ritual umat muslim dan non muslim dalam...

99
RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM KLENTENG (Studi Antropologis Ritual di Vihara Bahtera Bhakti Jakarta Utara) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Nur Afifah NIM: 11140321000004 PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1440 H

Upload: lenguyet

Post on 29-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON – MUSLIM DALAM KLENTENG

(Studi Antropologis Ritual di Vihara Bahtera Bhakti Jakarta Utara)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh : Nur Afifah

NIM: 11140321000004

PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1440 H

Page 2: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 3: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 4: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 5: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

v

ABSTRAK

NUR AFIFAH. “Ritual Umat Muslim dan non-Muslim dalam Klenteng (Studi

Antropologis Ritual di Vihara Bahtera Bhakti Ancol, Jakarta Utara)”. Skripsi. Jakarta:

Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktifitas umat muslim dan

non-muslim di Klenteng Ancol, serta melihat ritual dalam berziarah yang

dilakukan di makam Embah Said Arely Datok Kembang dan Ibu Eneng yang

terjadi hingga sekarang ini. Dalam hal ini penulis berusaha memahami kegiatan

yang berkenaan dengan ziarah yang mereka lakukan, mulai dari tujuan maupun

motivasi peziarah, baik dari umat muslim ataupun non muslim.

Peneliatan ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang

bersifat kualitatif deskriptif. Sumber data dan informasi yang penulis dapatkan

dari proses wawancara langsung maupun dari buku-buku yang sesuai dengan tema

dan judul yang dibahas. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu

pendekatan historis dan antropologis. Penulis berusaha untuk menjelaskan hasil

penelitian berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan selama beberapa

hari di Klenteng Ancol.

Hasil dari penelitian ini adalah ritual ziarah yang dilakukan oleh umat

muslim dan non-muslim memiliki cara yang berbeda. Umat muslim datang

berziarah langsung menuju ke makam Embah Said Arely Datok Kembang dan Ibu

Eneng, tanpa harus melakukan ritual pada setiap altar yang ada di klenteng.

Sedangkan umat non-muslim harus melakukan ritual sembahyang secara

berurutan yang dimulai dari altar Thian hingga diakhiri dengan ziarah ke makam

Embah Said Arely Datok Kembang dan Ibu Eneng. Klenteng ini dinilai unik

karena dibangun untuk pemujaan tokoh muslim yang berasal dari Tionghoa,

sehingga kepengurusan Klenteng Ancol baik dari juru kunci, pegawai, dan

jajarannya mayoritas seorang muslim. Hal lain yang unik dari Klenteng Ancol

yang membedakan dengan klenteng lainnya adalah pengunjung tidak

diperkenankan membawa sesajian berupa daging babi, petai, dan jengkol.

Kata Kunci: Ritual, Ziarah, Makam dan Klenteng

Page 6: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Ahamdulilah segala puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT, Dia lah yang telah melimpahkan nikmat iman, nikmat Islam dan

nikmat sehat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana Agama (S.Ag). Dalam bidang Studi Agama-

agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terarah ke hariban Rasulullah

s.a.w keluarga, para sahabat, pengikutnya dan semoga sampai pada kita semua

hingga kita mendapatkan pertolongan di hari kiamat nanti.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini,

banyak pihak yang senantiasa membimbing dan membantu serta tulus dengan

sepenuh hati meluangkan waktunya dalam memberikan kritik, saran dan inspirasi

hingga selesai dalam menulis skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut

khususnya kepada:.

1. Bapak M. Iksan Tanggok, M,S,i sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi

ini yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta kesabaran

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga membuka

cakrawala berpikir dan nuansa keilmuan yang baru.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

vii

4. Dr. Media Zainul Bahri, M.A. selaku Ketua Jurusan Studi Agama-Agama UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui permohanan skripsi ini dan

memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Halimah SM., MA selaku Sekertaris Jurusan Studi Agama-Agama UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu skripsi ini dan memberikan

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

7. Ayahanda H.M Yasin dan ibunda Hj. Faridah tercinta, yang memberi doa

dukungan, pengajaran, bimbingan dan motivasi yang tulus kepada putrinya,

bak air yang tak pernah berhenti yang terus menerus mengalir. Semoga beliau

berdua selalu diberikan kesehatan dan limpahan rezeki dari Allah SWT.

8. Teruntuk kakaku Basyir Ahmad dan Kedua adikku Badrina Alfiani, Wafa

Faizah yang telah membantu medampingi penulis baik moril maupun materi

dalam penulisan skripsi ini.

9. Bapak Apriyanto sebagai juru kunci Klenteng, Bapak Parto sebagai juru kunci

makam Embah Said dan Ibu Eneng, Bapak Liem, dan spegawai Klenteng yang

telah memberikan banyak sumber utama skripsi ini serta meluangkan

waktunya kepada penulis untuk dapat berdiskusi secara langsung, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

10. Teruntuk Sahabat diskusi di Café Cangkir Binna Ridhatul Shaumi, Adiba

Zahrotul Wildah, Salwa Anwar, Siti Pheuna, Muhammad Wahyu, Ridwan

Efendi, Zikri Sulthoni, Wahyu Febry, Siti Syifa, Nindy Raisa, penulis

mengucapkan terima kasih. Hal yang terpenting kalian adalah keluarga kedua

Page 8: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

viii

sebagai perlengkapan hidup. Kalian adalah yang terbaik dan terindah yang aku

punya.

11. Guru-guru MI Al-Faridah dan murid-murid yang telah membantu,

memberikan motivasi dan mendoakan dalam penyusunan skripsi ini hingga

selesai.

12. Sahabat dan rekan seperjuangan Studi Agama-Agama 2014 tercinta yang tiada

henti memberi motivasi kepada penulis.

13. Seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

proses penulisan skripsi ini hingga selesai, saya sayang kalian semua.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga skripsi ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya untuk perkembangan ilmu

pengetahuan di tanah air. Atas semua sumbangsih dan informasi yang telah

diberikan, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda. Amiin

Penulis, 8 November 2018

Penulis

Page 9: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan dan Kegunaan Peneliti ..................................................................... 5

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5

E. Metodologi Penelitian .................................................................................. 6

F. Landasan Teori ........................................................................................... 10

G. Sistematika penulisan ................................................................................. 13

BAB II GAMBARAN UMUM KLENTENG ANCOL JAKARTA UTARA ..... 15

A. Letak Geografis .......................................................................................... 15

B. Sejarah dan perkembangannya ................................................................... 17

C. Sejarah Makam Islam yang terdapat di dalam Klenteng Ancol. ................ 23

D. Perubahan Nama Klenteng Ancol Menjadi Vihara Bahtera Bhakti. .......... 25

Page 10: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

x

E. Bagian – Bagian yang terdapat didalam Klenteng Ancol .......................... 27

BAB III RITUAL YANG DILAKUKAN DI KLENTENG ANCOL ................. 31

A. Ritual Keagamaan yang dilakukan di Klenteng Ancol .............................. 31

C. Ritual Sosial yang dilakukan di Klenteng Ancol ....................................... 38

BAB IV PRAKTIK – PRAKTIK KEAGAMAAN YANG DILAKUKAN UMAT

MUSLIM DAN NON-MUSLIM DI KLENTENG ANCOL ................................ 41

A. Praktik Umat Muslim ................................................................................. 41

B. Praktik Umat Non-Muslim ......................................................................... 46

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 52

A. Kesimpulan ................................................................................................ 52

B. Saran ........................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 57

Page 11: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Seminar Proposal

Lampiran II : Bukti Hasil Seminar Proposal

Lampiran III : Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

Lampiran IV : Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran V : Sertifikat OPAK

Lampiran VI : Sertifikat KKN

Lampiran VII : Sertifikat TOEFL

Lampiran VIII : Sertifikat TOAFL

Lampiran IX : Surat Ijin Penelitian

Lampiran X : Lembar Pertanyaan Wawancara

Lampiran XI : Lembar Pernyataan Narasumber Penelitian

Page 12: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia sebagaimana yang diketahui terdiri dari berbagai

suku, ras budaya dan agama. Diantaranya agama yang diakui adalah Islam,

Katholik, Protestan, Hindhu , Budha dan Konghucu. Agama di Indonesia

memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, hal ini dinyatakan

dalam ideologi Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan

Undang Undang Dasar Negara yang berada dalam pasal 29 ayat 2 yaitu

“Negara Menjamin Kemerdekaan Tiap-Tiap Penduduk Untuk Memeluk

Agamanya, dan Peribadatan Menurut Agamanya Dan Kepercayaannya itu”.1

Dalam melaksanakan ideologi pancasila dan UUD tersebut, Pemerintah

Indonesia dalam hal ini melakukan berbagai program dalam membangun

hubungan keharmonisan antar umat beragama.

Dilihat dari segi kenyataan sosial dan budaya, bangsa Indonesia

merupakan bangsa yang religius, bangsa yang agamis, bangsa yang percaya

pada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian Indonesia tidak dapat

dipisahkan dari kehadiran dan perkembangan agama-agama besar, seperti

Islam, Buddha, Hindu, Kristen, Konghucu.

Konghucu merupakan salah satu agama yang diakui oleh Indonesia,

walaupun agama Konghucu jumlah penganutnya tidak mayoritas, namun

1 Undang-undang dasar, pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Ketetapan

MPR No.11/MPR/1997/. Garis-garis besar haluan negara (ketetapan MPR No. 11/MPR/1983),

Sekertaris Negara Republik Indonesia.

Page 13: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

2

kedudukan agama Konghucu di Indonesia sama dengan agama-agama yang

lainnya.

Kedatangan agama Konghucu ke Indonesia itu sendiri diperkirakan

sejak akhir zaman prasejarah karena terbukti ditemukannya benda prasejarah

seperti kapak sepatu yang terdapat di Indo-China dan Indonesia. Dengan

adanya penemuan ini membuktikan bahwa hubungan antara kerajaan-kerajaan

yang terdapat di daratan yang kita kenal sekarang sebagai Tiongkok dan

Indonesia sudah terjalin baik secara langsung maupun tidak langsung melalui

Indo-China. Sehingga keberadaaan agama Konghucu yang muncul tidak lepas

dari adanya rumah ibadah dan yokoh yang menyebarkannya. salah satu tokoh

yang sangat dihormati oleh umat Konghucu, yaitu Cheng Ho (1371 – 1433).

Cheng Ho merupakan utusan kaisar yang diperintahkan untuk melakukan

perjalanan ke Nusantara dalam misi perdamaian.2 Dalam hal ini, Cheng Ho

melakukan perjalanan ke Nusantara dengan menggunakan kapal pesiar dengan

membawa pasukan sekitar 27.800 anak buah dan 62 kapal Wakang.3

Dalam melakukan perjalanan di Nusantara, salah satu pelabuhan yang

disinggahi Cheng Ho dan pasukan adalah Bukit Mas yang berada di pesisir

laut utara Jakarta atau yang dikenal dengan Ancol. Di pelabuhan ini, dia

bersama anak buahnya berisitirahat setelah melakukan perjalanan panjang. Di

dalam persinggahan tersebut untuk melepaskan lelah.

Ketika akan melakukan perjalanan kembali, secara tidak sadar ada

salah satu anak buahnya atau Juru masaknya yaitu Sampoe Soe tertinggal

karena sedang asik melihat sebuah pertunjukan tari topeng di daerah Ancol

2 M. Ikhsan Tanggok, Praktik Islam Nusantara Dalam Beberapa Klenteng Di Indonesia

(Tangerang Selatan: Ushul Press,2015) h.42.

3 Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.38.

Page 14: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

3

Jakarta Utara. Setelah tertinggalnya juru masak Cheng-Ho maka menikahlah

Ia dengan penari topeng yang bernama Ibu Sitiwati dan menetap hingga

meninggal di daerah pesisir Ancol Jakarta Utara.

Sebagai wujud rasa penghormatan terhadap juru masak Cheng-Ho,

maka masyarakat mendirikan sebuah Klenteng. Klenteng ini Khusus

dibaktikan untuk Sampoe Soe Soe dan istrinya Ibu Sitiwati. Seiring

berjalannya waktu Kelenteng ini tidak hanya dikunjungi oleh penganut agama

Konghucu, Budha dan Tao, tetapi juga banyak dikunjungi oleh umat Muslim

dari berbagai wilayah di pulau Jawa, mereka datang tidak untuk melakukan

pemujaan terhadap dewa- dewa yang ada di dalam kelenteng Ancol melainkan

ke makam Muslim yang terdapat di dalam Klenteng tersebut.

Di dalam klenteng Ancol terdapat empat makam Muslim yaitu Embah

Said Arely Dato Kembang dan Ibu Eneng, Sam Po Soe Soe dan Ibu Sitiwati

yang dimakamkan di kompleks Kelenteng Ancol. Embah Said Arely Dato

Kembang dan Ibu Eneng ini merupakan orang tua dari Sitiwati yang

dinikahkan oeh anak buah Cheng Ho yang tertinggal. Embah Said Arely Dato

Kembang ini merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam sebelum wali

songo.

Di dalam klenteng Ancol terdapat beberapa kegiatan ritual yang

dilakukan Umat Non-Muslim dan umat Muslim.4 Seperti Ziarah, perayaan hari

Imlek, Sembahyang rutin untuk Thian dan lain sebagainya.

Ziarah ada disetiap agama begitu pula yang dilakukan oleh umat Non-

Muslim yang melakukan Ziarah ke makam Muslim sama seperti mereka

4 Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.164.

Page 15: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

4

melakukan pemujaan kepada dewa – dewa mereka, misalnya dengan

membawa kembang dan menyan, menyalakan hio, membawa sesajen dan lain-

lain. Namun ketika berdoa untuk makam muslim yang berbeda agama,

mereka berdoa menurut ajaran agama Islam yang dipandu oleh juru kunci

tersebut.

Di dalam ajaran Konghucu tidak ada larangan untuk berkunjung dan

atau menziarahi berbeda agama, seperti yang dikatakan Pak Apriyanto : “

Umat Konghucu sangat menghargai siapapun yang berjasa dalam agamanya,

walaupun berbeda agama”.

Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

penulis untuk melakukan penelitian lebih mendalam, yaitu melihat budaya di

dalam tradisi ritual dan ziarah yang dilakukan di Klenteng Ancol serta

signifikasi ziarah di masa kini . Dalam hal ini penulis melakukan penelitian ini

dengan judul “Ritual Umat Muslim dan Non-Muslim Dalam Klenteng

(Studi Antropologis Ritual Di Vihara Bahtera Bhakti Jakarta Utara)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis hanya

membatasi pembahasan dalam skripsi ini seputar ritual di dalam kelenteng

tersebut. Adapun rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana ritual yang dilakukan oleh umat muslim dan non-muslim di

Kelenteng Ancol?

2. Praktik–praktik apa saja yang dilakukan umat muslim dan non-muslim

dalam Klenteng Ancol?

Page 16: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

5

C. Tujuan dan Kegunaan Peneliti

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, peneliti yang memberi

judul yaitu “Ritual Umat Muslim dan Non-Muslim dalam Klenteng Ancol”

yaitu bertujuan mengetahui ritual yang ada di dalam Klenteng Ancol, serta

melihat dan mengamati praktik keagamaan yang dilakukan oleh umat Musilm

dan non-Muslim di dalam Klenteng Ancol.

