review article radiologi subi 2011

49
TUGAS REVIEW ARTIKEL PENYAKIT PADA ESOFAGUS : DIAGNOSA DENGAN ESOFAGOGRAFI (DISEASES OF THE ESOPHAGUS:DIAGNOSIS WITH ESOPHAGOGRAPHY) Oleh : L. Muh. Editia Subihardi (H1A007032) Pembimbing : dr. Dewi Anjarwati, M. Kes. Sp Rad. DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN / SMF RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB

Upload: sintia-destiana

Post on 28-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

review artikel radiologi, membahas tentang artikel radiologi

TRANSCRIPT

TUGAS

REVIEW ARTIKEL

PENYAKIT PADA ESOFAGUS : DIAGNOSA DENGAN

ESOFAGOGRAFI

(DISEASES OF THE ESOPHAGUS:DIAGNOSIS WITH

ESOPHAGOGRAPHY)

Oleh :

L. Muh. Editia Subihardi

(H1A007032)

Pembimbing :

dr. Dewi Anjarwati, M. Kes. Sp Rad.

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN / SMF RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2011

PENYAKIT PADA ESOFAGUS : DIAGNOSA DENGAN ESOFAGOGRAFI

(Marc S. Levine, MD dan Stephen E. Rubesin, MD – Departemen Radiologi Rumah Sakit

Universitas Pennsylvania USA – 2005)

Barium esophagram merupakan tes diagnostik yang berguna untuk mengevaluasi

kelainan struktural dan fungsional dari esofagus. Pemeriksaan biasanya dilakukan

sebagai pemeriksaan multifase yang mencakup upright double-contrast(kontras ganda

tegak) yang dilihat dengan suspensi barium kepadatan tinggi, prone single-contrast

(kontras tunggal) dengan suspensi barium kepadatan rendah, dan, tidak jarang, proyeksi

mucosal-relief dengan kedua densitas suspensi barium (baik yang tinggi maupun yang

rendah). Fase double-contrast mengoptimalkan kemampuan untuk mendeteksi penyakit

inflamasi atau neoplastik, sedangkan fase single-contrast mengoptimalkan kemampuan

untuk mendeteksi hernia hiatus dan cincin esofagus bagian bawah atau striktur.

Pemeriksaan fluoroskopi esofagus juga penting untuk menilai gangguan motilitas seperti

achalasia dan spasme esofagus difus. Artikel ini adalah review dari penyakit

gastroesophageal reflux, jenis lain dari esophagitis, tumor esofagus jinak dan ganas,

varises, cincin esofagus bagian bawah, divertikula, dan gangguan motilitas esofagus,

yang semuanya dapat didiagnosa dengan bantuan esofagografi.

Pendahuluan

Meskipun fokus saat ini pada pemeriksaan cross-sectional pencitraan adalah mengenai

computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MR), pemeriksaan barium

terus menjadi modalitas radiologis utama untuk evaluasi pasien dengan disfagia, gejala

refluks, atau temuan klinis lainnya pada penyakit esofagus. Double-contrast

esophagrams sangat berguna untuk mendeteksi penyakit refluks dan komplikasinya,

infeksi esofagitis, karsinoma esofagus, atau lesi struktural lainnya dari esofagus. Bagian

fluoroskopi dari pemeriksaan ini juga berguna untuk penilaian motilitas esofagus dan

deteksi gangguan motilitas esofagus seperti achalasia dan spasme esofagus difus. Tujuan

artikel ini adalah untuk meninjau penyakit gastroesophageal reflux, jenis lain dari

esofagitis, tumor jinak dan ganas esofagus, varises, cincin esofagus bagian bawah,

divertikula, dan gangguan motilitas esofagus, yang semuanya dapat didiagnosa dengan

bantuan esofagografi.

Tehnik

Pemeriksaan menggunakan barium pada esofagus biasanya dilakukan sebagai

pemeriksaan multifase yang mencakup upright double-contrast yang dilihat dengan

suspensi barium kepadatan tinggi, prone single-contrast dengan suspensi barium

kepadatan rendah, dan, tidak jarang, mucosal-relief dilihat dengan kedua kepadatan

suspensi barium (baik tinggi atau rendah). Pertama-tama pasien diberikan agen efervesen

dan kemudian dengan cepat menelan barium kepadatan-tinggi di posisi Left Posterior

Oblique (LPO) (Jelaskan posisi pasien sehubungan dengan posisi atas meja fluoroskopi)

agar mendapatkan kontras ganda pandangan esofagus, dengan esofagus berada di bawah

tulang belakang untuk menghindari kebingungan dengan struktur tulang yang tumpang

tindih. Distensi normal dari esofagus memiliki profil kontur luminal yang putih tipis dan

tampilan halus homogen pada permukaannya (Gambar 1). Pandangan mukosa-relief

menunjukkan lipatan longitudinal yang normal yakni tipis, lurus, struktur halus tidak

lebih dari 1-2 mm lebar. Setelah pasien mengubah posisinya 360 ° untuk secara optimal

melapisi fundus lambung dengan barium, ia ditempatkan dalam posisi sisi kanan-bawah

telentang untuk mendapatkan pemandangan kontras-ganda dari kardia dan fundus

lambung. Kardia ini sering diketahui melalui kehadiran tiga atau empat lipatan stellata

yang memancar ke titik pusat di persimpangan gastroesophageal, juga dikenal sebagai

“cardiac rossette” (gambar 2).

Gambar 1. Gambaran esofagus pada proyeksi LPO tegak dari

penggunaan esofagografi double-contrast esophagography menunjukkan esofagus

normal dengan penampilan homogen halus.

Gambar 2. Posisi berbaring sisi kanan-bawah,

titik gambar lateral kardia gaster yang normal menunjukkan lipatan stellata menjalar ke

titik pusat (panah putih) di persimpangan gastroesophageal. (panah hitam) diatas kardia.

Pasien ini kemudian ditempatkan dalam posisi prone right anterior oblique (RAO) dan

diminta untuk menelan barium kepadatan rendah untuk mengevaluasi motilitas esofagus.

Dismotilitas esofagus dianggap ada ketika peristaltik yang abnormal terdeteksi untuk dua

atau lebih dari lima kali menelan secara terpisah. Berikutnya pasien meminum lagi

suspensi barium kepadatan rendah agar distensi esofagus dapat terlihat secara optimal

untuk menilai cincin, striktur, atau hernia hiatus yang bisa terlewatkan di pemeriksaan

dengan double-contrast proyeksi tegak. Terakhir, posisi pasien berubah dari telentang ke

RPO dan posisi kanan-lateral untuk menilai refluks gastroesophageal spontan atau

refluks yang diinduksi oleh manuver Valsava untuk meningkatkan tekanan

intraabdominal.

