rizqi fadlilah_135090700111013_tugas1

55
2 Hakekat Minyak dan Gas Bumi Telah disebutkan sebelumnya,bahwa minyak dan gas bumi merupakan senyawa hidrokarbon. Senyawa ini terdiri dari unsur kimia sebagaimana tertera pada tabel 2-1. Di sini kelihatan bahwa pada umumnya minyak bumi terdiri dari 80 sampai 85% unsur C atau karbon, 20 sampai 15% unsur H atau Hidrogen. Unsur lain seperti oksigen,nitrogen,belerang terdapat kurang dari 5% malah kadang-kadang kurang dari 1%. Tabel 2.1 susunan unsur kimia minyak – dan gas bumi,dalam persen berat unsur Gas bumi Aspal Minyak mentah (levorsen) (Levorsen) (Levorsen) (Levorsen) Karbon 65 - 80 80-85 82,2 – 87,1 83 - 87 Hidrogen(H) 1-25 8,5-11 11,7 – 14,7 11 – 25 Belerang (S) Jejak-0,2 2 – 8 0,1 – 5,5 0 - 6 Nitrogen(N) 1-15 0 – 2 0,1 – 1,5 0 – 0,7 Oksigen(O) - - 0,1 - 4,5 0 – 0,5 logam - - - 0 – 0,1 Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beranekaragam. Abraham (1945) mengklasifikasikan zat hidrokarbon seperti tertera pada gambar 2.1, dan membaginya menjadi dua golongan, yaitu bitumina dan non bitumina. zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. Jadi ada kesamaan pengertian antara petroleum dan zat bitumina,akan tetapi tidak dengan zat hidrokarbon padat, piro-bitumina dan lain-lain. Gambar 2.1 diagram klasifikasi hidrokarbon alam (menurut H. Abraham,1945)

Upload: 05121996

Post on 23-Dec-2015

106 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

menjelaskan cara terdapatnya minyakbumi

TRANSCRIPT

Page 1: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

2

Hakekat Minyak dan Gas Bumi

Telah disebutkan sebelumnya,bahwa minyak dan gas bumi merupakan senyawa hidrokarbon.

Senyawa ini terdiri dari unsur kimia sebagaimana tertera pada tabel 2-1. Di sini kelihatan bahwa pada

umumnya minyak bumi terdiri dari 80 sampai 85% unsur C atau karbon, 20 sampai 15% unsur H atau

Hidrogen. Unsur lain seperti oksigen,nitrogen,belerang terdapat kurang dari 5% malah kadang-kadang

kurang dari 1%.

Tabel 2.1 susunan unsur kimia minyak – dan gas bumi,dalam persen berat

unsur Gas bumi Aspal Minyak mentah

(levorsen) (Levorsen) (Levorsen) (Levorsen)

Karbon 65 - 80 80-85 82,2 – 87,1 83 - 87

Hidrogen(H) 1-25 8,5-11 11,7 – 14,7 11 – 25

Belerang (S) Jejak-0,2 2 – 8 0,1 – 5,5 0 - 6

Nitrogen(N) 1-15 0 – 2 0,1 – 1,5 0 – 0,7

Oksigen(O) - - 0,1 - 4,5 0 – 0,5

logam - - - 0 – 0,1

Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beranekaragam. Abraham (1945)

mengklasifikasikan zat hidrokarbon seperti tertera pada gambar 2.1, dan membaginya menjadi dua

golongan, yaitu bitumina dan non bitumina. zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. Jadi

ada kesamaan pengertian antara petroleum dan zat bitumina,akan tetapi tidak dengan zat hidrokarbon

padat, piro-bitumina dan lain-lain.

Gambar 2.1 diagram klasifikasi hidrokarbon alam (menurut H. Abraham,1945)

Page 2: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Pembagian tersebut diatas sama sekali didasarkan atas kelarutan zat hidrokarbon dalam CS2.

Dalam hal petroleum, Hedberg (1964) mendefinisikan sebagai suatu campuran kompleks yang

terutama terdiri dari zat hidrokarbon yang terdapat secara alam dan dapat berupa cairan, gas atau

padat, yaitu minyak mentah dan gas alam serta aspal alam yang komersiil di dalam industri minyak.

Dapat dicatat disini bahwa dalam pemakaian istilah petroleum secara populer, dalam bahsa inggris

menunjukkan suatu cairan yang biasanya sinonim dengan minyak bumi. Tetapi menurut levorsen

(1956), istrilah petroleum juga dipakai secara bersamaan dengan istilah bitumina yang terdiri dari zat

padatatau setengah padat yang biasanya tediri dari hidrokarbon berat. Mereka disebut

aspal,ter,albertit,gilsonit dan lain-lain,tergantung dari penggunaan istiah itu secara lokal.dalam

diagram abraham (1945) hidrokarbon yang larut dalam karbondisulfida dinamakan

bitumina,sedangkan yang tak larut disebut non bitumina.bitumina bisa dibagi menjadi yang bersifat

cair dan padat. Yang bersifat cair disebut petroleum atau minyak bumi , yang terdiri dari semua

minyak mentah yang didapatkan dari sumur pemboran ataupun yang keluar sendiri pada permukaan

sebagai rembasan;sedangkan yang padat dibagi lagi antara yang mudah melumer dan yang sulit

melumer. Yang mudah melumer dibagi lagi menjadi lilin mineral dan aspal, sedangkan yang sukar

melumer terdiri dari apa yang dinamakan aspaltit.

Golongan nonbitumina juga dibagi menjadi yang dapat lumer dan yang tak lumer, yang tak

lumer dikatakan piro-bitumina.piro-bitumina dibagi juga atas yang bersifat aspal dan bersifat non-

aspal.yang non-aspal misalnya,batubara muda dan batubara. Termaksuk juga dalam piro-bitumina

dalah kerogen,yang sebetulnya tidak lain daripada zat organik yang tidak larut dan terdapat dalam

batuan sedimen,yang secara pirolisis dengan temperatur yang sangat tinggi menghasilkan

hidrokarbon. Diagram abraham juga memperlihatkan, bahwa di sebelah kiri kadar hidrogen dalam

hidrokarbon paling tinggi,sedangkan makin ke kanan makin berkurang dan kadar oksigen bertambah.

Selain itu, juga index bias dari kiri ke kanan makin meningkat,sedangkan titik-lebur dan keatsiran

(volatility) serta kesmpatan untuk membakar secara cepat makin ke kanan makin kurang.dari diagram

tersebut jelaslah,bahwa minyak bumi hanya merupakan sebgaian saja dari berbagai jenis hidrokarbon

yang terdapat dalam alam.namum demikian minyak bumi adalah hidrokarbon yang paling penting

karena jumlahnya yang paling banyak diantara hidrokarbon lainnya.

2.1 Hidrokarbon Padat

2.1.1 Jenis Hidrokarbon Padat

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hidrokarbon padat terdiri dari golongan bitumina.

Golongan bitumina terdiri dari lilin mineral, yaitu antara lain ozokerit,lilin montan,hatcherit,dan

scheererit;dan golongan aspal,yaitu bermudez pitch,tabbyit,gilsonit cair dan argulit;kemudian

golongan aspltit terdiri antara lain dari glisonit,grahamit,dan glance-pitch.

Golongan nonbitumina antara lain ialah piro-bitumina, yang dibagi atas dua golongan lagi

yaitu:piro-bitumina aspal dan piro-bitumina non-aspal. Golongan piro-bitumina antara lain ialah

wurtzelit,elaterit,albertit,impsonit,dan ingramit, sedangkan piro-bitumina non-aspal antara lain ialah

batubara muda, gambut, lignit dan batubara. Hidrokarbon yang bersifat padat biasanya terdapat

bersamaan satu dengan yang lain.misalnya lilin mineral banyak terdapat di uinta basin dan didapatkan

sebagai urat-urat didalam green river formation yang sangat terkenal karena terdiri dari apa yang

dinamakan oil-shale yang mengandung zat kerogen.lilin mineral biasanya terdapat dalam bentuk urat-

urat,begitupun aspaltit dan gilsonit dan juga piro-bitu-mina non-aspal,misalnya wurtzelit.semua zat ini

Page 3: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

seolah-olah kelihatan sebagai zat kimia yang merupakan hasil pemerasan serpih minyak dan

kemudian didesakkan secara paksa ke dalam rekahan sehingga membentuk urat-urat.namun sampai

kini masih sangat diragukan mengenai cara terbentuknya yang sebenarnya daripada hidrokarbon padat

tersebut. Termaksuk dalam bitumina padat ini ialah pasir-ter(tarsand)dan serpih minyak(oil shale).

2.1.2 Pasir-Ter

Di beberapa tempat di dunia,misalnya di kanada sebelah barat dan di venzuela,terdapat

berbagai lapisan pasir yang telah dijenuhi dengan hidrokarbon yang sudah kental dan setengan-aspal.

Lapisan pasr ini meliputi luas ribuan kilometer persegi serta puluhan meter ketebalan dan merupakan

cadangan miyak terbersar didunia . namun hidrokarbon ini sukar sekali dipisahkan dari pasir untuk di

tampung. Misalnya di kanada sebelah barat, didapatkan lapisan pasir yang disebut athabasca tarsand

(McMurray Sand). Cadangan minyak atau hidrokarbon yang terkandung di dalam pasir-ter ini

meliputi milyaran barrel.dewasa ini karena keadaan krisis minyak,kesulitan memprosesnya sudah

dapat diatasi dengan cara menguntungkan.dengan pemanasan atau dengan distilasi destruktif, minyak

bumi dapat dihasilkan dari pasir-ter.juga pernah dipikirkan untuk menggunakan suatu ledakan nuklir

untuk membebaskan minyak dari tarsand yang padat ini.cara terbentuknya pasir-ter atau athabasca

tarsand ini tidaklah begitu jelas,tetapi mungkin berasal dari minyak bumi yang dihasilkan dari

rembasan dan terjadi bersama-sama pengendapan pasir tersebut.

2.1.3 Serpih Minyak

Serpih minyak atau oil-shale adalah suatu sepih yang mengandung zat organik yang jika

dipanaskan pada temperatur tinggi (diatas 4000 c) akan mengurai dan menghasilkan hidrokarbon cair

yang serupa dengan minyak bumi. Zat organik yang dapat menghasilkan minyak pada suatu

pemanasan atau distilasi yang sifatnya destruktif disebut juga suatu piro-bitumina,sebagaimana telah

dikatakan di atas dan nama lainnya adalah kerogen. Suatu endapan serpih minyak yang terkenal

adalah formasi green river yang terdapat di uinta-basin,di negara bagian colorado, utah dan

wyoming.serpih yang mengandung kerogen ini cukup tebal dan penyebarannya sangat luas, sehingga

memberikan cadangan minyak bukan saja milyaran barrel tetapi sampai triliunan barrel.kadar serpih

minyak ini hampir dapat mencapai 150 galon per ton,tetapi kebanyakan adalah antara 25 dan 50 galon

per ton.kerogennya sendiri bukanlah minyak bumi dan juga bukan batubara,tetapi merupakan suatu

zat yang mempunyai sifat di antara kedua hidrokarbon tersebut. Kerogen pernah dikira sebagai zat

induk minyakbumi,tetapi pernah pula diperkirakan sebagai salah satu jenis hidrokarbon lain yang

tidak mempunyai hubungan atau mempunyai sedikit hubungan dengan minyak bumi. Serpih-minyak

juga menghasilkan minyak bumi bebas dan dapat dilarutkan oleh pelarut minyak seperti klorofom dan

karbontetraklorida. susunan kimia daripada kerogen adalah kira-kira, karbon:69-80%, hidrogen:7-

11%,nitrogen: 1,25-2,5%,belerang: 1-8%, dan oksigen: 9-17%.dapat dicatat bahwa perbedaan khas

dengan minyak bumi adalah kadar oksigen dan nitrogennya. Di bawah mikroskop,kerogen dapat

terlihat terdiri dari suatu masa zat organik yang telah dihancur-luluhkan,terutama sebagai bekas

tumbuhan, ganggang, spora, pollen, arpus, lilin dan lain-lain.suatu serpih yang mengandung kerogen

dapat secara berangsur-angsur berubah tanpa kelihatan menjadi batubara. Beberapa tempat lain

dimana minyak serpih didapatkan antara lain di jerman utara. Didaerah itu minyak serpih dikenal

dengan sebutan kuchersicher.

Page 4: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar2.2 grafik hubungan antara berat

jenis minyak bumi dan kadar belerang

beberapa minyak bumi di dunia (todd

dan pulunggono,1971)

Serpih minyak ini erat sekali hubungannya dengan urat-urat hidrokarbon pada seperti

gilsonit,wurtzelit, dan ozokerit. Disana ternyata urat-urat ini kebawahmenghilang atau menipis waktu

masuk ke dalam formasi serpih minyak. Menurut Hunt (1954) mungkin sekalai serpih-minyak ini

mengeluarkan atau memeras keluar berbagai zat padat seperti lilin dan aspal sehingga membentuk

urat-urat hidrokarbon padat melalui retakan.

2.2 Hidrokarbon Cair – Minyak Bumi

2.2.1 Hakekat Kimia

2.2.1.1 Susunan Kimia

Minyak bumi merupakan zat paling penting diantara

semua zat hidrokarbon ataupun diantara smua

bitumina.sususnan unsur kimia minyak bumi tertera pada tabel

2-1. Jelas kelihatan disini,bahwa minyak bumi terdiri dari 80-

85% hidrogen.kadar belerang dapat meningkat sampai 2%,

misalnya pada minyak bumi dari timur tengah, tetapi

khususnya di indonesia kadar belerang rendah sekali dan

minyak bumi indonesia terkenal karena kadar belerang rendah

(lihat gambar 2.2). kadar zat oksigen dan nitrogennya sangat

rendah,dan hanya merupakan jejeak saja. Walaupun minyak

bumi hanya terdiri dari dua unsur yaitu hidrogen dan karbon

namun kedua unsur ini dapat membentuk berbagai macam

senyawa molekuler dengan rantai panjang,dan struktur

lingkaran. Malah rantai yang terdiri daripada C dan H tersebut

dapat bercabang-cabang ke berbagai arah dan dapat

membentuk berbagai macam struktur tiga dimensi.

Dengan demikian C dan H ini dapat membentuk

molekul yang sangat besar dan jumlah karbon C dalam setiap

molekul dapat berjumlah sampai puluhan, bahkan secara teoritis bisa sampai ratusan ataupun

ribuan. Sifat daripada hidrokarbon untuk membentuk molekul yang berlainan dengan susunan ata

dengan rumus kimia yang sama diseut bentuk isomer.sebagai contoh bentuk isomer terdapat pada

gambar 2.3

Gambar 2.3 contoh beberapa isomer;rumus kimia sama tetapi struktur molekul lain

Page 5: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Walaupun hidrokarbon dapat membentuk isomer secaratidak terhingga, namun ada aturan

tertentu dalam cara pembuatan rantai panjang. Selalu dapat membuat rantai panjang dan struktur

isomer, hidrokarbon dapat membetuk sifat isomer jenuh tak-jenuh. Yang dimakadu jenuh adalah

jika salah satu valensinya tidak diikat oleh atom hidrogen tetapi terdapat ikatan rangkap antara dua

atau tiga atom karbon. Contoh suatu hidrokarbon yang tidak jenuh adalah alken,yang merupakan

suatu ikatan valensi alkan (gambar 2.4). misalnya,etan dengan rumus C2H6sedangkan eten

C2H4,karena dua valensi atom karbon diikat rangkap.berbagai macam karbon yang tidak jenuh

serta sifat valensinya yang jenuh terlihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 contoh hidrokarbon jenuh dan tak jenuh

Ada beberapa aturan tertentu dalam susunan mimyak bumi yang memudahkan kita

mempelajarinya antara lain:

1. Pada umumnya minyak bumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon yang bersifat jenuh

2. Hidokarbon yang terdapat didalam bumi merupakan berbagai macam seri homolog adalah

suatu seri susunan hidrokarbon berdasarkan penambahan atom C membentuk suatu susunan

yang hampir sama, akan tetapi rantainya menjadi lebih panjang ataupun lingkarannya menjadi

ruwet ( Gambar 2.5)

3. Dalam seri homolog biasanya terdapat beberapa keluarga homolog yang bisa disebut

golongan isomer. Golongan ini biasanya terdiri dari rantai yang menerus daripada senyawa

berbagai macam jenis minyak bumi.anggota pertama dari seri homolog selalu terdapat secara

lebih banyak terkonsentrasikan didalam minyak bumi daripada anggota yang lebih besar berat

molekulnya. Malah pada beberapa minyak bumi anggota yang lebih besar ini bisa hilang atau

tidak ada sama sekali.

Beberapa contoh seri homolog beserta rumus umum dan struktur molekulnya adalah

sebagai berikut.

Seri homolog alkan:

Page 6: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Seri homolog alkan

Seri homolog alken:

Seri homolog naften:

Gambar 2.5 seri homolog hidrokarbon utama ,dalam

minyak bumi (di adaptasikan dari welte ,1965,hal

2247)

Page 7: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 2.6 struktur molekul jenis

hidrokarbon isoprenoid : pristan dan

phytan

4. Pada umumnya seri homolog dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi dua golongan besar

(lihat gambar 2.5):

I. Golongan ASIKLIS atau ALIFAT,juga disebut ALKAN atau PARAFIN

II. Golongan SIKLIS

Seri PARAFIN atau ALKAN. Seri ini dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu seri

parafin normal dan seri iso-parafin.

1) Seri parafin normal (n-parafin)

Anggota n-parafin dapat merupakan 25% dari suatu jenis minyak bumi, tidak

termaksud gas-gasnya, sedangkan dalam fraksi bensin dapat merupakan 80 % dan

dalamminyak pelumas 0 sampai 25%.minyak bumi yang bersifat ringan dan parafin bisanya

mengan C5 sampai C20 sebagai penyusun utamanya. Sedangkan dalam minyak bumi yang

lebih berat bisa menurun menjadi 0,7 sampai 0,1% (bestougeff, 1967).

2) Seri iso-parafin atau parafin bercabang

Golongan hidrokarbon ini biasanya terdapat dalam fraksi ringan atau pertengahan

titik didih (C17 sampai C20).setelah C20 ke atas konsentrasi iso-parafin . isomer biasanya

terdapat dalam C4,C5,C6, 7 isomer dalam C7, 16 isomer dalam C8, 9 isomer dalam C9 dan

akhirnya ismoer dalam C10. Dengan demikian parafin yang bercabang tidaklah membentuk zat

padat, misalnya C25 keatas. Salah satu hal yang menarik perhatian pada iso-parafin,ialah

adanya struktur iso-prenoid untuk seri di atas C14.

Contoh senyawa berstruktur iso-prenoid adalah : Pristan (C19)dan phytan (C20),( Gambar 2.6).

