riset mandiri

21
PELESTARIAN BUDAYA LOKAL DI JAWA BARAT DALAM SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DAN APLIKASINYA DALAM WEB “ WESTJAVAISCULTUREOleh : ICEU NOVIDA NIP. 197911262011012002 USULAN PENELITIAN BIRO PEREKONOMIAN SETDA PROVINSI JAWA BARAT BANDUNG 40115

Upload: iceu-adinata

Post on 20-Jul-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PELESTARIAN BUDAYA LOKAL DI JAWA BARAT DALAM SISTEM INFORMASI

BERBASIS WEB DAN APLIKASINYA DALAM WEB “ WESTJAVAISCULTURE”

Oleh :

ICEU NOVIDA NIP. 197911262011012002

USULAN PENELITIAN

BIRO PEREKONOMIAN

SETDA PROVINSI JAWA BARAT BANDUNG 40115

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iii

RINGKASAN ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8

LAMPIRAN .................................................................................................... 9

2

RINGKASAN

Pelestarian budaya lokal di Jawa Barat adalah sangat penting

dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun seluruh lapisan

masyarakat. Hal ini menjadi tanggang jawab bersama bagi keberlanjutan

budaya lokal, khususnya di Jawa Barat. Beberapa kendala pelestarian

budaya lokal yang bermunculan adalah akibat pengaruh globalisasi dan

perkembangan teknologi informasi.

Pelestarian budaya lokal bagi generasi ke generasi haruslah dapat

diinformasikan dalam bentuk yang sangat mudah diakses tanpa batas dan

waktu selayaknya perkembangan teknologi informasi, dan perkembangan

social media saat ini. Upaya ini seyogyanya diyakini mampu mendorong

pembelajaran bagi generasi muda untuk aktif, antusias dan merasa bangga

mengetahui budaya lokal yang dimilikinya.

Penulis dalam hal ini sependapat dengan indramawan (2013) bahwa

sebagai pribadi dan sebagai aparatur pemerintah, dapat melakukan upaya

pelestarian budaya lokal dengan memiliki semangat untuk

mensosialisasikan budaya lokal kepada orang lain sehingga orang lain

tertarik ikut menjaga atau melestarikannya. Upaya ini dapat dilakukan

dalam bentuk culture knowledge yang difungsionalisasi dalam bentuk

sistem informasi berdasarkan teori taksonomi.

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah upaya melestarikan

budaya lokal di Jawa Barat yang diimplementasikan dalam sistem informasi

berbasis web sehingga bermanfaat bagi generasi penerus dan memiliki nilai

tambah sebagai media informasi promosi pariwisata di Jawa Barat.

Metode yang digunakan dalam perancangan sistem informasi berbasis

web ini dengan menggunakan aplikasi Content Management System (CMS)

Drupal 7. Sebuah aplikasi metodologi pengembangan sistem berupa

pengklasifikasian informasi seperti layaknya fungsi taksonomi.

Kata Kunci : budaya, sunda, jawa barat, sistem informasi, website,

taksonomi, CMS drupal 7

3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai jenis kebudayaan daerah, adat, tradisi, kesenian, serta

kearifan lokal dari kabupaten/kota se Jawa Barat telah memperkaya warisan

budaya lokal di Jawa Barat. Rasa bangga sudah seharusnya tumbuh pada

jiwa generasi penerus Jawa Barat yang tidak terpisah, menjadi bagian yang

memiliki keanekaragaman tersebut. Kekayaan budaya lokal yang kita miliki

ini seharusnya dipelihara dan dilestarikan dengan baik sebagai modal dalam

pembangunan dan pengembangan kebudayaan daerah. Hal ini sesuai dengan

Karmadi, Agus (2011) bahwa budaya lokal yang beraneka ragam

merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan1. Dengan melestarikan

budaya lokal, kita bisa menjaga budaya bangsa dari pengaruh budaya asing,

dan menjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara lain.