GERD (GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE)

Tujuan dari pemeriksaan barium pada pasien dengan gejala refluks tidak hanya untuk

mendokumentasikan adanya hernia hiatus atau refluks gastroesophageal tetapi untuk

mendeteksi gejala sisa morfologi refluks, termasuk refluks esofagitis, striktur peptik,

esofagus Barrett, dan adenokarsinoma esofagus. Kondisi ini dibahas secara terpisah

dalam bagian berikut.

Refluks Esoafagitis

Refluks esofagitis sejauh ini dikenal sebagai penyakit inflamasi paling sering yang

melibatkan esofagus. Kontras-ganda esophagrams telah terbukti memiliki sensitivitas

yang mendekati 90% untuk deteksi dari refluks esofagitis karena kemampuan untuk

mengungkapkan kelainan mukosa yang tidak dapat divisualisasikan pada single-kontras

studi. Kebanyakan kasus yang tidak terdeteksi terjadi pada pasien dengan bentuk ringan

dari esofagitis, yang memanifestasikan di endoskopi sebagai eritema mukosa dan

kerapuhan. Tanda paling umum dari refluks esofagitis pada kontras-ganda esophagrams

adalah penampilan halus nodular atau granular dengan radiolusensi buruk yang memudar

akibat edema perifer dan peradangan mukosa (Gambar 3). Nodularitas atau granularitas

ini hampir selalu memanjang proksimal dari persimpangan gastroesophageal sebagai

daerah persebaran penyakit.

Gambar 3. Gambaran spot posisi LPO-tegak dari esofagografi

double-contrast yang menunjukkan esofagitis refluks esofagitis dengan granularitas luas

pada esofagus bagian bawah meliputi edema dan inflamasi dari mukosa.

Pemeriksaan barium juga dapat menunjukkan ulkus yang dangkal dan erosi di esofagus

distal. Ulkus dapat memiliki konfigurasi belang-belang, linear, atau stellata dan sering

dikaitkan dengan lingkaran sekitar mukosa edema, lipatan radiasi, atau sakulasi

(kantung) dari dinding yang berdekatan (Gambar 4). Beberapa pasien memiliki ulkus

soliter pada atau di dekat persimpangan gastroesophageal, sering pada dinding posterior

dari esofagus distal, mungkin sebagai akibat dari paparan asam refluks ketika pasien

tidur dalam posisi telentang. Pasien lain dapat memiliki ulserasi lebih luas dari ketiga

distal atau setengah dari esofagus thoraks, namun ulserasi ini selalu meluas secara

proksimal dari persimpangan gastroesophageal. Dengan demikian, keberadaan ulkus

yang terbatas pada bagian atas atau tengah esofagus harus menunjukkan penyebab lain

untuk penyakit pasien.

Gambar 4. Gambaran proyeksi LPO posisi tegak dari

esofagografi double-contrast menunjukkan refluks esofagitis dengan ulkus kecil linier

(panah hitam) di distal esofagus ditambah dengan hiatas hernia (panah putih).

Esofagitis refluks juga dapat bermanifestasi sebagai lipatan longitudinal yang menebal

sebagai akibat dari edema dan peradangan yang memanjang ke dalam submukosa.

Namun, lipatan menebal tersebut merupakan penemuan yang non-spesifik pada esofagitis

dari sejumlah penyebab yang bisa mengakibatkannya. Pasien lain dengan refluks

esofagitis kronis mungkin memiliki lipatan besar tunggal yang muncul pada kardia

lambung dan memanjang ke atas ke dalam esofagus distal sebagai tonjolan, polipoid

halus, yang juga dikenal sebagai polip inflamasi esophagogastric (Gambar 5).

Gambar 5. Hasil pada proyeksi prone RAO dari esofagografi

single-contrast yang menunjukkan inflamasi polip esofagogastrik sebagai bayangan

hitam yang radiolusen dan membesar (panah kecil) sebagai lipatan yang membesar yang

meluas ke bagian distal esofagus, yang berujung pada protuberans polipoid yang halus

(panah besar). Polip inflamatorik diperkirakan merupakan tanda dari esofagitis refluks

kronis.

Lesi ini merupakan lipatan inflamasi kronis dan bukan neoplasma sejati, sehingga

dikenal sebagai pseudopolyp inflamasi. Karena lesi ini tidak memiliki potensi ganas,

endoskopi tidak dianjurkan ketika studi barium mengungkapkan temuan khas dari

inflamasi akibat polip esophagogastric pada esofagus distal. Jika ditemukan lesi yang

tidak seperti biasa (besar atau berlobus), bagaimanapun, endoskopi dan biopsi mungkin

diperlukan untuk menyingkirkan tumor di esofagus distal.

Jaringan parut dan Striktur

Jaringan parut yang terlokalisasi dari refluks esofagitis dapat bermanifestasi pada studi

barium sebagai merata, kerutan, atau sacculation dari dinding esofagus yang berdekatan,

sering dikaitkan dengan lipatan-lipatan memancar menuju situs jaringan parut.

Selanjutnya jaringan parut dapat menyebabkan pengembangan striktur keliling (yaitu,

"lambung" striktur) di esofagus distal, hampir selalu terletak di atas hernia hiatus.

Striktur seperti itu sering muncul sebagai segmen penyempitan konsentris meruncing

halus (Gambar 6), namun asimetris jaringan parut dapat menyebabkan penyempitan

asimetris dengan sacculation fokal atau balon dari dinding esofagus antara daerah fibrosis

(Gambar 7)

Gambar 6. Gambaran proyeksi LPO tegak dari esofagografi

kontras ganda menunjukkan segmen halus dari penyempitan konsentrik (panah putih)

akibat striktur peptikum pada esofagus distal diatas hernia hiatus (panah hitam).

Gambar 7. Gambaran LPO tegak dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan striktur peptikum asimetris pada bagian distal esofagus diatas hernia

hiatus (panah hitam kecil), dengan sakulasi pada kedua bagian permukaan dinding

(panah hitam besar) dan in profile (panah kecil putih). Perhatikan lipatan transversum

yang terfiksasi (panah putih kecil) dari jaringan parut longitudinal pada bagian distal

esofagus di atas bagian striktur.

Striktur peptikum lain dapat bermanifestasi sebagai daerah cincin pendek yang

mengalami penyempitan (Gambar 8) yang bisa disangka sebagai cincin Schatzki pada

pasien dengan disfagia. Ketika ada ditandai ketidakteraturan, merata, atau nodularitas

dari satu atau lebih dinding penyempitan, endoskopi dan biopsi mungkin diperlukan

untuk menyingkirkan striktur ganas sebagai penyebab dari temuan ini.

