rks teknis induk

Upload: chandra-menson

Post on 02-Mar-2016

336 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

B A B I

BAB VI

PERSYARATAN TEKNIS

A. UMUM

Persyaratan Teknis ini berlaku untuk seluruh pekerjaan, secara umum persyaratan ini bisa ditetapkan dan merupakan kesatuan dengan dokumen lainnya.

Pasal. 1.

Referensi1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain, berlaku ketentuan - ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahannya.

(a) Undang - undang / Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2000

(b) Peraturan / Surat Keputusan dari Departemen / Instansi yang berwenang.

(c) Ketentuan dari Badan Koordinasi Pekerjaan Jaringan Sistem dibawah tanah (BKJS).

(d) Peraturan Daerah

(e) Standart / Pedoman seperti :

Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Peraturan Perencana Bangunan Baja Indonesia 1984 Peraturan Muatan Indonesia Peraturan Umum Baja Bangunan Indonesia 1970 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 dan Peraturan PLN setempat. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia Pedoman Plambing Indonesia 1979.(f) Peraturan AV.41

2.Apabila ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam persyaratan teknis umum / khusus maka Kontraktor harus mengajukan salah satu persyaratan berikut ini guna mendapat persetujuan pengawas lapangan.3.Standart/ Normal/ Pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan yang bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi, Asosiasi, Lembaga Pengujian ataupun badan lain yang berwenang.

4.Brosur Teknis dari Produsen yang dilengkapi dengan sertifikat dari lembaga pengujian.

B. PENJELASAN GAMBAR-GAMBAR

Pasal. 1.

Ukuran

Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi meliputi ukuran :

a. As

- as

b. Luar

- luar

c. Dalam

- dalam

d. Luar

- dalam

Pasal. 2.

Perbedaan Gambar

b. Bila gambar kerja tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat adalah RKS, atau ditentukan kemudian oleh Pengawas.

c. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.

d. Bila ada beberapa gambar dengan tanggal pengeluaran yang berbeda untuk satu masalah, maka gambar dengan gambar yang termuda/ terbaru yang mengikat/ berlaku.e. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang berlaku/ mengikat adalah gambar kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi konstruksi dan kekuatan struktur.f. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan gambar kerja Elektrikal & Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar Kerja Arsitektur.

g. Bila perbedaan perbedaan itu, ketidak-jelasan maupun kesimpangsiuran menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, maka Pemborong diwajibkan melaporkan ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan keputusan dari Konsultan Pengawas gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

h. Ketentuan di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Pemborong untuk memperpanjang waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.

C. PEKERJAAN - PEKERJAAN

Pasal. 1.

Pekerjaan Persiapan

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pasang Bouwplank & Pengukuran.

b. Direksi keet, Gudang dan Barak kerja

c. Air Kerja

d. Keamanan

e. Penerangan Listrik

f. Photo Dokumentasi

g. Mobilisasi dan Demobilisasi

h. Pagar Proyek

2. Pasang Bouwplank & Pengukurana. Pekerjaan Bouwplanka) Bouwplank dipasang pada patok kayu kasau berukuran 5/7, ter-tancap ditanah sehingga tidak dapat di gerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,50 m satu dengan yang lainnya.

b) Bouwplank dibuat dari kayu kasau dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm dipasang lurus dan diserut rata pada sisi di sebelah atasnya. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama satu dengan yang lainnya dan rata/ waterpass, kecuali di-kehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

c) Bouwplank dipasang minimum sejarak 2 m dari as pondasi terluar. Apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan, bouwplank di letakkan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

d) Setelah selesai pemasangan bouwplank, Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan harus menjaga serta memelihara keutuhan dan ketetapan letak bouwplank selama pembangunan, sampai dinyatakan tidak diperlukan lagi oleh Konsultan Pengawas.

b. Pekerjaan Pengukuran

a) Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mempelajari dengan seksama rencana tapak dan titik mula/ awal pembangunan dan referensi koordinat, pengukuran sesuai petunjuk Konsultan Pengawas atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

b) Bila ada ketidak sesuaian ukuran dilapangan terhadap gambar kerja, Pemborong diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas lapangan secara tertulis untuk mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.

c) Jumlah tugu/ patok ukur yang harus dibuat oleh Pemborong minimum 2 (dua) buah, lokasi penanaman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak meng-ganggu dan atau terganggu selama pembangunan ber-langsung.

d) Patok ukur dibuat tertancap kuat di tanah dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan gambar kerja. Diatasnya dicantumkan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

e) Untuk daerah yang mempunyai perbedaan elevasi sangat tajam, diperlukan patok ukur tambahan yang dapat dipakai sebagai patokan elevasi-elevasi didaerah tersebut.

f) Patok ukur dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai pembangunan selesai. Pembongkaran hanya dapat dilakukan bila ada instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.

4. Air Kerjaa. Air untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan mengambil sumber dari sumur yang ada di tapak proyek atau dicatu dari luar tapak atau mengambil sumber dari instalasi yang ada dengan persetujuan pihak Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

b. Apabila sumber air yang ada tidak dapat menjamin kelancaran catu air, Pemborong harus membuat bak penampungan air/ reservoir dengan kapasitas yang mencukupi untuk air kerja, dibuat dari drum-drum atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

5. Keamanan Pemborong harus menempatkan personil satuan pengaman (Satpam) untuk kepentingan Pemborong sendiri ditapak pekerjaan dengan pesetujuan pihak Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas sampai pembangunan selesai.

6. Penerangan Listrik.

Listrik untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan menggunakan diesel pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas daya mencukupi untuk keperluan kerja.

7. Mobilisasi dan Demobilisasi

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus mengadakan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang jalannya pekerjaan.

Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah tujuh hari Surat Perintah Kerja (SPK) diterima oleh Pemborong. Demobilisasi dilaksanakan, apabila pekerjaan dianggap telah selesai dan dengan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Pasal. 2.Pekerjaan Tanah

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah seperti tercantum dalam gambar kerja.

2.Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pekerjaan perbaikan tanah, galian dan urugan, Pemborong harus membersihkan tempat pekerjaan dari semua tumbuhan sampah-sampah dan lain-lain, dan meneliti ketentuan tinggi permukaan permukaan yang tercantum dalam bangunan sesuai gambar kerja.

b. Pemborong diwajibkan membuat saluran-saluran sementara diatas tapak dan atau mengalihkan saluran-saluran yang telah ada di atas tapak sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dan tapak dapat bebas dari genangan-genangan air.

c. Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang direncanakan, penggalian pada bagian harus dilakukan sedemikian rupa dan tanah kelebihan harus digunakan untuk pengurugan atau dibuang kecuali ditentukan lain oleh Pengawas.

d. Pemborong harus mencegah genangan air dalam galian yang disebabkan oleh hujan, rembesan air, dengan jalan memompa atau menyalurkan keselokan atau tempat lain sesuai petunjuk Pengawas. Bila diperlukan untuk mencegah kelongsoran maka dapat digunakan penyanggah pada galian.

e. Apabila ada kesalahan penggalian/ galian lebih dalam yang dikehendaki atau posisinya berlainan dengan yang tertera dalam gambar maka Pemborong harus mengisi kelebihan kedalam tersebut dengan pasir atau bahan lain yang disetujui Pengawas atas biaya Pemborong tanpa peng-gantian biaya dari Pemberi tugas.

f. Tanah yang akan diurug dan tanah urugannya harus bebas dari segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau dapat mempengaruhi kepadatan urugan yang akan dilaksanakan.

g. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dengan cuaca baik apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan.

h. Bila permukaan tanah tidak mencapai kepadatan yang dipersyaratkan, maka Pemborong wajib melakukan perbaikan mutu tanah tersebut dengan mengganti tanah urug yang dapat mencapai kepadatan yang dipersyaratkan atas biaya Pemborong.

i. Pekerjaan galian tanah untuk semua lubang yang diperlukan, baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank selesai terpasang lengkap dengan penandaan sumbu. Ketinggian serta bentuk galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.

j. Penggalian harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja, dasar galian dikerjakan dengan teliti dan datar, harus bersih dari tanah urug bekas sisa-sisa bahan bangunan/kotoran.

k. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan oleh Pengawas. Tanah antara papan patok ukur (bouwplank) dan galian harus bebas dari timbunan tanah.

l. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi. Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk mengeringkan air yang menggenangi aliran. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian, terutama lantai galian harus kering untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.

m. Galian yang akan diurug dan tanah urugannya harus bebas segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau mempengaruhi kepadatan urugan yang akan dilaksanakan.

n. Bahan-bahan bekas bongkaran bangunan sama sekali tidak boleh dipergunakan sebagai bahan urugan. Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian, atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti di atas dan atau telah disetujui oleh Pengawas.

o. Pemadatan harus dilakukan dengan pemadat, mesin/vibrator kompaktor.

p. Pasir yang mengandung lumpur lebih dari 20% sama sekali tidak boleh dipakai untuk mengurug.Pasal. 3.

Pekerjaan Pondasi

Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan pondasi meliputi penyelidikan lapangan, penentuan asas kolom dan pondasi, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan pondasi batu kali dan bata yang meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

b. Asas kolom dan pondasi

Pemborong supaya menentukan as as kolom dan pondasi dengan teliti, dan dibawah pengawasan seorang ahli ukur.

c. Penyelidikan Lapangan

Sebelum mengajukan penawaran, Pemborong dianggap telah mengunjungi dan mempelajari keadaan sebaikbaiknya, termasuk yang tidak disebutkan secara khusus dalam gambargambar struktural.

Jika Pemborong ingin melakukan penyelidikan tambahan yang menyangkut galian, sondir dan sebagainya sebelum mengajukan penawaran, hal ini dapat dilakuakn atas tanggungan biaya Pemborong tersebut.

d. Peralatan dan Tenaga Kerja

Semua kerangka, peralatan, pengangkutan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pondasi plat pada posisinya yang permanen menjadi tanggung jawab Pemborong.

Sebelum mulai di lapangan dengan pekerja pondasi plat yang sesungguhnya, Pemborong supaya memberikan detail lengkap mengenai program kerja, jumlah dan type peralatan, organisasi dan personalia di lapangan dan sebagainya kepada Pengawas.

Pengawas akan meminta penggantian peralatan dan personalia bilamana hal ini dianggap tidak cocok .

Pasal. 4.

Pekerjaan Pondasi Sumuran

1. Umum

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi semua pekerjaan, bahan, peralatan dan kegiatan sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja.