Sebagian kecil dari kearifan lokal (local wisdom) di Jawa Barat,

diantaranya ditandai dengan Pertama, istilah “hutan larangan” sebagai

upaya pelestarian hutan yang secara adat tidak boleh dimasuki secara

sembarangan. Ini sama ubahnya dengan peran Kementrian Perhutanan

sekarang yang menjaga dan mengatur kelestarian sumber daya hayati hutan

kita. Secara linguistik, masyarakat dahulu menciptakan istilah tabu agar

1Dikutip dari artikel bertajuk BUDAYA LOKAL SEBAGAI WARISAN BUDAYA DAN

UPAYA PELESTARIANNYA, diakses melalui http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

4

ditaati warganya, tidak merambah hutan, dan merusaknya.Kedua, adat

istiadat yang secara normatif diatur dan dibuat untuk ketentraman kehidupan

bermasyarakat. Ini juga sama dengan peran Kementrian Hukum dan Ham

pada masa sekarang.Ketiga, tata bentuk rumah-rumah yang seragam di

kampung adat yang secara semiotik—ilmu yang mengkaji tanda—dapat

diidentifikasi sebagai rasa tenggang rasa antarsesama manusia (dan makhluk

hidup lainnya).Keempat, budaya disiplin masyarakat kampung adat yang

sejak pagi buta telah terbiasa mulai beraktivitas. Ini merupakan cerminan

dari sikap asli bangsa kita. Dan Kelima, ekonomi dan pertanian yang

menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat kampung adat. Ini menjadi

ciri bangsa kita sebagai bangsa yang agraris2.

Bahwa kenyataan para generasi muda saat ini lebih memilih budaya

asing yang dianggap lebih modern, lebih menarik ataupun lebih unik dan

praktis, dan kebudayaan lokal ditinggalkan, diabaikan akibat tidak ada

generasi penerus yang akan mewarisinya. Sementara itu, perkembangan

teknologi informasi telah menawarkan banyak alternatif tawaran hiburan

dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika

dibandingkan dengan kesenian tradisional daerah.

2Dikutip dari artikel bertajuk BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DI JAWA BARAT,

diakses melalui http://sosbud.kompasiana.com/

5

Tak dapat dipungkiri, bahwa beberapa kendala pelestarian budaya

yang bermunculan akibat pengaruh globalisasi, diduga karena pembinaan

dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga

pemerintah belum menyentuh esensi kehidupan kesenian yang

bersangkutan. Data dari Lembaga Riset pasar e-Marketer mencatat bahwa

angka pengguna internet di Indonesia diperkirakan sudah mencapai 83,7

juta orang pada 2014. Angka itu mendudukan Indonesia di peringkat ke-6

di dunia sebagai pengguna internet (Tim Info Tempo, 2015). Oleh karena

itu, Pemerintah daerah sangat diharapkan dalam mengimplementasikan

kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian budaya daerah.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini telah mengeluarkan

kebijakan yang berpihak pada pelestarian budaya lokal. Ini terbukti setelah

diterbitkannya :

1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Pelestarian Budaya Jawa Barat ;

2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 1 tahun 2013 tentang

Pedoman Pelestarian dan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Lindung

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 1 Seri E,

Tambahan lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 138)

Peraturan Daerah tersebut telah mencantumkan pemeliharaan bahasa,

sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan dan sejarahnya, nilai-

6

nilai tradisional dan juga museum sebagai bagian dari pengelolaan

kebudayaan.

Pelestarian budaya daerah dapat dilakukan dua bentuk yaitu culture

experience dan culture knowledge. Culture experience merupakan upaya

pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara berkecimpung langsung ke

dalam sebuah pengalaman kultural. Sedangkan culture knowledge

merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu

pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke

dalam banyak bentuk. Selain itu, ada berbagai upaya yang adpat dilakukan

untuk melestarikan budaya, diantaranya adalah : menumbuhkan kesadaran

tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa, ikut melestarikan

budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya serta

mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut

menjaga atau melestarikannya3.

