Keuangan, Persewaan& Jasa persahaan
3,02 2,96 2,92 2,85 2,78 2,93 2,88 2,84 2,80 2,76
9. Jasa-jasa 14,41 14,96 15,80 16,45 17,08 14,73 15,29 15,90 16,50 17,13
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS
Sedangkan sektor jasa-jasa mengalami kenaikan yang terbesar
pada pembentukan PDRB, yaitu 2,24%. Sektor lain yang mengalami
kenaikan adalah sektor pertambangan; sektor listrik, gas dan air minum;
sektor bangunan; sektor perdagangan; sektor pengangkutan dan
komunikasi.
Tabel 2.4.: Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No. Tahun
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Nilai (Rp) Pertumbuhan
(%) Nilai (Rp)
Pertumbuhan (%)
1. 2004 2.557.111,30 9,74 2.679.229,60 4,03
2. 2005 3.967.335,20 12,65 2.775.166,30 4,62
3. 2006 4.453.538,16 13,20 2.887.185,78 4,91
4. 2007 4.940.962,97 11,54 3.021.263,63 5,21
5. 2008 5.503.004,65 11,86 3.162.454,87 5,16
Sumber: PDRB Kabupaten Magelang, BPS

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111000
PDRB Per Kapita. PDRB perkapita berdasarkan harga konstan
(ADHK) tahun 2000 mengalami perubahan dari Rp. 2.679.229,60 pada
tahun 2004 menjadi Rp. 3.162.454.87 pada tahun 2008. PDRB perkapita
Kabupaten Magelang berdasarkan harga berlaku (ADHB) sebesar Rp.
2.557.111,30 pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp. 5.503.004.65 pada
tahun 2008. Secara keseluruhan perkembangan PDRB dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.4.
Inflasi. Tingkat inflasi di Kabupaten Magelang selama periode 2004
- 2007 mengalami fluktuasi (naik turun) yaitu 4,99% pada tahun 2004,
15,89 % pada tahun 2005, 5,03% pada tahun 2006, 6,49% pada tahun
2007 dan 8,29% pada tahun 2008. Inflasi tahun 2008 cukup tinggi karena
adanya kebijakan kenaikan BBM dari pemerintah.
Inflasi Kabupaten Magelang selama ini masih di bawah laju inflasi
provinsi dan nasional. Hal ini bisa dilihat pada tahun 2008 kenaikan BBM
menyebabkan laju inflasi nasional pada tahun 2008 mencapai 11,10% dan
Jawa Tengah mencapai 9,99% Imbas kenaikan inflasi tingkat nasional
berdampak pada kinerja perekonomian daerah.
Laju inflasi pada tahun 2008 tertinggi pada kelompok transportasi
dan komunikasi sebesar 14,19% kemudian kelompok pengeluaran bahan
makanan 12,33% diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok
dan tembakau sebesar 6,06% kelompok perumahan 5,29% kelompok
sandang 9,64% kelompok kesehatan 3.80% dan terakhir kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,74%. Inflasi tertinggi
biasanya terjadi pada bulan Januari, Juli, dan hari raya keagamaan.
Pada tahun 2008 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar
2,74 % dibanding bulan Januari 1,22% bulan Juli 1,32% dan bulan
Oktober 0,37%. Untuk selanjutnya hal ini harus diantisipasi dan dikelola
setiap bulan untuk setiap komponen inflasinya.
Dengan mengamati kecenderungan yang terjadi maka pemerintah
daerah dapat mulai melakukan penataan prioritas pembangunan
berdasarkan sektor ekonomi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar
sehingga arah kebijakan yang dilakukan dapat menjadi lebih tepat
sasaran.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111111
Keberhasilan pemerintah menekan laju inflasi pada level satu digit
menunjukkan bahwa fluktuasi harga barang dan jasa di Kabupaten
Magelang masih dapat dikendalikan.
II.3.2. Perdagangan
Pembangunan perdagangan Kabupaten Magelang menunjukkan kinerja
yang menggembirakan. Berbagai fasilitas pendukung pengembangan
perdagangan Kabupaten Magelang telah tersedia dengan memadai dan
terus berkembang lebih baik. Hal ini mengindikasikan kegiatan usaha di
Kabupaten Magelang cukup meningkat. Keberhasilan perdagangan di
Kabupaten Magelang salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja
ekspor. Perkembangan realisasi ekspor Kabupaten Magelang disajikan
dalam tabel 2.5.
Tabel 2.5: Perkembangan Realisasi Eksport Non Migas Kabupaten Magelang Tahun 2007 dan 2008
2007 2008
1 Benang
2 Kerajinan batu 17,777.00 1,118,270.00 6,190.54
3 Kayu olahan komp bahan bangunan 20,315,157.00 16,564,288.96 (18.46)
4 Julit samak 7,407,406.50 10,040,934.93 35.55
5 Alat rumah tangga dari kayu / kulit 936,034.50 - (100.00)
6 Mebel 248,025.35 1,154,986.38 365.67
7 Daun pakis/bungan potong 601,804.50 66,399.66 (88.97)
8 Kripik ketela 93,150.00 102,465.00 10.00
Jumlah 29,619,354.85 29,047,344.93 (1.93)
Sumber: Kab. Magelang Dalam Angka Tahun 2008
Nilai Eksport (US $)No Komoditas
Pertumbuhan
(%)
Jumlah usaha perdagangan menengah pada tahun 2004 berjumlah 6.263
unit usaha, jumlah usaha tersebut bertambah menjadi 7.931 unit usaha
pada tahun 2008. Jumlah pedagang yang terus meningkat tersebut harus
didukung dengan jumlah pasar yang memadai. Jumlah pasar tradisional di
Kabupaten Magelang pada tahun 2008 berjumlah 19 buah, pasar lokal 32
buah, pasar regional 2 buah dan pasar swalayan 32 buah.
II.3.3. Industri
Jumlah industri besar di Kabupaten Magelang pada tahun 2008: 89
perusahaan yang menyerap 12.458 tenaga kerja. Sedangkan industri kecil
dan menengah berjumlah 38.198 perusahaan yang menampung 85.174
tenaga kerja. Banyaknya perusahaan besar dan sedang yang terinci
menurut jenis industrinya disajikan dalam tabel 2.6. Perkembangan unit
usaha kecil & menengah ditampilkan pada tabel 2.7.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111222
Tabel 2.6: Banyak Perusahaan Industri Besar dan Sedang Kabupaten Magelang Tahun 2007-2008
2007 2008
1 Makanan, minuman jadi dan tembakau 26 20 (23.08)
2 Tektil, produk tektil, kulit dan pakaian jadi 9 10 11.11
3 Barang-barang dari kayu 15 16 6.67
4 Kertas dan produk kertas 4 4 -
5 Kimia dan produk kimia 6 1 (83.33)
6 Bahan galian non migas 17 9 (47.06)
7 Logam dasar - - -
8 Produk logam, mesin dan peralatannya 8 7 (12.50)
9Macam-macam perhiasan, mainan anak-anak, cindera
mata dll.18 22 22.22
Jumlah 103 89 (13.59)
Sumber: Kab. Magelang Dalam Angka Tahun 2008
Pertumbuhan
(%)No Jenis Industri
Tahun
Potensi Industri Kecil dan Menengah yang dapat dikembangkan di
Kabupaten Magelang adalah industri pengolahan hasil pertanian,
pemanfaatan pasir lava Merapi, kerajinan tanduk, kerajinan kaleng bekas
dan kerajinan bambu serta kerajinan pahat batu untuk mendukung
pariwisata.
Sentra industri yang menonjol diantaranya sentra industri kecil,
kerajinan pahat batu di Desa Taman Agung Kecamatan Muntilan, Sentra
Industri Makanan dari ketela (slondok) di Desa Sumur Arum Kecamatan
Grabag; Sentra Industri Makanan Jenang Dodol Krasikan di Desa Gulon
Kecamatan Salam, Sentra Industri Makanan dari Beras Ketan (Tape Ketan
dan Wajik) di Desa Gunung Pring Kecamatan Muntilan dan Desa Salaman
Kecamatan Salaman, Industri Kerajinan Tanduk di Desa Pucang
Kecamatan Secang; genting Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman; kaleng
bekas di Desa Ngadirejo Kecamatan Salaman; Industri Mainan Anak-Anak
di Desa Kalijoso Kecamatan Secang; Industri Kerajinan Perak di Desa
Balerejo Kecamatan Kaliangkrik dan Industri Kerajinan Sangkar Burung
di Desa Prajegsari Kecamatan Tempuran. Jumlah sentra industri pada
tahun 2007 di Kabupaten Magelang berjumlah 256 sentra industri.
II.3.4. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Koperasi diharapkan dapat menjadi soko guru perekonomian bangsa,
berdasarkan perhitungan jumlah Koperasi pada tahun 2004 sebanyak 366
buah dan pada tahun 2008 menjadi 531 buah atau naik 45%. Sedangkan
jumlah KUD pada tahun 2004 sampai dengan 2008 sebanyak 24 unit tidak
mengalami perubahan. Jumlah Koperasi non KUD pada tahun 2004

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111333
sebanyak 342 unit, sedangkan tahun 2008 naik menjadi 507 unit atau
naik 48%. Perkembangan koperasi di Kabupaten Magelang selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.7.
Tabel 2.7: Perkembangan Koperasi Kabupaten Magelang Tahun 2005-2008
No Uraian 2004 2005 2006 2007 2008
1 Jumlah Koperasi Aktif 270 273 353 356 394
2 Jumlah Koperasi Tidak Aktif 96 97 97 137 137
3 Jumlah Koperasi 366 370 450 493 531
4 Jumlah Koperasi Primer Tk. Kabupaten 363 367 447 485 523
5 Jumlah Koperasi Sekunder Tk Kabupaten 3 3 3 4 4
6 Jumlah KUD 24 24 24 24 24
7 Jumlah Non KUD 342 346 426 469 507
8 Jumlah Koperasi Primer Tk. Provinsi 3 3
9 Jumlah Koperasi Primer Tk. Nasional 1 1
Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Tahun 2009
UKM merupakan salah satu bidang yang mempunyai daya tahan
dalam menghadapi krisis ekonomi. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlahnya yang terus meningkat, jumlah UKM pada tahun 2006 sebanyak
7.672 unit menjadi 42.156 unit pada tahun 2008. Sedangkan volume
usahannya juga terus meningkat dari Rp. 17.161 milyar pada tahun 2006
dan menjadi Rp. 126.610 milyar pada tahun 2008.
II.3.5. Penanaman Modal
Berkaitan dengan partisipasi investor (swasta) dalam ikut
mengembangkan dan membangun Kabupaten Magelang, selama tahun
2006 investasi dari penanam modal asing (PMA) sebesar US$ 400.000,
pada tahun 2007 sebesar US$ 300.000 dan tahun 2008 tidak ada investasi
dari modal asing. Disamping investasi dari PMA, sektor UKM/IKM juga
memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan ekonomi
daerah. Nilai investasi UKM/IKM Kabupaten Magelang pada tahun 2007
mencapai Rp. 330.531.980.000,00. Bila dibandingkan tahun 2006
investasi ini meningkat sebesar Rp. 271.321.520.000,00. Pada tahun 2008
jumlah investasi dari sektor ini sebesar Rp. 330.985.941.000,00 menigkat
sebesar Rp. 453.961.000,00
Arus investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kabupaten
Magelang selama 4 Tahun terakhir cenderung stagnan, pada tahun 2004
sampai dengan 2008 terdapat tujuh PMA saja. Sedangkan investasi
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 2004 menunjukkan
3 pananaman modal dalam negeri dan jumlah tersebut tetap 3 PMDN