Dalam meneliti suatu masalah pasti memiliki manfaat, adapun manfaat

penelitian antara lain :

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran tentang

ritual atau kegiatan praktik-praktik yang dilakukan di dalam Klenteng

Ancol baik Muslim atau non-Muslim .

b. Penelitian ini untuk memenuhi persyaratan akhir kuliah untuk gelar

kesarjanaan strata I (SI) dalam jurusan Studi Agama-Agama Fakultas

Ushuluddin di (UIN) Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah

Jakarata.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini untuk menambah ilmu pengetahuan tentang ziarah

serta aktifitas keagamaan yang dilakukan oleh umat Muslim dan Non-

Muslim yang dilakukan di Klenteng Ancol Jakarta Utara.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan penyusun, sampai saat ini terdapat beberapa

karya buku ataupun riset yang berkaitan dengan tema penulis.

Page 17: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

6

Karya bentuk Buku yang diulis oleh CI Salmon dan D Lombard yang

berjudul “Klenteng-Klenteng Masyarakat Tionghoa di Jakarta”. Di dalam

buku ini dibahas tentang sejarah klentemg yang berkaitan erat dengan

perkembangan masyarakat tionghoa di Jakarta.

Karya Bentuk Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok

yang berjudul Praktik Islam Nusantara Dalam Beberapa Kelenteng Di

Indonesia( Studi atas Pemujaan Terhadap Cheng Ho (Muslim Tionghoa) di

Kelenteng Ancol, Sam Poo Kong, dan Ritual Islam di Kelenteng Kwan Sing

Bio Tuban), buku ini berisi tentang perjalanan Cheng Ho ke Nusantara untuk

menjalankan Misi perdamaian dan membahas makam muslim yang ada di

kompleks kelenteng.

Tema yang penulis bahas berbeda dengan tinjauan pustaka yang telah

disebutkan di atas. Penulis akan membahas tentang Ritual Umat Muslim dan

Non Muslim dalam Kelenteng Ancol dengan menggunakan metode analisis

deskripstif yang dikombinasikan dengan pendekatan historis dan antropologis.

Di dalam konteksnya mengarah untuk mengetahui budaya ritual yang ada di

dalam klenteng tersebut.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat

kualitatif dan deskriptis. Data dikumpulkan melalui observasi dan

wawancara, observasi yang dilakukan dengan mengunjungi langsung

Klenteng Ancol dengan meihat langsung keadaan seerta praktik-praktik

yang dilakukan di Klenteng Ancol. Wawancara dilakukan oleh beberapa

Page 18: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

7

orang diantarannya adalah Bapak Parto yang memeliki jabatan sebagai

juru kunci makam muslim, Bapak Apriyanto yang memliki jabatan juru

kuci Klenteng dan Pak Liem yang merupakan jamaah Klenteng yang

sering melakukan sembahyang dan melakukan ritual-ritual di dalam

Klenteng. Penelitian ini dilakukan selama beberapa hari untuk

mendapatkan yang dibutuhkan oleh penulis.

Dalam proses penelitian lapangan ini penulis melakukan

wawancara kepada beberapa narasumber untuk menelaah informasi yang

akurat terkait dengan judul skripsi. Penulis juga akan melakukan observasi

langsung ke Klenteng Ancol untuk pengamatan terhadap ritual umat

Muslim dan non-Muslim secara langsung. Penulis juga tidak lupa

mendokumentasikan hasil dari data yang diperoleh melaui penelitian

lapangan.

2. Pendekatan penelitian.

Penulis menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan historis

dan antropologis. Pendekatan historis digunakan untuk mendeskripsikan

sejarah Klenteng Ancol serta makam yang ada di dalam Klenteng tersebut.

Sedangkan pendekatan antropologis yaitu menganalisis aktifitas dan

budaya ritual keagamaan yang ada di dalam Klenteng Ancol.

3. Sumber Penelitian

a. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama,

berupa karya yang ditulis langsung oleh para ahli dalam bidangnya.

Page 19: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

8

Sumber data primer ini dapat berupa wawancara, dan peneliti harus

melakukan observasi lapangan secara individu.5

b. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui hasil dari

pihak lain yaitu dokumentasi, angket, catatan-catatan, rekaman vidio

atau suara dan lain sebagiannya6. Adapun sumber data sekunder, maka

peneliti juga mempelajari buku-buku yang membahas tentang dalam

ritual yang ada di Klenteng sebagai sumber sekunder. Teknik

Pengumpulan Data

Langkah pertama yang dilakukan dalam tahap ini adalah memilih

lokasi situasi, setiap situasi mengandung beberapa unsur yaitu tempat,

pelaku, dan kegiatan. Dalam hal ini penulis harus memperhatikan empat

hal dalam memasuki lapangan adalah hubungan formal dan informal,

mendapatkan izin, menanamkan rasa saling menghormati dan

mempercayai, dan mengidentifikasikan responden sebagai informasi.

a. Observasi adalah pengamatan yang sistematis terhadap gejala-gejala

yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu teknik pengumpulan

data apabila sesuai dengan tujuan penelitian. dalam penggunaan

observasi ini yang terpenting adalah ingatan penulis. Kemudian

penulis akan terjun langsung mengamati proses ritual umat Muslim

dan non-Muslim di dalam Klenteng Ancol.

b. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang ataupun lebih

secara langsung untuk mengetahui seluk buluk mengenai ritual dan

5 Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

h.117. 6Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 45.

Page 20: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

9

budaya yang ada di dalam Klenteng secara langsung. Wawancara

berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama (primer).7 Jenis-

jenis wawancara terbagi menjadi dua yaitu wawancara berstuktur dan

wawancara tidak berstuktur. Wawancara berstuktur adalah komunikasi

langsung antara responden dengan penulis, dan tidak lupa juga penulis

membawa kuisioner yang kemudian diajukan kepada responden untuk

dijawab. Wawancara tidak berstuktur pedoman wawancara yang berisi

pokok-pokok pemikiran secara spotanitas dan tidak terarah ketika

wawancara itu berlangsung.8

c. Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data dokumentasi ini dengan

cara memperoleh dari vidio, foto-foto, rekaman, dan dokumen-

dokumen yang tertulis maupun tidak tertulis yang berkaitan dengan

penyusunan penelitian. Data-data yang dikumpulkan cendrung

merupakan data sekunder.9

4. Cara pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan melalui:

a. Usaha yang bersifat kompilatif, yaitu mengumpulkan data secara

keseluruhan baik yang bersumber dari literature maupun dari hasil

penelitian lapangan.

b. Usaha selektif komparatif, yaitu menyeleksi sumber yang

dikumpulkan, dipilih yang paling relavan dengan pokok pembahasan

dengan dibanding-bandingkan dengan data yang lain untuk mencapai

penyajian yang mengarah.

7Husaini Usman, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 52-83.

8Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 47.

9Husaini Usman, Metode Penelitian Sosial, h. 69.

Page 21: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

10

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Biro Akademik dan

Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

F. Landasan Teori

1. Teori Ziarah

Robert H.Stoddard, seorang dosen dari Universitas Nebraska, telah

mengklarifikasi suatu kegiatan yang tergolong dalam sebutan ziarah

adalah apabila mengandung empat aspek, yaitu jarak, motivasi, tempat

tujuan, dan jumlah peziarah.10

Stoddard juga telah mendefinisikan kata ziarah dengan sebuah

perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi tempat-tempat yang di

anggap keramat dan suci yang dapat dilakukan secara individu ataupun

berkelompok dan pejalanan tersebut memakan waktu yang lebih lama dari

sebuah perjalanan biasa, serta memiliki unsur religi di dalamnya.

Ziarah merupakan tradisi yang ada hampir di setiap agama. Ziarah

tidak hanya menjadi ciri khas dan kebiasaan agama-agama primitive saja,

tetapi dalam keyakinan dan ajaran agama-agama modern yang

berkembang saat ini pun, praktik ziarah masih sering dilakukan. orang-

orang Islam memiliki tradisi berziarah ke Mekkah di waktu musim haji

tiba, sedangkan Umat Budha sering merayakan perayaan suci di candi-

candi khususnya candi Borobudur yang ada di Indonesia.

10

Anwar Masduki, Ziarah Wali di Indonesia dalam perspektif Pilgrime Studies, Jurnal

Studi Agama-Agama, Vol.5 no 2 ( Tasikmalaya: September, 2015), h. 168.

Page 22: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

11

Konsep ziarah di kalangan Muslim Indonesia sendiri bersifat

khusus dari kalangan agama lain, Ziarah Muslim di Indonesia lebih

mendekati jenis yang dalam istilah peziarah yang menghadiri situs-situs

yang terkait dengan kematian . 11

Di dalam melakukan ziarah terdapat berbagai ritual yang

dilakukan. Misalnya dengan membaca doa-da sesuai dengan keyakinan

masing-masing, membawa sesajen dan lain sebagainya .

Kata ritual dalam bahasa berarti upacara keagamaan.12

Upacara

keagamaan yang dimaksud adalah upacara keagamaan yang dilakukan

oleh umat beragama untuk memperingati hari-hari besar agamanya atau

suatu peristiwa bersejarah bagi agamanya, seperti dalam agama Konghucu

terdapat perayaan Imlek, Cap Go dan lain-lain. Sedangkan menurut istilah

adalah suatu sistem upacara atau prosedur magis atau religus yang

biasanya dengan bentuk-bentuk khusus yang menggunakan kata-kata atau

kosa kata yang bersifat rahasia dan biasanya dihubungkan dengan

tindakan-tindakan penting. Ada juga yang mengartikan ritual sebagai buku

resmi yang berisi doa-doa seta peraturan mengenai tindakan yang

dilaukan.13

1. Teori Ritual

Ritual adalah kata sifat (adjective) dari rites dan juga ada yang

merupakan kata benda. Sebagai kata sifat, ritual adalah segala yang

11

Anwar Masduki, Ziarah Wali di Indonesia dalam perspektif Pilgrime Studies, Jurnal

Studi Agama-Agama, Vol.5 no 2, ( Tasikmalaya: September, 2015), h. 174.

12

John M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia,

1990), h.488.

13

M.Dahlan Yacub Al-Barry, Kamus Sosiologi Antropologi (Surabaya:Gramedia, 1990),

h. 488.

Page 23: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

12

dihubungkan atau disangkutkan dengan upacara keagamaan, seperti ritual

dances, dan ritual laws. Sedangkan sebagai kata benda adalah segala yang

bersifat upacara keagamaan, seperti upacara gereja Katolik dan agama

lainnya.14

Robertson Smith adalah seorang ahli teologi, ahli ilmu pasti, dan

ahli bahasa dan kesusastraan Semit. Robertson memiliki teori tentang

upacara bersaji. Dalam teorinya ia berpangkal pada upacaranya bukan

pada analisa sistem keyakinan atau pelajaran doktrin dari agama.

Robertson mengemukakan tiga gagasan penting mengenai azas-

azas religi dan agama pada umumnya dalam ceramah-ceramahnya.

Gagasan pertama adalah mengenai sistem keyakinan dan doktrin, sistem

upacara juga merupakan sebuah perwujudan dari religi atau agama yang

memerlukan studi dan analisa yang khusus. Hal yang menarik perhatian

Robertson adalah banyak agama yang upacaranya itu tetap, akan tetapi

latar belakang, keyakinan, maksud dan doktrinnya berubah.15

Gagasan kedua persoalan mengenai upacara religi atau agama.

Upacara religi atau agama yang biasanya dilakukan pemeluk religi atau

agama yang bersangkutan bersama-sama mempunyai fungsi sosial untuk

mengintensifkan solidaritas masyarakat. Para pemeluk agama atau religi

dalam melakukan upacara ada yang sungguh-sungguh dan ada juga yang

hanya melakukan upacara dengan setengah hati tergantung motif masing-

masing. Motivasi mereka dalam melakukan upacara tidak hanya sebagai

bentuk bhakti mereka kepada Tuhan/ dewa untuk mendapatkan kepuasan

14

Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia: pengantar Antropologi Agama

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) h. 95.

15

Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi Jilid I (Jakarta: UI Press, 2007), h.67.

Page 24: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

13

keagamaan pribadi, melainkan mereka menganggap bahwa upacara adalah

suatu kewajiban sosial.

Gagasan ketiga adalah persoalan mengenai fungsi upacara bersaji.

Pada pokoknya upacara seperti itu, di mana manusia menyajikan sebagian

dari seekor binatang, terutama adalah darahnya yang diberikan kepada

dewa kemudian sisa daging dan darahnya dimakan sendiri. Menurut

Robertson Smith hal ini dianggap sebagai suatu aktivitas untuk mendorong

rasa solidaritas dengan dewa atau para dewa. Dalam hal ini dewa atau para

dewa dipandang sebagai warga komunitas, walaupun sebagai warga yang

istimewa.16

G. Sistematika penulisan

Dalam penelitian ini untuk memudahan dalam pembahsan skripsi

tersebut dibagi menjadi beberapa bab dan sub bab yaitu :

Bab Pertama : Bab ini membahas tentang latar belakang masalah yang

dimana penulis menguraikan secara singkat apa yang akan penulis bahas yang

dilanjutkan dengan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab Kedua: Bab ini menjelaskan Mengenai gambaran umum mengenai

Klenteng Ancol Jakarta Utara, bagian –bagian di dalam Klenteng serta makam

kramat yang berada di lingkungan Klenteng Ancol.

Bab Ketiga : Bab ini penulis membahas budaya ritual yang dilakukan,

yang meliputi tradisi ritual serta aktivitas sosial yang dilakukan di dalam

Klenteng.

16

Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi Jilid I (Jakarta: UI Press, 2007), h .68.

Page 25: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

14

Bab Keempat : Bab ini menjelaskan tentang praktik-praktik yang

dilakukan oleh umat Muslim dan non-Muslim ketika melakukan ziarah atau

kunjungan ke Makam Embah Said dan Ibu Eneng.

Bab Kelima : Bab ini diakhiri dengan kesimpulan yang ditarik secara

keseluruhan dari isi skripsi serta memberikan saran punutup apa yang telah

diamati oleh peneliti atau penulis.

Page 26: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

15

BAB II

GAMBARAN UMUM KLENTENG ANCOL JAKARTA UTARA

A. Letak Geografis

Jakarta terbagi menjadi lima bagian salah satunya adalah Jakarta Utara,

jika berbicara Jakarta Utara pasti yang terkenal dengan lautan yang diberi

nama Ancol. Ancol terkenal dengan tempat wisata bagi sebagian orang,

namun Ancol menyimpan beberapa peninggalan bangunan sejarah yang cukup

banyak salah satu diantaranya adalah Klenteng Ancol. Disebut Klenteng

Ancol karena lokasinya berada di Taman Wisata Ancol. Klenteng Ancol

adalah sebuah Klenteng masyarakat Tionghoa yang terletak di Jalan Pantai

Sanur V, Rw 010 kota Tua Ancol, Pademangan Ancol Tanjung Priuk Jakarta

Utara. Lokasi Klenteng ini sangat strategis di tengah-tengah komplek

perumahan mewah di wilayah Ancol, dan akses untuk menuju Klenteng sudah

beraspal sehingga memudahkan pengunjung untuk sampai ke Klenteng.17

Klenteng ini memiliki luas sekitar kurang lebih dua hektar. Klenteng

ini juga menghadap ke laut dan berada di ujung komplek, oleh karena itu jika

pengunjung mengunjungi Klenteng dapat menikmati suasana angin pantai

yang menambah kesejukan tersendiri dan kenyamanan bagi pengunjung.

