rilis akhir pspk2011 u wartawan

14
Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 1 RILIS HASIL AKHIR PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik 1. Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, populasi sapi potong mencapai 14,8 juta ekor; sapi perah 597,2 ribu ekor dan kerbau 1,3 juta ekor. Dirinci menurut daerah, provinsi yang memiliki populasi sapi potong lebih dari 0,5 juta ekor berturut turut adalah Jawa Timur 4,7 juta ekor; Jawa Tengah 1,9 juta; Sulawesi Selatan 984 ribu ekor; NTT 778,6 ribu ekor; Lampung 742,8 ribu ekor; NTB 685,8 ribu ekor; Bali 637,5 ribu ekor; dan Sumatera Utara 541,7 ribu ekor. Sementara itu untuk sapi perah populasi terbanyak di Jawa Timur 296,4 ribu ekor sedangkan populasi kerbau terbanyak di NTT sebanyak 150 ribu ekor. Secara regional/pulau populasi sapi potong terbesar terdapat di Pulau Jawa 7,5 juta ekor atau 50,68 persen dari populasi sapi potong nasional. Pulau Sumatera memiliki populasi terbesar kedua setelah Jawa dengan populasi 2,7 juta ekor (18,38 persen) disusul kemudian oleh Bali dan Nusra 2,1 juta ekor (14,18 persen); Sulawesi 1,8 juta ekor (12,08 persen); Kalimantan 437,4 ribu ekor (2,95 persen) serta Maluku dan Papua 258,1 ribu ekor (1,74 persen). Untuk sapi perah di Pulau Jawa tercatat populasi 592,5 ribu ekor (99,21 persen) sedangkan kerbau terbanyak dijumpai di regional/pulau Sumatera 512,8 ribu ekor (39,29 persen). Rumpun sapi potong yang terbanyak dipelihara di Indonesia adalah rumpun Sapi Bali mencapai 4,8 juta ekor (32,31 persen), Sapi Onggole 4,3 juta ekor (28,88 persen), Sapi Madura 1,3 juta ekor (8,67 persen), sedangkan sisanya terdiri dari berbagai jenis rumpun seperti Limousine, Simmental, dan sebagainya sebanyak 4,4 juta ekor (30,14 persen). Komposisi jenis kelamin populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau menunjukkan pola relatif sama, yaitu jumlah terbesar adalah populasi betina. Untuk sapi potong betina sekitar 68,15 persen, sapi perah betina 78,95 persen dan kerbau betina 68,75 persen dari total populasi. Sementara itu berdasarkan komposisi umur, sebagian besar sapi potong, sapi perah dan kerbau betina adalah berumur dewasa (>2 tahun), yakni untuk sapi potong 66,10 persen; sapi perah 64,56 persen dan kerbau 72,40 persen dari total populasi betina. Sebaliknya untuk sapi potong jantan terbanyak pada umur muda (1-2 tahun) sekitar 38,53 persen dan sapi perah jantan pada umur anak (<1 tahun) sekitar 44,51 persen dari total populasi jantan. Untuk kerbau jantan, jumlah terbanyak pada umur dewasa (>2 tahun) sekitar 42,34 persen dari total populasi kerbau jantan. Berdasarkan hasil akhir PSPK2011 populasi sapi (sapi potong+sapi perah) di Indonesia sebanyak 15,4 juta ekor. Jika dibandingkan dengan hasil Sensus Pertanian 2003 sebanyak 10,2 juta ekor, maka rata-rata pertumbuhan populasi sapi selama 20032011 mencapai 5,33 persen per tahun atau rata-rata pertambahan 655,5 ribu ekor setiap tahunnya. Sebaliknya untuk populasi kerbau tercatat pada tahun 2003 sebanyak 1,4 juta ekor sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 1,3 juta ekor sehingga rata-rata pertumbuhannya -0,58 persen atau berkurang rata rata sekitar 7,8 ribu ekor setiap tahunnya.

Upload: nvp16

Post on 26-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

vvgsvvr htvd vsdvs

TRANSCRIPT

Page 1: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 1

RILIS HASIL AKHIR PSPK2011

Kementerian Pertanian – Badan Pusat Statistik

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, populasi sapi potong mencapai 14,8 juta ekor; sapi perah 597,2 ribu ekor dan kerbau 1,3 juta ekor. Dirinci menurut daerah, provinsi yang memiliki populasi sapi potong lebih dari 0,5 juta ekor berturut turut adalah Jawa Timur 4,7 juta ekor; Jawa Tengah 1,9 juta; Sulawesi Selatan 984 ribu ekor; NTT 778,6 ribu ekor; Lampung 742,8 ribu ekor; NTB 685,8 ribu ekor; Bali 637,5 ribu ekor; dan Sumatera Utara 541,7 ribu ekor. Sementara itu untuk sapi perah populasi terbanyak di Jawa Timur 296,4 ribu ekor sedangkan populasi kerbau terbanyak di NTT sebanyak 150 ribu ekor.

