rks & syarat2 teknis

29
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis SPESIFIKASI TEKNIS Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digu produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. etoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan; !. "adual #aktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; $. %arus men&antumkan ma&am, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama mini diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; '. %arus men&antumkan syarat(syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; ). %arus men&antumkan syarat(syarat pengujian bahan dan hasil produk; *. %arus men&antumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diing +. %arus men&antumkan tata &ara pengukuran dan tata &ara pembayaran. A. SPESIFIKASI UMUM 1. KETENTUAN UMUM 1.1 ontraktor harus melindungi -emilik dari tuntutan atas %ak -aten, ise %ak ipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digu disediakan ontraktor untuk melaksanakan pekerjaan. 1.2 0pabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan St diajukan oleh ontraktor, ontraktor harus menjelaskan se&ara tertulis ireksi -ekerjaan, sekurang(kurangnya 2* harisebelum ireksi -ekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak. 1.3 alam hal reksi -ekerjaan menetapkan bah#a Standar yang diajukan ontr tidak menjamin se&ara substansial sama atau lebih tinggi dari disyaratkan , maka ontraktor harus tetap memenuhi ketentuan St disyaratkan dalam okumen ontrak. 1.! Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar &alon pena#a menyusun pena#arannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebu -emilik tanpa &atatan dan persyaratan lain dalam pena#arannya. 1.$ arang, bahan yang akan digunakanuntuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri. 1.' Standart yang digunakan adalah Standart asional 4S 5, S55, S 56 unt bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau re7isi 0ST, S, padanannya se&ara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar asio - 1 -

Upload: iqbal-muhammad

Post on 06-Oct-2015

294 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

rk

TRANSCRIPT

BAB I

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;2.Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;

3.Metoda pelaksanaan harus logis, realistikdan dapat dilaksanakan;

4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;

5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. SPESIFIKASI UMUM

1.KETENTUAN UMUM

1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.

1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau Ditolak.

1.3 Dalam hal Dreksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan , maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.

1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri.

1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang, bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan Standart satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.

1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar ganti rugi yangberkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk apapun yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.

2.HUKUM DAN PERATURAN

Kontraktor harus mengetahui, memahami dan mematuhi ketentuan hukum dan Peraturan mengenai Lingkungan Hidup, Keselamtan Kerja, Perpajakan, Bea Cukai, Ijin Pemasukan Barang, Import dan Komoditi, penyimpanan merupakan keharusan bagi kontraktor mengikuti prosedur yang harus ditempuh.

Dengan tidak mengurangi kewajiban Kontraktor akan hal tersebut diatas, Kontraktor harus mematuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan sebagai berikut:

2.1Dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikut sertakan Perusahaan Golongan Ekonomi Lemah Setempat/Koperasi sesuai surat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Keuangan dan Pengawasan Pembangunan No. S.91/M.EKKU/1997 tanggal 23 Juli 1997 tentang: Peningkatan Peran Serta dan Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Koperasi dalam pengadaan barang/jasa Instansi Pemerintah.

2.2.Untuk melindungi tenaga kerja, Kontraktor wajib melaksanakan program JAMSOSTEK sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1989 tanggal 27 Januari 1989 Jo. Surat Kakanwil No. KEP-07/Men/ 1989. Departemen Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Istimewa Aceh Nomor : PR.06.07-W.01/BJ.3/660 tanggal 10 Agustus 1998.

3.PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

3.1.LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PEKERJAAN

Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang telah ditetapkan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:

3.1.1 Prosentase total pekerjaan yang telah dilaksanakan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

3.1.2 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang telah diselesaikan, disertai dengan prosentase rencana yang diprogramkan, dan diberi keterangan mengenai kemajuan pekerjaan.

3.1.3 Jadwal rencana kegiatan mendatang yang akan dilaksanakan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaian.3.2. LAPORAN HARIAN

Kontraktor harus membuat laporan harian atau laporan periodik atas setiap bagian pekerjaan yang diminta Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan dimaksud harus memuat, tetapi tidak dibatasi, data-data berikut:

Keadaan cuaca, jumlah tenaga staf dan buruh yang dipekerjakan serta keterampilannya, jumlah bahan-bahan di tempat pekerjaan, jumlah bahan yang sedang dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data percobaan laboratorium, kecelakaan dan informasi yang lain yang berkaitan erat dengan kemajuan pekerjaan.

