roda gigi
DESCRIPTION
perancangan roda gigiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Fungsi roda gigi
Roda gigi adalah suatu alat yang digunakan untuk mentransmisikan daya
dan putaran yang tepat.Roda gigi mempunyai keunggulan dibanding dengan
sabuk dan rantai dalam mentransmisikan daya dan putaran karena lebih
ringkas.Putaran lebih tinggi dan tepat daya yang ditransmisikan lebih
besar.Namun ini bukan menjadi hal untuk dipilihnya roda gigi.Disamping cara
lain yang memerlukan ketelieian dalam pembuatan pemasangan atau
pemilihannya,tetapi suatu hal yang pasti bahwa pemakaian roda gigi ini sebagai
alat transmisi telah menduduki hal yang penting disegala bidang.Mulai dari alat
pengukur yang kecil dan teliti seperti jam tangan sampai pada roda gigi reduksi
pada turbin besar yang berdaya puluhan megawatt.
1.2.Klasifikasi roda gigi
Roda gigi diklasifikasikan menurut letak poros,arah putaran dan bentuk
jalur gigi.
Klasifikasi roda gigi dengan poros sejajar:
a.Roda gigi lurus (spur gear)
Gambar 1.1. Roda gigi lurus (Sularso 1997)
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi sejajar
terhadap poros.
1
b.Roda Gigi Miring
Gambar. 1.2. Roda gigi miring (Sularso 1997)
Roda gigi miring mempunyai jalur gigi yang berbentuk ulir pada silinder
jarak bagi. Perbandingan kontak lebih besar dari pada roda gigi lurus, sehingga
pemindahan momen atau putaran melalui gigi-gigi tersebut dapat berlangsung
dengan halus.
c.Roda Gigi Miring Ganda
Gambar.1.3. Roda gigi miring (Sularso 1997)
Gaya axial yang terjadi pada gigi yang mempunyai alur
brbentuk”v”tersebut akan saling meniadakan.Dengan roda gigi ini perbandingan
reduksi,kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat diperbesar,tetapi
pembuatannya sukar.
d.Roda gigi dalam
Gambar. 1.4. Roda gigi dalam (Sularso 1997)
2
Dipakai jika diinginkan alat transmisi dengan ukuran kecil dan dengan
perbandingan reduksi yang lebih besar,karena pinion terletak didalam roda gigi.
e.Roda gigi kerucut lurus
Gambar 1.5.Roda gigi kerucut lurus
Roda gigi ini paling banyak dan paling mudah dibuat,tetapi sangat berisik
karena perbandingan kontaknya yang kecil.Konstruksinya tidak memungkinkan
pemasangan bantalan pada kedua ujung poros-porosnya.
f.Pinion dan batang gigi
Batang gigi merupakan dasar profil pahat pembuat gigi pasangan antara
batang gigi dan pinion digunakan untuk menambah gerakan putaran menjadi lurus
atau sebaliknya.
g.Roda gigi kerucut spiral
Mempunyai sudut kontak yang lebih besar sehingga dapat meneruskan
putaran tinggi dan beban besar,sudut poros kedua roda gigi ini dibuat 90°.
h.Roda gigi permukaan
i.Roda gigi miring silang
Roda gigi miring sebenarnya berbentuk ulir spiral, maka kadang-kadang ini
disebut rodda gigi spiral. Sudut antara poros dengan arah gigi disebut sudut kisar
rata-rata seperti Gambar dibawah ini.
3
Gambar 1.6. Roda gigi miring (Sularso, 1997)
j.Roda gigi cacing silindris
Gambar 1.7. Roda gigi cacing silindris
Mempunyai cacing berbentuk silindris dan dan lebih umum dipakai
daripada roda gigi cacing globoid seperti Gambar.
k.Roda gigi cacing global
Gambar 1.8. Roda gigi cacing global
Digunakan untuk beban yang besar dan dengan perbandingan kontak yang
lebih besar roda gigi globoid ini yang biasa dipakai, roda gigi cacing globoid biasa
dipakai dalam power stering stir mobil, seperti pada Gambar
4
l..Roda gigi hipoed
Gambar 1.9. Roda gigi hipoid (Sularso 1997)
Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada didang kerucut yang
sumbernya bersilang dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung
secara meluncur dan menggelinding.
Roda gigi yang disebut diatas mempunyai perbandingan kecepatan sudut
tetap antara kedua poros,tetapi disamping itu terdapat pula roda gigi yang
perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi seperti roda gigi
aksentris,lonjong,bukan lingkaran dan lain-lain.adapula roda gigi dengan putaran
yang terputus-putus dan roda gigi genewa yang dipakai misalnya untuk
menggerakkan film roda proyektor bioskop.
Roda gigi yang dirancang
Adapun roda gigi yang dirancang/digunakan adalah roda gigi lurus karena
mempunyai alasan yaitu:
Keuntungan :
- Daerah kontak roda gigi dengan pinion lebih banyak.
- Slip yang terjadi antara roda gigi dengan pinion lebih kecil.
- Jalur gigi sejajar dengan sumbu poros dan tidak banyak memakan
tempat.
Kerugian :
- Dalam pemindahan putaran output kasar dan bising.
- Bentuk antara gigi dengan pinion tidak ponston(terjadi dengan
tersentak-sentak)
5
BAB II
PERENCANAAN POROS DAN SPLINE
Gambar. 2.1. Spline dan poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting darisetiap mesin,dalam
transmisi daya poros memegang peranan penting pada rancangan ini,spesifikasi
yang dipilih adalah untuk keadaan roda dua,yaitu sepeda motor”YAMAHA
VEGA R”dengan data-data sbb:
Daya(p)= 6,0 Kw/ 8,16 Ps .................................(Sularso,hal 7)
P = 6,0 Kw
- Putaran (n) = 7500rpm
- Gigi transmisi = 4 kecepatan - Pola transmisi =N-1-2-3-4
2.1.Perencanaan poros penggerak
Menurut data-data yang ada diatas,maka daya direncanakan (Pd)yaitu:
Pd =fcxP(Kw)
Dimana:Pd=Daya design (rancangan)
fc =Faktor koreksi(1,2-2,0)diambil 1,5
P =Daya mula-mula
Maka:Pd =fcxp(Kw) fc=1,5(diambil)
=1,5x6,0(Kw)
=9,0 Kw
6
Tabel 2.1 faktor koreksi :
Daya yang ditransmisikan Fc (faktor koreksi)
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya maximum yang diperlukan
Daya normal
1,2-2,0
0,8-1,2
1,0-1,5
Bila momen puntir atau disebut juga momen rencana adalah T (Kg-mm)maka:
T=9,74 x 105 ..................................................................(lit 1,hal 8)
Untuk bahan poros direncanakan bahan baja karbon,untuk konstruksi mesin
dipilih (JIS G 4501)S 45 C dengan kekuatan tarik (τb)=58 Kg/mm2.