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111444
pada tahun 2008.Perkembangan investasi dari dunia usaha dapat dilihat
dalam tabel 2.8.
Tabel 2.8. : Nilai Investasi yang Ditanam Kabupaten Magelang Th 2004-2008
No. Sektor 2004 2005 2006 2007 2008 1. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan
a. Menengah 151.643.221 151.643.111 153.324.221 190.929.839 190.929.839
b. Kecil 9.023.010 9.061.215 10.398.744 28.232.040 28.642.136 2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka
a. Menengah 87.277.094 87.278.130 104.387.726 104.387.726 104.387.726
b. Kecil 3.084.470 3.428.829 3.210.829 6.982.375 7.026.240
TOTAL
a. Menengah 238.920.315 238.921.241 257.711.947 295.317.565 295.317.565
b. Kecil 12.107.480 12.490.044 13.609.573 35.214.415 35668376
TOTAL SEKTOR 251.027.795 51.411.285 271.321.520 30.531.980 30.985.941
Sumber: Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM
II.3.6. Pertanian
Pada tahun 2007, PDRB pertanian memberikan kontribusi sebesar Rp.
1.762.303.420.000,- atau 30,30% dari total PDRB Kabupaten Magelang.
PDRB yang berasal dari tanaman pangan sebesar Rp. 1.344.255.220.000,-
Perkebunan sebesar Rp. 127.544.220.000,- Peternakan sebesar Rp.
171.341.240.000,- Kehutanan sebesar Rp. 87.967.670.000,- dan Perikanan
sebesar Rp. 31.195.070.000.
Di bidang pertanian terutama padi atau gabah pada tahun 2004
luas areal produksi seluas 47.154 ha dan meningkat menjadi seluas
53.396 ha pada tahun 2008. Jumlah produksi padi tahun 2004 sebesar
258.169 ton dan jumlah 306.523 ton pada tahun 2008. Sedangkan jumlah
produksi jagung juga mengalami peningkatan pada tahun 2004 berjumlah
55.579 ton dan menjadi 82.739 ton pada tahun 2008. Produksi buah-
buahan terutama Salak yang pada tahun 2004 sejumlah 127.752 Kuintal
dan menjadi 182.981 kwintal pada tahun 2008 atau meningkat 43%.
Sedangkan produksi mangga pada tahun 2004 berjumlah 7.252 ton dan
turun menjadi 5.740 ton pada tahun 2008.
Pertanian merupakan pendukung pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Magelang karena sesuai dengan kondisi Kabupaten Magelang
yang merupakan daerah agraris. Dilihat dari keadaan alam, ketersediaan
sarana dan prasarana juga letak geografis yang sangat strategis,
Kabupaten Magelang merupakan sumber utama produksi komoditas

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111555
tanaman pangan dan holtikultura di Jawa Tengah. Data luas dan produksi
pertanian Kabupaten Magelang tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 : Produksi Pertanian Kabupaten Magelang Tahun 2008
No. Komoditas Luas Panen Produksi 1. Padi Sawah 53.396 Ha 306.523 Ton
2. Jagung 15.489 Ha 82.739 Ton
3. Ketela pohon 33.85 Ha 72.102 Ton
4. Ketela Rambat 1.298 Ha 32.261 Ton
5. Kacang Tanah 1.305 Ha 16 Ton
6. Kentang 426 Ha 69.120 Kuintal
7. Kobis 3.638 Ha 790.206 Kuintal
8. Wortel 941 Ha 136.837 Kuintal
9. Kacang Panjang 1.379 Ha 117.977 Kuintal
10. Cabe 3.109 Ha 202.363 Kuintal
11. Tomat 1.032 Ha 223.562 Kuintal
12. Kedelai 12 Ha 22 Ton
13. Jeruk 15.120 Pohon 3.840 Kuintal
14. Mangga 10.729 Pohon 5.879 Kuintal
15. Durian 7.187 Pohon 5.972 Kuintal
16. Pisang 645.659 Pohon 99.557 Kuintal
17. Rambutan 126.332 Pohon 171.388 Kuintal
18. Pepaya 66.209 Pohon 50.895 Kuintal
19. Salak 1.957.822 Pohon 182.981 Kuintal
20. Duku 743 Pohon 1.104 Kuintal
21. Nanas 8.203 M2 163 Kuintal
22. Anggrek 14.185 M2 114.581 Tangkai
23. Mawar 36.397 M2 2.112.973 Tangkai
24. Sedap Malam 158.110 M2 4.053.248 Tangkai
25. Tebu Rakyat 639 Ha 29.005 Ton
26. Cengkeh 659 Ha 263 Ton
27. Kopi 1.023 Ha 470 Ton
28. Tembakau 3.768 Ha 1.879,36 Ton
29. Klembak 24 Ha 12 Ton
30. Kapulogo 53 Ha 894 Ton Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Magelang
Dalam rangka mengembangkan agribisnis Kabupaten Magelang,
maka telah dibangun 2 Sub Terminal Agribisnis (STA) yaitu di Desa
Sewukan Kecamatan Dukun dan Desa Ngablak Kecamatan Ngablak serta
Pasar Buah Salak Nglumut di Desa Sucen Kecamatan Salam.
Pada bidang pengembangan SDM pertanian, jumlah petani di
Kabupaten Magelang pada tahun 2004 sebanyak 138.114 jiwa. Pada
tahun 2008 jumlah petani menjadi sebanyak 428.956 jiwa. Sampai dengan
tahun 2008 tingkat kemampuan kelas kelompok adalah 1.166 kelas
pemula, 639 kelas lanjut, 207 kelas madya dan 3 kelas utama. Dari 372
desa/kelurahan, telah membentuk Gabungan Kelompok Tani sebanyak
189 gabungan kelompok, Asosiasi Petani sebanyak 40 asosiasi, Lembaga
Keuangan Mikro bagi petani kecil sebanyak 12 unit dan koperasi tani
sebanyak 36 unit.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111666
II.3.7. Perkebunan
Di bidang perkebunan, masyarakat Kabupaten Magelang mayoritas
mengandalkan budidaya tanaman tembakau, yang pada tahun 2004
produksinya mencapai 4.220 Ton dengan luas lahan mencapai 6.843 Ha.
Selain tanaman tembakau, masyarakat juga mengandalkan tanaman tebu,
yang produksinya mencapai 2.176 ton pada tahun 2004 , jumlah tersebut
semakin meningkat menjadi 2.871 ton pada tahun 2008. Komoditi
perkebunan lain yang cukup menonjol di Kabupaten Magelang adalah
tanaman kopi, dimana tanaman ini sejak tahun 2004 dikembangkan
secara khusus.
II.3.8. Perikanan
Pada tahun 2004 areal budidaya perikanan seluas 2.782,3 Ha, sedangkan
tahun 2008 menjadi seluas 2.785,1 Ha atau relatif tidak berubah. Produksi
perikanan darat pada tahun 2006 sebesar 4.118.470 ton, sedangkan tahun
2008 sebesar 4.448.390 ton atau naik sebesar 8,01%. Produksi bibit juga
mengalami peningkatan, yaitu 464,20 juta ekor pada tahun 2006 menjadi
500,95 juta ekor pada tahun 2008, atau naik sebesar 7,9%. Luas kolam
yang dipergunakan untuk budi daya naik dari 232,70 Ha tahun 2004
menjadi 234,1 Ha pada tahun 2008.
Perikanan di Kabupaten Magelang berpotensi untuk
dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat.
Potensi tersebut meliputi budidaya kolam dan perairan umum. Produksi
perikanan Kabupaten Magelang tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10: Produksi Perikanan Kabupaten Magelang Tahun 2006 dan 2008
2006 2007 2008I. Perikanan Budidaya
Luas Areal
Kolam (Ha) 237.61 238.15 238.15
Sawah (Ha) 2,785.08 2,785.08 2,785.08
Produksi
a. Lauk (ton) 3,905.26 4,079.90 4,255.90 4.31
1 Ikan Mas 1,139.85 827.70 766.60
2 Nila 978.44 1,453.70 1,148.00
3 Tawes 627.52 377.20 500.00
4 Lele 188.56 355.80 649.00
5 Gurame 41.80 150.50 227.20
6 Bawal Air Tawar - 232.20 345.90
7 Patin 103.80
8 Udang Galah 21.30 45.00
9 Lainnya 929.09 661.50 470.40
b. Benih (x 1.000 ekor) 464,303.84 473,600.10 500,951.20 3.59
1 Ikan Mas 92,117.40 105,611.90 116,972.00
2 Nila 220,322.75 226,405.00 226,962.00
3 Tawes 52,462.69 54,017.00 64,020.00
4 Lele 87,474.96 76,937.70 79,996.00
5 Gurame 4,630.18 4,905.50 4,082.00
6 Bawal Air Tawar - 2,452.70 7,585.00
7 Patin 1,144.60 1,188.00
8 Udang Galah 490.50
9 Lainnya 7,295.86 1,635.20 146.20
Rumah Tangga Perikanan (KK) 5,784 5,784 5,784
II. Perikanan Tangkap
Luas areal (Ha) 479 479 479
Trip 68,737 77,866 79,518
Rumah Tangga Perikanan (KK) 350 350 350
Produksi (Ton) 213.22 217.06 222.49 2.5
TahunKenaikan Tahun
2008 (%)
UraianNo
Sumber: Dinas Peterikan Kabupaten Magelang

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111777
Konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Magelang tahun 2006
adalah 10,28 Kg/kapita/tahun, dan untuk tahun 2007 meningkat menjadi
11,06 Kg/kapita/tahun sedangkan pada tahun 2008 menjadi 11,85
kg/kapita/tahun. Di Kabupaten Magelang juga terdapat 3 Balai Benih Ikan
(BBI) yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Magelang dan 2 Balai
Benih Ikan yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 2
pasar ikan milik pemerintah daerah dan 7 pasar ikan milik desa.
II.3.9. Peternakan
Di bidang peternakan, ternak yang paling banyak dipelihara adalah ternak
besar (sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda) dan ternak kecil
(kambing dan domba), sedangkan untuk unggas, yang dipelihara
masyarakat yaitu: ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik dan
burung puyuh.
Pengembangan peternakan Kabupaten Magelang didukung oleh
potensi wilayah untuk pengembangan ternak besar maupun ternak kecil
serta ternak unggas. Perkembangan populasi ternak dapat dilihat pada
tabel 2.11.
Tabel 2.11: Populasi Ternak Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
No. Komoditas Populasi
2004 2008
1. Sapi Potong 68.222 71.635
2. Sapi Perah 1.946 759
3. Kambing 66.905 67.502
4. Domba 67.748 78.877
5. Kerbau 9.171 8.864
6. Kuda 788 742
7. Ayam Buras 955.576 797.961
8. Ayam Ras Petelur 941.065 1.251.967
9. Ayam Ras Pedaging 262.515 531.465
10. Itik 120.608 165.125
Sumber: Dinas Peterikan Kabupaten Magelang
Untuk produksi susu tahun 2004 sebesar 1.462.028 liter
sedangkan pada tahun 2008 sebesar 630.371 liter atau mengalami
penurunan sebesar 62,89%. Produksi telur pada tahun 2004 sebesar

