riset ayu jadi

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram (sarwono, 2008). BBLR merupakan salah satu faktor resiko terjadinya mortalitas, morbiliditas serta memberikan pengaruh kepada kehidupannya masa depan. Pravelensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio ekonomi rendah. Secara setastitik menunjukan sekitar 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir lebih 2500gram. Angka kejadian pada BBLR memberikan konstribusi yang benar terhadap tingginya AKB (Proverawati, 2010).

Upload: ayu-rahmawati-utami

Post on 29-Nov-2015

167 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Riset Ayu Jadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram

(sarwono, 2008).

BBLR merupakan salah satu faktor resiko terjadinya mortalitas,

morbiliditas serta memberikan pengaruh kepada kehidupannya masa depan.

Pravelensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan

batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang

atau sosio ekonomi rendah. Secara setastitik menunjukan sekitar 90%

kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematian 35

kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir lebih

2500gram. Angka kejadian pada BBLR memberikan konstribusi yang

benar terhadap tingginya AKB (Proverawati, 2010).

Di Indonesia angka kematian bayi dan angka kematian ibu adalah 35

per 1000 kelahiran hidup dan 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

sudah menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai sekitar 39 per 1000 kelahiran hidup. Meskipun demikian masih

terdapat beberapa wilayah yang masih menunjukkan angka kematian bayi

cukup tinggi (BPS 2008). Indicator lain meliputi kehamilan dini kurang dari

18 tahun (4,1 %), kehamilan terlalu tua lebih dari 34 tahun (11%). Paritas

lebih dari 3 (9,4 %), anemia pada ibu hamil dan jarak persalinan yang terlalu

dekat kurang dari 2 tahun (5,2%). Lingkar lengan (LILA) <23,5 cm (29%).

Page 2: Riset Ayu Jadi

Wanita usia subur yang menderita kekurangan energy kronts (KEK) yang

berisiko melahirkan BBLR (Depkes RI, 2008).

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikasi untuk menilai

kualitas dan kuantitas pemerikasaan kesehatan ibu dan anak, juga dapat

mengungkapkan besarnya kegagalan hasil kehamilan. Hasil Survei

Demografi dan kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 diketahui kematan

perinatal tertinggi terjadi pada wanita yang melahirkan diatas umur 40

tahun. Angka kematian terendah terjadi pada wanita umur 20 - 29 tahun.

Selang kelahiran mempunyai pengaruh yang kuat pada hasil dari indeks

kehamilan. Kehamilan yang terjadi dalam 24 bulan setelah kelahiran

sebelumnya mempunyai resiko tertinggi untuk gagal atau berakhir dengan

kematian dini, sementara selang kelahiran yang paling aman adalah diatas

24 bulan. Kadar Hb < 11 gr% menghambat tumbuh kembang janin dan

rahim sehingga menyebabkan prematur. Sedangkan status gizi ibu buruk

memberi dampak terlambaknya perkembangan bayi janin (SDKI, 2007).

Untuk mengurangi AKB akibat kejadian BBLR maka perlu upaya

yang dilakukan untuk mengurangi AKB dengan prawatan antenatal care,

proses persalinan dan perwatan bayi setelah lahir. Penyebab terjadinya

BBLR secara umum bersifat multifactorial, sehingga kadang mengalami

kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun, penyebab

terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Semakin muda usia

kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka penjang yang

terjadi. Beberapa faktor yag berhubungan dengan bayi BBLR secara umum

yaitu faktor ibu. Salah satu faktor ibu tersebut antara lain usia ibu. Angka

Page 3: Riset Ayu Jadi

prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun serta kejadian

yang tinggi pada golongan sosial ekonomi dan pengetahuan rendah. Hal ini

disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal

yang kurang ( Proverawati, 2010 ).

B. Rumusan Masalah

Prevalensi kelahiran bayi dengan BBLR terus meningkat. Terutama

di Negara-negara berkembang. Bayi kurang bulan dan berat badan lahir

rendah ini adalah satu dari tiga penyakit utama kematian neonates. Di

Indonesia sendiri jumlah kelahiran bayi BBLR masih cukup tinggi dan

bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sedangkan di kota

Sumedang kematian bayi terus meningkat dengan penyebab utamanya

adalah BBLR. Hingga saat ini BBLR masih merupaka masalah diseluruh

dunia karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian bayi baru lahir.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui faktor resiko kejadian Berat Badan Lahir

Rendah di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes

tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

b. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena faktor umur ibu di

wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes tahun

2012.

