review edit

Download Review Edit

If you can't read please download the document

Upload: lidia-imaniar

Post on 27-Jan-2016

250 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sn

TRANSCRIPT

TUGAS CRITICAL REVIEWIdentifikasi Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Tingkat Keberhasilan Usaha Minimarket Waralaba di Kabupaten Jember dengan Sistem Informasi GeografisJURNAL SAINSTEK UNEJ 2013, I (1): 825-835WIRATAMA ADI NUGRAHANRP. 3613100028JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MARET 2015TUGAS CRITICAL REVIEWBAB I.PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDalam perkembangannya lokasi perdagangan bagian dari fasilitas sosial, tidak selamanya mengacu kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Khususnya pengembangan kegiatan yang berorientasi pada keuntungan, penetapan lokasi bagi pengembangan kawasan perdagangan saat ini lebih banyak ditentukan oleh keuntungan (profit oriented). Lokasi sangat memegang peran yang sangat penting untuk mengembangkan fasilitas perdagangan, karena dalam pengembangan fasilitas perlu memilih lokasi-lokasi yang mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal, sehingga memudahkan konsumen untuk mengunjungi kawasan perdagangan tersebut (Berry, 1970)Keberhasilan pengembangan minimarket waralaba salah satunya dipengaruhi oleh ketepatan dalam pemilihan lokasi usaha. Lokasi usaha yang strategis akan menentukan jumlah konsumen yang berpotensi membeli produk yang dijual. Jika jumlah konsumen meningkat, maka keuntungan yang diperoleh juga akan meningkat seiring dengan jumlah penjualan yang terus bertambah (Maulana, 2007). Keberhasilan usaha penjualan dapat dilihat dari volume penjualan yang didapat (Rangkuti, 2009), sedangkan untuk mengukur keberhasilan usaha berdasarkan tingkat kedatangan pelanggan, pertumbuhan laba bersih, dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas usaha atau Break Even Poin. (Pratiwi, 2010).Jurnal ini membahas tentang pengaruh lokasi terhadap tingkat keberhasilan minimarket di Kabupaten Jember dengan menggunakan alat bantu Sistem Informasi Geografis (SIG). Pada jurnal ini, penulis menggunakan lima metode penghitungan hierarchical clustering dengan euclidean distance. Hasil penghitungan ini diolah untuk diinput ke sistem SIG, untuk kemudian bisa diketahui apa saja yang mempengaruhi keberhasilan suatu minimarket. Makalah ini akan membahas critical review dari jurnal ini.1.2 TujuanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan criticala review pada jurnal yang akan direview yang berkaitan dengan materi mata kuliah analisis lokasi ruang.Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 1TUGAS CRITICAL REVIEWBAB II.TINJAUAN PUSTAKA2.1 Teori Lokasi TerkaitWalaupun tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai teori apa yang dipakai dalam jurnal ini, namun mengingat pembahasannya mengenai keberhasilan waralaba minimarket di Kabupaten Jember yang dipengaruhi oleh faktor lokasi dengan bantuan analisa sistem informasi geografis (SIG), maka ada kecenderungan mengarah ke teori Hotelling dan teori Central Place yang membahas tentang kaitan faktor lokasi dengan pendapatan berdasarkan persaingan spasial.2.1.1 Teori Hotelling (Harold Hotelling, 1929)Model Teori Hotteling adalah strategi dua industri yang bersaing, baik dari segi lokasi maupun harga produknya yang bertujuan memaksimalisasi laba pasar. Tujuan analisis wilayah pasar model hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua industri yang bersaing merebutkan suatu wilayah pasar. Menurut Hotteling, elastisitas permintaan akan mendorong difusi industri. Teori Hotteling ini muncul sebagai kelemahan teori lokasi yang mengansumsikan bahwa karakter demand dalam suatu ruang (space) adalah seragam. Teori ini merupakan pengembangan dari konsep least-cost location dengan mempertimbangkan ketergantungan lokasi. Produsen dalam memilih lokasi industri berperilaku untuk menguasai market area seluas-luasnya yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen dan keputusan berlokasi produsen lainnya.Teori Hotelling sendiri pertama kali disampaikan oleh Harold Hotelling (18951973) yang merupakan ahli di bidang statistika pada sebuah artikel berjudul Stability in Competition pada majalah Economic Journal di tahun 1929. Teori ini secara garis besar memperlihatkan pengaruh lokasi produsen terhadap kemampuan meraih laba dan konsumen. Teori ini mucul dari kelemahan teori Webber yang lebih mengedepankan pada preferensi lokasi dari sisi produsen serta teori Losch yang mengedepankan pada preferensi lokasi dari sisi konsumen (dalam hal ini teori Hotelling berdiri sebagai penengah dari dua teori tersebut).Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 2TUGAS CRITICAL REVIEW2.1.2 Teori Central Place (Lsch dan Christaller, 1933)Teori Central Place merupakan teori yang ditemukan oleh Christaller pada pertengahan tahun 1933. Teori ini membuat model perilaku para pengusaha ritel secara spasial. Christaller pertama kali mempublikasikan studinya yang berkaitan dengan masalah penentuan jumlah, ukuran dan pola penyebaran kota-kota berdasarkan asumsi yang ia buat. Adapun asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain:Suatu lokasi yang memiliki permukaan datar yang seragam. Lokasi memiliki jumlah penduduk yang merata. Lokasi mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata. Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa. Pada suatu pusat kota di Selatan Jerman, Crhristaller berpendapat bahwa tujuan utama sebuah pusat permukiman atau pasar adalah menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya. Teori Central place menggunakan konsep dasar threshold dan range. Lokasi atas suatu tempat ditentukan oleh threshold-nya, atau kebutuhan area pasar minimum atas suatu barang maupun jasa untuk dapat ditawarkan secara ekonomis, contohnya membawa sebuah perusahaan dapat mengadakan barang dan jasa dan menjaganya menjadi sebuah bisnis. Christaller menyarankan bahwa setiap lokasi mengembangkan pasarnya sampai rangenya atau ukuran maksimum/jarak maksimum dimana konsumen mampu melakukan perjalanan untuk menjangkau suatu komoditi atau jasa. Dalam kondisi ideal pusat pasar dengan ukuran dan fungsi yang sama akan memiliki jarak yang sama satu sama lain.Ahli ekonomi dari Jerman, August Losch, memodifikasi dan melengkapi teori central place Christaller. Dalam bukunya, The Spatial Organization of the Economy (1940), Losch memulainya dengan skala aktivitas ekonomi terkecil yaitu pertanian, dimana secara reguler lahan pertanian terdistribusi di seluruh dataran dengan pola kisi-kisi segitiga.Losch mengusulkan sebuah model konsumen berdasarkan stuktur administratif dan industri yang berseberangan dengan pusat layanan Christaller. Didasarkan pada asumsi yang tidak realistik, teori pusat layanan merupakan sebuah titik awal yang membantu untuk membangun sebuah pemikiran mengenai perbedaan perkembangan komunitas dan meskipun demikian juga berguna dalam pertimbangan untuk lokasi perdagangan dan layanan serta ketentuan untuk lokasi barang dan jasa khusus. Konsep dari sebuah penataan suatu hirarki juga mempertimbangkan dampak jaringan sosial terhadapa aktivitas ekonomi dan pergerakan orang yang termodifikasi berdasarkan tingkatan hirarki atas layanan yang tersedia. Teori pusat layanan memberikan sebuah pondasi untuk sebuahAnalisis Lokasi dan KeruanganHalaman 3TUGAS CRITICAL REVIEWbangunan besar penelitian empiris atas kerangka pembangunan kota dan hal ini berguna untuk pembangunan ekonomi kota dan wilayah yang memiliki isu mengenai lokasi dan kelangsungan hidup aktivitas ekonomi.2.2 Proses Pengolahan Data2.2.1 Analisis Hieraki ClusterDalam menentukan analisis hieraki cluster, ditentukan variabel yang ada. Variabel yang diteliti dibedakan kedalam dua kategori, yaitu lokasi usaha sebagai variabel bebas dan tingkat keberhasilan usaha sebagai variabel terikat. Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan analisis hieraki cluster, dimana akan dihasilkan lima dendogram dari lima metode analisis hieraki cluster, yaitu Metode Single Linkage, Metode Complete Linkage, Metode Average Linkage, Metode Centroid, dan Metode Ward's.2.2.2 Sistem Informasi GeografiPenggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran visualisasi secara spasial pengaruh lokasi usaha terhadap tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba di Kabupaten Jember. Minimarket waralaba di Kabupaten Jember ditandai dalam bentuk point sesuai dengan hasil tracking dengan GPS. Proses marking tersebut mendukung operasi spasial geocoding digunakan untuk mendapatkan informasi nilai latitude dan longitude pada masing-masing titik.Overlay merupakan operasi spasial untuk menggabungkan 2 data spasial, diantaranya data hasil tracking lokasi geografis minimarket waralaba dan peta digital citra satelit Kabupaten Jember dari Google Maps. Operasi spasial ini mendukung operasi spasial measurement untuk menghitung jarak 2 titik (distance), yaitu antara minimarket waralaba dengan pemukiman penduduk terdekat, pusat keramaian (alun-alun) dan dengan perguruan tinggi (Universitas Jember). Operasi spasial query digunakan oleh user untuk menampilkan informasi detail melaui point-point minimarket waralaba yang tersebar dalam peta digital Kabupaten Jember.Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 4TUGAS CRITICAL REVIEWBAB III.RANKUMAN JURNAL3.1 Rangkuman JurnalPenetuan tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan minimarket-minimarket waralaba yang memiliki kesamaan karakteristik persaingan usaha. Salah satu metode yang dapat dipergunakan adalah analisis kelompok (clustering) dengan metode hierarchical clustering. Pengembangan sistem informasi geografis berbasis web oleh peneliti dilakukan dengan pendekatan model RAD. Hal tersebut dikarenakan sistem yang akan dibangun termasuk dalam proyek skala kecil yang berfokus pada lingkup analisis spasial. Pendekatan iteratif seperti RAD cocok digunakan sebagai metodologi untuk proyek Sistem Informasi Geografis yang sering memerlukan jadwal pengembangan yang cepat.Subjek penelitian ini adalah minimarket waralaba di Kabupaten Jember. Jumlah minimarket waralaba yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 29 berdasarkan perhitungan Slovin dengan estimasi error sebesar 10% dan jumlah populasi sebanyak 40 minimarket waralaba. Variabel yang diteliti dibedakan kedalam dua kategori, yaitu lokasi usaha sebagai variabel bebas dan tingkat keberhasilan usaha sebagai variabel terikat. Indikator dalam variabel lokasi usaha terdiri dari jarak terhadap pemukiman, jarak terhadap pusat keramaian, jarak terhadap perguruan tinggi, kepadatan penduduk dan pendapatan per kapita per kecamatan. Indikator dalam variabel tingkat keberhasilan usaha terdiri dari jumlah pelanggan, jumlah transaksi, volume penjualan, omset penjualan, perolehan laba bersih dan waktu pencapaian BEP. Positioning System (GPS) dan measurement tools dalam Google Maps sebagai instrumen penelitian.Teknik analisis dalam penelitian ini terdiri dari analisis cluster, analisis spasial dan analisis deskriptif. Teknik analisis cluster yang digunakan adalah hierarchical clustering dengan metode agglomerative. Metode yang digunakan untuk membentuk cluster minimarket waralaba berdasarkan indikator keberhasilan usaha adalah single linkage, complete linkage, average linkage, metode centroid dan ward's, sedangkan untuk mengukur kemiripan sebuah obyek dengan obyek yang lain digunakan perhitungan euclidean distance.Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 5TUGAS CRITICAL REVIEWGambar 1. Salah satu dendogram hasil dari penghitungan hierarchical clustering dengan menggunakan metode single linkage.Metode single linkage ini akan dipakai dalam mendalami hasil analisis keberhasilan waralaba minimarketSumber : Nuritha dkk, 2013Berdasarkan dilakukan penghitungan dengan menggunakan kriteria dua nilai simpangan baku serta penghitungan rasio dua nilai simpangan baku, maka dipakailah metode single linkage sebagai metode hierarchical clustering terbaik, karena memiliki nilai simpangan baku terkecil dibandingkan dengan keempat metode lainnya. Hasil perhitungan centroid menunjukkan bahwa kelompok 1 merupakan kelompok yang sangat berhasil karena memiliki nilai centroid tertinggi pada indikator jumlah pelanggan, jumlah transaksi, volume penjualan, omset penjualan, laba bersih dan memiliki nilai centroid terendah pada indikator waktu pencapaian BEP. Kelompok 2 merupakan kelompok yang berhasil, dan kelompok 4 merupakan kelompok yang cukup berhasil. Kelompok 3 merupakan kelompok yang kurang berhasil karena memiliki nilai centroid terendah pada indikator jumlah pelanggan, jumlah transaksi, volume penjualan, omset penjualan, laba bersih dan memiliki nilai centroid tertinggi pada indikator waktu pencapaian BEP.Empat kelompok yang dihasilkan metode single linkage memiliki anggota sebagai berikut:Kelompok 1 terdiri dari MW1, MW6, MW23, MW25. Kelompok 2 terdiri dari MW2, MW3, MW7, MW11, MW12, MW14, MW15, MW16, MW18, MW20, MW28. Kelompok 3 terdiri dari MW4, MW5, MW8, MW9, MW10, MW13, MW17, MW22, MW27, MW29. Kelompok 4 terdiri dari MW19, MW21, MW24, MW26. Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 6TUGAS CRITICAL REVIEWPenggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran visualisasi secara spasial pengaruh lokasi usaha terhadap tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba di Kabupaten Jember. Minimarket waralaba di Kabupaten Jember ditandai dalam bentuk point sesuai dengan hasil tracking dengan GPS. Proses marking tersebut mendukung operasi spasial geocoding digunakan untuk mendapatkan informasi nilai latitude dan longitude pada masing-masing titik.Overlay merupakan operasi spasial untuk menggabungkan 2 data spasial, diantaranya data hasil tracking lokasi geografis minimarket waralaba dan peta digital citra satelit Kabupaten Jember dari Google Maps. Operasi spasial ini mendukung operasi spasial measurement untuk menghitung jarak 2 titik (distance), yaitu antara minimarket waralaba dengan pemukiman penduduk terdekat, pusat keramaian (alun-alun) dan dengan perguruan tinggi (Universitas Jember). Operasi spasial query digunakan oleh user untuk menampilkan informasi detail melaui point-point minimarket waralaba yang tersebar dalam peta digital Kabupaten Jember.Pemodelan spasial dengan sistem informasi geografis ini mempermudah peneliti dalam menyimpulkan hubungan antara lokasi usaha dengan tingkat keberhasilan usaha. Pengaruh lokasi usaha terhadap tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba diidentifikasi melalui penyajian data spasial dan atribut dalam sistem informasi geografis. Hasil analisis secara spasial menunjukkan bahwa indikator jarak terhadap pemukiman penduduk dan jarak terhadap pusat keramaian (pusat pemerintahan) tidak berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan minimarket waralaba di Kabupaten Jember. Indikator jarak terhadap perguruan tinggi kepadatan penduduk per kecamatan, dan pendapatan penduduk per kapita per kecamatan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba di Kabuapten Jember.Gambar 2. Alur Proses Pengolahan data di Sistem Informasi GeografisSumber : Nuritha dkk, 2013Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 7TUGAS CRITICAL REVIEWBAB IV.CRITICAL REVIEWJurnal ini membahas tentang pengaruh lokasi terhadap keberhasilan usaha waralaba minimarket di kabupaten Jember dengan menggunakan paduan Sistem Informasi Geografis (SIG). Untuk mengetahui lokasi mana aja yang memungkinkan keberhasilan suatu usaha waralaba minimarket, diperlukan variabel serta penghitungan statistika. Penulis menggunakan metode hierarchical clustering untuk mencari metode yang cocok dalam mencari lokasi apa saja yang memengaruhi keberhasilan waralaba minimarket (sebelumnya penulis sudah mendata lokasi mana saja waralaba minimarket yang dijadikan sampel). Kemudian untuk mempertajam analisis, hasil hitungan serta data dari pendapatan waralaba minimarket hasil sampel dimasukkan ke Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasillnya nanti akan diketahu apa saja faktor lokasi yang memengaruhi keberhasilan waralaba minimarket (dalam jurnal ini, kedekatan lokasi waralaba minimarket dengan perguruan tinggi, serta pengaruh kepadatan penduduk dan pendapatan per kapita penduduk). Penggunaan penghitungan metode hierarchical clustering dengan Single Linkage diyakini penulis sebagai terbaik karena memiliki ratio nilai simpangan baku terkecil dibandingkan dengan keempat metode lainnya membuat validitas pengujian datanya tidak diragukan lagi. Penggunaan metode ini juga membantu kita memahami bahwa jurnal ini sudah terkait dengan teori Hotelling dan teori Central PlaceNamun jurnal ini tidak disertai data mengenai dimana saja lokasi waralaba minimarket yang dijadikan sampel, demikian pula tentang pendapatan yang diraih oleh waralaba minimarket, juga tidak dipaparkan. Pemaparan ini cukup penting agar pembaca bisa paham tentang kondisi sampel dari sisi pendapatan yang diraih oleh waralaba minimarket dan lokasinya. Hasil analisis yang dipaparkan oleh penulis juga menjadi lebih kuat jika penulis memaparkan data pendapatan yang diraih oleh waralaba minimarket serta lokasinya. Pada jurnal ini, penulis cuma menuliskan waralaba minimarket dengan singakatan MW tanpa ada data pendapatan dan lokasi (khususnya pada saat penghitungan metode hierarchical clustering). Pada bagian hasil analisis, penulis sudah langsung menuliskan pendapatan waralaba minimarket yang berhasil, tanpa ada data pendukung yang memadai.Penulis juga tidak memaparkan dengan jelas lokasi mana saja yang dijadikan