ro analisis jaringan

20
29 C 2 2 1 1 3 4 4 4 5 5 7 7 1 5 1 0 0 4 4 4 7 0 3 0 2 0 C 0 0 0 0 5 6 9 1 0 0 BAB 3 Analisis Jaringan Jaringan lahir karena berbagai keperluan seperti: transportasi, listrik, komunikasi, perencanaan proyek, aliran air, pembuatan jalan, dan lain-lain. Saat ini jaringan sangat penting, sebab dengan jaringan maka masalah yang besar dan rumit dapat disederhanakan. Ada beberapa jaringan yang dapat diselesaikan dengan permasalahan program linear. Pada kajian di sini akan dibahas empat masalah jaringan, yaitu: permasalahan lintasan terpendek, masalah diagram pohon terpendek, masalah aliran maksimum, dan penyelesaian proyek dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan Critical-Path Method (CPM). Untuk lebih jelasnya kita bahas sebuah contoh sebagai prototype permasalahan: Gambar 3.1 Jarak antar tempat peristirahatan (dalam kilometer) Sebuah lokasi sebut saja “Taman Sari” akan dijadikan sebagai taman wisata yang sejuk, nyaman, dan lingkungan yang terlindungi termasuk satwa di dalamnya. Pada node (bertanda huruf O, A, B, C, D, E, T) dibuat tempat peristirahatan. Jarak antar tempat peristirahatan seperti terlihat pada gambar di atas (dalam kilometer) lihat gambar 3.1. Untuk melindungi satwa dan kesejukan Taman Sari tersebut semua mobil pribadi, termasuk angkutan umum dilarang masuk. Sistem transportasi yang akan dibuat adalah kereta listrik, banyaknya kereta yang lewat setiap jalur dibatasi. Banyaknya kereta yang lewat maksimum setiap harinya terlihat pada Gambar 3.2, Ini diperlukan untuk menjaga ketenangan taman. Pintu masuk adalah node O, dan pintu keluarnya node T. Kembalinya kereta dari T ke O melalui jalur luar taman. Selanjutnya untuk kebutuhan air, akan dibuat jaringan pipa air dari O ke masing- masing tempat peristirahatan. O B A E D T O B A E D T

Upload: ilhamsugiri

Post on 12-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

riset operasi hehe

TRANSCRIPT

Page 1: Ro Analisis Jaringan

29

C

22

1

1 3

4

4

4 5

5

7

7

1

5

1 0

0

4

4

4 7

0

3

0

2

0 C

0

0

0 0

5

6

9

10

0

BAB 3

Analisis Jaringan

Jaringan lahir karena berbagai keperluan seperti: transportasi, listrik, komunikasi,

perencanaan proyek, aliran air, pembuatan jalan, dan lain-lain. Saat ini jaringan sangat

penting, sebab dengan jaringan maka masalah yang besar dan rumit dapat disederhanakan.

Ada beberapa jaringan yang dapat diselesaikan dengan permasalahan program linear.

Pada kajian di sini akan dibahas empat masalah jaringan, yaitu: permasalahan lintasan

terpendek, masalah diagram pohon terpendek, masalah aliran maksimum, dan penyelesaian

proyek dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan Critical-Path

Method (CPM).

Untuk lebih jelasnya kita bahas sebuah contoh sebagai prototype permasalahan:

Gambar 3.1 Jarak antar tempat peristirahatan (dalam kilometer)

Sebuah lokasi sebut saja “Taman Sari” akan dijadikan sebagai taman wisata yang sejuk,

nyaman, dan lingkungan yang terlindungi termasuk satwa di dalamnya. Pada node (bertanda

huruf O, A, B, C, D, E, T) dibuat tempat peristirahatan. Jarak antar tempat peristirahatan

seperti terlihat pada gambar di atas (dalam kilometer) lihat gambar 3.1. Untuk melindungi

satwa dan kesejukan Taman Sari tersebut semua mobil pribadi, termasuk angkutan umum

dilarang masuk. Sistem transportasi yang akan dibuat adalah kereta listrik, banyaknya kereta

yang lewat setiap jalur dibatasi. Banyaknya kereta yang lewat maksimum setiap harinya

terlihat pada Gambar 3.2, Ini diperlukan untuk menjaga ketenangan taman. Pintu masuk

adalah node O, dan pintu keluarnya node T. Kembalinya kereta dari T ke O melalui jalur luar

taman. Selanjutnya untuk kebutuhan air, akan dibuat jaringan pipa air dari O ke masing-

masing tempat peristirahatan.