Page 4: Riset Ayu Jadi

c. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena faktor jarak

kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten

Brebes tahun 2012.

d. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena faktor status gizi ibu

di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes tahun

2012.

e. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena tingkat pendidikan

ibu di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes

tahun 2012.

f. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena kadar Hb ibu di

wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes tahun

2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat

Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan dan wacana

bagi perawat untuk meningkatkan pelayanan keperawatan pada

pasien khususnya pada ibu hamil.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian di harapkan menjadi bahan masukan dan

perbandingan bagi penelitian hal serupa di masa yang akan datang

sebagai tindak lanjut,

3. Bagi Ilmu keperawatan

Page 5: Riset Ayu Jadi

Hasil penelitin di harapkan menanmbah dan memperkuat

ilmu pengetahuan dalam pemberian kesehatan dan penanganan

pasien khususnya pada ibu hamil dan resiko tinggi pada

kehamilannya.

4. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang factor resiko maternal (umur,

status gizi, jarak kehamilan, penyakit ibu selama hamil) terhadap

kejadian BBLR.

E. Penelitian Terkait

Pada penelitian sebelumnya terdapat penelitian yang

mendukung dengan penelitian ini, yaitu penelitian dari Kartika

Rahayuningtyas dan Windy Rakhmawati (2010) yang berjudul

faktor-faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian bayi berat

lahir rendah menggunakan metode korelasi hasil dari penelitian ini

menyimpulkan bahwa faktor utama penyebab BBLR adalah status

gizi ibu cukup , jarak kehamilan tidak beresiko, umur tidak beresiko,

tidak melakukan pekerjaan berat.

Hasil penelitian kejadian BBLR di Puskesmas Pamulih Dinas

Kesehatan Kabupaten Sumedang tahun 2008 sebesar 5,78% berarti

melebihi angka kejadian BBLR di Provinsi Jawa Barat tahun 2007

sebesar 1,5% dan di Kabupaten Sumedang sebesar 2,57%. Hasil pra

survey yang dilakukan oleh peneliti pada ibu bersalin pada bulan

Januari sampai dengan bulan April tahun 2009 ditemukan adanya

Page 6: Riset Ayu Jadi

factor resiko pada 6 orang umur ibu <20 tahun sebesar 16,67%

menyebabkan kejadian BBLR.

Perbedaan dengan penelitian ini yang diteliti adalah Tinggi

badan ibu, Lila ibu

Page 7: Riset Ayu Jadi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram

(Sarwono, 2008).

BBLR telah didefinisikan oleh WHO sebagai bayi dengan berat

kurang dari 2500 gram. Definisi ini didasarkan pada hasil observasi

epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari

2500 gram mempunyai konstribusi terhadap outcome kesehatan yang buruk.

Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran,

merupakan BBLR, 96,5% diantaranya merupakan bayi yang dilahirkan

dinegara-negara berkembang.

B. Klasifikasi BBLR

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya

saat lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganan dan harapan

hidupnya, BBLR dibedakan menjadi :

a. Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500-2500 gram

b. Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir <1500 gram

c. Bayi berat lahir ekstrem rendah, berat lahir <1000 gram

BBLR dapat dibagikan kedalam dua kelompok yaitu : cukup bulan

tetapi beratnya tidak sesuai untuk umur kehamilannya dan bayi kurang

Page 8: Riset Ayu Jadi

bulan dan KMK. Bayi-bayi ini mengalami gangguan pertumbuhan

intrauterine (IUG/intrauterine Growth & Retardation).

Dari pengertian diatas maka bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan,

yaitu :

1. Prematuritas Murni yaitu bayi lahir dengan umur kehamilan kurang

dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan masa

kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa

Kehamilan (NKB-SMK).

2. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi pada

preaterm, aterm, dan post aterm. Dismatur ini dapat juga Neonatus

Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK).

C. Faktor-faktor penyebab BBLR

Adapun penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR adalah :

1. Status gizi

Status gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam

kandungan. Status gizi dikatakan cukup jika terjadi salah satunya

peningkatan berat badan ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan sehingga

status gizi ibu sebelum hamil cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saat

sebelum hamil cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Ibu

hamil yang mengalami kenaikan berat badan rendah pada saat hamil

menyebabkan gizi janin tidak baik dan menyebabkan BBLR (Atmarita dan

Fallah, 2004). Peningkatan berat pada masa hamil dan perkembangan janin

Page 9: Riset Ayu Jadi

bervariasi menurut berat dan tinggi badan sebelum hamil. Metode yang

baik untuk mengkaji peningkatan berat badan normal pada masa hamil

memakai Indeks Masa Tubuh (IMT) (Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004).

Menurut Pudiadi (1997) bila ibu mengalami kekurangan gizi selama

hamil dan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti

berikut :

a) Terhadap ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan

komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan

ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

b) Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan serta

persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

c) Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi.

2. Umur Ibu

Pada umur ibu (<20 tahun atau >35 tahun ) resiko bayi BBLR akan

meningkat 2 kali lipat, karena ketidaksiapan fungsi reproduksi untuk

menerima kehadiran janin. Pada wanita hamil yang berusia di bawah 20

tahun organ reproduksinya belum cukup matang untuk Manahan beban

Page 10: Riset Ayu Jadi

kehamilan dan belum memiliki system transfer yang efisien. Sedangkan

wanita hamil yang berusia lebih tua fungsi reproduksinya semakin menurun

dan memerlukan sedikit kalori untuk mwndukung kehamilannya (Bobok,

Lowdermilk, Jensen.2004).

Hasil penelitian Bustami dkk (2007) yang menyebutkan bahwa ibu

hamil berumur <20 tahun atau >35 tahun beresiko lebih besar mengalami

kejadian BBLR dibandingkan ibu hamil yang umurnya tidak beresiko.

3. Jarak Kehamilan

Menurut ketentuan yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga

berencana (BKKBN) menyatakan bahwa jarak antara kelahiran ideal adalah

3 tahun lebih. Hal tersebut karena jarak kelahiran yang pendek dapat

menyebabkan seorang ibu belum cukup waktu untuk memulihkan kondisi

tubuhnya setelah kelahiran sebelumnya. Sehingga merupakan salah satu

factor penyebab kelemahan dan kematian ibu dan bayi yang dilahirkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai jarak

kehamilan beresiko mempunyai peluang untuk terjadi BBLR sebesar 6,00

kali dibandingkan dengan responden yang mempuyai jarak kehamilan tidak

beresiko.

4. Jenis pekerjaan ibu

Jenis pekerjaan juga dapat mempengaruhi produk kehamilan, pada

wanita yang memiliki pekerjaan yang berat terutama pekerjaan yang berat,

akan cenderung melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2500 gram

dengan risiko kematian yang lebih tinggi bagi ibu maupun bayinya.

Sebaliknya wanita yang memilih jenis pekerjaan yang kurang memerlukan

Page 11: Riset Ayu Jadi

tenaga fisik seperti pekerjaan profesi atau managemen tampaknya kurang

mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan.

Hasil penelitian Kartika sejalan dengan dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Saraswati (2006) yang memperlihatkan bahwa status

ibu bekerja berhubungan secara bermakna dengan kejadian BBLR.

5. Kadar Hb

Kadar Hb ibu normal adalah 11 g/dl, kadar Hb ini tergantung pada

asupan nutrisi ibu selama hamil. Hb kurang dari 11 g/dl beresiko menderita

anemia zat besi yang dapat berakibat pada terjadinya kelahiran dngan berat

badan lahir rendah. anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan kekurangan

suplai oksigen ke jaringan sehingga mengganggu prtumbuhan janin. untuk

itu ibu hamil yang menderita anemia perlu mendapat prhatian yang lebih

serius.

Hasil penelitian lain memaparkan bahwa ibu hamil yang kadar Hb

<11 g/dl beresiko melahirkan bayi dengan BBLR.