Namun seiring berjalannya waktu pemandangan laut yang indah tak dapat lagi

dinikmati keindahannya karena sudah dibatasi dengan dinding-dinding yang

kuat dan tinggi.

17

M. Ikhsan Tanggok, Praktik Islam Nusantara dalam Beberapa Klenteng di Indonesia

(Jakarta: Ushul Press, 2015), h.162.

Page 27: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

16

Ketika pengunjung Klenteng memasuki depan gerbang Klenteng

mereka sudah disambut dengan sepasang patung naga berwarna putih dan

warna yang menjadi ciri khas Klenteng yaitu merah, konon naga merupakan

kendaraan para dewa. Klenteng Ancol ini sangat megah dan tidak ada

perubahan sehingga masih asli dari dahulu hingga sekarang. Klenteng yang

sudah berdiri sekitar abad 17 ini merupakan Klenteng yang sudah berdiri

cukup lama berdasarkan latar belakang tersebut Klenteng ini diresmikan

sebagai Cagar budaya yang harus dilestarikan.

Klenteng ini diresmikan menjadi salah satu cagar budaya pada tanggal

10 Januari 1972, ditulis disebuah papan besar yang dipajang di bagian depan

Klenteng oleh dinas cagar budaya.18

Klenteng ini dijadikan sebagai cagar

budaya karena memenuhi kriteria cagar budaya yaitu :

1. Berusia lima puluh tahun atau lebih.

2. Mewakili masa gaya pada masanya.

3. Memiliki arti khusus bagi sejarah, Ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,

atau kebudayaan dan memiliki nilai budaya bagi penguat kepribadian

bangsa.19

Oleh karena itu, Klenteng Ancol tidak berubah dari aslinya dari dahulu

hingga sekarang hanya saja ada penambahan atau perubahan sedikit di sekitar

Klenteng dengan alasan karena Klenteng ini sudah masuk cagar budaya

sehingga tidak sembarangan untuk bisa diubah atau dibangun.

18

Hasil Wawancara Pribadi dengan Aprianto, Jakarta 08 Oktober 2018.

19

M. Ramli, Pengertian dan Kriteria Cagar Budaya, diakses dari

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2013/07/2.-Pengertian-dan-Kriteria-

Cagar-Budaya.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2018 pukul 20:00 WIB.

Page 28: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

17

B. Sejarah dan perkembangannya

Klenteng merupakan sebuah bangunan bertingkat yang menyerupai

Menara terbuat dari batu bata atau kayu, bangunan ini biasanya ditujukan

seperti kompleks candi Buddha di India, Asia, Cina, dan Jepang. Klenteng

awalnya berasal dari stupa India kuno yang merupakan gundukan pemakaman

kaisar atau orang-orang suci. Klenteng yang paling terkenal di India adalah

yang didirikan oleh Kaniska yang menjadi inspirasi terhadap Klenteng di Cina

dan di Jepang di kemudian hari dengan desainnya yang terdiri dari

pengulangan unit lantai dasar berupa lingkaran, bujur sangkar, dan poligonal

yang beraturan. Setiap lantai memiliki atap sendiri dan tumpukan-

tumpukannya ditutup dengan tiang dan cakram yang menonjol.20

Klenteng merupakan bangunan yang berbentuk menyerupai stupa

awalnya dianggap sebagai bangunan yang mewakili kosmos. Pilar besar yang

menjalar menyimbolkan poros dunia tak kasat mata yang bergabung dengan

pusat bumi dan surge. Empat kolom di sudut-sudut klenteng dianggap sebagai

langit.21

Klenteng adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan

tradisional Tionghoa di Indonesia pada umumnya. Karena di Indonesia

penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai

penganut agama Konghucu, maka Klenteng dengan sendirinya dianggap

sebagai tempat ibadah agama Konghucu. Di beberapa daerah, klenteng juga

20

Richard Attlee, dkk. “Pagoda” dalam Encyclopedia Britannica” (Chicago:1970), Vol 7,

h. 29. 21

Richard Attlee, dkk. “Pagoda” dalam Encyclopedia Britannica” (Chicago:1970), Vol 7,

h. 29.

Page 29: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

18

disebut dengan istilah tokong. Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng

yang dibunyikan pada saat menyelenggarakan upacara.22

Orang Tionghoa sudah terdapat di pesisir utara Pulau Jawa, terutama di

Jawa Barat jauh sebelum orang Belanda datang . Orang Tionghoa sejak abad

ke 16 sudah banyak ditemukan di daerah Banten dan Sunda Kelapa.23

Setelah

pusat perdagangan pribumi dihancurkan dan VOC merebut tempat ini dengan

kekerasan pada tahun 1691, maka muncullah masalah kependudukan,

terutama masalah kekurangan tenaga kerja. orang Belanda tidak mau

memperkerjakan orang Sunda Kelapa maupun orang Jawa, maka orang

Belanda lebih suka memasukkan suku-suku bangsa dari luar misalnya orang

Bugis, Makasar, Bali, Ambon dan terutama orang Tionghoa.24

Sejak abad 16 setelah orang Tionghoa menetap mereka mulai

mendirikan rumah ibadah, namun terdapat peraturan – peraturan sekitar tahun

1650 yang memuat tentang informasi pemusanahan Klenteng-Klenteng di

daerah Kota atas prmintaan Dewan Agama selama adanya kampanye anti

kekafiran. Penindasan-penindasan yang terjadi membuat pembangunan

Klenteng-Klenteng menjadi terhambat dan menjadi kesulitan, namun hal ini

tidak terjadi pada waktu yang lama. Ada empat Klenteng-Klenteng lain yang

didirikan pada tahun berikutnya setelah kejadian tersebut. Dua dari empat

Klenteng yang didirikan tadi masih ada sampai saat ini dan keduanya menjadi

Klenteng besar. Seiring berjalannya waktu Klenteng terus mengalami

22

Klenteng, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/klenteng, pada 30 Desember 2018 pukul 16.00.

23

CI. Salmon dan D. Lombard, Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta

(Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2003), h. 15.

24

.Lombard, Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta, h.16.

Page 30: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

19

perkembangan bahkan pada saat ini sudah ada jenis Klenteng khusus yang

telah disesuaikan oleh kalangan tertentu.

Klenteng pertama yang berdiri adalah Klenteng yang bersifat Budhis

yang didirikan sekitar tahun 1650 di sebelah barat daya kota, di Glodok yang

sekarang menjadi pusat pemukiman orang-orang Tionghoa terbesar hingga

sekarang. Akan tetapi sejarah tentang Klenteng ini tidak banyak diketahui

sejak abad ke-17. Klenteng ini menjadi sangat berperan penting . sejak abad

ke-18 ada sekitar 18 Bhiksu yang tinggal didalamnya, dan Klenteng ini

menjadi tempat kesayangan para pejabat Tionghoa. Menurut cerita Klenteng

ini didirikan oleh seorang Letnan dan dinamai Jin-de yuan oleh seorang

kapitan pada tahun 1755. namun masih dipertahankan hingga kini. Di

kemudian hari beberapa orang mayor menyumbangkan dana pemugarannya.

Karena Jin-de yuan sebuah Klenteng Budhis, maka semua pemuja diterima

tanpa pandang bulu. Sikap ini mengukuhkan kedudukan Klenteng ini sebagai

Klenteng utama bagi masyarakat Tionghoa di Batavia.25

Klenteng yang kedua adalah Klenteng yang dibaktikan kepada dewa

tanah atau Fu-de zheng sen. Klenteng ini bercorak Taois yang mempunyai

gaya khusus bangunannya seperti bangunan miao (Klenteng) yang ada di

Bangkok. Namun sampai saat ini tidak ditemukan bukti-bukti tertulis yang

menunjukan sejarah berdirinya Klenteng ini.26

Namun di dalam buku Klaudin

Salmon (1985) menyebutkan bahwa Klenteng ini didirikan sekitar abad ke-17,

jika benar maka berbarengan dengan Tionghoa datang ke Kalimantan barat.

25

Lombard, Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta, h.18.

26

Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.152.

Page 31: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

20

Klenteng ini dibangun terpencil di tengah hutan dan menghadap ke

laut, sekitar 500 tahun lalu atas perintah kapitan Lim Teng Tjauw. Seiring

berjalannya waktu sekarang Klenteng ini tidak lagi dikelilingi hutan-hutan,

tetapi dikelilingi oleh rumah-rumah mewah, sehingga membuat keberadaan

Klenteng di tengah-tengah komplek perumahan mewah sehingga dapat

dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengunjungi atau beribadah di Klenteng

tersebut.27

Setiap Klenteng mempunyai Dewa pemujaan yang dijadikan tuan

rumah di Klenteng. Di Klenteng Ancol ini dipergunakan untuk pemujaan

dewa tanah atau Fu-de Zheng-She. 28

Klenteng ini merupakan satu-satunya

Klenteng Kombinasi yang terdapat di Jakarta, Klenteng ini juga bersifat Taois

karena dikaitkan dengan makam yang berada di dalam makam seorang

muslim yang dianggap kramat. Dengan adanya makam muslim yang terdapat

di lingkungan Klenteng maka tidak hanya Orang Tionghoa yang melakukan

ritual atau beribadah melainkan pribumi juga bisa berkunjung ke Klenteng

Ancol.

Klenteng ini dibangun untuk tempat pemujaan dewa tanah atau Fu-de

Zheng-shen, namun seiring berjalannya waktu Klenteng ini berubah fungsinya

yaitu pemujaan untuk juru masak Cheng-Ho dengan istrinya Ibu Sitiwati.

Dengan adanya pergeseran fungsi Klenteng Ancol tetapi bukan berarti dewa

tanah tidak lagi dipuja, tetap dipuja melainkan tidak lagi dijadikan dewa utama

27

Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.153.

28

Lombard, Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta,h.18.

Page 32: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

21

di Klenteng Ancol dan yang dijadikan di altar utama Klenteng adalah juru

masak Cheng-Ho yaitu Sampoe Soe Soe dan istrinya Ibu Sitiwati.29

Ada sebuah majalah yang menceritakan tentang awal mula terjadinya

pergeseran fungsi Klenteng Ancol, majalah tersebut adalah “Tuapekong

Antjol, Menoeroet Tjeritanya Seorang Yang Soedah Tooea” yang ditulis oleh

Liem Poen Kie mengatakan bahwa , pada zaman dahulu daerah yang dikenal

dengan masyarakat luas dengan daerah Ancol tersebut merupakan sebuah

pelabuhan kapal yang cukup ramai dikunjungi atau disinggahi oleh kapal-

kapal baik dari dalam negeri maupun dari kuar negeri, dimana pelabuhan ini

dinamai dengan pelabuhan Bintang Mas.30

Ketika Cheng-Ho melakukan

perjalanan ke Nusantara, Cheng-Ho berlabuh Bintang Mas ini. Salah satu juru

masak Cheng-Ho turun dari kapal untuk menyaksikan sebuah pertunjukan Tari

Topeng yang berada di sekitaran pelabuhan. Juru masak tersebut sangat

menikmati pertunjukan Tari Topeng31

karena pertunjukan asing menurutnya

dan tidak ada di negerinya yaitu Tionghoa.

Selain tidak ada di Negeri Tionghoa penari tari topeng nya cantik-

cantik salah satu penari Tari Topeng adalah Sitiwati, karena kecantikan

Sitiwati juru masak Cheng-Ho mempunyai rasa keinginan untuk memperistri

Sitiwati. Usaha yang dilakukan oleh juru masak Cheng-Ho sangat luar biasa.

karena sedang asik menyaksikan sebuah pertujukan itu juru masak Cheng-Ho

tidak sadar bahwa ia sudah ditinggalkan oleh Cheng-Ho bersama kapalnya.

29

Hasil Wawancara Pribadi dengan Aprianto. Jakarta Utara, 08 Oktober 2018.

30

Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.154.

31

Tari Topeng adalah sebuah bentuk tarian yang menggunakan topeng sebagai penutup

wajah dari penarinya. Tari topeng merupakan waisan leluhur bagi bangsa Indonesia yang sudah

ada sejak zaman pra-sejarah oleh karena itu menandakan bahwa tari topeng sudah menjadi turun

temurun. Penarinya yang menggunakan topeng dijadiikan sebagau upacara adat atau penceritaan

kembali cerita-cerita kuno dari leluhur, selain itu banyak juga yang menyakini bahwa tari topeng

berkaitan dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai intrepretasi dewa-dewa.

Page 33: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

22

Karena ia merasa sudah ditinggalkan oleh Cheng-Ho dan teman-temannya ia

melanjutkan niatnya yang ingin memperistri SitiWati sang penai Tari Topeng.

Juru masak ini melakukan pertemuan kepada orang tua SitiWati yang bernama

Said Areli Dato Kembang dan Ibu Eneng. Sitiwati merupakan dari

percampuran Indonesia dan Burma.32

Ketika juru masak Cheng-Ho bertemu dengan orang tua Sitiwati, Said

Areli Dato Kembang khawatir tentang anaknya jika menikah dengan orang

asing yang berbeda agama. Agar dapat menjalankan perintahnya dan menjauhi

larangannya, Said Areli Dato Kembang mangajukan sebuah syarat untuk juru

masak tersebut dengan tidak membolehkan memakan daging babi seumur

hidupnya. Syarat ini merupakan ajaran agama Islam yang tidak membolehkan

memakan daging babi. Dengan syarat yang diajukan juru masak Cheng-Ho

menerima syaratnya dan akhirnya juru masak Cheng-Ho berhasil memperistri

anak dari Said Areli Dato Kembang yaitu Sitiwati.33

Setelah berlabuh di Bintang Mas, Cheng-Ho melanjutkan

perjalanannya yang menggunakan kapal. Ditengah perjalanan Cheng-Ho, Ia

menyadari bahwa salah satu juru masaknya tertinggal di pelabuhan Bintang

Mas. Cheng-Ho menyuruh anak buahnya untuk kembali ke pelabuhan yang

tadi disinggahi. Ketika sampai di pelabuhan dan mencari juru masak yang

tertinggal namun tidak membuahkan hasil, juru masak Cheng-Ho tidak

ditemukan setelah dicari di sekitaran pelabuhan, karena tidak ditemukan maka

Cheng-Ho dan pasukan melanjutkan perjalanannya dan melupakan sang juru

masak yang tetinggal.

32

Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.155.

33

Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Parto, Jakarta Utara 08 Oktober 2018.

Page 34: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

23

Juru masak Cheng-Ho dan istrinya Sitiwati hidup bersama di Jakarta

tepatnya pesisir laut Jakarta. Setelah puluhan tahun ditemukan empat buah

makam Islam yang dimana diyakini oleh masayarakat sekitar salah satu

makam adalah juru masak Cheng-Ho dan yang lainnya diyakini bahwa makam

tersebut adalah istrinya dan kedua orang tua dari Ibu Sitiwati. Makam empat

buah ini terpisah diantaranya dua makam Sampo Soe Soe dan istrinya terletak

di bagian depan Klenteng, sedangkan dua makam yaitu Said Areli Dato

Kembang dan Istrinya Ibu Eneng terletak di bagian belakang Klenteng sekitar

30 meter jaraknya dari makam anaknya. Selain itu makam ini diduga kuat

sebagai makam muslim karena di makam-makam tersebut terdapat tulisan

yang berbahasa Arab. Untuk mengenang jasa-jasa Sampoe Soe Soe rakyat

sekitar menaruh kepercayaan pada makam Ibu Sitiwati tersebut dan memohon

sesuatu kepadanya.34

C. Sejarah Makam Islam yang terdapat di dalam Klenteng Ancol.

Klenteng Ancol berdiri dari perjalanan seorang Muslim dan sebuah

tempat orang Konghucu untuk menghargai jasa-jasa para leluhur yang berasal

dari Negeri China.

