revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

22
MAKALAH REVITALISASI DAN REAKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Oleh SELVYA NANDA DWI KARTIKO (120210301030) NOVIA SENJA KURNIA (120210301037) KHOIRUL HAKIMAH ANNISA (120210301038) SELA RACHMAWATI (120210301058) AYU ROSA WIDYASTUTI (120210301098) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI 1

Upload: novia-senja

Post on 28-May-2015

1.143 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

MAKALAH

REVITALISASI DAN REAKTUALISASI NILAI-NILAI

PANCASILA

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Oleh

SELVYA NANDA DWI KARTIKO (120210301030)

NOVIA SENJA KURNIA (120210301037)

KHOIRUL HAKIMAH ANNISA (120210301038)

SELA RACHMAWATI (120210301058)

AYU ROSA WIDYASTUTI (120210301098)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER2013

1

Page 2: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat

limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Guna memenuhi

tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada dosen pembimbing

yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Tak lupa kami ucapkan terimaksih kepada teman-teman yang telah membantu

membuat makalah ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Kami selaku penulis sudah berusaha sebaik-baiknya untuk

menyelesaikan makalah ini, tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan

hanya milik-Nya. Tiada suatu usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai

dari usaha yang kecil. Sebagai penanggung jawab atas makalah ini, kami

mengharapkan kritik dan saran, serta masukan untuk perbaikan serta

penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga hasil makalah ini memberikan

manfaat dan dapat dijadikan sebagai wacana untuk memperluas pengetahuan.

Jember, 07 Mei 2013

Penulis

2

Page 3: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat

Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta

membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik,

dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Bagi bangsa Indonesia, secara faktual pancasila sebagai ideologi telah

berurat berakar sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),

meskipun konstitusi yang pernah dilakukan dinegara kita beberapa kali 

berganti dari UUD 1945, konstitusi RIS 1949, UUD sementara 1950 hingga

kembali ke UUD 1945, namun pancasila masih tetap sebagai ideologi negara.

Disamping fakta tersebut terdapat beberapa fakta lain yaitu berupa

pelaksanaan yang tidak konsekuensi terhadap pancasila, baik oleh

penyelenggara negara maupun masyarakat Indonesia pada umumnya.

Oleh karena itu apapun dinamika yang berkembang dalam tiap fase

kehidupan bangsa, pancasila haruslah tetap terjaga kekokohannya sebagai

ideologi negara. Pancasila merupakan ideologi yang nyata dan reformatif,

aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan

perkembangan dan bukanlah ideologi yang bersifat pragmatis, yang hanya

menekan segi praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme. Nilai-nilai dasar

yang terkandung dalam pencasila bersifat universal dan tetap, dan penjabaran

serta realisasinya dieksplisitkan secara dinamis dalam suatu sistem norma

kenegaraan. Dengan begitu, tidak perlu mencoba mencari alternatif atau

terpengaruh oleh ideologi lain, namun dapat melakukan revitalisasi pancasila

dan pengaktualisasiannya dapat dilakukan secara sungguh-sungguh dalam

rangka tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) .

3

Page 4: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan definisi nilai ?

2. Bagaimana ciri dan sifat nilai ?

3. Bagaimana pengklasifikasian nilai ?

4. Apa yang dimaksud dengan definisi Revitalisasi dan Reaktualisasi ?

5. Bagaimana komitmen revitalisasi sebagai kebutuhan bangsa?

1.3 TUJUAN

1 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami definisi nilai.

2 Agar mahasiswa mengetahui ciri dan sifat nilai.

3 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pengklasifikasian nilai.

4 Agar mahasiswa mengetahui definisi Revitalisasi dan Reaktualisasi.

5 Agar mahasiswa mengetahui komitmen revitalisasi sebagai kebutuhan

bangsa.