O

B

A

E

D T

O B

A

E

D T

Page 2: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 30

C

22

1

1 3

4

4

4 5

5

7

7

Gambar 3.2 Maksimum banyaknya kereta yang boleh lewat setiap harinya

Permasalahan yang muncul ada tiga yaitu:

1. Lewat jalur mana dari O menuju ke T sehingga diperoleh jarak terpendek, berapa

jaraknya.

2. Buatlah jaringan air yang menghubungkan semua tempat peristirahatan agar panjang

pipa yang digunakan minimum.

3. Buatlah jalur kereta, agar banyaknya lintasan maksimum.

Masalah yang pertama disebut sebagai masalah lintasan terpendek, masalah kedua

disebut masalah diagram pohon terpendek, dan masalah ke tiga disebut masalah aliran

maksimum.

1. Masalah Lintasan Terpendek Masalah lintasan terpendek adalah masalah yang menyangkut node, panjang jalur,

arah lintasan. Dalam lintasan ini perlu diperhatikan khusus yaitu node supply (node awal) dan

node demand (node akhir). Dalam hal masalah di atas, node supply adalah node O, dan node

demand adalah node T. Untuk menyelesaikan masalah lintasan terpendek ada algoritma yang

bisa dipakai yaitu:

Algoritma masalah lintasan terpendek

a. Tujuan pada iterasi ke-n: Tentukan node terdekat dari titik awal (node awal).

b. Input pada iterasi ke-n: node terdekat ke n-1 ke node awal, termasuk di dalamnya

lintasan terpendek dan jarak dari node awal. (node-node ini ditambah dengan node

awal disebut node terselesaikan, yang lain node belum terselesaikan).

c. Kandidat untuk node terdekat ke-n: Setiap node terselesaikan yang langsung

berhubungan dengan satu atau lebih node belum terselesaikan sebagai kandidat-node

belum terselesaikan yang mempunyai hubungan terpendek.

d. Perhitungan node terdekat ke-n: Untuk setiap node terselesaikan dan node kandidat,

ditambah dengan jarak diantaranya. Kandidat yang mempunyai total jarak terpendek

ke-n.

Untuk masalah lintasan terpendek pada Taman Sari di atas adalah sebagai berikut:

Node awal adalah node O dan node akhir adalah node T.

Perhitungan lintasan dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

O B

A

E

D T

Page 3: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 31

Tabel 3.3 Penerapan Algoritma lintasan terpendek pada Taman sari

n

Node terselesaikan

Tersambung langsung

dengan Node belum

terselesaikan

Sambungan

terpendek

node belum

terselesai-kan

Total jarak

Node

terde-

kat ke-n

Jarak

Minimum

Sambung-an

terakhir

1 O A 2 A 2 OA

2,3 O

A

C

B

4

2 + 2 = 4

C

B

4

4

OC

AB

4

A

B

C

D

E

E

2 + 7 = 9

4 + 3 = 7

4 + 4 = 8

E

7

BE

5

A

B

E

D

D

D

2 + 7 = 9

4 + 4 = 8

7 + 1 = 8

D

D

8

BD

ED

6 D

E

T

T

8 + 5 = 13

7 + 7 = 14

T 13 DT

Jarak minimum dari node O ke node T adalah 13 kilometer dengan jalur

• O → A → B → E → D → T atau

• O → A → B → D → T

Penyelesaian Masalah Lintasan Terpendek dengan Solver

Lintasan terpendek dapat dipandang sebagai transportasi dimana titik awal hanya

keluar satu kali dan titik tujuan hanya masuk satu kali. Titik-titik yang hanya mungkin dilalui,

jadi jika dilalui maka satu masuk dan satu keluar. Pada kasus diatas, selain titik O dan titik T

merupakan titik asal sekaligus titik tujuan sehingga pada Tabel transportasi dapat dibuat

sebagai berikut:

A B C D E T

O 2 5 4 M M M

A 0 2 M 7 M M

B M 0 1 4 3 M

C M M 0 M 4 M

D M M M 0 1 5

E M M M 1 0 7

Page 4: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 32

Dari titik O mempunyai 3 jalur yaitu OA, OB, dan OC berturut-tutut dengan jarak 2,

5, dan 4, sedangkan ke titik D, E, dan T tidak ada jalurnya, maka masing-masing kita beri

nilai takhingga, dalam hal ini kita beri kode M. Dari titik B hanya mempunyai jalur ke titik B

dan D dengan jarak berturut-turut 2 dan 7 dan dari B ke B tidak mempunyaijarak jadi diisi

dengan 0, sedangkan dari titik B ke titik yang lain tidak ada jaringannnya, jadi kita isi dengan

M. Proses dari Titik-titik C, D, dan E identik. Dari proses ini diperoleh Tabel di atas.

Untuk mengolah data dengan Solver maka nilai M di atas kita ganti dengan bilangan

yang cukup besar maksudnya supaya dalam perhitungan tidak dipilih oleh program misalnya

diisi dengan nilai 100, sehingga diperoleh tabel berikut:

A B C D E T

O 2 5 4 100 100 100

A 0 2 100 7 100 100

B 100 0 1 4 3 100

C 100 100 0 100 4 100

D 100 100 100 0 1 5

E 100 100 100 1 0 7

Selanjutnya dari tabel ini dilengkapi dengan tabel jalur yang akan dilalui sehingga

diperoleh tabel berikut:

Tabel Jarak

A B C D E T

O 2 5 4 100 100 100

A 0 2 100 7 100 100

B 100 0 1 4 3 100

C 100 100 0 100 4 100

D 100 100 100 0 1 5

E 100 100 100 1 0 7

Tabel Jalur

A B C D E T Jumlah

O 0 0 0 0 0 0 0

A 0 0 0 0 0 0 0

B 0 0 0 0 0 0 0

C 0 0 0 0 0 0 0

D 0 0 0 0 0 0 0

E 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0 0 0

Total Jarak = 0

Page 5: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 33

Rumusan pada jumlah adalah adalah jumlah mendatar atau jumlah tegak dengan formula

SUM, sedangkan Total jarak dengan formula SUMPRODUCT(Tabel jarak;tabel lintasan).

Dengan menjalankan Solver dan mengisi form solver berikut:

Selanjutnya kalau dipilih Solve, maka akan diperoleh hasil berikut:

Tabel Jalur

A B C D E T Jumlah

O 1 0 0 0 0 0 1

A 0 1 0 0 0 0 1

B 0 0 0 0 1 0 1

C 0 0 1 0 0 0 1

D 0 0 0 0 0 1 1

E 0 0 0 1 0 0 1

Jumlah 1 1 1 1 1 1

Total Jarak = 13

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa jarak terpendek adalah 13 dengan lintasan O – A – B

– E – D – T.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat tabel berikut:

Page 6: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 34

Dengan rumusan (Formula) di Excel sebagai berikut:

Page 7: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 35

Setelah solver dijalankan dengan mengisi Form solver

Maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil ini menunjukkan bahwa Total jarak yang ditempuh adalah 13 dengan Lintasan: O – A –

B – D – T (Perhatikan kolom On Route dan kolom FROM dan TO pada tabel di atas).

2. Masalah Diagram Pohon Terpendek

Masalah kedua pada masalah jaringan di atas yaitu menentukan jaringan pipa air

terpendek. Masalah ini termasuk dalam masalah diagram pohon terpendek. Untuk

Page 8: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 36

C

22

1

1 3

4

4

4 5

5

7

7

C

22

1

1 3

4

4

4 5

5

7

7

C

22

1

1 3

4

4

4 5

5

7

7

menyelesaikan masalah ini digunakan algoritma untuk masalah diagram pohon terpendek

sebagai berikut:

a. Pilih sebarang node, dan hubungkan node tersebut dengan node berbeda yang terdekat.

b. Kenali node taktersambung yaitu yang disambungkan dengan node terdekat, dan

hubungkan kedua node tersebut. Ulangi sampai semua node tersambung.