Secara regional/pulau populasi sapi potong terbesar terdapat di Pulau Jawa 7,5 juta ekor atau 50,68 persen dari populasi sapi potong nasional. Pulau Sumatera memiliki populasi terbesar kedua setelah Jawa dengan populasi 2,7 juta ekor (18,38 persen) disusul kemudian oleh Bali dan Nusra 2,1 juta ekor (14,18 persen); Sulawesi 1,8 juta ekor (12,08 persen); Kalimantan 437,4 ribu ekor (2,95 persen) serta Maluku dan Papua 258,1 ribu ekor (1,74 persen). Untuk sapi perah di Pulau Jawa tercatat populasi 592,5 ribu ekor (99,21 persen) sedangkan kerbau terbanyak dijumpai di regional/pulau Sumatera 512,8 ribu ekor (39,29 persen).

Rumpun sapi potong yang terbanyak dipelihara di Indonesia adalah rumpun Sapi Bali mencapai

4,8 juta ekor (32,31 persen), Sapi Onggole 4,3 juta ekor (28,88 persen), Sapi Madura 1,3 juta ekor (8,67 persen), sedangkan sisanya terdiri dari berbagai jenis rumpun seperti Limousine, Simmental, dan sebagainya sebanyak 4,4 juta ekor (30,14 persen).

Komposisi jenis kelamin populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau menunjukkan pola relatif sama, yaitu jumlah terbesar adalah populasi betina. Untuk sapi potong betina sekitar 68,15 persen, sapi perah betina 78,95 persen dan kerbau betina 68,75 persen dari total populasi. Sementara itu berdasarkan komposisi umur, sebagian besar sapi potong, sapi perah dan kerbau betina adalah berumur dewasa (>2 tahun), yakni untuk sapi potong 66,10 persen; sapi perah 64,56 persen dan kerbau 72,40 persen dari total populasi betina. Sebaliknya untuk sapi potong jantan terbanyak pada umur muda (1-2 tahun) sekitar 38,53 persen dan sapi perah jantan pada umur anak (<1 tahun) sekitar 44,51 persen dari total populasi jantan. Untuk kerbau jantan, jumlah terbanyak pada umur dewasa (>2 tahun) sekitar 42,34 persen dari total populasi kerbau jantan.

Berdasarkan hasil akhir PSPK2011 populasi sapi (sapi potong+sapi perah) di Indonesia sebanyak

15,4 juta ekor. Jika dibandingkan dengan hasil Sensus Pertanian 2003 sebanyak 10,2 juta ekor, maka rata-rata pertumbuhan populasi sapi selama 2003–2011 mencapai 5,33 persen per tahun atau rata-rata pertambahan 655,5 ribu ekor setiap tahunnya. Sebaliknya untuk populasi kerbau tercatat pada tahun 2003 sebanyak 1,4 juta ekor sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 1,3 juta ekor sehingga rata-rata pertumbuhannya -0,58 persen atau berkurang rata rata sekitar 7,8 ribu ekor setiap tahunnya.

Page 2: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

2 Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011

1. PENDAHULUAN

Salah satu program pemerintah di subsektor peternakan adalah meningkatkan produksi

daging dalam negeri agar tercapai swasembada daging sapi dan kerbau pada tahun 2014. Program

Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) tahun 2014 tercapai jika 90 persen kebutuhan

konsumsi daging dapat dipasok dari produksi dalam negeri. Dalam rangka pencapaian program

tersebut dibutuhkan langkah strategis yang tidak hanya berujung pada peningkatan populasi sapi

dan kerbau tetapi juga menghindari adanya dampak negatif dalam proses pencapaian program

tersebut.

Faktor yang sangat menentukan dalam mengambil langkah strategis pencapaian program

adalah tersedianya data akurat khususnya data populasi sapi dan kerbau. Data populasi sapi dan

kerbau yang digunakan selama ini bersumber dari laporan Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian. Data tersebut diperoleh dari laporan dinas yang

membidangi fungsi peternakan di seluruh wilayah Indonesia. Sumber data lainnya adalah hasil

Survei Peternakan Nasional (SPN) yang dilaksanakan oleh BPS bekerjasama dengan Ditjen PKH,

Kementerian Pertanian pada tahun 2006–2008. Metode pengumpulan data dari kedua sumber

data tersebut tidak dilakukan secara menyeluruh (sensus), sehingga masih memungkinkan

terjadinya kesalahan baik sampling error maupun non sampling error.

