rk iv

4
TES VITALITAS PULPA 7 1. Inspkesi : memeriksa dengan mengamati objek (gigi) seperti warna, ukuran, bentuk, permukaan karies, dll 2. Sondasi : dengan menggunakan sonde atau eksplores dapat diketahui kedalaman kavitas, dan reaksi pasien. 3. Perkusi : dilakukan dengan mengetukkan jari atau instrument kea rah jaringan untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periodontal atau tidak. 4. Palpasi : dengan cara menekan jaringan ke arah tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi. 5. Tes mobilitas : gigi di mobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi. 6. Tes suhu : tes yang dilakukan dengan iritan dingin atau panas, untuk mengetahui vitalitas gigi. 7. Tes elektrik : pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi. 8. Transluminasi : menggunakan illuminator dari arah palatal atau lingual, untuk mengetahui adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi vital. 12 Hasil tes vitalitas pulpa: 1. Positif (normal) Gigi yang dites member respon yang sama atau tingkat stimulasi yang sama dengan gigi sehat lainnya. Hasil seperti diatas menunjukkan pulpa masih vital dan tidak ada peradangan pulpa. 2. Berlebihan, sebentar Gigi yang dites memberi respon lebih besar dibandingkan gigi sehat lainnya, begitu juga dengan stimulasi ringan, meskipun demikian respon sakit hanya berlangsung kurang dari 15 detik. 3. Berlebihan, lama

Upload: greksildf

Post on 08-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

random

TRANSCRIPT

Page 1: rk iv

 TES VITALITAS PULPA 7

1.      Inspkesi : memeriksa dengan mengamati objek (gigi) seperti warna, ukuran, bentuk, permukaan karies, dll

2.      Sondasi : dengan menggunakan sonde atau eksplores dapat diketahui kedalaman kavitas, dan reaksi pasien.

3.      Perkusi : dilakukan dengan mengetukkan jari atau instrument kea rah jaringan untuk mengetahui adanya peradangan pada jaringan periodontal atau tidak.

4.      Palpasi : dengan cara menekan jaringan ke arah tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi.

5.      Tes mobilitas : gigi di mobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi.

6.      Tes suhu : tes yang dilakukan dengan iritan dingin atau panas, untuk mengetahui vitalitas gigi.

7.      Tes elektrik : pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi.

8.      Transluminasi : menggunakan illuminator dari arah palatal atau lingual, untuk mengetahui adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi vital. 12

Hasil tes vitalitas pulpa:1.      Positif (normal)

Gigi yang dites member respon yang sama atau tingkat stimulasi yang sama dengan gigi sehat lainnya. Hasil seperti diatas menunjukkan pulpa masih vital dan tidak ada peradangan pulpa.

2.      Berlebihan, sebentar

Gigi yang dites memberi respon lebih besar dibandingkan gigi sehat lainnya, begitu juga dengan stimulasi ringan, meskipun demikian respon sakit hanya berlangsung kurang dari 15 detik.

3.      Berlebihan, lama

Gigi yang dites memberi respon lebih besar dibandingkan gigi sehat lainnya, bila diberi stimulasi ringan.

4.      Negatif.

Gigi yang dites tidak memberi respon terhadap stimulasi, tapi gigi yang sehat memberi hasil positif. Hasil diatas menunjukkan pulpa nonvital dan kemungkinan nekrotik

5.      Positif palsu

Gigi yang dites memberi respon normal, tapi kondisi pulpa terlihat abnormal6.      Negatif palsu

Gigi yang dites tidak member respon terhadap stimulus tapi berbagai reaksi lainnya.7.      Tidak dapt di simpulkan

Page 2: rk iv

I. Tahap Aplikasi Bahan Resin Komposit1. Anastesi lokal (bila perlu)2. Isolasi dengan isolator karet.3. PreparasiBur diamond yang kecil dengan kecepatan lambat digunakan untuk membuang debris substansi karies. Seluruh substansi karies dibuang dengan hati-hati dan preparasi yang dilakukan paling dalam hanya sebatas terendah dentin yang terbuka. Setelah pembuangan substansi karies, bur diamond bulat yang besar digunakan untuk membuat permukaan resin komposit yang tertinggal dan enamel bagian pinggir menjadi kasar.