sampel pada paduan Sistem Informasi Geografis (SIG), baik berupa peta biasa ataupun peta Google Maps. Bahkan meskipun di jurnal ada foto yang menunjukkan bahwa penulisAnalisis Lokasi dan KeruanganHalaman 8TUGAS CRITICAL REVIEWtelah melakukan pengolahan peta melalui bantuan Google Maps (sebelumnya penulis sudah melakukan tracking via GPS) namun hasil dari pengolahan SIG ini tidak dipaparkan lebih lanjut. Penulis seharusnya bisa memaparkan hasil pengolahan SIG dengan menampilkan peta garis hasil olahan dari SIGJurnal ini juga terkesan lebih menekankan pada penghitungan hierarchical clustering daripada hasil olahan SIG, sesuai dengan judulnya. Hal ini terlihat dari pembahasan hierarchical clustering yang cenderung lebih banyak dibahas, ketimbang pengelolaan SIG yang hanya menekankan pada prosesnya saja (dasaran penggunaan SIG tidak dijelaskan dengan detail). Walaupun penulis juga telah memaparkan penggunana overlay dan querry, tapi pada landasan teori tidak dijelaskan dengan detail mengenai fungsi dari fitur overlay dan querry dalam SIG. Selain itu tidak dijelaskan kaitan antara proses penghitungan dengan hierarchical clustering dengan proses SIG.Selain itu jurnal ini tidak dilengkapi dengan teori lokasi yang mendasari keberadaan waralaba minimarket yang berhasil dalam menjalankan usahanya. Penulis bisa menggunakan Teori Hotelling dan Teori Central Place sebagai dasar dari landasan teori pada jurnal ini. Teori Hotelling mengarah ke persaingan spasial antar produsen, sedangkan Teori Central Place menekankan pada pentingnya kedekatan lokasi sebuah produsen kepada faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilannya. Kedua teori ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan jurnal yang ada.Penulis juga tidak memaparkan aplikasi apakah yang dipakai untuk melakuakan pengelolaan data berbasis GIS, seperti contoh dalam mengolah data yang diinput ke peta, mahasiswa Perencanaan Wialayh dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember menggunakan bantuan software ArcGIS. Walaupun pada penjelasan metode penelitian di bagian GIS dijelaskan bahwa penulis menggunakan aplikasi GIS berbasis web yang datanya diinput ke server Google Earth, namun tidak dipaparkan website jenis apa yang dipakai beserta linknya. Penggunaan aplikasi GIS berbasis web juga belum tentu bisa dipahami oleh masyrakat luas.Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 9TUGAS CRITICAL REVIEWBAB IV.PENUTUP4.1 Lesson LearnedDari pendalaman dari jurnal ini, beberapa pelajaran yang bisa petik untuk menjadi dasar pengetahuan analisis lokasi kedepannya adalah sebagai berikut:Pengujian validitas data dan keterkaitan data dengan menggunakan metode Single Linkage pada hierarchical clustering merupakan metode yang palng baik dibandingkan metode lainnya seperti complete linkage, average linkage, metode centroid dan ward's Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dimaksud untuk membantu pelacakan posisi waralaba minimarket yang menjadi sampel serta untuk menganalisa faktor lokasi apa saja yang memengaruhi keberhasilan waralaba minimarket. Keberhasilan waralaba minimarket di Kabupaten Jember dalam menjalankan usaha dipengaruhi oleh dengan kedekatan lokasi waralaba minimarket dengan perguruan tinggi serta tingginya kepadatan dan pendapatan per kapita penduduk. Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 10TUGAS CRITICAL REVIEWDAFTAR PUSTAKAFitriani. 2014. Teori Pusat Perdagangan. http://fytryany.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (diakses 15 Maret 2015)Rangkuti, Freddy. 2009. 25 Langkah Menjalankan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtamaTarigan. Robert. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi AksaraMaarif, Afrizal dkk. 2014. Faktor-Faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Minimarket Di Jalan Mulyosari, Surabaya. Surabaya : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh NopemberPratiwi, Azizah. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan LokasiTerhadap Kesuksesan Usaha Jasa (Studi Pada Usaha Jasa Mikro-Kecil di Sekitar Kampus UNDIP Pleburan. Semarang: Universitas Diponegoro.Maulana, Mohammad Sidik. 2007. Pemilihan Lokasi Mini Market dengan MenggunakanSistem Informasi Geografis (Studi KasusPembukaan Toko Baru Mini Market Yomart di Kota Cirebon). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.Analisis Lokasi dan KeruanganHalaman 11