revitalisasi penyuluhan pertanian

13
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyuluhan pertanian saat ini tidak hanya sekedar peningkatan produksi namun menyesuaikan dengan isu global yang lain misalnya bagaimana menyiapkan petani dalam bertani untuk mengatasi persoalan perubahan iklim global dan perdagangan global. Petani perlu dikenalkan dengan sarana produksi yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim, selain itu teknik bertani yang ramah lingkungan, hemat air serta tahan terhadap cekaman suhu tinggi nampaknya akan menjadi tema penting bagi penyuluhan pertanian masa depan. Diperlukan usaha khusus pemberdayaan petani melalui pembangunan sistem penyuluhan pertanian yang mampu membantu petani dan pelaku usaha pertanian perikanan dan kehutanan lain. Hal ini untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya serta meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu tonggak untuk pelaksanaan revitalisasi penyuluhan di Indonesia adalah diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya mendudukkan, memerankan dan memfungsikan serta menata kembali penyuluhan pertanian agar terwujud

Upload: puji-n

Post on 09-Jul-2016

53 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

makalah penyuluhan

TRANSCRIPT

Page 1: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Penyuluhan pertanian saat ini tidak hanya sekedar peningkatan produksi namun menyesuaikan dengan isu global yang lain misalnya bagaimana menyiapkan petani dalam bertani untuk mengatasi persoalan perubahan iklim global dan perdagangan global. Petani perlu dikenalkan dengan sarana produksi yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim, selain itu teknik bertani yang ramah lingkungan, hemat air serta tahan terhadap cekaman suhu tinggi nampaknya akan menjadi tema penting bagi penyuluhan pertanian masa depan.

Diperlukan usaha khusus pemberdayaan petani melalui pembangunan sistem penyuluhan pertanian yang mampu membantu petani dan pelaku usaha pertanian perikanan dan kehutanan lain. Hal ini untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya serta meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu tonggak untuk pelaksanaan revitalisasi penyuluhan di Indonesia adalah diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya mendudukkan, memerankan dan memfungsikan serta menata kembali penyuluhan pertanian agar terwujud kesatuan pengertian, kesatuan korp dan kesatuan arah kebijakan. Keberhasilan pelaksanaan revitalisasi ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat pelaku usaha pertanian. Karena pada dasarnya tujuan akhir dari revitalisasi tersebut adalah untuk semua pihak.

Page 2: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

B. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah Revitalisasi Penyuluhan

Pertanian ini adalah sebagai berikut:a. Mengetahui arti penting Revitalisasi Penyuluhan Pertanianb. Mengetahui sasaran Revitalisasi Penyuluhan Pertanianc. Mengetahui tantangan penghambat Revitalisasi

Penyuluhan PertanianII. REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengertian Revitalisasi Penyuluhan PertanianRevitalisasi artinya memfungsikan kembali, membenahi

dan memperbaiki. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya mendudukkan, memerankan dan memfungsikan serta menata kembali penyuluhan pertanian agar terwujud kesatuan pengertian, kesatuan korp dan kesatuan arah kebijakan. Keberhasilan pelaksanaan revitalisasi ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat pelaku usaha pertanian.

Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa penyelenggaraan penyuluhan menjadi wewenang dan tanggaung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggungjawab pemerintah tersebut diwujudkan antara lain dengan menyelenggarakan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian yang meliputi aspek-aspek penataan kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan.

Salah satu tonggak untuk pelaksanaan revitalisasi ini adalah telah keluarnya Undang-Undang Sistem Penyuluhan

Page 3: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) No. 16 Tahun 2006 tanggal 18 Oktober 2006. Dalam UU ini disebutkan perlunya penataan kelembagaan penyuluhan pertanian pemerintah dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kecamatan, serta menyediakan sumber dana yang merupakan kontribusi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. UU ini merupakan satu titik awal dalam pemberdayaan para petani melalui peningkatan sumberdaya manusia dan kelembagaan para penyuluh pertanian PNS, swasta, dan penyuluh pertanian Swadaya.

Dalam UU tersebut juga dipaparkan penyuluhan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas, mandiri dan sejahtera serta merupakan bagian dari proses mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian kelembagaan penyuluhan dan penyelenggaraan penyuluhan belum tertata dan terkoordinasi dengan baik yang menyebabkan terganggunya produktivitas pertanian, perikanan dan kehutanan sehingga berdampak pada rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang bergerak di sektor pertanian.