3.3.RAPAT BERSAMA UNTUK MEMBICARAKAN KEMAJUAN PEKERJAANRapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

4.BAHAN-BAHAN DAN ALAT YANG HARUS DISEDIAKAN KONTRAKTORKontraktor harus menyediakan seluruh alat produksi dan material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan kecuali bila disebutkan tersendiri di dalam Kontrak. Jika tidak ditentukan lain, segala peralatan dan material yang membutuhkan bagian pekerjaan baru dan harus disesuaikan dengan standar menurut dokumen lelang. Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus mengutamakan produksi dalam negeri.

Apabila disebabkan karena sesuatu hal sehingga bahan yang dimaksud tidak dapat diperoleh di dalam negeri, maka Kontraktor dapat melakukan pemesanan dari luar negeri setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Pekerjaan. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi, bilamana bermaksud untuk mensuplai peralatan dan material yang tidak sesuai dengan standar sebagai tersebut di atas dan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.

5.ALAT-ALAT PRODUKSI

Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan serta suku cadang dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk tidak memperlambat pelaksanaan pekerjaan.

6.MATERIAL PENGGANTI

Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat menggunakan material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.B. SPESIFIKASI TEKNISPasal 1

SKOPE PEKERJAAN

Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :

1. Pekerjaan Persiapan.2. Pemasangan Bouwplank.3. Penimbunan dan Penggalian4. Pekerjaan Pondasi.5. Pekerjaan Beton Bertulang.6. Pekerjaan Batu Gunung.7. Pekerjaan Dinding.8. Pekerjaan Plesteran.9. Pekerjaan Atap.10. Pekerjaan Pelapis Lantai.11. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela.12. Pekerjaan Kaca.13. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung.14. Pekerjaan Sanitair / Plumbing.15. Pekerjaan Pengecatan16. Pekerjaan Elektrikal.17. Pekerjaan Pengadaan Alat.18. Penutup.

Pasal 2

PEKERJAAN PERSIAPAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban :

1.PEMBERSIHAN LAHANPembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar kayu.

2.PAGAR SEMENTARA

Apabila diperlukan untuk pengamanan Kontraktor harus membuat pagar sementara pada daerah kerja dan semua tanah yang ditempati untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak atas biaya dari kontrak sendiri..

Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum, jalan kereta api, harus merupakan tipe yang diminta dan disetujui oleh Pemerintah Setempat.

3.SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN

3.1Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC.

3.2Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaandan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperlua pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

3.3Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan penerangan Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

3.4Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggungan jawab Kontraktor.

Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.

4.BARAK UNTUK PEKERJAAN, RUANG DIREKSI, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN1. Barak untuk kerja, ruang direksi, gudang dan ruang rapat dilapangan dibuat ditempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan, dan lengkap dengan peralatannya letak ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

2. Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan.

3. Ruang Rapat Lapangan.

Pembuatan Ruang rapat lapangan dibuat di lokasi proyek untuk melaksanakan rapat-rapat bersama dan lain-lain.5.YANG HARUS DISERAHKAN PADA PROYEK

Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal dari yang dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan menyerahkan pada Direksi seperti yang ditentukan dalam pasal ini.

Kontraktor tidak membongkar atau merusak bangunan, peralatan, barang-barang yang berfaedah, kantor-kantor, gudang dan lainnya seperti tercantum dalam spesifikasi ini.

Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus dibersihkan dan dalam keadaan baik kecuali untuk yang dibongkar bila diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.

6.KESELAMATAN KERJA

6.1Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.

6.2Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

7.PAPAN NAMA PROYEK

7.1Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan.