Di Klenteng ini terdapat empat buah makam Muslim yang berada di

tengah-tengah Klenteng. Makam-makam tersebut adalah makam Embah Said

Arely Datok Kembang, makam istrinya yang bernama Ibu Eneng, makam

anaknya yang bernama Siti Wati, dan makam suami dari Siti Wati.35

Makam yang berada di Klenteng ini bernama Embah Said Arely Datok

Kembang dan istrinya ibu Eneng. Berdasarkan penelusuran yang penulis

34

Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.158.

35

Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Parto, Jakarta Utara 08 Oktober 2018

Page 35: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

24

lakukan darimana Embah Said dan Ibu Eneng ini berasal belum ditemukan.

Akan tetapi, jika melihat dari segi nama, bisa diperkirakan kata Embah

merupakan panggilan seseorang dari daerah Jawa, kemungkinan besar Embah

berasal dari Jawa Tengah dan Eneng merupakan panggilan wanita dari

wilayah Jawa Barat atau daerah Sunda. Embah Said merupakan salah satu

penyebar agama Islam yang berkelana dan berpindah-pindah tempat untuk

menyebarkan Islam. Embah Said Areli Datok Kembang dan Ibu Eneng ini

merupakan orang tua dari Ibu Sitiwati istri dari juru masak Cheng-Ho. Mereka

tinggal berempat disekitar pesisir laut Jakarta dengan menyebarkan ajaran

Islam. Di daerah ini Embah Said dan istrinya Ibu Eneng melakukan

persinggahan terakhirnya hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di sini.

Embah Said ini juga pernah bersinggah ke daerah-daerah Aceh sehingga ia

mendapat julukan Datok. 36

Tidak ada buku yang secara jelas menyebutkan Embah Said ini

meninggal pada tahun berapa, tetapi menurut juru bicara makam,

kemungkinan besar makam ini berdiri lebih dahulu dibandingkan dengan

Klenteng sejak abad ke 17 lalu. Berawal dari pernikahan putri Embah Said

yang menikah dengan orang Tiongkok, yaitu Sampoe Soe Soe. Sampoe Soe

Soe merupakan tokoh muslim yang dihormati di Tionghoa dengan demikian

berlatar belakang dari kepercayaan umat Konghucu yang menghormati setiap

tokoh baik dari kepercayaannya sendiri maupun dari agama lain, seperti tokoh

dari Islam yang mereka hormati akan dikunjungi oleh mereka sebagai bentuk

penghormatan mereka.37

36

Wawancara pribadi dengan Bapak Parto, Jakarta Utara, 08 Oktober 2018 37

Wawancara Pribadi dengan Bapak Apriyanto, Jakarta Utara, 08 Oktober 2018.

Page 36: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

25

Makam yang berada di Klenteng Ancol ini tidak di dalam satu

ruangan, melainkan makam orang tua Ibu Sitiwati berada di depan dan Embah

Said berada di belakang Klenteng. Namun, dengan adanya makam di belakang

tidak mengurangi rasa hormat orang Konghucu serta masyarakat pribumi

untuk mengunjungi dan mendoakannya.

Setelah ditemukannya makam, karena orang Konghucu sangat

menghormati siapapun yang berasal dari Tionghoa baik orang itu Muslim

ataupun non-Muslim, mereka mendirikan Klenteng sebagai wujud rasa

penghormatannnya kepada orang yang berjasa yang berasal dari Tionghoa.

oleh sebab itu yang dijadikan di Altar utama dan dibuatkan patung di Klenteng

Ancol adalah Ibu Sitiwati dan Sampoe Soe Soe juru masak Cheng-Ho.

D. Perubahan Nama Klenteng Ancol Menjadi Vihara Bahtera Bhakti.

Pada masyarakat awam, banyak yang tidak mengetahui perbedaan dari

Klenteng dan Vihara. Klenteng dan Vihara pada dasarnya berbeda dalam

arsitektur, umat, dan fungsi. Klenteng yang pada dasarnya memiliki arsitektur

Tionghoa dan berfungsi sebagai tempat aktifitas sosial masyarakat Tionghoa

dan tempat spiritual. Vihara juga ada yang memiliki arsitektur Tionghoa

seperti Vihara Buddhis aliran Mahayana yang memang berasal dari Tionghoa.

Pada tahun 1965 pada gerakan 30 September perbedaan Klenteng dan

Vihara mulai rancu dikarenakan pemerintah orde baru mengancam untuk

menutup secara paksa terhadap pelarangan kebudayaan Tionghoa termasuk

kepercayaan orang Tionghoa. Oleh karena itu Klenteng banyak mengadopsi

nama dari bahasa Sansekerta atau bahasa Pali yang mengubah namanya pada

Page 37: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

26

sebagai Vihara dan mencatat surat izin dalam naungan agama Buddha demi

kelangsungan peribadatan dan kepemilikan.

Dengan adanya perdebatan maka Klenteng Ancol berubah nama

menjadi Vihara Bahtera Bhakti Jakarta Utara. Diambil kata “Bahtera” yang

berarti Perahu karena pada Klenteng ini berada di pesisir laut utara dan alat

transportasinya adalah semacam perahu atau kapal-kapal . dan “Bhakti”

merupakan suatu ketaatan. Dengan demikian Bahtera Bhakti artinya

merupakan perahu yang membaktikan dirinya kepada tuannya.38

Namun hingga sekarang yang terkenal di masyarakat sekitar adalah

walaupun kini sudah berubah nama menjadi Vihara, karena letaknya

berdekatan dengan Ancol sehingga masyarakat mengingatnya dengan sebutan

Klenteng Ancol. Selain lokasi yang berdekatan dengan wisata Ancol,

masayarakat mempunyai asumsi tersendiri bahwa Klenteng merupakan tempat

ibadah orang Konghucu sedangkan Vihara tempat ibadahnya orang Buddha.

walaupun didalamnya terdapat altar Buddha tetapi yang asli di Vihara ini

adalah Klenteng yang difungsikan untuk memuja Ibu Sitiwati dan Sampoe Soe

Soe juru masak Cheng-Ho yang berasal dari Tionghoa.39

38

Wawancara Pribadi dengan Bapak Parto, Jakarta Utara, 09 Oktober 2018. 39

Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h.185.

Page 38: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

27

E. Bagian – Bagian yang terdapat didalam Klenteng Ancol

Gambar Denah Klenteng Ancol

(Sumber : CI. Salmon dan D. Lombard, 2003)

Klenteng Ancol ini mempunyai delapan Altar yang mempunya 24

macam patung dewa, altar ini dibagi menjadi delapan ruangan, dimana setiap

bagian mempunyai dewa-dewa tersendiri. delapan ruangan itu adalah :

1. Ruangan dan tempat pemujaan untuk Juru masak ( Sampo Soe Soe) dan

Istrinya Ibu Sitiwati

Ruangan ini terletak di bagian depan bagian sebelah kanan pintu

masuk dari pintu masuk Klenteng. di dalamnya terdapat sebuah altar untuk

menghormati juru masak Cheng-Ho dan istrinya. Dibawah altar terdapat

makam keduanya.

a. Ruangan dan tempat pemujaan untuk Ong Tjoe Seng dan Wang Zhu

Cheng.

Ruangan ini masih satu ruagan dengan juru masak Cheng-Ho

dan istrinya, Ong Tjoe Seng ini merupakan juru kunci pertama

Klenteng Ancol dan menjadi tokoh kedua yang sangat dihormati dan

dipuja oleh orang banyak di Klenteng Ancol. Altarnya berada di

Page 39: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

28

sebelah kiri dari Altar Sampoe Soe Soe dan Ibu Sitiwati. Banyak orang

yang datang kepadanya dengan segudang permasalahan untuk meminta

penyelelesaiannya. Menurut orang yang melakukan pemujaan kepada

Ong Tjoe Seng, tokoh ini sudah dianggap setengah dewa karena sudah

banyak membantu orang-orang dalam keadaan kesulitan.

b. Ruangan dan tempat pemujaan Cheng-Ho atau Sampo Tay Djin.

Ruangan ini beraada disebalah kanan dari altar pemujaan

Sampoe Soe Soe dan Ibu Sitiwati. ketiga Altar ini berada dalam satu

ruangan utama Klenteng Ancol, tetapi kebanyakan orang lebih banyak

meminta kepada Sampoe Soe Soe dan istrinya karena mereka banyak

menabulkan permohonan orang yang datang kesini, oleh sebab itu

banyak orang yang datang dan melakukan pemujaan terhadap Sampoe

Soe Soe dan Ibu Sitiwati.

2. Ruangan tempat Pemujaan Dewi Kwan Im.

Ruangan pemujaan Dewi Kwan Im terdapat di sebelah kanan altar

tempat pemujaan pada sang Buddha.

3. Ruangan dan Altar pemujaan Sang Buddha.

Ruangan ini terletak dibagian tengah Klenteng, ruangan ini cukup

besar yang dihiasi dengan warna kuning. Di ruangan ini terdapat tiga

patung, yaitu Buddha Amithaba, Se Cia Mo Ni Fo, dan Tie Cang Wang Po

Sat.

4. Ruangan tempat pemujaan Embah Said Areli Datok Kemban dan Ibu

Eneng.

Page 40: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

29

Ruangan ini berada dibagian belakang Klenteng Ancol. ruangan ini

dihiasi dengan kain berwarna putih seperti makam wali pada umumnya,

Makam ini berbentuk seperti menjadi satu, namun tidak menjadi satu

hanya saja dua makam dibuatkan kotak lagi sehingga kelihatan menjadi

satu. Diruangan ini Umat Muslim dan non-Muslim melakukan ritual ziarah

dengan sejumlah motivasi ingin berkunjung dan mendoakannya.

5. Tempat Pemujaan kong Tjo Tjai Sen (Dewa Kekayaan)

Kong Tjo Tjai Sen ini tidak mempunyai ruangan khusus melainkan

hanya sebuah tempat yang didalamnya terdapat patung dewa kekayaan.

Tempat pemujaan ini berada di depan sebelah kiri Klenteng yang

beradapan dengan ruangan Sampoe Soe Soe dan Ibu Sitiwati. Dewa

kekayaan ini dipercayai oleh orang Tionghoa untuk meminta rezeki atau

kekayaan, dimajukan usahanya. tidak sedikit yang datang ke Klenteng

untuk meminta kekayaan pada Dewa Kong Tjo Tjai Sen.

6. Tempat pemujaan Kwan Kong (Dewa perang).

Tempat dewa perang ini sejajar dengan tempat pemujaan dewa

kekayaan.40

7. Tempat Pemujaan Dewa Empat Muka.

Dewa empat muka ini berada di depan Altar Budha, dewa empat

muka ini yang berasal dari arah mata angina yaitu, barat, timur, utara dan

selaran. Dewa empat ini adalah dewa jodoh, dewa kesehatan dan

keselamatan, dewa rezeki.

8. Ruangan Penitipan Patung

40

Tanggok, Praktik Islam Nusantara, h. 173.

Page 41: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

30

Di ruangan ini terdapat puluhan macam jenis patung, ruangan ini

terletak di samping ruangan Dewi Kwan Im. Juru Kunci Klenteng

mengatakan bahwa ruangan ini di khususkan untuk patung yang sudah

tidak diurusi lagi oleh Vihara-vihara sehingga dititipkan atau ditampung

di Klenteng Ancol ini. Dan di Klenteng Ancol ini juga di hormati patung-

patung yang dititipkan sehingga ada altar di dalam ruangan agar jamaah

yang sembahyang bisa melakukannya juga tanpa terkecuali.

Page 42: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

31

BAB III

RITUAL YANG DILAKUKAN DI KLENTENG ANCOL

A. Ritual Keagamaan yang dilakukan di Klenteng Ancol

Setiap agama memiliki ritual keagamaan yang berbeda-beda. Demikian

halnya dengan umat Konghucu yang melakukan aktifitas di Klenteng Ancol.

Umat Konghucu melakukan ritual keagamaan sebagai wujud pemujaan

terhadap dewa-dewa yang mereka yakini. Mereka memiliki ritual keagamaan

rutin berdasarkan kalender China yang selalu mereka laksanakan sebagai bakti

mereka.

Agama dan budaya merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan.

Oleh karena itu ritual keagamaan sedikit mendapat pengaruh dari budaya

setempat. Keberadaan Klenteng Ancol yang berada di kawasan Jakarta Utara

yang identik dengan kebudayaan Betawi. Oleh karena itu ada beberapa ritual

keagamaan yang dilakukan menggunakan tradisi budaya Betawi. Tradisi itu

diantaranya adalah Makan kue Onde, penggunaan alat musik Gambang

Kromong, dan Sembahyang rutin atau Cap Go.

1. Tradisi Makan Kue Onde

Tradisi makan kue onde dilakukan pada setiap bulan Desember

sekitar tanggal 21 atau 22, makan kue onde ini dalam masyarakat

Tionghoa dinamakan festival Dongzhi. Dongzhi di sini memiliki arti

musim dingin yang ekstrim. Dalam perayaan ini orang Tiongkok

memakan kue onde yang merupakan makanan khas Tionghoa.

Page 43: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

32

Kue onde ini dalam bahasa masyarakat Tionghoa dikenal dengan

sebutan Tangyuan (Kue Bola Ketan) atau Yuanxiou. Namun kata Onde

atau Ronde dalam bahasa Belanda berarti bulat. Di Indonesia Ronde atau

Onde disebut juga kue bulat atau bola karena bentuknya yang bulat. Kue

Onde atau ronde merupakan jenis makanan yang terbuat dari tepung ketan

yang dibentuk bulatan kecil atau besar. Kue ini disajikan dengan kuah air

gula yang hangat.41

Perayaan makan kue onde ini dilakukan pada musim dingin,

dimana semua keluarga sedang berkumpul bersama-sama dan menikmati

musim dingin tersebut. Dengan berkumpulnya keluarga maka diisi dengan

makan kue onde atau ronde yang hangat di meja yang bundar.

Kue onde atau ronde disebut juga Yuanxiou karena pada mulanya

kue ini dibuat oleh seorang pelayan istana raja yang bernama Yuanxiou.

Yuanxiou ini diperintahkan atas raja kaisar untuk membuatkan bola kue

yang sangat enak untuk memperingati hari Kaisar Langit yang

diperintahkan pada tanggal 15 penanggalan Imlek (Cap Go Meh). Setiap

perayaan Kaisar langit biasanya mempersembahkan makanan sebagai rasa

ucapan terimakasih kepada Kaisar Langit atas rezeki yang diberikannya

pada masyarakat Tionghoa.

Kue Onde ini tidak hanya sekedar jenis makanan saja melainkan

mempunyai makna-makna yang penting yang terkandung didalamnya.

Kue onde ini memiliki bentuk yang bulat yang memiliki arti

berkumpulnya sebuah keluarga atau reuni untuk merayakan dan memakan

41

Makna Di Balik Tradisi Makan Onde di Bulan Desember, dari

https://smystery.wordpress.com/2012/12/20/makna-di-balik-tradisi-makan-onde-di-bulan-

desember/ pada tanggal 22 Oktober pukul 20.00 WIB.