2. Pekerjaan Pondasi Sumuran

a. Pondasi terdiri dari pondasi dalam dari sumuran ( diameter dalam 1,40 m ) dan tebal cincin sumuran lebih kurang 10 cm, dengan tulangan praktis diameter 12 10 cm dan beugel diameter 10 10. Kedalaman sumuran diperkirakan 4 m dari tanah asal ( 4 cincin @ 1 m ) sesuai detail pondasi . Cincin sumuran dengan beton campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Krk, Beton K. 175.

b. Sumuran yang sudah siap dibenam disi dengan beton cyclopen 1 Pc : 2 Ps : 3 Krk dan ditambah dengan 40 % volume batu kali yang dipecah dengan diameter batu pecah < 15 cm . Isi sumuran paling bawah dibuat dari beton 1 Pc : 2 Ps : : 3 Krk setebal lebih kurang 50 cm demikian juga isi sumuran dibagian atas sebagai tempat besi stek untuk beton poor, beton ini tanpa dicampur dengan batu kali.

c. Diatas beton sumuran ini ditempatkan beton Poor beton K. 225 dengan ukuran sesuai cincin sumuran dan pembesian dinding sumuran dengan beton poor tersbeut. Beton poor dipasang besi stek ke isi sumuran.

Sedangkan antara beton poor dengan beton kolom dan sloof dibuat/ terletak bebas (tanpa besi stek yang menyatukannya).

Cara Pengerjaan :

Cincin sumuran dibuat/ dicetak ditempat setiap panjang 1 M dan dibenamkan berangsur / dicatak setiap 1 M sampai mencapai kedalaman 4 m atau mencapai tanah sesuai kondisi setiap titik pondasi.

Penggalian dilakukan didalam sumuran, jika air tanah terlalu banyak dapat dipakai pompa pengisap. Pemakiaan pompa untuk membenamkan sumuran tidak dibenarkan, karena akan mengisap pasir disekitar dinding sumuran yang ada/ mengurangi daya lekat dinding sumuran.

a. Isi sumuran pada lapisan dasar sumuran, dicor kering denagn mempergunakan slang/ pipa PVC dan dibiarkan mengedap/ mengeras. Selanjutnya air sumuran dipompa kelaur dan pekerjaan beton Cyclopen dapat dilakukan.

b. Pengecoran dinding sumuran dapat dilakukan diatas sumuran pada titik pondasi dan sumbangan beton cincin dilakukan diatas sumuran pada titik pondasi/ ditempat pembenaman.

Pasal. 5.

Pekerjaan Pondasi Batu Kali

Pekerjaan Pasangan Batu Kali untuk Pondasi :

a. Adukan untuk pekerjaan pemasangan batu untuk pondasi digunakan adukan 1 PC + 4 Pasir Pasang

b. Pelaksanaan

1. Pekerjaan pondasi dimulai setelah pekerjaan alur galian tanah diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas.

2. Bila pada lobang galian untuk pondasi terdapat banyak air tergenang, air harus dipompa dan dasar lobang dikeringkan terlebih dahulu.

3. Pekerjaan pondasi ini lengkap dengan penyediaan lubang-lubang, rongga-rongga khusus untuk saluran air dan keperluan lain sesuai dengan Gambar Kerja.

4. Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan maka ujung pemberhentiannya harus bergigi agar penyambungan baru berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna. Didalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah.

5. Semua pondasi batu kali dipasang diatas batu astampang setebal 20 cm diurug pasir dan dipadatkan.

6. Pekerjaan pondasi dilaksanakan sesuai Gambar.

Pasal. 6.

Pekerjaan Pondasi Batu Bata untuk Tangga

Pekerjaan Pasangan Batu Bata Untuk Pondasi

a. Adukan

Untuk pekerjaan pasangan batu bata untuk pondasi digunakan adukan 1 PC + 4 Pasir Pasang.

b. Sebelum batu bata dipakai, harus direndam dulu dalam air dan batu bata yang pecah kecil dari setengah sama sekali tidak boleh digunakan

Pasal. 7.

Pekerjaan Beton1. UMUM

a. Lingkup pekerjaan meliputi semua tenaga, peralatan dan bahan bahan untuk menyelesaikan pekerjaan beton sesuai dengan Gambar Kerja dan RKS.

b. Untuk semua campuran beton konstruksi ( Beton K225, K325 ) dibuat Ready Mix dan dipesan pada perusahaan yang membuat beton yang memenuhi syarat syarat mutu sesia dengan RKS dan persyaratan beton sesuai dengan PBI 1971 ( NI .2 ) atau ASTM.

c. Kontraktor bertanggungjawab penuh atas kualitas konstruksi dengan ketentuan dalam pasal berikut dan sesuai dengan Gambar Kerja dan konstryuksi yang diberikan.

d. Kehadiran Direksi/ pengawasan selaku wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh mungkin melihat / mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggungjawab penuh tersebut diatas.

2. Bahan Bahan Campuran a. Semen

1. Semen yang dipakai adalah Portland Cement Type 1, yang memenuhi syarat syarat menurut standar semen Indonesia ( NI 8 1972 ) dan standar Industri Indonesia ( SII 0013 81 ) mutu dan cara uji semen Portland.

2. Seluruh pekerjaan beton harus digunakan semen dari merk yang sama, kecualai adanya stock dipasaran, dapat dipakai merk yang lain tanpa meninggalkan syarat yang ditentukan. Pemakaian semen merk lain harus seizin Direksi/ pengawas secara tertulis.

3. Kantong kantong semen yang rusak jahitannya dan robek robek, tidak diperkenankan untuk digunakan.

4. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipergunakan.

5. Kontraktor wajib menyerahkan kepada Direksi/ pengawas tentang konsinyasi semen yang menyatakan nama pabrik smen tersebut, type dan jumlah semen yang akan dikirim, bersama sertifikat telah diadakan testing sesuai denagn segala sesuatu yang telah disebutkan tertutup rapat.

6. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan . Harus diterima dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.

7. Harus disimpan dalam gudang yang mempunyai ventilasi yang cukup dan tidak kena iar, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari permukaan lantai. Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampuai 2 m, dan setiap pengiriman baru harus dipisahkan diberi tanda dengan maksud agar pemakaiansemen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

b. Agregat Halus

1. Harus sesuai dengan PBI 1971 ( NI 2 ) atau ASTM

2. Kualisifikasi pasir diisyaratkan sebagai berikut :

Ukuran Ayakan ( US Standar Sieve )Lolos

No. 4

No. 8

No. 16

No. 30

No. 50

No. 100

No. 200100 %

92 % 100 %

65 % - 85 %

35 % - 55 %

15 % - 30 %

0 % - 12 %

0 %

3. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ( ditentukan terhadap berat kering ) dan yang diartikan lumpur adalah bagian bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm, atau ayakan No. 200 bila ditest sesuai dengan ASTM C 117.

Apabila kadar lumpur lebih dari 5 % maka agregat halus harus berupa di cuci

4. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran, baik bahan organik, lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya. Pasir laut tidak boleh dipergunakan. Harus berupa crused yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya, padat dan tidak porous.

5. Kontraktor harus mengajukan contoh agregat halus yang dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/ Pengawas.

Test test yang harus dilakukan terhadap contoh diatas berupa :

Test Gradasi sesuai ASTM C 136

Test Abrous horde ( larutan NaOH )

Test lainnya bila memang dianggap perlu oleh Direksi/ Pengawas

6. Pasir harus disimpan di tempat yang bersih, yang kears permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pengotoran dan percampuran satu sama lain.

7. Persyaratan persyaratan agregat halus diatas berlaku juga untuk beton Ready Mix.

c. Agegat Kasar ( Kerikil atau Koral )

1. Sesuai dengan persyaratan pada PBI 1971 atau ASTM

2. Klasifikasi dan Gradasi agregat kasar sebagai berikut :

Agregat Kasar Type A1 : Besar Ukuran Ayakan ( Us Standart Sieve ) % Lolos

1,00 Inch

0,75 Inch

0,50 Inch

No. 4

No.8

Type A2 : Medium

0, 50 Inch

0,375 Inch

No. 4

No. 8 100 %

90 % 98 %

30 % 45 %

0 % 10 %

0 % 5 %

100 %

85 % 100 %

10 % 100 %

0 % 5 %

3. Harus terdiri dari butir butir yang keras tidak berpori, tidak pecah dan tidak terpengaruh oleh cuaca.

4. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering juga tidak boleh mengandung zat yang rusak beton.

5. Kontraktor harus mengajukan contog agregat kasar yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/ Pengawas. Test test yang harus dilakukan terhadap contoh tersebut diatas berupa :

Test dengan mesin sesuai dengan ASTM C 131 Resistance to Abration of Small Size Coarse.

Test Gradasi sesuai denagn ASTM C 136

Test Grdasi untuk kadar lumpur sesuai ASTM C 117

Test test lainnya bila dianggap perlu

6. Persyaratan agregat kasar berlaku juga untuk beton Ready Mix

d. AIR

Sesuai ketentuan PBI 1971 Ayat 3.6

Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan bahan yang merusak beton/ baja tulangan atau campuran campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dibuktikan hasil test laboratorium.

3.Baja Tulangan

a. Bahan

1. Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971 setara produksi Kratau Steel denagn mutu sebagai berikut :

Diameter Jenis BarangMutuTau ( To. 2 )

1. Lebih Kecil ( < ) 12 mm

2. Lebih Besar atau sama dengan ( > ) 12 mm Polos

Ulir/ Polos

U.24

U. 322.400 Kg/cm2

3.200 Kg/cm2

Keterangan :

Tau : Tegangan leleh karakteristik

To. 2: Tegangan karakateristik yang memberikan

tegangan tetap 0,20 %

2. Kawat beton untuk pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 ( satu ) mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak menempuh seng.

3. Besi dan kawat beton seperti dimaksud diatas harus bebas dari kotoran kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton.

4. Sambungan dan panjang kawat besi beton harus sesuai dengan PBI 1971 dan buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.

b. Pelaksanaan

1. Pembengkokan dan pelurusan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin, besi beton dipotong dan dibengkokan sesuai gambar.

2. Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

c. Perawataan

Besi beton harus disimpan dengan baik tidak menyentuh tanah dan tidak disimpan diudaara terbuka untuk jangka waaktu yang panjang.

d. Test dan Sertifikat

1. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan . Kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium, khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

2. Setiap jumlah pengirimaan 20 ( dua puluh ) ton baja tulangan harus diadakan test periodic minimal 3 (tiga) sample untuk setiap diameter batang baja tulangan.

Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi/ Pengawas.

3. Semua pengetesan tersebut diatas, harus dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi ( LUK BPPT ) Serpong aatau Laboraatorium lainnya yang direkomendasi oleh Direksi/ Pengawas dan minimal sesuai dengan SII 0136-84, Mutu dan cara uji baja tulangan beton atau standar/ peralatan lain yang setara.