Gambar 8. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan striktur peptikum yang berbentuk seperti cincin (anak panah putih)

pada bagian distal esofagus diatas hernia hiatus (panah hitam).

Jaringan parut dari refluks esofagitis juga dapat menyebabkan pemendekan longitudinal

dari esofagus dan pengembangan lipatan transversal tetap, menghasilkan sebuah

tampakan "step-ladder" sebagai hasil dari penyatuan dari barium antara lipatan (lihat

Gambar 7). Lipatan ini harus dibedakan dari lapisan melintang tipis (misalnya, "feline"

esofagus) yang sering terlihat untuk interval singkat di fluoroskopi karena kontraksi

transien dari mukosa muskularis longitudinal berorientasi pada pasien dengan refluks

(Gambar 9).

Gambar 9. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan guratan-guratan transversal akibat kontraksi transien mukosa

muskularis longitudinal pada pasien dengan esofagus feline. Temuan ini sering dikaitkan

dengan penyakit GERD.

Barrett Esophagus

Barrett esophagus ditandai dengan metaplasia kolumnar progresif dari esofagus distal

yang disebabkan oleh refluks gastroesophageal kronis dan refluks esofagitis. Barrett

esophagus diperkirakan terjadi pada sekitar 10% dari semua pasien dengan esofagitis

refluks. Esofagram kontras ganda dapat digunakan untuk mengklasifikasikan,

berdasarkan kriteria radiologis tertentu, pasien dengan gejala refluks sebagai pasien

dengan risiko tinggi, sedang, atau rendah untuk Barrett esofagus. Pasien diklasifikasikan

berisiko tinggi ketika sebuah pemeriksaan barium menemukan striktur pada bagian

midesophageal (Gambar 10) atau ulkus atau pola retikuler dari mukosa (biasanya

berhubungan dengan hernia hiatus dan / atau refluks gastroesophageal).

Gambar 10. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan konstriksi berbentuk cincin kecil (panah putih besar) pada

midesofagus di pasien dengan Barrett esofagus.

Pada beberapa kasus, endoskopi dan biopsi harus dilakukan untuk membantu

mendapatkan diagnosis yang definitif. Meskipun pola mukosa retikuler telah ditemukan

di hanya 5% -10% dari semua pasien dengan esofagus Barrett, temuan ini telah diakui

sebagai tanda yang sangat spesifik dari esofagus Barrett, terutama jika pola ini

berdekatan dengan distal aspek striktur midesophageal (lihat Gambar 10). Pola retikuler

ini ditandai oleh lekukan atau celah yang terisi oleh barium yang berukuran kecil yang

menyerupai area gastricae dalam lambung.

Pasien diklasifikasikan di risiko sedang untuk esofagus Barrett ketika sebuah

pemeriksaan barium menemukan esofagitis atau striktur peptikum di esofagus distal.

Temuan radiologi ini mencerminkan penyakit peradangan kronis dan jaringan parut,

keputusan untuk melakukan endoskopi dalam kelompok ini harus didasarkan pada

keparahan gejala, usia, dan kesehatan pasien.

Akhirnya, pasien diklasifikasikan berisiko rendah untuk esofagus Barrett ketika

pemeriksaan barium menemukan tidak ada kelainan struktural (terlepas dari ada atau

tidak adanya refluks atau hernia hiatus). Sebagian besar pasien ditemukan dalam kategori

berisiko rendah, dan prevalensi dari esofagus Barrett begitu kecil di grup ini, yang

dimana orang-orang tersebut dapat diobati secara empiris untuk gejala refluks mereka

tanpa perlu endoskopi.

ESOFAGITIS INFEKSI

Candida esofagitis

Candida albicans adalah penyebab paling umum dari infeksi esofagitis. Ini biasanya

terjadi sebagai infeksi oportunistik pada pasien immunocompromised, terutama pada

mereka dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), tetapi Candida esofagitis

juga dapat dihasilkan dari stasis esofagus lokal yang disebabkan oleh gangguan motilitas

esofagus parah seperti achalasia dan skleroderma. Hanya sekitar 50% pasien dengan

esofagitis Candida yang ditemukan memiliki sariawan, sehingga apabila tidak ditemukan

adanya penyakit orofaringeal, kita tidak bisa serta merta mengekslusi diagnosis ini.

Candida esophagitis biasanya bermanifestasi pada pemeriksaan double-contrast sebagai

plak diskrit seperti luka yang terlihat sebagai kelainan berbentuk linier atau tidak teratur

yang cenderung berorientasi longitudinal dan dipisahkan oleh mukosa yang normal

(Gambar 11). Kontras ganda esofagrams telah ditemukan memiliki sensitivitas 90%

untuk mendeteksi Candida esophagitis, terutama karena kemampuan untuk menunjukkan

plak ini.

Gambar 11. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan lesi multipel plaque-like (anak panah) pada esofagus pasien dengan

esofagitis candida.

Akantosis glikogen adalah kondisi umum lainnya yang biasanya terjadi pada orang tua.

Dalam akantosis glikogen, glikogen sitoplasma terakumulasi pada lapisan sel skuamosa

epitel esofagus, yang menyebabkan penebalan plak fokal yang menebal pada mukosa.

Akantosis glikogen dapat bermanifestasi pada pemeriksaan kontras ganda dengan bentuk

nodul-nodul kecil atau plakat (Gambar 12). Pertimbangan utama dalam diagnosis

diferensial adalah Candida esophagitis. Namun, nodul dari akantosis glikogenik memiliki

penampilan yang lebih bulat, sedangkan Candida esophagitis plaknya cenderung

memiliki konfigurasi yang lebih linier. Dan juga, kandidiasis biasanya terjadi pada pasien

immunocompromised dengan odynophagia, sedangkan akantosis glikogen terjadi pada

orang tua dengan tanpa gejala kelainan esofagitis. Oleh karena itu untuk membedakan

kondisi ini harus berdasarkan temuan klinis dan pemeriksaan radiografi.

Gambar 12. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan plak kecil multipel dan nodular pada midesofagus di pasien lansia

dengan akantosis glikogenik.

Selama 2 dekade terakhir, bentuk kandidiasis yang lebih fulminan telah ditemukan pada

pasien dengan AIDS, yang menunjukkan keadaan esofagus yang "shaggy (berbulu)" atau

yang bentuknya tidak teratur dan disebabkan oleh plak coalescent pseudomembranesand

yang sangat banyak, ditambah dengan terlihatnya barium diantara lesi-lesi tersebut

(Gambar 13 ). Pasien lain dengan akalasia atau skleroderma dapat terlihat esofagus yang

"berbusa (foamy)", dengan lapisan gelembung-gelembung kecil yang tak terhitung

jumlahnya di kolom barium; fenomena ini mungkin hasil dari infeksi jamur. Ketika

temuan khas dari esofagitis Candida yang ditemui di esophagrams kontras ganda, pasien

dengan temuan ini dapat diobati dengan agen anti jamur seperti flukonazol, tanpa perlu

dilakukan endoskopi.