Pelestarian budaya lokal, khususnya di Jawa Barat memiliki potensi

yang kuat sebagai warisan adiluhung, dan dengan upaya cerdas dan kreatif

para pelaku seni budaya tradisi akan tetap eksis dan menjadi warisan

berharga dari generasi generasi. Aset budaya lokal di Jawa Barat dapat

ditampilkan dalam berbagai event seni budaya lokal yang dapat menjadi

program unggulan baik di tingkat lokal maupun internasional diantaranya

3Dikutip dari artikel bertajuk UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA, diakses melalui

http://iindramawan.blogspot.com/

7

adalah Pameran seni, workshop, Helaran, Festival Wayang

Internasional, Pameran Kujang, Festival Kaulinan Urang Lembur,

serta Pagelaran Seni unggulan dari 26 kabupaten/kota se Jawa Barat4.

Pelestarian budaya lokal bagi generasi ke generasi haruslah dapat

diinformasikan dalam bentuk yang sangat mudah diakses tanpa batas dan

waktu selayaknya perkembangan teknologi informasi, dan perkembangan

social media saat ini. Upaya ini seyogyanya diyakini mampu mendorong

pembelajaran bagi generasi muda untuk aktif, antusias dan merasa bangga

mengetahui budaya lokal yang dimilikinya.

Gambar 1. Tampilan User Interface Web Budaya Tingkat Dunia

4 Dikutip dari artikel bertajuk Deddy Mizwar Resmikan Pekan Seni Jawa Barat, diakses

melalui https://www.facebook.com/koranpersib1933/posts/518033631606711

8

Gambar 2. Kategori dalam taksonomi web Spainisculture

Penulis dalam hal ini sependapat dengan indramawan (2013) bahwa

sebagai pribadi dan sebagai aparatur pemerintahan, terdorong untuk

mensosialisasikan budaya lokal kepada orang lain sehingga oranglain

tertarik ikut menjaga atau melestarikannya. Dikatakan bahwa pelestarian

budaya lokal dapat dilakukan dalam bentuk culture knowledge, yang dapat

diimplementasikan dalam sebuah pusat informasi mengenai kebudayaan

yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk.

Selanjutnya penulis melakukan riset mandiri dengan Judul

“PELESTARIAN BUDAYA LOKAL DI JAWA BARAT DALAM

SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DAN APLIKASINYA

DALAM WEB “ WESTJAVAISCULTURE”. Tahapan ini kemudian

diimplementasikan dengan perancangan sistem informasi berbasis web yang

9

memiliki nilai tambah tidak hanya bagi pelestarian lokal, namun juga

sebagai upaya promosi aset budaya lokal Jawa Barat bagi wisatawan lokal

maupun internasional.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana perancangan sistem informasi dalam melestarikan

budaya lokal Jawa Barat?

2. Bagaimana pengembangan sistem informasi berbasis aplikasi web

bernama “westjavaisculture”?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan merancang sistem informasi budaya lokal di

Jawa Barat yang diimplementasikan dalam web berbasis CMS Drupal 7

sehingga bermanfaat bagi pelestarian budaya lokal di Jawa Barat, dan

memiliki nilai tambah sebagai media informasi dan promosi pariwisata di

Jawa Barat.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pelestarian Budaya Lokal

Koentjaraningrat mengemukakan 7 unsur kebudayaan, yaitu: (1) sistem

religi, (2) sistem organisasi kemasyarakatan. (3) sistem pengetahuan. (4) bahasa,

(5) kesenian, (6) sistem mata pencaharian. (7) sistem teknologi dan peralatan.