Untuk memenuhi tuntutan permintaan data populasi yang lebih akurat dan dilaksanakan

dengan metode sensus, maka pada tahun 2011 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan (PKH) Kementerian Pertanian melakukan kerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS)

untuk melaksanakan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau 2011 (PSPK2011). Tujuan

dari pelaksanaan PSPK2011 adalah untuk memperoleh data populasi dasar (P0) sapi potong, sapi

perah dan kerbau, serta komposisi populasi berdasarkan umur dan jenis kelamin, posisi stok

dalam negeri dan karakteristik peternakan lainnya serta membangun database peternak (by name

by address).

Cakupan wilayah pencacahan PSPK2011 adalah seluruh wilayah Indonesia yang meliputi 33

provinsi, 497 kabupaten/kota, 6.699 kecamatan, serta tersebar di 77.548 desa/kelurahan. Unit

pencacahan adalah rumah tangga, perusahaan berbadan hukum serta unit lainnya yang melakukan

pemeliharaan sapi potong, sapi perah, atau kerbau seperti koperasi, yayasan, pesantren, lembaga

penelitian, sekolah, dan sebagainya. Pelaksanaan pendataan lapangan dilaksanakan tanggal 1- 30

Juni 2011 dengan menetapkan tanggal 1 Juni 2011 sebagai “Hari Sensus” (census date). Dengan

penetapan tanggal 1 Juni 2011 sebagai hari sensus, maka seluruh informasi mengenai populasi

maupun karakteristik peternakan lainnya mengacu pada keadaan tanggal 1 Juni 2011.

2. POPULASI SAPI POTONG, SAPI PERAH, DAN KERBAU

Berdasarkan hasil PSPK2011 populasi sapi potong di Indonesia pada tahun 2011 tercatat

14,8 juta ekor. Secara regional/pulau, populasi sapi potong sebagian besar terdapat di pulau Jawa

sebanyak 7,5 juta ekor atau 50,68 persen dari total populasi sapi potong di Indonesia, kemudian

Page 3: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 3

Gambar 1 Sebaran Populasi Sapi Potong di Indonesia Menurut Pulau Tahun 2011

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

pulau Sumatera sebanyak 2,7 juta ekor atau 18,38 persen; Bali dan Nusa Tenggara 2,1 juta ekor

atau 14,18 persen; Sulawesi 1,8 juta ekor atau 12,08 persen, sedangkan sisanya berada di

Kalimantan, serta Maluku dan Papua dengan jumlah populasi masing-masing kurang dari 0,5 juta

ekor. Penyebaran populasi sapi potong di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1 dan tabel 1.

Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi sapi potong terbesar di Indonesia

sebanyak 4,7 juta ekor atau 31,89 persen dari populasi sapi potong di Indonesia disusul kemudian

Jawa Tengah 1,9 juta ekor. Provinsi lain yang memiliki populasi sapi potong cukup besar, yaitu

lebih dari 0,5 juta ekor tercatat berturut turut adalah Sulawesi Selatan 984 ribu ekor atau 6,64

persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) 778,6 ribu ekor atau 5,25 persen; Lampung 742,8 ribu ekor

atau 5,01 persen; Nusa Tenggara Barat (NTB) 685,8 ribu ekor atau 4,63 persen; Bali 637,5 ribu

ekor atau 4,30 persen; dan Sumatera Utara 541,7 ribu ekor atau 3,65 persen dari populasi sapi

potong Indonesia (table 1).

Gambaran kondisi peternakan sapi perah di Indonesia juga menunjukkan hal yang sama

dengan sapi potong bahwa usaha peternakan sapi perah masih dominan di Pulau Jawa. Hal

tersebut ditunjukkan dengan besarnya populasi sapi perah di Pulau Jawa yang mencapai lebih dari

Page 4: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

4 Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011

99 persen dari total populasi sapi perah Indonesia sebanyak 597,2 ribu ekor. Dari jumlah tersebut

592,5 ribu ekor diantaranya berada di Pulau Jawa. Populasi sapi perah di pulau Sumatera hanya

mencapai 2.383 ekor atau hanya 0,40 persen dari populasi Indonesia, dan sebagian kecil lainnya

tersebar di pulau Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara (gambar 2 dan tabel 1).

Gambar 2 Sebaran Populasi Sapi Perah di Indonesia Menurut Pulau Tahun 2011

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

Menurut provinsi, populasi sapi perah terbesar adalah Jawa Timur sekitar 296,4 ribu ekor

atau 49,62 persen dari total populasi sapi perah Indonesia. Provinsi lain yang memiliki populasi

sapi perah cukup besar adalah Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 149,9 ribu ekor atau

25,11 persen dan 140 ribu ekor atau 23,44 persen dari total populasi sapi perah Indonesia.