Hal penting dalam revitalisasi penyuluhan pertanian adalah dalam prosesnya penyuluhan pertanian harus dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani dan pelaku usaha pertanian lainnya melalui pendekatan partisipatif, sehingga petani dan keluarganya dapat 'meningkat kesejahteraanya. Untuk memberikan dasar bagi penentu kebijakan dalam menyusun kebijakan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang produktif, efektif

Page 4: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

dan efsien dalam satu Sistem Penyuluhan Pertanian, saat ini telah disusun Rancangan Undang-undang Sistem Penyuluhan Pertanian .

B. Sasaran Revitalisasi Penyuluhan PertanianMenurut Badan Sumber Daya Manusia Pertanian (2005)

sejalan dicanangkannya Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Departemen Pertanian telah menetapkan Visi Pembangunan Pertanian yaitu Terwujudnva pertanian tangguh untuk memantapkan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani. Dalam upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan revitalisasi pertanian tersebut, diperlukan dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas dengan ciri mandiri, profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, etos kerja, disiplin dan moral yang tinggi serta berwawasan global . Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian, terutama sumberdaya manusia petani adalah melalui kegiatan penyuluhan pertanian .

Inti dari revitalisasi penyuluhan pertanian adalah bagaimana menempatkan petani/nelayan sebagai pemeran utama dalam pembangunan pertanian atau pemberdayaan masyarakat tani/nelayan. Purwoko et al. (2007) menjabarkan bahwa tujuan revitalisasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:1. Kelompok tani menjadi sistem pengguna aktif berbagai

kesempatan berusaha dan mampu mengambil manfaat dari keberadaan BPP.

2. BPP sebagai pusat komunikasi, informasi dan penyuluhan.

Page 5: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

3. Adanya jaringan komunikasi dan informasi yang handal dalam melayani kebutuhan pengembangan usaha petani/nelayan.

4. Penyuluh pertanian yang profesional.5. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian oleh Pemerintah

Daerah Tk. II lebih mapan. Penyuluhan pertanian lebih banyak menggunakan pendekatan sistem usahatani dengan penerapan prinsip-prinsip agribisnis.

6. Kegiatan penyuluhan pertanian dilaksanakan dengan penerapan kombinasi metode penyuluhan pertanian yang tepat dan partisipatif.

Propinsi Jawa Barat merupakan daerah yang telah mengimplementasikan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, dengan program itu Jawa Barat telah menetapkan sasaran kegiatan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, yaitu :1. Mewujudkan kelembagaan (organisasi dan tatalaksana)

penyuluhan pertanian yang mantap mulai tingkat propinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di setiap kabupaten/kota pada daerah tersebut.

2. Optimalisasi kinerja tenaga fungsional penyuluh pertanian di setiap tingkatan mulai dari propinsi, kabupaten/kota dan BPP.

3. Berkembangnya dinamika proses belajar mengajar (adopsi-diffusi inovasi), berusahatani, dan bermitra usaha petani dalam wadah kelembagaan ekonomi petani (kelompok tani, Gabungan kelompok tani, koperasi tani, Asosiasi Komoditi).

4. Berkembangnya keberdayaan kelembagaan ekonomi petani sebagai pelaku agribisnis yang efektif dan efisien,

Page 6: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

sehingga mampu menghasilkan produk yang bernilai tambah dan berdaya saing guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani dan anggota keluarganya (Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, 2006).

Penjabaran tentang tujuan revitalisasi dapat kita lihat arah dan tujuan penyuluhan pertanian Indonesia yang bertujuan untuk mengikutsertakan petani dalam kegiatan penyuluhan, dan peningkatan kualitas penyuluhan pertanian di Indonesia demi tercapainya pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

Sangat diharapkan, keluaran dari revitalisasi penyuluhan pertanian dapat terjadi koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi diantara seluruh penyelenggara dan pemangku kepentingan PP dalam memberikan pelayanan prima kepada petani dan keluarganya; bangkit dan aktivnya penyuluh pertanian, baik penyuluh PNS, swasta maupun swakarsa dalam pelaksanaan revitalisasi penyuluhan pertanian; dapat terjadi gerakan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya untuk membimbing sesame petani dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian , antara lain melalui kelompok-kelompok tani. Hasil yang diharapkan dari revitalisasi penyuluhan pertanian yaitu petani dan keluarganya meningkat kapasitasnya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, sumberdaya lainnya dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha dan pendapatannya.

