rincian hitungan air bersih ekanis

20
4.3.1 Penentuan Beban Unit Alat Plambing Pada tugas besar perencanaan sistem penyediaan air bersih gedung ini, alat plambing yang digunakan meliputi: Tabel 4.3.1.1 Beban alat plambing yang digunakan No Alat Plambing Beban Unit Alat Plambing 1 Kloset 10 2 Peturasan 5 3 Lavatory 2 Penentuan beban unit alat plambing (UAP) menggunakan tabel 3.16 (Noerbambang, 2005). Tabel 4.3.1.2 Hasil penentuan beban unit alat plambing yang digunakan Daera h Alat Plambing Beban UAP tiap seksi Keterangan A-B Reservoir – pipa utama (tegak) (Beban 5 lantai) 5 x 65 = 325 Sistem 1 L A N T A I 5 B-C Pipa utama (mendatar) (Sistem 1 + 2) 35 + 30 = 65 C-a 5 Peturasan 30 + 5 = 35 a 5 -b 5 Peturasan 25 + 5 = 30 b 5 -c 5 Lavatory 23 + 2 = 25 c 5 -d 5 Lavatory 21 + 2 = 23 d 5 -e 5 Peturasan 16 + 5 = 21

Upload: eka-nis

Post on 25-Sep-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

TRANSCRIPT

4.3.1 Penentuan Beban Unit Alat Plambing Pada tugas besar perencanaan sistem penyediaan air bersih gedung ini, alat plambing yang digunakan meliputi:

Tabel 4.3.1.1 Beban alat plambing yang digunakan

NoAlat PlambingBeban Unit Alat Plambing

1Kloset10

2Peturasan5

3Lavatory2

Penentuan beban unit alat plambing (UAP) menggunakan tabel 3.16 (Noerbambang, 2005).

Tabel 4.3.1.2 Hasil penentuan beban unit alat plambing yang digunakan

DaerahAlat PlambingBeban UAP tiap seksiKeterangan

A-BReservoir pipa utama (tegak)(Beban 5 lantai)

5 x 65 = 325Sistem 1L

A

N

T

A

I

5

B-CPipa utama (mendatar)(Sistem 1 + 2)

35 + 30 = 65

C-a5Peturasan30 + 5 = 35

a5-b5Peturasan25 + 5 = 30

b5-c5Lavatory23 + 2 = 25

c5-d5Lavatory21 + 2 = 23

d5-e5Peturasan16 + 5 = 21

e5-f5Lavatory14 + 2 = 16

f5-g5Peturasan9 + 5 = 14

g5-h5Lavatory7 + 2 = 9

h5-i5Lavatory5 + 2 =7

i5-j5Peturasan5

C-k5Kloset20 + 10 =30Sistem 2

k5-l5Kloset10 + 10 = 20

l5-m5Kloset10

B-DPipa utama (tegak) lantai 5-4(Beban 4 lantai)

4 x 65 = 260Sistem 1L

A

N

T

A

I

4

D-EPipa utama (mendatar)(Sistem 1 + 2)

35 + 30 = 65

E-a4Peturasan30 + 5 = 35

a4-b4Peturasan25 + 5 = 30

b4-c4Lavatory23 + 2 = 25

c4-d4Lavatory21 + 2 = 23

d4-e4Peturasan16 + 5 = 21

e4-f4Lavatory14 + 2 = 16

f4-g4Peturasan9 + 5 = 14

g4-h4Lavatory7 + 2 = 9

h4-i4Lavatory5 + 2 =7

i4-j4Peturasan5

E-k4Kloset20 + 10 =30Sistem 2

k4-l4Kloset10 + 10 = 20

l4-m4Kloset10

D-FPipa utama (tegak) lantai 4-3(Beban 3 lantai)

3 x 65 = 195Sistem 1L

A

N

T

A

I

3

F-GPipa utama (mendatar)(Sistem 1 + 2)

35 + 30 = 65

G-a3Peturasan30 + 5 = 35

a3-b3Peturasan25 + 5 = 30

b3-c3Lavatory23 + 2 = 25

c3-d3Lavatory21 + 2 = 23

d3-e3Peturasan16 + 5 = 21

e3-f3Lavatory14 + 2 = 16

f3-g3Peturasan9 + 5 = 14

g3-h3Lavatory7 + 2 = 9

h3-i3Lavatory5 + 2 =7

I3-j3Peturasan5

G-k3Kloset20 + 10 =30Sistem 2

k3-l3Kloset10 + 10 = 20

l3-m3Kloset10

F-HPipa utama (tegak) lantai 3-2(Beban 2 lantai)

2 x 65 = 130Sistem 1L

A

N

T

A

I

2

H-IPipa utama (mendatar)(Sistem 1 + 2)

35 + 30 = 65

I-a2Peturasan30 + 5 = 35

a2-b2Peturasan25 + 5 = 30

b2-c2Lavatory23 + 2 = 25

c2-d2Lavatory21 + 2 = 23

d2-e2Peturasan16 + 5 = 21

e2-f2Lavatory14 + 2 = 16

f2-g2Peturasan9 + 5 = 14

g2-h2Lavatory7 + 2 = 9

h2-i2Lavatory5 + 2 =7

i2-j2Peturasan5

I-k2Kloset20 + 10 =30Sistem 2

k2-l2Kloset10 + 10 = 20

l2-m2Kloset10

H-JPipa utama (tegak) lantai 2-1(Beban 1 lantai)