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111888
4.336.454 kg, sedangkan tahun 2008 mencapai 5.470.534 kg atau
mengalami peningkatan sebesar 26,15%.
Konsumsi bahan pangan perkapita pertahun dari hewan adalah
5,87 gram/kapita/tahun, susu 0,01 gram, daging 3,70 gram dan telur 2,16
gram. Pos Inseminasi Buatan (IB) sejumlah 19 buah dan Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) sejumlah 2 buah.
II.3.10. Ketahanan Pangan
Di bidang produksi tanaman pangan lahan sawah, pada tahun 2004 luas
panen seluas 47.154 Ha, meningkat menjadi 53.396 Ha pada tahun 2008.
Sedangkan total hasil panen dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
yaitu sebesar 258.169 ton pada tahun 2004 menjadi 306.523 ton
produksi gabah pada tahun 2008. Hal tersebut dikarenakan semakin
intensifnya petani dalam penanaman tanaman padi pada tahun 2004.
Dalam rangka diversifikasi tanaman pangan masyarakat Kabupaten
Magelang juga menanam jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang,
kedelai dan padi gogo. Jumlah tanaman yang paling banyak ditanam
(dilihat dari luasan areal) adalah padi, jagung disusul ketela pohon, ketela
rambat, dan kacang.
Produksi pertanian tanaman sayur-sayuran, pada tahun 2005
mencapai 1.160.500 kuintal dan terus menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya, walaupun luas lahannya semakin kecil;
jenis tanaman sayur-sayuran yang menonjol adalah cabe merah, kol,
kentang, kol bunga, dan buncis. Sedangkan dalam pertanian buah-buahan,
salak merupakan tanaman buah yang paling tinggi produksinya, yaitu
mencapai 182.981 kuintal pada tahun 2008. Tanaman buah-buahan lain
yang menonjol adalah rambutan, jeruk, durian, duku, dan mangga. Namun
secara keseluruhan produktifitas tanaman buah semakin menurun dari
tahun ke tahun.
II.3.11. Pariwisata
Pariwisata dimasa yang akan datang dapat dijadikan salah satu andalan
untuk meningkatkan pendapatan daerah. Kabupaten Magelang dikaruniai
salah satu warisan budaya yang termasuk dalam tujuh keajaiban dunia
yaitu Candi Borobudur, disamping itu juga dikarunia pemandangan alam
serta kesenian yang indah. Oleh karena itu potensi-potensi wisata
tersebut harus dikembangkan sehingga menambah jumlah objek wisata di

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...111999
Kabupaten Magelang. Adapun potensi objek wisata tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Wisata Alam
Jumlah wisata alam yang sudah dikembangkan di Kabupaten
Magelang pada tahun 2004 berjumlah 16 objek dan pada tahun
2008 bertambah menjadi 22 objek wisata, yaitu:
1 Taman Suralaya 9 Air Terjun Sekar Langit Bawah 16 Agrowisata Salak Nglumut
2 Goa Gondopurowangi 10 Air Terjun Curah Silawe 17 Telaga Bleder
3 Wanawisata Tukumas Sambak 11 Tracking Gunung Merapi 18 Agrowisata Menoreh
4 Watu Kendil 12 Tracking Gunung Merbabu 19 Ketep Pass
5 Ancol 13 Wanawisata Sutopati Kajoran 20 Taman Nasional G. Merapi
6 Air Terjun Kedung Kayang 14 Pos Pengamatan Merapi Babadan 21 Puncak Muntuk Majaksingi
7 Air Hangat Candi Umbul 15 Agrowisata Babadan 22 Kali Bening
8 Air Terjun Sekar Langir Atas
2. Wisata Budaya
Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Canggal, Candi
Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Pendem, Candi Aso, Candi
Ngawen, Candi Selogriyo dan museum.
3. Wisata Religi
Langgar Agung P. Diponegoro, Makam Kyai Condrobumi, Makam
Sunan Geseng, Makam Kyai Raden Santri dan upacara-upacara
tradisional.
4. Wisata Seni Budaya dan Kriya
Kesenian Tradisional, Kerajinan Cinderamata, Kerajinan
Mebel/Interior, Kerajinan Makanan Khas, dan lain-lain. Dari obyek
wisata yang ada di Kabupaten Magelang, belum seluruh obyek dapat
menyerap pengunjung, hanya beberapa obyek saja seperti Candi
Borobudur, Candi Mendut, Taman Rekreasi Kalibening, Telaga
Bleder, Taman Anggrek, Taman Rekreasi Mendut, Air Hangat Candi
Umbul, serta obyek wisata Ketep Pass.
Adapun kunjungan wisatawan pada tahun 2008 sebanyak
2.423.907, yang terdiri dari wisatawan manca negara (wisman) sebanyak
165.573 dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 2.258.334.
Pendapatan dari obyek wisata pada tahun 2008 sebesar Rp.
2.257.551.110,-.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222000
Perkembangan kunjungan dan pendapatan obyek wisata sejak
tahun 2004 hingga tahun 2008, sebagai berikut:
Tabel 2.12 : Pengunjung Wisata dan Pendapatan Wisata
Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
Tahun Pengunjung Wisata
(Orang) Pendapatan Wisata
(Rp)*
2004 2.499.081 546.653.490
2005 2.447.880 1.174.670.046
2006 1.625.705 1.173.275.210
2007 2.258.184 1.781.719.550
2008 2.423.907 2.257.551.110
*Tidak termasuk pendapatan Candi Borobudur
Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan
Akomodasi merupakan salah satu pendukung utama
pembangunan pariwisata di suatu daerah. Di Kabupaten Magelang jumlah
hotel pada tahun 2004 berjumlah 16 buah dan pada tahun 2008
bertambah menjadi 23 buah lima diantaranya adalah hotel berbintang.
Sedangkan jumlah restoran pada tahun 2005 berjumlah 33 buah dan
meningkat menjadi 48 buah pada tahun 2008. Jumlah biro wisata pada
tahun 2003 berjumlah 4 unit dan meningkat menjadi 19 biro wisata pada
tahun 2008 atau tumbuh sebesar 375%.
II.3.12. Ketenagakerjaan
Bertambahnya jumlah penduduk, mengakibatkan semakin bertambah
pula beban penyediaan lapangan kerja. Untuk saat ini lapangan atau
kesempatan kerja dirasakan semakin terbatas karena pertumbuhannya
tidak sebanding dengan pertambahan jumlah angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2004 berjumlah 612.925 orang
dan meningkat pada tahun 2008 yang mencapai 687.417 orang atau
tumbuh 12,15%. Dari jumlah tersebut jumlah pengangguran terbuka
25.918 orang atau 3,77%, setengah penganggur 108.417 atau 15.77%.
Permasalahan yang muncul dari meningkatnya jumlah angkatan
kerja tersebut adalah penyediaan lapangan pekerjaan. Hal tersebut juga
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pencari kerja yang juga terus
meningkat dari tahun ketahun. Kondisi penyerapan tenaga kerja sektor

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222111
industri Kabupaten Magelang tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel
2.13.
Tabel 2.13: Penyerapan Tenaga kerja Sektor Industri Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No. Uraian Jumlah Tenaga Kerja
2004 2005 2006 2007 2008 1. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan a. Menengah 4.831 4.857 5.107 9.786 9.786
b. Kecil 58.643 58.825 58.879 60.449 60.736 2. Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka
a. Menengah 6.990 7.015 7.129 7.129 7.129
b. Kecil 7.433 7.452 7.462 7.487 7.523 TOTAL
a. Menengah 11.821 11.872 12.236 16.915 16.915
b. Kecil 66.076 66.277 66.341 67.936 68259
TOTAL 77.897 78.149 78.577 84.851 85.174
Sumber : Dinas Perindustrian dan Koperasi
Guna meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tenaga kerja
agar dapat bersaing dipasar kerja, telah tersedia satu BLK dengan
instruktur sebanyak 39 orang. BLK tersebut pada tahun 2004 telah
meluluskan 240 orang, jumlah lulusan tersebut meningkat menjadi 480
orang pada tahun 2008.
Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha utama tahun 2008
bagi penduduk berusia 10 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian
428.956 orang, Pertambangan dan Galian 4.741 orang, Industri 103.245
orang, Listrik Gas dan Air 2.370, Konstruksi 34.942 orang, Perdagangan
150.653 orang, Komunikasi 29.147 orang, Keuangan 1.141 orang dan Jasa
114.934 orang. Sedangkan perkembangan kenaikan angka penyerapan
tenaga kerja sektor industri kecil dan menengah, seperti terlihat dalam
tabel 2.5.
II.3.13. Ketransmigrasian
Transmigrasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
kepadatan penduduk dalam rangka menciptakan peningkatan
kesejahteraan dan pemerataan jumlah penduduk. Jumlah calon
transmigran pada tahun 2004 sebesar 60 Kepala Keluarga (KK) dan pada
tahun 2008 menjadi 20 KK yang terdiri dari 79 jiwa. Pemberangkatan
transmigran ini disesuaikan dengan kuota lokasi penempatan.
Pada tahun 2008 telah ditempatkan transmigran di Kabupaten
Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, yaitu di UPT Sekayun ditempatkan 10

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222222
KK yang terdiri dari 47 jiwa dan di UPT Pematang Tiga ditempatkan 10
KK yang terdiri dari 32 jiwa.
Secara terinci penempatan transmigrasi pada tahun 2004, sebagai
berikut:
Transmigrasi Umum di UPT Tanah Merah SP1 Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 15 KK: 55 jiwa
Transmigrasi Umum di UPT Aek Nabirong Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatra Barat sebanyak 30 KK: 118 jiwa
Transmigrasi Umum di UPT Tanjung Buka Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 10 KK: 38 jiwa
Transmigrasi Swakarsa Mandiri di UPT Wae Giren Kabupaten Namlea
Provinsi Maluku, sebanyak 5 KK: 15 jiwa.
II.4. SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
II.4.1. Pendidikan
Tingkat Pendidikan masyarakat merupakan salah satu indikator penting
tingkat kesejahteraan masyarakat disamping itu tingkat pendidikan
penduduk dapat mempengaruhi berhasil tidaknya pembangunan suatu
bangsa. Semakin maju pendidikan berarti akan membawa berbagai
pengaruh positif bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. Demikian
pentingnya peranan pendidikan, tidaklah mengherankan kalau
pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian dari pemerintah
maupun masyarakat. Untuk melihat gambaran secara umum mengenai
perkembangan pendidikan di Kabupaten Magelang, perlu dibedakan atas
jenjang pendidikan yang tersedia yakni tingkat pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Kebijakan yang dilakukan adalah dengan peningkatan perluasan
pemerataan kesempatan bagi pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, menengah dan luar sekolah, peningkatan mutu pendidikan di
semua jenjang, peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
bidang pendidikan, peningkatan pendidikan yang berorientasi
kesepadanan melalui pengembangan kurikulum lokal sesuai potensi
daerah.
Partisipasi pendidikan Kabupaten Magelang dapat dilihat dari
Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni, sebagai berikut:

