revisi cara pemberian obat

72

Upload: dessyeva

Post on 15-Sep-2015

66 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

yyy

TRANSCRIPT

  • Interval Pemberian Standar :Dinyatakan: Sekian jam sekali Setiap sekian jam Sehari sekian kali

  • 2. Saat/waktu pemberianDinyatakan dengan saat :waktu : pagi hari, siang hari, malam hari kegiatan : sebelum,sedang makan sesudah makan, sebelum tidurkeluhan : sedang sakit, waktu serangan, sesudah serangan

  • Saat-Waktu Pagi hari :Obat steroidObat diuretikumAnti hipertensi Malam hari:Tablet kontrasepsiBisakodil tab-laksatifSuppositoriaTab provaginalHipnotikaCimetidinAnti kholesterol

  • Saat KegiatanWaktu makan, segera setelah/sebelum makanVitamin, enzym pencernaanGriseovulvin bersama makanan yg berlemak

    Saat SeranganObat angina pektorisObat Migrain - cefalgi

  • 3. Tehnik cara pakaiDisesuaikan dengan :Rute pemberian : obat dalam - luarBentuk sediaan obat

  • Interval Pemberian ditentukan oleh :Waktu paruh [t1/2] obatUltrafast, fast, slow, veryslowLama kerja obatResepin: t 1/2 = 15 menit, kerjanya 36 jamPada tindakan daruratKasus emergensi, kasus tindakan khusus

  • Waktu paruh ( t1/2 ) UltrafastAmoksisilinKloksasilinFurosemidePenisilin-G FastParasetamolAmpisilinHidrokortison SlowDoksisiklinGriseovulvinProktolol

    Very slowBarbituratDiazepamDigitoksinFenilbutazon

  • Skema Standar Waktu PemberianFrekuensi Sehari1 kali 10.00 (pagi)/ 22.00 (malam)2 kali 10.00 14.003 kali 10.00 14.00 18.004 kali 10.00 14.00 18.00 22.00Setiap12 jam 10.00 22.008 jam 06.00 14.00 22.006 jam 06.00 12.00 18.00 24.004 jam 06.00 10.00 14.00 18.00 22.00 02.00

  • Dipengaruhi oleh sifat obat :1. Obat sensitiv thd pH lambung/ obat mengiritasi lambung2. Obat yg absorpsinya dipengaruhi oleh makanan3. Obat yg memodifikasi faal sal. Cerna4. Kemungkinan interaksi ant. obat-obat5. fluktuasi sekresi cairan sal. cerna

  • kemungkinan terjadi interaksiObat dengan obat : - Langsung ; kontak obat di lambung/ sal. cerna - tidak langsung : obat/bahan lain mengubah faal sal. cerna spt. motilitas, sekresi cairan Akibat:terjadi reaksi kompleks dengan obat/ obat terurai kadar obat 2. Saluran cerna : iritasi oleh obat, motilitas terganggu, pengosongan terlambat, absorpsi

  • Mengatasinya :

    Atur saat-waktu yang tepatAtur saat-pemberian sesama obat yang sesuaiPilih jenis obat yang tidak berinteraksi ( kemungkinan interaksi minimal)

  • Obat yang sensitiv terhadap pH lambung dan obat yang mengiritasi lambung

    Waktu makan obat :

    * bersama makanan Untuk menghindari :

    * efek asam lambung thd. obat * efek iritasi obat thd. lambung

  • 1. Obat-obat yang dapat mengiritasi lambungAminofilinAsam asetilsalisilatCodeinFenilbutazonFerrosulfatHidrokortisonIndometasinIsoniazidKlorpromazinMetronidazolNitrofurantoinPrednisonReserpinPirazolon

  • 2. Obat yang absorpsinya dipengaruhi oleh makanan : 1.Obat-obat yang terganggu oleh makanan Anti mikrobaAmpisilinAmoksisilinEritromisinLinkomisinOksitetrasiklinPenisillin G/ VTetrasiklinIsoniazidRifampisin

    Lain-lain :Levodopa

    Waktu makan obat :Saat lambung kosong

  • 2. Obat yang baik dimakan bersama makananAnti mikroba

    DoksisiklinDoksisiklin hiklatEritromisin etilsuksinatGriseofulvin ; lemakNitrofurantoinLain-lain