Beberapa provinsi seperti Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku,

Maluku Utara, dan Papua Barat tidak dijumpai sama sekali sapi perah (tabel 1).

Berbeda dengan populasi sapi potong dan sapi perah yang dominan di pulau Jawa, populasi

kerbau cenderung tersebar merata secara regional/pulau di seluruh Indonesia. Populasi kerbau

terbesar terdapat di Sumatera dengan jumlah 512,8 ribu ekor atau 39,29 persen dari total populasi

kerbau Indonesia. Populasi kerbau pulau Jawa mencapai 363 ribu ekor atau 27,82 persen,

kemudian pulau Bali dan Nusa Tenggara 257,6 ribu ekor atau 19,74 persen; pulau Sulawesi 110,4

ribu ekor atau 8,46 persen; pulau Kalimantan 41,5 ribu ekor atau 3,18 persen, serta pulau Maluku

dan Papua 19,7 ribu ekor atau 1,51 persen dari populasi kerbau Indonesia (gambar 3 dan tabel 1).

Page 5: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 5

Gambar 3 Sebaran Populasi Kerbau di Indonesia Menurut Pulau Tahun 2011

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

Dirinci menurut provinsi, populasi kerbau terbesar terdapat di Provinsi Nusa Tenggara

Timur (NTT) sebanyak 150 ribu ekor atau 11,50 persen dari populasi kerbau di Indonesia.

Provinsi lain dengan jumlah populasi kerbau tidak berbeda jauh dengan Nusa Tenggara Timur

(NTT) berturut-turut adalah Aceh 131,5 ribu ekor atau 10,08 persen; Jawa Barat 130,2 ribu ekor

atau 9,97 persen; Banten 123,1 ribu ekor atau 9,44 persen; Sumatera Utara 114,3 ribu ekor atau

8,76 persen; Nusa Tenggara Barat (NTB) 105,4 ribu atau 8,08 persen dan Sumatera Barat 100,3

ribu ekor atau 7,69 persen dari populasi kerbau Indonesia. Provinsi-provinsi lainnya mencatat

populasi kerbau kurang dari 100 ribu ekor (tabel 1).

Secara umum hasil pendataan PSPK2011 menunjukkan bahwa populasi sapi potong, sapi

perah, dan kerbau sebagian besar terdapat di Pulau Jawa. Besar kemungkinan karena beberapa

faktor, diantaranya adalah tingkat kebutuhan/konsumsi daging di pulau Jawa relatif lebih besar

jika dibandingkan dengan kebutuhan daging di luar pulau Jawa karena jumlah penduduk

terbanyak adalah di Pulau Jawa. Menurut Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk di Pulau Jawa

sebanyak 136,61 juta atau 57,49 persen dari total Penduduk Indonesia. Faktor lain adalah

infrastruktur, teknologi dan industri peternakan yang lebih maju di pulau Jawa dibanding dengan

daerah-daerah lainnya, terutama industri penyediaan pakan ternak sehingga subsektor

peternakan dapat berkembang lebih baik.

Page 6: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

6 Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011

Populasi % Populasi % Populasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Sumatera 2 724 384 18,38 2 383 0,40 512 821 39,29

1. Aceh 462 840 3,12 31 0,01 131 494 10,082. Sumatera Utara 541 698 3,65 894 0,15 114 289 8,763. Sumatera Barat 327 013 2,21 484 0,08 100 310 7,694. Riau 159 855 1,08 172 0,03 37 716 2,895. Jambi 119 888 0,81 81 0,01 46 538 3,576. Sumatera Selatan 246 295 1,66 154 0,03 29 143 2,237. Bengkulu 98 948 0,67 247 0,04 19 971 1,538. Lampung 742 776 5,01 201 0,03 33 124 2,549. Kep. Bangka Belitung 7 733 0,05 119 0,02 222 0,0210. Kepulauan Riau 17 338 0,12 - - 14 0,00

Jawa 7 512 273 50,68 592 520 99,21 363 049 27,8211. DKI Jakarta 1 691 0,01 2 728 0,46 192 0,0112. Jawa Barat 422 989 2,85 139 970 23,44 130 157 9,9713. Jawa Tengah 1 937 551 13,07 149 931 25,11 75 674 5,8014. DI Yogyakarta 375 844 2,54 3 522 0,59 1 208 0,0915. Jawa Timur 4 727 298 31,89 296 350 49,62 32 675 2,5016. Banten 46 900 0,32 19 0,00 123 143 9,44

