riset ayu jadi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram
(sarwono, 2008).
BBLR merupakan salah satu faktor resiko terjadinya mortalitas,
morbiliditas serta memberikan pengaruh kepada kehidupannya masa depan.
Pravelensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan
batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang
atau sosio ekonomi rendah. Secara setastitik menunjukan sekitar 90%
kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematian 35
kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir lebih
2500gram. Angka kejadian pada BBLR memberikan konstribusi yang
benar terhadap tingginya AKB (Proverawati, 2010).
Di Indonesia angka kematian bayi dan angka kematian ibu adalah 35
per 1000 kelahiran hidup dan 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
sudah menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai sekitar 39 per 1000 kelahiran hidup. Meskipun demikian masih
terdapat beberapa wilayah yang masih menunjukkan angka kematian bayi
cukup tinggi (BPS 2008). Indicator lain meliputi kehamilan dini kurang dari
18 tahun (4,1 %), kehamilan terlalu tua lebih dari 34 tahun (11%). Paritas
lebih dari 3 (9,4 %), anemia pada ibu hamil dan jarak persalinan yang terlalu
dekat kurang dari 2 tahun (5,2%). Lingkar lengan (LILA) <23,5 cm (29%).
Wanita usia subur yang menderita kekurangan energy kronts (KEK) yang
berisiko melahirkan BBLR (Depkes RI, 2008).
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikasi untuk menilai
kualitas dan kuantitas pemerikasaan kesehatan ibu dan anak, juga dapat
mengungkapkan besarnya kegagalan hasil kehamilan. Hasil Survei
Demografi dan kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 diketahui kematan
perinatal tertinggi terjadi pada wanita yang melahirkan diatas umur 40
tahun. Angka kematian terendah terjadi pada wanita umur 20 - 29 tahun.
Selang kelahiran mempunyai pengaruh yang kuat pada hasil dari indeks
kehamilan. Kehamilan yang terjadi dalam 24 bulan setelah kelahiran
sebelumnya mempunyai resiko tertinggi untuk gagal atau berakhir dengan
kematian dini, sementara selang kelahiran yang paling aman adalah diatas
24 bulan. Kadar Hb < 11 gr% menghambat tumbuh kembang janin dan
rahim sehingga menyebabkan prematur. Sedangkan status gizi ibu buruk
memberi dampak terlambaknya perkembangan bayi janin (SDKI, 2007).
Untuk mengurangi AKB akibat kejadian BBLR maka perlu upaya
yang dilakukan untuk mengurangi AKB dengan prawatan antenatal care,
proses persalinan dan perwatan bayi setelah lahir. Penyebab terjadinya
BBLR secara umum bersifat multifactorial, sehingga kadang mengalami
kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun, penyebab
terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Semakin muda usia
kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka penjang yang
terjadi. Beberapa faktor yag berhubungan dengan bayi BBLR secara umum
yaitu faktor ibu. Salah satu faktor ibu tersebut antara lain usia ibu. Angka
prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun serta kejadian
yang tinggi pada golongan sosial ekonomi dan pengetahuan rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal
yang kurang ( Proverawati, 2010 ).
B. Rumusan Masalah
Prevalensi kelahiran bayi dengan BBLR terus meningkat. Terutama
di Negara-negara berkembang. Bayi kurang bulan dan berat badan lahir
rendah ini adalah satu dari tiga penyakit utama kematian neonates. Di
Indonesia sendiri jumlah kelahiran bayi BBLR masih cukup tinggi dan
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sedangkan di kota
Sumedang kematian bayi terus meningkat dengan penyebab utamanya
adalah BBLR. Hingga saat ini BBLR masih merupaka masalah diseluruh
dunia karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian bayi baru lahir.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui faktor resiko kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes
tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena faktor umur ibu di
wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes tahun
2012.
c. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena faktor jarak
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten
Brebes tahun 2012.
d. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena faktor status gizi ibu
di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes tahun
2012.
e. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena tingkat pendidikan
ibu di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes
tahun 2012.
f. Untuk mengetahui terjadinya BBLR karena kadar Hb ibu di
wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten Brebes tahun
2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perawat
Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan dan wacana
bagi perawat untuk meningkatkan pelayanan keperawatan pada
pasien khususnya pada ibu hamil.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian di harapkan menjadi bahan masukan dan
perbandingan bagi penelitian hal serupa di masa yang akan datang
sebagai tindak lanjut,
3. Bagi Ilmu keperawatan
Hasil penelitin di harapkan menanmbah dan memperkuat
ilmu pengetahuan dalam pemberian kesehatan dan penanganan
pasien khususnya pada ibu hamil dan resiko tinggi pada
kehamilannya.
4. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang factor resiko maternal (umur,
status gizi, jarak kehamilan, penyakit ibu selama hamil) terhadap
kejadian BBLR.
E. Penelitian Terkait
Pada penelitian sebelumnya terdapat penelitian yang
mendukung dengan penelitian ini, yaitu penelitian dari Kartika
Rahayuningtyas dan Windy Rakhmawati (2010) yang berjudul
faktor-faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian bayi berat
lahir rendah menggunakan metode korelasi hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa faktor utama penyebab BBLR adalah status
gizi ibu cukup , jarak kehamilan tidak beresiko, umur tidak beresiko,
tidak melakukan pekerjaan berat.
Hasil penelitian kejadian BBLR di Puskesmas Pamulih Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumedang tahun 2008 sebesar 5,78% berarti
melebihi angka kejadian BBLR di Provinsi Jawa Barat tahun 2007
sebesar 1,5% dan di Kabupaten Sumedang sebesar 2,57%. Hasil pra
survey yang dilakukan oleh peneliti pada ibu bersalin pada bulan
Januari sampai dengan bulan April tahun 2009 ditemukan adanya
factor resiko pada 6 orang umur ibu <20 tahun sebesar 16,67%
menyebabkan kejadian BBLR.
Perbedaan dengan penelitian ini yang diteliti adalah Tinggi
badan ibu, Lila ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram
(Sarwono, 2008).
BBLR telah didefinisikan oleh WHO sebagai bayi dengan berat
kurang dari 2500 gram. Definisi ini didasarkan pada hasil observasi
epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari
2500 gram mempunyai konstribusi terhadap outcome kesehatan yang buruk.
Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran,
merupakan BBLR, 96,5% diantaranya merupakan bayi yang dilahirkan
dinegara-negara berkembang.
B. Klasifikasi BBLR
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganan dan harapan
hidupnya, BBLR dibedakan menjadi :
a. Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500-2500 gram
b. Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir <1500 gram
c. Bayi berat lahir ekstrem rendah, berat lahir <1000 gram
BBLR dapat dibagikan kedalam dua kelompok yaitu : cukup bulan
tetapi beratnya tidak sesuai untuk umur kehamilannya dan bayi kurang
bulan dan KMK. Bayi-bayi ini mengalami gangguan pertumbuhan
intrauterine (IUG/intrauterine Growth & Retardation).
Dari pengertian diatas maka bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan,
yaitu :
1. Prematuritas Murni yaitu bayi lahir dengan umur kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa
Kehamilan (NKB-SMK).
2. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi pada
preaterm, aterm, dan post aterm. Dismatur ini dapat juga Neonatus
Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK).
C. Faktor-faktor penyebab BBLR
Adapun penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR adalah :
1. Status gizi
Status gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan. Status gizi dikatakan cukup jika terjadi salah satunya
peningkatan berat badan ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan sehingga
status gizi ibu sebelum hamil cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saat
sebelum hamil cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Ibu
hamil yang mengalami kenaikan berat badan rendah pada saat hamil
menyebabkan gizi janin tidak baik dan menyebabkan BBLR (Atmarita dan
Fallah, 2004). Peningkatan berat pada masa hamil dan perkembangan janin
bervariasi menurut berat dan tinggi badan sebelum hamil. Metode yang
baik untuk mengkaji peningkatan berat badan normal pada masa hamil
memakai Indeks Masa Tubuh (IMT) (Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004).
Menurut Pudiadi (1997) bila ibu mengalami kekurangan gizi selama
hamil dan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti
berikut :
a) Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
b) Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c) Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi.
2. Umur Ibu
Pada umur ibu (<20 tahun atau >35 tahun ) resiko bayi BBLR akan
meningkat 2 kali lipat, karena ketidaksiapan fungsi reproduksi untuk
menerima kehadiran janin. Pada wanita hamil yang berusia di bawah 20
tahun organ reproduksinya belum cukup matang untuk Manahan beban
kehamilan dan belum memiliki system transfer yang efisien. Sedangkan
wanita hamil yang berusia lebih tua fungsi reproduksinya semakin menurun
dan memerlukan sedikit kalori untuk mwndukung kehamilannya (Bobok,
Lowdermilk, Jensen.2004).
Hasil penelitian Bustami dkk (2007) yang menyebutkan bahwa ibu
hamil berumur <20 tahun atau >35 tahun beresiko lebih besar mengalami
kejadian BBLR dibandingkan ibu hamil yang umurnya tidak beresiko.
