rha

Upload: firman-suryadi-rahman

Post on 10-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

contoh pembuatan RHA

TRANSCRIPT

  • Tugas Manajemen KLB dan BencanaJurnal

    RAPID HEALTH ASSESMENT BENCANA BANJIR DESA GADINGWATUKECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK FEBRUARI TAHUN 2015

    Oleh :

    EKA SYAFITRI WAHYUNI NIM : 101414553002FIRMAN SURYADI RAHMAN NIM : 101414553028

    FAKULTAS KESEHATANMASYARAKATUNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA2015

  • 1RAPID HEALTH ASSESMENT BENCANA BANJIR DESA GADINGWATUKECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK FEBRUARI TAHUN 2015

    Eka Syafitri Wahyuni 1, Firman Suryadi R1, Bambang W.K 21 Program Studi Magister Epidemiologi FKM Universitas Airlangga Surabaya

    2 Dinas kesehatan Provinsi Jawa TimurE-mail: [email protected] , [email protected]

    ABSTRAKBencana banjir merupakan salah satu bencana yang banyak terjadi di Indonesia dan hampir

    diseluruh wilayahnya. Pada tahun 2015 ini salah satu wilayah yang terkena bencana banjir adalahKabupaten Gresik, khususnya di Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti Serangkaian kegiatanyang dilakukan selama tanggap darurat untuk memperoleh informasi tentang status kesehatan dankebutuhan dari para korban bencana tersebut dikenal dengan istilah Rapid Health Assisment(RHA). Rapid Health Assisment antara lain pengumpulan informasi keadaan demografi, kematian,kesakitan, status gizi, kebutuhan utama, tenda pengungsian dan keamanan penduduk. Tujuannyaantara lain melakukan konfirmasi kejadian, menggambarkan jenis dan besarnya masalahkesehatan, menilai kemungkinana kedaruratan, menilai kemampuan dalam merespon dankebutuhan utuk penanggulangan dan menentukan prioritas tindakan yang perlu untukditanggulangi.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional yaknidengan melakukan observasi pada data sekunder maupun literatur yang berkenan dengan bencanadan Rapid Health Assesment (RHA). Data primer bersumber dari Rapid Health Assesment yangdilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik pada saat bencana banjir terjadi di DesaGadingwatu Kecamatan Menganti, pada bulan Februari 2015. Sedangkan data sekunder bersumberdari data yang terkenaan dengan keadaan demografi, peta wilayah dan sebagainya

    Banjir di desa Gading Watu Kec. Mengati , banjir yang terjadi adalah banjir ringan denganketinggian air 0,5 meter dan menggenangi desa selama 72 jam, tidak terjadi kerusakan padafasilitas kesehatan yang ada. Namun jumlah rumah yang rusak akibat terendam yang masuk dalamkategori ringan yakni berjumlah 138 unit, 64 Sumur tercemar.Penyakit yang paling banyak dialamioleng pengungsi adalah myalgia 67 kasus, ISPA 34 kasus, dan gastritis 17 kasus.Bantuan yangtelah diberikan berupa Tim Penaggulangan bencana 5 tenaga kesehatan

    Rencana tindak lanjut yang perlu dikaukan adalah melakukan bantuan makanankaporiritisasi pada SAB, penyediaan obat-obatan, aquatab, menambah 1 dokter di poskesehatanminimal di Kecamatan

