risiko penyakit kardiovaskular pada wanita dengan pcos

21
Risiko penyakit kardiovaskular pada wanita dengan PCOS Anuja Dokras Abstrak Penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu pada wanita. Terdapat peningkatan prevalensi faktor risiko kardiovaskular pada remaja dan wanita usia reproduksi dengan PCOS. Termasuk juga obesitas, gangguan toleransi glukosa, diabetes, hipertensi, gangguan mood dan sindrom metabolik. Terdapat bukti yang cukup untuk mengkonfirmasi adanya aterosklerosis subklinis pada wanita dengan PCOS dibandingkan dengan kelompok kontrol yang disesuaikan menurut usia. Namun demikian, beberapa studi prospektif meneliti kejadian jantung non-fatal dan fatal pada wanita dengan PCOS yang didefinisikan dengan baik. Arah masa depan penelitian mencakup studi longitudinal pada wanita peri-dan pasca-menopause dengan PCOS yang didefinisikan secara prospektif untuk lebih memperkirakan risiko morbiditas dan mortalitas akibat jantung pada populasi berisiko tinggi ini. Sementara itu, skrining rutin untuk faktor risiko dan intervensi dini tepat waktu sangat penting untuk mengurangi beban risiko secara keseluruhan. 1. Pendahuluan

Upload: mariachrismayani

Post on 26-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

Risiko penyakit kardiovaskular pada wanita dengan PCOS

Anuja Dokras

Abstrak

Penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu pada wanita. Terdapat

peningkatan prevalensi faktor risiko kardiovaskular pada remaja dan wanita usia

reproduksi dengan PCOS. Termasuk juga obesitas, gangguan toleransi glukosa,

diabetes, hipertensi, gangguan mood dan sindrom metabolik. Terdapat bukti yang

cukup untuk mengkonfirmasi adanya aterosklerosis subklinis pada wanita dengan

PCOS dibandingkan dengan kelompok kontrol yang disesuaikan menurut usia.

Namun demikian, beberapa studi prospektif meneliti kejadian jantung non-fatal

dan fatal pada wanita dengan PCOS yang didefinisikan dengan baik. Arah masa

depan penelitian mencakup studi longitudinal pada wanita peri-dan pasca-

menopause dengan PCOS yang didefinisikan secara prospektif untuk lebih

memperkirakan risiko morbiditas dan mortalitas akibat jantung pada populasi

berisiko tinggi ini. Sementara itu, skrining rutin untuk faktor risiko dan intervensi

dini tepat waktu sangat penting untuk mengurangi beban risiko secara

keseluruhan.

1. Pendahuluan

Wanita dengan PCOS memiliki prevalensi tinggi untuk beberapa faktor risiko

tradisional penyakit kardiovaskular (PJK). Hal ini termasuk terkendali faktor

risiko terkendali seperti dislipidemia, diabetes, hipertensi dan obesitas [1]. PJK

bukan hanya penyakit pria. Bahkan, satu dari tiga wanita meninggal akibat PJK

dan lebih banyak wanita meninggal akibat PJK dari lima penyebab kematian yang

lain. Dalam studi INTERHEART seluruh dunia, terdiri atas pasien dari 52 negara,

ditemukan sembilan faktor risiko yang berpotensi menyumbang lebih dari 94%

dari populasi berisiko miokard infark (MI) pertama pada wanita [2]. Faktor-faktor

ini tmeliputi merokok, dislipidemia, hipertensi, diabetes, obesitas abdominal,

faktor psikososial (misalnya, depresi, stres yang dirasakan, peristiwa kehidupan),

konsumsi buah-buahan dan sayuran harian, seringnya konsumsi alkohol, dan

aktivitas fisik secara teratur. Secara kolektif, temuan ini menggarisbawahi

Page 2: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

kebutuhan untuk skrining KV biasa pada wanita dengan PCOS untuk

kemungkinan dilakukannya intervensi dini serta untuk mengurangi beban

metabolik jantung secara keseluruhan.