Untuk permasalahan jaringan pipa air tersebut kita perhatikan langkah-langkah berikut:

Misalkan kita memulai dengan node B, maka node terdekat adalah C, hubungkan BC, maka

diperoleh diagram berikut:

Node terdekat dengan BC adalah A, kemudian sambungkan titik A ke B, maka diperoleh

diagram berikut:

O B

A

E

D T

O B

A

E

D T

O B

A

E

D T

Page 9: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 37

C

22

1

1 3

4

4

4 5

5

7

7

1

5

1

0

0

4

4

4 7

0

3

0

2

0 C

0

0

0 0

5

6

9

10

0

5 0

3 2

Selanjutnya berturut-turut node O ke node A, node E ke node B, node D ke node E, dan node

T ke node D, sehingga diperoleh jaringan lengkap sebagai berikut:

Jumlah panjang pipa air bersih yang diperlukan adalah 2 + 2 + 1 + 3 + 1 + 5 = 14 km.

3. Masalah Aliran Maksimum

Diagram kapasitas maksimum dari transportasi kereta dari node awal O ke node akhir T

Untuk membahas aliran maksimum, ada beberapa terminology yang harus kita

pahami terlebih dahulu.

Perhatikan arah dan sambungan jaringan. Arah jaringan dari node awal O dan node akhir T.

Diberikan kapasitas lintasan dan kita bertujuan memaksimumkan total lintasan dari node O

ke node T. Kita menggunakan algoritma yang disebut residual network dan augmenting path.

Dari jaringan asli, residual network menunjukkan kapasitas sisa yaitu setelah adanya

aliran. Sebagai contoh, kapasitas jalur dari O ke A adalah 5.

Bilamana ada aliran dari node O ke node A sebanyak 2, maka residual network adalah

sebagai berikut:

O B

A

E

D T

O B

A

E

D T

O A

O A

Page 10: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 38

1

2

1

0

0

4

4

4 7

3

0

0

2

0 C

0

3

0 0

5

6

6

10

3

3

3

1

2

1

0

0

4

4

0 3

7

0

0

2

0 C

0

3

4 0

5

6

2

14

3

7

7

Augmenting path adalah arah lintasan dari node awal ke node akhir pada residual network

sedemikian hingga setiap jalur mempunyai kapasitas sisa positif.

Algoritma masalah aliran maksimum adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi (kenali) augmenting path yang mempunyai kapasitas sisa positif.

b. Sebut kapasitas sisa c* dari augmenting path, yaitu minimum dari kapasitas setiap jalur

(arc) yang dilalui.

c. Kurangkan dengan c* pada setiap awal jalur kapasitas sisa, dan tambahkan c* pada arah

yang berlawanan. Selanjutnya kembali ke langkah a.

Selanjutnya marilah kita bahas masalah aliran maksimum pada Taman Sari dengan algoritma

ini:

Iterasi 1. Augmenting path O → A → D → T adalah min {5,3,9} = 3. Dengan lintasan ini

maka diperoleh residual network

Iterasi 2. Augmenting path O → B → D → T adalah min {7,4,6} = 4. Dengan lintasan ini

maka diperoleh residual network

Iterasi 3. Augmenting path O → C → E → T adalah min {4,4,6} = 4. Dengan lintasan ini

maka diperoleh residual network

O B

A

E

D T

O B

A

E

D T

Page 11: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 39

1

2

1

4

0

0

0

0 3

7

4

2

4 C

0

3

4 0

5

2

2

14

3

11

11

1

2

0

4

1

0

0

0 2

8

4

2

4 C

0

3

5 0

4

2

1

24

3

12

12

1

2

0

4

3

0

0

0 0

8

6

2

4 C

0

3

7 0

2

0

1

24

3

14

14

Iterasi 4. Augmenting path O → B → E → D → T adalah min {3,5,1,2} = 1. Dengan

lintasan ini maka diperoleh residual network

Iterasi 5. Augmenting path O → B → E → T adalah min {2,4,2} = 2. Dengan lintasan ini

maka diperoleh residual network

Dari gambar jaringan yang terakhir ini terlihat bahwa, sudah tidak ada augmenting path yang

positif lagi, sehingga aliran telah mencapai optimal yaitu sebanyak 14 perjalanan dari node

awal O ke node akhir T dengan lintasan:

• O → A → D → T sebanyak 3 buah;

• O → B → D → T sebanyak 4 buah;

• O → C → E → T sebanyak 4 buah;

• O → B → E → D → T sebanyak 1 buah; dan

• O → B → E → T sebanyak 2 buah.