    Kata Kunci : Banjir, RHA, Gading Watu

  • 2PENDAHULUANIndonesia merupakan negara yang

    memiliki kondisi geografis, geologis,hidologis dan demografis yangmemungkinkan terjadinya bencana, baikyang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia yang

    mengakibatkan timbulnya korban jiwamanusia, kerusakan lingkungan, kerugian

    harta benda dan dampak psikologis (BNPB,2012). Umumnya, bencana alam yang terjadidi Indonesia, disebabkan oleh letak secarageografis yakni berada di daerahkhatulistiwa, sehingga terletak di antaraBenua Asia dan Australia serta di antaraSamudera Pasifik dan Hindia, dan beradapada pertemuan tiga lempeng tektonik utamadunia (PERMENDAGRI, 2006). Adapunjenis bencana yang terjadi di Indonesiadiantaranya yaitu tanah longsor, banjir,puting beliung, letusan gunung api,kebakaran hutan dan lahan, konflik sosial,kegagalan teknologi serta tsunami. Dari

    berbagai macam jenis bencana tersebut yangsering terjadi di Indonesia adalah bencanabanjir. Banjir adalah peristiwa atau keadaandimana terendamnya suatu daerah ataudaratan karena volume air yang meningkat(BNPB, 2012).

    Bencana banjir yang terjadi, baikyang berupa genangan maupun banjir

    bandang memiliki sifat merusak. Sebab,adanya aliran arus yang tidak terlalu dalamtetapi cepat dan bergolak dapatmenghanyutkan binatang maupun manusia.Aliran air dari banjir kemudian akanmembawa material tanah yang halus danbahkan mampu menyeret material berupabebatuan yang lebih berat dan berakibatsemakin tingginya daya rusak yang mungkinterjadi. Selain itu, banjir tersebut juga mampumerusakkan fondasi bangunan yangdilewatinya termasuk fondasi jembatan.Akibatnya, akan terjadi kerusakan yangparah pada bangunan tersebut, bahkan dapatmerobohkan serta menghanyutkannya.Ketika banjir telah surut, berbagai materialyang ikut terhanyut oleh banjir akandiendapkan ditempat terjadinya banjir yangkemudian akan berdampak pada kerusakantanaman, perumahan dan memungkinkantimbulnya wabah penyakit(PERMENDAGRI, 2006).

    Berdasarkan Undang-Undang No. 24Tahun 2007 tentang penanggulangan

    bencana, dikatakan bahwa pemerintah danpemerintah daerah bertanggung jawab dalampenyelenggaraan penanggulangan bencana,mulai dari tahap pra bencana, saat bencanasampai dengan pasca bencana(PERMENDAGRI, 2006). Ketika terjadibencana, hendaknya masyarakat yang

  • 3terkena bencana berhak untuk mendapatkanpelayanan dan perlindungan berdasarkanstandar pelayanan minimum mulai daripencarian, penyelamatan, evakuasi,

    pertolongan darurat, pemenuhan kebutuhandasar korban bencana meliputi pangan,sandang, air bersih dan sanitasi, pelayanankesehatan, penampungan/ hunian sementara.

    Sehingga diperlukan adanya kegiatanpengkajian/ penilaian cepat terhadap korbanmeninggal dunia, luka-luka, pengungsi,kerusakan perumahan/ kantor/ sarana ibadah/sarana pendidikan, sarana dan prasarana vitallainnya (BNPB, 2008). Serangkaian kegiatanyang dilakukan selama tanggap darurat untukmemperoleh informasi tentang status

    kesehatan dan kebutuhan dari para korbanbencana tersebut dikenal dengan istilahRapid Health Assisment (RHA). Adapuninformasi yang biasa dikumpulkan pada saatpelaksanaan kegiatan Rapid HealthAssisment tersebut berupa pengumpulaninformasi keadaan demografi, kematian,kesakitan, status gizi, kebutuhan utama,tenda pengungsian dan keamanan penduduk(Nicola S. Scott, 2012).

