router dengan linux

Upload: nurul-furqon-rohmat

Post on 30-May-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    1/9

    IP ROUTING: PRINSIP DASAR

    Salah satu tujuan penting dalam mempelajari subnetting pada bab 7 yang lalu yaitu untukmengurangi kepadatan lalu lintas data di dalam sebuah jaringan komputer. Namun, tujuanmulia tersebut dapat menjadi sia-sia bila pemisahan subnet-subnet secara logis (denganaturan pengalamatan IP dan subnetting) tidak disertai dengan pemisahan secara fisik.

    Dengan pemisahan secara fisik tentunya sebuah subnet tidak dapat berkomunikasi dengansubnet langsung kecuali melalui sebuah perantara yang disebut gateway. Gateway-gatewayinilah yang akan saling berkomunikasi di dalam jaringan meneruskan paket dari sebuahsegmen ke segmen lainnya menurut rute tertentu. Di sini berarti kita berbicara tentang routing(perutean) dimana gateway-gateway tersebut bertindak sebagai routernya.

    9.1 IP RoutingTentu saja karena protokol yang kita gunakan TCP/IP, perutean yang akan kita pelajari ialahIP routing. Routingadalah proses pemilihan rute pengiriman sebuah paket. Perutean terjadipada sebuah host TCP/IP saat mengirimkan sebuah paket IP dan perutean juga terjadi padasebuah router IP. Sebuah routeradalah sebuah alat (device) yang meneruskan sebuah paket

    dari sebuah jaringan fisik ke jaringan fisik lainnya. Router bisa disebut juga gateway, biladipandang hanya dari dalam sebuah jaringan. Pada kedua kasus baik pada sebuah hostyang mengirimkan paket atau pada sebuah router sebuah keputusan perutean harusdibuat; kemana paket akan diteruskan.Untuk membuat keputusan tersebut, layer IP akan melihat tabel routing yang berada dimemori. Sebuah tabel routing kurang-lebih berisi baris-baris pasangan antara alamat IP dariinterface router dengan alamat jaringan yang dapat ditujunya. Secara default, sebuah routerdapat mengirimkan paket hanya ke jaringan yang alamatnya telah ada pada tabel routing.Skenario yang dapat terjadi bila sebuah host akan mengirimkan sebuah paket ialah sebagaiberikut:

    1. Bila sebuah host akan berkomunikasi dengan host lainnya, protokol IP akan

    menentukan apakah alamat tujuan paket berada pada jaringan yang sama dengannnyasendiri (local network) ataukah berada pada jaringan lain (remote network).2. Bila tujuannya berada pada remote network, protokol IP akan melihat tabelrouting untuk memeriksa ada tidaknya rute ke host tujuan tersebut atau ke remote networktersebut.3. Bila tidak ditemukan rutenya secara eksplisit, protokol IP akan menggunakanalamat gateway defaultnya. Default gateway inilah yang nantinya akan meneruskan kesebuah router.4. Pada sebuah router, tabel routing lagi-lagi dilihat untuk menentukan rute kealamat tujuan. Bila tidak ada, paket ini akan dikirim ke alamat default gateway dari routeryang bersangkutan.

    9.2 Aturan Dasar RoutingSebelum mempelajari prosedur untuk mengkonfigurasikan router, kita harus meninjau ulangbeberapa aturan dasar routing.Saat subnetting tidak digunakan, dua host yang terhubung ke segmen jaringan yang samadapat saling berkomuniasi secara langsung hanya jika merea memiliki network ID yang sama.Dalam gambar 9.1, host A dab B dapat berkomunikasi langsung, tapi baik A maupun B tidakdapat berkomunikasi dengan C, karena mereka tidak memiliki network ID yang sama(diasumsikan subnet mask masing-masing host setidaknya berbentuk 255.255.255.0).

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    2/9

    Saat subnetting digunakan, maka dua host yang terhubung ke segmen jaringan yang samadapat berkomunikasi hanya jika baik network ID maupun subnetwork IDnya sesuai. Bilanetwork Id atau subnetwork ID berbeda, sebuah router harus dipasang.

    192.168.0.16192.168.0.34

    202.168.0.34AB

    CHost dengan net ID sama dpt berkomunikasi

    Host dengan net ID berbeda tdk dpt berkomunikasiGambar 9.1. Komunikasi host pada jaringan lokal.

    Gambar 9.1 juga menunjukkan bahwa host-host pada segmen jaringan yang sama tidakharus memiliki network ID yang sama. Walaupun host-host ini mengakses kabel yang sama,router IP diperlukan agar mereka dapat saling berkomunikasi.