Struktur iso-prenoid merupakan suatu rantai

panjang dengan suatu cabang metil pada setiap

nomor atom tertentu. Terdapatnya iso-prenoid

didalam minyak bumi adalah suatu bukti bahwa

minyak-bumi terbentuk daripada zat organik.

Hal ini disebabkan karena seri isoprenoid secara

genetis berhubungan dengan beberapa macam

pigmen,yaitu golongan vital daripada kompleks

porifin atau klorofil (Gambar 6.1).

Diantara semua isomer,senyawa parafin dengan

2 atau 3 cabang metil adalah yang paling

umum;substitusi dengan 4 atau lebih cabang

Page 8: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

metil sangat jarang. Limapuluh persen daripada parafin yang bercabang terdapat dalam fraksi

bensinn yang ringan.

GOLONGAN SIKLIS. Golongan ini dibagi menjadi 3 kelompok,yaitu seri naften atau siklo-

parafin,seri aromat dan seri aromat-sikloparafin-polisiklis (termaksusk kompleks aspal).

1)seri siklo parifin atau naften

Seri siklo-parafin atau naften merupakan salah satu golongan hidrokarbon siklis. Contoh

struktur siklo-parafin terdapat pada gambar 2.5. biasanya beberapa seri siklo-parafin terdiri dari 5

sampai 6 anggota lingkaran atau kombinasinya dalam struktur polisiklis.kadar siklo-parafin

didalam minyak bumi di seluruh dunia bervariasi antara 30 sampai 60 persen sehingga siklo

parafin merupakan penyusun utma minyakbumi.

Dasar utama dalam variasi struktur naften ialah jumlah lingkaran yang dapat bergabung

menjadi suatu jaringan.misalnya, mono-naften dan naften bisiklis merupakan bagian utama dalam

minyak bum.dalam fraksi titik didih yang lebih tinggi lagi struktur ini dapat terdiri dari sepuluh

lingkaran atau sepuluh cicin dalam satu molekul.beberapa contoh naften monosiklis dalam minyak

bumi ialah homolog siklo-pentan dan siklo-heksan yang juga membentuk cabang bersifat rantai

lurus (gambar 2.7).

Diantara susunan naften yang monosiklis, terutama kisaran c7 Sampai C11 paling banyak

didaptkan.anggota yang lebih tinggi dari naften monosiklis biasanya terdiri dari seri yang di

subtitusikan secara banyak 2 sampai dengan 4 cabang rantai tambahan atau suatu rantai panjang

dengan sedikit

cabang. Biasanya rantai pendek adalah golongan metil dan etil. Homolog siklo-pentan biasanya

terdapat lebih banyak daripada golongan siklo-heksan, berkisar antara 20 sampai 40%. Naften

monosiklis yang berantai panjang dalam kisaran C20 samapai C30 bersifat kristalin yang dapat

dipisahkan. Zat tersebut merupakan lilin parafin berderajat teknis pada kristalisasi dan

merupakan.konstitusi utama serisin dan lilin parafin titik-didih tinggi.

Sampai C11 paling banyak didaptkan.anggota yang lebih tinggi dari naften monosiklis

biasanya terdiri dari seri yang di subtitusikan secara banyak 2 sampai dengan 4 cabang rantai

tambahan atau suatu rantai panjang dengan sedikit cabang. Biasanya rantai pendek adalah

golongan metil dan etil. Homolog siklo-pentan biasanya

terdapat lebih banyak daripada golongan siklo-heksan,

berkisar antara 20 sampai 40%. Naften monosiklis yang

berantai panjang dalam kisaran C20 samapai C30 bersifat

kristalin yang dapat dipisahkan. Zat tersebut merupakan lilin

parafin berderajat teknis pada kristalisasi dan

merupakan.konstitusi utama serisin dan lilin parafin titik-

didih tinggi.

Di antara struktur polisiklis terdpat golongan tetra-

siklo-alkan yang terdpat di dalam sedimen juga didalam

minyak bumi.zat ini mungkin diturunkan dari senyawa

induknya yaitu sterol. Sterol paling banyak diapatkan, dengan Gambar 2.7 contoh beberapa homolog

siklopentan dan siklohexan

Page 9: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 2.8 Kerangka struktur molekul

beberapa senyawa nafteno aromat

atom karbon C27 sampai C29,mempunyai nomor atom karbon yang sama dengan sterol alam.

Naften-tetra-siklis C30 dalam minyak bumi mempunyai berat molekul yang sama dengan asam di

dalam hormon sex dan menurut data spektrometri sesuai dngan susunan struktur steran (C30)

2) Seri Aromat

Aromat adalah suatu hidrokarbon siklis berstruktur khas cincin aromat (gambar 2.8),

terdiri dari 6 atom karbon berbentuk cincin yang sebagian daripada valensinya tidak jenuh,tetapi

membentuk suatu struktur kekule. Dalam hal ini salah satu elektron daripada suatu atom karbon

dimiliki pula oleh atom karbon lainnya (electron-sharing), jadi tidak seluruhnya merupakan tangan

valensi rangkap.

Selain struktur kekule ini,aromat dapat juga membentuk suatu senyawa kompleks dengan

rangkaian lainnya,cincin naften, ataupun cabang yang banyak. Contoh ntuk struktur ini dapat

dilihat pada gambar 2.8. aromat yang bersifat monosiklis dengan homolog benzen yang sangat

khas bagi minyak bumi yang ringan.benzen merupakan salah satu anggota yang khas untuk suatu

aromat dan mempunyai isomer dalam C7,C8,C9.salah satu penyusun minyak bumi adalah toluen n-

xylene 1,2,4 sampai trimeril benzen . kadarnya dapat mencapai 1,6 sampai 1,8% untuk toluen dan

1% untuk benzen dan xylen. Konsentrasi ini menurun sangat cepat untuk mono-aromat C9 dan C10

dengan aromat bisiklis (gambar 2.8).seprti naftalen dan bifenil dan juga homolognya dalam

C11,C12,dan C14 telah dapat diidentifikasikan dalam beberapa jenis minyak bumi. Anggota seri poli-

aromat yang lebih tinggi dengan lebih dari 2 atau cabang panjang tidak didapatkan dalam alam.

3) Seri Nafeto-Aromat Yang Polisiklis :

Golongan nafteno-aromat merupakan golongan tersendiri dalam minyak bumi dan

didapatkan pada fraksi titik-didih yang lebih tinggi. Golongan ini seetulnya merupakan molekul

besar, yang strukturnya terdiri daripada beberapa cincin aromat yang bergabung dengan cincin

naften (siklo-parafin). Conroh struktur molekul zat ini terlihat pada gambar 2.8.

Kompleks Aspal

Anggota yang tinggi daripada hisrokarbon golongan siklis, aromat ataupun naften,

biasanya membentuk suatu kompleks hidrokarbon siklis yang mengandung pula berbagai macam

komponen bukan hidrokarbon. Kompleks aspal terdiri dari resin dan aspalten. Resin biasanya

terdiri dari senyawa polisklis yang mengandung oksigen,termaksuk juga hetrosiklis dengan atom

belerang dan nitrogen, dengan berat molekul antara 500 sampai 1000 zat ini dapat dimasukkan

sebagai suatu hasil sekunder daripada hidrokarbon nafteno-aromat yang bersifat polisiklis aspalten

merupakan zat hetero-siklis yang mengandung oksigen,belerang,nitrogen, dan lgam lainnya dan

Page 10: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 2.10 Struktur molekul dua jenis porofifin

dengan kompleks vanadium dan nikel di dalamnya

mempunyai berat molekul antara 900 sampai 3000. Struktur molekul aspalten sangat kompleks

dan terdapat berbagai macam jenis. Contoh struktur kompleks daripada jaringan cincin itu terlihar

pada gambar 2.9. zat ini juga terdiri dari cincin aromat dan naften dengan beberapa cabang

rangkaian alifat yang pendek.

Gambar 2.9 berbagai contoh jaringan molekul aspalten dalam minyak bumi

dari beberapa lapangan di dunia(diambil dari dott dan reynolds,1969)

Cincinnya terdiri sebagian dari suatu ranglaian hetero-siklis yang mempunyai 5 sampai 6

atom. Harus ditekankan bahwa aspalten dari setiap minyak mentah terdiri dari berbagai macam zat,

Misalnya aspaltrn dari minyak berasal formasi tua lebih bersifat grafit dan mengandung lebih

sedikit unsur logam dan belerang dibanding dengan aspalten yang lebih muda. Dari segi genesis

aspalten merupakan zat yang menarik perhatian karena mengandung banyak sekali unsur perunut(

trace elements) dalam minyak bumi, terutama vanadium dan nickel.

Porifin

Porifin ditemukan dalam minyak bumi oleh trebs pada tahun 1934-1935. Zat ini telah

menarik perhatian dan banyak dipelajari dalam waktu-waktu yang lalu. Semua porofin juga

berasosiasi dengan zat yang terberat molekul tinggi dan dapat ditentukan dengan distilasi

molekuler. Terdapatnya porifin dianggap sebagai bikti mengenai biogenesis minyak bumi. Kadar

porifin dalam minyak bumi kadar porifin dalam minyak bumi bervariasi dan dapat mencapai

0,04%. Menurut dunning (1954) porifin biasanya paling banyak terdapat dalam minyak bumi yang

bersifat aspal dan berumur muda.

Jadi jelas, dalam minyak bumi hubungannya

adalah dengan zat aspal. Struktur porifin

diperlihatkan pada gambar 2.10. yang seperti

aspal terdiri daripada struktur siklis tetapi lebih

ruwet. Porifin erat sekai hubungannya dengan

klorofil dan hemoglobin yang terurai menjadi

porifirin dan paraffin yang bersifat iso-prenoid

seperti phytan. Porifin dapat berkondensasi

dengan aromat polisiklis dan molekul naften

aromat untuk membentuk aspalten. Porifin

dapat juga mengandung nitrogen dan selain itu

juga mengandung inri vanadium ataupun nikel.

Page 11: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 2.11 beberapa struktur molekul senyawa non-

hidrokarbon

ZAT HETERO-ATOM ATAU NON-HIDROKARBON (GAMBAR 2.11)

Zat hetero-atom adalah hidrokarbon yang juga mengandung berbagai macam atom lainnya

seperti N,O dan S.

Unsur oksigen. Minyak bumi dapat juga mempunyai senyawa oksida sampai 2% dalam bentuk

asam fenol. Ini biasanya terdapat dalam residu atau derivate tinggi. Beberapa jumlah kecil fenol

didapatkan dalam kerosin dan minyak solar. Minyak bumu dari formasi paling muda biasanya

mengandung asam paling tinggi. Asal asam ini tidak begitu banyak diketahui ada yang

mengatakan zat ini merupakan hasil oksidasi hidrokarbon, ada yang mengatakan bahwa zat

tersebut merupaka sebagian dari gugusam asam yang ada sebelumnya, sebelum berdegenerasi

menjadi minyak.

Senyawa belerang. Senyawa belerang juga sangat penting dalam minyak bumi, biasanya terdapat

dalam jumlah lebih anyak di dalam fraksi molekuler yang lebih tinggi. Kadarnya dapat mencapai

5% dan oleh karenanya ada minyak bumi yang mengandung 30 sampai 40% senyawa belerang,

disamping yang terdapat dalam resin dan aspalten.

Beberapa senyawa belerang adalah:

Tiol; Sulfide alifatik, monosiklik dan polisiklik; Disulfide; Monotiofen yang monosiklik , bisiklik ,

trisiklik.

Senyawa belerang tersebut

kebanyakan berasal dari minyak bumi

yang kaya akan belerang dan pada

umunya merupakan asal sekunder,

misalnya dari penguraian gypsum(lihat

grafik belerang, gambar 2.2)

Nitrogen. Senyawa nitrogen juga

didapatkan dalam minyak bumi terutama

dalam residu atau molekul berat dan

sebagian terdapat dalam benene dan

aspalten. Kadar nitrogen bervariasi antara

0,01 sampai 0,02% dan kadang-kadang

bisa mencapai 0.65%, misalnya dari

lapangan minyak

willmington,california,yang senyawa

nitrogennya bisa melebii 10%. Senyawa

nitrogen yang terdapat dalam proses

distilasi terutama ialah homolog piridin dalam jangkauan C6,C10, guinolin dalam jangkauan C10-C17

dan turunan yang berhidrogen, dan juga senyawa carbozol,indol dan phyrol (gambar 2.11). Asal

nitrogen ini adalah biogenic, misalya dari protein dan pigmen. Fermentasi (paragian) protein

menghasilkan asam dan juga senyawa nitrogen yang mengandung cincin pyrol. Nitrogen yang

terdapat dalam semua senyawa ni biasanya dapat dibedakan antara nitrogen bersifat basa dan

netral. Yang sangat menarik perhatian menurut ritcher (1952) ialah bahwa perbandingan nitrogen

basa terhadap nitrogen netral adalah sama. Ini menunjukkan mekanisme yang sama untuk

pembentukan semua minyak bumi.

Page 12: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

SUSUNAN MOLEKUL MINYAK BUMI

Walaupun diatas telah diuraikan mengenai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak

bumi, namun sebetulnya susunan molekul atau senyawa minyak bumi secara kuantitatif tidaklah

dapat diketahui dengan teliti.hal ini disebabkan karena teknik penentuan isomer dengan berbagai

struktur dan variasinya sangat sulit. Semula diperkirakan bahwa minyak bumi terdiri dari jutaan

isomer hidrokarbon terutama paraffin, aromat dan naften

Menurut data terakhir (colombo,1967) ternyata susunan minyak bumi tidaklah terlalu

ruwet dan merupakan hasil proses yang normal dan beraturan. Jumlah total senyawa penyusun

dengan berbagai isomernya walaupun cukup tinggi, tetapi hanya merupakan sebagian kecil saja

dari semua jenis struktur. Penentian susunan senyawa kimia minyak bumi telah sangat mengalami

kemajuan selama masa 25 tahun terkahir, yaitu dengan metoda fraksinasi dan identifikasi serta

pekertjaan bersistem dari team research. Dalam metoda itu termksuk distilasi azeotrofi, defuse

normal, pembentukan kompleks daengan urea,metoda spektometri ultra-violet dan infra merah,

spektometri masa dan juga kromatografi gas atauoun cairan dan juga spektgrafi nuklir magnetic

elektronik. Hasil pekerjaan ini menunjukkan bahwa susunan minyak bumi adalah sebagaimana

ternyata pada gambar 2.12 dalam fraksi ringan misalkan titik didih sangat rendah seperti pada

bensin, banyak sekali mengandung naften dan khususnyan-

parafin beserta iso-parafin. Fraksi lebih berat (C26 sampai

C33,C36 sampai C60) terutama mengandung senyawa golongan

aromat danaromat naften. Secara mendetail susunan molekul

hidrokarbon terlihat dalam tabel 2-2a,-2b. Penentuan molekul

minyak mentah belum dikalikan secara routine, tetapi masih

dalam taraf penelitian.

2.2.1.2 Analisa dan Klasifikasi Minyak Bumi

Secara routine minyak bumi dianalisa secara distilasi berfraksi

1)DISTILASI BERFRAKSI. Distilah berfraksi adalahpenyulinagn serta pengembuan kembali

berbagai macam cairan yang memounyai titik-didih yang berbeda-beda. Secara kasar cairan

dengan titik-didih yang berlainan itu kita bagi atas gas,bensin,kerosin,minyak gas atau

seolar,pelumas ringan,pelumas tinggi dan residu. Gas biasanya bernomorkan atom karbon dari C1

sampai C4, bensin dari C5 sampai C10, kerosin atau mnyak tanah dari C11 sampai C13,minyak gas

atau diesel C14 sampai C17, pelumas ringan C18 sampai dengan C25,pelumas berat C26 sampai

C35,sedangkan di atas C36 sampai C60 dianggap residu. Hal ini bisa dilihat pada tabel 2-3

Pada tabel tersebut kelihatan bahwa titik-didih bensin ialah 2000C,sedangkan kerosin atau

minyaaak tanah 2500C,solar 3000C, sedangkan pelumas dan residu 4000C. Pada umumnya di

dalam fraksi bensin didapatkan parafin normal dan juga parafin bercabang, sedangkan aromat

terdapat hanya sedikit sekali. Makin ke arah pelumas dan residu, persentasi aromat jauh lebih besar

Gambar 2.12 diagram memperlihatkan

susunan seri homolog hidrokarbondalam

minyak bumi(menurut bestougeff,1967)

Page 13: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

daripada persentasi paraffin normal, iso-paraffin biasanya sudah hilag,sedangkan sikloparafn boleh

dikatakan konstan.