O B

A

E

D T

O B

A

E

D T

O B

A

E

D T

Page 12: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 40

1

5

1

0

0

4

4

4 7

0

3

0

2

0 C

0

0

0 0

5

6

9

10

0

Penyelesaian Masalah Aliran Maksimum dengan Solver

Masalah Aliran Maksimum dapat diselesaikan dengan Solver. Pada kasus seperti di atas, maka

rumusan pada Excel adalah sebagai berikut:

Dengan rumusan sebagai berikut:

O B

A

E

D T

Page 13: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 41

Kemudian dengan menjalankan solver dan mengisi Form Solver

Maka akan diperoleh hasil pada tabel halaman 42 denga kesimpulan sebagai berikut:

Total Aliran maksimum adalah 14, dengan aliran sebagai berikut:

Masuk melalui O sebanyak 14 dengan arah OA=3, OB=7, dan OC=4. Melalui titik A sebanyak 3

menuju titik D, melalui titik B sebanyak 7 menuju titik D sebanyak 4 dan menuju titik E sebanyak 3,

selanjutnya melalui titik C sebanyak 4 menuju titik D semua.

Dari titik E sebanyak 7 menuju titik D sebanyak 1 dan menuju titik T sebanyak 6, dan dari titik D

sebanyak 8 semua menuju titik T.

Page 14: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 42

Page 15: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 43

4. Menyelesaikan proyek dengan PERT dan CPM

a. PERT dengan Waktu Tepat

Keberhasilan pengelolaan proyek skala besar adalah kehati-hatian dalam perencanaan,

penjadwalan, dan koordinasi antar kegiatan (aktivitas) yang terkait. Prosedur yang cukup

terkenal adalah prosedur Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical-

Path Method (CPM).

Sistem PERT dirancang untuk membantu di dalam perencanaan dan kontrol, sehingga

tidak dibuat secara langsung untuk mengoptimalkan. Namun demikian dapat digunakan

untuk menentukan dead line suatu pekerjaan.

Sistem PERT menggunakan jaringan proyek (project network) untuk melukiskan

secara grafik hubungan antar unsur dalam suatu proyek.

Terminologi yang digunakan dalam PERT ini mirip dengan sistem jaringan

sebelumnya, dimana garis/lintasan (arc) menggambarkan aktivitas, node menggambarkan

peristiwa (event), dan anak panah menggambarkan arah jalannya aktivitas.

Tabel 3.4 Aktivitas Pembuatan Rumah

No Aktivitas Lama (hari) Prasyarat

1 Persiapan / perataan tanah 2 -

2 Fondasi 4 No 1.

3 Dinding kasar (pemasangan batu bata/batako)

10 No 2.

4 Pemasangan atap 6 No 3.

5 Pemasangan pipa ledeng bagian luar rumah

4 No 3.

6 Pemasangan pipa ledeng bagian dalam rumah

5 No 5.

7 Pemasangan Jaringan listrik 7 No 3.

8 Pemasangan dinding papan 8 No 6, dan No 7.

9 Pemasangan keramik lantai 4 No 8.

10 Pengecatan bagian dalam rumah 5 No 8.

11 Pemasangan papan bagian luar rumah

7 No 4.

12 Pengecatan bagian luar rumah 9 No 4, dan No 11.

13 Pengaturan Interior rumah 6 No 9, dan No 10.

14 Pengaturan eksterior rumah 2 No 12.

15 SELESAI

Contoh: Dalam membuat sebuah rumah sederhana, ada beberapa kegiatan / aktivitas yang

menyangkut pekerjaan pembuatan rumah. Pekerjaan ini ada yang menuntut secara urut ada

pula yang dapat dilaksanakan secara bersamaan. Aktivitas-aktivitas itu terlihat pada Tabel 3.4

di atas.

Page 16: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 44

No 7. (7)

No 9. (4) No 10. (5)

No 13. (6)

No 4. (6)

No 11. (7)

No 12. (9)

No 14. (2)

(0, 0)

(2, 2)

(6, 6)

(16, 16)

(22, 26)

(20, 20)

(25, 25)

(33, 33)

(38, 38) (37, 38)

(44, 44)

(29, 33)

(38, 42)

Dummy

Dummy

Berapa lama pembuatan rumah tersebut, bilamana lama aktivitas-aktivitas tersebut di atas

bersifat tepat (fix).

Pada kajian ini perlu diperkenalkan lagi dua istilah yaitu waktu paling cepat dan

waktu paling lambat. Waktu paling cepat adalah waktu (dari awal) paling cepat (earliest time)

yang dibutuhkan untuk berakhirnya aktivitas dan atau akan dimulainya aktivitas selanjutnya.

Waktu paling lambat adalah waktu (dari awal) paling lambat (latest time) yang dibutuhkan

untuk berakhirnya aktivitas dan atau akan dimulainya aktivitas selanjutnya. Pada setiap node

terdapat pasangan waktu, yaitu pasangan waktu paling cepat, dan waktu paling lambat. Untuk

memudahkan dalam pembacaan diagram, Sebuah peristiwa (event) dilambangkan dengan

huruf kapital (A, B, C, …), sebuah aktivitas dengan nomor aktivitas (No 1, No 2, …), lama

aktivitas ditulis dalam tanda kurung sesudah aktivitas dalam bentuk bilangannya saja (1, 2,

…).

Pembuatan rumah sederhana tersebut diatas dapat digambarkan seperti Diagram berikut:

Diagram pembuatan rumah sederhana.

A

B

C

D

F

G

H

No 1. (2)

No 2. (4)

No 3. (10)

J I

N

K

M

L

No 5. (4)

No 6. (5)

No 8. (8)

Page 17: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 45

Dari diagram diatas, terlihat bahwa lama pembuatan rumah adalah 44 hari. Aktivitas

kritis terjadi bilamana waktu paling cepat sama dengan waktu paling lambat, artinya adalah

apabila sebuah aktivitas telah selesai, maka aktivitas selanjutnya harus segera dilaksanakan

dan tidak boleh ditunda, sedangkan apabila waktu paling cepat tidak sama dengan waktu

paling lambat, maka bilamana sebuah aktivitas selesai, maka aktivitas selanjutnya bisa

ditunda sejauh perbedaan antara kedua waktu tersebut. Perbedaan waktu paling cepat dan

waktu paling lambat disebut waktu slack. Sebuah aktivitas digambarkan dengan garis putus-

putus artinya aktivitas dummy yaitu tidak ada aktivitas, namun perlu digambarkan karena

akan menggambarkan prasyarat suatu aktivitas yang lain, sebagai contoh aktivitas No 13

dapat dilakukan setelah aktivitas no 9 dan aktivitas No 10. Demikian pula aktivitas No 12

dapat dilakukan setelah aktivitas No 5 dan aktivitas no 11 selesai.

Penyelesaian Penjadwalan Proyek dengan Bantuan Program Microsoft Project

Penjadwalan Proyek dapat dilakukan dengan program komputer. Program yang sering

dipakai dalam perencanaan proyek adalah program Microsoft Project. Program ini mudal

dipakai dan banyak memberikan gambaran pelaksanaan proyek sekaligus memberikan jadwal

pelaksanaan setiap kegiatan. Untuk kasus pembuatan rumah seperti diatas,

Misalkan kita mulai mengerjakan pembuatan rumah adalah 2 Fepruari 2011, maka kita

memberikan masukan sebagai berikut:

Dengan mengisikan Task Name, Duration dan Predecessors, maka Start dan Finish akan

secara otomatis terisi. Sedangkan Gantt Chart sebagai berikut:

Page 18: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 46

0

Distribusi beta

b. PERT dengan pendekatan tiga-waktu

Sampai sejauh ini, kita menganggap bahwa perkiraan/perhitungan waktu adalah tepat,

namun demikian kenyataan di lapangan tidaklah demikian. Ada kalanya waktunya lebih

panjang dari perkiraan tetapi ada kalanya waktunya lebih cepat selesainya sebuah aktivitas.