7.2Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Ukuran papan (120 x 90) cm harus dibuat dari papan kayu kelas II dan dilapisi dengan BWG 28 atau yang sejenis.

b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas I ukuran (5x7) cm.c. Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah terletak setinggi 2 m dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan penyokong ditanam, di dalam lubang yang kemudian dicor dengan beton tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam volume) sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.d. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat dasar sekali dan cat penutup sekali. Dipapan nama ditulis sebagai berikut atau sesuai dengan petunjuk Direksi :

JUDUL KEGIATAN PROYEK

Nama Kegiatan

Nama Pekerjaan

Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan.

Besar Nilai Kontrak.

Nama (Badan) Sumber Dana.

Nama Kontraktor.

Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya kepada Direksi Pekerjaan.

8.PHOTO KEMAJUAN PEKERJAAN

Kontraktor harus menyerahkan photo berwarna kepada Direksi mengenai kemajuan pekerjaan (dengan ukuran tidak kurang 8 cm x 12 cm) pada lokasi yang telah ditentukan Direksi selama masa Kontrak.

Photo diambil pada waktu awal dan selesainya pelaksanaan pekerjaan, serta pada waktu yang ditetukan oleh Direksi.Photo yang harus diserahkan kepada Direksi dilampirkan pada laporan kemajuan bulanan dan masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap. Tanggal dan penjelasan dari tiap photo perlu dicantumkan. Biaya pembuatan photo tidak akan dibayar terpisah dan dianggap termasuk dalam harga satuan untuk tiap pekerjaan pada Biaya Kuantitas PekerjaanPasal 3PEMASANGAN BOUWPLANK

1.Lingkup pekerjaan

Meliputi seluruh keliling bangunan.

2.Persyaratan bahan

Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan untuk papan 2/18 cm.

3. Pedoman pelaksanaan

Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku Bouwplank harus terpasang kuat. Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda paku dan garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan.

Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.

Pasal 4PENIMBUNAN DAN PENGGALIAN 1.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Tanah terdiri dari:

Timbunan lahan

Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi).

Timbunan kembali galian tanah pondasi.

Timbunan tanah dan pasir bawah lantai.

Perataan tanah sekeliling bangunan.

Timbunan Lahan

Daerah yang akan di timbun harus dibersihkan dari rumput dan akar akar dan disingkirkan sampai pada kedalaman 1,5 meter dari permukaan tanahRumput / tanaman dan akar serta kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut harus disingkirkan dari daerah pembangunan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.Seluruh lahan / site yang direncanakan untuk peletakkan bangunan harus ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik dari sisa sisa kotoran (rumput, akar akar dan lainnya).

2.Persyaratan bahan

Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah urug dan pasir urug kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urug harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya3.Pelaksanaan Penggalian

3.1Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan.

3.2Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :

a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.

b. Metode atau schema penggalian.

c. Peralatan yang digunakan.

d. Jadwal waktu pelaksanaan.

e. Pembuangan galian.

f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.

3.3Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar galian tetap kering, oleh karenanya Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.

3.4Galian timbunan tanah untuk pondasi samaran dan galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam , lebar dan sesuai dengan Pil pil yang tercantum dalam gambar3.5Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja, kelalaian dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.6Penyangga/Penahan Tanah

3.6.1Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jaawab dari Kontraktor yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Kontraktor harus memasang buis beton dengan berdiameter 100 cm dengan kedalaman yang ditentukan dalam gambar.3.6.2Apabila diperlukan penggalian tegak dengan buis beton diameter 100 cm yang akan dimasukkan kedalam tanah. Konstruksi-konstruksi turap tersebut harus direncanakan dan dihitung oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Selama pelaksanaan tanah di belakang galian tidak boleh longsor. Semua biaya buis beton dan perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalm kontrak.

3.6.3Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang termasuk dalam kontrak.3.6.4Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan tersebut dengan bahan pondasi yang sesuai digan spesifikasi pondasi.4.Penimbunan

4.1Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).

4.2Penimbunan harus dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm hamparan setiap lapisan.

4.3Penimbunan Kembali

4.3.1Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan dan pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.

4.4Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah

4.4.1Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing bangunan dan lain-lain sampah, sebelum pengurugan tanah dimulai.

4.4.2Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat tanah, tebing-tebing harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.

4.4.3Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya dan penggilingan.

Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas.

4.4.4Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan yang ditentukan di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisanlapisan urugan utnuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm per lapisan.

4.4.5Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 15 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4.4.6Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat, dimana dasar pondasi harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti di atas harus dipenuhi dengan kepadatan 95 % dalam lapisan-lapisan 20 cm.

Pasal 5PEKERJAAN PONDASI

1.Lingkup pekerjaan

Meliputi seluruh pengerjaan lantai kerja, pondasi pasangan batu kali/batu gunung dan beton cyclopen, seperti yang tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

2.Persyaratan bahan

Seluruh bahan yang digunakan untuk pondasi harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton/beton bertulang.

3.Pedoman pelaksanaan

a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

b. Pemborong wajib melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm. d. Pondasi Sumuran dibuat dari pengecoran beton cyclopen dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan diatasnya memakai poer 0.60 x 0.75 (lihat seperti dalam gambar khusus untuk puskesmas).e. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada pasal 5.Pasal 6PEKERJAAN BETON BERTULANG

1.Pekerjaan beton bertulang

a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :

Mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa

Mutu beton K175 untuk kolom praktis

Mutu beton K225,K250 untuk:

Pondasi beton bertulang;

Sloof beton bertulang;

Kolom beton bertulang;

Balok-balok beton bertulang;

Plat lantai beton bertulang.

Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan memperhatikan data-data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.

Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).

Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15 mm panjang 30 cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dana diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar mandi dan WC, talang beton, dan lantai.

Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong.

Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.

Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 3, 7, 14, 21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971.

Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer.

Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.

Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor.

Diluar uraian diatas untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

2. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting

Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja, harus mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran berikutnya untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali dalam waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas.

Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja harus mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem acuan/bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji laboratorium dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.

Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari beton rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari yang diperhitungkan, acuan/bekisting dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.

Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik hasil pengecorannya.

3. Pekerjaan Besi

Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < 14 mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran 14 mm digunakan U 32.

Bending Schedule dan Pergantian Besi

a.Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat Bending Schedule (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :

Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yag tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk informasi.

Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan kostruksi.

Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi.

Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).

Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian pengetar.

Toleransi besi

Diameter, ukuran sisi

(jarak antara dua diameter

permukaan yang berlawanan)

Variasi dalam berat

Yang diperbolehkanToleransi

Dibawah 10 mm

10 mm sampai 16 mm

(tapi tidak termasuk

diameter 16 mm)

16 mm sampai 28 mm

(tapi tidak termasuk

diameter 28 mm) 7%

5%

4% 0,4 mm

0,4 mm

0,3 mm

4. Perawatan Beton

Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemunngkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan anatara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.Khusus untuk pelat lantai yag akan diberi lapisan waterproofing pembasahan terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus diperbaiki oleh Pemborong sampai disetujui oleh Direksi/Kosultan Pengawas.Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh diganggu.Tidak diperkenankan unntuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan unnntuk mengangkut bahan-bahan berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting lantai yanng dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.Perawatan degan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.5. Tanggung Jawab Pemborongan

Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar Kerja yang diberikan. Kehadiran Direksi/Konsultan Pengawas selaku wakil pemberi tugas atau Kosultan Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab.

6. Perbaikan Permukaan Beton

Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir yang tidak tidak mengalami finishing arsitektur sehingga akan ada pekerjaan plesteran baik untuk balok, kolom dan pelat lantai. Tapi apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan lain-lain maka harus dilakukan hal-hal seperti langkah berikut ini.

Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.

Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas biaya Pemborong.

Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan yang lainnya yag tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

7. Bagian-bagian Yang Tertanam Dalam Beton

Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.

Dipergunakan juga tempat untuk klos-klos untuk kosen atau instalasi.

8. Bahan

a. Semen

Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :

Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.

Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.

Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.

b. Pasir Beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

c. Kerikil

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

d. Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

e. Besi Beton

Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm untuk ukuran < 14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm) untuk ukuran 14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan :

Harus ada persetujuan Direksi.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

9. Cetakan dan acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasaal 5.1 PBI-1971.

10. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc : 1 Ps : 2 Kr. Untuk kolom praktis, balok latai, luifel dan meja washtafel menggunakan mutu beton K175 dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor ( Water Profing ).