Tabel 2-2a . Jenis hidrokarbon yang telah diisolasikan atau diidentifikasikan dalam berbagai jenis

minyakbumi (Menurut Bestougeff,1967)

Jenis hidrokarbon Seri Homolog Jumlah atom

karbon per

molekul

Jumlah zat penyusun yang

hanya dapat

diidentifikasikan , tetapi

tidak dipisahkan dalam

keadaan murni .(dalam

tanda kurung dapat di

isilasikan secara murni)

Parafin normal

Parafin bercabang

Parafin bercabang

Parafin bercabang

Parafin bercabang

Sikloparafin (monosiklis)

Sikloparafin (siklopentan)

Sikloparafin (siklohexan)

Sikloparafin (sikloheptan)

Sikloparafin (bisiklis)

Sikloparafin (trisiklis)

Aromat monosiklis

Aromat bisiklis (naftalen)

Aromat bisiklis (difenil)

Aromat trisiklis

Aromat tetrasiklis

Nafteno-Aromat

Golongan Indan

Golongan Tetralin

Cn H2n+2

Cn H2n+2

Cn H2n+2

Cn H2n+2

Cn H2n+2

Cn H2n

Cn H2n

Cn H2n

Cn H2n

Cn H2n-2

Cn H2n-4

Cn H2n-6

Cn H2n-12

Cn H2n-14

Cn H2n-18

Cn H2n-20

Cn H2n-24

Cn H2n-8

Cn H2n-8

C1-C35

C11-C10

C11-C15

C16-C20

C21-C23

C5-C10

C6-C10

C7

C8-C11

C10-C12

C6-C12

C10-C16

C12-C14

C14-C18

C16-C18

C9-C13

C10-C14

35 (5)

50 (24)

2 (9)

2 (5)

-(3)

35 (5)

25 (18)

2

8 (6)

1 (1)

45 (5)

12 (9)

2 (2)

8 (3)

7 (4)

4 (1)

8 (2)

No. Seri dan hidrokarbon Nomor atom karbon Persen dalam minyakbumi

min Max

1

2

3

4

5

6

Normal – paraffin

Pentan

Hexan

Heptan

Oktan-Dekan

Undekan-Pentadekan

Hexadekan dan yang lebih tinggi

C5

C6

C7

C8-C10

C16 dan le-

Bih tinggi

0,2

0,04

0,03

0

0

0

3,2

2,6

2,5

1,8-2,0

1,8-1,5

1,0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Isoparafin

2-Metilpentan

3-Metilpentan

2-Metilhexan

3-Metilhexan

2-Metilheptan

3-Metilheptan

2-Metiloktan

3-Metiloktan

2-Metilnonan

3-Metilnonan

C6

C6

C7

C7

C8

C8

C9

C9

C10

C10

0,2

0,06

0,03

0,02

0,03

0,02

0,02

0,02

-

-

1,16

0,9

1,1

0,9

1,0

0,4

0,4

0,2

0,3

0,1

Page 14: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Tabel 2-3 Susunan senyawa hidrokarbon utama dalam berbagai fraksi distilasi minyakbumi

Fraksi distilasi Titik didih Kisaran

No atom

CN

% Volum

Parafin Iso-

parafin

Siklo

paraf

in

aromat Residu

Gas

Bensin

Kerosin

Solar

Distilasi minyak

ringan

Distilasi minyak

pelumas residu

t.d.-200⁰C

200-250⁰C

250-300⁰C

300-400⁰C

500⁰C

C1-C4

C5-C10

C11-C13

C14-C17

C18-C26

C26-C36

C36-C60

38

23

22

16

13

20

15

9

6

1

43

43

48

52

51

9

19

21

24

27

2)ANALISA HEMPLE. Berdasarkan kenyataan di atas, diperkirakan bahwa makin tinggi titik-

didih daripasa fraksi distilasi makin banyak terdapat homolog aromat-sikloparafin, sedangkan

didalam fraksi titik-didih yang rendah, lebih banyak didapatkan homolog paraffin. Karena

penentuan susunan molekuler minyak mentah sulit dilakukan, maka secara routine dilaksanakan

analisa distilasi berfraksi yang sedikit banyak mencerminkan susunan berbagai macam homolog

hidrokarbon.Analisa secar teliti daripada distilasi ini disebut analisa hemple, yang sifatnya sama

juga dengan distilasi berfaksi akan tetapi pengembunan berbagai macam fraksi dilakukan dengan

11

12

4-Metilnonan

Pristan(isoprenoid)

C10

C10

-

-

0,1

1,12

1

2

3

4

5

6

7

8

Sikloparafin

Metilsyklopentan

Siklohexan

Metilsyklohexan

1,trans 2-dimetilsiklopentan

1,cis 3-dimetilsiklopentan

1,cis 3-dimetilsiklohexan

1,cis 2-dimetilsiklohexan

1,1,3-trimetilsiklohexan

C6

C6

C7

C7

C7

C8

C8

C9

0,11

0,08

0,25

0,05

0,04

-

-

-

2,35

1,4

2,8

1,2

1,0

0,9

0,6

0,7

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Aromat

Benzen

Toluen

Etilbenzen

n-Xylen

1-Metil-3-etilbenzen

1,2,4-Trimetilbenzen

1,2,3-Trimetilbenzen

1,2,3,4-Tetrametilbenzen

2-Metilnaftalen

2,6-Dimetilnaftalen

Trimetilnaftalen

C6

C7

C5

C8

C9

C9

C9

C10

C11

C12

C13

0,01

0,03

0,01

0,02

-

-

-

-

-

-

-

1,0

1,8

1,6

1,0

0,3

0,6

0,4

0,3

0,3

0,4

0,3

Page 15: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

perbedaan suhu 250C.misalkan saja fraksi nomor satu pengembunan pada 500C, fraksi nomor 2

pada 750C, fraksi nomor 4 pada 1000C dan seterusnya,sehingga fraksi nomor itu 2700C.

Distilasi dilakukan pada tekanan atmosfer, yaitu 559 mm Hg. Distilasi fraksi nomor 11,

dilakukan pada tekanan 40 mm Hg, sehingga penggembunannya dilakukan pada 2000C, fraksi

nomor 13 pada 2500C dan fraksi nomor 15 pada 3000C, dan sisanya disebut residu dan tidak

dilakukan fraksinasi seterussnya (lihat tabel 2-4)

Pada analisa hemple tersebut juga diukur volum tiap-tiap fraksi dan kemudian juga

persentasi setiap fraksi. Selain itu juga di tentukan berat jenis setiap fraksi yang dinyatakan dalam

berat jenis pada keadaan standar (baku), atau dalam derajat API yang akan dijelaskan lebih lanjut.

Jadi, jelas analisa hemple ini sudah cukup memberikan pendekatan mengenai susunan molekul

minyak bumi walaupun tidak tepat.

3)INDEKS KOLERASI DAN KLASIFIKASI DASAR MINYAK BUMI. Smith (1940)

mempelopori penggunaan siatu system yang dinamakan system indeks kolerasi.sistem ini

didasarkan pada suatu pengeplotan berat jenis fraksi distilasi terhadap titik-didihnya dan pada

kenyataan bahwa jika berat jenis siatu senyawa hidrokarbon secara individual diplot terhadap titik

didihnya maka hidrokarbon tersebut akan mengatur dirinya sesuai dengan struktur dasarnya.

Dengan demikian dapat diketahui perbandingan atom karbon di dalam molekulnya pengeplotan

dilakukan dengan kebalikan titik-didih dalam kelvin x 1000 sebagai koordinat sedangkan berat

jenis diplot pada sisa. Dari peneplotan ini ternyata n-pentan (nilai kebalikan titik-didih kira-kira

3,2) , n- hexian ( nilai kebalikan titik-didihnya).

Tabel 2-4 contoh suatu analisa Hemple

Didih 2,9) , n-dekan (kebalikan titik-didih 2,4), n-hexadekan (kebalikan titik-didih 1,5) merupakan

garis lurus.kemudian oleh smith garis ini diberi nilai indeks nol. Sedangkan untuk benzene

ternyata mempunyai titik-didih hampir sama dengan n-hexan diberi nilai 100. Hidrokarbon lainnya

ternyata berada di antara nilai 100 dan nol ini. Tetapi sebagamana ternyata pada gambar 2.13.

Page 16: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

peningkatan nilai indeks tidak sebanding dengan menurutnnya perbandingan hidrokarbon ,

sehingga menyulitkan klasifikasi yang didasarkan penyimpanan hidrokarbon dari suatu kadar

nitrogen maksimum. Dengan demikian maka system kolerasi indeks ini sedikit banyak juga

memperlihatkan susunan atau sifat molekul setiap jenis hidrokarbon. Dapat disimpulkan bahwa

minyak bumi yang bersifat parrafin menunjukkan nilai indeks kolerasi yang rendah,sedangkan

peningkatan senyawa siklis meningkatakan pula nilai indeksnya. Dengan demikianuntuk fraksi

distilasi minyak bumi dapat dihitung indeks dapat dibuat profil kolerasi.

Gambar 2.13 Diagram memperlihatkan hubungan antara berat jenis dengan susunan molekul hidrokarbon dan pengertian

indeks korelasi Smith (menurut Barbat, 1967)

Rumus : C.I = 48640 : K + 473G – 456,8

K = titik-didih rata-rata dalam 0kelvin

G = berat jenis pada 600F

Berdasarkan ini Barbat (1967) mebgusukan suatu kasifikasi minyak bumi seperti tertera

pada diagram pada gambar 2.14. jika seluruh fraksi dari 2 sampai 15 memperlihatkan suatu profil

atau kurva dengan nilai indeks kolerasi kebanyakan kurang dari 10, minyak bumi tersebut

digolongkan sebagai minyak bumi ultra parafinis, antara 30 sampai 40 dikatakan minyak bumi

naftenus dan 40 sampai 60 dikatakan minyak bumi aromatis. Minyak bumi yang bersifar aromat

ini dapat pula dikatakan mempunyai dasar aspal(asphalt-base). Karena kebanyakan zat aspal

terdapat dalam komponen aromat beratom banyak. Klasifikasi ini sedikit banyak mencerminkan

susunan molekul minyak bumi pada umumnya atau setidaknya seri homolog mana saja yang

dominan di alam suatu jenis minyak bumi.

Page 17: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 2.14 klasifikasi dasar minyak bumi berdasarkan penampang indeks korelasi smith(menurut Barbat,1967)

Secara umum minyak bumi diklasifikasikan sebagai :

1. MINYAK BUMI BERDASAR PARAFFIN (paraffin base). Yang menghasilkan paraffin

pada pendinginan.

2. MINYAK BUMI BERDASAR ASPAL(asphalt base). Jika mengandung residu aspal

3. MINYAK BUMI BERDASAR PERALIHAN (intermediate base)

2.2.2 Hakekat Fisika Minyak Bumi

Sebagaimana cairan lainnya kuantitas minyak bumi diukur berdasarkan volumnya. Ukuran

yang dipergunakan di indonesia adalah meter kubik atau sering juga ton,Di dunia perdagangan yang

terutama dikuasai oleh perusahaan amaerika, digunakan satuan barrel (disingkat bbl) , yaitu kira-kira

sama dengan 159 liter . seringkali harus dibedakan antara volum minyak bumi dibawah tanah yang

dikatakan reservoir. Penciutan ini disebabkan karena minyamentah selalu mengandung gas sebagai

larutan, perlu dijelaskan di sini bahwa ton untuk minyak bumi bukanlah satuan berat, tetapi

sebetulnya 1 meter kubik ataupun juga disebut 1 kilo-liter

2.2.2.1Berat jenis atau Gravitasi Jenis

Salah satu sifat minyak bumi yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan

adalah berat jenis atau gravitasi jenis (specifi gravity). Di indonesiabiasanya berat jenis dinyatakan

dalam fraksi. Misalnya 0,8;0,1 dan sebagainya. Dalam dunia perdagangan terutama yang dikuasai

perusahaan amerika, berat jenis ini dinyatakan dalam API Gravity.

0API = 141.5/BJ – 131,5

API gravity minyak bumi sering menunjukkan kualitas minyak bumi tersebut, makin kecil

beratjenis atau makin tinggi derajat APInya. Minyak bumi itu makin berharga, karena lebih banyak

Page 18: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

mengandung mesin. Sebaliknya, makin rendah derajat API atau makin besar derajat jenis atau

residu aspal. Namun dewasa ini, dari minyak bumi yang beratpun dapat dibuat fraksi bensin lebih

banyak lagi. Selain derajat API juga dipakai derajat baume.

Tabel 2-5 konversi beraj jenis, derajat API dan baume(leorsen,1958)

Berat jenis

(600F)

Berat

baume

Derajat

API

1,000

0,9655

0,9333

0,9032

0,8750

0,8485

0,8235

0,8000

0,7778

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

45,0

50,0

10,0

15,1

20,1

25,2

30,2

35,3

40,3

45,4

50,4

0API Berat

jenis

0API Berat jenis

0 1,076 55 0,7587

10 1,000 60 0,7389

15 0,9659 65 0,7201

20 0,9340 70 0,7022

24 0,9100 75 0,6852

30 0,8762 80 0,6690

34 0,8550 85 0,6536

40 0,8251 90 0,6388

44 0,8063 95 0,6247

50 0,7796 100 0,6112

0Baume = 140/BJ – 130

Sistem baume tidak banyak dipergunakan dalam industry minyak. Perbandingan antara

skala yang menggunakan berat jenis dengan derajat API. Terlihat pada tabel 2-5. Sebagai contoh,

berat jenis air sama dengan satu sesuai dengan 10 derajat API dan juga 10 derajat baume. Berat

jenis 0,8325 adalah 40,3 derajat APU atau sama dengan 40,0 derajau baume. Berat jenis 0,778 itu

sama dengan 50,4 derajat API atau 50 derajat baume.perlu di catat di sini bahwa yang di maksud

dengan berat jenis adalah berat jenis keseluruhannya minyak mentah tersebut, jadu semua fraksi

selain itu berat jenis minyak bumi tentu juga tergantung pada temperature; lebih tinggi temperature

makin rendah berat jenisnya.

2.2.2.2 Viskositas

Sifat penting lain daripada minyak bumi adalah viskositasnya. Viskositas adalah daya

hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda berputar dalam cairannya tersebut.satuan

viskositas ialah centiopoise. Pada umumnya makin tinggi derajat API atau makin ringan minyak

bumi tersebut, makin kecil viskositasnya dan sebaliknya.

Page 19: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

2.2.2.3 Titik didih dan titik nyala

Titik didih minyak bumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas APInya. Kalau gravitas API

rendah. Maka titik didihnya tinggi, sedangkan kalau API tinggi maka titik didihnya rendah. Hal ini

disebabkan karena minyak bumi berderajat API rendah berarti mengandung banyak fraksi

berat(berat jeis tinggi). Dan dengan demikian titik didihnya tinggi, sedangkan jika derajat APInya

tinggi maka lebih banyak mengandung fraksi ringan seperti bensin,dengan demikian juga titik

didihnya rendah

Titik nyala adalah suatu titik temperature, dimana minyak bumi dapat terbakar karena

suatu percikan apai. Makin tinggi gravitasi API nya titik didihnya makin rendah, maka jelaslah

β€˜flash-point’juga makin rendah dan mudah dapat terbakar karena percika apo. Flash-point

mempunyai arti sangat penting, makin rendah tentu makin berbahaya,sebaliknya makin tinggi

flash-point mengurangi kemungkinan terbakarnya minyak bumi

2.2.2.4 Warna

Minyak bumi juga memperlihatkan berbagai macam warna yang sangat berbeda-beda.

Minyak bumi tidak selalu berwarna hitam,adakalanya malah tidak berwarna sama sekali. Pada

umumnya warna itu berhubungan dengan berat jenisnya,kalau berat jenisnya tinggi,warna jadi

hijau kehitam-hitaman, sedangkan kalau berat jenis rendah, warna coklat kehitam-hitaman. Warna

ini disebabkan karena berbagai pengotoran, misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon, karena

senyawa hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna tertentu.

2.2.2.5 Fluoresensi

Minyak bumi mempunyai suatu sifat fluoresensi. Yaitu jika terkena sinar ultra-violet akan

memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna fluoresensi minyak bumi ialah kuning

samoai kuning keemas-emasan dan kelihatan sangat hidup. Sifat fluoresensi minyak bumi ini

sangat penting karena sedikit saja minyak bumi terdapat pada kepingan batuan atau dalam lumpur

kebocoran memperlihatkan fluoresensi secara kuat. Sehingga mudah di deteksi dengan

mempergunakan lampu ultra-violet.pada waktu pemboran sering sekali lapisan minyak yang

terdapat dalam lapisan tersebut tidak dapat menyembur keluar dengan sendirinya. Minyaknya

sendiri karena berwarna hitam dan juga bercampur dengan minyak pelumas pemboran seringkali

sukar dibedakan dalam lumpur pemboran. Minyak pelumass lumpur pemboran biasanya tidak

menunjukkan fluoresensi sedangkan minyak mentah menunjukkan fluoresensi. Makadalam

meneliti serbuk pemboran dipergunakan sinar ultra-violet.jika suatu lapisan minyak ditembus,

warna fluoresensi pada lumpur akan kelihatan sebagai tanda-tanda adanya minyak.

2.2.2.5 Indeks refraksi

Minyak bumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1,4 sampai1,6.

Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau berat jenis. Makin tinggi berat jenis

atau makin rendah derajat APInya akan tinggi pula indeks refraksinya,sedangkan makin ringan

makin rendah indeks refraksinya. Hal ini terutama diperlihatkan oleh seri paraffin, misalnya dekan

Page 20: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

mempunyai indeks refraksi 1,6;sedangkan pentan 1,4. Jadi, makin kecil atau makin sedikit jumlah

atomnya makin rendah indeks refraksinya, makin tinggi nomor atomnya, makin kompleks susunan

kimianya makin tinggi indeks refraksinya.

2.2.2.7 Aktivitas optik

Kebakaran minyak bumi memperlihatkan aktivitas optic. Yaitu suatu daya memutar

bidang polarisasi cahaya yang terpolarisasri. Kisaran rata-rata adalah nol sampai 0,2 derajat.

Semua minyak bumi memperlihatkan aktivitas optic, terutama fraksi antara 250 sampai 3000C

pada tekanan 40 mm Hg. Fraksi dibawah 2000C tidak memperlihatkan aktivitas optic. Ini

disebabkan karena adanya zat ,enyerupai sterol. Yaitu sejenis alkohol yang mempunyai rumus

C25H45OH. Zat ini biasanya terdapat dalam zat organic nabati ataupun hewan dan alasan untuk

menunjukkan akan asal organic zat minyak bumi, sebab sampai sekarang hanya zat asal organic

yang bisa memutar bidang optic, sedangkan zat hidrokarbon sintesis anorganik tidak

memperlihatkan daya aktivitas optic.

2.2.2.8 Bau

Minyak bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang biasanya disebabkan

karena pengaruh molekul aromat. Minyak bumi dari indonesia biasanya berbau tidak sedap, yang

terutama disebabkan karena mengandung senyawa hydrogen ataupun belerang. Adanya H2S juga

mmeberikan bau yang tidak sedap. Golognan paraffin dan naften biasanya memberikan bau yang

tidak sedap, sedangkan benzene atau aromat memyebabkan bau yang tidak sedap.

2.2.9 Nlai Kalori

Nilai kalori minyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu gram minyak

bumi, yaitu dengan meningkatkan temperature satu gram air dati 3,5 drajat celcius sampai 4,5

derajat celcius, dan satuannya adalah kalori. Ternyata juga ada hubungan antara berat jenis dengan

nilai kalori. Misalkan berat jenis minyak bumi antara 0,75 atau gravitas API 70,6 samapai 57,2

memberikan nilai kalori antara 11.700 sampai 11.750 kalori per gram dan berat jenis antara 0,9

sampai 0,95 memberikan nilai kalori 10.000 sampai 10.500 kalori per gram pada umumnya

minyak bumi mempunyai nilai kalori 10.000 sampai 10.800 dan hal ini boleh kita bandingkan

dengan kalori batubara yang berada di antara 5.650 sampai 8.200 per gram

2.3 Hidrokarbon Gas Ataupun Gas Bumi

Di dalam reservoir, gas bumi bisa terdapat sebagai larutan yang berkisar dalam jumlah yang

sangat sedikit sekali sampai meliputi 100% dari reservoir. Gas bumi tersebut bisanya terdiri daripada

hidrokarbon alam bertitik didih rendah. Bernomor atom C1 sampai paling tinggi C4,atau bisa juga

terdiri daripada gas hydrogen,nitrogen atau sama sekali terdiri dari karbondioksida. Jika hal ini

demikian maka gas tersebut tidak mempunyai nilai komersil, kecuali helium yang kadang-kadang

merupakan 2-3% dari gas yang tidak dapat diperdagangkan tersebut. Di indonesia ada beberapa sumur

Page 21: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

misalkan di pamanukan,jawa barat dan juga daerah di lau jawa timur sebelum timur, yang terdiri

hanya dari gas CO2 sama sekali.