T= 9,74 x 105 (9/7500) = 1168,8 Kg.mm
Harga ini diambil dari tabel 1.1.baja karbon untuk konstruksi mesin.Tegangan
geser izin (σa)Kg/mm2 yang terjadi dengan pambebanan storis dua arah,dapat
dicari dengan:
σa= .......................................................(lit 1,hal 8)
Dimana:
Sf1=Faktor koreksi dan pengaruh massa pada baja karbon paduan=(5,6-
6,0)diambil 6,0
Sf2=Faktor poros beralur dan bertingkat=(1,3-3,0)diambil 1,5
Maka:
σa=
=6,44Kg/mm2
Diameter poros penggerak (ds)mm,dapat diperoleh dengan mempergunakan
persamaan sbb:
ds= ⅓......................................................(lit 1,hal 8)
Keterangan:
1. Tanda*menyatukan bahwa bilangan yang bersangkutan dari bilangan standar
2. Bilangan didalam kurang hanya dipakai untuk bagian dimana akan dipasang
bantalan gelinding.
7
Dimana:
σg = Tegangan geser izin=6,44Kg/mm2
Kt = Faktor koreksi tumbukan
= 1,0-1,5 (diambil 1,5)
Cb= Faktor lentur akibat benturan
= 1,2-2,3 (terjadi lenturan)diambil 1,5
= 1,0-1,5 (beban lenturan=0) (diambil 1,5)
σ = Momen puntir rencana
Maka:
ds =
ds = (0,79 x 2629,8)⅓
ds = 12,73mm, pembulatan = 14mm (sesuai tabel dimana pada poros
dipasang bantalan)
Tabel 2.2. Diameter Poros dalam Satuan (mm)
4 10 *22,4 40 100 *224 40024 (105) 240
11 25 42 110 250 420260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 45012 30 120 300 460
*31,5 48 *315 4805 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 53035 55
*5,4 14 *35,5 56 140 *355 560(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600(17) 170
*63 18 63 180 63019 19020 20022 65 220
7 707,1 71
758 80
859 90
95
8
Keterangan:
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan-bilangan yang bersangkutan dipilih
dari bilangan standard.
2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana akan dipasang
bantalan dinding.
Untuk perhitungan kekuatan poros,konstruksi bisa dipakai (aman)bila
memenuhi syarat antaralain:
Tegangan geser yang terjadi:
σ = 5,1
= 5,1
= 3,04kg/mm2
Berdasarkan perhitungan diatas,maka poros tersebut dapat dipakai karena
tegangan geser (σa = 6,44 Kg.mm2 > σ = 3,04 kg/mm2 )
2.2. Perancanaan spline poros utama (main shaft) dan poros penggerak
(coter shaft)
Pada saat mesin berputar,spline menerima putaran dan menetapkan
bagian-bagian seperti roda gigi,puli dan lain-lain pada poros.Untuk menghitung
ukuran-ukuran spline pada poros input dapat dicari dengan menggunakan rumus
sbb:
-Panjang spline(L) = (15,5-5)ds (diambil)
-Lebar spline (b) = 0,25 ds
-Tinggi spline (h) = 0,1 ds
-Diameter spline (D) = ds + 2h
-Diameter poros penggerak (ds) = 12,5mm
Maka:
L = 5(12,5)=62,5mm
B = 0,25(12,5)=3,12mm
h = $0,1(12,5)=1,25mm
D =12,5(2x1,25)=1,5mm
9
Direncanakan jumlah spline (K) = 8 buah,jika momen rencana dari poros
adalah (T)kg.mm dan diameter poros adalah (ds) maka gaya tengensial F (kg)
kepada permukaan poros adalah:
F = (kg)....................................(pers.1,27 Sularso hal,25)
F =
= 178,24 kg
Maka tegangan geser yang terjadi pada poros (Tk)
Tk = ( 2)
=
= 0,914 2
Tegangan geser yang diizinkan untuk poros (σ ka)
σ ka =
=
= 6,44 kg/mm2
Bahan tegangan geser izin harus lebih besar atau sama dengan tegangan
geser yang terjadi. Maka dapat dituliskan :
σ ka = 6,44 kg/mm2 > σk = 0,914 2
Maka konstruksi yang akan digunakan dalam keadaaan aman.
BAB III
10
PERENCANAAN RODA GIGI
Gambar . 3.1. Roda Gigi
Untuk merencanakan sebuah roda gigi,harus ditentukan terlebih dahulu
ukuran-ukuran maupun nama-nama bagian dari roda gigi tsb,maka terlebih dahulu
ditentukan modul”m”.
3.1 Perhitungan cluth gear dan counter shaft drive gear
Direncanakan :
P = N = 6,0 kW = 6000 watt = 6000m/s
n1 = Putaran poros counter (Poros penggerak) = 12 put/s
n2 = Putaran poros output (Poros digerakkan) = 6 put/s
z1 = jumlah gigi penggerak = 15 buah
maka dapat kita cari yaitu:
……………… (sularso,hal.236)
Bahan roda gigi St 34
a. Modul
Besar modul untuk semua roda gigi adalah sama
M = (2.8)
Dimana :
λ = 25 (table 4.6)
c = 55 kg/cm2 (tabel 4.7)
Tabel 3.1. harga λ (Sukrisno, 1984)
11
Cara pemasangan λ
Dengan kolager dst
Pemasangan teliti
Pemasangan biasa
Sampai 30
Sampai 25
Sampai 15
Tabel 3.2. Faktor kekuatan bahan (Sukrisno, 1984)
Bahanσ B
Dalam kg/cm2
C
Dalam kg/cm2
Besi tuang Bt 18
Besi tuang Bt 26
Besi tuang Bt 52
Baja st 34
Baja st 42
Baja st 50
Baja st 60
Besi st 70
350-450
550-650
700-1000
700-900
800-950
850-1100
950-1200
1200-1400
25
32
35-65
55
60
70
85
100
Maka, M =
= 0,32 cm
= 3,2 mm
Besarnya madul yang dipakai disesuaikan berdasarkan harga modul
standart JIS B 1701-1973 (Sularso,1997), didapat : m = 3,5 mm.