Gambar 13. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan esofagus yang shaggy pada esofagitis kandida fulminan pada pasien

dengan AIDS.

Esofagitis Herpes

Virus herpes simplex adalah penyebab lainnya dari infeksi esofagitis yang sering terjadi.

Kebanyakan pasien dengan virus ini bersifat immunocompromised, tetapi kadang-kadang

esofagitis herpes terjadi sebagai penyakit akut self-limited pada individu yang memiliki

imunokompeten. Esofagitis herpes awalnya berkembang dari bentuk vesikel mukosa

kecil yang kemudian pecah ke bentuk diskrit seperti ulkus. Akibatnya, esofagitis herpes

dapat bermanifestasi pada pemeriksaan kontras ganda sebagai ulkus yang dangkal kecil

dengan latar belakang mukosa normal. Ulkus dapat memiliki konfigurasi seperti belang-

belang, stellata, atau cincin dan sering dikelilingi oleh gundukan radiolusen edema

(Gambar 14). Dalam pengaturan klinis yang tepat, keberadaan ulkus diskrit kecil tanpa

plak harus sangat sugestif dari esofagitis herpes, karena ulkus di kandidiasis hampir

selalu terjadi dengan latar belakang pembentukan plak berdifusi. Ketika penyakit

berkembang, bagaimanapun, esofagitis herpes dapat bermanifestasi sebagai kombinasi

dari ulkus dan plak yang meniru Candida esophagitis.

Gambar 14. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan ulkus superfisial multipel yang berukuran kecil (anak panah) pada

midesofagus pasien dengan esofagitis herpes.

Esofagitis herpes pada pasien yang sehat bermanifestasi sebagai ulkus kecil yang tak

terhitung jumlahnya dan berkumpul bersama di midesophagus di bagian bawah bronkus

utama kiri. Ulkus bahkan lebih kecil dibandingkan pada pasien immunocompromised

dengan esofagitis herpes, mungkin karena orang-orang ini memiliki sistem kekebalan

tubuh utuh yang mencegah ulkus dari pembesaran.

Esofagitis Cytomegalovirus

Cytomegalovirus (CMV) adalah penyebab lain dari infeksi esophagitis yang terjadi

terutama pada pasien dengan AIDS. Esofagitis CMV dapat bermanifestasi pada

pemeriksaan kontras ganda sebagai beberapa ulkus kecil atau, lebih seringnya, sebagai

satu atau lebih ulkus datar raksasa yang berukuran beberapa sentimeter atau lebih

panjang. Ulkus mungkin memiliki konfigurasi bulat telur atau berbentuk berlian dan

sering dikelilingi oleh lingkaran radiolusen tipis dari edema mukosa. Karena ulkus herpes

jarang menjadi besar, adanya satu atau lebih ulkus berukuran bear/raksasa dapat

menunjukkan kemungkinan esofagitis CMV pada pasien dengan AIDS. Namun,

diagnosis diferensial juga mencakup ulkus virus immunodeficiency raksasa (HIV) pada

esofagus (lihat bagian berikutnya). Karena CMV esophagitis diobati dengan antivirus

yang relatif bersifat toksik seperti gansiklovir, endoskopi (dengan spesimen biopsi,

brushings, atau kultur esofagus) diperlukan untuk mengkonfirmasi kehadiran dari infeksi

CMV sebelum pasien dirawat.

Esofagitis HIV

Infeksi HIV pada esofagus dapat menyebabkan perkembangan ulkus esofagus raksasa

yang bisa dibedakan dari ulkus yang disebabkan oleh CMV esofagitis. Kontras ganda

esophagrams biasanya menemukan satu atau lebih ulkus berbentuk seperti telur besar

atau berbentuk berlian yang dikelilingi oleh lingkaran radiolusen edema (Gambar 15),

kadang-kadang dikaitkan dengan sekelompok ulkus satelit kecil. Kadang-kadang, orang-

orang yang terinfeksi didapatkan ulkus palatal atau ruam makulopapular yang khas pada

tubuh bagian atas. Diagnosis ditegakkan dengan mendapatkan spesimen biopsi

endoskopi, brushings, atau kultur untuk menyingkirkan CMV esofagitis sebagai

penyebab dari ulkus tersebut. Tidak seperti ulkus pada CMV, ulkus esofagus yang terkait

HIV biasanya sembuh secara nyata setelah pengobatan dengan steroid oral. Jadi,

endoskopi diperlukan pada pasien HIV-positif dengan ulkus esofagus raksasa, untuk

membedakan esofagitis yang disebabkan oleh HIV dan CMV sehingga terapi yang tepat

dapat dilakukan.

Gambar 15. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan ulkus HIV yang besar yang berbentuk berlian (anak panah) pada

midesofagus pasien HIV positif dengan odinofagia.

DRUG-INDUCED ESOPHAGITIS (ESOFAGITIS KARENA OBAT)

Tetrasiklin dan doksisiklin adalah dua agen yang paling umum bertanggung jawab untuk

drug-induced esofagitis di Amerika Serikat, akan tetapi agen penyebab lainnya meliputi

kalium klorida, quinidine, aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid, dan sodium

alendronate. Individu yang terkena biasanya menelan obat dengan air sedikit atau tidak

ada sama sekali sesaat sebelum tidur. Kapsul atau pil biasanya tertahan di midesophagus,

dimana kapsul dan pil tadi dikompresi oleh lengkungan aorta yang berdekatan atau oleh

bronkus utama kiri. Kontak berkepanjangan mukosa esofagus dengan obat-obat ini

mungkin menyebabkan esofagitis kontak iritan. Individu yang terkena mungkin memiliki

odynophagia parah, tetapi perbaikan klinis yang signifikan biasanya terjadi setelah

adanya withdrawal dari offending-agent.

Temuan radiografi pada esofagitis yang diinduksi obat tergantung dari sifat obat

penyebabnya. Tetracycline dan doxycycline terkait dengan terbentuknya ulkus dangkal

kecil pada bagian atas atau tengah esofagus dan tidak dapat dibedakan dengan esofagitis

herpes (Gambar 16). Karena sifat ulkusnya yang superfisial, ulkus ini hampir selalu

sembuh tanpa jaringan parut atau striktur. Sebaliknya, kalium klorida, quinidine, dan

non-steroid obat anti inflamasi dapat menyebabkan cedera esofagus yang lebih parah,

yang mengarah ke pengembangan ulkus lebih besar dan mungkin mneyebabkan

pembentukan striktur.