2.3.1 Berbagai Jenis Gas Bumi

Berbagai macam gas bumi dapat terjadi sebagai:

1) Gas bebas, yang sama sekali merupakan fasa bebas daripada minyak bumi, hanya terdapat pada

bagian atas dari resrvoir yang terisi minyak bumi

2) Gas terlarut dalam minyak bumi. Karena gas dan minyak bumi adalah hidrokarbon, maka

wajarlah jika jumlah gas yang larut dalam minyak bumi tergantung dari sifat kedua zat tersebut dan

juga dari temperature di dalam reservoir. Dengan hanya beberapa ke kecualian, semua minyak bumi

yang terdapat di dalam reservoir mengandung gas dalam larutan dari hanya beberapa m3 dampai

ribuan m3. Untuk setiap m3 minyak bumi, jumlah gas bumi yang terlarut di dalamnya dinyatakan

dalam perbanfingan gas-minyak(gas-oil ratio). Jika gas hanya terdapat dalam jumlah sedikit saja,maka

gas dapat dipisahkan dari minyak segera setelah dihasilkan dari sumur pemboran, dalam suatu alat

yang dinamakan ;Gas-seperator’ dan kemudian dibakar. Tetapi jika jumlahnya cukup banyak. Gas

tersebut dapat dipergunakan untuk diperfagangkan ataupun di pompakan kembali ke dalam reservoir.

Jika suatu reservoir tidak memperlihatkan topi gas beban(gas cap), berarti bahwa semua gas terdapat

dalam larutan dan keadaan itu disbut tidak jenuh, sedangkan kalau gas terdapat sebagai topi bebas di

atas reservoir, diapatkan suatu reservoir yang jenuh. Temperature dan tejanan pada waktu gas itu

mulai keluar dari larutan disebut titik gelembung(bubble point). Jika tempertature konstan. Maka

tekanan titik gelembung disebut titik jenuh(lihat gambar 3.8). selain itu gas dapat juga larut dalam air,

dalam jumlah yang dapat mencapai 20m3 setiap m3 minyak pada tekanan 5000psi.

GAS TERCAIRKAN

Dibawah kedalaman 2000 meter biasanya keadaan reservoiur mempunyai temperature dan

tekanan yang tinggi, sehingga secara fisik gas dan minyak bumi tidak bisa dibedakan dalam keadaan

demiian didapatkan reservoir kodensat.

2.3.2 Susunan Kimia Gas Bumi

Metan (CH4) adalah hidrokarbon yang paling stabil dan merupakan penyusun utama gas

bumi. Selain itu terdapat juga hidrokarbon lainnya dalam jumlah kecil. Seperti etan

(C2H6),propan(C3H8),butan(C4H10),pentan(C7H16),pktan(C8H18),dan nonan (C9H20). Hidrogen

bebas jarang sekali didapatkan dalam gas alam.kecuali di daerah yang bersifat volkanin,sedangkan

karbon monoksida dan gas yang tidak jenuh jarang sekali di dapatkan. Metan merupakan senyawa

yang selalu terdpat di dalamnya, dan tidak dapat di kondensasikan pada temperature dan terkanan

reservoir minyak, sedangkan yang lainnya bisa di dapatkan sebagai cairan.kerapatan gas bumi

berkisar dari 0,554(yaitu untuk metan) terhadap udara sampai lebih tinggi daripada udara untuk gas

yang bersifat basah. Umumnya berkisar antara 0,65 sampai 0,90 jika dibandingkan udara(satu dengan

satu). Gas bumi bis juga dibagi atas Gas kering atau Gas basah,tergantung daripada kadar cairan atau

uap yang ikut di dalamnya. Nilai kalorinya adalah 900 smpai 1200 BTU. Susunan kimia umum adalah

sebagai berikut:

Page 22: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

1.Metan CH4, 82,3%(aktif)

2.Etan C3H6 14,4%(aktif)

3.Karbon dioksida C02, 0,5%

4.Nitrogen N2, 2,8%

Contoh susunan gas bumi dari lapangan badak(kalimantan timur) tercantum dalam tabel 2-6.

Tabel 2-6 susunan kimia gas bumi dari lapangan badak (kalimantan timur,dalam persen

molekul)(helmig, 1974)

Metan (CH4) 87,44

Etan (C2H6) 4,51

Propan (C3H8) 2,84

Butan (C4H10) 1,29

Pentan (C5H11) 0,43

Hexan (C6H14) 0,17

Heptan dan yang lebih berat 0,32

Karbondiosida(C02) 2,94

Hidrogensulfida (H2S) 0,00

100,00%

2.3.3 Pengotoran Dalam Gas

Pengotoran utama disebabkan oleh kadar nitrogen,karbondioksida, dan hidrogensulfida. Juga

helium dapat merupakan pengotor yang terdapat dalam jumlah yang relative sangat kecil. Jika kadar

CO2 dan nitrogen besar. Maka gas tersebut mempunyai nilai yang lebih rendah karena juga nilai

kalorinya menjadi lebih rendah. Helium: helium merupakan gas ringan, tidak berwarna dan tidak

berbau dan merupakan gas mulia yang terdapat bersama-sama dengan gas alam pada keadaan

temperature normal. Kadang-kadang didalam gas alam kadar helium cukup tinggi untuk dapat

diusahakan, seperti yang di dapatkan di amerika, yaitu dengan kadar berkisar 1-8%. Juga di uni sofiet

ada kemungkinan gas tersebut didapatkan bersama-sama dengan gas bumi. Nitrogen: adanya kadar

nitrogen yang tinggi di dalam gas bumi mungkin sekali merupakan sebagian udara yang terperangkap

dengan sedimen. Sedikit sekali dari nitrogen ini merupakan gas yang terbentuk dari zat organic

sebagaimana diperkirakan. Hidrogensulfida: hidrogen sulfida seringkali tedapat bersama-sama dengan

gas bumi. Gas ini biasanya tidak berwarna dan mempunyai bau yang tidak sedap. Gas bumi yang

mengandug hidrogensulfida walauun dalam jumlah kecil. Tidak baik untuk dipergunakan sebagan

bahan bakar umum, karena dapat meracuni dan menyebabkan korosi dalam pipa. Berdasarkan kadar

H2S, maka gas bumi dapat dibagi menjadi: gas kecut(sour gas) dan gas manis (sweet gas)

2.3.4 Pemakaian Gas Bumi

Gas bumi dewasa ini diusahakan tujuan komersil di masa lampau gas bumi hanya dapat

digunakan jika terdapat di dekat daerah industry, ataupun di perkotaan, melalui pipa. Tetapi dewasa

ini dengan teknik pencairan, terutama gas bumi yang mengandung molekul beratom C lebih besar

sampai C4-C5, dapat dimampatkan menjadi cairan yang disebut elpiji, suatu singkatan dari liquefied

petroleum gas (LPG) dan dapat ditransport dengan kapal tanki khusus. Di indonesia pada akhir tahun

Page 23: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

1972 di temukan lapangan gas yang besar sekali. Yaitu lapangan gas arum di provinsi aceh dan juga

lapangan badak di kalimantan timur. Selain itu juga beberapa lapangan gas diketahui di daerah

pendopo gas juga merupakan bahan penting sekali, selain untuk pembuatan β€˜carbon-black’ juga

sebagai bahan bakar di perumahan ataupun dalam industry.

2.3.5 Berbagai Sifat Fisika Gas Bumi

Gas biasanya diukur dalam M3 atau kaki kubik dalam keadaan baku, yaitu pada temperature

60,70F dan tekanan 76 mm Hg. Seringkali dipergunakan temperature 200C volum gas biasanya

dinyatakan dalam satuan ribuan yang disingkat sebagai M. Contohnya 3.540.000 cubic feet gas.

Biasanya ditulis 3.540 MCF

Page 24: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

3

Cara Terdapatnya Minyak Dan Gas Bumi

Pada prinsipnya minyak bumi terdapat dalam 2 cara utama, yaitu :

Pada Permukaan Bumi, terutama sebagai rembasan (seepages atau seeps), kadang-kadang juga

sebagai suatu danau, sumber atau sebagai pasir yang dijenuhi minyak bumi.

Di Dalam Kerak Bumi, sebagai suatu akumulasi, yaitu sebagai penjenuhan batuan yang sebetulnya

hanyalah satu-satunya cara terdapat yang mempunyai arti ekonomi. Penjenuhan batuan seprti itu,

minyak bumi terdapat didalam rongga-rongga atau pori-pori batuan dan menjenuhi seluruh batuan

tersebut. Tidak pernah minyak bumi didapatkan dalam suatu rongga besar, suatu ruangan, danau

ataupun telaga dibawah tanah apalagi suatu laut dibawah tanah. Ini bertentangan dengan pendapat

umum yang popular mengenai adanya lautan minyak ataupun telaga minyak dibawah permukaan

bumi.

Sebagai suatu penjenuhan batuan didalam kerak bumi, minyak bumi bisa terdapat :

a. Dalam jumlah kecil atau yang disebut juga sebagai tanda-tanda minyak (oil shows).

b. Dalam jumlah akumulasi yang komersiil, yaitu cukup besar untuk dapat di produksi secara

umum.

Akumulasi komersiil, tergantung sekali pada jumlah pori batuan yang terdapat, besarnya dan

caranya pori dapat melulusakn minyak dan juga persentasi cairan yang menjenuhi batuan tersebut.

Hal terakhir ini juga dihubungkan dengan suatu prinsip, bahwa didalam kerak bumi ataupun pada

permukaan , minyak bumi selalu dapat berasosiasi dengan air, terutama air asin dan jarang sekali

dengan air tawar. Oleh karena itu, minyak bumi yang terdapat dibawah permukaan selalu mengikuti

prinsip hidrostatika dan dalam keadaan tertentu juga prinsip hidrodinamika.

3.1 Minyak Bumi Pada Permukaan

Di berbagai daerah minyak, terutama di Indonesia, minyak bumi pada permukaan ditemukan

dalam bentuk yang dinamakan rembasan (seep). Rembasan ini sendiri tidaklah mempunyai nilai

ekonomi tapi bisa menunjukkan daerah kemungkinan adanya minyak dibawah permukaan.

Berdasarkan gejala cara timbulnya, minyak pada permukaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1). Yang Masih Aktif,

Yaitu minyak keluar sebagai sumber bersama-sama dengan air, keluar ataupun merembes

secara perlahan-lahan untuk kemudian membentuk suatu danau aspal, atau dapat pula keluar secara

aktif dari suatu gunung-api lumpur (mudvolcano).

2). Yang Telah Mati atau TIdak Aktif Lagi,

Dapat merupakan batu pasir yang dijenuhi oleh bitumina, suatu zat semacam aspal, yamg

merupakan sisa atau residu penguapan fraksi ringan dari suatu minyak bumi. Suatu insipasi ataupun

Page 25: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

impregnasi batu pasir oleh bitumina ini sering merupakan suatu lapisan pasir yang sangat luas seperti

pasir-ter di Canada sebelah barat yang disebut McMurray sand atau Athabasca Tar-Sand, yang boleh

dikatakan merupakan permadani ter.

Selain itu, terdapatnya hidtokarbon padat seperti wurtzelit, elaterit dan sebagainya dapat

diartikan sebagai rembasan yang tidak aktif lagi sehingga merupakn residu minyak yang fraksi

ringannya telah menguap. Tetapi untuk ini tidak terdapat bukti yang jelas karena gilsonit, wurtzelit

dan sebagainya tidaklah menyerupai residu minyak bumi dari jenis apapun. Selain itu kerogen juga

pernah dianggap berasal dari suatu rembasan yang telah mati. Perlu dikatakan disini bahwa sebetulnya

kerogen sama sekali tidak mempunyai hubungan langsung dengan minyak bumi dan tidak bisa

dikatakan minyak bumi yang telah merembas dan tersingkap keluar, karena kerogen merupakan zat

organic yang belum menjadi minyak bumi, ataupun sisa pembentukan minyak bumi.

3.1.1 Rembasan Minyak Bumi

Link (1952) memberikan suatu klarifikasi berbagai macam rembasan yang dapat terjadi di

suatu daerah. Ia membedakan 5 jenis utama rembasan yang awalmula jadinya dapat diterangkan

sebagai berikut.

1). Rembasan Yang Keluar Dari Homoklin.

Dimana ujungnya telah tererosi atau tersingkap, akan tetapi lapisan minyaknya sendiri belum

sampai pada permukaan. Rembasan semacam ini biasanya kecil saja ( Gambar 3.1).

Gambar 3.1 Jenis rembasan minyak bumi (menurut Link, 1952)

2) Rembasan Minyak Yang Berasosiasi dengan Lapisan dan Formasi Tempat Minyak Tersebut

Terbentuk.

Biasanya lapisan serpih yang merupakan batuan induk minyak bumi jika teretakkan dan

terhancurkan akan membebaskan minyak dalam jumlah kecil. Dalam hal ini hanya sediit sekali

terdapat indikasi pada permukaan (gambar 3.2).

Page 26: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 3.2 Rembasan Jenis 3 (Link, 1952)

3) Rembasan Minyak dan Gas Yang Keluar Dari Akumulasi Minyak yang Besar dan Telah

Tersingkap Oleh Erosi atau Reservoirnya Telah Dihancurkan-Luluhkan Oleh Patahan dan

Lipatan.

Rembasan semacam inilah yang biasanya merupakan rembasan yang terbesar di dunia.

(Gambar 3.3). Misalnya, daerah Gulf-Coast di Amerika Serikat, dan Venezuela Timur.

Gambar 3.3 Rembasan jenis 4 dari Link (1952); keluar sepanjang ketidakselarasan

Sebetulnya banyak sekali variasi cara keluarnya rembasan seperti ini, yaitu antara lain

keluarnya minyak dari patahan normal suatu lapisan homoklin ataupun akumulasi struktur yang

kemudian keluar melalui patahan (gambar 3.4).

Gambar 3.4 rembasan jenis 5 dari Link (1952); rembasan yang berasosiasi dengan intrusi.

Page 27: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Jenis lain ialah suatu reservoir bocor karena patahan yang disebabkan penyusutan yang

berada diatas struktur lapisan minyak tersebut (Gambar 3.5).

Gambar 3.5 Peta penyebaran rembasan minyak bumi di Indonesia bagian barat (menurut Link, 1952)

Jenis lain lagi ialah terdapatnya lapisan reservoir yang berbatasan dengan batuan beku. Batas

batuan tersebut merupakan tempat perembasan minyak ke luar (gambar 3.6). sebagai contoh ialah :

rembasan aspal di G. Kromong, Jawa Barat.

Page 28: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Ada pula jenis rembasan yang sebetulnya merupakan struktur antiklin yang telah tererosi

sampai kedalam reservoir minyak. Pengerosian reservoir ini tidaklah menyebabkan minyak keluar

secara tiba-tiba dan secara besar-besaran, tetapi secara sedikit-sedikit melalui celah dan retak yang

terjadi sebelum erosi tersebut, sehingga menyingkapkan lapisan reservoir itu sendiri. ( Gambar

3.7).

Gambar 3.6 penyebaran gunung api lumpur dan struktur geologi di Kalimantan Timur (diambil dari Weeda, 1958).

Jenis lainnya ialah rembasan yang mengeluarkan minyak melalui retakan dalam lapisan

penutupnya. Hal ini misalnya saja yang terdapat di lapangan minyak di Masjid’I Sulaeman di Iran.

Ada pula rembasan yang terjadi di daerah patahan secara kecil-kecilan saja tetapi cukup

meyakinkan, diatas suatu struktur seperti yang terdapat di lapangan LaCira, di Columbia. Contoh

lain mengenai patahan dapat dilihat pada gambar 3.2; 3.1, C ; 3.2,B, C, D sampai gambar 3.3 (A,

B, C, D); yaitu antara lain di daerah Parina di Eropa Barat. Dalam hal ini patahannya dapat dari

jenis normal walaupun jenis patahan naik.

4) Minyak Merembes Keluar Pada Permukaan Sepanjang Bidang Ketidakselarasan

Dalam hal ini mungkin terdapat banyak rembasan lain yang keluar atau memotong suatu

ketidakselarasan, kemudian merupakan jalan utama dan alat pengumpul daripada semua rembasan

tersebut dan terjadilah suatu rembasan yang cukup besar. Jelaslah, bahwa untuk mengetahui

darimana asalnya minyak bumi tersebut susah sekali, tetapi mungkin merupakan pengumpulan dari

berbagai macam kebocoran beberapa reservoir minyak kearah bawah dari kemiringan

ketidakselarasan tersebut. Sebagai contoh misalnya, batu pasir-ter Amerika.

5) Rembasan yang Berasosiasi dengan Intrusi

Seperti gunung api lumpur, intrusi batuan beku atau penusukan oleh kubah garam. Rembasan

semacam itu dapat berasosiasi atupun tidak dengan reservoir yang telah hancur dibawahnya.

Contohnya terlihat pada gambar 3.4.

Page 29: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya rembasan minyak pada permukaan bumi

tidak selalu diasosiasikan dengan adanya suatu reservoir dibawahnya. Seringkali orang awam

mempunyai suatu kesan bahwa untuk mencari minyak bumi, berusahalah mencari rembasan di

permukaan bumi. Terdapatnya rembasan belum tentu merupakan bukti adanya akumulasi minyak

dibawahnya, tetapi dapat disebabkan oleh berbagai hal yang telah diuraikan diatas. Namun

bagaimanapun juga adanya rembasan harus diperhatikan dari segi explorasi minyak dan gas bumi,

karena :

a) Rembasan menunjukkan bahwa batuan sedimen di daerah tersebut mampu membentuk

minyak bumi. Apakah minyak bumi disitu terdapat dalam akumulasi komersiil atau tidak,

bukanlah menjadi soal. Yang penting ialah kita dapat mencari keadaan struktur yang dapat

memberikan akumulasi yang penting.

b) Rembasan mungkin sekali berasosiasi dengan suatu reservoir minyak di bawahnya yang

mengalami kebocoran. Dalam hal ini, penyelidikan geologi sekitar rembasan tersebut

sangatlah penting dan interpretasi mengenai jenisnya dilakukan. Lapangan minyak yang

mula-mula, terutama di Indonesia, ditemukan berdasarkan atas adanya rembasan. Penemuan

rembasan diikuti dengan pemetaan geologi untuk mencari struktur antiklin. Berdasarkan hasil

pemetaan ini ini diadakn pemboran untuk mendapatkan produksi minyak bumi. Dahulu,

pemboran dilakukan didekat rembasan tanpa mengetahui arti yang sebenarnya dari rembasan

tersebut. Boleh dikatakan 66 persen dari semua rembasan minyak secara langsung

berhubungan dengan suatu reservoir minyak dibawahnya. Hal ini terutama berlaku untuk

Indonesia dan juga teluk Persia.