Page 44: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

33

kue ronde dimeja yang bulat menyimbolkan keutuhan sebuah keluarga.

Kue onde ini dibuat dari tepung ketan yang lengket yang menggambarkan

bahwa keluarga merupakan ikatan yang kuat atau erat antara sesama

anggota keluarga. Kemudian disajikan dengan kuah gula yang manis agar

hubungan yang erat ini menjadi keluarga yang manis.42

Makna lain dari sifatnya yang bulat diambil dari ajaran filsafat

kuno Tiongkok mengenai Yin dan Yan gelap dan terang. Setelah Perayaan

Dongzhi yang jatuh di musim dingin di saat itu lebih banyak gelap

daripada terang dan energi negatif lebih banyak, maka musim akan

berganti menjadi musim semi disaat terang lebih mendominasi dan energi

positif lebih banyak. Filsafat ini disombolkan oleh salah satu gambar pada

Xexagram (Ba Gua/ Pa Kwa/ Pa Kua) dalam kiatb I Ching yang disebut fu

yng berarti “Kembali”. Hal ini sesuai dengan bentuk bulat yang saat

menelusurinya secara lurus dari satu tititk maka akan kembali ketitik

semula.43

Klenteng Ancol ini juga ikut merayakan tradisi yang sudah

menjadi ciri khas masyarakat Tinghoa yang sudah ada pada zaman dahulu.

Di Indonesia tidak ada musim dingin, oleh karena itu masyarakat

Tionghoa yang tinggal di Indonesia khususnya di daerah Ancol Jakarta

Utara mereka merayakan dengan mengikuti Kalender China saja. Biasanya

perayaan makan kue Onde ini dilakukan pada sore menjelang malam di

Kleteng Ancol, hal yang unik adalah mereka atau masyarakat Tionghoa

42

Wawancara Pribadi dengan Pak Apriyanto, Jakarta Utara, 09 Oktober 2018.

43

Makna Di Balik Tradisi Makan Onde di Bulan Desember, dari

https://smystery.wordpress.com/2012/12/20/makna-di-balik-tradisi-makan-onde-di-bulan-

desember/ pada tanggal 22 Oktober pukul 20.00 WIB.

Page 45: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

34

memakan Kue Onde atau Ronde adalah jumlah yang dimakan harus sesuai

dengan umur masing-masing.

2. Perayaan Tahun Baru Imlek

Selain dari ritual keagamaan yang berkaitan dengan budaya

setempat, mereka juga melakukan aktifitas rutin diantarnnya adalah Tahun

Baru Imlek, Cap Go Meh, Cheng Beng dan Sembahyang kepada

kemuliaan Tuhan. Mereka melakukan aktifitas keagamaan tersebut

berdasarkan penanggalan China.44

Penanggalan China adalah peanggalan

yang dibentuk dengan penggabungan kalender bulan dan kalender

matahari. Kalender China digunakan untuk memperingati berbagai hari

perayaan tradisional Tionghoa dan untuk memilih hari menguntungkan.

Penanggalan atau kalender China sedikit berbeda cara penghitungannya

misalnya perhitungan bulan yang dimana bulan mengelilingi bumi, jadi

hari pertama setiap bulan dimulai dari pukul 23:00 buka pada pukul 00:00.

Penanggalan China ini sangat terkait erat dengan tahun baru imlek karena

perayaan tahun baru imlek merupakan tanggal penggabungan perhitungan

matahar, bulan, dua enenrgi dan lima yin-yang, 24 musim dan lima unsur.

Tahun Baru Imlek diperingati dan diarayakan oleh orang Cina

dimanapun, termasuk Indonesia. Di Tionghoa perayaan Imlek dikenal

dengan nama Pesta Musim Semi . Hari raya Imlek ini masyarakat

Konghucu melakukan sembahyang pada Thian dimalam pergantian tahun.

hari raya imlek biasanya jatuh pada bulan kedua tarikh masehi, yaitu pada

44

Wawancara Pribadi dengan Pak Liem, 08 Oktober 2018.

Page 46: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

35

bulan Februari.45

Masyarakat Konghucu dalam melakukan perayaan imlek

mereka pergi ke Klenteng untuk melakukan sembahyang kepada leluhur

untuk memanjaatkan doa agar di tahun baru ini selalu diberikan kelancaran

baik dari rezeki, kesehatan maupun jodoh.

Selain itu perayaan Hari Raya Imlek masyarakat Tionghoa

menghiasi bangunan rumah dengan ornament lampion yang berwarna

merah yang menjadikan ciri khas masyarakat Tionghoa, warna merah yang

mempunyai makna pengharapan bahwa ditahun yang akan datang

diwarnai dengan keberuntungan, rezeki dan kebahagiaan. Legenda Klasik

juga menggambarkan lampion sebagai pengusir kekuatan jahat. Memasang

lampion di tiap rumah juga dipercaya dapat menghindarkan penghuninya

dari ancaman kejahatan.

Hari Raya Imlek juga terkenal dengan pertunjukan Barongsai.

Barongsai adalah gabungan dari kata Barong yang berasal dari bahasa

Jawa dan Shai yang berarti singa. Singa dalam masyarakat Tionghoa

melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan. Barongsai merupakan

Tarian Tradisional Cina yang menggunakan sarung yang menyerupai

singa. Konon tarian ini dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat. oleh

karena itu tarian barongsai harus ada disetiap hari-hari pearayaan besar

guna untuk mengusir aura-aura buruk. Selain itu masyarakat Tionghoa

juga percaya bahwa tarian singa adalah pertunjukan yang membawa

keberuntungan.

45

M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indonesia (Jakarta:

PT Plita Kebajikan, 2005), h. 193.

Page 47: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

36

Selain menampilakan tarian barongsai, Klenteng Ancol juga

menampilkan musik Gambang Kromong. Gambang Kromong merupakan

musik yang berasal dari betawi, alat musik yang memadukan gamelan

dengan akat-alat music Tionghoa seperti sukong, tehyan dan konghayan.46

Masyarakat betawi biasanya dalam memperingati hari-hari besarnya

mereka sering menampilakan ciri khas musik Betawi yaitu Gambang

Kromong. Letak kondisi Klenteng Ancol yang berada di Jakarta yang

identik dengan budaya pribumi yaitu Betawi, dengan didukungnya Ibu

Sitiwati yang keturunan betawi maka tidak ditinggalkan juga kebudayaan

yang berada disekitar Klenteng.

Ternyata musik Gambang Kromong merupakan perpaduan yang

serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa. Tujuannya

dihadirkan gambang kromong dalam perayaan hari-hari besar seperti

Imlek, selain Gambang keromong merupakan perpaduan alat musik antara

pribumi dan Tionghoa juga sebagai hiburan karena dalam tahun baru

Imlek ini adalah wujud perayaan syukur mereka.47

3. Sembahyang Cap Go

Hari Cap Go adalah tanggalan 12 dari tanggalan China, pada mala

mini semua umat Konghucu diwajibkan untuk sembahyang kepada Thian.

Pada malam ini Umat konghucu melakukan ibadah dan berdoa bersama

sesuai dengan budaya masing-masing, hal ini karena Konghucu ini adalah

agama yang sangat menghormati para leluhurnya dan leluhur yang tempat

mereka tinggali. Adapun tradisi malam cap go di Klenteng Ancol tidak

46

Gambang Kromong, Wikipedia, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gambang_keromong

diakses pada tanggal 23 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB.

47

Wawancara Pribadi dengan Pak Liem, 09 Oktober 2018.

Page 48: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

37

terlepas dari budaya masyarakat sekitar, yang dimana ditujukan untuk Ibu

Sitiwati dan Sampoe Soe Soe.48

Sembahyang ini dimulai sejak sore hari hingga tengah malam.

Umat Konghucu yang melakukan sembahyang cap go membawa sesajian

berupa buah-buahan yang nantinya mereka letakkan di atas altar yang

terdapat di Klenteng Ancol. Buah-buahan itu mereka cuci terlebih dahulu

kemudian barulah mereka memulai ritual sembahyang cap go. Umat

Konghucu melakukan sembahyang cap go secara masing-masing tidak

dengan berjamaah.

Umat Konghucu yang hendak melakukan sembahyang mereka

membeli dupa yang telah disediakan di Klenteng Ancol dengan jumlah

yang telah ditentukan. Dupa yang telah dibeli kemudian diambil dan

dibakar. Mereka sembahyang sambil memegang dupa yang telah dibakar

dengan menundukkan kepala diiringi dengan suara gong. Ada juga dari

beberapa umat Konghucu yang sembahyang dengan membawa bunga

karena berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu informan Dewi

Kwan Im sangat menyukai bunga.

Klenteng membuka peluang usaha kepada para pedagang luar pada

sembahyang cap go. Banyak pedagang dari berbagai macam jenis

dagangan yang dijajakan. Ada yang menjual makanan dan minuman. Ada

juga pedagang yang menjual bunga. Biasanya umat Konghucu yang

hendak beribadah menggunakan bunga mereka membeli bunga di area

Klenteng Ancol.

48

Wawancara Pribadi dengan Pak Liem, 09 Oktober 2018.

Page 49: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

38

Sembahyang Cap go mencapai puncaknya pada tengah malam.

Puncak Cap go dilihat dari banyaknya jumlah umat Konghucu yang datang

untuk melakukan sembahyang. Jumlah umat Konghucu yang datang untuk

sembahyang pada puncaknya ini mencapai lebih dari 50 orang.

B. Ritual Sosial yang dilakukan di Klenteng Ancol

Kepedulian atau sikap peduli bagi umat Klenteng merupakan hal yang

diajarkan oleh agama yang ada di klenteng (Buddha, Konghucu, dan Tao).

Agama-agama tersebut mengajarkan untuk bagaimana berperilaku yang

beretika dan bermoral terhadap sesama manusia dan masyarakat untuk

mencapai kebaikan. Melalui etika dan moralitas inilah dapat dibangun dengan

cinta kasih dan kepedulian kepada orang lain, toleransi, kejujuran, dan sikap

tolong menolong.49

Ibadah tidak hanya dalam segi ritual saja, akan tetapi bagi mereka

ibadah juga berupa hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Sehingga dalam

melakukan peribadatan yang bersifat kemanusiaan tidak harus ke anggota

jamaah Klenteng saja, bahkan di luar itu (baik Muslim atau Non-Muslim)

seperti pembagian sembako ataupun yang lainnya.50

Ritual sosial yang dilakukan dalam bentuk pembagian sembako

dilaksanakan setiap bulan ketujuh dalam penanggalan China. Kegiatan

pembagian sembako biasanya dilakukan pada siang hari karena siang hari

dianggap waktu yang tepat untuk membagikan sembako. Sembako ini

dibagikan kepada yayasan panti asuhan yang berdekatan dengan lokasi

Klenteng. Orang yang membagikan sembako adalah utusan dari Klenteng

49

Maria Citra Prabhita, “Kegiatan Keagamaan dan Makna Keberadaan Klenteng Tjoe Tik

Kiong Pasuruan”, Student Journal Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra, h. 7.

50

Wawancara Pribadi dengan Pak Aprianto, 09 Oktober 2018

Page 50: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

39

yang dipercaya yaitu Bapak Parto. Sembako yang dibagikan berasal dari dana

atau pemberian yang dikumpulkan dari Jemaah Klenteng yang berkunjung.

Jemaah Klenteng yang memberikan atau menitipkan sembako berupa

uang atau makanan pokok merupakan wujud rasa syukur mereka atas apa yang

telah Tuhan berikan kepada mereka. Hal ini juga merupakan sarana mereka

untuk berbagi terhadap sesama manusia.

Mereka memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Tidak hanya terhadap

sesama Jemaah akan tetapi dengan orang-orang yang diluar dari Jemaah.

Tolong menolong yang mereka lakukan merupakan ajaran Tridharma yaitu

mengenai rasa solidaritas yang tinggi. Buddha mengajarkan sila yang

nerupakan ajaran tentang cinta kasih dan belas kasih terhadap semua makhluk.

Demikian juga dalam agama Konghucu selalu ditekankan tentang perasaan

perkawanan atau timbal balik, misalnya jika kita melakukan kebaikan maka

akan dibalas dengan kebaikan dan jika melakukan kejahatan maka kita akan

dibales dengan kejahatan.51

Peran Klenteng dalam membantu orang yang kurang mampu dari segi

perekonomian, pihak Klenteng memberikan izin kepada masyarakat yang

ingin berjualan di sekitar Klenteng. Contohnya disekitar area Klenteng

terdapat beberapa warung-warung kecil yang menyediakan makanan ringan

dan minuman yang menjadi sumber pendapatan bagi orang sekitar, selain jika

ada perayaan hari-hari besar terdapat banyak penjual dadakan yang datang

untuk menjualkan barang dagangannya.

51

Mukti Ali, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1998)

h.221.

Page 51: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

40

Kegiatan sosial tidak hanya dilakukan terhadap anggota-angotanya dan

masyarakat sekitar tetapi mereka juga ikut berpartisipasi apabila ada

masyarakat yang terkena musibah. Dengan acara mengumpulkan dana-dana

dari Jemaah Klenteng Ancol ini.

Pada setiap sembahyang rutin di awal bulan dan pertengahan bulan

Klenteng Ancol mengadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis. Orang

yang ahli dalam pengobatan mereka dengan sukarela menawarkan jasa mereka

kepada siapa saja yang ingin memeriksakan dirinya ke Klenteng Ancol. 52

Pengobatan yang dilakukan adalah pengobatan tradisional. Pengobatannya

dilakukan dengan cara memijat anggota tubuh. Orang yang melakukan

pengobatan ini ada yang berasal dari kalangan orang tua ada juga dari

kalangan muda yang terpenting adalah mereka memiliki keahlian dalam

pengobatan tradisional. Pengobatan gratis ini dilakukan di samping makam

Embah Said dan Ibu Eneng dengan beralaskan tikar-tikar yang diletakkan di

atas lantai. Orang-orang yang berkunjung bertepatan dengan hari itu ke

Klenteng biasanya orang yang melakukan pengobatan gratis yang

diselenggarakan Klenteng Ancol ini.

52

Wawancara pribadi dengan Pak Parto, Jakarta Utara, 09 Oktober 2018.

Page 52: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

41

BAB IV

PRAKTIK – PRAKTIK KEAGAMAAN YANG DILAKUKAN UMAT

MUSLIM DAN NON-MUSLIM DI KLENTENG ANCOL

A. Praktik Umat Muslim

Kata Ziarah dalam kamus bahasa Arab diambil dari kata زيرة -يسور-ازار

yang berarti mengunjungi, menziarahi.53 Sedangkan menurut Munzir Al-

Musawa ziarah kubur adalah mendatangi kuburan dengan tujuan mendatangi

ahli kubur sebagai pelajaran bagi peziarah bahwa tidak lama lagi akan

menghuni kuburan sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah

SWT.54

Ziarah kubur merupakan satu titik temu yang istimewa antar agama,

hampir di belahan dunia manapun terdapat makam-makam khusus yang

dikunjungi baik oleh orang Muslim maupun non-Muslim. Menurut „Ali al

Harawi yang menulis sebuah Pedoman Tempat-Tempat Ziarah Kubur bahwa

ziarah kubur adalah suatu bentuk ritual yang sudah berakar dimasyarakat sejak

zaman dahulu.55

Ziarah kubur merupakan satu dari sekian tradisi yang ada dan

berkembang di masyarakat. Berbagai maksud dan tujuan serta motivasi selalu

menyertai aktivitas ziarah kubur. Ziarah kubur yang dilakukan oleh

masyarakat ke kuburan yang dianggap keramat karena sebenarnya ziarah

53

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989), h.159.