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222333
Tabel 2.14 : Kinerja Pendidikan Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
2004 2005 2006 2007 2008
1 Angka Parisipasi Kasar
SD/MI 107.30 107.48 107.65 107.68 107.90
SMP/MTs 73.68 75.51 77.33 86.92 88.50
SMA/SMK/MA 30.39 30.70 31.01 32.18 35.45
2 Angka Parisipasi Murni
SD/MI 91.92 92.06 92.20 92.40 93.50
SMP/MTs 56.83 57.31 57.78 62.48 63.50
SMA/SMK/MA 21.81 22.81 23.81 24.85 25.25
3 Angka Putus Sekolah
SD/MI 0.25 0.24 0.23 0.20 0.19
SMP/MTs 1.24 1.19 1.14 1.09 0.85
SMA/SMK/MA 1.15 1.13 1.11 1.08 0.95
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
TahunUraianNo
Selain itu juga hasil pembangunan urusan pendidikan dapat dilihat
dari perkembangan penyelenggaraan PAUD, sebagai berikut:
Tahun 2004 : 21 buah; Tahun 2006 : 18 buah;
Tahun 2005 : 47 buah; Tahun 2007 : 32 buah.
Tahun 2008 : 38 buah;
Perkembangan Rasio guru-siswa dan siswa-kelas pendidikan dasar
dan pendidikan menengah di Kabupaten Magelang antara tahun 2004
dan 2008 tampak dalam tabel berikut:
Tabel 2.15: Rasio Guru-siswa dan siswa-kelas Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
Jenis Sekolah Rasio Guru-Siswa Rasio Siswa - Kelas
2004 2008 2004 2008
a. TK
b. SD
c. SLTP
d. SMU
8,95
17,00
12,00
11,00
9,27
16,00
13,00
11,00
22,00
34,00
34,00
23,00
37,00
33,00
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
Peningkatan kualitas pelayanan dan akses pendidikan dapat dilihat dari
perkembangang jumlah sekolah, jumlah siswa dan jumlah guru, menurut jenjang
pendidikan. Data menunjukkan bahwa di Kabupaten Magelang terdapat
kekurang faslitas untuk jenjang pendidikan menengah, dengan kata lain banyak
siswa lulusan pendidikan dasar yang tidak tertampung di jenjang pendidikan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222444
menengah. Data perkembangan jumlah Sekolah Umum, Siswa dan Guru
Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008 selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.16:
Tabel 2.16: Perkembangan Jumlah Sekolah Umum, Siswa dan Guru
Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008
2004 2008 2004 2008 2004 2008
1 Taman Kanak-Kanak (TK) 329 384 55 17% 6,481 6,727 246 4% 724 726 2 0%
Negeri 1 1 0 0% 101 61 -40 -40% 9 193 184 2044%
Swasta 328 383 55 17% 6,380 6,666 286 4% 715 533 -182 -25%
2 Sekolah Luar Biasa (SLB) 3 3 0 0% 186 160 -26 -14% 45 51 6 13%
Negeri
Swasta 3 3 0 0% 186 160 -26 -14% 45 51 6 13%
3 Sekolah Dasar (SD) 620 602 -18 -3% 102,613 101,925 -688 -1% 5,803 6,086 283 5%
Negeri 584 566 -18 -3% 96,713 96,125 -588 -1% 5,442 5,268 -174 -3%
Swasta 36 36 0 0% 5,900 5,800 -100 -2% 361 818 457 127%
4 SLTP 113 116 3 3% 32,680 33,459 779 2% 2,455 2,226 -229 -9%
Negeri 49 55 6 12% 21,264 23,342 2078 10% 1,441 1,460 19 1%
Swasta 64 61 -3 -5% 11,416 10,177 -1239 -11% 1,014 766 -248 -24%
5 SLTA 33 35 2 6% 9,146 10,254 1108 12% 892 847 -45 -5%
Negeri 10 10 0 0% 5,571 6,277 706 13% 390 429 39 10%
Swasta 23 25 2 9% 3,575 3,977 402 11% 502 418 -84 -17%
6 SMK 29 33 4 14% 8,890 10,935 2045 23% 768 574 -194 -25%
Negeri 538 1,190 652 121% 80 65 -15 -19%
Swasta 8,352 9,745 1393 17% 688 442 -246 -36%
Jumlah GuruNo. Jenis Sekolah
Naik/ TurunNaik/ Turun Naik/ Turun
Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
Data perkembangan jumlah Sekolah Keagamaan, Siswa dan Guru
Kabupaten Magelamg Tahun 2004 dan 2008 selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.17:
Tabel 2.17: Jumlah Sekolah dan Siswa Sekolah Keagamaan
Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
No. Jenis Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
2004 2008 2004 2008
1. Madrasah Ubtidaiyah (MI) 317 311 33724 32603
Negeri 7 7 1172 1202
Swasta 310 304 32552 31401
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 69 67 11434 12497
Negeri 5 5 3736 3404
Swasta 64 62 7698 9093
3. Madrasah Aliyah (MA) 16 16 2488 2466
Negeri 2 2 1367 984
Swasta 14 14 1121 1482 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222555
Penyelenggaraan pendidikan non formal yang dilaksanakan di
Kabupaten Magelang selama tahun 2004-2008 tampak sebagaimana
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.18: Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal dan Kursus Kabupaten Magelang Tahun 2004-2008
No. Uraian Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
1.
2.
3.
4.
5.
Pemberantasan buta aksara Kejar Paket A - Warga belajar - Lulusan
Kejar Paket B - Warga belajar - Lulusan
Kejar Paket C - Warga belajar - Lulusan
Kursus
340
1.020 196
260 177
22
730
1.243 356
270 121
24
1.400
20 7
1.619 1.405
682 373
27
27.920
60 22
2.960 1.987
864 575
27
17.460
169
3.073
1.010
36 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
II.4.2. Kepemudaan dan Olah Raga
Pemuda merupakan asset masa depan bangsa. Keberhasilan regenerasi
pimpinan bangsa dimasa yang akan datang ini sangat ditentukan oleh
pembinaan kepemudaan pada saat ini. Pembinaan kegiatan kepemudaan
di Kabupaten Magelang ditujukan untuk membentuk kepribadian pemuda
yang tangguh, bertanggungjawab, cerdas serta mandiri melalui kegiatan-
kegiatan organisasi kepemudaan yang positif. Kondisi kepemudaan saat
ini dalam konteks semangat kepeloporan pemuda dalam proses
pembangunan daerah masih perlu ditingkatkan. Jumlah organisasi
kepemudaan di Kabupaten Magelang pada tahun 2008 berjumlah 21
organisasi, sedangkan jumlah karang taruna pada tahun 2004 berjumlah
13 meningkat menjadi 23 unit pada tahun 2008 .
Aktivitas pembinaan olah raga diharapkan dapat meningkatkan
prestasi dan kebanggaan daerah serta didalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui budaya berolah raga. Kondisi
keolahragaan di Kabupaten Magelang cenderung mengalami kemajuan
namun masih kalah dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lain di
Provinsi Jawa Tengah. Hal ini terlihat dari masih rendahnya jumlah event
olahraga berskala besar diselenggarakan di Kabupaten Magelang,
demikian pula kedudukan (ranking) Kabupaten Magelang dalam even
olah raga tingkat provinsi (Pekan Olah Raga Daerah) maupun nasional
(Pekan Olah Raga Nasional) masih belum membanggakan, serta masih

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222666
sedikitnya atlet nasional yang berasal dari daerah Kabupaten Magelang.
Jumlah dan kualitas sarana dan prasarana olah raga masih terbatas,
apalagi yang bersifat internasional, di samping itu juga masih terbatasnya
pemecahan rekor pada even nasional maupun internasional yang diukir
oleh atlet dari Kabupaten Magelang.
II.4.3. Perpustakaan
Salah satu upaya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan adalah dengan
membaca, oleh karena itu budaya membaca perlu untuk
dimasyarakatkan. Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka
memasyarakatkan budaya membaca telah melakukan berbagai upaya
diantaranya adalah membangun dan melengkapi perpustakaan daerah
serta menggiatkan perpustakaan-perpustakaan desa serta bekerja sama
dengan para pemangku kepentingan yang besimpati terhadap
pengembangan budaya membaca di masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan telah
disediakan layanan perpustakaan berupa: Perpustakaan Pusat di
Muntilan, Perpustakaan Cabang di Deyangan dan Grabag, Perpustakaan
Desa/Kelurahan: 58 buah, Perpustakaan Masjid: 10 buah, Perpustakaan
SD/MI: 39 buah, Perpustakaan Kelompok Tani: 1 buah, dan satu unit
perpustakaan keliling. Disamping itu pada semua jenjang pendidikan
SMP, SMA dan SMK telah tersedia fasilitas perpustakaan.
Sebagai hasil salah dari usaha pemasyarakatan perpustakaan pada
tahun 2004 pengunjung perpustakaan mencapai 46.564 orang
pengunjung dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 59.090 atau
mengalami peningkatan sebesar 26,90%.
II.4.4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pembangunan iptek merupakan sumber terbentuknya iklim inovasi yang
menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia
(SDM), yang pada gilirannya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan
daya saing ekonomi. Selain itu iptek menentukan tingkat efektivitas dan
efisiensi proses transformasi sumberdaya menjadi sumberdaya baru yang
lebih bernilai. Dengan demikian peningkatan kemampuan iptek sangat
diperlukan untuk meningkatkan standar kehidupan serta kemandirian
dan daya saing Kabupaten Magelang. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222777
dan Tekonogi di Kabupaten Magelang menghadapi berbagai
permasalahan sebagai berikut:
Rendahnya kemampuan IPTEK dalam menghadapi perkembangan
global
Rendahnya kontribusi iptek di sektor produksi. sehingga kurangnya
efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan
teknologi dalam kegiatan perekonomian.
Belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yang
menjembatani antara penyedia iptek dengan kebutuhan pengguna.
Lemahnya kebijakan iptek, sehingga kegiatan iptek belum sanggup
memberikan hasil yang signifikan, kebijakan bidang pendidikan,
industri, dan iptek belum terintegrasi dengan pembangunan daerah.
Terbatasnya sumberdaya iptek, rendahnya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang iptek
Belum optimalnya budaya iptek di kalangan masyarakat.
Memahami berbagai permasalahan tersebut maka ditetapkan
sasaran dari peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai berikut:
Berkembangnya teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan bagi
peningkatan nilai tambah dalam sistem produksi dan dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara lestari dan
berkelanjutan;
Meningkatnya ketersediaan, hasil guna, dan daya guna sumberdaya
(SDM, sarana, prasarana dan kelembagaan) iptek;
Tertatanya mekanisme intermediasi untuk meningkatkan
pemanfaatan hasil litbang dan riset oleh dunia usaha dan industri,
serta meningkatnya kandungan teknologi dalam industri daerah.
Terwujudnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas,
sistem pembinaan dan pengelolaan hak atas kekayaan intelektual,
pengetahuan lokal, serta sistem standarisasi daerah.
II.4.5. Kesehatan
Pembangunan urusan kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat
penting dan menjadi salah satu prioritas di dalam pembangunan.
Pembangunan urusan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan akses