4

Page 5: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DEFINISI NILAI

Nilai adalah sesuatu yang berharga,bermutu,menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi manusia. Nilai atau value (bahasa Inggris) dalam filsafat dikenal

sebagai kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan

(goodnees). Nilai pada hakikatnya sesuatu yang memiliki makna inhern pada

objek tertentu, sehingga manusia mampu menangkap hal tersebut menjadi

berharga, menarik, berkualitas, serta berguna dalam kehidupannya. Dalam

konteks pancasila, arti dasar nilai di atas hakikatnya telah sejalan dengan

penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusannya terdapat dalam

pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang menyatakan pancasila sebagai

nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.

Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun

pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu,

sifatnya belum operasional. Artinya belum dapat dijabarkan secara langsung.

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam UUD 1945 itu memerlukan

penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu kemudian dinamakan nilai

instrumental.

2.2CIRI-CIRI DAN SIFAT NILAI

Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah :

Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.

Nilai yang bersifat abstrak itu tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati

hanyalah objek yang bernilai. Misalnya orang yang memiliki kejujuran.

Yang dapat kita indera adalah kejujuran itu.

Nilai memiliki sifat normatif , artinya nilai mengandung harapan,cita-

cita,dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).

Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam

5

Page 6: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

bertindak. Misalnya,nilai keadilan. Semua orang berharap dan

mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adlah

pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang

diyakininnya. Misalnya,nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan

semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

2.3 KLASIFIKASI NILAI

Dalam perspektif filsafat, nilai dapat dibedakan dalam tiga, yakni:

1. Nilai logika adalah nilai benar salah. Misalnya jika seorang mahasiswa

dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia

keliru maka dosen mengatakan salah secara logika.

2. Nilai estetika adalah nilai indah dan tidak indah. Dapat diilustrasikan pada

seseorang yang melihat sebuah lukisan yang indah, tetapi bagi orang lain

mungkin tidak indah. Orang yang menilai lukisan itu indah, tidak bisa

memaksakan orang lain menilai bahwa lukisan itu indah. Jadi nilai

estetika bersifat subjektif.

3. Nilai moral/etika adalah nilai baik buruk. Nilai yang menangani kelakuan

baik atau buruk dari manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai,

tetapi tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral lebih terkait dengan

kehidupan manusia sehari-hari.

Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya tiga macam nilai,yaitu

:

1. Nilai Material (segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani

manusia atau kebutuhan ragawi manusia).

2. Nilai Vital (segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan atau aktivitas).

3. Nilai kerohanian (segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia). Nilai

kerohanian meliputi :

Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio,budi,cipta)

manusia.

6

Page 7: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur

perasaan (emotion) manusia

Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur

kehendak (karsa,Wil) manusia.

2.4 DEFINISI REAKTUALISASI DAN REVITALISASI

Revitalisasi adalah upaya mengembalikan kepada asal nilai pentingnya

segala sesuatu. Sedangkan nilai-nilai pancasila adalah segala bentuk norma,

aturan serta nilai yang diserap dari berbagai adat-istiadat dan budaya yang

berakar dari kemajemukan seluruh komponen bangsa Indonesia. Artinya nilai-

nilai pancasila merupakan intisari dari pola pikir (mind-sett), pola sikap dan

pola tindakan dari setiap individu bangsa Indonesia yang identik dengan

keberbedaan suku, agama, ras, antar golongan (SARA), wilayah, bahasa dan

adat istiadat.

Jadi revitalisasi nilai-nilai Pancasila adalah usaha bersama seluruh

komponen bangsa Indonesia untuk mengembalikan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila sebagai konsensus sekaligus identitas nasional

yang selama ini mengalami berbagai penyimpangan. Dalam arti singkat

revitalisasi artinya adalah bahwa nilai-nilai yang telah “ menyejarah” dalam

kehidupan bangsa Indonesia terdahulu dimunculkan kembali dalam sejarah

kehidupan baru bangsa Indonesia pasca reformasi yang telah disalahartikan

menjadi kebebasan yang kebablasan.

