rokok bikin hidup lebih redup

2
Rokok Bikin Hidup Lebih Redup Rokok? Siapa yang tidak kenal dengan batang berbentuk silinder yang berisikan tembakau ini? Yang bisa ditemukan di seluruh dunia, tanpa kecuali, tanpa tergantung lagi di mana, baik di negara miskin, negara berkembang, maupun negara kaya. Kegiatan isap-mengisap asap ini pertama kali dilakukan oleh orang Indian di Amerika. Tujuan mereka merokok sebenarnya untuk memuja dewa atau roh. Ketika orang Eropa menemukan Benua Amerika pada abad ke-16, sebagian dari penjelajah itu mencoba-coba menikmati rokok tersebut dan membawa sebagian pulang ke Eropa. Kemudian mulailah muncul kebiasaan merokok di kalangan bangsawan Eropa. Berbeda dengan tujuan merokok dari orang Indian, bangsawan Eropa ini merokok semata-mata hanya untuk senang-senang. Barulah ketika pedagang Spanyol pada Abad ke-17 datang ke Turki, saat itu juga mulailah muncul kebiasaan merokok di negara-negara Islam. Sampai saat ini, rokok telah menjadi “budaya” bagi sebagian bangsa di dunia ini. Contohnya saja di Indonesia, di negara kita tercinta, di mana tukang becak, tukang kuli, nelayan, sopir, pegawai, pengusaha, artis, pejabat, sampai pelajar SMA sampai SD pun terbuai dan tidak tahan oleh “enak dan nikmatnya” nikotin yang terkandung dalam sebatang rokok. Rokok dianggap oleh mereka “teman” kesendirian, kecemasan, pusing, stres, serta kesenangan. “Teman” yang selalu ada, yang selalu menemani di kala senang maupun susah. Alasan mereka merokok bermacam-macam, untuk sebagian orangtua karena faktor stres dan ketagihan. Beberapa bilang “Merokok itu keren dan modern “, beberapa lagi bilang “Biar tidak ketinggalan zaman . Bahkan ada beberapa hanya untuk mendapatkan status “Cool “!! Bukannya lebih cool lagi kalau kita bisa melihat orang membakar uang kertas 5.000 rupiah yang sudah dibentuk seperti rokok dan menunjukkannya ke orang-orang di depan umum. Bayangkan saja, berapa banyak uang yang para perokok yang telah habiskan dalam setahun? Contohnya, seorang tukang becak merokok 1 bungkus/hari. Sehari Rp 5.000. Seminggu Rp 35.000. Sebulan Rp 140.000. Setahun Rp 1.680.000. Sepuluh tahun Rp 16.800.000. Itu hanyalah seorang tukang becak, bagaimana kalau 10 orang, 100 orang, 1.000 orang? Bukankah dana itu lebih bagus seandainya saja bisa dialihkan untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk keluarganya? Atau untuk pendidikan anaknya yang tentunya jauh lebih penting, mengingat pendidikan di negara kita ini sudah jauh tertinggal. Tetapi kebiasaan merokok ini telah merajalela tanpa kenal status. Sepertinya untuk sebagian penduduk di bumi Ibu Pertiwi ini rela untuk tidak makan atau makan lebih sedikit, biar bisa ada sisa uang untuk membeli rokok, atau malah “ngutang”. Harga sebungkus rokok bisa dikatakan seharga sama sebungkus nasi, tapi tetap aja rokok di Indonesia LEBIH LARIS daripada nasi. Atau ada yang sekadar coba-coba karena menurut mereka, kalau konsumsinya sedikit tidak apa-apa, tidak bakal menimbulkan efek yang mengerikan seperti yang selama ini diberitakan oleh para peneliti atau oleh siapa saja yang tidak suka kalau melihat orang merokok. Salah besar!!! Walaupun konsumsi dalam jumlah yang sedikit, tidaklah rokok tidak berbahaya untuk kesehatan kita. Dan perokok mudah menjadi ketagihan dalam cepat karena nikotin yang terkandung dalam rokok hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 detik untuk sampai ke otak.