Gambar 16. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan 2 ulkus superfisial kecil sebagai bayangan cincin (panah) pada

midesofagus. Pasien ini memiliki esofagitis drug-induced setelah mengkonsumsi

doksisiklin.

Natrium alendronate (penghambat resorpsi tulang yang termediasi osteoklas, digunakan

untuk mencegah osteoporosis pada wanita pascamenopause) dapat menyebabkan

esofagitis parah dengan ulserasi yang luas dan striktur yang biasanya terbatas pada

esofagus distal.

RADIATION-INDUCED ESOPHAGITIS (ESOFAGITIS YANG DIINDUKSI

RADIASI)

Dosis radiasi sebesar 5000 cGy atau lebih pada mediastinum dapat menyebabkan cedera

parah pada esofagus. Esofagitis yang diinduksi radiasi akut biasanya terjadi 2-4 minggu

setelah dimulainya terapi radiasi. Mukosa biasanya memiliki tampakan granular karena

edema dan peradangan segmen yang diradiasi. Ulserasi dan penrunan distensibilitas

luminal merupakan temuan sering lainnya. Luasnya penyakit sesuai dengan margin dari

portal radiasi. Kebanyakan kasus dari esophagitis radiasi akut adalah self-limited, tetapi

beberapa pasien mungkin mengalami disfagia progresif karena perkembangan striktur

radiasi, 4-8 bulan setelah menyelesaikan terapi radiasi. Striktur seperti biasanya muncul

sebagai area runcing dan halus yang menyempit secara konsentris pada sebuah portal

radiasi yang sudah ada sebelumnya (Gambar 17).

Gambar 17. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan striktur radiasi sebagai suatu segmen panjang penyempitan yang

halus (anak panah) pada esofagus torasik bagian atas.

Apakah disengaja atau tidak disengaja, menelan alkali atau agen kaustik lainnya dapat

menyebabkan esofagitis yang signifikan, yang pada akhirnya mengarah pada

pembentukan striktur yang luas. Alkali cair dapat menyebabkan nekrosis liquefactive,

yang berujung pada terjadinya bentuk yang paling parah dari cedera kaustik pada

esofagus. Endoskopi biasanya dilakukan sebagai uji diagnostik utama untuk membantu

menilai tingkat dan keparahan cedera esofagus setelah konsumsi zat kaustik. Jika

perforasi esofagus dicurigai, sebuah studi radiografi dengan material kontras yang water-

soluble harus dilakukan untuk mendokumentasikan adanya kebocoran. Studi tersebut

juga dapat mengungkapkan adanya edema, kejang, dan ulserasi dari esofagus yang

terganggu. Seiring dengan esofagitis yang mukai sembuh, studi follow-up dengan barium

memiliki peran penting dalam membantu menentukan panjang striktur yang terbentuk,

yang biasanya melibatkan segmen yang lebih panjang dari esofagus (Gambar 18)

daripada jaringan parut dari jenis lain dari esofagitis.

Gambar 18. Gambaran prone RAO dari esofagografi kontras

tunggal menunjukkan striktur halus yang panjang (anak panah) pada esofagus bagian

torasik yang disebabkan ingesti alkali.

Pasien dengan striktur alkali kronis juga memiliki peningkatan risiko terjadinya

karsinoma sel skuamosa pada esofagus, sehingga area mukosa baru yang irreguler atau

noduler dalam striktur alkali yang sudah ada yang diketahui berdasarkan studi barium

harus diperhatikan karena adanya kemungkinan karsinoma yang superimpose.

ESOPHAGITIDES LAINNYA

Esofagitis refluks alkali disebabkan oleh refluks sekresi empedu atau pankreas ke dalam

esofagus setelah gastrektomi parsial atau total. Bentuk esofagitis ini pada pemeriksaan

barium ditandai oleh nodularitas mukosa atau ulserasi atau, pada penyakit parah, ditandai

oleh striktur esofagus distal yang seringkali kerkembang dengan cepat dalam periode

waktu yang singkat. Resiko terjadinya esofagitis refluks alkali dapat dikurangi dengan

melakukan rekonstruksi Roux-en-Y untuk mengurangi refluks sekresi alkali ke dalam

esophagus setelah gastrektomi parsial atau total.

Intubasi nasogastrik merupakan penyebab yang jarang untuk terjadinya esofagitis dan

pembentukan striktur pada esofagus distal. Telah diketahui bahwa striktur yang terjadi

akibat refluks esofagitis parah disebabkan oleh refluks asam konstan di sekitar tabung ke

dalam esofagus distal. Individu yang terkena terkadang memperlihatkan striktur esofagus

yang signifikan yang menunjukkan progresi tingkat keparahan pada pemeriksaan barium

berseri.

Penyebab lain yang jarang menyebabkan esofagitis meliputi penyakit Crohn,

tuberculosis, eosinofilik esophagitis, penyakit graft-versus-host kronis, sindrom Behc ,

dan gangguan kulit yang melibatkan esofagus, seperti epidermolisis bulosa dystrophica

dan pemfigoid membran mukosa jinak.

BENIGN TUMORS (TUMOR JINAK)

Tumor jinak esofagus merupakan 20% dari seluruh neoplasma esofagus. Kebanyakan

terdeteksi sebagai temuan insidentil pada pasien asimtomatik. Papiloma skuamosa

merupakan tumor mukosa jinak yang paling umum di esofagus. Lesi ini biasanya muncul

pada esofagram kontras ganda sebagai polip sesil kecil dengan kontur yang halus atau

sedikit berlobus. Beberapa papiloma mungkin sulit untuk dibedakan dari kanker esofagus

kecil berdasarkan temuan radiografi, sehingga endoskopi diperlukan untuk diagnosis

definitif.

Sebaliknya, leiomioma adalah tumor submukosa jinak yang paling sering pada esofagus.

Individu yang terkena biasanya asimtomatik tapi mungkin terkadang muncul dengan

disfagia, bergantung pada ukuran tumor dan seberapa besar tumor tersebut mencapai

lumen. Leiomioma biasanya bermanifestasi pada esofagram sebagai suatu massa

submukosal yang halus dengan batas warna putih yang membentuk sudut tumpul

terhadap dinding esofagus di dekatnya ketika dilihat pada profil (gambar 19). Sebagai

hasilnyam lesi ini mungkin tidak bisa dibedakan dari tumor mesenkimal lainnya seperti

fibroma, neurofibroma dan hemangioa.