54

Munzir Al Musawa, Kenalilah Aqidahmu, (Jakarta: Majelis Rasulullah, 2007), h.56.

55

Henri, Chambert-Lor dan Claude Guillot, Ziarah dan Wali di Dunia Islam, (Depok:

Komunitas Bambu,2010), h.2.

Page 53: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

42

kubur adalah tradisi agama Hindu yang pada masa lampau memuja terhadap

roh leluhur.

Di Indonesia terutama di daerah Jawa, kebiasaan tradisi ziarah kubur

tersebar luas diantaranya ke makam para wali dan tokoh yang dianggap suci,

di sana mereka melakukan berbagai kegiatan seperti membaca al-Quran,

kalimat syahadat, dan berdoa. Seperti halnya ziarah yang sering dilakukan di

Makam-makam para wali. Para peziarah tidak hanya datang perorangan saja

melainkan dengan sanak keluarga hingga berbondong-bondong membawa

rombongan dengan berbagai sarana transportasi. Biasanya para peziarah

melakukan kunjungan atau berziarah pada hari - hari tertentu misalnya pada

malam Jumat Kliwon atau pada bulan Maulid.

Para peziarah datang ke kuburan tertentu disertai kepercayaan bahwa

tokoh tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka, anatara lain

dengan ziarah kubur seseorang dapat berdampak pada kemungkinan mendapat

rezeki dan syafaat.56

Banyak masyarakat yang datang berziarah salah satunya

adalah mendapatkan berkah dari keshalihan tokoh yang diziarahi oleh

masyarakat.

Di dalam ajaran Islam tidak melarang dan mempunyai aturan

tersendiri dalam berziarah, seperti membaca al-Quran dan mendoakan yang

sudah meninggal agar mendapatkan tempat di sisi Allah WST. Adapun

peziarah yang datang ke kuburan orang-orang soleh atau terkenal dengan

berbagai macam tujuan serta motivasi peziarah di lapangan seperti halnya di

Makam Embah Said Arely Datok Kembang dan Ibu Eneng adalah selain

56

Haryadi, Soebady, Agama dan Upacara (Jakarta: Buku antar Bangsa,2002), h.34.

Page 54: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

43

mendoakan mereka meminta agar disegerakan mendapatkan jodoh, minta

dimudahkan segala urusannya. Semua motivasi dan berbagai macam tujuan

pribadi masing-masing yang mereka sebutkan ketika berziarah.

Selain itu, Ziarah kubur mempunyai beberapa tujuan, bagi peziarah

dan yang diziarahi memiliki tujuan, Pertama Mengambil pelajaran dari mayit

yaitu bahwa menziarahi kubur untuk peringatan dan pelajaran ketika

sesombong apapun manusia kelak pasti akan ditempatkan disebuah lubang

yang tidak ada air dan udara. Tidak ada yang dapat menolong dan

menghindarinya. Kedua berziarah bertujuan untuk mengingat kehidupan di

akhirat, dengan berziarah manusia akan ingat akan kematian yang pasti akan

tiba di akhirat. karena dengan berziarahlah obat penawar paling ampuh untuk

melunakkan hati manusia agar selalu ingat dengan kematian.57

Bacaan yang dibaca saat berziarah adalah memberikan hadiah fatihah

kepada sohibul makam, syahadat, shalawat, istighfar lalu memohon ampunan

kepada Allah.58

Untuk pembacaan shalawat tidak ada shalawat yang khusus,

hanya saja membaca shalawat kepada nabi yang sering dibaca. dan untuk

kegiatan selanjutnya biasanya membaca suarah yasin, tetapi itu tidak

diwajibkan hanya terserah para peziarah. Setelah melakukan rantaian ziarah

para peziarah biasanya memohon permohonan apa yang diinginkan.

Perlengkapan yang dibawa saat berziarah biasanya bunga, bunga yang

mereka bawa untuk ditaburkan pada pusaran makam, selain itu ada juga yang

membawa kemenyan untuk dibakar di depan makam yang sudah disediakan

tempatnya oleh pengurus makam. Perlengkapan ini tidak diwajibkan untuk

57

Muhammad Nashirudin, Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah, (Jakarta: Gema Insani

Press,1999), h. 174.

58

Wawancara Pribadi dengan Bapak Parto, Jakarta Utara, 08 Oktober 2018.

Page 55: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

44

membawa karena ada yang membawanya dan ada juga yang tidak

membawanya. Jika tidak membawa tetapi ingin menaburkan bunga atau

membakar kemenyan pengurus makam biasnya menyediakan untuk dijual ke

para peziarah.

Dengan demikian menurut ajaran Islam ziarah kubur tidak hanya

sekedar menengok kubur, bukan hanya sekedar menengok ke makam orang

tua, bukan sekedar hanya menengok ke makam wali, bukan hanya sekedar

menengok makam pahlawan, begitu pula bukan hanya untuk sekedar tahu apa

dan mengerti dimana seseorang dikuburkan, atau mengetahui keadaan kuburan

itu berada, tetapi kedatangan seseorang untuk berziarah adalah mendoakan

kepada yang dikubur dengan mengirimkan doa-doa untuknya yang berisikan

ayat-ayat al-Quran.

Seperti halnya yang dilakukan oleh umat Muslim yang berkunjung ke

Makam Embah Said Areli Datok Kembang dan Ibu Eneng, mereka tidak

hanya sekedar ingin mengetahui letak makam yang berada ditengah-tengah

lingkungan Klenteng Ancol.

Pak parto juga mengatakan bahwa setiap minggunya ada saja

rombongan yang berziarah ke makam Embah Said dan Ibu Eneng.59

Luas

ruangan makam Embah Said yang hanya berukuran sekitar 4x7 meter ini

dikunjungi oleh beberapa peziarah Muslim. Umat muslim yang datang

berziarah ke makam Embah Said dan Ibu Eneng duduk dengan beralaskan

tikar untuk melakukan ritual ziarah. Seperti disebutkan pada paragraph

sebelumnya ritual yang dilakukan umat Muslim saat berziarah ke makam

59

Wawancara Pribadi dengan Bapak Parto, Jakarta Utara, 09 Oktober 2018.

Page 56: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

45

tersebut dengan membaca yasin, shalawat, istighfar, zikir, dan tahlil. Peziarah

yang datang ke sini tidak memohon pertolongan melainkan mereka berdoa

kepada Tuhan dan mendoakan atas jasa-jasa yang telah dilakukan Embah Said

dan Ibu Eneng ini. Setelah runtutan ritual ziarah selesai dilakukan peziarah

menaburkan bunga ke pusaran makam.

Para peziarah yang berkunjung ke makam Embah Said dan Ibu Eneng

memiliki motivasi yang berbeda-beda. Dalam rangka menyampaikan maksud

dan tujuan mereka berziarah mereka menggunakan ramalan tongkat. Konon

tongkat tersebut merupakan alat yang digunakan oleh Embah Said ini dalam

berkelana menyiarkan Islam. Ramalan tongkat tidak dilakukan dengan sendiri

oleh peziarah, melainkan dilakukan dengan dipandu oleh juru kunci makam

yang bernama Pak Parto. Peziarah dalam ritual ramalan tongkat ini diharuskan

berdiri kemudian tongkat tersebut dibentangkan dan diukur sesuai panjang

tangan peziarah dan berapa panjang tangan diberi tanda dengan sebuah karet

gelang. Selama proses pengukuran peziarah mengungkapkan keinginan

pribadinya, sedangkan juru kunci berdoa di depan makam. Kemudian setelah

juru kunci selesai mendoakan, peziarah tersebut diukur lagi tangannya dan

karet yang menjadi penanda sebelumnya dilihat lagi apabila karet tersebut

menjorok ke dalam menjadi penanda bahwa keinginan yang diungkapkan

peziarah dalam hati akan tercapai atau dikabulkan. Akan tetapi, jika karet

tersebut justru berubah posisi ke luar dari batasan tangan menandakan bahwa

keinginan atau tujuan peziarah tersebut tidak tercapai atau tidak dikabulkan.60

60

Hasil Wawancara Pribadi dengan Pak Liem, 08 Oktober 2018.

Page 57: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

46

C. Praktik Umat Non-Muslim

Dalam ajaran Konghucu, mengunjungi atau menziarahi makam leluhur

disebut juga dengan istilah Cheng-Beng. Cheng-Beng memiliki arti terang dan

bersih.61

Sedangkan menurut istilah Cheng-Beng merupakan upacara

sembahyang kepada leluhur yang dilakukan oleh masyarakat China yang

beragama Konghucu untuk menghormati dan sekaligus sebagai laku bakti

kepada leluhur.

Cheng-Beng ini jika dilihat dari istilah bisa dikaitkan dengan suasana

di kuburan. Masyarakat Cina mengunjungi makam para leluhur dengan

memasang dupa hio dan nyekar. Upacara Cheng-Beng ini merupakan

perayaan hari besar bagi masyarakat Konghucu yang dilakukan bersama

keluarga, dengan membawa sesajian-sesajian untuk diletakkan di pelataran

kuburan leluhur.

Umat non-Muslim yang beragama Konghucu datang ke Klenteng

Ancol tidak hanya sebatas sembahyang kepada Thian, melainkan mereka

melakukan sembahyang kepada para leluhur yang berada di Klenteng Ancol.

Dalam melakukan sembahyang tersebut mereka memiliki urutan tersendiri.

Adapun urutannya ialah, pertama mereka sembahyang pada Gioko Ong Siang

Tee (Dewa pertama alam langit). Kemudian mereka melanjutkan sembahyang

kepada Thian Tie Kong (Tuhan) dengan diiringi suara yang dijadikan ciri khas

klenteng. Setelah itu mereka kemudian sembahyang Sampoe Soe Soe, Ibu

Sitiwati, Sampokong atau Cheng-Ho, dan Sembahyang pada Kong Tjoe Tjoe

Seng (juru kunci klenteng terdahulu) yang berada dalam satu ruangan.

61

Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandan, (Jakarta: King Po,1961), h. 152.

Page 58: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

47

Kemudian mereka Sembahyang kepada Fa Kong Thay Tie atau Dewa Langit,

Da Bogong atau Dewa Tanah, Thai Sui Sing Ciun (Anjing tanah), Pai Fu

Shien Khiun ( tempat pemujaan menolak bala), Budha Amithaba, Dewi Kwan

Im, Dewa Empat Muka atau Se Men Fo, dan diakhiri dengan sembahyang

kepada Thian. Setelah sembahyang selesai mereka kemudian mengunjungi

makam Embah Said dan Ibu Eneng.

Setiap melakukan ritual sembahyang mempunyai aturan atau tata cara

yang harus diitaati, Ajaran agama Konghucu memiliki tata cara ibadah

tersendiri . Di Dalam ajaran Agama Konghucu identik dengan menggunakan

Dupa, hio atau Xiang. Hio sudah ada sejak zaman dahulu dikala umat

Konghucu melakukan sembahyang. Hio mempunyai arti harum, hio dibakar

ketika sedang melakukan sembahyang agar mengeluarkan asap yang berbau

wangi dan harum.62

Selain dupa atau hio mengeluarkan bau yang harum, dupa

ini berguna untuk menentramkan pikiran, memudahkan konsentrasi dan

bermeditasi dan juga bisa mengusir hawa atau hal-hal yang bersifat jahat atau

negatif. Dupa atau hio yang dipakai saat melakukan sembahyang boleh satu

atau tiga dalam bentuk ganjil, biasanyan tiga batang untuk bersujud ke

hadapan Tian, Nabi atau para suci. Cara menaikkan dan menancapkan dupa

mempunyai tata cara tersendiri, yaitu dengan melakukan dingli atau

mengangkat tangan sampai dai atas, setelah itu menancapkan dupa dengan

menggunakan tangan kiri, karena dengan tangan kiti melambangkan sifat yang

positif.63

62

Muyadi Liang, Mengenal Agama Konghucu (Sidiarjo: SPOC (Study Park Of

Confucius)), h.130.

63

Liang, Mengenal Agama Konghucu, (Sidiarjo: SPOC (Study Park Of Confucius)),

h.134.

Page 59: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

48

Setelah melakukan penancapan dupa atau hio disetiap altar yang

terdapat di dalam Klenteng Ancol, umat Konghucu melakukan penuangan

minyak. Penuangan minyak ini dilakukan sebagai suatu rasa permohonan agar

segala sesuatu yang diinginkan agar diterangi jalannya, diterangi

kehidupannya dan sebagainya. Cara penuagan minyak ini dilakukan disetiap

altar yang sudah disediakan tempatnya oleh penjaga Klenteng tersebut.

Kegiatan sembahyang di Klenteng biasanya diakhiri dengan membakar

kertas, yang dimana kertas tersebut disimbolkan sebagai uang. Kertas yang

dianggap uang tersebut dibakar oleh para penganut agama Konghucu yang

melakukan sembahyang sebagai wujud rasa terimakasih atas rezeki yang telah

diberikan oleh Tuhan. Jumlah kertas yang dibakar tidak menentu, jika umat

konghucu merasa rezekinya yang diberikan maka banyak pula kertas yang

diabakarnya.

Umat Konghucu memiliki ajaran yang menekankan penghormatan

kepada leluhur, baik yang beragama Konghucu maupun bukan beragama

Konghucu. Leluhur yang dihormati di Klenteng Ancol yang bukan berasal dari

agama Konghucu adalah Embah Said Arely Datok Kembang dan Ibu Eneng

serta anak dari mereka, yaitu Ibu Siti Wati dan Sampoe Soe Soe. Mereka

mengunjungi makam-makam leluhur tersebut dengan menggunakan ritual

ajaran mereka.

Adapun ritual yang dilakukan berbeda dengan ritual ziarah yang

dilakukan umat Muslim. Mereka mengunjungi makam tersebut dengan

menyalakan hio dan sesajen seperti mereka melakukan sembahyang kepada

Page 60: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

49

dewa-dewa dalam ajaran mereka. Doa mereka sama seperti halnya mereka

yang lakukan kepada Thian dan dewa-dewa lainnya.64

Diantar doanya adalah :

“Kehadirat Tuhan Yang Maha Agung di Tempat yang Maha Mulia,

dengan bimbingan Nabi Konghucu, Dengan Setulus hati kami bersujud dan

dengan sepenuh kebajikan di dalam hati. Puji syukur ke hadirat Tian,

jauhkanlah hati kami dari segala kelemahan, sifat keluh gerutu kepada Thuan

dan sesal penyalahan terhadap sesame. Kuatkanlah iman kami, yakin Tian

senantiasa menjadi pemilik, pembimbing, dan penyerta dalam hidup kami.

Maha besar Thian pencipta semesta alam, Tian hanya melindungi kebajiakan.

Huang Yi Shangdi, Wei Thian You De”65

Di dalam berdoa ada tata cara atau sikap berdoa yang harus dilakukan.