    Sepanjang tahun 2014 tercatat ada1567 kejadian bencana, dengan jumlahkejadian bencana banjir yaitu 460 kejadian.Tercatat pula bahwa jumlah korbanmeninggal dan hilang yakni sebanyak 508

    jiwa, korban menderita dan mengungsi yaknisebanyak 2.680.133 jiwa, serta jumlahkerusakan pemukiman yakni 51.577 unit.Sedangkan pada tahun 2015 terhitung hinggabulan April 2015, terdapat 759 kejadian,dengan jumlah bencana banjir yang tercatatpada bulan Februari dan April yaitu 73kejadian. Hingga bulan April 2015 tercatatjumlah korban meninggal dan hilang yaknisebanyak 96 jiwa, korban menderita danmengungsi yakni sebanyak 544.581 jiwa,serta jumlah kerusakan pemukiman yakni7.672 unit (BNPB, 2014,2015). Bencanabanjir merupakan salah satu bencana yangbanyak terjadi di Indonesia dan hampirdiseluruh wilayahnya. Salah satu provinsiyang sering terjadi bencana banjir adalahProvinsi Jawa Timur. Pada tahun 2015 inisalah satu wilayah yang terkena bencanabanjir adalah Kabupaten Gresik, khususnyadi Desa Gadingwatu, Kecamatan Menganti(Dinkes, 2015).

    Banjir yang terjadi di Provinsi JawaTimur merupakan akibat dari meluapnya KaliLamong, dan merupakan bencana rutin yangterjadi disebagian wilayah Kabupaten Gresikdan Kota Surabaya. Berdasarkan data dariBNPB diketahui bahwa bencana banjir yangdisebabkan oleh meluapnya Kali Lamongmenyebabkan sebagian Kabupaten Gresikterendam banjir, diantaranya; Kecamatan

  • 4Menganti, Cerme, Benjeng danBalongpanggang. Menurut laporan

    surveilans Kabupaten Gresik pada Februari2015, banjir yang terjadi di Kabupaten GresikKecamatan Menganti Desa Gadingwatumengakibatkan 138 rumah rusak, 64 sumurtercemar, transportasi terputus, serta 3 orangwarganya meninggal dunia, dan 3 dirujuk kepelayanan kesehatan terdekat.

    Berdasarkan pemaparan tersebut,maka penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan Rapid Health Assesmentyang dilakukan oleh pihak Dinas KesehatanKabupaten Gresik ketika terjadi bencanabanjir di Desa Gadingwatu KecamatanMenganti pada bulan Februari2015.Tujuannya antara lain melakukankonfirmasi kejadian, menggambarkan jenisdan besarnya masalah kesehatan, menilaikemungkinana kedaruratan, menilaikemampuan dalam merespon dan kebutuhanutuk penanggulangan dan menentukanprioritas tindakan yang perlu untukditanggulangi.

    METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian

    deskriptif dengan pendekatan observasionalyakni dengan melakukan observasi pada datasekunder maupun literatur yang berkenandengan bencana dan Rapid Health Assesment

    (RHA). Data primer bersumber dari RapidHealth Assesment yang dilakukan oleh pihakDinas Kesehatan Kabupaten Gresik pada saatbencana banjir terjadi di Desa GadingwatuKecamatan Menganti, pada bulan Februari2015. Sedangkan data sekunder bersumberdari data yang terkenaan dengan keadaandemografi, peta wilayah dan sebagainya.Selanjutnya data yang diperoleh dianalisasecara deskriptif dalam bentuk tabel, grafikdan narasi dengan menggambarkan apaadanya perihal objek yang dianalisa.

    HASILA. Lokasi Kejadian Banjir

    Lokasi Banjir Terjadi Di Desa GadingWatu, Kecamatan Menganti, KabupatenGresik. Luas Desa Gading Watu adalag319,5 Ha, terdiri dari 7 Dusun, 24 RT dan 7RW. Jarak Desa Gading wati ke KecamatanMenganti : 6 KM, Kabupaten Gresik : 19KM, Pusat Propinsi Jawa Timur : 23 KM, IbuKota Negara : 850 KM. Batas desa SebelahUtara : Desa Putat Lor dan Boteng, SebelahTimur : Desa Domas, Sebelah Selatan : DesaPranti, Sebelah Barat : Desa Beton