Gambar 19. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan leiomioma sebagai suatu massa submukosa halus (anak panah

hitam) pada midesofagus.

Polip fibrovascular adalah tumor jinak yang jarang dan terdiri dari berbagai jumlah

jaringan fibrovaskular dan adiposa yang ditutupi oleh epitel skuamosa. Fibrovascular

polip biasanya muncul di dekat otot cricopharyngeus, yang secara bertahap memanjang

selama periode beberapa tahun yang terseret ke arah inferior seiring dengan gerak

peristaltik esofagus. Pada kasus yang jarang, individu yang terkena mungkin memiiki

presentasi klinis yang spektakuler, dengan regurgitasi massa berbentuk daging ke dalam

faring atau mulut atau bahkan asfikisia dan sudden death jika polip yang ter-regurgitasi

menutupi laring. Polip fibrovaskular biasanya muncul pada pemeriksaan barium sebagai

massa yang halus, dapat terekspansi dan berbentuk sosis yang meluas pada lumen

esofagus porsi atas dan tengah (gambar 20). Lesi utamanya tersusun atas jaringan adiposa

dan saat tampak sebagai fat-attenuation pada gambaran CT, dimana lesi yang memiliki

jumlah jaringan fibrovaskular yang lebih banyak mungkin memiliki tampakan heterogen

dengan area lemak ter-juxtaposisi-kan terhadap area soft-tissue attenuation.

Gambar 20. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan polip fibrovaskular yang besar yang tampak sebagai massa yang

berbentuk sosis (panah hitam) yang meluas pada lumen esofagus torasik bagian atas.

Perhatikan polipoid pada ujung distal dari polip (anak panah putih).

MALIGNANT TUMORS (TUMOR GANAS)

Karsinoma Esofagus

Karsinoma esofagus merupakan 1% dari semua kanker di Amerika Serikat dan 7% dari

semua tumor gastrointestinal. Awal penyebaran tumor esofagus terjadi karena

kekurangan serosa, sehingga tidak ada barrier anatomis untuk mencegah kanker ini

menyebar dengan cepat ke mediastinum. Pasien dengan karsinoma esofagus biasanya

muncul dengan disfagia, akan tetapi kondisi ini adalah sebuah temuan akhir yang

berkembang setelah tumor telah menginvasi dinding esofagus, peri-esofagus limfatik,

atau struktur mediastinum lain. Akibatnya, kebanyakan pasien memiliki lesi tingkat

lanjut pada saat didiagnosis, dengan tingkat kelangsungan hidup 5-tahun kurang dari

10%. Secara histologis, 50% -70% dari tumor ini adalah karsinoma sel skuamosa, dan

30% -50% sisanya adalah adenocarcinoma.

Karsinoma sel skuamosa paling sering berkembang pada pasien dengan riwayat

konsumsi alkohol dan / atau konsumsi tembakau dalam jangka waktu lama, sedangkan

adenokarsinoma hampir selalu muncul dengan latar belakang mukosa Barrett pada

esofagus. Prevalensi yang dilaporkan pada pasien dengan adenokarsinoma esophagus

Barret adalah sekitar 10%. Karena tumor ini berkembang akibat adanya displasia epitel

progresif yang berat, banyak peneliti menganjurkan survelilance endoskopik pada pasien

yang diketahui memiliki esofagus Barrett untuk mendeteksi perubahan displastik atau

perubahan karsinomatosa awal sebelum terbentukya adenokarsinoma tingkat lanjutan.

Esofagografi kontras ganda memiliki sensitivitas > 95% dalam mendeteksi kanker

esofagus, yang junlahnya sebanding dengan sensitivitas endoskopi yaitu sebesar 95-

100% saat spesimen brushings dan biopsi diperoleh. Kanker esofagus dini biasanya

berupa lesi yang menonjol dan berukuran kecil dengan ukuran <3,5 cm. Tumor ini dapat

terlihat pada pemeriksaan kontras ganda sebagai lesi plaquelike (sering mengandung

ulkus sentral yang datar) (Gambar 21), polip sesil dengan kontur yang halus atau sedikit

lobulated, atau berupa irregularitas fokal pada dinding esofagus. Adenokarsinoma dini

juga dapat bermanifestasi sebagai sebuah area pada dinding esofagus yang datar yg

terlokalisir, atau sbagai suatu irregularitas pada striktur peptikum yang sudah ada

sebelumnya. Spreading-carcinoma superfisial merupakan bentuk lain dari kanker

esophagus awal yg ditandai oleh nodul yang terbentuk dengan buruk atau plak-plak yang

bergabung satu sama lain, yang menghasilkan sebuah area konfluen penyakit (Gambar

22).

Gambar 21. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan kanker esofagus awal pada profile sebagai suatu lesi plaque-like

(anak panah hitam) dengan ulkus sentral yang datar (anak panah putih) pada dinding

lateral midesofagus.

Gambar 22. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan perluasan superfisial dari karsinoma sebagai area fokal dari

nodularitas mukosa (anak panah) pada midesofagus, tanpa diskresi massa.

Karsinoma esofagus tahap lanjut biasanya terlihat pada pemeriksaan barium sebagai lesi

infiltrasi, polipoid, ulseratif, atau lesi varicoid. Karsinoma infiltratif bermanifestasi

sebagai penyempitan luminal irreguler dengan nodularitas mukosa atau ulserasi dan tepi

shelflike yang tidak berbatas tegas (Gambar 23). Karsinoma polipoid tampak sbagai suatu

massa intraluminal lobuler atau sebaga massa polipoid ulseratif (Gambar 24). Karsinoma

ulseratif primer tampak sebagai ulkus meniscoid raksasa yang dikelilingi oleh rind (kulit)

radiolusen tumor tersebut. karsinoma varicoid merupakan penyebaran submukosa dari

tumor yang menghasilkan defek longitudal yang tebal dan berliku-liku yang memiliki

tampakan serupa dengan varises. Tumor vraricoid memiliki konfigurasi terfiksasi akan

tetapi varises dapat mengalami perubahan ukuran dan bentuk pada fluoroskopi. Varises

jarang menyebabkan disfagia karena strukturnya yang lembut dan dapat terkompresi.

Oleh karena itu, biasanya kondisi-kondisi ini mungkin dapat dibedakan pada temuan

klinis dan temuan radiografi.

Gambar 23. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan karsinoma infiltratif lanjut sebagai area irregular yang menyempit,

disertai nodularitas mukosa, ulserasi, dan batasan shelf-like (anak panah) pada

midesofagus.

Gambar 24. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan karsinoma esofagus lanjut sebagai massa polipoid (anak panah

putih) dengan area ulserasi yang luas (anak panah hitam) pada dinding postero lateral

kanan esofagus bagian distal.