Upload: lotte

Post on 22-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rokok Bikin Hidup Lebih Redup - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Rokok Bikin Hidup Lebih Redup

Rokok Bikin Hidup Lebih RedupRokok? Siapa yang tidak kenal dengan batang berbentuk silinder yang berisikan tembakau ini? Yang bisa ditemukan di seluruh dunia,

tanpa kecuali, tanpa tergantung lagi di mana, baik di negara miskin, negara berkembang, maupun negara kaya. Kegiatan isap-mengisap asap ini pertama kali dilakukan oleh orang Indian di Amerika. Tujuan mereka merokok sebenarnya untuk memuja dewa atau roh. Ketika

orang Eropa menemukan Benua Amerika pada abad ke-16, sebagian dari penjelajah itu mencoba-coba menikmati rokok tersebut dan membawa sebagian pulang ke Eropa. Kemudian mulailah muncul kebiasaan merokok di kalangan bangsawan Eropa. Berbeda dengan tujuan merokok dari orang Indian, bangsawan Eropa ini merokok semata-mata hanya untuk senang-senang. Barulah ketika pedagang

Spanyol pada Abad ke-17 datang ke Turki, saat itu juga mulailah muncul kebiasaan merokok di negara-negara Islam.Sampai saat ini, rokok telah menjadi “budaya” bagi sebagian bangsa di dunia ini. Contohnya saja di Indonesia, di negara kita tercinta, di

mana tukang becak, tukang kuli, nelayan, sopir, pegawai, pengusaha, artis, pejabat, sampai pelajar SMA sampai SD pun terbuai dan tidak tahan oleh “enak dan nikmatnya” nikotin yang terkandung dalam sebatang rokok. Rokok dianggap oleh mereka “teman” kesendirian,

kecemasan, pusing, stres, serta kesenangan. “Teman” yang selalu ada, yang selalu menemani di kala senang maupun susah.Alasan mereka merokok bermacam-macam, untuk sebagian orangtua karena faktor stres dan ketagihan. Beberapa bilang “Merokok itu

keren dan modern“, beberapa lagi bilang “Biar tidak ketinggalan zaman“. Bahkan ada beberapa hanya untuk mendapatkan status “Cool“!! Bukannya lebih cool lagi kalau kita bisa melihat orang membakar uang kertas 5.000 rupiah yang sudah dibentuk seperti rokok

dan menunjukkannya ke orang-orang di depan umum.Bayangkan saja, berapa banyak uang yang para perokok yang telah habiskan dalam setahun? Contohnya, seorang tukang becak merokok

1 bungkus/hari. Sehari Rp 5.000. Seminggu Rp 35.000. Sebulan Rp 140.000. Setahun Rp 1.680.000. Sepuluh tahun Rp 16.800.000. Itu hanyalah seorang tukang becak, bagaimana kalau 10 orang, 100 orang, 1.000 orang? Bukankah dana itu lebih bagus seandainya saja bisa

dialihkan untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk keluarganya? Atau untuk pendidikan anaknya yang tentunya jauh lebih penting, mengingat pendidikan di negara kita ini sudah jauh tertinggal. Tetapi kebiasaan merokok ini telah merajalela tanpa kenal status.

Sepertinya untuk sebagian penduduk di bumi Ibu Pertiwi ini rela untuk tidak makan atau makan lebih sedikit, biar bisa ada sisa uang untuk membeli rokok, atau malah “ngutang”. Harga sebungkus rokok bisa dikatakan seharga sama sebungkus nasi, tapi tetap aja rokok

di Indonesia LEBIH LARIS daripada nasi. Atau ada yang sekadar coba-coba karena menurut mereka, kalau konsumsinya sedikit tidak apa-apa, tidak bakal menimbulkan efek yang mengerikan seperti yang selama ini diberitakan oleh para peneliti atau oleh siapa saja yang