2. Penilaian risiko KV

Perlengkapan yang tersedia untuk pengolongan risiko KV berupa model risiko

multivariat seperti skor risiko Framingham yang berisi risiko penyakit jantung

koroner (PJK) dalam10-tahun menurut usia, kolesterol HDL, total kolesterol,

status merokok dan hipertensi [3]. Prediksi PJK Framingham spesifik menurut

jenis kelamin terbukti benar di antara kulit putih dan kulit hitam serta dapat

diterapkan untuk kelompok etnis lainnya [4]. Pada tahun 2008, suatu algoritma

menngenai faktor risiko multivariabel spesifik terhadap seks yang diambil dari

4522 wanita berusia antara 30-74 tahun diterbitkan dan dapat digunakan untuk

menilai risiko umum PJK dan risiko kejadian PJK individu termasuk koroner,

serebrovaskuler, penyakit arteri perifer dan gagal jantung. Diperkirakan angka

kejadian mutlak PJK dapat digunakan untuk mengukur risiko dan untuk panduan

tindakan pencegahan. Adanya PCOS mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi

yang dapat bermanfaat sejak awal penilaian risiko KV sehingga intervensi dapat

dilakukan tepat waktu. Saat ini, Panel Pendidikan Kolesterol Nasional (NCEP)

merekomendasikan penilaian risiko pada subyek dengan dua atau lebih faktor

risiko KV tradisional meliputi hal deteksi, evaluasi dan pengobatan kolesterol

tinggi (Adult Treatment Panel, ATP III) [5]. Namun, sangat mungkin bahwa

rekomendasi ini dapat berubah untuk memasukkan subyek dengan satu atau lebih

faktor risiko pada pedoman masa depan, seperti ATP IV. Selain itu, pada wanita

usia reproduksi dengan PCOS risiko biasanya rendah yakni negatif atau nol untuk

usia kurang dari empat puluh tahun. Juga penilaian yang mengelompokkan pasien

sesuai dengan jumlah faktor risiko yang ditentukan dapat mengidentifikasi wanita

yang berisiko tinggi, tetapi mereka mungkin salah memastiannya dengan skor

risiko rendah yang memiliki batas abnormalitas ganda. Sebagai contoh,

berdasarkan Framingham wanita dengan skor risiko kemungkinan terkena PJK

kurang dari 10% dianggap berisiko rendah. Namun, pendekatan ini tidak

mempertimbangkan risiko seumur hidup, yang mungkin jauh lebih tinggi terutama

Page 3: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

pada PCOS dan setuju untuk pengurangan faktor risiko secara agresif. Kelompok

(Androgen excess/ AE-PCOS) telah menerbitkan pedoman untuk penilaian risiko

PJK pada wanita dengan PCOS [1]. Berdasarkan adanya faktor risiko PJK (tidak

termasuk usia), wanita dengan PCOS dapat akan dikelompokkan sebagai berisiko

atau berisiko tinggi untuk PJK.

3. Faktor risiko penyakit kardiovaskular tradisional di PCOS

Meskipun kita tidak memiliki perlengkapan yang tervalidasi untuk menilai risiko

seumur hidup, peningkatan prevalensi dari berbagai faktor risiko kardio-metabolik

pada wanita muda dengan PCOS telah didokumentasikan. Prevalensi obesitas

diketahui berbeda menurut usia, etnis dan geografis daerah pada populasi umum.

Sebuah meta-analisis (n = 35 penelitian, 15.129 wanita) menunjukkan bahwa

wanita dengan PCOS mengalami peningkatan prevalensi overweight [RR (95%

CI): 1.95 (1.52, 2.50)], obesitas [2.77 (1,88, 4,10)] dan obesitas sentral [1,73

(1,31, 2,30)] dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS. Peningkatan risiko

overweight dan obesitas untuk wanita dengan PCOS bersifat independen dari

kriteria diagnostik PCOS, usia dan wilayah geografis. Para wanita kaukasia

dengan PCOS mengalami peningkatan yang lebih besar dalam prevalensi obesitas

daripada wanita asia dengan PCOS dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS

[10.79 (5.36, 21.70) dibandingkan 2,31 (1,33, 4,00), p <0,001) [6]. Dalam meta-

analisis lain oleh penulis yang sama, obesitas secara signifikan memperburuk

segala proses metabolik jika dibandingkan wanita berat badan normal dengan

PCOS [7]. Mengingat tingginya prevalensi overweight dan obesitas pada PCOS

sangat penting untuk menentukan apakah peningkatan prevalensi yang terkait

faktor risiko KV disebabkan oleh obesitas yang mendasari atau bersifat

independen terhadap obesitas.

