ringkasan eksekutif sujaya permana, 1998. perencanaan...

6
RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan Pengembangan Organisasi Petani di Bidang Usaha Perkebunan Karet Rakyat (Studi Kasus di UPP-PPUPKR Gunung Megang, Muara Enim Sumatera Selatan), dibawah bimbingan Setiadi Djohar dan Lukman M. Baga. Karet a1am adalah salah satu komoditi perkebunan yang strategis bagi Indonesia. Ditinjau dari luas areal dan poduksi, karet Indonesia didominasi oleh karet rakyat. Pada tahun 1996 perkebunan karet rakyat tercatat 2.991.628 ha (84%) dengan produksi 1.224.562 ton (76%), sisanya merupakan perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. Namun demikian perkebunan karet rakyat kondisinya belum kuat dan mantap antara lain: 61 % dari total areal karet merupakan tanaman tua menghasilkan, produktivitas rendah 673 kglhaltahun karena menggunakan bahan tanaman tidak unggul dan minimnya pemeliharaan, serta sistem tata niaga yang kurang menguntungkan bagi petani karet. Di sisi lain pengembangan usaha perkebunan termasuk perkebunan karet dalam memasuki era globalisasi menghadapi berbagai tantangan yang sekaligus merupakan peluang. Salah satu upaya untuk meningkatkan perbaikan mutu bahan olah karet rakyat dan sistem pemasaran hasil, Pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor I57/KptsfHK.050/2/I993 telah membentuk Proyek Pengembangan Unit Pengolahan Karet Rakyat (pPUPKR) yang tersebar di 6 propinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Khusus di Wilayah UPP-PPUPKR Glmung Megang, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, Proyek bersama pihak terkait telah melaksanakan pembinaan petani yang menjadi peserta proyek sejak tahun 1993/1994 meliputi: penyediaan fasilitas Unit Pengolahan Hasil (UPH), fasilitas kerja bagi petugas Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) untuk mendukung kegiatan bimbingan operasional lapangan, perbaikan jalan dan jembatan yang menuju lokasi peserta Proyek, pendidikan dan pelatihan petugas, pelatihan petani, serta penumbuhan kemitraan usaha dengan prosesor/eksportir. Namun upaya yang telah dilaksanakan tersebut belum mencapai hasil optimal. Hal ini http://www.mb.ipb.ac.id

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan …repository.sb.ipb.ac.id/739/2/2-02-SujayaPermana... · 2012. 1. 2. · RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan

RINGKASAN EKSEKUTIF

SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan Pengembangan Organisasi Petani diBidang Usaha Perkebunan Karet Rakyat (Studi Kasus di UPP-PPUPKRGunung Megang, Muara Enim Sumatera Selatan), dibawah bimbingan SetiadiDjohar dan Lukman M. Baga.

Karet a1am adalah salah satu komoditi perkebunan yang strategis bagi

Indonesia. Ditinjau dari luas areal dan poduksi, karet Indonesia didominasi oleh karet

rakyat. Pada tahun 1996 perkebunan karet rakyat tercatat 2.991.628 ha (84%) dengan

produksi 1.224.562 ton (76%), sisanya merupakan perkebunan besar negara dan

perkebunan besar swasta. Namun demikian perkebunan karet rakyat kondisinya belum

kuat dan mantap antara lain: 61 % dari total areal karet merupakan tanaman tua

menghasilkan, produktivitas rendah 673 kglhaltahun karena menggunakan bahan

tanaman tidak unggul dan minimnya pemeliharaan, serta sistem tata niaga yang kurang

menguntungkan bagi petani karet. Di sisi lain pengembangan usaha perkebunan

termasuk perkebunan karet dalam memasuki era globalisasi menghadapi berbagai

tantangan yang sekaligus merupakan peluang.

Salah satu upaya untuk meningkatkan perbaikan mutu bahan olah karet rakyat

dan sistem pemasaran hasil, Pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian

Nomor I57/KptsfHK.050/2/I993 telah membentuk Proyek Pengembangan Unit

Pengolahan Karet Rakyat (pPUPKR) yang tersebar di 6 propinsi yaitu Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Khusus di Wilayah UPP-PPUPKR Glmung Megang, Kabupaten Muara Enim

Sumatera Selatan, Proyek bersama pihak terkait telah melaksanakan pembinaan petani

yang menjadi peserta proyek sejak tahun 1993/1994 meliputi: penyediaan fasilitas Unit

Pengolahan Hasil (UPH), fasilitas kerja bagi petugas Unit Pelayanan Pengembangan

(UPP) untuk mendukung kegiatan bimbingan operasional lapangan, perbaikan jalan

dan jembatan yang menuju lokasi peserta Proyek, pendidikan dan pelatihan petugas,

pelatihan petani, serta penumbuhan kemitraan usaha dengan prosesor/eksportir.