3. Jarak Kehamilan
Menurut ketentuan yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga
berencana (BKKBN) menyatakan bahwa jarak antara kelahiran ideal adalah
3 tahun lebih. Hal tersebut karena jarak kelahiran yang pendek dapat
menyebabkan seorang ibu belum cukup waktu untuk memulihkan kondisi
tubuhnya setelah kelahiran sebelumnya. Sehingga merupakan salah satu
factor penyebab kelemahan dan kematian ibu dan bayi yang dilahirkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai jarak
kehamilan beresiko mempunyai peluang untuk terjadi BBLR sebesar 6,00
kali dibandingkan dengan responden yang mempuyai jarak kehamilan tidak
beresiko.
4. Jenis pekerjaan ibu
Jenis pekerjaan juga dapat mempengaruhi produk kehamilan, pada
wanita yang memiliki pekerjaan yang berat terutama pekerjaan yang berat,
akan cenderung melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2500 gram
dengan risiko kematian yang lebih tinggi bagi ibu maupun bayinya.
Sebaliknya wanita yang memilih jenis pekerjaan yang kurang memerlukan
tenaga fisik seperti pekerjaan profesi atau managemen tampaknya kurang
mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan.
Hasil penelitian Kartika sejalan dengan dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Saraswati (2006) yang memperlihatkan bahwa status
ibu bekerja berhubungan secara bermakna dengan kejadian BBLR.
5. Kadar Hb
Kadar Hb ibu normal adalah 11 g/dl, kadar Hb ini tergantung pada
asupan nutrisi ibu selama hamil. Hb kurang dari 11 g/dl beresiko menderita
anemia zat besi yang dapat berakibat pada terjadinya kelahiran dngan berat
badan lahir rendah. anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan kekurangan
suplai oksigen ke jaringan sehingga mengganggu prtumbuhan janin. untuk
itu ibu hamil yang menderita anemia perlu mendapat prhatian yang lebih
serius.
Hasil penelitian lain memaparkan bahwa ibu hamil yang kadar Hb
<11 g/dl beresiko melahirkan bayi dengan BBLR.
6. Ukuran LILA
Lila merupakan indikator status gizi ibu hamil. Batas ambang LILA
normal adalah 23 cm sebelum kehamilan beresikomenderita Kekurangan
Energi Kalori (KEK). Ibu hamil dengan ukuran LILA kurang 23 beresiko
menderita KEK yang dapat menyebabkan prematuritas dan resiko Berat
Badan Bayi Rendah. KEK berdampak negative terhadap ibu hamil dan janin
yang dikandung berupa peningkatan kematian ibu, sedangkan bayi BBLR
beresiko kematian dan gangguan tumbuh kembang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LILA merupakan faktor yang
dominan terhadap resiko terjadinya BBLR.
7. Kenaikan Berat Badan Ibu
Penambahan berat badan ibu normal adalah berkisar 9 kg -12 kg.
dimana pada trimester I penambahan 1 kg, trimester II sekitar 3 kg dan
trimester III 5-6 kg. Penambahan berat badan berpengaruh pada bayi baru
lahir. Sehingga dapat diasumsikan penambahan yang sesuai berkontribusi
terhadap berat badan bayi sehingga menentukan bayi tergolong dalam berat
badan kurang dari 2500 gram atau berat badan bayi lebih dari 2500 gram.
8. Tinggi Badan
Hasil analisis hubungan antara tinggi badan dengan kejadian BBLR
diperoleh sebanyak 1 (14,3%) subyek yang memiliki tinggi badan kurang
dari sama dengan 145 cm (resiko) melahirkan bayi BBLR, sedangkan
diantara subyek yang memiliki tinggi badan lebih dari 145 cm (tidak resiko)
ada 6 (85,7%) subyek yang melahirkan bayi BBLR.
D. Kerangka Teori
(Sumber : Proverawati, 2011; Surasmi, 2008; Pillitteri, 2003; Jones, 2005;
Depkes RI, 2008)
E. Hipotesis
Hipotesis yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah ada
hubungan antara status gizi, umur ibu, jarak kehamilan, jenis pekerjaan,
kadar Hb, ukuran LILA, kenaikan berat badan dan tinggi badan dengan
kejadian BBLR pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Tonjong Kabupaten
Brebes tahun 2012.