Tabel 3.3..Harga madul Standart (JIS B 1701-1973)(Sularso, 1997)
(Satuan mm)
Seri ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3 Seri ke-1 Seri ke-2 Seri ke-30.10,20,30,40,50,60,81
1,251,5
O,150,250,350,450,550,70,750,91,75
0,65
45681012162025
3,54,55,5791114182228
3,75
6,5
12
22,53
2,252,75
3,25
324050
3645
Keterangan : Dalam pemilihan utamakan seri ke-1: jika terpaksa baru dipilih dari
seri ke-2 dan ke-3.
b. Jumlah gigi counter shaft Drive gear.
i = ……………………………………..(2.13)
3,769 =
z 2 = 3,769 . 15
= 56,535 57 gigi
n2 =
n2 = 1973,68 rpm 2000 rpm
c. Lebar gigi (b)
b = ………………………………….. (2.14)
=
d. Jarak bagi lingkar
t = π . m ……………………………….(2.9)
= 3,14 . 3,5 mm
= 10,99 mm
e. Jarak sumbu poros (a)
a =
=
f. Diameter lingkar jarak bagi (d1)
13
d1 =
=
= 52,84 mm
Rosio perbandingan yang sebenarnya .
i =
d1 =
d2 =
g. Diameter luar
dk1 = d1 + 2 . m (2.12)
= 52,5 + 2 . 3,5
= 59,5 mm
dk2 = d2 + 2 . m
= 199,5 + 2 . 3,5
= 206,5 mm
Diameter dalam (Dd1) Dd1 = d1 – 2,5 . m
= 52,5 – 2,5 . 3,5
= 43,75 mm
Dd2 = d2 – 2,5 . m
= 199,5 – 2,5 . 3,5
= 190,75 mm
h. Tinggi kepala (Addendum) (hk)
hk = 1 . m
= 1 . 3,5
= 3,5 mm
i. Tinggi kaki (Dedemdum) (hf)
hf = 1,25 . m
= 1,25 . 3,5
= 4,375 mm
14
3.2. Perhitungan roda gigi pada speed 1 (first sliding gear)
Berdasarkan persamaan (2.13) , maka i dapat dihitung.
i = (2.13)
Dimana :
i = Rasio perbandingan gigi pada speed 1
n1 = Putaran poros counter
n2 = Putaran poros output
Maka :
3,769 =
n2 = 530,64 rpm 1000 rpm
a. Diameter lingkar jarak bagi (d1)
d1 =
d1 =
d2 =
d2 =
b. Jumlah gigi (z)
Berdasarkan persamaan
m =
dimana:
m = modul
d = diameter lingkar jarak bagi
z = Jumlah gigi
z1 =
15
z1 =
maka z2 dapat dicari :
z2 =
z2 =
c. Diameter luar
dk1 = d1 + 2 . m
= 52,84 + 2 . 3,5
= 59,84 mm
dk2 = d2 + 2 . m
= 199,15 + 2 . 3,5
= 206,15 mm
d. Diameter dalam
dd1 = d1 – 2,5 . m
= 52,84 – 2,5 . 3,5
= 44,09 mm
dd2 = d2 – 2,5 . m
= 199,15 – 2,5 . 3,5
= 1904 mm
Tinggi kepala (Addendum)
hk = 1 . m
= 1 . 3,5
= 3,5 mm
e. Tinggi kaki (Dedemdum)
hf = 1,25 . m
= 1,25 . 3,5 = 4,375 mm
f. Lebar gigi
b =
16
=
g. Jarak bagi lingkar
t = π . m
= 3,14 . 3,5
= 10,99 mm
3.3. Perhitungan roda gigi pada speed 2 (secand gear dan second sliding gear)
Berdasarkan dari persamaan (2.13)
i =
Dimana :
i = Rasio perbandingan gigi pada speed 1
n1 = Putaran counter
n2 = Putaran poros output
Maka :
2,045 =
n2 = 977,99 rpm 1000 rpm
a. Diameter lingkar jarak bagi
d1 =
d1 =
d2 =
d2 =
b. Jumlah gigi
Berdasarkan persamaan
m =
dimana :
17
m = modul
d = diameter lingkar jarak bagi
z = Jumlah gigi
z1 =
z1 =
z2 =
z =
c. Diameter luar
dk1 = d1 + 2 . m
= 82,75 + 2 . 3,5
= 86,38 mm
dk2 = d2 + 2 . m
= 169 + 2 . 3,5
= 176 mm
d. Diameter dalam
dd1 = d1 – 2,5 . m
= 89,75 – 2,5 . 3,5
= 81 mm
dd2 = d2 – 2,5 . m
= 169 – 2,5 . 3,5
= 160,25 mm
Tinggi kepala gigi (Addendum)
hk = 1 . m
= 1 . 3,5
= 3,5 mm
e. Tinggi kaki gigi (Dedemdum)
18
hf = 1,25 . m
= 1,25 . 3,5
= 4,375 mm
f. Lebar gigi
b =
=
g. Jarak bagi lingkar
t = π . m
= 3,14 . 3,5
= 10,99 mm
3.4. Perhitungan roda gigi pada speed 3 (Third gear dan sliding gear)
Dari persamaan ……………………………….(2.13)
i =
Dimana :
i = Rasio perbandingan gigi pada speed 3
n1 = Putaran poros counter
n2 = Putaran poros output
Maka :
1,397 =
n2 = 1453,48 rpm 1500 rpm
a. Diameter lingkar jarak bagi
d1 =
=
d2 =
19
d2 =
b. Jumlah gigi
m =
dimana :
m = modul
d = diameter lingkar jarak bagi
z = Jumlah gigi
maka dapat dicari:
z1 =
z1 =
z2 =
z =
c. Diameter luar
dk1 = d1 + 2 . m
= 106,06 + 2 . 3,5
= 113,06 mm
dk2 = d1 + 2 . m
= 145,93 + 2 . 3,5
= 152,93 mm
d. Diameter dalam
Dd1 = d1 – 2,5 . m
= 106,06 – 2,5 . 3,5
= 97,31 mm
Dd2 = d2 – 2,5 . m
= 145,93 – 2,5 . 3,5
= 137,18 mm
20
e. Tinggi kepala gigi (Addendum)
hk = 1 . m