4. Acuan ( Bekisting )

a. Bahan

Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus dibuat dari multiplek tebal 18 mm dan maksimum dapat dipakai 2 ( dua ) kali pengecoran beton. Acauan ini diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari acuan tersebut.

b. Konstruksi

1. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehngga tidak ada perubahan bentuk dan kuat penahan beban beban sementara sesuai denan jalannyaa pekerjaan beton.

2. Semua bekisting haraus diberi penguat datar dan silan sehingga tidak ada kemungkinan bergeraknya acuan, juga harus dapat menghindarkaan keluarnya bagia adukan.

3. Susunan acuan dengan stutwerk disusun sedemikian rupa sehingga mudah di kontrol dan mudah dalam pembongkaran nantinya tanpa merusak beton yan bersangkutan.

c. Pelapisan Cetakan ( Mould Oil )

Untuk mempermudah penyngkiraan penutup penutup pelapisa cetakan dapat digunaakan dari merk yang telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

Minyak Pelumas tidak boleh digunakan untuk pekerjaaan ini.

d. Beton Dekking

Sebelum dilaksankaan pengecoran beton, Kontraktor agar menyiaapkan beton dekking dengan mutu sesuai denan mutu beton yang akan dicor dan tebal beton decking sesuai dengan PBI 1971.

5. Beton Bertulang

a. Kekuataan daan Penggunaan Beton.

Kecuali ditentukan lain pada gambar, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai berikut :

1. Beton Struktural

Beton K. 325

Khusus untuk kluis beton

Beton K. 225, untuk struktur utama gedung

Beton K. 175

Meliputi : Kolom praktis dan lain lain seperti tertera paada gambar

Untuk mencapai mutu beton tersebut, Kontraktor wajib membuat trial mix dan selanjutnyaa kontraktor membuat adukan sesuai denan proporsi trial mix yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas

2. Beton Non Struktur

Beton dengan adukan 1 Pc + 3 Ps + 5 Krk

Meliputi : Beton lantai kerja, tebal 5 cm, tidak dicor ke dalaam cetakan.

Rabat beton, sesuai dengan gambar Kerja

Beton dengan adukan 1 Pc + 2 PS + 3 Krl

Meliputi : Kolom atau beton bertulang yang mempunyai kozen kaayu, pengisi lobang angkur dan sudut sudut beton daan lain lain.

Kekuatan tekan beton diperoleh dari keadaan tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ( 15 x 15 x 15 ) cm pada usia 21 haari . Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

6. Elemen atau Ukuran Struktur yang dipakai.

a. Elevasi diatas 00.00

Untuk elevasi di atas 00.00 ukuran / Dimensi Sloof dipakai adalah 25/50 Cm, Sloof 30/60 Cm dengan memakai tulangan sesuai dengan gambar kerja terlampir atau menurut Direksi Lapangan.

b. Elevasi diatas 6.40

Untuk elevasi diatas 6.40 ukuran / Dimensi Kolom dipakai adalah 30/80 Cm dan Kolom L 30/80 Cm serta Kolom Diameter 80 Cm dengan memakai tulangan sesuai dengan gambar kerja terlampir atau menurut Direksi Lapangan.

Untuk Dimensi / ukuran Balok 25/45 Cm dengan memakai tulangan sesuai dengan gambar kerja terlampir dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan.c. Elevasi diatas 8.00

Untuk dimensi Balok kontraktor pelaksana harus membuat balok dengan ukuran 25/45 Cm, dan Balok 30/50 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Sedangkan untuk dimensi Kolom 30/80 Cm, Kolom L 30/80 Cm dan Kolom diameter 80 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir.

d. Elevasi diatas 8.50.

Untuk dimensi Balok kontraktor pelaksana harus membuat balok dengan ukuran 25/45 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Sedangkan untuk dimensi Kolom 30/80 Cm, Kolom L 30/80 Cm dan Kolom diameter 80 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir.e. Elevasi diatas 9,00.

Untuk dimensi Balok kontraktor pelaksana harus membuat balok dengan ukuran 25/45 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Sedangkan untuk dimensi Kolom 30/80 Cm, Kolom L 30/80 Cm dan Kolom diameter 80 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir. Sedangkan untuk dimensi Dak Beton kontraktor pelaksana harus melaksanakannya sesuai dengan gambar kerja terlampir.

f. Elevasi diatas 10,00.

Untuk dimensi Balok kontraktor pelaksana harus membuat balok dengan ukuran 25/45 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Sedangkan untuk dimensi Kolom diameter 80 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir.g. Elevasi diatas 11.00.

Untuk dimensi Balok kontraktor pelaksana harus membuat balok dengan ukuran 25/45 Cm, dan 30/50 Cm dengan memakai tulangan yang sesuai dengan gambar kerja terlampir dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Sedangkan untuk dimensi Dak Atap dan Dak Atap Elevasi diatas 6.40 kontraktor pelaksana harus melaksanakannya sesuai dengan gambar kerja terlampir.7. Pekerjaan Pengecoran Beton

a. Persiapan

1. Proporsi semen, pasir, dan kerikil disesuaikan dengan trial mix yang telah disetujui.

2. Sebelum adukan beton cor, kayu kayu bekisting dan lantai kerja harus bersih dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain lain sertaa haarus dibasahi secukupnya. Perlu diadakan tindakan tindakan untuk menghindarkan mengumpulnya air pembasah tersebut pada sisi bawah.

3. Pekerjaan pengecoran beton baru dilaksanakan sesudah Direksi/ pengawas memeriksa dan menyetujui bekisting, tulaangaan, stek stek dan lain lain dimana beton tulangan tersbeut akan diletakan . Jikaa tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Direksi/ pengawas, kontraktor diperintahkan untuk menyikirkan beton yang baru dicor atas biaya biaya Kontraktor.

b. Pelaksanaan

1. Proses pengadukan bahan campuran beton yang sudah di tuang di dalam mixer minimal 2 menit.

2. Untuk menjaga agar ikatan beton tetap terjamin, maka adukan siap dipakai dalam tempo 40 menit harus sudah dituang pada acuan yang sudah disiapkan.

3. Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih besar dari 2, 00 m, untuk kolom yang tingi jendela jendela harus dibuat pada cetakan, ini harus dikerjakan untuk menghindari agresi dan menjamin satu pengecoran yang tidak terputus.

4. Pengecoran beton dilakukan dalam suatu operasi yang terus menerus atau tercapai pada construction joint, beton tidak boleh dituang diatas lapisan beton yang cukup keras.

5. Jika pada bagaimana pengecoran terjadi pemberhentian harus ditentukan letaknya dan dibuat seperti yang disetujui oleh Direksi/ pengawas.

6. Beton cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24 jam setelah beton dicor, semua pengecoran dilakukan pada siang hari dan pengecoran beton dari suatu bagian pekerjaan jangan dimulai bila tidak dapat diselesaikan pada siang hari, kecuali yang izin Pemberi Tugas, Direksi/ pengawas boleh dikerjakan malam hari.

7. Tidak boleh mengecor beton waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan tindakan pencegahan kerusakan yang telah disetujui Direksi/ pengawas.

8. Dalam rencana kerja/ barchart, pekerjaan struktur dilaksanakan maksimal 5 ( lima ) hari.

8. Pekerjaan Pemadatan Beton

a. Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar ( vibrator ) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 6.000 putaran dalam 1 menit. Penggetar harus dimulai pada waktu adukan dimasukkan dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya.

b. Pada permukaan yang vertical vibrator harus dekat kecetakan tapi tidak menyentuhnya, tidak boleh menggetarkan pada satu bagian adukan lebih dari 20 detik.

c. Penggetaran boleh dilakukan pada tulangan-tulangan terutama pada tulangan yang telah masuk dan beton yang mulai mengeras.

d. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan satu massa yang bebas dari lubang lubang agregasi dan honey cumbig, memperlihatkan permukaan yang halus dan mempunyai suatu kepadatan yang sama dengan yang diperoleh pada kubus test.

9. Pengujian

a. Kontraktor harus membuat benda uji menurut ketentuan dalam PBI 1971 pasal 4.7 bdan pasal 4.9 tanpa menggunakan penggetar. Saat pengecoran pertama harus dibuat minimal 1 ( satu ) benda uji ukuran ( 15 x 15 x 15 ) cm dilakukan setiap 1,5 m3 beton, sampai di dapat 20 ( dua puluh ) benda uji untuk yang pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

b. Termasuk dalam pengujian ini adalah pengujian susut ( slump ) sebesar < 10 cm serta pengujian tekanan.

c. Jika beton tidak memenuhi syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarta itu tidak boleh dipakai, dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.

d. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur PBI 1971.

e. Pengambilan contoh untuk pengujian jumlahnya disesuaikan dengan keadaan konstruksi dan harus diambil langsung dari lapangan lokasi pengecoran, atas petunjuk dan persetujuan Direksi/ Pengawas.

f. Kontraktor harus membuat bak air untuk tempat perawatan/ penyimpanan benda uji sebelum dilakukan test pengujian laboratorium bak air harus terlindung dari curah hujan dan panas matahari.

Temperatur maksimal airnya 26 C. Pembuatan bak air harus disetujui oleh Direksi / Pengawas serta biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data data kualitas beton yang disyahkan oleh Direksi/ Pengawas.

10. Cacat Pada Beton

Meskipun hasil pengujian kubus kubus memuaskan, Pemberi Tugas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti sebagai berikut :

a. Konstruksi Beton yang Sangat Keropos

b. Konstruksi Beton yang sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posiisnya tidak sesuai dengan Gambar.

c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan

d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain

11. Pipa pipa

a. Pipa listrik dan lain lainnya serta bagian bagiannya yang tertanam didalam ataupun yang bersinggungan dengan beton harus dari bahan yang tidak merusak beton.

b. Pipa dan bagian bagiannya yang terbuat dari aluminium tidak boleh tertanam di dalam beton, kecualai bila ditutup dengan lapisan yang efektif dapat mencegah reaksi kimia antara aluminium dengan baja.

c. Pipa yang ditanam dalam beton tidak boleh mempunyai diameter yang lebih besar dari pada 1/3 tebal beton tempat pipa tersebut tertanam.

d. Pipa yang menembus beton harus menpunyai ukuran dan letak yang tidak mengurangi keuatan kekuatan konstruksi .