4. Pemberian pelapik kalsium hidroksida di atas dentin.Sebelum aplikasi etsa asam atau penempatan restorasi resin, dentin harus dilindungi dengan memberikan pelapik. Bila pelapik tidak diberikan, asam yang berfungsi sebagai etsa atau resin akan menyebabkan iritasi terhadap pulpa. Vernis umumnya tidak digunakan sebagai pelapik karena bagian monomer resin dapat melarutkan vernis, yang menghilangkan barier pelilndung. Juga bahan pelarut pada vernis mengganggu pengerasan resin. Basis kalsium hidroksida adalah pilihan pelapik yang dianjurkan. Bahan diaplikasikan sebagai suatu lapisan tipis di bawah resin. Dalam teknik etsa asam, asam fosfat dapat melarutkan sebagian pelapik kalsium hidroksida, mengharuskan dilakukan penambahan atau aplikasi ulang dari bahan pelapik.5. Etsa asam Suatu tambahan yang bernilai untuk retensi dari sistem resin adalah teknik etsa atau demineralisasi email antara permukaan restorasi. Teknik tersebut sangat membantu restorasi kelas IV. Kadang-kadang restorasi kelas IV diubah dengan membuat bahu kecil atau chamfer pada email sejauh mungkin mengelilingi preparasi untuk mendapatkan email yang lebih luas bagi prosedur etsa. Ini adalah keadaan yang melibatkan fraktur insisal, dimana retensi total dari bahan restorasi mungkin diperoleh menggunakan mekanisme etsa asam.Etsa asam pada permukaan email sangat menguntungkan untuk retensi restorasi resin pada gigi anterior yang fraktur.Etsa asam tidak akan berhasil jika bagian email tidak cukup luas atau jika restorasi mendapat beban tekanan oklusal yang berat. Jadi, banyak restorasi yang besar pada insisivus bawah gagal bila etsa asam digunakan sebagai retensi utama. Dalam preparasi resin dengan retensi yang meragukan, pin sebaiknya ditambahkan sebagai pendukung.Aplikasikan asam fosforik 40% dan digerakkan perlahan dengan menggunakan burnisher bulat selama kira-kira 20 detik kemudian dilakukan pembilasan dengan

Page 3: rk iv

air dan pengeringan yang sempurna. Setelah pembilasan den pengeringan permukaan oklusal, bahan resin yang tertinggal dan enamel yang telah di preparasi terlihat berwarna kusam, berarti etsa yang dilakukan tepat.6. Penempatan bahan bonding.Selapis tipis cairan resin bonding dioleskan diatas seluruh permukaan yg telah dipreparasi dan dinding dasar preparasi kavitas yang baru, biarkan untuk memenuhi permukaan enamel selama sekitar 10 -15 detik.Keuntungan utama dari bonding adalah dapat menjamin bahwa resin membasahi gigi dengan baik dan terbentuk resin tag yang maksimal.

System bonding dari resin yang lebih rapat terhadap email pada bagian tepi mengurangi kemungkinan pewarnaan dan kebocoran mikro di bagian tepi, terlepas dari tipe resin yang digunakan.7. Penempatan restorasi dan penyelesaian.Sebelum dilakukan penyinaran, bahan resin komposit dimasukkan kedalamkavitas. Dengan menggunakan burnisher besar, resin komposit di tekan kedalamkavitas dengan hati-hati untuk menghindari terperangkapnya gelembung udara. Bahan yang berlebihan diratakan diatas bahan restoratif yang lama dan tepi enamel terdekat agar terlihat seperti baru dan menambah kekuatan tambalan. Kemudian penyinaran dilakukan selama lebih dari 30 detik. Setelah disinari restorasi tersbut diselesaikan dengan bur diamond rata atau bur karbit. Pemolesan restorasi dapat dieselesaikan dengan menggunakan karet abrasif dan bubuk alumunium oksida yang halus.