Hakikat pancasila adalah nilainya bukan simbolnya, karena substansi nilai

akan muncul setelah setiap individu bangsa melaksanakan apa yang menjadi

kepribadian dan pandangan hidup sehari-harinya.

Reaktualisasi adalah proses, cara,perbuatan, mengaktualisasikan

kembali,penyegaran dan pembaharuan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat

yang berdasarkan pancasila.

7

Page 8: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

2.5 KOMITMEN REVITALISASI SEBAGAI KEBUTUHAN BANGSA

Merevitalisasi nilai-nilai pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak

ketika kondisi bangsa semakin jauh dari keadilam sosial, kemakmuran,

kemajuan dan lain sebagainya. Membiarkan kondisi bangsa dalam

keterpurukan sama halnya menjadikan pancasila hanya sebagai alat politisasi

untuk melanggengkan kekuasaan seperti yang pernah terjadi pada masa Orde

Baru. Sehubungan dengan hal tersebut, revitalisasi nilai-nilai pancasila harus

dilakukan dalam dua tingkatan, yaitu pada tataran ide dan praksis. Dalam

tataran ide, hal yang paling penting dilakukan adalah menjawab sikap alergi

masyarakat terhadap pancasila. Oleh karena itu, memiliki semangat dan sikap

bergotong royong serta membudayakan pola musyawarah bisa dijadikan

mekanisme dan cara bangsa ini. Sikap gotong-royong dan musyawarah juga

bisa dijadikan sebagai sumber dalam rangka revitalisasi nilai-nilai pancasila.

Revitalisasi nilai-nilai pancasila harus dimulai dengan membangkitkan

kegairahan dan optimisme publik. Misalnya, kepemimpenan nasional harus

menegaskan kembali bahwa Negara Republik Indonesia adalah bukan negara

agama tapi negara beragama, Indonesia adalah negeri yang kebebasannya

berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Bhinneka Tunggal Ika, yang

harus memiliki sikap saling hormat-menghormati, menghargai segala

perbedaan dan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan

pribadi dan golongan.

Dari beberapa ilustrasi tersebut, secara bertahap, nilai-nilai pancasila akan

benar-benar menginternalisasi dan membumi dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dimulai dengan

menjadikan dasar negara ini kembali sebagai pembicaraan publik, sehingga

masyarakat merasakan bahwa pancasila masih ada, dan masih dibutuhkan bagi

bangsa Indonesia. Revitalisasi nilai-nilai juga dapat dilakukan dengan cara

manifestasi identitas nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai

wawasan, antara lain; spiritual yang berlandaskan etik, estetika, dan

religiusitas sebagai dasar dan arah pengembangan profesi.

Dalam konteks perguruan tinggi, revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa

dilakukan dengan menyiapkan sumber daya manusia yang profesional dan

8

Page 9: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

handal untuk pembangunan nasional yang menumbuhkan kesadaran

nasionalisme serta menemukan jati diri bangsa yang mampu beradaptasi

dengan perubahan, mampu menangkap tantangan sebagai peluang dan mampu

mengatasi segala permasalahan sengan solusiyang baik, serta

mengaktualisasikan diri untuk bangsa dan negara agar lebih maju dan

bermartabat.

9

Page 10: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

STUDI KASUS

REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM

KEHIDUPAN MASYARAKAT FLORES TIMUR GUNA

MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

Permasalahan :

Degradasi pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai esensi Pancasila

terjadi di kehidupan masyarakat Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara

Kabupaten Flores Timur dimana nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai-nilai

persatuan, permusyawaratan dan perikeadilan tampaknya masih jauh panggang

dari api  yang Tampak dari  terjadinya konflik horizontal antara antara warga

Lewonara vs Lewobunga sejak 8 Oktober 2012 selama sepekan, dimana perang

tanding tersebut mengakibatkan sedikitnya 1 orang tewas dan puluhan terluka

akibat konflik itu.  Pertikaian/konflik yang terjadi disebabkan oleh adanya

perebutan tanah hak ulayat rakyat yang kurang mampu diselesaikan kurang baik

oleh pemerintah daerah dan tokoh-tokoh masyarakat kedua daerah, karena kurang

memperhatikan norma dan ketentuan yang berlaku termasuk tidak mempedomani

pada nilai-nilai Pancasila yang semestinya dapat dijadikan pegangan dalam

menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul di daerah.