  • 5Gambar 1 Peta Wilayah Gresik danKecamatan menganti

    B. Gambaran Hasil Rapid HealthAssesment di Desa GadingwatuKecamatan Menganti Kabupaten

    GresikBerdasarkan laporan surveilans

    kejadian luar biasa/ bencana alam diDinas Kesehatan Kabupaten Gresikperiode Februari 2015, dilaporkanterjadinya bencana di KecamatanMenganti terkhusus Desa Gadingwatu.Jenis bencana yang terjadi adalahbencana banjir. Banjir tersebut terjadiakibat meluapnya Kali Lamong danmenggenangi wilayah Kecamatan

    Menganti, salah satunya yakni Desa

    Gadingwatu. Adapun klasifikasi bencana

    yakni bencana banjir ringan denganketinggian air 0,5 meter dan tergenangselama 72 jam.

    Jumlah penduduk yang terdapat diDesa Gadingwatu dan merupakan korbanbencana banjir yakni sebanyak 4.984jiwa, dengan rincian sebagai berikut :

    Tabel 1. Jumlah Penduduk di DesaGadingwatu Kecamatan Menganti

    Tahun 2015

    Diketahui bahwa bencana banjir inimemiliki korban jiwa 3 orang yangdisebabkan oleh ikut terseret arus sungaiyang deras. Mulanya ketiga korbanmeninggal tersebut beserta 14 rekanlainnya hendak bertolak ke rumahnyamasing-masing usai memancing ikan.

    Mereka pun melintasi jembatan yang adadi wilayah tersebut meskipun dengankondisi arus sungai yang cukup deras.Akibatnya, beberapa orang kemudianterbawa arus, namun berhasilmenyelamatkan diri. Sedangkan ketiga

    Kategori Jumlah Penduduk/Korban (Jiwa)

    Prosentase

    %

    01 Tahun 122 2,25

    15 Tahun 441 8,85

    > 5 Tahun 4412 88,6

    Bumil 9 0,3

    Meninggal 3

    Dirujuk 3

  • 6orang yang menjadi korban banjirtersebut tidak sempat menyelamatkan diridan terbawa oleh arus sungai yang cukupderas tersebut hingga kemudianmeninggal dunia.

    Selain jumlah korban, diketahui pulabahwa pada saat terjadinya bencanabanjir di Desa Gadingwatu KecamatanMenganti, tidak tersedianya tempatpenampungan khusus bagi parapengungsi. Sehingga dengan sendirinyapara korban terpaksa mengungsi di rumahsaudaranya.

    C. Identifikasi Dampak Bencana BanjirPada saat bencana banjir terjadi di

    Desa Gadingwatu Kecamatan Menganti,selain penduduk yang menjadi korban,hal lain yang juga terkena dampaknyaadalah kerusakan infrastruktur. Besarnyakerusakan infastruktur yang berupakondisi rumah, sumber air bersih, kondisijalur transportasi, komuniasi danpenerangan juga perlu diketahui gunamemperhitungkan besarnya kerugian dandampak yang ditimbulkan oleh bencanabanjir tersebut sehingga pemerintah dapatmembuat perencanaan danmengantisipasi kemungkinan terjadinyabencana banjir tersebut dikemudian hari.

    Maka, dalam identifikasi dampakbencana banjir yang terjadi di Desa

    Gadingwatu untuk periode waktuFebruari 2015 diketahui bahwa tidakterjadi kerusakan pada fasilitas kesehatanyang ada. Namun jumlah rumah yangrusak akibat terendam yang masuk dalamkategori ringan yakni berjumlah 138 unit.Sedangkan untuk sumber air bersih, dari810 sumur yang terdapat di desa tersebut,64 diantaranya menjadi tercemar karenabanjir. Pada saat terjadi banjir, jalurtransportasi di Desa Gadingwatuterputus, namun untuk jalur komunikasidan penerangan masih dalam kondisibaik.