C. Faktor Penghambat Revitalisasi Penyuluhan PertanianAda beberapa faktor yang menghambat keberhasilan

revitalisasi penyuluhan pertanian, faktor yang menghambat revitalisasi merupakan cermin dari fenomena kelemahan

Page 7: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

penyuluhan saat ini. Faktor tersebut dilihat dari beberapa aspek antara lain sebagai berikut:a. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

Contohnya, kurang difungsikannya BPP mengakibatkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian kurang terencana dan tidak diprogramkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kondisi ini juga menyebabkan kurang atau tidak tersedianya biaya operasional penyuluhan pertanian di Kecamatan/Desa.

b. Ketenagaan Penyuluhan PertanianBanyak alih tugas penyuluh pertanian ke jabatan lain

yang tidak sesuai dengan kompetensi penyuluh pertanian. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya tenaga penyuluh pertanian di Kabupaten/Kota tersebut yang mengakibatkan tidak sebandingnya jumlah tenaga penyuluh pertanian dengan jumlah petani/ kelompoktani yang harus dilayani. Kondisi ini juga menyebabkan banyak penyuluh pertanian yang frustasi karena ditempatkan pada jabatan yang tidak sesuai dengan kompetensinya.

c. Penyelenggaraan Penyuluhan PertanianContohnya, materi dan metode penyuluhan pertanian

belum sepenuhnya mendukung pengembangan agribisnis komoditas unggulan di daerah, karena kurangnya dukungan informasi dan keterbatasan sumberdaya. Kondisi ini menyebabkan dinas-dinas lingkup pertanian merasa tidak mendapatkan dukungan kegiatan penyuluhan pertanian.

d. Sumber Daya Penyuluhan PertanianMisalnya, pembiayaan penyuluhan pertanian yang

bersumber dari Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota

Page 8: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

baik melalui dana dekonsentrasi, dana alokasi umum (DAU), dan APBD maupun kontribusi dari petani dan swasta masih sangat terbatas. Kondisi ini menyebabkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian tidak optimal, yang pada gilirannya akan menghambat pelaksanaan program pembangunan pertanian.

D. Menuju Penyuluhan Pertanian Masa DepanSedangkan langkah yang harus dilakukan untuk

mencapai sasaran tersebut dapat dilakukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang lebih profesional, yang antara lain memerlukan reorientasi :a. Dari pendekatan instansi ke pengembangan kualitas

kinerja individu penyuluh; b.Dari pendekatan top down ke bottom up; c. Dari hierarkhi kerja vertikal ke horizontal; d.Dari pendekatan instruktif ke partisipatif dan dialogis; e. Dari sistem kerja linier ke sistem kerja jaringan.

Peningkatan wawasan/ keahlian penyuluh perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga kondusif bagi pengembangan potensi diri secara self development, yaitu menumbuhkan sikap kemandirian penyuluh dalam mengembangkan dirinya sebagai penyuluh yang semakin profesional. Hal itu menuntut keberpihakan pembangunan pertanian kepada petani perlu menjadi komitmen semua pihak, terutama dalam penyelenggaraan penyuluhan. Penyuluhan pertanian tidak hanya sebatas transfer of technology tetapi sudah saatnya beralih pada farmer participation dan porsi terbesar setiap kebijaksanaan pertanian adalah membangun kemampuan petani

Page 9: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

(peningkatan kemampuan leadership, kualitas hidup dan pemberdayaan petani).

Page 10: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

III. PENUTUP

Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya mendudukkan, memerankan dan memfungsikan serta menata kembali penyuluhan pertanian agar terwujud kesatuan pengertian, kesatuan korp dan kesatuan arah kebijakan. Keberhasilan pelaksanaan revitalisasi ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat pelaku usaha pertanian. Dalam proses revitalisasi itu sendiri perlu ditargetkan sasaran apa saja yang akan dicapai, hal ini penting agar tujuan utama revitalisasi dapat tercapai demi pertanian Indonesia yang lebih baik.

Hasil yang diharapkan dari revitalisasi penyuluhan pertanian yaitu petani dan keluarganya meningkat kapasitasnya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, sumberdaya lainnya dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha dan pendapatannya.

Page 11: REVITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN

DAFTAR PUSTAKADinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat. 2006.

Pedoman Umum Penyelenggaraan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian Propinsi Jawa Barat. Bandung.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 2005. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian .