revolusi kabinet.docx

5
Revolusi Kabinet Moch. Haris Romdoni Setelah pelantikan terlaksana secara lancar (22/10/2014). Sebelum merealisasikan rencana programnya sendiri terkait revolusi mental. Nampaknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengawali program perdananya dengan direalisasikannya revolusi kabinet. Meskipun Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif mengenai penetapan kabinet yang akan menjadi beberapa menteri untuk lima tahun kedepan. Namun, setelah selesai dari pelantikan pun Presiden Jokowi masih belum mengumumkan hasil akhir untuk persoalan kabinet, menurutnya "Presiden taat sepenuhnya pada undang-undang, sehingga masih memerlukan pertimbangan dari DPR," Rabu (22/10) Deputi Tim Transisi Hasto Kritianto mengatakan Presiden Jokowi batal mengumumkan kabinetnya karena masih menunggu pertimbangan dari DPR, terkait surat nomenklatur kementerian yang dikirimkan. Ia menjelaskan, pertimbangan yang ditunggu oleh Presiden Jokowi adalah terkair rencana penggabungan dan pemisahan kementerian negara. "Semuanya harus sesuai dengan komitmen bentuk untuk membangun pemerintahan bersih dimulai seluruh kabinet yang efektif bebas persoalan berkaitan korupsi," katanya. Hasto menambahkan, meski pengumuman kabinet ditunda namun hal itu tidak menjadi masalah. Sebab sesuai aturan Presiden diberikan waktu 14 hari untuk menyusun kabinet dan Jokowi akan memanfaatkan dengan tidak sembarangan memilih menteri. Terkait pengiriman surat perubahan nomenklatur kabinet yang dilakukan oleh Pak Jokowi --sehari setelah pelantikan-- merupakan langkah yang baik untuk mengawali kedekatan antara DPR dengan Presiden Jokowi itu sendiri. Bertepatan hari minggu (26/10/2014) ketua DPR RI Setya Novanto menemui langsung Presiden Jokowi untuk menyampaikan jawaban atas surat Presiden yang meminta pertimbangan mengenai rencana perubahan nomenklatur (penamaan) sejumlah kementerian. Nomenklatur

Upload: eli-nurlaeli

Post on 20-Sep-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Revolusi KabinetMoch. Haris Romdoni

Setelah pelantikan terlaksana secara lancar (22/10/2014). Sebelum merealisasikan rencana programnya sendiri terkait revolusi mental. Nampaknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengawali program perdananya dengan direalisasikannya revolusi kabinet. Meskipun Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif mengenai penetapan kabinet yang akan menjadi beberapa menteri untuk lima tahun kedepan. Namun, setelah selesai dari pelantikan pun Presiden Jokowi masih belum mengumumkan hasil akhir untuk persoalan kabinet, menurutnya "Presiden taat sepenuhnya pada undang-undang, sehingga masih memerlukan pertimbangan dari DPR," Rabu (22/10) Deputi Tim Transisi Hasto Kritianto mengatakan Presiden Jokowi batal mengumumkan kabinetnya karena masih menunggu pertimbangan dari DPR, terkait surat nomenklatur kementerian yang dikirimkan.Ia menjelaskan, pertimbangan yang ditunggu oleh Presiden Jokowi adalah terkair rencana penggabungan dan pemisahan kementerian negara."Semuanya harus sesuai dengan komitmen bentuk untuk membangun pemerintahan bersih dimulai seluruh kabinet yang efektif bebas persoalan berkaitan korupsi," katanya.Hasto menambahkan, meski pengumuman kabinet ditunda namun hal itu tidak menjadi masalah. Sebab sesuai aturan Presiden diberikan waktu 14 hari untuk menyusun kabinet dan Jokowi akan memanfaatkan dengan tidak sembarangan memilih menteri.Terkait pengiriman surat perubahan nomenklatur kabinet yang dilakukan oleh Pak Jokowi --sehari setelah pelantikan-- merupakan langkah yang baik untuk mengawali kedekatan antara DPR dengan Presiden Jokowi itu sendiri. Bertepatan hari minggu (26/10/2014) ketua DPR RI Setya Novanto menemui langsung Presiden Jokowi untuk menyampaikan jawaban atas surat Presiden yang meminta pertimbangan mengenai rencana perubahan nomenklatur (penamaan) sejumlah kementerian. Nomenklatur kementerian yang berubah itu adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat digabung menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diubah hanya menjadi Kementerian Pariwisata; Kementerian Pendidikan dan Kementerian Riset dan Teknologi menjadi Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah; serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Selanjutnya Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup digabungkan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Kementerian Pemberdayaan Daerah Tertinggal berubah nama menjadi Kementerian Ketenagakerjaan, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat berubah nama menjadi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.Menurut ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan "Kami menghargai dan apresiasi kepada presiden karena jelas ini hak prerogatif presiden sesuai Undang-undang nomor 17 ayat 4 tahun 1945 bahwa presiden bisa melakukan penyusunan dan penggabungan yang berkaitan dengan kementerian negara. Namun, tentunya harus sesuai dengan undang-undang nomor 39 tahun 2008,"Setya Novanto mengatakan, perubahan nomenklatur kementerian itu membawa konsekuensi terhadap masalah anggaran, sosial, dan politik. Untuk itu, DPR-RI meminta Presiden Jokowi memperhatikan yang berkaitan dan yang berimplikasi terhadap masalah anggaran, masalah sosial, dan masalah politik.Pimpinan DPR, meminta agar Presiden Jokowi memperhatikan berbagai aspek dalam menjalankan perubahan tersebut, termasuk soal anggaran, kata Novanto.Ia meyakinkan, DPR bertekad segera menyelesaikan segala persoalan yang berkaitan dengan perubahan format kabinet ini. Dengan demikian, pemerintahan bisa berjalan baik.Setya Novanto mengemukakan, DPR juga segera menyesuaikan mitra kerja komisi dengan perubahan nomenklatur. Tentu kami akan sesegera mungkin, kami dari DPR akan menyesuaikan di dalam komisi-komisi, pungkasnya.

Struktur Pengurus Indonesia Lima Tahun KedepanPresiden RI : Joko WidodoWakil Presiden RI : M Jusuf Kalla

1. Menteri Sekretaris Negara : Praktino2. Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago3. Menko Bidang Kemaritiman : Indroyono Soesilo4. Menteri Perhubungan : Ignasius Jonan5. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti 6. Menteri Pariwisata : Arief Yahya7. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral: Sudirman Said8. Menko Bidang Polhukam : Tedjo Edy Purdijatno9. Menteri Dalam Negeri : Tjahjo Kumolo10. Menteri Luar Negeri : Retno Lestari Priansari Marsudi11. Menteri Pertahanan : Ryamizard Ryacudu12. Menteri Hukum dan HAM : Yasonna H Laoly13. Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara14. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi15. Menko Bidang Perekonomian: Sofjan Djalil16. Menteri Keuangan : Bambang Brodjonegoro17. Menteri BUMN : Rini M Soemarno18. Menteri Koperasi dan UMKM: Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga 19. Menteri Perindustrian : M Saleh Husin 20. Menteri Perdagangan : Rachmat Gobel 21. Menteri Pertanian : Amran Sulaiman22. Menteri Ketenagakerjaan : Hanif Dhakiri 23. Menteri PU dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadi Muljono 24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya 25. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN: Ferry Mursyidan Baldan 26. Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani 27. Menteri Agama : Lukman Hakim Saifuddin28. Menteri Kesehatan : Nila F Moeloek29. Menteri Sosial : Khofifah Indar Parawansa30. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yambise31. Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan32. Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi : M Nasir33. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi34. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Ja'far

Narasumber: http://news.detik.com/read/2014/10/26/174034/2729927/10/ini-susunan-lengkap-kabinet-kerja-jokowi-jk?9922022

http://news.metrotvnews.com/read/2014/10/26/310377/setya-apresiasi-langkah-jokowi-kabarkan-nomenklatur-kabinet-ke-dpr

http://setkab.go.id/terkait-perubahan-nomenklatur-kementerian-pimpinan-dpr-hargai-niat-baik-presiden/ttp://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/22/nduopb-jokowi-tunda-umumkan-kabin http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/22/nduopb-jokowi-tunda-umumkan-kabinet-karena-menunggu-dpret-karena-menunggu-dpr