Pentingnya rembasan minyak dalam cekungan minyak bumi dapat terlihat dari kenyataannya

bahwa cekungan sedimen penghasil minyak di dunia ini hampir semuanya ditandai oleh adanya

rembasan. Di Indonesia, lapangan minyak Sumatera, Jawa, Kalimantan ataupun Irian Jaya terdapat di

daerah dimana rembasan seperti itu ditemukan (Gambar 3.5). Di Timur Tengah, rembasan minyak

diketahui dan dipergunakan sejak jaman Nabi Nuh, misalnya di daerah sebelah barat Iran. Juga di

Amerika Serikat, di Venezuela, Amerika Latin, rembasan semacam itu telah banyak diketahui dan

menjadi penyebab ditemukannya lapangan minyak yang penting di daerah tersebut.

Secara tektonik rembasan minyak didapatkan dalam cekungan sedimen dengan struktur yang

kandungan minyaknya telah tererosikan atau telah dihancurkan sehingga lapisan minyak tersebut

keluar pada permukaan, pada pinggiran cekungan atau juga pada jalur dengan ketidakselarasan

sampai ke permukaan. Rembasan ini terutama didapatkan dalam cekungan sedimen yang mempunyai

suatu jalur mobil pada salah satu sisinya, misalnya saja di geosinklin Mesopotamia (di Timur Tengah)

dan Venezuela. Disini rembasan keluar sepanjang ketidakselarasan, atau karena pematahan yang

mengakibatkan kebocoran reservoir sampai ke permukaan, ataupun di tempat yang reservoirnya

tererosi. Di bagian yang lebih landai dari cekungan tersebut, juga didapatkan rembasan. Sebagai

contoh misalnya, pasir-ter di Athabasca di Canada dan juga di Venezuela. Tetapi pada umumnya

bagian yang lebih landai daripada cekungan tidak terlalu banyak menghasilkan rembasan.

Pengaruh rembasan terhadap cadangan minyak yang bocor, mengakibatkan pengurangan

cadangan itu. Di berbagai tempat dengan kebocoran yang besar, struktur reservoir minyaknya sendiri

bahkan menjadi kosong. Rembasan seperti itu biasanya banyak didapatkan di lapisan muda yang

terlipat, terpatahkan dan tererosi pada pinggiran cekungan. Rembasan didefinisikan sebagai tempat

pemunculan gas dan cairan hidrokarbon pada permukaan bumi, yang dapat diamati. Rembasan ini

haruslah dipisahkan dengan didapatkannya minyak dalam skala mikroskopis yang hanya bisa

ditemukan dengan metode geokimia dan dengan sendirinya tidak dapat disebut sebagai suatu

Page 30: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

rembasan. Seringkali keluarnya minyak dari rembasan diikuti dengan gas dan biasanya berasosiasi

dengan air asin.

3.1.2 Gunung Api Lumpur

Gunungapi lumpur atau mudvolcano adalah setiap extrusi pada permukaan lempeng atau

lumpur yang secara morfologi membentuk membentuk suatu kerucut yang diatasnya terdapat suatu

telaga. Extrusi tersebut dibarengi dengan keluarnya gas dan air (kadang-kadang juga minyak) secara

kuat, bahkan dengan ledakan. Seringkali gas yang diextrusikan ikut terbakar dan dengan demikian

sangat menyerupai gunungapi. Sifat gunungapi-lumpur ini sangat tergantung dari iklim dan juga

jumlah lempung yang dikeluarkan. Menurut asalnya dapat dibedakan 2 macam gunungapi-lumpur

yaitu :

Gunungapi-Lumpur Jenis Dangkal

Jenis ini biasanya berasosiasi dengan minyakbumi dan merupakan kerucut lumpur yang

dihasilkan oleh extrusi lempung dan sedikit atau banyak klastik. Untuk jenis ini diperkirakan bahwa

tenaga dorongan untuk meledakkan lumpur keluar adalah gasnya sendiri yang berasosiasi dengan

minyak bumi. Pada waktu terjadi peledakkan, lumpur dari sekitarnya terbawa keluar dan

menghasilkan suatu kerucut lumpur. Gunungapi lumpur semacam ini jelas merupakan tanda adanya

minyak bumi di bawahnya.

Gunungapi-Lumpur Jenis Dalam

Jenis ini biasanya berasosiasi dengan suatu keadaan geologi yang lappisan sedimennya belum

terkompaksikan, mempunyai tekanan tinggi dan mengakibatkan timbulnya diaper dari serpih ataupun

penusukan oleh serpih. Gejala tersebut sering berasosiasi dengan daerah yang disebut overpressured

areas, yaitu daerah tekanan tinggi yang tekanan serpihnya juga lebih besar daripada tekanan

hidrostatis dan dengan demikian dapat menimbulkan kesulitan dalam pemboran. Dari suatu

pengkajian diseluruh dunia, Gansser (1960) melihat adanya gejala yang khas dari gunungapi lumpur

ini :

1) Biasanya berasosiasi dengan lapisan sedimen berumur tersier dan kapur atas.

2) Lapisan sedimennya adalah asal laut.

3) Lapisan pelitik dan klastik biasanya bervariasi.

4) Selalu berasosiasi dengan gas dan air asin.

5) Lapisan tersebut ditutupi oleh endapan yang lebih kompeten.

6) Terdapat di daerah dimana sinklin yang luas dipisahkan oleh antiklin yang tajam dan lapisan

sedimennya yang klastik yang terdapat lebih dalam telah menusuk ke atas.

7) Meningkatnya tekanan memobilisasikan lempung klastik di dalam inti antiklin dengan air

garam,gas dan di beberapa tempat juga sacara kebetulan juga dengan minyak. Ini

menghasilkan lumpur yang ditekan ke atas seperti suatu magma. Jika keseimbangan

terganggu terjadilah ledakan dan terbentuklah gunung api-lumpur.

8) Kebanyakan titik-titik erupsi terdiri dari banyak kerucut.

9) Kerucut yang curam maupun yang landai didapatkan bersama-sama.

10) Erupsi biasanya terjadi secara periodic, tetapi seringkali secara tidak beraturan. Banyak sekali

erupsi gunung api-lumpur terjadi setelah periode ketenangan yang sangat lama.

11) Berbagai fragmen batuan yang sangat besar ataupun kecil yang berasal dari lapisan yang lebih

tua seringkali diekstrusikan dengan lumpur.

12) Secara individual jangka hidup suatu pusat erupsi biasanya snagat pendek.

Page 31: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

13) Jalur diaper gunungapi-lumpur biasanya berhimpitan dengan daerah yang beranomali

gravitasi negative.

Jadi jelaslah, bahwa tenaga penggerak jenis gunungapi-lumpur dalam bukanlah tekanan gas

dibawah permukaan, sebagaimana dapat terjadi pada gunungapi-lumpur jenis dangkal. Dengan

demikian, dapat kita simpulkan bahwa berasosiasinya gunungapi-lumpur jenis dalam ini dengan

minyak bumi hanayalah secara kebetulan saja, karena intrusi diaper lumpur secara kebetulan

menerobos lapisan yang mengandung minyak sehingga mengeluarkan minyak bumi pada waktu

erupsi. Terjadinya gunungapi-lumpur jenis dalam ini bukan hanaya disebabkan tekanan gas alam atau

tekanan tektonik saja, tetapi juga merupakan manifestasi tekanan tinggi daripada cairan yang

abnormal didalam pori-pori, yang timbul karena kompaksi tidak memberikan kesempatan untuk

keluarnya air. Hal ini disebabkan oleh sedimentasi yang cepat dan kompaksi batu lumpur yang

biasanya berasosiasi dengan lapisan pasir yang berbentuk lensa. Ini menimbulkan tertutupnya cairan

yang berada dalam pori-pori semasa kompaksi berlangsung sehingga air berada didalam tekanan

tinggi, karena tak dapat lari kemana-mana. Keadaan ini menyebabkan gejala, yaitu semua lapisan

yang ada diatasnya seolah-olah mengambang diatas lapisan serpih yang berisi cairan bertekanan

tinggi dan terletak lebih dalam. Contoh untuk gejala ini misalnya, di pulau Madura, selat Madura,

serta di Sumatera Utara. Juga di Kalimantan tekanan tinggi seperti ini didapatkan dalam asosiasi

dengan gunungapi-lumpur dan dengan adanaya gas serta lapangan minyak seperti diperlihatakan pada

gambar 3.6 (lihat juga ayat 3.2.3.3; mengenai tekanan reservoir).

3.1.3 Telaga Aspal Buton

Telaga aspal yang terdapat di pulau Buton dapat dklasifikasikan sebagai suatu lapisan

homoklin yang tersingkap keluar dan tererosikan.

Minyak yang mengalir secara berlahan-lahan membentuk suatu telaga pada tempat

perembesan keluar dan fraksi ringannya telah menguap. Gambar 3.7 menunjukanpenampang melalui

lapangan aspal panah di Buton.

Lapisan yang mengandung aspal tersebut adalah gamping globigerina yang berpori-pori dan

gamping terumbu yang dinamakan formasi Sampolaksa.

Formasi ini mengandung batu pasir yang dijenuhi 10 sampai 20% bitumia, bahkan sampai

30%.

Gambar 3.7 Penampang geologi melalui telaga aspal Buton ( Menrut Hetzel, 1936)

Page 32: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

3.2 Minyak Bumi dalam Kerak Bumi

3.2.1 Akumulasi Lokal

Didalam kerak bumi minyak bumi selalu didapatkan dalam lapisan berpori. Diliahat dari segi

jumlahnya,maka minyak bumi dapat ditemukan sebagai: Jejak-jejak ( minor occurrences) yaitu dalam

jumlah sedikit-sedikit saja, Suatu akumulasi(terdapat dalam jumlah besar atau dari segi

ekonomiterkumpul secara menguntungkan).

Sebetulnya minyak bumi atau hidrokarbon didapatkan dalam berbagai macam formasiatau

lapisan sebagai tanda-tanda minyakatau hidrokarbon dalam jumlah yang sedikit (minor showing).

Tanda-tanda tersebut biasanya ialah ditemukannya minya tersebut bersama air, terutama air asin.

Sering kali minyak bumi ditemukan di dalam lapisan yang bukan lapisan reservoir, misalnya pada

lapisan dan serpih atau batuan lainnya. Tanda-tanda dalam jumlah sedikit ini biasanya didapatkan

pada waktu melakukan pemboran dan mempunyai arti penting dari eksplorasi minyak bumi. Arti dari

tanda-tanda tersebut adalah :

a. Bahwa lapisan tempat terdapatnya tempat tanda-tanda itu sedikit banyak pernah

mengandung minyak.

b. Ada kemungkinan besar lubang bor yang menembus lapisan mengandung minyak sedikit

itu terdapat didekat atau dipinggir suatu akumulasi minyak yang penting.

Dilain pihak juga diketahui dalam penelitian buckly, hoctt, tagard (1958), bahwa air formasi

banyak memperlihatkan kandungan hidrokarbon.dalam jumlah yang berkisar hingga 14kaki kubik

dalamdalam setap barrel, terutama sebagai metan, tetapi juga etan, propan ,dan sebagainya.hal ini

ternyata dari berbagai penyelidikan di Negara bagian New Mexico dan Florida, AmerikaSerikat.

Mereka menyimpulkan bahwa jumlah hidrokarbon dalam jumlah sedikit itu tidak mempunyai arti

komersil , kecuali zat itu oleh suatu mekanisme dapat terkumpul dalam suatu akumulasi. Weeks

(1958) menyimpulkan bahwa jika semua gas yang hanya sedikitterdapat dalam air formasi diseluruh

dunia dijumlahkan, maka volumny dapat mencapai 65.000 trilliun kaki kubik . dibandingkan

akumulasi gas yang terdapat saat ini, hanyalah 4 sampai 6 trilliyun kaki kubik.dengan demikian,

jumlah yang terdapat dalam air formasidalam bentuk tanda-tanda tersebut sangat besar artinya. Dapat

pula dibandingakan dalam cadangan minyak bumi yang terdapat dalam bentuk tanda-tanda sedikit itu

bias mencapai 10 trilliun barrel. Dapat disimpulkan bahwa sebetulnya hidrokarbondidalam formasi itu

merupakan komponen yang biasa saja, namun karena terdapatnya tersebar dan dalam jumlah yang

sedikit mereka tidak mempunya arti ekonomi, tetapi jika oleh suatu meknisme jumlah yangkecil itu

bias terkumpul, kita bias mendapatkan suatu akumulasi yang bernilai ekonomi. Jadi terdapat atau

tidaknya suatu akumulasi bernilai ekonomi bergantung sekali pada faktorkonsentrasi seperti akan di

bahas padapasa yang kemudian.

3.2.1.1 Cara Mendeteksi

Adanya tanda-tanda minyak bumi atau yang kemudian dapat menunjukan adanya

akumulasi yang komersil adalah:

1) Lumpur Pemboran: pada waktu pemboran, lumpur yang dipakai pelumas bercampur dan

melarutkan minyak yang terdapat dalam formasi yang sering disebut oleh mata bor.

Lumpur yang keluar kembali itu dapat diperiksa di dalam mikroskop binokuler dengan

caha ultraviolet. Biasanya adnya minyak terlihat dengan tampaknya warna yang kuning

keemasan, gas dapat dideteksi dengan suatu alat yang dapat mengocok lumpur pemboran

tersebut sehingga gas keluar dan dapat diketahui dengan alat dektetor gas. Alat detector

Page 33: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

gas terdiri dari suatu ruangan atau suatusel kedalam mana dialirkan gas. Didalam suatu

sel tersebut terdapat suatu jarum pijar. Dengan masuknya gas kedalam sel tersebut,

terjadilah suatu pembakaran sehingga temperature meningkat dan dengan demikian juga

tahanan jenis jarum pijar berubah dan dapat dideteksi. Perubahan tahanan jenis

merupakan ukuran jumlah gas yang lkeluar dari lumpur tersebut.

2) Serbuk Pemboran: keratin batuan yang didapatkan pada pemboran dibawa oleh lumpur ke

permukaan dan dianalisa oleh seorang ahli geologi yang menunggu sumur tersebut.

Serbuk pemboran e=tersebut diperiksa kandungan hidrokarbonnya dibawah suatu

mikroskop binokuler setelah mengalami berbagai macam pengujian, antara lain ekstrasi

serbuk yang digerus dalam 𝐢𝐢𝑙4 , chloroform atau aseton dan kemudian dikocok. Jika

larutan menjadi putih berarti terdapat hidrokarbon didalamnya. Metode lain adalah

menggunakan lampu ultraviolet. biasanya setelah dicampur oleh kloroform atau aseton,

kemudian dilihatdengan lampu binokuler dibawah lampu sinar ultraviolet.jika serbuk

pemboran mengandung minyak terjadi warna flourensensi yang kunig sampaikeemas-

emasan.

Untuk mendeteksi gas dilakukan hal yang sama, yaitu menggerus keping batuan dan

mengeluarkan gasnya dengan cara mengocok serbuk dalam air,dan kemudian ditelliti dengan alat

detector. Adanya tanda-tanda minyak dapat juga diketahui dari pemboran inti. Inti pemboran yang

mengandung minyak, biasanya begitu keluardari pemboran minyakdapat bersifat hidup atau

dikatakan membara (bleeding core) atau dapat pula bersifat mati (dead oil). Yang disebut terakhir

mungkin merupakan residu minyak bumi yang telah bermigrasi atapun sisasuatu akumulasi

minyak.

Teknik penyelidikan adanya tanda-tanda minyak bumi didala serbuk pemboran atau

lumprpemboran merupakan suatu teknik tersendiri dan menggunakan sinar ultraviolet.selain itu,

berbagai macam digunakan unntuk memperkirakan jumlahnya yaitu hanya sedikit saja ataukah

sangat banyak. Teknik tersebut dibahas dalam buku teknik penyelidikan geologi bawah

permukaan.

3.2.1.2 Akumulasi Komersil

Suatu lapisan yang mengandung reservoir yag mengandung minyak dapat disebut

komerisl. Jika dalam lapisan tersebut minyak dapat diproduksi secara menguntungkan. Suatu

akumulasi minyak dan dan gas bumi dikatakan menguntungkan jika minyak yang dihasilkan dapt

diperdagangkan dengan pendapatan yang dapat menutup biaya explorasi dan produksi serta

memberi laba. Jadi semata-mata factor eknomilah yang menentukan. Beberapa factor terpenting

diantaranya adalah:

1) Harga minyak dipasaran bebas.kenaikan harga minyakk yang sangat mencolok pada

tahun 1973, telah mengubah akumulasi komersil menjadi komersildan merubah

penilaiaan suatu akumulasi.

2) Jumlah cadangan yang terdapatdalam akumulasi. Cadangan bergantung pada besarnya

reservoir dan dalamnya reservoir,terutama dalam porositas (akan dibahas dalam bab 4,

mengenai batuan reservoir)

3) Produktivitas reserfoir sebagaimana dihasilkan oleh suatu sumur. Hal ini dipengaruhi oeh

tebal lapisan dan kolom minyak dan keadaan reservoir terutama permeabiitas dan juga

sifat minyak bumi dan penjenuhan minyak dalam pori.

4) Baiya produksi, eksplorasi, dan eksploitasi yang sangat berbeda dari stu daerah dengan

daerah lain tergantung dari keadaan social ekonomi setempat , keadaan medan, di darat

atau di pantai, di daerah tropikatau daerah artik, dan sebagainya.

Page 34: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

5) Pajak dan biaya lainnya.

Suatu akumulasi komersil ditentukan oleh beberapa factor ekonomidan juga factor

geologi.dalam buku ini hanya dibahas dalam factor geologinya saja mengenai adanya akumulasi

minyak dan gas bumi disuatu tempat.

3.2.2 Pengertian Reservoir, Lapangan, dan Daerah Minyak

3.2.2.1 Reservoir Minyak

Suatu akumulasi minyak selalu terdapat di dalam suatu reservoir. Suatu reservoir adalah

suatu wadah minyak berkumpul. Istilah lain untuk reservoir yang bersifat batuan yang seluruhnya

dijenuhi oleh minyak bumi adalah telaga minyak atau kolam minyak (oil pool), yangberarti satuan

miyank terkecil yang mengisi reservoir itu sendiri dan berada dalam sistem satuan tekan yang

sama. Seringkali tealga minyak disinonimkan dengan reservoir. Sebetulnya reservoir memiliki arti

yang lebih luas lagi dan juga bagian reservoir tidak seluruhnya harus selalu diisi oleh minyak,

sedangkan telaga minyak adalah bagian reservoir yang seluruhnya terisi oleh minyak.dalam bahasa

inggris juga terdapat istilah oil pay yaitu lapisan yang mengandung minyak(yang membayar biaya

pemboran.