Peningkatan risiko toleransi glukosa terganggu (TGT) dan DM tipe 2 telah

dilaporkan pada wanita dengan PCOS dari seluruh dunia. Sebuah meta-analisis

dari 11 studi meliputi 835 wanita dengan PCOS dan 568 kontrol, menunjukkan

peningkatan prevalensi TGT (OR 2.48, 95% CI 1,62-3,77) baik menggunakan

definisi TGT menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau American

Diabetes Association (ADA). Dalam analisis sub-kelompok studi yang

Page 4: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

disesuaikan menurut BMI, OR sebesar 2.54 (95% CI 1,54-4,47) dan analisis sub-

kelompok lain studi dengan kurus (BMI <25 kg / m2), OR sebesar 3.22 (95% CI

1,26-8,24) [8]. Penulis yang sama melakukan metaanalisis dari 12 studi

melaporkan bahwa wanita dengan PCOS (n = 12.102) dibandingkan dengan

kontrol (n = 56.959) mengalami peningkatan prevalensi diabetes tipe 2 (DM),

dengan OR 4,43 (95% CI 4,06-4,82). Sekali lagi penelitian menurut BMI (n = 6)

menunjukkan peningkatan prevalensi PCOS, OR 4.0 (95% CI 1,97-8,1). Secara

kolektif, penelitian ini menunjukkan bahwa PCOS berhubungan dengan

prevalensi TGT dan DM tidak bergantung pada BMI yang meningkat secara

signifikan.

Peningkatan risiko dislipidemia termasuk peningkatan LDL-C, peningkatan

trigliserida (TG) dan HDL-C rendah juga tampak pada PCOS. Dalam meta-

analisis oleh Liar et al., kadar TG secara signifikan lebih rendah pada wanita

kontrol (- 26.39 95% CI -35,5, -17,2), kadar HDL-C secara signifikan lebih tinggi

pada wanita di kelompok kontrol (6.41 95% CI 3,68, 9.14) dan kadar LDL-C

secara signifikan lebih rendah ( -12.6 95% CI -15.6, -9.51) dibandingkan dengan

wanita dengan PCOS [9]. Dua penelitian besar pada populasi etnis yang berbeda

baru-baru ini menunjukkan rasio ApoB/ApoA1 yang lebih tinggi pada wanita

dengan PCOS [10,11]. Pada penelitian INTERHEART, kuintil utama

ApoB/ApoA1 secara signifikan terkait dengan risiko infark miokard akut [2].

Temuan ini mendukung pedoman AE-PCOS dan American College of Obstetrics

and Gynecology (ACOG) untuk menyaring semua wanita dengan PCOS dengan

panel lipid lengkap [1,12]. Pengukuran apolipoprotein rutin tidak dianjurkan dan

mungkin terlalu dini jika dilakukan dalam praktek klinis.

Faktor risiko metabolik yang muncul bersamaan berupa DM tipe 2 dan PJK

(obesitas abdominal, hiperglikemia, dislipidemia, dan hipertensi) menunjukkan

adanya ''sindrom metabolik''. Dalam meta-analisis yang meliputi 2.256 wanita

PCOS dan 4130 kontrol, prevalensi sindrom metabolik menggunakan definisi

yang berbeda adalah 2.88 (95% CI 2,4-2,45) dan pada populasi menurut BMI OR

sebesar 2,2 (95% CI 1,36-3,56). Identifikasi wanita dengan PCOS dan sindrom

metabolik membnatu mengenali kelompok berisiko tinggi yang bermanfaat dari

segi intervensi gaya hidup yang maksimal.