Gambar 25. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan karsinoma faricoid sebagai lesi submukosa terlobulasi pada bagian

esofagus distal yang sering dikelirukan sebagai varises.

Karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma pada esofagus tidak dapat dibedakan

dengan mudah pada pemeriksaan barium. Meskipun demikian, karsinoma sel skuamosa

cenderung untuk melibatkan bagian atas atau tengah esofagus, sedangkan

adenokarsinoma terletak terutama di esofagus distal. Tidak seperti karsinoma sel

skuamosa, adenokarsinoma juga memiliki kecenderungan signifikan untuk menyerang

bagian cardiac aatau fundus dari gaster dan merupakan 50% dari semua tumor ganas

yang melibatkan gastroesophageal junction.

Karsinoma esofagus dapat bermetastasis ke bagian lain dari esofagus melalui jaringan

yang kaya akan saluran limfatik intramural. Metastasi satelit ini dapat muncul sebagai

lesi polipoid, lesi plaquelike, atau lesi ulserasi yang terpisahkan oleh mukosa normal

dari tumor primer. Tumor juga menyebar secara sub-diafragmatik ke lambung proksimal

melalui limfatik submukosa. Metastases pada bagian cardiac dan fundus lambung dapat

muncul sebagai massa submukosa besar yang seringkali memiliki ulkus sentral.

Strategi pengobatan yang tepat untuk karsinoma esofagus tergantung pada penentuan

stage yang akurat dari tumor dengan bantuan CT, MRI, atau sonografi endoskopik.

Staging tumor berada di luar cakupan review ini.

Tumor Ganas Lainnya

Limfoma non-Hodgkin dan limfoma Hodgkin mungkin dapat menyerang esofagus.

Limfoma esofageal dapat terlihat pada pemeriksaan barium sebagai suatu massa

submukosa, lesi polipoid, lipatan yang membesat atau striktur. Spindle Cell Carcinoma

(yang dahulu dikenal sebagai karsinosarkoma) adalah tumor lain yang jarang ditemukan

dan ditandai dengan massa intraluminal polipoid besar yang meluas pada lumen esofagus

tanpa menyebabkan obstruksi. Tumor ganas lainnya yang melibatkan esofagus meliputi

leiomiosarkoma, melanoma maligna dan sarkoma kaposi.

VARISES

Uphill Varices

Varises Uphill biasanya disebabkan oleh hipertensi portal disertai dengan aliran

hepatofugal melalui pembuluh kolateral esofageal yang terdilatasi pada bagian superior

vena cava. Varises Uphill dapat menyebabkan perdarahan GIT bagian atas. Varises

tampak pada pemeriksaan barium sebagai defek serpentine longitudinal filling pada

bagian distal dari esofagus pars thoracic (gambar 26). Varises ini terlihat dengan baik

pada mucosal-relief views pada esofagus yang kolaps ketika pasien berada pada posisi

RAO, dengan menggunakan suspensi barium densitas tinggi atau pasta barium untuk

meningkatkan perlekatan mukosa. Diagnosis banding varises ini meliputi karsinoma

varicoid dan esofagitis dengan lipatan yg menebal.

Gambar 26. Gambaran prone RAO dari esofagografi kontras

tunggal menunjukkan varises esofageal uphill sebagai defek serpiginosa pada esofagus

bagian bawah.

Downhill Varices

Varises Downhill biasanya disebabkan oleh obstruki vena cava superior dengan aliran ke

bawah melalui pembuluh kolateral esofagus yang terdilatasi menuju sistem vena portal

dan vena cava inferior. Penyebab varises Downhill meliputi trombosis sentral catheter-

related pada vena cava superior, karsinoma bronkogenik atau tumor metastatik yang

melibatkan mediastinum, limfoma, goiter substernal, radiasi mediastinum dan

mediastinitis sklerotik. Kebanyakan pasien dengan varises Downhill memiliki sindrom

vena cava superior pada presentasi klinis. Varises tampak sebagai defek serpentine

longitudinal filling yang terbatas pada bagian atas atau bagian tengah esofagus (gambar

27). Venografi, CT atau pencitraan MRI dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya

obstruksi vena cava superior dan untuk membantu mencari penyebab yang mendasari.

Gambar 27. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan varises esofagus downhill sebagai defek serpiginosa pada

midesofagus di atas level karina.

LOWER ESOPHAGEAL RINGS (CINCIN ESOFAGUS BAGIAN BAWAH)

Cincin esofagus bawah (Lower Esophageal Ring) adalah temuan yg sering didapatkan

pada esofagram, namun hanya sedikit yg menimbulkan gejala. Istilah cincin Schatzki

dikhususkan untuk cincin esofagus bawah pada pasien yang mengalami disfagia. Cincin

tersebut hampir selalu berada pada gastroesophageal junction. Secara histologis,

permukaan superior dari cincin dibatasi oleh epitel kolumnar. Patogenesis pasti cincin

Schatzki masih belum pasti, namun beberapa cincin diperkirakan muncul sebagai akibat

dari jaringan parut yg terbentuk akibat esofagitis refluks.

Cincin esofageal yang lebih rendah tampak pada pemeriksaan barium sebagai suatu

konstriksi berbentuk cincin berukuran 2-3 mm di atas gastroesophageal junction, hampi

selalu terletak di atas hernia hiatus (gambar 28a). Cincin dapat terlewatkan jika

essofagus distal tidak terdistensi dengan adekuat pada fluoroskopi (gambar 28b), sehngga

penting untuk mendapatkan tampilan esofagus sebelumnya dengan cara meminum

suspensi barium densitas rendah secara terus menerus. Sebaliknya, cincin juga dapat

terlewatkan jika hernia hiatus mengalami over-distensi yang menyebabkan overlapping

esofagus distal dan hernia yang menutupi cincin. Cincin dengan diameter luminal

maksimal >20 mm jarang menyebabkan disfagia, dimana cincin dengan diameter

maksimum <13 mm hampir selalu menyebabkan disfagia. Pemeriksaan menunjukkan

bahwa esofagografi adalah tehnik yang sensitif untuk mendeteksi cincin esofageal

simtomatik yang lebih rendah, yang terkadang memperlihatkan cincin-cincin yang

terlewatkan pada pemeriksaan endoskopi.

Gambar 28. Cincin Schatzki. A.

Gambaran prone RAO dari esofagografi kontras tunggal menunjukkan cincin Schatzki

sebagai suatu konstriksi yang halus, simetris dan berbentuk seperti cincin (panah putih)

pada bagian distal esofagus tepat diatas hernia hiatus (panah hitam). B. Gambaran

upright LPO dari esofagografi kontras ganda menunjukkan penyempitan yang halus pada

esofagus distal tanpa terlihat adanya cincin dikarenakan distensi yang adekuat.