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222888
terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat serta
upaya peningkatan manajemen kesehatan dan penanggulangan masalah
gizi dan penyakit endemik dengan melibatkan partisipasi dan peran serta
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Indikator kinerja urusan kesehatan dari tahun ke tahun
menunjukkan perbaikan. Umur Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2004
69,4 Tahun menjadi 72,11 Tahun pada tahun 2008. Sedangkan angka
kematian bayi pada tahun 2004 sebesar 8,75 per 1000 kelahiran pada
tahun 2008 menurun menjadi 6,99 per 1000 kelahiran. Hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan semakin menunjukkan
perbaikan dari tahun ke tahun. Selain itu juga pemerataan pelayanan
kesehatan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu juga
menunjukkan perbaikan. Cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin pada tahun 2004 sebesar 21,66% naik menjadi 33,94% pada
tahun 2008.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan indikator tingkat
pengetahuan/perilaku masyarakat dalam bidang kesehatan. Perilaku
hidup bersih dan sehat sangat mempengaruhi sikap masyarakat dalam
memahami dan peran aktif dalam bidang kesehatan. Target Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah tangga pada tahun 2010
sebesar 65%, hingga awal tahun 2008 Kabupaten Magelang telah
mencapai 63,45% dan diharapkan pada tahun 2010 target dapat dicapai.
Indikator perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kabupaten Magelang yang
masih tinggi adalah kebiasaan merokok, di mana keluarga yang disurvei
82,32 % memiliki kebiasaan merokok. Keberhasilan pelaksanaan
pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat tabel 2.19.
Pengembangan Desa Siaga pada tahun 2006 sebagai upaya untuk
meningkatkan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui pengembangan Poliklinik Desa dan peningkatan
peran serta masyarakat dalam pengembangan program kesehatan dalam
bentuk forum kesehatan desa untuk mendukung program kesehatan
khususnya dalam kedaruratan dan bencana. Target pencapaian sampai
tahun 2010 Desa Siaga telah dikembangkan di 80% desa, sehingga
masyarakat dapat mandiri dalam mendeteksi dan mengatasi masalah
kedaruratan dan bencana sedini mungkin untuk menekan angka
kesakitan dan kematian.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...222999
Tabel 2.19: Pencapaian Indikator Kinerja Makro Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2004 dan 2008
No Indiktor Kinerja Kunci (IKK) Capaian Kinerja Keterangan 2004 2008
1. Umur Harapan Hidup (IHH) 69,4 72,11 Tahun
2. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)
76,56 59,52 Per 100.000 KH 16 ks 12 ks
3. Angka Kematian Bayi (AKB) 8.75 6.99 Per 1000 kh
183 ks 141 ks
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
100% 100%
5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
84,93% 92,67%
6. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI)
88,40% 94,10%
7. Cakupan Bayi Gizi Buruk 0,22% 0,15% 216 ks 141 ks
8. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit TBC BTA
16% 18% 141 BTA+ 220 BTA+
9. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit DBD
3,68% 18% Per 100.000 penduduk 41 ks 207 ks
10. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
21,66% 33,94%
11. Cakupan kunjungan bayi (KN 1) 93,85% 98,20% Cakupan kunjungan bayi (KN 2) 92,09% 97,34%
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di
masyarakat dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat khususnya untuk kesehatan ibu dan anak. Kegiatan
posyandu mengembangkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara mandiri. Tingkat perkembangan posyandu
merupakan indikator kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan,
target kemandirian Posyandu sampai tahun 2010 jumlah Posyandu
Purnama dan Mandiri mencapai 42%, Kabupaten Magelang sampai
trismester pertama 2008 telah mencapai 37,25%.
Kuota Jamkesmas untuk Kabupaten Magelang 447.458, di luar itu
masih banyak warga miskin yang tidak mendapat jatah kartu Jaskesmas
sehingga pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk
memberikan bantuan biaya berobat sebesar 50% yang diatur dalam
Peraturan Bupati Nomor 188.45/219/KEP/07/2008.
II.4.6. KB dan Keluarga Sejahtera
Salah satu upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga adalah meningkatkan kembali upaya peningkatan partisipasi

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333000
masyarakat di Bidang Keluarga Berencana (KB). Upaya peningkatan
tersebut dilakukan melalui sosialisasi manfaat KB terutama bagi
pasangan-pasangan muda, melalui kader-kader kesehatan dan keluarga
ditingkat pedesaan. Perkembangan peserta KB Aktif dari tahun ke tahun
menunjukkan kecenderungan peningkatan yaitu pada tahun 2004
tercatat sebanyak 159.009 dan pada tahun 2008 meningkat menjadi
162.873 akseptor. Untuk peserta KB pria jumlahnya relatif rendah yaitu
sebanyak 3.829 peserta (2,35%). Guna mendukung pelaksanaan program
KB di Kabupaten Magelang tersedia 39 tempat pelayanan KB. Dengan
perincian: 35 pos pelayanan KB pemerintah dan 4 pos KB swasta. Data
selengkapnya bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.20: Perkembangangan Peserta KB Aktif, KB Pria dan TFR Kabupatan Magelang Tahun 2004-2008
No Tahun Peserta KB
TFR Aktif Pria
1. 2004 159.009 3.460 2,09
2. 2005 160.545 4.350 2,26
3. 2006 160.681 4.161 2,36
4. 2007 161.211 3.665 2,27
5. 2008 162.873 3.829 2,23 Sumber: Bapermas, Perempuan dan KB
II.4.7. Sosial
Pembangunan daerah dilakukan untuk meningkatkan taraf kesejahtaraan
masyarakat, namun sampai saat ini permasalahan sosial masih menjadi
permasalahan dan menjadi pekerjaan bagi pemerintah daerah yang harus
dituntaskan. Semakin kompleksnya kehidupan serta terus meningkatnya
biaya hidup menjadikan permasalahan sosial, seperti meningkatnya
jumlah penduduk miskin (seperti gelandangan, pengemis, anak jalanan,
anak terlantar), tindak kekerasan, korban bencana alam, dan PMKS
lainnya terus meningkat dan menjadi semakin rumit untuk diselesaikan.
Penduduk miskin Kabupaten Magelang jumlahnya cenderung
mengalami fluktuasi. Menurut pendataan tahun 2004 terdapat 45.627
Fakir Miskin sedangkan menurut pendataan Tahun 2008 berjumlah
54.532 fakir miskin atau mengalami peningkatan. Sedangkan jumlah
gelandangan dan pengemis pada tahun 2004 berjumlah 6.116 orang dan
pada tahun 2008 turun menjadi 75 orang. Permasalahan sosial dan
penanganannya secara terinci bisa dilihat dalam tabel 2.21.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333111
Tabel 2.21: Permasalahan Kesejahteraan Kabupaten Magelang Tahun 2008
A. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)1 Anak Balita Terlantar 537
2 Anak Terlantar 906
3 Anak Korban Kekerasan 94
4 Anak Nakal 216
5 Anak Jalanan 135
6 Anak Cacat 1545
7 Wanita rawan sosial ekonomi 2443
8 Wanita korban tindak kekerasan 124
9 Lanjut usia terlantar 1890
10 Lansia korban tindak kekerasan 93
11 a. Penderita cacat fisik 1910
b. Tuna netra 683
c. Tuna rungu/wicara 959
d. Cacat mental eks psikotik/TL 337
e. Cacat mental retardasi 500
f. Cacat fisik & mental 97
12 Penca bekas penyakit kronis 148
13 Tuna sisila 81
14 Pengemis 117
15 Gelandangan 46
16 Bekas Napi 523
17 Pekerja Migran 39
18 Korban Penyalahgunaan NAPZA 37
19 Keluarga fakir miskin/Gakin 59351
20 Keluarga berumah tak layak huni 10089
21 Keluarga bermasalah psikologis 403
22 Keluarga rentan 975
23 Komoditas adat terpencil -
24 Masy. Tinggal di rawan bencana -
25 Korban bencana alam 853
26 Korban bencana sosial 9
B. Potensi, Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)1 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 1310
2 Karang Taruna 371
3 Organisasi Sosial (Orsos) 26
4 Wanita Pemimpin Kessos 618
5 Dunia Usaha 21
Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2008
JumlahNo Jenis Permasalahan
II.4.8. Agama
Kerukunan hidup beragama tercermin sebagai implementasi Tri
Kerukunan Umat Beragama yang dicanangkan pemerintah melalui
Departemen Agama, yakni kerukunan intern umat beragama, kerukunan
antar umat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
Jumlah dan prosentase pemeluk agama terlihat pada tabel 2.22.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333222
Tabel 2.22: Jumlah Pemeluk Agama Kabupaten Magelang
No Agama Pemeluk Persentase
1 Islam 1130155 96.948%
2 Kristen 9937 0.852%
3 Katholik 25000 2.145%
4 Hindu 276 0.024%
5 Budha 368 0.032%
Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2008
Sarana ibadah yang tersedia adalah:
Masjid : 2.627 buah
Langgar/Mushola : 3.075 buah
Gereja Kristen : 34 buah
Gereja Katholik/Kapel : 42 buah
Vihara/Cetya/Klenteng: 4 buah
Puri/Kuil/Sanggah : 1 buah.
Jumlah pondok pesantren 312 buah dengan jumlah santri 31.659
orang. Jumlah jemaah haji tahun 2008 : 1.036 orang.
II.4.9. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan asset daerah yang harus dijaga kelestariaannya,
kebudayaan tidak hanya dapat dinikmati keindahannya tetapi juga
mengandung nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang. Kabupaten
Magelang yang secara geografis terletak di wilayah Provinsi Jawa Tengah
yang berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
secara langsung budaya masyarakatnya dipengaruhi oleh budaya Jawa.
Pengaruh budaya Jawa tersebut terlihat dari penggunaan bahasa dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain bahasa Jawa, dominasi budaya
Jawa terlihat dari kesenian dan adat istiadat, kesenian Jawa yang masih
eksis antara lain tarian, gamelan, wayang orang, wayang kulit, kethoprak
dan keroncong. Di Kabupaten Magelang pada tahun 2003 terdapat 776
sanggar kesenian dengan jumlah anggota 51.216 orang dan jumlah
tersebut pada tahun 2008 menjadi 992 kelompok dengan jumlah anggota
mencapai 59.600 orang atau naik 27,83%, keberadaan sanggar tersebut
diharapkan dapat dikembangkan secara profesional guna mendukung
pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata daerah. Di Kabupaten
Magelang didalam rangka menjaga warisan kesenian juga diadakan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333333
pentas-pentas seni, pada tahun 2003 diadakan 8 kali pentas seni budaya
dan 6 kali festival kebudayaan daerah, pada tahun 2008 diadakan 16 kali
pentas seni dan hanya 3 kali festifal kebudayaan daerah.
II.4.10. Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Pembangunan kesatuan kebangsaan dilakukan dengan bekerjasama
dengan instansi terkait serta lembaga swadaya masyarakat untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membangkitkan dan
memelihara nasionalisme. Disamping itu, pembangunan di bidang
keamanan dan ketertiban masyarakat telah dapat diwujudkan dengan
melibatkan partisipasi masyarakat secara luas. Keberhasilan
pembangunan di bidang tersebut dirasakan masyarakat dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya. Rasa aman yang dirasakan masyarakat tidak
terlepas dari upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui berbagai
sistem keamanan.
Walaupun iklim keamanan dan ketertiban masyarakat dirasakan
cukup kondusif, namun demikian masih terjadi beberapa gangguan
keamanan dan ketertiban di beberapa daerah. Jumlah kejadian
kriminalitas cenderung menunjukkan grafik penurunan, dari 328 kejadian
(2004) menjadi 108 kejadian pada tahun 2007. Beberapa kasus
kamtibmas lain juga terjadi namun dengan intensitas yang kecil atau
terbatas, yaitu: pertikaian antar warga dan unjuk rasa.
Letak geografis dan kontur tanah Kabupaten Magelang yang
berbukit-bukit menyebabkan rawan terjadi bencana alam. Wilayah rawan
bencana alam yang tersebar relatif merata di seluruh wilayah, antara lain
longsor, gempa bumi, banjir, kekeringan, gunung berapi, kondisi tersebut
disebabkan kondisi geologi dan geomorfologi Kabupaten Magelang yang
memiliki potensi terhadap terjadinya bencana. Jumlah lokasi kejadian
bencana alam pada tahun 2008 terdapat di 21 kecamatan dengan korban
9 orang serta kerugian mencapai Rp. 152.200.000. Kondisi tersebut telah
mulai dikelola melalui upaya pengurangan resiko bencana secara
bertahap dan berkelanjutan.
Pemilihan umum tahun 2004 dan 2009 menghasilkan komposisi
kursi DPRD Kabupaten Magelang sebagai berikut:

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333444
2004 2009
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) : 12 6
PDI Perjuangan (PDIP) : 10 12
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) : 9 5
Partai Amanat Nasioanal (PAN) : 6 5
Partai Golkar : 5 4
Partai Demokrat : 2 6
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : 1 3
Partai Gerindra : - 5
Partai Kebangkitan Nahdataru Ulama (PKNU): - 4
Jumlah organisasi kemasyarakatan 39 organisasi, yang terdiri dari :
Orkemas berdasarkan profesi : 4 buah
Orkemas berdasarkan agama : 14 buah
Orkemas berdasarkan fungsi : 12 buah
Orkemas berdasarkan kegiatan : 9 buah
Lembaga Swadaya Kemasyarakatan (LSM) : 19 buah.
II.4.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Salah satu aspek yang juga cukup berperan dalam rangka peningkatan
kesejahteraan sosial adalah pemberdayaan perempuan. Hal tersebut
penting karena dari jumlah penduduk 1.168.557 jiwa pada tahun 2005,
diketahui jumlah penduduk laki-laki 583.871 jiwa dan perempuan
584.686 jiwa. Jumlah tersebut hampir sama, namun demikian peran
perempuan tersebut belum optimal, salah satu penyebabnya adalah
masih adanya kesenjangan gender, antara lain pada bidang pendidikan,
kesehatan, maupun akses pada sumber daya ekonomi. Oleh karena itu,
dalam rangka pembangunan dibidang pemberdayaan perempuan
Pemerintah Kabupaten Magelang terus melakukan pembinaan
organisasi-organisasi perempuan melalui kegiatan-kegiatan di bidang
sosial, ekonomi, pendidikan dan politik.
Dalam hal perlindungan terhadap anak, Pemerintah Kabupaten
Magelang telah melakukan kerjasama dengan pihak dan instansi terkait
untuk mengawasi dan melindungi anak-anak dari ekploitasi yang
berlebihan terhadap anak-anak. Pemerintah Daerah juga terus berusaha
untuk memberikan perlindungan yang maksimal dengan bekerjasama

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333555
dengan berbagai pihak terutama kepada anak-anak jalanan yang tidak
memperoleh perlindungan dan jaminan sosial dari orang tuanya.
II.5. PRASARANA DAN SARANA
II.5.1. Pekerjaan Umum
Panjang jalan pada tahun 2004 adalah 801,41 Km, dan meningkat
menjadi 978,69 Km dengan tahun 2008 yang terdiri dari jalan nasional,
provinsi, kabupaten dan desa. Peningkatan jalan, dari jalan berbatu
menjadi jalan beraspal dilaksanakan setiap tahun, sehingga panjang
jalan yang berbatu pada tahun 2003 adalah 66,85 Km, pada tahun 2008
turun menjadi 35,75 Km. Jumlah jembatan di Kabupaten Magelang pada
tahun 2003 berjumlah 296 buah dan pada tahun 2008 berjumlah 298
buah jembatan.
Kondisi saluran irigasi di Kabupaten Magelang sebagai berikut:
Tahun 2004 Tahun 2008
Irigasi Teknis/Primer 22.970 m 22.970 m
Irigasi Teknis/Sekunder 1.133.740 m 1.133.740 m
II.5.2. Perumahan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang pada tahun 2005
sebesar 0,92%, kondisi ini menuntut adanya penyediaan sarana dan
prasarana yang mencukupi. Perumahan dan pemukiman merupakan
kebutuhan pokok bagi setiap penduduk, namun sampai saat ini belum
semua penduduk dapat menikmati perumahan dan permukiman yang
layak. Penyediaan perumahan di Kabupaten Magelang berupa Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) melalui non Perum Perumnas tahun 2005
terdapat 109 unit dengan maksimum kredit Rp. 2.627 juta. Kemudian,
terkait dengan penyediaan air bersih, fasilitas Instalasi pelanggan PDAM
yang ada di Kabupaten Magelang tahun 2005 berjumlah 35.965 unit.
II.5.3. Perhubungan
Kelancaran transportasi penduduk sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kegiatan perekonomian daerah. Untuk mendukung
mobilitas penduduk tersebut maka dilayani dengan transportasi atau

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333666
angkutan umum. Pada tahun 2003 transportasi umum di Kabupaten
Magelang dilayani oleh 343 armada bus dengan kapasitas angkut 13.720
orang. Jumlah tersebut naik menjadi 368 armada atau naik 7,2% selama
5 tahun. Pada tahun 2008 jumlah trayek yang dilayani oleh armada
angkutan umum adalah 127 AKAP, 12 AKDP yang tersebar di enam
terminal angkutan umum, kondisi ini tidak mengalami perubahan sejak
tahun 2002. Sedangkan jumlah angkutan perkotaan berjumlah 55 buah
dan angkutan pedesaan berjumlah 21 buah.
Sub sektor pengangkutan dan komunikasi, menurut BPS
Kabuapten Magelang, menyumbang 4,97% atau Rp. 252.205.000,- dari
total PDRB dengan pertumbuhan 10,74% pada tahun 2005, apabila
dibandingkan tahun 2000 sebesar 14,48%, nilai tersebut mengalami
penurunan.
II.5.4. Energi
Jumlah pemakaian listrik di Kabupaten Magelang dari tahun ke tahun
terus meningkat, hal tersebut seiring dengan meningkatnya
perkembangan ekonomi masyarakat dan jumlah pengguna listrik. Jumlah
pemakaian daya listrik mengalami peningkatan, yaitu dari 81.806.851
Kwh pada tahun 2000 menjadi 295.945.575 Kwh pada tahun 2005.
Pelayanan listrik sudah mencapai 100 persen desa.
Keadaan sekarang cadangan bahan bakar minyak semakin
berkurang sementara kebutuhannya semakin bertambah sehingga upaya
penyediaan energi alternatif sebagai kebutuhan pokok masyarakat sangat
diperlukan.
Memahami bahwa beberapa tahun terakhir ini energi merupakan
persoalan yang krusial di dunia. Peningkatan permintaan energi yang
disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya
sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan
bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera
memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Namun demikian
pengembangan biogas di Kabupaten Magelang belum begitu banyak
mengingat pemeliharaan ternak dalam skala besar juga sangat sedikit.
Jumlah unit biogas terbangun di sentra-sentra peternakan kurang lebih
36 unit yang tersebar di kecamatan Sawangan, Dukun, Ngablak,
Borobudur.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333777
II.5.5. Sumber Daya Mineral
Di Kabupaten Magelang terdapat berbagai macam sumber daya mineral,
seperti disajikan dalam tabel 2.23.
Tabel 2.23: Potensi Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang
No Jenis Jumlah (Ton) Luas Lahan (Ha)
1. Andesit 419.731.250 303.034,25
2. Diorit 300 200
3. Diatomea 168 2
4. Kaolin 21.000 0,5
5. Marmer 210.000.000 175
6. Oker 546.000 5,5
7. Pasir & Batu 14.107.400 581
8. Pasir 6.127,5 355
9. Tanah Liat 1.234.000 54
10. Trass 34.773.000 301,5
11. Tanah Urug 900.000 8
12. Mangan 86 4,03
Sumber: Bagian Perekonomian
Penerbitan Surat Ijin Penambangan (SIP) Galian Golongan C,
sampai dengan tahun 1995 sebanyak 6 buah, sedangkan pada tahun 2005
meningkat menjadi 8 buah. Kondisi luas areal penambangan Galian
Golongan C tahun 1995 seluas 7,61 Ha dan pada tahun 2005 luas Galian
Golongan C jauh meningkat menjadi 366,7 ha. Kondisi ini membutuhkan
perhatian yang serius agar proses perizinan dan penambangan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.
II.5.6. Sumberdaya Air
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup, selain itu air juga
diperlukan untuk hal-hal penting lainnya seperti irigasi, sumber air
minum, pengendalian banjir, industri, pariwisata, kelistrikan, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya air harus dilakukan
dengan baik, sehingga persediaan air dapat terjaga. Jumlah sumber daya
air di Kabupaten Magelang tahun 2005 sebanyak 50 sumber dengan debit
air 9.431 liter per detik dan 848,50 liter per detik diantaranya telah
dimanfaatkan sebagai air baku PDAM.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333888
Kabupaten Magelang memiliki beberapa sungai besar, diantaranya
adalah sungai Progo dan sungai Elo. Kondisi sungai secara fisik masih
cukup baik namun belum seluruhnya dapat menampung debit air pada
waktu-waktu tertentu, hal ini disebabkan karena adanya penurunan
kapasitas atau daya tampung sungai sehingga masih ada daerah-daerah
yang rawan akan banjir pada musim penghujan.
Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan
sumber daya air antara lain:
Penurunan debit mata air akibat kerusakan lingkungan daerah hulu,
Beberapa daerah irigasi mengalami kelangkaan air baku disamping adanya keborosan pemanfaatan air irigasi,
Pergeseran pemakaian air baku untuk pertanian menjadi untuk konsumsi,
Penentuan arah penggunaan lahan belum didukung analisis yang akurat.
Tabel 2.24: Nama Sungai, Debit Maksimum dan Minimum Kabupaten Magelang
No SungaiDebit Maksimum
m3/detik
Debit Minimum
m3/detik
1 Bebeng 225.00 15.00
2 Krasak 145.00 9.50
3 Pabelan 140.00 12.00
4 Putih 125.00 8.00
5 Tangsi 125.00 8.80
6 Progo 120.00 30.00
7 Blongkeng 120.00 10.00
8 Elo 113.00 7.00
9 Lamat 66.00 5.50
10 Batang 55.00 5.50
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral
II.5.7. Pos dan Telekomunikasi
Di Kabupaten Magelang terdapat 22 Kantor Pos yang tersebar di 21
kecamatan, dan satu kantor di Kota Mungkid.
Jumlah sambungan telpon terpasang pada tahun 2008 berjumlah 25.640
sambungan dan kapaitas terpasang berjumlah 12.020 dengan jumlah
pelanggan berjumlah 6.724 pelanggan. Komunikasi yang lancar akan
mendukung kelancaran urusan di berbagai bidang.
Di dalam rangka penyebaran informasi kepada masyarakat pada tahun
2008 jumlah media cetak sebanyak 5 media, media elektronik sebanyak 6
buah, stasiun radio sebanyak 5 buah dan stasiun televisi lokal sebanyak 1

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...333999
buah. Sedangkan pengguna internet pada tahun 2005 diperkirakan
berjumlah 11.650 dan meningkat menjadi 11.950 pada tahun 2008.
II.5.8. Prasarana Pendidikan
Penduduk yang bersekolah pada tahun 2008 secara umum mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk memenuhi
kebutuhan dan akses pendidikan, terkait dengan peningkatan penduduk
yang bersekolah, Pemerintah Daerah meningkatkan penyediaan sarana
fisik dan tenaga guru. Data jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Umum
Kabupaten Magelang tahun 2004 dan 2008, selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2.25; sedangkan data sekolah keagamaan bisa dilihat pada tabel 2.26.
Tabel 2.25: Jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Umum Kabupaten Magelang
No. Jenis Sekolah
2004 2008 2004 2008
1 Taman Kanak-Kanak (TK) 329 384 724 726
Negeri 1 1 9 193
Swasta 328 383 715 533
2 Sekolah Luar Biasa (SLB) 3 3 45 51
Negeri
Swasta 3 3 45 51
3 Sekolah Dasar (SD) 620 602 5,803 6,086
Negeri 584 566 5,442 5,268
Swasta 36 36 361 818
4 SLTP 113 116 2 2
Negeri 49 55 1 1
Swasta 64 61 1 766
5 SLTA 33 35 892 847
Negeri 10 10 390 429
Swasta 23 25 502 418
6 SMK 29 33 768 574
Negeri 80 65
Swasta 688 442
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
Jumlah Sekolah Jumlah Guru
Tabel 2.26: Jumlah Prasarana Pendidikan/Sekolah Keagamaan Kabupaten Magelang
No. Jenis Sekolah Jumlah Sekolah
2004 2008
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 317 311
Negeri 7 7
Swasta 310 304
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 69 67
Negeri 5 5
Swasta 64 62
3. Madrasah Aliyah (MA) 16 16
Negeri 2 2
Swasta 14 14 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang
II.5.9. Prasarana Kesehatan
Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan masyarakat, Pemerintah
Kabupaten Magelang terus meningkatkan pembangunan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan. Kondisi Puskesmas dari tahun ke tahun
ditingkatkan dengan tujuan agar pelayanan kesehatan dapat merata dan