= 1 . 3,5
= 3,5 mm
f. Tinggi kaki (Dedendum)
hf = 1,25 . m
= 1,25 . 3,5
= 4,375 mm
g. Lebar gigi
b =
= mm
h. Jarak bagi lingkar
t = π . m
= 3,14 . 3,5
= 10,99 mm
3.5. Perhitungan roda gigi pada speed 4 (Fourh gear dan fourh sliding gear)
Dari mpersamaan (2.13)
i =
Dimana :
i = Rasio perbandingan gigi pada speed 4
n1 = Putaran poros counter
n2 = Putaran poros output
Maka :
1,000 =
21
n2 =
a. Diameter lingkar jarak bagi
d1 =
=
d2 =
=
b. Jumlah gigi
m =
dimana :
m = modul
d = diameter lingkar jarak bagi
z = Jumlah gigi
maka dapat dicari:
z1 =
=
z2 =
=
c. Diameter luar
dk1 = d1 + 2 . m
= 126 + 2 . 3,5
= 133 mm
dk2 = d1 + 2 . m
= 126 + 2 . 3,5
= 133 mm
22
d. Diameter dalam
Dd1 = d1 – 2,5 . m
= 126 – 2,5 . 3,5
= 117,25 mm
Dd2 = d2 – 2,5 . m
= 126 – 2,5 . 3,5
= 117,25 mm
e. Tinggi kepala gigi (Addendum)
hk = 1 . m
= 1 . 3,5
= 3,5 mm
f. Tinggi kaki gigi (Dedendum)
hf = 1,25 . m
= 1,25 . 3,5
= 4,375 mm
g. Lebar gigi
b =
= mm
h. Jarak bagi lingkar
t = π . m
= 3,14 . 3,5
= 10,99 mm
3.6. Perhitungan roda gigi Reverse
Dari persamaan …………………………………………………….(2.13)
i =
Dimana :
i = Rasio perbandingan gigi pada Reverse
n1 = Putaran poros counter
23
n2 = Putaran poros output
Maka :
4,128 =
=
a. Diameter lingkar jarak bagi
d1 =
=
d2 =
=
b. Jumlah gigi
m =
dimana :
m = modul
d = diameter lingkar jarak bagi
z = Jumlah gigi
maka dapat dicari :
z1 =
=
z2 =
=
c. Diameter luar
dk1 = d1 + 2 . m
= 49,14 + 2 . 3,5
= 56,14 mm
24
dk2 = d2 + 2 . m
= 202,85 + 2 . 3,5
= 209,85 mm
d. Diameter dalam
Dd1 = d1 – 2,5 . m
= 49,14 – 2,5 . 3,5
= 40,39 mm
Dd2 = d2 – 2,5 . m
= 202,85 – 2,5 . 3,5
= 194,1 mm
e. Tinggi kepala gigi (Addendum)
hk = 1 . m
= 1 . 3,5
= 3,5 mm
f. Tinggi kaki gigi (Dedendum)
hf = 1,25 . m
= 1,25 . 3,5
= 4,375 mm
g. Lebar gigi
b =
= mm
h. Jarak bagi lingkar
t = π . m
= 3,14 . 3,5
= 10,99 mm
Tabel 3.4 Perhitungan Roda Gigi
Roda Gigi Diameter Gigi Jumlah Gigi Putaran Daya
25
(speed) D (mm) (z) n (rpm) (Hp)
I
II
III
IV
V
Reverse
206,15
176
152,93
133
121,89
209,85
57
49
42
36
33
58
6000
6000
6000
6000
6000
6000
92
92
92
92
92
92
BAB IV
PERENCANAAN BANTALAN
Gambar. 4.1. Bantalan
26
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,sehingga
putaran/gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus.Bantalan harus
kokoh untuk memungkinaran poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik.
Pada rancangan ini,beban bantalan dapat direncanakan ”w” adalah 1000 kg.
Maka: Wo = 1000 kg (direncanakan)
Putaran poros (n) = 150 rpm (direncanakan)
Diameter poros (d) = 12,5 mm
Faktor koreksi (fc) = (1,2-2,0) diambil 1,5
Bahan bantalan ”perunggu”,tekanan permukaan yang diizinkan (Pa) -=
0,7-20 kg/mm2 (tabel 4-5) hal. 109
Panjang bantalan (l)
L=
=
= 39,25 → 40 mm
Perbandingan antara panjang bantalan dengan diamete poros (l/d) adalah
sbb:
Md =
Sedangkan tekanan permukaan pada bantalan (p)
P =
= 2
- Untuk mengetahui faktor lama pakai
Fn = Fn.c/p
= 0,164 x
Dimana:
Ch = lama pemakaian (5000 – 15.000 jam) 5000 jam
diambil
= 5000 (Fn)3
27
Maka:
Ch = 5000.(9,192)3
= 3883,3 jam
=
→10 jam diambil untuk lama kerja (pemakaian) dalam 1 hari
=
Bahan aksial dinamis (c) pada bantalan adalah:
C = Pxfh/fn
= 7,850 kgx9,192/0,164
= 440 kg
Diperoleh kapasitas beban dinamis C = 440 kg untuk jenis bantalan radial
pada perencanaan ini dipilih jenis terbika 6002 dengan ukuran sbb:
- Diameter dalam bantalan (d) = 16mm
- Lebar bantalan (B) = 9 mm
- Radius type bantalan (r) = 0,5mm
Kecepatan keliling bantalan (v)
V =
=
= 0,098m/s
Maka: harga Pv = Pxv
= 2x0,098
= 0,196kg.m/mm2.s
Harga tekanan (P) = 2kg/mm2→ dapat diterima perunggu
Dimana : pa = 0,7:20kg/mm2
Harga Pv = 0,196 → juga dapat diterima,karena kurang dari 0,2
kg.m/mm2.s,maka konstruksi dapat dipergunakan.