    D. Potensi KLBTujuan dari pelaksanaan surveilans

    bencana banjir yakni untuk mengetahuikemungkinan penyakit yang akan timbulmenjadi KLB. Seperti yang diketahuibahwa banyak penyakit menular yangmungkin timbul menjadi KLB pada saatbanjir terjadi diantaranya ; diare, typhoid,DBD, campak, keracunan makanan,

    leptospirosi, ISPA dan sebagainya. Makaperlu diketahui sebaran penyakit yangterjadi diantara penduduk yang menjadikorban. Berikut merupakan gambarandistribusi penyakit yang terjadi di DesaGadingwatu Kecamatan Menganti padasaat terjadi bencana banjir :

  • 7Grafik 1. Distribusi Penyakit Di DesaGadingwatu Kecamatan Menganti

    Tahun 2015

    E. Upaya yang telah dilakukanAdapun upaya penanggulangan yang

    telah dilakukan oleh pemerintah daerahyakni dengan memberikan bantuan timpenanggulangan bencana. Selain itu,pihak instansi kesehatan setempat jugatelah turut membantu dalam upayapenanggulangan bencana banjir tersebutdengan membentuk sebuah poskes (poskesehatan) yang beranggotakan 5 tenagakesehatan yang terdiri dari Bidan,Perawat dan sanitarian. Selain itudilakukan pula rencana tindak lanjutberupa upaya pengobatan bagi parakorban bencana, pemantauan penyakitpasca banjir serta pendataan para korban

    dan juga kegiatan Rapid HealthAssessment. Sehingga dari serangkaiankegiatan tersebut dapat diperolehinformasi bahwa jenis bantuan yangdibutuhkan segera pada saat bencanabanjir tersebut terjadi yakni berupabantuan obat-obatan, bahan makanan danair bersih.

    F. Kesiapan LogistikPada saat terjadinya suatu bencana,

    maka salah satu hal yang perlu terpenuhi

    adalah kesiapan logistik yang baik.Sehingga perlu diketahui perihalkesiapan logistik yang terdapat padasuatu lokasi bencana. Dari hasilpendataan yang dilakukan diketahuibahwa persediaan obat-obatan di DesaGadingwatu kurang mencukupi, selain itutidak adanya persediaan PAC danAQUATAB. Sedangkan untukpersediaan kaporit dan logistik P2Mdinyatakan cukup. Hal ini dapat dilihatpada penjabaran dalam tabel berikut :

    3 34 015

    6317

    87

    DISTRIBUSI PENYAKIT PADA SAATBENCANA BANJIR DI DESA

    GADINGWATU KEC. MENGANTITAHUN 2015

    DIARE

    ISPA

    DBD

  • 8Tabel 2. Kesiapan Logistik di DesaGadingwatu Kecamatan Menganti

    Tahun 2015

    KesiapanLogistik

    Keterangan

    Persediaan Obat-obatan

    Kurang

    PersediaanKaporit

    Cukup

    Persediaan PAC Tidak Ada

    PersediaanAQUATAB

    Tidak Ada

    PersediaanLogistik P2M

    Cukup

    G. Bantuan Segera yang diperlukanBerdasarkan hasil deskripsi

    kejadian diatas dapat diatarik kesimpulanbahwa bantuan yang segera diperlukanadalah logistic makanan, susu bagi ibuhamil, obat-obatan, PAC jika diperlukanuntuk pengolahan air secara cepat,

    aquatab guna mendisinfeski sumur yangtercemar. Kaporit dan logistic P2M sudahmencukupi sehingga tidak diperlukantambahan.