3.2.2.2 Lapangan Minyak

Lapangan minyak atau ladang minyak (oil field dalam bahasa inggris atau olie terrein

dalam bahasa belanda) adalah daerah yang dibawahnya terdapat akumulasi minyak dalam

beberapatelaga minyakdan terdapat dalam suatu gejala geologi yang sama.gejala tersebut dapat

bersifat stratigrafi ataupun struktur yang seluruhnya menjadi kolam minyak tersebut.pengertian

telaga minyak (oil pool) atau ladang minyak (oil field) seringkali dikacaukan dalam literatur.dalam

bahasa Indonesia istilah tealga sering dikacaukan dengan sumu, terutama di sumatra Utara atau

daerah Aceh.

3.2.2.3 Lapangan Minyak dan Gas Raksasa

Lapangan minyak dan gas raksasa adalah lapangan yang mempunyai cadangan minyak

dan gas bumi lebih dari 500 juta barrel (halbouty,1970). Yang paling terkenal adalah lapangan

minyak Ghawar di Arab Saudi. Di Indonesia lapangan Minas di SumatraTengah termasuk

Lapangan raksasa .

3.2.2.4 Provinsi atau Daerah Minyak

Propinsi atau daerah minyak adalah daerah dimana sejumlah tealaga dan lapangan minyak

berkelompok dalam longkungan geologi yang sama. Daerah minyak juga sering diesebut cekungan

minyak(oil Basin) dan biasanya merupakan cekungan sedimen. Namun daerah cekungan sedimen

tidak seluruhnya adalah daerah cekungan minyak.biasanya hanya sebagaian daerah sajadari

cekungan terdapat kelompok lapangan minyak atau daerah minyak. Misalnya derah Duri-minyak

di Sumatra Tengah, daerah jambi dimana terdapat lapangan muara Senami, Bajubang, Kenali

Asam,dan sebagainyadan daeran pendopo prabumulih di Sumatra Selatan (Langan Minyak Talang

Akar, Pendopo, Belimbing Tanjung-Miring, Dam sebagainya).

Daerah Jambi dan Daerah Prabumulih mungkin termasuk dalam suatu daerah cekungan

sedimen yang sama yaitu Cekungan Sumatra Selatan. Daerah mnyak lainya adalah daerah Cepu

dengan Lapangan minyak Ledok, Wonocolo, dan Sebagainya.

Page 35: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

3.2.3 Keadaan Ddan cara Terdapatnya Minyak Bumi dalam Reservoir.

3.2.3.1 Prinsip Utama dalam Reservoir.

Suatu reservoir haruslah tertutup pada bagian atas dan pinggirnyaoleh lapisan penutup dan

diberi bentuk perangkap. Suatu perangkap tidak lain dari suatu tempat fluida, tetapi berhubung

berlakunya hukum Hidrostatika dan karena asosiasinya dengan air, maka wadah inin tidaknlah

terbuka keatas melainkan terbuka ke bawah. Terbukanya kebawah dapat dengan berbagai macam

cara:

1) Terbuka Seluruhnya kebawah (gambar 3.8) sebagaimana didapatkan pada perangkap

struktur, misalnya pada sumbu antiklin.

2) Setengah terbuka kebawah misalnya suatu perangkap stratigrafi dimana hanya sebagaian

saja dari bhagian bawah perangkap yang terbuka (gambar 3.9)

3) Tertutup sama sekali, m,isalnya terdapat jika batuan reservoir sangat terbatas

penyebarannya sehingga terbentuk suatu lensa (gambar 3.10)

Gambar 3.9 penampang perangkap yang setengah

terbuka kebawah

Gambar 3.10 Penampang perangkap yang seluruhnya

tertutup dari segala arah

Batas bawah suatu akumulasi minyak tentu merupakan suatu permukaan airyang

mendorong minyak keatas dan memojokan minyak tersebut untuk tetap berada dalam perangka

(lihat Pula halaman 79).selain beberapa syar diatas masih terdapat beberapa syarat khusus yang

berlaku bagi terdapatnya suatu akumulasi yang komersil.

Meskipun sifat komersil sangat bergantung dengan keadaan ekonomi serta kemajuan

teknologi,namun beberapa faktor geologi juga sangat mempengaruhiekonomis tidaknya suatu

akumulasi minyak bumi, antara lain:

a. Tebal lapisan reservoir. Tebal suatu lapisan reservoir dapat berkisar antara beberapa

sentimeter sampai beberapa puluh meter. Makin tebal lapisan reservoir, tentu makin besar

pula kemungkinan terdapatnya produksi yang besar sehingga kolam minyak yang didapatkan

juga menjadi lebih besar..

b. Tutupan (closure). Pengertian ini terutama berlaku pada perangkap struktur yang kana

dibahas dalam pasal 5.2. disisni berarti bahwa kolam minyak ymaksimal yang mungkin

didapatkandalam suatu perangakap.jika tutuapanitu rendah saja atau sangat terbatas,maka

jumlah minyak yang terkumpulkan juga sangat terbatas.

c. Penyebaran Batuan Reservoir. Ini penting sekalai karena suatu perangkap dapat sangat besar

sekali dan mempunyai tutupan yang besar pula. Tetapi jiak batuan reservoir terbatas hanya

padabagian kecil perangkap,maka hal ini tidak terlalu menguntungkan untuk terdapatnya

akumulasi yang bersifat komersil.

d. Pororsitas dan Permeabilitas Efektif.suatu lapisan reservoir sangt bergantung pada kedua sifat

ini,bahkan merupakan sifat yang khas pada batuan reservoir tersebut. Besar kecilnya porositas

Page 36: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

menentukan besar kecilnya jumlah cadangan, sedangkan besar kecilnya permeabilitas

menentukan besar kecilnya jumlah minyak yang dapat dikeluarkan.

Berbagai unsur lain yang mempengaruhi ada tidaknya minyak bumi ialah: migrasi, waktu

migrasi, akumulasi, waktu akumulasi, batuan induk serta mulajadi.hal ini akan dibahas dalam

beberapa bab kemudian.

3.2.3.2 Cara Terdapatnya Fluida dalam Reservoir.

Keadaan dalam reservoir hanyalah dapat kita ketehui berdasarkan pada beberapa

interpretasi daripada:

1) Fluida yang didapatkan dalam inti pemboran

2) Contoh fluida yang diambil dari dasar pemboran

3) Contoh fluida yang diambil dari permukaan sumur yang sedang di produksi

4) Studi sejarah produksi atau lebih sumur, seperti penurunan tekanana reservoir dan

peningkatan atau penurunan produksi

Dalam menginterpretasi dan mengevaluasi suatu data tentu saja dapat menimbulkan

berbagai macam masalah, seperti misanya mengenai perbedaan temperaturepermukaan dan

temperatur reservoir, terjadi pengotoran dan reaksi lainnya yang timbul karena semua perubahan

tersebut. Namun, dari semua data tersebut hubungan fluida di dalam reservoir dapat diperkirakan

secara meyakinkan dan penting diantaranya adalah mengenai penyebaran air, minyakdan gas

didalam reservoir tersebut.

Perananan Air. Didalam kerakbumi lapisan reservoir mau tidak mau selalu terisi dengan

air dan hampir tidak pernah ditemukan suatu lapisan reservoir tanpa air. Memang air merupakan

unsur penting didalam suatu reservoir yang harus diperhatikan dalam akumulasi minyak bumi. Air

itu boleh dikatakan menenentukan terkurungnya atau terakumulasinya minyak bumi dalam

reservoir. Tanpa adanya air di dalam formasi, minyak bumi tidak dapat terkumpulkan. Karena air

tidak akan tercamour dengan minyak, maka kedua merupakan dua fase yang terpisah.batas antara

kedua cairan inin berlangsung secara bergradasi atau secara berangsur-angsur. Hal ini disebabkan

karena suatu ruang pori dapat diisi sebagaian oleh tetes minyak dan sebagian oleh air. Juga dalam

suatu akumulasi minyak, air selalu menempati sebagaian tempat dari reservoir, yaitu minimal 10%

daripada ruang dalam pori. Selain itu, juga berat jenis dari minyak bumiyang lebih kecil daripada

air, menimbulkan adanya daya apung dari minyak bumi (bouyancy).dengan demikian minyka akan

selalu mengisi ruang yang lebih tinggi dari pada suatu reservoir dan akan dikepung oleh air dari

bawah.

Jadi prinsip terpenting didalam akumulasi minyak bumi tersebut adalah bahwa minyak

bumi selalu mencari tempat yang tertiggi didalam suatu lapisan reservoir.

Sifat Air Formasi. Air yang terdapat dalam formasi selain disebut air formasi seringpula

disebut air konat (connate water). Air ini biasanya mengandung berbagai macam garam, terutama

NaCl, sehingga bersifat payau, atau asin sekali.

Pelarut yang terdapat pada air konat pada umumnya berupa garam dengan kadar berkisar

lebih dari 50.000 sampai 350.000 ppm(mg/l) sehingga lebih asin daripada air laut (33.000 ppm).

Kadang-kadang jugakonat ini bersifat payau (bebrapa ratus sampai bebera paribuan ppm garam),

misalnya formasi Sihapas di Sumatra Tengah. Kadar garam yang paling tinggi yang terdapat dalam

air formasi cekungan Micighan yaitu 642.798 ppm atau 64% dari cekungan ini terdiri dari zat

padat.kadar kgaram tertentu mempengaruhi berat jenis air formasi.

Susunan Kimia Air Formasi: sususnan air formasi berbeda antara satu lapangan minyak

dengan satu lapangan minyak lainnya.dan ada yang membedakannya dengan air laut. Tabel 3.1

Page 37: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

memperlihatkan susunan kimia(dalam bentuk ion) beberapa air konatserta perbandingan dengan

air laut. Disini terlihat bahwa semua anion adalah praktis klorida dan terdapat jejak saja dari

𝐻𝐢𝑂3βˆ’ dan 𝑆𝑂4

βˆ’, sedangkan kation tedrdiri dari π‘π‘Ž+πΆπ‘Ž2+𝑀𝑔2+.jika dibandingkan dengan air laut

biasana terdapat perbedaan yang khas:

a. Tidak hadirnya Sulfat dalam karbonat

b. Ketidakhadiran Cad an Mg dalam air formasi

c. Kadar klorida pada umumnya jauh lebih tinggi dari pada air laut.

Kadang- kadang air konat memperlihatkan kadar karbonat yang tiggi,yang biasanya

disebabkan dari influx air meteoric (air curahan atau air hujan)adanya air karbonat dijadikan

indicator adanya air meteoric. Sususnan air konat kadang-kadang berkaitan dengan jenis minyk

bumi yang bersekutu dengan air itu. Misalnya dibunyu, terdapat penurunan suatukadar klorida

dalam air formasi, dari 1o gram/lmenjadi 1,8 gr/l dan suatu peningkatan kadar karbonat,yang

dikaitkan dengan naiknya kadar residu lilin,dari 20 sampai 45%.air formasi di tarakan yang

minyaknya bersifat aspal,mempunyai kadar garam dibawah 1 gr/l atau praktis bersifat tawar

(Weeda,1958).

Asal Air Formasi:

Dapat diperkirakan air formasi berasal dari air laut yang terbawa dan terendapkan dengan

sedimen sekelilingnya, jadi merupakan air laut fosil.perbedaan air laut dan air formasi diakibatkan

karena:

1) Adsorpsi dan pertukaran basa (base chang) oleh batuan sekeilingnya,yang meningkatkan

konsentrasi klorida.

2) Penguapan air laut oleh akibat sedimentasi atauoleh pengurangan tekanan oleh gas bebas

3) Variasi local oleh akibat keadaan perubahan geology, misalnya karena berada di dekat

ketidakselarasan, influxair meteoric dapat merubah susunan air meteoric

4) Perubahan berbagai garam oleh debu vulkanik pada air laut asaanya.

Pengetahuan mengenai susunan kimia air formasi,kadang-kadang dapat berguna dalam:

1) Menganalisa log listrik

2) Mencari kolrelasi lapisan yangbertingkat banyak

3) Menginterpretasi lingkungan ppengendapan (adanya ketidakselarasan)

4) Menganalisisi kemungkinan kebocoran air pada saat proses produksi.

5) Memprospeksi kubah garam, makin dekat kubah garamkadarklorida meningkat (dengan

membuat iso con)

6) Mempertimbangkan water floading dalam membuat secondary recovery

7) Mengetahui korosipipa pipa dan lain lain

8) Mengetahui adanya influx air meteorikdari singkapan sehingga menimbulkan kaedaan

hidrodinamis (deganmenggunakan peta isokonsentrasi)

Page 38: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Penyebaran Vertikal dari pada Gas, Air dan Minyak: Penyebaran dari ketiga macam fase dari

reservoirditentukan oleh sifat fase tersebut, antara lain:

1) Berat Jenis: berat jenis air sangat dipengaruhi oleh kadar air garam yang terlarut di dalamnya.

Sususnan kimia zat terlarut sangat mempengaruhi berat jenisair. Berat jenis airformal berkisar

mulai 0,1 untuk air yang sangat tawar dan 1,140 untuk air formasi yang engandung 210.000

ppm garam.

Berat jenis minyak bumi yang sebagaimana telah disebutkan sebelumnya (bab 2), dapat

berkisar dari 0,6 sampai 1,0.berat jenis (specific gravity ) gas biasanya dinyak=takan dalam

perbandingan pada kerapatan jenis udara (density), dimana yang belakangan ini dinyatakan

sebagai 1. Berat jenis gas terhadap itu berkisar dari 0,061 sampai 0,965. Berat jenis gas jauh

lebih kescil daripada berat jenis minyak bumi.

Page 39: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

2) Daya Larut masing-masing Fluida atau Gas: gas dapt larut dalam air dan rata-rata adalah 20

kaki kubik setiap barreldapatekanan 5000 psi.data lain menyatakan bahwakelarutan gas dalam

air reservoir adalah 6% dari (pada daya larutnya dalam minyak bumi (Levorsen,1958). Daya

larutminyak bumi lebih besar lagi dan berkisar beberapa kaki kubik sampai beberapa ribu

kubik tiap barrel. Jelas juga bahwa daya larut gas terhadap minyak bumi dan air sangat

tergantung dari pada tekanannya.lebihbesar tekanan lebih besar daya larutnya, samapi dicapai

suatu titikpenjenuhan. Apabila gas seluruhnya dapat larutdalam minyak bumi,maka

terbentuklah topi gas raksasa dan telaga minyak yang disebut telelaga minyak yang jenuh.

Penurunan gaya tekanan menyebabkan daya lerut gas balam minyak bumi tersebut berkurang.

Temperature dan atautekanan dimana gas tersebutmlai keluar disebut sebagai titik gelembung

( bubble point). Pada tekanan dan temperature tertentu, fase gas dan cair tida dapat dibedakan

lagi, dan dalam keadaan demikian kita dapatkan telaga kondensat (condensate Pool). Lihat

gambar diagram 3.11

Gambar 3.11 Diagram memperlihatkan pengaruh tekanan dan temperature terhadap fasa gas/cairan

minyakbumi dan gas hipotesis (menurut Levorsen, 1958)

Sebagai sebab masing- masing jenis fluida dia tas,pada uumnya didalam reservoir

terdapat suatu stratifikasi daripada air, minyak, dan gas bumi. Air pada berat jenis tertinggi

akan beraada paling bawah, dalam reservoir.hal ini mengakibatkan batas antara minyak dan

gas bumi tidak terlalu tajam. Jadi daya apung relative antara minyak, gas, dan

airmenyebabkan adanya stratifikasi dalam resroir. Hal ini dimodifikasi dengan adnaya gejala

fluida dalam reservoir porilainnya yaitu Kapilaritas.

3) Kapilaritas

Dalam ilmu fisika diketahui dalam lubang-lubang kecil diketahui antara tekanan-

tekanan yangterdapat seberang-menyeberang dua fasecairanyang tidak saling

melarutkan.tekanan ini diukur seberang-menyeberang permukaan yang melengkung dan

tekanan disebut sebagai tekanan kapiler (P) yang dinyatakan dalam dyne/cm2. Besarnya

tekanan kapiler ini bergantung pada tegangan pegangan permukaan dan juga kelengkungan

nidang permukaannnya.jelaslah bahwa untuk dapat melampaui suatu permukaan antara fase

tersebut diperlukan suatu daya untuk dapat mengurangi tekanan tersebut. Derajat

pelengkungan daripada permukaan lengkung tersebut bergantung dari besar kecilnya pori

batuan dan juga dari jenis fluida yang ada.

Tekanan kapiler didapatkan jika kedua fluida tidak dapat larut dalam persentuhan.

Hubungan tekanan kapiler ini dinyatakan dalam pengertian tegangan permukaan, sudut sentuh

dan radius daripada pipa kapiler.

𝑃𝑐 =2𝛾. πΆπ‘œπ‘  πœƒ

π‘Ÿ

Page 40: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

𝑃𝑐 = π‘‡π‘’π‘˜π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› πΎπ‘Žπ‘π‘–π‘™π‘’π‘Ÿ , 𝛾 = π‘‡π‘’π‘”π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘šπ‘’π‘˜π‘Žπ‘Žπ‘›

πœƒ = 𝑆𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘˜π‘œπ‘›π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘’π‘˜π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘–π‘Ÿ π‘šπ‘–π‘›π‘¦π‘Žπ‘˜

R = Radius efektif pipa kapiler

Dalam keadaan pori jenuh air, dan adanya tekanan kapiler maka, untuk dapat

masuknya minyak dan gas kedalam pori-pori diperlukan suatu tekanan tambahan yang

dinamakan tekanan masuk (entry pressure) atau teganagn pergeseran (Displacement

Pressure). Tekanan tersebut adalah tekanan kapiler minimum yang dapat memasukan fluida

yang tidak membasahi kedalam rongga-rongga poriyang diisi oleh fluida yang menjenuhinya

(Pirson,195). Tegangan pergeseran ini berbanding terbalik dengan diameter pori sebagaimana

yang telah dijelaskan oleh Leverson dan Berry (1957), yang berarti fluida mempunyai

tegangan antara muka yang sama. Maka batuan yang berbutir halus dan porositas dan

permeabilitas yang lebih rendah, dperlukan tekanan kapiler yang lebih besaruntuk dapat

memasukan suatu fasa yang tidak memasahi kedalam pori.hubungan tegangan pergeseran dan

permeabilitas batuan dari berbagai niilai dan indeks n diberikan pada grafik terlampir (gambar

3.12). n merupakan suatu factor litologi yang merupakan indeks penyebaran besar pori.

Biasanya nilai n ditemukan pada batuan yang mempunyai porositas yang lebih tinggi. Batuan

yang lebih padat biasanya berbutir lebih halus dan porositasnya lebih rendah serta nilai n yang

kecil.suatu nilai n yang kira-kira sama dengan 8 dapat dianggap memiliki penyebaran rata-rata

dari ukuran pori.

Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa tekanan kapiler memegang peranan penting

pada batas antara minyakk dan air; halus kasarnya suatu batuanreservoir juga mempengaruhi

tinggi rendahnya berbagai macam batas antara air dan minyak.

Gambar 3.12 Grafik hubungan antara tekanan penggeseran (Pd) dan permeabilitas (K) serta nilai n (indeks

penyebaran besar pori) (menurut Stone dan Hoeger, 1973)

Page 41: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

4) Penjenuhan Masing-Masing Fluida dalam Reservoir.

Didalam reservoir jarang sekali menemui terdapat 100% minyak yang menjenuhi

reservoir. Biasanya air terdapat sebagai interstitial water yang berkisar dai beberapa % hingga

kadang-kadang lebih dari 50%, tapi biasanya antara 10 sampai 30 %. Dengan demikian maka

batas antara minyak dan air tidak begitu jelas. Besarnya penjenuhan air di dalam reservoir

menentukan dapat tidaknya lapisan minyak tersebut diproduksi. Penjenuhan air dinyatakn

sebagai 𝑆𝑀 (water saturation). Jika 𝑆𝑀 masih lebih dari 50%, maka minyak masih dapat

keluar. Akan tetapi pada umumnya harus lebih dari 50%. Penjenuhan air tidak mungkin

kurang dari 10% dan dinamakan penjenuhan air yang tida terkurangi (irreversible water

Saturation). Hal ini biasanya terdapat dalam reservoir dimana airnya membasahi butir. Juga

harus diperhatikan bahwa keddukan minyak terhadap air tergantung sekali daripada apakah

resrvoirtersebut basah minyak ( oil wet) ataukah basah air (water wet).pada umumnya batuan

reservoir basah air. Air dalam butir selalu terdapat pada lapisan minyak, malah pernah

ditemukan pada ketinggian lebih dari 650 meter daiatas batas antara minyak dan air. Pada

umumnya lebih sarang (porous) batuan reservoir maka lebih kecil penjenuhan air. Kadar air

yang tinggi dalam reservoir minyak mengurangi daya pengambilannya (recoverability). Air

inibiasanya merupakan lapisan tipis yang mengelilingi butiran-butirn reservoir dan dengan

demikian merupakan pelumas bergeraknya minyak bumi, terutama pada reservoiryang

butiran-butirana basah air. Penentuan 𝑆𝑀 dilakukan di laboraturium denganmengextrasikan

dari inti pemboran, akan tetapi dilakuna secara rutin melalui analisa log listrikterutama dari

kurva SP

Sifat Batas Minyak, Air, dan Gas (Gambar 3.13)

Berbagai macam factor diatas mengakibatkan berbagai macam varietasi antara batas

Minyak-Air-Gas. Pertama-tama karena pengaruh gaya hidrostatik maka gas selalu berada ad

lapisan yang paling atas, kemudian diikuti oleh minyak diselurh reservoir dan dibagian bawah lagi

adalah air yang menerus kedalam seluruh reservoir.hal ini kdikarenakan adanya perbedaan yang

mencolok antara ketiga fluida tadi. Adanya suatu topi gas tergantung sekali pada tekanan pelarutan

gas dalam minyak. Jika tekanan reservoir lebih besar daripada jumlah gas yang dapat larut dalam

minyak, maka topi gasa tidak akan terbentuk dan untuk keadaan sebaiknya akan terdapat suatu

angka banding gas-minyak (oil gas ratio ;GRO) yang sangat tinggi.jadi persebaran gas, minyak,

dan air dalam reservoir sangat bergantung antara air dalam fluida, perbedaan berat jenis yang

menyebabkanperbedaan dalam gaya pelampungan, penjenuhan relative dari salah satu fluida

tersebt, tekanan kapiler dan tekanan pergeseran, serta juga keadaan hidrodinamis sertaporositas

dan permeabilitas.

Gambar 3.13 Kedudukan serta sifat batas air-minyak dan gas dalam reservoir (Levorsen, 1958, hal.292)

Page 42: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

3.2.3.3 Tekanan Reservoir

Tekanan reservoir adalah tekanan yang diberikan oleh zat yang mengisi rongga

reservoir,baik gas, minyak ataupun air. tekanan ini juga sering disebut tekanan formasi (lihat

lampiran mengenai istilah-istilah lain yang dipergunakan untuk menyatakan berbagai macam

tekanan lainnya dalam reservoir). Harus diyakini bahwa tekanan reservoir lain sama sekali dengan

tekanan beban total atau tekanan yang diderita oleh Kristal pembentuk batuan. Tekanan formasi

hanya diderita atau diberikan oleh fluida yang terdapat dan bergerak dalam ruangan rongga

diantara butir mieral yang merupakan kerangka batuan. Secara prinsipiil tekanan formasi haus

kurang atau paling tidak sama dengan beban total, sebab jika tekanan ini melebihinya, maka fluida

akan memecahkan formasi batuan diatasnya dan meledak keluar serta membebaskan tekanan yang

berkelebihan itu. hal demikian juga daoat terjadi, yaitu pada pembentukan diaper serpih dan

gunung api lumpur sebagaimana telah dibahas. Timbulnya tekanan reservoir disebabkan oleh

adanya :

1) Gradien Hidrostatik, yang disebabkan karena tekanan kolom air yang ada dalam formasi

sampai ke permukaan; biasanya kira-kira 66 meter dibawah permukaan. Gradiennya

mempunyai besaran antara 0,45 sampai 0,46 psi per kaki. Untuk daerah Gulf Cost (Amerika

Serikat) misalnya, dimana air formasi mengandung 10% garam, nilainya adalah 0,465 psi per

kaki. Tekanan hidrostatik ini sebagian besar mengungkung tekanan formasi, dan sebagian

lainnya dari tekanan formasi dikungkung oleh tekanan geostatic.

2) Gradient Hidrodinamik, yang merupakan komponen lateral dari perbedaan tinggi kolom air di

berbagai tempat. Perbedaan tinggi kolom air ini dalam lapisan reservoir yang sama

menimbulkan adanya gradient daripada tekanan hidrostatik secara lateral. Gradient

hidrodinamik turut memberikan bagian pada tekanan reservoir (lihat juga pasal 5.7 mengenai

perangkap hidrodinamik).

3) Gradient Geostatic, yang disebut juga sebagai tekanan beban total dan disebabkan karena

adanya beban material yang terdapat diatas suatu titik dalam kerakbumi. Dalam hal ini beban

tersebut terdiri dari lapisan sedimen yang diendapkan dalam air, dan oleh karenanya material

tersebut terdiri dari butiran mineral batuan dan air garam yang terkandung diantaranya.

Gradient geostatic dapat dibagi menjadi 2 komponen :

a) Gradien Litostatik (PLV)

b) Gradien Hidrostatik (PH)

Tekanan litostatik adalah beban yang disebabkan butiran-butiran mineral sedimen

pada satuan luas, disebut juga matriks atau tekanan kerangka.

Dengan demikian tekanan geostatic (PG) menjadi :

PG=PH + PPLV

Selain itu terdapat pula komponen horizontal dari tekanan litostatik jiak kerangka

butiran ini tidak kaku seluruhnya, sehingga β€œmengalir” kesamping dan disebut tekanan

litostatik horizontal (PLH);

PLH = PH + PLV

Secara teoritis nilai gradient geostatic adalah 1 psi per kaki. Tekanan ini hanya

sebagian saja meningkatkan tekanan formasi. Mineral merupakan pendukung yang

menyangga beban yang menekannya. Jika beban ini melampaui kekuatan butir mineral

tersebut, maka sebagian dari beban ikut didukung oleh air formasi dan memberikan tekanan

tambahan pada tekanan reservoir.

4) Gradien Geodinamik, yang disebabkan karena gaya tektonik yang bekerja pada batuan secara

lateral. Tekanan ini sukar untuk diukur dan juga sulit untuk ditentukan sumbangannya

terhadap tekanan reservoir. Biasanya bekerja dalam lapisan yang terlipat kuat.

Page 43: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 3.14 Jenis-jenis gradient tekanan dalam sumur (menurut Bradley, 1975)

Tekanan Formasi Yang Abnormal

Yang dimaksud dengan formasi yang abnormal biasanya adalah tekanan formasi yang

lebih tinggi dari yang diperhitungkan dari gradient hidrostatik. Hal ini disebabkan karena

kompaksi batuan oleh sedimen yang ada diatasnya sedemikian rupa, sehingga air yang keluar dari

lempung tidak langsung dapat menghilang dan tetap berada dalam batuan. Dengan demikian

seolah-olah butiran penyusun batuan tetap mengapung dalam air formasi, sehingga tekanan

geostatic sebagian besar didukung oleh air formasi. Tekanan formasi yang abnormal itu biasanya

terjadi dalam cekungan sedimen dimana kompaksi tidak berlangsung secara baik dan sering

berasosiasi dengan diaper serpih dan gunungapi-lumpur. Contoh daripada tekanan formasi yang

tinggi itu adalah misalnya di daerah Madura dan Cekungan Sumatera Utara. Adakalanya tekanan

tinggi ini melampaui tekanan geostatic, misalnya didaerah Missisipi (A.S) suatu tekanan formasi

sebesar 26.000 psi terdapat pada kedalaman 20.000 kaki. Tekanan super ini (super-pressures)

pernah diamati di Pakistan dan Azerbaiddzan (Uni Soviet). Dibeberapa daerah di Timur Tengah

dan Pegunungan Andes (amerika Selatan) lumpur pemboran seberat 19,2 lbs/gallon atau 1,0 psi

per kaki diperlukan untuk menahan tekanan formasi.

Sebab utama daripada tekanan berlebihan yang disebabkan lumpur dan serpih dibawah

kompaksi adalah kecepatan sedimentasi yang tinggi sekali dan permeabilitas yang begitu rendah

sehingga air tidak dapat dikeluarkan cukup cepat, sehingga butir-butir sedimen seolah-olah

mengambang didalam air.

Tekanan Formasi di Bawah Normal

Selain tekanan formasi yang tinggi, sekali-kali ditemukan pula tekanan formasi yang

sangat rendah dibawah tekanan hidrostatik. Keterangan mengenai hal ini tidak begitu jelas, akan

tetapi mungkin sejarah geologi dapat menerangkan keadaan tersebut berdasarkan turun naiknya

formasi.

3.2.3.4 Temperatur Reservoir

Temperatur reservoir minyak dan gasbumi terutama ditentukan oleh kedalamannya, makin

dalam makin tinggi temperaturnya. Dilain pihak nilai dari temperature ini ditentukan oleh gradient

panasbumi. Gradient panas bumi didefinisikan sebagai berikut : temperature formasi-temperatur

permukaan tahunan rata-rata kedalaman (dalam kaki atau meter).

Page 44: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gradient panas bumi dinyatakan sebagai Β°F/100 kaki atau Β°C/100 meter atau dalam nilai

kebalikannya kaki/Β°F. Nilai rata-rata di dunia ditemukan 2Β°F/100 kaki atau 1,11Β°C/100 kaki. Maka

untuk reservoir yang dalamnya 5000 kaki dapat diperkirakan mempunyai temperature 160Β°F

(temperature permukaan 60Β°F + 5000 x 2Β°F/100 kaki). Nilai gradient panasbumi sering

diperlihatkan dalam bentuk grafik (lihat gambar 3.15 dan 3.16). selain itu untuk dibuat suatu peta

kontur isogeoterm ataupun isogradien panasbumi (geothermal) yang dapat menunjukkan daerah

temperature tinggi. Gradient panasbumi mendapat perhatian besar dewasa ini untuk

menghasilkkan minyak pada kedalaman lebih dari 5000 meter. Di Amerika Serikat, suatu

temperature 212Β°F ditemukan pada kedalaman kurang dari 7000 kaki. Temperature kritis air

setinggi 374Β°F, menurut perhitungan dapat dicapai pada kedalaman lebih dari 10.000 meter. Di

Indonesia, tingginya gradient panasbumi dibanyak daerah menyebabkan kurang prospek dibawah

kedalaman 4000 meter. Namun data mengenai hal ini belum banyak dipublikasikan.

Gambar 3.15 contoh suatu grafik gradient geotermis, dalam lapisan pasir Guasare dan gamping Kapur, di Venezuela

(Levorsen, 1958, hal 405).

Gambar 3.16 Kurva gradient termal cekungan jawa bagian barat laut

untuk dipergunakan dengan data DST (menurut Fletcher dan bay, 1975)

Page 45: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Contoh Lapangan Minyak Attaka ; gradient panas bumi 2Β°F/100 kaki (temperature

permukaan 80Β°F), reservoir temperature 120-230Β°F (kedalaman 200-7600 kaki). Di sumur Gigir di

Madura didapatkan gradient 2,2Β°F/100 kaki.

Sumber panas dengan temperature tinggi :

1) Radiasi dari inti bumi (sumber utama)

2) Aktifitas magma dan gunung api (terutama memberikan gradient yang abnormal tinggi)

3) Lain-lain sumber, seperti efek gaya tektonik, daerah penekukan lempeng tektonik, diaper

serpih, dll.

Temperature dapat mempengaruhi keadaan reservoir. Gradient panasbumi yang tinggi

dapat menyebabkan titik kritis didapatkan pada kedalaman dangkal (kondensat), pelarutan gas

dalam minyak, peningkatan tekanan reservoir, peningkatan volume minyak gas, batuan dan lain

sebagainya. Studi mengenai gradient panasbumi menjadi sangat penting dewasa ini, terutama

dalam hubungannya dengan pembentukan atau terdapatnya minyak dan gasbumi (Welte, 1964) ;

Phillipi, 1967), dan juga untuk migrasi serta terjadinya akumulasi minyakbumi secara besar-

besaran (Klemme,1972) sebagaimana akan dibahas dalam Bab 7.

3.3 Penyebaran Minyak Dan Gas Bumi Di Dunia

Minyakbumi jelas tidak didapatkan dimana saja tetapi di daerah-daerah tertentu. penyebaran

adanya akumulasi minyakbumi di dunia disebabkan karena keadaan geologi setempat. Penyebaran ini

menyangkut secara lateral (geografi) ataupun vertical (kedalaman).

3.3.1 Penyebaran Vertikal

Kedalaman lapisan minyakbumi berkisar dari hanya beberapa puluh meter dibawah tanah

sampai 22.000 kaki, seperti yang terdapat di texas. Pada kedalaman ini keadaan temperature adalah

sedemikian rupa sehingga yang didapatkan adalah kondensat. Pada table 3-2 terlihat statistic daripada

kedalaman dimana minyakbumi terdapat. Dari statistic ini ternyata bahwa lapisan minyak berada

diantara kedalaman 1000 sampai 3000 meter. Perlu dicatat bahwa kompilasi tersebut dibuat pada

tahun 1957 dimana teknologi pemboran-dalam belum begitu memadai. Dewasa ini dengan teknologi

pemboran yang lebih maju, terutama pemboran dilaut, mungkin angka-angka tersebut telah sedikit

berubah. Tentu statistic tersebut mempunyai bias yang disebabkan karena pemboran dalam jauh lebih

jarang dilakukan daripada pemboran dangkal. Sebetulnya lebih banyak minyakbumi terdapat pada

kedalaman lebih dari 2000 sampai 3000 meter. Akan tetapi dari segi gradient panasbumi serta teori

degradasi termal dan pematangan minyakbumi, angka-angka memang sesuai.

Tabel 3.2 Statistik penyebaranvertikal akumulasi minyakbumi (K.nebel dan Rodriquez, 1956)

Kedalaman

dalam kaki

Seluruh Dunia Seluruh dunia tanpa TImur Tengah

Millyar

Barrel

Jumlah lapangan Milyar Barrel Jumlah Lapangan

1-1000

1000-2000

2000-3000

3000-4000

4000-5000

3,3

1,5%

13,4

6,2%

22,0

10,2%

56,8

26,2%

36,4

3,2

4,7%

64

9,4%

88

12,9%

94

13,7%

92

3,0

3,9%

10,3

13,3%

13,9

18,0%

16,1

20,9%

8,2

30

4,8%

60

9,6%

82

13,1%

89

14,2%

85

Page 46: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

5000-6000

6000-7000

7000-8000

8000-9000

9000-10000

10000-11000

11000-12000

12000 dan lebih

16,8%

20,6

9,5%

30,5

14,0%

18,4

8,5%

7,7

3,5%

3,5

1,6%

3,2

1,5%

0,9

0,4%

0,3

0,1%

13,5%

83

12,1%

68

9,9%

54

7,9%

43

6,3%

24

3,5%

26

3,8%

12

1,8%

4

0,5%

10,6%

10,5

13,6%

6,2

8,0%

4,2

5,4%

1,9

2,5%

1,3

1,7%

1,0

1,3%

0,3

0,4%

0,3

0,4%

13,6%

72

11,5%

60

9,6%

46

7,3%

39

6,2%

23

3,7%

24

3,8%

12

1,9%

4

0,7%

3.3.2 Penyebaran Geografi

Penyebaran akumulasi minyakbumi secara geografi tentu tergantung pula dari keadaan

geologi. Minyakbumi didapatkan di daratan, di pegunungan, ataupun dibawah lautan. Namun

demikian minyakbumi hanya terdapat di daerah dengan keadaan geologi tertentu. Secara umum boleh

dikatakan bahwa terdapatnya minyakbumi adalah di daerah yang rendah dan dipaparan lautan

(continental shelf) dan jarang sekali di pegunungan tinggi (misalnya, di pegunungan Alpina

minyakbumi hampir tidak ada).

Tidak semua negara merupakan penghasil minyak. Sebelum dilakukan eksplorasi secara

besar-besaran di tahun lima puluhan, hanya beberapa negara saja yang kaya akan minyak bumi.

Ternyata ada dua daerah yang kaya akan minyakbumi ini yang selanjutnya disebut sebagai kutub

minyakbumi, dimana jumlah cadangannya merupakan 2/3 daripada seluruh cadangan minyak didunia.

Kedua kutub ini adalah (1) Timur Tengah dan (2) Teluk Mexico, meliputi Venezuela dan Amerika

Serikat.

Penyebaran minyakbumi di dunia terutama didapatkan dalam apa yang dinamakan cekungan

sedimen. Sebelum perang dunia kedua, negara penghasil minyak adalah sebagai berikut.

Benua Eropa. Lapangan minyak terpusatkan di sekitar Laut Hitam dengan kota minyak terkenal,

Baku. Penyebaran melalui Uni Soviet dan Romania adalah Polandia, Jerman Utara, dan Perancis

(Gambar 3.17).

Gambar 3.17 Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak utama di benua Eropa (Halbouty dkk., 1970)

Page 47: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Benua Asia. Lapngan minyak terdapat di sekitar Teluk Persia, yang meliputi negara Iran, Irak, Arab

Saudi, Kuwait, dan Abu Dhabi. Cadangan ini meliputi sebagian dari setengah cadangan minyak dunia.