6. Ukuran LILA

Lila merupakan indikator status gizi ibu hamil. Batas ambang LILA

normal adalah 23 cm sebelum kehamilan beresikomenderita Kekurangan

Energi Kalori (KEK). Ibu hamil dengan ukuran LILA kurang 23 beresiko

menderita KEK yang dapat menyebabkan prematuritas dan resiko Berat

Badan Bayi Rendah. KEK berdampak negative terhadap ibu hamil dan janin

yang dikandung berupa peningkatan kematian ibu, sedangkan bayi BBLR

beresiko kematian dan gangguan tumbuh kembang.

Page 12: Riset Ayu Jadi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LILA merupakan faktor yang

dominan terhadap resiko terjadinya BBLR.

7. Kenaikan Berat Badan Ibu

Penambahan berat badan ibu normal adalah berkisar 9 kg -12 kg.

dimana pada trimester I penambahan 1 kg, trimester II sekitar 3 kg dan

trimester III 5-6 kg. Penambahan berat badan berpengaruh pada bayi baru

lahir. Sehingga dapat diasumsikan penambahan yang sesuai berkontribusi

terhadap berat badan bayi sehingga menentukan bayi tergolong dalam berat

badan kurang dari 2500 gram atau berat badan bayi lebih dari 2500 gram.

8. Tinggi Badan

Hasil analisis hubungan antara tinggi badan dengan kejadian BBLR

diperoleh sebanyak 1 (14,3%) subyek yang memiliki tinggi badan kurang

dari sama dengan 145 cm (resiko) melahirkan bayi BBLR, sedangkan

diantara subyek yang memiliki tinggi badan lebih dari 145 cm (tidak resiko)

ada 6 (85,7%) subyek yang melahirkan bayi BBLR.

Page 13: Riset Ayu Jadi

D. Kerangka Teori

(Sumber : Proverawati, 2011; Surasmi, 2008; Pillitteri, 2003; Jones, 2005;

Depkes RI, 2008)

E. Hipotesis

Hipotesis yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah ada

hubungan antara status gizi, umur ibu, jarak kehamilan, jenis pekerjaan,

kadar Hb, ukuran LILA, kenaikan berat badan dan tinggi badan dengan

kejadian BBLR pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten

Brebes tahun 2012.

1. Faktor demografi ibu :

a. Umur Ibu (<20 dan <35

tahun )

b. Status ekonimi rendah

c. Kadar Hb

2. Resiko kesehatan

reproduksi ibu :

a. Status Gizi

b. Jarak kehamilan

c. Pernah melahirkan

BBLR

3. Lingkungan dan

perilaku ibu:

Factor Janin :

a. Kelainan janin,

cacat bawaan

b. Kehamilan

ganda

Pertumbuhan janin

BBLR

Antenatal care

Faktor Plasenta :

a. Besar dan berat plasenta

b. Tempat melekat plasenta

c. Tempat insersi tali pusat

Page 14: Riset Ayu Jadi

F. Kerangka Konsep

Umur Ibu

Status Ekonomi ibu

Tingkat pendidikan

Status Gizi

Jarak kehamilan

Ukuran LILA

Kenaikan Berat Badan

BBLR

Page 15: Riset Ayu Jadi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian analitik kuantitatif

dengan pendekatan case control yaitu suatu penelitian dimana efek

(penyakit atau status kesehatan) diidentifikasikan pada saat ini,

kemudian faktor resiko diindentifikasi adanya atau terjadinya pada

waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor kejadian BBLR.

Gambaran desain penelitiannya adalah sebagai berikut :

Faktor risiko (+) Kasus

Ibu dengan bayi berat

lahir rendah

Faktor resiko (-)

Faktor risiko (+) Kontrol

Ibu yang tidak

mempunyai bayi berat

lahir rendah

Faktor risiko (-)

Page 16: Riset Ayu Jadi

Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian Kasus Kontrol, Notoatmodjo

(2005).

B. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam

penelitian ini semua bayi yang lahir.

C. Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini

ditetapkan sebanyak 60 sampel terdiri dari 30 sampel kasus dan 30

sampel kontrol.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

dengan cara purposive sampling yaitu sampel ditentukan

berdasarkan kriteria tertentu dan banyaknya sesuai dengan jumlah

sampel yang ditetapkan.

Ukuran sampel menggunakan rumus Slovin dalam

Notoatmodjo (2005), maka dapat dihitung sebagai berikut:

n = N

1 + Nd2

Keterangan :

n : jumlah sampel

Page 17: Riset Ayu Jadi

N : rata – rata jumlah pasien dengan hipertensi perbulan

d : 5 % (tingkat kepercayaan sebesar 95%)

D. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah observasi data

sekunder dengan menggunakan buku register ibu hamil dan register ibu

bersalin.

E. Kriteria Inklusi dan Eklusi

a. Kriteria Inklusi

- Ibu dengan BBLR yang setuju mengikuti penelitian

- Ibu yang melahirkan bayi pada usia kehamilan cukup bulan

(tidak premature)

b. Kriteria Eklusi

- Ibu yang tidak kontak dengan petugas kesehatan.

F. Variable Definisi Operasional

1. a) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah berat badan lahir

rendah (Y).

b) Variabel independen adalah :

- Status Gizi(X1)

- Umur ibu (X2)

- Jarak kelahiran (X3)

- Jenis pekerjaan ibu (X4)

Page 18: Riset Ayu Jadi

- Kadar Hb (X5)

- Ukuran LILA (X6)

- Kenaikan berat badan (X7)

- Tinggi badan (X8)

2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Cara

ukur

Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

1 Status gizi Keberhasilan dalam

memenuhi nutrisi

yang diindikasikan

oleh berat badan

angket Kuesioner = beresiko,

jika status gizi

kurang

= tidak

beresiko, jika

status gizi

cukup

ordinal

2 Jenis

pekerjaan

ibu

pekerjaan yang

berat, akan

cenderung

melahirkan bayi

dengan berat

kurang dari 2500

gram

angket Kuesioner = beresiko,

jika pekerjaan

ibu hamil

terlalu berat

= tidak

beresiko, jika

pekerjaan ibu

hamil tidak

Nomina

l

Page 19: Riset Ayu Jadi

terlalu berat

3 Umur ibu umur ibu <20 atau

>35 tahun resiko

bayi BBLR akan

meningkat 2 kali

lipat,karena

ketidaksiapan

fungsi reproduksi

untuk menerima

kehadiran janin.

Angket Kuesioner = beresiko,

jika umur ibu

< 20 tahun

dan > 35

tahun.

=tidak

beresiko, jika

umur ibu

diatas 25

tahun.

Rasio

4 Jarak

kehamilan

Jarak kelahiran

ideal adalah 3 tahun

lebih. Hal tersebut

karena jarak

kelahiran yang

pendek dapat

menyebabkan

seorang ibu belum

cukup waktu untuk

memulihkan

kondisi tubuhnya

setelah kelahiran

sebelumnya.

Angket Kuesioner = beresiko,

jika kurang

dari 3 tahun.

=tidak

beresiko, jika

dibawah 3

tahun.

interval

Page 20: Riset Ayu Jadi

5 Kadar Hb Kadar Hb ibu

normal adalah 11

g/dl, Hb kurang

dari 11 g/dl

beresiko menderita

anemia zat besi

yang dapat

berakibat pada

terjadinya kelahiran

dngan berat badan

lahir rendah.

Angket Kuesioner =beresiko,

jika kadar Hb

< 11 g/dl

=tidak

beresiko, jika

kadar Hb ≥

11g/dl

Interval

6 Ukuran

LILA

Ibu hamil dengan

ukuran LILA

kurang 23 beresiko

menderita KEK

yang dapat

menyebabkan

prematuritas dan

resiko Berat Badan

Bayi Rendah

Angket Kuesioner = beresiko,

jika ukuran

LILA ibu

hamil kurang

dari 23

= tidak

beresiko, jika

ukuran LILA

ibu hamil

normal 23-27

cm.

Rasio

7 Kenaikan

berat

Penambahan berat

badan ibu normal

Angket Kuesioner = beresiko,

jika kenaikan

Rasio

Page 21: Riset Ayu Jadi

badan ibu

hamil

adalah berkisar 9 kg

-12kg, Penambahan

berat badan

berpengaruh pada

bayi baru lahir

berat badan

ibu hamil

kurtang dari

9-12 kg.