12. Perawatan Perlindungan Beton

a. Tidak diperbolehkan mengecor pada waktu turun hujan lebat.

b. Persiapan perlindungan kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan supaya jangan sampai adukan yang belum mengikat menjadi rusak oleh air.

c. Semua beton harus selalu dalam keadaan basah selama paling sedikit 7 ( tujuh ) hari ditutup dengan karung basah.

d. Acuan kayu dibiarkan tinggal agar beton tetap basah selama masa perawatan untuk mencegah retak pada sambunagan dan pengeringan beton yang terlalu cepat.

e. Air yang digunakan untuk perawatan harus bersih dan bebas sdari unsur unsur kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna pada beon.

f. Khusus harus diperhatikan pada permukaan plat lantai, pembasahan terus menerus harus dilakukan dengan menutupinya dengan karung karung basah atau mencegah pengerinagn dengan yang sesuai.

Dilarang menaruh/ meletakakan beban atau sesuatu barang diatas lantai yang menurut pendapat Direksi/ Pengawas belum cukup mengeras atau mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan bahan.

13. Membongkar Acuan

a. Waktu minimal dari saat selesainnya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran acuan dari bagian bagian struktur harus ditentukan dari percobaan percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimal seperti tercantum pada daftar sebagai berikut :

Bagian bagian Struktur Waktu Minimal Pembongkaran Acuan

Sisi Balok dan Dinding

Penyambungan Plat Lantai dan Atap

Penyangga Balok 3 Hari

21 Hari

21 Hari

b. Setelah acuan dibuka, sisi sudut yang tajam agar dilindungi dari benturan/ pengrusakan dengan pertolongan bambu/ papan dan sebagainya.

c. Lajur lajur tulangan ( stek ) yang belum dicor pada bagian konstruksi akan bekerj abeban beban yang lebih tinggi dari rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.

d. Bila mana akibat pembongkaran cetakan pada bagian bagian konstruksi akan bekerja beban beban yang lebih tinggi dari rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.

e. Perlu ditekankan bahwa tanggungjawab atas keaman konstruksi beton seluruhnya terletak pada kontraktor.

f. Kontraktor harus memberitahukan Direksi/ Pengawas bilamana ia bermaksud membongkar cetakan pada bagian konstruksi utama dan minta persetujuannya, walaupun begitu bukan berarti lepas tanggung jawabnya.

g. Pada dasarnya pembongkaran acuan harus dilaksankaan sesuai dengan ketentuan PBI 1971 NI.2.

Pasal. 8.

Pekerjaan Kedap Air ( Water Proofing )

1. Membran untuk atap/ dak beton, untuk kamar mandi, cairan.

a. Pelapisan kedap air dilakasanakan pada :

Plat atap beton/ list plank

Sisi atap beton/ list drain

Plat lantai KM/ WC

Plat lantai beton dan Ground Reservoir

Ruang Pompa

Sambungan plat beton dengan pipa talang

Dan tempat tempat lain sesuai Gambar

b. Bahan yang dipakai adalah membran waterproofing dengan sistem Torching/ panas sekualitas SOPRALAST MP 3 SP, atau setara terbuat dari Modified Bitumen, dengan penulangan 180 g/ m2 Non Wofen Polyster dengan permukaan yang satu berlapis pasir halus dan permukaan Polypropilene Film dengan spesifikasi sebagai berikut :

- Daya Lekat

: 7 hari kering + 7 hari pada 49 c +

7 hari kering/ basah

- Ketebalan

: Tidak kurang dari 3 mm

- Permeance

: 0,01 metric Perm sesuai ASRM E 96 Menthode B

- Kekuatan tarik

: 2.800 kpa sesuai ASTM D 882

- Perpanjangan

: 550 % - jangka daya tahan suhu pada

pemakaian 46 sampai +79 c sesuai

dengan ASTM D 881

- Daya tahan Polyethylene terhadap benda tajam : 200 sesuai ASTM D 781

- Daya tahan lembaran terhadap benda tajam : 25 sesuai ASTM E 154

- Kekuatan geser pada sambungan :

7 hari kering

: 90 kpa sesuai ASTM D 816 Modified

7 hari dalam air

: 89 kpa sesuai ASTM D 816 Modified

- Daya tahan terhadap sobekan : 2490 gram sesuai ASTM D689

c. Cara Pelaksanaan

Sebelum beton diprimer, keadaan permukaan beton harus betul betul rata, bersih dari debu, air, minyak dan sebagainya.

Beton yang rusak harus diperbaiki terlebih dahulu, kemudian diberi primer baru dilaksanakan dengan pelapisan waterproofing. Setiap sambungan serta pengakhirannya duberi overlapping antara 7 10 cm.

Seluruh sudut sudut bagian dalam maupun luar ditutup dengan 2 ( dua ) lapis lembaran kedap air.

Pada pertemuan antara lantai dan dinding harus diberi over lapping minimal 20 cm ke arah vertikal.

Lapisan terakhir ditutup plesteran pelindung terdiiri dari 1 PC : 3 PS dengan kemiringan 1 2 % ke arah saluran pembuangan, dengan tebal minimal 1.5 2 cm .

Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan bahan kedap air ini sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

Setelah selesai pemasangan bahan kedap air kontraktor wajib melakukan Test Rendam minimal 24 jam disaksikan oleh Pemberi Tugas, Direksi/ Pengawas.

Jika ternyata hasil test tersebut terjadi kebocoran, kontraktor wajib melakukan perbaikan, dan dilakukan test ulang sampai berhasil sempurna.

Biaya ulang test serta perbaikan seluruhnya menjadi beban kontraktor.

d. Garansi Bahan

Kontraktor wajib memberikan garansi bahan tersebut selama 10 tahun dari pabrik, Agen, dan Distributor.

e. Garansi Pemasangan

Bahan tersebut diproduksi serta memberikan Garansi Pemeliharaan tertulis selama 10 tahun.

2. Pekerjaan Water Stop

a. Bahan

Bila terjadi pekerjaan pengecoran beton yang tidak menerus dan harus kedap air khususnya pada ground reservoir, ruang pompa harus dipakai bahan waterstop dari Plyvynil Chloride yang tahan terhadap bahan kimia, alkali, minyak dan acids.

Bahan waterstop tersbeut denagn ukuran sesuai Gambar/ Rencana dipakai setara produksi SIKA Type ( disesuaikan denagn penggunaannya ) Type Flat ( F ) Jenis LW p 9

b. Pelaksanaan

Pemasangan waterstop sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembautnya.

Waterstop dipasang pada sekeliling ground reservoir dan ruang pompa sesuai dengan Gambar .

Dan pada setiap menghentikan pekerjaan pelapis kedap air sesuai dengan Gambar.

3. Pekerjaan Grouting

a. Bahan

Dipakai dari jenis EMBECO 636 Grout, MASTERFLOW 713 Grout atau setara, bersifat non shrink dan memenuhi persyaratan CRD C 588 76, 78A.

b. Pelaksanaan

Dipakai untuk pengecoran lubang angkur dan plat landasan dudukan mesin.

Grouting dilaksanakan sesuai petunjuk yang disyaratkan dari pabrik bahan tersebut.

4. Penutup Atap Beton

a. Penutup atap beton dibuat dari plat beton bertulang K. 225 ketebalan sesuai Gambar.

b. Untuk membuat plat beton atap menjadi kedap air, di atasnya dipasang lapisan membran waterproofing.

c. Uraian dan syarat dari pekerjaan dimaksud dari butir ( a ) dan ( b ) dapat dilihat pada uraian pekerjaan sebagai berikut :

1. Pekerjaan Beton pada no. 4

2. Pekerjaan Pelapis Kedap Air no. 5

5. Pekerjaan Talang Air Hujan

a. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk pekerjaan ini.

b. Talang tegak dari pipa PVC, Kelas AW Produksi BAKRIE atau setara dengan diameter sesuai Gambar Kerja termasuk saringan, fitting, klem dari besi plat ( 4 x 40 ) mm setiap jarak 1 ( satu ) meter.

c. Pemasangan Talang

Semua pekerjaan talang harus dibuat dan dipasang menurut standar yang paling baik.

Pasal. 9.

Pekerjaan Baja

1. Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi penyediaan semua tenaga kerja, bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan (tenaga mesin) untuk pembuatan pembangunan dan pengecatan semua pekerjaan logam/baja termasuk pemasangan alat-alat dan benda-benda yang terlekat.

b. Semua pekerjaan baja yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus asli dan tukang yang berpengalaman dan mengerti benar-benar pekerjaannya.

c. Pekerjaan Baja dilaksanakan pada :

Rangka Kuda-kuda baja pada atap dan perlengkapannya.

Pekerjaan pagar depan

Pekerjaan pintu Rang Genset

Grill penutup saluran terbuka dan bak kontrol

2. Bahan-bahan

a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan besi dan baja harus berkualitas baik, tidak berkarat, bagian-bagiannya tidak ada yang bengkak atau cacat.

b. Ukuran profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail detail konstruksi sesuai yang ditunjukan pada Gambar.

3. Penyambungan/ Pengelasan Besi Baja

a. Syarat syarat penyambungan/ pengelasan.

1. Pekerjaan las harus memenuhi standar JIS atau AISC.

2. Pekerjaan las harus dilaksanakan dengan las listrik.

3. Pekerjaan las harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.

4. Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatkan dalam Gambar dan RKS ini.

5. Penyambungan dengan baut-baut dan mur harus dilakukan dengan seksama dan kokoh, dimana ukuran baut-baut serta ring-ringnya harus disesuaikan serta penyambungannya harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan cacat.

6. Batang-batang elektrode yang dipakai adalah jenis mild steel ars welding elektrodes dan harus memenuhi syarat JISdan atau AISC dan tempat penyimpanan elektrode ini harus terjamin dari resiko kerusakan.

7. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang merata dari cairan elektrode tersebut.

8. Setelah pengelasan selesai, sisa-sisa kerak las harus dibersihkan dengan baik.

9. Las-las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Developer.

b. Persiapan Pekerjaan Pengelasan

1. Bidang permukaan besi baja yang akan dilas harus rata, bersih dan bebas dari retakan atau cacat-cacat lainnya yang dapat mengurangi mutu dari pengelasan, juga permukaan tersebut harus bebas dari kotoran, minyak, aspal dan karat.

2. Sebelum pekerjaan las dilaksanakan harus ada jaminan bahwa bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.

3. Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar dan bila ada yang harus dilas tegak, pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian ke arah atas.

4. Penyelesaian Pekerjaan Besi Baja

a. Pekerjaan besi baja diselesaikan dengan pengecatan.

b. Sebelum pekerjaan pengecatan dilakukan harus dilakukan pembersihan dengan sikat kawat baja terhadap besi baja yang akan dicat sehingga segala kulit oksida besi dari pabriknya dan tanda-tanda pengkaratan sampai permukaan memperoleh warna yang teratur.

c. Minyak, gemuk dan debu harus segera dihilangkan seluruhnya dari permukaannya, setelah itu permukaan baja harus dicat dengan cat meni besi ( cat oksid merah ).