Namun upaya yang telah dilaksanakan tersebut belum mencapai hasil optimal. Hal ini

http://www.mb.ipb.ac.id

Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan …repository.sb.ipb.ac.id/739/2/2-02-SujayaPermana... · 2012. 1. 2. · RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan

disebabkan organisasi petani (kelompok tani, KUD) yang ada belum mantap.

Kelompok tani umumnya belum berperan sebagai kelas belajar, unit produksi, dan

wadah kerjasama dalam mengembangkan usaha karet anggotanya. Juga KUD yang

merupakan lembaga ekonomi pelani belum mampu menjembatani kepentingan para

petani PPUPKR sebagai produsen bokar dengan kepentingan konsumen mitra usaha.

DaTi uraian tersebut, rumusan masalahnya adalah bagaimana kondisi internal

organisasi petani di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang dalarn mengembangkan

usaha karet rakyat, fak1or-faktor eksternal apa yang dapat mempengaruhi

pengembangan organisasi petani yang ada, dan bagaimana merumuskan pereneanaan

pengembangan organisasi pelani yang efektif di bidang usaha perkebunan karet rak)'at

khususnya di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang.

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kondisi internal organisasi petani di

Wilayah UPP-PPUPKR Gunung Megang dalarn mengembangkan usaha karet rakyat,

mengidentifikasi faktor-fakior eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan

organisasi petani yang ada, dan merumuskan perenanaan pengembangan organisasi

petani yang efektif di bidang usaha perkebunan karet rakyat khususnya di Wilayah

UPP-PPUPKR Gunung Megang.

Pengumpulan data dilakukan dengan eara pengarnatan langsung di lapangan

dan wawaneara dengan pengurus kelompok tani/gapoktan, para petani peserta proyek,

pengurus/manajer KUD yang menjadi induk gapoktan, perusahaan mitra, dan pihak

terkait dalarn pembinaan organisasi petani antara lain: Bagian Proyek PUPKR, UPP

Gunung Megang, Dinas Perkebunan, KanwillKandep. Koperasi dan PPK setempat.

Pengambilan data kelompok tani dilakukan seeara aeak yaitu J2 responden pengurus

kelompok tani daTi jumlah 100 kelompok tani yang ada. Dari masing-masing

kelompok tani diarnbil 3 responden petani anggota kelompok daTi jumlah anggota 25

orang per kelompok. Pengambilan data koperasi dilakukan pada 4 KUD yang menjadi

induk gapoktan dengan responden pengurus/manajer KUD. Selain itu dilaksanakan

pengumpulan informasi dari berbagai sumber yang terkail dengan pembinaan

organisasi petani antara lain' Bagian Proyek PUPKR Sumatera Selatan dan Pusal,

http://www.mb.ipb.ac.id

Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan …repository.sb.ipb.ac.id/739/2/2-02-SujayaPermana... · 2012. 1. 2. · RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan

UPP Gunung Megang, Dinas Perkebunan Dati IIII, Kanwil/Kandep. Koperasi dan

PPK setempat, tokoh maysarakat di desa, dan perusahaan mitra.

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah secara tabulasi. Kemudian

dilakukan identifikasi lingkungan internal dan eksternal. Berdasarkan hasil identifikasi

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman selanjutnya dilakukan penetapan tujuan

dan sasaran pengembangan organisasi petani. Cara penetapan tujuan dan sasaran

tersebut dilaJ.:ukan dengan wawancara menggunakan instrumen I.:uesioner terhadap

responden pengelola Proyek PUPKR di tingkat Pusat. Selanjutnya mengembangkan

alternatif strategi melalui matriks SWOT kemudian dilaksanakan evaluasi alternatif.

Berdasarkan hasil evaluasi alternatif strategi, lalu dipilih strategi yang tepat yaitu

mampu mengantisipasi dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan, konsistensi

dengan kebijakan pembangunan perkebunan rakyat, kemampuan sumber daya,

kekuatan pasar, sena waktu implementasinya.

Dengan telah ditetapkan tujuan dan sasaran pengembangan organisasi petani,

strategi terpilih, dan kemampuan sumber daya, selanjutnya merumuskan perencanaan/

program kegiatan jangka panjang selarna 5 tahun mulai tahun 1998/199 besena

pembiayaannya.