Page 5: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

Riwayat keluarga merupakan faktor risiko independen untuk PJK, khususnya

antara individu-individu yang lebih muda dengan riwayat keluarga penyakit

jantung dini [2]. Peningkatan risiko MI dan stroke pada ayah dari wanita dengan

PCOS telah dibuktikan [13]. Dalam studi ini, 11,3% ayah dari wanita dengan

PCOS memiliki sejarah MI dibandingkan dengan 5,3% dari ayah subyek dari

registri NHANES (p <0,01). Serta, 3% dari ayah dari wanita dengan PCOS

memiliki riwayat stroke dibandingkan dengan 1% dari ayah yang berasal dari

registri NHANES (p <0,002). Selain itu, ayah dari wanita dengan PCOS memiliki

risiko tinggi 10-tahun untuk PJK (11,5 vs 9,9% di NHANES, p = 0,03).

Keduanya, ACOG dan masyarakat AE-PCOS memberikan rekomendasi untuk

dilakukan skrining wanita dengan PCOS dengan faktor risiko kardio metaboliks

[1,12].

4. Apa bukti adanya aterosklerosis subklinis padaPCOS?

Pada wanita asimtomatik dengan PCOS kehadiran aterosklerosis subklinis telah

ditentukan dengan menggunakan sejumlah modalitas seperti fungsi endotel,

ketebalan intima media karotid (CIMT) dan skor kalsium arteri koroner (CAC).

Terjadinya disfungsi endotel menunjukkan bukti awal aterosklerosis dan dapat

diukur di laboratorium sebagai alat penelitian. Endotelium memodulasi adhesi

platelet, migrasi makrofag dan transportasi lipid [14]. Insulin memiliki efek

vasodilatasi kuat pada endotelium sekunder untuk pelepasan oksida nitrat (NO)

endotelium. Fungsi endotel dapat diukur dengan memeriksa aliran dilatasi (FMD)

dari arteri dan dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk merokok,

hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes tipe I dan II yang kurang terkontrol.

Pada subyek dari studi aterosklerosis multi-etnis (MESA) tanpa PJK, FMD dasar

arteri brakialis yang abnormal secara signifikan prediktif terhadap kejadian

kardiovaskular dalam 5 tahun [15]. Dalam studi meta-analisis baru-baru ini (n =

21 penelitian) dengan 908 subyek PCOS dan 281 kontrol, FMD arteri brakialis

dikumpulkan dan ditemukan 3,4% lebih rendah (CI 95% 1,9-3,9) pada wanita

dengan PCOS dibandingkan dengan kontrol. Setelah mengontrol umur, BMI dan

merokok, yang kumpulan FMD tetap rendah pada wanita dengan PCOS, 4,1% (CI

95% 2,7-5,5).

Page 6: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

Metode lain untuk mengevaluasi aterosklerosis subklinis adalah pengukuran

CIMT. Dalam studi populasi orang dewasa, terdapat hubungan positif sedang

antara CIMT dan kejadian aterosklerosis koroner [16]. Peningkatan CIMT juga

berkorelasi dengan penambahan tingkat risiko kardiovaskular di masa depan,

namun besarnya hubungan berkurang ketika faktor risiko tradisional yang

diperhitungkan. Estimasi keseluruhan RR MI yang doisesuaikan menurut usia dan

jenis kelamin ialah sebesar 1,15 (95% CI, 1.12- 1,17) per 0,10 mm perbedaan

CIMT [17]. RR stroke yang disesuaikan menurut usia dan jenis kelamin sebesar

1,18 (95% CI, 1,16-1,21) per 0,10 mm CIMT perbedaan. Dalam meta-analisis dari

studi yang meneliti CIMT, (n = 19 studi, 1123 wanita dengan PCOS dan 923

kontrol) rerata perbedaan dalam CIMT wanita dengan PCOS dan kontrol adalah

0,072 mm (95% CI 0,04, 0,105, p <0,001) untuk studi kualitas tertinggi [18].