5. Pekerjaan Grill Besi Penutup SaluranDibeberapa tempat diluar bangunan untuk menutup saluran air yang terbuka dipasang grill besi, ukuran dan detail sesuai Gambar Kerja.

Pasal. 10.

Pekerjaan Arsitektur

1. Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan pasangan Lingkup bata, penyediaan tempat yang akan didirikan dinding dan melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib meneliti / melengkapi sendiri lingkup pekerjaan ini.

2. Bahan - bahan yang harus disediakan :

a. Semen, pasir dan air dalam segala hal harus sama kualitasnya dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.

b. Batu Bata

Batu bata dari tanah liat ex lokal (Pariaman/Pres) dengan ukuran nominal (6x12x24) cm, harus berkualitas baik, matang pembakarannya, warnanya harus merata dan sisi-sisinya rapi saling tegak lurus.

c. Batu Kali

1. Dari jenis batu basalt, bebas kotoran, tanah lumpur, padat dan tidak berpori.

2. Penampang batu maksimal 30 cm dengan minimal 3 muka sisi pecahan

3. Pekerjaan Batu Bata Untuk Dinding

a. Adukan

1. Trasram dengan jenis adukan 1 PC + 2 Ps dipasang dari atas ujung balok sloof / pondasi sampai 20 cm diatas permukaan lantai jadi.

2. Di daerah kamar mandi dan WC setinggi 1,65 m dan seluruh dinding luar yang berhubungan dengan udara terbuka serta di lain-lain tempat tertentu sesuai dengan Gambar harus memakai jenis adukan 1 PC + 2 Ps

3. Dinding lainnya dipakai jenis adukan 1 PC + 4 Ps.

4. Untuk Dinding Tempat Wudhuk dibuat dengan Beton Bertulang.

b. Pelaksanaan

1. Sebelum dipakai batu direndam terlebih dahulu dalam air selama kurang lebih 5 menit

2. Pasangan batu bata untuk dinding dipasang tegak lurus dan rata, setiap pasangan tidak boleh lebih dari 1.00 m baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras.

c. Perlindungan

Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding yang terkena udara terbuka harus selalu terlindung dari hujan lebat.

d. Bingkai Beton

1. Pasangan batu bata untuk dinding setiap luas maksimum 12 m2 harus diberi bingkai beton dengan adukan 1 PC + 2 Ps + 3 Krl berupa kolom atau balok praktis.

2. Untuk menghindari retak pada dinding akibat penyusutan berbeda antara balok dengan dinding yang dibawahnya sebelum diplester harus diberi kawat ayam setinggi 30 cm ( 15 cm dipaku kearah balok sloof sedang 15 cm ke arah dinding )

3. Setiap pemasangan kozen kayu / aluminium pada pasangan bata harus diberi kolom praktis ukuran jadi 13 x 13 cm.

4. Hubungan antara kolom beton / ring balok yang sudah dicor dengan pasangan bata harus diberi angker dari besi diameter 12 mm setiap jarak 60 cm besi pengikat dipasang tertanam di dalam pasangan bata.

Pasal. 11.

Pekerjaan Kayu

1. Lingkup Pekerjaan Kayu

a. Meliputi semua pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetel, membuat lidah-lidah, sponning dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk meyambung kayu dengan baik.

b. Juga harus menyediakan plat-plat logam,sekrup-sekrup paku dan lain-lain pasangan yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kayu.

2. Kayu yang dipakai adalah sebagai berikut :

1. Kayu setaraf kayu Banio untuk kozen, dibuat, secara masinal, ukuran sesuai Gambar.

2. Rangka Pintu papan kayu banio dilapisi panil atau triplek / formika sesuai Gambar.

3. Kayu untuk rangka plafond kayu banio ukuran sesuai Gambar.

4. Kayu list Counter desk, railling tangga utama dipakai kayu Jati ex Jawa tengah asli di profil sesuai gambar dan finish melamik.

5. Kayu-kayu diatas dari kualitas baik, tua, tidak ada retak, kering udara, tidak ada celah-celah dan cacat lainnya.

6. Kelembaban kayu harus kurang dari 15 %.

7. Kayu banio yang dipakai adalah kayu banio (asli) berasal dari Muaralabuh dan daerah lainnya yang sekualitas.

3. Permukaan Luar

Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya harus diserut rata dan yang tidak terlihat boleh dibiarkan bekas gergajiannya, kecuali jika ditentukan untuk pekerjaan kasar/kap dan rangka plafond.

4. Papan Bantalan

Dipasang untuk landasan WC atau tempat persediaan air lainnya, alas untuk jepitan pita dan lain-lain sandaran atau alas untuk gantungan handuk, cantolan, paku penggantung, pipa-pipa, kabel dan lain-lain yang membutuhkan bantalan alas-alas.

5. Pekerjaan Kozen dan Pintu

a. Kozen Kayu

1. Kozen yang kokoh dan kuat harus dibuat dari rangka-rangka dengan pasak dan lubang sedemikian rupa sehingga diperoleh rangka yang mulus dan kaku.

2. Kozen tersebut harus diberi angkur baja dengan jarak 30 cm dari lantai dan dari sisi atas dan selanjutnya setiap 70 cm.

b. Kozen Aluminium / Kozen Besi.

1. Pada umumnya kozen terdiri dari aluminium dan kozen besi sesuai gambar detail.

2. Aluminium kozen keluaran ALCAN atau sekualitas dan untuk kozen curtain wall dari jenis kozen almunium spesial dan kaca yang digunakan Asahi.

3. Kozen Besi dipakai pada bagian-bagian pintu dan jendela sesuai gambar detail

c. Pintu

1. Pintu ditutup pada kedua belah permukaannya dengan panil. Pintu tersebut dapat dibuat dengan ukuran dan detail yang diberikan dalam Gambar Kerja.

2. Rangka daun pintu dibuat dari Kayu Banio ukuran 5 x 15 cm atau sesuai gambar.

3. Khusus untuk pintu kamar mandi, WC dan toilet daun pintu diperbuat dari rangka kayu dan Panil plat aluminium.

6. Pekerjaan Kayu Kuda kuda / Rangka Atap.

Uraian dari pekerjaan kuda kuda / rangka atap ini adalah.

a. Untuk kuda kuda kayu yang dipakai adalah dengan ukuran 8/15 Cm dan untuk gording dipakai kayu ukuran 6/12 Cm, yang mana kayu yang dipakai setara Kayu Marsawa yang sudah kering dan sudah dapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

b. Pada sambungan atau pertemuan kayu kuda kuda dipasang baut mur angker dengan diameter 10 Cm, untuk lebih jelasanya yakni bentuk dan letak serta cara pemasangannya disesuaikan dengan gambar kerja terlampir.

c. Pembuatan Kuda kuda ini harus dikerjakan oleh orang / tukang yang ahli dibidangnya.

d. Setelah kuda kuda siap kontraktor pelaksana harus meresidu semua kayu kuda kuda yang kelihatan dengan baik dan benar.

e. UntukKuda kuda baja kontraktor pelaksana harus mengerjakannya sesuai dengan gambar kerja terlampir baik itu bentuk, ukuran maupun dimensi baja yang dipakai.

f. Penutup / Atap yang dipakai adalah Atap Spandek yang berkualitas baik dan sudah memiliki Daftar Standar Nasional ( SNI ), dan dapat disetujui oleh Direksi Lapangan dengan memperlihatkan contoh / sampel dari produk yang mengeluarkan atap Spandek tersebut.

7. Pekerjaan Plafond

a. Sebelum dipasang permukaan kayu yang akan ditempeli lembaran plafond diserut rata.

b. Balok dengan ukuran 5/7 cm untuk rangka penggantung dan balok 6/12 untuk balok utama. Semua bagian harus saling bersambungan secara seksama dan secara keseluruhan merupakan penopang yang baik dengan sambungan klos kayu.

c. Setelah rangka plafond terpasang, harus mempunyai permukaan yang rata, bila pada waktu pemasangan plafond terjadi permukaan yang bergelombang atau melendut dan kekurangan-kekurangan lain yang tidak diinginkan, rangka plafond yang telah terpasang segera diteliti dan diperbaiki bila perlu dibongkar kembali atas biaya Developer.

d. Agar tidak terjadi lendutan pada plafond, ruangan yang luasnya lebih dari 20 M2 dipasang rangka pengaman dengan menggunakan besi beton diameter 12 mm atau balok kayu 6/12 di setiap 4 M2.

8. Pekerjaan Khusus.

Pekerjaan Kaligrafi pada Dinding dan diatas Kosen Pintu.

1. Kaligrafi tulisan Arab dibuat pada bagian Dinding dan diatas Kosen Pintu dan tempat-tempat lainnya sesuai dengan gambar.

2. Tulisan kaligrafi tersebut dibuat sedemikian rupa agar tampilannya dapat menyentuh orang orang yang masuk kedalam masjid tersebut.

3. Pengerjaan pembuatan kaligrafi ini harus dilaksankan oleh orang yang berpengalaman dan trampil dalam pembuatan oranamen kaligrafi tersebut.

4. Sedangkan warna dan ukuran klaigrafi tersebut disesuaikan dengan bidang yang ada agar kelihatan baik hasilnya.

Pasal. 12.

Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan Plesteran.

Lingkup pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/tempat yang akan diplesteran, serta pelaksanaan pekerjaan pemelesteran itu sendiri pada dinding yang akan diselesaikan dengan cat satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.

a. Persyaratan bahan :

1). Pasir yang digunakan adalah pasir bersih, tidak mengandung tanah atau tanah liat, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya lebih dari 5% terhadap berat kering.

2). Mempunyai bentuk yang sama besarnya (merata).

3). Pasir harus dicuci sebelum dipakai.

4). Untuk pekerjaan pelesteran dinding-dinding dan lantai membutuhkan ketelitian dan kerapihan pekerjaan, maka pasir-pasir tersebut harus disaring/diayak sebelum digunakan.

5). Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan menggunakan kapur.

b. Pelaksanaan :

1). Pada permukaan dinding beton yang diplester harus dibuat kasar, dan adukan untuk plesterannya dicampur calbond, sedangkan untuk permukaan dinding bata, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plester.