    HidralazinHidroklorotiazidPropanololMetroprololReserpin

  • Obat dapat memodifikasi :SekresiPeristaltik usus Contoh : obat antikholinergik menurunkan sekresi dan peristaltik usus

  • Antikholinergik:Golongan Alkaloid Belladona

    Extr. BelladonaTinct.BelladonaAtropin, Homatropin ,Scopolamin,Metilskopolamin,ButilskopolaminSenyawaKuarterner

    PropantelinOksifeniniumMepenzolatBevoniumKlidinum

  • Obat berinteraksi dgn Antasida dalam LambungAntimikrobaAmoksisilinAmpisilinKloksasilinNitrofurantoinOksitetrasiklinPenisillin VSulfonamidaTetrasiklinLain-lainAsam asetilsalisilatDigitalisDikumarolFenotiazinPreparat FeIsoniazidKlordiazepoxidLevodopaIndometasinpropanolol

  • Contoh urutan pemberian obat yang berinteraksi

    R/ Ampisillin cap 500 mg No. XVS 3.dd.cap.I (1) hac 1 jam sebelum makan

    R/ Antasida tab No. XXS 3.dd.tab.I (1) hpc 1 jam sesudah makan

  • Bentuk Sediaan Rute Pemberian : Oral, topikal, parenteral Cara pakai obat khusus

  • Lokasi pemberian obatCara pemberian OralPeroral (per os)

    SublingualParenteral

    IntravenaIntaarterialIntrakardiakIntraspinal/ intra tekalIntraosseusintraartikularTempatMulutSistem saluran cerna melaluiMulut

    Di bawah lidahLain dari sist. Sal. Cerna (dengan suntikan)VenaArteriJantungTulang punggungTulangSendi

  • IntrasinovialIntrakutan atau intradermalSubkutanIntramuskularEpikutan (topikal)TransdermalKonjungtivalIntraokularIntranasalAuralintrarespiratoriDaerah cairan sendiKulitDibawah kulitOtotPermukaan kulitPermukaan kulitSelaput mataMataHidung telingaParu-paru

  • rektalVaginaluretralRektumVaginauretra

  • Penggunaan bentuk SediaanCara pemberian OralBentuk sediaan utamaTabletKapsulLarutan (solutio)SirupEliksirSuspensiMagmaJelSerbuk

  • Sublingual

    ParenteralEpikutan/ transdermalTabletTrokhisi dan tablet hisap

    Larutan, suspensi,emulsiSalepKrimPastaPlesterBubukErosolLotio Tempelan transdermal, larutan

  • KonjungtivalIntraokular/ intraauralIntranasal

    IntrarespiratoriRektal

    SalepLarutan, suspensiLarutansemprotinhalansalepAerosolLarutan-larutansalep-salepsupositoria

  • Vaginal

    UretralLarutansalepbusa-busa emulsitablet-tabletsisipan, supositoria, spon

    Larutan-larutansupositoria

  • Tablet bawah lidahUntuk serangan penyakit jantung- Angina/ Asma(Nitrogliserin, Isoprenalin)Tablet kunyahObat tukak lambung (sakit maag)Tablet Isap Penyegar mulut (obat Radang)

  • Tablet lapis ususTablet salut enterik (hancur di usus) Diminum dengan air putih Tablet:- tidak dikunyah, dipuyerkan - tidak diminum dengan susu, minuman alkalis, antasida5. Obat memerlukan minum banyak- Golongan Sulfa- Obat Metronidazol (obat anti amoeba)

  • 6. Obat tidak menggunakan air banyak Obat tukak lambung/ Antasida suspensi7. Tidak diminum bersama susuVitamin C + zat besiTetrasiklinTablet salut usus8. Pemberian Obat Bayi/ anak Obat tablet puyer --- dilarutkan dengan:Air madu- selaiAir gula - minyak jagung

  • Menengadah dengan kepala dikebelakangkanTarik nafas yang dalam melalaui inhalerPertahankan nafas selama 10 15 detikKeluarkan nafas melalui hidung

  • Bentuk sediaan untuk kulit :1. larutan dalam air2. Larutan dalam alkohol (tinctura)3. Bedak4. Bedak basah (bedak kocok = lotio)5. Krim6. Pasta7. Salep