1. Faktor demografi ibu :
a. Umur Ibu (<20 dan <35
tahun )
b. Status ekonimi rendah
c. Kadar Hb
2. Resiko kesehatan
reproduksi ibu :
a. Status Gizi
b. Jarak kehamilan
c. Pernah melahirkan
BBLR
3. Lingkungan dan
perilaku ibu:
Factor Janin :
a. Kelainan janin,
cacat bawaan
b. Kehamilan
ganda
Pertumbuhan janin
BBLR
Antenatal care
Faktor Plasenta :
a. Besar dan berat plasenta
b. Tempat melekat plasenta
c. Tempat insersi tali pusat
F. Kerangka Konsep
Umur Ibu
Status Ekonomi ibu
Tingkat pendidikan
Status Gizi
Jarak kehamilan
Ukuran LILA
Kenaikan Berat Badan
BBLR
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian analitik kuantitatif
dengan pendekatan case control yaitu suatu penelitian dimana efek
(penyakit atau status kesehatan) diidentifikasikan pada saat ini,
kemudian faktor resiko diindentifikasi adanya atau terjadinya pada
waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor kejadian BBLR.
Gambaran desain penelitiannya adalah sebagai berikut :
Faktor risiko (+) Kasus
Ibu dengan bayi berat
lahir rendah
Faktor resiko (-)
Faktor risiko (+) Kontrol
Ibu yang tidak
mempunyai bayi berat
lahir rendah
Faktor risiko (-)
Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian Kasus Kontrol, Notoatmodjo
(2005).
B. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini semua bayi yang lahir.
C. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini
ditetapkan sebanyak 60 sampel terdiri dari 30 sampel kasus dan 30
sampel kontrol.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan cara purposive sampling yaitu sampel ditentukan
berdasarkan kriteria tertentu dan banyaknya sesuai dengan jumlah
sampel yang ditetapkan.
Ukuran sampel menggunakan rumus Slovin dalam
Notoatmodjo (2005), maka dapat dihitung sebagai berikut:
n = N
1 + Nd2
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : rata – rata jumlah pasien dengan hipertensi perbulan
d : 5 % (tingkat kepercayaan sebesar 95%)
D. Teknik Pengambilan Sampel
Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah observasi data
sekunder dengan menggunakan buku register ibu hamil dan register ibu
bersalin.
E. Kriteria Inklusi dan Eklusi
a. Kriteria Inklusi
- Ibu dengan BBLR yang setuju mengikuti penelitian
- Ibu yang melahirkan bayi pada usia kehamilan cukup bulan
(tidak premature)
b. Kriteria Eklusi
- Ibu yang tidak kontak dengan petugas kesehatan.
F. Variable Definisi Operasional
1. a) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah berat badan lahir
rendah (Y).
b) Variabel independen adalah :
- Status Gizi(X1)
- Umur ibu (X2)
- Jarak kelahiran (X3)
- Jenis pekerjaan ibu (X4)
- Kadar Hb (X5)
- Ukuran LILA (X6)
- Kenaikan berat badan (X7)
- Tinggi badan (X8)
2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Cara
ukur
Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
1 Status gizi Keberhasilan dalam
memenuhi nutrisi
yang diindikasikan
oleh berat badan
angket Kuesioner = beresiko,
jika status gizi
kurang
= tidak
beresiko, jika
status gizi
cukup
ordinal
2 Jenis
pekerjaan
ibu
pekerjaan yang
berat, akan
cenderung
melahirkan bayi
dengan berat
kurang dari 2500
gram
angket Kuesioner = beresiko,
jika pekerjaan
ibu hamil
terlalu berat
= tidak
beresiko, jika
pekerjaan ibu
hamil tidak
Nomina
l
terlalu berat
3 Umur ibu umur ibu <20 atau
>35 tahun resiko
bayi BBLR akan
meningkat 2 kali
lipat,karena
ketidaksiapan
fungsi reproduksi
untuk menerima
kehadiran janin.
Angket Kuesioner = beresiko,
jika umur ibu
< 20 tahun
dan > 35
tahun.
=tidak
beresiko, jika
umur ibu
diatas 25
tahun.
Rasio
4 Jarak
kehamilan
Jarak kelahiran
ideal adalah 3 tahun
lebih. Hal tersebut
karena jarak
kelahiran yang
pendek dapat
menyebabkan
seorang ibu belum
cukup waktu untuk
memulihkan
kondisi tubuhnya
setelah kelahiran
sebelumnya.
Angket Kuesioner = beresiko,
jika kurang
dari 3 tahun.
=tidak
beresiko, jika
dibawah 3
tahun.
interval
5 Kadar Hb Kadar Hb ibu
normal adalah 11
g/dl, Hb kurang
dari 11 g/dl
beresiko menderita
anemia zat besi
yang dapat
berakibat pada
terjadinya kelahiran
dngan berat badan
lahir rendah.