Berkaitan dengan permasalahan konflik horizontal yang terjadi

diKabupaten Flores Timur sebagaimana tersebut diatas yang secara nyata

menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila kurang dapat diamalkan dan diterapkan

10

Page 11: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

dalam kehidupan masyarakat, maka diperlukan adanya revitalisasi nilai-nilai

Pancasila. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana revitalisasi nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Flores Timur tersebut harus

dilakukan ?

Berdasarkan permasalahan-permasalahan sebagaimana tersebut diatas,

melalui tulisan ini akan dijelaskan tentang implementasi nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Flores Timur guna mewujudkan

persatuan dan kesatuan bangsa, dengan harapan dapat memberikan nilai guna dan

manfaat bagi pemerintah dan seluruh stake  holder penyelenggaran negara

maupun tokoh masyarakat untuk dipedomani dalam upaya menanamkan kembali

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat di daerah.

Penyimpangan Terhadap Pancasila :

Dari akar permasalahan dan kronologis terjadinya konflik yang terjadi

di dua desa di Kecamatan Adonara sebagaimana tersebut diatas, kita dapat melihat

bahwa akhlak perilaku masyarakat sangat jauh dari nilai-nilai Pancasila.   Fungsi

dan peranan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

sebagai kepribadian dan moral pembangunan yang seharusnya dapat dijadikan

tuntutan bagi setiap warga negara Indonesia dalam berfikir dan bertindak

berdasarkan etika.   Kenyataannya, Pancasila bukan lagi menjadi arah dan

petunjuk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  

Hal tersebut dapat terlihat dari suatu fakta menyangkut akhlak perilaku

bangsa yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:

1) Penyimpangan terhadap nilai  Ketuhanan Yang Maha Esa

sebagaimana tercantum dalam Sila-1 Pancasila, dimana dalam kehidupan

beragama telah terjadi fenomena nilai-nilai agama yang dinomorduakan

sementara nilai-nilai adat menjadi  hal utama yang ditegakkan di kalangan

masyarakat Kabupaten Flores Timur, aliran-aliran keagamaan banyak

yang diterjemahkan sendiri oleh pengikut tersebut keluar dari akidah atau

kepercayaan yang diajarkan.   Walaupun bila ditinjau dari hak-hak pribadi,

fenomena ini tidak dapat sepenuhnya disalahkan, karena setiap orang

mempunyai kebebasan dalam memahami agamanya namun apabila

11

Page 12: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

ditinjau dari efek yang ditimbulkannya, maka aliran-aliran tersebut dapat

merusak akhlak masyarakat lain melalui penyebarannya sehingga

memunculkan sikap antipasti masyarakat terhadap aliran tersebut  yang

ditunjukkan melalui tindakan anarkhis sehingga menimbulkan gejolak

sosial dalam masyarakat;  

2) Penyimpangan terhadap nila Sila-2 Pancasila “Kemanusiaan yang adil

dan beradab” yang dapat terlihat dari perilaku masyarakat baik pada

tingkat elit (pimpinan) maupun pada masyarakat bawah terlihat adanya

sikap arogan, mengedepankan kekerasan, tidak menghargai orang lain,

berbuat seenaknya dan perilaku negatif lainnya.  Pada tingkat kelompok

terjadi aksi kekerasan kolektif, yaitu kekerasan yang dilakukan massa baik

ditujukan terhadap sesama kelompok masyarakat maupun kepada negara

yang diakibatkan oleh perasaan tidak senang, tidak puas  terhadap negara

maupun terhadap kelompok masyarakat lain.  Budaya kekerasan terlihat

semakin menggejala dilakukan masyarakat yang telah mengenyam

pendidikan atau belum, dewasa maupun remaja dan anak-anak maupun

kelompok masyarakat lainnya, serta kekerasan atau tindakan kriminal yang

dilakukan orang perorang terhadap orang lain yang dilakukan secara sadis

dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan; 

3) Penyimpangan terhadap nilai Sila-3 Pancasila “Persatuan dan

Kesatuan Bangsa” yang terlihat dari adanya perilaku sebagian masyarakat

baik secara individu maupun kelompok yang memiliki kecenderungan

untuk bersikap invidividualistis, munculnya gejala primordialisme sempit 

berdasarkan kesukuan dengan terjadinya bentrok antar dua desa yang

memecahkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa serta sudah mulai

ditinggalkannya budaya gotong royong oleh masyarakat Indonesia yang

disebabkan  oleh lunturnya rasa kebersamaan.  Selain itu, dapat disaksikan

bahwa sebagian besar masyarakat masih banyak yang lebih mendahulukan

kepentingan pribadi atau kelompoknya diatas kepentingan bangsa dan

negara; 

12

Page 13: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

4)       Penyimpangan terhadap nilai Sila-4 “Kerakyatan yang dipimpim

oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/Perwakilan”.  Hal

tersebut tercermin dari adanya fenomena masyarakat yang kecenderungan

mengenyampingkan azas musyawarah untuk mencapai mufakat dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan konflik yang timbul,  kurang

berfungsinya Forum-forum Permusyawaratan yang ada di di daerah dalam

menampung aspirasi masyarakat baik DPRD, Forum-forum keagamaan

maupun forum kemasyarakatan lainnya seperti LKMD pada tingkat Desa. 

Hal tersebut terjadi karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

lembaga-lembaga perwakilan/permuasyarawatan tersebut cenderung

mengalami penurunan, karena  lembaga tersebut dalam kenyataannya 

hanya mementingkan kepentingan kelompok mereka sendiri dan

kecenderungan tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

masyarakat umum; 

5)  Penyimpangan terhadap nilai Sila-5 Pancasila “Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia”  yang tampak dari mulai ditinggalkannya sikap

dan suasana kekeluargaan dalam bermasyarakat, ketidakadilan dalam

berbagai aspek pembangunan baik hukum maupun pembangunan

ekonomi, budaya hidup boros dan hidup mewah dai sebagian kalangan

masyarakat, kurang menghargai karya orang lain dengan adanya tindakan

perusakan bangunan perumahan yang telah dibangun dan akan diresmikan

serta tindakan perusakan sarana prasarana umum lainnya.

13

Page 14: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Merevitalisasi nilai-nilai pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak

ketika kondisi bangsa semakin jauh dari keadilam sosial, kemakmuran,

kemajuan dan lain sebagainya. Untuk itu perlu diadakanya revitalisasi

pancasila karena untuk tetap menjaga keutuhan dan kesatua bangsa. Hakikat

pancasila adalah nilainya bukan simbolnya, karena substansi nilai akan

muncul setelah setiap individu bangsa melaksanakan apa yang menjadi

kepribadian dan pandangan hidup sehari-harinya. Dengan begitu, tidak perlu

mencoba mencari alternatif atau terpengaruh oleh ideologi lain, namun dapat

melakukan revitalisasi pancasila dan pengaktualisasiannya dapat dilakukan

secara sungguh-sungguh dalam rangka tetap tegaknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) .

14

Page 15: Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl

DAFTAR PUSTAKA

http://PCL/revitalisasi-nilai-nilai-pancasila.html

http://PCL/revitalisasi-dan-reaktualisasi.html

http:///PCL/pengertian-nilai.html

15