  • LokalisasiDada-punggungGeneralisata

    Genitalia

    Kulit kepalaTangan, lengan

    Lipatan kulit

    Kaki-tungkaiMuka-wajahJenis SediaanSemua jenisBedak, bedak air, larutan krimBedak, bedak air, larutan krimAir(larutan), alkohol, krimBedak, larutan air, alkohol, salep, bedak basah, pasta, krim

    Bedak air (larutan), alkohol, salep, bedak basah,krimSemua jenisSemua jenis, kecuali kulit mata

  • Pemilihan obat berdasarkan kelainan kulit, maka untuk kelainan kulit yang basah sebaiknya digunakan sediaan basah , untuk yang kering digunakan sediaan setengan padat

  • Radang Akut:Basah (eksudat)Vesikel, edema, eritemaKrusta, gatal infeksi

    Radang Kronis:Diskuamasi, eritemaGatal, pengeringan

    Air (larutan), kompres basahBedak, lotio, sprays, krim o/w

    Krim w/o dan salep

  • Pemberian obat secara parenteral dapat dilakukan dengan:

    Penyuntikan dengan menggunakan suntikan (syringe)

    2. Melalui cairan infus (volume lebih dari 10 ml)

  • Kebaikan :1. Kerja obat dapat dicapai dengan cepat, kuat dan lengkap.2.Tidak merangsang atau dirusak oleh asam lambung.3.Dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan.

  • Kekurangan :1. Umumnya lebih mahal dan kurang praktis.2. Mudah terjadi kontaminasi.3. Dapat merusak pembuluh dan jaringan tubuh dan syaraf.4. Cara pemberian harus disesuaikan, ada yang lambat dan ada yang cepat.

  • pemberian injeksi dilakukan atas 2 pertimbangan utama. 1.Dikehendaki kerja obat yang segera. 2.Obat hanya tersedia dalam bentuk sediaan parenteral.

  • Aspek Pemberian obat secara intravena Disuntik langsung ke dalam pembuluh darah.2. Menimbulkan onset of action yang cepat dan segera.3. dapat menimbulkan bahaya, seperti shock atau reaksi anafilaktik yang berat.

  • Pemberian intravena memerlukan keterampilandan perhatian dan tindakan yang berhati-hati dengan teknik aseptik dan perlu terus diamati dari kerja obat.

    obat diberkian secara intravena atas indikasi sebagai berikut :1.Terutama cara pemberian lain tidak memungkinkan sedangkan tindakan terapi harus segera dilakukan, misalnya :

  • Methicilin dalam lambung akan terurai oleh asam, sedangkan intramuskuler tidak bisa dilakukan karena jumlah volumenya besar, maka dipilih intravena yang lebih tepat.

    Pemberian obat yang bermacam-macam dalam jumlah yang banyak, tidak mungkin diberikan pada beberapa tempat seperti intramuskuler yang akan menimbulkan rasa sakit dan begitu pula dengan pemberian subcutan, inflamasi akan terjadi lebih luas.

  • Untuk obat yang sangat iritasi dengan pemberian I.M. dan Subcutan, dapat direkonstitusi pada infus.Situasi klinik yang spesifik, perlu pemberian cepat pada pasien yang mengalami keadaan yang serius.

  • Pada penderita dengan tendensi mudah terjadi perdarahan (trombositopeni atau hemofilia dan pemberian antikoagulantia), pemberian I.M. dan S.K. akan menimbulkan hematom yang luas dan sakit atau perdarahan.Sebagai tambahan nutrisi tubuh, pada penderita gastrointestinal, peroral tidak mencukupi. Dan pada pasca operatif saluran pencernaan.

  • Pasien dengan mual dan muntah pada tingkat tertentu misalnya pada Hiperemesis gravidarum yang hebat, tidak sadar, atau sulit menelan obat oleh sebab lain.

    Selain pemberian obat atau cairan ke dalam vena, yang penting pula adalah pemberian darah atau komponen darah pada kasus tertentu.

  • Obat injeksi adalah sediaan steril yang berupa :1. Cairan :Larutan, bahan obat larut dalam pembawa dikemas dalam ampul atau vial yg siap pakai.Suspensi, bahan obat tidak larut dalam air , terbagi secara rata dalam suspensi dengan menggunakan pensuspensiEmulsi, cairan yang terdiri dari campuran air dan minyak.