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444000
terjangkau oleh masyarakat sampai di daerah terpencil. Kondisi sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan pemerintah, pada tahun 2008,
sebagai berikut:
o Rumah Sakit Umum : 1 unit
o Puskesmas Rawat Inap : 3 unit
o Puskesmas Non Rawat Inap : 26 unit
o Puskesmas Pembantu : 63 unit
o Pos Kesehatan Desa (PKD) : 188 unit
Sedangkan sarana kesehatan swasta terdiri dari:
o Rumah Sakit Umum : 2 unit
o Klinik Bersalin : 9 unit
o Balai Pengobatan Swasta : 20 unit
o Apotik : 33 unit
o Praktek Dokter Spesialis : 18 orang
o Praktek Dokter Umum : 83 orang
o Praktek Dokter Gigi : 34 orang
o Bidan Praktek : 310 orang
o UKBM / Posyandu : 2.233 buah
o Poskestren : 17 buah
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan oleh
tenaga medis maka didukung dengan tenaga administrasi/fasilitatif,
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.27: Tenaga Administratif/Fasilitatif untuk Pelayanan Kesehatan
No Uraian Dinkes RSU Jumlah
1. Pascasarjana 9 9
2. Sarjana Kesehatan Masyarakat 22 5 27
3. Sarjana lainnya 31 4 35
4. SLTA 142 81 223
5. SLTP 21 21
6. SD 9 9
Sumber: Dinas Kesehatan dan RSU Muntilan, Kabupaten Magelang
Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan diperlukan tenaga
kesehatan yang mencukupi baik secara kualitas maupun kuantitas,
adapun distribusi pegawai pada tahun 2008, sebagai berikut:
Tabel 2.28.: Tenaga Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2008

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444111
No Uraian Dinkes RSU Jumlah
1 Dokter Spesialis 2 14 16
2 Dokter Umum 57 6 63
PNS 50 6 56
PTT 7 7
3 Dokter Gigi 26 1 27
PNS 25 1 26
PTT 1 1
4 Bidan 327 16 343
Diploma I 233 233
Diploma II 94 94
5 Perawat 163 171 234
Sarjana 7 7
Diploma III 50 50
SPK 106 106
6 Perawat Gigi 35 4 39
Sarjana
Diploma III 1 4 5
SPRG 34 34
7 Analis 17 13 30
AAK 13 9 22
SMAK 4 4 8
8 Sanitarian 39 2 41
APK 28 28
SPPH 11 11
9 Apoteker 1 2 3
10 SAA / SMF 29 12 41
11 D III lainnya 9 9
12 Penata Rogent 1 1
13 Fisiotrafis 3 3
14 Gizi 6 6 12
Sarjana 2 2 4
D III 3 3 6
D I 1 1 2
15 Tenaga Keteknisan Medik 14 15 29
Radiografer 5 5 10
Elektromedik 1 3 4
Rekam Medik 8 7 15 Sumber: Dinas Kesehatan dan RSU Muntilan, Kabupaten Magelang
II.6. PEMERINTAHAN
II.6.1. Perencanaan Pembangunan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan
Pembangunan Nasional memberikan pedoman perencanaan yang
terintegrasi dan bersinergi antar daerah, ruang, waktu dan fungsi
pemerintahan daerah. Perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan
mengikuti regulasi tersebut sehingga tercipta perencanaan
pembangunan yang baik. Perencanaan yang baik akan memberikan arah
dan pedoman bagi pelaksanaan dan evaluasi pembangunan baik pada
aras makro maupun mikro. Pada sisi lain juga berkembang
penganggaran berbasis kinerja, oleh karena itu aspek perencanaan
harus menyatu dengan penganggaran untuk mendapatkan keterpaduan
yang berdaya guna dan berhasil guna dari setiap program dan kegiatan
yang dilaksanakan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444222
Selama ini perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Magelang telah berjalan dengan baik, sejak tahapan Musrenbang pada
tingkat Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD, hingga
Musrenbang Kabupaten; yang dapat terselenggara dengan baik pada
setiap tahun. Pada sisi dokumen perencanaan, Kabupaten Magelang sudah
mematuhi berbagai regulasi yang mengamanatkan penyusunan berbagai
dokumen perencanaan pembangunan, baik yang berlaku untuk masa 20
tahunan, lima tahunan, maupun dokumen perencanaan pembangunan
tahunan serta dokumen-dokumen penunjang lainnya. Adapun dokumen
yang telah selesai disusun antara lain RPJPD dan Dokumen Perencanaan
Tata Ruang Kabupaten Magelang, Dokumen Profil Daerah serta Indeks
Pembangunan Manusia.
II.6.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
II.6.2.1. Otonomi Daerah
Didalam rangka pelaksanaan otonomi daerah pembangunan diarahkan
untuk meningkatkan kemandirian daerah dengan meningkatkan
proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan total
daerah. Jumlah PAD pada tahun 2004 berjumlah Rp.43.667.037.217 juta
sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 81.203.386.278,-.
Sedangkan pendapatan daerah secara keluruhan pada tahun 2004
sebesar Rp. 413.264,419 Juta menjadi Rp. 815.724,252 juta pada tahun
2008.
Peningkatan tersebut dilakukan dengan menggali seluruh potensi
daerah yang ada terutama potensi yang berbasis pada sektor-sektor
unggulan. Peningkatan potensi tersebut dilakukan dengan peningkatan
Sumber Daya Manusia, Peningkatan Akses Permodalan serta penerapan
teknologi tepat guna.
Pengelolaan aset daerah juga diharapkan dapat ditingkatkan
dengan penataan sistem inventarisasi aset daerah sehingga pengawasan
terhadap penggunaannya serta dapat ditingkatkan produktifitasnya. Nilai
aset daerah Kabupaten Magelang pada tahun 2005 bernilai
Rp.1.091.337.000.000,- dan meningkat menjadi Rp.1.287.817.000.000,-
atau meningkat 18%.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444333
Jumlah PMA di Kabupaten Magelang sebanyak 7 buah, BUMD 5
buah, sedangkan BPD 1 buah denga 4 cabang. BPR ada 2 buah dengan 13
cabang, dan PDAM 1 buah. Jumah LKD 276 buah. Perkembangan BUMD,
perbankan daerah dan lembaga keuangan daerah disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 2.29: Perkembangan BUMD, Perbankan Daerah dan Lembaga Keuangan Daerah
NO URAIAN 2005 2006 2007 2008
1 PMA 7 7 7 7
2 PMDN 3 3
3 BUMD 3 5 5 5
4 BPD 1 1 1 1
5 BPD Cabang 4 4 4
6 BPR 33 12 1 2
7 BPR Cabang 10 13
8 PDAM 1 1 1 1
9 LKD 7 7 276 276
Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah Tahun 2008
II.6.2.2. Pemerintahan Umum
Pembangunan bidang pemerintahan umum telah diarahkan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan
tersebut dilakukan dengan memperbaiki budaya pelayanan aparatur
pemerintahan, sistem pelayanan serta dengan menerapkan teknologi
informasi yang lebih baik. Peningkatan pelayanan tersebut diharapkan
dapat mendorong peningkatan produktifitas dan investasi di daerah
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Hal
tersebut dilakukan dengan dibentuknya pelayanan satu pintu. Dengan
pelayanan yang lebih baik tersebut maka jumlah pelayanan pada Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu terus mengalami peningkatan, pada tahun
2004 jumlah surat perijinan yang diterbitkan mencapai 600 buah surat
ijin dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 850 buah surat ijin.
II.6.2.3. Administrasi Keuangan
Pembangunan bidang administrasi keuangan daerah dilakukan dengan
terus memperbaiki prosedur administrasi keuangan serta mengikuti

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444444
perubahan-perubahan regulasi pemerintah. Hal tersebut diharapkan
dapat memperbaiki akuntabilitas pelaksanaan anggaran, menurunkan
tingkat kebocoran serta meningkatkan efektifitas anggaran daerah.
II.6.2.4. Perangkat Daerah
Penataan organisasi perangkat daerah dilakukan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi organisasi perangkat daerah. Penataan organisasi
perangkat daerah di Kabupaten Magelang telah dilakukan sesuai dengan
regulasi pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Adapun kelembagaan sesuai
dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kabupaten Magelang meliputi:
(1) Sekretariat Daerah, terdiri dari 3 Assisten dan 10 Bagian, (2)
Sekretariat DPRD membawahi 2 Bagian, (3) Lembaga Teknis Daerah,
terdiri dari 6 Badan dan 4 Kantor, (4) 13 Dinas Daerah, (5) 21 Kecamatan,
dan (6) 5 Kelurahan; sedangkan Desa sebanyak 367 Desa.
Pada tahun 2007, Pemerintah telah menetapkan dua Peraturan
Pemerintah baru yang berdampak signifikan pada penataan kelembagaan
perangkat daerah, termasuk untuk Pemerintah Kabupaten Magelang.
Kedua regulasi tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah. Kabupaten Magelang telah penyesuaikan dengan
peraturan pemerintah tersebut pada tahun 2008.
Kondisi penataan organisasi perangkat daerah di Kabupaten
Magelang berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah menghasilkan beberapa
Peraturan Daerah yang menetapkan dan mengatur berlakunya perangkat
daerah baru, yaitu sebagai berikut: Perda No. 29 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.
Perda ini menetapkan Sekretaris Daerah membawahkan tiga Asisten,
dengan total Bagian sebanyak delapan. Perda ini juga menetapkan
struktur Sekretariat DPRD dan Staf Ahli, sebanyak tiga Staf Ahli.
Selanjutnya, Perda No. 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja. Perda ini