28
Tabel 4.1 Ukuran-ukuran bantalan (Sularso,1997)
Nomor bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas
nominal
dinamis
spesifik
C (kg)
Kapasitas
nominal
statis
spesifik
Co (kg)
Jenis
terbuka
Dua
sekat
Dua
sekat
tampak
kontak
d D B r
6000
6001
6002
6003
6004
6005
6006
6007
6008
6009
6010
6001ZZ
6002ZZ
6003ZZ
6004ZZ
6005ZZ
6006ZZ
6007ZZ
6008ZZ
6009ZZ
6010ZZ
6001VV
02VV
6003VV
04VV
05VV
6006VV
07VV
08VV
6009VV
10VV
10
12
15
17
20
25
30
35
40
45
50
26 8
28 8
32 9
35 10
42 12
47 12
55 13
62 14
68 15
75 16
80 16
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
360
400
440
470
735
790
1030
1250
1310
1640
1710
1296
229
263
296
465
530
740
915
1110
1320
1430
6200
6201
6202
6203
6204
6205
6206
6207
6208
6209
6210
6200ZZ
01ZZ
02ZZ
6203ZZ
04ZZ
05ZZ
6206ZZ
07ZZ
08ZZ
6209ZZ
10ZZ
6200VV
01VV
02VV
6203VV
04VV
05VV
6206VV
07VV
08VV
6209VV
10VV
10
12
15
17
20
25
30
35
40
45
50
30 9
32 10
35 11
40 12
47 14
52 15
62 16
72 17
80 18
85 19
90 20
1
1
1
1
1,5
1,5
1,5
2
2
2
2
400
535
600
750
1000
1100
1530
2010
2380
2570
2750
236
305
360
460
635
730
1050
1430
1650
1880
2100
6300
6301
6302
6300ZZ
01ZZ
02ZZ
6300VV
01VV
02VV
10
12
15
35 11
37 12
42 13
1
1,5
1,5
635
760
895
365
450
545
29
6303
6304
6305
6306
6307
6308
6309
6310
6303ZZ
04ZZ
05ZZ
6306ZZ
07ZZ
08ZZ
6309ZZ
10ZZ
6303VV
04VV
05VV
6306VV
07VV
08VV
6309VV
10VV
17
20
25
30
35
40
45
50
47 14
52 15
62 17
72 19
80 20
90 23
100
25
110
27
1,5
2
2
2
2,5
2,5
2,5
3
1070
1250
1610
2090
2620
3200
4150
4850
660
785
1080
1440
1840
3200
3100
3650
30
BAB V
PERHITUNGAN TEMPERATUR
Elemen mesin antara poros dan bantalan antara roda gigi yang sedang
berputar dan saling bergesekan akan menimbulkan poros, panas tersebut
menambah temperatur bahan pada bagian ini dapat diketahui dengan menghitung
luas penampang dari roda gigi dan temperatur kerjanya.
..........................................(Umar Sutrisno hal.120)
Dimana:
∆t = penambahan temperatur (˚C)
Ng = dap gesek (Mp)
∆g = luas bidang (dimana panas dikeluarkan (m2))
α = faktor pemindahan yang besarnya tergantung dari kecepatan rata-
rata (K.cal/cm ˚C).
Daya gerak ini merupakan momen torsi yang timbul akibat
putaran roda gigi yang besarnya:
......................................(Umar Sutrisno, hal.128)
Dimana: n = putaran
M = momen torsi pada roda gigi
5.1. Luas penampang bidang gesek pada mesin shaft first gear.
Dimana:
Do = diameter luas roda gigi = 33 mm
dsi = diameter poros penggerak = 12,5 mm
b1 = lebar gigi = 12,39 mm
Z1 = jumlah gigi = 20 buah
t1 = tinggi gigi = 3,375 mm
31
Maka:
= 2045,23 mm2 = 20,45 cm2
Radius bidang geser
Daya gesek yang terjadi
Ng =
= 0,007 dk
Kecepatan rata-rata (V)
V1 =
=
= 12,98 m/s
Tabel 4.1. Kecepatan dan Faktor Pemindahan dari kecepatan rata-rata
V(m/s) α (k.Cal/m2 °C)
0
5
10
15
20
25
30
40
50
4,5
24
46
57
62
72
90
102
120
Maka harga α dengan interpolasi:
32
285-5x = 22,22
5x = 262,78
x =
x (α) = 52,556 k.ka/m2 ˚C
5.2. Luas penampang counter shaft first gear
∆gc1=
= )
= 3182,55 mm2 = 31,82 cm2
Luas penampang total yang bergerak
∆ total = ∆g1 + ∆gc1
= 20,45 + 31,82
∆ total = 52,27 cm2
= 52,27 . 104 m2
Maka temperature akibat gaya gesek yang terjadi
∆t =
=
= 39,11˚C
Temperatur yang diizinkan pada metal of surface friction antara kerja baja
yaitu:
300˚C (elemen bengunan mesin.....hal.210)
Tk izin ≥ Tk1
300˚ ≥ 67,11˚C. Maka pasangan roda gigi yang dapat dipergunakan.
Luas penampang bidang gesek main shaft second gear
33
∆g2 =
=
=
∆g2 = 2848 mm2 = 24,84 cm2
Radius bidang gesek
Rm2 =
=
= 15,56 mm
= 0,01556 m
Daya gesek yang terjadi
Ng =
=
= 0,018 dk
Kecepatan rata-rata
V2 =
=
= 13,03 m/s
Sehingga harga α adalah :
285 – 5x = 21,67
5x = 263,33
X(x) = 52,66 k.kal/m2˚C
5.4. Luas penampang counter shaft secod gear
34
=
=
= 5724,39 mm2 = 57,24 cm2
Maka :
Luas penampang total,
∆ total = ∆g2 + ∆gc2
= 24,84 + 57,24
= 82,08 cm2
Maka temperature akibat gaya gesek yang terjadi
Δ t =
=
=
= 26,31˚C
Temperatur kerja (Tk)
Tk2 = to + Δz
To = 28oC
Tk2 = 28oC + 26,31oC
= 54,318oC
Temperatur yang diizinkan metal of surface antara kerja baja yaitu 300/c
Tkizin ≥ Tk2
300o C = 54,318oC,Pasangan roda gigi ini dapat dipergunakan.