Warisan budaya, menurut Davidson (1991:2) diartikan sebagai „produk atau hasil

budaya fisik dari tradisi¬tradisi yang berbeda dan prestasi-prestasi spiritual dalam

bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemen pokok dalam jatidiri suatu

kelompok atau bangsa‟. Jadi warisan budaya merupakan hasil budaya fisik

(tangible) dan nilai budaya (intangible) dari masa lalu.Nilai budaya dari masa lalu

(intangible heritage) inilah yang berasal dari budaya-budaya lokal yang ada di

Nusantara, meliputi: tradisi, cerita rakyat dan legenda, bahasa ibu, sejarah lisan,

kreativitas (tari, lagu, drama pertunjukan), kemampuan beradaptasi dan keunikan

masyarakat setempat (Galla, 2001: 12).

Warisan budaya fisik (tangible heritage) sering diklasifikasikan menjadi

warisan budaya tidak bergerak (immovable heritage) dan warisan budaya bergerak

(movable heritage). Warisan budaya tidak bergerak biasanya berada di tempat

terbuka dan terdiri dari: situs, tempat-tempat bersejarah, bentang alam darat

maupun air, bangunan kuno dan/atau bersejarah, patung-patung pahlawan (Galla,

2001: 8). Warisan budaya bergerak biasanya berada di dalam ruangan dan terdiri

11

dari: benda warisan budaya, karya seni, arsip, dokumen, dan foto, karya tulis

cetak, audiovisual berupa kaset, video, dan film (Galla, 2001: 10).Warisan budaya

fisik dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar

Budaya disebut sebagai „benda cagar budaya‟ yang berupa benda buatan manusia

dan benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan dan kebudayaan, sedangkan lokasi yang mengandung atau diduga

mengandung benda cagar budaya disebut „situs‟ (pasal 2 Undang-undang Nomor

5 tahun 1992).

Sistem Informasi

Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu

organisasi digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan

hal itu, informasi haruslah berkualitas. Menurut Burch dan Grudnitski, kualitas

informasi ditentukan oleh tiga faktor yaitu relevansi, ketepatan waktu dan akurasi

(Kadir, 2003).

Relevansi berarti bahwa informasi benar-benar berguna bagi suatu

tindakan keputusan yang dilakukan seseorang. Tepat waktu berarti bahwa

informasi datang pada saat dibutuhkan sehingga bermanfaat untuk mengambil

keputusan. Akurasi berarti bahwa informasi bebas dari kesalahan (Kadir, 2003).

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru

untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki

12

sistem yang telah ada. Menurut Hoffler dkk dalam Kadir (2002) untuk

mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan menggunakan

suatu metodologi yang disebut metodologi pengembangan sistem. Yang dimaksud

dengan metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi

untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa,

merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi.

Taksonomi dalam Pengembangan Sistem Informasi

Taksonomi saat ini tidak hanya mengacu kepada pengertian klasifikasi

pada mahluk hidup saja. Wikipedia telah mendefinisikan taksonomi dalam arti

“the practice and science of classification.”. Taksonomi dapat membantu

mengatur dan mengelompokkan sekumpulan informasi yang tidak terstruktur.

Taksonomi dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan website

disebabkan oleh hal-hal berikut, antara lain :

1. Setiap personal melakukan pencarian informasi berdasarkan kebutuhan dan

ketertarikan. Pada suatu waktu mungkin seseorang mencari informasi

sebuah press release tanpa tergantung pada topik tertentu. Sedangkan pada

waktu yang lain seseorang membutuhkan press release sesuai dengan isu-isu

tertentu yang terjadi pada waktu tertentu.

2. Penandaan/tagging menggunakan taksonomi sangat membantu untuk

mengetahui konten-konten yang memiliki keterhubungan pada topik-topik

tertentu. Sebagai contoh ketika menampilkan berita tentang iklim,

13

sementara di side bar-nya ditampilkan tentang berita, publikasi penelitian

tentang iklim terkini.

3. Taksonomi dapat menghubungkan secara otomatis dengan ketertarikan

seseorang pada bidang tertentu. Seseorang user yang login akan meberikan

informasi mengenai jenis ketertarikan pada bidang tertentu. Sistem akan

memberikan informasi sesuai dengan ketertarikan yang telah didaftar

tersebut.