2). Pekerjaan plesteran harus rapi menurut bentuk dan ukuran didalam gambar. Pekerjaan harus lurus, datar tidak bergelombang, tajam pada bagian sudut-sudut, tidak kropos (kosong didalam) tidak retak-retak.

c. Proporsi adukan :

Untuk pasangan, pada dasarnya plesteran mempunyai adukan yang sama dengan pasangan tersebut adalah :

1). Dinding dalam, 20 cm dari lantai - 1 pc : 2 ps

2). Dinding luar, seluruh - 1 pc : 4 ps

3). Dinding kamar mandi, WC dan tempat-tempat cuci, sampai 150 cm dari lantai - 1 pc : 2 ps

4). Dinding-dinding lain - 1 pc : 4 ps

5). Sudut-sudut naad dan bagian-bagian yang berada dibagian pinggir-pinggir - 1 pc : 2 ps

6). Tebal plesteran rata-rata 15 mm (tidak kurang dari 1 cm atau lebih 1,5 cm, kecuali ditetapkan lain oleh Pengawas

7). Seluruh plesteran di aci dengan semen, atau sesuai dengan petunjuk dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal. 13.

Pekerjaan Plafond

Pekerjaan Plafond

1. U m u m

A. Persyaratan :

a. Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat didalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan.

b. Jenis bahan rangka plafond kayu baneo atau kelas kuat sama dengan banIo berdasarkan PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )

B. Pelaksanaan :

a. Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafond yang rata, datar dan tidak melengkung.

b. Bagian bawah dari rangka penggantung harus diserut rata.

c. Pemasangan plafond harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan harus segera diganti.

d. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat pada waktu pemasangan harus segera diganti :

1) Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus disangga oleh rangka plafond.

2) Kemungkinan dibuatnya lubang untuk pemeriksaan (Main Hole)

3) Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung sehingga plafond menjadi bergelombang kerenanya.

4) Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafond luifel diluar bangunan.

5) Untuk itu harus ada koordinasi antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan Plafond Gypsum

A. Persyaratan bahan : Ukuran

: 120 x 240

Produksi

: Setara

Warna

: Disesuaikan

Kwalitas

: Kwalitet I

Persyaratan lain: Permukaan tidak retak / lengkung, tidak cacat / pecah-pecah dan tidak susut.B. Pemasangan :

a. Pemasangan dengan rangka kayu dengan ukuran jarak as ke as = 60 cm x 120 cm.

b. Rangka plafond dengan pola kayu terdapat dalam gambar, dengan membuat contoh terlebih dahulu.

c. Setelah dipasang permukaan harus benar-benar rata/ horizontal, tidak bergelombang.

d. Hasil pemasangan harus disetujui oleh Pengawas

Pasal. 14.

Pekerjaan Kaca

Pekerjaan Kaca

1. Lingkup Pekerjaan.

a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan serta pesanan semua kaca kecuali kaca untuk cermin sesuai dengan gambar dan persyaratannya.

b. Mengatur pekerjaan kaca dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang bersangkutan, terutama pekerjaan kusen aluminium.

Sebelum Pekerjaan Pemasangan Kaca dimulai maka :

a. Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf Pengawas dan Direksi, lengkap dengan brosur dan data teknis.

b. Sebelum mendapatkan hasil yang baik, Kontraktor harus bekerja sama / koordinasi dengan baik bidang pekerjaan -pekerjaan lain.

c. Kontraktor diwajibkan memeriksa pekerjaan lain yang bersangkutan dilapangan dan melaporkan kepada Direksi bila ada hal-hal yang dapat mempengaruhi pekerjaan.

2. Bahan.Pekerjaan kaca sesuai gambar rencana setaraf Ex Asahi Mas. Warna kaca bening tebal 5 mm.

3. Pengerjaan / Pemasangan :

a. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran-kotoran dan bekas-bekas minyak harus dibersihkan hingga tidak mengganggu perekatan.

b. Kaca harus dipasang rata dan tegak lurus pada kusen-kusennya.

c. Pemotongan kaca harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang tanpa paksaan.

d. Pemasangan kaca untuk Curtain Wall harus di sealant terhadap kusen aluminium.

e. Pemasangan kaca untuk Curtain Wall harus dilakukan sebelah dalam, untuk mempermudah penggantian kaca apabila kemudian hari ada yang pecah.

f. Kaca harus duduk dengan baik pada kusen kosen dan tidak bergetar setelah dipasang.

g. Permukaan kaca harus diberi tanda-tanda peringatan dari Tape atau bahan lain yang tidak menimbulkan cacat pada kaca setelah dibersihkan.

h. Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan kaca harus bersih dari segala kotoran, tanda-tanda dan sebagainya. Pembersihan harus dengan bahan sesuai yang ditunjuk supplier dan disetujui oleh Pengawas.

4. Jaminan Pekerjaan.

a. Pemborong harus menyerahkan jaminan tertulis dari pabrik pembuat bahan yang menyatakan bahwa bahan yang digunakan adalah dalam keadaan baru, baik, tidak rusak dan dapat berfungsi dengan baik.

b. Jaminan bahan dan pekerjaan yang harus diserahkan oleh pemborong harus berlaku selama + 10 tahun, dan apabila dalam masa tersebut kerusakan pekerjaan akibat ketidak mampuan bahan yang dipergunakan, maka dalam waktu yang singkat pemborong harus memperbaiki bagian yang rusak tersebut tanpa adanya tambahan biaya.

Pasal. 15.

Pekerjaan Finishing Lantai

1. Persyaratan :a. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.

b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.

2. Pelaksanaan :

a. Tanah dasar terlebih dahulu dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan penyiraman air.

b. Material lantai dipasang diatas adukan dengan campuran dan ketebalan yang disesuaikan dengan gambar.

c. Pemasangan material lantai harus benar-benar rata dan datar, naadnya teratur rapi.

d. Setelah material mengeras, kemudian dicuci dengan air semen dengan naad-naadnya diisi dengan bubur semen (grout).

e. Pekerjaan pemasangan lantai yang telah selesai harus digosok dan dibersihkan dengan baik.

f. Plint harus dipasang tegak, dengan naad-naad menyambung dengan ubin datar.

g. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi.3. Pekerjaan Lantai Keramik

A. Persyaratan bahan :

Ukuran

: Keramik 30 x 30 cm (sesuai gambar dengan detailnya

20 x 20 untuk kamar mandi

Produksi

: Setara produksi dalam negeri .

Warna

: Terang dan tahan gores.

Kwalitas

: Baik, keras (kwalitas I)

Type

: Heavy duty, sesuai contoh terpilih

Persyaratan lain:

a. Warna sama rata.

b. Tidak ada cacat/pecah/retak pada pinggirannya, dll.

c. Mempunyai lapisan keras cukup tebal.

d. Sisi-sisinya saling tegak lurus.

e. Ukuran sama.

B. Pemasangan :

a. Lantai yang akan dipasang terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak turun/ retak sewaktu menerima beban diatasnya.

b. Permukaan lantai yang akan dipasangi granit harus dibersihkan dari debu, cat, kotoran lainnya.

c. Lantai kemudian dikasarkan agar pelekatan adukan spesi lebih sempurna.

d. Sewaktu granit dipasang, permukaan granit bagian belakang harus terisi padat dengan semen.

e. Pola pemasangan granit disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as pemasangan.

f. Naad granit diisi dengan bahan semen tertentu (grouting) yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna granit.

g. Pengisian/ pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah dipasang.

h. Sewaktu pengisian naad ini, granit harus benar-benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum disi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.

i. Usahakan agar permukaan granit yang sudah terpasang tidak terkena adukan/ air semen.

j. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan granit pada waktu pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/ mengeras.

k. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/ disapu hingga bersih.

l. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi dan baik, tidak miring, tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.

m. Bila masih diperlukan, granit harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.

n. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion.

o. Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis/ sealant dan mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi.

p. Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong.

q. Pada bagian-bagian sudut, pojok atau tekukan pendek, harus dipasang bahan yang sesuai untuk itu (tile accessories).

Pasal. 16.

Pekerjaan Pengecatan

1. U m u mA. Persyaratan bahan :

a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara pemakaiannya.

b. Kontraktor harus mengajukan sample daftar warna dari pabrik pembuatnya.

c. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada permukaan bidang ukuran 1 m x 1 m untuk persetujuan Pengawas/ Direksi.

B. Pelaksanaan :

a. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :

1) Dinding/ bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh konsultan Pengawas.

2) Bagian-bagian yang retak/ pecah diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan.

3) Dinding/ bagian yang akan dicat tidak lembab/ basah atau berdebu.

4) Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/ bagian yang akan dicat.

b. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga tenaga ahli mengecat dengan petunjuk dari pabrik cat tersebut.

c. Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah/ bocor dan mendapat persetujuan Direksi.

d. Kontraktor bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna -warna sesuai dengan petunjuk rencana.

e. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi lapangan untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon cat tiap warna dari jenis cat yang dipakai.

f. Kaleng-kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang didalamnya.

g. Cat-cat lini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

2. Cat Tembok Dalam

A. Persyaratan Bahan :

Produksi

: Setara Produksi dalam Negeri

Warna

: Ditentukan Kemudian

Kwalitas

: Baik dan mempunyai Standar SNI

Persyaratan lain: Terlebih dahulu melakukan contoh pengecatan

Pada bidang ukuran minimum 1.00 m x 1.00 untuk persetujuan Direksi lapangan dan mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara pemakainnya serta brosur daftar warnanya. Lapisan dasar alkali Resistence Sealen dan Plamur Tembok.

B. Pemasangan/ Pelaksanaan :

a. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

b. Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :

1) Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu.

2) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.

3) Bagian-bagian yang retak, pecah diperbaiki, bagian yang kotor dibersihkan.

4) Semua permukaan dinding diplamur.

5) Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.

c. Bila persyaratan-persyaratan tersebut diatas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-persiapan :

1) Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan, pengapuran (Efflorensence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan ampelas (Emerald paper).

2) Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.

d. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai pada plamur tembok. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi rembesan air, dipakai wall sealer.

e. Setelah kering, permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus.

f. Bagian-bagian yang masih kurang baik diplamur lagi, dan setelah kering diampelas lagi.

g. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2-3 kali) sampai mencapai warna yang dikehendaki.

h. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan roller.

3. Cat Tembok Luar

A. Persyaratan bahan :

Produksi

: Matek

Warna

: Ditentukan kemudian

Kwalitas

: Kwalitas I

Persyaratan lain: Prevensi dari pabrik

B. Pemasangan/ Pelaksanaan :

a. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan dibawah pengawasan Direksi.

b. Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :

1) Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering.

2) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui Pengawas.

3) Bagian-bagian yang retak, pecah diperbaiki, bagian yang kotor dibersihkan.

4) Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.

c. Bila persyaratan-persyartan tersebut diatas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-persiapan :

1) Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan, pengapuran (efflorensence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan ampelas (emerald paper).

2) Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.

d. Setelah bersih, permukaan tersebut diampelas lagi dengan ampelas halus.

e. Bagian-bagian yang masih kurang baik diplamur lagi, dan setelah kering diampelas lagi .

f. Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 - 3 kali) sampai mencapai warna yang dikehendaki.

g. Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (hightly weather resistant exterior wall paint).

h. Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan roller.4. Cat Kayu ( Kosen ).

A. Persyaratan Bahan :

Produksi

: Platon

Warna

: Ditentukan kemudian

Kwalitas

: Kwalitas I

Persyaratan lain: Prevesi dari Pabrik

B. Pemasangan/ Pelaksanaan :a. Kayu yang masih bergetah harus ditutup/sealed untuk mencegah perobahan warna cat akhir karena getah kayu tersebut, dan juga untuk mengurangi kesulitan pengeringan cat akhir.

b. Kayu baru sedapat mungkin harus dilindungi dengan baik terhadap cuaca.

c. Biarkan permukaan yang akan dicat mengering.

d. Bidang-bidang kayu yang telah diserut halus, lalu digosok/diamplas agar menjadi lebih halus dan rata.

e. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran, minyak, gemuk dsb.

f. Ampelas permukaannya kemudian dilap bersih.

g. Setelah bidang-bidang tersebut halus, rata dan bersih, kemudian bidang-bidang yang kurang rata diplamur dan didempul, kemudian diratakan lagi dengan ampelas .

h. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang halus dan tidak mudah terlepas serabut-serabutnya.

i. Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, maka pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis secara merata, sesuai dengan petunjuk pabrik.

j. Setiap pengecatan lapisan berikutnya baru boleh dilaksanakan apabila lapisan sebelumnya telah cukup kering.

k. Pekerjaan pengecatan dengan kuas untuk bidang kecil, dan disemprot untuk bidang luas.

Pasal. 17.

Alat Penggantung dan Pengunci

Alat-alat Penggantung dan Pengunci1. Lingkup PekerjaanPada pasal ini meliputi :a. Penyediaan bahan alat-alat penggantung dan pengunci bagi semua pintu-pintu, jendela-jendela kayu.

b. Pemasangannya sesuai dengan gambar-gambar perencanaan daftar material.

2. Persyaratan Bahan

a. Engsel-engsel, kunci-kunci penutup pintu otomatis (door closer) dan penahan pintu agar tetap terbuka (door stop) dari kualitas baik sesuai dengan yang tercantum dalam NI-3 pasal 48 dan mempunyai keagenan di Jakarta.

b. Kait angin garandel, espagnolet dan lain sebagainya perlengkapan pintu dan jendela dari kualitas yang sejajar dengan engsel serta kuncinya yang tersebut diatas.

c. Tiap pintu kayu harus dilengkapi dengan :

1) Tiga buah engsel 4 dengan peredam plastik warna kuning emas.

2) Untuk pintu ganda sebuah daun pintunya dilengkapi dengan dua espagnolet tanam satu diatas dan satu dibawah.

d. Contoh dari alat-alat ini sebelum dipasang seyogyanya diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya.

e. Kunci pintu-pintu digunakan type standar. Diharapkan sebelum dipasang contoh bahan harus mendapat persetujuan Direksi. Diminta untuk penempatan / posisi pintu.

3. Syarat-syarat PemasanganUntuk pintu-pintu kayu pemasangannya harus dilakukan oleh tukang-tukang yang berpengalaman dan ahli dalam bidang ini. Sekrup-sekrup tertanam rapi tanpa merusak daun pintu, kosen maupun alat-alat penggantung dan pengunci sendiri. Pemasangan yang tidak rapi, apabila ada sampai ada yang cacat dapat mengakibatkan seluruh daun pintu diganti atas beban biaya Kontraktor.

Pasal. 18.

Pekerjaan Sanitair1. Pekerjaan Meliputi.

a. Pemasangan Instalasi pipa untuk air bersih mulai dari sumber air sampai ke pipa distribusi dalam gedung sampai plumbing.

b. Pekerjaan-pekerjaan lain yang menyangkut dengan penyelesaian pekerjaan ini, dan kelancaran sistem.

2. Material

a. Pipa yang digunakan adalah galvanized iron pipe (GIP) kelas Madium dengan acceseries yang sejenis, sebagaimana yang disajikan dalam gambar rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.

b. Semua fitting/ perlengkapan pipa harus keluaran dari pabrik yang sama dan memenuhi standard SII.

c. Untuk ukuran pipa yang kurang dari 2 harus memakai sambungan ulir sedangkan ukuran pipa yang lebih dari 2 harus menggunakan sambungan flens.

d. Fitting atau perlengkapan apa saja yang akan menimbulkan gangguan dan keluar dari standarisasi yang telah ditentukan untuk pekerjaan instalasi air ini tidak boleh digunakan.

e. Persyaratan utama material pipa dan perlengkapannya harus mampu menahan daya desak air dihitung 50 Kg/Cm2.

f. Semua dimensi/ ukuran pipa dan perlengkapannya harus sesuai dengan gambar rencana, dan selanjutnya harus memenuhi mutu SII.

3. Sistem Pemasangan.

A. Instalasi dalam Gedung.

a. Pemasangan instalasi harus benar-benar lurus dan untuk pipa tegak lurus harus betul-betul vertikal dan terpasang stabil.

b. Peil-peil ketinggian, kemiringan harus sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar rencana.

c. Semua pipa yang tertanam baik dalam tanah maupun didalam dinding tembok harus sudah selesai terpasang sebelum pekerjaan lantai dan pekerjaan plesteran.

d. Pembelokan pipa harus dilakukan dengan alat penyambung yang sesuai dengan jenis pipa, demikian pula halnya untuk pencabangan-pencabangan harus memakai T connection dan T cross.

e. Kontraktor tidak dibenarkan merubah bentuk, utuh pipa dengan cara apapun, baik cara mekanis maupun cara pemanasan.

f. Seluruh pipa yang dipasang baik secara horizontal maupun vertikal harus diperkuat dengan alat penggantung (hangers) dan dijangkar (anchors).

g. Jarak tiap-tiap hangers maximum 3 M, sedangkan untuk anchors diletakkan pada masing-masing lantai.

h. Sebelum pipa terpasang maupun perlengkapannya, Kontraktor harus benar-benar memeriksa bahagian dalam dari pipa tersebut apakah sudah betul-betul baik dan tidak ada bahan-bahan lain yang menyumbat atau menyekat lobang-lobang pipa.

i. Pipa yang dipasang tidak diperkenankan cacat atau bocor sekalipun halus, dan harus senantiasa menurut petunjuk Pengawas.

j. Sambungan ulir sebelum dilaksanakan penyambungannya, maka sambungan harus dilapisi terlebih dahulu dengan redlead cement yang memakai pintalan atau pita khusus.

k. Pada penyambungan glens/ flenset, perlu dilengkapi dengan ring type gashet untuk menjamin keutuhan dan kekuatan sambungan pipa.

l. Sudut sambungan antara dua pipa tidak diperkenankan besar dari yang dijinkan pabrik.

m. Setiap pipa yang apabila diperlukan pemotongan, ataupun hal lain yang terpaksa sedikit menyimpang akibat kondisi lapangan, maka harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pengawas, sedangkan semua ujung pipa yang tidak dilanjutkan harus ditutup dengan dop atau plag.

n. Untuk kutup penutup yang mempunyai diameter sampai dengan 3 inchi digunakan sambungan ulir, sedangkan untuk pipa dengan diameter lebih dari 3 inchi harus menggunakan sambungan flen flendsed.

o. Bila pipa-pipa menembus dinding atau pondasi maka pipa harus diberi perlindungan (sleeves) yang terbuat dari besi/ baja, dimana antara pipa dan sleeves harus diberi flexible selain material.

p. Peralatan pipa maupun dimensi yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana.

B. Instalasi Luar Masjid

a. Pipa-pipa yang melintasi jalan kendaraan harus diberi pelindung/ tahan terhadap beban tekan kendaraan dengan buis beton, dan lapisan dasar harus ditimbun pasir dengan ketebalan minimal 10 cm atau menurut petunjuk Pengawas.

b. Pipa-pipa yang dibangun sekeliling bangunan harus menurut kedalaman atau peil-peil yang ditentukan, dan galian harus diberi timbunan pasir minimal tebal 10 cm.

c. Sewaktu pelaksanaan pemasangan pipa harus bebas dari genangan air kotor ataupun air hujan.

Pasal. 19.

Pekerjaan Fixtures

1. Pekerjaan ini meliputi :a. Pasangan material sanitair, wastafel, urinoir, closet duduk/ jongkok, toilet, kran-kran.

b. Floor drain

2. Pekerjaan WC

a. Material dan Pemasangan.

b. Keramik dan WC

a) Keramik yang digunakan pada WC adalah bahan keramik yang bermutu baik, sekwalitas Super Italia atau Mulia, ukuran keramik yang digunakan lantai 20 x 20 ( bermotip ), dinding 20 x 20, Urinoir 20 x 20, Bak air 20 x 20.

b) Sebelum dipasang keramik lantai WC terlebih dahulu dilapisi dengan water proofing. Untuk dinding WC dipasang water proofing setinggi 20 cm dari lantai.

c) Bahan pengisi pasangan keramik digunakan semen warna yang sesuai dengan warna keramik dan harus memenuhi standard SII.

d) Keramik yang didatangkan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas terlebih dulu.

e) Pemasangan/ pembuatan bak air, urinoir ini dimensinya harus sesuai dengan gambar rencana dan menurut petunjuk Pengawas.

f) Pelapisan dengan keramik harus dilakukan dengan rapi dengan siar merapat satu dengan yang lainnya dan saling tegak lurus.

g) Ketebalan bak air, urinoir harus dipasang batu dengan tebal akhir sama dengan ukuran keramik yang dipasang atau sesuai dengan gambar.

h) Keramik dipasang tidak satu persatu seperti sistem tradisional, melainkan dimana bidang akan dipasang keramik, harus diplester rata sampai setengah kering, dan kemudian di achi dengan adukan semen dan pada saat yang sama langsung ditempelkan keramik secara teratur.

i) Bahan isian dari pasangan keramik ini adalah semen warna, dengan warna yang sesuai dengan warna keramik, dan pengisiannya dilakukan secara rapi dan bersih, atau dengan pengolesan bubuk kering secara padat gangguan minimal selama 3 hari.

j) Bak air harus bersih dari segala noda-noda semen yang melekat padanya, begitupun kotoran-kotoran lain harus disingkirkan dari permukaan.

k) Warna keramik pada WC disesuaikan dengan keinginan Pihak Proyek .