    9.2 Routing Dengan Dua Network

    Gambar 9.2 mengilustrasikan internet dasar dengan dua network: 192.168.0/24 dan192.168.1/24. Host A yang digunakan untuk menghubungkan kedua jaringan inimenggunakan Windows NT dan dilengkapi dengan dua network adapter untuk masing-masing network. Sebuah host yang terhubung dengan lebih dari satu jaringan seperti inidisebut sebagai host multihomed. Agar sebuah komputer Windows NT multihomed dapatmenjadi sebuah router IP, kemampuan IP routingnya harus diaktifkan. Pengaktifan fungsirouting ini pada Windows NT, Windows 2000, dan Linux akan kita pelajari pada bab-babberikutnya.

    128.1.0.100

    Default Gateway: 128.1.0.1A

    128.1.0.1 128.2.0.1B

    128.2.0.100

    Default Gateway: 128.2.0.1C

    Gambar 9.2. Prinsip routing sederhana.

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    3/9

    Setelah kemampuan routing IP diaktifkan pada host A yang multihomed ini, host tersebutakan meneruskan paket dari satu jaringan yang terhubung ke dirinya kepada jaringan lain.Apa yang terjadi dijelaskan berikut ini:

    1. Host A ingin mengirimkan paket ke host C yang tidak terletak pada jaringanlokal. A tidak tahu bagaimana mencapai C, jadi A mengirimkannya ke default gatewaynya,yakni host B.2. Host B menerima paket pada adapter 128.1.0.1. Paket ini diidentifikasi denganalamat fisik dari B tetapi alamat IP tujuannya adalah 128.2.0.2. B mengetahui bahwadirinya bukanlah tujuan akhir dan kemudian meneruskan paket tersebut.3. Host B memeriksa tabel routingnya dan mengetahui bahwa terdapat rute ke

    jaringan 128.2.0.100.4. Host B mengirimkan ulang paket dari adapter 128.2.0.1. Paket ini memilikialamat fisik dan alamat IP dari host C.5. Host C menerima paket tersebut.

    Ada dua hal yang harus dilakukan agar sistem routing sederhana ini bekerja:1. Sebuah router (dalam hal ini host B) harus terpasang antar jaringan,dikonfigurasikan dengan network adapter untuk tiap jaringan, dan fungsi routingnyadiaktifkan.2. Seluruh host yang lain harus dikonfigurasikan dengan default gateway.

    9.3 Pendeteksian Matinya GatewayProtokol TCP mampu mendeteksi kegagalan default gateway dan melakukan penyesuaianseperlunya pada tabel routing untuk menggunakan gateway lain bila ada. TCP akan selaluberusaha untuk mengirimkan paket ke default gateway yang dikonfigurasikan pada sebuahkomputer sampai ia menerima sinyal acknowledge. Namun, bila satu setengah dari nilaiTcpMaxDataRetransmission telah tercapai dan pada komputer tersebut ada lebih dari satusetting gateway, maka TCP akan membuat protokol IP mencoba gateway berikutnya. Bila Anda mengkonfigurasi sebuah komputer yang menjalankan Windows NT dengan settinggateway lebih dari satu, secara default setting dead gateway detection pada protokol TCPsudah diset on. Untuk penjelasan lebih jauh, Anda dapat mempelajari RFC 816 tentang DeadGateway Detection Uses TCP Retries And The Triggered Reselection Method.

    9.4 Implementasi RoutersSecara fisik sebuah router mirip sebuah HUB atau switch: kotak kecil dengan beberapa port.Alamat-alamat IP untuk port-port ini dapat dikonfigurasi melalui sebuah PC yang terhubungdengan kabel khusus ke router yang bersangkutan.Namun demikian, sebuah PC pun dapat digunakan sebagai router, selama PC tersebut dapatdikonfigurasi untuk memiliki lebih dari satu alamat IP (multi-homed), baik dengan satunetwork card maupun lebih. Dengan demikian, tidak semua sistem operasi dapat digunakanuntuk PC yang ditugaskan menjadi router. Ms DOS, Windows 95, Windows 97, dan Windows98 merupakan contoh sistem operasi yang tidak dapat digunakan untuk mengkonfigurasi

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    4/9

    sebuah network card dengan lebih dari satu alamat IP. Syarat lainnya adalah bahwa sistemoperasi yang digunakan harus dapat meneruskan paket dari alamat IP yang satu ke alamatlainnya. Ini dikenal dengan istilahpacket forwardingatau IP forwarding. Ini tidak dapatdilakukan oleh sistem operasi semacam Windows NT Workstation, Windows 2000Professional, dan Windows XP. Bila ingin menggunakan Windows, maka pilihan dapat jatuhkepada Windows NT Server atau Windows 2000 Server. Sistem operasi UNIX dan semua

    turunannya, termasuk seluruh distro Linux, dapat digunakan.