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444555
menetapkan adanya delapan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Lembaga Teknis Daerah, dan satu Satpol PP.
Perda No. 31 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas Daerah. Perda
ini menetapkan adanya 13 SKPD yang termasuk Dinas Daerah. Perda
berikutnya adalahPerda No. 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kecamatan dan Kelurahan, dimana dalam Perda ini ditetapkan 21
Kecamatan dan lima Kelurahan. Terakhir, adalah Perda No. 33 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain, dimana di
dalamnya ditetapkan empat SKPD yang termasuk Lembaga Lain.
II.6.2.5. Kepegawaian
Aparatur pemerintah daerah dewasa ini dituntut untuk lebih profesional
didalam menjalankan tugas, terutama dalam melayani masyarakat. Untuk
menunjang pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten
Magelang pada tahun 2008, didukung oleh pegawai sebanyak 12.420
Orang, yang terdiri dari Golongan I Sejumlah 78 orang, golongan II
sejumlah 2.166 orang, Golongan III sejumlah 7.917 orang dan golongan IV
sejumlah 2.259 orang. Sedangkan pejabat eselon II 21 orang , eselon III
122 orang dan eselon IV 454 orang, sedangkan jumlah pejabat fungsional
8.722 orang.
Secara umum manajemen kepegawaian meliputi proses
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian. Proses pertama
pengangkatan pegawai sebagaimana kebijakan pemerintah pusat,
dilakukan melalui dua jalur yaitu pelamar umum dan jalur honorer.
Sedangkan peraturan rekrutmen, penentuan jumlah dan jenis formasi,
proses seleksi, pengumuman dan pemberkasan mengikuti ketentuan
pemerintah pusat.
Proses kedua pemindahan dan mutasi meliputi upaya-upaya
konstruktif yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Magelang dalam
membina dan mengembangkan Sumber Daya PNS sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan kompetensinya. Pengembangan potensi ini
meliputi pembinaan karir seperti promosi dan mutasi jabatan, penyertaan
PNS didalam diklat struktural, diklat teknis fungsional dan diklat-diklat
keahlian lainnya. Termasuk didalamnya dukungan penuh pemerintah
kabupaten Magelang terhadap PNS yang melanjutkan studi melalui ikatan
dinas maupun proses ijin belajar.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444666
Pemerintah Kabupaten Magelang berusaha untuk menegakkan
disiplin melalui pengawasan konsistensi PNS terhadap ketentuan jam
kerja dan kinerja PNS melalui upaya konseling dan penjatuhan hukuman
disiplin sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh PNS.
Sedangkan pada proses yan terakhir yaitu pemberhentian PNS,
Pemerintah Kabupaten Magelang berupaya memberikan pelayanan
terbaik kepada PNS yang memasuki usia pensiun dengan melaksanakan
Diklat Purna Tugas sebagai wahana memperkaya cakrawala PNS dalam
menjalani aktifitas pasca purna yang produktif dan bermanfaat.
II.6.2.6. Pengawasan
Pengawasan merupakan bagian yang penting dalam proses manajemen
pembangunan dan pemerintahan. Pengawasan bertujuan agar
pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang sudah
dilakukan, artinya untuk menjamin konsistensi jalannya kebijakan,
program, dan kegiatan pemerintah baik dalam konteks internal maupun
eksternal Pemerintah Daerah. Keberhasilan pengawasan akan
mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih dan mengurangi
terjadinya kebocoran penggunaan anggaran. Jumlah tenaga pengawas di
lingkungan Badan Pengawas Daerah pada tahun 2008 berjumlah 21
orang. Pada tahun 2008 dilakukan pangawasan rutin sebanyak 216 kali
dan 6 kali pengawasan tidak rutin.
Hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Perda menunjukkan
kondisi yang cukup efektif, dimana tahun 2006 ada 301 temuan,
sedangkan pada tahun 2008 semakin banyak temuan yang diperoleh
yaitu menjadi 752 kasus atau meningkat 149,83%. Hal ini cukup memberi
dampak bagi perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
II.6.3. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Magelang yang terdiri dari 372 desa/kelurahan dengan jumlah
penduduk 1.168.557 orang memerlukan perhatian khusus untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten
Magelang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah
melakukan berbagai macam upaya salah satunya dengan mendorong
tumbuhnya Lembaga Ekonomi Desa yang berfungsi mendorong

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444777
tumbuhnya usaha-usaha mandiri di desa. Masyarakat, terutama
masyarakat desa, semakin memperoleh tempat yang utama dalam
pelaksanaan pembangunan dengan dukungan dana alokasi desa Tahun
2006 sebesar Rp. 30.084.980.000, tahun 2007 sebesar Rp.31.604.000.000
dan pada tahun 2008 Rp.30.805.000.000. Pemberian ADD ini agar desa
dapat merencanakan dan memprogramkan sendiri kegiatan bagi warga
desa, sehingga masyarakat desa tidak hanya menjadi obyek, namun telah
menjadi subyek pembangunan. Kondisi ini sangat berkorelasi dengan
tingkat kemajuan dan perkembangan desa. Berdasarkan pada hal tersebut
setiap kegiatan pembangunan berdampak pada pemberdayaan
masyarakat yang semakin meningkat, hal ini ditunjukkan dengan semakin
tingginya peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan.
Dalam rangka meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap
pembangunan yang dilaksanakan diperlukan adanya lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi
dan partisipasi masyarakat untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas
lembaga kemasyarakatan yang ada yang meliputi Rukun Tetangga (RT),
Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
/Kelurahan (LKMD/K), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK),
Karang Taruna serta Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM).
Permasalahan yang ada terkait dengan pemberdayaan masyarakat
adalah masih belum optimal dan sinergisnya upaya pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah dan berbagai komponen
masyarakat.
II.6.4. Statistik
Data dan informasi merupakan salah satu hal yang penting sebagai dasar
pembuatan kebijakan. Oleh karena itu penyusunan dan pemeliharaan
data statistik mutlak diperlukan agar dana dan informasi selalu
terbaharui sehingga meningkatkan kualitas kebijakan publik.
Pembangunan bidang pendataan dan statistik di kabupaten Magelang
dilakukan secara integral di berbagai jenjang pemerintahan dan sektor
pembangunan yang terkait.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn UUU mmm uuu mmm KKK ooo nnn ddd iii sss iii DDD aaa eee rrraaa hhh IIIIII ...444888
II.6.5. Kearsipan
Arsip dan dokumentasi merupakan hal yang penting dalam setiap
pembuatan keputusan manajemen, oleh karena itu perbaikan sistem
pengelolaan kearsipan terus diperbaiki. Jumlah arsip tekstual pada tahun
2003 berjumlah 4.500 lembar dan pada tahun 2008 meningkat menjadi
6.000 lembar.
II.6.6. Komunikasi dan Informasi
Pembangunan komunikasi dan informatika di Kabupaten Magelang telah
dilakukan dengan memperbaiki akses komunikasi dan informasi dari
pemerintah daerah kepada masyarakat dan dunia usaha. Pembangunan
tersebut dilakukan dengan perbaikan jaringan komunikasi, pembangunan
website pemerintah serta pendorong terwujudnya e-government di
pemerintah Kabupaten Magelang. Pembangunan komunikasi dan
informatika tersebut diharapkan dapat menunjang efektifitas dan
efisiensi pemerintahan.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 111
BBBAAABBB IIIIIIIII... GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN PPPEEENNNGGGEEELLLOOOLLLAAAAAANNN KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH DDDAAANNN KKKEEERRRAAANNNGGGKKKAAA PPPEEENNNDDDAAANNNAAAAAANNN
III.1. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Sistem perencanaan pembangunan memiliki salah satu tujuan untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan. Agar visi, misi, dan program yang termuat
dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dapat tercapai atau terealisasi maka harus ada dukungan penganggaran
yang relevan, konsisten, dan signifikan.
Penyusunan RPJMD akan menghasilkan rencana pembangunan
yang telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dari sisi
kemampuan penganggaran. Kemampuan anggaran daerah diperkirakan
dalam bentuk pagu atau plafon indikatif anggaran daerah, yang akan
berlaku selama lima tahun. Mekanisme dan substansi penetapan
perencanaan dikaitkan dengan penganggaran ini diharapkan akan lebih
mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan daerah dalam rangka
mencapai visi, misi, dan program pembangunan daerah.
Dalam penyusunan bagian gambaran pengelolaan keuangan
daerah dan kerangka pendanaan diperlukan pendekatan yang
komprehensif dan strategis, baik dari sisi penerimaan maupun
pengeluaran, sebab akan sangat berdampak pada penciptaan kondisi
makro ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Sejalan dengan fungsi
alokasi dan kondisi keterbatasan kemampuan keuangan daerah yang ada,
maka perlu diciptakan suatu sistem yang memungkinkan pemerintah
daerah menjadi lebih efisien, efektif dan akuntabel dalam merumuskan
kebijakan keuangannya.
Oleh karena itu asumsi pengeluaran daerah untuk belanja
langsung dan tidak langsung serta untuk pengeluaran pembiayaan hanya
bisa dipenuhi apabila asumsi penerimaan dari pendapatan dan
penerimaan pembiayaan terpenuhi pula.
III.1.1. Penerimaan Daerah
Dalam rangka meningkatkan kemandirian daerah, sudah saatnya digali
semua potensi sumber daya dan modal dasar daerah yang dimiliki. Untuk
itu perlu dilakukan identifikasi yang maksimal atas potensi sumber daya

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 222
manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya
keuangan; untuk selanjutnya sumber daya tersebut dikembangkan menjadi
pendukung utama dari berbagai kegiatan yang akan menghasilkan nilai
tambah yang berdaya saing tinggi sehingga mampu mendukung
kemandirian daerah.
Pengelolaan penerimaan daerah dalam kurun waktu tahun
anggaran 2004-2008 mendasarkan pada 2 (dua) Undang-undang mengenai
keuangan daerah yaitu Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang-
undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-
undang Nomor 25 Tahun 1999.
Berdasarkan kedua perundangan tersebut, maka dasar-dasar
pendanaan pemerintah daerah ialah (1) penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah dalam rangka desentralisasi dibiayai dari APBD (2)
pelimpahan dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan atau penugasan
dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah kepada
pemerintah daerah diikuti dengan pemberian dana.
Sumber-sumber penerimaan daerah menurut Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 adalah (1) pendapatan asli daerah; (2) Dana
Perimbangan; (3) Pinjaman daerah; (4) lain-lain penerimaan yang sah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber penerimaan
daerah terdiri dari (1) Pendapatan Asli daerah (2) dana Perimbangan (3)
Lain-lain pendapatan. Pembiayan terdiri dari Penerimaan pembiayaan
yang terdiri dari SILPA, pinjaman daerah, dana cadangan daerah hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Pengelolaan pendapatan asli daerah bertujuan untuk
mengoptimalkan keleluasaan daerah dalam menggali pendanaan otonomi
daerah sebagai wujud tanggungjawab daerah dalam melaksanakan
desentralisasi. PAD ini terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
Dana perimbangan adalah pendanaan daerah yang bersumber dari
APBN terdiri atas dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK). Dana Bagi hasil adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN berupa penerimaan pajak dan sumber daya alam yang

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 333
dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka prosentase tertentu.
Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak berasal dari
penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan, pajak penghasilan (PPh pasal 25) dan pasal 29 wajib pajak
pribadi orang dalam negeri dan PPh pasal 21. Sedangkan sumber daya
alam berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan,
pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan
panas bumi.
Dana Alokasi Umum adalah kebijakan keuangan pemerintah pusat
yang bertujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah yang
dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan/ketimpangan kemampuan
keuangan antar daerah melalui penerapan formula dengan
mempertimbangkan kemampuan dan potensi daerah. DAU ditentukan
berdasarkan besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah yang
merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi
daerah (fiscal capacity).
Dana alokasi khusus merupakan sumber pendanaan daerah
berasal dari APBN untuk membiayai kegiatan-kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. Khususnya
untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong
percepatan pembangunan daerah. Jumlah DAK didasarkan pada kriteria
umum, khusus dan teknis.
Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dalam
rangka peningkatan pendapatan daerah diarahkan pada seluruh
komponen PAD, sedangkan guna meningkatkan dana perimbangan,
diarahkan pada kegiatan intensifikasi penerimaan PBB. Kebijakan
pengelolaan penerimaan pembiayaan diarahkan pada pengelolaan dana
cadangan guna membiayai kegiatan yang membutuhkan dana relatif besar.
Tingkat penerimaan pajak dan retribusi daerah ditentukan oleh
kebijakan pendapatan dan efektifitas administrasi pendapatan. Kebijakan
pendapatan meliputi penetapan besarnya tarif, penentuan obyek,
pemberian keringanan, pengurangan, pembebasan dan penghapusan
piutang pajak serta retribusi. Sedangkan efektifitas administrasi
pendapatan meliputi efektifitas pendataan, penetapan, pemungutan pajak
dan retribusi.

RRR PPP JJJMMM DDD TTT aaa hhh uuu nnn 222 000 000 999 --- 222 000 111 444 ::: GGG aaa mmm bbb aaa rrraaa nnn PPP eee nnn gggeee lll ooo lllaaa aaa nnn KKK eee uuu aaa nnn gggaaa nnn DDD aaa eee rrraaa hhh ddd aaa nnn KKK eee rrraaa nnn gggkkk aaa PPP eee nnn ddd aaa nnn aaa aaa nnn
IIIIIIIII ... 444
Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah belum
dapat secara optimal dilakukan pendataan potensi pendapatan. Ke depan
akan dilakukan pendataan potensi pendapatan sekaligus sebagai dasar
penentuan target pendapatan.<