Juga daerah Siberia dan Cina merupakan daerah minyak yang penting (Gambar 3.18).

Benua Amerika Utara (Gambar 3.19). Benua Amerika Utara merupakan penghasil minyak yang

penting. Selain di sekitar Teluk Mexico, minyakbumi terdapat didaerah Mid-Continent (Kans-

Oklahoma-Tulsa, Oklahoma sebagai kota minyak yang penting),

daerah pegunungan Rocky Mountains, daerah Michigan, daerah Appalachia (dimana pertama kali

pemboran minyak dilakukan oleh Drake), dan daerah California, juga Canada sebelah barat (dengan

Calgary, Alberta sebagai kota minyak penting). Termasuk sekitar Teluk Mexico adalah daerah

Tampico, Mexico.

Gambar 3.18 Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama di benua Asia (Halbouty, 1970)

Gambar 3.19 Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama di benua Amerika Utara (Halbouty, 1970)

Page 48: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Benua Amerika Selatan (Gambar 3.20). Di benua ini Venezuela merupakan negara penghasil

utama, disusul oleh Columbia, Peru dan Brazilia. Lapangan minyak yang besar adalah sekitar Danau

Maracaibo.

Gambar 3.20 Penyebaran cekungan sedimen dan

lapangan minyak utama di benua Amerika Selatan

(menurut Halbouty, 1970)

Asia Tenggara. Beberapa negara di Asia

Tenggara telah lama dikenal sebagai produsen

minyak. Indonesia dewasa ini merupakan

penghasil minyak terbesar di Asia Tenggara

dan Timur, disusul oleh Malaysia Timur dan

kemudian Burma, terutama sebelum perang

(Gambar 3.21). Setelah perang Dunia ke II

timbullah negara penghasil minyak baru

dengan explorasi secara besar-besaran, yaitu

Australia (Gambar 3.21).

Afrika (Gambar 3.22). Di benua ini lapangan

minyak besar dengan produksi melampaui 2

juta barrel sehari ditemukan di Libya dan

Nigeria, dan juga di Aljazair (Gurun Sahara).

Juga Mesir dengan Laut Merahnya menjadi

produsen minyak yang penting.

Gambar 3.21 Penyebaran cekungan sedimen dan lapangan minyak-utama

di Australia-Asia Tenggara (Halbouty, 1970)

Alaska dan Arktika : Cadangan minyak sampai 30 barrel ditemukan disini (Gambar 3.19).

Siberia dan Daratan China : Di daerah yang luas ini juga telah ditemukan beberapa lapangan

minyak dan gas raksasa. Namun perkembangannya belum diketahui dengan jelas (Gambar 3.18).

Daerah seperti India, Pakistan, dan Jepang hanya mempunyai lapangan minyak yang kecil saja.

Page 49: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

3.3.3 Penyebaran Di Daratan dan Di Lepas Pantai

Pada permulaan tahun 60-an orang telah menguasai teknik explorasi dan pemboran di lautan.

Explorasi lepas pantai besar-besaran dilaksanakan terutama di landasan kontinen : seperti Teluk

Mexico, Teluk Persia, pantai Barat Amerika Serikat, laut Utara (Eropa) dan Selat Base (sebelah Timur

Australia), yang juga menghasilkan lapangan minyak raksasa. Hal ini juga dilakukan di perairan

Indonesia.

3.4 Kerangka Geologi Penyebaran Minyak dan Gas Bumi

3.4.1 Kerangka Umum-Pengertian Cekungan Minyak

Penyebaran minyak dan gasbumi jelas dikendalikan oleh keadaan geologi. Minyakbumi

ternyata selalu didapatkan dalam cekungan sedimen dan tidak pernah didapatkan di daerah batuan

beku dan metamorf. Secara geologi, permukaan bumi ini dapat dibedakan antara perisai dan cekungan

sedimen, seperti tertera dari Gambar 3.17 sampai 3.22. Perisai tersebut adalah : Perisai Laurentia

(Kanada), perisai Guyana, perisai Brazilia (Amerika Selatan), perisai Arabia, perisai Skandinavia,

perisai Afrika, perisai Siberia, dsb. Diantara semua perisai tersebut didapatkan apa yang dinamakan

cekungan sedimen.

Cekungan sedimen dibedakan secara klasik menjadi :

1) Geosinklin, suatu cekungan yang memanjang dimana lapisan sedimen yang sangat tebal

diendapkan secara cepat dan akhirnya menghasilkan struktur perlipatan yang ketat dan rumit

seperti pegunungan Alpina, dan Himalaya. Di semua daerah ini minyak jarang sekali

ditemukan, karena struktur yang ruwet, dan sedikit banyak daerah ini diintrusi batuan beku.

2) Daerah epi-kontinental, yang disebut miogeosinklin, terletak diantara geosinklin dengan

perisai benua dan juga merupakan daerah dimana sedimentasi tebal terjadi, tetapi kemudian

tidak terlipat secara kuat. Cekungan semacam ini terdapat misalnya di Indonesia, dan

beberapa daerah di Timur Tengah. Rupanya daerah epi-kontinental merupakan daerah yang

terkaya akan minyakbumi.

3) Daerah paparan kontinen, merupakan daerah dimana lapisan sedimen tidak terlalu tebal, dan

juga merupakan daerah yang kaya akan minyak. Sebagai contoh misalnya, daerah Mid-

continent di Amerika Serikat, dengan minyakbumi yang biasanya terdapat didalam batuan

karbonat.

Secara tektonik jarang sekali minyakbumi didapatkan didalam rangkaian pegunungan yang

terlipat ketat seperti pegunungan Alpina, Himalaya, dan Andes, apalagi pegunungan yang diintrusi

oleh batuan beku. Minyakbumi kebanyakan ditemukan didaerah yang bersifat landai atau yang tidak

berstruktur sama sekali. Sebagai contoh misalnya : Pantai Timur Sumatera, Jawa Utara, daerah

dataran rendah Iran dan Irak dan sebagainya. Gambar 3.23 memperlihatkan penyebaran cekungan

sedimen yang telah menghasikan minyak, terutama yang menghasilkan lapangan raksasa menurut

Klemme (1970). Pembagian cekungan dan elemen tektonik lainnya didasarkan atas konsep tektonik

lempeng sebagaimana dikembangkan dewasa ini .

Page 50: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 3.23 Kerangka tektonik lempeng daripada cekungan sedimen didunia

(menurut Klemme, dalam Halbouty,dkk., 1970)

3.4.2 Penyebaran Cekungan Sedimen Ditinjau Dari Tektonik Lempeng

Klemme (1970), membagi cekungan sedimen berdasarkan kerangka tektonik lempeng.

Namun dasar pembagian ini tidak jauh dari pembagian Weeks (1952). Cekungan tersebut semuanya

telah menghasilkan minyak dan gasbumi. Berbagai macam cekungan (Gambar 3.23) pertama-tama

didasarkan pada letaknya, yaitu apakah berada diatas benua atau dibatas benua dengan samudera.

Cekungan Di Atas Kerak Benua

1) Cekungan Pedalaman (Interior Basin) : Berbentuk piring yang sederhana yang pada umumnya

tertutup lapisan Paleozoikum. Jumlah cadangan total : 0,67 milyar barrel. Contoh : cekungan

Michigan dan Williston di Amerika Utara.

2) Lengkungan Intra Kontinental (Dalam Benua) : Biasanya bersiklus banyak, terdapat di bagian

luar daerah kraton benua, dan pada umumnya terdiri dari sedimen Paleozoikum. Siklus

pertama berasosiasi dengan evaporit dan karbonat. Jumlah cadangan total : 240 milyar barrel.

Contoh : Texas Barat, New Mexico, cekungan Volga-Ural (Uni Soviet), Alberta (Canada) dan

Erg Oriental dan Occidental (Aljazair).

3) Cekungan Graben atau Setengah Graben (Rift) : Terdapat di paling luar kraton, dan sering

berhubungan dengan cekungan samudra pada zaman mesozoikum dan tersier. Cekungan ini

kadang-kadang sangat sempit (Suez Graben, Mesir), dapat pula luas dengan struktur β€˜horst

dan graben’ (cekungan Sirte, Libya). Cekungan ini merupakan perantaraan dari kerak benua

ke kerak samudra yang disebabkan penarik-pisahan (pull apart) antara benua. Biasanya juga

berasosiasi dengan batuan karbonat, terumbu, evaporit dan serpih hitam euxinik. Jumlah total

cadangan : 50 milyar barrel.

Contoh lain : Jerman Utara, Belanda, Laut Utara (Eropa) , Laut Merah (Arabia).

Cekungan Peralihan Kerak Benua-Kerak Samudra

Page 51: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

1) Cekungan Extracontinentl : terjadi karena penekukan lempeng kearah daeah samudra, dapat

terdiri dari satu satau lebih palung, dan membuka kearah samudra. Cekungan ini berbentuk

lonjong dan sejajar dengan paparan atau kraton yang stabil. Selain itu merupakan jalur

Mesozoikum-Tersier yang mobil, yang batuannya terdiri dari karbonat dan klastik, berasal

dari sedimentasi siklus pertama Paleozoikum dan sedimen klastik yang tebal berumur

Mesozoikum dan Tersier. Cekungan jenis ini paling kaya akan minyakbumi. Total cadangan :

450 milyar barrel. Contoh utama : Teluk Persia (perisai Arabia di satu pihak, dan jalur mobil

pegunungan Zagros di pihak lain). Contoh lain : Venezuela Timur, Lereng Utara Alaska,

Kalimantan Utara dan daerah Tampico (Mexico).

2) Cekungan Pantai Stabil Atau Cekungan Patahan-Graben Pantai (Stable Coastal, or Graben-

and Fault Basins) : Terdapat pada pantai stabil dari benua, tepi benua sepanjang Samudera

Atlantik dan beberapa bagian dari benua Afrika. Cekungan ini merupakan stadium akhir dari

penarik-pisahan yang dimulai dengan cekungan graben-setengah graben (jenis Laut Merah)

dalam konsep pemekaran samudera (seafloor spreading). Cekungan ini terdiri dari lapisan

yang tebal dengan patahan yang menurun kearah samudera. Evaporit seringkali didapatkan

dalam cekungan ini. Cadangan total : 1,7 milyar barrel. Contoh : Afrika Barat; Lapangan

minyak Cabinda B dan Emerande Maria.

3) Cekungan Intermontan; Cekungan Memanjang Stadium kedua (Second-Stage Transverse

basin) : Terdapat pada pinggiran benua dimana kerak benua berpapasan dengan kerak

samudera. Terdiri dari urutan klastik kapur atas sampai Tersier yang diendapakan pada

depresi yang tegaklurus pada pantai. Batu pasir sering diendapkan oleh arus turbid, tetapi

umumnya bersifat endapan laut atau paralik. Sering berasosiasi dengan patahn mendatar yang

besar (transcurrent faults) seperti patahan San Andreas. Total cadangan : 54 milyar barrel.

Contoh : cekungan Los Angeles dan Ventura, California.

4) Cekungan Jurus Intermotan (Intermotan Strike-Basin) : Biasanya berasosiasi dengan

penekukan kerak samudera ke bawah kerak kontinen, seperti di Indonesia. Cekungan ini kecil

dan pada umumnya berbentuk graben berumur Tersier yang diendapkan sebagai sedimen

paralik-marin siklus kedua diatas palung Eugeosinklin Mesozoikum yang mengalami

metamorfosa dan terintrusikan batuan beku. Cadangan total : 12 milyar barrel. Contoh :

cekungan Sumatera Tengah di Indonesia, dan cekungan lainnya sekitar Lautan Pasifik, Tethys

dan Caribia.

5) Delta Tersier : merupakan penimbunan berbentuk kipas yang tebal dan melintasi pinggiran

benua dimana sistem sungai besar bermuara. Sebenarnya merupakan jenis khusus dari

cekungan patahan-Graben pantai yang berhunungan dengan perentangan (pull-apart) benua.

Cadangan total : 8 milyar barrel. Contoh : Delta Nigeria di Afrika Barat, Delta Missisipi

(A.S), dan delta Mahakam (Indonesia).

Table 3-3 memperlihatkan cekungan sedimen yang menghasilkan lapangan minyak raksasa.

Untuk dapat membayangkan lebih mudah mengenai cekungan-cekungan minyak seperti yang dibahas

diatas penulis telah menyusun klasifikasi cekungan yang sederhana yang didasarkan atas posisi

cekungan terhadap jenis kerak bumi yang terdapat dibawahnya (benua atau samudera) dan gerakan

relative dari lempeng benua/samudera, apakah bertabrakan, bertarik-pisahan ataupun berpapasan

(Gambar 3.24). Klasifikasi ini sederhana tetapi mencakup cekungan-cekungan yang dibahas oleh

klemme (1972), tetapi termasuk didalamnya cekungan sedimen di atas kerak samudera, yang

mempunyai potensi untuk akumulasi minyak bumi tetapi belum terbukti.

3.4.3 Penyebaran Akumulasi Minyak Di TInjau Dari Segi Stratigrafi Dan Umur

Page 52: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Pada table 3-4 ditunjukkan bahwa akumulasi minyakbumi, praktis terdapat tanpa kekecualian

dalam semua umur setelah Kambrium. Dalam batuan berumur pra-Kambrium sebetulnya terdapat

akumulasi kecil, akan tetapi tidak meyakinkan. Landes (1962) membuat daftar akumulasi dalam

batuan pra-Kambrium, tetapi ternyata hanya sedikit sekali jika dibandingkan dengan akumulasi

lainnya, dan biasanya berasosiasi dengan sedimen lebih muda yang berada di atasnya atau di

dekatnya.

Penyebaran akumulasi minyakbumi dari umur ke umur tidaklah merata dan perioda tertentu

menunjukkan cadangan yang sangat menonjol. Misalnya saja pada zaman Tersier, ternyata

menghasilkan 58,1% dari produksi kumulatif seluruh dunia, Jaman kapur 19,6 %, sedangkan Trias-

Jura 4,3% dan Paleozoikum 18% (data tahun 1947). Data yang lebih terperinci terdapat pada Mio-

oligonce telah menghasilkan 28,7% (31,9% tanpa Timur Tengah), sedangkan Mesozoikum 52,7%

(20,5% tanpa Timur Tengah), sehingga produksi kumulatif utama dari Timur Tengah (sampai 1955)

terdapat dari Mesozoikum.

Data 1970 (Halbouty dkk) mengenai jumlah cadangan minyak adalah :

Tersier : 24%

Mesozoikum : 63%

Paleozoikum : 13 %

Dari segi lapangan minyak raksasa di dunia, cadangan maupun produksi kumulatif (tanpa

Timur Tengah) adalah sebagai berikut.

Tersier : 40 %

Mesozoikum : 39%

Paleozoikum : 21%

Di Indonesia minyakbumi hanya terdapat dalam umur Tersier, terutama Miosen. Di Timur

Tengah umur Jura lah yang paling produktif (arab Zone, Lapangan minyak Ghawar, Arab Saudi).

Akan tetapi umur Miosen juga penting di Timur Tengah; formasi Asmari di Iran misalnya, adalah

gamping berumur Miosen dan merupakan reservoir yang penting.

Periode Tersier dengan kekecualian di Timur Tengah merupakan suatu umur yang paling

banyak menghasilkan minyakbumi. Jadi jelas bahwa tidak semua jaman geologi menghasilkan

minyakbumi, akan tetapi beberapa zaman telah menghasilkan minyak secara berlebihan, sedangkan

zaman lainnya hanya sedikit saja. Hal ini disebabkan terutama karena pada zaman-zaman tertentu,

misalnya Tersier, keadaan tektonik dan sedimentasi adalah sedemikian rupa sehingga memungkinkan

minyakbumi terbentuk secara besar-besaran. Misalnya juga Zaman Tersier dan Mesozoikum di Timur

Tengah. Di lain pihak, zaman-zaman tertentu misalkan Perm ataupun Trias tidak banyak

menghasilkan. Pada zaman Perm sedimentasi di dunia ini kebanyakan ersifat non-marine, sehingga

sedikit kemungkinan terbentuknya minyakbumi.

Page 53: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Gambar 3.24 Klasifikasi cekungan sedimen dalam kerangka tektonik lempeng (Koesoemadinata, 1978).

Tabel 3-3 Tabel cekungan sedimen yang menghasilkan lapangan minyakbumi raksasa di dunia

(menurut Klemme, 1970).

Page 54: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

Angka romawi menunjukkan ke Gambar 3.23 , serta klasifikasi cekungan menurut Klemme, 1970.

Table 3-4 Penyebaran minyakbumi ditinjau dari segi umur (menurut Knebel dan Rodriquez, 1954).

3.4.4 Ulasan

Dapat disimpulkan bahwa penyebaran minyakbumi dikontrol oleh keadaan geologi :

1) Minyak bumi hanya terdapat dalam batuan sedimen dan terutama didalam cekungan sedimen.

Dari berbagai macam cekungan sedimen tidak semuanya menghasilkan minyakbumi dalam

jumlah yang sama, beberapa jenis cekungan menghasilkan lebih banyak minyakbumi dari

jenis lainnya. Jelas, minyakbumi tidak didapatkan dalam batuan beku dan metamorf yang

Page 55: Rizqi Fadlilah_135090700111013_Tugas1

merupakan inti atau perisai benua. Seandainya didapatkan juga, hanyalah dalam jumlah kecil

saja disebabkan karena kebetulan masuk dalam reservoir batuan beku dan metamorf yang

langsung berhubungan dengan batuan sedimen disekitarnya.

2) Minyakbumi terdapat disemua zaman geologi, akan tetapi zaman tertentu lebih kaya dari

zaman yang lainnya. Akan tetapi hal ini mungkin disebabkan hanya karena explorasi yang

belum mnyeluruh.

3) Minyak bumi terdapat pada kedalaman anatara 100-7000 meter, terutama antara 1500-3000

meter. Namun hal terakhir ini mungkin disebabkan karena pemboran-dalam belum cukup

banyak dilakukan karena biaya dan teknologi pemboran yang terlau tinggi.

4) Minyak didapatkan di daratan maupun dibawah lautan, terutama dibawah landasan kontinen.

Mengenai apakah minyak bumi terdapat pada perairan dengan kedalaman lebih dari 200

meter, artinya pada dasar samudera dengan kedalaman lebih dari 200 meter, masih diragukan,

karena kebanyakan samudera didasari oleh batuan beku basalt dan tidak memungkinkan

adanya minyakbumi. Di lain pihak ada delta yang besar dan kecil, seperti di Nigeria,

Amazona, yang melimpahkan sedimeannya langsung diatas samudera yang terdapat pada

kedalaman ribuan meter. Mungkin sedimen ini masih menghasilkan minyak bumi, terutama

jika teknik pemboran-dalam telah dapat dikuasai.