  • 2.Serbuk Kering, terdiri atas :1. Bahan obat dapat larut dalam air tetapi tidak tahan lama dalam larutan karena akan terurai, sebelum digunakan dicampur dengan pelarut baru digunakan .2. Bahan obat tidak larut, dan dicampurkan waktu akan digunakan dengan cairan, karena bahan obat tidak tahan lama dalam bentuk cair, akan terurai.

  • Guna memperlambat resorpsi obat ke dalam pembuluh darah dengan maksud memperpanjang kerja obat, sering dipakai larutan atau suspensi dalam minyak kacang atau minyak wijen, seperti pada suspensi Penisilin dan Hormon Kelamin, yang diberikan intramuskuler.

  • Bentuk sediaan pada Cara Pemberian Obat Injeksi1. Intradermal atau IntrakutisJenis obat suntik: Larutan dan SuspensiVolume : I. K. 100 U.I. - 200 U.I.Gunanya: Pada tes Tuberkulin dan imunisasiBahan yg diperlukan : Suntikan disposible dengan jarum ukuran No. Kecil dan pendek. Disinfeksi kapas.

  • 2. Subkutan atau HipodermalJenis obat suntik: Larutan atau minyakVolume : Tidak lebih dari 2 mlInjeksi di bawah kulit dapat dilakukan dengan obat yang tidak merangsang dan larut baik dalam air atau minyak, efek yang timbul tidak secepat injeksi I.M. atau I.V. mudah dilakukan sendiri misalnya pada suntikan insulin.

  • Cara ini juga digunakan pada obat Heparin dan Suspensi Epinefrin. Lapisan kulit ini kurang mengandung pembuluh darah, bagian obat yang akan diabsorpsi oleh pembuluh darah dan yang tidak larut didifusikan ke dalam pembuluh getah bening.

  • 3. IntramuskulerJenis obat suntik : Larutan, suspensi dlm air atau minyak.Volume : Tidak lebih dari 4 ml.Pada injeksi ke dalam otot, resorpsi obat yang terlarut dalam waktu 10 sampai 30 menit. Beberapa keuntungan cara pemberian ini :mudah, lebih aman, toleransinya baik, cepat diresorpsi dan jarang menimbulkan nekrose. Bagi obat yang sangat iritasi pada pemberian subkutan, lebih dipilih cara pemberian ini.

  • 4. IntravenaBahan yang diperlukan :Suntikan yang telah diisi cairan obat (bebas udara) jarum suntik dengan ukuran 20, panjang dengan tebal sedang, cairan disinfektan, kapas, plester, dan tourniquet.

    .

  • EpidermisDermisSubkutisOtot

  • Injeksi dengan volume yang besar dilakukan dengan cara infus intravenus dan disebut Intravenous Fluids (Cairan Intravena). Diperkirakan sekitar 40 % dari semua pemberian obat pada rumah sakit dilakukan dengan cara injeksi dan penggunaan ini meningkat.

  • Cairan intravenus umumnya dilakukan pada beberapa kondisi klinik dengan tujuan :1. Koreksi pada gangguan cairan tubuh (pengganti cairan ).2. Koreksi terhadap gangguan keseimbangan elektrolit tubuh.3. Melengkapi unsur nutrisi dasar.4. Hiperalimentasi parenteral pemberian jumlah yang besar melampaui nutrisi yang normal.5. Sebagai cairan pembawa untuk pemberian obat- obat lain.

  • Pemberian Secara Intermittent Obat Antibiotika dan LainnyaPemberian obat dengan cara ini dapat dilakukan dengan salah satu dari 3 metode di bawah ini :1. Suntikan Langsung Intravena Pemberian ini diberikan dengan volume 1 - 5 ml, dalam waktu yang singkat 1 - 5 menit.Atau suntikan pada lokasi suntik karet penutup botol infus yang tergantung, pemberian ini sangat cocok dengan obat yang terbatas, dan berbahaya pada pemberian dengan jumlah macam obat yang banyak.