Sikap berdoa adalah sikap tangan diletakan diatas hulu hati, ditutup dengan

telapak tangan kiri yang dipertemukan membentuk huruf ٨ (ren:manusia)

memilki makna agar selalu ingat Thian yang Maha Esa yang telah

menciptakan manusia lewat perantara ayah dan ibu. 66

Sesajen yang mereka bawa berupa buah-buahan, tidak ada selain buah-

buahan yang dibawa karena tidak diperkenankan membawa daging babi, petai

dan jengkol.67

Muncul peraturan itu karena pada zaman dahulu syarat Sampoe

Soe Soe melamar Ibu Sitiwati adalah tidak memakan daging babi dan

sebaliknya syarat yang dikasih oleh Sampoe Soe Soe untuk tidak memakan

petai dan jengkol. Petai dan jengkol merupakan ciri khas makanan betawi,

tetapi Ibu Sitiwati rela tidak memakan makanan yang sudah menjadi ciri khas

makanan daerahnya demi Sampoe Soe Soe.

Juru kunci makam di Klenteng Ancol menawarkan kepada umat

Konghucu yang hendak berziarah ke makam untuk menggunakan ritual ziarah

64 Hasil Wawancara Pribadi dengan Pak Liem, 08 Oktober 2018.

65

Liang, Mengenal Agama Konghucu (Sidiarjo: SPOC (Study Park Of Confucius)),

h.126.

66

Liang, Mengenal Agama Konghucu, (Sidiarjo: SPOC (Study Park Of Confucius)),

h.137.

67

Wawancara Pribadi dengan Bapak Apriyanto, 08 Oktober 2018.

Page 61: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

50

sebagaimana ritual ziarah umat Muslim karena makam tersebut adalah makam

tokoh Muslim. Banyak dari mereka yang mau dan minta dipandu untuk

melakukan ziarah sesuai ajaran Islam. Juru kunci memimpin ritual ziarah

tersebut sesuai ajaran Islam dan mereka hanya mengikuti juru kunci tersebut.

Setelah berdoa dan melakukan sembahyang di makam Embah Said dan

Ibu Eneng, Umat Konghucu membakar sebuah wangi-wangian (kemenyan,

stanggi dan hio) yang berada tepat didepan makam Embah said dan Ibu

Eneng. Mereka tidak hanya membakar melainkan mengarahkan wangi-

wangian tersebut kea rah badannya, agar mendapatkan aura yang positif dan

dihindarkan dari macam bahaya yang ada.

Di ruangan makam Embah Said dan Ibu Eneng tidak hanya terdapat

ramalan berupa tongkat, melainkan ada ramalan orang Konghucu yaitu Tjam

Sie.68

Dimana masyarakat Konghucu meminta masukan atau saran ketika

ingin mendirikan usaha dan lain sebagainya.69

Cara menggunakan ramalan ini

menggunakan dua keping yang disebut dalam bahasa Cina adalah Po Pwee. Po

Pwee merupakan dua keping bambu yang berbentuk pipih, lalu Po Pwee ini

diputarkan di pusaran altar untuk menancapkan hio sebanyak tiga kali

dibarengi dengan menyebutkan keinginan di dalam hati, setelah itu pop pwee

dilemparkan ke lantai. Po pwee ini memiliki arti jika satu kepingnya jika satu

sisi buka dan yang satu tertutup maka jawabannya iya, lalu jika kedua-duanya

terbuka maka dewa memberikan jawaban ketawa, namun apabila kedua-

duanya tertutup maka jawabannya tidak. Kemudian mengambil salah satu

68

Tjam Sie adalah sebuah tradisi kuno untuk meminta nasib, Tjam Sie ini terbuat dari

bambo yang dimana batang bamboo diberi nomer pada salah satu permukaan, jumlahnya Sembilan

pupuh sembilan.

69

Wawancara Pribadi dengan Bapak Parto, Jakarta Utara, 09 Oktober 2018.

Page 62: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

51

Tjam sie , Tjam Sie sumpit bambo yang telah diberi nomor. Ketika sudsh

mendapatkan nomor orang yang meramal berarah menuju sebuah lemari untuk

mengambil sebuah kertas yang berisi jawaban atas doa-doa atau keinginan

yang tadi kita inginkan.

Dengan demikian, praktik keagamaan yang dilakukan oleh umat

muslim dan non-Muslim sangatlah berbeda, Umat Muslim melakukan ziarah

dan melakukan ritual sebagai bentuk penghormatan dengan tidak melakukan

pemujaan dan melakukan sesuai dengan keyakinannya. Sedangkan Umat non-

muslim mereka juga melakukan ritual sebagai bentuk penghormatan dan

pemujaan yang dilakukan ssesuai dengan keyakinannya, dan tidak

memandang yang mereka kunjungi adalah Makam umat muslim.

Page 63: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Klenteng Ancol merupakan klenteng tertua yang didirikan pada abad

ke-17. Klenteng ini merupakan perwujudan dari rasa penghormatan umat

Konghucu kepada Ibu Sitiwati dan suaminya Sampoe Soe Soe yang beragama

Islam. Hal ini sesuai dengan ajaran Konghucu yang meghormati para

leluhurnya baik yang seagama maupun yang berlainan agama. Makam yang

dilestarikan di Klenteng Ancol ini membuat sesuatu yang berbeda dengan

klenteng lainnya, dimana karena ada makam tokoh Muslim di dalamnya

membuat klenteng ini tidak hanya dikunjungi umat Konghucu. Umat Muslim

datang ke Klenteng Ancol untuk ziarah.

Keunikan dari Klenteng Ancol juga dapat dilihat pada letaknya yang

strategis berdekatan dengan Pantai Ancol sehingga menarik perhatian

masyarakat yang berkunjung ke Pantai Ancol untuk mengetahui Klenteng

Ancol ini. Selain bangunan yang memiliki ciri khas pada masanya dengan ciri

khas bangunan kuno yang tidak berubah-ubah menjadi daya tarik tersendiri

bagi pengunjung. Klenteng Ancol terbuka untuk umum. Siapa saja yang ingin

berkunjung tidak dilarang asalkan menaati peraturan yang terdapat di

Klenteng Ancol.

Budaya Ziarah yang dilakukan umat Muslim dan non Muslim berbeda.

Mereka melakukan ritual ziarah sesuai dengan keyakinan mereka masing-

masing. Umat Muslim yang melakukan ritual ziarah mereka hanya

Page 64: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

53

mengunjungi makam tokoh muslim yang ada di Klenteng Ancol dengan tidak

melakukan sembahyang seperti umat Konghucu. Umat Muslim yang berziarah

mengunjungi makam-makam tersebut sambil membaca doa-doa sesuai ajaran

Islam. Alat yang dibawa saat berziarah seperti hal umum peziarah lainnya

diantaranya adalah kembang, dupa, air dan air mawar. Umat Muslim dalam

melakukan ziarah mempunyai harapan yang berbeda-beda. Harapan mereka

diekspresikan dalam bentuk ramalan tongkat yang mereka pergunakan dengan

dipandu oleh juru kunci makam. Sedangkan, Umat non Muslim yang

melakukan ritual ziarah dengan sembahyang terlebih dahulu ke setiap altar

yang disediakan dengan menggunakan dupa dan sesajian. Mereka

mengunjungi makam tokoh Muslim karena mereka menghormati orang tua

dari Ibu Siti Wati. Ritual ziarah yang mereka lakukan tentu berbeda dengan

Umat Muslim, akan tetapi ada juga di antara mereka yang melakukan ritual

ziarah sesuai ajaran Islam dengan dipandu oleh juru kunci makam.

Jika umat Muslim melakukan ritual ziarah dengan motivasi tertentu

mempergunakan ramalan tongkat berbeda halnya dengan umat Konghucu.

Umat Konghucu memiliki ramalan tersendiri yang disebut dengan Tjam Sie.

Mereka biasanya menggunakan ramalan ini ketika mereka hendak membuka

usaha, meminta jodoh, meminta rezeki dan berbagai keinginan lainnya sesuai

harapan mereka masing-masing.

Selain itu, budaya yang terdapat di Klenteng Ancol terhadap budaya

sekitar sangatlah kental

Page 65: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

54

D. Saran

Tidak dapat dihindari bahwa sebuah karya akan luput dri kesalahan

dan kekurangan. Begitu juga dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari

bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurngan serta kekeliruan, oleh

sebab itu sumbangan saran dan kritik adalah sebuah keniscayaa demi istilah

kesempurnaan. Meskipun demikian, tujuan melengkapi penelitian-penelitian

terdahulu adalah harapan dari penulis ke depan. Harapan itu semoga dapat

ditemukan dalam skripsi ini.

Page 66: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

55

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bustanuddin. Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar

Antropologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Al Musawa ,Munzir. Kenalilah Aqidahmu. Jakarta: Majelis Rasulullah, 2007.

Al-Barry M. Dahlan Yacub, Kamus Sosiologi Antropologi. Surabaya: Gramedia,

1990.

Ali, Mukti. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1998.

Ari Kunto, Suharsini. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2002.

D. Lombard, CI. Salmon. Klenteng-Klenteng dan Masyarakat Tionghoa di

Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. 2003.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Gambang Kromong, Wikipedia, diakses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Gambang_keromong pada tanggal 23

Oktober 2018 pukul 13.00 WIB.

Henri, Chambert-Lor dan Claude Guillot. Ziarah dan Wali di Dunia Islam.

Depok: Komunitas Bambu, 2010.

Lan , Nio Joe. Peradaban Tionghoa Selayang Pandan. Jakarta: King

Po,1961.

Liang, Muyadi. Mengenal Agama Konghucu. Sidoarjo: SPOC (Study Park Of

Confucius).

M.Echols, John dan Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia, 1990

Makna Di Balik Tradisi Makan Onde di Bulan Desember, diakses dari

https://smystery.wordpress.com/2012/12/20/makna-di-balik-tradisi-

makan-onde-di-bulan-desember/ pada tanggal 22 Oktober pukul 20.00

WIB.

Masduki, Anwar. “Ziarah Wali di Indonesia dalam perspektif Pilgrime

Studies”, Jurnal Studi Agama-Agama (September 2015) Vol.5 No. 2.

Nashirudin, Muhammad. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. Jakarta: Gema

Insani Press,1999.

Page 67: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

56

Prabhita, Maria Citra. “Kegiatan Keagamaan dan Makna Keberadaan

Klenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan”, Student Journal Program Studi

Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra.

Ramli, Muhammad. Pengertian dan Kriteria Cagar Budaya, diakses dari

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2013/07/2.-

Pengertian-dan-Kriteria-Cagar-Budaya.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2018

pukul 20.00 WIB.

Soebady, Haryadi. Agama dan Upacara. Jakarta: Buku antar Bangsa, 2002.

Sulaeman , M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Refika Aditama, 1998.

Tanggok , M. Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat Agama Konghucu di Indonesia.

Jakarta: PT Plita Kebajikan, 2005.

Tanggok , M. Ikhsan. Praktik Islam Nusantara Dalam Beberapa Klenteng

di Indonesia. Tangerang Selatan: Ushul Press, 2015.

Undang-undang dasar, pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila

(Ketetapan MPR No.11/MPR/1997/. Garis-garis besar haluan negara

(ketetapan MPR No. 11/MPR/1983), Sekertaris Negara Republik

Indonesia.

Usman, Husaini. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012

Wawancara Pribadi dengan Apriyanto. Jakarta 08 Oktober 2018.

Wawancara Pribadi dengan Parto. Jakarta 08 Oktober 2018.

Wawancara Pribadi dengan Liem. Jakarta 08 Oktober 2018.

W., Supartono. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989.

Page 68: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

57

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 69: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apa arti dari nama Bahtera Bhakti?

2. Tahun berapa Klenteng Ancol didirikan?

3. Bagaimana sejarah Klenteng Ancol?

4. Manakah yang terdahulu Klenteng atau Makam?

5. Kapan terjadinya perubahan nama Klenteng Ancol?

6. Siapa yang menaungi Klenteng? yayasan atau lembaga?

7. Apa kegiatan selama setahun di Klenteng?

8. Apakah ada kegiatan sosial di Klenteng? jika ada apa saja?

9. Kapan kegiatan sosial dilaksanakan?

10. Apakah kegiatan sosial muslim dilibatkan di dalam kegiatan? jika iya,

berikan alasan!

11. Kegiatan agama apa sajakah yang dilakukan di Klenteng?

12. Kapan dilakukannya sembahyang rutin?

13. Praktik Agama Apa saja yang dilakukan di Klenteng?

14. Apa tujuannya menerbangkan burung, melepas ikan? kapan? apa

makna dari semua itu?

15. Apakah umat Konghucu melakukan ramalan tongkat yang berada di

makam muslim? Jika iya, lalu mengapa mereka melakukannya?

16. Siapa nama muslim yang dikuburkan di Klenteng?

17. Bagaimana Sejarah makam muslim?

18. Apa kaitannya makam dengan Klenteng?

19. Kenapa makam muslim sangat dihormati?

20. Kapan biasanya umat muslim melakukan ritual ke makam?

Page 70: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

59

21. Bagaimana umat muslim melakukan ritualnya?

22. Bagaimana umat konghucu melakukan ritualnya? Apakah sama yang

mereka lakukan ke dewa?

23. Apakah umat muslim melakukan ramalan tongkat? jika Iya untuk apa?

24. Alat apa saja yang harus disiapkan dalam melakukan ritual ke Embah

Said?

Page 71: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

60

HASIL WAWANCARA

Nama : Apriyanto

Jabatan : Juru Kunci Klenteng Ancol

Waktu Wawancara : Senin, 08 Oktober 2018 pukul 11: 00 WIB

1. Tahun berapa Klenteng Ancol didirikan?

Klenteng Ancol ini tidak ada yang tau secara jelas kapan didirikannya,

namun Klenteng ini dilihat dari segi bentuk bangunan kuno yaitu sekitar pada

abad ke 17.

2. Bagaimana sejarah Klenteng Ancol?

Berdirinya sebuah bangunan tidak lepas dari sebuah sejarah, begitu

pula dengan Klenteng Ancol ini. Klenteng Ancol ini didirikan atas

penghormatan kepada Siti Wati dan Sampoe Soe Soe. Pada waktu itu Cheng-

Ho yang merupakan tokoh penyebar agama Konghucu melakukan perjalanan

ke Nusantara dengan menggunakan kapal dalam jumlah banyak beserta

pasukannya.

Klenteng ini dibangun untuk tempat pemujaan dewa tanah atau Fu-de

Zheng-shen, namun seiring berjalannya waktu Klenteng ini berubah

fungsinya yaitu pemujaan untuk juru masak Cheng-Ho dengan istrinya Ibu

Sitiwati. Dengan adanya pergeseran fungsi Klenteng Ancol tetapi bukan

berarti dewa tanah tidak lagi dipuja, tetap dipuja melainkan tidak lagi

dijadikan dewa utama di Klenteng Ancol dan yang dijadikan di altar utama

Klenteng adalah juru masak Cheng-Ho yaitu Sampoe Soe Soe dan istrinya

Ibu Sitiwati

Page 72: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

61

Klenteng ini diresmikan menjadi salah satu cagar budaya pada tanggal

10 Januari 1972, ditulis disebuah papan besar yang dipajang di bagian depan

Klenteng oleh dinas cagar budaya.

3. Manakah yang terdahulu Klenteng atau Makam?

Yang terdahulu adalah makam, Klenteng merupakan suatu

perwujudan masyarakat Tionghoa terhadap leluhur yang berasal dari negeri

China, maka dibangunkan sebuah Klenteng yuntuk memuja Sampoe Soe Soe

dan Ibu sitiwati.