Untuk keperluan ini ada tiga macam waktu yang sering digunakan untuk memperkirakan

penyelesaian sebuah aktivitas, yaitu: perkiraan tercepat (optimistic estimate) dinotasikan

dengan a, perkiraan terlambat (pessimistic estimate) dinotasikan dengan b, dan perkiraan

yang kebanyakan terjadi (most likely estimate) yang dinotasikan dengan m. Model hubungan

antara a, b, dan m biasanya berdistribusi beta dimana a ujung kiri, b di ujung kanan dan m

modusnya. Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut:

Model probabilitas suatu aktivitas dapat diselesaikan.

Selanjutnya di dalam Program Evaluation and Review Technique (PERT), untuk

menyelesaikan proyek ada beberapa asumsi tentang estimasi (perkiraan waktu).

Asumsi 1.

Penyebaran antara a (optimistic estimate) dan b ( pessimistic estimate) adalah enam

simpangan baku, sehingga diperoleh hubungan ab −=σ6 . Akibatnya varian dari aktivitas

adalah

22 )(

6

1

−= abσ

Asumsi 2.

a m b

Page 19: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 47

Distribusi probabilitas setiap aktivitas adalah (sekurang-kurangnya mendekati) distribusi

beta.

Berdasarkan ke dua asumsi diatas, estimasi waktu ( et ) dapat didekati dengan

++= )(

2

12

3

1bamte

Perhatikan bahwa )(2

1ba + adalah titik tengah antara a dan b.

Selanjutnya kita memisalkan ketiga waktu untuk proyek pembuatan rumah sederhana diatas

seperti Tabel 3. 5 berikut:

Tabel 3. 5 Perkiraan waktu penyelesaian suatu aktivitas

Aktivitas No Optimistic

estimate (a)

Most likely

estimate (m)

Pessimistic

estimate (b)

Expected

estimate et

Variance

1 (A,B) 1 2 3 2 1/9

2 (B,C) 2 3.5 8 4 1

3 (C,D) 6 9 18 10 4

4 (D,K) 4 5.5 10 6 1

5 (D,F) 1 4.5 5 4 4/9

6 (F,G) 4 4 10 5 1

7 (D,G) 3 7.5 9 7 1

8 (G,H) 3 9 9 8 1

9 (H,I) 4 4 4 4 0

10 (H,J) 1 5.5 7 5 1

11 (K,L) 5 6.5 11 7 1

12 (L,M) 5 8 17 9 4

13 (J,N) 5 5.5 9 6 4/9

14 (M,N) 1 2 3 2 1/9

Perhatikan bahwa dari diagram di atas, lintasan A → B → C → D → F → G → H → J → N

adalah lintasan kritis.

Asumsi 3

Waktu aktivitas adalah bebas secara statistik dan merupakan peubah acak.

Asumsi 4

Lintasan kritis selalu mempunyai total waktu lebih panjang dari pada lintasan yang lain.

Dari asumsi 3, asumsi 4, dan dari keterangan wantu di atas, maka didapat lintasan

kritis seperti tabel berikut:

Page 20: Ro Analisis Jaringan

Dwijanto, Riset Operasi halaman 48

300

400

200

250

400

200 600

450

450

400

Tabel Lintasan Kritis

Aktivitas pada lintasan kritis

Expected value

et

Variance

1 (A,B) 2 1/9

2 (B,C) 4 1

3 (C,D) 10 4

5 (D,F) 4 4/9

6 (F,G) 5 1

8 (G,H) 8 1

10 (H,J) 5 1

13 (J,N) 6 4/9

Jumlah 44 9

Dari tabel lintasan kritis diatas, diperoleh:

Expected project time = 44 hari

Variance of project time = 9.

Asumsi 5

Distribusi probabilitas project time adalah distribusi normal.

Jadi Penyelesaian rumah sederhana di atas selama 44 hari dengan simpangan baku = 3.

Latihan

Buatlah lintasan kritis dari perjalanan pesawat dari Jakarta ke Jayapura.

Jakarta

Surabaya

Pontianak

Balikpapan

Makasar

Manado

Jayapura