Angket Kuesioner =beresiko,
jika kadar Hb
< 11 g/dl
=tidak
beresiko, jika
kadar Hb ≥
11g/dl
Interval
6 Ukuran
LILA
Ibu hamil dengan
ukuran LILA
kurang 23 beresiko
menderita KEK
yang dapat
menyebabkan
prematuritas dan
resiko Berat Badan
Bayi Rendah
Angket Kuesioner = beresiko,
jika ukuran
LILA ibu
hamil kurang
dari 23
= tidak
beresiko, jika
ukuran LILA
ibu hamil
normal 23-27
cm.
Rasio
7 Kenaikan
berat
Penambahan berat
badan ibu normal
Angket Kuesioner = beresiko,
jika kenaikan
Rasio
badan ibu
hamil
adalah berkisar 9 kg
-12kg, Penambahan
berat badan
berpengaruh pada
bayi baru lahir
berat badan
ibu hamil
kurtang dari
9-12 kg.
= tidak
beresiko, jika
kenaikan
berat badan
ibu hamil
normal,
berkisar 9-
12kg.
8 Tinggi
badan ibu
tinggi badan ibu
hamil kurang dari
sama dengan 145
cm (resiko)
melahirkan bayi
BBLR, sedangkan
diantara subyek
yang memiliki
tinggi badan lebih
dari 145 cm (tidak
resiko)
Angket Kuesioner = beresiko,
jika tinggi
badan kurang
dari 145 cm.
= tidak
beresiko, jika
tinggi badan
ibu hamil
lebih dari 145
cm.
Rasio
3. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data menurut Notoatmodjo (2003)
adalah sebagai berikut:
1) Editing (pemeriksaan data), langkah ini dimaksudkan untuk
melakukan pengecekan kelengkapan data, kesinambungan data dan
keseragaman data.
2) Coding (pengkodean), tahap ini memudahkan dalam
memasukan data dan pengolahan pemberian data, maka pertanyaan
yang telah diajukan diberi tanda/ kode.
3) Transfering (pemindahan data), memindahkan data ke dalam
tabel master penelitian.
4) Tabulasi data, dilakukan dengan mengelompokkan data
sesuai dengan variabel yang diteliti, guna memudahkan dalam
analisis.
5) Analisa Data, pengolahan dan analisa data di lakukan dengan
menggunakan software computer. Analisa data yang dilakukan meliputi :
P = d/n x 100%
Keterangan :
P : Presentase
N : Jumlah responden
d : Skor jawaban responden
a. Analisa Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui kejadian
BBLR dan bukan BBLR .
Analisis univariat yang dilakukan terhadap variabel-variabel,
dari hasil yang diperoleh dalam penelitian, pada umumnya dari hasil
analisis, menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel-
variabel yang ada, dalam penelitian ini menggunakan analisis
univariat dengan distribusi proporsi (Sugiyono, 2009). Hasil analisis
ini menghasilkan distribusi dari tiap variabel yang bertujuan untuk
memperoleh distribusi dari tiap variabel dengan menggunakan
rumus (Arikunto, 2006):
P = F/ N x 100%
Keterangan ;
P : besar presentasi jawaban
F : frekuensi
N : jumlah soal
b. Analisa Multivariat
Analisa multivariat adalah untuk menguji hubungan antara
variabel dependen dan variabel independen secara bersama-sama
menggunakan analisa Regresi Logistik (Logistic Regression), dengan
tingkat kemaknaan p<0,05. Untuk mengetahui variabel atau faktor
yang dominan mempengaruhi variabel terikat dilihat dari nilai
koefesien regresi (β), sedangkan nilai cox & Snell R Square dilihat
untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Menurut Hastono (2001),
analisa Regresi Logistic berganda dihitung dengan rumus :
Z = α + β1x1 + β2x2 + …………+βixi
Bila nilai Z dimasukkan pada fungsi Z maka rumus fungsi Z adalah:
F (Z) = 1
1 + € -(α+β1x1 + β2x2 + …. + β1+x1)
ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
PROPOSAL
Dianjurkan untuk memenuhi Ujian Sarjana Pada Program S-1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
disusun oleh :
AYU RAHMAWATI UTAMI
1111020193
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006, Prosedure Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta
Atmarita dan T. S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyaraka. Available online at http://www.depkes.go.id
(akses 20 September 2013)
Bobok, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Bustami, A; Aprina; Y. Amperaningsih. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya Kabupaten Lampung Tengan Tahun 2007. Tanjung Karang: POLTEKKES DEPKES RI TANJUNGKARANG
Saraswati. 2006. Faktor Kesehatan Reproduksi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kota Sukabumi Tahun 2005-2006. Available online http://www.fkm.ui.ac.id (diakses tanggal 25 September 2013)