tidak suka kalau melihat orang merokok. Salah besar!!! Walaupun konsumsi dalam jumlah yang sedikit, tidaklah rokok tidak berbahaya untuk kesehatan kita. Dan perokok mudah menjadi ketagihan dalam cepat karena nikotin yang terkandung dalam rokok hanya

membutuhkan waktu kurang lebih 10 detik untuk sampai ke otak.Jumlah kematian dan klaim perokok menurut penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap satu jam, rokok membunuh secara tidak langsung kurang lebih 560 orang di seluruh dunia. Setiap kali kita tidur kurang lebih 7 jam, setiap kali itu pulalah hampir 4.000 jiwa yang meninggal. Kalau kita hitung-hitung dalam setahun, jumlahnya sekitar 4,9 juta kematian di dunia ini. Memang masih jumlah yang sedikit dibanding dengan jumlah keseluruhan penduduk di dunia yang berkisar 6 milliar manusia. Tapi bagaimana dengan orang yang berada di sekitar perokok tersebut (perokok pasif)? Yang berdasarkan hasil penelitian menerima bahaya 4 kali lebih besar daripada perokok itu sendiri, jika ikut menghirup asap rokoknya. Kematian-kematian dari para perokok ini tidak terlepas dari tembakau yang

terkandung dalam rokok. Setiap hembusan asap rokok mengandung sekitar 4000 zat-zat kimia yang sebagian besar merupakan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh kita. Racun utama dalam rokok adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida.

Page 2: Rokok Bikin Hidup Lebih Redup

-Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Alhasil sel-sel pernapasan tersumbat oleh tar dan bahan-bahan kimia berbahaya lainnya.

-Nikotin adalah zat adiktif yang memengaruhi saraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan memicu kanker paru-paru yang mematikan. Secara perlahan nikotin akan mengakibatkan perubahan sel-sel otak perokok yang menyebabkan rasa ingin merokok lebih

banyak lagi untuk mengatasi ketagihannya.-Karbonmonoksida adalah zat yang mempunyai intensitas yang lebih tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin di dalam

darah. Dengan adanya karbonmonoksida dalam darah, membuat “darah” menjadi tidak efektif dalam mengikat oksigen.Ini hanyalah 3 dari banyak zat-zat yang terkandung di dalam sebatang rokok.

Kemudian keenakan yang para perokok nikmati hanyalah bersifat sementara, dengan habisnya sebatang rokok maka mereka mengambil sebatang rokok dan menyalakannya lagi… ambil lagi… nyalaiin lagi… dan pada akhirnya mereka menjadi kecanduan terhadap kebiasaan

yang mengundang maut ini.Sampai saat ini perusahaan rokok telah melakukan berbagai macam cara untuk menarik agar hasil produk mereka laku di pasar dan bisa di

terima di tengah-tengah masyarakat. Berbagai macam tipe rokok telah muncul, ada yang mild, kretek, cerutu, capuccinno flavor, rendah tar, rendah nikotin, dan lain-lain. Semua jenis-jenis rokok itu sama berbahayanya dengan jenis-jenis rokok lainnya. Jadi serendah apa pun

kadar nikotin dalam rokok adalah sama bahayanya.Selain terdapat bermacam-macam tipe rokok, terdapat juga bermacam-macam tipe perokok :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok mereka bisa menjadi lebih senang dan semangat dalam bekerja.2. Tipe perokok yang dipengaruhi perasaan negatif. Jadi mereka merokok untuk menghindari perasaan yang lebih tidak enak.

3. Tipe perokok yang adiktif. Untuk mereka ini, mereka akan menambah dosis rokok mereka kalau efek rokok sebelumnya sudah mulai menghilang.

4. Tipe perokok yang didasari atas kebiasaan. Mereka merokok secara otomatis karena sering mereka merokok tanpa disadari.Hindarilah dan Berhentilah Merokok!! Di mana ada Keinginan pasti ada Kesempatan!! Di mana ada Kesempatan pasti ada

Kemungkinan!! Karena.. ”Merokok Bikin Hidup Lebih Redup”