Bali dan Nusra 2 101 916 14,18 189 0,03 257 610 19,7417. Bali 637 473 4,30 139 0,02 2 181 0,1718. Nusa Tenggara Barat 685 810 4,63 18 0,00 105 391 8,0819. Nusa Tenggara Timur 778 633 5,25 32 0,01 150 038 11,50

Kalimantan 437 406 2,95 369 0,06 41 534 3,1820. Kalimantan Barat 153 320 1,03 227 0,04 3 166 0,2421. Kalimantan Tengah 54 647 0,37 - - 6 491 0,5022. Kalimantan Selatan 138 691 0,94 110 0,02 23 843 1,8323. Kalimantan Timur 90 748 0,61 32 0,01 8 034 0,62

Sulawesi 1 790 318 12,08 1 741 0,29 110 393 8,4624. Sulawesi Utara 105 225 0,71 22 0,00 - -25. Sulawesi Tengah 230 682 1,56 8 0,00 3 271 0,2526. Sulawesi Selatan 983 985 6,64 1 690 0,28 96 505 7,3927. Sulawesi Tenggara 213 736 1,44 - - 2 492 0,1928. Gorontalo 183 868 1,24 8 0,00 13 0,0029. Sulawesi Barat 72 822 0,49 13 0,00 8 112 0,62

Maluku dan Papua 258 076 1,74 11 0,00 19 671 1,5130. Maluku 73 976 0,50 - - 17 568 1,3531. Maluku Utara 60 840 0,41 - - 863 0,0732. Papua Barat 41 464 0,28 - - 1 0,0033. Papua 81 796 0,55 11 0,00 1 239 0,09

INDONESIA 14 824 373 100,00 597 213 100,00 1 305 078 100,00

Sapi Potong Sapi Perah KerbauProvinsi

Tabel 1. Populasi Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau Menurut Provinsi

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

Page 7: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 7

3. TERNAK SAPI DAN KERBAU BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Berdasarkan hasil akhir PSPK2011 terlihat bahwa rumpun Sapi Bali cukup dominan di

Indonesia mencapai 4,8 juta ekor atau 32,31 persen dari total populasi sapi potong di Indonesia.

Rumpun lain yang cukup banyak adalah Sapi Onggole dan Madura masing-masing sebesar 4,3 juta

ekor (28,88 persen) dan 1,3 juta ekor (8,67 persen), sedangkan rumpun sapi lainnya seperti

Limousin, Simmental, dan sebagainya sebanyak 4,5 juta ekor atau 30,14 persen. Meskipun secara

nasional rumpun Sapi Bali cukup dominan akan tetapi tidak berlaku di seluruh daerah di

Indonesia. Di beberapa daerah rumpun sapi tertentu lebih dominan dibandingkan dengan Sapi

Bali, Onggole, maupun Madura tergantung pada kondisi alam dan tradisi pemeliharaan sapi secara

tradisional dan turun temurun di daerah tersebut.

INDONESIA

Sapi BaliSapi

Onggole/POSapi Madura Sapi Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

460 973 380 489 87 630 518 337 1 447 429

(31,85%) (26,29%) (6,05%) (35,81%) (100,00%)

538 232 472 537 162 823 645 343 1 818 935

(29,59%) (25,98%) (8,95%) (35,48%) (100,00%)

494 085 338 943 184 282 437 423 1 454 733

(33,96%) (23,30%) (12,67%) (30,07%) (100,00%)

1 493 290 1 191 969 434 735 1 601 103 4 721 097

(31,63%) (25,25%) (9,21%) (33,91%) (100,00%)

486 789 386 290 95 379 446 441 1 414 899

(34,41%) (27,30%) (6,74%) (31,55%) (100,00%)

630 680 585 415 195 884 598 564 2 010 543

(31,37%) (29,12%) (9,74%) (29,77%) (100,00%)

2 179 018 2 117 490 559 873 1 821 453 6 677 834

(32,63%) (31,71%) (8,38%) (27,28%) (100,00%)

3 296 487 3 089 195 851 136 2 866 458 10 103 276

(32,63%) (30,58%) (8,42%) (28,37%) (100,00%)

4 789 777 4 281 164 1 285 871 4 467 561 14 824 373

(32,31%) (28,88%) (8,67%) (30,14%) (100,00%)

Tabel 2. Banyaknya Ternak Sapi Potong Menurut Jenis Kelamin, Golongan Umur,

dan Rumpun Ternak Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

Jantan - Anak

Jantan - Muda

Jantan - Dewasa

Sub Jumlah Jantan

Karakteristik

Rumpun

Jumlah

Betina - Anak

Betina - Muda

Betina - Dewasa

Sub Jumlah Betina

TOTAL

Page 8: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

8 Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011

Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa populasi sapi potong betina lebih banyak

daripada sapi potong jantan. Populasi sapi potong betina secara nasional 68,15 persen sedangkan

persentase sapi potong jantan hanya 31,85 persen (gambar 4). Menurut kategori umurnya,

populasi sapi potong terbanyak adalah sapi potong betina dewasa (>2 tahun) yang mencapai 66,10

persen dari total populasi sapi potong betina di Indonesia. Sementara sapi potong betina anak (<1

tahun) dan Muda (1-2 tahun) masing masing 14,00 persen dan 19,90 persen dari total populasi

(tabel 3).