Keduanya, electron beam dan computed tomography (CT) multislice digunakan

untuk mengukur secara non invasif. CAC sebagai penanda beban total koroner

aterosklerosis [19]. Penanda ini dapat digunakan untuk menilai risiko mengalami

kematian jantung mendadak atau MI [20], dan telah terbukti secara independen

memprediksi semua penyebab kematian [21]. Dibandingkan penilaian fungsi

endotel dan CIMT, lebih sedikit studi yang telah mengukur CAC pada populasi

PCOS asitomatik (Tabel 1). Shroff et al. mempelajari populasi premenopause

obesitas muda dengan usia rata-rata 32 ± 6,5 tahun, dan BMI dari 36 ± 5,4 kg / m 2

pada kelompok PCOS. Prevalensi CAC pada kelompok PCOS adalah 33%

dibandingkan dengan 8% pada kelompok kontrol. Setelah cocok untuk usia, BMI

dan faktor risiko KV lain, risiko CAC lebih tinggi pada kelompok PCOS

dibandingkan dengan kontrol OR 5,5 (95% CI 1,03, 29,45) [22]. Dalam dua studi

terbesar, ada bukti yang bertentangan mengenai prevalensi CAC pada PCOS.

Talbott et al., menemukan peningkatan prevalensi CAC yang signifikan pada

wanita PCOS dibandingkan dengan kontrol (63,1% vs 41%) sedangkan Chang et

al. tidak menemukan perbedaan (5% dibandingkan 6,3%) [25,26]. Kohort dalam

studi Talbott memiliki usia rata-rata yang lebih tinggi (48 tahun) dibandingkan

dengan penelitian Chang et al. (41 tahun). Prevalensi tinggi CAC dalam studi

Talbott mungkin merupakan cerminan dari populasi yang lebih tua (34 wanita

PCOS pasca menopause dan 65 kontrol pasca menopause) dibandingkan wanita

Page 7: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

belum menopause dalam studi Chang et al.. Pada pengelompokkan berdasarkan

status menopause, wanita yang telah mengalami menopause alami atau akibat

pembedahan memiliki prevalensi CAC yang lebih tinggi, independen terhadap

usia dan BMI, menunjukkan interaksi antara transisi menopause dan PCOS pada

aterosklerosis subklinis [26]. Temuan ini menunjukkan kebutuhan untuk

mengikutkan wanita peri dan pasca-menopause wanita dengan PCOS dalam

penelitian yang dirancang untuk menilai aterosklerosis subklinis. Selain itu, CT

jantung non-kontras hanya mendeteksi kalsifikasi plak arteri koroner dan

meremehkan beban CAD dengan tidak mendeteksi plak non-kalsifikasi, yang

dapat divisualisasikan dengan ultrasound intravaskular atau CT angiografi

koroner. Bersama data diatas menunjukkan bahwa wanita dengan PCOS

mengalami peningkatan bukti aterosklerosis subklinis.

Tabel 1. Prevalensi kalsium arteri koroner (CAC) pada wanita dengan PCOS

5. Risiko kejadian KV fatal atau non-fatal

Meskipun sejumlah besar penelitian kolektif menunjukkan peningkatan

prevalensi faktor risiko PJK dan aterosklerosis subklinis, bukti morbiditas terkait

PJK dan kematian pada wanita dengan PCOS masih terbatas. Definisi PCOS

memiliki mengalami perubahan selama beberapa dekade terakhir, dan studi kohort

longitudinal besar pada wanita dengan PCOS masih kurang. Sebagian besar data

yang tersedia berasal dari studi yang mencakup wanita dengan diagnosis

retrospektif PCOS dan tidak berdasarkan definisi yang berlaku saat ini. Satu studi

melaporkan bahwa wanita dengan ovarium polikistik muncul lebih mungkin

untuk memiliki CAD (banyak segmen arteri pulmonalis koroner kehilangan

diameter > 50%) terdeteksi dengan angiografi koroner daripada wanita dengan

Page 8: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

ovarium normal (n = 142), bahkan setelah disesuaikan efek perancunya [27].