1 x 65 = 375Sistem 1L

A

N

T

A

I

1

J-KPipa utama (mendatar)(Sistem 1 + 2)

35 + 30 = 65

K-a1Peturasan30 + 5 = 35

a1-b1Peturasan25 + 5 = 30

b1-c1Lavatory23 + 2 = 25

c1-d1Lavatory21 + 2 = 23

d1-e1Peturasan16 + 5 = 21

e1-f1Lavatory14 + 2 = 16

f1-g1Peturasan9 + 5 = 14

g1-h1Lavatory7 + 2 = 9

h1-i1Lavatory5 + 2 =7

i1-j1Peturasan5

K-k1Kloset20 + 10 =30Sistem 2

k1-l1Kloset10 + 10 = 20

l1-m1Kloset10

4.3.2 Penentuan Laju Aliran Laju aliran dapat ditentukan menggunakan gambar 3.61 (Noerbambang, 2005). Karena sebagian besar alat plambing yang digunakan pada gedung ini menggunakan katup gelontor maka yang dilihat adalah kurva (1) gambar (b) untuk unit beban sampai 250 dan gambar (a) untuk unit beban sampai 3000.4.3.3 Penentuan Ukuran Diameter Pipa Ukuran pipa yang digunakan dapat diketahui dengan cara mencari nilai R kerugian gesek yang diizinkan terlebih dahulu menggunakan rumus:

R = Dimana: R = Kerugian gesek yang diijinkan (mm/m)H = head static pada alat plumbing (m)

H1 = head standar pada alat plumbing (m) tabel 3.14 (Noerbambang, 2005)K = Koefesien system pipa (2.0-3.0)

L = panjang pipa lurus, pada pipa utama (m)

l = panjang pipa lurus, pipa cabangTabel 4.3.3.1 Tinggi alat plambing yang digunakan

NoAlat PlambingTinggi Alat PlambingHead Standar (H1)

1Kloset0,65 mKatup gelontor kloset = 7 kg/cm2

2Peturasan0,95 mKatup gelontor peturasan = 4 kg/cm2

3Lavatory1,15 mkeran biasa = 3 kg/cm2

Jumlah dan jenis alat plambing pada setiap lantai pada gedung perencanaan ini adalah sama, maka koefisien yang digunakan pada setiap sistemnya adalah sama. Untuk sistem 1, koefisisen yang digunakan adalah 3, sedangkan untuk sistem 2 koefisien yang digunakan adalah 2. Hal ini dikarenakan banyaknya cabang yang terdapat pada sistem 2 lebih sedikit dibandingkan dengan sistem 1.

Alat plambing yang terdapat pada ujung sistem pada setiap lantainya juga sama,yaitu:Tabel 4.3.3.2 Perhitungan nilai R kerugian gesek No.PerhitunganKeterangan

1.

R = R = R = 43,66Dimana:

H = 8,5 0,95

= 7,55

L + l = 9,5 + 17,6

= 27,1Sistem 1Lantai 5

2.R = R = R = 24,31 Dimana:

H = 8,5 0,65

= 7,85

L + l = 9,5 + 7,98

= 17,48Sistem 2

3.R = R = R = 111,37 Dimana:

H = 12 0,95

= 11,05

L + l = 3,5 + 17,6

= 21,1Sistem 1Lantai 4

4.R = R = R = 185,26Dimana:

H = 12 0,65

= 11,35 L + l = 3,5 + 7,89

= 11,74Sistem 2

5.R = R = R = 166,67Dimana:

H = 15,5 0,95

= 14,55

L + l = 3,5 + 17,6

= 21,1Sistem 1Lantai 3

6.R = R = R = 334,32Dimana:

H = 15,5 0,65

= 14,85

L + l = 3,5 + 7,89

= 11,74Sistem 2

7.R = R = R = 221,96Dimana:

H = 19 0,95

= 18,05

L + l = 3,5 + 17,6

= 21,1Sistem 1Lantai 2

8.R = R = R = 483,39 Dimana:

H = 19 0,65

= 18,35

L + l = 3,5 + 7,89

= 11,74Sistem 2

9.R = R = R = 277,25Dimana:

H = 22,5 0,95

= 21,55

L + l = 3,5 + 17,6

= 21,1Sistem 1Lantai 1

10.R = R = R = 632,45Dimana:

H = 22,5 0,65 = 21,85

L + l = 3,5 + 7,89

= 11,74Sistem 2

4.3.4 Penentuan Ratio dan Kecepatan Aliran

Ratio dan kecepatan aliran air dapat ditentukan setelah nilai R kerugian gesek pada kolom III dan diameter pipa telah diketahui. Perencanaan sistem penyediaan air bersih gedung pusat perkantoran pada tugas besar ini menggunakan jenis pipa PVC sehingga acuan yang digunakan adalh grafik 3.62 (Noerbambang, 2005) tentang kerugian gesek dalam pipa PVC, maka kita akan memperoleh nilai ratio (mm/m) dan kecepatan (m/s).Tabel 4.3.4.1 Penentuan ratio dan kecepatan aliran airDaerahBeban R kerugian gesekUkuran diameter pipaRatio

(mm air/ m)Kecepatan

(m/s)Keterangan

A-B325R