  • 2. Metode Volume control atau volume terkontrol adalah pemberian infus larutan obat dengan ukuran yang tepat pada kecepatan aliran yang dikehendaki, melalui perlengkapan volume control sets terdiri dari serambi plastik berkalibrasi terletak dibawah botol infus utama, sering pula didempetkan dengan pemberian cairan bebas.

  • Prosedur Pemberian Cairan Intravenous Intermittent Melalui Perlengkapan Volume Control Sets sebagai berikut :1. Dengan tehnik aseptik, paku jarum V.C. Sets masukkan ke dalam botol infus utama atau botol yang terpisah2. Udara dikosongkan dari pipa dengan membuka klem atas sehingga cairan mengalir.

  • 3. Klem di atas kamar berkalibrasi dibuka dan masukan cairan 25 sampai 50 ml, dari botol utama atau botol lain yang terpisah.4. Klem atas ditutup5. Obat disuntikkan melalui lubang pada karet pada V.C. Sets6. Klem atas dibuka kembali mencukupi larutan yang diperlukan antara 50 sampai 150 ml, kemudian ditutup.7. Klem bawah dibuka dan cairan mengalir.

  • 3. Metode Piggy Back (dukung-dukungan)Pemberian drip cairan infus ini berhubungan dengan cairan kedua. Obat akan diatur melalui venipuncture yang membuka hubungan satu sistem intravena utama.Cara pemberian ini mempunyai beberapa kelebihan :1. Tehnik PB dapat menghindari diperlukannya venipuncture yang lain.

  • 2. Kelarutan obat pun cepat tercapai dalam waktu yang singkat, biasanya 30 sampai 60 menit3. Larutan obat ini dapat mengurangi iritasi, cepat tercapainya kadar serum darah yang tinggi, ini merupakan suatu pertimbangan yang penting pada pengobatan seperti pada infeksi yang serius, teristimewa pemberian antibiotika

  • Metode ini terdiri dari botol infus dan infus set, pada botol terdapat dua macam, botol utama dan botol kedua yang lebih kecil disebut botol mini Peggy Back dengan volume 250 ml. Umumnya terdiri dari antibiotika. Infus set dari botol utama sama dengan I.S yang klasik hanya di bawah klem utama terdapat cabang dari karet berbentuk Y, satu cabang lain disediakan untuk tempat injeksi dari I.S.

  • Botol kedua yang juga dilengkapi dengan klem pengatur, sedangkan yang lainnya tidak mempunyai klem pengatur tetapi menggunakan klep pengatur yang terdapat dalam cabang Y dan secara otomatis membuka dan menutup yang diatur oleh tekanan cairan, pada cara ini botol mini digantung lebih tinggi dari botol utama

  • Untuk menampung udara dan mengontrol jumlah tetesan yang dihubungkan dengan pipa plastik (slang) polyvinyl chloride dengan panjang 1,5 - 3 meter, berakhir pada pangkal jarum suntik.Di bawah kamar drip ada klem yang dapat mengatur jumlah tetesan yang diingini

  • 1. Tusukan paku jarum infus set ke dalam penutup karet botol infus2. Botol infus digantung berdiri di samping tempat tidur, kosongkan udara dengan membuka klem dan cairan keluar dari jarum kemudian dihentikan dengan menekan klem pipa karetProsedur Persiapan dan Pemberian Cairan Intravenous

  • 3. Tusukan jarum ke dalam vena (dengan tehnik aseptik, lihat prosedur suntukan intravena), yang dilakukan oleh dokter atau perawat4. Infus dijalankan dengna melonggarkan tekanan klem perlahan-lahan sampai tercapai jumlah tetes yang diingini dengan melihat melalui bilik tetesan, umumnya pemberian ini berjalan 4 smpai 8 jam, dengan volume sekitar 125 ml per jam

  • 5. Obat-obat yang sering diberi bersamaan adalah : Dopamin , Lidokain, Insulin, dan Heparin. Pada pemberian obat yang poten maka kecepatan aliran bergantung pada kondisi klinik dari penderita. Volume tetes bergantung pada perusahaan pembuatnya ada : 10, 15, 20, 50, dan 60 tetes permililiterPada keadaan lain dimana obat padat steril diinjeksikan melalui lubang karet pada unit volume terkontrol, dan selanjutnya dilarutkan dengan 50 - 150 ml larutan utama atau cairan cadangan yang terpisah.

    *