Dalam merencanakan dan penyusunan taksonomi dilakukan dengan

menentukan kosakata tertentu kemudian menentukan sub terminologi lebih lanjut

sesuai dengan terminologi dalam kosakata tersebut. Dalam beberapa hal terdapat

terminology yang terkontrol oleh admin, hal ini digunakan untuk mengendalikan

konten sesuai dengan topi web site. Dalam hal lain diijinkan pula untuk

memberikan kosakata yang bebas sesuai dengan penandaan/tagging sesuai dengan

sub tema tertentu. Dalam hal ini pengguna dapat menentukan kosakata sendiri

pada saat mengisi konten.

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam Riset Mandiri ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Pengumpulan data, informasi dan teori mengenai budaya lokal di Jawa

Barat dan CMS Drupal 7 diperoleh dari materi presentasi, makalah jurnal,

buku, artikel, slide presentasi, serta data dan informasi pada website

"http://disparbud.jabarprov.go.id/"

2. Perancangan

Pada tahap ini, sistem informasi budaya akan dikonfigurasi berbasis

aplikasi CMS Drupal 7, dan diberi nama web

“WESTJAVAISCULTURE’.

3. Implementasi dan Pengujian fitur-fitur

Pada tahap ini, akan ditunjukkan cara CMS Drupal 7 memberdayakan

fitur-fitur yang ada dalam situsnya yang berkaitan dengan faktor-faktor

pendukung aplikasi CMS Drupal 7 pada “WESTJAVAISCULTURE’

4. Analisis terhadap hasil pengujian

Setelah implementasi dan pengujian selesai dilakukan, akan dilakukan

analisis terhadap fitur-fitur pada web “WESTJAVAISCULTURE’

15

DAFTAR PUSTAKA

Davidson (1991:2) dalam Karmadi, Agus (2011), BUDAYA LOKAL SEBAGAI

WARISAN BUDAYA DAN UPAYA PELESTARIANNYA, diakses tanggal 23

Maret 2015 melalui http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

DEDDY MIZWAR RESMIKAN PEKAN SENI JAWA BARAT, diakses

tanggal 23 Maret 2015 melalui

https://www.facebook.com/koranpersib1933/posts/518033631606711

Galla (2001: 12) dalam Karmadi, Agus (2011), BUDAYA LOKAL SEBAGAI

WARISAN BUDAYA DAN UPAYA PELESTARIANNYA, diakses tanggal 23

Maret 2015 melalui http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DI JAWA BARAT, diakses tanggal 23

Maret 2015 melalui http://sosbud.kompasiana.com/

Abdul Kadir. 2003. Pengertian Sistem. penerbit Andi Yogyakarta, file diunduh

28 Maret 2015, melalui elib.unikom.ac.id

Abdul Kadir. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. file pdf

diunduh 28 Maret 2015, melalui elib.unikom.ac.id

MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL SEBAGAI ASET KEKAYAAN

NASIONAL, file pdf diunduh 28 Maret 2015, melalui http://www.academia.edu/

LANGKAH STRATEGIS DAN METODE IMPLEMENTASI UNTUK

MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BUDAYA DAERAH, diakses tanggal

25 Maret 2015 melalui http://www.andripurnama.com/

SAATNYA MENGANTISIPASI LEDAKAN INTERNET, diakses tanggal 23

Maret 2015 melalui www.tempo.co/

UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA, diaksestanggal 23 Maret

2015 melalui http://iindramawan.blogspot.com/

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

16

LAMPIRAN

JADWAL KEGIATAN RISET MANDIRI

NO. KEGIATAN WAKTU

1. Pendaftaran dan

Pemberkasan

19-31 Maret 2015

2. Seleksi dan Verifikasi

Administrasi

1-8 April 2015

3. Pengumuman Lulus Peserta

Seleksi Admnistrasi 1-10 April 2015

4. Presentasi Penelitian 13-17 April 2015

5. Riset Mandiri 24 April – Agustus

2015