5.5. Luas penampang pada main sahft third gear
Δg3 =
35
=
=
= 2816,11 mm2 = 28,16 cm2
Radius bidang gesek
Rm3 =
=
= 17,06 = 0,01706 m
Kecepatan rata-rata (v)
V3 =
=
= 14,29 m/s
Maka harga α adalah :
285-5x = 7,81
5x = 277,19
X(x) = 55,438 k.kal/moC
5.6. Luas penampang conter shaft third gear
Δgc3 =
= 6917,39 mm2 = 69,17 cm2
Maka luas penempang total :
Δ total = Δg3 + Δgc3
= 28,16 + 69,17
= 97,33 cm2
36
= 97,33.10-4 cm2
Temperatur akibat gaya gesek
∆z =
=
=
= 22,13oC
Temperatur kerja (Tk)
Tk = to + Dt
to = 28oC (diambil)
Tk3 = 28 + 22,13
= 50,13oC
Temperatur yang diizinkan pada metal surface baja adalah 300oC,maka:
Tk izin = Tk3
300oC ≥ 50,13oC,maka pasangan roda gigi dapat dipergunakan.
5.7. Luas panampang main shaft fourth gear
∆g4 =
=
= 3162,19 mm2 = 31,62 cm2
Radius bidang gesek
Rm4 =
37
=
= 18,56 mm = 0,01856 m
Daya gesek yang terjadi
Ng =
= 0,0188 dk
Kecepatan rata-rata (v)
V4 =
= 15,54 m/s
Maka hanya α adalah :
310-5x = 22,3
5x = 287,7
x(α) = 57,54 k.kal/m2oC
Luas penampang counter shaft fourth gear
∆gc4 =
=
=
= 78,84 cm2
Maka luas penampang total :
∆ total = ∆g4 + ∆gc4
= 31,62 + 78,84
= 110,46 cm2 = 110,46.10-4m2
38
Temperatur akibat gaya gesek
Δz =
=
=18,69˚C
Temperatur kerja ( Tk )
Tk4 = to + ∆z
to = 28°C (diambil )
Tk4 = 28 + 18,69°C
= 46,69°C
Temperatur yang diizini pada metal surface baja adalah 300°C
Maka : Tk izini ≥ Tk4
300°C ≥ 46,69°C
Maka pasangan roda gigi ini dapat dipergunakan.
BAB VI
PELUMASAN
Pelumasan berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi pada bidang
kontak terhadap keamanan serta menyerap panas yang timbul.Sistem pelumasan
39
yang baik serta pemakaian pelumasan yang tepat,menentukan agar suatu mesin
berumur panjang.Untuk mendapatkan minyak pelumas yang tepat,maka besarnya
temperatur kerja diambil rata-rata yaitu:
Maka untuk menentukan harga viskositas (kekentalan) absolute minyak
pelumas dapat dihitung dengan:
Pt = Spesifik minyak pelumas
T = Spesifik pelumas pada temperatur 60 C
Maka (0,8 – 1,2) 0,8 diambil dalam menentukan spesifik minyak
pelumas tersebut.
Jadi dapat dicari yaitu:
Pt = ( 0,8 – 0,00035 ) (Vrata-rata-60)
= ( 0,8 – 0,00035 ) (44,17 – 60 )
= 12,5 gr/mm
= 1,25 gr/cm
Dengan harga viscositas absolut minyak pelumas
Maka :
V = Z/ Pt.................
Dimana :
Z = (0,22 x 44,17 x 180/44,17)
Z = 39,6 Cp
Maka, dapat dihitung V adalah :
V = 39,6 / 1,25
= 31,68 Cp
Oleh karena itu hasik yang didapat dari perhitungan diatas adalah :
Dimana : V = 31,68 Cp
T = 52,8 C
Maka dari data diatas dapat disimpulkan dalam penggunaan pelumasan yang akan
dipakai pada kontruksi mesin sepeda motor adalah SAE 30.
40
Gambar 6.1.Grafik viskositas absolute minyak pelumas dan temperature kerja
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap rancangan roda gigi dengan :
41
52,8
31,68
Daya (P) = 6,0 kW
Putaran (n) = 7500 rpm
Yang terjadi atas dasar perencanaan roda gigi beserta komponen-
komponennya yang digunakan untuk mentransmisikan daya dan putaran tersebut.