Hasil penelitian terhadap konelisi internal organisasi petani eli Wtlayah UPP­

PPUPKR Gunung Megang, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

pengembangannya, dan rumusan perencan~ pengembangan organisasi petani, dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Sampai saat ini telah terbentuk 100 kelompok

tani dan 4 gapoktan PPUPKR sena adanya 4 KUD yang menjadi induk gapoktan.

Akan tetapi organisasi petani yang ada belum berkembang, hal ini ditunjukkan oleh

fungsi-fungsi dalam organisasi petani yang belum berperan secara optimal,

kepernimpinan ketua kelompok tanilgapoktan dan cara pengambilan keputusan belum

efektif, motivasi petani masih rendah, sistem komunikasi lemah, dan kualitas SDM

masih perlu ditingkatkan. Juga KUD yang ada kurang berperan aktif dalam

mendukung pengembangan usaha karet petani PPUPKR yang e1isebabkan berbagai

http://www.mb.ipb.ac.id

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan …repository.sb.ipb.ac.id/739/2/2-02-SujayaPermana... · 2012. 1. 2. · RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan

kelemahan internal seperti kuaJitas SDM, permodalan, sarana dan prasarana yang

terbatas.

Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan orgamsasl

petani yaitu. faktor ekonomi, politik, teknoJogi, sosial, budaya, peranan Gapkindo, dan

fa\"1or pelanggan. HasiJ identifikasi faktor-faktor tersebut menunjukkan adanya

peluang dan ancaman terhadap pengembangan organisasi petani.

Peluang yang ada dari faktor ekstemal adalah: kebijakan pemerintah untuk

pemberdayaan usaha keciJ seperti penyediaan fasiJitas Kredit kepada Koperasi Primer

untuk Anggotanya (KKPA), Pegel BUMN, pembinaan kemitraan usaha,

pengembangan agrbisnis, pelatihan petanilpengurus koperasilmanajer;

dimungkinkannya pembentukan koperasi sekunder yang khusus menangani usaha karet

rakyat; bantuan pihak mitra usaha dalam hal bimbingan mutu hasil, penyediaan asam

semut, perbaikan peralatan UPH, dan bantuan permodalan usaha; kecenderungan

permintaan karet alam dunia yang semakin meningkat; pengembangan kemitraan usaha

dengan PI. PAN dapat menjangkau seluruh produksi bokar petani PPUPKR; dan

peranan Gapkindo setempat yang mendorong pengusaha setempat untuk membina

usaha karet rakyat.

Ancaman dari faktor ekstemal meliputi: kondisi budaya masyarakat petani

yang kurang dinarnis mempengaruhi kedisipJinan petani peserta dalam berusaha tani;

tuntutan konsumen akan karet yang bermutu, konsistensi tinggi, dan ramah

lingkungan;; dan peranan pedagang pengumpul yang masih dominan.

Dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peJuang dan ancaman yang ada,

maka terdapat 5 prioritas pencapaian tujuan dan sasaran jangka panjang (5 tahun)

pengembangan organisasi petani yaitu: (1) Meningkatkan mutu bokar petani dari slab

tebalJojoJ menjadi slab giling dengan memanfaatkan UPH, dan sasarannya tercapai

pengoperasian UPH pada seluruh kelompok tani selama lima tahun mulai tahun 1998;

(2) Meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam menumbuhkembangkan

kelembagaan ekonomi petani, dan sasarannya terbentuk kelompok tani utama, KUD

mandiri, dan koperasi petani karet; (3) Meningkatkan volume dan kontinuitas pasokan

http://www.mb.ipb.ac.id

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan …repository.sb.ipb.ac.id/739/2/2-02-SujayaPermana... · 2012. 1. 2. · RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan

penjualan slab giling melalui pengembangan kemitraan usaha, dengan sasaran

menjangkau seluruh produksi slab giling petani PPUPKR; (4) Meningkatkan

kemampuan entrepreneur pengurus kelompok tani dalam pengelolaan usaha kare1

anggotanya, dengan sasaran tercapainya kepemimpinan yang efektif pada 100

kelompok tani; serta (5) Pengutuhan agrbisnis karet rakyat untuk menjarnin

kesinambungan usaha, dengan sasaran terangkainya sub sistem-sub sistem penyediaan

sarana produksi, buelidaya, pengolahan, dan pemasaran hasil.