    F. Rencana Tindak Lanjut.Rencana tindak lanjut yang perlu

    dikaukan adalah melakukan kaporiritisasipada SAB, penyediaan obat-obatan, aquatab,menambah 1 dokter minimal di wilayah

    kecamatan menganti, melakukan

    pengamatan, sampai masa tanggap berakhir.Selain itu perlu menjamin ketersdiaanmakanan bagi korban dan juga memperhatiankebutuhan kelompok risti yakni balita danibu hamil.,

    PEMBAHASANBanjir yang terjadi di Desa Gading

    Watu merupakan akibat dari meluapnya KaliLamong, dan merupakan bencana rutin yangterjadi disebagian wilayah Kabupaten Gresikdan Kota Surabaya. Dikarenakan banjir inirutin terjadi maka hendaknya PemkabKabupaten Gresik bekerjasama denganPemkot Surabaya untuk melakukan upayapengendalian dan pencegahan banjir di masadatang. Menurut Istiarto (2012) beberapa halyang dapat dilakukan untuk menganggulangibanjir diantaranya dengan membuat tanggul,kanal banjir, system drainase dengan pompa,pengaturan dan normalisasi arus sungai.Berbagai kegiatan tersebut perlu untuk dikajiulang, sehingga perlu dianalisis metode yangcocok diterapkan di Gresik. Menurut Istiartometode tersebut dapat menguragi dampakdan risiko terjadinya banjir.

    Kelompok Balita dan Ibu Hamil turutmenjadi korban dalam banjir di Desa Gading

  • 9Watu. Berdasarkan data diatas kelompokBalita yang menjadi korban adalah 11,1%atau 553 anak dan ibu hamil sebanyak 0,3%atau 9 orang. Balita dan Ibu Hamil inimenjadi kelompok risti atau kelompokrentan. Berdasarkan UU No 24 Tahun 2007tentang Penggulangan Bencana kelompok

    rentan ini perlu untuk mendapatkanperlindungan berupat prioritas perlindungan,evakuasi, pengaman, pelayanan kesehatan

    dan psikososial.Saran air bersih warga desa Gading

    watu berupa sumur ada yang tercemar. 64Sumur dintara 810 sumur yang ada tercemaroleh banjir. Meurut PPPL Depkes (2014)tercemarnya sumur oleh air sungai ini dapatdiatasi dengan melakukan penjernihan airdan disinfeksi. Penjernihan air dapatmenggunakan tawas ( Alumunium sulfat) danPAC. Sedangkan disinfeksi dapatmenggunakan kaporit.

    Berdasarakan jumlah penyakit yangkemungkinan dapat meyebabkan KLB diatasyang paling mungkin untuk meyebabkanKLB adalah ISPA,dan Dermatitis. Selain ituMialgia dan gastritis juga perlu untukdiperhatikan untuk menajdi salah satu dasarpenyebab keracunan makanan. MenurutDepkes R1 (2010), dalam buku upayapengendalian penyakit dan penyehatan

    lingkungan dalam penaggulangan bencan,disebutkan bahwa KLB dalam keadaanbencana dapat disebabkan oleh adanyakuman pathogen, perpindahan penduduk kepenampungan,pencemaran

    lingkungan,terganggunya sarana pelayanan

    kesehatan dasar, tidak berfungsinya saranaumum,dan terjadi karena kekuranganmakanan. Sehingga dengan demikiankegiatan Rencana melakukan kaporiritisasi

    pada SAB, penyediaan obat-obatan, aquatab,menambah 1 dokter minimal di wilayahkecamatan menganti, melakukan

    pengamatan, sampai masa tanggap berakhir.Selain itu perlu menjamin ketersdiaanmakanan bagi korban dan juga memperhatiankebutuhan kelompok risti yakni balita danibu hamil sudah memenuhi berbagaipersaratan UU diatas.

    Kekurangan losistik seperti logistic

    makanan, susu bagi ibu hamil, obat-obatan,PAC, aquatab perlu untuk dipenuhi karenaberdasarkan UU No 24 Tahun 2007 tentangPenggulangan Bencana, logistic makanan

    dan sarana air bersih yang memenuhi adalahkebutuhan dasar yang wajib untuk dipenuhi.Kaporit dan logistic P2M sudah mencukupisehingga tidak diperlukan tambahan.