    Secara fisik, bentuk sebuah router mirip dengan HUB maupun switch, dengan sejumlah portuntuk konektor RJ45. Alamat IP untuk masing-masing port ini dapat diset melalui port khusus(biasanya berbentuk konektor D15) yang bisa dihubungkan kepada sebuah PC.Namun demikian, yang akan diketengahkan di bab ini ialah implementasi router denganmenggunakan sebuah PC.

    10.1 Syarat Khusus Sebuah RouterSecara hardware, PC apapun dapat digunakan selama memiliki paling sedikit satu networkcard dan dapat menjalankan sistem operasi berbasis jaringan. Praktisnya, komputer 386 keatas dapat digunakan. Jumlah network card idealnya sama dengan jumlah jaringan yangakan dihubungkan oleh router.Syarat software yang akan digunakan kita bagi menjadi sistem operasi dan utilitas routing.Sistem operasi yang digunakan harus memenuhi syarat:

    1. Mampu memberikan lebih dari satu alamat IP kepada satu buah network card.Dengan demikian, sistem operasi seperti Ms DOS, Ms Windows 95, Ms Windows 97, MsWindows 98, dan Ms Windows ME tidak dapat digunakan.2. Memiliki utilitas routing yang dapat diaktifkan pada level kernel. Dengan katalain, sistem operasi yang bersangkutan dapat meneruskan paket IP dari satu network cardke network card lainnya, atau dari satu alamat IP ke alamat IP lainnya bila hanya ada satunetwork card. Kemampuan ini dikenal dengan istilahpacket forwardingatau IP forwarding.Dengan demikian, sistem operasi seperti Ms Windows NT Workstation, Ms Windows 2000Professional, dan Ms Windows XP tidak dapat digunakan.

    Ini berarti sistem operasi produk Microsoft yang dapat digunakan hanyalah Ms Windows NTServer dan Ms Windows 2000 Server atau Advanced Server. Selain itu, sistem operasi UNIXdan turunannya seperti BSD, Linux, dan lain-lain dapat digunakan.Kita akan mencoba membangun router dengan Ms 2000 Server. Router dengan sistemoperasi Linux (distro Mandrake) juga akan dijelaskan pada akhir bab.

    10.2 Router Dengan Windows 2000 ServerAnggaplah kita memiliki sebuah jaringan sederhana seperti yang ditunjukkan gambar 10.1.

    IP Address: 10.10.1.17

    Subnet Mask: 255.255.255.0A

    10.10.1.1 10.20.69.1B

    IP Address: 10.20.2.18

    Subnet Mask: 255.255.0.0

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    5/9

    C

    Gambar 10.1. Contoh jaringan sederhana.

    HUB

    Pada gambar 10.1 kita memiliki dua buah jaringan yang akan kita hubungkan. Jaringanpertama keluarga 10.10.1/24 dan yang kedua keluarga 10.20/16. Jaringan pertama diwakilioleh host A dengan alamat 10.10.1.17 dan jaringan kedua oleh host C dengan alamat10.20.2.18. Untuk membuktikan mereka tidak dapat berkomunikasi, lakukanlah ping dari hostA ke host C, atau sebaliknya. Tentu saja Anda akan memperoleh pesan Destination NetworkUnreachable.Pertama kita harus memberikan lebih dari satu alamat IP kepada host B (router), dalam halini dua alamat, karena ada dua jaringan yang akan kita hubungkan. Kedua alamat ini harusmerupakan anggota masing-masing keluarga IP. Misalkan kita memberikan dua alamat10.10.1.1 dan 10.20.69.1. Subnet mask tentu saja sesuai dengan keluarga masing-masing,yakni 255.255.255.0 dan 255.255.0.0.Pada desktop windows host B, klik kananlah icon My Network Places. Pilih properties.Kemudian pada jendela Network And Dial-Up Connection yang muncul klik kanan padaLocal Area Connection dan sekali lagi pilihlah properties. Pada jendela Local AreaConnection Properties, klik Internet Protocol (TCP/IP), dan kliklah tombol Properties. Bilayang tampak pada setting IP Address bukan 10.10.1.1 atau 10.20.69.1, Anda bolehmenggantinya atau membiarkannya saja. Yang Anda harus lakukan menambah alamat IPdengan cara mengklik tombol Advanced. Untuk menambahkan sebuah alamat IP, kliklahtombol Add. Lihat gambar 10.2.