11. Adukan Beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :

Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

12. Pengecoran

Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.

Apabila pengecoran harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

13. Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)

Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.Pasal 8PASANGAN BATU GUNUNG1.Uraian Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu gunung yaitu pondasi konstruksi ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari Direksi. Pemasangan batu kali/gunung harus mengikuti spesifikasi ini dan spesifikasi lainnya yang melibatkan pekerjaan ini dan harus sesuai dengan bentuk, ketinggian dan bentuk yang ditentukan dalam gambar rencana atau persetujuan Direksi/Pengawas.2.Material

a).Batu

Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh Direksi atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan dipergunakan.

Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana, batu harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 11/2 kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari 11/2 kali lebarnya. Setiap batu harus baik bentuknya dan bebas dari penyusutan dan berkurangnya kekuatan batu.b).Adukan semen

Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps3.Pelaksanaana).Pemilihan dan penempatan

Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lain sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum pasangan batu dipasang.

Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun dan dasarnya harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen diletakkan.Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan ruang diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus disusun paralel dengan muka dinding dimana batu disusun.b).Dasar dan hubungannya

Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai 5 cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu terus menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh bersinggungan tetapi harus dilapisi dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan siar tidak boleh dari 2 (dua) batu.Batu dapat membuat sudut dengan garis vertikal dari 0 sampai 45 tidak boleh ada pertemuan dengan 4 (empat) sudut batu sekaligus.c). Penyelesaian

Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk menghindari adanya genangan air.d). Batu Gunung Sebelah Luar

Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai disusun dan adukan masih baru atau basah, seluruh permukaan batu dibasahi dan sisa-sisa adukan dibersihkan sampai bersih.Pasal 9PEKERJAAN DINDING1.Lingkup PekerjaanPemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata seluruh dinding ruangan, penahanan tanah emperan keliling bangunan, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

2.Dinding Bata

2.1Persyaratan Bahan

a. Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm denagn toleransi 5 mm. Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas

b. Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat.c. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

2.2Persyaratan Adukan

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat, mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

2.3Pedoman Pelaksanaan

a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:

Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC).

Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.

Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.

b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

Pasal 10PEKERJAAN PLESTERAN1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, dan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan. 2. Persyaratan Bahan

Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.3. Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :

Dinding dibersihkan dari semua kotoran

Dinding dibasahi dengan air

Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.

Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.

b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps , sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.

c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesterannya.Pasal 11PEKERJAAN ATAP1. Lingkup PekerjaanPekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua rangka atap dan penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap.Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya sehingga pekerjaan ini didapat hasil yang baik.2.Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan

2.1Persyaratan BahanRangka atap baja ringan yang digunakan adlah terbuat dari bahan zincalume dengan komposisi 55% aluminium, 43,5 % seng, dan 1.5 % silikon alloy dengan ketebalan 0.7mm.2.2 PelaksanaanPelaksanaan rangka atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli atau disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.3.Pekerjaan Penutup Atap

3.1Bahan yang digunakan

Untuk atap digunakan Atap Primandex 0,35 dan bumbungan memakai jenis yag sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus standar (SNI).

3.2Pedoman Pelaksanaan

a. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku ulir (paku khusus untuk atap).

b. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.

c. Alur seng harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.

d. Bubungan ditutup dengan seng bubungan. Tindisan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik minimal 10 cm.

e. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

Pasal 13PEKERJAAN PELAPIS LANTAI1.Pekerjaan Pelapis Lantai

1.1Lingkup Pekerjaan

Pemasangan lantai dibuat untuk semua lantai Bangunan Utama, selasar depan dan sekeliling bangunan, Car port, Lantai Kamar Mandi.Pekerjaan ini terdiri dari :

Lantai beton cor didalam Bangunan.

Lantai beton cor diluar bangunan.

1.2Bahan

Beton tumbuk campuran 1: 3 : 6 setebel 7 cm untuk lantai.

Dasar lantai dilapis pasir pasangan setebal 10 Cm.

1.3Pemeriksaan

Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.