    Dalam penyusunan bantuan yangdiperlukan dan rencana tindak lanjut

  • 10

    hendaknya perlu memperhatikanPenaggulangan bencana peraturan PekaBNPB tahun 2010 dimana beberapa hal yangperlu untuk dilakukan segera adalahpertolongan darurat akibat bencana, evakuasikorban, penyediaan air bersih, penyediansandang dan pangan, penyedian sementarahunian korban. Hal inu juga seseuai denganUU No 24 tahun 2007 tetang penaggulanganbencana dimana disebutkan bahwakebutuhan dasar yang harus dipenuhi adalahkebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan,sandang, pelayanan kesehatan, pelayananpsikososial, penampungan dan tempathunian.

    SIMPULAN1. Telah terjadi Banjir di desa Gading

    Watu Kec. Mengati , banjir yangterjadi adalah banjir ringan denganketinggian air 0,5 meter danmenggenangi desa selama 72 jam,tidak terjadi kerusakan pada fasilitaskesehatan yang ada. Namun jumlahrumah yang rusak akibat terendamyang masuk dalam kategori ringanyakni berjumlah 138 unit, 64 Sumurtercemar.

    2. Penyakit yang paling banyak dialamioleng pengungsi adalah myalgia 67

    kasus, ISPA 34 kasus, dan gastritis 17kasus.

    3. Bantuan yang telah diberikan berupaTim Penaggulangan bencana 5 tenagakesehatan

    4. Rencana tindak lanjut yang perludikaukan adalah melakukan bantuanmakanan kaporiritisasi pada SAB,penyediaan obat-obatan, aquatab,menambah 1 dokter di poskesehatanminimal di Kecamatan

    SARAN1. Untuk menghindari Banjir tahunan

    maka perlu dilakukan upayapenaggulangan dan pencehaganbanjir di desa gading watu dan Kec.Menganti

    2. Perlu adanya system kewaspadaandini di masyarakat untuk menghindariadanya korban meninggal ataupunmengurangi risiko kerusakan harta

    benda3. Logistic makanan dan obat-obatan

    harus tetap disediakan dengan baik4. Perlunya tetap megamati penyakit

    pada korban banjir untukmenghindari KLB ISPA , dermatitis

  • 11

    DAFTAR PUSTAKABNPB. 2014,2015. Info Bencana BulananBNPB. Jakarta : Badan NasionalPenanggulangan Bencana, 2014,2015.

    BNPB. 2012. Peraturan Kepala BadanNasional Penanggulangan Bencana Nomor07 Tahun 2012 tentang PedomanPengelolaan Data dan Informasi BencanaIndonesia. Jakarta : Badan NasionalPenanggulangan Bencana, 2012.

    BNPB. 2008. Peraturan Kepala BadanNasional Penanggulangan Bencana Nomor9 Tahun 2008 tentang Prosedur Tetap TimReaksi Cepat Badan NasionalPenanggulangan Bencana. Jakarta : BadanNasional Penanggulangan Bencana, 2008.

    Dinkes. 2015. Laporan Surveilans KejadianLuar Biasa. Kabupaten Gresik, Surabaya :Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, 2015.

    Istiarto.2011.pengendalian banjir.http://istiarto.staff.ugm.ac.id/files/2011/01/Pengendalian-Banjir-Sungai.pdfKemenkes.2010. Petunjuk teknis Upayapenegndalian penyakit dan penyehatanlingkungan dalam penaggulangan bencana.

    Nicola S. Scott, Michelle A. Cretikos,Matthew Cleary. 2012. Rapid HealthAssessments. Australia : NSW Public HealthBulletin, 2012. Vols. 23 (7-8).10.1071/NB12088.

    PERMENDAGRI. 2006. Pedoman UmumMitigasi Bencana. Jakarta : Menteri Dalam

    Negeri, 2006.

    UU No 24 tahun 2007. Penggulanganbencana.

    cover tugas KLB.pdf (p.1)JURNAL RHA GADINGWATU 2015 Vesi jurnal.pdf (p.2-12)