1. Data hasil perencanaan poros penggerak
Adapun bahan yang digunakan pada konstruksi mesin ini adalah ( JIS G450 C)
S45C dengan :
Kekuatan Tarik (Tb) = 58 kG/mm
Momen torsi (Mto) = 1168,8 kg/mm
Tegangan Geser Izin (σa) = 6,44 kg/ mm
Diameter poros (ds) = 12,75 mm
Tegangan Geser terjadi (σ) = 2,71 mm
2. Data hasil Spline
Bahan yang digunakan (JIS G450C) S45C
Panjang Spline (L) = 62,5 mm
Lebar Spline (b) = 3,12 mm
Tinggi Spline (h) = 1,25 mm
Diameter poros penggerak (Ds) = 12,5 mm
Diameter Spline (d) = 1,5 mm
Jumlah Spline (k) = 8 buah
Tegangan Geser yang terjadi (σk) = 0,914 kg/mm
Tegangan Geser yang terjadi (σiz) = 6,44 kg/mm
3. Data hasil perencanaan roda gigi
Jumlah gigi penggerak (z) = 15 buah
Poros yang digerakkan (n1) = 6 put/s
Bahan roda gigi S45C
Data hasil perencanaan roda gigi II
Diameter lingkar jarak bagi (d1) = 52,84 mm
Diameter luar (dk1) = 59,5 mm
Diameter dalam (dk2) = 43,75 mm
Tinggi Kepala (hk) = 3,5 mm
Tinggi Kaki (hf) = 4,375 mm
42
Jarak bagi lingkar (t) = 10,99 mm
Data hasil perencanaan roda gigi III
Diameter lingkar jarak bagi (d1) = 82,75 mm
Diameter luar (dk1) = 86,38 mm
Diameter dalam (dk2) = 78,62 mm
Tinggi Kepala (hk) = 3,5 mm
Tinggi Kaki (hf) = 4,375 mm
Jarak bagi lingkar (t) = 10,99 mm
Data hasil perencanaan roda gigi IV
Diameter lingkar jarak bagi (d1) = 106,06 mm
Diameter luar (dk1) = 113,06 mm
Diameter dalam (dk2) = 97,30 mm
Tinggi Kepala (hk) = 3,5 mm
Tinggi Kaki (hf) = 4,375 mm
Jarak bagi lingkar (t) = 10,99 mm
Perhitungan roda gigi Reverse
Diameter lingkar jarak bagi (d1) = 49,14 mm
Diameter luar (dk1) = 56,14 mm
Diameter dalam (dk2) = 40,39 mm
Tinggi Kepala (hk) = 3,5 mm
Tinggi Kaki (hf) = 4,375mm
Jarak bagi lingkar (t) = 10,99 mm
4. Perhitungan Perencanaan Bantalan
Panjang bantalan (L) = 39,25 mm
Tekanan permukaan bantalan (P) = 2 kg/mm
Lama pemakaian (Lh) = 3883,3 jam = 388,33 hari = 1,064
tahun
Lebar bantalan (b) = 9 mm
Diameter dalam bantalan (di) = 25,65 mm
Diameter luar bantalan (do) = 40,5 mm
Kecepatan keliling bantalan (Vb) = 0,098 m/s
5. Perhitungan temperatur
43
Daya gesek terjadi (Ng) = 0,007 dk
Kecepatan rata-rata (Vrata-rata) = 12,98 m/s
Luas penampang total (Atotal) = 52,27 mm
Temperatur geser yang terjadi (Δt) = 39,11 oC
Radius bidang geser (Rm) = 15,5 mm
Luas bidang gesek (Δg) = 20,45 cm
7.2. Saran
Dalam penulisan tugas rancangan ini,penulis menyadari akan kekurangan-
kekurangan yang masih banyak,dikarenakan keterbatasan buku yang
dimiliki.Untuk itu penulis menyarankan kepada rekan-rekan yang akan
merancang roda gigi sebaiknya mengetahui hal-hal berikut:
- Mempelajari/memahami hal-hal yang berhubungan dengan
perancangan.
- Memiliki buku yang memadai.
- Ketelitian perancangan.
Demikianlah saran yang penulis berikan,semoga dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.
LITERATUR
1. Jack Stolk Ir,C.kros Ir,1986” Elemen Mesin ”Edisi 21,Erlangga.
2. Sularso,kiyatsu Suga,1903 ” Elemen Mesin ”Jakarta,pradiya paramit.
3. Andi arif, Ir,1981,”Alat-alat Mesin I,II”Edisi I,Jakarta,Bina cipta.
4. Dolrovolsky-v,1997”Machine Element”Moskow,Mir publisher.
44
5. J.L.A. Heiji 1994,”Ilmu Menggambar Bangunan Mesin”Edisi 8,Jakarta pradiya
paramitha
6. Hall hallowenko,1961”Machine Design” Newyork.
7. On-line Internet web :http//:www.Perancangan Mekanik.com/4shared/google.
Medan: p2010.
45
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Pada perancangan ulang roda gigi kendaraan roda dua “Yamaha Vega ZR”
dengan spesifikasi :
Daya (N) = 6.0 kW
Putaran (n) = 7500 rpm
7.1.1. Ukuran Poros
Bahan poros = S 45 C
Diameter poros = 12 mm
7.1.2. Ukuran Spline
Jumlah spline (n) = 8 buah
Panjang spline (L) = 62.5 mm
Lebar spline (W) = 3.12 mm
Tinggi spline (H) = 1.25 mm
Diameter dalam (ds) = 12.5 mm
Diameter luar = 28 mm
7.1.3. Ukuran gigi pada kecepatan i
7.1.3.1. Pinion A
Diameter lingkar bagi (dp) = 36 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 40 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 31 mm
7.1.3.2. Z out I
Diameter lingkar bagi (dp) = 156 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 160 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 151 mm
46
7.1.4. Ukuran gigi pada kecepatan ii
7.1.4.1. Pinion B
Diameter lingkar bagi (dp) = 38 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 42 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 33 mm
7.1.4.2. Z out II
Diameter lingkar bagi (dp) = 122 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 126 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 117 mm
7.1.5. Ukuran gigi pada kecepatan iii
7.1.5.1. Pinion C
Diameter lingkar bagi (dp) = 36 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 40 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 31 mm
7.1.5.2. Z out III
Diameter lingkar bagi (dp) = 84 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 88 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 79 mm
7.1.6. Ukuran gigi pada kecepatan iv
7.1.6.1. Pinion D
Diameter lingkar bagi (dp) = 46 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 50 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 41 mm
7.1.6.2. Z out IV
Diameter lingkar bagi (dp) = 72 mm
Diameter lingkar kepala (dk) = 76 mm
Diameter lingkar dasar (dg) = 67 mm
47
7.1.7. Ukuran Bantalan
Diameter Input
Diameter dalam bantalan (d) = 17 mm
Diameter luar bantalan (d) = 35 mm
Diameter Out put
Diameter dalam bantalan (d) = 15 mm
Diameter luar bantalan (d) = 39.25 mm
7.1.8. Ukuran Baut
Diameter luar = 13 mm
Diameter bagi = 11 mm
Lebar = 7 mm
7.2. Saran
1. dalam perhitungan teoritis bahan dapat dinyatakan cukup kuat tetapi tidak
cukup berpedoman pada teori saja, tetapi perlu dilakukan perbandingan dari
hasil laboratorium untuk memastikan keamanan.
2. Waktu dalam mengerjakan tugas perancangan ini, kalau bias ditambah agar
proses perancangannya dapat dilakukan secara detail.d
48
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas izin, berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun sebuah
tugas Elemen Mesin tentang “Roda Gigi”dengan :
Tugas rancangan ini merupakan salah satu yang harus diselesaikan oleh
setiap mahasiswa/I pada Jurusan Teknik Mesin ITM yang bertujuan untuk
memahami dan memperdalam pengetahuan tentang mata kuliah Elemen Mesin
dan tugas ini sangat penting sebagai salah satu syarat dalam melanjutkan tugas-
tugas selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa didalam rancangan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan isi dari tugas rancangan ini.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Kedua orangtua penulis atas semua nasihat, dukungan dan pengorbanan moril
dan material serta do’anya kepada penulis sehingga terselesaikannya tugas ini.