    Gambar 10.2. Menambahkan alamat IP.

    Tambahkan kedua alamat IP. Kemudian klik OK. Klik OK sekali lagi. Selesai sudah. Andadapat memeriksanya dengan perintah ipconfig/all pada command prompt.

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    6/9

    C:\>ipconfig/allHasilnya dapat dilihat pada gambar 10.3.Langkah pertama telah selesai. Namun demikian, secara default masing-masing alamat IPyang dimiliki sebuah multihomed host berdiri sendiri dan tidak saling berkomunikasi. Inimembutuhkan langkah selanjutnya.

    Gambar 10.3. Pengecekan dengan ipconfig.

    Langkah kedua ialah mengaktifkan kemampuan packet forwarding Windows 2000 agar paketdata dapat dilewatkan di antara seluruh alamat IP yang dimilikinya. Ini bisa dilakukan dengan

    masuk ke menu Start Settings Control Panel Administrative Tools Routing AndRemote Access. Bila kemampuan routing belum diaktifkan, yang terlihat ditunjukkan olehgambar 10.4. Klik kananlah nama komputer (dalam hal ini anggaplah host B bernamainfo13). Lihat gambar 10.4.

    Gambar 10.4. Menu Routing And Remote Access.

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    7/9

    Pada menu pop-up yang muncul pilihlah Configure and Enable Routing And RemoteAccess. Anda akan dibawa ke sebuah wizard. Klik Next. Dari lima pilihan pada CommonConfiguration, pilih Network Router. Klik Next. Pada pilihan protokol pilih Yes, all of theavailable protocols are on this list. Klik Next. Bila ditanya apakah ingin menggunakanDeman-dial Connections, pilih No. Klik Next lagi. Pada screen terakhir, klik Finish.

    10.3 Router Dengan LinuxLangkah yang sama dapat kita lakukan pada sistem operasi Linux. Distro yang digunakandisini ialah Mandrake 9.0. Namun demikian prinsip yang sama dapat diterapkan pada distrolainnya.Pertama, tentu saja kita harus membuat host B memiliki lebih dari satu alamat IP. Ini bisasaja kita lakukan dengan menggunakan perintah ip atau perintah ifconfig tapi kedua perintahini hanya menambahkan alamat IP secara sementara. Yang kita butuhkan ialah alamat IPpermanen. Artinya kedua alamat IP yang ditambahkan akan tetap ada ketika komputersewaktu-waktu direstart. Hal ini kita lakukan dengan menduplikasi file ifcfg-eth0 (bila networkcard Anda dikenali sebagai eth0) sebagai ifcfg-eth0:0 dan ifcfg-eth0:1. File ini dapat Andatemui di direktori /etc/sysconfig/network-scripts.Anda harus login sebagai root. Masuklah ke direktori tersebut dengan perintah#cd /etc/sysconfig/network-scriptsSetelah itu salinlah file ifcfg-eth0 menjadi ifcfg-eth0:0 dan ifcfg-eth0:1.#cp ifcfg-eth0 ifcfg-eth0:0#cp ifcfg-eth0 ifcfg-eth0:1Kemudian editlah file ifcfg-eth0:0 dengan teks editor favorit Anda untuk mengakomodasialamat 10.10.1.1. Isi file Hasil edit kurang lebih sebagai berikut:DEVICE=eth0:0BOOTPROTO=staticIPADDR=10.10.1.1NETMASK=255.255.255.0NETWORK=10.10.1.0BROADCAST=10.10.1.255ONBOOT=yesSetelah itu editlah file ifcfg-eth0:1 untuk mengakomodasi alamat 10.20.69.1. Isi file Hasil editkurang lebih sebagai berikut:DEVICE=eth0:1BOOTPROTO=staticIPADDR=10.20.69.1NETMASK=255.255.0.0NETWORK=10.20.0.0BROADCAST=10.20.255.255ONBOOT=yesBila telah selesai, restartlah network service dengan menjalankan perintah#service network restartAnda dapat memeriksa setting baru ini dengan perintah ifconfig yang telah dibahas padabab-bab awal.Langkah kedua ialah mengaktifkan kemampuan IP forwarding pada Linux. Secara defaultkemampuan ini di-disable. Anda dapat memerikasanya dengan perintah:#cat /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    8/9