1.4Adukan

Untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.Pasal 14PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA

1.Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan, serta pembuatan dan pemasangan komponen kayu dan tempahan terdiri dari :

Kosen, daun pintu, jendela, pintu sorong dan ventilasi sesuai gambar.

2.Persyaratan Bahan1. Bahan produksi Pabrikan dengan kualitas baik untuk pembuatan jenis besi hollow dan plat.

2. Kayu yang dipakai untuk kosen kayu dengan kualitas kelas II.3. Bentuk profil sesuai shop drawing yang disetujui Pemberi Kerja/Pengawas.

Persyaratan bahan yang dipergunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan kosen kayu dan tempahan serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.Konstruksi kosen kayu dan tempahan yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.Seluruh bahan berwarna harus datang di site dengan dilengkapi bahan pelindung/pembungkus dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan Pemilik Proyek/Pengawas.Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang dipersyaratkan.Untuk keseragaman warna diisyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :(Untuk tinggi dan lebar : 1 mm(Untuk diagonal : 2 mm3.Syarat-syarat Pelaksanaan Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi lapangan (ukuran) dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan model tempahan yang berhubungan dengan system konstruksi bahan lain.Prioritaskan proses pabrikasi harus siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan mebuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti seperti dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.Pasal 15PEKERJAAN KACA1. Lingkup PekerjaanMenyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk melaksankan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan rapi.

Pekerjaan ini meliputi :

Pemasangan seluruh kaca-kaca jendeladan ventilasi.

Pemasangan peralatan karet, silicon dan lain sebagainya (bila ada pekerjaan alluminium).

2. Persyaratan BahanBahan-bahan kaca pada daun jendela dan ventilasi yang akan digunakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm, kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan contoh-contoh kaca yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan Pemberi Kerja.

3. Persyaratan PekerjaanSemua pekerjaan dilaksankan dengan mengikuti pertunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan petunjuk Pemberi Tugas.

Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.

Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.

Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.4.Pemasangan KacaPemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang disebutkan dalam gambar seperti jendela dan ventilasi.

Ukuran, tebal, warna dan jenis kaca yang dipasang sesuai petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat tertulis, petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas.5.Shop Drawing dan ContohKontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.

Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas.

Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.Pasal 16PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG1.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

2.Persyaratan Bahan

Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari Stainlees ukuran 4" dan 3" kualitas baik. Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) yang berkualitas baik. Grendel dan hak angin berkualitas baik.

3.Pedoman Pelaksanaan

a. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap lembaran daun pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk alumunium dan dilakukan dengan alat khusus untuk kusen alumunium b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.

d. Grendel I buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.e. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur ( atau sejenis ) seperti tersebut pada ayat pasal ini.

Pasal 17PEKERJAAN SANITAIR/PLUMBING1.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan, penyambungan yang bersumber dari bangunan yang telah ada, penyediaan bahan-bahan kelengkapan, pipa-pipa PVC dan sebagainya sehingga instalasi berfungsi dengan baik.

2.Bahan

Pipa-pipa PVC yang digunakan Type AW dari beberapa ukuran, antara lain diameter, 1/2, 3/4, 3 dan 4.

Pipa diameter 1/2 dan 3/4 digunakan untuk instalasi air bersih serta ukuran 3 dan 4 untuk instalasi air kotor (Buangan KM/WC).Sebagai alat sambung digunakn sock drat, elbow dan T yang sesuai dengan spesifikasi dan ukuran bahan yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC.

Kran air yang digunakan harus poliakitact atau yang setara dari steinlessteel.

Kloset jongkok dan westafel menggunakan bahan keramik dengan Merek TOTO atau yang setara.

3. Pedoman PelaksanaanPelaksanaan secara umum mengacu kepada gambar detail dan persyaratan yang standar, atau ditentukan lain sesuai keadaan dilapangan.Pasal 18PEKERJAAN PENGECATAN1.Lingkup Pekerjaana. Meni besi untuk pintu tempahan.

b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kusen, daun pintu, daun jendela, daun ventilasi dan listplank yang nampak d.

Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidang beton.