Delapan studi tambahan yang termasuk dalam ulasan sistematis, 5 di antaranya

ditemukan peningkatan risiko morbiditas dan atau mortalitas KV, sedangkan 3

studi menemukan tidak adanya perbedaan dalam kejadian jantung dibandingkan

dengan wanita yang disesuaikan usia [28]. Schmidt et al. melaporkan pada suatu

studi prospektif kohort memgikutkan 35 wanita dengan PCOS (didiagnosis pada

tahun 1987) dan 160 kontrol yang disesuaikan menurut usia dengan menopause

terlambat. Dalam studi longtudinal ini, wanita dengan PCOS tidak memiliki

peningkatan risiko morbiditas atau kematian terkait KV yang signifikan selama

periode follow-up 21 tahun, dengan subyek diikuti hingga usia rata-rata 70 tahun

[29]. Namun, jumlah subjek PCOS dalam penelitian ini sangat rendah. meta-

analisis baru-baru ini oleh de Groot et al. meliputi 5 studi untuk menilai risiko

PJK dan stroke baik nonfatal dan fatal pada wanita dengan PCOS. Menggunakan

model efek random, RR kumpuluan sebesar 2,02 (95% CI 1,47-2,76) untuk PJK

atau stroke pada wanita dengan PCOS dibandingkan dengan mereka yang tidak

PCOS. Hanya dua dari studi ini mencetak kualitas tinggi pada skala Newcastle

Ottawa [31,32] dan hanya satu studi diikuti oleh wanita berusia di atas 60 tahun

[30]. Ketika terbatas pada 2 penelitian yang disesuaikan dengan BMI, RR masih

signifikan sebesar 1,55 (95% CI 1,27-1,89 dari). Sebagian besar berat dalam

meta-analisis berasal dari studi prospektif oleh Solomon et al. (Nrse’s Health

Study cohort), yang diikuti 49.242 wanita selama periode 14 tahun, dan menilai

risiko kejadian PJK berdasarkan iregularitas siklus menstruasi, sebagai satu-

satunya karakter PCOS yang khas [31]. Bila dibandingkan dengan wanita yang

melaporkan riwayat siklus menstruasi biasa, wanita yang siklusnya dilaporkan

tidak teratur atau siklus yang sangat tidak teratur memiliki peningkatan risiko

untuk PJK nonfatal atau fatal (multivariat (RR) 1,38 (95% CI 1,06-1,8) dan RR

1,88 (95% CI 1,32-2,67. Dalam WISE (women’s ischemia syndrome evaluation)

studi, wanita menopause dievaluasi retrospektif untuk diagnosis PCOS (misalnya,

riwayat menstruasi tidak teratur, dan peningkatan androgen pada periode waktu

pasca menopause) [32]. Ketahanan kumulatif 5 tahun tanpad even lebih tinggi

pada wanita tanpa fitur PCOS (n = 286) dibandingkan dengan mereka dengan fitur

PCOS (n = 104). Berdasarkan data yang tersedia, muncul bukti yang

Page 9: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

menunjukkan bahwa wanita dengan PCOS mengalami peningkatan risiko untuk

mengalami kejadian terkait KV yang merugikan.

Namun, studi prospektif yang lebih besar dengan tindak lanjut jangka panjang

yang mengikutkan wanita dengan PCOS diperlukan untuk lebih menggambarkan

kejadian KV non-fatal dan fatal. Ada kemungkinan bahwa lebih panjang waktu

tinak lanjut (terutama pada periode pascamenopause) dapat mengungkapkan

peningkatan risiko KV dengan PCOS. Sementara itu, jelas bahwa pencegahan

penyakit KV harus menjadi bagian penting dalam penanganan wanita dengan

PCOS karena mereka merupakan kelompok risiko tinggi. Keberhasilan

pelaksanaan pencegahan PJK mencakup peningkatan kesadaran dokter, skrining

rutin seperti yang ditunjukkan dalam pedoman dan intervensi awal dan tepat.

Daftar Pustaka

1. Wild RA, Carmina E, Diamanti-Kandarakis E, Dokras A, Escobar-

Morreale HF, Futterweit W, Lobo R, Norman RJ, Talbott E, Dumesic DA.

Assessment of cardiovascular risk and prevention of cardiovascular

disease in women with the polycystic ovary syndrome: a consensus

statement by the Androgen Excess and Polycystic Ovary Syndrome (AE-

PCOS) Society. J Clin Endocrinol Metab 2010;95(5):2038–49.