DIVERTICULA

Pulsion Diverticula

Divertikula pulsion cenderung terletak di esofagus distal dan sering dikaitkan dengan

hasil fluoroskopi atau manometric dari dismotilitas esofagus. Divertikula ini biasanya

terdeteksi sebagai temuan insidentil pada pasien tanpa gejala esofagus. Namun,

divertikulum epiphrenic yang besar berdekatan dengan persimpangan gastroesofagus

dapat menyebabkan disfagia, regurgitasi, atau aspirasi. Divertikula pulsion muncul pada

pemeriksaan barium sebagai bentukan bulat berleher lebar yang gagal dikosongkan

ketika esofagus kolaps.

Traction Diverticula (Divertikula Traksi)

Divertikula Traksi terjadi di midesophagus dan biasanya disebabkan oleh tuberkulosis

atau jaringan parut dari histoplasmosis pada kelenjar getah bening perihilar. Karena

divertikula traksi berisi semua lapisan dinding esofagus, mereka dapat mempertahankan

elastisitas dan kosong isinya ketika esofagus kolaps pada pemeriksaan fluoroskopi.

Divertikula traksi sering memiliki tampilan segitiga atau tenda yang dihasilkan dari traksi

pada divertikulum oleh proses fibrosis dalam mediastinum yang berdekatan.

Pseudodiverticula Esofagus Intramural

Pseudodiverticula esofagus intramural terdiri dari saluran ekskretoris kelenjar lendir yang

melebar di dalam esofagus. Pseudodiverticula biasanya tampak pada esophagrams

sebagai suatu kantung yang berbentuk seperti botol pada baris yang paralel terhadap

aksis longitudinal esofagus (Gambar 29). Bila dilihat secara en face pada esofagram

kontras ganda, pseudovertikula dapat disalahkan sebagai suatu ulkus kecil. Ketika dilihat

secara profile, pseudovertikula seringkali tampak mengambang pada luar dinding

esofagus, tanpa hubungan yg nyata terhadap lumen (gambar 29). Banyak pasien memiliki

pseudovertikula cluster terisolasi pada esofagus distal pada bagiun striktur peptikum.

Pada kasus tertentu, pseudovertikula mungkin tampak sebagai suatu jaringan parut

sequela dari esofagitis refluks. Lebih jarang, pseudovertikula memiliki distribusi difus

dan terkait dengan stritur esofagus. Ketika striktur muncul, pasien mungkin tampak

mengalami disfagia, namun pseudovertikula sebenarnya jarang menimbulkan gejala.

Gambar 29. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan pseudo-vertikula intramural esofagus multipel sebagai suatu kantong

luar (panah hitam) pada baris longitudinal yang paralel terhadap aksis panjang dari

esofagus.

PENYAKIT MOTILITAS ESOFAGUS

Achalasia

Achalasia Primer merupakan sebuah kondisi idiopatik yang melibatkan pleksus

myentericus pada esofagus, sedangkan achalasia sekunder disebabkan oleh kondisi lain

yang mendasarinya, paling sering tumor ganas yang melibatkan gastroesophageal

(terutama karsinoma pada kardia gaster). Achalasia primer ditandai dengan tidak adanya

gerakan peristaltik primer di esofagus dan relaksasi inkomplit dari sfingter esofagus

bagian bawah, yang memanifestasikan pada pemeriksaan dengan barium sebagai suatu

penyempitan beaklike (menyerupai paruh burung) dan meruncing dari esofagus distal

berdekatan dengan perbatasan gastroesophageal (Gambar 30). Pada penyakit lanjut,

esofagus dapat menjadi melebar dan berliku-liku pada bagian distal (yaitu, "sigmoid"

esofagus). Karena perkembangan gejala lambat, individu yang terkena biasanya memiliki

disfagia lama ketika mereka mencari bantuan medis.

Gambar 30. Gambaran upright LPO dari esofagografi kontras

ganda menunjukkan temuan tipikal akalasia primer, dengan dilatasi esofagus aperistaltik

dan penyempitan yang berbentuk seperti paruh (anak panah) pada bagian esofagus distal

yang disebabkan pembukaan tidak sempurna dari sfingter esofagus bagian bawah.

Achalasia sekunder juga ditandai dengan menghilangnya gerakan peristaltik pada

esofagus dan penyempitan esofagus menyerupai paruh burung di dekat perbatasan

gastroesophageal. Pada achalasia sekunder yang disebabkan oleh tumor di persimpangan

gastroesophageal, , panjang segmen yang menyempit seringkali lebih besar daripada

yang di achalasia primer karena penyebaran tumor ke dalam esofagus distal (Gambar 31).

Segmen yang menyempit juga dapat menjadi asimetris, nodular, atau bahkan dapat

menjadi ulserasi karena tumor dapat menginfiltrasi regio ini. Dalam beberapa kasus,

pemeriksaan dengan barium dapat menunjukkan tanda-tanda keganasan pada kardia

lambung, dengan distorsi atau obliterasi pada kardia lambung. Riwayat klinis juga

penting, karena pasien dengan achalasia primer hampir selalu mengalami disfagia dalam

jangka waktu yang lama, sedangkan pasien dengan achalasia sekunder biasanya lebih tua

(di atas usia 60 tahun) dengan onset disfagia akut (kurang dari 6 bulan) dan penurunan

berat badan .

Gambar 31. Gambaran prone RAO dari esofagografi kontras

tunggal menunjukkan penyempitan yang berbentuk seperti paruh (panah hitam) pada

bagian distal esofagus yang dikarenakan akalasia sekunder.

Penyakit Motilitas Esofagus Lainnya

Spasme esofagus yang bersifat difus simtomatik dapat bermanifestasi pada pemeriksaan

barium sebagai peristaltik yang melemah atau menghilang secara berulang, hilangnya

lumen, kontraksi non-peristaltik yang menghasilkan esofagus "corkscrew" .

Bagaimanapun, pasien-pasien ini lebih sering memiliki beberapa kontraksi non-

peristaltik dengan tingkat keparahan ringan sampai sedang tanpa gambaran esofagus

“corkscrew”. Pasien yang lebih tua mungkin memiliki gerakan peristaltis intermiten yang

melemah di esofagus distal dan kontraksi beberapa gerakan non-peristaltik walaupun

tidak menunjukkan gejala kelainan esofagus, suatu manifestasi yang relatif sering terjadi

pada proses penuaan yang dikenal sebagai presby-esofagus.