= tidak

beresiko, jika

kenaikan

berat badan

ibu hamil

normal,

berkisar 9-

12kg.

8 Tinggi

badan ibu

tinggi badan ibu

hamil kurang dari

sama dengan 145

cm (resiko)

melahirkan bayi

BBLR, sedangkan

diantara subyek

yang memiliki

tinggi badan lebih

dari 145 cm (tidak

resiko)

Angket Kuesioner = beresiko,

jika tinggi

badan kurang

dari 145 cm.

= tidak

beresiko, jika

tinggi badan

ibu hamil

lebih dari 145

cm.

Rasio

Page 22: Riset Ayu Jadi

3. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data menurut Notoatmodjo (2003)

adalah sebagai berikut:

1) Editing (pemeriksaan data), langkah ini dimaksudkan untuk

melakukan pengecekan kelengkapan data, kesinambungan data dan

keseragaman data.

2) Coding (pengkodean), tahap ini memudahkan dalam

memasukan data dan pengolahan pemberian data, maka pertanyaan

yang telah diajukan diberi tanda/ kode.

3) Transfering (pemindahan data), memindahkan data ke dalam

tabel master penelitian.

4) Tabulasi data, dilakukan dengan mengelompokkan data

sesuai dengan variabel yang diteliti, guna memudahkan dalam

analisis.

5) Analisa Data, pengolahan dan analisa data di lakukan dengan

menggunakan software computer. Analisa data yang dilakukan meliputi :

P = d/n x 100%

Keterangan :

P : Presentase

N : Jumlah responden

d : Skor jawaban responden

a. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui kejadian

BBLR dan bukan BBLR .

Page 23: Riset Ayu Jadi

Analisis univariat yang dilakukan terhadap variabel-variabel,

dari hasil yang diperoleh dalam penelitian, pada umumnya dari hasil

analisis, menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel-

variabel yang ada, dalam penelitian ini menggunakan analisis

univariat dengan distribusi proporsi (Sugiyono, 2009). Hasil analisis

ini menghasilkan distribusi dari tiap variabel yang bertujuan untuk

memperoleh distribusi dari tiap variabel dengan menggunakan

rumus (Arikunto, 2006):

P = F/ N x 100%

Keterangan ;

P : besar presentasi jawaban

F : frekuensi

N : jumlah soal

b. Analisa Multivariat

Analisa multivariat adalah untuk menguji hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen secara bersama-sama

menggunakan analisa Regresi Logistik (Logistic Regression), dengan

tingkat kemaknaan p<0,05. Untuk mengetahui variabel atau faktor

yang dominan mempengaruhi variabel terikat dilihat dari nilai

koefesien regresi (β), sedangkan nilai cox & Snell R Square dilihat

untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Menurut Hastono (2001),

analisa Regresi Logistic berganda dihitung dengan rumus :

Z = α + β1x1 + β2x2 + …………+βixi

Page 24: Riset Ayu Jadi

Bila nilai Z dimasukkan pada fungsi Z maka rumus fungsi Z adalah:

F (Z) = 1

1 + € -(α+β1x1 + β2x2 + …. + β1+x1)

Page 25: Riset Ayu Jadi

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

PROPOSAL

Dianjurkan untuk memenuhi Ujian Sarjana Pada Program S-1 Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

disusun oleh :

AYU RAHMAWATI UTAMI

1111020193

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2013

Page 26: Riset Ayu Jadi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006, Prosedure Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

Atmarita dan T. S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyaraka. Available online at http://www.depkes.go.id

(akses 20 September 2013)

Bobok, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Bustami, A; Aprina; Y. Amperaningsih. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya Kabupaten Lampung Tengan Tahun 2007. Tanjung Karang: POLTEKKES DEPKES RI TANJUNGKARANG

Saraswati. 2006. Faktor Kesehatan Reproduksi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kota Sukabumi Tahun 2005-2006. Available online http://www.fkm.ui.ac.id (diakses tanggal 25 September 2013)