Tahap berikutnya menyusun matriks SWOT dengan menghubungkan kekuatan

dan kelemahan organisasi petani serta peluang dan ancaman dari faktor-faktor

ekstemal. Dari matrik SWOT dihasilkan 9 a1tematif strategi. Berdasarkan evaluasi

a1tematif strategi dipilih strategi yang tepat dan sangat relevan dengan pencapaian

tujuan dan sasaran jangka panjang serta mampu mengantisipasi dan adaptasi terhadap

perubahan lingkungan, konsisten dengan kebijakan pengembangan perkebunan rakyat,

kemampuan sumber daya, kekuatan pasar, waktu, serta implementasinya. Strategi

terpilih ada 4 yaitu: (I) Starategi penguatan organisasi petanifmtegrasi vertikal, (2)

Strategi konsentrasi peningkatan mutu dan volume bokar, (3) Strategi peningkatan

kualitas sumber daya manusia, dan (4) Strategi kemitraan usaha.

Dengan mengacu pada tujuan dan sasaran pengembangan organisasi petani,

strategi terpi1ih, serta kemampuan sumber daya, maka dapat dirumuskan 5 program

kegiatan jangka panjang dengan 10 jenis kegiatan operasional untuk pengembangan

organisasi petani eli bidang usaha perkebunan karet rakyat khususnya eli Wilayah UPP­

PPUPKR Gunung Megang yaitu: (1) Program pengembangan organisasi dan

manajemen, dengan kegiatan bimbingan penyuluhan kelompok tani, pengembangan

gapoktan menjadi Unit Usaha Otonom, serta pembentukan Koperasi Petani Karet; (2)

Program pengembangan permodalan usaha dengan kegiatan peningkatan simpanan

petanilanggota koperasi dan kegiatan pemanfaatan dana masyarakat; (3) Program

intensifikasi pengolahan karet rakyat dengan kegiatan temu lapang dan kegiatan

bimbingan penerapan teknologi dan optimalisasi pemanfaatan UPH; (4) Program

pengembangan sumber daya manusia dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan

http://www.mb.ipb.ac.id

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan …repository.sb.ipb.ac.id/739/2/2-02-SujayaPermana... · 2012. 1. 2. · RINGKASAN EKSEKUTIF SUJAYA PERMANA, 1998. Perencanaan

petugas UPP/Proyek, petani, pengurus kelompok tani, wanita tani, pengurus

koperasi/manajer; dan (5) Program pengembangan kemitraan usaha antara organisasi

petani PPUPKR dengan Perusahaan Mitra PT. PAN dengan kegiatan pembentukan

Forum Musyawarah Kemitraan Usaha dan kegiatan bimbingan dan pengendalian.

Perkiraan biaya yang diperlukan dalam rangka pengembangan organisasi petani dengan

program dan kegiatannya tersebut selama 5 tahun mulai tahun 1998/1999 yaitu sebesar

Rp. 496.898.000,-

Untuk mewujudkan program dan kegiatan operasional dimaksud sebagai salah

satu model pengembangan organisasi petani di Wilayah UPP-PPUPKR Gunung

Megang, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, disarankan kepada Direktorat

Jenderal PerkebunanlProyek PUPKR dan Dinas Perkebunan Daerah untuk melakukan

langkah-Iangkah antara lain: (1) Mengupayakan dukungan pendanaan untuk

pengembangan organisasi petani PPUPKR baik melalui APBN maupun sumber dna

lainnya mulai tahun anggaran 1998/1 999 sebagai kegiatan lanjutan dari tahun

sebelurnnya maupun kegiatan baru; (2) Menyiapkan berbagai petunjuk operasional

pengembangan organisasi petani yang merupakan acuan bagai Dinas Perkebunan dan

Proyek di Daerah dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan pengendalian seperti

Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kernitraan Usaha Perkebunan di Wilayah UPP; dan

(3) Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait baik di tingkat Pusat maupun

Daerah. Di tingkat Pusat dengan Ditjen. Pembinaan Koperasi Pedesaan Dep. Koperasi

dan PPJ(, Perbankan, dan Gapkindo untuk menyiapkan rencana pembinaan serta

evaluasi pengembangan organisasi petani secara terpadu dan berkala. Sedangkan di

tingkat Daerah yaitu antara Dinas Perkebunan Dati IIII dan Bagian Proyek PUPKR

dengan KanwillKandep. Koperasi dan PPJ(, Pemda setempat, Bank Pelaksana,

Gapkindo Cabang Sumatera Selatan, dan PT. PAN sebagai perusahaan rnitra untuk

mempersiapkan langkah operasional, implementasi, serta evaluasinya.

http://www.mb.ipb.ac.id