2. Yusuf S, Hawken S, Ounpuu S, Dans T, Avezum A, Lanas F, McQueen

M, Budaj A, Pais P, Varigos J, Lisheng L. INTERHEART study

investigators effect of potentially modifiable risk factors associated with

myocardial infarction in 52 countries (the INTERHEART study): case-

control study. Lancet 2004;364(9438):937.

3. Wilson PW, D’Agostino RB, Levy D, Belanger AM, Silbershatz H,

Kannel WB. Prediction of coronary heart disease using risk factor

categories. Circulation 1998;97(18):1837.

4. D’Agostino Sr RB, Grundy S, Sullivan LM, Wilson P. Validation of the

Framingham coronary heart disease prediction scores: results of a multiple

ethnic groups investigation. JAMA 2001;286(2):180.

Page 10: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

5. Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP)

Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III) final report. National

Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult

Treatment Panel III). Circulation 2002;106(25):3143.

6. Lim SS, Davies MJ, Norman RJ, Moran LJ. Overweight, obesity and

central obesity in women with polycystic ovary syndrome: a systematic

review and meta-analysis. Hum Reprod Update 2012;18(6):618–37.

7. Lim SS, Norman RJ, Davies MJ, Moran LJ. The effect of obesity on

polycystic ovary syndrome: a systematic review and meta-analysis. Obes

Rev 2013;14(2):95–109.

8. Moran LJ, Misso ML, Wild RA, Norman RJ. Impaired glucose tolerance,

type 2 diabetes and metabolic syndrome in polycystic ovary syndrome: a

systematic review and meta-analysis. Hum Reprod Update

2010;16(4):347–63.

9. Wild RA, Rizzo M, Clifton S, Carmina E. Lipid levels in polycystic ovary

syndrome: systematic review and meta-analysis. Fertil Steril 2011;95(3).

1073-9.e1-11. doi: 10.1016/j.fertnstert.2010.12.027. [Epub 2011 Jan 17.

Review].

10. Valkenburg O, Steegers-Theunissen RP, Smedts HP, Dallinga-Thie GM,

Fauser BC, Westerveld EH, Laven JS. A more atherogenic serum

lipoprotein profile is present in women with polycystic ovary syndrome: a

case-control study. J Clin Endocrinol Metab 2008;93(2):470–6.

11. Zhang J, Fan P, Liu H, Bai H, Wang Y, Zhang F. Apolipoprotein A–I and

B levels, dyslipidemia and metabolic syndrome in south-west Chinese

women with PCOS. Hum Reprod 2012;27(8):2484–93.

12. ACOG Practice Bulletin No. 108: Polycystic ovary syndrome. ACOG

Committee on Practice Bulletins–Gynecology. Obstet Gynecol

2009;114(4):936–49. http://dx.doi.org/10.1097/AOG.0b013e3181bd12cb.

13. Taylor MC, Reema Kar A, Kunselman AR, Stetter CM, Dunaif A, Legro

RS. Evidence for increased cardiovascular events in the fathers but not

Page 11: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

mothers of women with polycystic ovary syndrome. Hum Reprod

2011;26(8):2226–31.

14. Ross R. The pathogenesis of atherosclerosis: a perspective for the 1990’s.

Nature 1993;362:801–9.

15. Yeboah J, Folsom AR, Burke GL, Johnson C, Polak JF, Post W, Lima JA,

Crouse JR. Herrington DM predictive value of brachial flow-mediated

dilation for incident cardiovascular events in a population-based study: the

multi-ethnic study of atherosclerosis. Circulation 2009;120(6):502.

16. Bots ML, Baldassarre D, Simon A, de Groot E, O’Leary DH, Riley W,

Kastelein JJ, Grobbee DE. Carotid intima-media thickness and coronary

atherosclerosis: weak or strong relations? Eur Heart J 2007;28(4):398.

17. Lorenz MW, Markus HS, Bots ML, Rosvall M, Sitzer M. Prediction of

clinical cardiovascular events with carotid intima-media thickness: a

systematic review and meta-analysis. Circulation 2007;115(4):459.