Gambar 4 Persentase Populasi Sapi Potong di Indonesia Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

Jantan; 31,85%

Betina; 68,15%

Anak Muda Dewasa Jumlah Anak Muda Dewasa Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Sumatera 32,08 35,90 32,02 100,00 14,91 19,71 65,38 100,00

Jawa 30,81 41,75 27,44 100,00 13,34 20,74 65,92 100,00

Bali dan Nusra 27,11 37,37 35,52 100,00 14,73 19,60 65,67 100,00

Kalimantan 25,94 33,63 40,43 100,00 14,15 20,52 65,33 100,00

Sulawesi 33,43 32,46 34,11 100,00 14,23 17,15 68,62 100,00

Maluku dan Papua 32,72 31,78 35,50 100,00 16,26 18,72 65,02 100,00

30,66 38,53 30,81 100,00 14,00 19,90 66,10 100,00

TOTAL

Regional/Pulau

Tabel 3. Persentase Populasi Sapi Potong Menurut Jenis Kelamin dan Pulau

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011 (%)

INDONESIA

Jantan

31,85

Betina

68,15

100,00

Page 9: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 9

Jika ditinjau secara regional/pulau, ternyata kondisinya tidak banyak berbeda antara data

regional/pulau dengan data nasional, di mana persentase ternak sapi potong betina dewasa pada

umumnya dominan, yaitu lebih dari 65 persen terhadap total populasi sapi potong betina di

masing-masing regional/pulau. Persentase tertinggi dijumpai di pulau Sulawesi, tercatat 68,62

persen merupakan sapi potong betina dewasa. Dengan memperhatikan persentase jumlah sapi

potong betina yang dominan pada umur dewasa tersebut, maka dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bahwa kondisi pengembangan sektor peternakan di Indonesia sangat mendukung

program pemerintah dalam rangka meningkatkan populasi ternak. Melalui penerapan program

Inseminasi Buatan (IB) yang efektif terhadap sapi potong betina dewasa akan dapat meningkatkan

populasi sesuai yang diharapkan.

Sementara itu untuk sapi potong jantan, tercatat persentase tertinggi adalah yang berumur

muda (1-2 tahun), yaitu sekitar 38,53 persen dari total populasi sapi potong jantan. Menurut

regional/pulau, persentase tertinggi dijumpai di pulau Jawa sebesar 41,75 persen dari total

populasi sapi potong jantan di wilayah tersebut (tabel 3).

Kondisi populasi sapi perah di Indonesia apabila ditinjau dari komposisi jenis kelamin juga

tidak berbeda jauh dengan sapi potong. Tercatat sebagian besar populasi sapi perah adalah betina

yaitu sekitar 78,95 persen dan selebihnya jantan 21,05 persen dari total populasi (gambar 5).

Menurut kategori umurnya, populasi sapi perah terbanyak adalah sapi perah betina dewasa (>2

tahun) yang mencapai 64,56 persen dari total populasi sapi perah betina di Indonesia. Sementara

itu sapi perah betina anak (<1 tahun) dan sapi perah muda (1-2 tahun) masing masing 15,66

persen dan 19,78 persen dari total populasi sapi perah betina (tabel 4).

Gambar 5 Persentase Populasi Sapi Perah di Indonesia Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

Jantan; 21,05%

Betina; 78,95%

Page 10: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

10 Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011

Jika ditinjau secara regional/pulau, ternyata kondisinya tidak banyak berbeda antara data

regional/pulau dengan data nasional, di mana persentase ternak sapi perah betina dewasa pada

umumnya masih dominan, yakni lebih dari 62 persen terhadap total populasi sapi potong betina di

masing-masing regional/pulau. Persentase tertinggi dijumpai di pulau Kalimantan 75,93 persen,

demikian pula dengan regional/pulau lainnya cukup tinggi, kecuali Jawa dan Papua/Maluku yang

memiliki persentase lebih rendah, masing-masing 64,50 persen dan 62,50 persen (tabel 4).