4. Kapan terjadinya perubahan nama Klenteng Ancol?

Terjadinya perubahan karena pada zaman dahulu agama Konghucu

tidak diakui oleh Indonesia, karena tidak diakuinya oleh negara , maka Orang

konghucu banyak yang memakain identitas agama lain. Tidak hanya

penganutnya yang memakai identitas. tetapi tempat ibdahnya juga menjadi

dibawah naungan Budhha, agar tidak terjadinya pembubaran terhadap agama

Konghucu maka Klenteng-klenteng yang ada di Indonesia berada dibawah

naungan budha sehingga di Klenteng dibuatkan altar Buddha . namun pada

zaman Gus Dur agama Konghucu diakui oleh Indonesia

5. Siapa yang menaungi Klenteng? yayasan atau lembaga?

Klenteng ini dibawah naungan lembaga dinas pariwisata dan cagar

budaya, karena Klenteng Ancol sudah menjadi baguan dari acagar budaya.

tetapi Klenteng ini ada yayasan juga yang menaunginya sehingga tidak hanya

diurusi oleh lembaga dinas saja melainkan pihak yayasan juga ikut serta

dalam mengawasi dan mengurusi Klenteg Ancol ini.

Page 73: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

62

6. Apa kegiatan selama setahun di Klenteng?

Klenteng ini mempunyai kegiatan tahunan yang dilakukan secara

rutin, diantarnta hari-hari besar umat Konghucu, Buddha dan makan Kue

Onde. Dalam perayaan tahunan ini biasanya diisi dengan budaya Betawi,

misalnya memanggil Gambang Kromong, Tari-tarian Betawi dn lain

sebagainya.

7. Apakah ada kegiatan sosial di Klenteng? jika ada apa saja?

Ibadah tidak hanya dalam segi ritual saja, akan tetapi bagi mereka

ibadah juga berupa hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Sehingga dalam

melakukan peribadatan yang bersifat kemanusiaan tidak harus ke anggota

jamaah Klenteng saja, bahkan di luar itu (baik Muslim atau Non-Muslim)

seperti pembagian sembako ataupun yang lainnya.

8. Kegiatan agama apa sajakah yang dilakukan di Klenteng?

Ada beberapa aktifitas keagamaan yang dilakukan menggunakan

tradisi budaya Betawi. Tradisi itu diantaranya adalah Makan kue Onde,

penggunaan alat musik Gambang Kromong, dan Sembahyang rutin atau Cap

Go.

9. Kenapa makam muslim sangat dihormati?

Tidak ada buku yang secara jelas menyebutkan Embah Said ini

meninggal pada tahun berapa, tetapi menurut juru bicara makam,

kemungkinan besar makam ini berdiri lebih dahulu dibandingkan dengan

Klenteng sejak abad ke 17 lalu. Berawal dari pernikahan putri Embah Said

yang menikah dengan orang Tiongkok, yaitu Sampoe Soe Soe. Sampoe Soe

Soe merupakan tokoh muslim yang dihormati di Tiongkok dengan demikian

Page 74: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

63

berlatar belakang dari kepercayaan umat Konghucu yang menghormati setiap

tokoh baik dari kepercayaannya sendiri maupun dari agama lain, seperti tokoh

dari Islam yang mereka hormati akan dikunjungi oleh mereka sebagai bentuk

penghormatan mereka.

10. Apa mootivasi dan tujuan melakukan ritual di Makam Embah Said

Arely Datok Kembang?

Motivasi dan tujuan dateng selain melihat dari segi tempat yang

unik yang berada di dalam sebuah klenteng, ternyata makam Embah ini

merupakan seorang tokoh penting yang sangat di hormati, dateng kesana untuk

mendoakan serta meminta doa melewati perantaranya.

Page 75: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

64

HASIL WAWANCARA

Nama : Parto

Jabatan : Juru Kunci Makam Embah Said dan Ibu Eneng

Waktu Wawancara : Senin, 08 Oktober 2018 pukul 09: 30 WIB

1. Apa arti dari nama Bahtera Bhakti?

Dengan adanya perdebatan maka Klenteng Ancol berubah nama

menjadi Vihara Bahtera Bhakti Jakarta Utara. Diambil kata “Bahtera” yang

berarti Perahu karena pada Klenteng ini berada di pesisir laut utara dan alat

transportasinya adalah semacam perahu atau kapal-kapal . dan “Bhakti”

merupakan suatu ketaatan. Dengan demikian Bahtera Bhakti artinya

merupakan perahu yang membaktikan dirinya kepada Tuannya

2. Apakah ada kegiatan sosial di Klenteng? jika ada apa saja?

Klenteng Ancol juga mengadakan kegiatan sosial yaitu bagi-bagi

sembako.

3. Kapan kegiatan sosial dilaksanakan?

Pada setiap sembahyang rutin di awal bulan dan pertengahan bulan

Klenteng Ancol mengadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis. Orang

yang ahli dalam pengobatan mereka dengan sukarela menawarkan jasa

mereka kepada siapa saja yang ingin memeriksakan dirinya ke Klenteng

Ancol.

Page 76: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

65

4. Apakah umat Konghucu melakukan ramalan tongkat yang berada di

makam muslim? Jika iya, lalu mengapa mereka melakukannya?

Di ruangan makam Embah Said dan Ibu Eneng tidak hanya terdapat

ramalan berupa tongkat, melainkan ada ramalan orang Konghucu yaitu Tjam

Sie. Dimana masyarakat Konghucu meminta masukan atau saran ketika ingin

mendirikan usaha dan lain sebagainya. Cara menggunakan ramalan ini

menggunakan dua keping yang disebut dalam bahasa Cina adalah Po Pwee.

Po Pwee merupakan dua keping bambu yang berbentuk pipih, lalu Po Pwee

ini diputarkan di pusaran altar untuk menancapkan hio sebanyak tiga kali

dibarengi dengan menyebutkan keinginan di dalam hati, setelah itu pop pwee

dilemparkan ke lantai. Po pwee ini memiliki arti jika satu kepingnya jika satu

sisi buka dan yang satu tertutup maka jawabannya iya, lalu jika kedua-duanya

terbuka maka dewa memberikan jawaban ketawa, namun apabila kedua-

duanya tertutup maka jawabannya tidak. Kemudian mengambil salah satu

Tjam sie , Tjam Sie sumpit bambo yang telah diberi nomor. Ketika sudsh

mendapatkan nomor orang yang meramal berarah menuju sebuah lemari

untuk mengambil sebuah kertas yang berisi jawaban atas doa-doa atau

keinginan yang tadi kita inginkan.

5. Siapa nama muslim yang dikuburkan di Klenteng?

Makam-makam tersebut adalah makam Embah Said Arely Datok

Kembang, makam istrinya yang bernama Ibu Eneng, makam anaknya yang

bernama Siti Wati, dan makam suami dari Siti Wati.

Page 77: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

66

6. Bagaimana Sejarah makam muslim?

Makam yang berada di Klenteng ini bernama Embah Said Arely

Datok Kembang dan istrinya ibu Eneng. Berdasarkan penelusuran yang

penulis lakukan darimana Embah Said dan Ibu Eneng ini berasal belum

ditemukan. Akan tetapi, jika melihat dari segi nama, bisa diperkirakan kata

Embah merupakan panggilan seseorang dari daerah Jawa, kemungkinan besar

Embah berasal dari Jawa Tengah dan Eneng merupakan panggilan wanita

dari wilayah Jawa Barat atau daerah Sunda. Embah Said merupakan salah

satu penyebar agama Islam yang berkelana dan berpindah-pindah tempat

untuk menyebarkan Islam. Embah Said Areli Datok Kembang dan Ibu Eneng

ini merupakan orang tua dari Ibu Sitiwati istri dari juru masak Cheng-Ho.

Mereka tinggal berempat disekitar pesisir laut Jakarta dengan menyebarkan

ajaran Islam. Di daerah ini Embah Said dan istrinya Ibu Eneng melakukan

persinggahan terakhirnya hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di sini.

Embah Said ini juga pernah bersinggah ke daerah-daerah Aceh sehingga ia

mendapat julukan Datok.

7. Kapan biasanya umat muslim melakukan ritual ke makam?

Setiap minggunya ada saja rombongan yang berziarah ke makam

Embah Said dan Ibu Eneng.

8. Bagaimana umat muslim melakukan ritualnya?

Umat muslim yang datang berziarah ke makam Embah Said dan Ibu

Eneng duduk dengan beralaskan tikar untuk melakukan ritual ziarah. Seperti

disebutkan pada paragraph sebelumnya ritual yang dilakukan umat Muslim

saat berziarah ke makam tersebut dengan membaca yasin, shalawat, istighfar,

Page 78: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

67

zikir, dan tahlil. Peziarah yang datang ke sini tidak memohon pertolongan

melainkan mereka berdoa kepada Tuhan dan mendoakan atas jasa-jasa yang

telah dilakukan Embah Said dan Ibu Eneng ini. Setelah runtutan ritual ziarah

selesai dilakukan peziarah menaburkan bunga ke pusaran makam.

Bacaan yang dibaca saat berziarah adalah memberikan hadiah fatihah

kepada sohibul makam, syahadat, shalawat, istighfar lalu memohon ampunan

kepada Allah. Untuk pembacaan shalawat tidak ada shalawat yang khusus,

hanya saja membaca shalawat kepada nabi yang sering dibaca. dan untuk

kegiatan selanjutnya biasanya membaca suarah yasin, tetapi itu tidak

diwajibkan hanya terserah para peziarah. Setelah melakukan rantaian ziarah

para peziarah biasanya memohon permohonan apa yang diinginkan.

9. Apakah umat muslim melakukan ramalan tongkat? jika Iya untuk apa?

Para peziarah yang berkunjung ke makam Embah Said dan Ibu Eneng

memiliki motivasi yang berbeda-beda. Dalam rangka menyampaikan

maksud dan tujuan mereka berziarah mereka menggunakan ramalan

tongkat. Konon tongkat tersebut merupakan alat yang digunakan oleh

Embah Said ini dalam berkelana menyiarkan Islam. Ramalan tongkat tidak

dilakukan dengan sendiri oleh peziarah, melainkan dilakukan dengan

dipandu oleh juru kunci makam yang bernama Pak Parto. Peziarah dalam

ritual ramalan tongkat ini diharuskan berdiri kemudian tongkat tersebut

dibentangkan dan diukur sesuai panjang tangan peziarah dan berapa panjang

tangan diberi tanda dengan sebuah karet gelang. Selama proses pengukuran

peziarah mengungkapkan keinginan pribadinya, sedangkan juru kunci

berdoa di depan makam. Kemudian setelah juru kunci selesai mendoakan,

Page 79: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

68

peziarah tersebut diukur lagi tangannya dan karet yang menjadi penanda

sebelumnya dilihat lagi apabila karet tersebut menjorok ke dalam menjadi

penanda bahwa keinginan yang diungkapkan peziarah dalam hati akan

tercapai atau dikabulkan. Akan tetapi, jika karet tersebut justru berubah

posisi ke luar dari batasan tangan menandakan bahwa keinginan atau tujuan

peziarah tersebut tidak tercapai atau tidak dikabulkan

10. Alat apa saja yang harus disiapkan dalam melakukan ritual ke Embah

Said?

Perlengkapan yang dibawa saat berziarah biasanya bunga, bunga yang

mereka bawa untuk ditaburkan pada pusaran makam, selain itu ada juga yang

membawa kemenyan untuk dibakar di depan makam yang sudah disediakan

tempatnya oleh pengurus makam. Perlengkapan ini tidak diwajibkan untuk

membawa karena ada yang membawanya dan ada juga yang tidak

membawanya. Jika tidak membawa tetapi ingin menaburkan bunga atau

membakar kemenyan pengurus makam biasnya menyediakan untuk dijual ke

para peziarah.

Page 80: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

69

HASIL WAWANCARA

Nama : Pak Liem

Jabatan : Jamaah Klenteng Ancol

Waktu Wawancara : Senin, 08 Oktober 2018 pukul 21: 30 WIB

.

1. Bagaimana umat konghucu melakukan ritualnya? Apakah sama yang

mereka lakukan ke dewa?

Adapun ritual yang dilakukan berbeda dengan ritual ziarah yang

dilakukan umat Muslim. Mereka mengunjungi makam tersebut dengan

menyalakan hio dan sesajen seperti mereka melakukan sembahyang kepada

dewa-dewa dalam ajaran mereka. Doa mereka sama seperti halnya mereka

yang lakukan kepada Thian dan dewa-dewa lainnya.

2. Alat apa saja yang harus disiapkan dalam melakukan ritual ke Embah

Said?

Perlengkapan yang dibawa saat berziarah biasanya bunga, bunga yang

mereka bawa untuk ditaburkan pada pusaran makam, selain itu ada juga yang

membawa kemenyan untuk dibakar di depan makam yang sudah disediakan

tempatnya oleh pengurus makam. Perlengkapan ini tidak diwajibkan untuk

membawa karena ada yang membawanya dan ada juga yang tidak

membawanya. Jika tidak membawa tetapi ingin menaburkan bunga atau

membakar kemenyan pengurus makam biasnya menyediakan untuk dijual ke

para peziarah.

Page 81: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

70

3. Praktik Agama Apa saja yang dilakukan di Klenteng?

Selain dari aktifitas keagamaan yang berkaitan dengan budaya

setempat, mereka juga melakukan aktifitas rutin diantarnnya adalah Tahun

Baru Imlek, Cap Go Meh, Cheng Beng, Sembahyang kepada kemuliaan Tuhan.

Mereka melakukan aktifitas keagamaan tersebut berdasarkan penanggalan

China.

4. Kapan dilakukan sembahyang rutin?

Setiap tanggalan 12 dari tanggalan China, pada malam ini semua umat

Konghucu diwajibkan untuk sembahyang kepada Thian. Pada malam ini Umat

konghucu melakukan ibadah dan berdoa bersama sesuai dengan budaya

masing-masing,

5. Apa mootivasi dan tujuan anda melakukan ritual di Makam Embah

Said Arely Datok Kembang?

Tujuan saya adalah Embah Said merupakan orang tua dari Sampoe Soe,

oleh karena itulah saya sangat menghormati dan memuja semua yang ada di

dalam Klenteng Ancol ini.

Page 82: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

71

Gerbang Klenteng Papan peresmian Klenteng

Pintu Ruangan Ibu Sitiwati dan Sampoe Soe Soe Meja untuk menaruh Sesajian

Patung Ibu Sitiwati dan Makam Ibu Sitiwati dan Sampoe

Sampoe Soe Soe Soe Soe

Page 83: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

72

Altar Buddha Altar Dewa Empat Muka

Ruang Dewa Perang Ruang Dewi Kwan Im

Ruangan Dewa Titipan Altar Dewa Tanah

Page 84: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

73

Pintu Makam Muslim Juru Kunci Makam

Makam Embah Said dan Ibu Eneng

Aktifitas Muslim di Makam Embah Said dan Ibu Eneng

Page 85: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

74

Foto suasana Sembahyang Cap Go

Saat Menaburkan Bunga Saat Membakar Setanggi

Page 86: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik

75

Ramalan yang ada di dalam Klenteng

Ramalan Tjam Sie

Ramalan Tjam Sie Bentuk Pao Pwee

Ramalan Tongkat

Saat Pengukuran Juru Kunci berdoa

Page 87: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 88: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 89: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 90: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 91: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 92: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 93: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 94: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 95: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 96: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 97: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 98: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik
Page 99: RITUAL UMAT MUSLIM DAN NON MUSLIM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43937/2/NUR... · Berdasarkan deskripsi di atas, ada sebuah permasalahan yang menarik