18. Meyer ML, Malek AM, Wild RA, Korytkowski MT, Talbott EO. Carotid

artery intima-media thickness in polycystic ovary syndrome: a systematic

review and meta-analysis. Hum Reprod Update 2012;18(2):112–26.

19. Agatston AS, Janowitz WR, Hildner FJ, Zusmer NR, Viamonte Jr M,

Detrano R. Quantification of coronary artery calcium using ultrafast

computed tomography. J Am Coll Cardiol 1990;15(4):827–32.

20. Arad Y, Spadaro LA, Goodman K, Newstein D, Guerci AD. Prediction of

coronary events with electron beam computed tomography. J Am Coll

Cardiol 2000;36(4):1253–60.

21. Budoff MJ, Shaw LJ, Liu ST, Weinstein SR, Mosler TP, Tseng PH, et al.

Long-term prognosis associated with coronary calcification: observations

from a registry of 25,253 patients. J Am Coll Cardiol 2007;49:1860–70.

22. Shroff R, Kerchner A, Maifeld M, et al. Young obese women with

polycystic ovary syndrome have evidence of early coronary

atherosclerosis. J Clin Endocrinol Metab 2007;92(12):4609–14.

23. Christian RC, Dumesic DA, Behrenbeck T, Oberg AL, Sheedy PF 2nd,

Fitzpatrick LA. Prevalence and predictors of coronary artery calcification

Page 12: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

in women with polycystic ovary syndrome. J Clin Endocrinol Metab

2003;88(6):2562–8.

24. Talbott EO, Zborowski JV, Rager JR, Boudreaux MY, Edmundowicz DA,

Guzick DS. Evidence for an association between metabolic cardiovascular

syndrome and coronary and aortic calcification among women with

polycystic ovary syndrome. J Clin Endocrinol Metab 2004;89(11):5454–

61.

25. Talbott EO, Zborowski J, Rager J, Stragand JR. Is there an independent

effect of polycystic ovary syndrome (PCOS) and menopause on the

prevalence of subclinical atherosclerosis in middle aged women? Vasc

Health Risk Manage 2008;4(2):453–62.

26. Chang AY, Ayers C, Minhajuddin A, et al. Polycystic ovarian syndrome

and subclinical atherosclerosis among women of reproductive age in the

Dallas heart study. Clin Endocrinol 2011;74:89–96.

27. Birdsall MA, Farquhar CM, White HD. Association between polycystic

ovaries and extent of coronary artery disease in women having cardiac

catheterization. Ann Intern Med 1997;126(1):32–5.

28. Rizzo M, Berneis K, Spinas G, Rini GB, Carmina E. Long-term

consequences of polycystic ovary syndrome on cardiovascular risk. Fertil

Steril 2009;91(Suppl. 4):1563–7.

29. Schmidt J, Landin-Wilhelmsen K, Brannstrom M, Dahlgren E.

Cardiovascular disease and risk factors in PCOS women of

postmenopausal age: a 21-year controlled follow-up study. J Clin

Endocrinol Metab 2011;96(12):3794–803.

30. de Groot PCM, Dekkers OM, Romijn JA, Dieben SWM, Helmerhorst FM.

PCOS, coronary heart disease, stroke and the influence of obesity: a

systematic review and meta-analysis. Hum Reprod Update

2011;17(4):495–500.

31. Solomon CG, Hu FB, Dunaif A, et al. Menstrual cycle irregularity and risk

for future cardiovascular disease. J Clin Endocrinol Metab

2002;87(5):2013–7.

Page 13: Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Wanita Dengan PCOS

32. Shaw LJ, Bairey Merz CN, Azziz R, Stanczyk FZ, Sopko G, Braunstein

GD, Kelsey SF, Kip KE, Cooper-Dehoff RM, Johnson BD, Vaccarino V,

Reis SE, Bittner V, Hodgson TK, Rogers W, Pepine CJ. Postmenopausal

women with a history of irregular menses and elevated androgen

measurements at high risk for worsening cardiovascular event-free

survival: results from the National Institutes of Health – National Heart,

Lung, and Blood Institute sponsored Women’s Ischemia Syndrome

Evaluation. J Clin Endocrinol Metab

2008;93(4):1276–84.