Anak Muda Dewasa Jumlah Anak Muda Dewasa Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Sumatera 50,24 27,27 22,49 100,00 14,35 15,62 70,03 100,00

Jawa 44,49 39,99 15,52 100,00 15,68 19,82 64,50 100,00

Bali dan Nusra 50,98 37,26 11,76 100,00 18,84 10,87 70,29 100,00

Kalimantan 44,59 14,87 40,54 100,00 10,17 13,90 75,93 100,00

Sulawesi 43,09 31,85 25,06 100,00 11,87 15,07 73,06 100,00

Maluku dan Papua - 33,33 66,67 100,00 12,50 25,00 62,50 100,00

44,51 39,90 15,59 100,00 15,66 19,78 64,56 100,00

TOTAL

21,05

Jantan

78,95

Betina

100,00

Regional/Pulau

Tabel 4. Persentase Populasi Sapi Perah Menurut Jenis Kelamin dan Pulau

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011 (%)

INDONESIA

Berbeda dengan sapi perah betina yang lebih banyak didominasi oleh komposisi umur

dewasa, maka untuk populasi sapi perah jantan justru lebih dominan pada komposisi umur anak

(<1 tahun), yaitu sebesar 44,51 persen dari total populasi sapi perah jantan. Selanjutnya sapi perah

muda (1-2 tahun) mencatat 39,90 persen dan sapi perah dewasa (> 2 tahun) 15,59 persen dari

total populasi sapi perah jantan.

Populasi kerbau berdasarkan jenis kelamin juga tidak banyak berbeda dengan sapi potong

maupun sapi perah. Populasi kerbau betina lebih dominan jika dibandingkan dengan populasi

kerbau jantan. Populasi kerbau betina tercatat sebesar 68,75 persen dari total populasi kerbau di

Indonesia, sedangkan sisanya 31,25 persen merupakan populasi kerbau jantan (gambar 6).

Jika dilihat berdasarkan komposisi umur akan terlihat bahwa populasi kerbau betina dewasa

(>2 tahun) sangat besar jumlahnya yakni mencapai 72,40 persen dari total populasi kerbau betina

sedangkan kerbau betina anak (< 1 tahun) dan muda (1-2 tahun) berkisar antara 10-18 persen.

Secara regional terlihat hal yang sama, tercatat persentase kerbau betina dewasa diatas 68 persen

sedangkan kategori anak berkisar antara 10–18 persen dan kerbau muda berkisar antara 13-16

persen dari total populasi kerbau betina di masing masing regional/pulau tersebut (tabel 5).

Page 11: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 11

Gambar 6 Persentase Populasi Kerbau di Indonesia Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011

Jantan; 31,25%

Betina; 68,75%

Anak Muda Dewasa Jumlah Anak Muda Dewasa Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Sumatera 27,07 32,10 40,83 100,00 11,49 16,59 71,92 100,00

Jawa 28,20 32,51 39,29 100,00 11,02 15,88 73,10 100,00

Bali dan Nusra 27,75 31,12 41,13 100,00 12,85 15,80 71,35 100,00

Kalimantan 27,55 26,49 45,96 100,00 12,31 15,07 72,62 100,00

Sulawesi 17,19 25,24 57,57 100,00 10,17 14,21 75,62 100,00

Maluku dan Papua 30,02 26,31 43,67 100,00 18,07 13,93 68,00 100,00

26,58 31,08 42,34 100,00 11,64 15,96 72,40 100,00

TOTAL

INDONESIA

Jantan Betina

31,25

Tabel 5. Persentase Populasi Kerbau Menurut Jenis Kelamin dan Pulau

Regional/Pulau

Berdasarkan Hasil Akhir PSPK2011 (%)

100,00

68,75

Hal yang sama juga terlihat pada kerbau jantan tercatat komposisi umur dewasa lebih

banyak jika dibandingkan dengan anak dan muda. Kerbau jantan dewasa mencapai 42,34 persen

dari total kerbau jantan sedangkan kerbau jantan anak dan muda masing masing 26,58 persen dan

31,08 persen. Sementara itu berdasarkan regional/pulau terlihat persentase tertinggi kerbau

jantan dewasa dijumpai di pulau Sulawesi 57,57 persen dari total populasi kerbau jantan di pulau

tersebut sedangkan yang paling rendah di pulau Jawa sekitar 39,29 persen (tabel 5).

Page 12: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

12 Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011

4. PERKEMBANGAN POPULASI SAPI (SAPI POTONG & SAPI PERAH) DAN KERBAU

Perkembangan populasi sapi (sapi potong dan sapi perah) di Indonesia dalam delapan tahun

terakhir menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan data hasil Sensus Pertanian tahun 2003

(ST03) populasi sapi di Indonesia tercatat 10,2 juta ekor. Jika populasi tahun 2003 ini

dibandingkan dengan hasil akhir PSPK2011 di mana populasi sapi di Indonesia mencapai 15,4 juta

ekor, maka rata-rata pertambahan per tahun populasi sapi selama 2003–2011 sekitar 655,5 ribu

ekor dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 5,33 persen per tahun (tabel 6).