2.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

a. Meni kayu dan besi Cap Avian atau setarab. Cat kayu Cap Avian atau setarac.

Cat tembok Dulux Weathershield atau setara..

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.

b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut:

2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.

1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu

Penghalusan dengan amplas

Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali

c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :

Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.

Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.

Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

d.Warna yang digunakan

Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :

Dinding dalam/luar digunakan warna peach dari merk Vinilex atau setara. Listplank papan digunakan cat kilat warna coklat kayu cap Avian atau yang setara.Pasal 19PEKERJAAN ELEKTRIKAL1.Pekerjaan Instalasi listrik

1.1Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada, peenyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan sebagainya sehingga listrik menyala.

1.2 Bahan-bahan yang digunakan

a. Kabel NYA dengan kualitas Golden life atau yang setara.

b. Pipa kabel dari PVC HIC khusus untuk instalasi listrik diameter 3/4".c. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.

d. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas.

e. Box Sekering (MCB) sesuai dengan gambar.f. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik,Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.

1.3Pedoman Pelaksanaan

a.Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).

b.Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.c.Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN) Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.

d.Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

e.Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar instalasi yang beersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian dari P.L.N.

Pasal 21PEKERJAAN SUMBER PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL)

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan, alat-alat bantu lainnya secara lengkap untuk kesempurnaan pekerjaan ini.2. Pelaksanaan Penggalian dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar kerja, kemudian bahan- bahan lapisan yang terdiri dari pasir, kerkil dan ijuk sesuai gambar. Pengecoran dinding dilakukan dengan ketentuan pengecoran sesuai pada pasal 3 dengan dimensi sesuai gambar kerja. Dinding beton diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Pc.Pemasangan pipa pembuangan menggunakan pipa PVC 3.Sebagai penutup SPAL dilakukan pengecoran plat 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.PEKERJAAN BESI

1. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan Profil Pagar BRC dan Pipa Galvanis dilakukan keseluruhan pagar .

2. Pedoman Pelaksanaan

Semua pekerjaan pagar besi dibuat di bengkel las, kontraktor pelaksana dilarang membuat dilapangan. Persyaratan Pengelasan/sambungan besi.

Semua sambungan besi menggunakan sistim pengelasan, pengelasannya harus rata pada seluruh sisi sambungan yang rapi, kuat serta digerenda yang bersih pada bagian yang dilas.

Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh kontraktor secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat :

Semua sambungan besi harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang atau water pass.

PEKERJAAN LAIN-LAIN1. Lingkup pekerjaannya Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas dibuat oleh kontraktor pelaksana dan kemudian dikonsultasikan dengan konsultan pengawas, dan pekerjaan administrasi proyek berupa :

i)Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak dibuat oleh pelaksana dan disetujui oleh pengawas.

ii)Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

iii)Dokumen foto :

Kontraktor diwajibkan membuat dokumen-dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapi dan diketahui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Taknis.2. Syarat-syarat foto dokumentasi :

a) Tiap unit pagar diambil dari dua arah

b) Gambar menyeluruh pandangan dari dua arah

c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut pengambilan tersebut pada butir (a).Gambar dimasukkan dalam album dan di serahkan kepada PEMILIK melalui DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima). Biaya dokumen merupakan tanggungjawab kontraktor, foto-foto tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran. Segala laporan dan catatan tersebut dalam ayat (i) dan (ii) pasal ini, dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) didisi pada formulir yang telah disetujui DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada ditempat pekerjaan.

KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK gambar as built drawing. As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serahterima pekerjaan kertas dalam ukuran A3 pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksir penawaran kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan kontrakor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna. Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah tertulis pengguna anggaran atau Pejabat pelaksana teknis kegiatan. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman yang harus ditaati oleh kontraktor dan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan pekerjaan ini. Serta Kontraktor pelaksana wajib menempatkan tenaga Teknisnya dilapangan yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas.

Pasal 22P E N U T U P

Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang jelas akan diterangkan / diberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita Acara.Konsultan Perencana

CV . Arasy Portal Counsultant

Eriza Fariansyah, ST

Direktur

- 29 -