    Bila tampak di layar angka 0 (nol), maka kemampuan IP forwarding belum diaktifkan.Lakukan perintah berikut:#echo 1 > / proc/sys/net/ipv4/ip_forwardAnda dapat memeriksa kembali dengan perintah#cat /proc/sys/net/ipv4/ip_forwardSekarang di layar terlihat angka 1 (satu). Ini berarti kemampuan IP forwarding telah

    diaktifkan. Jangan lupa restart service network dengan perintah#service network restart

    10.4 Pengujian RouterSebelum kemampuan IP forwarding diaktifkan, mestinya host B telah dapat berkomunikasidengan host A dan host C dengan baik. Ujilah dengan perintah ping. ping 10.20.2.18ping 10.10.1.17Host A harus dapat melakukan ping dengan baik ke host B.ping 10.10.1.1Demikian pula host C juga harus dapat melakukan ping ke host B. ping 10.20.69.1

    Sekarang kita sampai di langkah terakhir yakni melakukan setting ulang konfigurasi IP padahost A dan host C. Host A harus menjadikan alamat host B sebagai gatewaynya. Masuklahke menu TCP/IP Properties pada host A dan tambahkan 10.10.1.1 sebagai defaultgatewaynya. Lihat gambar 10.5.

    Gambar 10.5. Menambahkan default gateway.

    Lakukan hal yang serupa pada host C. Tambahkan alamat 10.20.69.1 sebagai defaultgatewaynya.Bila semua berjalan normal mestinya sekarang host B telah bertindak sebagai router yangmenghubungkan host A dengan host C. Ini bisa diuji dengan melakukan ping dari host A kehost C sebagai berikut:ping 10.20.2.18atau sebaliknya dari host C ke host A sebagai berikut: ping 10.10.1.17Host yang di-ping akan membalas dengan reply.Latihan

  • 8/9/2019 Router Dengan Linux

    9/9

    1. Diketahui Router A melayani sebuah jaringan 192.168.100.0 yang dibagi menjadi2 buah subnet. Berarti jaringan yang dilayani oleh Router A adalah jaringan :

    1. 192.168.100.642. 192.168.100.128

    2. Diketahui Router B melayani sebuah jaringan 192.168.200.0 yang dibagi menjadi2 buah subnet. Berarti jaringan yang dilayani oleh router B adalah jaringan

    1. 192.168.100.642. 192.168.100.1283. Diketahui Bahwa Router A dan Router B harus harus berada didalam satu jaringansehingga mereka dapat berkomunikasi. :

    1. 192.168.50.12. 192.168.50.2

    4. Selanjutnya buatlah tabel konfigurasi routing untuk Router A :IP Router Jaringan Gateway

    192.168.50.1 192.168.100.64 192.168.100.126192.168.100.128 192.168.100.190192.168.200.64 192.168.50.2

    192.168.200.128 192.168.50.25. Selanjutnya buatlah tabel konfigurasi routing untuk Router B :IP Router Jaringan Gateway

    192.168.50.2 192.168.200.64 192.168.200.126192.168.200.128 192.168.200.190192.168.100.64 192.168.50.2192.168.100.128 192.168.50.2

    6. Buatlah Konfigurasi dari masing-masing router sehingga mereka dapat menerimadan meneruskan paket dari jaringan yang dilayani oleh Router A dan Router B. 7. Konfigurasi untuk Router A :

    1. ifconfig eth0:0 192.168.50.1 netmask 255.255.255.02. ifconfig eth0:1 192.168.100.126 netmask 255.255.255.1923. ifconfig eth0:1 192.168.100.190 netmask 255.255.255.1924. untuk default gateway : 192.168.50.254 :

    1. route add default gw 192.168.50.2545. Mbikin tabel routing :

    1. route add -net 192.168.100.64 netmask 255.255.192 gw 192.168.100.1262. route add -net 192.168.100.128 netmask 255.255.192 gw 192.168.100.1903. route add -net 192.168.200.64 netmask 255.255.255.192 gw 192.168.50.24. route add -net 192.168.200.128 netmask 255.255.255.192 gw 192.168.50.2

    6. Tabel routing yang terbentuk bisa diliat dengan cara sebagai berikut :1. route -n

    7. Seperti biasanya diberi kemampuan forwarding :1. echo '1' > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward2. /etc/init.d/networking restart

    8. Membuat Konfigurasi Router B dilakukan persis seperti membuat konfigurasi untukRouter A9. Ujilah dengan menggunakan ping.

    &&&&&Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Joko Adianto M.Inf.Sys.

    PEMROGRAMAN SISTEM JARINGAN