2. Bapak Mulyadi, ST.MT, selaku ketua Jurusan Teknik Mesin
3. Bapak Susri Mizwar, ST, selaku pembimbing Tugas Rancangan Elemen
Mesin Roda Gigi Institut Teknologi Medan.ITM
4. Bapak Jufrizal, ST, selaku koordinator tugas Rancangan Elemen Mesin
Institut Teknologi Medan.
5. Serta para rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam memberikan
informasi sehingga laporan terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga rancangan roda gigi ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan pembaca.
Medan, 29 Juni 2010
Penulis,
(Parningotan Nainggolan ) 04 202 251
DAFTAR ISI
49
KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................ ii
SKET GAMBAR.......................................................................... iv
KETERANGAN GAMBAR........................................................ v
PRINSIP KERJA TRANSMISI RODA GIGI.......................... vi
GAMBAR DIAGRAM ALIR GIGI PERCEPATAN
“VEGA ZR 115”……………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1
1.1. Tinjauan tentang roda gigi................................... 1
1.2. Klasifikasi roda gigi............................................. 1
1.3. Pemilihan konstruksi dan jenis roda gigi............. 5
BAB II PERENCANAAN POROS DAN SPLINE.............. 6
2.1. Perhitungan poros................................................. 6
2.2. Perhitungan poros penggerak (poros input)......... 7
2.3. Perencanaan spline .............................................. 8
BAB III PERENCANAAN RODA GIGI............................... 11
3.1. Perhitungan cluth gear dan counter shaft driver. . 11
3.2. Perhitungan Roda Gigi pada speed I.................... 15
3.3. Perhitungan Roda Gigi pada speed II................... 17
3.4 Perhitungan Roda Gigi pada speed III.................. 20
3.5 Perhitungan Roda Gigi pada speed IV.................. 22
3.6. Perhitungan Roda Gigi Reserve........................... 25
BAB IV PERENCANAAN BANTALAN.............................. 28
BAB V PERHITUNGAN TEMPERATUR......................... 32
5.1. Luas bidang gesek MainShaft.............................. 32
5.2. Luas Penampang counter shaft Roda gigi I.......... 34
5.3 Luas Penampang counter shaft Roda gigi II......... 36
5.4 Luas Penampang counter shaft Roda gigi III........ 37
5.5 Luas Penampang counter shaft Roda gigi IV........ 38
BAB VI PERHITUNGAN PELUMASAN............................ 41
50
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN................................. 43
7.1 Kesimpulan........................................................... 43
7.2 Saran...................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
51
SKET GAMBAR ASSEMBLING
52
KETERANGAN GAMBAR
NO NAMA BAGIAN JUMLAH
1 Rumah roda gigi 1
2 Pinion A 1
3 Pinion B 1
4 Pinion C 1
5 Pinion D 1
6 Bantalan input 2
7 Poros input 1
8 Bantalan output 2
9 Poros out put 1
10 Gear F (4) 1
11 Gear G (3) 1
12 Gear H (2) 1
13 Gear I (1) 1
14 Spline 4
15 Baut pengikat 5
53
CARA KERJA RODA GIGI
Posisi netral
Putaran dari poros diteruskan ke transmisi melalui sistem ke roda
gigi yang terdapat pada poros input.Karena gigi B pada poros input tidak
berhubungan dengan gigi – gigi pada poros output.Sehingga putaran pada
poros input tidak diteruskan ke poros output.
Kecepatan 1
Bila pada pemindah daya ditekan kedepan,maka garpu pemindah
gigi akn menggerakkan pinion c,sehingga menyatu dengan pinion B dan
putaran dari poros input diteruskan ke roda gigi H dengan putaran pinion
A,maka poros output ikut berputar dengan arah yang brlawanan dengan
poros input dan putaran poros output ditransmisikan keroda belakang.
Kecepatan 2
Untuk mengubah kecepatan,cukup dengan menekan pedal
pemindah daya kedepan,maka garpu akan menekan pinion B kekanan dan
brhubungan dengan pininon C sehingga putaran dari poros input
diteruskan keporos output dengan melalui roda gigi B.
Kecepatan 3
Utuk kecepatan 3,garpu pemindah gigi menggerakkan pininon D
kekiri,sehingga menempel pada pinion C dengan berhubungan pinion
ini,maka putaran dari poros input dapat diteruskan keporos output melalui
roda gigi F dan putaran tersebut ditransmisikan ke roda belakang.
Kecepatan 4
Pada kecepatan 4,pada pemindah daya ditekan kedepan dan garpu
pemindah daya akan menggerakkan pinion D kekanan,sehingga pinion D
berhubungan langsung dengan roda gigi E,maka putaran dari poros input
dapat diteruskan keporos output dengan perantaraan roda gigi E dan pada
posisi ini kendaraan dalam posisi top gear.
GAMBAR DIAGRAM ALIR GIGI PERCEPATAN “VEGA ZR 115”
54
Kecepatan I
Gigi B berhubungan dengan gigi A
Sehingga putaran dari poros input
diteruskan ke poros output melalui gigi IV
Kecepatan II
Gigi III (F) berhubungan dengan gigi IV.
Sehingga putaran dari poros input diteruskan
melalui gigi B, kemudian putaran III yang telah
berhubungan dengan gigi IV diteruskan ke
poros out put.
C
B Kecepatan III
Input Gigi II berhubungan dengan gigi III sehingga
gigi C berhubungan dengan gigi II yang telah
55
berhubungan dengan gigi III . Sehingga
putaran dari poros input diteruskan ke poros
output II output .
III
D
C Kecepatan IV
Gigi C berhubungan dengan gigi D sehingga
Input putaran dari poros input diteruskan melalui
gigi I. Kemudian putaran dari gigi I diteruskan
output ke poros output.
II I Sistem percepatan pada VEGA ZR
ini dalam sistem percepatan rotary berlawanan
Yaitu: 1-2-3-4-N-4-3-2-1-N.
56