3. Kran - kran.

a. Seluruh kran yang digunakan adalah setara merk SAN EI.

b. Bentuk dan ukuran kran-kran harus disesuaikan dengan pernyataan dalam gambar rencana dan brosur-brosur alat sanitair.

c. Stop kran yang digunakan adalah yang setara dengan merk kitazawa, yang terbuat dari bahan kuningan dengan putaran berwarna, diameter dan penempatan/ kedudukan sesuai dengan yang disajikan dalam gambar rencana.

d. Kran-kran sebelum didatangkan oleh Kontraktor harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas tentang bentuk, merk, type yang digunakan, dan pengawas berhak menolak dari segala jenis material yang tidak memenuhi standard persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi atau meyimpang dari gambar-gambar rencana.

4. Wastafel dan Kloset.

a. Wastafel dan kloset yang digunakan adalah ex TOTO atau sekwalitas, hijau muda.

b. Wastafel tersebut dipasang adalah yang telah diseleksi oleh Pengawas dan diyatakan baik, tidak ada bagian yang cacat, retak dan lain-lain sebagainya.

c. Wastafel tersebut harus dipasang dengan kokoh, letak dan ketinggiannya sesuai dengan gambar rencana, harus terpasang waterpass, tidak labil dan bersih dari segala noda-noda semen yang melekat padanya.

d. Sambungan instalasi plumbing dengan komponen wastafel tidak boleh bocor dan harus terpasang stabil dan rapi.

5. Floor drain.

a. Floor yang digunakan adalah merk SAN EI metal verchroom dengan diameter lobang 2 inchi, dilengkapi dengan sipon dan penutup berengsel. Satu dan lain hal sesuai dengan gambar.

b. Floor drain dipasang ditempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.

c. Floor drain yang akan dipasang adalah yang dalam keadaan baik dan telah diseleksi terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

d. Pada titik-titik yang dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.

e. Hubungan floor drain dengan beton lantai harus menggunakan bahan perekat beton kedap air, dengan kwalitas terbaik, dan pada lapisan teratas diberi lapisan lem setebal 5 mm yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.

f. Floor drain harus terpasang water pass, rapi, dan bersih dari noda-noda semen, selanjutnya Konsultan Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh pekerjaan yang tidak sempurna atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan dari gambar rencana.

g. Konsultan Pengawas berkewajiban menolak sebagian atau seluruh dari setiap pekerjaan yang tidak memuaskan, atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan dari gambar rencana.

Pasal. 20.

Instalasi Air Kotor1. Lingkup Pekerjaana. Pemasangan pipa-pipa air kotor atau air bekas yang dimulai dari seluruh fixtures pada bangunan sampai pembuangan akhir diluar bangunan, termasuk bak kontrol.

b. Termasuk sistem perpipaan vent yang berfungsi untuk mengalirkan gas/ udara bau busuk yang ditimbulkan oleh air kotor, penyaluran uap kimia dan lain-lainnya.

2. Material

a. Seluruh pipa saluran air kotor dan pengaliran air hujan dari talang air (got) digunakan pipa PVC kelas medium (AW) dengan kwalitas yang setara dengan Dralon dan mampu menahan daya desak air minimal 5 Kg/cm2 atau menurut petunjuk pengawas.

b. Bentuk penampang pipa yang akan dipasang harus bulat utuh sempurna, permukaan licin luar dalam, bisa diatur kelurusannya dan memenuhi persyaratan-persyaratan SII.

c. Seluruh floor drain dari slean out yang dipasang disetiap titik lantai seperti yang tertera dalam gambar rencana harus memakai lapisan water proofing dengan konstruksi dapat mencegah perembesen air sepanjang pipa yang dipasang.

3. Pemasangan

a. Pemasangan pipa instalasi air kotor dimulai dari kedudukan-kedudukan alat-alat fixures, bak-bak pembuangan, sampai penyambungan ke bak pengolah air buangan diluar bangunan.

b. Letak-letak pemasangan/ jalur-jalur instalasi harus sesuai dengan gambar rencana.

c. Seluruh sock connection, yang digunakan harus berkwalitas baik dan sama jenis bahannya dengan pipa yang dipasang.

d. Penyambungan dengan sock connection, Y connection atau T connection harus menggunakan perekat khusus PVC, dimana daerah sambungan harus dibersihkan dari kotoran dan minyak, cat dan kotoran lainnya sebelum sambungan dipasang.

e. Pada pembelokan arah tertentu, atau setiap jarak kelurusan minimal 10 M sebagaimana yang disajikan dalam gambar rencana harus memakai bak kontrol.

f. Penyambungan-penyambungan pipa yang ditanam dalam tanah dimana ada kemungkinan pembebanan, atau pada daerah rawan terhadap tekanan, maka sambungan harus didukung oleh bantalan beton, sehingga kedudukannya tidak berobah bila terjadi tekanan.

g. Pipa vent service harus dipasang minimum 20 cm dari permukaan banjir maximal sanitair dan dipasang dengan kemiringan 1% untuk vent mendatar.

h. Pemasangan pipa pembuang air hujan harus melalui kolom tertentu sebagaimana yang tercantum dalam gambar rencana, dan menurut petunjuk Pengawas.

i. Sebelum dilakukan pengecoran kolom dimana ditemui pemasangan pipa pembuangan air hujan, atau air bekas lainnya, harus dijaga agar lobang pipa tidak kemasukan coran.

j. Setiap jenis kegiatan yang dilakukan Kontraktor harus sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Pasal. 21.

Tanki Septic Tank dan Rembesan

1. Pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan inlet vent, out let pada tangki septick tank.

b. Pemasangan siphon pada tangki septick.

c. Pembuatan bak pengatur aliran umtuk lobang rembesan.

d. Pemasangan material untuk bidang rembesan.

2. Material

a. Untuk pipa inlet, out let dan siphon pada tangki septictank digunakan pipa PVC kelas madium.

b. Pipa vent untuk tangki septictank adalah pipa galvanis dengan ukuran sesuai gambar rencana, dan penyaluran air kotor kelobang rembesan digunakan pipa PVC, dengan klas yang sama dengan pipa air bangunan.

c. Kerikil yang digunakan untuk bidang rembesan harus berukuran diameter 2,5 sampai 4 cm, bebas dari kotoran dan lumpur.

3. Sistem Pemasangana. Saluran-saluran inlet dan out let

a) Apabila pipa dipasang dibawah sloof atau pondasi maka pipa harus dilengkapi pengaman konstruksi beton.

b) Ukuran pipa inlet adalah 4 dengan kemiringan 2% dan setiap pipa tak boleh bocor.

c) Semua jaringan air kotor/ rembesan ditanam didalam tanah, dengan kedalaman lebar galian dan susunan material yang dipakai dalam konstruksi rembesan agar disesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk Pengawas.

d) Semua galian dimana pipa akan ditanamkan, maka sebelum pipa yang dipasang, dimana galian harus kering atau bebas dari genangan air, dan tidak diperkenankan memasang pipa didalam air.

e) Setelah jaringan pipa air kotor/ rembesan dipasang sedemikian rupa, maka Kontraktor harus menchek kembali tentang kelurusan, kemiringan, sambungan-sambungan sebelum dilakukan pengurugan sempurna.

f) Pemasangan pipa inlet tersebut tidak diperkenankan mempunyai banyak belokan-belokan dan apabila jarak pemasangan pipa inlet mencapai 10 M lebih, maka setiap belokan yang terjadi harus dibuatkan bak kontrol.

g) Saluran inlet yang masuk ketangki septictank harus mepunyai ketinggian minimal 10 cm dari out let yang keluar dari tangki-tangki septictank.

b. Tangki Septictank

a) Dimensi tangki septictank sesuai dengan gambar rencana dan batang tubuh tangki septictank dapat digunakan buatan pabrik maupun dibuat langsung dengan konstruksi beton bertulang atau pasangan bata satu bata.

b) Tangki septictank harus diperlengkapi dengan celah kontrol untuk pengoperasian pembersihan, dan tangki septictank ini diperlengkapi dengan vent T berdiameter 2 sampai dengan 4 dari jenis GIP.

c. Lobang Rembesan

a) Pembuatan lobang rembesan sekurang-kurangnya berjarak 3 m dari pinggir tubuh septictank.

b) Pipa-pipa yang dipakai untuk bidang rembesan adalah PVC dengan diameter 4 diberi berpori dan dipasang dengan kemiringan 2 sampai 3%. Jarak antara pembuatan pori-pori ( 5 cm, dengan besar lobang pori 0,5 sampai 1 keujung pipa, sesuai dengan gambar.

c) Disekitar pipa rembesan ditempatkan batu kerikil dengan lapisan dasar 4 cm dan lapisan kedua dengan diameter 0,5 sampai 2 cm kemudian dilapisi pasir kasar, semua bahan ini harus bebas dari lumpur , selanjutnya diberi lapisan ijuk dan demikianlah selanjutnya dilaksanakan lapisan-lapisan secara berselang seling dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana dan menurut petunjuk Pengawas.

d) Pipa rembesan tersebut dibalut dengan ijuk minimal setebal 8 cm, sedangkan bak pengaturan aliran ke lobang rembesan disesuaikan dengan gambar rencana yang memakai pasangan bata trasram campuran 1 Pc : 2 Ps dan menurut petunjuk Pengawas.

Pasal. 22.

Pekerjaan Listrik1. U M U Ma. Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua persyaratan yang ada seperti:

a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987

b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No: 023/PRT/78 tentang Peraturan Instalasi Listrik.

c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No: 024/PRT/78 tentang Syarat-syarat penyambungan Listrik.

d) AVE Belanda

e) Disamping itu pelaksana pekerjaan Elektrikal ini harus dilakukan oleh pelaksana yang terdaftar di PLN dan mempunyai Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN.

b. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum dalam :

a) Spesifikasi

b) Gambar Rencana dan

c) Berita Acara Aanwijzing.

c. Sumber daya listrik diambil dari Main Distribusion Panel ( MDP) dan Panel Emergensy, yang ada di plant room.

d. Fasilitas Instalasi Listrik tersebut digunakan untuk :

a) Penerangan untuk di dalam gedung.

b) Penerangan untuk diluar gedung (parkir, teras dll)

c) Stop kontak biasa dan tenaga.

d) Peralatan-peralatan lain.

e. Persyaratan Kontraktor Listrik.

a) Harus mempunyai SIKA - PLN golongan C yang masih berlaku.

b) Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/ Direksi lapangan.

f. Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (Shop Drawing), dan rencana kerja sebelum melaksanakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Pengawas/ P