Secara regional/pulau rata-rata pertumbuhan per tahun populasi sapi yang tertinggi di pulau

Sumatera sebesar 9,66 persen. Pulau Jawa yang memiliki populasi sapi terbanyak di Indonesia,

mencatat pertumbuhan hanya 3,85 persen per tahun. Angka pertumbuhan sapi di Pulau Jawa ini

terendah jika dibandingkan dengan regional/pulau lainnya di Indonesia. Namun demikian,

meskipun pertumbuhannya rendah, secara absolut penambahan populasi sapi di Pulau Jawa masih

yang terbanyak, yakni rata-rata 264,4 ribu ekor per tahun (tabel 6).

2003 1) 2011 2) (000 ekor) %

(1) (2) (3) (4) (5)

Sumatera 1 304 132 2 726 767 177,8 9,66

Jawa 5 989 657 8 104 793 264,4 3,85

Bali dan Nusra 1 427 524 2 102 105 84,3 4,96

Kalimantan 297 936 437 775 17,5 4,93

Sulawesi 981 204 1 792 059 101,4 7,82

Maluku dan Papua 176 846 258 087 10,2 4,84

INDONESIA 10 177 299 15 421 586 655,5 5,33

Keterangan :

1) Data Sensus Pertanian 2003 (ST03)

2) Data Hasil Akhir PSPK2011

Tabel 6. Perkembangan Populasi Sapi Menurut Pulau 2003 - 2011

Regional/PulauTahun

Perkembangan Rata-Rata

per Tahun

Page 13: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011 13

Gambar 7 Perbandingan Populasi Sapi di Indonesia Menurut Pulau

Tahun 2003 dan 2011

Perkembangan populasi kerbau di Indonesia selama periode 2003-2011 berdasarkan hasil

Sensus Pertanian 2003 (ST03) dan PSPK2011 menunjukkan adanya tren penurunan dengan

tingkat penurunan rata-rata 0,58 persen per tahun. Dalam jumlah absolut, penurunan populasi

kerbau ini mencapai 7,8 ribu ekor per tahunnya (lihat tabel 7).

Dirinci wilayah regional/pulau, pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mencatat populasi

kerbau mengalami penurunan masing-masing 2,61 persen, dan 1,75 persen per tahun, sedangkan

di regional/pulau lainnya masih mengalami peningkatan. Populasi kerbau di Maluku dan Papua

mencatat pertumbuhan populasi tertinggi, yakni 4,61 persen per tahun sedangkan daerah lainnya

kurang dari 2 persen.

Secara absolut pulau Sumatera mencatat rata-rata peningkatan jumlah populasi kerbau

terbesar, yakni 6,1 ribu ekor per tahun sedangkan daerah lain kurang dari seribu ekor per tahun.

Sebaliknya di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mencatat penurunan populasi kerbau cukup

banyak, yakni masing-masing 10,7 ribu, dan 4,9 ribu per tahunnya (tabel 7 dan gambar 8).

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Sumatera Jawa Bali dan

Nusra

Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua

(00

0 e

ko

r)

2003

2011

Page 14: Rilis Akhir PSPK2011 u Wartawan

14 Kementan - BPS | Rilis Hasil Akhir PSPK2011

2003 1) 2011 2) (000 ekor) %

(1) (2) (3) (4) (5)

Sumatera 464 157 512 821 6,1 1,25

Jawa 448 566 363 049 -10,7 -2,61

Bali dan Nusra 296 794 257 610 -4,9 -1,75

Kalimantan 40 446 41 534 0,1 0,33

Sulawesi 103 553 110 393 0,9 0,80

Maluku dan Papua 13 718 19 671 0,7 4,61

INDONESIA 1 367 234 1 305 078 -7,8 -0,58

Keterangan :

1) Data Sensus Pertanian 2003 (ST03)

2) Data Hasil Akhir PSPK2011

Regional/Pulau

Tabel 7. Perkembangan Populasi Kerbau Menurut Pulau 2003 - 2011

Perkembangan Rata-Rata

per TahunTahun

Gambar 8 Perbandingan Populasi Kerbau di Indonesia Menurut Pulau

Tahun 2003 dan 2011

0

100

200

300

400

500

600

Sumatera Jawa Bali dan

Nusra

Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua

(00

0 e

kor)

2003

2011